ii tinjauan pustaka 2.1. itik 2.1.1. definisi dan...

24
II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Itik 2.1.1. Definisi dan Taksonomi Itik Itik adalah jenis unggas air yang tergolong dalam ordo Anseriformes, family Anatidae, genus Anas dan termasuk spesies Anas javanica. Proses domestikasi membentuk beberapa variasi dalam besar tubuh, konformasi, dan warna bulu. Perubahan ini diperkirakan akibat campur tangan manusia untuk mengembangkan ternak itik dengan tujuan khusus dan juga karena jauhnya jarak waktu domestikasi dengan waktu pengembangan (Chaves dan Lasmini, 1978). Taksonomi Itik Lokal Kingdom : Animalia Phylum : Veterbrata Class : Aves Ordo : Anseriformes Familia : Anatidae Genus : Anas Species : Anas Platyhyncos 2.1.2. Jenis Itik Itik asli Indonesia termasuk jenis Indian Runner (Anas plathyryncos). Secara morfologis Indonesia memiliki beberapa jenis itik lokal berdasarkan tempat berkembangnya (Simanjuntak, 2002). Bangsa itik domestikasi dibedakan 6 menjadi tiga yaitu: pedaging, petelur dan hiasan. Itik-itik yang ada sekarang

Upload: lekhanh

Post on 16-Apr-2018

255 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Itik 2.1.1. Definisi dan ...media.unpad.ac.id/thesis/200110/2012/200110120178_2_3627.pdf · dalam denogram jarak genetika antara itik Cihateup dengan itik-itik

10

II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Itik

2.1.1. Definisi dan Taksonomi Itik

Itik adalah jenis unggas air yang tergolong dalam ordo Anseriformes,

family Anatidae, genus Anas dan termasuk spesies Anas javanica. Proses

domestikasi membentuk beberapa variasi dalam besar tubuh, konformasi, dan

warna bulu. Perubahan ini diperkirakan akibat campur tangan manusia untuk

mengembangkan ternak itik dengan tujuan khusus dan juga karena jauhnya jarak

waktu domestikasi dengan waktu pengembangan (Chaves dan Lasmini, 1978).

Taksonomi Itik Lokal

Kingdom : Animalia

Phylum : Veterbrata

Class : Aves

Ordo : Anseriformes

Familia : Anatidae

Genus : Anas

Species : Anas Platyhyncos

2.1.2. Jenis Itik

Itik asli Indonesia termasuk jenis Indian Runner (Anas plathyryncos).

Secara morfologis Indonesia memiliki beberapa jenis itik lokal berdasarkan

tempat berkembangnya (Simanjuntak, 2002). Bangsa itik domestikasi dibedakan

6 menjadi tiga yaitu: pedaging, petelur dan hiasan. Itik-itik yang ada sekarang

Page 2: II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Itik 2.1.1. Definisi dan ...media.unpad.ac.id/thesis/200110/2012/200110120178_2_3627.pdf · dalam denogram jarak genetika antara itik Cihateup dengan itik-itik

11

merupakan keturunan dari Mallard berkepala hijau (Anas plathyrhynchos

plathyrhynchos).

2.1.2.1. Karakteristik Itik Cihateup

Itik Cihateup berasal dari Desa Cihateup, Kecamatan Rajapolah,

Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, hidup dan beradaptasi pada daerah

ketinggian 378 mdpl (Wulandari dkk., 2005; Matitaputty, 2012) dan sering

disebut dengan itik gunung. Itik Cihateup penyebarannya sudah sampai di

daerah Kabupaten Garut.

Itik Cihateup memiliki kemiripan dengan itik-itik lainnya yang ada di

Jawa, seperti itik Kerawang, itik Cirebon, maupun itik Tegal. Walaupun

demikian, secara genetik terdapat keragaman di antara itik-itik tersebut (Muzani,

2005). Lebih dekatnya kesamaan sifat antara itik Cihateup dengan beberapa itik

disekitar Jawa Barat dan Jawa Tengah dibandingkan dengan itik Alabio, sebab

dalam denogram jarak genetika antara itik Cihateup dengan itik-itik lokal yang

berasal dari Jawa Barat dan Jawa Tengah lebih dekat dibandingkan dengan itik

Alabio (Hetzel, 1985). Menurut (Brahmantiyo dkk., 2003) itik Cihateup asal

Jawa Barat memiliki hubungan kekerabatan agak jauh dengan itik Bali, itik

Alabio dan Khaki Campbell.

Itik Cihateup memiliki beberapa ukuran tubuh seperti ukuran lingkar dada

yang lebih besar dibandingkan itik Cirebon dan Mojosari dan itu dapat dijadikan

indikasi bahwa itik Cihateup memiliki potensi sebagai penghasil daging (Muzani,

2005). Itik Cihateup jantan umur potong 8 minggu sudah dapat menghasilkan

Page 3: II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Itik 2.1.1. Definisi dan ...media.unpad.ac.id/thesis/200110/2012/200110120178_2_3627.pdf · dalam denogram jarak genetika antara itik Cihateup dengan itik-itik

12

bobot potong 1323,87 g dengan bobot karkas 812,13 g (61,36%). Bagian yang

berdaging (paha dan dada) itik Cihateup dapat mencapai 27,14% dan 24,97%,

bagian paha itik Cihateup lebih besar dibandingkan dengan itik Alabio (25,22%)

(Matitaputty, 2011).

