implementasi metode point counterpoint pada materi...
TRANSCRIPT
i
Implementasi Metode Point Counterpoint Pada Materi AMDAL
Terhadap Peningkatan Hasil Belajar (PTK Kelas XI IPS SMAN 4
Depok)
Skipsi
Oleh
Aldian Kurnia Putra
NIM. 1110015000031
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014
i
ii
ii
iii
iii
iv
ABSTRAK
ALDIAN KURNIA PUTRA , “Implementasi Metode Point Counterpoint
Pada Materi AMDAL untuk Meningkatkan Hasil Belajar (PTK Kelas XI IPS
SMAN 4 Depok)”. Skripsi. Jakarta: Program Studi Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah. 2014.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar menggunakan
metode point counterpoint. Subjek penelitian ini adalah siswa-siswa kelas XI IPS
2 SMAN 4 Depok. Penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus terhadap 38 orang
siswa. Data yang di ambil berupa data hasil belajar yaitu tes objektif pilihan ganda
dengan bobot 20 soal. Untuk non tes yang digunakan berupa lembar observasi
dan wawancara.
Dari hasil penelitian yang dilakukan Untuk siklus I diperoleh data dengan
jumlah nilai 2.885 dan rata-rata 75,92 dengan N-Gain 0,52 dan baru 74% siswa
yang mencapai KKM. Pada siklus kedua diperoleh data dengan jumlah nilai 3.120
dan rata-rata 82, 11 dengan N-Gain 0,73 dan 87% siswa telah mencapai KKM.
Berdasarkan hasil data pada siklus ke 2 maka hasil penelitian yang diharapkan
tercapai, yaitu 85% siswa telah mencapai KKM.
Kata Kunci: Penelitian Tindakan Kelas, Meningkatkan Hasil Belajar, Metode
Point Counterpoint.
v
ABSTRACT
The Implementation Point Counterpoint Methode in amdal lesson to increase
the learning result (Class Action Research XI Social Class 4 Senior High
School Depok)”. Minithesis. Jakarta: Department of Education Social Sciences
Faculty of Tarbiyah and Teaching State Islamic University (UIN) Syarif
Hidayatullah. 2014.
The reseach aim is determine to increase learning reseach with used point
counterpoint method. The subyek in the reseach are class XI social 2 class in 4
senior high school depok.
In this reseach has done in 2 cycle for 38 student. The data has taken by
result study data objectivity test in multiple choise with 20 question. For non test
has used obse4rvation sheets and interview.
From the result reseach has done for 1 cycle got data with 2.885 score
and average 75,92 with N-Gain 0.52 and only 74 % student achieve minimum
score. On 2 cycle the result reseachb has achieved, is 85% student has achieve
minimum score.
Key word : Action Reaseach Class, Increase result study, Point counter point
methode
vi
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb
Puji serta syukur saya panjatkan kepada kehadirat Allah SWT dan Rasulullah
SAW beserta keluarganya. Saya sebagai penulis berucap syukur telah diberi
nikmat iman, islam dan kesehatan dalam menyelesaikan skripsi sebagai syarat
kelulusan pada semester akhir. Dalam hal ini penulis telah secara maksimal
mencurahkan segala pikiran dan daya upaya dalam penyusunan skripsi ini.
Penulis telah melakukan penelitian terkait Implementasi Metode Point
Counterpoint Pada Materi AMDAL aterhadap Peningkatkan Hasil Belajar Pada
Siswa Kelas XI IPS SMAN 4 Depok.
Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan dari
berbagai pihak, baik moril maupun materiil, maka penulis mengucapkan terima
kasih yang tak terhingga kepada:
1. Nurlena Rifa’i, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Iwan Purwanto, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Drs. H. Syaripulloh, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Drs. A. Banadjid, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan
bimbingan, pengarahan, dan saran dalam pembuatan skripsi ini.
5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya pada Jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah memberikan ilmu
pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi penulis.
6. Drs. Mawardi, selaku guru pamong mata pelajaran geografi SMAN 4 Depok
yang telah membimbing pada berjalannya penelitian di sekolah. .
7. Ungkapan terimakasih penulis haturkan dengan rendah hati dan rasa hormat
kepada Kedua orang tua tercinta, yaitu ayahanda Budi Hartono dan ibunda
vii
Manisa yang selalu memberikan kasih sayang, motivasi, dan doa dengan
segala pengorbanannya yang telah diberikan untuk ananda. Semua merupakan
dorongan moril yang paling efektif bagi kelanjutan studi penulis sampai saat
ini.
8. Ungkapan terimakasih penulis haturkan dengan rasa bangga karena telah
memiliki saudara/saudari kandung Harry Mulyanto dan Iis Fibrarini yang
telah mewarnai hidup penulis, memberikan semangat, senantiasa
memanjatkan do’a untuk kesuksesan penulis.
9. Kelompok PPKT SMAN 4 Depok, Latifa Nurrachman, Ardi Wahyudi, Mulia
Ningsih, Bayu Purnomo, dan Kurnia Dewi yang selalu kompak dalam bekerja
sama atas kesuksesan pelaksanaan PPKT di SMAN 4 Depok.
10. Teman-teman seperjuangan pendidikan IPS, terlebih khusus untuk
Pendidikan Geografi 2010 kalian semua telah memberikan motivasi dan
warna dalam hidup penulis.
11. Keluarga Besar ATK (Anak Tongkrongan Kopma) sebuah aliansi seluruh
anak laki di pendidikan IPS angkatan 2010, M. Arib Jaudi, Lukman nur
Hakim, Faisal Rhamdan, Ardi Wahyudi, Farid Iqbal, M. Faris Pradana, Arif
Putranto, Khoerul Imam, Afin Rizal Fahlevi, M. Riza Fahlevi, Ipan Sunarya,
Ferry Laksono, Ardi Arsyad, Rizky Awaludin, Bani Rochman, Syahbani,
Aidil Zhulfi, Syarif Hidayatulah, Dinaris Prabowo, Andri Dharmawan, dan
Tarmizi Ubadilah yang telah menemani dan mewarnai kehidupan perkuliahan
yang tak terlupakan selama ini dan banyak memberikan inspirasi dalam
kehidupan penulis.
12. Kelompok Headquarter, Anjar Fadilah, Adhi Setia Atmaja, Afdol Dinilhaq,
Jecky Nur Pebrianus, Danang Kurniawan, Abdul Rahman Hakim, Fajar
Sidiq, Restu Julianto, Virgian Abi Lesmana, dan Nur Budiyanto yang telah
menemani dan mewarnai kehidupan penulis sejak SMA hingga saat ini dan
selamanya.
13. Seluruh pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini, yang
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, namun semua yang kalian berikan
sangat berarti bagi penulis.
viii
Atas bantuan mereka yang sangat berharga, penulis berdo'a semoga Allah
SWT memberikan balasan yang berlipat ganda sebagai amal shaleh dan ketaatan
kepada-Nya, Amin.
Harapan penulis, semoga penyusunan Skripsi ini akan dapat membantu
mahasiswa dalam penyusunan skripsi di semester akhir dan menjadi acuan pula
bagi adik – adik kelas yang hendak pula akan mengerjakan skripsi.
