FEEDLOT 2014

DASAR PEMIKIRAN PSDS 2010

PENJELASAN OLEH:

DIREKTUR EKSEKUTIF APFINDO

TEGUH BOEDIYANA, 2007

KONDISI FAKTUAL INDUSTRI PET SAPI POTONG

SEKARANG:

• PET RAKYAT, PEMILIKAN 2 – 4 EKOR

• SEKITAR 4 JUTA RUMAH TANGGA PETERNAK YG MEMELIHARA 10,5 JUTA EKOR SAPI POTONG.

SEBARANNYA 45% DARI POPULASI

TERKONSENTRASI DI P. JAWA, KHUSUSNYA DI

JAWA TIMUR, JAWA TENGAH DAN DIY.

• KEBUT DAGING PER KAPITA:

1,72 KG/KAPITA/TAHUN 10,5 JUTA ??

• DIR JEN PET KEBIJAKAN GaUNG (TIGA Ung) LAMPUNG PADA TAHUN 1992:

• SAPI LOKAL SBG TULANG punggUNG, IMPOR SAPI BAKALAN SBG pendukUNG, IMPOR DAGING SAPI SBG penyambUNG.

• KENYATAANNYA IMPOR SAPI BAKALAN SEKITAR 850 000 EKOR PADA TAHUN 2013 UNTUK DIGEMUKKAN DAN 800 000 TON DAGING (KENYATAANNYA 80% TERDIRI ATAS JEROAN) DI IMPOR DARI NEGARA-NEGARA YG MEMENUHI PERSYARATAN.

• HAL INI TERPAKSA DILAKUKAN AGAR TDK TERJADI PENGURASAN SAPI LOKAL.

• DISINYALIR TERJADI PENURUNAN KUALITAS GENETIK SAPI LOKAL, KHUSUSNYA DI NTB & NTT, KRN BIBIT YANG BAIK DIPERDAGANGKAN

• PROGRAM SWASEMBADA DAGING SAPI (PSDS) 2010 diundur 2014:

• SAAT ITU MENGGUNAKAN ASUMSI DAN INDIKATOR:

• DUKUNGAN DANA INVESTASI Rp 24 TRILYUN, TD PEMERINTAH 10% UNTUK MENUNJANG PSDS, MASYARAKAT/PETANI 50 – 60% (Rp 13,5 TRILYUN) & SWASTA 30% (Rp 8 T)

• PADA TAHUN 2006 DAN 2007 DITINGKATKAN POPULASI DENGAN PENAMBAHAN BIBIT SAPI MUDA IMPOR SEBANYAK 1 (SATU) JUTA EKOR YG DAPAT SEGERA MENGHASILKAN ANAK TURUNAN PD TAHUN YBS.

• ADANYA ASESIBILITAS KREDIT PERBANKAN BAGI SWASTA & KREDIT PROGRAM BAGI PET DG TK BUNGA 6%/TAHUN.

• PERKIRAAN PERTBHN EKONOMI 6,5%/TH, BOBOT SAPI GENETIK LOKAL 123,9 kg, BOBOT SAPI GENETIK IMPOR 198,85 kg DAN TINGKAT KELAHIRAN 65% DARI BETINA PRODUKTIF

• PENINGKATAN POPULASI SAPI 5,82% PER TH, KONSUMSI DAGING SAPI 5%, PENINGKATAN JUMLAH PENDDK 1,49%

• KENYATAANNYA ??

PERMASALAHAN PEMBANGUNAN PETERNAKAN• PERMASALAHAN HULU

– Penurunan kualitas bibit ternak khususnya ternak besar dan ternak kecil

– Ketergantungan bahan baku pakan terhadap impor

• PERMASALAHAN ON FARM

– Tatalkasana Pakan, Kandang, reproduksi, rekording dll..

• PERMASALAHAN HILIR– Kekurangan daging sapi sebesar 135,1 ribu ton atau 35,1 % dari

permintaan sebesar 385,0 ribu ton – Pengendalian pangan asal ternak yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal

(ASUH)

• PERMASALAHAN KESEHATAN– Merebaknya wabah flu burung dan PHMS lainnya belum terkendali

(Rabies, Hog cholera, Anthrax dan Brucellosis)

• PERMASALAHAN PENUNJANG– Kebijakan moneter– Kebijakan pertauran (UU, PP )

II. PROGRAM KHUSUS PERCEPATAN PENCAPAIAN SWASEMBADA DAGING

SAPI TAHUN 2010 (P2SDS) 2014

1. Peraturan Menteri Pertanian No: 59 Th. 2007

Tentang Pedoman Percepatan Pencapaian Swasembada Daging Sapi

2. Peraturan Menteri Pertanian No: 60 Th. 2007

Tentang Unit Percepatan Pencapaian Swasembada Daging Sapi 2010. 2014

DASAR HUKUM

Pengertian P2SDS

1. Percepatan adalah upaya mengoptimalkan sumberdaya ternak lokal/rakyat ke arah performance yang sebenarnya melalui peningkatan peran Pemerintah, dan mendorong swasta ikut serta pada industri penggemukan dan pembibitan sapi potong.

2. Swasembada adalah kemampuan penyediaan dalam negeri sebesar 90%-95%. Sisanya sebesar 5%-10% dapat dipenuhi dari importasi.

Tujuan1.Memperkuat program pengembangan sapi

potong rakyat yang sedang berjalan2.Mengurangi secara bertahap ketergantungan

terhadap impor ternak sapi bakalan dan daging.

