fungsi bermain pada perkembangan sosio emosional anak

25
Artikel : FUNGSI BERMAIN DALAM PENGEMBANGAN SOSIO EMOSIONAL ANAK 1 BAB I PENDAHULUAN Bermain adalah kegiatan yang anak-anak lakukan sepanjang hari karena bagi anak bermain adalah hidup dan hidup adalah permainan (Mayesty dalam Sujiono 2010 : 44). Anak usia dini tidak membedakan antara belajar dan bekerja. Anak-anak umumnya sangat menikmati permainan dan akan terus melakukannya dimanapun mereka memiliki kesempatan. Piaget dalam Sujiono (2010: 44) mengatakan bahwa bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan berulang-ulang dan menimbulkan kesenangan/kepuasan bagi diri seseorang; sedangkan Patern dalam Dockett dan Fleer (2000:14) memandang kegiatan bermain sebagai sarana sosialisasi, diharapkan melalui bermain dapat member kesempatan anak bereksplorasi, menemukan, mengekspresikan perasaan, berkreasi, dan belajar secara menyenangkan. Selain itu, kegiatan bermain dapat membantu anak mengenal tentang diri sendiri, dengan siapa dia hidup serta lingkungan tempat dimana ia hidup.Selanjutnya Dockett dan Fleer (2000: 41-44) berpendapat bahwa bermain merupakan kebutuhan bagi anak, karena melalui bermain anak akan memperoleh pengetahuan yang dapat mengembangkan kemampuan dirinya. Bermain merupakan suatu aktivitas yang khas dan sangat berbeda dengan aktivitas lain seperti belajar dan bekerja yang selalu dilakukan dalam rangka mencapai suatu hasil akhir. Bermain sangat penting untuk perkembangan anak. Dengan bermain mereka dapat mengembangkan emosi, fisik, dan pertumbuhan kognitif nya. Bermain adalah cara bagi anak untuk belajar mengenai tubuh mereka dan dunia ini, dan pada saat itulah mereka akan menggunakan kelima indra yang dimilikinya. “Bagaimana rasanya jika benda ini disentuh? Bagaimana bunyinya jika benda ini dijatuhkan? Apa yang terjadi jika benda ini dilempar?” Dengan mengeksplorasi hal-hal yang ada disekitarnya inilah otak anak akan berkembang. Dengan bermain mereka mengembangkan imajinasi, skill, kemandirian, kreativitas, dan kemampuan bersosialisasi. Disini mereka akan belajar berbagi mainan dengan teman dan saudaranya, belajar mengucapkan kata ‘maaf’ dan ‘terima kasih’ Dalam kehidupan masyarakat banyak dijumpai para orang tua yang kurang atau tidak menyadari betapa pentingnya masalah bermain ini bagi tumbuh kembang anak, sehingga para orang tua tidak pernah memberikan perhatian, apalagi secara terencana

Upload: fauziatul-halim

Post on 20-Jul-2015

2.390 views

Category:

Education


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Fungsi Bermain Pada Perkembangan Sosio Emosional Anak

Artikel : FUNGSI BERMAIN DALAM PENGEMBANGAN SOSIO EMOSIONAL ANAK

1

BAB I

PENDAHULUAN

Bermain adalah kegiatan yang anak-anak lakukan sepanjang hari karena bagi anak

bermain adalah hidup dan hidup adalah permainan (Mayesty dalam Sujiono 2010 : 44).

Anak usia dini tidak membedakan antara belajar dan bekerja. Anak-anak umumnya

sangat menikmati permainan dan akan terus melakukannya dimanapun mereka memiliki

kesempatan. Piaget dalam Sujiono (2010: 44) mengatakan bahwa bermain adalah suatu

kegiatan yang dilakukan berulang-ulang dan menimbulkan kesenangan/kepuasan bagi

diri seseorang; sedangkan Patern dalam Dockett dan Fleer (2000:14) memandang

kegiatan bermain sebagai sarana sosialisasi, diharapkan melalui bermain dapat member

kesempatan anak bereksplorasi, menemukan, mengekspresikan perasaan, berkreasi, dan

belajar secara menyenangkan. Selain itu, kegiatan bermain dapat membantu anak

mengenal tentang diri sendiri, dengan siapa dia hidup serta lingkungan tempat dimana ia

hidup.Selanjutnya Dockett dan Fleer (2000: 41-44) berpendapat bahwa bermain

merupakan kebutuhan bagi anak, karena melalui bermain anak akan memperoleh

pengetahuan yang dapat mengembangkan kemampuan dirinya. Bermain merupakan

suatu aktivitas yang khas dan sangat berbeda dengan aktivitas lain seperti belajar dan

bekerja yang selalu dilakukan dalam rangka mencapai suatu hasil akhir. Bermain sangat

penting untuk perkembangan anak. Dengan bermain mereka dapat mengembangkan

emosi, fisik, dan pertumbuhan kognitif nya. Bermain adalah cara bagi anak untuk

belajar mengenai tubuh mereka dan dunia ini, dan pada saat itulah mereka akan

menggunakan kelima indra yang dimilikinya.

“Bagaimana rasanya jika benda ini disentuh? Bagaimana bunyinya jika benda ini

dijatuhkan? Apa yang terjadi jika benda ini dilempar?”

Dengan mengeksplorasi hal-hal yang ada disekitarnya inilah otak anak akan

berkembang. Dengan bermain mereka mengembangkan imajinasi, skill, kemandirian,

kreativitas, dan kemampuan bersosialisasi. Disini mereka akan belajar berbagi mainan

dengan teman dan saudaranya, belajar mengucapkan kata ‘maaf’ dan ‘terima kasih’

Dalam kehidupan masyarakat banyak dijumpai para orang tua yang kurang atau

tidak menyadari betapa pentingnya masalah bermain ini bagi tumbuh kembang anak,

sehingga para orang tua tidak pernah memberikan perhatian, apalagi secara terencana

Page 2: Fungsi Bermain Pada Perkembangan Sosio Emosional Anak

Artikel : FUNGSI BERMAIN DALAM PENGEMBANGAN SOSIO EMOSIONAL ANAK

2

untuk memfasilitasi kecenderungan tabiat bermain anak tersebut, apalagi secara

terprogram. Bahkan tidak jarang orang tua tidak sabar dan merasa kesal bila melihat

anaknya bermain dengan mengacak-acak barang yang dimainkannya.

Tidak jarang orang tua memilih agar rumahnya tetap tampak rapih, tidak

disentuh-sentuh, dicorat coret dan atau membatasi anaknya yang akan bermain,

sehingga tanpa disadari bahwa secara substansial ia telah mengabaikan pertumbuhan

dan perkembangan anaknya. Akibatnya, banyak potensi anak yang semestinya

berkembang dengan baik akan mengalami hambatan dan bahkan mati.

Page 3: Fungsi Bermain Pada Perkembangan Sosio Emosional Anak

Artikel : FUNGSI BERMAIN DALAM PENGEMBANGAN SOSIO EMOSIONAL ANAK

3

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN BERMAIN

Bermain mungkin adalah salah satu aktivitas di dunia yang paling

menyenangkan. Kesenangan akan bermain selalu ada pada setiap orang tanpa

memandang usia, tua atau muda. Siapapun bisa bermain. Dengan fasilitas dan peralatan

sederhana ataupun dengan yang komplet lengkap dari ujung kaki sampai ujkung rambut.

