efektivitas sistem dan prosedur penanganan ......i efektivitas sistem dan prosedur penanganan...
TRANSCRIPT
1
EFEKTIVITAS SISTEM DAN PROSEDUR PENANGANAN
PIUTANG TAK TERTAGIH PADA PT ADIRA FINANCE
WILAYAH SUL-SEL KOTA MAKASSAR
SKRIPSI
Oleh
EDI SUSANTO
105730525115
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MAKASSAR
2020
i
EFEKTIVITAS SISTEM DAN PROSEDUR PENANGANAN
PIUTANG TAK TERTAGIH PADA PT. ADIRA FINANCE
WILAYAH SUL-SEL KOTA MAKASSAR
SKRIPSI
Oleh
EDI SUSANTO
105730525115
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Rangka Menyelesaikan Studi
Pada Program Studi Strata 1 Akuntansi
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MAKASSAR
2020
ii
iii
iv
v
MOTTO
Usaha adalah kunci kesuksesan, namun kegagalan menjadi
pendorong untuk meraih kesuksesan.
Sukses ibarat belajar berjalan, tanpa usaha maka kita tidak
akan bisa berdiri dan berjalan diatas kaki sendiri, tapi
memerlukan usaha yang keras untuk bisa bangkit dan berdiri
serta memulai langkah pertama.
PERSEMBAHAN
Saya mempersembahkan skripsi ini untuk kedua orang tuaku
yang tercinta, yang selalu setia mendoakan dan memberikan
kasih sayang yang tulus, serta untuk istriku yang tercinta.
Alhamdulillah…
Sebuah langkah usai sudah, satu cita sudah ku gapai
Namun,
ini bukan akhir dari perjuangan melainkan awal dari
perjuangan.
vi
ABSTRAK
Edi Susanto. 2020. Efektivitas Sistem Dan Prosedur Penanganan Piutang Tak
Tertagih Pada PT Adira Finance Kota Makassar. Skripsi Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh
Pembimbing 1 Ansyarif Khalid dan pembimbing ll Samsul Rizal
Perusahaan pemberian kredit semakin berkembang diakibatkan semakin
berkembangnya permintaan terhadap barang-barang konsumsi konsumen.
Perusahaan pemberi kredit dituntut memperhatikan prosedur pemberian kredit dan
penagihan terhadap piutang yang lebih selektif untuk menjaga kelangsungan hidup
perusahaan. Perusahaan pemberi kredit juga menghadapi tingkat persaingan yang
semakin ketat dari perusahaan pesaing.
Rumusan masalah dalam penelitian yang berjudul Efektivitas Sistem Dan
Prosedur Penanganan Piutang Tak Tertagih Pada PT Adira Finance Kota Makassar.
Untuk menciptakan sistem dan prosedur pemberian kredit dan penagihan piutang
yang selektif tetapi dapat bersaing dan diminati masyarakat.
Berdasarkan hasil penelitian, kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut:
Timbulnya kredit macet dikarenakan kelalaian pihak kredit didalam melakukan
proses penagihan dan integrity dari pihak kredit yang kurang.
Kata Kunci: sistem dan prosedur kredit, piutang tak tertagih.
vii
ABSTRACT
Edi Susanto. 2020. Effectiveness of Uncollectible Receivables Management Systems
and Procedures at PT Adira Finance Makassar City, Thesis of Accounting Study
Program, Faculty of Economics and Business, Muhammadiyah University of
Makassar. Bombed by Supervisor 1 Ansyarif Khalid and mentor II Samsul Rizal
Lending companies are growing due to growing demand for consumer
consumer goods. Companies that provide credit are required to pay attention to more
selective procedures for providing credit and collection of accounts receivable to
maintain the survival of the company. Credit companies are also facing an increasing
level of competition from competing companies.
The formulation of the problem in the study, entitled Effectiveness of
Systems and Procedures for Handling Uncollectible Accounts at PT Adira Finance
Makassar City. To create a system and procedures for credit distribution and
collection of accounts receivable that are selective but can compete and attract the
public's interest.
Based on the research results, the conclusions that can be drawn are as
follows:
The emergence of bad credit is due to the negligence of the credit party in carrying
out the billing process and the lack of integrity of the credit party.
Keywords: credit systems and procedures, bad debts.
viii
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulillah penulis panjat kan ke hadrat Allah SWT atas segala
rahmat dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hambarnya. Shalawat dan
salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah SAW beserta para keluarga,
sahabat dan para pengikutnya. Merupakan nikmat yang tiada ternilai manakala
penulisan skripsi yang berjudul “Efektivitas Sistem Dan Prosedur Penanganan
Piutang Tak Tertagih Pada PT Adira Wilayah Sul-Sel Kota Makassar”.
Skripsi yang penulis buat ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam
penyelesaian Program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar.
Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada
kedua orang tua penulis yang tercinta Bapak Wastur dan Ibu robiyatun yang telah
membesarkan, melindungi dan mendidik penulis serta doa dan bimbingan dengan
penuh kasih sayang yang mengalir sepanjang hidup. Sembah sujud kupersembahkan
sebagai ungkapan rasa syukur yang teramat dalam atas seluruh pengorbanan yang
telah beliau. Dan tidak lupa ku ucapkan terima kasih kepada seluruh keluarga besar
atas segala pengorbanan, dukungan dan doa restu yang telah diberikan demi
keberhasilan penulis dalam menuntut ilmu. Dan saudara-saudaraku tercinta yang
senantiasa mendukung dan memberikan semangat hingga akhir studi ini. Semoga apa
yang telah mereka berikan kepada penulis menjadi ibadah dan cahaya penerang
kehidupan di dunia dan di akhirat
ix
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa
adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula penghargaan yang
setinggi-tingginya dan terima kasih banyak disampaikan dengan hormat kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag, Rektor Universitas Muhammadiyah
Makassar.
2. Bapak Ismail Rasulong, SE., MM., Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Muhammadiyah Makassar.
3. Bapak Dr. Ismail Badollahi, SE.,MSi,Ak.CA.CSP selaku Ketua Program Studi
Akuntansi Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Bapak Dr. Ansyarif Khalid. SE.,M.Si.Ak.CA., selaku pembimbing I yang
senantiasa meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis,
sehingga Skripsi selesai dengan baik.
5. Bapak Samsul Rizal, SE.,MM., selaku pembimbing II yang telah berkenan
membantu selama dalam penyusunan Skripsi hingga ujian Skripsi.
6. Bapak/Ibu dan asisten dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar yang tak kenal lelah banyak menuangkan ilmunya
kepada penulis selama mengikuti kuliah.
7. Segenap staf dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar.
8. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Akuntansi
Angkatan 2015. Terkhusus buat Akuntansi 3 angkatan 2015 terima kasih atas
kebersamaannya menemaniku dalam suka dan duka. Semuanya tidak akan
pernah terlupakan oleh penulis, terutama Arjuna, Hartina, Adi, dan Fatma.
x
9. Terima kasih teruntuk semua kerabat yang tidak bisa saya jelaskan satu persatu
yang telah memberikan semangat, motivasi dan dukungannya sehingga penulis
dapat merampungkan penulisan Skripsi ini.
Akhirnya, sungguh penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih sangat
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kepada semua pihak terutama para
pembaca yang budiman, penulis senantiasa mengharapkan saran dan kritikannya
demi kesempurnaan Skripsi ini.
Mudah-mudahan Skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak terutama kepada Almamater Kampus Biru Universitas Muhammadiyah
Makassar.
Wassalamualaikum Wr.Wb
Makassar, 19 September 2020
Penulis
xi
DAFTAR ISI
SAMPUL i
HALAMAN PERSETUJUAN ii
HALAMAN PENGESAHAN iii
HALAMAN PERNYATAAN iv
MOTTO v
ABSTRAK vi
ABSTRACT vii
KATA PENGANTAR viii
DAFTAR ISI ix
DAFTAR TABEL xiii
DAFTAR GAMBAR xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 5
C. Tujuan Penelitian 5
D. Manfaat Penelitian 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Sistem dan Prosedur Piutang Tak Tertagih 7
B. Pengertian Akuntansi 9
C. Piutang 12
D. Prosedur Penanganan Piutang Tak Tertagih 19
E. Studi Penelitian Terdahulu 30
xii
F. Kerangka Pikir 39
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian 41
B. Waktu Dan Tempat Penelitian 41
C. Prosedur Penelitian 41
D. Jenis Data 41
E. Sumber Data 41
F. Teknik Pengumpulan Data 42
G. Metode Analisis 42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian 44
B. Penyajian Data 52
C. Prosedur Penagihan Piutang PT Adira Finance 56
D. Menghitung Piutang Tak Tertagih Berdasarkan Umur Piutang 58
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan 66
B. Saran 66
DAFTAR PUSTAKA 68
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
xiii
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
Table 2. 1 Penelitian terdahulu 31
Table 4. 1 Umur Piutang dan Tindakan 54
Table 4. 2 Daftar Umur Piutang PT Adira Finance Tahun 2019 55
Tabel 4.3 Kelompok Umur 59
Tabel 4.4 Jumlah Setiap Kelompok Umur Piutang 60
Tabel 4.5 Persentase Setiap Umur Piutang 61
Tabel 4.6 Total Estimasi Piutang tak tertagih 61
Tabel 4.7 Kategori Piutang 62
Tabel 4.8 Pengaruh adanya Cadangan Piutang tak Tertagih pada Piutang usaha dan
aset lancar 64
Tabel 4.9 Pengaruh adanya cadangan piutang usaha dan aset lancar 64
xiv
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
Gambar 2. 1 Kerangka Pikir 40
Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT Adira Finance 40
Gambar 4. 2 Logo PT Adira Finance 51
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada masa kini kredit merupakan salah satu alternatif untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat, mengingat kebutuhan akan barang
furniture, elektronik, kendaraan, semakin meningkat sesuai dengan
meningkatnya taraf hidup masyarakat khususnya yang menggunakannya,
maka usaha kredit sangat membantu masyarakat untuk menunjang kebutuhan
akan barang tersebut. Salah satu penyedia usaha barang kredit yaitu PT Adira
Finance wilayah SulSel Area Makassar. PT Adira Finance merupakan salah
satu perusahaan swasta yang bergerak di bidang penyediaan dana atau
pembiayaan yang memiliki peran dalam perekonomian di Indonesia.
Menurut Ahmad Syafi'i Syakur,(2009:93) piutang menunjukan adanya
klaim perusahaan kepada pihak (perusahaan) lain dalam bentuk uang, barang,
jasa atau dalam bentuk aktiva non kas lainnya yang harus dilakukan
penagihan pada tanggal jatuh temponya.
Berdasarkan UU No. 10 tahun 1998 dalam pasal satu tentang kredit,
kredit merupakan penyediaan uang atau tagihan berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan pinjam meminjam antara penyedia dan badan pihak peminjam
untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian
bunga sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan
pembiayaan.
2
Perusahaan pembiayaan memberikan pinjaman kepada konsumen
dengan melihat beberapa pertimbangan sesuai dengan peraturan yang
ditetapkan oleh perusahaan serta sebelum memberikan kreditnya kepada
nasabah, kreditur melakukan survei tentang calon nasabahnya.
Pada umumnya tujuan perusahaan melakukan kegiatan operasional
yaitu untuk memperoleh laba. Dalam perolehan laba yang maksimum
tentunya perusahaan harus melakukan berbagai strategi penjualan salah
satunya adalah penjualan secara kredit. Penjualan secara kredit merupakan
salah satu strategi yang cocok untuk menarik minat lebih banyak pelanggan
dan meningkatkan volume penjualan. Dimana penjualan secara kredit ini
akan menimbulkan piutang usaha.
Kredit merupakan sumber pendapatan dan keuntungan perusahaan
pembiayaan yang terbesar. Disamping itu kredit juga merupakan jenis
kegiatan penggunaan dana yang sering terjadi penyebab utama perusahaan
pembiayaan mengalami masalah terbesar yaitu pembiayaan tidak terlepas
sama sekali dari resiko piutang yang tak tertagih atau adanya kredit macet.
Peraturan menteri keuangan Nomor 57/MPK.03/2010 piutang usaha
adalah piutang yang timbul dari transaksi bisnis yang wajar sesuai dengan
bidang usahanya. Piutang usaha merupakan kekayaan perusahaan yang timbul
akibat adanya penjualan secara kredit dan secara akuntansi sudah diakui
sebagai pendapatan.Dalam prakteknya tidak semua piutang dapat tertagih
perusahaan melaporkan piutang usaha sebesar nilai bersih yang dapat
direalisasikan. Dengan begitu perusahaan membutuhkan estimasi piutang tak
3
tertagih. Dalam membuat estimasi piutang tak tertagih ada metode yaitu
metode penghapusan langsung dan metode cadangan kerugian piutang.
Cadangan kerugian piutang memperkirakan porsi dari piutang yang
tidak dapat ditagih dalam perdagangan piutangnya. Penyesuaian dilakukan
pada akhir periode untuk mencatat biaya atas piutang yang tidak dapat ditagih
di masa depan dengan penyesuaian secara periodik, dengan tujuan untuk
mengurangi nilai piutang pada jumlah kas yang diharapkan dapat
direalisasikan kedua, untuk mempertemukan biaya piutang tidak tertagih pada
suatu periode dengan pendapatan pada periode tersebut.
