fakultas psikologi universitas islam negeri syarif...

96
PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA MTs N 3 PONDOK PINANG Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi) Disusun Oleh: AINI FATNAWATI 108070000118 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011

Upload: vutuyen

Post on 03-Mar-2019

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3663/1/AINI... · 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah ... siswa

PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING TERHADAP

PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA

MTs N 3 PONDOK PINANG

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

Disusun Oleh:

AINI FATNAWATI

108070000118

FAKULTAS PSIKOLOGIUNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAHJAKARTA

2011

Page 2: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3663/1/AINI... · 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah ... siswa

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang masalah

Pendidikan merupakan investasi penting yang menentukan masa depan bangsa.

Dewasa ini, pesatnya perkembangan teknologi dan informasi memiliki peranan

yang sangat penting dalam dunia pendidikan di era globalisasi dan pasar bebas

dunia. Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas sangat diperlukan bagi

negara-negara maju dan berkembang termasuk Indonesia, terlebih dengan

persaingan yang semakin kompetitif. Peningkatan SDM sangat tergantung pada

kualitas pendidikan di suatu negara.

Siswa sebagai generasi penerus bangsa diharapkan dapat meningkatkan

kualitas dirinya untuk kemajuan negara. Salah satu cara yang dapat dilakukan

adalah melalui pendidikan di sekolah. Tujuan pendidikan nasional adalah untuk

meningkatkan mutu pendidikan pada setiap jenis dan jenjang pendidikan. Dunia

pendidikan dalam hal ini mencetak siswa-siswa menjadi sumber daya manusia

yang berkualitas yang diharapkan dapat berfikir secara kritis, kreatif, inovatif, dan

berwawasan luas untuk bersaing meningkatkan mutu pendidikan dan prestasi

belajarnya.

Sistem pendidikan di Indonesia yang diatur oleh UU RI No. 20 Tahun 2003,

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan dirinya

Page 3: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3663/1/AINI... · 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah ... siswa

2

untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa dan negara.

Pendidikan di setiap negara sangatlah penting. Di mana setiap pendidikan

selalu mengacu pada kurikulum yang telah ditetapkan oleh masing-masing negara

termasuk di Indonesia. Dalam kurikulum ini diberlakukan standar nasional

pendidikan yang berkenaan dengan standar isi, proses dan kompetensi kelulusan.

Salah satu pelajaran yang menjadi dasar kurikulum wajib pada setiap sekolah

ialah mata pelajaran matematika. Menurut Lerner (Abdurahman, 2003),

matematika di samping sebagai bahasa simbolis juga merupakan bahasa universal

yang memungkinkan manusia memikirkan, mencatat, dan mengkomunikasikan

ide mengenai elemen dan kuantitas. Dalam kegiatan sehari-hari, setiap individu

akan terlibat dengan matematika, mungkin dalam bentuk sederhana dan bersifat

rutin atau mungkin dalam bentuk yang sangat kompleks. Disadari atau tidak,

pengetahuan tentang matematika telah sering dipergunakan oleh masyarakat

dalam menyelesaikan permasalahan sehari-sehari. Seperti, para pedagang di pasar

tradisional yang begitu mahir dan cepat menghitung jumlah pembelian dan

sekaligus mengembalikan sisa uang pembeliannya.

Perkembangan pengetahuan dan teknologi yang menopang perkembangan

budaya dan kehidupan manusia di berbagai belahan dunia dipengaruhi oleh

kemajuan dalam bidang matematika. Matematika merupakan subjek yang sangat

penting di dalam sistem pendidikan di seluruh negara di dunia ini. Negara yang

mengabaikan pendidikan matematika sebagai prioritas utama akan tertinggal dari

Page 4: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3663/1/AINI... · 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah ... siswa

3

segala bidang, dibanding dengan negara-negara lainnya yang memberikan tempat

bagi matematika sebagai subjek yang sangat penting. Di Indonesia mulai dari

sekolah dasar sampai universitas, syarat penguasaan matematika jelas sangat

dibutuhkan. Oleh karena itu, wajar apabila pada tingkat materi pelajaran di

sekolah pun konsep-konsep matematika melekat pada berbagai pelajaran, seperti

pelajaran geografi, fisika, kimia, biologi, ekonomi, dan sosial, sehingga

penguasaan konsep-konsep matematika merupakan prasyarat untuk dapat

memahami dan mengembangkan cabang ilmu yang lain (Masthoni, 2009).

Menurut Cockroft (Abdurahman, 2003), mengemukakan bahwa matematika

perlu diajarkan kepada siswa karena (1) selalu digunakan dalam segi kehidupan

(2) semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai (3)

merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat, dan jelas (4) dapat digunakan

untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara (5) meningkatkan kemampuan

berfikir logis, ketelitian dan kesadaran keruangan, dan (6) memberikan kepuasan

terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang. Dengan demikian

matematika menjadi mata pelajaran yang sangat penting dalam pendidikan dan

wajib dipelajari pada setiap jenjang pendidikan.

Sayangnya pelajaran matematika yang dianggap sangat penting dan wajib

dipelajari di setiap jenjang pendidikan, menurut Ketua Asosiasi Guru Matematika

Indonesia (AGMI), Firman Syah Noor (dalam Yusmiarini, 2009) mengatakan

prestasi matematika siswa kelas 2 SMP di Indonesia masih lebih rendah

dibandingkan dengan Malaysia dan Singapura yang jumlah jam pengajarannya

setiap tahun lebih sedikit dibandingkan Indonesia. “Prestasi Indonesia 411,

Page 5: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3663/1/AINI... · 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah ... siswa

4

Malaysia prestasinya 508, dan Singapura 605. Padahal jam pelajaran di Indonesia

adalah 169 jam rata-rata setiap tahun. Sedangkan Malaysia 120 jam dan Singapura

hanya 112 jam.” Bila nilai tersebut dikelompokkan, kata Firman, nilai 400-474

termasuk rendah, 475-449 termasuk menengah, 550-624 termasuk tinggi, dan 625

termasuk tingkat lanjut. Nilai tersebut, sambungnya merupakan hasil analisis

pelaksanaan (TIMSS) Trends in International Mathematics and Science Study

yang dilakukan Frederick KS Leung dari The University of Hong Kong. Hasil

analisis itu menunjukkan di Indonesia lebih banyak waktu yang dihabiskan siswa

di sekolah, tetapi tingkat prestasi siswanya rendah. Penyebabnya karena

kebanyakan soal matematika yang dikerjakan di ruang kelas diekspresikan dalam

bahasa dan simbol matematika yang pengajarannya tidak berhubungan dengan

kehidupan sehari-hari. Akibatnya, siswa merasa takut dan malas belajar

matematika.

Berdasarkan fenomena yang terjadi di MTs N 3 Pondok Pinang melalui hasil

wawancara wakil kepala sekolah bagian humas dan peningkatan mutu, salah satu

guru matematika, BD pada tanggal 4 November 2010 mengaku bahwa, yang

menjadi faktor prestasi belajar matematika siswa bukanlah semata-mata tingkat

inteligensi, menurutnya yang paling tepat adalah kemampuan dasar yang tidak

dikuasai atau kurang mantapnya pengetahuan matematika dari SD; perasaan takut

dengan hitung-hitungan, deg-degan, dan banyak hafalan rumus menyebabkan

siswa malas membaca sehingga banyak siswa yang jarang mengerjakan tugas;

cara guru mengajar yang tidak sesuai dengan gaya belajar siswa; dan peran orang

tua atau keluarga karena kurang mendukung aktivitas belajar siswa, serta orang

Page 6: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3663/1/AINI... · 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah ... siswa

5

tua yang jarang menyuruh anaknya untuk belajar. Prestasi belajar matematika

akan berhasil jika siswa benar-benar memahami konsep dan memperbanyak

latihan soal, maka akan terbentuk pemahaman dan penguasaan, sehingga jika

siswa bertemu soal matematika sudah paham dan tahu cara untuk menjawabnya.

Karena itu sangat disayangkan sekali jika ada siswa yang harus gagal pada UN

jikalau kurangnya persiapan pada diri siswa tersebut. Selain itu juga harus adanya

keterbukaan hubungan batin antara guru dan siswa agar keduanya sama-sama

mendapatkan timbal balik, guru dicintai dan pelajaran disukai.

Menurut Boekaerts (dalam Yulinawati, 2009), ada beberapa faktor yang

mempengaruhi keberhasilan siswa untuk mencapai prestasi yang optimal dalam

belajar, yaitu inteligensi, kepribadian, lingkungan sekolah, dan lingkungan rumah.

Lebih lanjut, selain faktor-faktor tersebut ternyata self-regulation turut

mempengaruhi keberhasilan siswa dalam mencapai prestasi optimal. Bandura,

Zimmerman, dan Martinez-Pons (Papalia, 2001) berpendapat bahwa individu

yang mengatur diri mereka dalam belajar dan meyakini bahwa ia mampu

mengatasi bahan-bahan akademik akan memiliki kesuksesan dan prestasi belajar

yang tinggi dibandingkan dengan individu yang tidak percaya akan kemampuan

dirinya. Usaha individu untuk mencapai tujuan belajar dengan mengaktifkan dan

mempertahankan pikiran, emosi dan perilaku disebut self-regulated learning

(SRL) (dalam Yulinawati, 2009).

Proses belajar melalui self-regulated learning apabila siswa yang aktif dalam

proses belajarnya, baik secara metakognitif, motivasi, maupun perilaku. Secara

metakognitif mereka bisa memiliki strategi tertentu yang efektif dalam

Page 7: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3663/1/AINI... · 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah ... siswa

6

memproses informasi. Sedangkan motivasi berbicara tentang semangat belajar

yang sifatnya internal. Sedangkan perilaku yang ditampilkan adalah dalam bentuk

tindakan nyata dalam belajar (dalam Ismawati, 2010).

Kesadaran anak memilih dan menggunakan strategi belajar tertentu akan

membedakan anak yang belajarnya benar dan anak yang belajar sekedarnya. Anak

berusaha memahami materi bacaan kata kunci lalu membuat ringkasan. Untuk

dapat menguasai pelajaran matematika, siswa diharapkan memiliki keterampilan

kognitif dalam memahami konsep-konsep keruangan, konsep persamaan, konsep

membedakan, definisi, konsep pengukuran, dan analisa dalam bentuk soal cerita,

serta dalam pengerjaan tugas-tugas. Proses regulasi diri secara keseluruhan lebih

menekankan kepada proses kematangan siswa dimana semakin sering siswa

melakukan latihan mengerjakan soal-soal akan semakin banyak materi yang

dikuasai sehingga diharapkan siswa dapat mengembangkan self-regulated

learning.

Dalam hal ini, agar siswa dapat mengerti pemahaman yang menyeluruh

mengenai pelajaran matematika dibutuhkan langkah-langkah yang konkrit dengan

mengubah perilaku dan strateginya dalam proses belajar. Menurut Schunk dan

Zimmerman (dalam Wolters, 1998), siswa yang mengatur dirinya dalam belajar

pada umumnya digolongkan sebagai para siswa yang aktif secara efisien

mengelola pengalaman belajar mereka sendiri dengan berbagai cara yang berbeda-

beda. Secara teori, para siswa berada dalam ruang lingkup pendidikan mampu

mengatur diri mereka sendiri untuk menggunakan berbagai macam strategi

Page 8: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3663/1/AINI... · 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah ... siswa

7

metakognitif yang siap mereka gunakan, ketika diperlukan, untuk memenuhi

tugas-tugas akademis.

Menurut Zimmerman (1989) agar siswa dapat dikatakan memiliki self-

regulated learning dalam proses belajarnya siswa harus melibatkan penggunaan-

penggunaan strategi khusus untuk mencapai tujuan akademisnya. Pengaturan

kognitif dan ketekunan siswa dalam mengerjakan soal-soal latihan merupakan

faktor yang menentukan keberhasilan prestasi karena keduanya memiliki

keterkaitan yang tidak dapat dipisahkan. Karena itu kemauan dan keinginan siswa

untuk mengerjakan soal-soal latihan dan keinginan siswa untuk merubah perilaku

belajarnya dalam bentuk mempraktekan teori yang didapat di kelas serta

penggunaan self-regulated learning yang tepat akan meningkatkan prestasi.

Penelitian sebelumnya mendukung pentingnya self-regulated learning dengan

menghubungkan para siswa yang mengatur dirinya dengan hasil prestasi belajar.

Pintrich & DeGroot (1990), mendapati bahwa para siswa yang memiliki self-

regulated learning menggunakan motivasi instrinsik, dan self-efficacy yang lebih

besar. Demikian juga Zimmerman dan Martines-Pons (1986) juga mendapati

bahwa para siswa yang berprestasi tinggi lebih menggunakan 14 strategi

dibandingkan dengan siswa yang berprestasi rendah (dalam Wolters, 1998).

Selain itu, Menurut Zimmerman dan Matinez-Pons (1988) dalam

penelitiannya menjelaskan bahwa siswa yang memiliki self-regulated learning

akan mampu mengarahkan dirinya saat belajar (self-regulated learners), membuat

perencanaan (plan), mengorganisasikan materi (organize), mengarahkan diri

sendiri (self-instruction) dan mengevaluasi diri sendiri (self-evaluation) dalam

Page 9: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3663/1/AINI... · 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah ... siswa

8

proses pengetahuan. Langkah-langkah tersebut pada akhirnya akan meningkatkan

prestasi. Hasil penelitian dari Zimmerman dan Martinnez-Pons (1990)

menunjukan bahwa siswa yang memiliki prestasi lebih sering menggunakan

strategi-strategi self-regulated learning dibandingkan dengan siswa yang kurang

prestasinya. Jadi dapat disimpulkan bahwa untuk mendapatkan hasil belajar yang

baik, siswa yang memiliki prestasi tinggi hampir menggunakan seluruh strategi

dari self-regulated learning yang ada.

Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sudjana (2003), menyatakan

bahwa terdapat hubungan yang posistif dan signifikan antara self-regulated

learning dengan prestasi belajar fisika siswa kelas 2 SMU, dengan koefisien

korelasi sebesar 0,250. Artinya terdapat hubungan yang positif (ada hubungan

yang searah) dan signifikan antara self regulated learning dengan prestasi belajar

fisika.

Lain halnya peneliti yang dilakukan oleh Endah dkk (2006) mengenai

memahami perilaku prokrastinasi akademik berdasarkan tingkat self-regulated

learning dan trait kepribadian, menemukan bahwa tidak ada hubungan antara

tingkat self regulated learning terhadap perilaku prokrastinasi akademik siswa,

yang diperoleh dari uji regresi Nilai F 1.130 dengan signifikan > 0.05 yang artinya

tidak ada hubungan yang positif antara tingkat self regulated learning terhadap

perilaku prokrastinasi akademik siswa.

Laporan penelitian Sugiharto, dkk (2008) tentang pengembang model

bimbingan kesulitan belajar berbasis self-regulated learning pada siswa sekolah

menengah atas, memberi kesimpulan bahwa perilaku belajar siswa yang

Page 10: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3663/1/AINI... · 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah ... siswa

9

berkesulitan belajar tidak ada hubungannya dengan prinsip self-regulated

learning, terutama motivasi pribadi dan strategi belajar.

Bertolak dari hal tersebut diatas peneliti merasa tertarik untuk mengetahui :

Apakah ada pengaruh self-regulated learning terhadap prestasi belajar matematika

siswa MTs N 3 Pondok Pinang.

1.2 Perumusan dan pembatasan masalah

1.2.1 Pembatasan masalah

1. Prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau

kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya

sesuai dengan bobot yang dicapainya. Pretasi belajar matematika

diperoleh dari hasil ulangan harian dan ujian tengah semester genap

tahun 2010.

2. Self-regulated learning, merupakan kemampuan untuk mengatur diri

mereka sendiri baik secara metakognitif, motivasi, dan perilaku yang

merupakan partisipan aktif di dalam proses belajar mereka sendiri

yang ditujukan untuk mencapai tujuan (Zimmerman, 1989). Self –

regulated learning yang diungkapkan dalam penelitian ini meliputi 6

dimensi yang dikemukakan Zimmerman yaitu self-efficacy dan tujuan

diri; penggunaan strategi atau pelaksanaan yang rutin; pengelolaan

waktu; observasi diri, penilaian diri, reaksi diri; penstrukturan

lingkungan; dan pencarian bantuan yang selektif. (1994, 1998 dalam

Printrich & Schunk, 2008).

Page 11: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3663/1/AINI... · 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah ... siswa

10

3. Siswa yang menjadi sampel peneliti adalah siswa–siswi MTs N 3

Pondok Pinang

1.2.2 Perumusan masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah penulis uraikan, maka perumusan masalah

pada penelitian ini adalah:

1. Apakah ada pengaruh yang signifikan antara self-efficacy dan tujuan diri

terhadap prestasi belajar matematika siswa MTs N 3 Pondok Pinang?