Bermain seperti upaya manusia untuk mengeluarkan ekspresi dalam dirinya, dengan

cara membuat dirinya senang dan nyaman.Bermain lebih sering dijumpai pada anak-

anak. Bahkan boleh dikatakan bahwa aktivitas satu-satunya bagi anak-anak adalah

bermain. Anak-anak mengenal dunia dengan bermain, anak-anak belajar dengan

bermain, dan anak-anak bersosialisasi dengan bermain. Bagi anak-anak, bermain berarti

mengakomodasikan dirinya keluar, ke lingkungan sekitarnya, ke teman-temannya, ke

benda-benda disekelilingnya, juga ke aturan-aturan yang terkadang ada dalam

permainan.

Inti dari bermain suatu permainan adalah fun. Tanpa itu bermain menjadi

kehilangan makna. Bermain haruslah menyenangkan. Bermain juga diyakini mampu

untuk menghilangkan berbagai batasan dan hambatan dalam diri. Bermain mampu

menghilangkan stress dan frustrasi. Itu yang didapat ketika bermain menimbulkan

perasaan fun. Selain perasaan itu, seseorang bisa belajar banyak dari bermain. Bermain

mengajarkan banyak hal, misalnya belajar mengerti dan menaati aturan yang disepakati,

belajar menghargai orang lain, belajar untuk berkompetisi secara sehat dan jujur, belajar

untuk mengenal orang lain dengan segala kepribadiannya, belajar menmecahkan suatu

masalah baik sendiri maupun secara bersama-sama, belajar mengenal dan memahami

nilai moral yang ada dalam permainan maupun interaksi selama permainan, dan banyak

hal lainnya.

Bermain bagi seorang anak, menurut Guru Besar Psikologi Universitas

Indonesia Prof. Dr. S.C. Utami Munandar, tidak tergantung pada mahal-murahnya

permainan atau alat permainan yang digunakan. "Karena bermain adalah kebutuhan.

Dengan bermain anak-anak bisa mengembangkan semua potensi di dalam dirinya,

moral, sosial, emosi, ekspresi, dan sebagainya," katanya. Pendapat senada juga

Page 4: Fungsi Bermain Pada Perkembangan Sosio Emosional Anak

Artikel : FUNGSI BERMAIN DALAM PENGEMBANGAN SOSIO EMOSIONAL ANAK

4

diungkapkan Dra. Yanti B. Suganda, sarjana psikologi UI yang mengasuh sebuah rubrik

mengenai keluarga di sebuah radio swasta Jakarta. Menurut dia, bermain yang murni

adalah membiarkan anak bersenang-senang tanpa harus menjadi pintar, atau harus ada

pelajaran tertentu di dalam permainan itu. "Bermain adalah memberi anak kesempatan

untuk tertawa dan bercanda bebas. Salah satu fungsi permainan adalah anak bisa

menyalurkan energinya," katanya.

Untuk mendapatkan itu semua, seorang anak tidak harus mempunyai alat-alat bermain

yang harus dibeli dan berharga mahal. Bermain petak umpet yang tidak memerlukan

alat bermain khusus, diungkapkan Yanti, merupakan salah satu bentuk permainan anak

yang bisa menjadikan anak aktif, mampu bersosialisasi, mampu berkompetisi dan bisa

mengembangkan emosinya secara wajar. Utami menambahkan, bahkan dengan kulit

jeruk Bali, anak bisa berkreasi membuat berbagai alat permainan seperti mobil-mobilan

atau pesawat terbang.Bermain merupakan sarana bagai anak-anak untuk belajar

mengenal lingkungan kehidupannya. Pada saat bermain, anak-anak mencobakan

gagasan-gagasan mereka, bertanya serta mempertanyakan berbagai persoalan, dan

memperoleh jawaban atas persoalan-persoalan mereka. Melalui permainan menyusun

balok misalnya anak-anak belajar menghubungan ukuran suatu obyek dengan lainnya.

Mereka belajar memahami bagaimana balok yang besar menopang balok yang kecil.

Mereka belajar konsep bagaimana hal-hal yang lebih besar mampu menopang hal-hal

yang lebih kecil.

Bermain tidak sekedar bermain-main. Bermain memberikan kesempatan pada

anak untuk mengembangkan kemampuan emosional, fisik, sosial dan nalar mereka.

Melalui interkasinya dengan permainan., seorang anak belajar meningkatkan toleransi

mereka terhadap kondisi yang secara potensial dapat menimbulkan frustrasi. Kegagalan

membuat rangkaian sejumlah obyek atau mengkonstruksi suatu bentuk tertentu dapat

menyebabkan anak mengalamai frustrasi. Dengan mendampingi anak pada saat

bermain, pendidik dapat melatih anak untuk belajar bersabar, mengendalikan diri dan

tidak cepat putus asa dalam mengkonstruksi sesuatu. Bimbingan yang baik bagi anak

mengarahkan anak untuk dapat mengendalikan dirinya kelak di kemudian hari untuk

tidak cepat frustrasi dalam menghadapi permasalahan kelak di kemudian hari. Secara

fisik, bermain memberikan peluang bagi anak untuk mengembangkan kemampuan

motoriknya. Permaian seperti dalam olahraga mengembangkan kelenturan, kekuatan

Page 5: Fungsi Bermain Pada Perkembangan Sosio Emosional Anak

Artikel : FUNGSI BERMAIN DALAM PENGEMBANGAN SOSIO EMOSIONAL ANAK

5

serta ketahanan otot pada anak. Permaian dengan kata-kata (mengucapkan kata-kata)

merupakan suatu kegiatan melatih otot organ bicara sehingga kelak pengucapan kata-

kata menjadi lebih baik.

Dalam bermain, anak juga belajar berinteraksi secara sosial, berlatih untuk

saling berbagi dengan orang lain, menignkatkan tolerasi sosial, dan belajar berperan

aktif untuk memberikan kontribusi sosial bagi kelompoknya. Di samping itu, dalam

bermain anak juga belajar menjalankan perannya, baik yang berkaitan dengan jender

(jenis kelamin) maupun yang berkaitan dengan peran dalam kelompok bermainnya.

Misalnya dalam permainan perang-perangan seorang anak belajar menjadi pimpinan,

kapten sedangkan lainnya menjalankan peran sebagai pendukung. Dalam hubungannya

dengan jender, anak-anak melakukan permainan stereotype sesuai dengan budaya dan

masyarakat setempat. Misalnya, anak-anak perempuan bermain masak-masakan,

sementara anak laki-laki bermain perang-perangan. Dalam hal ini anak-anak menjalani

proses pembentukan identifikasi diri dengan bercermin pada hal-hal yang ada di tengah

masyarakat.

Melalui bermain, anak juga berkesempatan untuk mengembangkan kemampuan

nalarnya, karena melalui permainan serta alat-alat permainan anak-anak belajar

mengerti dan memahami suatu gejala tertentu. Kegiatan ini sendiri merupakan suatu

proses dinamis di mana seorang anak memperoleh informasi dan pengetahuan yang

kelak dijadikan landasar dasar pengetahuannya dalam proses belajar berikutnya di

kemudian hari.