Piutang tak tertagih merupakan suatu kerugian bagi perusahaan dan
kerugian ini harus dicatat sebagai beban (expense) yaitu sebagai beban
piutang tak tertagih (debt expense).Piutang yang juga merupakan pendapatan
adalah salah satu dasar ekonomi. Besarnya pendapatan yang dihasilkan oleh
suatu perusahaan sangat berpengaruh terhadap jumlah laba yang dihasilkan
oleh perusahaan tersebut.
Laporan keuangan merupakan rincian dari suatu proses pencatatan
yang bersumber dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi. Laporan
keuangan disusun untuk menyediakan informasi yang menunjukkan posisi
keuangan yang bermanfaat bagi pemakai dalam pengambilan keputusan
ekonomi serta menunjukkan sumber daya yang dipercaya kepada pihak
manajemen.
Akuntansi piutang tak tertagih merupakan hal yang penting yang
harus dipahami oleh perusahaan untuk menghasilkan laporan keuangan yang
4
dapat dipercaya dan sesuai dengan pernyataan standar akuntansi keuangan.
Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengangkat sebab judul yang
berkaitan dengan piutang tak tertagih. Judul yang diangkat penulis yaitu
“Sistem dan Prosedur Penanganan Piutang Tak Tertagih Pada PT Adira
Finance Wilayah Sul-Sel Area Makassar”.
PT Adira Finance merupakan perusahaan yang bergerak dibidang
pembiayaan, dengan melayani kepentingan pelanggan juga mencari
keuntungan demi kelangsungan hidup perusahaannya serta untuk memperluas
usahanya.
Beberapa peneliti terdahulu telah menunjukan hasil yang berbeda
seperti hasil penelitian yang dilakukan oleh Afriyani pada tahun 2012 dimana
dalam prosedur penjualan kredit PT. Kedaung Batam belum cukup efektif,
karena pemberian penjualan kredit tidak dilakukannya otorisasi kredit terlebih
dahulu.
Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Suropati tahun 2013
menyatakan bahwa adanya pemeriksaan piutang yang dilakukan oleh bagian
Finance terhadap piutang untuk saling cek maka dapat disimpulkan bahwa
sebagian besar telah menjalankan praktik yang sehat dalam penagihan
piutang.
Berdasarkan kondisi tersebut yang diperkuat dengan adanya beberapa
perbedaan hasil terdahulu maka peneliti tertarik untuk melakukan pengujian
kembali mengenai sistem dan prosedur penanganan piutang tak tertagih.
Dengan demikian judul penelitian yang diangkat adalah “Efektifitas Sistem
5
dan Prosedur Penanganan Piutang Tak Tertagih Pada PT Adira Finance
Wilayah Sul-Sel Area Makassar”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang sebelumnya, maka yang menjadi rumusan
masalah adalah sebagai berikut: “Bagaimanakah Efektivitas Sistem dan
Prosedur Penanganan Piutang Tak Tertagih Pada PT Adira Finance sudah
efektif ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada rumusan masalah maka tujuan dari penelitian ini
yaitu untuk mengetahui efektivitas sistem dan prosedur penanganan piutang
tak tertagih yang dilaksanakan oleh PT. Adira Finance.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Bagi perusahaan, memberikan informasi yang bermanfaat bagi
perusahaan sebagai bahan evaluasi perusahaan serta bahan pertimbangan
dalam mengambil keputusan dan mungkin bisa memberikan saran
kepada pihak yang berkepentingan dalam hal sistem dan prosedur
penanganan piutang tak tertagih serta sebagai referensi bagi perusahaan
untuk menambah wawasan dan mengetahui mengenai piutang tak
tertagih.
2. Bagi akademis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak
akademis sebagai literatur perpustakaan informasi dan pengetahuan bagi
6
berbagai pihak dan dapat digunakan untuk bahan penelitian selanjutnya.
Serta sebagai sarana untuk menerapkan teori-teori yang telah diperoleh
selama masa studi dan menambah pengetahuan serta wawasan bagi
penulis tentang praktek akuntansi yang terjadi di perusahaan dalam
Sistem dan Prosedur Penanganan Piutang Tak Tertagih.
3. Bagi masyarakat, sebagai referensi bagi masyarakat untuk menambah
wawasan dan pengetahuan mengenai piutang tak tertagih.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Sistem Dan Prosedur Piutang Tak Tertagih
Sistem adalah sekelompok elemen yang terintegrasi dengan tujuan
yang sama untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Menurut Isa (2014: 6)
menyatakan bahwa sistem merupakan rangkaian komponen-komponen
yang memiliki kaitan-kaitan satu sama lainnya untuk membentuk satu
kesatuan yang bekerja sama untuk mencapai suatu sasaran atau tujuan
yang sama. sistem didefinisikan sebagai suatu kerangka dari prosedur yang
saling berhubungan yang disusun dengan suatu skema yang menyeluruh
untuk melaksanakan suatu kegiatan atau fungsi utama perusahaan.
sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang erat
berhubungan satu dengan yang lainnya, yang berfungsi bersama-sama
untuk mencapai tujuan tertentu, menurut Marshall (2015: 3) “sistem
adalah serangkaian dua atau lebih komponen yang saling terkait dan
berinteraksi untuk mencapai tujuan”. Sebagian besar sistem terdiri dari
subsistem yang lebih kecil yang mendukung sistem yang lebih besar. Dari
definisi sistem diatas, maka dapat dikatakan bahwa sistem adalah
sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan yang lainnya untuk
melaksanakan suatu kegiatan-kegiatan secara bersama-sama untuk
mencapai suatu tujuan. Selanjutnya prosedur adalah panduan-panduan atau
instruksi bagaimana caranya mengendalikan sistem informasi Isa (2014:
18).
8
Prosedur merupakan rangkaian kegiatan yang saling berhubungan
satu dengan yang lainnya, prosedur biasanya melibatkan beberapa orang
dalam suatu departemen. Prosedur ini dibuat untuk menjamin penanganan
secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang.
Menurut Baridwan (2009: 3) definisi prosedur adalah sebagai
berikut: prosedur adalah suatu urutan-urutan kegiatan klerikal (Clerical),
biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu bagian atau lebih,
disusun untuk menjamin adanya perlakuan yang seragam terhadap
transaksi-transaksi perusahaan yang sedang terjadi.
definisi prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya
melibatkan beberapa orang dalam suatu departemen atau perusahaan atau
lebih yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam terhadap
transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang.
Berdasarkan definisi prosedur diatas, maka dapat dikatakan bahwa
prosedur merupakan suatu kegiatan klerikal atau kegiatan yang saling
berhubungan yang melibatkan beberapa orang dalam melakukan kegiatan
berulang-ulang yang menjamin adanya perlakuan yang seragam terhadap
transaksi-transaksi yang terjadi di perusahaan. Terdapat beberapa fungsi
sistem akuntansi piutang tersebut saling berhubungan satu dengan yang
lainnya untuk tujuan tertentu.
Menurut Mulyadi (2014: 487) fungsi yang terkait dalam prosedur
penagihan piutang usaha adalah sebagai berikut:
9
1. Fungsi piutang, fungsi ini bertanggung jawab untuk mencatat segala
transaksi bertambahnya dan berkurangnya piutang kepada pelanggan
ke dalam kartu piutang dan membuat daftar piutang yang ditagih
untuk dikirimkan ke fungsi penagihan.
2. Fungsi penagihan, fungsi ini bertanggung jawab untuk melakukan
penagihan kepada para debitur perusahaan berdasarkan daftar piutang
yang ditagih yang dibuat oleh fungsi akuntansi.
3. Fungsi akuntansi, fungsi akuntansi bertanggung jawab atas pencatatan
transaksi penjualan dalam jurnal penjualan dan penerimaan kas dari
piutang.
4. Fungsi ini bertanggung jawab atas penerimaan-penerimaan cek dari
fungsi penagihan dan menyetorkan kas yang diterima dari berbagai
fungsi tersebut segera ke bank dalam jumlah penuh.
B. Pencatatan Piutang
Menurut Accounting Principles Board (APB) dalam Harahap
(2005: 4), akuntansi adalah merupakan suatu kegiatan jasa yang fungsinya
adalah memberikan informasi kuantitatif, umumnya dalam ukuran uang,
mengenai suatu badan ekonomi yang dimaksudkan untuk ukuran uang,
mengenai suatu badan ekonomi yang dimaksudkan untuk digunakan dalam
pengambilan keputusan ekonomi sebagai dasar memilih diantara alternatif.
Dalam buku A Statement of Basic Accounting Theory, akuntansi
diartikan sebagai sebagai “proses mengidentifikasikan, mengukur, dan
10
menyampaikan informasi ekonomi sebagai bahan informasi dalam hal
pertimbangan dalam mengambil kesimpulan oleh para pemakainya.”
American institute of Certified Public Accountants (AICPA)
mendefinisikan akuntansi seni pencatatan, penggolongan, dan
pengikhtisaran dengan cara tertentu dalam ukuran moneter dan kejadian
yang umumnya bersifat keuangan dan menafsirkan hasil-hasilnya.
Accounting Principle Board (APB) statement No.4 mendefinisikan
akuntansi sebagai kegiatan jasa. Fungsinya adalah memberikan informasi
kuantitatif, umumnya dalam ukuran uang, mengenai suatu badan ekonomi
yang dimaksud untuk digunakan dalam pengambilan keputusan ekonomi
yang digunakan dalam memilih antara beberapa alternatif.
Akuntansi memiliki peran penting dalam bisnis baik bisnis lokal
maupun bisnis internasional karena akuntansi menyediakan informasi
mengenai laporan-laporan keuangan untuk para pemangku kepentingan
mengenai aktivitas dan kondisi ekonomi perusahaan. akuntansi sebagai
sistem informasi yang menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan.
Menurut Rudianto (2010: 10) “Akuntansi adalah aktivitas
mengumpulkan, menganalisis, menyajikan dalam bentuk angka,
aktivitas/transaksi suatu badan usaha dalam bentuk informasi keuangan”.
Soemarso (2009: 3) menyatakan bahwa”Akuntansi adalah proses
mendefinisikan, mengatur dan melaporkan informasi ekonomi untuk
menggunakan adanya penilaian dan tegas bagi mereka yang menggunakan
11
informasi tersebut”. Dari definisi akuntansi diatas, maka dapat dikatakan
bahwa akuntansi adalah proses mengumpulkan, menganalisis,
mengklasifikasikan, mencatat dan menyajikan informasi dalam bentuk
laporan keuangan untuk memungkinkan adanya penilaian dan tegas bagi
mereka yang menggunakan informasi tersebut.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa akuntansi (Accouting) merupakan
proses pencatatan, mengklasifikasi dan pengikhtisaran kejadian-kejadian
ekonomi dengan suatu perlakuan yang logis yang bertujuan menyediakan
informasi keuangan, yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan.
Proses akuntansi dimulai dari transaksi kemudian direkam dalam suatu
dokumen, selanjutnya dicatat dalam buku jurnal sampai dengan menjadi
laporan keuangan.
Menurut Mulyadi (2014: 260), catatan akuntansi yang digunakan
untuk mencatat transaksi yang menyangkut piutang adalah:
1. Jurnal piutang, catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat
timbulnya piutang dari transaksi penjualan kredit.
2. Jurnal Retur penjualan, catatan akuntansi ini digunakan untuk
mencatat berkurangnya piutang dari transaksi retur penjualan atau
karena adanya pengambilan atau potongan yang menyebabkan
berkurangnya piutang dari transaksi retur penjualan tersebut.
3. Jurnal Umum, catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat
berkurangnya piutang dari transaksi penghapusan piutang yang tidak
12
lagi dapat ditagih sehingga memudahkan pembuatan laporan
keuangan.
4. Jurnal penerimaan Kas, catatan akuntansi ini digunakan untuk
mencatat berkurangnya piutang dari kas debitur.
5. Kartu piutang, buku pembantu yang memuat tentang rincian mutasi
catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat mutasi dan saldo
piutang kepada debitur atau pihak ketiga yang timbul karena adanya
suatu transaksi.
C. Analisis Umum Piutang Tak Tertagih
Piutang merupakan komponen aktiva lancar yang penting dalam
aktivitas ekonomi suatu perusahaan, karena merupakan aktiva lancar
perusahaan yang paling besar setelah kas. Piutang timbul akibat adanya
penjualan jasa dan barang secara kredit, bisa juga melalui pemberian
pinjaman. Adanya piutang menunjukkan terjadinya penjualan secara
kredit yang dilakukan perusahaan sebagai salah satu upaya perusahaan
dalam meningkatkan penjualan.
Besarnya piutang dagang dalam suatu perusahaan dipengaruhi oleh
perusahaan serta jangka waktu kredit yang diberikan kepada para
langganan. Rata-rata waktu penagihan piutang dagang sebagian
dipengaruhi oleh kondisi ekonomi, misalnya dalam situasi resesi dan
pasaran sedang lesu, maka sering terjadi bahwa sebagian dari pada
langganan atau nasabah terpaksa harus menunda-nunda pembayaran
utangnya. Sebagian lainnya dapat timbul sebagai akibat resiko usaha yang
13
dapat dikendalikan oleh pihak manajemen yang memberikan kredit
tersebut. Risiko kredit yang timbul adalah resiko tidak terbayarnya kredit
yang diberikan kepada para langganan kita. Oleh karena risiko kredit yang
ditimbulkan dalam penjualan kredit yang dilakukan perusahaan, maka
perusahaan perlu mengambil langkah-langkah yang penting dalam
melaksanakan penjualan kredit.