3.Menyelamatkan devisa akibat importasi ternak sapi bakalan dan daging

Perlu dikembangkan harmonisasi dan sinkronisasi

kegiatan pusat-daerah dan membangun komitmen seluruh pihak terkait

1. Sustainable

2. Sumberdaya Domestik

3. Pemberdayaan Peternakan Rakyat

4. ASUH

5. Linkages Pem. Pusat, Propinsi, Kab/Kota, Masy dan Swasta

6. Prinsip Perdagangan Internasional yang Free and Fair

7. Membuka peluang ekspor

PRINSIP PERCEPATAN

KENDALA DAN MASALAH:

1. USAHA PENGG. DENGAN SAPI LOKAL:

• PENGADAAN SAPI BAKALAN

• HARGA SAPI BAKALAN MAHAL

• TATANIAGA PENGELUARAN SAPI LOKAL ANTAR PULAU, RUMIT

2. USAHA PENGG. DENGAN SAPI IMPOR:

•LAMA PENGGEMUKAN

•RPH TIPE A & B MASIH SEDIKIT

•IMPOR DAGING YG TDK SESUAI TUJUAN

FASILITAS DAN TUJUAN PRODUKSI:

•LAHAN•SUMBER AIR•FASILITAS PAKAN•TRANSPORTASI•TUJUAN PRODUKSI

PERIZINAN

IZIN USAHA

IZIN IMPOR SAPI BAKALAN

IZIN USAHA

KEPMENTAN No. 404 / Kpts / OT. 210 / 6/ 2002.TGL. 28 JUNI 2002, TENTANG PEDOMAN PERIZINAN DAN PENDAFTARAN USAHA PETERNAKAN.

TERDIRI ATAS:I. PENDAHULUANII. PEMBERIAN IZIN USAHA PETERNAKANIII. IZIN PERLUASAN UASAHAIV. PENCABUTAN IZIN USAHA PETERNAKANV. PENDAFTARAN PETERNAKAN RAKYATVI. KONTRIBUSI IZIN USAHA / TANDA DAFTARVII. KEMITRAAN USAHA PETERNAKANVIII.PENGAWASAN USAHA PETERNAKANIX. PENUTUP

LATAR BELAKANG:

TELAH DITETAPKANNYA UU No. 22 TAHUN 1999

TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH DAN PP No. 25 TH 2000

MAKSUD DAN TUJUAN

RUANG LINGKUP

KETENTUAN MENGENAI:

PERSETUJUAN PRINSIP

PERMOHONAN IZIN USAHA

IZIN PERLUASAN USAHA PETERNAKAN

PENDAFTARAN USAHA

BIMBINGAN DAN PENGAWASANNYA

PENGERTIAN: PERUSAHAAN PETERNAKAN ADL SUATU USAHA YG DIJALANKAN SCR TERATUR & TERUS MENERUS PADA SUATU TEMPAT DAN JANGKA WAKTU TERTENTU UNTUK TUJUAN KOMERSIAL YG MELIPUTI KEGIATAN MENGHASILKAN TERNAK (TERMASUK BIBIT/TERNAK POTONG), TELUR, SUSU SERTA USAHA

PENGGEMUKAN SUATU JENIS TERNAK TERMASUK MENGUMPULKAN, MENGEDARKAN & MEMASARKANNYA YG UNTUK TIAP JENIS TERNAK

JUMLAHNYA MELEBIHI JUMLAH YANG DITETAPKAN UNTUK TIAP JENIS TERNAK PADA PETEERNAKAN RAKYAT

PERUSAHAAN DI BIDANG PET

• ADALAH SUATU USAHA YG DIJALANKAN SECARA TERATUR & TERUS MENERUS PD SUATU TEMPAT & DLM JANGKA WAKTU TTT UNTUK TUJUAN KOMERSIAL YG MELIPUTI PERUSAHAAN PEMOTONGAN, PABRIK PAKAN & PERUSAHAAN PERDAGANGAN SARANA PRODUKSI PETERNAKAN.

PETERNAKAN RAKYAT

• ADL USAHA PETERNAKAN YG DISELENGGARAKAN SBG USAHA SAMPINGAN YG JUMLAH MAKSIMUM KEGIATANNYA UNTUK TIAP JENIS TERNAK SEBAGAIMANA DITETAPKAN DLM LAMPIRAN I KEPUTUSAN INI:

JENIS & JMLH TERNAK KEGIATAN BUDIDAYA PRSH PET & PET

RAKYATNo. JENIS TERNAK SKALA USAHA PET YG

WAJIB MEMPEROLEH IZIN PRSH PET (JUMLAH TERNAK LEBIH DARI)

USAHA PET YG TDK MEMERLUKAN IZIN USAHA (PET RAKYAT)JUMLAH TERNAK S/D:

1. AYAM RAS PETELUR 10 000 EKOR INDUK 10 000 EKOR INDUK

2. AYAM RAS PEDAGING 15 000 EKOR PROD/SIKLUS 15 000 EKOR PROD/SIKLUS

3. ITIK, ANGSA ATAU ENTOK 15 000 EKOR CAMPURAN 15 000 EKOR CAMPURAN

4. KALKUN 10 000 EKOR CAMPURAN 10 000 EKOR CAMP

5. BURUNG PUYUH 25 000 EKOR CAMPURAN 25 000 EKOR CAMP

6. BURUNG DARA 25 000 EKOR CAMP 25 000 EKOR CAMP

7. KAMBING/DOMBA 300 EKOR CAMP 300 EKOR CAMP

8. BABI 125 EKOR CAMP 125 EKOR CAMP

9. SAPI POTONG 100 EKOR CAMP 100 EKOR CAMP

10. SAPI PERAH 20 EKOR CAMP 20 EKOR CAMP

11. KERBAU 75 EKOR CAMP 75 EKOR CAMP

12. KUDA 50 EKOR CAMP 50 EKOR CAMP

13. KELINCI 1 500 EKOR CAMP 1 500 EKOR CAMP

14. RUSA 300 EKOR CAMP 300 EKOR CAMP.

• BUDIDAYA ADALAH KEGIATAN UNTUK MEMPRODUKSI HASIL-HASIL TERNAK DAN HASIL IKUTANNYA BAGI KONSUMEN.