2.2. Perkembangan Sosio-Emosional anak

A. Makna Perkembangan Sosial Anak

Syamsu Yusuf (2007) menyatakan bahwa Perkembangan sosial

merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial. Perkembangan

sosial dapat pula diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri

terhadap norma-norma kelompok, moral dan tradisi ; meleburkan diri menjadi

satu kesatuan dan saling berkomunikasi dan kerja sama.Pada awal manusia

dilahirkan belum bersifat sosial, dalam artian belum memiliki kemampuan

dalam berinteraksi dengan orang lain. Kemampuan sosial anak diperoleh dari

Page 6: Fungsi Bermain Pada Perkembangan Sosio Emosional Anak

Artikel : FUNGSI BERMAIN DALAM PENGEMBANGAN SOSIO EMOSIONAL ANAK

6

berbagai kesempatan dan pengalaman bergaul dengan orang-orang

dilingkungannya.

Kebutuhan berinteraksi dengan orang lain telah dirsakan sejak usia enam

bulan, disaat itu mereka telah mampu mengenal manusia lain, terutama ibu dan

anggota keluarganya. Anak mulai mampu membedakan arti senyum dan

perilaku sosial lain, seperti marah (tidak senang mendengar suara keras) dan

kasih sayang. Sunarto dan Hartono (1999) menyatakan bahwa :

Hubungan sosial (sosialisasi) merupakan hubungan antar manusia yang

saling membutuhkan. Hubungan sosial mulai dari tingkat sederhana dan

terbatas, yang didasari oleh kebutuhan yang sederhana. Semakin dewasa dan

bertambah umur, kebutuhan manusia menjadi kompleks dan dengan demikian

tingkat hubungan sosial juga berkembang amat kompleks.

Dari kutipan diatas dapatlah dimengerti bahwa semamin bertambah usia

anak maka semakin kompleks perkembangan sosialnya, dalam arti mereka

semakin membutuhkan orang lain. Tidak dipungkiri lagi bahwa manusia adalah

makhluk sosial yang tidak akan mampu hidup sendiri, mereka butuh interaksi

dengan manusia lainnya, interaksi sosial merupakan kebutuhan kodrati yang

dimiliki oleh manusia.

Perkembangan sosial pada anak umur kelahiran sampai tiga tahun hingga

memiliki kemampuan seperti :

Bereaksi terhadap Orang lain

Menikmati pada saat bergaul dengan orang lain

Dapat memelihara keterlibatan dengan anak lain untuk suatu periode

yang pendek.

Mampu berbagi tanpa perlu membujuk

Menunjukkan kemampuan yang sangat kecil untuk menunda

kepuasan

Dapat meniru tindakan dari orang lain.

Usia Empat Tahun :

Menjadi lebih sadar akan diri sendiri

Mengembangkan perasaan rendah hati

Page 7: Fungsi Bermain Pada Perkembangan Sosio Emosional Anak

Artikel : FUNGSI BERMAIN DALAM PENGEMBANGAN SOSIO EMOSIONAL ANAK

7

Menjadi sadar akan rasial dan perbedaan seksual

Dapat mengambil arah, dan mengikuti beberapa aturan

Memiliki perasaan yang kuat ke arah rumah dan keluarga

Menunjukkan suatu pertumbuhan dalam perasaan atau pengertian

dari rasa kepercayaan pada diri sendiri.

Memiki teman bermain khayalan

Usia Lima sampai Enam Tahun:

Menyatakan gagasan yang kaku tentang peran jenis kelamin

Memiliki teman baik meskipun pada jangka waktu yang pendek

Sering bertengkar tetapi dalam waktu yang singkat

Ingin menjadi nomor satu

Ikut ambil bagian dalam setiap kegiatan pengalaman disekolah

Menjadi lebih posesif terhadap barang-barang kepunyaannya

Usia Tujuh sampai Delapan tahun :

Lebih sering bersaing dengan teman sebaya

Bergantung pada orang tua untuk perluasan minat dan aktivitas

Sering bermain dengan teman lawan jenis

Menjadi lebih mandiri dalam bermain

Mulai membentuk kelompok-kelompok

Masih dipengaruhi oleh pendapat dari teman sebaya

B. Perkembangan Emosi

Emosi berasal dari kata « Emostus » atau « Emovere » atau mencerca yang

berarti sesuatu yang mendorong untuk tertawa . atau dengan perkataan lian emosi

didefenisikan sebagai suatu keadaan begejolak penyesuaian diri yang berasal dari

dalam dan melibatkan hampir keseluruhan individu,

Dalam Makna yang paling harpiah, Oxford English Dictionary mendefenisikan

emosi sebagai setiap kegiatan atau pergolakan pikiran, nafsu, perasaan, setiap

keadaan mental yang hebat da meluap-luap.Secara Umum emosi mempunyai fungsi

untuk mencapai sesuatu pemuasan atau perlindungan diri atau bahkan kesejahteraan

pribadi pada saat berhadapan dengan lingkungan atau objek tertentu. Emosi dapat

Page 8: Fungsi Bermain Pada Perkembangan Sosio Emosional Anak

Artikel : FUNGSI BERMAIN DALAM PENGEMBANGAN SOSIO EMOSIONAL ANAK

8

juga dikataka sebagai alat yang merupakan wujud dari perasaan yang kuat.Salovey

(Goleman, 2000 :57) membagi lima aspek kecerdasan emosi atau kemampuan emosi

yaitu : 1). Kesadaran diri, 2) Mengelola emosi, 3). Memanfaatkan emosi secara

produktf/motivasi diri sendiri, 4). Empati 5). Membina hubungan.

Kesadaran diri mengenai perasaan sewaktu perasaan itu terjadi yang merupakan

dasar kecerdasan emosional. Mengelola emosi yang berarti menangani persaan agar

perasaan dapat diungkapkan dengan tepat yang merupakan kecakapan yang

bergantungpada kesadarn diri. Orang yang mampu mengelola akan memiliki

kemampuan untuk menghibur diri sendiri, melepaskan kecemasan, melepaskan

kemurungan, dan melepaskan ketersinggungan. Mengenai memotivasi diri sendiri

merupakan kemampuan menata emosi dengan alat untuk mencapai tujuan adalah hal

yang sangat penting dalam kaitan untuk memberi perhatian, untuk memotivasi diri

sendiri dan menguasai diri sendiri dan untuk berkreasi. Kendali diri emosional

menahan diri terhadap kepuasan dan mengendalikan dorongan hati adalah landasan

keberhasilan dalam berbagai bidang. Kemudian empati kemampuan yang juga

bergantung pada kesadaran emosional, merupakan « keterampilan bergaul », Orang

empatik lebih mampu menangkap sinyal-sinyal sosial yang tersembunyi yang

mengisyaratkan apa-apa yang dibutuhkan orang lain. Membina hubungan, sebagian

besar merupakan kemampuan mengelola emosi orang lain.

Dalam perkembangan emosional bayi bereaksi terhadap emosi apapun

dengan tangisan yang tidak dibedakan untuk mencerminkan berbagai emosi. Dalam

beberapa bulan kemudian bayi mulai menjerit dengan penuh kemarahan meskipun

tidak mengeluarkan air mata dimana hal ini disebabkan oleh adanya kesakitan fisik.

Beberapa peneliti yaitu Thomas dan Chess dalam Catron dan Allen,1999 dikutip

oleh Nurani Sujiono (2009:76)) menemukan bahwa anak-anak mempunyai perangai

yang baik di waktu muda maka akan memiliki kestabilan emosi dari waktu kewaktu:

perangainya memberikan pengaruh terhadap lingkungan.