Warren, reeve dan Fees (2002: 314) mendefinisikan piutang
“Receivable includes all money claims against other entities, including
people, business firms, and other organization”. Dari definisi diatas dapat
dikatakan bahwa piutang adalah klaim atas uang, barang atau jasa kepada
pelanggan, lembaga bisnis atau organisasi lainnya.
piutang lancar adalah semua piutang yang didefinisikan akan dapat
tertagih dalam jangka waktu kurang dari satu tahun atau satu siklus operasi
normal perusahaan.sedangkan piutang tidak lancar adalah semua piutang
yang baru dapat ditagih dalam jangka waktu lebih dan satu tahun.
Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah piutang, menurut
Sandjaja dan Barlian dalam Siskawati (2015: 3) adalah sebagai berikut:
1. Volume penjualan kredit
Semakin banyak volume kredit, maka semakin banyak jumlah
piutang. Hal ini menyebabkan peningkatan resiko piutang, meskipun
keuntungan yang diperoleh meningkatnya piutang volume penjualan
juga bertambah. Bertambahnya piutang akan diikuti oleh penambahan
14
resiko piutang yang tidak dapat ditagih serta peningkatan biaya
penagihan.
2. Syarat pembayaran kredit
Umumnya syarat pembayaran dinyatakan dalam suatu termin,
misalnya 2/10, n/60 yang berarti diberikan potongan 2% jika
dilakukan pembayaran dalam waktu 10 hari, sedangkan batas waktu
pembayaran berakhir pada hari ke-60 setelah penyerahan barang.
Tetapi, hal itu dapat berbeda-beda pada setiap perusahaan sesuai
dengan jenis usahanya. Pada perusahaan persewaan, termin yang
diterapkan lebih panjang dari pada perusahaan yang menjual barang
secara kredit dan secara langsung.
3. Ketentuan tentang pembatasan kredit
Pembatasan kredit ditentukan menjadi dua, pertama tama
pembatasan kredit secara kuantitatif, yaitu yang menyangkut masalah
jumlah kredit yang diperoleh pelanggan.perusahaan menetapkan batas
maksimum dan minimum kredit agar dana yang tertanam dalam
piutang dapat dikendalikan dan dapat meningkatkan keuntungan.
Kedua, pembatasan secara kuantitatif yang menyangkut masalah
pelanggan berdasarkan pada pengalaman masa lalu, serta kebiasaan
pelanggan dalam memenuhi kewajibannya dilihat dari riwayat
pembayaran kreditnya.
15
4. Kebijakan dalam Mengumpulkan Piutang
Perusahaan dapat menjalankan kebijaksanaan dalam
mengumpulkan piutang secara aktif dan pasif. Perusahaan yang
menjalankan kebijaksanaan secara aktif dalam mengumpulkan piutang
akan mempunyai pengeluaran yang lebih besar untuk membiayai
segala kegiatan yang dilaksanakan seperti aktifitas pengumpulan
piutang tersebut dibandingkan perusahaan yang menjalankan
kebijaksanaan secara pasif.
5. Kebiasaan membayar dari pelanggan
Ada sebagian planggan yang mempunyai kebiasaan untuk
membayar dengan menggunakan kasempatan mendapatkan cash
discount dan ada sebagian lain yang tidak menggunakan kesempatan
tersebut. Perbedaan cara pembayaran ini tergantung kepada cara
penilaian mereka terhadap mana yang lebih menguntungkan antara
kedua alternatif tersebut.
Piutang adalah bentuk penjualan yang dilakukan oleh suatu
perusahaan dimana pembayarannya tidak dilakukan secara tunai,
naman bersifat bertahap. Ihram (2012: 62). Artinya penjualan piutang
lebih jatuh kepada perusahaan yang menerapkan manajemen kredit.
Salah satu target dari manajemen kredit yaitu tercapainya target
penjualan sesuai dengan perencanaan, serta selanjutnya menunggu
masuknya dana angsuran ke kas perusahaan.
16
Selanjutnya Subramanyam dan john J.will dalam Irham (2012:
63). mendefinisikan piutang sebagai nilai jatuh tempo dari penjualan
barang dan jasa, atau dari pemberian pinjaman uang. Piutang
mencakup nilai jatuh tempo yang berasal dari sewa dan bunga.
Piutang usaha (Account receivable) mengacu pada janji lisan untuk
membayar yang berasal dari penjualan produk dan jasa secara kredit.
Wesel tagih (notes receivable) mengacu pada janji tertulis untuk
membayar.
Selain itu piutang didefinisikan semua hak tau klaim pada
organisasi lain untuk menerima sejumlah kas, barang, jasa dimana
yang akan datang sebagai akibat kejadian pada masa lalu, Rusdi
(2002: 199) kejadian masa lalu yang mengakibatkan timbulnya
piutang yaitu penjualan barang dagangan atau pemberian jasa yang
merupakan produk utama perusahaan, pemberian pinjaman dan
pemberian hak atau kepemilikan.
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, salah satu pengertian
piutang adalah pinjaman uang dengan pembayaran pengembalian
secara berangsur atau pinjaman hingga batas jumlah tertentu yang
diizinkan oleh bank atau badan lainnya.
Dalam pasal 1 butir 11 UU No.10 tahun 1998 dirumuskan
bahawa kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat
dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan
pinjam-meminjam antara pihak yang mewajibkan orang yang
17
meminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan
pemberian bunga.
Definisi yang menyatakan di atas, terdapat definisi piutang
dari Samryn (2015: 59), piutang merupakan tagihan dalam pihak
ketiga yang terjadi karena penjual produk atau jasa utamanya secara
kredit.
Piutang tak tertagih merupakan resiko yang terkandung dalam
setiap pemberian kredit oleh bank atau perusahaan pembiayaan
lainnya. Resiko tersebut berupa keadaan dimana kredit tidak dapat
kembali tepat waktunya. Piutang tak tertagih dapat disebabkan oleh
beberapa faktor misalnya ada kesengajaan dari pihak yang tidak
terlibat dalam proses kredit, kesalahan prosedur pemberian kredit, atau
disebabkan oleh faktor lain.
Rusdi (2002: 200) menyatakan piutang meliputi semua hak
atau klaim perusahaan pada organisasi lain untuk menerima jumlah
kas, barang dan jasa di masa datang sebagai akibat kejadian dimasa
lalu dapat diklasifikasikan dengan menggunakan beberapa dasar yaitu:
Piutang lancar atau piutang jangka pendek meliputi semua piutang
yang akan jatuh tempo dalam jangka waktu satu periode akuntansi
atau kurang dari satu periode akuntansi, sejak tanggal neraca yang
bersangkutan. Piutang jenis ini dalam neraca akan disajikan sebagai
elemen aktiva lancar. Piutang jangka panjang meliputi semua piutang
yang akan jatuh tempo dalam jangka waktu yang lebih dari satu tahun
18
terhitung sejak tanggal neraca bersangkutan. Piutang jenis ini
disajikan dalam neraca sebagai investasi jangka panjang atau aktiva
lain-lain.
Piutang bersumber dari berbagai kegiatan yaitu piutang dagang
maupun non dagang seperti:
a. Penjualan barang dagang yang dilakukan dengan perjanjian
jual beli secara kredit.
b. Pemberian pinjaman yaitu adanya pemberian pinjaman dana
kepada nasabah.
c. Restitusi pembayaran pajak.
d. Penjualan modal saham.
e. Pemberian jasa yang merupakan produk utama dari
perusahaan.
Piutang meliputi semua tagihan perusahaan yang akan diterima
dalam bentuk kas dimasa yang akan dating. Dalam neraca dapat ditemukan
piutang yang dikelompokkan sebagai piutang usaha, piutang wesel, dan
piutang lain-lain. Selain itu dalam neraca juga sering ditemukan
penyisihan piutang tak tertagih dan dalam laporan laba rugi terdapat akun
beban penghapusan piutang.
Dalam perusahaan jasa piutang usaha timbul karena perusahaan
melakukan suatu pekerjaan sesuai dengan bidang usahanya tetapi realisasi
pendapatannya belum direalisasikan dalam bentuk kas.
19
Jurnal:
Mencatat penjualan barang dagangan secara kredit
Piutang xxx
Penjualan xxx
Mencatat pada saat kas diterima
Kas xxx
Piutang xxx
Piutang dapat diakui sebesar nilai bruto pengorbanan yang
menjadikan timbulnya piutang atau sebesar nilai moneter yang
diperjanjikan oleh debitur dan kreditur. Nilai bruto piutang dapat direkam
sebesar nilai pengeluaran uang dari bukti untuk transaksi tersebut.
Dalam praktiknya tidak semua piutang dapat direalisasikan menjadi
kas karena adanya kendala seperti adanya piutang tak tertagih yang
menjadi masalah utama perusahaan pembiayaan yang harus segera
diberikan solusi penyelesaiannya. Hal ini disebabkan salah menilai calon
debitur, kondisi debitur yang menurun atau karena faktor lain diluar
kendali manusia. Untuk menyajikan informasi akuntansi yang realistis,
maka perusahaan dapat menghapuskan piutang-piutang yang diyakini, atau
bahkan diragukan kemungkinannya untuk dapat ditagih. Untuk menilai
standar kualitas informasi yang disajikan dalam laporan keuangan, maka
kualitas piutang juga harus dinilai kembali.
20
D. Prosedur Penanganan Piutang Tak Tertagih
Sebelum membahas penyusunan rencana atau program penanganan
piutang bermasalah, terlebih dahulu salah satu ketentuan pemerintah yang
diutarakan lengkap dalam penjelasan surat keputusan Direksi Bank
Indonesia NO. 27/162/KEP/DIR tertanggal 31 Maret 1995 yang mengatur
kewajiban penyusunan dan pelaksanaan perkreditan bank bagi bank
umum. Dalam penjelasan surat keputusan tersebut menjelaskan seluruh
pejabat terutama yang terkait dengan perkreditan harus berpandangan
sama dalam menghadapi masalah, yaitu tidak membiarkan atau menutup
nutupi adanya kredit bermasalah, mendeteksi dini adanya kredit
bermasalah atau kredit macet, sesegera mungkin dan mengkapitalisasi
tunggakan bunga, dan tidak boleh melakukan pengecualian dalam
penyelesaian kredit bermasalah. Dalam keputusan presiden NO.61 tahun
1988 menyatakan bahwa lembaga pembiayaan adalah usaha yang
melakukan usaha pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana atau barang
modal, Hermansyah (2014: 12).
Selanjutnya, keputusan presiden NO.61 tahun 1987 menetapkan
bidang usaha lembaga pembiayaan atau pengkreditan dalam beberapa
bidang yaitu sebagai berikut:
1. perusahaan sewa guna (leasing company), yaitu badan usaha yang
melakukan usaha pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang
modal baik secara finance lease, maupun operating lease, untuk
21
digunakan oleh penyewa guna usaha selama jangka waktu tertentu
berdasarkan pembayaran secara berkala.
2. Perusahaan modal ventura (venture capital company), yaitu usaha
yang melakukan usaha pembiayaan dalam bentuk penyertaan
modal ke dalam suatu perusahaan yang menerima bantuan
pembiayaan (Investee Company) untuk jangka waktu tertentu.
3. Perusahaan jasa anjak piutang (factoring capital company), yaitu
badan usaha yang melakukan usaha pembiayaan atau pengkreditan
dalam bentuk pembelian atau pengalihan serta pengurusan piutang
atau tagihan jangka pendek suatu perusahaan dari transaksi
perdagangan dalam dan luar negeri.
4. Perusahaan pembiayaan konsumen (costumer finance company)
adalah badan usaha yang melakukan pembiayaan pengadaan
barang untuk kebutuhan konsumen dengan sistem pembayaran
angsuran.
5. Perusahaan kartu kredit adalah badan usaha pembiayaan untuk
membeli barang dan jasa dengan menggunakan kartu kredit.
6. Perusahaan perdagangan surat berharga adalah badan usaha yang
melakukan usaha pembiayaan dalam bentuk perdagangan surat
berharga.
Unsur esensial dari kredit adalah adanya kepercayaan kreditur
terhadap nasabah pinjaman sebagai debitur. Kepercayaan timbul karena
dipenuhinya segala ketentuan dan persyaratan untuk memperoleh kredit
22
bank oleh debitur, antara lain jelas tujuan peruntukan kredit adanya
jaminan dan lain-lain. Makna dari kepercayaan tersebut adalah adanya
keyakinan dari bank sebagai kreditur bahwa kredit yang diberikan
sungguh-sungguh akan diterima kembali dalam jangka waktu yang sesuai
kesepakatan.
Dalam bukunya yang berjudul dasar-dasar perkreditan, Thomas
Suyatno, mengemukakan bahwa unsur-unsur kredit terdiri dari:
1. kepercayaan, yaitu keyakinan dari orang pemberi kredit bahwa
prestasi yang diberikannya baik dalam bentuk uang, barang, atau
jasa akan benar-benar diterimanya kembali dalam jangka waktu
tertentu dimasa yang akan datang.
2. Tenggang waktu, yaitu suatu masa yang memisahkan antara
pemberi prestasi dengan kontraprestasi yang akan diterima pada
masa yang akan datang. Dalam unsur waktu ini, terkandung
pengertian nilai agio dari uang yaitu uang yang ada sekarang lebih
tinggi nilainya dari uang yang akan diterima.