Wassalmualaikum wr. Wb
Jakarta, 1 Desember 2014
Penulis
Aldian Kurnia Putra
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI ......................................i
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI SIDANG................................................ii
LEMBAR PERNYATAAN KARYA ILMIAH ................................................iii
ABSTRAK ............................................................................................................iv
ABSTRACT .........................................................................................................iv
KATA PENGANTAR .........................................................................................vi
DAFTAR ISI .........................................................................................................ix
DAFTAR TABEL.................................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR............................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar belakang .................................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ......................................................................... 7
C. Pembatasan Masalah......................................................................... 8
D. Perumusan Masalah .......................................................................... 8
E. Tujuan Penelitian .............................................................................. 9
F. Kegunaan Penelitian ......................................................................... 9
BAB II KAJIAN TEORI ................................................................................ 11
A. Landasan Teori ............................................................................... 11
B. Kerangka Berpikir .......................................................................... 26
C. Hasil Penelitian Yang Relevan ....................................................... 27
D. Hipotesis Tindakan ......................................................................... 32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...................................................... 33
x
A. Tempat dan Waktu ......................................................................... 33
B. Metode Penelitian ........................................................................... 34
C. Subjek yang terlibat dalam penelitian ............................................ 36
D. Peran Peneliti dalam Penelitian ...................................................... 36
E. Tahapan Intervensi Tindakan.......................................................... 36
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan ................................... 38
G. Data dan Sumber Data .................................................................... 39
H. Tehnik Pengumpulan Data ............................................................. 40
I. Instrumen Penelitian ........................................................................ 40
J. Uji Instrumen ................................................................................... 42
K. Teknik Pengolahan Data................................................................47
BAB IV PEMBAHASAN ................................................................................ 48
A. Profil SMAN 4 Depok .................................................................... 48
B. Pemekriksaan Keabsahan Data ....................................................... 48
C. Interprestasi Hasil Analisis ............................................................. 51
D. Analisis Data .................................................................................. 76
E. Pembahasan Hasil Temuan Penelitian ............................................ 82
F. Keterbatasan Peneliti....................................................................... 84
BAB V PENUTUP .......................................................................................... 85
A. Kesimpulan ..................................................................................... 85
B. Saran ............................................................................................... 86
DAFTAR PUSTAKA. ......................................................................................... 87
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Nilai Ulangan Tengah Semester BAB 4 Lingkungan Hidup Untuk
Pembangun Berkelanjutan Kelas XI IPS 2 SMA Negri 4 Depok....5
Tabel 3.1 Tahapan Pelaksanaan Penelitian....................................................33
Tabel 3.2 Jenis Data, Sumber Data danInstrumen.........................................39
Tabel 3.3 Klasifikasi Interprestasi N-Gain.................................................... 48
Tabel 4.1 Kegiatan Guru dan Siswa pada Pembelajaran Siklus I................. 53
Tabel 4.2 Lembar Observasi Aktivitas Peneliti/Guru Siklus I...................... 54
Tabel 4.3 Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I..................... 57
Tabel 4.4 Hasil Nilai Siklus I........................................................................ 60
Tabel 4.5 Kegiatan Guru dan Siswa pada Pembelajaran Siklus II................ 65
Tabel 4.6 Lembar Observasi Aktivitas Peneliti/Guru Siklus II.................... 66
Tabel 4.7 Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus II.................... 69
Tabel 4.8 Hasil Nilai Siklus II....................................................................... 73
Tabel 4.9 N-Gain Siklus I dan II................................................................... 76
Tabel 4.10 Statistik Deskriptif Hasil belajar Siklus I...................................... 76
Tabel 4.11 Hasil Belajar Siklus I.................................................................... 76
Tabel 4.12 Statistik Deskriptif Hasil belajar Siklus II.................................... 78
Tabel 4.13 Hasil Belajar Siklus II................................................................... 78
Tabel 4.14 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Peneliti/Guru.................. 80
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Penelitian.........................................................26
Gambar 3.1 Kerangka Pemikiran Menggunakan Siklus PTK.......................... 35
Gambar 4.1 Histogram Hasil Belajar Siklus I................................................... 77
Gambar 4.2 Histogram Hasil Belajar Siklus II................................................. 79
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Nilai Siswa Kelas XI IPS 2 SMAN 4 Depok
Lampiran 2 Pedoman Wawancara Pra Penelitian
Lampiran 3 Lembar Observasi Pra Penelitian
Lampiran 4 Kisi-Kisi Instrumen Uji Coba dan Kunci Jawaban Siklus I
Lampiran 5 Uji Validasi, Reabilitas dan Tingkat Kesukaran Soal Uji
Coba Siklus I
Lampiran 6 Uji Daya Pembeda Soal Uji Coba Siklus I
Lampiran 7 Status Soal Uji Yang Digunakan Siklus I
Lampiran 8 Soal Siklus I Yang Digunakan
Lampiran 9 Soal Evaluasi Siklus I
Lampiran 10 Kisi-Kisi Instrumen Uji Coba dan Kunci Jawaban Siklus II
Lampiran 11 Uji Validasi, Reabilitas dan Tingkat Kesukaran Soal Uji
Coba Siklus II
Lampiran 12 Uji Daya Pembeda Soal Uji Coba Siklus II
Lampiran 13 Status Soal Uji Yang Digunakan Siklus II
Lampiran 14 Soal Siklus II Yang Digunakan
Lampiran 15 Soal Evaluasi Siklus II
Lampiran 16 RPP Siklus I
Lampiran 17 RPP Siklus II
Lampiran 18 Instrumen Penilaian Mengajar Siklus I
Lampiran 19 Instrumen Penilaian Mengajar Siklus II
Lampiran 20 Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa
Lampiran 21 Pedoman Wawancara Guru Pamong Siklus I
Lampiran 22 Pedoman Wawancara Guru Pamong Siklus II
Lampiran 23 Pedoman Wawancara Siswa
Lampiran 24 Dokumentasi Aktivitas Pembelajaran
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu faktor penunjang keberhasilan
pembangunan yang sangat penting. Karena Suatu kualitas bangsa akan
terlihat dari kualitas sumber daya manusianya. Kita bisa melihat dari
beberapa negara-negara maju yang memiliki kualitas sumber daya
manusia yang maju juga. Seperti jepang yang bisa dikatakan negara
tersebut tidak memiliki sumber daya alam yang menunjang, namun
jepang memiliki sumber daya manusia yang berkualitas. Hal ini
dikarenakan kesadaran masyarakat di negara jepang yang memang sangat
mementingkan pendidikan.
Menurut Ace Suryadi, Sejumlah ahli ekonomi pendidikan seperti
Blau (1975), Psacharopoulos (1980), Henry Levin (1975) dan Douglas M.
Windham (1979) melakukan sejumlah penelitian ekonomi pendidikan
dengan berbagai temuan yang secara konsisten memperlihatkan bahwa
pendidikan sebagai suatu bentuk investasi sumber daya manusia memiliki
pengaruh yang sangat signifikan (mungkin paling besar) terhadap
produktivitas industri yang pada gilirannya dapat memberikan dampak
bagi pertumbuhan ekonomi suatu negara.1
Berdasarkan fakta tersebut menunjukkan bahwa pendidikan
merupakan suatu investasi bagi masyarakat untuk bisa mendapatkan modal
di masa depan nanti. Karena persaingan akan semakin ketat seiring
memasukinya era globalisasi dimana orang-orang dari negara lain dapat
mencari pekerjaan di Indonesia, dan ini menunjukkan jika pesaing tidak
hanya dari masyarakat Indonesia sendiri melainkan juga dari warga negara
lain.
1 Ace Suryadi, Pendidikan Investasi SDM dan Pembangunan, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), Cet.
2, h. 224.
2
Melalui pendidikan suatu masyarakat atau bangsa akan
memperoleh kemuliaan. Kebenaran akan pernyataan ini sebenarnya dapat
kita lihat pada Quran Surat Al Mujadallah [58] : 11 :
ح الل لاكم حوا ي افسا الس فاافسا جا حوا ف الما س نوا إذاا قيلا لاكم ت افا ا الذينا آما يا أاي ها
ات نوا منكم واالذينا أوتوا العلما داراجا إذاا قيلا انشزوا فاانشزوا ي ارفاع الل الذينا آما وا باا ت ا بير واالل لونا خا عما
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan
kepadamu berlapang-lapanglah pada majlis-majlis, maka lapangkanlah,
niscaya Allah akan melapangkan bagi kamu. Dan jika dikatakan kepada
kamu ; Berdirilah ! , maka berdirilah Allah akan mengangkat orang-orang
yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa
derajat ; Dan Allah dengan apapun yang kamu kerjakan adalah Maha
Mengetahui.” (Q.S Al Mujadallah [58]: 11)
Allah akan meninggikan derajat orang-orang yang beriman dan
berilmu. Bangsa indonesia merupakan bangsa yang memiliki mayoritas
muslim terbesar didunia. Dengan penggalan ayat ini seharusnya bisa
menjadi modal untuk terus mencari ilmu baik dari dunia pendidikan
formal ataupun non formal. Karena ilmu merupakan bekal yang tidak akan
pernah membusuk atau habis jika terus digunakan ataupun diamalkan.
Tujuan kegiatan pembelajaran dari bagian proses pendidikan
adalah untuk senantiasa beribadah kepada Allah SWT. Sebagaimana yang
ditegaskan dalam Quran Surat Az Zariyat [56]: 56 :
نسا إل لي اعبدون ن واال واماا خالاقت ال
Artinya: “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya
mereka mengabdi kepada-Ku.” (Q.S. Az Zariyat [56]: 56)
Mata pelajaran Geografi pada tingkat SMA masuk kedalam ilmu
pengetahuan sosial yang mempelajari tentang fenomena-fenomena yang
3
terjadi di bumi termasuk didalamnya mengenai hubungan manusia dengan
alam. James E Preston menyatakan, “geografi adalah ilmu yang
berhubungan dengan interelasi manusia dan lingkungannya”.2 Berbagai
gejala yang terjadi di bumi, baik yang berasal dari alam ataupun akibat
dari aktivitas manusia masuk kedalam pembahasan geografi.
Begitu besarnya cakupan materi yang dibahas pada mata pelajaran
geografi ini yang membuat banyak siswa tidak termotivasi untuk
mengikuti pelajaran. Dari mulai ke dalam lapisan inti bumi, lapisan
kehidupan dan sampai kelapisan udara terluar dibahas pada mata pelajaran
geografi.
Menurut Chaplin, “kejenuhan belajar dapat melanda siswa apabila
ia telah kehilangan motivasi dan kehilangan konsolidasi ke salah satu
tingkat keterampilan tertentu sebelum siswa tertentu sampai pada tingkat
keterampilan berikutnya”.3 Oleh karena itu untuk bisa meningkatkan hasil
belajar siswa tentu diperlukan sebuah stimulus untuk meningkatkan
motivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
Menurut Muhibbin Syah, Seorang siswa yang mengalami
kejenuhan belajar merasa seakan-akan pengetahuan dan kecakapan
yang diperoleh dari belajar tidak ada kemajuan. Tidak adanya
kemajuan hasil belajar ini pada umumnya tidak berlangsung
selamanya, tetapi dalam rentang waktu tertentu saja, misalnya
seminggu tetapi tidak sedikit siswa yang mengalami kejenuhan itu
berkali-kali dalam periode tertentu.4
Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan wawancara dan
observasi. Wawancara dilakukan kepada guru pamong untuk mendapatkan
informasi secara mendalam mengenai kondisi sekolah dan siswa.
Sedangkan observasi dilakukan peneliti untuk terjun langsung mencari
data mengenai kondisi sekolah dan siswa di kelas.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru pamong dengan Bapak
Drs. Mawardi yang telah mengajar di SMAN 4 Depok selama kurang lebih
2 Iwan Hermawan, Geografi sebuah pengantar, ( Bandung: Private publishing, 2009) h.55
3 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan pendekatan baru, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2003), h. 165. 4 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999), Cet. 1, h. 162.