Pada saat anak mencapai usia tiga tahun, mereka sudah menumbuhkan

beberapa sikap toleransi untuk mengatasi hal keputus asaan . mereka sudah dapat

menunggu untuk jangka waktu singkat. Jika ibu mereka menjelaskan bahwa makan

malam akan segera siap, maka mereka sudah dapat bersikap sabar untuk

menantikan hal tersebut.

Page 9: Fungsi Bermain Pada Perkembangan Sosio Emosional Anak

Artikel : FUNGSI BERMAIN DALAM PENGEMBANGAN SOSIO EMOSIONAL ANAK

9

Anak yang berusia tiga dan empat tahun menyenangi kejutan-kejuta dan

juga peristiwa roman. Mereka memerlukan keamanan dengan mengetahuia

bahwa ada suatu struktur dalam kehidupan sehari-hari mereka, bahwa mareka

bermain, memiliki beberapa makanan kecil, pada anak usia tiga dan empat tahun

juga mulai mengembangkan selera humor. Mereka sering tertawa ketika

mendengar suatu kata yang mengeluarkan bunyi yang lucu atau ketika mereka

melihat suatu hal yang ganjil dan tidak pantas. Mereka tidak merasa malu ketika

mereka tertawa pada saat yang tidak tepat sebab mereka tidak bisa meneliti

perilaku mereka sendiri dalam rangka menentukan apakah perilaku tersebut

adalah sesuai atau tidak.

Bagi anak yang berada di bangku Taman Kanak-kanak dan kelas satu,

sudah dapat menyatakan atau melabelkan suatu emosi yang luas. Mereka dapat

menguraikan rasa sediha yang mereka alami, rasa amarah, atau perasaan senang

dan juga menguraikan suatu situasi yang merupakan emosi yang dihasilkan

anak-anak yang lain. Anak yang berusia lima dan enam tahun juga sudah mulai

mengembangkan suara hati dan suatu perasaan benar atau salah. Anak yang

berusia lima atau enam tahun mengekspresikan rasa humor mereka lewat lelucon

atau kata-kata yang tidak masuk akal. Mereka sering menceritakan suatu lelucon

tanpa menceritakan bagian inti dari cerita tersebut dan masih menertawakan

cerita mereka sendiri. Mereka juga mempunyai kesenangan yang besar dengan

menciptakan kata-kata omong kosong atau membuat sajak dengan kata kata lain.

Anak-anak yang berusia tujuh dan delapan tahun mulai mencoba kembali

untuk memperoleh kendali lebih baik lagi dari tanggapan emosional mereka.

Mereka sangat sedikit menuruti kata hati dibandingkan dengan anak-anak yang

berusia lebih muda. Mereka mempunyai tanggapan yang kuat terhadap individu

yang lain dan pada umumnya seperti tidak menyukai anak-anak lain dengan

waktu cukup singkat. Anak berusia tujuh dan delapan tahun mulai menunjukkan

ketekunan didalam usaha yang mereka lakukan untuk mencapai tujuan mereka.

Ini sering menyebabkan orang tua kesal dimana ketika anak meminta orang tua

untuk melakukan suatu hal secara berulang kali, lalu setelah itu perlakuan

tersebut ditolak mereka. Pada usia ini anak-anak mengembangkan sikap empati

Page 10: Fungsi Bermain Pada Perkembangan Sosio Emosional Anak

Artikel : FUNGSI BERMAIN DALAM PENGEMBANGAN SOSIO EMOSIONAL ANAK

10

yang lebih, pengenalan bagi orang lain dan juga merasa bersalah ketika mereka

melukai orang lain, baik secara fisik maupun emosional.

2.3. Fungsi Bermain Menurut Perkembangan Sosio-Emosional Anak

Setelah kita merunut perkembangan sosial dan emosional anak yang

menjadi perhatian besar dalam pembahasan makalah ini adalah bagaimana

konsep dan peran bermain dapat berguna untuk perkembangan sosio emosional

anak, seperti yang kita ketahui sosio emosional merupakan hal yang paling

penting dimana anak dapt bersosial dengan anak lain dan orang lain dengan

emosi yang baik melalui pengungkapan bahasa yang dapat dimengerti oleh

orang disekitarnya, dan perkembangan sosio emosional ini bisa dikembangkan

melalui kegiatan sehari-hari anak dalam bermain.

Pada dasarnya bermain memiliki tujuan utama yakni memelihara

perkembangan dan pertumbuhan optimal anak usia dini melalui pendekatan

bermain yang kretaif dan terintegrasi dengan lingkungan bermain anak.

Penekanan dari bermain adalah perkembangan inisiatif dari anak-anak. Semua

anak usia dini memiliki potensi inisiatif tetapi perkembangan inisiatif sangat

individual dan bervariasi antar yang satu dengan yang lainnya (Catron dan Allen

dalam Sujiono 2009:145).

Perkembangan inisiatif

Pada periode ini anak mulai berkembang ke arah pembentukan kemampuan

sosialisasi, pemahaman perasaan, menumbuhkan pemahaman atas ide, waktu,

hubunggan dan bahasa. Pada periode ini merupakan saat pengetesan kemampuan baru

dengan situasi yang baru

Teman hayalan

Pada periode ini anak mempunyai teman fantasy yang pintar dan bisa melakukan

banyak hal yang anak inginkan. Anak cenderung mengidolakan bahkan meniru apa

yang di bayangkan oleh anak. Teman hayalan ini biasanya hilang seiring usia dan usia

Page 11: Fungsi Bermain Pada Perkembangan Sosio Emosional Anak

Artikel : FUNGSI BERMAIN DALAM PENGEMBANGAN SOSIO EMOSIONAL ANAK

11

sekolah menjelang.

Pada masa ini rasa humor dan kemampuan untuk menunjukan rasa empati. Pada

saat ini pula anak sudah bisa mengetahui bahwa kejadian yang sama dapat

menimbulkan perasaan yang berbeda contohnya bila pertandingan menang maka anak

akan tahu yang menang akan bahagia dan yang kalah akan sedih.

Pada periode ini juga merupakan periode dimana anak mengembangkan

persahabatan dengan anak yang lainya. Persahabatan terbentuk untuk mendapatkan

teman sepermainan dan sesama jenis. Permainan yang bersifat kerjasama (cooperative

plays) juga mulai ditemukan.

Elkonin dalam Catron dan Allen oleh Sujiono (2009: 155) salah seorang murid

dari Vygotsky menggambarkan empat prinsip bermain, yaitu : (1). Dalam bermain anak

mengembangkan system untuk memahami apa yang sedang terjadi dalam rangka

mencapai tujuan yang lebih kompleks; (2). Kemampuan untuk menempatkan perspektif

orang lain melalui aturan-aturan dan menegosiasikan aturan bermain; (3). Anak

menggunakan replica untuk menggantikan objek nyata lalu mereka menggunakan objek

baru yang berbeda. Kemampuan menggunakan symbol termasuk kedalam

perkembangan berfikir abstrak dan imajinasi; (4). Kehati-hatian dalam bermain

mungkin terjadi, karena anak perlu mengikuti aturan permainan yang telah ditentukan

bersama teman mainnya.