• PEMBIBITAN ADALAH KEGIATAN BUDIDAYA UNTUK MENGHASILKAN BIBIT TERNAK UNTUK KEPERLUAN SENDIRI ATAU UNTUK DIPERJUAL-BELIKAN.

• BIBIT TERNAK TERNAK ADALAH SEMUA TERNAK HASIL PROSES PENELITIAN & PENGKAJIAN& ATAU TERNAK YG MEMENUHI PERSYARATAN TTT UNTUK DIKEMBANGBIAKN DAN ATAU UNTUK PRODUKSI.

LOKASI: ADL TEMPAT KEGIATAN PET BESERTA SARANA PENDUKUNGNYA DI LAHAN TTT YG TERCANTUM DLM IZIN USAHA PET.

USAHA PETERNAKAN:

ADL SERANGKAIAN KEGIATAN YG DILAKUKAN OLEH PERORANGAN ATAU BADAN HUKUM YG MELAKSANAKAN KEGIATAN

MENGHASILKAN TERNAK (TERNAK BIBIT/POTONG), TELUR, SUSU SERTA USAHA

MENGGEMUKKAN SUATU TERNAK TERMASUK MENGUMPULKAN, MENGEDARKAN DAN MEMASARKANNYA.

• PERSETUJUAN PRINSIP:

ADL PERSETUJUAN TERTULIS YG DIBERIKAN OLEH BUPATI/WALIKOTA ATAU PEJABAT YG DITUNJUK OLEHNYA THD SUATU RENCANA UNTUK MELAKUKAN USAHA PET DG MANCANTUMKAN KEWAJIBAN YG HRS DIPENUHI SBG SYARAT UTK DPT DIBERIKANNYA IZIN USAHA PETERNAKAN.

IZIN USAHA PETERNAKAN

• ADL IZIN TERTULIS YG DIBERIKAN OLEH BUPATI/WALIKOTA ATAU PEJABAT YG DITUNJUK OLEHNYA UNTUK MEMBERIKAN HAK DALAM MEMBERIKAN HAK DALAM MELAKUKAN USAHA PETERNAKAN.

PEMBERIAN IZIN USAHA

a. PERORANGAN ATAU BADAN HUKUM

b. PEMOHON HRS PEROLEH PERSETUJUAN PRINSIP LEBIH DULU

c. JANGKA WAKTU BERLAKUNYA IZIN USAHA

PERMOHONAN IZIN USAHA PETERNAKAN

a. IZIN USAHA

b. PERMOHONNAN IZIN USAHA DITUJUKAN KPD BUPATI / WALIKOTA ATAU PEJABAT YG DITUNJUK OLEHNYA ( BADAN PENANAMAN MODAL dan PELAYANAN PERIZINAN = BPMPP)

c. WAKTU 20 HARI ---- PEMERIKSAAN PERSIAPAN

d. BILA TDK DILAKSANAKAN PEMERIKSAAN, SURAT PERNYATAAAN TELAH MEMENUHI PEDOMAN CARA BUDIDAYA YANG BAIK.

e. BUPATI / WALIKOTA ATAU PEJABAT YG DITUNJUK OLEHNYA, SELAMBAT-LAMBATNYA 20 HARI HRS MENGELUARKAN IZIN USAHA, MENGGUNAKAN FORMULIR MODEL IUPi – IV, ATAU MENUNDA (FORMULIR MODEL IUPi – II)

f. DITUNDA BILA PEMOHON BELUM MEMELIKI / MEMENUHI SALAH SATU SYARAT:

a) PERSETUJUAN PRINSIP; DAN ATAU

b) GOOD FARMING PRACTICE (REKOMENDASI DARI DINAS PETERNAKAN) ; DAN ATAU

c) UKL - UPL

g. APABILA DITUNDA, HURUF f, PEMOHON DI-

BERI WAKTU PALING LAMBAT 1 TH ATAU

WAKTU YG DITETAPKAN OLEH PEJABAT

UNTUK MELENGKAPI SYARAT SEJAK

MENERIMA SURAT PENUNDAAN.

h. APB PERSYARATAN PADA HURUF g TDK DIPENUHI, MAKA PERMOHONAN IZIN USAHA DITOLAK (FORMULIR MODEL IUPi – II.

i. APB SYARAT LENGKAP, MAKA IZIN USAHA DITERBITKAN (FORMULIR MODEL IUPi – IV.1)

j. PENOLAKAN I U PET SPT PADA HURUF h, APABILA LOKASI TIDAK SESUAI DENGAN LOKASI PADA PERSETUJUAN PRINSIP.

k. THDP PENOLAKAN SPT PADA HURUF j OLEH

KEPALA DINAS PET ATAU KEP DIN YG

MEMBIDANGINYA PALING LAMBAT 30 HARI

SEJAK MENERIMA SRT PENOLAKAN, PEMOHON

DPT MENGAJUKAN BANDING KPD BUPATI /

WALIKOTA DENGAN TEMBUSAN KPD KEP DIN

PET ATAU YANG MEMBIDANGI FUNGSI PET.