4
8 tahun, di dapatkan informasi bahwa kondisi sekolah saat ini sudah lebih
baik. Khususnya untuk sarana dan prasarana seperti gedung sekolah yang
sudah diperluas dan sarana-sarana lain yang sudah cukup lengkap. Namun
untuk media alat bantu mata pelajaran geografi masih kurang dan terbatas.
Mengenai kondisi siswa-siswa khusus kelas dua yang beliau ajar,
menurutnya siswa-siswa masih sulit untuk dikondisikan saat belajar.
Namun menurut beliau kondisi ini wajar melihat usia siswa yang masih
remaja. Beberapa hal dilakukan beliau untuk bisa mengkondisikan siswa-
siswa dikelas seperti melakukan pendekatan dan pengenalan siswa-siswa
dikelas. Saat mengajar beliau tidak sering melakukan metode-metode
belajar tertentu. Hanya sesekali melakukan metode diskusi dengan melihat
materi pelajaran yang menurutnya sesuai.
Berikutnya untuk observasi sekolah dan siswa yang dilakukan
peneliti dengan mengamati proses belajar mengajar yang dilakukan dan
pengamatan sekolah diluar proses belajar mengajar. Observasi yang
dlakukan adalah mengamati sarana prasarana disekolah, dimana sarana
prasarana yang tersedia seperti alat bantu mata pelajaran geografi (seperti
peta, globe dan lainnya) dan LCD atau infokus. Namun demikian, alat
bantu pelajaran tersedia meskipun sangat terbatas.
Observasi dilanjutkan dengan pengamatan proses belajar mengajar
dikelas XI IPS 2 SMAN 4 Depok, dengan jumlah siswa 38 didapatkan
masalah-masalah yang ada diantaranya yaitu (1) didalam kelas banyak
siswa yang melakukan aktivitas lain di luar kegiatan belajar pada saat
proses pembelajaran geografi (seperti mengobrol, memainkan handphone,
memainkan laptop dan mengerjakan tugas lain). (2) kurangnya interaksi
siswa pada saat belajar geografi, hal ini di sebabkan karena siswa malu
untuk menjawab atau bahkan tidak mengerti terhadap materi yang
disampaikan. (3) pada saat guru/observer membagikan soal-soal evaluasi,
terlihat kurangnya kemampuan siswa untuk menjawab soal-soal tersebut.
Itu terlihat dari sikap mereka yang mengerjakan soal dengan mengobrol
sesama teman sebangkunya dan lamanya waktu yang dibutuhkan siswa
5
untuk menyelesaikan soal. Hal ini dikarenakan siswa kurang paham dari
materi yang telah disampaikan.
Berdasarkan hasil latihan soal-soal evaluasi yang telah dilakukan
pada siswa, diperoleh data bahwa di SMA Negeri 4 Depok siswa kelas XI
IPS 2 tahun pembelajaran 2013/2014 masih banyak nilai siswa yang
kurang dari ketuntasan yaitu 73,00.
Tabel 1.1
Nilai Ulangan Tengah Semester Bab 4 Lingkungan Hidup Untuk Pembangunan
Berkelanjutan Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 4 Depok.
Nilai Rata-
rata Kelas
Nilai di
bawah 73
(%) Nilai di
atas 73
(%) Jumlah
Siswa
63,15 27 71% 11 29% 38
Berdasarkan tabel di atas, hanya 29% siswa yang memenuhi
standar ketuntasan, sedangkan sisanya sebesar 71% siswa belum tuntas.
Dari pengamatan peneliti, hal ini disebabkan karena pada kelas XI IPS 2
sulit untuk memahami materi yang disebabkan oleh beberapa hal seperti
kelas yang kurang kondusif saat pelajaran berlangsung dan siswa yang
kurang aktif selama proses pembelajaran.
Berdasarkan hasil obeservasi dan hasil UTS siswa dapat dilihat
kurangnya motivasi siswa untuk mengikuti proses pembelajaran geografi
dimana siswa-siswa dikelas sulit diatur untuk tetap fokus dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran. Gavin Reid menyatakan didalam bukunya, “ke
tidak mampuan mengakses materi pembelajaran dapat menjadi alasan
mengapa pembelajar tidak dapat mengendalikan diri ketika belajar”.5
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru pamong dan hasil
observasi yang dilakukan peneliti inilah yang menjadikan latar belakang
peneliti untuk melakukan penelitian tindakan kelas di SMAN 4 Depok.
5 Gavin Reid, Memotivasi siswa di kelas gagasan dan strategi, (Jakarta: Indeks, 2009), h. 103.
6
Mata pelajaran geografi kelas XI bagian BAB 5 membahas tentang
pelestarian lingkungan hidup yang mencakup tentang Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan (AMDAL). Sebagian besar aspek yang dibahas
dalam materi AMDAL adalah tentang dampak yang tejadi pada
lingkungan akibat pembangunan proyek-proyek. Berbagai macam dampak
dapat terjadi yang mempengaruhi kehidupan masyarakat sekitar
pembangunan.
Upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPS 2
SMAN 4 Depok dalam materi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
(AMDAL) tentu perlu ditingkatkan agar siswa lebih paham terhadap
materi AMDAL dan siap menghadapi zaman yang terus berkembang
dengan cepat. Dimana seiring bertambahnya jumlah penduduk yang
semakin meningkat disetiap tahunnya maka kebutuhan akan barang dan
jasa pun juga akan terus meningkat. Hal ini jugalah yang akan
mempengaruhi bertumbuhnya pembangunan seperti proyek pembangunan
industri atau pembangunan yang lainnya. Dan tentu akan ada dampak dari
pertumbuhan pembangunan tersebut, yang salah satunya adalah
pencemaran terhadap lingkungan.
Pentingnya materi tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
(AMDAL) ini tentu perlu diberikan kepada para pelajar sebagai penerus
bangsa. Karena tidak dapat dipungkiri, merekalah yang akan membangun
negri ini. Sehingga dengan pembekalan materi tersebut siswa siap untuk
menghadapi masa depannya setelah selesai dari Sekolah Menengah Atas
(SMA).
Terkait dengan pentingnya pemahaman siswa kelas XI IPS 2 SMAN 4
Depok terhadap materi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
(AMDAL) maka penulis berupaya untuk menerapkan metode
pembelajaran Poin-Counterpoint pada materi Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan (AMDAL) sebagai salah satu alternatif pembelajaran yang
7
dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang bermuara pada pembelajaran
yang aktif, kreatif dan efektif.
Salah satu alasan pemilihan Metode Point Counterpoint pada materi
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) adalah karena metode
ini merupakan sebuah teknik hebat untuk merangsang diskusi dan
mendapatkan pemahaman lebih mendalam tentang berbagai isu yang
kompleks. Format pada metode ini mirip dengan sebuah perdebatan,
namun tidak terlalu formal dan berjalan dengan lebih cepat.
Dengan penggunaan metode Point Counterpoint pada materi Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), guru dapat membuat skema di
sebuah forum diskusi yang membahas tentang pencemaran lingkungan
yang dapat terjadi akibat adanya pembangunan. Dengan begitu proses
pembelajaran tidak akan terjadi teacher centered, karena siswa-siswa
dikelaslah yang akan membahas materi tentang Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan (AMDAL) dengan mengangkat isu yang kompleks
dan guru hanya sebagai fasilitator dan pembimbing dalam berjalannya
proses pembelajaran.
Berdasarkan masalah yang didapat, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang implementasi metode point counterpoint terhadap
peningkatan hasil belajar pada materi AMDAL (PTK Kelas XI IPS 2
SMAN 4 Depok)..
B. Identifikasi Masalah
Dari kenyataan di atas, peneliti mengidentifikasi masalah terhadap
kekurangan-kekurangan dalam pembelajaran Siswa kelas XI IPS 2 SMAN
4 Depok. Berdasarkan hasil refleksi terungkap masalah-masalah dalam
pembelajaran antara lain:
1. Alat bantu geografi yang masih sangat terbatas.
8
2. Banyak siswa yang melakukan aktivitas lain di luar kegiatan belajar
pada saat proses pembelajaran geografi.
3. Penerapan metode yang tidak sesuai oleh guru yang membuat siswa
cenderung pasif sehingga terjadi teacher center.
4. Masih banyaknya hasil belajar siswa dibawah KKM
5. Kurangnya pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan.
6. Kurangnya interaksi siswa pada proses pembelajaran geografi.
C. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah diperlukan agar penelitian lebih efektif, efisien
dan terarah. Adapun hal-hal yang membatasi dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Penelitian dilakukan untuk menerapkan metode pembelajaran yang
aktif, kreatif dan efektif sehingga tidak terjadi teacher center.
2. Penelitian difokuskan pada peningkatan hasil belajar siswa di atas
KKM.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan Latar Belakang, Identifikasi, dan Pembatasan Masalah di
atas, maka peneliti dapat merumuskan permasalahan penelitian sebagai
berikut:
“Bagaimana Implementasi Metode Point Counterpoint dalam
Pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) pada siswa kelas XI
IPS 2 SMAN 4 Depok?”
E. Tujuan Penelitian
9
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana
implementasi metode Point Conterpoint terhadap peningkatan hasil belajar
siswa kelas XI IPS 2 SMAN 4 Depok pada materi Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan (AMDAL).