3. Degree of risk, yaitu tingkat resikko yang akan dihadapi sebagai
akibat dari adanya jangka waktu yang memisahkan antara pemberi
prestasi dengan kontraprestasi yang akan diterima kemudian hari.
Semakin lama kredit diberikan semakin tinggi pula resikonya,
karena sejauh-jauh kemampuan manusia untuk menerobos masa
depan itu, maka masih selalu terdapat unsur ketidaktentuan yang
tidak dapat diperhitungkan.
23
4. prestasi atau objek kredit itu tidak saja diberikan dalam bentuk
uang, tetapi juga dapat berbentuk atau jasa.
Selain unsur kepercayaan, dalam permohonan dan pemberian kredit
juga mengandung unsur lain, yaitu unsur waktu, unsur resiko, dan unsur
prestasi. Dalam pemberian kredit ditentukan juga mengenai unsur waktu
yaitu merupakan jangka waktu atau tenggang waktu tertentu antara
pemberian atau pencairan kredit oleh bank dengan pelunasan kredit oleh
debitur. Lazimnya pelunasan kredit tersebut dilakukan melalui angsuran
dalam jangka waktu sesuai dengan kemampuan debitur, misalnya kredit
pemilikan rumah (KPR) dengan jangka waktu pelunasannya sampai
dengan 20 tahun.
Menurut subekti dalam bukunya Hukum Perjanjian, bahwa yang
dimaksud dengan risiko adalah kewajiban memikul kerugian yang
disebabkan karena suatu kejadian diluar kesalahan salah satu pihak
berkaitan dengan pemberian kredit oleh bank kepada debitur tentu pula
mengandung resiko usaha bagi bank, risiko disini adalah dari
kemungkinan ketidak mampuan dari debitur untuk membayar angsuran
atau melunasi kreditnya karena sesuatu hal yang tidak dikehendaki.
Semakin lama waktu tenggang waktu yang diberikan untuk pelunasan
kredit, maka semakin besar juga resiko dari bank. Pemberian kredit kepada
nasabah debitur berpedoman kepada prinsip kepercayaan dan prinsip
kehati-hatian.
24
Menurut ketentuan pasal 12 ayat 3 Peraturan Bank Indonesia
NO.7/2/PBI 2005 tentang penilaian kualitas aktiva Bank Umum, kualitas
kredit dibagi menjadi lima kolektibilitas, yaitu lancar dalam perhatian
khusus, kurang lancar, diragukan, dan macet.
1. Kredit lancar, yaitu apabila memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. Pembayaran angsuran pokok dan bunga tepat.
b. Memiliki mutasi rekening relatif yang aktif
c. Bagian dari kredit yang dijamin dengan agunan tunai.
2. Kredit dalam perhatian khusus, yaitu jika memenuhi kriteria:
a. Terdapat tunggakan angsuran pokok dan bunga yang belum
melampaui 90 hari.
b. Kadang-kadang terjadi cerukan.
c. Mutasi rekening relatif rendah.
d. Jarang rerjadi pelanggaran terhadap kontrak perjanjian.
e. Didukung oleh pinjaman baru.
3. Kredit kurang lancar yaitu jika memenuhi kriteria:
a. Terdapat tunggakan angsuran pokok
b. Sering terjadi cerukan.
c. Frekuensi mutasi rekening yang relatif rendah.
d. Terjadi pelanggaran kontrak yang diperjanjikan lebih dari 90
hari
e. Terdapat indikasi masalah keuangan yang dihadapi oleh
debitur.
25
f. Dokumentasi pinjaman lemah.
4. Kredit yang diragukan terjadi apabila
a. Apabila terdapat tunggakan angsuran pokok dan bunga yang
melampaui 180 hari
b. Terjadi wanprestasi lebih dari 180 hari.
c. Dokumentasi hukum lemah baik untuk perjanjian kredit
maupun peningkatan jaminan.
5. Kredit macet, yaitu apabila memenuhi kriteria:
a. Terdapat tunggakan angsuran pokok dan bunga yang telah
melampaui 270 hari.
b. Kerugian operasional ditutup dengan pinjaman baru.
c. Dari segi hukum maupun kondisi pasar, jaminan tidak dapat
dicairkan pada nilai wajar.
Untuk mencegah terjadinya kredit bermasalah, penilaian suatu bank
atau pembiayaan terhadap suatu permohonan kredit dilakukan dengan
berpedoman kepada prinsip pemberian kredit 4P dan 5C.
Formula 4P dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Personality dalam hal ini pihak bank atau pembiayaan mencari
data secara lengkap mengenai kepribadian seseorang pemohon
kredit, antara lain mengenai riwayat hidupnya, pengalaman dalam
berusaha, pergaulan dalam masyarakat, dan lain-lain. Hal ini
diperlukan untuk menentukan persetujuan kredit.
26
2. Purpose yakni mencari data tentang tujuan pelanggan atau
konsumen untuk melakukan kredit.
3. Prospect dalam hal ini pembiayaan harus melakukan analisis
secara cermat dan mendalam tentang bentuk usaha yang dilakukan
oleh pemohon kredit.
4. Payment dalam penyaluran kredit, perusahaan harus mengetahui
jelas mengenai kemampuan dari pemohon kredit untuk melunasi
utang kredit dalam jangka waktu yang telah ditentukan.
Formula 5C adalah sebagai berikut:
1. Character, yakni bahwa calon debitur memiliki watak, moral dan
sifat-sifat baik.penilaian ini untuk tujuan mengetahui tingkat
kejujuran, integritas dan kemauan dari calon debitur untuk
memenuhi kewajiban dan menjalankan usahanya. Informasi ini
dapat diperoleh melalui riwayat hidup, riwayat usaha, dan
informasi dari usaha-usaha yang sejenisnya.
2. Capacity, yakni kemampuan calon nasabah untuk mengelolah
kegiatan usahanya dan mampu melihat prospektif masa depan serta
nasabah mampu menggunakan untuk suatu yang baik demi
perusahaannya kedepan. Pengukuran kemampuan ini dapat
dilakukan dengan berbagai pendekatan misalnya pendekatan
material, yaitu melakukan penilaian terhadap keadaan neraca,
laporan laba rugi, dan arus kas perusahaan usaha beberapa tahun
akhir.
27
3. Capital dalam hal ini bank harus terlebih dahulu melakukan
penilaian terhadap modal yang dimiliki oleh nasabah, penyelidikan
ini tidak semata didasarkan pada besar kecilnya modal, akan tetapi
lebih difokuskan kepada bagaimana distribusi modal ditempatkan
oleh nasabah, sehingga segala sumber yang telah ada dapat
berjalan secara efektif.
4. Collateral adalah jaminan untuk persetujuan kredit yang merupakan
sarana pengaman atas resiko dikemudian hari.
5. Condition of Economy dalam pemberian kredit, kondisi ekonomi
secara umum dan kondisi sektor usaha perlu diperhatikan untuk
memperkecil resiko yang mungkin terjadi yang diakibatkan oleh
kondisi ekonomi tersebut.
Sumber penerimaan kas suatu perusahaan yang umumnya
melakukan penjualan secara kredit adalah dari pelunasan piutang para
debitur. Diantaranya berbagai cara penagihan piutang tersebut, penerimaan
kas dari piutang seharusnya mewajibkan pembeli melakukan pembayaran
dengan menggunakan cek atas nama yang secara jelas mencantumkan
nama perusahaan yang berhak menerima pembayaran cek dengan atas
nama yang jelas. Perusahaan akan terjamin menerima cek dari pembelian,
sehingga kecil kemungkinan orang yang tidak berhak menggunakan cek
yang diterima dari pembeli untuk kepentingan pribadinya.
Prosedur pencatatan piutang menurut Mulyadi (2014: 257),
menyatakan bahwa “Prosedur pencatatan piutang perusahaan kepada
28
setiap debitur. Mutasi piutang disebabkan oleh transaksi penjualan
kredit,penerimaan kas dari debitur, retur penjualan, dan penghapusan
piutang”. Adapun metode pencatatan piutang dibagi menjadi 4 metode
antara lain:
1. Metode konvensional, dalam metode ini posting kedalam kartu
piutang dilakukan atas dasar yang dicatat dalam jurnal.
2. Metode posting langsung kedalam kartu piutang atau pernyataan
piutang. Metode ini dibagi menjadi dua golongan yaitu metode
posting harian dan metode posting periodik.
3. Metode pencatatan tanpa buku pembantu (ledgerless bookkeeping),
dalam metode pencatatan piutang ini, tidak digunakan buku
pembantu piutang. Metode pencatatan piutang dengan komputer.
4. Metode pencatatan piutang ini menggunakan batch system, dimana
semua dokumen sumber yang mengubah piutang dikumpulkan dan
sekaligus diposting setiap hari untuk memutakhirkan catatan piutang.
Bagian yang berperang penting dalam proses penagihan piutang di
suatu perusahaan adalah bagian penagihan (collector).
Menurut Mulyadi (2014: 493) bagian penagihan bertanggung
jawab untuk membuat dan mengirimkan faktur penjualan kepada
pelanggan, serta menyediakan copy faktur bagi kepentingan pencatatan
transaksi penjualan oleh fungsi akuntansi.
Proses penagihan piutang melalui fungsi (collector) di suatu
perusahaan dilaksanakan dengan prosedur-prosedur berikut ini:
29
1. Bagian piutang memberikan daftar piutang yang sudah saatnya
ditagih kepada bagian penagihan
2. Bagian penagihan memberikan penagih yang merupakan karyawan
perusahaan untuk melakukan penagihan kepada debitur.
3. Bagian penagihan menerima cek atas nama dan surat pemberitahuan
(remittance advice) dari debitur.
4. Bagian penagihan menyerahkan cek kepada bagian kasa.
5. Bagian penagihan yaitu dengan menyerahkan surat pemberitahuan
yang diberikan kepada bagian piutang untuk kepentingan posting
kedalam kartu piutang.
6. Bagian kasa mengirim kwitansi sebagai tanda penerimaan kas
kepada debitur.
7. Bagian kasir menyetorkan cek ke bank, setelah cek atas nama
tersebut dilakukan endorsement oleh pejabat yang berwenang.
8. Bank perusahaan melakukan kliring atas cek tersebut ke bank
debitur.
Prosedur penagihan dilaksanakan sebagai berikut:
1. Bagian piutang memberikan daftar piutang yang sudah saatnya
ditagih kepada penagihan.
2. Bagian penagihan mengirimkan penagihan, yang merupakan
karyawan perusahaan untuk melakukan penagihan kepada debitur.
3. Bagian penagihan mengirimkan giro atas nama nasabah dan surat
pemberitahuan dari debitur.
30
4. Bagian penagihan menyerahkan giro kepada bagian kas.
5. Bagian penagihan menyerahkan surat pemberitahuan kepada bagian
piutang untuk kepentingan posting kedalam kartu piutang.
6. Bagian kas mengirim kwitansi sebagai tanda penerimaan kas kepada
debitur.
7. Bagian kas menyetor giro dan nama.
Prinsip-prinsip Pengendalian Piutang yang baik:
1. Pemisahan fungsi dan tugas.
2. Semua transaksi pemberian kredit, pemberian potongan dan
penghapusan piutang harus mendapatkan persetujuan yang
berwenang.
3. Menggunakan buku tambahan piutang (Account receivable
subsidiary ledger) yang berfungsi sebagai rincian buku piutang.
4. Mengirim surat pernyataan pada debitur paling tidak sebulan sekali.
5. Membuat daftar umur piutang.
Kadang piutang bukan dagang dan piutang menghasilkan digabung
menjadi satu dan namakan piutang lain-lain. Piutang yang timbul bukan
dari penjual barang-barang atau jasa yang dihasilkan perusahaan tidak
termasuk dalam kelompok piutang dagang tetapi dikelompokkan tersendiri
dengan judul piutang bukan dagang (bukan usaha). Piutang bukan dagang
akan dilaporkan dalam kelompok aktiva lancar apabila akan dilunasi
dalam tempo kurang dari satu tahun atau dalam siklus usaha. Apabila
pelunasannya melebihi jangka satu tahun atau melebihi siklus usaha yang
31
normal maka akan dikelompokkan dalam aktiva lain-lain. Yang termasuk
dalam piutang bukan usaha antara lain: persekot dalam kontrak pembelian,
klaim terhadap perusahaan pengangkutan untuk barang-barang rusak atau
hilang, klaim terhadap perusahaan asuransi atas kerugian-kerugian yang
ditanggung, klaim terhadap pegawai perusahaan, uang muka pegawai
perusahaan, piutang deviden, piutang pembelian saham, dan lain-lain.
E. Piutang usaha yang tak tertagih dan Metode Penghapusan Piutang
1. Piutang usaha yang tak tertagih
Menurut Hery (2014) “piutang usaha yaitu jumlah yang akan
ditagih dari pelanggan sebagai akibat penjualan barang atau jasa secara
kredit” dalam penjualan secara kredit, Penerimaan dan keuntungan akan
meningkat, tetapi kerugian yang dialami perusahaan akan meningkat pula
karena meningkatnya jumlah piutang yang tidak tertagih. Kerugian ini
biasanya kita sebut beban piutang tak tertagih
2. Metode Penghapusan
piutang besar dari beban piutang tak tertagih bervariasi antar
perusahaan. Untuk perusahaan yang melakukan penjualan secara kredit,
beban piutang tak tertagih merupakan beban yang memang timbul karena
kegiatan bisnis perusahaan. Sebagai beban usaha, tentunya beban piutang
tak tertagih harus diketahui jumlahnya. Untuk itu, dalam pengukuran
jumlah piutang tak tertagih dikenal dua metode yakni metode penyisihan
dan metode penghapusan langsung.