Panjang leher dan panjang tulang sayap merupakan penciri utama untuk

ukuran tubuh pada itik Cihateup jantan maupun betina, dengan adanya korelasi

positif antara panjang leher, panjang tulang sayap dan ukuran tubuh (Wulandari,

2005). Potensi dan pengembangan itik Cihateup masih terbuka luas untuk dikaji

lebih jauh, dan sangat diharapkan bagi Pemerintah Daerah Jawa Barat untuk dapat

mengembangan unggas air ini, karena memiliki potensi sebagai itik petelur

unggul bagi itik betina dan itik potong bagi itik jantan, supaya itik Cihateup lebih

dikenal oleh masyarakat Indonesia. Oleh karenanya diperlukan informasi yang

lebih mendalam dan akurat tentang itik Cihateup itu sendiri baik dari segi bibit,

pakan dan manajemen, serta penyakit dan pemasaran. Selain itu untuk

menjadikan itik Cihateup sebagai galur baru sama seperti Alabio asal Kalimantan

Selatan, diperlukan data-data pendukung seperti populasi itik Ciahteup itu sendiri

jumlahnya ada berapa banyak, ketersediaan bibit yang berkualitas dan kontinyu,

berapa banyak kelompok peternak yang membudidaya itik ini, dan harus tahu

karakteristik itik seperti warna bulu untuk jantan dan betina, ukuran tubuh jantan

dan betina, produksi dan reproduksi, serta manajemen pemeliharaan bahkan yang

mencirikan itik Cihateup secara spesifik dari itik yang lain dengan melakukan

secara genetik seperti polimorfisme protein darah, DNA dll. Informasi ini sangat

Page 4: II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Itik 2.1.1. Definisi dan ...media.unpad.ac.id/thesis/200110/2012/200110120178_2_3627.pdf · dalam denogram jarak genetika antara itik Cihateup dengan itik-itik

13

berguna bagi pengembangan itik Cihateup ke depan dalam upaya untuk

menjadikan itik Cihateup sebagai sumberdaya genetik unggas air asli Jawa Barat

yang perlu dilestarikan dan dikembangkan secara berkelanjutan.

Ciri-Ciri Itik Cihateup Adalah :

Warna kombinasi dari coklat, hitam, dan putih

Tubuh terlihat besar, dan tegak

Leher panjang

Paruh dan Kaki berwarna hitam

Telur berwarna putih kehijauan

Menghasilkan telur sekitar 200 – 290 butir per tahun

Bobot telur rata-rata sekitar 70 gram

Bobot dewasa baik jantan dan betina berkisar 1,5 – 1,7 Kg.

2.2. Penyesuaian Fisiologis

Kondisi fisiologis ternak salah satunya proses pembentukan darah

(hemopoeisis) memerlukan zat seperti besi, mangan, kobalt, vitamin, asam amino

dan hormon sehingga mempengaruhi nilai status darah. Pakan mempengaruhi

kondisi fisiologis ternak. (North dan Bell, 1990) menyatakan nutrisi dalam pakan

digunakan tubuh unggas untuk menjaga keberlangsungan proses fisiologis yang

secara umum berupa kebutuhan hidup pokok, pertumbuhan, produksi telur dan

deposit lemak. Penggunaan probiotik dalam ransum dapat meningkatkan daya

cerna sehingga zat-zat pakan lebih banyak diserap oleh tubuh untuk pertumbuhan

Page 5: II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Itik 2.1.1. Definisi dan ...media.unpad.ac.id/thesis/200110/2012/200110120178_2_3627.pdf · dalam denogram jarak genetika antara itik Cihateup dengan itik-itik

14

maupun produksi dan menunjang proses-proses fisiologis dalam tubuh (Barrow,

1992). Pemeriksaan profil darah sangat penting dilakukan, karena profil darah

yang merupakan gambaran kondisi fisiologis tubuh yang berkaitan dengan

kesehatan. Profil darah yang baik akan dapat menunjang proses fisiologis yang

menjadi lebih baik.

Ilmu fisiologi, suatu ilmu yang mempelajari fungsi alat-alat tubuh dalam

mempertahankan kesehatan/kenormalan tubuh dan kelangsungan hidup (Survival

of life). Fisiologi sebagai analisis fungsi di dalam tubuh makhluk hidup adalah

untuk mempertahankan eksistensinya, meliputi studi tentang darah, sirkulasi

kardiovaskular, respirasi, aktivitas otot/pertumbuhan, sistem syaraf, endokrin,

pencernaan, metabolisme, pengaturan suhu tubuh, keseimbangan air dan

elektrolit, serta ekskresi.

Lingkungan berpengaruh besar terhadap sifat genetik ternak. Penerapan

ternak di daerah yang iklimnya sesuai akan menunjang dihasilkannya produksi

secara optimal. Suhu dan kelembaban lingkungan yang tinggi dapat

menyebabkan stres terhadap ternak sehingga fisiologis ternak tersebut meningkat

dan konsumsi pakan menurun, sehingga produktivitasnya menurun.

Suhu tubuh dengan suhu rektal dan suhu kulit saling berpengaruh karena

suhu tubuh di dapat dari kedua suhu tersebut. Frekuensi pernapasan berpengaruh

kepada lingkungan, apabila suhu dan kelembaban naik maka frekuensi respirasi

dan denyut jantung akan meningkat. Daya tahan terhadap panas dapat dihitung

dengan melihat jumlah keringat yang diekskresikan oleh hewan atau ternak.

Page 6: II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Itik 2.1.1. Definisi dan ...media.unpad.ac.id/thesis/200110/2012/200110120178_2_3627.pdf · dalam denogram jarak genetika antara itik Cihateup dengan itik-itik

15

Beberapa komponen kompleks yang berperan untuk mempertahankan

kelangsungan hidup normal adalah homoiostasis dan metabolisme.

2.2.1. Homoiostasis

Sel-sel makhluk hidup memerlukan lingkungan yang favourable dan

stabil untuk dapat bertahan hidup dengan normal. Adanya pergeseran graduasi

lingkungan baik ke arah defisiensi maupun ekses, akan mengganggu berfungsinya

sel-sel secara optimal dan bahkan dapat mengancam kehidupannya (Amakiri dan

Heath, 1985)

Mekanisme dasar proses adaptasi dimulai dengan mekanisme

homoiostasis melalui pengaturan cairan tubuh, pengaturan suhu tubuh, pengaturan

kardiovaskular, dan ritme biologis. Terdapatnya empat mekanisme pengaturan ini

disebabkan oleh hewan selalu dihadapkan kepada dua tipe lingkungan, yakni

lingkungan di luar tubuh atau external environment dan lingkungan di dalam

tubuh atau internal environment. Perubahan lingkungan eksternal akan mengubah

lingkungan interna, namun perubahan ini akan dikembalikan ke normal melalui

proses homoiostasis. Homoiostasis ialah proses pengaturan kondisi lingkungan

interna dalam keadaan relatif stabil. Lingkungan internal yang dimaksud adalah

suhu tubuh, kandungan air, pH cairan tubuh, tekanan osmose, konsentrasi

elektrolit, komposisi kimiawi, enzim, dan hormon. Semuanya harus stabil karena

fungsi sel hanya akan berjalan lancar bila cairan di sekitarnya optimum untuk

fungsi sel. Cairan yang merendam sel tersebut harus merupakan medium untuk

Page 7: II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Itik 2.1.1. Definisi dan ...media.unpad.ac.id/thesis/200110/2012/200110120178_2_3627.pdf · dalam denogram jarak genetika antara itik Cihateup dengan itik-itik

16

terjadinya pertukaran nutrien dan limbah serta untuk distribusi berbagai pengantar

kimia (Amakiri dan Heath, 1985).