F. Kegunaan Penelitian
1. Manfaat teoritis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan
informasi dalam dunia pendidikan berupa gambaran mengenai sebuah
teori yang menyatakan bahwa peningkatan pemahaman siswa IPS pada
materi pemanasan global dapat dilakukan dengan metode Point-
counterpoint.
2. Manfaat Praktis
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan memiliki
kegunaan sebagai berikut:
a. Bagi Siswa
1) Siswa mendapatkan pengalaman pembelajaran yang aktif, kreatif
dan menyenangkan
2) Siswa mendapatkan hasil pemahaman tentang materi Analisis
mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) berdasarkan hasil
diskusi yang didapat.
b. Bagi Guru
1) Menambah inovasi strategi pembelajaran bagi guru untuk proses
pembelajaran yang aktif dan efektif.
2) Mendapatkan hasil evaluasi belajar siswa dari proses belajar
pembelajaran menggunakan metode Point Counterpoint
10
c. Bagi Sekolah
1) Sebagai masukan bagi guru SMA dalam mengajarkan IPS pada
materi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) dengan
metode Point Counterpoint.
2) Sebagai sumbangan pemikiran dalam usaha-usaha yang mengarah
pada peningkatan kemampuan siswa dalam memahami materi
melalui metode Point Counterpoint.
3) Sebagai acuan untuk melakukan kegiatan yang sejenis.
d. Bagi Peneliti
1) Dengan pelaksanaan penelitian kelas ini peneliti memiliki
pengetahuan, ketrampilan dan pengalaman tentang Penelitian
Tindakan Kelas.
2) Peneliti mampu mendeteksi permasalahan yang ada di dalam
proses pembelajaran, sekaligus mencari alternatif pemecahan
masalah yang tepat.
3) Peneliti mampu mempebaiki proses pembelajaran di dalam kelas
dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa dalam menerima
suatu materi ajar.
11
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Landasan Teori
1. Implementasi
a. Pengertian Implementasi
Di dalam bukunya Syafruddin Nurdin menyatakan, “secara
sederhana implementasi bisa diartikian pelaksanaan atau
penerapan”. Majoe dan Wildavsky (1979) mengemukakan,
“implementasi sebagai evaluasi”. Browne dan Wildavsky (1983)
juga mengemukakan bahwa, “implementasi adalah perluasan
aktivitas yang saling menyesuaikan”. “Implementasi merupakan
aktivitas yang saling menyesuaikan” juga dikemukakan oleh
Mclaughlin. Pengertian lain dikemukakan oleh Schubert (1986)
bahwa, “Implementasi merupakan sistem rekayasa”.6
Di dalam jurnalnya Nisa Cullen menyatakan, Implementasi
dimaksudkan membawa ke suatu hasil (akibat) melengakapi dan
menyelesaikan. Implementasi juga dimaksudkan menyediakan
sarana (alat) untuk melaksanakan sesuatu, memberikan hasil yang
bersifat praktis terhadap sesuatu. Pressman dan Wildavsky
mengemukakan bahwa : “implimentation as to carry out,
accomplish, fullfil, produce, complete” maksudnya: membawa,
menyelesaikan, mengisi, menghasilkan, melengkapi.7
Pengertian-pengertian ini memperlihatkan bahwa kata
Implementasi bermuara pada aktivitas, adanya tindakan, atau
mekanisme suatu sistem. Ungkapan mekanisme mengandung arti
bahwa implementasi bukan sekedar aktivitas, tetapi suatu kegiatan
yang terencana dan dilakukan secara sungguh-sungguh berdasarkan
acuan norma tertentu untuk mencapai tujuan kegiatan. Oleh karena itu
implementasi tidak berdiri sendiri. tetapi dipengaruhi objek berikutnya
yang dalam pembahasan ini yaitu metode ponit counterpoint.
6 Syafruddin Nurdin, Guru Profesional & Implementasi Kurikulum, (Padang: Quoantum Teaching:
2008), h. 70 7 Nisa cullen, Implementasi Kebijakan, 2013, h. 1, (www.scribd.com/doc/57310777/implementasi-
adalah)
12
2. Teori Belajar Konstruktivisme
Kaitannya dengan pembelajaran, menurut teori
konstruktivisme yang menjadi dasar bahwa siswa memperoleh
pengetahuan adalah karena keaktifan siswa itu sendiri. Teori ini
merupakan peningkatan dari teori yang dikemukakan Piaget,
Vigotsky, dan Burner. Konsep pembelajaran menurut teori
konstruktivisme adalah suatu proses pembelajaran yang
mengkondisikan siswa untuk melakukan proses aktif membangun
konsep baru, pengertian baru dan pengetahuan baru berdasarkan
data. Oleh karena itu, proses pembelajaran harus dirancang dan
dikelola sedemikian rupa sehingga mampu mendorong siswa
mengorganisasi pengalamannya sendiri menjadi pengetahuan yang
bermakna. Jadi, dalam pandangan konstruktivisme sangat penting
peran siswa untuk dapat membangun contructive habits of mind.
Agar siswa memiliki kebiasaan berpikir, maka dibutuhkan
kebebasan dan sikap belajar.8
Menurut Bodner, konstruktivis yang pertama ialah piaget. Melalui
perspektif piaget, pengetahuan diperoleh menurut proses konstruksi
selama hidup melalui suatu proses ekuilibrasi antara skema pengetahuan
dan pengalaman baru.9
Lawson menyarankan tiga tipe siklus belajar dalam belajar
sains menurut model konstruktivis berpendapat betapa pentingnya
peranan bahasa dalam bentuk argumentasi, terampil pula dalam
menalar. Dari pengalaman mengajar selama ini, kita rasakan bahwa
dengan meminta para siswa berargumentasi, kita pupuk
keterbukaan dalam diri mereka, yang merupakan suatu syarat
untuk memperoleh daya nalar tinggi.10
Sementara itu Driver and Bell mengungkapkan
karakteristik pembelajaran konstruktivisme sebagai berikut, (i)
siswa tidak dipandang sebagai sesuatu yang pasif melainkan
memiliki tujuan, (ii) belajar harus mempertimbangkan seoptimal
mungkin proses keterlibatan siswa, (iii) pengetahuan bukan sesuatu
yang datang dari luar, melainkan dikonstruksi secara personal, (iv)
pembelajaran bukanlah transmisi pengetahuan, melainkan
melibatkan pengaturan situasi lingkungan belajar, (v) kurikulum
8 Sukarjo dan Ukim Komarudin, Landasan Pendidikan Konsep dan Aplikasinya, (Jakarta:
RajaGrafindo, 2009), h. 54 9 Ratna Wilis Dahar, Teori-teori Belajar & Pembelajaran, (Jakarta: Erlangga, 2006), h152.
10 Ibid., h. 153.
13
bukanlah sekedar hal yang dipelajari, melainkan seperangkat
pembelajaran, materi dan sumber.11
Model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran
yang mengkondisikan kelas dimana siswa untuk turut aktif dalam
proses pembelajaran. Pada prinsip teori konstruktivisme yang
diungkapkan oleh Driver and Bell, dimana pada pembelajaran siswa
tidak dipandang pasif, pembelajaran harus seoptimal mumgkin,
pengetahuan dibangun secara personal, pembelajaran melibatkan situasi
lingkungan dan kurikulum merupakan seperangkat pembelajaran.
3. Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif dikembangkan dari teori belajar
konstruktivisme yang lahir dari gagasan piaget dan Vygostsky. Bahwa
pengetahuan itu dibangun dalam pikiran anak.
Piaget dan Vygotsky mengemukakan adanya hakikat sosial
dari sebuah proses belajar, juga mengemukakan tentang
penggunaan kelompok-kelompok belajar dengan kemampuan
anggota-anggotanya yang beragama sehingga terjadi perubahan
konseptual. Piaget menekankan bahwa belajar adalah sebuah
proses aktif dan pengetahuan disusun dalam pemikiran siswa. Oleh
karena itu, belajar adalah tindakan kreatif dimana konsep dan
kesan dibentuk dengan memikirkan objek dan peristiwa, serta
bereaksi dengan objek dan peristiwa tersebut.12
Salah satu strategi pembelajaran yang dapat mengomodasi
kepentingan untuk mengkolaborasikan pengembangan diri dalam
proses pembelajaran adalah Strategi Pembelajaran Kooperatif (SPK).
Sebagaimana yang dikatakan oleh Hamruni, yaitu Ide penting
dalam pembelajaran kooperatif adalah membelajarkan kepada
siswa kepentingan bekerja sama dan kolaborasi. Keterampilan ini
sangat penting bagi siswa, karena dalam dunia kerja sebagian besar
dilakukan secara kelompok. Pembelajaran kooperatif merupakan
salah satu model pembelajaran dimana siswa belajar dalam
11
Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran Teori dan Konsep (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2011), Cet. 1, h. 106. 12
Abdul Majid, Strategi Pembelajaran (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013), h. 173.
14
kelompok kecil yang heterogen dan dikelompokkan dengan
kemampuan tingkat yang berbeda.13
Jadi, dalam setiap kelompok terdapat peserta didik yang
berkemampuan rendah, sedang dan tinggi. Dalam penyelesaian tugas,
anggota saling berkerja sama dan membantu untuk memahami bahan
pembelajaran. Belajar belum selesai apabila salah satu teman belum
menguasai bahan pembelajaran.
a. Konsep dasar strategi pembelajaran kooperatif
Strategi pembelajaran kooperatif adalah serangkaian kegiatan
belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah di rumuskan.