32
3. Metode Penghapusan Langsung.
Metode ini biasanya digunakan dalam perusahaan-perusahaan
kecil atau perusahaan yang tidak dapat menaksir kerugian piutang dengan
tepat. Pada akhir periode tidak ada taksiran kerugian piutang yang
dibebankan, tetapi kerugian piutang baru diakui pada waktu diketahui ada
piutang yang tidak dapat ditagih. Metode penghapusan langsung mencatat
piutang tak tertagih pada tahun dimana diputuskan bahwa suatu piutang
tertentu tidak akan dapat ditagih. Tidak ada ayat jurnal yang dibuat
sampai suatu akun khusus telah ditetapkan secara pasti sebagai tidak
tertagih. Pendukung metode penghapusan langsung berpendapat bahwa
yang dicatat haruslah fakta, bukan estimasi. Metode ini mengasumsikan
bahwa dari setiap penjualan akan dihasilkan piutang usaha yang baik, dan
kejadian selanjutnya membuktikan bahwa piutang tertentu ternyata tidak
tertagih serta menjadi tidak bernilai.
4. Metode Penyisihan untuk Piutang tak tertagih
Metode untuk mencatat dan melaporkan beban piutang tak tertagih
Metode penyisihan untuk piutang tak tertagih , dalam metode ini,
perusahaan menggunakan akun penyisihan piutang tak tertagih yang
memiliki saldo normal di kredit. Akun ini merupakan contra account aset
yang memperlihatkan kemungkinan klaim piutang tak tertagih di masa
depan. Jurnal untuk penyisihan piutang tak tertagih adalah:
33
Debit Kredit
Beban utang xxx
Piutang dagang xxx
Ada dua cara untuk mengestimasikan jumlah penyisihan piutang tak
tertagih, yaitu:
a. Persentase penjualan.
Pendekatan ini bertujuan untuk melaporkan piutang
usaha di neraca pada nilai bersih yang dapat direalisasikan,
pendekatan ini juga disebut dengan pendekatan laba rugi. Melalui
pendekatan ini debitur telah menentukan perkiraan (melakukan
estimasi) berapa persen dari penjualan yang tidak dapat ditagih
(uncollectible receivables). Pendekatan ini tepat digunakan jika
customer memiliki sejarah yang baik mengenai kredit macet
dengan penjualan kredit tahun sebelumnya, jurnal untuk
pendekatan penjualan adalah:
Debit Kredit
Beban utang xxx
Penyisihan piutang xxx
b. Persentase piutang.
Pendekatan ini melihat menggunakan Analisis Umur
Piutang (Aging Schedule) salah satu perusahaan untuk mengontrol
piutangnya dengan menggunakan aging schedule, yaitu daftar
piutang usaha yang didalamnya berisi saldo piutang usaha, nama
34
pelanggan beserta umur piutang usaha. Dengan menggunakan cara
ini, perusahaan dapat menganalisis piutangnya dan
mengelompokkannya menurut lamanya piutang tersebut beredar.
Semakin lama piutang tersebut semakin kecil kemungkinan
piutang tersebut tertagih. Jurnal untuk pendekatan piutang adalah:
Debit Kredit
Beban utang xxx
Penyisihan piutang xxx
Perusahaan akan menerapkan metode langsung jika piutangnya
sudah pasti tidak akan tertagih. Hal ini dilakukan oleh
perusahaan dengan mendebet akun beban piutang tak tertagih
(uncollectible account expense) dan mengkredit akun piutang
usaha (account receivable). Metode ini digunakan apabila:
a. Perusahaan kesulitan dalam mengestimasi jumlah
piutang tak tertagih
secara wajar.
b. Jumlah customer yang dimiliki perusahaan relatif
kecil.
35
F. Studi Penelitian Terdahulu
Adanya penelitian terdahulu yang telah dibahas sebelum penelitian ini
dilakukan, penelitian-penelitian yang pembahasannya menggunakan satu
topik dan permasalahan yang sama, namun disajikan secara berbeda.
Penelitian yang menjadi acuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Tabel 2.1
Penelitian terdahulu
NO NAMA
PENELITI JUDUL METODE
HASIL
PENELITIAN
1 Anny
tahun 2014
Analisis
pengendalian
intern piutang
usaha untuk
meminimalkan
piutang tak tertagih
(BAD DEBT)
Pada PT. Wahana
Ottomitra
Multiartha.
Deskriptif
Kuantitatif
Kualitas penagihan
mengalami
perbaikan terus
menerus sehingga
dapat
meminimalkan
piutang tak
tertagihnya dan
berhasil
membukukan profit
sesuai dengan
tujuan yang
ditetapkan oleh
perusahaan.
2 Hiliyana dan Rijal
tahun 2013
Analisis
Pengendalian
Piutang Dagang
Terhadap
Efektivitas Arus
Kas Pada CV.
Union Motor.
Deskriptif Hasil yang dapat
dicapai dalam
penelitian ini
menunjukan
pengendalian
piutang yang
dilakukan
perusahaan sudah
cukup baik.
Meskipun masih
ada kelemahan
perusahaan yaitu
tidak semua
konsumen yang
mempunyai piutang
36
memiliki surat
pernyataan
pembayaran dan
tidak dikenakan
denda. Perusahaan
juga memiliki kas
yang efektif, ini
dapat terlihat
dengan hasil cash
conversion cycle
yang positif.
Kesimpulannya
bahwa
pengendalian
piutang dagang
berperan penting
terhadap efektivitas
arus kas pada
perusahaan.
3 Agustina tahun
2013
Analisis
Pengendalian
Piutang Untuk
Meningkatkan
Efektivitas
Penagihan Piutang
Pada PDAM Kota
Gorontalo
Metode
analisis data
Hasil dari penelitian
menunjukan jangka
waktu penagihan
sudah baik karena
semakin pendek
jangka waktu
penagihan sampai
pada tahun 2011
dan tingkat
efektivitas
penagihan juga
sudah baik pula
karena sudah
mendapat kategori
baik sekali, akan
tetapi terjadi
penurunan tingkat
efektivitas
penagihan pada
tahun 2011. Hal ini
mengharuskan
perusahaan
melakukan
pengendalian yang
lebih baik guna
tetap
mempertahankan
37
dan meningkatkan
efektivitas
penagihan terhadap
piutang.
4 Krisnawati tahun
2006
Pengaruh Beban
Piutang Tak
Tertagih Terhadap
Laba Operasional
Pada PT. Bank
Negara Indonesia
(Persero) Tbk
Kantor Cabang
ITB Bandung
Deskriptif
Kuantitatif
Penelitian dari
Nelly Krisnawati
Memiliki tujuan
untuk mengetahui
perkembangan
beban piutang tak
tertagih,
perkembangan laba
operasional, dan
pengaruh beban
piutang tak tertagih
terhadap
operasional PT.
Bank Negara
Indonesia (Persero)
Tbk, Kantor
Cabang ITB
Bandung Metode
yang digunakan
dalam penelitian ini
adalah deskriptif
analitis yang
bersifat Kuantitatif.
Hasil penelitian
yang diperoleh
dalam penelitian ini
adalah
perkembangan
piutang tak tertagih
pada PT. Bank
Negara Indonesia
(Persero) Tbk,
Kantor Cabang ITB
Bandung cenderung
meningkat dan
mencapai
puncaknya pada
tahun 2003
perkembangan laba
operasional pada
PT. Bank Negara
Indonesia (Persero)
38
Tbk, Kantor
Cabang ITB
Bandung meningkat
dari tahun ketahun
selama periode
2000-2004.
5 Arya, Jullie, dan
jessy tahun 2016
Analisis
Efektivitas Sistem
Pengendalian
Internal Piutang
dan Kerugian
Piutang Tak
Tertagih Pada PT.
Surya Wenang
Indah Manado.
Deskriptif Hasil dari penelitian
menunjukan bahwa
sistem pengendalian
internal piutang
perusahaan telah
efektif, hal ini
terlihat dari
diterapkannya unsur
unsur pengendalian
internal piutang
yang layak dan
memadai ditunjang
dengan kebijakan
dan prosedur
pemberian kredit
yang baik.
Perusahaan
menggunakan
metode
penghapusan
langsung dalam hal
penentuan kerugian
piutangnya. Metode
penghapusan
langsung mencatat
piutang yang benar
benar tidak tertagih
sebagai kerugian
piutang.
Manajemen
perusahaan
sebaiknya
menggunakan
metode cadangan
analisis umur
piutang agar lebih
efektif dalam
menentukan
kerugian piutang
tak tertagih.
39
Hasil penelitian terdahulu merupakan referensi bagi peneliti untuk melakukan
penelitian ini. Dalam Penelitian tersebut terdapat kesamaan permasalahan namun
disajikan secara berbeda. Persamaan yang paling mendasar yaitu sama-sama
membahas tentang piutang dan juga hampir semuanya menggunakan metode yang
sama yaitu metode kualitatif dan kuantitatif
G. Kerangka Pikir
Piutang perusahaan timbul karena adanya kebijakan perusahaan dalam proses
kegiatan perusahaan dengan sistem kredit. Sehingga menghasilkan istilah piutang
perusahaan terhadap pelanggan. Namun saat ini istilah piutang lebih identik dengan
proses jual beli yang dilakukan perusahaan.
Dalam kegiatan operasional perusahaan PT Adira Finance wilayah sul-sel
kota makassar memiliki piutang perusahaan yang cukup komplek, salah satu piutang
yang dimiliki adalah piutang tak tertagih. Piutang tak tertagih timbul karena dari
operasional perusahaan dalam bidang pembiayaan terhadap masyarakat atau
konsumen.
Berdasarkan keputusan presiden NO.61 tahun 1987 menetapkan bidang usaha
lembaga pembiayaan dan pengkreditan dalam beberapa bidang. berikut ini adalah
kerangka pikir prosedur penanganan piutang tak tertagih.
40
Gambar 2. 1
Kerangka Pikir
PT ADIRA FINANCE WILAYAH SUL-SEL
SISTEM DAN PROSEDUR PIUTANG PIUTANG TAK
TERTAGIH
HASIL PENCAPAIAN
41
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian ini
dilakukan dengan cara pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian dan
data yang terkumpul berupa sejarah perusahaan, visi dan misi perusahaan,
struktur organisasi, sistem pengendalian internal yang diterapkan perusahaan
serta metode penghapusan manakah yang digunakan pada PT Adira Finance
Kota Makassar
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini direncanakan pada perusahaan PT Adira Finance Indonesia
Kota Makassar yang bertempat di jalan Toddopuli Raya NO.F2-F3 Masale
Panakkukang Makassar.Penelitian ini sudah dilaksanakan selama dua bulan yaitu
bulan November dan Desember.
C. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian menyangkut langkah-langkah yang dilakukan untuk
melakukan penelitian, yaitu sebagai berikut;
Prosedur penelitian menyangkut langkah-langkah yang dilakukan untuk
melakukan penelitian, yaitu sebagai berikut:
42
1) Mengajukan permohonan penelitian
Penulis memasukkan surat permohonan penelitian yang sudah disetujui dari
Fakultas Ekonomi dan Bisnis untuk melakukan penelitian pada objek yang
akan digunakan dalam penyusunan skripsi yaitu pada PT Adira Finance Kota
Makassar.
2) Selanjutnya dari pihak perusahaan dalam hal ini Ketua PT Adira Finance
Kota Makassar memberi perintah kepada kepala bagian piutang untuk
melayani penulis dalam hal wawancara dan pengambilan data yang
diperlukan dalam penelitian.
3) Pengumpulan data
Pada tahap ini, penulis mulai mengumpulkan data pendukung penelitian yang
akan digunakan dalam penyusunan skripsi yaitu data mengenai profil
perusahaan, struktur organisasi yang ada di perusahaan, prosedur pemberian
kredit dan prosedur penagihan yang ada di PT Adira Finance Kota Makassar,
bagaimana sistem pengendalian internal piutang yang ada di perusahaan dan
perlakuan atas kerugian piutang perusahaan apakah menggunakan metode
penghapusan langsung atau menggunakan metode cadangan.
4) Analisis data penelitian
Pada tahap ini, penulis melakukan analisis data mengenai sistem pengendalian
internal piutang perusahaan dan metode penghapusan piutang yang diterapkan oleh
perusahaan kemudian mengolah data yang tersedia dan menganalisis apakah sudah
sesuai dengan teori-teori yang ada.
43
5) Kesimpulan
Pada tahap ini, penulis menarik kesimpulan tentang hasil penelitian yang telah
dilakukan mengenai Efektivitas Sistem Dan Prosedur Penanganan Piutang Tak
Tertagih Pada PT Adira Finance apakah sudah efektif atau tidak.
D. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini terbagi atas:
Data adalah sekumpulan informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan.
Data berdasarkan jenis terbagi dua, yaitu sebagai berikut:
1) Data kuantitatif
Data yang dinyatakan dalam bentuk numeric atau angka, seperti data jumlah nasabah
yang membeli barang dengan kredit.