Tubuh hewan haruslah relatif berada dalam keadaan seimbang

(homoiostasis) dari zat-zat kimia dan prosesnya untuk dapat tetap hidup. Daya

tahan hidup dan kesehatan sangat tergantung kepada daya tahan tubuh organisme

untuk mempertahankan atau kecepatan dalam mempertahankan ataupun kembali

kepada tingkat homoiostasis semula.

Dalam proses adaptasi, terlibat sistem susunan syaraf pusat terdiri atas

otak dan sumsum tulang belakang serta berbagai serabut syaraf afferent dan

efferent yang melangsungkan rangsangan sensoris dan motoris dari dan ke kulit,

otot, serta organ. Dalam susunan syaraf pusat yang memegang peranan penting

ialah hipothalamus yang merupakan organ yang mengintegrasikan setiap organ

untuk mekanisme homoiostasis. Hipothalamus juga merupakan pusat yang

mengontrol suhu tubuh, konsumsi air dan pakan, pengatur tekanan osmose, dan

pengatur kegiatan kardiovaskular. Hipothalamus bertindak sebagai penghubung

antara syaraf dengan kelenjar endokrin melalui serabut neurosekretori yang

menuju kelenjar pituitari. Mekanisme homoiostasis secara operasional diatur

dengan kontrol umpan balik yang cukup kompleks (feedback system).

Dalam proses homoiostasis, kelenjar pituitari ini diaktifkan secara

langsung sedangkan kelenjar target seperti tiroid dan adrenal diaktifkan secara

tidak langsung. Hubungan antara kondisi lingkungan dengan metabolisme basal

diatur oleh syaraf dan kelenjar endokrin. Selain itu, terlibat syaraf otonom yang

Page 8: II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Itik 2.1.1. Definisi dan ...media.unpad.ac.id/thesis/200110/2012/200110120178_2_3627.pdf · dalam denogram jarak genetika antara itik Cihateup dengan itik-itik

17

merupakan motor untuk jeroan yang berasal dari sel intermediolateral dari kolom

sumsum tulang yang nukleusnya terdapat pada batang otak. Secara morfologis

dan fisiologis, syaraf otonom terdiri atas syaraf simpathis dan parasimphatis.

Parasimpathis umumnya merangsang atau mendorong dan mengatur kegiatan

pencernaan, aliran darah, dan lain-lain. Sebaliknya simpathis biasanya kerjanya

mengerem kegiatan sehingga sering diberi nama fight system terhadap

parasimpathis. Ternak yang ketakutan, kepanasan, panik, dan lain-lain akan

melibatkan syaraf otonom yang dapat menimbulkan meningkatnya denyut nadi,

produksi kelenjar keringat, tidak mau makan, lari tanpa kesadaran, dan lain-lain

yang berkaitan dengan kerja syaraf otonom.

2.2.2. Metabolisme

Metabolisme merupakan bagian fungsi tubuh yang penting guna

mempertahankan dan memelihara kelangsungan hidup. Metabolisme adalah suatu

proses komplek perubahan makanan menjadi energi dan panas melalui proses

fisika dan kimia, berupa proses pembentukan dan penguraian zat didalam tubuh

organisme untuk kelangsungan hidupnya. Metabolisme merupakan rangkaian

reaksi kimia yang diawali oleh substrat awal dan diakhiri dengan produk akhir,

yang terjadi dalam sel.

Metabolisme merupakan proses yang berlangsung dalam organisme, baik

secara mekanis maupun kimiawi. Metabolisme itu sendiri terdiri dari 2 proses

yaitu anabolisme (proses pembentakan molekul yang kompleks dengan

menggunakan energi tinggi) dan Katabolisme (proses penguraian zat untuk

Page 9: II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Itik 2.1.1. Definisi dan ...media.unpad.ac.id/thesis/200110/2012/200110120178_2_3627.pdf · dalam denogram jarak genetika antara itik Cihateup dengan itik-itik

18

membebaskan energi kimia yang tersimpan dalam senyawa organik tersebut).

Pada proses pencernaan makanan, karbohidrat mengalami proses hidrolisis

(penguraian dengan menggunakan molekul air). Proses pencernaan karbohidrat

terjadi dengan menguraikan polisakarida menjadi monosakarida.

2.2.3. Adaptasi Sistem Cairan Tubuh Terhadap Cekaman Panas

Cairan tubuh ialah air dan zat-zat terlarut didalamnya, seperti elektrolit,

protein, glukosa, urea dan sebagainya (Houpt, 1970). Cairan tubuh dapat

dibedakan menjadi dua yaitu CES (cairan ekstraseluler) sel (terdapat di luar sel)

dan CIS (cairan intraseluler) sel (terdapat di dalam sel).

Konsentrasi osmotik cairan ekstra sel terutama ditentukan oleh

kehadiran ion Na+, Cl

-, dan HCO3

-, sementara konsentrasi osmotik cairan intra

sel terutama ditentukan oleh kehadiran ion K+, Mg

++, dan substansi-substansi

organik, termasuk protein. Adanya kekuatan tarik-menarik antar-molekul dan

antar ion, pengaruh osmotik dari substansi-substansi tersebut dalam cairan

tubuh adalah kurang dari 100%. Nilai tekanan osmotik telah dikoreksi

menjadi 93%.