Menurut Hamruni, ada empat unsur penting dalam SPK, yaitu
adanya peserta, aturan upaya belajar dalam setiap anggota
kelompok dan tujuan yang akan dicapai. Peserta adalah siswa yang
melakukan proses pembelajaran dalam setiap kelompok belajar.
Pengelompokkan siswa bisa ditetapkan berdasarkan beberapa
pendekatan. Diantaranya didasarkan atas minat dan bakat siswa,
latar belakang kemampuan, campuran baik ditinjau dari minat
maupun dari kemampuan. Pendekatan apapun yang digunakan,
tujuan pembelajaran haruslah menjadi pertimbangan utama.14
Sri Esti Waryani Djiwandono mengungkapkan, dalam situasi kerja
sama setiap individu berusaha untuk memberikan sesuatu yang
menguntungkan bagi individu lain maupun pada kelompoknya. Semua
siswa dalam kelompok akan bekerja untuk mencapai satu hasil, dan
materi-materinya dapat dibagi-bagi ke anggota-anggota kelompok.
Interaksi antar pribadi dengan teman sebaya sehingga siswa dapat
menikmati merupakan bagian dari proses belajar.15
13
Hamruni, Strategi Pembelajaran, (Yogyakarta: Insan Madani, 2012), h. 118. 14
Ibid, h. 119. 15
Sri Esti Wuryani Djiwandono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Grasindo, 2009), Cet. 5, h. 369.
15
SPK merupakan strategi pembelajaran kelompok yang akhir-akhir
ini menjadi perhatian dan dianjurkan para ahli pendidikan untuk
digunakan.
Slavin (1995) mengemukakan dua alasan, pertama, beberapa hasil
penelitian membuktikan bahwa penggunaan pembelajaran
kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa sekaligus
dapat meningkatkan kemampuan hubungan sosial, menumbuhkan
sikap menerima kekurangan diri dan orang lain., serta dapat
meningkatkan harga diri. Kedua, pembelajaran kooperatif dapat
merealisasikan kebutuhan siswa dalam belajar berfikir,
memecahkan masalah dan mengintegrasikan pengetahuan dengan
keterampilan.16
Dari dua alasan tersebut maka pembelajaran kooperatif merupakan
bentuk pembelajaran yang dapat memperbaiki sistem pembelajaran
yang selama ini memiliki kelemahan. Kemp mengemukakan, “bahwa
strategi pembelajaran merupakan kegiatan pembelajaran yang harus
dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai
secara efektif dan efisien”.17
Dikemukakan oleh johnson dkk., struktur tujuan kooperatif
menciptakan sebuah situasi dimana satu-satunya cara anggota
kelompok bisa meraih tujuan pribadi mereka adalah jika kelompok
mereka bisa sukses. Oleh karena itu, untuk meraih tujuan personal
mereka anggota kelompok harus membantu teman satu timnya
untuk melakukan apapun guna membuat kelompok mereka
berhasil dan mungkin yang lebih penting, mendorong anggota satu
kelompoknya untuk melakukan usaha maksimal.18
Pembelajaran kooperatif membuat siswa didalam kelompok saling
bekerja sama untuk bisa mencapai kesuksesan di kelompok itu sendiri.
salah satu metode pembelajaran di dalam strategi kooperatif adalah
16
Hamruni, loc. Cit. h. 120 17
Lif Khoiru ahmadi dkk, Strategi Pembelajaran Berorientasi KTSP, (Jakarta: Prestasi
Pustakaraya, 2011), Cet. 1, h. 5. 18
Robert A. Slavin, Cooperative Learning, (Bandung: Nusa Media, 2009), Cet. 4, h. 35.
16
metode point counterpoint. Dimana dalam model pembeljaran ini sangat
mengandalkan kerja sama kelompok untuk mencapai kesuksesan. Karena
didalam metode ini, dimana tiap kelompok memiliki perspektif yang
berbeda dari pembahasan yang didiskusikan. Sehingga tiap kelompok
harus bisa mempertahankan argumen mereka agar tidak kalah dari
kelompok lain. Maka kerja sama kelompok sangatlah penting di metode
pembelajaran point counterpoint ini.
4. Metode Pembelajaran Point Counterpoint
a. Metode Point Counterpoint
Hamruni mengungkapkan, metode Point Counterpoint merupakan
Metode Pembelajaran yang mengandalkan kerja sama kelompok untuk
mendiskusikan suatu masalah yang dibahas oleh kelompoknya sendiri
dimana setelahnya kelompok itu akan beradu argumen,
membandingkan pendapat kelompoknya dengan kelompok lain yang
memiliki pandangan/perspektif yang berbeda dari suatu masalah yang
dibahas dengan kelompoknya.
Pada teori Motivasi, Deutsch menjelaskan, “bahwa ketika para
siswa bekerja bersama-sama untuk meraih sebuah tujuan kelompok,
membuat mereka mengekspresikan norma-norma yang baik dalam
melakukan apapun yang perli diperlakukan untuk keberhasilan
kelompok”.19
Pada teori kognitif, wadsworth mengungkapkan interaksi di antara
siswa dalam tugas-tugas pembelajaran akan terjadi dengan sendirinya
untuk mengembangkan pencapaian prestasi siswa. Para siswa akan
saling belajar satu sama lain karena dalam diskusi mereka mengenai
konten materi, konflik kognitif akan timbul, alasan yang kurang pas
19
Robert A. Slavin, Cooperative Learning, (Bandung: Nusa Media, 2009), Cet. 4, h. 35.
17
juga akan keluar dan pemahaman dengan kualitas yang lebih tinggi
akan muncul.20
Metode ini merupakan sebuah teknik hebat untuk merangsang
diskusi dan mendapatkan pemahaman lebih mendalam tentang
berbagai isu yang kompleks. Format tersebut mirip dengan sebuah
perdebatan, namun tidak terlalu formal dan berjalan lebih cepat.
b. Prosedur Metode Point Counterpoint.
Hamruni mengungkapkan beberapa langkah-langkah prosedur
yang harus dilakukan dalam pelaksanaan metode Point
Counterpoint, yaitu:
a) Pilihlah sebuah masalah yang memiliki dua perspektif (sudut
pandang) atau lebih.
b) Bagilah kelas ke dalam kelompok-kelompok menurut jumlah
perspektif yang telah ditetapkan, dan mintalah tiap kelompok
mengungkapkan, mendiskusikan lasan-alasan yang melandasi
sudut pandang masing-masing tim. Doronglah mereka bekerja
dengan partner tempat duduk atau kelompok-kelompok inti
yang kecil.
c) Gabungkan kembali seluruh kelas, tetapi mintalah para anggota
dari tiap kelompok untuk duduk bersama dengan jarak antara
sub-sub kelompok.
d) Jelaskan bahwa peserta didik bisa memulai perdebatan. Setelah
itu peserta didik mempunyai kesempatan menyampaikan
sebuah argumen yang sesuai dengan posisi yang telah
ditentukan. Teruskan diskusi tersebut, dengan bergerak secara
cepat maju-mundur diantara kelompok-kelompok.
e) Simpulkan kegiatan tersebut dengan membandingkan isu-isu
sebagaimana anda melihatnya. Berikan reaksi dan diskusi
lanjutan.21
c. Keunggulan Metode Point Conterpoint.
Sebagai metode yang mengutamakan kerja sama tim dalam
berdiskusi, metode Poin Counterpoint memiliki beberapa keunggulan.
Menurut Ani Septiana, keunggulan tersebut seperti:
20
Ibid., h. 38. 21
Hamruni, op. Cit.., h.164.
18
a) Kedua segi permasalahan dapat disajikan, yang memiliki ide
dan yang mendebat/menyanggah sama-sama berdebat untuk
menemukan hasil yang lebih tepat mengenai suatu masalah.
b) Siswa dapat terangsang untuk menganalisis masalah didalam
kelompok, asal terpimpin sehingga analisis itu terarah pada
pokok permasalahan yang dikehendaki bersama
c) Dalam pertemuan debat itu siswa dapat menyampaikan
faktadari kedua sisi masalah, kemudian diteliti fakta mana yang
benar/valid dan bisa dipertanggung jawabkan.
d) karena terjadi pembicaraan aktif antara pemrasaran dan
penyanggah maka akan membangkitkan daya tarik untuk turut
berbicara, turut berpartisipasi mengeluarkan suara.
e) Dapat digunakan dalam kelompok besar.22
d. Keterbatasan Metode Poin Counterpoint
Selain keunggulan, metode Point Counterpoint yang
mengutamakan kerja sama tim dalam berdiskusi juga memiliki
keterbatasan.
Menurut Ani septiana keterbatasan tersebut seperti:
a) Terkadang tidak memperhatikan pendapat orang lain.
b) Kemungkinan lain di antara anggota mendapat kesan yang
salah tentang orang yang berdebat.
c) Dengan tekik berdebat membatasi partisipasi kelompok,
kecuali kalau diikuti dengan diskusi.
d) Karena seringnya perdebatan bisa terjadi banyak emosi yang
terlibat, sehingga debat itu semakin gencar dan ramai.
e) Agar bisa terlaksana dengan baik maka perlu persiapan yang
teliti sebelumnya.
5. Hasil Belajar
a. Hakekat Belajar
Suyono dan Hariyanto mengungkapkan, “belajar adalah suatu
aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan,
meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap dan
22
Ani Septiana, “Efektifitas Metode Point Counterpoint Dalam Pembelajaran Menemukan
Informasi Melalui Membaca Intensif Pada Siswa Kelas VIII SMP Negri 2Donorojo,
Jepara”, Skripsi pada IKIP Semarang, Semarang, 2013, h. 37.