PENCABUTAN IZIN USAHA PETERNAKAN

IZIN USAHA PET DICABUT, APABILA PERSH PET:

a. TDK MELAKSANAKAN KEGIATAN PET SCR NYATA SELAMA 3 BULAN BERTURUT-TURUT ATAU USAHANYA BERHENTI SATU TAHUN BERTURUT-TURUT.

b. PINDAH LOKASI, TANPA LAPOR

c. MELAKUKAN PERLUASAN USAHA TANPA IZIN

d. TDK MENYAMPAIKAN LAPORAN KEGIATAN USAHA 3 X BERTURUT-TURUT.

e. MEMINDAHTANGANKAN PEMBERIAN IZIN KPD

PIHAK LAIN TANPA PEMBERITAHUAN TERLEBIH

DAHULU KPD PEMBERI IZIN

f. IZIN USAHA DISERAHKAN KEMBALI KPD

BUPATI / WALIKOTA ATAU PEJABAT YANG

DITUNJUK OLEHNYA

g. TDK MELAKSANAKAN PENCEGAHAN,

PEMBERANTASAN PENY. HEWAN MENULAR

DAN KESELAMATAN KERJA SESUAI PER UU

TATACARA PENCABUTAN IZIN USAHA PET.

a. DIBERI PERINGATAN TERTULIS (FORMULIR MODEL

IUPi – V KPD YBS 3 X BERTURUT-TURUT, TENGGANG WAKTU 2 BULAN.

b. DIBEKUKAN KEGIATAN USAHANYA SELAMA 6

BULAN APABILA PERINGATAN BUTIR a TDK DIINDAHKAN (FORMULIR MODEL IUPi – VI)

c. PEMBEKUAN IZIN USAHA PET. DPT DICAIRKAN

APB PRSH PET DLM MASA PEMBEKUAN TELAH

MELAKS KEGIATAN USAHA KEMBALI DAN ATAU

MALAKS KETENTUAN PERIZINAN USAHA PET.

d. APB BATAS WAKTU PEMBEKUAN IZIN USAHA PET

SELAMA 6 BULAN DILAMPAUI DAN PRSH PET

TETAP TDK MELAKS KEGIATAN, MAKA IZIN

USAHA PET. DICABUT (FORMULIR MODEL

IUPi – VII)

KONTRIBUSI IZIN USAHA / TANDA DAFTAR

UNTUK MEMPEROLEH IZIN USAHA PET. DPT

DIKENAKAN RETRIBUSI SESUAI DG PER UU

YANG BERLAKU

KEMITRAAN USAHA PETERNAKAN

DENGAN PRSH DI BIDANG PET. ATAU PET RAKYAT

PRSH DI BID PET:

PRSH PEMOT HEWAN, BABI DAN ATAU AYAM

PABRIK PAKAN

PRSH PERDAGANGAN SAPRONAK

PRSH PERBIBITAN

KEMITRAAN USAHA DILAKUKAN SCR SUKARELA, SALING: MEMBANTU, MEMPERKUAT, MENGUNTUNGKAN

PRSH PET BERFUNGSI SBG PRSH INTI DAN PET RAKYAT SBG PLASMA

PENGAWASAN USAHA PETERNAKAN

a. PENGAWASAN THD PELAKS IZIN USAHA PET.

b. PENGAWASAN PADA BUTIR a DPT DILAKSANAKAN SECARA LANGSUNG ATAU TDK LANGSUNG

c. PENGAWASAN LANGSUNG BERUPA KEGIATAN BIMBINGAN DAN PENGAWASAN DI LOKASI

d. PENGS TDK LANGSUNG BERUPA PENYAMPAIAN LAPORAN KPD PEMBERI IZIN

e. LAPORAN KEGIATAN SETIAP 6 BULAN SEKALI

BUPATI / WALIKOTA ATAU PEJABAT YG DITUNJUK MENYAMPAIKAN LAPORAN PERKEMBANGAN KEGIATAN USAHA PET DI DAERAHNYA SETIAP SATU TAHUN SEKALI KPD MENTAN MELL DIRJEN BINA PROD PET, TEMBUSAN DISAMPAIKAN KPD GUBERNUR PROPINSI SETEMPAT.

PENUTUP

PEDOMAN INI DISUSUN DG HARAPAN DPT DIPAKAI SBG ACUAN BAGI KAB / KOTA DLM MELAKS PELAYANAN USAHA PET.

PEDOMAN INI BERSIFAT DINAMIS

• JUMLAH FEEDLOTER 14 PT:

1. PT. AGRO GIRI PERKASA- LAMPUNG SELATAN

2. PT. AGRISATWA JAYA KENCANA- TANGERANG

3. PT. BINA MENTARI TUNGGAL-SUBANG JABAR

4. PT. CITRA AGRO BUANA SEMESTA-MALANGBONG JABAR

5. PT. ELDERS INDONESIA – KERJASAMA DENGAN PT. ONDOJAYA – LAMPUNG TENGAH

6. PT. FORTUNA MEGAH PERKASA- LAMPUNG SELATAN

7. PT. GREAT GIANT LIVESTOCK CO. – LAMPUNG TENGAH

• 8. PT. KARIYANA GITA UTAMA- SUKABUMI JABAR

• 9. PT. KADILA LESTARI JAYA- CIKANCUNG BANDUNG

• 10. PT. WIDODO MAKMUR PERKASA- CILEUNGSI BOGOR

• 11. PT. LEMBU JANTAN PERKASA- CIKARANG BEKASI

• 12. PT. PANGANSARI MITRA – FAK-FAK PAPUA

• 13. PT. SANTOSA AGRINDO- PROBOLINGGO JATIM

• 14. PT. TANJUNG UNGGUL MANDIRI-TANGERANG.