Aktivitas osmotik dari semua cairan tubuh dalam kompartemen yang

berbeda adalah hampir sama, kecuali sedikit perbedaan kandungan protein antara

plasma dan cairan intestitial. Protein plasma yang lebih tinggi dalam plasma

menyebabkan perbedaan tekanan osmotik menyeberangi dinding kapiler darah.

Perbedaan ini juga memberikan arti penting untuk mempertahankan volume dan

tekanan darah.

Page 10: II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Itik 2.1.1. Definisi dan ...media.unpad.ac.id/thesis/200110/2012/200110120178_2_3627.pdf · dalam denogram jarak genetika antara itik Cihateup dengan itik-itik

19

CES terdapat sebagai cairan interstitial (± 15% berat badan), cairan

intra vaskuler atau plasma (± 5% berat badan), dan cairan transeluler (± 2-3%

berat badan) yang mencakup cairan serebrospinal, cairan intraokuler, cairan

persendian, cairan dalam saluran-saluran kelenjar alat pencernaan dan alat

reproduksi. Cairan dalam saluran pencernaan, sekalipun tidak termasuk dalam

cairan transeluler, akan tetapi memiliki peran yang penting dalam homeostasis

cairan tubuh.

Volume dan komposisi CES yang terdistribusi ke dalam kompartemen

intravaskuler (±25%) dan interstitial (±75%) adalah secara normal dipertahankan

relatif tetap atau perubahannya terjadi dalam batas-batas yang sempit sekalipun

terdapat guncangan input air dan garam dari luar tubuh. Kemantapan ini

menunjukkan keseimbangan yang dinamis antara kedua kompartemen CES.

Sesuai dengan fungsi dasar sirkulasi darah sebagai medium transportasi zat-zat

gizi, proses-proses yang dinamis antara kedua kompartemen tersebut berlangsung

terutama dalam sirkulasi mikro pada tingkat kapiler darah (Guyton, 1991).

Struktur ultra dinding kapiler seperti yang terdapat pada kebanyakan

organ adalah tersusun dari selapis sel-sel endothelium yang sangat tipis yang

dibungkus oleh satu lapis membran dasar pada bagian luarnya. Membran dasar ini

hanya merupakan suatu pembatas bagi pergerakan sel-sel dan benda-benda darah

lain keluar dari buluh kapiler darah.

Pada keadaan normal, diketahui bahwa cairan interstitial (Cist) dan

cairan intra sel (CIS) terdapat dalam keseimbangan tekanan osmotik yang

Page 11: II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Itik 2.1.1. Definisi dan ...media.unpad.ac.id/thesis/200110/2012/200110120178_2_3627.pdf · dalam denogram jarak genetika antara itik Cihateup dengan itik-itik

20

dipisahkan oleh dinding sel. Keadaan ini mengandung arti bahwa jika

osmolaritas satu kompartemen berubah, air akan mengalir secara osmosis

menyebrangi dinding sel yang semipermiabel sampai tercapai kembali

keseimbangan osmotik cairan antara ke dua kompartemen tersebut. Sebagai

contoh, ketika osmolaritas Cist meningkat, air mengalir secara osmosis dari CIS

sampai dicapai kembali keseimbangan osmotik antara kedua komaprtemen

tersebut.

Di samping itu terdapat pula bukti yang menunjukkan bahwa pengaturan

permeabilitas air pada sel-sel epithel pada tubulus kolektus ginjal yang responsif

terhadap hormon vasopressin adalah hasil transport air dengan proses exositosis

dan endositosis pada membran sel-sel apical tubulus (Lancer dkk., 1990;

Kuwahara dkk., 1991).

Berdasarkan uraian pada ke dua bagian terakhir di atas, secara

keseluruhan dapat dikatakan bahwa air dapat dengan bebas bergerak antara semua

kompartemen cairan tubuh. Pergerakan antara komaprtemen intravaskuler

dan Cist ditentukan oleh perbedaan tekanan hidrostatik (yang dihasilkan oleh

kerja pemompaan jantung) dan tekanan osmotik koloid antara ke dua

kompartemen tersebut. Pergerakan air antara kompartemen Cist dan

kompartemen CIS menyebrangi dinding sel-sel adalah ditentukan hanya oleh

perbedaan tekanan osmotik di samping kehadiran mekanisme transport khusus

pada sel-sel dari organ tertentu, seperti ginjal. Berbeda dengan pergerakan air

yang bebas, pergerakan ion-ion menyeberangi dinding sel-sel menunjukkan

Page 12: II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Itik 2.1.1. Definisi dan ...media.unpad.ac.id/thesis/200110/2012/200110120178_2_3627.pdf · dalam denogram jarak genetika antara itik Cihateup dengan itik-itik

21

variasi yang luas, dan kebanyakan tergantung pada kehadiran mekanisme

transport tertentu.

2.1.3.2. Adaptasi Sistem Kardiovaskular Terhadap Cekaman Panas

Pengaturan sistem kardiovaskular menghadapi perubahan lingkungan

merupakan bagian integral dari mekanisme pengaturan suhu dan cairan tubuh.

Sekalipun hewan homeotermis dikenal memiliki berbagai kharakteristik struktur

dan fungsi bahkan pola hidup yang berbeda, akan tetapi banyak mekanisme

pengaturan sistem sirkulasi memiliki kesamaan. Jantung, sistem sirkulasi

sistemik dan sirkulasi pulmonari merupakan sirkuit tertutup yang

menyelenggarakan fungsi sirkulasi di dalam tubuh.

Melalui fungsi kontraksi otot jantung dalam pemompaan, sistem

kardiovaskular terlibat dalam mekanisme homeostasis sesuai dengan fungsinya

sebagai media transportasi yang bersirkulasi di dalam tubuh. Fungsi transport

ini berhubungan dengan suplai oksigen ke jaringan-sel tubuh, pertukaran gas, dan

neraca asam basa. Sistem kardiovaskular merupakan efektor yang efektif

mengontrol kemantapan pengaturan suhu tubuh dengan cara pengaliran panas

dari pusat tubuh ke perifer. Pada keadaan suhu lingkungan netral (thermoneutral),

terdapat keseimbangan antara vasodilatasi dan vasokontriksi buluh perifer dan

pusat tubuh, sehingga suhu tubuh dapat dipertahankan relatif tetap.