2. Apakah ada pengaruh yang signifikan antara penggunaan strategi atau

pelaksanaan yang rutin terhadap prestasi belajar matematika siswa MTs N

3 Pondok Pinang?

3. Apakah ada pengaruh yang signifikan antara pengelolaan waktu terhadap

prestasi belajar matematika siswa MTs N 3 Pondok Pinang?

4. Apakah ada pengaruh yang signifikan antara observasi diri, penilaian diri

dan reaksi diri terhadap prestasi belajar matematika siswa MTs N 3

Pondok Pinang?

5. Apakah ada pengaruh yang signifikan antara penstrukturan lingkungan

terhadap prestasi belajar matematika siswa MTs N 3 Pondok Pinang?

6. Apakah ada pengaruh yang signifikan antara pencarian bantuan yang

selektif terhadap prestasi belajar matematika siswa MTs N 3 Pondok

Pinang?

Page 12: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3663/1/AINI... · 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah ... siswa

11

1.3 Tujuan dan manfaat penelitian

1.3.1 Tujuan penelitian

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

1. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh self-efficacy dan tujuan diri

terhadap prestasi belajar matematika siswa MTs N 3 Pondok Pinang.

2. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh penggunaan strategi atau

pelaksanaan yang rutin terhadap prestasi belajar matematika siswa MTs N

3 Pondok Pinang.

3. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh pengelolaan waktu terhadap

prestasi belajar matematika siswa MTs N 3 Pondok Pinang.

4. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh observasi diri, penilaian diri dan

reaksi diri terhadap prestasi belajar matematika siswa MTs N 3 Pondok

Pinang.

5. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh penstrukturan lingkungan

terhadap prestasi belajar matematika siswa MTs N 3 Pondok Pinang.

6. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh pencarian bantuan yang selektif

terhadap prestasi belajar matematika siswa MTs N 3 Pondok Pinang.

7. Untuk mengetahui tingkat prestasi belajar siswa pada mata pelajaran

matematika.

1.3.2 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis maupun manfaat

praktis. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

Page 13: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3663/1/AINI... · 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah ... siswa

12

1.3.2.1 Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan mampu menghasilkan temuan yang bermanfaat

tentang peranan self-regulated learning terhadap prestasi belajar siswa

pada mata pelajaran matematika. Dengan demikian hasil penelitian ini

dapat memperkaya khazanah ilmiah tentang psikologi pendidikan.

1.3.2.2 Manfaat praktis

Penelitian ini agar lebih bermafaat bagi guru dan orang tua khususnya

dalam memperhatikan tingkat self-regulated learning siswa dalam

belajar sehingga mampu meraih prestasi belajar yang tinggi.

1.4 Sistematika penulisan

Kaidah penulisan yang dipakai dalam penyusunan skripsi ini, berpedoman pada

buku panduan skripsi Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

dengan sistematika sebagai berikut:

Bab 1 PENDAHULUAN, berisi tentang latar belakang masalah, perumusan

masalah dan pembatasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta

sistematika penulisan.

Bab 2 KAJIAN TEORI, menjelaskan tentang teori yang digunakan dalam

penelitian ini, diantaranya Prestasi belajar: pengertian prestasi belajar,

tujuan belajar, faktor-faktor prestasi belajar, dan cara pengukuran

prestasi belajar; Self-regulated learning : pengertian self-regulated

learning, karakteristik siswa dengan self-regulated learning, faktor-

faktor self-regulated learning, dimensi-dimensi self-regulated learning,

Page 14: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3663/1/AINI... · 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah ... siswa

13

strategi-strategi self-regulated learning, dan cara pengukuran self-

regulated learning; Kerangka berfikir ; dan Hipotesis

Bab 3 METODE PENELITIAN, membahas tentang pendekatan penelitian,

Subbab pertama membahas tentang pendekatan penelitian. Subbab

kedua membahas tentang populasi dan sampel serta teknik pengambilan

sampel. Subbab ketiga membahas identifikasi varaibel penelitian,

definisi konseptual, dan definisi operasional. Subbab keempat

membahas tentang tehnik pengumpulan data, alat ukur. Subbab kelima

membahas tentang uji validitas, uji reliabilitas. Subbab keenam

membahas tentang tehnik pengolahan dan analisa data. Subbab ketujuh

membahas mengenai prosedur penelitian.

Bab 4 HASIL PENELITIAN, menguraikan tentang presentasi dan analisis data

meliputi gambaran umum responden, deskripsi data penelitian, dan

deskripsi statistik serta analisis regresi.

Bab 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN, berisi tentang kesimpulan

hasil penelitian, diskusi mengenai temuan-temuan dalam penelitian dan

saran untuk penelitian lanjutan.

Page 15: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3663/1/AINI... · 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah ... siswa

14

BAB 2

KAJIAN TEORI

Berikut ini akan diuraikan berbagai literatur yang terkait dengan variabel

penelitian, yaitu Prestasi belajar: pengertian prestasi belajar, tujuan belajar, faktor-

faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, dan pengukuran prestasi belajar; Self-

regulated learning : pengertian self-regulated learning, karakteristik siswa dengan

self-regulated learning, faktor-faktor self-regulated learning, dimensi-dimensi

self-regulated learning, strategi-strategi self-regulated learning, dan cara

mengukur self-regulated learning; Kerangka berfikir ; dan Hipotesis.

2.1 Prestasi Belajar

2.1.1 Pengertian prestasi belajar

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2000) prestasi adalah hasil yang telah

dicapai/dilakukan/dikerjakan seseorang dalam melakukan kegiatan. Sedangkan

belajar menurut Cronbach, Harold Spears, dan Geoch (dalam Sardiman, 1986)

adalah:

1. Cronbach memberikan definisi : Learning is shown by a change in behavior

as a result of experience.

2. Harold Spears memberikan batasan: Learning is to observe, to read, to

initiate, to try something themselves, to listen, to follow direction.

Page 16: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3663/1/AINI... · 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah ... siswa

15

3. Geoch, mengatakan: Learning is a change in performance as a result of

practice.

Dari ketiga definisi di atas, maka dapat diterangkan bahwa belajar itu

senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan

serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan,

meniru, dan lain sebagainya. Juga belajar itu akan lebih baik, kalau siswa itu

mengalami atau melakukannya, jadi tidak bersifat verbalistik.

Prestasi belajar merupakan suatu hasil usaha seseorang individu setelah ia

mengadakan suatu kegiatan belajar. Prestasi belajar sebagai akibat pengalaman

dari proses belajar siswa (dalam Syah, 2008). Prestasi berarti penilaian terhadap

tingkat keberhasilan siswa untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam

sebuah program. Menurut Tardif, dkk (1989) prestasi belajar berarti proses

penilaian untuk menggambarkan prestasi yang dicapai seorang siswa sesuai

dengan kriteria yang telah ditetapkan (dalam Syah, 2003). Sedangkan, Winkel

(1996) juga mengatakan bahwa, “prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan

belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya

sesuai dengan bobot yang dicapainya”.

Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan

belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan

hasil dari proses belajar.

Page 17: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3663/1/AINI... · 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah ... siswa

16

2.1.2 Tujuan belajar

Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya suasana belajar

yang kondusif. Tujuan belajar bila ditinjau secara umum ada tiga jenis, yaitu

(dalam Sardiman, 1986):

1. Untuk mendapatkan pengetahuan

Hal ini ditandai dengan kemampuan berfikir. Pengetahuan dan

kemampuan berfikir sebagai sesuatu yang tidak dapat dipisahkan.

Dengan kata lain, tidak dapat mengembangkan kemampuan berfikir

tanpa bahan pengetahuan, sebaliknya kemampuan berfikir akan

memperkaya pengetahuan. Tujuan inilah yang memiliki kecenderungan

lebih besar perkembangannya di dalam kegiatan belajar.

2. Penanaman konsep dan keterampilan

Penanaman konsep, juga memerlukan suatu keterampilan. Jadi soal

keterampilan yang bersifat jasmani maupun rohani. Keterampilan

jasmani adalah keterampilan yang dapat dilihat, diamati, sehingga

menitikberatkan pada keterampilan gerak seseorang yang sedang belajar.

Termasuk dalam hal ini masalah tehnik dan pengulangan. Sedangkan

keterampilan rohani tidak selalu berurusan dengan masalah-masalah

keterampilan yang dapat dilihat, tetapi lebih abstrak, menyangkut

persoalan penghayatan dan keterampilan berfikir serta kreativitas untuk

menyelesaikan dan merumuskan suatu masalah. Jadi semata-mata bukan

soal pengulangan, tetapi mencari jawab yang cepat dan tepat.

Page 18: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3663/1/AINI... · 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah ... siswa

17

3. Pembentukan sikap

Untuk pembentukan sikap siswa peran guru sangat penting dalam

menumbuhkan sikap mental, perilaku dan pribadi siswa tersebut. Untuk

itu dibutuhkan kecakapan dalam mengarahkan motivasi dan berfikir

dengan tidak lupa menggunakan pribadi guru itu sendiri sebagai contoh

atau model.

Jadi pada intinya, tujuan belajar itu adalah ingin mendapatkan pengetahuan,

keterampilan dan penanaman sikap mental atau nilai-nilai. Pencapaian tujuan

belajar berarti akan menghasilkan hasil belajar.

2.1.3 Faktor – faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

Prestasi belajar yang dicapai seorang individu merupakan hasil interaksi antara

berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri (faktor internal)

maupun dari luar diri (faktor eksternal) individu. Pengenalan terhadap faktor-

faktor yang mempengaruhi prestasi belajar penting sekali artinya dalam rangka

membantu siswa dalam mencapai prestasi belajar yang sebaik-baiknya (dalam

Syah, 2008).

1. Faktor Internal Siswa

Faktor internal adalah faktor yang timbul dari dalam diri individu itu

sendiri meliputi dua aspek yakni: 1) aspek fisiologis (yang bersifat

jasmaniah) ; 2) aspek psikologis (yang bersifat rohaniah).

Page 19: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3663/1/AINI... · 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah ... siswa

18

a. Aspek fisiologis

Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat

kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi

semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi organ

tubuh yang lemah, apalagi jika disertai pusing-pusingkepala misalnya,

dapat menurunkan kualitas ranah cipta (kognitif) sehingga materi yang

dipelajarinya pun kurang atau tidak berbekas. Untuk mempertahankan

tonus jasmani agar tetap bugar, siswa sangat dianjurkan mengkonsumsi

makanan dan minuman yang bergizi. Selain itu, siswa juga dianjurkan

memilih pola istirahat dan olah raga ringan yang sedapat mungkin

terjadwal secara tetap dan berkesinambungan. Hal ini penting sebab

perubahan pola makan-minum dan istirahat akan menimbulkan reaksi

tonus yang negatif dan merugikan semangat mental siswa itu sendiri

(dalam Syah, 2008).

Faktor fisiologis ada yang bersifat bawaan dan ada yang diperoleh. Yang

termasuk faktor fisiologis misalnya penglihatan, pendengaran, struktur

tubuh, dan sebagainya (dalam Ahmadi & Supriyono, 1991)

b. Aspek psikologis

Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat mempengaruhi

kuantitas dan kualitas perolehan pembelajaran siswa. Namun, diantara

faktor-faktor rohaniah siswa yang pada umumnya dipandang lebih esensial

itu adalah sebagai berikut: 1) tingkat kecerdasan / inteligensi siswa; 2)

sikap siswa; 3) bakat siswa; 4) minat siswa ; 5) motivasi siswa

Page 20: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3663/1/AINI... · 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah ... siswa

19

Inteligensi Siswa

Inteligensi pada umumnya dapat diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik

untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan

dengan cara yang tepat (dalam Syah, 2008). Jadi, inteligensi sebenarnya

bukan persoalan kualitas otak saja, melainkan juga kualitas organ-organ

tubuh lainnya. Akan tetapi, memang harus diakui bahwa peran otak dalam

hubungannya dengan inteligensi manusia lebih menonjol dari pada peran

organ-organ tubuh lainnya, lantaran otak merupakan ”menara pengontrol ”

hampir seluruh aktivitas manusia.

Tingkat kecerdasan atau inteligensi siswa tak dapat diragukan lagi, sangat

menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa. Ini bermakna, semakin

tinggi kemampuan inteligensi seorang siswa maka semakin besar

peluangnya untuk meraih sukses. Sebaliknya, semakin rendah kemampuan

inteligensi seorang siswa maka semakin kecil peluangnya untuk

memperoleh sukses.

Sikap

Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa

kecenderungan untuk mereaksi atau merespons dengan cara yang relatif

tetap terhadap objek orang, barang, dan sebagainya, baik secara positif

maupun negatif. Sikap (attitude) siswa yang positif, terutama kepada guru

dan mata pelajaran yang disajikannya merupakan pertanda awal yang baik

bagi proses belajar siswa tersebut. Sebaliknya, sikap negatif siswa

terhadap guru dan mata pelajarannya, apalagi jika diiringi kebencian

Page 21: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3663/1/AINI... · 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah ... siswa

20

kepada guru bersangkutan atau kepada mata pelajarannya dapat

menimbulkan kesulitan belajar siswa tersebut.

Bakat Siswa

Secara umum, bakat (aptitude) adalah kemampuan potensial yang dimiliki

seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang

(dalam Syah, 2008). Dengan demikian, sebetulnya setiap orang pasti

memiliki bakat dalam arti berpotensi untuk mencapai prestasi sampai ke

tingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masing-masing. Jadi, secara global

bakat itu mirip dengan inteligensi. Itulah sebabnya seorang anak yang

berinteligensi sangat cerdas (superoir) atau cerdas luar biasa (very

superior) disebut juga sebagai talented child, yakni anak berbakat.

Dalam perkembangan selanjutnya, bakat kemudian diartikan sebagai

kemampuan individu untuk melakukan tugas tertentu tanpa banyak

bergantung pada upaya pendidikan dan latihan. Seorang siswa yang

berbakat dalam bidang matematika, misalnya, akan jauh lebih mudah

menyerap informasi, pengetahuan, dan keterampilan yang berhubungan

dengan bidang tersebut dibanding dengan siswa lainnya. Inilah yang

kemudian disebut bakat khusus (spesific aptitude) yang konon tak dapat

dipelajari karena merupakan karunia inborn (pembawaan sejak lahir).

Minat Siswa

Secara sederhana, minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan

yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat seperti yang

dipahami dan dipakai oleh orang selama ini dapat mempengaruhi kualitas

Page 22: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3663/1/AINI... · 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah ... siswa

21

pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang-bidang tertentu. Umpamanya,

seorang siswa yang menaruh minat besar terhadap matematika akan

memusatkan perhatiannya lebih banyak daripada siswa lainnya.

Kemudian, pemusatan perhatian yang intensif terhadap materi itulah yang

memungkinkan siswa tadi untuk belajar lebih giat dan akhirnya mencapai

prestasi yang diinginkan. Guru dalam kaitan ini sejogianya berusaha

membangkitkan minat siswa untuk menguasai pengetahuan yang

terkandung dalam bidang studinya dengan cara yang kurang lebih sama

dengan kiat membangun sikap positif.

Motivasi Siswa

Motivasi adalah penting bagi proses belajar, karena motivasi

menggerakkan organisme (baik untuk manusia ataupun hewan) ,

mengarahkan tindakan, serta memilih tujuan belajar yang dirasa paling

berguna bagi kehidupan individu. Motivasi dapat dibedakan menjadi dua

macam, yaitu : 1) motivasi instrinsik; dan 2) motivasi ekstrinsik. Motivasi

instrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri siswa

sendiri yang dapat mendorongnya melakukan tindakan belajar. Sedangkan

motivasi ekstrinsik adalah hal dan keadaan yang datang dari luar individu

siswa yang juga mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar. Pujian

dan hadiah, peraturan / tata tertib sekolah, suri teladan orangtua, guru, dan

lain-lain merupakan contoh-contoh konkret motivasi ekstrinsik yang dapat

menolong siswa untuk belajar.

Page 23: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3663/1/AINI... · 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah ... siswa

22

Menurut Ahmadi dan Supriyono (1991), Faktor psikologis yang

mempengaruhi prestasi belajar baik yang bersifat bawaan maupun yang

diperoleh, terdiri atas:

a) Faktor intelektif yang meliputi:

1) Faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat

2) Faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki.

b) Faktor non intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti

sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi, penyesuaian diri.

2. Faktor Eksternal Siswa

Seperti faktor internal siswa, faktor eksternal siswa juga terdiri atas dua

macam, yakni: faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan nonsosial.

a. Lingkungan Sosial

Lingkungan sosial sekolah seperti para guru, para staf administrasi, dan

teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar seorang

siswa.

Selanjutnya, yang termasuk lingkungan sosial siswa adalah masyarakat

dan tetangga juga teman-teman sepermainan di sekitar perkampungan

siswa. Kondisi masyarakat di lingkungan kumuh yang serba kekurangan

dan anak-anak pengangguran akan sangat mempengaruhi aktivitas belajar

siswa.

Lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar ialah

orang tua dan keluarga siswa itu sendiri. Sifat-sifat orang tua, praktik

Page 24: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3663/1/AINI... · 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah ... siswa

23

pengelolan keluarga, ketegangan keluarga, dan demografi keluaga (letak

rumah), semuanya dapat memberi dampak baik ataupun buruk terhadap

kegiatan belajar dan hasil yang dicapai oleh siswa.

b. Lingkungan Nonsosial

Faktor-faktor yang termasuk lingkungan nonsosial ialah gedung sekolah

dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat

belajar, keadaan cuaca, dan waktu belajar yang digunakan siswa. Faktor-

faktor ini dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa.

Khusus mengenai waktu yang disenangi untuk belajar seperti pagi atau

sore hari, seorang ahli bernama J. Biggers (dalam Syah, 2008) berpendapat

bahwa belajar pada pagi hari lebih efektif daripada belajar pada waktu-

waktu lainnya. Namun, menurut penelitian beberapa ahli learning style,

hasil belajar itu tidak bergantung pada waktu secara mutlak, tetapi

tergantung pada pilhan waktu yang cocok dengan kesiapsiagaan siswa.

Dengan demikian, waktu yang digunakan siswa untuk belajar yang selama

ini sering dipercaya berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa, tak perlu

dihiraukan. Sebab, bukan waktu yang penting dalam belajar melainkan

kesiapan sistem memory siswa dalam menyerap, mengelola, dan

menyimpan item-item informasi dan pengetahuan yang dipelajari siwa

tersebut.

Page 25: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3663/1/AINI... · 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah ... siswa

24

Menurut Boekaerts (2005), ada beberapa faktor yang mempengaruhi

keberhasilan seorang siswa untuk mencapai prestasi yang optimal. Diantaranya

adalah inteligensi, kepribadian, lingkungan sekolah, dan lingkungan rumah.

Namun selain faktor-faktor tersebut ternyata self-regulation turut mempengaruhi

keberhasilan siswa dalam mencapai prestasi yang optimal. Meskipun seorang

siswa memiliki tingkat inteligensi yang baik, kepribadian, lingkungan rumah, dan

lingkungan sekolah yang mendukungnya, namun tanpa ditunjang oleh

kemampuan self-regulated learning maka siswa tersebut tetap tidak akan mampu

mencapai prestasi yang optimal.

Dapat disimpulkan bahwa self-regulated learning merupakan faktor yang

dapat mempengaruhi prestasi belajar.

2.1.4 Pengukuran Prestasi Belajar

Prestasi belajar dapat diukur melalui tes yang sering dikenal dengan tes prestasi

belajar. Dalam pendidikan formal di kelas, tes prestasi belajar dapat berbentuk

ulangan-ulangan harian, tes formatif, tes sumatif, bahkan ebtanas dan ujian-ujian

masuk perguran tinggi (dalam Azwar, 1996). Dari penjelasan tersebut dapat

diartikan bahwa kita dapat mengukur prestasi belajar siswa dari hasil atau nilai

ulangan-ulangan harian dan berbagai macam jenis tes yang diadakan oleh pihak

sekolah yang bersangkutan. Dalam penelitian ini penulis mengukur prestasi

belajar siswa dengan cara memperoleh nilai yang didapatkan siswa melalui hasil

ulangan harian dan ujian tengah semester (UTS).

Page 26: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3663/1/AINI... · 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah ... siswa

25

Gronlund ( dalam Azwar, 1996) dalam bukunya mengenai penyusunan tes

prestasi merumuskan beberapa prinsip dasar dalam pengukuran prestasi sebagai

berikut:

1) Tes prestasi harus mengukur hasil belajar yang telah dibatasi secara jelas

sesuai dengan tujuan instruksional.

2) Tes prestasi harus mengukur suatu sampel yang representatif dari hasil

belajar dan dari materi yang dicakup oleh program instruksional atau

pengajaran.

3) Tes prestasi harus berisi item-item dengan tipe yang paling cocok guna

mengukur hasil belajar yang diinginkan.

4) Tes prestasi harus dirancang sedemikian rupa agar sesuai dengan tujuan

penggunaan hasilnya

5) Reliabilitas tes prestasi harus disesuaikan setinggi mungkin dan hasil ukurnya

ditafsirkan dengan hati-hati.

6) Tes prestasi harus dapat digunakan untuk meningkatkan belajar para anak

didik.

Page 27: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3663/1/AINI... · 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah ... siswa

26

2.2 Self-Regulated Learning

2.2.1 Pengertian self-regulated learning

Regulasi diri (self regulation) berasal dari kata self yang berarti diri dan

regulation yang berarti pengaturan, jadi self regulation adalah pengaturan diri.

Teori pengaturan diri pertama kali dikemukakan oleh Bandura dalam latar teori

belajar sosial tentang tingkah laku. Menurut Bandura, bahwa individu memiliki

kemampuan untuk mengatur dan mengontrol dirinya dengan mengembangkan

langkah-langkah yang meliputi tiga proses, yaitu 1) observasi diri (memonitori

diri sendiri), 2) evaluasi diri (menilai diri sendiri), dan 3) reaksi diri

(mempertahankan motivasi diri sendiri).

Istilah self-regulation digunakan dalam belajar dan dikenal sebagai Self-

Regulated Learning (SRL atau Pembelajaran Regulasi Diri), menurut

Zimmerman (Zimmerman, 1989). menyatakan bahwa:

In general, students can be described as self-regulated to the degree

that they are metacognitively, motivationally, and behaviorally active

participants in their own learning process.

Dari pengertian di atas dapat dipahami bahwa self-regulated learning pada

umumnya, para siswa yang dapat dianggap memiliki kemampuan untuk mengatur

diri mereka sendiri baik secara metakognitif, motivasi, dan perilaku yang

merupakan partisipan aktif di dalam proses belajar mereka sendiri

Menurut Woolfolk (2009) regulasi diri merupakan proses mengaktifkan dan

mempertahankan pikiran, perilaku, dan emosi untuk mencapai tujuan. Sedangkan,

dalam pandangan Santrock (2007) mengatakan bahwa pembelajaran regulasi diri

Page 28: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3663/1/AINI... · 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah ... siswa

27

adalah memunculkan dan memonitor sendiri, pikiran, perasaan, dan perilaku

untuk mencapai suatu tujuan. Tujuan ini bisa jadi berupa tujuan akademik

(meningkatkan pemahaman dalam membaca, menjadi penulis yang baik, belajar

perkalian, mengajukan pertanyaan yang relevan), atau tujuan sosioemosional

(mengontrol kemarahan, belajar akrab dengan teman sebaya).

Menurut Schunk dan Zimmerman (dalam Wolters, 1998) menyatakan

bahwa:

Self-regulated learning are generally characterized as active learners

who efficiently manage their own learning experiences in many

different ways.

Dari apa yang dikemukakan Schunk dan Zimmerman, merupakan para siswa

yang mengatur dirinya dalam belajar pada umumnya digolongkan sebagai para

siswa yang aktif secara efisien mengelola pengalaman belajar mereka sendiri

dengan berbagai cara yang berbeda-beda (Schunk & Zimmerman, 1994). Secara

teori, para siswa yang mengatur diri memiliki berbagai macam strategi kognitif

dan metakognitif yang siap mereka gunakan, ketika diperlukan, untuk memenuhi

tugas-tugas akademis. Para siswa yang mengatur diri juga memiliki tujuan-tujuan

belajar yang adaptif dan tetap dalam upaya-upaya mereka untuk mencapai tujuan-

tujuan tersebut (Pintrich & Garcia, 1991; Schunk, 1994). Terakhir, para siswa

yang mengatur diri itu pandai dalam memonitoring dan, jika perlu, memodifikasi

penggunaan strategi mereka dalam merespon tuntutan-tuntutan tugas yang

berubah-ubah (Butler & Zinne, 1995; Zimmerman, 1989). Singkatnya, para siswa

Page 29: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3663/1/AINI... · 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah ... siswa

28

yang mengatur diri itu merupakan para peserta aktif yang termotivasi, mandiri,

dan metakognitif dalam belajar mereka sendiri (Zimmerman, 1990).

Beberapa definisi self-regulated learning tersebut dapat disimpulkan bahwa,

suatu kegiatan belajar siswa yang memiliki kemampuan untuk menggunakan

aspek metakognisi, motivasi, dan perilaku dengan segigih mungkin, melalui

caranya sendiri dalam mengarahkan dirinya untuk mencapai suatu tujuan yang

telah ditetapkan. Siswa yang meregulasi dirinya dalam belajar memegang

keyakinan akan kecerdasan yang mereka miliki dan kegagalan serta kesuksesan

mereka sangat bergantung pada usaha mereka dalam menyelesaikan tugas.

Para peneliti menemukan bahwa siswa yang memiliki prestasi tinggi sering

kali merupakan pelajar yang juga belajar untuk mengatur diri sendiri (Paris &

paris, 2001; Pintrich, 2000; Pintrich & Schunk, 2002; Zimmerman, 1998, 2000,

2001; Zimmerman & Schunk, 2001). Guru, tutor, mentor, konselor, dan orang tua

dapat membantu siswa agar mampu meregulasi diri dalam belajar. Karena siswa

yang berprestasi tinggi pasti menentukan tujuan yang lebih spesifik, menggunakan

lebih banyak strategi belajar, memonitori sendiri proses belajar mereka, dan lebih

sistematis dalam mengevaluasi kemajuan mereka sendiri dibanding dengan siswa

yang berprestasi rendah (Santrock, 2007).

Page 30: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3663/1/AINI... · 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah ... siswa

29

2.2.2 Karakteristik siswa yang mempunyai self-regulated learning

Menurut Winne (dalam Santrock, 2007) karakteristik dari pelajar yang

menggunakan self-regulated learning adalah:

a. Bertujuan memperluas pengetahuan dan menjaga motivasi.

b. Menyadari keadaan emosi mereka dan memiliki strategi untuk mengelola

emosinya.

c. Secara periodik memonitori kemajuan ke arah tujuannya

d. Menyesuaikan atau memperbaiki strategi berdasarkan kemajuan yang mereka

buat.

e. Mengevaluasi halangan yang mungkin muncul dan melakukan adaptasi yang

diperlukan.

Dari beberapa karakteristik mengenai siswa yang menggunakan self-

regulated learning yang telah dikemukakan di atas, dapat ditarik kesimpulan

bahwa mereka harus memiliki motivasi yang kuat, tujuan yang akan dicapai,

mampu mengelola perasaan, dan memiliki berbagai macam strategi untuk belajar.

2.2.3 Faktor – faktor yang mempengaruhi self-regulated learning

Menurut Woolfolk (2004), terdapat tiga hal yang mempengaruhi self-regulated

learning, yaitu:

a. Pengetahuan

Untuk menjadi pelajar yang memiliki regulasi diri (self-regulated leaners) siswa

memerlukan pengetahuan tentang diri mereka, subjek, tugas, strategi-strategi

Page 31: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3663/1/AINI... · 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah ... siswa

30

untuk belajar dan konteks dimana mereka akan mengaplikasikan belajar mereka.

Siswa yang mahir tahu tentang diri mereka dan bagaimana cara yang terbaik

untuk belajar

b.Motivasi

Siswa yang teratur dalam belajar termotivasi untuk belajar. Mereka menemukan

tugas-tugas mereka menarik karena mereka menghargai belajar, tidak hanya

sekedar terlihat baik di mata orang lain. Walaupun mereka tidak termotivasi

secara instrinsik oleh suatu tugas tertentu, namun mereka serius untuk

mendapatkan manfaat dari tugas tersebut. Mereka tahu kenapa mereka sedang

belajar, sehingga tindakan dan pilihan mereka ditentukan oleh diri sendiri dan

tidak dikontrol oleh orang lain.

c.Kemauan / volition

Siswa yang teratur dalam belajar mampu melindungi diri dan pikiran mereka dari

hal yang dapat mengalihkan perhatian mereka dalam belajar. Mereka mampu

melakukan coping terhadap perasaan cemas, mengantuk, pusing, ataupun perasaan

malas.

Regulasi diri terdapat 2 faktor menurut Alwisol (2005), yaitu:

1. Faktor eksternal

a. Faktor lingkungan berinteraksi dengan pengaruh-pengaruh pribadi,

membentuk standar evaluasi tingkah laku seseorang. Melalui orang tua

dan guru anak-anak belajar baik-buruk, tingkah laku yang dikehendaki

dan tidak dikehendaki. Melalui pengalaman berinteraksi dengan

Page 32: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3663/1/AINI... · 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah ... siswa

31

lingkungan yang lebih luas anak kemudian mengembangkan standar yang

dapat dipakai untuk menilai prestasi diri.

b. Regulasi diri dalam bentuk penguatan (reinforcement). Hadiah instrinsik

tidak selalu memberi kepuasan, orang membutuhkan insentif yang berasal

dari lingkungan eksternal. Standar tingkah laku dan penguatan biasanya

bekerja sama; ketika orang dapat mencapai standar tingkah laku tertentu,

perlu penguatan agar tingkah laku semacam itu menjadi pilihan untuk

dilakukan lagi.

2. Faktor internal.

Faktor eksternal berinteraksi dengan factor internal dalam pengaturan diri sendiri,

Bandura mengemukakan tiga bentuk pengaruh internal:

a. Observasi diri (self observation): dilakukan berdasarkan factor kualitas

penampilan, kuantitas penampilan, orisinalitas tingkah laku diri, dan

seterusnya. Orang harus mampu memonitori performansinya, walaupun

tidak sempurna karena orang cenderung memilih beberapa aspek dari

tingkah lakunya dan mengabaikan tingkah lakunya. Apa yang diobservasi

seseorang tergantung kepada minat dan konsep dirinya.

b. Proses penilaian atau mengadili tingkah laku (judgmental process): adalah

melihat kesesuaian tingkah laku dengan standar pribadi, membandingkan

tingkah laku dengan norma standar atau dengan tingkah laku orang lain,

menilai berdasarkan pentingnya suatu aktivitas, dan memberi atribusi

performansi.

Page 33: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3663/1/AINI... · 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah ... siswa

32

c. Reaksi diri – afektif (self response): akhirnya berdasarkan pengamatan dan

judgement itu, orang mengevaluasi diri sendiri positif atau negatif, dan

kemudian menghadiahi atau menghukum diri sendiri. Bisa terjadi tidak

muncul reaksi afektif, karena fungsi kognitif membuat keseimbangan yang

mempengaruhi evaluasi positif atau negatif menjadi kurang bermakna

secara individual.

Selain itu, perkembangan regulasi diri dipengaruhi oleh banyak faktor,

diantaranya adalah modeling dan self-efficacy (Santrock, 2007).

a. Model adalah sumber penting untuk menyampaikan keterampilan regulasi diri.

Diantara keterampilan regulasi diri yang dapat dicontohkan oleh model adalah

perencanaan dan pengelolaan waktu secara efektif, memperhatikan dan

konsentarsi, mengorganisaskan dan menyimpan informasi secara strategis,

membangun lingkungan belajar/kerja yang produktif, dan menggunakan

sumber daya sosial. Misalnya, murid mungkin mengamati guru yang

melakukan strategi manajemen waktu yang efektif dan menjelaskan prinsip

yang tepat. Dengan mengamati model itu, murid dapat percaya bahwa mereka

juga bisa merencanakan dan mengelola waktu secara efektif, yang

menciptakan perasaan self-efficacy terhadap regulasi diri akademik dan

memotivasi murid untuk melakukan aktivitas itu.

b. Self-efficacy dapat mempengaruhi murid dalam memilih suatu tugas,

usahanya, ketekunannya, dan prestasinya (Bandura, 1997, 2001; Pintrich &

Schunk, 2002; Zimmerman& Schunk, 2001). Dibanding dengan murid yang

meragukan kemampuan belajarnya, murid yang merasa mampu menguasai

Page 34: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3663/1/AINI... · 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah ... siswa

33

suatu keahlian atau melaksanakan suatu tugas akan lebih siap untuk

berpastisipasi, bekerja keras, lebih ulet dalam menghadapi kesulitan, dan

mencapai level yang lebih tinggi. Self-efficacy bisa mempengaruhi prestasi,

tetapi ia bukan satu-satunya factor pengaruh. Tingkat tinggi tidak akan

menghasilkan kinerja yang kompeten apabila siswa tak punya atau kekurangan

pengetahuan dan keahlian yang harus dipenuhi.

Dari berbagai pendapat para ahli mengenai faktor-faktor self-regulated

learning diatas bahwa self-regulated learning sangat dipengaruhi faktor internal

yang ada di dalam diri siswa tersebut, yakni pengetahuan, motivasi, kemauan,

self-observation, proses penilaian, self-response, dan self-eficacy. Sedangkan

faktor eksternal yang mempengaruhi self-regulated learning adalah faktor

lingkungan untuk mengevaluasi tingkah laku, penguatan (reinforcement), dan

memodeling tingkah laku seseorang.

2.2.4 Dimensi yang terdapat dalam self-regulated learning

Zimmerman (dalam Pintrich & Schunk, 2008) mengembangkan sebuah kerangka

konseptual yang menyusun seputar pertanyaan-pertanyaan kunci yang ditujukan

pada Tabel 2.1, sekaligus proses-proses pengaturan diri kritisnya. Unsur kritis dari

pengaturan diri adalah bahwa para pelajar memiliki beberapa pilihan yang ada

dalam sedikitnya satu bidang dan terutama dalam bidang-bidang yang lain.