19
pengokohan kepribadian”. 23
Menurut pemahaman sains konvensional,
“belajar adalah proses menjadi tahu atau proses memperoleh
pengetahuan. Kontak manusia dengan alam diistilahkan sebagai
pengalaman”.24
Pengalaman yang terjadi berulang kali melahirkan
pengetahuan. Definisi ini beranggapan bahwa pengetahuan sudah
terserak di alam, tinggal bagaimana siswa atau pembelajar
bereksplorasi, menggali dan menemukan kemudian memungutnya
untuk memperoleh pengetahuan.
Menurut Winkel, ”Belajar adalah aktivitas mental atau psikis yang
berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang
menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, keterampilan
dan sikap”.25
Belajar dalam konteks pendidikan menurut Wolfolk & Nicolish,
“kegiatan belajar selalu harus memberikan perubahan pada subjek
yang belajar. Perubahan tersebut terjadi karena adanya pengalaman
interaksi pembelajar dengan oranglain atau dengan lingkungannya”.26
Dari beberapa definisi diatas dapatlah diambil kesimpulan bahwa
belajar adalah proses perubahan salam diri kita adalah perubahan yang
terencana dan bertujuan. Kita belajar belajar dengan tujuan sesuatu
lebih dulu kita tetapkan.
b. Evaluasi Hasil Belajar
Evaluasi merupakan unsur penting dalam proses pembelajaran,
karena melalui evaluasi dapat diketahui apakah tujuan yang
direncanakan atau perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dapat
tercapai atau tidak. Evaluasi hasil belajar yang berhubungan dengan
23
Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), Cet.
1, h. 9. 24
Ibid. 25
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka pelajar, 2011), Cet. 3, h. 38. 26
Radno Harsanto, Pengelolaan Kelas yang Dinamis, (Yogyakarta: Kanisius, 2011), Cet. 5, h. 87.
20
tugas guru rutin dapat dilakukan evaluasi hasil, yang juga dapat
dijadikan umpan balik.
Purwanto mengungkapkan, hasil belajar adalah perubahan yang
mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya.
Aspek perubahan itu mengacu kepada taksonomi tujuan pengajaran
yang dikembangkan oleh Bloom, Simpson dan Harrow mencakup
aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.27
Hasil belajar perlu dievaluasi. Evaluasi yang dimaksud sebagai
cermin untuk melihat kembali apakah tujuan yang ditetapkan telah
tercapai dan apakah proses belajar mengajar telah berlangsung efektif
untuk memperoleh hasil belajar.28
Remmer (1967) mengemukakan, paling tidak ada tiga manfaat
penting dari hasil evaluasi, yaitu untuk membantu pemahaman
perkembangan peserta didik menjadi lebih baik, untuk menjelaskan
pertumbuhan dan perkembangan peserta didik kepada orang tua,
dan membantu pemahaman peserta didik menjadi lebih baik, untuk
menjelaskan pertumbuhan dan perkembangan peserta didik kepada
orang tua, dan membantu guru dalam membuat perencanaan
pembelajaran.29
Evaluasi hasil bertujuan menilai apakah hasil belajar dicapai siswa
sesuai dengan tujuan. Dengan kata lain Evaluasi hasil atau produk
menilai sampai sejauh mana keberhasilan perencanaan pembelajaran
dalam mengantarkan siswa kearah tujuan.
6. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)
a. Pengertian AMDAL
Mursid Raharjo mengungkapkan, analisis mengenai dampak
lingkungan (AMDAL) adalah kajian mengenai dampak besar dan
penting suatu usaha dan atau kegiatan yang direncanakan pada
lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan
keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan atau kegiatan.30
27
Op. Cit., h. 45. 28
Ibid., h. 46. 29
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013), Cet. 5, h. 287. 30
Mursid Raharjo, Memahami Amdal, (yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), Cet. 2, h. 45.
21
Analisis mengenai dampak lingkungan perlu dilakukan untuk
proses pembangunan. karena dengan begitu maka akan terlihat apa
dampak negatif ataupun positif bagi daerah sekitar dari pembangunan
proyek tersebut. Dampak itu tidak hanya dilihat dari sisi masyarakat
atau penduduk yang tinggal didaerah sekitar proyek, tetapi juga dilihat
dampaknya terhadap lingkungan sekitar.
Masriah dan Mujahid didalam bukunya mengungkapkan, dalam
penjelasan Undang-undang no 4 tahun 1982 antara lain menyatakan
bahwa pelaksanaan pembangunan sebagai kegiatan yang semakin
meningkat, mengandung resiko pencemaran dan perusakan
lingkungan, sehingga struktur dan fungsi dasar ekosistem yang
menjadi penunjang kehidupan dapat rusak pula karenanya. 31
Hal semacam itu akan merupakan beban sosial, karena pada
akhirnya masyarakat dan pemerintahlah yang harus menanggung
beban pemulihannya. Penjelasan Undang-undang tersebut telah
memberikan peringatan bagi kita semua bahwa semakin meningkatnya
pembangunan dengan menggunakan teknologi yang begitu maju akan
menimbulkan masalah lingkungan yang sangat kompleks.
Oleh sebab itu bagi pihak pemerintah atau pihak swasta yang akan
melaksanakan pembangunan wajib dilakukan Analisis mengenai
dampak lingkungan (AMDAL). Masriah dan Mujahid didalam
bukunya, dicantumkan dalam pasal 16 Undang-undang No. 4 Tahun
1982 yang berbunyi: “setiap rencana yang diperkirakan mempunyai
dampak penting terhadap lingkungan wajib dilengkapi dengan analisis
mengenai dampak lingkungan yang pelaksanaannya diatur dengan
peraturan pemerintah”.32
b. Prakiraan Dampak
31
Masriah dan Mujahid, Pembangunan Ekonomi Berwawasan Lingkungan, (Semarang: IKIP
Malang, 2011), Cet. 1, h. 141. 32
Ibid.
22
Prakiraan dampak adalah salah satu langkah dalam studi AMDAL
yang merupkan proses untuk menentukan dampak (sosial-budaya)
yang akan terjadi.
Menurut Sudharto P. Hadi, secara ringkas dalam prakiraan
dampak penelitian harus menyajikan:
1) siapa yang terkena dampak. Siapa menunjuk pada beberapa
orang yang terkena, ciri-ciri mereka bagaimana (umur,
pekerjaan, tingkat kerentanan dan sebagainya). Siapa juga bisa
menunjukkan satuan analisa: individu, keluarga, atau
masyarakat.
2) dalam bentuk apa mereka terkena dampak. Misalnya, penduduk
yang tinggal disepanjang rute menuju ke proyek akan terkena
dampak dari aktivitas transportasi peralatan, aktivitas ini akan
menimbulkan bising dan debu.
3) berapa lama dampak itu berlangsung. Dampak bising dan debu
akan berlangsung selama masa konstruksi. Penyusun studi bisa
menghitung berapa lama masa konstruksi itu berjalan. 33
Dampak sosial sangat sangat tergantung pada karakteristik proyek
dan kondisi sosialekonomi budaya masyarakat. Meskipun proyeknya
sejenis, namun proyek itu dibangun di daerah berbeda, dampak sosial
bisa berbeda.
c. Peranan Amdal
1) Peranan amdal dalam pengelolaan proyek
Untuk dapat mengetahui dimana dan sejauh mana peranan
andal, RKL, RPL di dalam pengelolaan proyek terlebih dahulu
harus diketahui fase-fase dari pengelolaan proyek.
Menurut Gunarwan Suratmo, pada umumnya fase-fase
pengelolaan proyek dapat dibagi sebagai berikut:
a) Fase identifikasi.
b) Fase studi kelayakan.
c) Fase desain kerekayasaan atau disebut juga fase
rancangan.
d) Fase pembangunan proyek.
e) Fase proyek berjalan atau fase proyek beroperasi.
f) Fase proyek telah berhenti beroperasi atau pasca
operasi.34
33
Sudharto P. Hadi, Aspek Sosial AMDAL, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2009),
Ed. 2, Cet. 1, h. 62.
23
Andal merupakan salah satu studi kelayakan lingkungan
yang diisyaratkan untuk mendapatkan perizinan selain studi
kelayakan teknis dan studi kelayakan ekonomis, dengan
melaksanakan kedua studi ini dapat saling memberikan
masukan sehingga dapat dilakukan optimasi untuk
mendapatkan keadaan yang optimum bagi proyek tersebut,
terutama dampak lingkungan dapat dikendalikan melalui
pendekatan teknis atau dapat disebut sebagau penekanan
dampak negatif dengan engineering approach, pendekatan ini
biasanya akan dapat menghasilkan biaya pengolaan dampak
yang murah.35
Menurut Gunawan Suratmo, bagian dari Andal yang
dikaji dalam bidang teknis dan ekonomis proyek adalah
sejauh mana keadaan lingkungan dapat menunjang
perwujudan proyek, terutama sumber daya diperlukan
proyek tersebut seperti air, energi, tenaga manusia, sarana
dan prasarana angkutan dan lain sebagainya, serta bahaya-
bahaya alam apa yang dapat mengancam proyek.36
2) Peranan Amdal bagi pemerintah
Menurut Gunawan Suratmo, salah satu tugas dari
pemerintah dalam mengarahkan dan mengawasi pembangunan
adalah menghindarkan dampak negatif dari proyek
pembangunan pada lingkungan hidup dan sumber daya alam
disamping menghindarkan pula terjadinya perselisihan yang
dapat timbul antara proyek dengan proyek pembangunan
lainnya.
