fungsi bermain pada perkembangan sosio emosional anak
TRANSCRIPT
Artikel : FUNGSI BERMAIN DALAM PENGEMBANGAN SOSIO EMOSIONAL ANAK
1
BAB I
PENDAHULUAN
Bermain adalah kegiatan yang anak-anak lakukan sepanjang hari karena bagi anak
bermain adalah hidup dan hidup adalah permainan (Mayesty dalam Sujiono 2010 : 44).
Anak usia dini tidak membedakan antara belajar dan bekerja. Anak-anak umumnya
sangat menikmati permainan dan akan terus melakukannya dimanapun mereka memiliki
kesempatan. Piaget dalam Sujiono (2010: 44) mengatakan bahwa bermain adalah suatu
kegiatan yang dilakukan berulang-ulang dan menimbulkan kesenangan/kepuasan bagi
diri seseorang; sedangkan Patern dalam Dockett dan Fleer (2000:14) memandang
kegiatan bermain sebagai sarana sosialisasi, diharapkan melalui bermain dapat member
kesempatan anak bereksplorasi, menemukan, mengekspresikan perasaan, berkreasi, dan
belajar secara menyenangkan. Selain itu, kegiatan bermain dapat membantu anak
mengenal tentang diri sendiri, dengan siapa dia hidup serta lingkungan tempat dimana ia
hidup.Selanjutnya Dockett dan Fleer (2000: 41-44) berpendapat bahwa bermain
merupakan kebutuhan bagi anak, karena melalui bermain anak akan memperoleh
pengetahuan yang dapat mengembangkan kemampuan dirinya. Bermain merupakan
suatu aktivitas yang khas dan sangat berbeda dengan aktivitas lain seperti belajar dan
bekerja yang selalu dilakukan dalam rangka mencapai suatu hasil akhir. Bermain sangat
penting untuk perkembangan anak. Dengan bermain mereka dapat mengembangkan
emosi, fisik, dan pertumbuhan kognitif nya. Bermain adalah cara bagi anak untuk
belajar mengenai tubuh mereka dan dunia ini, dan pada saat itulah mereka akan
menggunakan kelima indra yang dimilikinya.
“Bagaimana rasanya jika benda ini disentuh? Bagaimana bunyinya jika benda ini
dijatuhkan? Apa yang terjadi jika benda ini dilempar?”
Dengan mengeksplorasi hal-hal yang ada disekitarnya inilah otak anak akan
berkembang. Dengan bermain mereka mengembangkan imajinasi, skill, kemandirian,
kreativitas, dan kemampuan bersosialisasi. Disini mereka akan belajar berbagi mainan
dengan teman dan saudaranya, belajar mengucapkan kata ‘maaf’ dan ‘terima kasih’
Dalam kehidupan masyarakat banyak dijumpai para orang tua yang kurang atau
tidak menyadari betapa pentingnya masalah bermain ini bagi tumbuh kembang anak,
sehingga para orang tua tidak pernah memberikan perhatian, apalagi secara terencana
Artikel : FUNGSI BERMAIN DALAM PENGEMBANGAN SOSIO EMOSIONAL ANAK
2
untuk memfasilitasi kecenderungan tabiat bermain anak tersebut, apalagi secara
terprogram. Bahkan tidak jarang orang tua tidak sabar dan merasa kesal bila melihat
anaknya bermain dengan mengacak-acak barang yang dimainkannya.
Tidak jarang orang tua memilih agar rumahnya tetap tampak rapih, tidak
disentuh-sentuh, dicorat coret dan atau membatasi anaknya yang akan bermain,
sehingga tanpa disadari bahwa secara substansial ia telah mengabaikan pertumbuhan
dan perkembangan anaknya. Akibatnya, banyak potensi anak yang semestinya
berkembang dengan baik akan mengalami hambatan dan bahkan mati.
Artikel : FUNGSI BERMAIN DALAM PENGEMBANGAN SOSIO EMOSIONAL ANAK
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN BERMAIN
Bermain mungkin adalah salah satu aktivitas di dunia yang paling
menyenangkan. Kesenangan akan bermain selalu ada pada setiap orang tanpa
memandang usia, tua atau muda. Siapapun bisa bermain. Dengan fasilitas dan peralatan
sederhana ataupun dengan yang komplet lengkap dari ujung kaki sampai ujkung rambut.
Bermain seperti upaya manusia untuk mengeluarkan ekspresi dalam dirinya, dengan
cara membuat dirinya senang dan nyaman.Bermain lebih sering dijumpai pada anak-
anak. Bahkan boleh dikatakan bahwa aktivitas satu-satunya bagi anak-anak adalah
bermain. Anak-anak mengenal dunia dengan bermain, anak-anak belajar dengan
bermain, dan anak-anak bersosialisasi dengan bermain. Bagi anak-anak, bermain berarti
mengakomodasikan dirinya keluar, ke lingkungan sekitarnya, ke teman-temannya, ke
benda-benda disekelilingnya, juga ke aturan-aturan yang terkadang ada dalam
permainan.
Inti dari bermain suatu permainan adalah fun. Tanpa itu bermain menjadi
kehilangan makna. Bermain haruslah menyenangkan. Bermain juga diyakini mampu
untuk menghilangkan berbagai batasan dan hambatan dalam diri. Bermain mampu
menghilangkan stress dan frustrasi. Itu yang didapat ketika bermain menimbulkan
perasaan fun. Selain perasaan itu, seseorang bisa belajar banyak dari bermain. Bermain
mengajarkan banyak hal, misalnya belajar mengerti dan menaati aturan yang disepakati,
belajar menghargai orang lain, belajar untuk berkompetisi secara sehat dan jujur, belajar
untuk mengenal orang lain dengan segala kepribadiannya, belajar menmecahkan suatu
masalah baik sendiri maupun secara bersama-sama, belajar mengenal dan memahami
nilai moral yang ada dalam permainan maupun interaksi selama permainan, dan banyak
hal lainnya.
Bermain bagi seorang anak, menurut Guru Besar Psikologi Universitas
Indonesia Prof. Dr. S.C. Utami Munandar, tidak tergantung pada mahal-murahnya
permainan atau alat permainan yang digunakan. "Karena bermain adalah kebutuhan.
Dengan bermain anak-anak bisa mengembangkan semua potensi di dalam dirinya,
moral, sosial, emosi, ekspresi, dan sebagainya," katanya. Pendapat senada juga
Artikel : FUNGSI BERMAIN DALAM PENGEMBANGAN SOSIO EMOSIONAL ANAK
4
diungkapkan Dra. Yanti B. Suganda, sarjana psikologi UI yang mengasuh sebuah rubrik
mengenai keluarga di sebuah radio swasta Jakarta. Menurut dia, bermain yang murni
adalah membiarkan anak bersenang-senang tanpa harus menjadi pintar, atau harus ada
pelajaran tertentu di dalam permainan itu. "Bermain adalah memberi anak kesempatan
untuk tertawa dan bercanda bebas. Salah satu fungsi permainan adalah anak bisa
menyalurkan energinya," katanya.