Untuk mendukung hal tersebut anak dapat melakukan pembelajaran yang

situasinya merupakan khayalan anak tersebut atau yang biasa disebut dengan bermain

sosio drama, bermain pura-pura, atau bermain drama, hal ini merupakan bagian dari

tahapan bermain menurut Piaget dan Smilansky dalam Docket dan Fleerr dalam Sujiono

(2009 : 119) yaitu :

1. Bermain Fungsional

Bermain seperti ini berupa gerakan-gerakan sederhana yang berulang-ulang

contohnya: berlari-lari mendorong dan menarik mobil-mobilan

2. Bermain Membangun (Constructive Play)

Page 12: Fungsi Bermain Pada Perkembangan Sosio Emosional Anak

Artikel : FUNGSI BERMAIN DALAM PENGEMBANGAN SOSIO EMOSIONAL ANAK

12

Kegiatan bermain ini untuk membentuk sesuatu, menciptakan bangunan dengan

alat permainan yang tersedia contohnya menyusun puzzle, lego atau balok kayu.

3. Bermain Pura-pura (Make-Believe Play)

Anak menirukan kegiatan orang yang dijumpainya sehari-hari atau berperan

memainkan tokoh-tokoh dalam film kartun atau dongeng. Dan bermain dalam

pura-pura ini dalam teori Smilansky adalah yang disebut Dramatic Play, dimana

anak melakukan peran imajinatif atau memerankan tokoh yang dikenalnya

melalui dongeng /cerita lebih ditekankan pada bermain makro. Contoh dokter-

dokteran, polisi-polisian, atau meniru tukang bakso.

4. Bermain dengan Peraturan (game with rules)

Dalam kegiatan bermain ini, anak sudah memahami dan bersedia mematuhi

peraturan permainan. Aturan permainan pada awalnya dapat dan boleh diubahnya sesuai

dengan kesepakatan orang yang terlibat dalam permainan asalkan tidak menyimpang

jauh dari aturan umumnya, misalnya bermain kartu domino, bermain tali dan monopoli.

Menurut H. Hetzer ( Jerman ), macam - macam permainan pada anak dapat dibedakan

menjadi lima macam, yaitu : permainan fungsi ( dengan gerakan gerakan tubuh, anggota

badan), permainan konstruktif ( mobil - mobilan dari tanah, kuda - kudaan dari pelepah

pisang,dll ), permainan reseptif ( mis, sambil mendengar cerita atau melihat gambar,

anak berfantasi dan menerima kesan - kesan yang membuat jiwanya sendiri aktif),

permainan peranan ( anak memegang peranan sebagai apa yang sedang dimainkan,

contoh bermain sebagai dokter ), permainan sukses ( yang diutamakan adalah prestasi

sehinggga diperlukan keberanian, ketangkasan, kekuatan, dan lain-lain. Contoh meniti

jembatan, meloncati parit, memanjat pohon).

Dalam teori tahapan bermain oleh Smilansky, fungsi bermain bagi

perkembangan sosio emosional anak dapat dikembangkan lebih dominan pada tahapan

bermain pura pura (Dramatic Play) karena bermain melalui Dramatic Play sangat

penting dalam mengembangkan kreativitas, intelektual, bahasa dan keterampilan sosial

dan emosional. Tidak semua anak memiliki pengalaman Dramatic Play. Dan pada

dramatic play ini anak akan dapat belajar bagaimana berprilaku sosial yang baik, yang

mana Sebagian dari bentuk perilaku sosial yang berkembang pada masa kanak-kanak

awal, merupakan perilaku yang terbentuk atas dasar landasan yang diletakkan pada

masa bayi. Sebagian lainnya merupakan bentuk perilaku sosial baru yang mempunyai

Page 13: Fungsi Bermain Pada Perkembangan Sosio Emosional Anak

Artikel : FUNGSI BERMAIN DALAM PENGEMBANGAN SOSIO EMOSIONAL ANAK

13

landasan baru. Banyak di antara landasan baru ini dibina oleh hubungan sosial dengan

teman sebaya di luar rumah dan hal-hal yang diamati anak dari tontonan televisi atau

buku komik. Pola perilaku dalam situasi sosial banyak yang nampak tidak sosial atau

bahkan anti sosial, tetapi masing-masing tetap penting bagi proses sosialisasi. Landasan

yang diletakkan pada masa kanak-kanak awal akan menentukan cara anak

menyesuaikan diri dengan orang lain. Pola perilaku sosial menurut Elizabeth. B.

Hurlock (1978 : 239) terbagi atas dua kelompok, yaitu pola perilaku yang sosial dan

pola perilaku yang tidak sosial. Pola perilaku yang termasuk dalam perilaku sosial

adalah :

1. Kerja sama. Sekelompok anak belajar bermain atau bekerja bersama dengan

anak lain. Semakin banyak kesempatan untuk melakukan sesuatu bersama-sama,

semakin cepat mereka belajar melakukannya dengan bekerja sama.

2. Persaingan. Persaingan merupakan dorongan bagi anak-anak untuk berusaha

sebaik-baiknya, hal itu akan menambah sosialisasi mereka. Jika hal itu

diekspresikan dalam pertengkaran dan kesombongan, dapat mengakibatkan

timbulnya sosialisasi yang buruk yang dialami anak.

3. Kemurahan hati. Kemurahan hati, terlihat pada kesediaan untuk berbagi sesuatu

dengan anak lain meningkat dan sikap mementingkan diri sendiri semakin

berkurang setelah anak belajar bahwa kemurahan hati menghasilkan penerimaan

sosial.

4. Hasrat akan penerimaan sosial. Jika hasrat pada diri anak untuk diterima kuat,

hal itu mendorong anak untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan sosial. Hasrat

untuk diterima oleh orang dewasa biasanya timbul lebih awal dibandingkan

dengan hasrat untuk diterima oleh teman sebaya.

5. Simpati. Anak kecil tidak mampu berperilaku simpati sampai mereka pernah

mengalami situasi yang mirip dengan dukacita. Anak mengekspresikan simpati

dengan berusaha menolong atau menghibur seseorang yang sedang bersedih.

6. Empati. Empati adalah kemampuan meletakkan diri sendiri dalam posisi orang

lain dan menghayati pengalaman orang tersebut. Hal ini dapat berkembang pada

anak jika anak dapat memahami ekspresi wajah atau maksud pembicaraan orang

lain.

Page 14: Fungsi Bermain Pada Perkembangan Sosio Emosional Anak

Artikel : FUNGSI BERMAIN DALAM PENGEMBANGAN SOSIO EMOSIONAL ANAK

14

7. Ketergantungan. Ketergantungan terhadap orang lain dalam hal bantuan,

perhatian, dan kasih sayang mendorong anak untuk berperilaku dalam cara yang

diterima secara sosial. Anak akan berusaha menunjukkan perilaku sosial yang

dapat diterima agar dapat memenuhi keinginannya.

8. Sikap ramah. Anak kecil memperlihaan sikap ramah melalui kesediaannya

melakukan sesuatu untuk orang lain atau anak lain dan dengan mengekspresikan

kasih sayang kepada mereka.

9. Sikap tidak mementingkan diri sendiri. Anak perlu mendapat kesempatan dan

dorongan untuk membagi apa yang mereka miliki. Belajar memikirkan orang

lain dan berbuat untuk orang lain.