UKL-UPL

• UKL = UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN• UPL= UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN• BUKAN MRPK BAGIAN DARI AMDAL,

MELAINKAN DIARAHKAN LANGSUNG OLEH INSTANSI TEKNIS YG MEMBIMBING USAHA ATAU KEGIATAN TSB MELALUI SUATU PETUNJUK TEKNIS SESUAI DENGAN JENIS USAHA DAN KEGIATANNYA.

PEMANTAUAN LIMBAH CAIR• SESUAI DG KEP MEN NEGARA LINGKUNGAN

HIDUP No 51/MENLH/10/95 MENETAPKAN BHW SETIAP PENANGGUNGJAWAB KEGIATAN WAJIB MENYAMPAIKAN LAPORAN TTG MUTU LIMBAH CAIR KPD INSTANSI PEMBINA TEKNIS YG MEMBIDANGI DAN INSTANSI TEKNIS LAIN YG DIPANDANG PERLU.

• LAPORAN PEMANTAUAN LIMBAH CAIR WAJIB DISUSUN 1 BULAN SEKALI , DIKIRIM KE KEPALA BAPEDAL DAERAH DAN PUSAT

IZIN IMPOR

I. FEEDLOTTER (BARU)

1. MENGAJUKAN PERMOHONAN SBG ANGGOTA APFINDO (ASOSIASI PRODUSEN DAGING DAN FEEDLOT INDONESIA)

IURAN Rp 1 000,- ?? / EKOR / SHIPMENT

2. MEMPUNYAI API (U)

MISAL NOMOR : 09 / 9910 / U

BERLAKU : ………. - ………….(2 TAHUN)

NAMA PRSH:

ALAMAT :

NPWP :

S I U P : SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN

3. AJUKAN PERMOHONAN IZIN IMPOR SAPI BAKALAN KE DIRJEN PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN SECARA ON-LINE : SISTEM INFORMASI REKOMENDASI PERIZINAN (SIMREK). IMPORTASINYA BERUPA: SAPI BAKALAN, SAPI INDUKAN, SAPI SIAP POTONG, DAGING KARKAS SAPI DAN JEROHAN. LAMA WAKTU 3 JAM. SIMREK INI TERINTEGRASI DENGAN DENGAN INATRADE (KEMENDAG)

SURAT-SURAT DILENGKAPI: - SURAT PERSETUJUAN IMPOR (SPI).

NO. SURAT, ALAMAT, IZIN USAHA PET.

MENGAJUKAN PERMOHONAN PERSETUJUAN IMPOR SAPI BAKALAN, DENGAN RINCIAN :

A. JENIS TERNAK : SAPI BAKALAN

B. BANGSA : Br. CROSS (BX)

C. JUMLAH : 1 500 EKOR (misal)

D. BOBOT SAPI RATAAN: 350 Kg

E. NEGARA ASAL : AUSTRALIA

F. PELABUHAN PENGELUARAN: DARWIN

G. PELABUHAN PEMASUKAN : CILACAP

H. KARANTINA HEWAN : CILACAP

I. JADWAL PEMASUKAN : TGL, BLN, TAHUN

HALAMAN 2: (BLANKO DARI DITJEN B. P. PET)

SURAT NO. :……………….

TANGGAL :……………….

PERIHAL : PERMOHONAN PERSETUJUAN

IMPOR SAPI BAKALAN

I. LOKASI PENGGEMUKAN :

1. INTI

DESA :

KEC :

KAB :

DATI I :

2. PLASMA (sudah tidak dilaksanakan )

DESA :

KEC :

KAB :

DATI I :

II. KANDANG

Nomor Uraian Luas (m2) Kapasitas (ek)

1 Inti 3 600 1 500

2 Plasma - -

III. KONDISI SAPI PENGGEMUKAN SAAT PENGAJUAN IZIN

No. Uraian Jumlah Berasal dari

shipment (tgl, bln)

1. Inti - -

2. Plasma - -

IV. RENCANA KARANTINA

No. Uraian Ya Tidak Ket.

1. Menggunakan V Bila kosong

pelabuhan

2. Kandang sendiri V Bila penuh

Bila ya cantumkan

SK penunjukan SK diurus

karantina sementara kemudian

LAMPIRANNYA:

1. Izin usaha sapi potong

2. Keanggotaan APFINDO

3. A P I (U)

4. N P W P

PETUNJUK PEMBINAAN DAN PENGAWASAN IMPOR SAPI BAKALAN

UNTUK MEMPEROLEH SPI-SB, FEEDLOTER MENGAJUKAN PERMOHONAN KPD DIRJEN PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN

PENERBITAN SPI – SB:

SPI-SB DIBERIKAN KPD FEEDLOTER, DENGAN SYARAT ADMINISTRASI:

SURAT IZIN USAHA PET.

NPWP, API

KEANGGOTAAN APFINDO

PELAPORAN MUTASI TERNAK

PERSYARATAN TEKNIS MELIPUTI:

REALISASI IMPOR SESUAI KKI - SB

LAPORAN MUTASI TERNAK (DILAPORKAN TGL 1 & 15 SETIAP BULAN)

LAPORAN KPD DIRJEN PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN , TEMBUSAN KADIN PET DATI II.

LAPORAN DIKIRIM PALING LAMBAT TGL 8 & 22 SETIAP BULAN

LAPORAN TRIWULAN MENGGAMBARKAN KONDISI SAPI INTI & PLASMA SERTA LAPORAN PEMASARAN.

SPI –SB BERLAKU 3 BULAN (1 TRIWULAN) MENCANTUMKAN :

JUMLAH SAPI

BANGSA SAPI

RATAAN BOBOT SAPI (MAKS 350 Kg)

DIGEMUKAN MINIMUM 60 HARI

PELAKSANAAN IMPOR HARUS MEMENUHI PERSYARATAN KESEHATAN HEWAN SEBAGAIMANA TERCANTUM DALAM SPI-SB.