Untuk mendapatkan itu semua, seorang anak tidak harus mempunyai alat-alat bermain
yang harus dibeli dan berharga mahal. Bermain petak umpet yang tidak memerlukan
alat bermain khusus, diungkapkan Yanti, merupakan salah satu bentuk permainan anak
yang bisa menjadikan anak aktif, mampu bersosialisasi, mampu berkompetisi dan bisa
mengembangkan emosinya secara wajar. Utami menambahkan, bahkan dengan kulit
jeruk Bali, anak bisa berkreasi membuat berbagai alat permainan seperti mobil-mobilan
atau pesawat terbang.Bermain merupakan sarana bagai anak-anak untuk belajar
mengenal lingkungan kehidupannya. Pada saat bermain, anak-anak mencobakan
gagasan-gagasan mereka, bertanya serta mempertanyakan berbagai persoalan, dan
memperoleh jawaban atas persoalan-persoalan mereka. Melalui permainan menyusun
balok misalnya anak-anak belajar menghubungan ukuran suatu obyek dengan lainnya.
Mereka belajar memahami bagaimana balok yang besar menopang balok yang kecil.
Mereka belajar konsep bagaimana hal-hal yang lebih besar mampu menopang hal-hal
yang lebih kecil.
Bermain tidak sekedar bermain-main. Bermain memberikan kesempatan pada
anak untuk mengembangkan kemampuan emosional, fisik, sosial dan nalar mereka.
Melalui interkasinya dengan permainan., seorang anak belajar meningkatkan toleransi
mereka terhadap kondisi yang secara potensial dapat menimbulkan frustrasi. Kegagalan
membuat rangkaian sejumlah obyek atau mengkonstruksi suatu bentuk tertentu dapat
menyebabkan anak mengalamai frustrasi. Dengan mendampingi anak pada saat
bermain, pendidik dapat melatih anak untuk belajar bersabar, mengendalikan diri dan
tidak cepat putus asa dalam mengkonstruksi sesuatu. Bimbingan yang baik bagi anak
mengarahkan anak untuk dapat mengendalikan dirinya kelak di kemudian hari untuk
tidak cepat frustrasi dalam menghadapi permasalahan kelak di kemudian hari. Secara
fisik, bermain memberikan peluang bagi anak untuk mengembangkan kemampuan
motoriknya. Permaian seperti dalam olahraga mengembangkan kelenturan, kekuatan
Artikel : FUNGSI BERMAIN DALAM PENGEMBANGAN SOSIO EMOSIONAL ANAK
5
serta ketahanan otot pada anak. Permaian dengan kata-kata (mengucapkan kata-kata)
merupakan suatu kegiatan melatih otot organ bicara sehingga kelak pengucapan kata-
kata menjadi lebih baik.
Dalam bermain, anak juga belajar berinteraksi secara sosial, berlatih untuk
saling berbagi dengan orang lain, menignkatkan tolerasi sosial, dan belajar berperan
aktif untuk memberikan kontribusi sosial bagi kelompoknya. Di samping itu, dalam
bermain anak juga belajar menjalankan perannya, baik yang berkaitan dengan jender
(jenis kelamin) maupun yang berkaitan dengan peran dalam kelompok bermainnya.
Misalnya dalam permainan perang-perangan seorang anak belajar menjadi pimpinan,
kapten sedangkan lainnya menjalankan peran sebagai pendukung. Dalam hubungannya
dengan jender, anak-anak melakukan permainan stereotype sesuai dengan budaya dan
masyarakat setempat. Misalnya, anak-anak perempuan bermain masak-masakan,
sementara anak laki-laki bermain perang-perangan. Dalam hal ini anak-anak menjalani
proses pembentukan identifikasi diri dengan bercermin pada hal-hal yang ada di tengah
masyarakat.
Melalui bermain, anak juga berkesempatan untuk mengembangkan kemampuan
nalarnya, karena melalui permainan serta alat-alat permainan anak-anak belajar
mengerti dan memahami suatu gejala tertentu. Kegiatan ini sendiri merupakan suatu
proses dinamis di mana seorang anak memperoleh informasi dan pengetahuan yang
kelak dijadikan landasar dasar pengetahuannya dalam proses belajar berikutnya di
kemudian hari.
2.2. Perkembangan Sosio-Emosional anak
A. Makna Perkembangan Sosial Anak
Syamsu Yusuf (2007) menyatakan bahwa Perkembangan sosial
merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial. Perkembangan
sosial dapat pula diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri
terhadap norma-norma kelompok, moral dan tradisi ; meleburkan diri menjadi
satu kesatuan dan saling berkomunikasi dan kerja sama.Pada awal manusia
dilahirkan belum bersifat sosial, dalam artian belum memiliki kemampuan
dalam berinteraksi dengan orang lain. Kemampuan sosial anak diperoleh dari
Artikel : FUNGSI BERMAIN DALAM PENGEMBANGAN SOSIO EMOSIONAL ANAK
6
berbagai kesempatan dan pengalaman bergaul dengan orang-orang
dilingkungannya.
Kebutuhan berinteraksi dengan orang lain telah dirsakan sejak usia enam
bulan, disaat itu mereka telah mampu mengenal manusia lain, terutama ibu dan
anggota keluarganya. Anak mulai mampu membedakan arti senyum dan
perilaku sosial lain, seperti marah (tidak senang mendengar suara keras) dan
kasih sayang. Sunarto dan Hartono (1999) menyatakan bahwa :
Hubungan sosial (sosialisasi) merupakan hubungan antar manusia yang
saling membutuhkan. Hubungan sosial mulai dari tingkat sederhana dan
terbatas, yang didasari oleh kebutuhan yang sederhana. Semakin dewasa dan
bertambah umur, kebutuhan manusia menjadi kompleks dan dengan demikian
tingkat hubungan sosial juga berkembang amat kompleks.
Dari kutipan diatas dapatlah dimengerti bahwa semamin bertambah usia
anak maka semakin kompleks perkembangan sosialnya, dalam arti mereka
semakin membutuhkan orang lain. Tidak dipungkiri lagi bahwa manusia adalah
makhluk sosial yang tidak akan mampu hidup sendiri, mereka butuh interaksi
dengan manusia lainnya, interaksi sosial merupakan kebutuhan kodrati yang
dimiliki oleh manusia.