Page 35: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3663/1/AINI... · 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah ... siswa

34

Tabel 2.1

Dimensi-dimensi pengaturan diri

Pokok-pokok Pembelajaran Sub-proses Pengaturan diri

Mengapa

Bagaimana

Kapan

Apa

Dimana

Dengan siapa

Self-efficacy dan tujuan diri

Penggunaan strategi atau pelaksanaan yang rutin

Pengelolaan waktu

Observasi diri, penilaian diri, reaksi diri

Lingkungan tempat belajar

Pencarian bantuan yang selektif

a. Self-efficacy dan tujuan diri

Faktor self-efficacy merupakan faktor kunci yang mempengaruhi self-

regulated learning siswa dari dalam dirinya sendiri (Bandura, 1986;

Rosenthal & Bandura, 1978; Schunk, 1986; Zimmerman, 1986 dalam

Zimmerman, 1989). Menurut Zimmerman (1989) self-efficacy merupakan

persepsi siswa akan kemampuan dirinya dalam mengelola dan melakukan

tindakan yang penting untuk memperoleh tingkat keterampilan dalam sebuah

tugas. Siswa dengan self-efficacy tinggi menunjukan kualitas strategi belajar

yang lebih baik dan lebih banyak monitoring diri atas hasil-hasil belajar

mereka dari pada siswa dengan self-efficacy rendah. Selain itu menurut tujuan

definisi self-regulated learning, pengambilan keputusan metakognitif juga

tergantung dari tujuan jangka panjang siswa. Salah satu strategi yang efektif

untuk mencapai tujuan jangka panjang adalah dengan menyusun tujuan

Page 36: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3663/1/AINI... · 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah ... siswa

35

jangka menengah berdasarkan tingkat kesukaran dan jarak waktu. Tujuan

yang tidak realistis dan memungkinkan untuk dicapai serta tidak terlalu

mudah atau terlalu sukar akan membuat individu tersebut termotivasi untuk

mencapainya. Bandura (1986, dalam Zimmerman, 1989) mengemukakan

bahwa orang yang mempunyai self-eficacy yang tinggi menetapkan tujuan

yang lebih menantang untuk dicapainya.

b. Pengguanaan strategi atau pelaksanaan yang rutin

Yaitu bagaimana cara siswa melakukan kegiatan rutin pada saat akan

memulai belajar. Seperti membaca buku pegangan, menandai bagian yang

penting, dan menulis kembali apa yang telah dibaca.

c. Pengelolaan waktu

Yaitu siswa yang memiliki self-regulated learning yang tinggi dalam proses

belajar akan memperhitungkan waktu dalam pengerjaan soal dan

memperhatikan waktu dalam belajar.

d. Observasi diri, penilaian diri, reaksi diri

a) Observasi diri, Mengacu pada respon siswa yang secara sistematis

memonitori tingkah lakunya sendiri. Pengamatan terhadap diri sendiri

dapat menyediakan informasi tentang kemajuan seseorang atas tujuannya.

Terdapat dua metode yang digunakan individu dalam observasi siswa yaitu

laporan lisan atau tulisan dan reaksi individu.

Page 37: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3663/1/AINI... · 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah ... siswa

36

b) Penilaian diri, Mengacu pada respon siswa yang secara sistematis

membandingkan kinerja mereka dengan standar atau tujuan. Pengetahuan

atas standar atau tujuan bisa didapatkan dari berbagai sumber seperti

tingkat performansi sebelumnya. Dua cara yang biasa digunakan siswa

untuk melakukan penilaian diri adalah dengan meneliti kembali jawaban

dan membandingkan hasil yang mereka peroleh dengan hasil yang

diperoleh orang lain.

c) Reaksi diri, Merupakan respon siswa terhadap hasil yang telah dicapainya.

Penilaian diri selalu diikuti dengan reaksi diri. Ketika individu berhasil

melakukan sesuatu, individu akan merasakan kepuasan atau kesenangan,

namun jika mengalami kegagalan, individu akan mengalami kekecewaan

atau perasaan tidak puas. Saat individu mengkaitkan kepuasan dengan

pencapaian hasil tertentu, individu akan memotivasi diri sendiri untuk

mengoptimalkan energi yang diperlukan guna mencapai tujuan.

e. Lingkungan tempat belajar

Menurut Zimmerman (1989) dua jenis pengaruh lingkungan yang

mempengaruhi self-regulated learning adalah

a) Pengalaman sosial

Salah satu pengalaman sosial yang berpengaruh bagi self-regulated

learning adalah belajar melalui pengamatan secara langsung terhadap

perilaku diri sendiri dan hasil yang diperoleh dari perilaku tersebut.

Page 38: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3663/1/AINI... · 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah ... siswa

37

Modelling dari strategi-strategi self-regulated learning yang efektif dapat

meningkatkan self-eficacy siswa, baik pada siswa yang merasa kurang

mampu ataupun pada siswa yang yakin akan kemampuannya

(Zimmerman, 1989) modeling seperti ini lebih efektif bila model

dipersepsikan setara dengan orang yang mengobservasi (Schunk, Hanson

& Cox, 1987 dalam Zimmerman, 1989).

Bentuk pengalaman sosial lain yang juga penting adalah persuasi verbal.

Metode ini menjadi perantara yang sangat baik, sehingga siswa dapat

mempelajari berbagai keterampilan kognitif, afektif, dan akademis.

b) Struktur dari lingkungan belajar.

Menurut teori sosial kognitif, proses belajar siswa sangat tergantung pada

situasi lingkungan tempat terjadinya (Mischel & Peake, 1982;

Zimmerman, 1983 dalam Zimmerman, 1989). Misalnya mengubah tugas

akademis untuk meningkatkan level kesulitan atau mengubah tempat

belajar seperti dari rebut menjadi sepi, dihatapkan dapat mempengaruhi

self-regulated learning.

f. Pencarian bantuan yang selektif

Yaitu usaha yang dilakukan oleh siswa untuk meminta bantuan apabila tidak

mengerti pelajaran. Cara siswa memperoleh bantuan biasanya dari teman,

guru, bahkan orang dewasa ataupun orang tua mereka masing-masing.

Page 39: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3663/1/AINI... · 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah ... siswa

38

2.2.5 Strategi-strategi self-regulated learning

Bandura (Zimmerman, 1989) menekankan pentingnya strategi self-regulated

learning untuk siswa. Dalam pandangannya, strategi yang diaplikasikan

menyediakan kepada siswa dengan pengetahuan self-efficacy yang bernilai.

Pengetahuan ini pada gilirannya akan mempengaruhi pemilihan atas strategi dan

tindakan. Strategi self-regulated learning merupakan tipe-tipe strategi yang

digunakan oleh siswa SMU dalam konteks belajar umum untuk meningkatkan

prestasi akademis mereka sebagaimana dilaporkan oleh Zimmerman dan

Martinez-Pons (1986). Mereka menemukan 14 tipe strategi self-regulated

learning yang diantaranya adalah:

1. Self-evaluation, yaitu siswa melakukan pemahaman tentang materi-materi

bahasan atau tingkah laku yang berkaitan untuk memahami tuntutan tugas.

Misalnya: ”saya mengecek semua tugas untuk memastikan bahwa saya

melakukannya dengan benar”.

2. Organizing and transforming, yaitu usaha penyusunan materi belajar atas

prakarsa sendiri untuk meningkatkan belajar. Misalnya: ” saya menggunakan

stabilo untuk menandai bagian-bagian penting dalam buku”.

3. Goal-setting dan planning, yaitu penetapan atas tujuan atau subtujuan

pendidikan dan perencanaan atas rangkaian, perwaktuan, dan penyelesaian

aktivitas yang berhubungan dengan tujuan tersebut. Misalnya: ” saya

tinggalkan dulu pertanyaan yang sulit hingga terakhir untuk kemudian saya

lihat kembali”.

Page 40: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3663/1/AINI... · 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah ... siswa

39

4. Seeking information, yaitu usaha siswa atas prakarsa sendiri untuk menjamin

informasi lebih jauh atas tugas dari sumber-sumber non sosial ketika

mengerjakan suatu tugas. Misalnya: ”saya meminjam buku dari perpustakaan

tentang topik tertentu”.

5. Keeping records dan monitoring, yaitu usaha siswa dengan prakarsa sendiri

untuk merekam atau mencatat peristiwa atau hasil dalam proses belajar.

Misalnya: ” saya menulis catatan tentang diskusi kelas”.

6. Environmental structuring, yaitu usaha siswa dengan prakarsa sendiri untuk

mengatur konteks belajar agar belajar menjadi lebih mudah. Hal ini termasuk

pengaturan lingkungan secara fisik maupun psikologis. Misalnya: ” saya dapat

belajar dengan baik tanpa terpengaruh oleh situasi di sekeliling saya”.

7. Self-consequences, yaitu siswa membuat pengaturan atau membayangkan

tentang hadiah atau hukuman atas keberhasilan ataupun kegagalannya dalam

belajar. Misalnya: ” saya berfikir tentang kegagalan, dan hal itu membuat saya

ingin berusaha”.

8. Rehearsing dan memorizing, yaitu usaha siswa untuk mengingat materi

pelajaran. Misalnya: ” saya tuliskan semua poin penting berulang-ulang

hingga saya hafal”.

9. - 11 Seeking social assistance, yaitu usaha yang dilakukan siswa dalam

meminta pertolongan dari teman (9), guru (10), dan orang dewasa (11).

Misalnya: ” jika saya kesulitan dalam memahami pelajaran, saya akan

bertanya dengan teman yang lebih pandai, atau bertanya kepada guru dan

orang dewasa lainnya”.

Page 41: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3663/1/AINI... · 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah ... siswa

40

12. - 14 Reviewing records, yaitu usaha siswa untuk membaca kembali catatan

(12), tes (13), atau buku (14). Misalnya: ” saya buka kembali semua catatan

saya pelajaran yang sulit”, ”saya buka kembali semua tugas dan tes yang telah

saya kerjakan”, dan ”saya baca buku pelajaran yang sulit beberapa kali”.

15. Other, yaitu perilaku belajar yang diprakarsai oleh orang lain seperti guru,

orang tua, pernyataan kehendak, ekspresi berbuat curang, dan semua respon

verbal yang tidak jelas. Misalnya: ” saya hanya melakukan pekerjaan apa yang

dikatakan oleh guru”.

2.2.6 Pengukuran self-regulated learning

Self-regulated learning diukur berdasarkan sebaran item dengan beberapa aspek,

sub aspek, dan indikator. Pada tabel 2.2 dibawah ini dijabarkan tentang beberapa

pernyataan yang mewakili berbagai indikator yang diangkat dari aspek-aspek self-

regulated learning.

Tabel 2.2

Pengukuran self-regulated learning

No Aspek Sub Aspek Indikator

1 Efikasi diri

dan Tujuan

Efikasi diri Memiliki keyakinan akan

kemampuan pada pelajaran

matematika

Tujuan Memiliki target pada pelajaran

matematika

2 Penggunaan

strategi atau

Pelaksanaan

Proses belajar Membaca buku pegangan

Menandai bagian yang penting

Menulis kembali apa yang telah

Page 42: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3663/1/AINI... · 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah ... siswa

41

yang rutin dibaca

3 Waktu Proses Belajar Merencanakan kegiatan belajar

Memperhatikan waktu dalam

belajar

Proses

pengerjaan

soal

Memperhitungkan waktu dalam

pengerjaan soal

4 Observasi

diri, Penilaian

diri, dan

Reaksi diri

Observasi diri Mencatat nilai-nilai yang diperoleh

Meminta umpan balik atas tugas

yang dikerjakan

Menjadikan nilai yang diperoleh

sebagai acuan dalam belajar

Penilaian diri Meneliti kembali pekerjaan

Membandingkan nilainya dengan

nilai temannya

Reaksi diri Merasa puas ketika berhasil

mengerjakan soal matematika

Katika gagal akan terus berusaha

5. Struktur

lingkungan

Pengalaman

social

Mengamati / mencontoh

lingkungan belajar orang lain

Meniru lingkungan belajar orang

lain yang sesuai dengan dirinya

Struktur dari

lingkungan

belajar

Mengatur kondisi tempat belajar

Mengatur waktu belajar

Mengatur suasana belajar

6 Pencarian

bantuan yang

selektif

Bantuan teman Meminta bantuan teman saat

menghadapi kesulitan

Diskusi

dengan guru

Berdiskusi kepada guru dalam

menyelesaikan tugas

Page 43: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3663/1/AINI... · 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah ... siswa

42

Bertanya

kepada orang

dewasa

Bertanya kepada orang dewasa jika

ada topik yang tidak paham

2.3 Kerangka berfikir

Berdasarkan uraian diatas, diketahui bahwa salah satu faktor yang diduga

mempengaruhi prestasi belajar adalah self-regulated learning.

Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan

belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan

hasil dari proses belajar, sehingga prestasi belajar merupakan taraf hasil belajar

yang ditujukan oleh siswa setelah mendapat pendidikan. Prestasi belajar

dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, yaitu faktor internal dan eksternal.

Selain itu yang tidak kalah penting proses kognitif juga ikut mempengaruhi

prestasi belajar. Proses kognitif pada siswa digambarkan dengan bagaimana cara

siswa mengatur dirinya dalam mengarahkan metakognitifnya untuk memunculkan

pikiran, perasaan, dan perilakunya untuk mencapai prestasi yang diinginkan. Oleh

sebab itu peran dari proses kognitif akan digambarkan melalui self –regulated

learning pada siswa.

Menurut Zimmerman (1989), self-regulated learning merupakan para siswa

yang dapat dianggap memiliki kemampuan untuk mengatur diri mereka sendiri

baik secara metakognitif, motivasi, dan perilaku yang merupakan partisipan aktif

di dalam proses belajar mereka sendiri

Self-regulated learning merupakan faktor yang penting dalam mempengaruhi

prestasi belajar. Siswa yang memiliki self-regulated learning dalam belajar

Page 44: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3663/1/AINI... · 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah ... siswa

43

memegang keyakinan akan kecerdasan yang mereka miliki dan kegagalan serta

kesuksesan mereka sangat bergantung pada usaha mereka dalam menyelesaikan

tugas. Para peneliti menemukan bahwa siswa yang memiliki prestasi tinggi sering

kali merupakan pelajar yang juga belajar untuk mengatur diri sendiri (Paris &

paris, 2001; Pintrich, 2000; Pintrich & Schunk, 2002; Zimmerman, 1998, 2000,

2001; Zimmerman & Schunk, 2001). Guru, tutor, mentor, konselor, dan orang tua

dapat membantu siswa agar mampu meningkatkan self-regulated learning dalam

belajar.

Siswa yang meregulasi dirinya dalam belajar memegang keyakinan akan

kecerdasan yang mereka miliki dan kegagalan serta kesuksesan mereka sangat

bergantung pada usaha mereka dalam menyelesaikan tugas berdasarkan

penggunaan strategi yang mereka pilih, yang pada akhirnya para siswa yang

meregulasi dirinya dalam belajar percaya bahwa peluang dalam menghadapi

tantangan dalam mengerjakan tugas, cara belajar mereka, mengembangkan suatu

pemahaman akan materi pelajaran, merupakan usaha untuk mencapai kesuksesan

prestasi belajar akademik mereka.

Berdasarkan uraian diatas dapat dikatakan bahwa yang dapat mempengaruhi

prestasi belajar siswa adalah siswa yang memiliki self-regulated learning dalam

belajar pada siswa yang mendorong individu untuk lebih berprestasi.