Tinggi rendahnya perbedaan suhu dan kelembaban antara permukaan

tubuh dan lingkungan sekitar, menentukan kemudahan perpindahan panas dari

tubuh yang memiliki suhu dan kelembaban yang lebih tinggi ke yang lebih

Page 13: II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Itik 2.1.1. Definisi dan ...media.unpad.ac.id/thesis/200110/2012/200110120178_2_3627.pdf · dalam denogram jarak genetika antara itik Cihateup dengan itik-itik

22

rendah, dari tubuh ke lingkungan sekitar. Secara umum, tubuh memiliki suhu

dan kejenuhan uap air (kelembaban) yang lebih tinggi di bandingkan udara

sekitar. Kecuali di daerah gurun pasir, suhu udara umumnya tidak pernah

melebih suhu tubuh normal (37 °C pada mamalia dan 41°C pada unggas).

Pada suhu lingkungan yang tinggi, perbedaan antara suhu lingkungan

sekitar dengan suhu tubuh menjadi sedikit atau berkurang. Tanpa suatu

mekanisme, sebagai konsekuensi yang dihadapi adalah pengeluarkan panas

menjadi semakin sulit, dan akan terakumulasi menjadi beban panas yang

harus dikeluarkan atau dicerminkan oleh meningkatnya suhu tubuh. Maka

ketika itik mengalami cekaman panas yang tinggi mengakibatkan terjadinya

gangguan metabolisme. Sebagai suatu sistem yang terintegrasi dengan

mekanisme pengaturan lain, pengaliran darah ke perifer (kulit, jaringan,

nasobuccal, dan otot-otot pernafasan) menunjukkan peningkatan secara

exponensial (Hales, 1983).

2.3. Fructooligosaccharide (FOS)

FOS adalah unit beta fruktosa yang yang merupakan bagian dari sukrosa.

Struktur kimia dari FOS tidak dapat dicerna oleh asam lambung maupun enzim

yang dihasilkan dari pankreas (Cummings dkk., 2001). Frukto-oligosakarida

(FOS) merupakan prebiotik yang diperoleh degan cara menghidrolisis inulin.

FOS biasa dikenal dengan nama frukto oligomers dan merupakan inulin-type

oligosaccaharides. FOS terbentuk dari beberapa oligosakarida homolog dari

derivat sukrosa yang digambarkan dengan formula GFn yang penyusun utamanya

Page 14: II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Itik 2.1.1. Definisi dan ...media.unpad.ac.id/thesis/200110/2012/200110120178_2_3627.pdf · dalam denogram jarak genetika antara itik Cihateup dengan itik-itik

23

GF2, GF3 dan GF4 dan terikat pada ikatan -2,1. Struktur kimia GF2, GF3 dan

GF4 dapat dilihat pada gambar 1 (Yun 1996; Lee dkk., 1999).

Gambar 1. Struktur 1-kestose (GF2, kiri), nystose (GF3, tengah), dan

fructofuranosyl nystose (GF4, kanan)

FOS adalah salah satu prebiotik yang menguntungkan bagi perkembangan

populasi mikroba di dalam saluran pencernaan dan dapat mencegah perpindahan

bakteri patogen ke dalam saluran pencernaan sehingga bakteri baik yang tumbuh

didalam saluran pencernaan. FOS secara selektif dapat memacu pertumbuhan

bakteri seperti Bifidobacterium dan Lactobacillus. Selain dapat memacu

pertumbuhan bakteri, prebiotik juga dapat menekan pertumbuhan bakteri patogen

seperti E.coli, Clostridia, dan Enterobacter.

Penelitian kandungan dan produksi FOS di Indonesia masih berfokus pada

penggunaan beberapa bahan yang memiliki kandungan inulin sebagai sumber

fruktosa (Rukmana, 2000; Widjanarko dkk., 2013), sementara penggunaan bahan

pangan kaya karbohidrat belum dilakukan. Sulawesi Utara memiliki beberapa

jenis bahan pangan kaya karbohidrat yang bisa digunakan sebagai media tumbuh

Page 15: II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Itik 2.1.1. Definisi dan ...media.unpad.ac.id/thesis/200110/2012/200110120178_2_3627.pdf · dalam denogram jarak genetika antara itik Cihateup dengan itik-itik

24

mikroorganisme untuk produksi FOS. Bahan pangan seperti ubi jalar (Ipomoea

batatas), pisang goroho (Musa acuminate) dan gula merah secara tradisional

banyak digunakan karena memiliki nilai kesehatan. Pisang goroho merupakan

jenis pisang asal Sulawesi Utara, secara tradisional digunakan sebagai sumber

karbohidrat bagi penderita DM karena indeks glikemiknya yang rendah.

Penelitian (Suryanto, 2011) menunjukkan bahwa pisang goroho juga mengandung

senyawa fenolik, flavonoid dan tannin, serta memiliki aktifitas antioksidan. Ubi

jalar selain kaya karbohidrat, merupakan bahan pangan kaya komponen

penunjang kesehatan seperti β‐carotene dan antosianin. Selanjutnya gula merah

yang kaya sukrosa menjadikannya sebagai media yang baik untuk pertumbuhan

mikroorganisme.

2.4. Stres

Stres dapat didefinisikan sebagai suatu kondisi pada ternak yang

menyebabkan meningkatnya suhu atau stresor lain yang berasal dari luar

ataupun dari dalam tubuh ternak (Ewing dkk., 1999), sedangkan (Moberg, 2000)

mendefinisikan stres sebagai setiap respons biologis yang dapat menimbulkan

ancaman dan mengganggu homeostasis pada hewan, bahkan setiap stresor yang

menyebabkan dampak negatif pada kesejahteraan binatang dapat dikategorikan

sebagai stres. Setiap makhluk hidup memiliki suatu zona fisiologis yang disebut

zona homeostasis (Noor & Seminar, 2009). Apabila terjadi stres, maka zona

homeostasis ini akan terganggu dan tubuh akan berusaha mengembalikan ke

kondisi sebelum terjadi stres. Ternak unggas yang menderita stres akan

Page 16: II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Itik 2.1.1. Definisi dan ...media.unpad.ac.id/thesis/200110/2012/200110120178_2_3627.pdf · dalam denogram jarak genetika antara itik Cihateup dengan itik-itik