RENCANA PEMASUKAN SAPI KE KARANTINA HEWAN PALING LAMBAT 2 HARI SEBELUM KEDATANGAN.

KARTU KENDALI IMPOR SAPI BAKALAN

(KKI - SB)

KKI – SB MRPK BAGIAN SPPI –SB

KKI – SB BERISI:

*FEEDLOTER PEMEGANG SPI - SB

*PELAKSANAAN IMPOR

*RINCIAN IMPOR SAPI BAKALAN

*URAIAN TTG MASUK – KELUAR SAPI DARI

KARANTINA

KKI – SB DIISI OLEH PEMEGANG SPI – SB, MENGETAHUI PETUGAS KARANTINA

LEMBAR 1 KKI – SB, UNTUK PETUGAS KARANTINA; LEMBAR 2 UTK FEEDLOTER & FOTOKOPINYA DIKIRIM KE DITJEN BINA PROD. PET. DAN DINAS PET. SETEMPAT.

NEGOSIASI DENGAN EKSPORTIR, ANTARA LAIN:

ELDERS

S.E.A.L

AUSBEEF

HARGA (US $) PER Kg BOBOT HIDUP, TIMBANG DI PELABUHAN BONGKAR.

SETELAH PERSETUJUAN HARGA, MISAL:

40% BOBOT: 360 – 390 RATAAN 365 Kg

60% BOBOT: 320 – 360 RATAAN 340 Kg

KEMUDIAN BUKA L/C kontan

BANK IMPORTIR BANK EKPORTIR

.OK !!

EKPORTIR KIRIM:

1. PROFORMA INVOICE

DISEBUTKAN: 100% STEERS BX:

40%: 360 – 390 Kg

60%: 320 - 360 Kg

SHIPMENT BERANGKAT: ---

TIBA : ---

KET. KESWAN

ASURANSI

HARGA: US $ 1.10 PER Kg CIF CILACAP

TOTAL HARGA: US $ ………. CILACAP

2. KIRIM TIKET PESAWAT UNTUK SELEKTOR

MUSCLE SCORE:

VERY HEAVY

HEAVY

MEDIUM

MODERAT

LIGHT

SEBELUM KAPAL TIBA, MENGHUBUNGI AGEN PELAYARAN DI CILACAP

FEEDLOTER MEMBUAT SPK UNTUK AGEN PELAKSANA BONGKAR, CONTOH:

PT. VARUNA TIRTA PERKASA

PT. SEGARA ANAKAN

PT. SAMUDERA PERDANA

KAPAL KARANTINA HEWAN 14 HARI

KAPAL KARANTINA SEMENTARA 14 HARI

(KANDANG SENDIRI)

BILA KAND. SENDIRI, AJUKAN SURAT IZIN KARANTINA HEWAN KE:

DIN PET KAB & KEP DIN PET PROPINSI. LAMPIRI SURAT KET DARI KEP KART. PELABUHAN

KE KANTOR INSP. DITJEN BEA & CUKAI :

MEMBAYAR PPh : TOTAL NILAI CIF X US $ X 2,50% = Rp……………….

MEMBAYAR BEA MASUK: 5% , PPn 0%.

DILAMPIRI:

* SURAT KUASA ASLI KPD AGEN BONGKAR SAPI

•FOTOKOPI SHIPPING DOCUMENT:

@ BILL of LADING (B/L)

@ PROFORMA INVOICE

@ PACKING LIST

* IZIN IMPOR SAPI BAKALAN

PIB: PEMBERITAHUAN IMPOR BARANG

SETELAH SAPI MASUK KARANTINA.

KARANTINA MEMUNGUT PNBP Rp14 000/ EKOR

SURAT IZIN KARANTINA SEMENTARA 1 TAHUN

KE KEP. KARANTINA PUSAT JAKARTA.

SETELAH 2 – 3 HARI SAPI DIKARANTINA, KMD DIVAKSIN, HARI KE 10 DIAMBIL DARAHNYA (SAMPEL) SEHAT SURAT BEBAS KARANTINA.

H - 1 SAPI DATANG, KANDANG DISUCIHAMA

PLASMA (bila dilaksanakan):

10% JUMLAH SAPI YANG DIIMPOR

SATU ORANG PETERNAK: 8 EKOR SAPI KELP.

BOBOT JUAL - BOBOT AWAL x Rp =

LABA KOTOR - KONSENTRAT = LABA BERSIH

60% PLASMA, 40% INTI

IMPOR KE 2 dst

QUOTA : 360 / 74 x KAPASITAS KANDANG

BLANKO PENIMBANGAN SAPI BAKALAN

Perusahaan:………. Eksportir:………

Shipment:…………. Tgl:……………..

____________________________________________________

No. Truk Jml Bobot (kg) Kumulatip

No.Pol sapi Gross Tare Netto Jml Netto

(ekor) (ekor) (kg)

____________________________________________________

1 R10A 10 7500 4500 3000 10 3000

2 R20A 10 8000 4500 3500 20 6500

3 R30A 10 9000 5000 4000 30 10 500

____________________________________________________

Sapi Australian Commercial Cross (ACC) yang digunakan sebagai sapi bakalan pada usaha penggemukan di Indonesia merupakan hasil persilangan sapi sapi di Australia yang tidak diketahui dengan jelas asal usul maupun proporsi darahnya. Dari beberapa informasi yang ditelusuri, diketahui bahwa sapi ACC berasal dari peternakan sapi di Australia Utara (Northern Territory). Sapi ACC tersebut dapat berupa sapi Shorthorn Cross (SX), Brahman Cross maupun sapi hasil persilangan sapi-sapi Australia yang cenderung masih mempunyai darah Brahman.