Perkembangan sosial pada anak umur kelahiran sampai tiga tahun hingga
memiliki kemampuan seperti :
Bereaksi terhadap Orang lain
Menikmati pada saat bergaul dengan orang lain
Dapat memelihara keterlibatan dengan anak lain untuk suatu periode
yang pendek.
Mampu berbagi tanpa perlu membujuk
Menunjukkan kemampuan yang sangat kecil untuk menunda
kepuasan
Dapat meniru tindakan dari orang lain.
Usia Empat Tahun :
Menjadi lebih sadar akan diri sendiri
Mengembangkan perasaan rendah hati
Artikel : FUNGSI BERMAIN DALAM PENGEMBANGAN SOSIO EMOSIONAL ANAK
7
Menjadi sadar akan rasial dan perbedaan seksual
Dapat mengambil arah, dan mengikuti beberapa aturan
Memiliki perasaan yang kuat ke arah rumah dan keluarga
Menunjukkan suatu pertumbuhan dalam perasaan atau pengertian
dari rasa kepercayaan pada diri sendiri.
Memiki teman bermain khayalan
Usia Lima sampai Enam Tahun:
Menyatakan gagasan yang kaku tentang peran jenis kelamin
Memiliki teman baik meskipun pada jangka waktu yang pendek
Sering bertengkar tetapi dalam waktu yang singkat
Ingin menjadi nomor satu
Ikut ambil bagian dalam setiap kegiatan pengalaman disekolah
Menjadi lebih posesif terhadap barang-barang kepunyaannya
Usia Tujuh sampai Delapan tahun :
Lebih sering bersaing dengan teman sebaya
Bergantung pada orang tua untuk perluasan minat dan aktivitas
Sering bermain dengan teman lawan jenis
Menjadi lebih mandiri dalam bermain
Mulai membentuk kelompok-kelompok
Masih dipengaruhi oleh pendapat dari teman sebaya
B. Perkembangan Emosi
Emosi berasal dari kata « Emostus » atau « Emovere » atau mencerca yang
berarti sesuatu yang mendorong untuk tertawa . atau dengan perkataan lian emosi
didefenisikan sebagai suatu keadaan begejolak penyesuaian diri yang berasal dari
dalam dan melibatkan hampir keseluruhan individu,
Dalam Makna yang paling harpiah, Oxford English Dictionary mendefenisikan
emosi sebagai setiap kegiatan atau pergolakan pikiran, nafsu, perasaan, setiap
keadaan mental yang hebat da meluap-luap.Secara Umum emosi mempunyai fungsi
untuk mencapai sesuatu pemuasan atau perlindungan diri atau bahkan kesejahteraan
pribadi pada saat berhadapan dengan lingkungan atau objek tertentu. Emosi dapat
Artikel : FUNGSI BERMAIN DALAM PENGEMBANGAN SOSIO EMOSIONAL ANAK
8
juga dikataka sebagai alat yang merupakan wujud dari perasaan yang kuat.Salovey
(Goleman, 2000 :57) membagi lima aspek kecerdasan emosi atau kemampuan emosi
yaitu : 1). Kesadaran diri, 2) Mengelola emosi, 3). Memanfaatkan emosi secara
produktf/motivasi diri sendiri, 4). Empati 5). Membina hubungan.
Kesadaran diri mengenai perasaan sewaktu perasaan itu terjadi yang merupakan
dasar kecerdasan emosional. Mengelola emosi yang berarti menangani persaan agar
perasaan dapat diungkapkan dengan tepat yang merupakan kecakapan yang
bergantungpada kesadarn diri. Orang yang mampu mengelola akan memiliki
kemampuan untuk menghibur diri sendiri, melepaskan kecemasan, melepaskan
kemurungan, dan melepaskan ketersinggungan. Mengenai memotivasi diri sendiri
merupakan kemampuan menata emosi dengan alat untuk mencapai tujuan adalah hal
yang sangat penting dalam kaitan untuk memberi perhatian, untuk memotivasi diri
sendiri dan menguasai diri sendiri dan untuk berkreasi. Kendali diri emosional
menahan diri terhadap kepuasan dan mengendalikan dorongan hati adalah landasan
keberhasilan dalam berbagai bidang. Kemudian empati kemampuan yang juga
bergantung pada kesadaran emosional, merupakan « keterampilan bergaul », Orang
empatik lebih mampu menangkap sinyal-sinyal sosial yang tersembunyi yang
mengisyaratkan apa-apa yang dibutuhkan orang lain. Membina hubungan, sebagian
besar merupakan kemampuan mengelola emosi orang lain.
Dalam perkembangan emosional bayi bereaksi terhadap emosi apapun
dengan tangisan yang tidak dibedakan untuk mencerminkan berbagai emosi. Dalam
beberapa bulan kemudian bayi mulai menjerit dengan penuh kemarahan meskipun
tidak mengeluarkan air mata dimana hal ini disebabkan oleh adanya kesakitan fisik.
Beberapa peneliti yaitu Thomas dan Chess dalam Catron dan Allen,1999 dikutip
oleh Nurani Sujiono (2009:76)) menemukan bahwa anak-anak mempunyai perangai
yang baik di waktu muda maka akan memiliki kestabilan emosi dari waktu kewaktu:
perangainya memberikan pengaruh terhadap lingkungan.
Pada saat anak mencapai usia tiga tahun, mereka sudah menumbuhkan
beberapa sikap toleransi untuk mengatasi hal keputus asaan . mereka sudah dapat
menunggu untuk jangka waktu singkat. Jika ibu mereka menjelaskan bahwa makan
malam akan segera siap, maka mereka sudah dapat bersikap sabar untuk
menantikan hal tersebut.
Artikel : FUNGSI BERMAIN DALAM PENGEMBANGAN SOSIO EMOSIONAL ANAK
9
Anak yang berusia tiga dan empat tahun menyenangi kejutan-kejuta dan
juga peristiwa roman. Mereka memerlukan keamanan dengan mengetahuia
bahwa ada suatu struktur dalam kehidupan sehari-hari mereka, bahwa mareka
bermain, memiliki beberapa makanan kecil, pada anak usia tiga dan empat tahun
juga mulai mengembangkan selera humor. Mereka sering tertawa ketika
mendengar suatu kata yang mengeluarkan bunyi yang lucu atau ketika mereka
melihat suatu hal yang ganjil dan tidak pantas. Mereka tidak merasa malu ketika
mereka tertawa pada saat yang tidak tepat sebab mereka tidak bisa meneliti
perilaku mereka sendiri dalam rangka menentukan apakah perilaku tersebut
adalah sesuai atau tidak.