Page 45: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3663/1/AINI... · 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah ... siswa

44

Bagan 2.1

Skema kerangka berfikir

Siswa

Matematika

Self-regulated learning:

1. Self-efficacy & tujuan

2. Penggunaan strategi

atau pelaksanaan

yang rutin

3. Pengelolaan waktu

4. Observasi diri,

penilaian diri &

reaksi diri

5. Lingkungan tempat

belajar

6. Pencarian bantuan

selektif

Prestasi belajar tinggi

Prestasi belajar rendah

Page 46: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3663/1/AINI... · 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah ... siswa

45

2.4 Hipotesis

Dalam penelitian ini, peneliti ingin melihat pengaruh independent variable yang

diketahui terhadap dependent variable. Dalam penelitian ini dependent variable

yaitu prestasi belajar matematika, sedangkan Independent Variable berdasarkan

teori yaitu self-regulated learning. Hipotesis mayor dari penelitian ini yaitu :

“ada pengaruh yang signifikan dari self-regulated learning terhadap prestasi

belajar matematika siswa MTs N 3 Pondok Pinang”. Selanjutnya hipotesis

minor penelitian ini yaitu :

Ha1: Ada pengaruh yang signifikan self-efficacy dan tujuan diri terhadap prestasi

belajar matematika siswa MTs N 3 Pondok Pinang

Ha2: Ada pengaruh yang signifikan penggunaan strategi atau pelaksanaan yang

rutin terhadap prestasi belajar matematika siswa MTs N 3 Pondok Pinang

Ha3: Ada pengaruh yang signifikan pengelolaan waktu yang rutin terhadap

prestasi belajar matematika siswa MTs N 3 Pondok Pinang

Ha4: Ada pengaruh yang signifikan observasi diri, penilaian diri, reaksi diri

terhadap prestasi belajar matematika siswa MTs N 3 Pondok Pinang

Ha5: Ada pengaruh yang signifikan lingkungan tempat belajar terhadap prestasi

belajar matematika siswa MTs N 3 Pondok Pinang

Ha6: Ada pengaruh yang signifikan pencarian bantuan yang selektif terhadap

prestasi belajar matematika siswa MTs N 3 Pondok Pinang

Page 47: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3663/1/AINI... · 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah ... siswa

46

Kemudian dikarenakan adanya analisis statistik, maka hipotesis mayor

tersebut dibalik menjadi “Tidak ada pengaruh yang signifikan self-regulated

learning terhadap prestasi belajar matematika siswa MTs N 3 Pondok

Pinang”. Adapun hipotesis nihil minor penelitian yaitu :

Ho1: Tidak ada pengaruh yang signifikan self-efficacy dan tujuan diri terhadap

prestasi belajar matematika siswa MTs N 3 Pondok Pinang

Ho2: Tidak ada pengaruh yang signifikan penggunaan strategi atau pelaksanaan

yang rutin terhadap prestasi belajar matematika siswa MTs N 3 Pondok

Pinang

Ho3: Tidak ada pengaruh yang signifikan pengelolaan waktu yang rutin terhadap

prestasi belajar matematika siswa MTs N 3 Pondok Pinang

Ho4: Tidak ada pengaruh yang signifikan observasi diri, penilaian diri, reaksi

diri terhadap prestasi belajar matematika siswa MTs N 3 Pondok Pinang

Ho5: Tidak ada pengaruh yang signifikan lingkungan tempat belajar terhadap

prestasi belajar matematika siswa MTs N 3 Pondok Pinang

Ho6: Tidak ada pengaruh yang signifikan pencarian bantuan yang selektif

terhadap prestasi belajar matematika siswa MTs N 3 Pondok Pinang

Page 48: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3663/1/AINI... · 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah ... siswa

47

BAB 3

METODE PENELITIAN

Bab ini terdiri dari enam subbab. Subbab pertama membahas tentang pendekatan

penelitian. Subbab kedua membahas tentang populasi dan sampel serta teknik

pengambilan sampel. Subbab ketiga membahas identifikasi varaibel penelitian,

definisi konseptual, dan definisi operasional. Subbab keempat membahas tentang

tehnik pengumpulan data, alat ukur. Subbab kelima membahas tentang uji

validitas, uji reliabilitas. Subbab keenam membahas tentang tehnik pengolahan

dan analisa data. Subbab ketujuh membahas mengenai prosedur penelitian.

3.1. Pendekatan Penelitian

Pada penelitian ini yang hendak diteliti adalah apakah ada pengaruh dari self-

regulated learning terhadap prestasi belajar matematika. Oleh karena itu,

pendekatan yang digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian tersebut

adalah pendekatan kuantitatif, dimana temuan penelitian merupakan hasil

kesimpulan statistik beserta analisisnya.

3.2 Populasi, Sampel dan Tehnik Pengambilan Sampel

3.2.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2008) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:

obyek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi

Page 49: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3663/1/AINI... · 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah ... siswa

48

dalam penelitian ini adalah siswa-siswi MTs N 3 Pondok Pinang yang berjumlah

782 siswa

3.2.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut (dalam Sugiyono, 2008).

Slovin dalam Sevilla (2006) menjelaskan bahwa dalam menentukan ukuran

sampel dari suatu populasi dapat menggunakan rumus :

n = N

1 + N (e) 2

= 782

1 + 782 (0.1) 2

= 99.8 (pembulatan 100 sampel)

n = jumlah sampel

N = jumlah populasi

e = Error (% yang dapat ditoleransi terhadap ketidaktepatan penggunaan sampel

sebagai pengganti populasi)

Bila dihitung menggunakan rumus tersebut maka diperoleh jumlah sampel

dari populasi yaitu sebanyak 100 siswa.

3.2.3 Teknik pengambilan sampel

Cara pengambilan sampel penelitian dilakukan di MTs N 3 Pondok Pinang.

Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan metode probability

sampling dengan teknik cluster random sampling, yaitu populasi yang dibagi atas

kelompok berdasarkan tingkatan (dalam Nazir, 2003). Pengambilan acak dalam

Page 50: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3663/1/AINI... · 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah ... siswa

49

penelitian ini adalah dari seluruh kelas, baik kelas VII, VIII, dan IX yang ada di

sekolah tersebut, setelah diadakan teknik pengambilan secara cluster random

sampling, pada akhirnya yang terpilih adalah tiga kelas dari masing-masing

angkatan, yaitu kelas VII-2, VIII-1 dan IX-1

3.3 Variabel penelitian

3.3.1 Identifikasi variabel penelitian

Variabel adalah konsep yang mempunyai bermacam-macam nilai. Menurut

Kerlinger (2000), variabel adalah simbol atau lambang yang padanya kita lekatkan

bilangan atau nilai. Variabel terbagi menjadi dua macam, yaitu variabel terikat

(Dependent Variable) dan variabel bebas (Idependent Variable).

Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Variabel terikat (dependent variable) adalah prestasi belajar.

b. Variabel bebas (independent variable) adalah self-regulated learning.

3.1.2 Definisi konseptual

Definisi konseptual kedua variabel penelitian ini yaitu:

1. Prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan

seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot

yang dicapainya.

2. Self-regulated learning merupakan kemampuan untuk mengatur diri sendiri

baik secara metakognitif, motivasi, dan perilaku yang merupakan partisipan

Page 51: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3663/1/AINI... · 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah ... siswa

50

aktif di dalam proses belajar yang ditujukan untuk mencapai suatu tujuan

(dalam Zimmerman, 1989)

3.1.3 Definisi operasional

Definisi operasional kedua variabel penelitian ini adalah:

1. Prestasi belajar yang dipakai dalam penelitian ini adalah skor yang diperoleh

dari hasil prestasi belajar siswa yang diperoleh dari nilai ulangan harian

matematika dan ulangan tengah semester ganjil tahun 2010.

2. Self-regulated learning yang merupakan skor yang diperoleh dari responden

tentang kemampuan siswa dalam dirinya yang memiliki self-efficacy dan

tujuan diri; penggunaan strategi atau pelaksanaan yang rutin; pengelolaan

waktu; observasi diri, penilaian diri, reaksi diri; lingkungan tempat belajar;

dan pencarian bantuan yang selektif.

3.4 Pengumpulan data

3.4.1 Tehnik pengumpulan data

Dalam penelitian ini peneliti mengumpulkan data dari lapangan dengan

menggunakan model skala Summated rating scale atau Likert scale didasarkan

pada asumsi bahwa masing-masing pernyataan atau item di dalam skala memiliki

attitudinal value nilai sikap dan importance kepentingan yang sama dengan istilah

yang menggambarkan sikap terhadap isu yang ada pada soal. Subjek akan

memilih satu jawaban yang paling dapat menggambarkan dirinya atau yang paling

mendekati dirinya.

Page 52: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3663/1/AINI... · 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah ... siswa

51

Pernyataan yang digunakan bersifat langsung dan tertutup. Bersifat langsung

karena diisi langsung oleh responden atau tidak dapat diwakili. Bersifat tertutup

karena pernyataan yang disusun oleh peneliti mempunyai jawaban telah

disediakan.

3.4.2 Alat ukur

Alat ukur pengumpulan data dalam penelitian ini adalah skala self-regulated

learning. Skala self-regulated learning yang digunakan dalam penelitian ini

disusun oleh peneliti berdasarkan 6 dimensi self-regulated learning yang

dikemukakan oleh Zimmerman (dalam Pintrich & Schunk, 2008) yakni self-

efficacy dan tujuan diri; penggunaan strategi atau pelaksanaan yang rutin;

pengelolaan waktu; observasi diri, penilaian diri, reaksi diri; lingkungan tempat

belajar; dan pencarian bantuan yang selektif.

Tabel 3.1

Blue print Skala Self regulated-learning (Try Out)

No Aspek Sub Aspek Indikator F UF Jumlah

item

1 Efikasi diri

dan Tujuan

Efikasi diri Memiliki keyakinan akan

kemampuan pada pelajaran

matematika

1* 5 2

Tujuan Memiliki target pada

pelajaran matematika

26* 31 2

2 Penggunaan

strategi atau

pelaksanaan

yang rutin

Proses

belajar

Membaca buku pegangan 8*,

42

3, 17,

37*

5

Menandai bagian yang

penting

4 13 2

Page 53: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3663/1/AINI... · 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah ... siswa

52

Menulis kembali apa yang

telah dibaca

36* 1

3 Waktu Proses

Belajar

Merencanakan kegiatan

belajar

2,

22*,

32*

3

Memperhatikan waktu

dalam belajar

46,

52*

7,

33*

4

Proses

pengerjaan

soal

Memperhitungkan waktu

dalam pengerjaan soal

6*,

16*

11* 2

4 Observasi

diri,

Penilaian

diri, dan

Reaksi diri

Observasi

diri

Mencatat nilai-nilai yang

diperoleh

20* 9* 2

Meminta umpan balik atas

tugas yang dikerjakan

25* 1

Menjadikan nilai yang

diperoleh sebagai acuan

dalam belajar

50* 27 2

Penilaian

diri

Meneliti kembali pekerjaan 10*,

24*,

34*

21*,

35*

5

Membandingkan nilainya

dengan nilai temannya

38 1

Reaksi diri Merasa puas ketika berhasil

mengerjakan soal

matematika

28*,

48

2

Katika gagal akan terus

berusaha

30,

40*

2

5. Struktur

lingkungan

Pengalaman

social

Mengamati / mencontoh

lingkungan belajar orang

lain

12 1

Meniru lingkungan belajar

orang lain yang sesuai

dengan dirinya

43 1

Page 54: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3663/1/AINI... · 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah ... siswa

53

Struktur dari

lingkungan

belajar

Mengatur kondisi tempat

belajar

47*,

39

19* 3

Mengatur waktu belajar 44 1

Mengatur suasana belajar 49* 1

6 Pencarian

bantuan

yang selektif

Bantuan

teman

Meminta bantuan teman

saat menghadapi kesulitan

23 14,

41*

3

Diskusi

dengan guru

Berdiskusi kepada guru

dalam menyelesaikan tugas

18*,

45

15* 3

Bertanya

kepada

orang

dewasa

Bertanya kepada orang

dewasa jika ada topik yang

tidak paham

51*,

53*

29* 3

Total 34 19 53

Item Valid (*)

Setelah melakukan try out di SMP N 3 Tangerang Selatan pada tanggal 26

Oktober 2010 dengan jumlah sampel 80 siswa, di dapatkan 21 item yang gugur, 3

diantaranya tidak mewakili indikator dan 2 diantaranya tidak mewakili sub aspek

sehingga item-item tersebut dilakukan perubahan agar semua aspeknya dapat

terwakilkan. Sehingga item yang tersisa adalah sebanyak 38. Seperti dijelaskan

dalam tabel berikut ini

Tabel 3.2

Blue print Skala Self regulated-learning (Field Test)

No Aspek Sub Aspek Indikator F UF Jumlah

item

1 Efikasi diri

dan Tujuan

Efikasi diri Memiliki keyakinan akan

kemampuan pada pelajaran

1 1

Page 55: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3663/1/AINI... · 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah ... siswa

54

matematika

Tujuan Memiliki target pada

pelajaran matematika

27 1

2 Penggunaan

strategi atau

pelaksanaan

yang rutin

Proses

belajar

Membaca buku pelajaran

matematika

4 19 2

Menandai bagian yang

penting

2 9 2

Menulis kembali apa yang

telah dibaca

26 1

3 Waktu Proses

Belajar

Merencanakan kegiatan

belajar

16,

22

2

Memperhatikan waktu

dalam belajar

37 23 2

Proses

pengerjaan

soal

Memperhitungkan waktu

dalam pengerjaan soal

3, 10 7 3

4 Observasi

diri,

Penilaian

diri, dan

Reaksi diri

Observasi

diri

Mencatat nilai-nilai yang

diperoleh

14 5 2

Meminta umpan balik atas

tugas yang dikerjakan

17 1

Menjadikan nilai yang

diperoleh sebagai acuan

dalam belajar

35 1

Penilaian

diri

Meneliti kembali pekerjaan 6, 18,

24

15,

25

5

Membandingkan nilainya

dengan nilai temannya

28 1

Reaksi diri Merasa puas ketika berhasil

mengerjakan soal

matematika

20 1

Page 56: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3663/1/AINI... · 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah ... siswa

55

Katika gagal akan terus

berusaha

29 1

5. Struktur

lingkungan

Pengalaman

social

Mengamati / mencontoh

lingkungan belajar orang

lain

8 1

Meniru lingkungan belajar

orang lain yang sesuai

dengan dirinya

31 1

Struktur dari

lingkungan

belajar

Mengatur kondisi tempat

belajar

33 13 2

Mengatur suasana tempat

belajar

34 1

Mengatur waktu belajar 32 1

6 Pencarian

bantuan

yang selektif

Bantuan

teman

Meminta bantuan teman

saat menghadapi kesulitan

30 1

Diskusi

dengan guru

Berdiskusi kepada guru

dalam menyelesaikan tugas

12 11 2

Bertanya

kepada

orang

dewasa

Bertanya kepada orang

dewasa jika ada topik yang

tidak paham

36,

38

21 3

Total 27 11 38

Skala self-regulated learning ini merupakan skala model Likert dengan

metode summated ratings. Menurut Azwar (2008) metode summated rattings

yaitu pernyataan-pernyataan yang menempatkan individu pada suatu situasi yang

menggambarkan dirinya, dengan memilih salah satu dari empat alternatif jawaban

yang disediakan, yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat

tidak setuju (STS).

Page 57: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3663/1/AINI... · 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah ... siswa

56

Penulis menggunakan skala model Likert karena memiliki kelebihan-

kelebihan sebagai berikut:

1. Metodenya sederhana

2. Waktu membuatnya singkat

3. Informasi tentang jawaban subjek dapat lebih jelas dan tetap

4. Sikap yang ditampilkan subjek mudah diinterpretasikan, hanya dengan

melihat jumlah skor total subjek, sikap positif atau menyetujui terhadap

objek sikap akan terlihat dalam jumlah keseluruhan yang tinggi, sedangkan

sikap yang negatif atau tidak menyetujui objek sikap akan rendah.

Skor yang digunakan untuk setiap kategori ada penelitian ini berdasarkan pada

norma berikut:

Tabel 3.3

Nilai kategori dalam tiap jawaban

Skala Favorable Unfavorable

Sangat setuju (SS) 4 1

Setuju (S) 3 2

Tidak setuju (TS) 2 3

Sangat tidak setuju (STS) 1 4

b. Prestasi belajar

Adapun data mengenai prestasi belajar matematika diperoleh dari hasil skor nilai

ulangan harian matematika dan ulangan tengah semester ganjil tahun 2010.

Page 58: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3663/1/AINI... · 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah ... siswa

57

3.5 Alat ukur penelitian

3.5.1 Uji validitas

Validitas tes menyangkut apa yang diukur tes dan seberapa baik tes itu dapat

mengukur (dalam Anastasi & Urbina, 2006). Untuk menguji validitas skala yang

telah dibuat digunakan teknik korelasi Product moment pearson. Validitas suatu

item pernyataan dapat dilihat pada hasil output SPSS versi 17. Validitas masing-

masing item pernyataan dapat dilihat dari nilai corrected item- total correlation

masing-masing item pernyataan.

Dalam penelitian try out yang telah dilakukan sebelumnya, dari 53 item yang

terdapat pada skala self-regulated learning diketeahui hanya 32 item yang valid,

sedangkan sisanya sebanyak 21 item dinyatakan gugur, karena skor validitas dari

21 item yang gugur tersebut kurang dari 0,3. Namun dari total 21 item yang

gugur, 4 diantaranya tidak mewakili indikator dan 2 diantaranya tidak mewakili

sub indikator sehingga ke-6 item tersebut dilakukan perubahan. Jumlah total item

yang digunakan untuk penelitian adalah 38 item.

3.5.2 Uji reliabilitas

Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi maksudnya adalah pengukuran yang

dapat menghasilkan data yang terpercaya, terandalkan, ajeg, konsisten, dan stabil

(dalam Azwar, 1996). Untuk mencari nilai estimasi reliabilitas dari instrument

penelitian yang digunakan, peneliti menggunakan teknik Alpha Cronbach, dalam

perhitungannya adalah dengan menggunakan program SPSS 17.