25

memperlihatkan ciri-ciri gelisah, banyak minum, nafsu makan menurun dan

mengepak-ngepakan sayap di lantai kandang. Disamping itu, ternak yang

menderita stres akan mengalami panting dengan frekuensi yang berbanding lurus

dengan tingkat stres, suhu rektal meningkat yang disertai dengan peningkatan

kadar hormon kortikosteron dan ekspresi HSP 70 (Tamzil dkk., 2013b)

Stres merupakan kondisi dimana kesehatan ternak terganggu yang

disebabkan oleh adanya lingkungan yang terjadi secara terus-menerus pada hewan

dan mengganggu proses homeostasis (Leeson dan Summers, 2001). Stres panas

terjadi ketika ternak tidak mampu menyeimbangkan panas di dalam tubuhnya

dengan panas yang ada di lingkungan sehingga memicu terjadinya perubahan

fisiologis dan metabolisme dalam tubuh ternak.

Peningkatan temperatur tubuh akibat kenaikan temperatur udara akan

meningkatkan aktivitas penguapan melalui keringat dan peningkatan jumlah panas

yang dilepas per satuan luas permukaan tubuh. Demikian juga dengan naiknya

frekuensi napas akan meningkatkan jumlah panas per satuan waktu yang

dilepaskan melalui saluran pernapasan (Mc Lean dan Calvert, 1972), oleh sebab

itu ternak harus mengadakan penyesuaian fisiologis agar suhu tubuhnya tetap

konstan. Ternak memerlukan keseimbangan antara produksi panas dengan panas

yang dilepaskan tubuhnya melalui pengembangan sistem homeostasis yang ada

untuk menyeimbangkan suhu tubuhnya (Yusuf, 2007).

Ternak yang mengalami cekaman akan mengalami perubahan pada

kondisi cairan tubuh dan status hematologisnya. Pada saat kekurangan cairan

Page 17: II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Itik 2.1.1. Definisi dan ...media.unpad.ac.id/thesis/200110/2012/200110120178_2_3627.pdf · dalam denogram jarak genetika antara itik Cihateup dengan itik-itik

26

tubuh yang disebabkan oleh kekurangan air minum, terlalu banyak mengeluarkan

keringat, dan lain-lain maka akan terjadi peningkatan pada kadar hemoglobin dan

nilai hematokrit.

Ternak yang mengalami stres akan membangun pertahanan diri dengan

berbagai macam bentuk pertahanan. Untuk mengurangi stres, ternak akan

memperkecil produksi energi dengan mengurangi konsumsi ransum terutama

ransum penghasil energi, memperbanyak konsumsi air minum, dan melakukan

aklimatisasi. Bentuk adaptasi terhadap cekaman panas lingkungan selain

perubahan status hematologis juga perubahan pada kadar hormon pertumbuhan,

katekolamin, dan jumlah urin (Folk, 1995).

2.5. Hematologi

Hematologi adalah Ilmu yang mempelajari tentang darah serta jaringan

yang membentuk darah. Darah merupakan bagian penting dari system transport.

Darah merupakan jaringan yang berbentuk cairan yang terdiri dari 2 bagian besar

yaitu plasma darah dan bagian korpuskuli.

Darah merupakan bagian dari tubuh yang jumlahnya 6 – 8 % dari berat

badan total. Darah berbentuk cairan yang berwarna merah dan agak kental.

Darah merupakan bagian penting dari sistem transport karena darah mengalir ke

seluruh tubuh kita dan berhubungan langsung dengan sel-sel dalam tubuh kita.

Darah merupakan salah satu parameter dari status kesehatan hewan

karena darah merupakan komponen yang mempunyai fungsi penting dalam

pengaturan fisiologis tubuh. Fungsi darah secara umum berkaitan dengan

Page 18: II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Itik 2.1.1. Definisi dan ...media.unpad.ac.id/thesis/200110/2012/200110120178_2_3627.pdf · dalam denogram jarak genetika antara itik Cihateup dengan itik-itik

27

transportasi komponen di dalam tubuh seperti nutrisi, oksigen, karbondioksida,

metabolisme, hormon dan kelenjar endokrin, panas dan imun tubuh. Nutrisi yang

diserap pada saluran pencernaan yang kemudian dibawa ke dalam darah guna

memenuhi kebutuhan akan jaringan tubuh. Proses pembentukan sel-sel darah

yang diproduksi setiap hari di dalam sumsum tulang memerlukan prekusor antara

lain besi, mangan, kobalt, vitamin, asam amino dan hormon untuk mensintesis

pembentukan sel darah (Hoffbrand dan Pettit, 1996). Darah memiliki peranan

yang sangat kompleks untuk terjadinya proses fisiologis yang berjalan dengan

baik, sehingga produktifitas ternak dapat optimal. Profil darah pada hewan juga

dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti umur, jenis kelamin, bangsa,

penyakit, temperatur lingkungan, keadaan geografis, dan kegiatan fisik. Berbagai

itik lokal yang pakannya disuplementasi probiotik diharapkan mampu

meningkatkan status fisiologisnya ditinjau dari jumlah eritrosit, jumlah leukosit,

kadar hemoglobin, dan nilai hematokrit.

Darah pada ternak berfungsi mengirimkan zat-zat nutrien dan oksigen

yang dibutuhkan oleh tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme,

dan mengambil limbah dari sel kembali ke jantung untuk dibuang melalui paru-

paru dan ginjal. Darah juga membantu regulasi suhu tubuh, menjaga

keseimbangan konsentrasi air dan elektrolit di dalam sel, mengatur konsentrasi

ion hidrogen tubuh, dan menjaga tubuh dari mikroorganisme (Swenson, 1984).

Secara garis besar dapat dikatakan bahwa darah berfungsi sebagai sarana

transportasi, alat homeostasis, dan alat pertahanan (Sadikin, 2002). Kondisi

Page 19: II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Itik 2.1.1. Definisi dan ...media.unpad.ac.id/thesis/200110/2012/200110120178_2_3627.pdf · dalam denogram jarak genetika antara itik Cihateup dengan itik-itik

28

hematologis ternak dapat dilakukan dengan cara mengetahui jumlah eritrosit, nilai

hematokrit, dan kadar hemoglobin dari ternak tersebut (Swenson, 1977).