Bagi anak yang berada di bangku Taman Kanak-kanak dan kelas satu,
sudah dapat menyatakan atau melabelkan suatu emosi yang luas. Mereka dapat
menguraikan rasa sediha yang mereka alami, rasa amarah, atau perasaan senang
dan juga menguraikan suatu situasi yang merupakan emosi yang dihasilkan
anak-anak yang lain. Anak yang berusia lima dan enam tahun juga sudah mulai
mengembangkan suara hati dan suatu perasaan benar atau salah. Anak yang
berusia lima atau enam tahun mengekspresikan rasa humor mereka lewat lelucon
atau kata-kata yang tidak masuk akal. Mereka sering menceritakan suatu lelucon
tanpa menceritakan bagian inti dari cerita tersebut dan masih menertawakan
cerita mereka sendiri. Mereka juga mempunyai kesenangan yang besar dengan
menciptakan kata-kata omong kosong atau membuat sajak dengan kata kata lain.
Anak-anak yang berusia tujuh dan delapan tahun mulai mencoba kembali
untuk memperoleh kendali lebih baik lagi dari tanggapan emosional mereka.
Mereka sangat sedikit menuruti kata hati dibandingkan dengan anak-anak yang
berusia lebih muda. Mereka mempunyai tanggapan yang kuat terhadap individu
yang lain dan pada umumnya seperti tidak menyukai anak-anak lain dengan
waktu cukup singkat. Anak berusia tujuh dan delapan tahun mulai menunjukkan
ketekunan didalam usaha yang mereka lakukan untuk mencapai tujuan mereka.
Ini sering menyebabkan orang tua kesal dimana ketika anak meminta orang tua
untuk melakukan suatu hal secara berulang kali, lalu setelah itu perlakuan
tersebut ditolak mereka. Pada usia ini anak-anak mengembangkan sikap empati
Artikel : FUNGSI BERMAIN DALAM PENGEMBANGAN SOSIO EMOSIONAL ANAK
10
yang lebih, pengenalan bagi orang lain dan juga merasa bersalah ketika mereka
melukai orang lain, baik secara fisik maupun emosional.
2.3. Fungsi Bermain Menurut Perkembangan Sosio-Emosional Anak
Setelah kita merunut perkembangan sosial dan emosional anak yang
menjadi perhatian besar dalam pembahasan makalah ini adalah bagaimana
konsep dan peran bermain dapat berguna untuk perkembangan sosio emosional
anak, seperti yang kita ketahui sosio emosional merupakan hal yang paling
penting dimana anak dapt bersosial dengan anak lain dan orang lain dengan
emosi yang baik melalui pengungkapan bahasa yang dapat dimengerti oleh
orang disekitarnya, dan perkembangan sosio emosional ini bisa dikembangkan
melalui kegiatan sehari-hari anak dalam bermain.
Pada dasarnya bermain memiliki tujuan utama yakni memelihara
perkembangan dan pertumbuhan optimal anak usia dini melalui pendekatan
bermain yang kretaif dan terintegrasi dengan lingkungan bermain anak.
Penekanan dari bermain adalah perkembangan inisiatif dari anak-anak. Semua
anak usia dini memiliki potensi inisiatif tetapi perkembangan inisiatif sangat
individual dan bervariasi antar yang satu dengan yang lainnya (Catron dan Allen
dalam Sujiono 2009:145).
Perkembangan inisiatif
Pada periode ini anak mulai berkembang ke arah pembentukan kemampuan
sosialisasi, pemahaman perasaan, menumbuhkan pemahaman atas ide, waktu,
hubunggan dan bahasa. Pada periode ini merupakan saat pengetesan kemampuan baru
dengan situasi yang baru
Teman hayalan
Pada periode ini anak mempunyai teman fantasy yang pintar dan bisa melakukan
banyak hal yang anak inginkan. Anak cenderung mengidolakan bahkan meniru apa
yang di bayangkan oleh anak. Teman hayalan ini biasanya hilang seiring usia dan usia
Artikel : FUNGSI BERMAIN DALAM PENGEMBANGAN SOSIO EMOSIONAL ANAK
11
sekolah menjelang.
Pada masa ini rasa humor dan kemampuan untuk menunjukan rasa empati. Pada
saat ini pula anak sudah bisa mengetahui bahwa kejadian yang sama dapat
menimbulkan perasaan yang berbeda contohnya bila pertandingan menang maka anak
akan tahu yang menang akan bahagia dan yang kalah akan sedih.
Pada periode ini juga merupakan periode dimana anak mengembangkan
persahabatan dengan anak yang lainya. Persahabatan terbentuk untuk mendapatkan
teman sepermainan dan sesama jenis. Permainan yang bersifat kerjasama (cooperative
plays) juga mulai ditemukan.
Elkonin dalam Catron dan Allen oleh Sujiono (2009: 155) salah seorang murid
dari Vygotsky menggambarkan empat prinsip bermain, yaitu : (1). Dalam bermain anak
mengembangkan system untuk memahami apa yang sedang terjadi dalam rangka
mencapai tujuan yang lebih kompleks; (2). Kemampuan untuk menempatkan perspektif
orang lain melalui aturan-aturan dan menegosiasikan aturan bermain; (3). Anak
menggunakan replica untuk menggantikan objek nyata lalu mereka menggunakan objek
baru yang berbeda. Kemampuan menggunakan symbol termasuk kedalam
perkembangan berfikir abstrak dan imajinasi; (4). Kehati-hatian dalam bermain
mungkin terjadi, karena anak perlu mengikuti aturan permainan yang telah ditentukan
bersama teman mainnya.
Untuk mendukung hal tersebut anak dapat melakukan pembelajaran yang
situasinya merupakan khayalan anak tersebut atau yang biasa disebut dengan bermain
sosio drama, bermain pura-pura, atau bermain drama, hal ini merupakan bagian dari
tahapan bermain menurut Piaget dan Smilansky dalam Docket dan Fleerr dalam Sujiono
(2009 : 119) yaitu :
1. Bermain Fungsional
Bermain seperti ini berupa gerakan-gerakan sederhana yang berulang-ulang
contohnya: berlari-lari mendorong dan menarik mobil-mobilan
2. Bermain Membangun (Constructive Play)
Artikel : FUNGSI BERMAIN DALAM PENGEMBANGAN SOSIO EMOSIONAL ANAK
12
Kegiatan bermain ini untuk membentuk sesuatu, menciptakan bangunan dengan
alat permainan yang tersedia contohnya menyusun puzzle, lego atau balok kayu.
3. Bermain Pura-pura (Make-Believe Play)
Anak menirukan kegiatan orang yang dijumpainya sehari-hari atau berperan
memainkan tokoh-tokoh dalam film kartun atau dongeng. Dan bermain dalam
pura-pura ini dalam teori Smilansky adalah yang disebut Dramatic Play, dimana
anak melakukan peran imajinatif atau memerankan tokoh yang dikenalnya
melalui dongeng /cerita lebih ditekankan pada bermain makro. Contoh dokter-
dokteran, polisi-polisian, atau meniru tukang bakso.