Keputusan yang dapat diambil ialah:
34
Gunarwan Suratmo, Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, (Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press, 2008), Cet. 11, h. 14. 35
Ibid. 36
Ibid., h. 16.
24
a) proyek tidak boleh dibangun
b) proyek boleh dibangun sesuai dengan usulan (tanpa
persyaratan).37
3) kegunaan Amdal bagi pemilik modal
Untuk membangun proyek modal yang dipinjam dari bank,
baik bank nasional atau bank internasional seperti Bank Dunia
(Word Bank) atau Bank Pembangunan Asia (Asian
Development Bank) akan diminta laporan Amdal sebagai
persyaratannya. Untuk bank internasional biasanya setiap
permintaan pinjaman diminta penyertaan laporan Andal. Bank
nasionalpun akan memintakan Andal pula terutama untuk
proyek-proyek yang besar. Dengan demikian Andalpun
bermanfaat bagi pemilik modal. 38
Menurut Gunawan Suratmo, Keuntungan laporan
Amadal biasanya dirumuskan sebagai berikut:
a) Untuk dapat menjamin bahwa modal yang dipinjamkan
pada proyek dapat mencapai tujuan dari misi bank
dalam membantu pembangunan atau pemilik modal
yang memberikan pinjaman
b) Untuk dapat menjamin bahwa modal yang dipinjamkan
dapat dibayar kembali oleh proyek sesuai pada
waktunya, sehingga modal tidak hilang
c) Menentukan prioritas peminjaman sesuai dengan
misinya
d) Pengaturan modal dan promosi dari berbagai sumber
modal
e) Menghindari duplikasi dari proyek-proyek lain yang
tidak perlu
f) Dan lain sebagainya.39
4) Kegunaan bagi masyarakat
37
Ibid., h 16 38
Ibid., h. 21 39
Ibid.
25
Menurut Gunawan Suratmo, kegunaan amdal bagi
masyarakat yaitu seperti:
a) Dapat mengetahui rencana pembangunan di daerahnya,
hingga dapat mempersiapkan diri di dalam penyesuaian
kehidupan apabila diperlukan
b) Mengetahui perubahan lingkungan di masa sesudah
proyek dibangun hingga dapat memanfaatkan
kesempatan yang dapat menguntungkan dirinya dan
menghindarkan diri dari kerugian-kerugian yang dapat
diderita akibat adanya proyek tersebut
c) Turut serta dalam pembangunan didaerah sejak dari
awal, khususnya didalam memberikan masukan
informasi-informasi ataupun ikut langsung dalam
membangun dan menjalankan proyek
d) Pemahaman hal ihwal mengenai proyek secara jelas
akan ikut menghindarkan timbulnya kesalahpahaman,
hingga dapat menggalang kerja sama yang saling
menguntungkan
e) Mengetahui hak dan kewajibannya di dalam hubungan
dengan proyek tersebut khususnya hak dan kewajiban
di dalam ikut menjaga dan mengelola kualitas
lingkungan
f) Dan lain sebagainya40
40
Ibid.
26
B. Kerangka Berpikir
C. Te
Teori Belajar:
!. Behaviorisme
a) Objek psikologi adalah
tingkah laku. b) Semua bentuk tingkah
laku dikembalikan
kepada reflek.
c) Mementingkan
terbentuknya
kebiasaan.
John B. Watson:
pengubahan tingkah laku
dapat dilakukan melalui
latihan atau membiasakan
memberikan reaksi terhadap
stimulus yang diterima.
2. Kognitif
a) Stimulus
b) Respon
c) Berfikir kompleks
Kategori Teori Kognitif:
a) Teori Pembangunan
b) Teori elaborasi
kognitif.
3, Humanisme
Kolb:
a) Pengalaman kongkret
b) Pengalaman aktif dan
relektif
c) Konseptualisasi
d) Eksperimentasi
4. Kontruktivisme:
Jean piaget
a) Kemampuan
mengkonstruk/memban
gun
Driver and Bell
a. pembelajaran siswa
tidak dipandang pasif,
b. pembelajaran harus
seoptimal mumgkin,
c. pengetahuan dibangun
secara personal,
d. pembelajaran
melibatkan situasi
lingkungan dan
e. kurikulum merupakan
seperangkat
pembelajaran.
Model
Pembelajaran
Kooperatif
Point
Counterpoint
STAD
Struktural
Jigsaw
Group
Investigasion
Number Head
Togather
Peningkatan Hasil
Belajar
Pembelajaran
Aktif
Pembelajaran
Efektif dan
Efisien
Gambar 2.1
Kerangka Berpikir Penelitian
Ham
run
i
Jean
Pia
get
D
river
an
d B
ell
27
C. Hasil Penelitian Yang Relevan
1. Skripsi
a) Amiruddin Yusuf
Penelitian yang dilakukan oleh Amiruddin Yusuf
dengan judul “Peningkatan Keterampilan Menulis Iklan
Baris Melalui Kartu Identitas Dengan Metode Point-
Counter-Point Pada Siswa Kelas Ix-A Mts.
Nahdlotushshibyan Wonoketingal Demak Tahun Ajaran
2011/2012.” Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi
awal sebelum dilakukan tindakan, nilai rata-rata kelas
sebesar 58,03 dan belum mencapai nilai rata-rata
ketuntasan yang telah ditetapkan, yaitu sebesar 75. Pada
siklus II terjadi peningkatan sebesar 11,71 atau sebesar
15,34% bila dibanding siklus I. Hasil nilai rata-rata yang
diperoleh pada siklus II, yaitu sebesar 76,34 atau dalam
kategori baik. Peningkatan yang terjadi dari kondisi awal ke
siklus II sebesar 18,31 atau 23,98%. Berdasarkan hasil
penelitian tersebut, simpulan yang dapat diambil adalah
keterampilan menulis iklan baris siswa kelas IX-A MTs.
Nahdlotushshibyan Wonoketingal, Demak mengalami
peningkatan dan perubahan tingkah laku yang lebih positif
setelah mengikuti proses pembelajaran dengan metode
point-counterpoint.41
Pada hasil penelitian ini metode Point Counterpoint dapat
meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis iklan baris.
Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian yang saya lakukan
adalah pada penelitian ini fokus upaya peningkatan ada pada
keterampilan siswa dalam menulis iklan baris, sedangkan pada
penelitian yang saya lakukan pada fokus penelitiannya adalah hasil
belajar dari suatu materi.
b) Ani Septiana
Penelitian yang dilakukan oleh Ani Septiana dengan
judul “Efektivitas Metode Point Counter Point dalam
Pembelajaran Menemukan Informasi Melalui Membaca
Intensif pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Donorojo,
41
Amiruddin Yusuf, Peningkatan Keterampilan Menulis Iklan Baris Melalui Kartu Identitas
Dengan Metode Point-Counter-Point Pada Siswa Kelas Ix-A Mts. Nahdlotushshibyan
Wonoketingal Demak Tahun Ajaran 2011/2012, september 2011.
28
Jepara Tahun Ajaran 2012/2013”. Skripsi. Fakultas
Pendidikan Bahasa dan Seni IKIP PGRI Semarang.
Pendekatan penelitian ini adalah kuantitatif dan metode
pada penelitian ini adalah eksperimen. Dari hasil analisis
data, hasil perhitungan uji hipotesis diperoleh thitung =
4,43. Dengan dk = 67 dan taraf nyata α = 5% dari daftar
distribusi t diperoleh ttabel = 2,002. Karena thitung > ttabel
(4,43>2,002) sehingga bunyi hipotesisnya adalah diterima
dan data yang diperoleh adalah signifikan. Jadi dapat
dikatakan bahwa hipotesis alternatif (Ha) diterima, yaitu
metode point counter point efektif dalam pembelajaran
menemukan informasi melalui membaca intensif pada
siswa kelas VIII SMP N 2 Donorojo, Jepara tahun ajaran
2012/2013. Berdasarkan keefektifan metode point counter
point, siswa mampu mencari argumentasi yang kuat untuk
memecahkan permasalahan dari teks bacaan dengan
berdiskusi serta mendapatkan pemahaman lebih
mendalam.42
Persamaan yang bisa diambil dalam penelitian ini adalah
mengaktifkan siswa dalam mencari informasi untuk menyelesaikan
suatu masalah. Dengan metode point counterpoint membuat siswa
turut aktif berargumen dari informasi-informasi yang didapat untuk
memecahkan masalah yang dibahas. Perbedaan penelitian ini
dengan penelitian yang saya lakukan adalah fokus penelitian ini
adalah meningkatkan ke efektifan siswa sedangkan fokus
penelitian yang saya lakukan adalah meningkatkan hasil belajar
siswa.