2.5.1. Hemoglobin

Hemoglobin merupakan bagian utama dari sel darah. Berbentuk bikonkaf,

warna merah disebabkan oleh adanya Hemoglobin. Dihasilkan oleh limpa, hati

dan sum-sum tulang pada tulang pipih. Berusia sekitar 120 hari, sel yang telah tua

dihancurkan di hati dan dirombak menjadi pigmen bilirubin (Pigmen empedu).

Fungsi primernya adalah mengangkut O2 dari paru-paru ke jaringan dan CO2 dari

jaringan ke paru-paru.

Hemoglobin merupakan protein pengangkut oksigen paling efektif dan

terdapat pada semua ternak. Biasanya warna merah darah berubah-ubah

tergantung kepada kandungan oksigennya. Hemoglobin di dalam eritrosit

memungkinkan timbulnya kemampuan untuk mengikat oksigen, hal tersebut

dikarenakan hemoglobin merupakan protein yang kaya akan zat besi.

Sintesis hemoglobin dimulai dalam proeritroblas kemudian dilanjutkan

sedikit di stadium retikulosit dalam sumsum tulang kemudian diteruskan sampai

eritrosit matang. Jika eritrosit meninggalkan sumsum tulang dan masuk ke dalam

aliran darah maka akan tetap melanjutkan pembentukan sedikit hemoglobin

selama beberapa hari atau sesudahnya (Schalm, 2010).

Kadar hemoglobin dalam darah biasanya dinyatakan dalam 100 mL darah

(Frandson, 1992). Kadar hemoglobin antara lain dipengaruhi oleh umur, jenis

kelamin, pakan, dan lingkungan (Sturkie, 1986). Selain itu ketinggian tempat

Page 20: II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Itik 2.1.1. Definisi dan ...media.unpad.ac.id/thesis/200110/2012/200110120178_2_3627.pdf · dalam denogram jarak genetika antara itik Cihateup dengan itik-itik

29

dimana ternak hidup dapat mempengaruhi kadar hemoglobin dalam darah

(Atmadilaga, 1979). Pada berbagai jenis unggas yang normal, hemoglobin

menempati sepertiga dari volume eritrosit (Campbell, 1995). Pada umumnya

unggas memiliki hemoglobin antara 7,0 g/dL – 10,9 g% (Smith dan

Mangkoewidjojo, 1988).

2.5.2. Eritrosit

Eritrosit hanya terdapat dalam pembuluh darah. Eritrosit pada mamalia

tidak berinti, sedangkan pada unggas, ikan, reptilia, dan amphibi memiliki inti.

Pada unggas inti tersebut terus dipertahankan sampai terbentuk eritrosit. Eritrosit

pada unggas berbentuk oval, berinti, dan berukuran lebih besar daripada mamalia

(Smith dkk., 2000). Bentuk eritrosit dipertahankan oleh jenis protein kontraktil,

dekat plasmalema, dan terkait membentuk inti selaput utuh yang disebut spektin

(Brown, 1989).

Eritrosit merupakan sel darah yang paling besar volumenya yaitu sekitar

99% dari keseluruhan darah. Eritrosit mengandung pigmen hemoglobin yang

berfungsi mengangkut oksigen di paru-paru dan akan dilepas di dalam jaringan

untuk dibawa ke organ ekskresi (Frandson, 1996). Bila pigmen hemoglobin ini

mengambil oksigen untuk membentuk oksihemoglobin, maka eritrosit kelihatan

berwarna merah terang namun bila kekurangan oksigen, kelihatan agak kebiru-

biruan. Terdapat 180 juta molekul hemoglobin dalam setiap eritrosit, setiap

molekul hemoglobin siap menerima 4 molekul oksigen. Bila hemoglobin kurang

Page 21: II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Itik 2.1.1. Definisi dan ...media.unpad.ac.id/thesis/200110/2012/200110120178_2_3627.pdf · dalam denogram jarak genetika antara itik Cihateup dengan itik-itik

30

atau tidak ada, maka untuk membawa oksigen ini dibutuhkan plasma 70 kali lebih

banyak untuk melarutkan oksigen dengan cukup.

Jumlah eritrosit dipengaruhi oleh bangsa dan jenis ternak, jenis kelamin,

umur, kondisi tubuh, variasi harian, kondisi nutrisi, aktivitas fisik, temperatur

lingkungan dan keadaan stres (Swenson, 1977). Jumlah eritrosit akan konstan

pada lingkungan yang relatif normal. Banyaknya jumlah eritrosit juga disebabkan

oleh ukuran eritrosit itu sendiri (Schmidt dan Nelson, 1990). Jumlah eritrosit dan

kadar hemoglobin akan bertambah bila kandungan oksigen dalam darah rendah.

Kandungan oksigen dapat menstimulir penambahan jumlah eritrosit dan kadar

hemoglobin. Ternak yang banyak melakukan aktivitas akan memiliki jumlah

eritrosit yang banyak pula, karena ternak akan mengonsumsi banyak oksigen.

Proses pembentukan eritrosit disebut eritropoiesis, eritropoiesis pada

masa embrional unggas terjadi dalam kantung kuning telur. Setelah

perkembangan embrio pembentukan eritrosit terjadi di hati, pembuluh limfa, dan

sumsum tulang (Guyton dan Hall, 1997). Limfa bertindak sebagai tempat

penyimpanan untuk eritrosit, yang dikeluarkan ke sistem sirkulasi sebagaimana

yang dibutuhkan (Bell, 2002). Pembentukan eritrosit ini dirangsang oleh hormon

glikoprotein dan eritroprotein yang terdapat pada ginjal (Baldy, 1995).