Sapi ACC lebih mirip sapi Hereford dan Shorthorn yakni tubuh lebih pendek dan padat, kepala besar, telinga kecil dan tidak menggantung, tidak mempunyai punuk dan gelambir, kulit berbulu disekitar kepala, pola warna bervariasi antara warna sapi Hereford dan Shorthorn

• Menurut Australian Meat and Livestock Corporation (1991), sapi ACC merupakan campuran dari Bos Indicus (sapi Brahman) dan Bos Taurus (Sapi British, Shorthorn dan Hereford), sehingga mempunyai karakteristik menguntungkan dari kedua bangsa tersebut, yaitu mudah beradaptasi terhadap lingkungan sub optimal seperti Brahman dan mempunyai pertumbuhan yang cepat seperti sapi British. Hafid dan Hasnudi (1998)

telah membuktikan bahwa sapi bakalan ACC yang kurus jika digemukkan singkat (60 hari) akan sangat menguntungkan sebab menghasilkan pertambahan bobot badan harian 1.61 kg/hari dengan konversi pakan 8.22 dibandingkan jika digemukkan lebih lama (90 atau 120 hari).

Beattie (1990) menyatakan bahwa Northern Territory, Kimberley dan Quensland merupakan tempat pengembangan sapi ACC di Australia yang memiliki sapi-sapi Eropa antara lain Shorthorn dan Hereford serta sapi India (Zebu) yaitu sapi Brahman. Program ini telah menghasilkan beberapa bangsa hasil persilangan seperti Santa Gertrudis, Braford, Droughmaster dan sapi-sapi persilangan lain yang masih mempunyai darah Brahman.Sapi Shorthorn berasal dari Inggris dan merupakan tipe daging dengan bobot jantan dan betina dewasa masing-masing mencapai sekitar 1000 kg dan 750 kg (Pane, 1986). Sifat yang menonjol yaitu temperamen yang baik dan pertumbuhan yang cepat pada pemeliharaan secara feedlot.

Sapi Brahman CrossMinish dan Fox (1979) menyatakan bahwa sapi Brahman di Australiasecara komersial jarang dikembangkan secara murni dan banyak disilangkan dengan sapi Hereford-Shorthorn (HS). Hasil persilangan dengan Hereford dikenal dengan nama Brahman Cross (BX). Sapi ini mempunyai keistimewaan karena tahan terhadap suhu panas dan gigitan caplak, mampu beradaptasi terhadap makanan jelek serta mempunyai kecepatan pertumbuhan yang tinggi.Menurut Turner (1977) sapi Brahman Cross (BX) pada awalnyadikembangkan di stasiun CSIRO’S Tropical Cattle Research Centre diRockhampton Australia. Materi dasarnya adalah sapi American Brahman, Hereford dan Shorthorn. Sapi BX mempunyai proporsi 50% darah Brahman, 25% darah Hereford dan 25% darah Shorthorn. Secara fisik bentuk fenotif sapi BX lebih cenderung mirip sapi American Brahman karena proporsi darahnya yang lebih dominan, seperti punuk dan gelambir.

Sapi Brahman Cross (BX) memiliki sifat-sifat seperti: (1) persentase kelahiran 81.2%, (2) rataan bobot lahir 28.4 kg, bobot umur 13 bulan mencapai 212 kg dan umur 18 bulan bisa mencapai 295 kg, (3) angka mortalitas postnatal sampai umur 7 hari sebesar 5.2%, mortalitas sebelum disapih 4.4%, mortalitas lepas sapih sampai umur 15 bulan sebesar 1.2% dan mortalitas dewasa sebesar 0.6%, (4) daya tahan terhadap panas cukup tinggi karena produksi panas basal rendah dengan pengeluaran panas yang efektif, (5) ketahanan terhadap parasit dan penyakit sangat baik, serta (6) efisiensi penggunaan pakan terletak antara sapi Brahman dan persilangan Hereford-Shorthorn (Turner, 1977).

Menurut Winks et al. (1979), jantan kebiri sapi BX di daerah tropik Quensland secara normal performansnya di bawah bangsa sapi eropa. Pada lingkungan beriklim sedang, steer sapi Hereford lebih cepat pertumbuhannya dibandingkan sapi BX. Lebih lanjut dijelaskan, pada bobot hidup finishing yang sama produksi karkas sapi BX lebih berat dibandingkan sapi Frisian karena memiliki persentase karkas (dressing percentage) yang lebih tinggi. Bobot karkas sapi Shorthorn terletak antara sapi Brahman dan Hereford. Persentase karkas sapi

Hereford lebih rendah dibandingkan sapi BX dan lebih tinggi dibandingkan sapi Frisian. Karkas sapi Frisian memiliki persentase tulang lebih tinggi dibandingkan sapi Shorthorn dan BX. Trim lemak bervariasi mulai dari 4.2% sampai 11.2%,terendah pada sapi Frisian dan tertinggi pada Shorthorn.Di Indonesia, sapi BX diimpor dari Australia sekitar tahun 1973 namun penampilan yang dihasilkan tidak sebaik dengan di Australia. Hasil pengamatan di ladang ternak Sulawesi Selatan memperlihatkan: (1) persentase beranak 40.91%,(2) calf crop 42.54%, (3) mortalitas pedet 5.93%, (4) mortalitas induk 2.92%, (5) bobot sapih umur 8-9 bulan 141.5 kg (jantan) dan 138.3 kg (betina), (6) pertambahan bobot badan sebelum disapih sebesar 0.38 kg/hari.