4. Bermain dengan Peraturan (game with rules)
Dalam kegiatan bermain ini, anak sudah memahami dan bersedia mematuhi
peraturan permainan. Aturan permainan pada awalnya dapat dan boleh diubahnya sesuai
dengan kesepakatan orang yang terlibat dalam permainan asalkan tidak menyimpang
jauh dari aturan umumnya, misalnya bermain kartu domino, bermain tali dan monopoli.
Menurut H. Hetzer ( Jerman ), macam - macam permainan pada anak dapat dibedakan
menjadi lima macam, yaitu : permainan fungsi ( dengan gerakan gerakan tubuh, anggota
badan), permainan konstruktif ( mobil - mobilan dari tanah, kuda - kudaan dari pelepah
pisang,dll ), permainan reseptif ( mis, sambil mendengar cerita atau melihat gambar,
anak berfantasi dan menerima kesan - kesan yang membuat jiwanya sendiri aktif),
permainan peranan ( anak memegang peranan sebagai apa yang sedang dimainkan,
contoh bermain sebagai dokter ), permainan sukses ( yang diutamakan adalah prestasi
sehinggga diperlukan keberanian, ketangkasan, kekuatan, dan lain-lain. Contoh meniti
jembatan, meloncati parit, memanjat pohon).
Dalam teori tahapan bermain oleh Smilansky, fungsi bermain bagi
perkembangan sosio emosional anak dapat dikembangkan lebih dominan pada tahapan
bermain pura pura (Dramatic Play) karena bermain melalui Dramatic Play sangat
penting dalam mengembangkan kreativitas, intelektual, bahasa dan keterampilan sosial
dan emosional. Tidak semua anak memiliki pengalaman Dramatic Play. Dan pada
dramatic play ini anak akan dapat belajar bagaimana berprilaku sosial yang baik, yang
mana Sebagian dari bentuk perilaku sosial yang berkembang pada masa kanak-kanak
awal, merupakan perilaku yang terbentuk atas dasar landasan yang diletakkan pada
masa bayi. Sebagian lainnya merupakan bentuk perilaku sosial baru yang mempunyai
Artikel : FUNGSI BERMAIN DALAM PENGEMBANGAN SOSIO EMOSIONAL ANAK
13
landasan baru. Banyak di antara landasan baru ini dibina oleh hubungan sosial dengan
teman sebaya di luar rumah dan hal-hal yang diamati anak dari tontonan televisi atau
buku komik. Pola perilaku dalam situasi sosial banyak yang nampak tidak sosial atau
bahkan anti sosial, tetapi masing-masing tetap penting bagi proses sosialisasi. Landasan
yang diletakkan pada masa kanak-kanak awal akan menentukan cara anak
menyesuaikan diri dengan orang lain. Pola perilaku sosial menurut Elizabeth. B.
Hurlock (1978 : 239) terbagi atas dua kelompok, yaitu pola perilaku yang sosial dan
pola perilaku yang tidak sosial. Pola perilaku yang termasuk dalam perilaku sosial
adalah :
1. Kerja sama. Sekelompok anak belajar bermain atau bekerja bersama dengan
anak lain. Semakin banyak kesempatan untuk melakukan sesuatu bersama-sama,
semakin cepat mereka belajar melakukannya dengan bekerja sama.
2. Persaingan. Persaingan merupakan dorongan bagi anak-anak untuk berusaha
sebaik-baiknya, hal itu akan menambah sosialisasi mereka. Jika hal itu
diekspresikan dalam pertengkaran dan kesombongan, dapat mengakibatkan
timbulnya sosialisasi yang buruk yang dialami anak.
3. Kemurahan hati. Kemurahan hati, terlihat pada kesediaan untuk berbagi sesuatu
dengan anak lain meningkat dan sikap mementingkan diri sendiri semakin
berkurang setelah anak belajar bahwa kemurahan hati menghasilkan penerimaan
sosial.
4. Hasrat akan penerimaan sosial. Jika hasrat pada diri anak untuk diterima kuat,
hal itu mendorong anak untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan sosial. Hasrat
untuk diterima oleh orang dewasa biasanya timbul lebih awal dibandingkan
dengan hasrat untuk diterima oleh teman sebaya.
5. Simpati. Anak kecil tidak mampu berperilaku simpati sampai mereka pernah
mengalami situasi yang mirip dengan dukacita. Anak mengekspresikan simpati
dengan berusaha menolong atau menghibur seseorang yang sedang bersedih.
6. Empati. Empati adalah kemampuan meletakkan diri sendiri dalam posisi orang
lain dan menghayati pengalaman orang tersebut. Hal ini dapat berkembang pada
anak jika anak dapat memahami ekspresi wajah atau maksud pembicaraan orang
lain.
Artikel : FUNGSI BERMAIN DALAM PENGEMBANGAN SOSIO EMOSIONAL ANAK
14
7. Ketergantungan. Ketergantungan terhadap orang lain dalam hal bantuan,
perhatian, dan kasih sayang mendorong anak untuk berperilaku dalam cara yang
diterima secara sosial. Anak akan berusaha menunjukkan perilaku sosial yang
dapat diterima agar dapat memenuhi keinginannya.
8. Sikap ramah. Anak kecil memperlihaan sikap ramah melalui kesediaannya
melakukan sesuatu untuk orang lain atau anak lain dan dengan mengekspresikan
kasih sayang kepada mereka.
9. Sikap tidak mementingkan diri sendiri. Anak perlu mendapat kesempatan dan
dorongan untuk membagi apa yang mereka miliki. Belajar memikirkan orang
lain dan berbuat untuk orang lain.
10. Meniru. Dengan meniru orang yang diterima baik oleh kelompok sosial, anak-
anak memperoleh kesempatan untuk mengembangkan sifat dan meningkatkan
penerimaan kelompok terhadap diri mereka.
11. Perilaku kelekatan (attachment behavior). Dari landasan yang diberikan pada
masa bayi, yaitu ketika bayi mengembangkan kelekatan yang hangat dan penuh
cinta kasih kepada ibu atau pengganti ibu, anak kecil mengalihkan pola perilaku
ini kepada anak atau orang lain dan belajar membina persahabatan dengan
mereka.
Pada intinya bermain melalui Dramatic play dan game with rules anak dapat
mengembangkan kemampuannya dalam menyelesaikan masalah, belajar menampilkan
peran yang dapat diterima lingkungannya dan juga keterampilan bersosialisasi agar
kelak mampu menyesuaikan diri dengan kelompok sosial dimasyarakat ataupun teman
sebayanya.