10. Meniru. Dengan meniru orang yang diterima baik oleh kelompok sosial, anak-

anak memperoleh kesempatan untuk mengembangkan sifat dan meningkatkan

penerimaan kelompok terhadap diri mereka.

11. Perilaku kelekatan (attachment behavior). Dari landasan yang diberikan pada

masa bayi, yaitu ketika bayi mengembangkan kelekatan yang hangat dan penuh

cinta kasih kepada ibu atau pengganti ibu, anak kecil mengalihkan pola perilaku

ini kepada anak atau orang lain dan belajar membina persahabatan dengan

mereka.

Pada intinya bermain melalui Dramatic play dan game with rules anak dapat

mengembangkan kemampuannya dalam menyelesaikan masalah, belajar menampilkan

peran yang dapat diterima lingkungannya dan juga keterampilan bersosialisasi agar

kelak mampu menyesuaikan diri dengan kelompok sosial dimasyarakat ataupun teman

sebayanya.

Kemampuan anak untuk menciptakan kaitan antar berbagai ide sehingga mampu

berpikir secara logis dan sesuai dengan realitas. Mampu mengekspresikan berbagai

emosi dalam bermain, memprediksi perasaan dan akiba' dari suatu aktifitas, mengenal

konsep ruang, waktu serta bisa memecahkan masalah secara verbal dan memiliki

pendapatnya sendiri. Bila anak bisa mencapai kemampuan ini maka ia akan siap belajar

berpikir abstrak dan mempelajari strategi berpikir.

Page 15: Fungsi Bermain Pada Perkembangan Sosio Emosional Anak

Artikel : FUNGSI BERMAIN DALAM PENGEMBANGAN SOSIO EMOSIONAL ANAK

15

1) Bermain pura-pura dengan mengkaitkan sedikitnya 2 ide secara logis, walau

kadang-kadang ide itu sendiri tidak realistik (misalnya dengan mobil berkunjung

ke bulan, dengan cara terbang cepat sekali)

2) Mengembangkan ide bermain pura-pura orang dewasa (misalnya anak memasak

sup, ditanya apa yang dimasak, dijawabnya "batu-batu dan ranting-ranting")

3) Berbicara dengan ide-ide yang saling terkait secara logis dan realistik ("nggak

mau tidur, mau nonton tv")

4) Menutup sedikitnya 2 siklus konunikasi verbal ("mau pergi ke luar" ditanya

kenapa, dijawabnya "mau main")

5) Berkomunikasi secara logis, mengaitkan sedikitnya 2 ide mengenai intensi,

keinginan, kebutuhan, perasaan dengan kata-kata, beberapa gestures (pura-pura

jadi anjing yang marah) dan sentuhan (sering memeluk sebagai bagian dari

drama ketika anak menjadi ayah)

6) Bermain motorik dan spasial dengan aturan (bergantian meluncur)

7) Menggunakan permainan pura-pura atau kata-kata untuk mengkomunikasikan

sedikitnya 2 ide yang terkait secara logis mengenai emosi:

kedekatan (boneka terluka, ibu mengobati),

kegembiraan dan kegairahan (mengatakan istilah 'kamar mandi' lalu

tertawa),

rasa ingin tahu yang asertif ( tentara yang baikditugaskan mencari

putri yang hilang),

takut (monster menakut-nakuti anak kecil),

marah (tentara yang baik melawan yang jahat),

pembatasan (tentara hanya boleh memukul orang jahat karena

peraturan)

8). Pulih dari rasa tidak senang dengan bermain pura-pura yang memiliki keurutan logis,

kadang mengisyaratkan cara menghadapi masalah (misalnya, anak menjadi guru

yang sok mengatur kelas)

Page 16: Fungsi Bermain Pada Perkembangan Sosio Emosional Anak

Artikel : FUNGSI BERMAIN DALAM PENGEMBANGAN SOSIO EMOSIONAL ANAK

16

2.4 . Prosedur Pengembangan Bermain Untuk Perkembangan Sosio Emosional di

PAUD

Bermain bagi anak merupakan kegiatan yang dapat disamakan dengan bekerja

pada orang dewasa. Bermain memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap

perkembangan seorang anak.

Cosby dan Sawyer (1995: 85) menyatakan bahwa permainan secara langsung

mempengaruhi seluruh area perkembangan anak dengan memberikan kesempatan bagi

anak untuk belajar tentang dirinya, orang lain, dan lingkungannya. Permainan

memberikan anak-anak kebebasan untuk berimajinasi, menggali potensi diri/bakat

untuk berkreativitas. Motivasi bermain anak-anak muncul dari dalam diri mereka

sendiri, mereka bermain untuk menikmati aktivitas mereka, untuk merasakan bahwa

mereka mampu, dan untuk menyempurnakan apa saja yang telah ia dapat baik yang

telah mereka ketahui sebelumnya juga hal-hal yang baru.

Agar fungsi bermain dapat terlaksana dengan baik, Jeffree, McConkey dan

Hewson dalam Sujiono (2010: 37) berpendapat bahwa terdapat enam karakterisktik

kegiatan bermain pada anak yang perlu dipahami oleh stimulator, sebagai berikut :

1. Bermain datang dari dalam anak artinya, keinginan bermain harus muncul dari

dalam diri anak sehingga anak dapat menikmati dan bermain sesuai dengan

caranya sendiri. Itu artinya bermain dilakukan dengan sukarela, bukan paksaan.

2. Bermain harus terbebas dari aturan yang mengikat, karena bermain adalah suatu

kegiatan untuk dinikmati, anak memiliki cara bermainnya sendiri. Oleh karena

itu bermain pada anak selalu menyenangkan, mengasyikkan dan menggairahkan.

3. Bermain adalah aktivitas nyata atau sesungguhnya, oleh karenanya bermain

melibatkan partisipasi aktif baik secara fisik maupun mental, seperti saat anak

bereksplorasi dengan bermain air.

4. Bermain fokus pada proses daripada hasilnya artinya, dalam bermain anak

mengenal dan mengetahui apa yang ia mainkan dan mendapat keterampilan

baru.

5. Bermain didominasi oleh pemain dimana, pemainnya adalah anak itu sendiri,

bukan didominasi oleh orang dewasa.

6. Bermain melibatkan pemain secara aktif, artinya anak sebagai pemain harus

terjun langsung dalam bermain. Jika anak pasif dalam bermain maka ia tidak

Page 17: Fungsi Bermain Pada Perkembangan Sosio Emosional Anak

Artikel : FUNGSI BERMAIN DALAM PENGEMBANGAN SOSIO EMOSIONAL ANAK

17

akan memperoleh pengalaman baru karena bagi anak bermain adalah bekerja

untuk mendapatkan pengetahuan dan keterampilan baru.

Permainan dan bermain mempunyai arti dan nilai tersendiri bagi anak.

Permainan mempunyai arti sebagai sarana mensosialisasikan anak, artinya permainan

dipergunakan untuk sarana membawa anak ke alam masyarakat, mengenalkan anak

menjadi anggota suatu masyarakat, mengenal dan menghargai masyarakat manusia.