2) Data kualitatif
Data yang tidak dinyatakan dalam bentuk numerik tetapi berupa gambaran deskriptif
dalam bentuk seperti gambaran umum perusahaan, prosedur pemberian kredit dan
penagihan piutang tak tertagih.
E. Sumber Data
Sugiyono (2010:16) menyatakan bahwa pengumpulan data dapat
menggunakan dua sumber yaitu sumber primer dan sumber sekunder sebagai
berikut.
1. Sumber primer adalah sumber data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung
oleh orang yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan yang
memerlukannya. Data primer juga disebut data asli atau data baru.
44
2. Sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data
kepada pengumpul data. Data yang diperoleh atau dikumpulkan dari sumber-
sumber yang telah ada.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis antara lain:
1) Observasi
Mengadakan wawancara langsung ke tempat objek yang akan diteliti untuk
mendapatkan data yang bersangkutan.
2) Wawancara
Yaitu dilakukan dengan Tanya jawab secara langsung dengan pihak perusahaan yang
berwenang mengenai data.
3) Dokumentasi
Yaitu pengumpulan data dan informasi melalui buku-buku, jurnal, internet dengan
melakukan penelitian terhadap catatan atau dokumen yang ada seperti sejarah
perusahaan dan data-data pendukung lainnya.
G. Metode Analisis
Analisis data yang dilakukan adalah analisis deskriptif kualitatif
yaitu menganalisa data – data piutang berdasarkan umur piutang yang diperoleh
dari PT Adira Finance Kota Makassar . Dengan menggunakan metode tersebut,
diharapkan sehingga dapat memberikan informasi dan dapat ditarik kesimpulan
yang lebih luas.
45
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah Perusahaan PT Adira Finance
Perusahaan didirikan dengan nama PT Adira Dinamika Multi Finance
berdasarkan Akta Pendirian No. 131 tanggal 13 November 1990, dibuat di
hadapan Misahardi Wilamarta, S.H, Notaris di Jakarta, dan telah mendapat
pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Surat
Keputusannya No. C2-19.HT.01.01.TH.91 tanggal 8 Januari 1991, dan
didaftarkan dalam register untuk maksud itu yang berada di Kantor
Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan di bawah No.
34/Not.1991/PN.JKT. SEL pada tanggal 14 Januari 1991, serta diumumkan
dalam Tambahan No. 421 Berita Negara Republik Indonesia No. 12 tanggal 8
Februari 1991.
Perusahaan telah memperoleh izin dalam kegiatan usaha Lembaga
Pembiayaan dari Menteri Keuangan Republik Indonesia berdasarkan Surat
Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 253/KMK.013/1991
tanggal 4 Maret 1991.
Adira Finance hadir untuk melayani beragam pembiayaan seperti
kendaraan bermotor baik baru maupun bekas. Melihat adanya potensi ini,
Perusahaan mulai melakukan penawaran umum melalui sahamnya pada tahun
2004 dan Bank Danamon menjadi pemegang saham mayoritas sebesar 75%.
46
Melalui beberapa aksi korporasi, saat ini Bank Danamon memiliki
kepemilikan saham sebesar 92,07% atas Adira Finance.
Pada tahun 2012, Perusahaan menambah ruang lingkup kegiatannya
dengan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah. Perusahaan pun mulai
menyediakan produk pembiayaan durables bagi konsumen, guna memberikan
pengalaman layanan pembiayaan yang maksimal. Sampai dengan tahun 2018,
Adira Finance mengoperasikan 440 jaringan usaha di seluruh Indonesia
dengan didukung oleh lebih dari 19 ribu karyawan, untuk melayani 3 juta
konsumen dengan jumlah piutang yang dikelola lebih dari Rp50,2 triliun.
PT. Adira Finance mempunyai perusahaan regional yg beroperasi dan
berpusat di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Perusahaan membuka kantor
cabang di Ruko Villa Surya Mas, jl. Toddopuli Raya Makassar Blok A2-
23/24, Paropo, kec. Panakkukang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan. PT Adira
Finance Cabang Durable Makassar mulai beroperasi pada tanggal 1 Juli 2015,
yang sebelumnya perusahaan ini dikenal dengan Adira Quantum atau Adira
Kredit.
Adira Finance senantiasa berupaya untuk memberikan kontribusi
kepada bangsa dan negara Indonesia. Melalui identitas dan janji “Sahabat
Setia Selamanya”, Adira Finance berkomitmen untuk menjalankan misi yang
berujung pada peningkatan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Hal tersebut
dilakukan melalui penyediaan produk dan layanan yang beragam sesuai siklus
kehidupan konsumen serta memberikan pengalaman yang menguntungkan
konsumen. Perubahan Anggaran Dasar Anggaran Dasar Perusahaan telah
diubah seluruhnya sebagaimana termaktub dalam Akta Pernyataan Keputusan
47
Seluruh Pemegang Saham PT Adira Dinamika Multi Finance No.13 tanggal
26 Januari 2004, dibuat di hadapan Fathiah Helmi, S.H., Notaris di Jakarta,
yang telah disetujui oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusannya No. C-02207 HT 01.04
TH 2004 tanggal 29 Januari 2004 dan telah dilaporkan kepada Menteri yang
sama sebagaimana ternyata dari Surat Penerimaan Laporan Akta Perubahan
Anggaran Dasar PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk No. C-02208 HT
01.04 TH 2004 tanggal 29 Januari 2004, serta didaftarkan pada tanggal 6
Februari 2004 dalam Daftar Perusahaan pada Suku Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Kodya Jakarta Selatan selaku Kantor Pendaftaran Perusahaan
Daerah Tingkat II dengan No. Agenda Pendaftaran 112 RUB.09.03/II/2004
dan No. TDP 09.03.1.66.10384, dan diumumkan dalam Tambahan No. 1990
Berita Negara Republik Indonesia No. 16 tanggal 24 Februari 2004.
2. Visi Dan Misi Perusahaan
a. Visi
1) Menciptakan nilai bersama demi kesinambungan perusahaan dan
kesejahteraan masyarakat Indonesia.
b. Misi
1) Menyediakan produk dan layanan yang beragam sesuai dengan siklus
kehidupan pelanggan.
2) Memberikan pengalaman yang menguntungkan dan bersahabat
kepada pemangku.
3) Kepentingan memberdayakan komunitas untuk mencapai
kesejahteraan.
48
3. Nilai-Nilai perusahaan
ADIRA TOP selalu menjadi bagian dari nilai-nilai pribadi setiap
karyawan Adira Finance, dan merupakan suatu budaya yang menggerakkan
aktivitas bisnis perusahaan.
a. Keunggulan
Satu langkah lebih baik dan lebih cepat dibandingkan orang lain pada
umumnya atau pesain; mempunyai gambaran kedepan yang jelas dan terarah;
dan handal dalam mengambil keputusan dengan cepat dan tepat dalam segala
keadaan.
b. Disiplin
Mengarah pada sesuatu yang lebih baik melalui proses perencanaan,
pelaksanaan, pengawasan, dan perbaikan secara terus menerus; cara berfikir
dan dan cara bersikap yang sesempurna mungkin dan bersikap disiplin sesuai
dengan norma organisasi.
c. Integritas
Berkomitmen yang disertai dengan sikap yang konsisten, dapat
dipercaya (jujur dan tulus), dapat menjaga etika usaha; mempunyai rasa
memiliki yang tinggi, dan menjadi panutan bagi karyawan lainnya.
d. Dapat Diandalkan
Mempunyai mental seorang juara, yang tercermin dari perilaku yang
senantiasa berpikir positif dan cerdas, dan rasa tanggung jawab yang penuh
terhadap segala sesuatu yang dilakukan. (Accountable) Akuntabilitas
Menyampaikan sesuatu berlandaskan pada data fakta, dan keterbukaan yang
obyektif dan bijaksana.
49
e. Kerjasama
Sinergi bersedia berkorban satu sama lain dan Tidak saling menyalahkan satu
sama lain.
f. Motivasi Tinggi
Bekerja dengan proses yang benar dan berorientasi pada hasil yang
optimal; Motivasi yang tinggi dalam bentuk bersedia melakukan pekerjaan
lebih dan bersikap proaktif; Meningkatkan keahlian; dan Saling menjaga atau
memelihara satu sama lain.
4. Struktur Organisasi Perusahaan
Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT Adira Finance
Branch Manager Sales
and Distribution
Service head Sales Head
Sales agent
Sales leader Credit field
officer Kasir Customer
service Data admin
staff
General
admin staff
50
5. Tugas dan Fungsi Struktur Organisasi
a. Manager Sales and Distribution
Tugas utama seorang Manager Sales And Distribution sebagai berikut:
1) memastikan atau mengontrol apakah seluruh kegiatan yang ada di
perusahaan agar sudah mencapai target dalam setiap bulannya.
2) Bertanggung jawab penuh atas kegiatan - kegiatan yang ada di
perusahan.
3) Memberikan motivasi dan dukungan kepada karyawannya.
b. Sales Head
Tugas pokok dari Sales Head adalah sebagai berikut:
1) melakukan kerja sama dengan toko – toko dan memastikan penjualan
bisa mencapai target pada setiap bulannya.
2) Mengontrol laporan – laporan mengenai penjualan dalam setiap
bulannya sebelum laporan itu diserahkan ke manajer.
c. Credit Field Officer
Tugasnya seorang Credit Field Officer adalah sebagai berikut:
1) melakukan survey ke rumah nasabah yang ingin mengajukan kredit.
2) Memeriksa data data nasabah yang ingin mengajukan kredit.
3) Menghimpun data nasabah yang ingin mengajukan kredit.
d. Sales Leader
Tugasnya seorang Sales Leader adalah sebagai berikut:
1) mengumpulkan aplikasi nasabah dari Sales Agent untuk diproses ke
tahap selanjutnya.
51
2) Bertanggung jawab untuk melaksanakan kegiatan kinerja marketing
agar dapat mencapai target dalam setiap bulannya
3) Membina hubungan baik dengan nasabah.
e. Sales Agent
1) Tugasnya mencari nasabah yang akan mengajukan kredit.
2) Membina hubungan baik dengan nasabah maupun calon nasabah
f. Service Head
1) bertanggung jawab atas segala operasional cabang bisa berjalan
dengan baik mulai dari front liner sampai dengan back office.
2) Tugasnya bagian penerimaan karyawan baru.
g. Customer Service
Tugas utamanya seorang Service Head adalah sebagai berikut:
1) Melayani nasabah yang datang ke perusahaan baik itu keluhan
maupun pertanyaan dari nasabah.
2) Melaporkan data nasabah yang bermasalah.
h. Kasir
Tugasnya seorang kasir adalah sebagai berikut:
1) Menginput seluruh angsuran nasabah dari Debt Collector.
2) Melayani seluruh kegiatan pembayaran oleh nasabah.
3) Membuat laporan cash of name harian untuk menghindari selisih
angsuran yang di input.
52
i. Data Admin Staff
Tugas seorang Data Admin Staff adalah sebagai berikut:
1) Mengumpulkan data nasabah yang akan mengajukan kredit.
2) Bertanggung jawab atas segala kegiatan administrasi kantor.
j. General Admin Staff
Tugas seorang General Admin Staff adalah sebagai berikut:
1) Mengumpulkan uang dari kasir.
2) Mengurus segala keperluan kantor.
3) Sebagai pelaksana administrasi dan penginputan data aktivitas
pembiayaan.
Gambar 4.2 Logo PT Adira Finance
53
B. Penyajian Data (Hasil Penelitian)
1. Piutang Dan Sistem PT Adira Finance
a. Piutang PT Adira Finance
pada umumnya setiap perusahaan mempunyai piutang, sedangkan PT
Adira finance wilayah Kota Makassar sendiri sudah menjadi hal yang lumrah
mempunyai piutang karena PT Adira sendiri menggunakan pembayaran secara
kredit.
b. Sistem PT Adira Finance
Setiap perusahaan dalam menangani piutang mempunyai sistem yang
berbeda-beda, sedangkan PT Adira Finance wilayah Kota Makassar sendiri
mempunyai sistem dalam menangani piutang yaitu menggunakan debt collector.
Seorang debt collector mempunyai perang penting dalam PT Adira Finance
wilayah Kota Makassar, Jadi cara kerja debt collector melakukan penagihan
kepada nasabah dengan cara mendatangi ke rumah nasabah sampai target
tercapai setiap bulannya.
c. Permohonan Nasabah
Berikut ini beberapa prosedur permohonan nasabah yang ingin
mengajukan kredit ke PT Adira Finance Makassar.
1) Nasabah datang ke toko mencari barang yang diinginkan Sampai di toko
(mencari barang yang diinginkan).
2) Di toko tersebut ada sales adira untuk mendata mulai dari identitas (form
permohonan nasabah) data pribadi, penghasilan, angsurannya berapa,
tokonya dimana dan tipe2 barang nya adapun berkasnya ktp, kk, slip gaji,
bukti rumah (rek listrik atau pbb).
54
3) Setelah datanya lengkap lalu dikirim ke sales leader untuk diolah datanya
dan dilengkapi jika ada yang kurang. Setelah datanya lengkap melalui sales
leader lalu sales leader mengirim ke CVO (credit Velg Officer) atau
surveyor dan disurveilah oleh CVO ke rumah nasabah dan diverifikasi
apakah sesuai dengan data yang telah di isi di form tadi, disesuaikan datanya
dengan hasil surveinya.