Kemampuan anak untuk menciptakan kaitan antar berbagai ide sehingga mampu
berpikir secara logis dan sesuai dengan realitas. Mampu mengekspresikan berbagai
emosi dalam bermain, memprediksi perasaan dan akiba' dari suatu aktifitas, mengenal
konsep ruang, waktu serta bisa memecahkan masalah secara verbal dan memiliki
pendapatnya sendiri. Bila anak bisa mencapai kemampuan ini maka ia akan siap belajar
berpikir abstrak dan mempelajari strategi berpikir.
Artikel : FUNGSI BERMAIN DALAM PENGEMBANGAN SOSIO EMOSIONAL ANAK
15
1) Bermain pura-pura dengan mengkaitkan sedikitnya 2 ide secara logis, walau
kadang-kadang ide itu sendiri tidak realistik (misalnya dengan mobil berkunjung
ke bulan, dengan cara terbang cepat sekali)
2) Mengembangkan ide bermain pura-pura orang dewasa (misalnya anak memasak
sup, ditanya apa yang dimasak, dijawabnya "batu-batu dan ranting-ranting")
3) Berbicara dengan ide-ide yang saling terkait secara logis dan realistik ("nggak
mau tidur, mau nonton tv")
4) Menutup sedikitnya 2 siklus konunikasi verbal ("mau pergi ke luar" ditanya
kenapa, dijawabnya "mau main")
5) Berkomunikasi secara logis, mengaitkan sedikitnya 2 ide mengenai intensi,
keinginan, kebutuhan, perasaan dengan kata-kata, beberapa gestures (pura-pura
jadi anjing yang marah) dan sentuhan (sering memeluk sebagai bagian dari
drama ketika anak menjadi ayah)
6) Bermain motorik dan spasial dengan aturan (bergantian meluncur)
7) Menggunakan permainan pura-pura atau kata-kata untuk mengkomunikasikan
sedikitnya 2 ide yang terkait secara logis mengenai emosi:
kedekatan (boneka terluka, ibu mengobati),
kegembiraan dan kegairahan (mengatakan istilah 'kamar mandi' lalu
tertawa),
rasa ingin tahu yang asertif ( tentara yang baikditugaskan mencari
putri yang hilang),
takut (monster menakut-nakuti anak kecil),
marah (tentara yang baik melawan yang jahat),
pembatasan (tentara hanya boleh memukul orang jahat karena
peraturan)
8). Pulih dari rasa tidak senang dengan bermain pura-pura yang memiliki keurutan logis,
kadang mengisyaratkan cara menghadapi masalah (misalnya, anak menjadi guru
yang sok mengatur kelas)
Artikel : FUNGSI BERMAIN DALAM PENGEMBANGAN SOSIO EMOSIONAL ANAK
16
2.4 . Prosedur Pengembangan Bermain Untuk Perkembangan Sosio Emosional di
PAUD
Bermain bagi anak merupakan kegiatan yang dapat disamakan dengan bekerja
pada orang dewasa. Bermain memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap
perkembangan seorang anak.
Cosby dan Sawyer (1995: 85) menyatakan bahwa permainan secara langsung
mempengaruhi seluruh area perkembangan anak dengan memberikan kesempatan bagi
anak untuk belajar tentang dirinya, orang lain, dan lingkungannya. Permainan
memberikan anak-anak kebebasan untuk berimajinasi, menggali potensi diri/bakat
untuk berkreativitas. Motivasi bermain anak-anak muncul dari dalam diri mereka
sendiri, mereka bermain untuk menikmati aktivitas mereka, untuk merasakan bahwa
mereka mampu, dan untuk menyempurnakan apa saja yang telah ia dapat baik yang
telah mereka ketahui sebelumnya juga hal-hal yang baru.
Agar fungsi bermain dapat terlaksana dengan baik, Jeffree, McConkey dan
Hewson dalam Sujiono (2010: 37) berpendapat bahwa terdapat enam karakterisktik
kegiatan bermain pada anak yang perlu dipahami oleh stimulator, sebagai berikut :
1. Bermain datang dari dalam anak artinya, keinginan bermain harus muncul dari
dalam diri anak sehingga anak dapat menikmati dan bermain sesuai dengan
caranya sendiri. Itu artinya bermain dilakukan dengan sukarela, bukan paksaan.
2. Bermain harus terbebas dari aturan yang mengikat, karena bermain adalah suatu
kegiatan untuk dinikmati, anak memiliki cara bermainnya sendiri. Oleh karena
itu bermain pada anak selalu menyenangkan, mengasyikkan dan menggairahkan.
3. Bermain adalah aktivitas nyata atau sesungguhnya, oleh karenanya bermain
melibatkan partisipasi aktif baik secara fisik maupun mental, seperti saat anak
bereksplorasi dengan bermain air.
4. Bermain fokus pada proses daripada hasilnya artinya, dalam bermain anak
mengenal dan mengetahui apa yang ia mainkan dan mendapat keterampilan
baru.
5. Bermain didominasi oleh pemain dimana, pemainnya adalah anak itu sendiri,
bukan didominasi oleh orang dewasa.
6. Bermain melibatkan pemain secara aktif, artinya anak sebagai pemain harus
terjun langsung dalam bermain. Jika anak pasif dalam bermain maka ia tidak
Artikel : FUNGSI BERMAIN DALAM PENGEMBANGAN SOSIO EMOSIONAL ANAK
17
akan memperoleh pengalaman baru karena bagi anak bermain adalah bekerja
untuk mendapatkan pengetahuan dan keterampilan baru.
Permainan dan bermain mempunyai arti dan nilai tersendiri bagi anak.
Permainan mempunyai arti sebagai sarana mensosialisasikan anak, artinya permainan
dipergunakan untuk sarana membawa anak ke alam masyarakat, mengenalkan anak
menjadi anggota suatu masyarakat, mengenal dan menghargai masyarakat manusia.
Permainan sebagai sarana untuk mengukur kemampuan dan potensi diri anak. Anak
akan menguasai berbagai macam benda, memahami sifat sifatnya maupun peristiwa
yang berlangsung didalam lingkungannya. Dalam situasi bermain, anak akan
menunjukkan bakat, fantasi dan kecenderungan kecenderungannya. Ditengah - tengah
situasi bermain, anak menghayati macam macam emosi misalnya gembira, senang,
tegang dan lain - lain. Permainan merupakan alat pendidikan, karena memberi rasa
kepuasan, kegembiraan dan kebahagiaan. Permainan memberikan kesempatan pra
latihan untuk mengenal aturan - aturan, mematuhi norma - norma dan larangan -
larangan dan bertindak secara jujur maupun setia ( loyal ). Dalam permainan, anak
menggunakan semua fungsi kejiwaan dan jasmaniah dengan suasana kesungguhan.