Permainan sebagai sarana untuk mengukur kemampuan dan potensi diri anak. Anak

akan menguasai berbagai macam benda, memahami sifat sifatnya maupun peristiwa

yang berlangsung didalam lingkungannya. Dalam situasi bermain, anak akan

menunjukkan bakat, fantasi dan kecenderungan kecenderungannya. Ditengah - tengah

situasi bermain, anak menghayati macam macam emosi misalnya gembira, senang,

tegang dan lain - lain. Permainan merupakan alat pendidikan, karena memberi rasa

kepuasan, kegembiraan dan kebahagiaan. Permainan memberikan kesempatan pra

latihan untuk mengenal aturan - aturan, mematuhi norma - norma dan larangan -

larangan dan bertindak secara jujur maupun setia ( loyal ). Dalam permainan, anak

menggunakan semua fungsi kejiwaan dan jasmaniah dengan suasana kesungguhan.

Fungsi bermain bagi anak

1. Mengembangkan fungsi sensoris motoris

2. Mengembangkan fungsi kognitif

3. Mengembangkan fungsi social

4. Mengembangkan kesadaran diri

5. Mengembangkan moral

6. Mengembangkan kreativitas

Pada Proses pengembangannya bermain yang baik bagi perkembangan sosio-

emosional di PAUD, dalam pengembangan emosi Melalui bermain anak dapat belajar

menerima, berekspresi dan mengatasi masalah dengan cara yang positif. Bermain juga

memberikan kesempatan pada anak untuk mengenal diri dan untuk mengembangkan

perilaku yang memuaskan hidup, dan dalam membangun sosialisasi, bermain

memberikan jalan bagi perkembangan sosial anak ketika berbagi pengembangan

kemampuan bersosialisasi dan memperluas empati pada orang lain serta mengurangi

Page 18: Fungsi Bermain Pada Perkembangan Sosio Emosional Anak

Artikel : FUNGSI BERMAIN DALAM PENGEMBANGAN SOSIO EMOSIONAL ANAK

18

egosentrisme. Bermain dapat menumbuhkan dan meningkatkan rasa sosialisasi anak.

Melalui bermain anak dapat belajar perilaku proposional seperti menunggu giliran, kerja

sama, saling bantu dan berbagi, agar dapat mengembangkan aspek siso dan emosional

prmbrlajaran Di PAUD dapat mengadopsi permainan tradisional yang sering kita

jumpai dan kita mainkan saat kecil.

Congklak

Permainan congklak menggunakan papan permainan yang memiliki 14 lubang dan 2

lubang induk yang ukurannya lebih besar. Dimainkan oleh 2 orang. Satu lubang induk

terletak pada ujung papan dan lubang induk lainnya terletak di ujung lainnya. Di antara

kedua lubang induk terdapat 2 baris yang tiap barisnya berisi 7 lubang yang jumlahnya

14 lubang.

Cara bermain:

Tiap lubang kecil diisi dengan 7 biji yang biasanya terbuat dari kerang atau plastik.

Kecuali lubang induk yang dibiarkan kosong. Setelah menentukan siapa yang akan

mulai lebih dulu, maka permainan dimulai dengan memilih salah satu lubang dan

menyebarkan biji yang ada di lubang tersebut ke tiap lubang lainnya searah jarum jam.

Masing-masing lubang diisi dengan 1 biji. Bila biji terakhir jatuh di lubang yang ada

biji-bijian lain maka biji yang ada di lubang tersebut diambil lagi untuk diteruskan

mengisi lubang-lubang selanjutnya. Jangan lupa untuk mengisikan biji ke lubang induk

kita setiap melewatinya. Sedangkan lubang induk lawan tidak perlu diisi.

Page 19: Fungsi Bermain Pada Perkembangan Sosio Emosional Anak

Artikel : FUNGSI BERMAIN DALAM PENGEMBANGAN SOSIO EMOSIONAL ANAK

19

Bila biji terakhir ternyata masuk dalam lubang induk kita, berarti kita bisa

memilih lubang lainnya untuk memulai lagi, tetapi bila ternyata saat biji terakhir

diletakkan pada salah satu lubang kosong, berarti giliran untuk lawan kita. Bila

lubang tempat biji terakhir itu ada di salah satu dari 7 lubang yang ada di baris

kita, maka biji yang ada di seberang lubang tersebut beserta 1 biji terakhir yang

ada di lubang kosong akan menjadi milik kita dan akan masuk dalam lubang

induk kita.

Setelah semua baris kosong, maka permainan dimulai lagi dengan mengisi 7

lubang milik kita, masing-masing dengan 7 biji dari biji yang ada di lubang

induk kita. Dimulai dari lubang yang terdekat dengan lubang induk, bila tidak

mencukupi maka lubang lainnya dibiarkan kosong dan selama permainan tidak

boleh diisi.

Gasing

Gasing menggunakan mainan yang terbuat dari kayu berbentuk kerucut dan tali.

Cara bermain:

Memainkannya adalah dengan memutarnya, dengan cara melilitkan tali pada

ujung kerucut, kemudian dilemparkan ke bawah sampai tali tertarik dan gasing

berputar. Lemparan juga boleh diarahkan ke gasing lain agar terjatuh. Dibuat

lingkaran untuk arena melemparkan gasing. Gasing yang berputar tidak boleh

keluar dari lingkaran tersebut. Gasing yang berputar paling lama adalah

pemenangnya.

Bekel

Permainan bekel menggunakan bola berwarna-warni yang terbuat dari karet dan biji

berbentuk khusus yang terbuat dari kuningan.

Cara bermain:

Page 20: Fungsi Bermain Pada Perkembangan Sosio Emosional Anak

Artikel : FUNGSI BERMAIN DALAM PENGEMBANGAN SOSIO EMOSIONAL ANAK

20

Setelah menentukan giliran siapa yang mulai lebih dulu, permainan dimulai

dengan melemparkan bola keatas dan menghamparkan biji. Setelah bola

memantul sekali, bola harus diambil kembali.

Kemudian, pemain harus mengambil satu per satu biji yang terhampar secara

langsung. Setelah terambil semua, biji dihamparkan kembali dan diambil kali ini

sekaligus dua buah biji. Begitu selanjutnya sampai sejumlah biji yang

dimainkan. Setalah mengambil biji secara langsung selesai, maka kini pemain

harus mengubah biji menjadi bentuk tertentu sebelum diambil. Urutan posisinya

adalah pit (bentuk seperti kursi), ro (kebalikan posisi pit), cin (singkatan licin

yaitu posisi miring tanpa ada bintik di permukaan biji) dan peng (singkatan

bopeng yaitu posisi miring dengan ada bintik di permukaan biji). Biji yang

dipergunakan umumnya berjumlah 6 sampai 10 biji.

Pemain akan kehilangan gilirannya apabila bola memantul lebih dari sekali,

tidak dapat menangkap bola, lupa mengubah salah satu biji menjadi posisi

tertentu saat sudah mencapai tahap pit, ro, cin atau peng, atau menyentuh biji

lain saat mengambil biji yang harus diambil. Pemenangnya adalah yang

mencapai tahap paling tinggi.

Petak Umpet

Petak umpet dimainkan oleh banyak anak.

Cara bermain:

Satu orang pemain yang kalah akan menutup matanya pada salah satu tempat

yang dianggap sebagai benteng, sementara yang lain mencari tempat untuk

bersembunyi. Setelah menghitung sampai jumlah tertentu, maka mulailah

pemain yang menutup mata tersebut mencari tiap orang yang bersembunyi.