Faktor yang mempengaruhi jumlah eritrosit dalam sirkulasi antara lain

hormon eritroprotein yang berfungsi merangsang eritropoiesis dengan memicu

produksi proeritroblas dari sel-sel hemopoietik dalam sumsum tulang. Vitamin

B12 dan asam folat mempengaruhi eritropoiesis pada tahap pematangan akhir dari

Page 22: II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Itik 2.1.1. Definisi dan ...media.unpad.ac.id/thesis/200110/2012/200110120178_2_3627.pdf · dalam denogram jarak genetika antara itik Cihateup dengan itik-itik

31

erirosit sedangkan hemolisis dapat mempengaruhi jumlah eritrosit yang berada

dalam sirkulasi (Meyer dan Harvey, 2004).

Fungsi utama eritrosit adalah mengangkut hemoglobin yang selanjutnya

hemoglobin ini mengangkut oksigen dari paru-paru ke jaringan (Guyton dan Hall,

1997). Jadi eritrosit bertugas/berfungsi mengangkut oksigen dari paru-paru ke

seluruh tubuh. Ternak yang berada di dataran tinggi umumnya mempunyai lebih

banyak eritrosit. Ini merupakan upaya tubuh mengatasi kekurangan oksigen.

Jumlah eritrosit pada ayam adalah 127 cc × 1012

(The Merck Veterinary Manual).

2.5.3. Leukosit

Potensi Itik di Indonesia cukup besar, terbukti dari terdapatnya jenis itik

lokal yang sangat bervariasi baik karena pengaruh faktor genetik maupun faktor

lingkungan. Itik Tegal, Mojosari dan Magelang adalah tiga jenis itik yang cukup

dikenal dan banyak dipelihara masyarakat. Karena itik tersebut sudah begitu

akrab dengan kehidupan masyarakat dan banyak dipelihara, itik tersebut disebut

itik rakyat atau itik lokal. Itik Lokal memiliki daya tahan tubuh lebih tinggi

dibandingkan dengan unggas lainnya, dan memiliki perbedaan faktor genetik pada

fisiologi tubuh itik, salah satunya adalah leukosit (Dewantari, 2002).

Probiotik diharapkan dapat meningkatkan sistem imun dengan

mempertahankan jumlah leukosit dan diferensial leukosit untuk melindungi tubuh

dari mikroba penyebab penyakit.

Faktor genetik akan menentukan jumlah leukosit, oleh karena itu jumlah

leukosit antar jenis itik berbeda. Lamount dan Dietert (1990) menyatakan bahwa

Page 23: II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Itik 2.1.1. Definisi dan ...media.unpad.ac.id/thesis/200110/2012/200110120178_2_3627.pdf · dalam denogram jarak genetika antara itik Cihateup dengan itik-itik

32

pada unggas leukosit mempunyai allel yang berbeda yaitu B-L (Class II); Fc

receptor (FcR); CLA (Commont Leukocyt Antigen), selain itu faktor lingkungan

mempunyai peranan sangat penting dalam sistem imun ternak, faktor lingkungan

diantaranya adanya infeksi dan pakan. (Sturkie, 1976) menyatakan terdapat

perbedaan jumlah leukosit pada itik indian asli dan itik peking, hal ini

menunjukkan bahwa antar jenis itik terdapat perbedaan jumlah leukosit.

2.5.4. Hematokrit

Hematokrit adalah persentase (%) kandungan sel-sel dalam darah.

Menurut (Sturkie, 2000) kadar hematokrit sangat tergantung kepada jumlah sel

eritrosit, karena eritrosit merupakan masa sel terbesar dalam darah.

Hematokrit merupakan pengukuran persentase eritrosit dalam seluruh

volume darah. Hematokrit atau Packed Cell Volume (PCV) adalah fraksi eritrosit

yang dinyatakan dalam persen dari keseluruhan darah (Soeharsono, 2010).

Hematokrit atau PVC adalah suatu ukuran yang mewakili eritrosit di dalam 100

mL darah, sehingga dilaporkan dalam bentuk persentase (Piliang dkk., 2006).

Nilai hematokrit sangat berhubungan dengan proses pembentukan eritrosit,

dimana nilai hematokrit dipengaruhi oleh faktor-faktor yang mempengaruhi

jumlah eritrosit dan ukuran eritrosit (Schalm, 2010).

Nilai hematokrit menunjukkan viskositas darah yang sebanding dengan

jumlah oksigen yang dibawanya. Nilai hematokrit sangat berhubungan dengan

viskositas darah dimana peningkatan nilai hematokrit akan meningkatkan

viskositas darah (Wilson, 1981). Persentase hematokrit yang rendah, juga

Page 24: II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Itik 2.1.1. Definisi dan ...media.unpad.ac.id/thesis/200110/2012/200110120178_2_3627.pdf · dalam denogram jarak genetika antara itik Cihateup dengan itik-itik

33

merupakan pertanda anemia. Nilai hematokrit standar adalah sekitar 45%, namun

nilai ini dapat berbeda-beda tergantung spesies ternak. Nilai hematokrit biasanya

dianggap sama manfaatnya dengan hitungan eritrosit total (Frandson, 1992).

Besarnya nilai hematokrit dipengaruhi oleh bangsa dan jenis ternak, umur dan

fase produksi, jenis kelamin ternak, penyakit, serta iklim setempat (Sujono, 1991).

Secara normal, jumlah eritrosit berkorelasi positif dengan nilai

hematokrit. Selain itu peningkatan kadar hemoglobin, juga akan diikuti oleh

peningkatan nilai hematokrit (Soetrisno, 1987). Naik turunnya nilai hematokrit

tergantung pada volume sel-sel darah yang dibandingkan dengan volume darah

keseluruhan (Swenson, 1977).

Perubahan volume eritrosit dan plasma darah yang tidak proporsional

dalam sirkulasi darah akan mengubah nilai PCV (Swenson, 1984). Peningkatan

jumlah eritrosit pada temperatur lingkungan yang rendah akan meningkatkan nilai

hematokrit bila volume darah tetap, sebaliknya bila pada temperatur lingkungan

yang tinggi akan menurunkan nilai hematokrit sebagai akibat dari berkurangnya

jumlah eritrosit (Swenson, 1970). Nilai hematokrit berubah sejalan dengan

perubahan erirosit. Pada ayam mempunyai nilai hematokrit yaitu 36% (The

Merck Veterinary Manual)