4) Jika tidak ada yang menyimpang maka form tersebut akan di ACC jika ada
yang menyimpang bisa jadi ditolak dan bisa juga di ACC tergantung
menyimpangnya bagaimana, tidak sesuainya bagaimana kalau tidak fatal
bisa diterima tapi kalau misalnya nasabah mengaku rumahnya tapi bukan
rumahnya itu bisa dilakukan penolakan atau di cancel.
5) Setelah di survey ke rumah nasabah data dikirim kembali oleh CVO (credit
Velg Officer) ke central credit. Central credit itu bersifat regional yang
khusus menangani proses credit. Setelah sampai di central credit dan
dianalisa oleh central credit.
6) Setelah dianalisa dan diliat lagi jika di ACC akan langsung terbit surat
pesanan, jika tidak di ACC akan kembali ke CVO atau ke sales leader.
Setelah berkas yang sudah di ACC oleh analis di central credit itu akan
terbit surat pesanan. Surat pesan kreditan ini dikirimkan ke toko dimana si
nasabah membeli barang dalam bentuk sistem yang difasilitasi oleh adira.
Setelah diterima oleh toko lalu toko tersebut mengkonfirmasi ke nasabah
bahwa pengajuan nasabah sudah di ACC atau bisa juga langsung di
konfirmasi ke salesnya untuk memberitahukan kepada nasabah bahwa
adanya proses transaksi. Setelah melakukan transaksi semuanya sudah
selesai pembayaran dan barang sudah dikirim maksudnya pembayaran ini
55
adalah uang muka dan administrasi, setelah itu ada bukti pembayaran dan
tanda terima barang dari nasabah, berkas tersebut akan terus dikirimkan ke
central operation (proses pembayaran ke toko).
7) Setelah central operation menerima bukti nasabah seperti invoice, surat
pesanan yang tadi dikirimkan dari sentra kredit ke toko itu dilampirkan ke
dalam edawn get. Setelah diproses di central operation maka pembayaran
dilakukan langsung ke toko, setelah pembayaran selesai dilakukan maka si
nasabah tersebut sudah menjadi tanggung jawab adira dan sudah terdaftar
menjadi nasabah adira, dan selanjutnya nasabah melakukan pembayaran ke
adira sesuai dengan kesepakatan awal dengan sales yang dituangkan
kedalam form aplikasi permohonan.
d. Kebijakan Piutang Tak Tertagih
Tabel 4.1 Umur Piutang dan tindakan
No Umur piutang Kebijakan
1 1-30 hari Kunjungan ke rumah nasabah dalam satu minggu dua kali
2 31-60 hari Kunjungan ke rumah nasabah dalam jangka satu minggu
empat atau lima kali
3 61-90 hari Kunjungan ke rumah nasabah dengan tingkat pres yg lebih
kencang dan diberi peringatan untuk penarikan barang
4 91-120 hari Kunjungan dilakukan untuk penarikan barang
5 120 – keatas Kunjungan khusus serta melakukan penarikan barang
Berdasarkan tabel 4.1 ada beberapa kebijakan PT Adira Finance atas piutang
nasabah sebagai berikut:
56
1. Piutang yang berumur 1 sampai 30 hari maka akan ditindak lanjuti dengan cara
debt collector mendatangi rumah nasabah dua kali dalam satu minggu.
2. Piutang yang berumur 31 sampai 60 hari akan ditindak lanjuti dengan cara debt
collector mendatangi rumah nasabah dalam jangka 1 minggu 4 kali atau 5 kali.
3. Piutang yang berumur 61 sampai 90 hari akan ditindak lanjuti dengan cara debt
collector mendatangi rumah nasabah dan memberikan peringatan khusus
sebelum penarikan barang.
4. Piutang yang berumur 91 sampai 120 hari ditindaklanjuti dengan debt collector
melakukan pengambilan barang.
5. Piutang yang berumur 120 hari keatas akan mendatangkan pihak berwajib ke
rumah nasabah.
Tabel 4.2
Data Piutang PT Adira Finance Tahun 2020
Sumber: PT Adira Finance Kota Makassar
57
Berdasarkan Tabel 4.2 adalah data piutang Makassar DRB perusahaan
PT Adira Finance menunjukan bahwa piutang pada bulan September lebih kecil
dari pada bulan Agustus berarti Untuk data piutang pada bulan September
pencapaian targetnya bisa terbilang kurang.
C. Prosedur Penagihan Piutang PT Adira Finance
Prosedur penagihan berfungsi membuat surat perjanjian jatuh tempo
dan mengirimkan kepada nasabah. Pada bagian ini merupakan bagian langsung
yang berhubungan dengan nasabah, maka akan ada banyak kendala yang timbul
karena belum tentu para nasabah membayar tagihannya.
Adapun prosedur penagihan secara terperinci yang sebagai berikut:
1) Bagian piutang memberikan daftar piutang yang sudah saatnya ditagih
kepada bagian penagihan atau debt collector.
2) Bagian penagihan mengirimkan debt collector, yang merupakan
karyawan perusahaan, untuk melakukan penagihan kepada nasabah.
3) Bagian penagihan melakukan penagihan secara terus menerus apabila
target belum tercapai pada setiap harinya.
4) Setelah debt collector menerima uang dari nasabah kemudian diserahkan
dan menyerahkan tanda bukti ke kasir.
Dalam pengawasan penagihan, manajemen harus mempunyai strategi
khusus, ketat tetapi tidak menimbulkan kecurigaan melainkan harus
menciptakan suasana kepercayaan sehingga para pegawai bagian penagihan
dapat melaksanakan tugasnya dengan baik dan leluasa. Tetapi hal ini tidak
58
dapat menjamin bahwa tidak akan terjadi penyelewengan kesalahan baik
yang disengaja maupun tidak disengaja, karena kemungkinan kecurangan
disini mempunyai peluang besar jika pengendalian dan pengawasan
diterapkan bersifat longgar. Dalam hal ini jangan sampai terjadi kasus
pelanggan yang sudah membayar tetapi belum dilaporkan ke bagian
akuntansi dan masih banyak lagi kemungkinan-kemungkinan kesalahan
terjadi.
Menurut Van Horne (2002:263) Ada beberapa cara yang dilakukan untuk
melakukan penagihan piutang yaitu:
1) Melalui Surat
Bilamana pembayaran hutang dari pelanggan sudah lewat beberapa
hari tetapi belum dilakukan pembayaran maka perusahaan dapat mengirim
surat untuk mengingatkan atau menegur pelanggan yang belum membayar
hutangnya yang jatuh tempo. Apabila hutang tersebut belum juga dibayar
setelah beberapa hari surat dikirimkan maka dapat dikirimkan lagi surat
dengan teguran yang lebih keras.
2) Melalui Telepon
Apabila setelah pengiriman surat teguran ternyata tagihan tersebut belum juga
dibayar maka bagian kredit dapat menelpon pelanggan dan secara pribadi
memintanya untuk segera melakukan pembayaran. Kalau dari hasil
pembicaraan tersebut ternyata pelanggan mempunyai alasan yang dapat
diterima
59
maka mungkin perusahaan dapat memberikan perpanjangan sampai jangka
waktu tertentu.
3) Kunjungan Personal
Melakukan kunjungan secara personal atau pribadi ke tempat pelanggan
seringkali digunakan karena dirasakan sangat penting dalam usaha-usaha
pengumpulan piutang.
4) Tindakan Secara Hukum
Bilamana ternyata nasabah tidak mau membayar kewajibannya maka
perusahaan dapat menggunakan tindakan-tindakan secara hukum.
D. Menghitung Piutang Tak Tertagih Berdasarkan Umur Piutang
1. Menentukan tanggal jatuh tempo untuk setiap akun piutang nasabah.
Jatuh tempo kredit yang diberikan perusahaan adalah 30 hari setelah barang
diterima oleh nasabah. PT Adira Finance memiliki sebanyak 161 nasabah,
sehingga untuk menentukan tanggal jatuh tempo penulis mengambil satu contoh
invoice. Contoh ABC membeli barang melalui PT Adira Finance pada tanggal 15
Agustus dengan syarat n/30 pada faktur nomor SI/VIII/12/485. Sehingga tanggal
jatuh tempo piutang pada ABC adalah jatuh tempo sebagai berikut:
Syarat kredit, bersih 30 hari
Dikurang 16 sampai 31 Agustus 16 hari
Jumlah hari di Bulan September 14 hari
60
2. Menentukan jumlah hari suatu piutang yang telah lewat jatuh tempo.
Tanggal 31 Desember piutang ABC telah melewati jatuh tempo selama
108 hari dengan perhitungan sebagai berikut:
Jumlah hari tempo di Bulan September 16 hari
Jumlah hari tempo di Bulan Oktober 31 hari
Jumlah hari tempo di Bulan November 30 hari
Jumlah hari tempo di Bulan Desember 108 hari
3. Menempatkan setiap akun pada setiap kelompok umur berdasarkan
tanggal lewat jatuh temponya.
Piutang masing-masing nasabah yang sudah dihitung jatuh temponya
kemudian dibuatkan kelompok umur berdasarkan tanggal jatuh temponya. PT
Adira Finance memiliki sebanyak 161 nasabah hingga nama-nama pelanggan
tidak dituliskan semua. Nama-nama nasabah juga disamarkan untuk menjaga
rahasia perusahaan. Jumlah setiap piutang berdasarkan umur piutang disajikan
dalam jutaan rupiah. Kelompok umur piutang seperti pada tabel berikut:
Tabel 4.3 Kelompok umur jatuh tempo piutang
Nama
Nasabah
Belum 1-30 31-60 61-90 90-120 >120
ABB - - - - - 513
DEF 1.639 2.854 4.635 3.862 - -
FGH 10.167 4.511 233 1.684 - -
HIJ 2.103 2.041 1.668 3.578 - 126
JKL 3.658 4.920 - - - -
61
4. Menentukan jumlah setiap kelompok umur.
Piutang yang sudah dikelompokkan berdasarkan kelompok umur jatuh
temponya, kemudian dijumlahkan sesuai kelompok umur masing-masing.
Tabel 4.4 jumlah setiap kelompok umur piutang
Nama
Nasabah
Belum 1-30 31-60 61-90 91-120 >120
ABB - - - - - 513
DEF 1.639 2.854 4.635 3.862 - -
FGH 10.167 4.511 233 1.684 - -
HIJ 2.103 2.041 1.668 3.578 - 126
JKL 3.658 4.920 - - - -
Total 53.943 28.043 9.293 9.123 - 927
5. Mengalikan jumlah setiap kelompok umur dengan persentase
estimasi piutang tak tertagih untuk kelompok tersebut.
Persentase setiap kelompok umur piutang ditentukan oleh kebijakan
masing-masing perusahaan. Persentase perusahaan satu dengan perusahaan lain
meskipun melakukan kegiatan usaha yang sama. Berikut kebijakan PT Adira
Finance terhadap persentase untuk setiap kelompok umur piutang seperti pada
tabel berikut:
62
Tabel 4.5 persentase setiap umur piutang
Umur (hari) Jumlah persentase
Belum jatuh tempo 53.942.607.656 0%
1-30 28.042.822.118 2%
31-60 9.293.393.261 5%
61-90 9.123.326.049 8%
91-120 - 15%
>120 926.583.747 20%
Total 101.328.732.831
6. Menghitung total estimasi piutang tak tertagih ditentukan dengan
menjumlahkan piutang tak tertagih di setiap kelompok umur.
Piutang yang telah dikelompokkan berdasarkan kelompok umur piutang
dikalikan persentase setiap kelompok umur piutang. Persentase setiap kelompok
umur piutang ditentukan oleh kebijakan perusahaan. Total estimasi piutang tak
tertagih berdasarkan umur piutang pada tahun 2018 PT Adira Finance adalah
Rp1.940.708.939. berikut ini adalah estimasi piutang tak tertagih berdasarkan
umur piutang yang telah dibuat:
Tabel 4.6 total estimasi piutang tak tertagih periode 31 Desember 2019
Umur (hari) Jumlah Persentase Piutang tak
tertagih
Belum jatuh
tempo
53.942.607.656 0%
1-30 28.042.822.118 2% 560.856.442
31-60 9.293.393.261 5% 464.669.663
61-90 9.123.326.049 8% 729.866.084
63
91-120 0 15%
>120 926.583.747 20% 185.316.749
Total 101.328.732.831 1.940.708.939
7. Analisis piutang tak tertagih berdasarkan umur piutang
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa saldo total keseluruhan
piutang usaha Rp101.328.732.831 dengan total estimasi piutang tak tertagih
sebesar Rp1.940.708.939.