Fungsi bermain bagi anak
1. Mengembangkan fungsi sensoris motoris
2. Mengembangkan fungsi kognitif
3. Mengembangkan fungsi social
4. Mengembangkan kesadaran diri
5. Mengembangkan moral
6. Mengembangkan kreativitas
Pada Proses pengembangannya bermain yang baik bagi perkembangan sosio-
emosional di PAUD, dalam pengembangan emosi Melalui bermain anak dapat belajar
menerima, berekspresi dan mengatasi masalah dengan cara yang positif. Bermain juga
memberikan kesempatan pada anak untuk mengenal diri dan untuk mengembangkan
perilaku yang memuaskan hidup, dan dalam membangun sosialisasi, bermain
memberikan jalan bagi perkembangan sosial anak ketika berbagi pengembangan
kemampuan bersosialisasi dan memperluas empati pada orang lain serta mengurangi
Artikel : FUNGSI BERMAIN DALAM PENGEMBANGAN SOSIO EMOSIONAL ANAK
18
egosentrisme. Bermain dapat menumbuhkan dan meningkatkan rasa sosialisasi anak.
Melalui bermain anak dapat belajar perilaku proposional seperti menunggu giliran, kerja
sama, saling bantu dan berbagi, agar dapat mengembangkan aspek siso dan emosional
prmbrlajaran Di PAUD dapat mengadopsi permainan tradisional yang sering kita
jumpai dan kita mainkan saat kecil.
Congklak
Permainan congklak menggunakan papan permainan yang memiliki 14 lubang dan 2
lubang induk yang ukurannya lebih besar. Dimainkan oleh 2 orang. Satu lubang induk
terletak pada ujung papan dan lubang induk lainnya terletak di ujung lainnya. Di antara
kedua lubang induk terdapat 2 baris yang tiap barisnya berisi 7 lubang yang jumlahnya
14 lubang.
Cara bermain:
Tiap lubang kecil diisi dengan 7 biji yang biasanya terbuat dari kerang atau plastik.
Kecuali lubang induk yang dibiarkan kosong. Setelah menentukan siapa yang akan
mulai lebih dulu, maka permainan dimulai dengan memilih salah satu lubang dan
menyebarkan biji yang ada di lubang tersebut ke tiap lubang lainnya searah jarum jam.
Masing-masing lubang diisi dengan 1 biji. Bila biji terakhir jatuh di lubang yang ada
biji-bijian lain maka biji yang ada di lubang tersebut diambil lagi untuk diteruskan
mengisi lubang-lubang selanjutnya. Jangan lupa untuk mengisikan biji ke lubang induk
kita setiap melewatinya. Sedangkan lubang induk lawan tidak perlu diisi.
Artikel : FUNGSI BERMAIN DALAM PENGEMBANGAN SOSIO EMOSIONAL ANAK
19
Bila biji terakhir ternyata masuk dalam lubang induk kita, berarti kita bisa
memilih lubang lainnya untuk memulai lagi, tetapi bila ternyata saat biji terakhir
diletakkan pada salah satu lubang kosong, berarti giliran untuk lawan kita. Bila
lubang tempat biji terakhir itu ada di salah satu dari 7 lubang yang ada di baris
kita, maka biji yang ada di seberang lubang tersebut beserta 1 biji terakhir yang
ada di lubang kosong akan menjadi milik kita dan akan masuk dalam lubang
induk kita.
Setelah semua baris kosong, maka permainan dimulai lagi dengan mengisi 7
lubang milik kita, masing-masing dengan 7 biji dari biji yang ada di lubang
induk kita. Dimulai dari lubang yang terdekat dengan lubang induk, bila tidak
mencukupi maka lubang lainnya dibiarkan kosong dan selama permainan tidak
boleh diisi.
Gasing
Gasing menggunakan mainan yang terbuat dari kayu berbentuk kerucut dan tali.
Cara bermain:
Memainkannya adalah dengan memutarnya, dengan cara melilitkan tali pada
ujung kerucut, kemudian dilemparkan ke bawah sampai tali tertarik dan gasing
berputar. Lemparan juga boleh diarahkan ke gasing lain agar terjatuh. Dibuat
lingkaran untuk arena melemparkan gasing. Gasing yang berputar tidak boleh
keluar dari lingkaran tersebut. Gasing yang berputar paling lama adalah
pemenangnya.
Bekel
Permainan bekel menggunakan bola berwarna-warni yang terbuat dari karet dan biji
berbentuk khusus yang terbuat dari kuningan.
Cara bermain:
Artikel : FUNGSI BERMAIN DALAM PENGEMBANGAN SOSIO EMOSIONAL ANAK
20
Setelah menentukan giliran siapa yang mulai lebih dulu, permainan dimulai
dengan melemparkan bola keatas dan menghamparkan biji. Setelah bola
memantul sekali, bola harus diambil kembali.
Kemudian, pemain harus mengambil satu per satu biji yang terhampar secara
langsung. Setelah terambil semua, biji dihamparkan kembali dan diambil kali ini
sekaligus dua buah biji. Begitu selanjutnya sampai sejumlah biji yang
dimainkan. Setalah mengambil biji secara langsung selesai, maka kini pemain
harus mengubah biji menjadi bentuk tertentu sebelum diambil. Urutan posisinya
adalah pit (bentuk seperti kursi), ro (kebalikan posisi pit), cin (singkatan licin
yaitu posisi miring tanpa ada bintik di permukaan biji) dan peng (singkatan
bopeng yaitu posisi miring dengan ada bintik di permukaan biji). Biji yang
dipergunakan umumnya berjumlah 6 sampai 10 biji.
Pemain akan kehilangan gilirannya apabila bola memantul lebih dari sekali,
tidak dapat menangkap bola, lupa mengubah salah satu biji menjadi posisi
tertentu saat sudah mencapai tahap pit, ro, cin atau peng, atau menyentuh biji
lain saat mengambil biji yang harus diambil. Pemenangnya adalah yang
mencapai tahap paling tinggi.
Petak Umpet
Petak umpet dimainkan oleh banyak anak.
Cara bermain:
Satu orang pemain yang kalah akan menutup matanya pada salah satu tempat
yang dianggap sebagai benteng, sementara yang lain mencari tempat untuk
bersembunyi. Setelah menghitung sampai jumlah tertentu, maka mulailah
pemain yang menutup mata tersebut mencari tiap orang yang bersembunyi.
Artikel : FUNGSI BERMAIN DALAM PENGEMBANGAN SOSIO EMOSIONAL ANAK
21
Bila telah menemukan orang yang bersembunyi, pencari ini harus cepat-cepat
berlari ke benteng sambil menyebut nama orang yang ketahuan
persembunyiannya. Begitu juga dengan anak yang ketahuan, karena bila berhasil
lebih dulu menyentuh benteng, maka pada tahap selanjutnya dia tidak akan jaga.