Page 21: Fungsi Bermain Pada Perkembangan Sosio Emosional Anak

Artikel : FUNGSI BERMAIN DALAM PENGEMBANGAN SOSIO EMOSIONAL ANAK

21

Bila telah menemukan orang yang bersembunyi, pencari ini harus cepat-cepat

berlari ke benteng sambil menyebut nama orang yang ketahuan

persembunyiannya. Begitu juga dengan anak yang ketahuan, karena bila berhasil

lebih dulu menyentuh benteng, maka pada tahap selanjutnya dia tidak akan jaga.

Anak lain yang bersembunyi dapat pula menyentuh benteng agar tidak jaga pada

tahap selanjutnya, asalkan tidak ketahuan dengan pencari.

Setelah semua telah ketahuan persembunyiannya, maka pencari akan menutup

matanya kembali pada benteng dan anak-anak lain membentuk barisan di

belakangnya. Pencari akan menyebut salah satu nomor. Anak yang ada di urutan

nomor yang disebut akan menjadi pihak yang kalah bila tadi dia tidak berhasil

lebih dulu mencapai benteng. Sedangkan bila anak pada urutan yang disebut

ternyata adalah anak yang berhasil mencapai benteng lebih dulu pada saat

ketahuan tempat persembunyiannya, maka si pencari tetap dalam posisi kalah

dan permainan dilanjutkan.

Petak Jongkok

Petak jongkok dimainkan oleh banyak anak dan tidak memerlukan alat bantu.

Cara bermain:

Tentukan satu orang yang akan mengejar. Untuk menghindari pengejar, setiap

anak boleh jongkok. Bila jongkok berarti dia tidak dapat disentuh oleh pengejar.

Anak yang berdiri dapat membangunkan anak yang jongkok. Tetapi, anak yang

terakhir jongkok berarti akan menjadi pengejar menggantikan pengejar yang

lama. Begitu juga dengan anak yang tidak jongkok namun berhasil disentuh oleh

pengejar akan menjadi pengejar selanjutnya.

Page 22: Fungsi Bermain Pada Perkembangan Sosio Emosional Anak

Artikel : FUNGSI BERMAIN DALAM PENGEMBANGAN SOSIO EMOSIONAL ANAK

22

BAB III

KESIMPULAN

Bermain adalah tindakan atau kesibukan suka rela yang dilakukan dalam batas -

batas tempat dan waktu, berdasarkan atuan - aturan yang mengikat tetapi diakui secara

sukarela dengan tujuan yang ada dalam dirinya sendiri, disertai dengan perasaan tegang

dan senang serta dengan pengertian bahwa bermain merupakan suatu yang lain dari

biasa. Dengan bermain anak memenuhi kepuasan fisik, emosi, sosial dan perkembangan

mental. Sehingga anak dapat mengekspresikan perasaannya baik itu perasaan kekuatan,

kesepian, fantasi ataupun menunjukkan kreatifitasnya.

Vygotsky menggambarkan empat prinsip bermain, yaitu : (1). Dalam

bermain anak mengembangkan system untuk memahami apa yang sedang terjadi dalam

rangka mencapai tujuan yang lebih kompleks; (2). Kemampuan untuk menempatkan

perspektif orang lain melalui aturan-aturan dan menegosiasikan aturan bermain; (3).

Anak menggunakan replica untuk menggantikan objek nyata lalu mereka menggunakan

objek baru yang berbeda. Kemampuan menggunakan symbol termasuk kedalam

perkembangan berfikir abstrak dan imajinasi; (4). Kehati-hatian dalam bermain

mungkin terjadi, karena anak perlu mengikuti aturan permainan yang telah ditentukan

bersama teman mainnya. Untuk mendukung hal tersebut anak dapat melakukan

pembelajaran yang situasinya merupakan khayalan anak tersebut atau yang biasa

disebut dengan bermain sosio drama, bermain pura-pura, atau bermain drama.

Kemampuan anak untuk menciptakan kaitan antar berbagai ide sehingga mampu

berpikir secara logis dan sesuai dengan realitas. Mampu mengekspresikan berbagai

emosi dalam bermain, memprediksi perasaan dan akiba' dari suatu aktifitas, mengenal

konsep ruang, waktu serta bisa memecahkan masalah secara verbal dan memiliki

pendapatnya sendiri. Bila anak bisa mencapai kemampuan ini maka ia akan siap belajar

berpikir abstrak dan mempolajari strategi berpikir.

Page 23: Fungsi Bermain Pada Perkembangan Sosio Emosional Anak

Artikel : FUNGSI BERMAIN DALAM PENGEMBANGAN SOSIO EMOSIONAL ANAK

23

Kemampuan yang dimiliki:

1. Bermain pura-pura dengan mengkaitkan sedikitnya 2 ide secara logis,

walaukadang-kadang ide itu sendiri tidak realistik (misalnya dengan

mobil berkunjung ke bulan, dengan cara terbang cepat sekali)

2. Mengembangkan ide bermain pura-pura orang dewasa (misalnya anak

memasak sup, ditanya apa yang dimasak, dijawabnya "batu-batu dan

ranting-ranting")

3. Menggunakan permainan pura-pura atau kata-kata untuk

mengkomunikasikan sedikitnya 2 ide yang terkait secara logis mengenai

emosi

Dalam permainan, anak menggunakan semua fungsi kejiwaan dan jasmaniah

dengan suasana kesungguhan.

Fungsi bermain bagi anak

5. Mengembangkan fungsi sensoris motoris

6. Mengembangkan fungsi kognitif

7. Mengembangkan fungsi social

8. Mengembangkan kesadaran diri

7. Mengembangkan moral

8. Mengembangkan kreativitas

Pada Proses pengembangannya bermain yang baik bagi perkembangan sosio-

emosional di PAUD, dalam pengembangan emosi Melalui bermain anak dapat

belajar menerima, berekspresi dan mengatasi masalah dengan cara yang positif.

Bermain juga memberikan kesempatan pada anak untuk mengenal diri dan untuk

mengembangkan perilaku yang memuaskan hidup, dan dalam membangun

sosialisasi, bermain memberikan jalan bagi perkembangan sosial anak ketika

berbagi pengembangan kemampuan bersosialisasi dan memperluas empati pada

orang lain serta mengurangi egosentrisme. Bermain dapat menumbuhkan dan

meningkatkan rasa sosialisasi anak. Melalui bermain anak dapat belajar perilaku

Page 24: Fungsi Bermain Pada Perkembangan Sosio Emosional Anak

Artikel : FUNGSI BERMAIN DALAM PENGEMBANGAN SOSIO EMOSIONAL ANAK

24

proposional seperti menunggu giliran, kerja sama, saling bantu dan berbagi, agar

dapat mengembangkan aspek siso dan emosional

Page 25: Fungsi Bermain Pada Perkembangan Sosio Emosional Anak

Artikel : FUNGSI BERMAIN DALAM PENGEMBANGAN SOSIO EMOSIONAL ANAK

25

Daftar Pustaka

Sujiono, Yuliani Nurani. Konsep Dasar Pendidikan PAUD. Jakarta :

Indeks , 2009

Sujiono, Yuliani Nurani. Bermain Kreatif Berbasis Kecerdasan Jamak.

Jakarta: Indeks, 2010

Docket, Sue dan Marylin Fleer. Play and Pedagogy In Early Childhood-

Bending The Rules. Sidney: Harcourt, 2000.