PT Adira Finance memiliki kebijakan terkait dengan kategori piutang dalam
beberapa kelompok ke dalam tabel berikut:
Tabel 4.7 Kategori Piutang
Umur Piutang Kategori
0-60 hari Lancar
61-120 hari Kurang Lancar
>120 hari Tidak Lancar
Berdasarkan Tabel 4.6 dan 4.7, maka perusahaan menetapkan piutang
yang belum jatuh tempo dalam kategori lancar, karena piutang diperkirakan dapat
tertagih keseluruhan. Piutang yang berumur 1 sampai 60 hari termasuk kedalam
kategori piutang lancar, kemudian perusahaan akan memberikan kebijakan dengan
menetapkan denda 2,5% setiap bulan per invoice. Sehingga piutang dengan
kategori lancar diperoleh sebesar Rp1.025.526.105. piutang yang berumur 61
sampai 120 hari ditetapkan sebagai piutang kurang lancar dengan nilai sebesar
Rp729.866.084, hal ini berarti perusahaan memerlukan usaha yang lebih keras
64
dalam proses penagihan seperti bagian account receivable melakukan penagihan
dengan cara menghubungi pelanggan melalui telepon atau memberi surat
peringatan. Piutang yang berumur lebih dari 120 hari dikategorikan dengan
piutang tidak lancar dengan nilai Rp185.316.749, karena piutang memerlukan
perhatian khusus dengan cara mengunjungi alamat perusahaan pelanggan untuk
melakukan penagihan secara langsung.
Jumlah estimasi perhitungan piutang tak tertagih sebesar Rp1.940.708.393
merupakan taksiran piutang yang tidak dapat ditagih pada periode 31 Desember
2018. Jumlah tersebut bukan jumlah kerugian piutang yang dibebankan pada
periode 31 Desember 2018, karena kerugian piutang akan dikurangi dengan
cadangan piutang yang ditetapkan jika perusahaan mengakui adanya akun
cadangan kerugian piutang, namun PT Adira Finance tidak mengakui adanya
cadangan kerugian piutang.
8. Perbandingan metode penghapusan dan metode penyisihan
Pemilihan Metode untuk mencatat piutang tak tertagih akan mempengaruhi akun
piutang usaha dan aset lancar dalam laporan posisi keuangan. Terdapat perbedaan
jumlah piutang usaha antara Tabel 1 dengan 2 dan 3. Perbedaan tersebut terjadi
karena terdapat jurnal koreksi pendapatan diterima dimuka pada Piutang Usaha
sebesar Rp 102.011.530 dan kelebihan pembayaran sebesar Rp10.589.887.
Berikut disajikan gambaran perubahan akun yang terpengaruh cadangan
piutang tak tertagih PT Adira Finance dengan menggunakan metode penghapusan
dan metode penyisihan:
65
Tabel 4.8 pengaruh adanya cadangan piutang tak tertagih pada Piutang Usaha dan
Aset Lancar menggunakan metode penghapusan.
Keterangan 2019
Piutang Usaha Rp101.216.131.414
Asset Lancar Rp141.178.430.183
Hasil perhitungan pada tabel diatas menunjukkan tidak adanya akun
dengan kerugian piutang untuk dikurangkan dengan saldo piutang usaha, sehingga
nilai piutang usaha yang disajikan tidak menunjukkan nilai realisasi bersih untuk
piutang pada periode berjalan.
Tabel 4.9 Pengaruh adanya cadangan Piutang Usaha dan Aset Lancar
menggunakan metode penyisihan.
Keterangan 2019
Piutang Usaha Rp101.216.131.414
Cadangan Kerugian Piutang Rp1.940.708.939
Piutang Bersih Rp99.275.422.475
Asset Lancar Rp139.237.721.244
Ekuitas Rp70.381.480.606
Hasil perhitungan pada tabel diatas menunjukkan adanya akun cadangan
kerugian piutang yang dikurangkan dengan saldo piutang usaha sehingga
diperoleh piutang bersih yang diperkirakan dapat tertagih. Hal ini menyebabkan
nilai pada piutang bersih menjadi lebih kecil dibandingkan dengan metode
66
penghapusan. Saldo piutang bersih yang menjadi lebih kecil menyebabkan saldo
pada Aset Lancar akan menjadi lebih kecil jika dibandingkan dengan metode
penghapusan. Saldo pada aset lancar yang mengalami penurunan atau lebih kecil
menyebabkan modal yang memiliki perusahaan akan berkurang.
67
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hasil dari penelitian dan pembahasan tentang efektivitas dan
prosedur penanganan piutang tak tertagih pada PT Adira Finance wilayah
Kota Makassar yaitu perhitungan piutang tak tertagih dengan menggunakan
metode penyisihan berdasarkan analisis piutang diperoleh estimasi kerugian
piutang sebesar Rp1.940.708.939. Berdasarkan analisis piutang tak tertagih
menggunakan umur piutang diketahui bahwa piutang dengan kategori lancar
sebesar Rp1.025.525.105, piutang dengan kategori kurang lancar sebesar
Rp729.866.084, dan piutang dengan kategori tidak lancar sebesar Rp
185.316.749.
Hasil perhitungan berdasarkan umur piutang pada PT Adira
Finance mengenai keefektifan sistem dan prosedur penanganan piutang tak
tertagih yang diterapkan dan terhadap perlakuan kerugian piutang tak tertagih
dapat simpulkan bahwa sistem penanganan berdasarkan umur piutang belum
efektif.
B. Saran
Saran dalam penelitian ini adalah:
Berdasarkan penelitian yang dilakukan maka saran yang dapat diberikan
oleh penulis adalah sebagai berikut.
68
1) Perusahaan harus memiliki fungsi penagihan sebagai pihak yang
melakukan penagihan pada saat piutang telah jatuh tempo, sehingga dapat
meringankan tugas para sales.
2) Perusahaan dapat mempertahankan pengendalian internal yang dilakukan,
karena sejauh ini sistem pengendalian internal yang diterapkan perusahaan
sudah efektif dan sesuai.
3) Perusahaan seharusnya menggunakan metode pencadangan analisis umur
piutang untuk mengestimasi piutang usahanya agar lebih efektif dalam
menentukan kerugian piutang tak tertagih.
69
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Syafi’i Syakur.2009 Intermediate Accounting. AV Publisher. Jakarta
Ais Chatamarrasjid Hermansyah., 2005. Hukum Perbankan Nasional Indonesia.
Kencana, Edisi kedua, Jakarta.
Fana Ulfa. 2016. Sistem akuntansi menurut para ahli. (online),
(eprint.Perbanas.ac.id).
Hery. 2014. Pengendalian Akuntansi dan Manajemen, Kencana,Jakarta.
Irham Fahri. 2012. Analisis laporan keuangan, edisi kedua, penerbit erlangga,
Bandung.
Irwan Isa, 2014. Pentingnya sistem Informasi dalam Keberhasilan Sebuah Proyek,
cetak pertama Graha Ilmu, Yogyakarta.
L.M.Samryn. 2016. Pengantar Akuntansi. PT. Raja Grafindo Persada, Depok.
M.Scott,George.2002. Sistem Informasi Manajemen. Edisi 1 cetakan ke 7 PT.
Raja Grafindo Persada, Jakarta Utara.
R afryani, H Jaya. 2015. Sistem Akuntansi Penjualan Kredit dan Penagihan
Piutang. (online), Journal. Unrika.ac.id.
Rudianto. 2008. Pengantar Akuntansi. Erlangga, Jakarta.
Siskawati, Afnida. 2010. “Evaluasi Sistem Akuntansi Penjualan Kredit pada Inti
Gas”. Skripsi. Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Sofyan Syafri Harahap 2011. Teori Akuntansi, edisi revisi 2011 Rajawali Press,
Jakarta.
Subagyo Ahmad. 2015. Teknik Penyelesaian Kredit Bermasalah. Edisi 1 PT.
Mitra Wacana Media, Jakarta.
Sugiyono, 2010, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Penerbit
Alfabeta, Bandung
Van Horne, James C., JR, Wachowicz John M. 2002. Prinsip-Prinsip Manajemen
Keuangan, Buku 1. Terjemahan Heru Sutojo. Jakarta: Salemba Empat
70
LAMPIRAN
71
Lampiran 1. Transkrip Wawancara
TRANSKRIP WAWANCARA
Nama informan : Bapak Arfan Abdulloh
Tanggal : 27 Juni 2020
Jam : 10.00 -11.00
Materi wawancara
Peneliti kebijakan apa saja yang bisa dilakukan oleh PT.Adira
dalam menangani piutang tak teragih ?
Infotman Kebijakan yang dilakukan oleh PT.Adira dalam
menangani piutang tak tertagih yaitu, dalam PT.Adira
sendiri itu sudah ada pengelompokan untuk nasabah-
nasabah yang menunggak, jadi kita kelompokkan
dalam kategori hari atau bulan lalu kita bedakan dari
keterlambatan satu hari sampai 30 hari, terus 31
sampai 60, 61 sampai 90, 91 sampai 120, dan 120
hari keatas itu juga ada. Jadi kebijakan yang
dilakukan itu berbeda-beda di setiap kategori
tersebut. Kebijakan yang kita ambil itu tergantung
pada pengelompokan tersebut, dan setiap level itu
akan berbeda untuk kebijakannya.
72
TRANSKRIP WAWANCARA
Nama informan : Bapak Arfan Abdulloh
Tanggal : 28 Juni 2020
Jam : 10.00 -11.00
Materi wawancara
Peneliti Apakah kebijakan tersebut sudah berjalan efektif ?
Informan Jadi untuk kebijakan tersebut apakah berjalan efektif,
jadi memang sudah ada SOP nya di setiap level
tersebut untuk keterlambatan 1 sampai 30 hari dan
seterusnya itu kita sudah bedakan model
penagihannya. Secara mode tersebut apakah sudah
berjalan efektif atau tidak itu sudah berjalan karena
kita sudah kelompokkan untuk kategori-kategori
tersebut dari level-level yang berbeda.
73
TRANSKRIP WAWANCARA
Nama informan : Bapak Arfan Abdulloh
Tanggal : 4 Agustus 2020
Jam : 10.00 -11.00
Materi wawancara
Peneliti Dalam kebijakan tersebut apakah sudah mencapai
target dalam menangani piutang tak tertagih ?
Informan Untuk target ini, seperti pertanyaan nomor 2 sudah
berjalan efektif berarti targetnya sudah bisa tercapai,
tapi tidak menuntut kemungkinan memang ada faktor
eksternal yang bisa mempengaruhi apakah target ini
bisa tercapai atau tidak. Misalnya macam sekarang
ini adanya pandemi covid 19 mau tidak mau dari
unsur pendapatan atau penghasilan nasabah itu
sendiri banyak yang menurun, jadi secara otomatis
untuk target yang diberikan itu untuk masa pandemi
covid19 ini banyak yang tidak tercapai target, tapi
kembali lagi PT.Adira akan melakukan review atas
target tersebut dan langkah-langkah apa saja yang
akan dilakukan jadi kita tidak berpatokan pada satu
jalan saja.
74
TRANSKRIP WAWANCARA
Nama informan : Bapak Arfan Abdulloh
Tanggal : 5 Agustus 2020
Jam : 10.00 -11.00
Materi wawancara
Peneliti hal apa saja yang dilakukan oleh PT. Adira jika tidak
mencapai target ?
Informan jadi untuk hal-hal apa saja yang dilakukan di
PT.Adira sendiri setiap bulannya akan mereview
untuk hasil penagihan di bulan lalu. Jadi apakah itu
sudah mencapai target ataukah tidak kita akan
mencarikan solusinya. Di Dalam istilah PT.Adira ada
namanya PDCA (Plan Do Action and Corrective)
yang akan merencanakan dan melakukan apabila
belum tercapai kita akan melakukan review lagi
setiap bulannya dan kita akan membuat strategi lagi
apa yang akan dilakukan agar target sebelumnya tidak
terulang apabila tidak tercapai.
75
TRANSKRIP WAWANCARA
Nama informan : Bapak Arfan Abdulloh
Tanggal : 6 Agustus 2020
Jam : 10.00 -11.00
Materi wawancara
Peneliti apa dampak jika piutang tak tertagih tidak mencapai
target ?
Informan untuk dampak apabila piutang tak tertagih itu belum
tercapai, yang pertama dari sisi pendapatan cabang
atau perusahaan tidak tercapai juga mau tidak mau
akan kembali ke induvidunya dan individu tim pasti
akan berkurang karena target tersebut belum tercapai.
76
TRANSKRIP WAWANCARA
Nama informan : Bapak Arfan Abdulloh
Tanggal : 8 Agustus 2020
Jam : 10.00 -11.00
Materi wawancara
Peneliti tahap-tahap apa saja dalam penyelesaian piutang tak
tertagih ?
Informan Kita sudah membagi kategori keterlambatan 1-30 hari
itu akan dikunjungi oleh pihak-pihak PT.Adira, tapi
kalau sudah melewati batas yang untuk 120 hari
keatas biasanya kita menggunakan tenaga eksternal.
Kemudian untuk kuantitas kunjungan yang awal di
level pertama kita kunjungi 1 kali seminggu, dan
yang menunggaknya 1 bulan atau 2 bulan itu bisa jadi
akan dilakukan kunjungan 2 hari sekali.
77
Lampiran 2. Dokumentasi magang pada PT Adira Finance Kota Makassar
78
79
Lampiran 3. Surat Penelitian PT Adira Finance
80
RIWAYAT HIDUP
Edi Susanto. Dilahirkan di Way Nipah Lampung 17
Desember 1993, dari pasangan Ayahanda Mastur dan
Ibunda Robiyatun. Penulis masuk sekolah dasar pada
tahun 2000 di SDN 2 Banjarnegoro dan tamat pada
tahun 2005, tamat SMP Negeri 1 Wonosobo pada tahun 2008, dan
tamat SMK Bumi Nusantara Wonosobo tahun 2011. Pada tahun 2015,
penulis mendaftar sebagai mahasiswa program studi Akuntansi
Universitas Muhammadiyah Makassar program strata satu (S1).