Page 59: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3663/1/AINI... · 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah ... siswa

58

S21 + s2

2

α = 2 (1 - ) s2

x

α = Koefisien reliabilitas Alpha

K = Banyaknya belahan

S2j = Varians skor belahan (j)

S2x = Varians skor tes (X)

Tinggi atau rendahnya reliabilitas yang dihasilkan dilihat dari kaidah

reliabilitas Guilford dan pendapat Azwar (2008) yang menyatakan bahwa semakin

tinggi koefisien reliabilitas yang mendekati 1,00 berarti semakin baik, begitu juga

sebaliknya. Hal tersebut terlihat di bawah ini:

Tabel 3.4

Kaidah Reliabilitas Guilford

Koefisien Kriteria

> 0,90 Sangat Reliabel

0,70 – 0,89 Reliabel

0,49 – 0,69 Cukup Reliabel

0,20 – 0,39 Tidak Reliabel

Hasil uji reliabilitas skala self-regulated learning adalah nilai reliabilitas

skala self-regulated learning dengan 38 item yang valid adalah sebesar 0.852.

Oleh karena itu, skala self-regulated learning ini dapat dikatakan reliabel dan

dapat digunakan sebagai alat ukur penelitian.

Page 60: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3663/1/AINI... · 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah ... siswa

59

3.6 Teknik Analisa Data

Dalam rangka menjawab pertanyaan penelitian yaitu apakah terdapat pengaruh

yang signifikan antara self-regulated learning terhadap prestasi belajar

matematika siswa MTs N 3 Pondok Pinang, dan untuk mengetahui seberapa besar

kontribusi yang diberikan self-regulated learning terhadap prestasi belajar

matematika, penulis menggunakan metode statistika karena datanya berupa

angka-angka yang merupakan hasil pengukuran atau perhitungan. Dalam hal ini

berdasarkan hipotesis yang akan di ukur peneliti menggunakan tehnik analisi

multiple regression / analisis regresi berganda untuk mengetahui besar dan arah

hubungan antara self-regulated learning dengan prestasi belajar matematika.

Analisis multi regresi adalah suatu metode untuk mengkaji akibat-akibat dan

besarnya akibat dari lebih satu variabel bebas terhadap satu variabel terikat,

dengan menggunakan prinsip-prinsip korelasi dan regresi (dalam Kerlinger, 1990)

3.7 Prosedur penelitian

Dalam penelitian ini peneliti mencoba merencanakan langkah-langkah yang

diharapkan dapat menunjang kelancaran penelitian, langkah-langkah tersebut

sebagai berikut :

1. Persiapan Penelitian

- Dimulai dengan perumusan masalah dan pembatasan masalah.

- Menentukan variabel-variabel yang akan diteliti.

Page 61: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3663/1/AINI... · 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah ... siswa

60

- Melakukan studi kepustakaan untuk mendapatkan gambaran dan landasan

teori yang tepat.

- Menentukan, menyusun dan menyiapkan alat ukur yang akan digunakan

dalam penelitian ini yaitu skala self-regulated learning yang dirancang

berupa skala Likert.

2. Tahap Pengambilan Data

- Menentukan jumlah sampel penelitian.

- Memberikan penjelasan mengenai tujuan penelitian dan meminta

kesediaan responden untuk mengisi skala penelitian.

- Memberikan alat ukur yag telah disiapkan kepada responden.

3. Tahap Uji Coba

Peneliti melakukan uji coba alat ukur skala self-regulated learning pada

tanggal 26 Oktober 2010 pada 80 responden yang berada di SMP N 3

Tangerang Selatan.

4. Tahap Field Study

Skala self-regulated learning terdiri dari 38 item pernyataan. Selanjutnya

skala ini diberikan kepada responden pada tanggal 4 November 2010 di MTs

N 3 Pondok Pinang

Page 62: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3663/1/AINI... · 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah ... siswa

61

5. Tahap Pengolahan Data

- Melakukan skoring terhadap hasil skala yang telah diisi oleh responden.

- Analisis data menggunakan teknik statistik.

- Melakukan Interpretasi dan membahas hasil yang didapat, serta membuat

kesimpulan dan laporan akhir penelitian.

6. Penutup

Akhir dari penelitian ini adalah membuat kesimpulan dari apa yang didapat

pada hasil penelitian serta membuat saran bagaimana layaknya penelitian ini

untuk dijadikan rujukan penelitian lanjutan.

Page 63: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3663/1/AINI... · 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah ... siswa

62

BAB 4

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab 4 ini akan membahas mengenai presentasi dan analisis data meliputi:

Gambaran umum responden: berdasarkan jenis kelamin, usia, penghasilan orang

tua, dan pendidikan orang tua; Deskripsi data penelitian; Hasil uji statistik; dan

Hasil uji hipotesis.

4.1. Gambaran umum responden

Gambaran umum subjek penelitian ini diuraikan secara rinci di bawah ini, yaitu

berdasarkan jenis kelamin, usia, les tambahan, penghasilan orang tua, dan

pendidikan orang tua. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi

MTs N 3 Pondok Pinang yang berjumlah 782 orang, sedangkan yang menjadi

responden dalam penelitian ini berjumlah 100 orang.

4.1.1 Gambaran subjek berdasarkan jenis kelamin

Berdasarkan jenis kelamin, subjek dalam penelitian ini dapat digambarkan

sebagaimana terlihat dalam tabel berikut:

Page 64: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3663/1/AINI... · 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah ... siswa

63

Tabel 4.1

Gambaran umum subjek berdasarkan jenis kelamin

Jenis

kelamin

Kelas

Jumlah PersentaseVII-2 VIII-1 IX-1

Wanita

Pria

28

12

21

7

29

3

78

22

78%

22%

Total 40 28 32 100 100%

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa dalam penelitian ini subjek berjenis

kelamin perempuan lebih banyak dari pada subjek laki-laki. Adapun subjek

perempuan ini berjumlah 78 orang (78%), sedangkan jumlah subjek laki-laki

adalah 22 orang (22%).

4.1.2 Gambaran subjek berdasarkan usia

Berdasarkan usia, subjek dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagaimana

terlihat pada tabel berikut:

Tabel 4.2

Gambaran umum subjek berdasarkan usia

Usia

Kelas

Jumlah PersentaseVII-2 VIII-1 IX-1

12 Tahun

13 Tahun

14 Tahun

40

28

32

40

28

32

40%

28%

32%

Total 40 28 32 100 100%

Page 65: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3663/1/AINI... · 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah ... siswa

64

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa sebagian dari subjek penelitian ini

berada dalam rentang 12-15 tahun. Subjek berusia 12 tahun berjumlah paling

banyak yaitu berjumlah 44 orang (44%), berikutnya subjek berusia 14 tahun yang

berjumlah 28 orang (28%) dan subjek berusia 13 tahun yang berjumlah 27 orang

(27%), serta yang paling sedikit adalah subjek berusia 15 tahun berjumlah 1 orang

(1%).

4.1.3 Gambaran subjek berdasarkan penghasilan orang tua

Data mengenai penghasilan orang tua subjek dalam penelitian ini dapat

digambarkan sebagaimana terlihat pada tabel berikut:

Tabel 4.3

Kategorisasi skor penghasilan orang tua

Penghasilan

orang tua

Kelas

Jumlah PersentaseVII-2 VIII-1 IX-1

< 1 juta

1 juta – 3 juta

> 3 juta

10

11

19

9

15

4

4

14

14

23

40

37

23 %

40 %

37 %

Jumlah 40 28 32 100 100 %

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa dalam penelitian ini orang tua subjek

lebih banyak yang memiliki penghasilan 1 juta – 3 juta dibanding yang > 3 juta

maupun < 1 juta. Adapun orang tua subjek yang memiliki penghasilan < 1 juta

berjumlah 23 orang (23%), penghasilan orang tua 1 juta – 3 juta 40 orang (40 %),

dan > 3 juta berjumlah 37 orang (37 %).

Page 66: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3663/1/AINI... · 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah ... siswa

65

4.1.4 Gambaran subjek berdasarkan pendidikan orang tua

Data mengenai pendidikan orang tua subjek dalam penelitian ini dapat

digambarkan sebagaimana terlihat pada tabel berikut:

Tabel 4.4

Kategorisasi skor pendidikan orang tua

Pendidikan

orang tua

Kelas

Jumlah PersentaseVII-2 VIII-1 IX-1

SMA

D3

S1

S2

13

7

5

15

8

5

13

2

4

9

11

8

25

21

29

25

25 %

21%

29 %

25 %

Jumlah 40 28 32 100 100 %

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa dalam penelitian ini orang tua subjek

lebih banyak yang memiliki pendidikan terkahir S1 dibanding S2 dan SMA

maupun D3. Adapun orang tua subjek yang memiliki pendidikan terakhir SMA

berjumlah 25 orang (25%), pendidikan terakhir D3 berjumlah 21 orang (21%),

pendidikan terakhir S1 berjumlah 29 orang (29%), dan pendidikan terakhir S2

berjumlah 25 orang (25%).

Page 67: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3663/1/AINI... · 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah ... siswa

66

4.2 Deskripsi data penelitian

4.2.1 Kategorisasi skor self-regulated learning

Data skor self-regulated learning diperoleh melalui angket / kuesioner yang

disebar kepada siswa kelas VII, VIII,dan IX. Selanjutnya peneliti membuat

kategorik responden untuk menentukan tinggi dan rendah pada tiap variabel.

Tabel 4.5

Skor perolehan self-regulated learning

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Self-regulated

learning

100 71.00 116.00 93.8900 9.07644

Valid N (listwise) 100

Pada variabel self-regulated learning memiliki nilai maximum 116, minimum

71, dan mean 93.8900. Berdasarkan skor perolehan di atas maka hasil yang

didapat adalah sebagai berikut

Tabel 4.6

Klasifikasi skor self-regulated learning

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa tingkat self-regulated learning yang

rendah dengan persentase 46% (46 orang), sedangkan subjek dengan tingkat self-

regulated learningyang tinggi 54% (54 orang) dari total sampel.

Kategori Rentang Skor Responden Persentase

Rendah

Tinggi

71 – 93

94 - 116

46

54

46 %

54%

Jumlah 100 100 %

Page 68: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3663/1/AINI... · 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah ... siswa

67

4.2.2 Kategori skor prestasi belajar

Data mengenai prestasi belajar diperoleh melalui nilai ulangan harian matematika

dan ulangan tengah semester ganjil tahun 2010. Peneliti membuat kategorik

responden untuk menentukan tinggi dan rendah pada prestasi belajar.

Tabel 4.7

Skor perolehan prestasi belajar

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Prestasi belajar 100 45.00 97.50 77.3050 10.52556

Valid N (listwise) 100

Pada prestasi belajar memiliki nilai maximum 97.50, minimum 45 dan mean

77.3050. Melalui skor prestasi belajar maka akan diperoleh klasifikasi prestasi

belajar siswa sebagai berikut:

Tabel 4.8

Klasifikasi skor prestasi belajar

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa tingkat prestasi belajar matematika

siswa yang masuk pada kategori rendah dengan persentase 46% (46 orang), dan

untuk kategori prestasi belajar matematika tinggi memiliki persentase sebesar

54% (54 orang).

Kategori Rentang Skor Responden Persentase

Rendah

Tinggi

45 – 76.5

77.5 - 97.5

46

54

46 %

54%

Jumlah 100 100 %

Page 69: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3663/1/AINI... · 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah ... siswa

68

4.3 Hasil uji statistik

4.3.1 Uji anova

Peneliti menggunakan uji anova (post hoc) untuk mengetahui mean kelompok

yang berbeda signifikan antara usia, penghasilan orang tua dan pendidikan orang

tua terhadap prestasi belajar.

4.3.1.1 Uji anova usia terhadap prestasi belajar

Dengan menggunakan uji anova dapat melihat mean kelompok yang berbeda

signifikan usia terhadap prestasi belajar, maka dapat dilihat hasil sebagai berikut:

Tabel 4.9

Uji anova usia terhadap prestasi belajar

Multiple Comparisons

(I) usia (J) usia

Mean

Difference (I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

12 tahun kls 7 13 tahun kls 8 7.55893* 2.22058 .004 2.0385 13.0794

14 tahun kls 9 -6.82500* 2.13738 .008 -12.1386 -1.5114

13 tahun kls 8 12 tahun kls 7 -7.55893* 2.22058 .004 -13.0794 -2.0385

14 tahun kls 9 -14.38393* 2.33208 .000 -20.1816 -8.5863

14 tahun kls 9 12 tahun kls 7 6.82500* 2.13738 .008 1.5114 12.1386

13 tahun kls 8 14.38393* 2.33208 .000 8.5863 20.1816

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Dari hasil perhitungan uji anova yang di dapat mean atau rata-rata prestasi

belajar usia 14 tahun jauh lebih besar dibanding mean atau rata-rata prestasi

belajar dari usia 12 tahun dan 13 tahun , sedangkan mean atau rata-rata prestasi

belajar usia 13 tahun jauh lebih kecil dibandingkan mean atau rata-rata prestasi

belajar usia 12 tahun dan 14 tahun.

Page 70: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3663/1/AINI... · 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah ... siswa

69

4.3.1.2 Uji anova penghasilan orang tua terhadap prestasi belajar

Dengan menggunakan uji anova dapat melihat mean kelompok yang berbeda

signifikan penghasilan orang tua terhadap prestasi belajar, maka dapat dilihat

hasil sebagai berikut:

Tabel 4.10

Uji anova penghasilan orang tua terhadap prestasi belajar

Multiple Comparisons

(I)

Penghasilan

(J)

penghasilan

Mean

Difference (I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

< 1 juta 1 juta - 3 juta -5.80652* 2.20898 .036 -11.2981 -.3149

> 3 juta -16.05112* 2.24143 .000 -21.6234 -10.4788

1 juta - 3 juta < 1 juta 5.80652* 2.20898 .036 .3149 11.2981

> 3 juta -10.24459* 1.92544 .000 -15.0313 -5.4579

> 3 juta < 1 juta 16.05112* 2.24143 .000 10.4788 21.6234

1 juta - 3 juta 10.24459* 1.92544 .000 5.4579 15.0313

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Dari hasil perhitungan uji anova yang di dapat mean atau rata-rata prestasi

belajar siswa dengan penghasilan orang tua > 3 juta lebih besar dibanding mean

atau rata-rata prestasi belajar siswa dengan penghasilan orang tua < 1 juta dan 1

juta – 3 juta, sedangkan mean atau rata-rata prestasi belajar siswa dengan

penghasilan orang tua < 1 juta jauh lebih kecil dibandingkan mean atau rata-rata

prestasi belajar siswa dengan penghasilan orang tua 1 juta - 3 juta dan > 3 juta.

Page 71: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3663/1/AINI... · 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah ... siswa

70

4.3.1.3 Uji anova pendidikan orang tua terhadap prestasi belajar

Dengan menggunakan uji anovadapat melihat mean kelompok yang berbeda

signifikan pendidikan orang tua siswa terhadap prestasi belajar, maka dapat

dilihat hasil sebagai berikut:

Tabel 4.11

Uji anova pendidikan orang tua terhadap prestasi belajar

Multiple Comparisons

(I)

pendidikan

(J)

pendidikan

Mean

Difference (I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

sma d3 -8.17905* 2.82296 .044 -16.2124 -.1457

s1 -8.09448* 2.60275 .026 -15.5012 -.6878

s2 -13.20000* 2.69743 .000 -20.8761 -5.5239

d3 sma 8.17905* 2.82296 .044 .1457 16.2124

s1 .08456 2.73263 1.000 -7.6918 7.8609

s2 -5.02095 2.82296 .372 -13.0543 3.0124

s1 sma 8.09448* 2.60275 .026 .6878 15.5012

d3 -.08456 2.73263 1.000 -7.8609 7.6918

s2 -5.10552 2.60275 .285 -12.5122 2.3012

s2 sma 13.20000* 2.69743 .000 5.5239 20.8761

d3 5.02095 2.82296 .372 -3.0124 13.0543

s1 5.10552 2.60275 .285 -2.3012 12.5122

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Dari hasil perhitungan uji anova yang di dapat mean atau rata-rata prestasi

belajar siswa dengan pendidikan orang tua S2 lebih besar dibanding mean atau

rata-rata prestasi belajar siswa dengan pendidikan orang tua SMA D3 S1,

sedangkan mean atau rata-rata prestasi belajar siswa dengan pendidikan orang tua

Page 72: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3663/1/AINI... · 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah ... siswa

71

SMA jauh lebih kecil dibandingkan mean atau rata-rata prestasi belajar siswa

dengan pendidikan orang tua D3 S1 S2.

4.4 Hasil uji hipotesis

4.4.1 Hasil uji regresi

4.4.1.1 Deskripsi statistik

Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik

analisa data multiple regresi,untuk penghitungannya dibantu dengan software

SPSS 17.0.