Sebagian besar sapi di Australia merupakan sapi American Brahman dan Santa Gertrudis yang diimpor dari Amerika. Persilangan antara kedua bangsa sapi ini dengan sapi Zebu menghasilkan bangsa sapi yang sama dengan sapi American Brahman dan Santa Gertrudis yakni Brangus dan Braford. Persilangan lebih lanjut menghasilkan sapi Droughtmaster yang merupakan hasil persilangan dengan komposisi darah 3/8 – 5/8 darah Zebu utamanya American Brahman yang diimpor dari Texas (Payne, 1970). Sementara sapi Brangus mempunyai komposisi darah 5/8 Angus dan 3/8 Brahman (Minish dan Fox, 1979).

Analisis kebut. benih, bibit sapi potong tahun 2008-2010

No. URAIAN PEMENUHAN DAGING, BIBIT & BENIH SAPI POTONG

Th 2008 Th 2009 Th 2010

1 Kebutuhan Daging Sapi (ton)

411 120 425 919 441 003

Ketersediaan dsging dlm negeri (ton)

291 892 306 915 397 959

Impor dari L Negeri (ton) 119 228 119 004 43 044

2 Biibit Ternak (ekor)

Kebituhan 1 089 668 1 201 194 1 784 562

Ketersediaan 1 045 698 1 074 896 1 117 466

3 Benih (dosis), kebutuhan 3 741 554 4 010 684 4 010 648

Ketersediaan 3 065 424 3 678 509 4 330 210

Jumlah penduduk (juta) 226,7 229,3 231,9

Analisis pemenuhan kebut. Bibit kerbau th 2008-2010

No URAIAN Pemenuhan daging & bibit kerbau

Th 2008 Th 2009 Th 2010

1 Daging Kerbau (ton) kebutuhan

27 212 29 800 32 500

Penyediaan 27 492 29 944 32 548

2 Bibit Ternak kerbau Betina (ek) kebutuhan bibit

82 469 87 155 93 880

Penyediaan bibit 67 055 74 962 82 458

3 Bibit ternak Kerbau Jantan (ek) kebutuhan bibit

8 247 8 716 9 388

Penyediaan 9 368 10 473 11 520

4 Jumlah Penduduk (juta) 226,7 229,3 231,9

Analisis pemenuhan kebutuhan bibit kambing th 2008-2010

No URAIAN Pemenuhan daging dan bibit kambing

Th 2008 Th 2009 Th 2010

1 kebut. Daging kambing (ton) 34 014 34 405 34 800

Penyediaan (ton) 53 510 54 473 55 454

KELEBIHAN (ton) 19 496 20 068 20 654

2 Bibit Kambing Betina (ekor)

Kebutuhan 1 664 059 1 694 012 1 724 504

Penyediaan 1 885 986 1 919 933 1 954 492

+ 221 927 225 921 229 988

3 Bibit Kambing Jantan (ekor)

Kebutuhan 166 406 169 401 172 450

Penyediaan 227 017 231 103 235 263

+ 60 611 61 702 62 813

4 Jumlah Penduduk (juta) 226,7 229,3 231,9

Analisis pemenuhan keb. bibit Domba th 2008-2010No URAIAN Pemenuhan daging dan Bibit Domba

Th 2008 Th 2009 Th 2010

1 Kebutuhan Daging Domba (ton)

45 353 45 873 46 399

Penyediaan D N (ton) 46 481 47 782 49 120

Kelebihan (ton) 1 128 1 909 2 721

2 Bibit Domba Betina (ekor) Kebutuhan

1 279 106 1 314 920 1 351 738

Penyediaan 1 845 062 1 898 723 1 949 832

Kelebihan 565 956 581 803 598 093

3 Bibit Domba jantan (ek)

Kebutuhan 127 911 131 492 135 174

Penyediaan 222 091 228 309 281 403

Kelebihan 94 180 96 817 99 528

4 Jumlah Penduduk (juta) 226,7 229,3 231,9

Penyediaan Daging 2007 : 245,2 rb ton2008 : 249,9 rb ton2009 : 254,7 rb ton2010 : 259,2 rb ton

Sesuai Targetdan kemampuanDaerah saat ini

Sehingga terpaksa impor (37,4 %)

Bakalan:187,3 rb ek ~ 50,3 rb ton

Daging : 104,8 rb ton ~ 389.8 rb ek

12,1 % 25,3 %Terpenuhi Konsumsi414,317 rb ton

Percepatan Pencapaian Swasembada Daging Sapi

(P2SDS)

Bila kondisi ini dibiarkan, maka swasembada daging

sapi tahun 2010, tidak mungkin dapat tercapai,

oleh karena itu perlu upaya khusus

PERCEPATAN

Penyediaan Daging 2010 : 259,2 rb ribu ton

Tambahan Penyediaan Daging2010 : 114,5 ribu ton

115 ribu ton~

668 ribu ekor

REGULER

SWASEMBADA DAGING SAPI2010

Penyediaan daging dalam negeri:Melalui Reguler

259,2 rb ton ~ 1.992,1 rb ekr+

Melalui Percepatan 114,5 rb ton ~ 667,4 rb ekr

=Total penyediaan dalam negeri 373,7 rb ton ~ 3.460,4 rb ekr

Reguler 15 Prov. 6%Percepatan + Reguler 18 Prov. 94%

Impor :Bakalan

93,8 rb ekor~

25,2 rb ton+

Daging 15,4 rb ton

~57,3 rb ekor

90,2 % 9,8 %

Terpenuhi Konsumsi414,3 rb ton

SWASEMBADA DAGING SAPI 2010