Anak lain yang bersembunyi dapat pula menyentuh benteng agar tidak jaga pada
tahap selanjutnya, asalkan tidak ketahuan dengan pencari.
Setelah semua telah ketahuan persembunyiannya, maka pencari akan menutup
matanya kembali pada benteng dan anak-anak lain membentuk barisan di
belakangnya. Pencari akan menyebut salah satu nomor. Anak yang ada di urutan
nomor yang disebut akan menjadi pihak yang kalah bila tadi dia tidak berhasil
lebih dulu mencapai benteng. Sedangkan bila anak pada urutan yang disebut
ternyata adalah anak yang berhasil mencapai benteng lebih dulu pada saat
ketahuan tempat persembunyiannya, maka si pencari tetap dalam posisi kalah
dan permainan dilanjutkan.
Petak Jongkok
Petak jongkok dimainkan oleh banyak anak dan tidak memerlukan alat bantu.
Cara bermain:
Tentukan satu orang yang akan mengejar. Untuk menghindari pengejar, setiap
anak boleh jongkok. Bila jongkok berarti dia tidak dapat disentuh oleh pengejar.
Anak yang berdiri dapat membangunkan anak yang jongkok. Tetapi, anak yang
terakhir jongkok berarti akan menjadi pengejar menggantikan pengejar yang
lama. Begitu juga dengan anak yang tidak jongkok namun berhasil disentuh oleh
pengejar akan menjadi pengejar selanjutnya.
Artikel : FUNGSI BERMAIN DALAM PENGEMBANGAN SOSIO EMOSIONAL ANAK
22
BAB III
KESIMPULAN
Bermain adalah tindakan atau kesibukan suka rela yang dilakukan dalam batas -
batas tempat dan waktu, berdasarkan atuan - aturan yang mengikat tetapi diakui secara
sukarela dengan tujuan yang ada dalam dirinya sendiri, disertai dengan perasaan tegang
dan senang serta dengan pengertian bahwa bermain merupakan suatu yang lain dari
biasa. Dengan bermain anak memenuhi kepuasan fisik, emosi, sosial dan perkembangan
mental. Sehingga anak dapat mengekspresikan perasaannya baik itu perasaan kekuatan,
kesepian, fantasi ataupun menunjukkan kreatifitasnya.
Vygotsky menggambarkan empat prinsip bermain, yaitu : (1). Dalam
bermain anak mengembangkan system untuk memahami apa yang sedang terjadi dalam
rangka mencapai tujuan yang lebih kompleks; (2). Kemampuan untuk menempatkan
perspektif orang lain melalui aturan-aturan dan menegosiasikan aturan bermain; (3).
Anak menggunakan replica untuk menggantikan objek nyata lalu mereka menggunakan
objek baru yang berbeda. Kemampuan menggunakan symbol termasuk kedalam
perkembangan berfikir abstrak dan imajinasi; (4). Kehati-hatian dalam bermain
mungkin terjadi, karena anak perlu mengikuti aturan permainan yang telah ditentukan
bersama teman mainnya. Untuk mendukung hal tersebut anak dapat melakukan
pembelajaran yang situasinya merupakan khayalan anak tersebut atau yang biasa
disebut dengan bermain sosio drama, bermain pura-pura, atau bermain drama.
Kemampuan anak untuk menciptakan kaitan antar berbagai ide sehingga mampu
berpikir secara logis dan sesuai dengan realitas. Mampu mengekspresikan berbagai
emosi dalam bermain, memprediksi perasaan dan akiba' dari suatu aktifitas, mengenal
konsep ruang, waktu serta bisa memecahkan masalah secara verbal dan memiliki
pendapatnya sendiri. Bila anak bisa mencapai kemampuan ini maka ia akan siap belajar
berpikir abstrak dan mempolajari strategi berpikir.
Artikel : FUNGSI BERMAIN DALAM PENGEMBANGAN SOSIO EMOSIONAL ANAK
23
Kemampuan yang dimiliki:
1. Bermain pura-pura dengan mengkaitkan sedikitnya 2 ide secara logis,
walaukadang-kadang ide itu sendiri tidak realistik (misalnya dengan
mobil berkunjung ke bulan, dengan cara terbang cepat sekali)
2. Mengembangkan ide bermain pura-pura orang dewasa (misalnya anak
memasak sup, ditanya apa yang dimasak, dijawabnya "batu-batu dan
ranting-ranting")
3. Menggunakan permainan pura-pura atau kata-kata untuk
mengkomunikasikan sedikitnya 2 ide yang terkait secara logis mengenai
emosi
Dalam permainan, anak menggunakan semua fungsi kejiwaan dan jasmaniah
dengan suasana kesungguhan.
Fungsi bermain bagi anak
5. Mengembangkan fungsi sensoris motoris
6. Mengembangkan fungsi kognitif
7. Mengembangkan fungsi social
8. Mengembangkan kesadaran diri
7. Mengembangkan moral
8. Mengembangkan kreativitas
Pada Proses pengembangannya bermain yang baik bagi perkembangan sosio-
emosional di PAUD, dalam pengembangan emosi Melalui bermain anak dapat
belajar menerima, berekspresi dan mengatasi masalah dengan cara yang positif.
Bermain juga memberikan kesempatan pada anak untuk mengenal diri dan untuk
mengembangkan perilaku yang memuaskan hidup, dan dalam membangun
sosialisasi, bermain memberikan jalan bagi perkembangan sosial anak ketika
berbagi pengembangan kemampuan bersosialisasi dan memperluas empati pada
orang lain serta mengurangi egosentrisme. Bermain dapat menumbuhkan dan
meningkatkan rasa sosialisasi anak. Melalui bermain anak dapat belajar perilaku
Artikel : FUNGSI BERMAIN DALAM PENGEMBANGAN SOSIO EMOSIONAL ANAK
24
proposional seperti menunggu giliran, kerja sama, saling bantu dan berbagi, agar
dapat mengembangkan aspek siso dan emosional
Artikel : FUNGSI BERMAIN DALAM PENGEMBANGAN SOSIO EMOSIONAL ANAK
25
Daftar Pustaka
Sujiono, Yuliani Nurani. Konsep Dasar Pendidikan PAUD. Jakarta :
Indeks , 2009
Sujiono, Yuliani Nurani. Bermain Kreatif Berbasis Kecerdasan Jamak.
Jakarta: Indeks, 2010
Docket, Sue dan Marylin Fleer. Play and Pedagogy In Early Childhood-
Bending The Rules. Sidney: Harcourt, 2000.