4.4.1.1.1 Deskripsi statistik self-regulated learning terhadap prestasi belajar

matematika

Dengan menggunakan teknik analisa data multiple regresi berdasarkan self-

regulated learning terhadap prestasi belajar matematika, maka dapat dilihat hasil

sebagai berikut:

Tabel 4.12

Deskripsi statistik self-regulated learning terhadap

prestasi belajar matematika

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 285.686 6 47.614 .415 .868a

Residual 10682.262 93 114.863

Total 10967.948 99

a. Predictors: (Constant), self-regulated learning

b. Dependent Variable: PB

Berdasarkan perhitungan diatas dapat diketahui bahwa nilai F ( 6, 93 ) =

0.415, dengan signifikan 0.868, P > 0.05. Artinya tidak ada pengaruh yang

Page 73: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3663/1/AINI... · 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah ... siswa

72

signifikan self-regulated learning terhadap prestasi belajar matematika. Maka

hipotesis nihil yang berbunyi, tidak ada pengaruh self-regulated learning

berdasarkan prestasi belajar matematika pada siswa MTs N 3 Pondok Pinang

diterima.

4.4.1.1.2 Deskripsi statistik usia terhadap prestasi belajar matematika

Dengan menggunakan teknik analisa data multiple regresi berdasarkan

usiaterhadap prestasi belajar matematika, maka dapat dilihat hasil sebagai berikut:

Tabel 4.13

Deskripsi statistik usia terhadap prestasi belajar matematika

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 671.731 1 671.731 6.394 .013a

Residual 10296.217 98 105.063

Total 10967.948 99

Berdasarkan perhitungan diatas dapat diketahui bahwa nilai F ( 1, 98 ) =

6.394, dengan signifikan 0.013, P < 0.05. Artinya ada pengaruh yang signifikan

usia terhadap prestasi belajar matematika.

4.4.1.1.3 Deskripsi statistik penghasilan orang tua terhadap prestasi belajar

matematika

Dengan menggunakan teknik analisa data multiple regresi berdasarkan

penghasilan orang tua terhadap prestasi belajar matematika, maka dapat dilihat

hasil sebagai berikut:

Page 74: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3663/1/AINI... · 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah ... siswa

73

Tabel 4.14

Deskripsi statistik penghasilan orang tua terhadap prestasi belajar

matematika

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 1693.237 2 846.618 8.854 .000a

Residual 9274.711 97 95.616

Total 10967.948 99

Berdasarkan perhitungan diatas dapat diketahui bahwa nilai F (2, 97) = 8.854,

dengan signifikan 0.000, P < 0.05. Artinya ada pengaruh yang signifikan

penghasilan orang tua terhadap prestasi belajar matematika.

4.4.1.1.4 Deskripsi statistik pendidikan orang tua terhadap prestasi belajar

matematika

Dengan menggunakan teknik analisa data multiple regresi berdasarkan pendidikan

orang tua terhadap prestasi belajar matematika, maka dapat dilihat hasil sebagai

berikut:

Tabel 4.15

Deskripsi statistik pendidikan orang tua terhadap prestasi belajar

matematika

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 2072.560 3 690.853 7.456 .000a

Residual 8895.387 96 92.660

Total 10967.948 99

Page 75: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3663/1/AINI... · 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah ... siswa

74

Berdasarkan perhitungan diatas dapat diketahuibahwa nilai F (3, 96) = 7.456,

dengan signifikan 0.000, P <0.05. Artinya ada pengaruh yang signifikan

pendidikan orang tua terhadap prestasi belajar matematika.

4.4.1.2 Analisis regresi

Analisis regresi digunakan untuk menghitung kontribusi sumbangan yang

diberikan self-regulated learning, usia, penghasilan orang tua, dan pendidikan

orang tua kepada prestasi belajar

4.4.1.2.1 Analisis regresi self-regulated learning terhadap prestasi belajar

matematika

Dengan menggunakan analisis regresi dapat melihat kontribusi self-regulated

learning terhadap prestasi belajar matematika, maka dapat dilihat hasil sebagai

berikut:

Tabel 4.16

Analisis regresi self-regulated learning terhadap prestasi belajar matematika

Model Summary

Model R

R

Square

Adjusted

R Square

Std. Error of

the Estimate

Change Statistics

R Square

Change F Change df1 df2

Sig. F

Change

1 .161a .026 -.037 10.71742 .026 .415 6 93 .868

a. Predictors: (Constant), self-regulated learning

Berdasarkan hasil output perhitungan multiple regresi maka dapat dilihat

kontribusi self-regulated learning terhadap prestasi belajar matematika diperoleh

R square sebesar 0.026, yang berarti kontribusi self-regulated learning terhadap

Page 76: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3663/1/AINI... · 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah ... siswa

75

prestasi belajar matematika hanya sebesar 2.6%. sedangkan sisanya (100% - 2.6%

= 97.4%) dipengaruhi oleh faktor lainnya.

4.4.1.2.2 Analisis regresi usia terhadap prestasi belajar matematika

Dengan menggunakan analisis regresi dapat melihat hasil kontribusi usia

terhadap prestasi belajar matematika, maka dapat dilihat hasil sebagai berikut:

Tabel 4.17

Analisis regresi usia terhadap prestasi belajar matematika

Model Summary

Model R

R

Square

Adjusted

R Square

Std. Error of

the Estimate

Change Statistics

R Square

Change

F

Change df1 df2

Sig. F

Change

1 .247a .061 .052 10.25005 .061 6.394 1 98 .013

a. Predictors: (Constant), usia

Berdasarkan hasil output perhitungan regresi linear maka dapat dilihat

kontribusi usia terhadap prestasi belajar matematika diperoleh R square sebesar

0.061, yang berarti kontribusi usia terhadap prestasi belajar matematika hanya

sebesar 6.1%. sedangkan sisanya (100% - 6.1% = 93.9%) dipengaruhi oleh faktor

lainnya.

4.4.1.2.3 Analisis regresi penghasilan orang tua terhadap prestasi belajar

matematika

Dengan menggunakan analisis regresidapat melihat hasil kontribusi penghasilan

orang tua terhadap prestasi belajar matematika, maka dapat dilihat hasil sebagai

berikut:

Page 77: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3663/1/AINI... · 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah ... siswa

76

Tabel 4.18

Analisis regresi penghasilan orang tua terhadap prestasi belajar matematika

Model Summary

Model R

R

Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

Change Statistics

R Square

Change F Change df1 df2

Sig. F

Change

1 .393a .154 .137 9.77832 .154 8.854 2 97 .000

a. Predictors: (Constant), penghasilan orang tua

Berdasarkan hasil output perhitungan regresi linear maka dapat dilihat

kontribusi penghasilan orang tua terhadap prestasi belajar matematika diperoleh

R square sebesar 0.154, yang berarti kontribusi penghasilan orang tua terhadap

prestasi belajar matematika hanya sebesar 15.4%. sedangkan sisanya (100% -

15.4% = 84.6%) dipengaruhi oleh faktor lainnya.

4.4.1.2.4 Analisis regresi pendidikan orang tua terhadap prestasi belajar

matematika

Dengan menggunakan analisis regresi dapat melihat kontribusi pendidikan orang

tua terhadap prestasi belajar matematika, maka dapat dilihat hasil sebagai berikut:

Tabel 4.19

Analisis regresi pendidikan orang tua terhadap prestasi belajar matematika

Model Summary

Model R

R

Square

Adjusted

R Square

Std. Error of

the Estimate

Change Statistics

R Square

Change

F

Change df1 df2

Sig. F

Change

1 .435a .189 .164 9.62602 .189 7.456 3 96 .000

a. Predictors: (Constant), pen3, pen1, pen2

Page 78: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3663/1/AINI... · 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah ... siswa

77

Berdasarkan hasil output perhitungan regresi linear maka dapat dilihat

kontribusi pendidikan orang tua terhadap prestasi belajar matematika diperoleh R

square sebesar 0.189, yang berarti kontribusi pendidikan orang tua terhadap

prestasi belajar matematika hanya sebesar 18.9%. sedangkan sisanya (100% -

18.9% = 81.1%) dipengaruhi oleh faktor lainnya.

4.4.1.3 Uji koefisien

Uji koefisien digunakan untuk melihat pengaruh yang positif atau negatif dari

self-regulated learning, usia, penghasilan orang tua, dan pendidikan orang tua

kepada prestasi belajar.

4.4.1.3.1 Uji koefisien self-regulated learning terhadap prestasi belajar

matematika

Untuk melihat pengaruh yang positif atau negatif dari self-regulated

learningkepada prestasi belajar, maka dapat dilihat hasil sebagai berikut:

Tabel 4.20

Uji koefisien self-regulated learning terhadap prestasi belajar matematika

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.B Std. Error Beta

1 (Constant) 67.766 8.048 8.420 .000

Self-efficcy dan

tujuan diri

.035 .128 .033 .272 .786

Page 79: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3663/1/AINI... · 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah ... siswa

78

Penggunaan strategi

atau pelaksanaan

yang rutin

.131 .153 .124 .856 .394

Pengelolaan waktu -.065 .173 -.062 -.376 .708

Observasi diri,

penilaian diri dan

reaksi diri

-.027 .139 -.026 -.196 .845

Lingkungan tempat

belajar

-.005 .124 -.005 -.039 .969

Pencarian bantuan

selektif

.122 .126 .116 .967 .336

a. Dependent Variable: PB

Berdasarkan koefisien regresi pada tabel di atas dapat disampaikan persamaan

regresi sebagai berikut:

Prestasi belajar: 67.766 + (0.035) dimensi self efficacy dan tujuan diri + (0.131)

dimensi penggunaan strategi atau pelaksanaan yang rutin + (-

0.065) dimensi pengelolaan waktu + (-0.027) dimensi observasi

diri, penilaian diri, dan reaksi diri + (-0.005) dimensi lingkungan

tempat belajar + (0.122) dimensi pencarian bantuan selektif.

Berdasarkan tabel di atas, dari enam dimensi self-regulated learning: self-

efficacy dan tujuan diri; penggunaan strategi atau pelaksanaan yang rutin;

pengelolaan waktu; observasi diri, penilaian diri, reaksi diri; lingkungan tempat

belajar ; dan pencarian bantuan yang selektif tidak signifikan karena nilai p >

0.05. Penjelasan dari nilai koefisien regresi yang diperoleh pada masing-masing

dimensi self-regulated learning adalah sebagai berikut:

Page 80: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3663/1/AINI... · 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah ... siswa

79

a. Dimensi self-efficacy dan tujuan diri: diperoleh nilai koefisien regresi

sebesar 0.035 yang berarti bahwa dimensi self efficacy dan tujuan diri

secara positif mempengaruhi prestasi belajar tetapi tidak signifikan karena

signifikansi pada dimensi self efficacy dan tujuan diri terhadap prestasi

belajar 0,786 > 0,05. Jadi, semakin tinggi skor self-efficacy dan tujuan diri

maka semakin tinggi pula pretasi belajar.

b. Dimensi penggunaan strategi atau pelaksanaan yang rutin : diperoleh nilai

koefisien regresi sebesar 0.131 yang berarti bahwa dimensi penggunaan

strategi atau pelaksanaan yang rutin secara positif mempengaruhi prestasi

belajar tetapi tidak signifikan karena signifikansi pada dimensi penggunaan

strategi atau pelaksanaan yang rutin terhadap prestasi belajar 0,394> 0,05.

Jadi, semakin tinggi skor penggunaan strategi atau pelaksanaan yang rutin

maka semakin tinggi pula pretasi belajar .

c. Dimensi pengelolaan waktu: diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0.065

yang berarti bahwa dimensi pengelolaan waktu secara negatif

mempengaruhi prestasi belajar tetapi tidak signifikan karena signifikansi

pada dimensi pengelolaan waktu terhadap prestasi belajar 0,708 > 0,05.

Jadi, semakin tinggi skor pengelolaan waktu maka semakin rendah pula

pretasi belajar.

d. Dimensi observasi diri, penilaian diri, dan reaksi diri: diperoleh nilai

koefisien regresi sebesar -0,027 yang berarti bahwa dimensi observasi diri,

penilaian diri, dan reaksi diri secara negatif mempengaruhi prestasi belajar

Page 81: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3663/1/AINI... · 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah ... siswa

80

tetapi tidak signifikan karena signifikansi pada dimensi observasi diri,

penilaian diri, dan reaksi diri terhadap prestasi belajar 0,845 > 0,05. Jadi,

semakin tinggi skor kekompakan kelompok maka semakin rendah pula

pretasi belajar.

e. Dimensi lingkungan tempat belajar: diperoleh nilai koefisien regresi sebesar

-0.005 yang berarti bahwa dimensi lingkungan tempat belajar secara negatif

mempengaruhi prestasi belajar tetapi tidak signifikan karena signifikansi

pada dimensi lingkungan tempat belajar terhadap prestasi belajar 0,969 >

0,05. Jadi, semakin tinggi skor lingkungan tempat belajar maka semakin

rendah pula pretasi belajar.

f. Dimensi pencarian bantuan selektif: diperoleh nilai koefisien regresi sebesar

0.122 yang berarti bahwa dimensi pencarian bantuan selektif secara positif

mempengaruhi prestasi belajar tetapi tidak signifikan karena signifikansi

pada dimensi pencarian bantuan selektif terhadap prestasi belajar 0,336 >

0,05. Jadi, semakin tinggi skor ukuran kelompok maka semakin tinggi pula

pretasi belajar.

4.4.1.3.2 Uji koefisien usia terhadap prestasi belajar matematika

Untuk melihat pengaruh yang positif atau negatif dari usia kepada prestasi belajar,

maka dapat dilihat hasil sebagai berikut:

Page 82: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3663/1/AINI... · 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah ... siswa

81

Tabel 4.21

Uji koefisien usia terhadap prestasi belajar matematika

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.B Std. Error Beta

1 (Constant) 37.665 15.710 2.397 .018

usia 3.068 1.213 .247 2.529 .013

a. Dependent Variable: PBM

Variable usia: diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 3.068 yang berarti

bahwa usia secara positif mempengaruhi prestasi belajar dan signifikan karena

signifikansi pada usia terhadap prestasi belajar 0,013 < 0,05. Jadi, semakin tinggi

skor ukuran kelompok maka semakin tinggi pula pretasi belajar.

4.4.1.4 Uji signifikan

Dengan menggunakan uji signifikan dapat melihat apakah pengaruh IV terhadap

DV signifikan atau tidak dari dimensi self-regulated learningyaitu: self-efficacy

dan tujuan diri; penggunaan strategi atau pelaksanaan yang rutin; pengelolaan

waktu; observasi diri, penilaian diri, reaksi diri; lingkungan tempat belajar; dan

pencarian bantuan yang selektif terhadap prestasi belajar. Dapat menggunakan

rumus Pembagi disini adalah R2 itu sendiri dengan df nya (dilambangkan k), yaitu

sejumlah IV yang dianalisis, sedangkan penyebutnya (1 – ܴ2) dibagi dengan df nya N

– k – 1 dimana N adalah total sampel. Jika digambarkan maka :

Page 83: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3663/1/AINI... · 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah ... siswa

82

=hܨ ܴ2/ ݇ R2= R square

(1−ܴ2) / (ܰ− −݇1) K = IV

N = jumlah sampel

Tabel 4.22

Proporsi varians pada dimensi self-reguated learning

IV R2 R2 change F hitung DF F tabel SIGNIFIKAN

T1 0.005 0.005 0.49 (1.98) 3.94 Tidak signifikan

T12 0.016 0.011 1.083 (1.97) 3.94 Tidak signifikan

T123 0.016 0 0 (1.96) 3.94 Tidak signifikan

T1234 0.016 0 0 (1.95) 3.94 Tidak signifikan

T12345 0.016 0 0 (1.94) 3.94 Tidak signifikan

T123456 0.026 0.010 0.954 (1.93) 3.94 Tidak signifikan

Total 0.026

Keterangan:

T1: Self eficacy dan tujuan diri

T12: Penggunaan strategi atau pelaksanaan yang rutin

T123: Pengelolaan waktu

T1234: Observasi diri, penilaian diri, dan reaksi diri

T12345: Lingkungan tempat belajar

T123456: Pencarian bantuan selektif

Besarnya kontribusi masing-masing aspek dapat dilihat pada table 4.24 sebagai

berikut:

1. Dimensi self-efficacy dan tujuan diri terhadap prestasi belajar matematika

diperoleh nilai f hitung sebesar 0.49 pada signifikansi 0.786 < f table 3.94,

sehingga dimensi self-efficacy dan tujuan diri dari variabel self-regulated

learning terhadap prestasi belajar matematika terdapat hubungan yang tidak

signifikan.

Page 84: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3663/1/AINI... · 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah ... siswa

83

Tabel 4.23

Uji signifikan self-eficacy dan tujuan terhadap prestasi belajar matematika

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

1 .072a .005 -.005 10.55145

a. Predictors: (Constant), T1

2. Dimensi penggunaan strategi atau pelaksanaan yang rutin terhadap prestasi

belajar matematika diperoleh nilai f hitung sebesar 1.083 pada signifikansi

0.394 < f table 3.94, sehingga dimensi penggunaan strategi atau

pelaksanaan yang rutin dari variabel self-regulated learning terhadap

prestasi belajar matematika terdapat hubungan yang tidak signifikan.

Tabel 4.24

Uji signifikan penggunaan strategi atau pelaksanaan yang rutin terhadap

prestasi belajar matematika

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

1 .125a .016 -.005 10.55053

a. Predictors: (Constant), T2, T1

3. Dimensi pengelolaan waktu terhadap prestasi belajar matematika diperoleh

nilai f hitung sebesar 0 pada signifikansi 0.708 < f table 3.94, sehingga

dimensi pengelolaan waktu dari variabel self-regulated learning terhadap

prestasi belajar matematika terdapat hubungan yang tidak signifikan.

Page 85: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3663/1/AINI... · 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah ... siswa

84

Tabel 4.25

Uji signifikan pengelolaan waktu terhadap prestasi belajar matematika

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

1 .126a .016 -.015 10.60334

a. Predictors: (Constant), T3, T1, T2

4. Dimensi observasi diri, penilaian diri, dan reaksi diri terhadap prestasi

belajar matematika diperoleh nilai f hitung sebesar 0 pada signifikansi 0.845

< f table 3.94, sehingga dimensi observasi diri, penilaian diri, dan reaksi diri

dari variabel self-regulated learning terhadap prestasi belajar matematika

terdapat hubungan yang tidak signifikan.

Tabel 4.26

Uji signifikan observasi diri, penilaian diri, dan reaksi diri

terhadap prestasi belajar matematika

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

1 .126a .016 -.026 10.65900

a. Predictors: (Constant), T4, T1, T2, T3

5. Dimensi lingkungan tempat belajar terhadap prestasi belajar matematika

diperoleh nilai f hitung sebesar 0 pada signifikansi 0.969 < f table 3.94,

sehingga dimensi lingkungan tempat belajar dari variabel self-regulated

Page 86: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3663/1/AINI... · 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah ... siswa

85

learning terhadap prestasi belajar matematika terdapat hubungan yang tidak

signifikan.

Tabel 4.27

Uji signifikan lingkungan tempat belajar

terhadap prestasi belajar matematika

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

1 .127a .016 -.036 10.71376

a. Predictors: (Constant), T5, T4, T1, T2, T3

6. Dimensi pencarian bantuan selektif terhadap prestasi belajar matematika

diperoleh nilai f hitung sebesar 0.954 pada signifikansi 0.336 < f table 3.94,

sehingga dimensi pencarian bantuan selektif dari variabel self-regulated

learning terhadap prestasi belajar matematika terdapat hubungan yang tidak

signifikan.

Tabel 4.28

Uji signifikan pencarian bantuan selektif

terhadap prestasi belajar matematika

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

1 .161a .026 -.037 10.71742

a. Predictors: (Constant), T6, T5, T1, T2, T4, T3

Page 87: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3663/1/AINI... · 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah ... siswa

86

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa sumbangsih masing-masing

aspek self-regulated learning terhadap prestasi belajar adalah sebagai berikut:

a. Aspek self-efficacy dan tujuan diri sebesar 0.5%

b. Aspek penggunaan strategi atau pelaksanaan yang rutin sebesar 1.1%

c. Aspek pengelolaan waktu sebesar 0%

d. Aspek observasi diri, penilaian diri, dan reaksi diri sebesar 0%

e. Aspek lingkungan tempat belajar sebesar 0%

f. Aspek pencarian bantuan selektif sebesar 1%

Page 88: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3663/1/AINI... · 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah ... siswa

87

BAB V

KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

Pada bab ini akan menguraikan kesimpulan hasil penelitian mengenai pengaruh

self-regulated learning terhadap prestasi belajar matematika siswa di MTs N 3

Pondok Pinang. Selanjutnya akan dikemukakan pula diskusi yang membahas hasil

penelitian ini.

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil uji hipotesis penelitian, maka kesimpulan yang dapat diambil

dari penelitian ini adalah : “Tidak ada pengaruh self-regulated learning terhadap

prestasi belajar matematika siswa di MTs N 3 Pondok Pinang”.

Peneliti juga melihat uji signifikan yang dapat melihat apakah pengaruh IV

terhadap DV signifikan atau tidak dari dimensi self-regulated learning terhadap

prestasi belajar. Dari enam dimensi self-regulated learning: self-efficacy dan

tujuan diri; penggunaan strategi atau pelaksanaan yang rutin; pengelolaan waktu;

observasi diri, penilaian diri, reaksi diri; lingkungan tempat belajar ; dan pencarian

bantuan yang selektif tidak signifikan dari penambahan ܴ2 terhadap prestasi

belajar matematika karena Fh<Ft 3.94.

Perhitungan analisis regresi mendapatkan bahwa kontribusi untuk self-

regulated learning terhadap prestasi belajar matematika hanya sebesar 2.6%

sedangkan sisanya 97.4% dipengaruhi oleh faktor lainnya; kontribusi untuk usia

terhadap prestasi belajar matematika hanya sebesar 6.1%. sedangkan sisanya

Page 89: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3663/1/AINI... · 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah ... siswa

88

93.9% dipengaruhi oleh faktor lainnya; kontribusi untuk penghasilan orang tua

terhadap prestasi belajar matematika hanya sebesar 15.4% sedangkan sisanya

84.6% dipengaruhi oleh faktor lainnya; dan kontribusi untuk pendidikan orang tua

terhadap prestasi belajar matematika hanya sebesar 18.9% sedangkan sisanya

81.1% dipengaruhi oleh faktor lainnya.

Selain menggunakan regresi juga menggunakan uji anova (post hoc) untuk

mengetahui mean kelompok yang berbeda signifikan. Untuk mean kelompok yang

berbeda signifikan usia terhadap prestasi belajar di dapat mean atau rata-rata

prestasi belajar usia 14 tahun jauh lebih besar dibanding usia 12 tahun dan 13

tahun, mean kelompok yang berbeda signifikan penghasilan orang tua terhadap

prestasi belajar di dapat mean atau rata-rata prestasi belajar penghasilan orang tua

> 3 juta lebih besar dibanding penghasilan orang tua < 1 juta dan 1 juta – 3 juta,

dan mean kelompok yang berbeda signifikan pendidikan orang tua terhadap

prestasi belajar di dapat mean atau rata-rata prestasi belajar pendidikan orang tua

S2 lebih besar dibanding pendidikan orang tua SMA D3 S1.

5.2 Diskusi

Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan apakah ada pengaruh self-

regulated learning terhadap prestasi belajar matematika siswa di MTs N 3 Pondok

Pinang sebanyak 782 orang, diketahui bahwa tidak ada pengaruh self-regulated

learning terhadap prestasi belajar matematika siswa di MTs N 3 Pondok Pinang.

Hal ini berbanding terbalik dengan penelitian Sudjana (2003) yang melihat

hubungan self-regulated learning dengan prestasi belajar. Pada penelitian Sudjana

Page 90: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3663/1/AINI... · 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah ... siswa

89

(2003), mengatakan bahwa ‘ada hubungan yang posistif dan signifikan antara self-

regulated learning dengan prestasi belajar’ yang diperoleh dari hasil perhitungan

korelasi dengan menggunakan rumus korelasi Product Momen, didapat keofisien

korelasi sebesar 0,250. Artinya terdapat hubungan yang positif (ada hubungan

yang searah) dan signifikan antara self regulated learning dengan prestasi belajar.

Para ahli juga menemukan bahwa siswa yang memiliki prestasi tinggi sering

kali merupakan pelajar yang juga belajar untuk mengatur diri sendiri. Karena

siswa yang berprestasi tinggi menentukan tujuan yang lebih spesifik,

menggunakan lebih banyak strategi belajar, memonitori sendiri proses belajar

mereka, dan lebih sistematis dalam mengevaluasi kemajuan mereka sendiri

dibanding dengan siswa yang berprestasi rendah (dalam Santrock, 2007).

Lain halnya peneliti yang dilakukan oleh Sugiharto dkk (2008) tentang,

pengembang model bimbingan kesulitan belajar berbasis self-regulated learning

pada siswa sekolah menengah atas, memberi kesimpulan bahwa perilaku belajar

siswa yang berkesulitan belajar tidak ada hubungannya dengan prinsip self-

regulated learning, terutama motivasi pribadi dan strategi belajar.

Peneliti beranggapan bahwa hasil dari tidak adanya pengaruh self-

regulated learning terhadap prestasi belajar matematika siswa, diduga karena

beberapa hal yaitu, pertama belum adanya alat ukur baku yang digunakan oleh

para ahli. Kedua, adanya tingkat kesalahan pengukuran atau tingkat error dalam

penelitian sebesar 5%. Ketiga, dimensi-dimensi dari self-regulated learning, self

efficacy dan tujuan diri; penggunaan strategi atau pelaksanaan yang rutin;

pengelolaan waktu; observasi diri, penilaian diri, dan reaksi diri; lingkungan

Page 91: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3663/1/AINI... · 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah ... siswa

90

tempat belajar; dan pencarian bantuan yang selektif tidak berhubungan langsung

dengan prestasi belajar, tetapi ada variabel lain sebagai mediator Ketiga, peneliti

juga menduga adanya beberapa faktor psikologis maupun non-psikologis yang

juga berpengaruh dalam memprediksi prestasi belajar. Misalnya kondisi fisiologis

siswa, iklim kelas siswa, dan lain-lain. Keempat, tidak adanya manajemen waktu

atau disiplin waktu dan kurang bisa mengatur jadwal waktu bermain dengan

belajar pada siswa meskipun siswa memiliki prestasi belajar yang tinggi, sehingga

self-regulated learning menjadi rendah. Kelima, alat ukur inteligensi siswa yang

digunakan pihak MTs kurang mampu memberikan hasil yang valid atau

sebenarnya untuk mengukur tingkat inteligensi siswa.

Selain menggunakan variabel self-regulated learning, peneliti ikut

menambahkan variabel usia, penghasilan orang tua dan pendidikan orang tua,

yang ketiganya memiliki kontribusi 6.1% untuk usia, 15.4% untuk penghasilan

orang tua, dan 18.9% untuk pendidikan orang tua. Kontribusi usia, penghasilan

orang tua dan pendidikan orang tua kepada prestasi belajar matematika ikut

memberi pengaruh karena ketiganya memiliki signifikan < 0.05 yang artinya ada

pengaruh terhadap prestasi belajar matematika.

Pada penelitian ini usia yang digunakan adalah 12 tahun, 13 tahun, dan 14

tahun, yang dianggap masih memiliki pola berfikir konkret menurut tahapan

perkembangan Piaget (dalam Crain, 2007). Di usia ini siswa lebih ingin

mengetahui segala sesuatu yang belum mereka ketahui sebelumnya. Rasa

penasaran untuk mengetahui dan memecahkan persoalan sulit dalam pelajaran

matematika juga mereka rasakan, yang pada akhirnya mereka menggunakan cara

Page 92: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3663/1/AINI... · 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah ... siswa

91

dalam strategi untuk belajar matematika. Selain itu, pendidikan orang tua

memberi pengaruh terhadap prestasi belajar matematika, karena self-regulated

learning ada suatu kesamaan yang diantaranya pencarian bantuan yang selektif,

dimana siswa mencari bantuan kepada orang-orang disekelilingnya termasuk

orang tua. Pada saat seorang anak belajar dan mengalami kesulitan biasanya hal

yang pertama dilakukan adalah menanyakan kesulitan tersebut kepada orang

terdekat di rumah. Sewajarnya orang tua ikut membantu dan mendukung setiap

kegiatan pembelajaran siswa di rumah. Hal ini menuntut orang tua mengetahui

sedikit materi pembelajaran siswa di sekolahnya, meskipun tingkat pendidikan

orang tua lebih rendah ataupun lebih tinggi dari siswa. Sedangkan latar belakang

ekonomi keluarga, siswa yang pandai dan merasa ilmu yang diperolehnya belum

mencukupi akan berusaha untuk mengikuti latihan les-les tambahan di luar jam

sekolah. Adanya kemauan dan penghasilan orang tua yang berlebih dapat

menunjang keinginan siswa untuk mengikuti kegiatan les tambahan dan

memperbanyak ragam strategi pemecahan persoalan untuk setiap mata

pelajarannya.

5.3 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis seluruh proses dan isi laporan,

peneliti beranggapan masih terdapat ketidaksempurnaan, sehingga ada beberapa

saran yang dapat diberikan peneliti untuk selanjutnya dapat digunakan bagi yang

akan menggunakan topik atau pendekatan yang sama, antara lain:

Page 93: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3663/1/AINI... · 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah ... siswa

92

5.3.1 Saran Teoritis

1. Jika ada yang ingin melanjutkan penelitian dengan tema yang sama, penulis

menyarankan agar sebaiknya bidang studi yang digunakan lebih dari satu

atau mungkin semua bidang studi serta menambahkan beberapa variabel lain

yang ikut mempengaruhi prestasi belajar.

2. Bila meneliti self-regulated learning, hendaknya mencari alat tes yang baku

dari para ahli agar hasil penelitian lebih akurat

5.3.2 Saran praktis

1. Peneliti menganjurkan kepada pihak sekolah dan guru-guru MTs N 3 Pondok

Pinang untuk memberikan pembekalan dan pembinaan pengetahuan pada diri

siswanya mengenai pentingnya strategi-strategi dalam belajar.

2. Selain itu peniliti juga menganjurkan kepada orang tua siswa agar lebih

mengetahui strategi belajar anak yang selalu digunakan dan bagaimana

strategi belajar yang baik agar dikemudian hari mampu meningkatkan

kemampuan di segala macam bidang pelajaran di sekolahnya.

Page 94: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3663/1/AINI... · 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah ... siswa

DAFTAR PUSTAKA

Abdurahman, M. (2003), Pendidikan bagi anak berkesulitan belajar. Jakarta: PT.

Rineka Cipta.

Abu, A. & Supriyono, W. (1991), Psikologi belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Alwisol. (2005), Psikologi kepribadian. Malang: Universitas Muhammadiyah

Malang

Anastasi, A. & Urbina, S. (2007), Tes psikologi. Jakarta: PT Indeks.

Azwar, S. (1996), Tes prestasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Boekaerts, M., & Corno, L. (2005). Self-regulation in the classroom : A

perspective on assessment and intervention, Applied psychology: an

international review. Vol 54 (2) 199-231

Crain, W. (2007), Teori perkembangan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Endah dkk. (2006), Memahami perilaku prokrastinasi akademik berdasarkan

tingkat self-regulated learning dan trait kepribadian. Universitas

Airlangga Surabaya.

Ismawati, F. & Sirodj, S. (2010), Perbedaan self-confidence dan self-regulated

learning antara siswa kelas IMERSI dan siswarReguler. IAIN Sunan

Ampel Surabaya

Yulinawati, I., Hartati, S, & Sarwati D. R, (2009), Self-regulated learning

mahasiswa fast track. Universitas Diponegoro.

Page 95: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3663/1/AINI... · 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah ... siswa

Kerlinger. (2000), Foundations of behavioral research. Harcourt Coliege

Publishers.

Masthoni. (2009), wordpress.com/.../manusia dan kebutuhannya terhdap

matematika/

Nazir, M. (2003), Metode penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Syah, M. (2008), Psikologi pendidikan. Jakarta: Rajawali Press.

Syah, M. (2003), Psikologi belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. (2000), Kamus besar bahasa

Indonesia. Departeman Pendidikan dan Kebudayaan: Balai Pustaka.

Santrock, J.W. (2007), Psikologi pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media

Group

Sardiman A.M. (1986), Interaksi dan motivasi belajar mengajar. Jakarta: PT.

RajaGrafindo Persada.

Sevilla, G. (2006), Pengantar metode penelitian. Jakarta: UI Press

Schunk, Pintrich, Judith. (2008), Motivation in educational. U.S.A or Canada:

Pearson Merrill Prentice Hall.

Sudjana (2003), Hubungan antara self-regulated learning dengan prestasi belajar

fisika siswa kelas 2 SMU Negeri 5 Jakarta. Universitas Indonesia

Sugiharto dkk (2008), Pengembang model bimbingan kesulitan belajar berbasis

self-regulated learning pada siswa sekolah menengah atas. Universitas

Negeri Semarang.

Sugiyono. (2008), Metode penelitian kuatitatif kualitatif dan R & D . Bandung:

Alfabeta

Page 96: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3663/1/AINI... · 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah ... siswa

Winkel, W. S. (1996), Psikologi pengajaran. Jakarta: PT. Gramedia

Wolters, Cristopher A. (1998). Self-regulated learning and college students

regulation of motivational. Journal of educational psychology. Vol. 90,

No.2. 224-235.

Woolfolk, A. (2009), Educational psychology active learning edition.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Yusmiarini (2009). blogspot.com/.../mutu-pendidikan-matematika-di-

indonesia.html.

Zimmerman, B.J. (1989). A Social cognitive view of self-regulated academic

Learning. Journal of education psychology. 329-339. Vol 81 no 3.

Zimmerman , B.J., dan Martinez-pons, M. (1988). Construct validation of strategy

of students self –regulated learning, Journal of educational psychology,

Vol. 80, No.3, 284-290.

Zimmerman , B.J., dan Martinez-pons, M. (1990) Students differences in self-

regulated learning: relating grade, sex, and giftedness to self efficacy and

strategy use, Journal of educational psychology, Vol. 82, No.1, 51-59.