2. Thesis
a) Ulin Nuha Rosyada
Penelitian yang dilakukan oleh Ulin Nuha Rosyadi
dengan judul “Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran
Active Learning Tipe Point Counterpoint”. Thesis. UIN
Sunan Kali Jaga Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh penerapan metode pembelajaran
active learning tipe point-counterpoint terhadap prestasi
belajar biologi dan partisipasi siswa pada materi pokok
42
Ani Septiana, Efektivitas Metode Point Counter Point dalam Pembelajaran Menemukan
Informasi Melalui Membaca Intensif pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Donorojo,
Jepara Tahun Ajaran 2012/2013, juni 2013
29
pengaruh manusia di dalam ekosistem siswa kelas VII
MTs. Mu'allimin Muhammadiyah Yogyakarta tahun ajaran
2010/2011. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa
pembelajaran dengan menggunakan metode Point-
Counterpoint tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat
prestasi belajar siswa. Hal ini berdasarkan hasil uji t pada
nilai postest untuk kedua kelas diperoleh Sig. (2-tailed)
0.960 pada signifikasi taraf nyata 5% yang berarti tidak
terdapat pengaruh yang signifikan. Sedangkan untuk
variabel partisipasi, metode Point-Counterpoint
berpengaruh positif terhadap partisipasi belajar siswa
berdasarkan hasil nilai kategori baik pada kelas kontrol
sebanyak 8 siswa atau 25%, sedangkan kelas eksperimen
sebanyak 21 siswa atau 65.5% . 43
Pada penelitian ini didapatkan jika metode Point Counterpoint
tidak berpengaruh terhadap hasil belajar siswa namun terdapat
pengaruh yang signifikan terhadap partisipastif siswa dalam proses
pembelajaran. Pada penelitian yang saya lakukan partisipatif siswa
juga akan ditingkatkan dengan penggunaan metode Point Counterpoint
dalam proses pembelajaran dan juga diupayakan untuk meningkatkan
hasil belajar siswa.
b) Mutiara Fitriyanti
Penelitian yang dilakukan oleh Mutiara Fitriyanti
dengan judul ”Penerapan Teknik Point Counterpoint Untuk Menumbuhkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah : Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas Xi Bahasa Sma Negeri 1 Cianjur”. Thesis. Universitas Pendidikan Indonesia. Masalah utama yang dibahas dalam
thesis ini adalah bagaimana menerapkan teknik Point
Counter Point di kelas XI Bahasa SMA Negeri 1 Cianjur
untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kritis siswa.
Agar permasalahan tersebut tidak meluas. Metode yang
digunakan oleh peneliti saat berlangsungnya proses
penelitian adalah menggunakan metode Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) dengan model Kemmis dan Taggart.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan selama 4
siklus dapat disimpulkan bahwa penerapan teknik Point
43
Ulin Nuha Rosyadi, Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Active Learning Tipe Point
Counterpoint, May 2012
30
Counter Point dapat digunakan sebagai salah satu solusi
alternatif untuk menciptakan suasana pembelajaran sejarah
yang dapat menumbuhkan kemampuan berpikir kritis
siswa. Hal ini dilihat dari ketercapaian indikator-indikator
kemampuan berpikir kritis yang muncul ketika proses
penerapan teknik Point Counter Point, indikator-indikator
tersebut diantaranya: Memfokuskan Pertanyaan; b)
Menganalisis Argumen; c) Bertanya dan Menjawab
Pertanyaan; d) Mempertimbangkan apakah sumber dapat
dipercaya/tidak; e) Membuat dan menentukan hasil
pertimbangan; f) Mengidentifikasi istilah dan pertimbangan
suatu definisi; g) Berinteraksi dengan orang lain.44
Fokus penelitian ini adalah usaha untuk meningkatkan
berpikir kritis siswa pada mata pelajaran sejarah dengan
menerapkan metode point counterpoint. Beberapa hal yang bisa
diambil dari penelitian ini adalah metode point counterpoint selain
bisa meningkatkan berpikir kritis siswa juga dapat mengkondisikan
kelas menjadi aktif dalam proses pembelajaran. Pada penelitian ini
juga menggunakan Penelitian Tindakan Kelas, sama seperti
penelitian yang saya lakukan.
3. Jurnal
a) Armilia Miza dan Rika Afriyanti
Penelitian ini dilakukanoleh Armilia Miza dan Rika
Afriyanti dengan judul “The Effect Of Point-Counterpoint Strategy
Toward Students’ Speaking Achievement A Study At The Eleventh
Grade Students Of Sman 1 Sungai Geringging”. Penulisan
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh dari strategi belajar
Point-Counterpoint dalam pengajaran Bahasa Inggris khususnya
speaking skill. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen,
dua klasifikasi (group). Grup satu sebagai kelas penelitian atau
kelas eksperimen diberikan perlakuan oleh peneliti yaitu dengan
menggunakan Point-Counterpoint strategy dan kelas kontrol
menggunakan Pair work Strategy. Perlakuan yang diberikan pada
kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah sebanyak delapan kali
pertemuan. Materi yang diajarkan berkaitan dengan jenis teks.
44
Mutiara Fitriyanti, Penerapan Teknik Point Counter Point Untuk Menumbuhkan Kemampuan
Berpikir Kritis Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah : Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas
Xi Bahasa Sma Negeri 1 Cianjur, Februari 2014.
31
Instrument yang digunakan adalah speaking test. Peneliti
melakukan try out ke kelas lain sebelum melakukan post test.
Selanjutnya post test diberikan kepada kelas eksperimen dan
kontrol. Post test digunakan untuk melihat peerbedaan nilai yang
didapat dari kedua kelas yaitu pada kelas eksperimen dan kontrol.
Hasil analisis pada penelitian ini di dapat rata-rata hasil test pada
kelas eksperimen 69,34 dan standar deviasi 11,19. Dan rata-rata
kelas kontrol 63,1 dan standar deviasi 10,63. Pengujian hipotesis
ini dilakukan dengan uji t-table, setelah dilakukan pengujian
diperoleh t-calculated 2,86 lebih besar dari t-table 1,645, maka
hipotesis pada penelitian ini diterima.45
Fokus pada penelitian ini adalah untuk meningkatkan speaking
skill pada pelajaran bahasa inggris. Persamaan pada penelitian ini adalah
penerepan metode point counterpoint terhadap peningkatan hasil belajar.
Pada penelitian ini hasil belajar pada kelas penelitian yang menggunakan
metode point counterpoint dapat meningkatkan hasil belajar. Perbedaan
dari penelitian ini dengan penelitian yang akan saya lakukan adalah
metode penelitian dimana pada penelitian ini menggunakan metode
eksperimen sedangkan yang saya lakukan adalah penelitian tindakan kelas.
b) Agung Widodo dan Runtut Prih Utami
Penelitian yang dilakukan oleh Agung Widodo dan Runtut
Prih Utami dengan judul “Penggunaan Strategi Point Counterpoint
Melalui Media Compact Disc (Cd) Interaktif Untuk Meningkatkan
Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Sistem
Reproduksi Di Sma Negeri 1 Banguntapan”. Jurnal. Penelitian
bertujuan untuk: (1) mengetahui keterlaksanaan penggunaan
strategi point counter point melalui media compact disc (CD)
interaktif pada proses pembelajaran biologi di kelas XI IA 1 SMA
N 1 Banguntapan; (2) mengetahui banyaknya siklus pembelajaran
yang dibutuhkan untuk mencapai peningkatan motivasi belajar dan
hasil belajar siswa kelas XI IA 1 SMA N 1 Banguntapan; dan (3)
mengetahui peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa kelas XI
IA 1 SMA N 1 Banguntapan dengan menggunakan media compact
disc (CD) interaktif melalui strategi point counter point pada
45
Armilia Miza dan Rika Afriyanti dengan judul, The Effect Of Point-Counterpoint Strategy
Toward Students’ Speaking Achievement A Study At The Eleventh Grade Students Of
Sman 1 Sungai Geringging, Juni 2012.
32
materi sistem reproduksi manusia. Model penelitian ini adalah
Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research/CAR).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) pembelajaran
menggunakan strategi point counter point melalui media compact
disc (CD) interaktif dapat terlaksana di kelas XI IA 1 SMA N 1
Banguntapan; (2) Siklus pembelajaran yang dibutuhkan untuk
meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa sebanyak 2 siklus;
dan (3) strategi point counter point melalui media compact
disc (CD) interaktif dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar
siswa. Motivasi belajar siswa mengalami peningkatan sebesar 26%
pada siklus II. Rata-rata nilai post-tes siklus I adalah 7,77, dan rata-
rata nilai post-tes siklus II adalah 8,13. Jadi, hasil belajar siswa
mengalami peningkatan dari tiap siklusnya dengan effect
sizesebesar 0,36.46
Fokus penelitian ini adalah penerapan metode point counterpoint
untuk meningkatkan hasil belajar dan motivasi belajar siswa melalui
media compact disc. Hasil dari penelitian ini adalah penerapan metode
point counterpoint dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dan dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Salah satu persamaan pada penelitian ini
dengan penelitian yang saya lakukan adalah penerapan metode point
counterpoint terhadap peningkatan hasil belajar siswa. Dan dalam
pelaksanaanya menggunakan Penelitian Tindakan Kelas.
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka hipotesis tindakan
untuk penelitian tindakan kelas ini adalah “Implementasi Metode Point
Counterpoint dalam Pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa
pada materi AMDAL siswa kelas XI IPS 2 SMAN 4 Depok”.
46
Agung Widodo dan Runtut Prih Utami, Penggunaan Strategi Point Counterpoint Melalui Media
Compact Disc (Cd) Interaktif Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa
Pada Materi Pokok Sistem Reproduksi Di Sma Negeri 1 Banguntapan. April 2011.
33
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu
Tempat pelaksanaan penelitian di SMAN 4 Depok. Penelitian hanya
di terapkan kepada siswa kelas XI IPS 2. Penelitian dilakukan pada tahun
ajaran 2013/2014, semester 2.
Tabel 3.1
Tahapan Pelaksanaan Penelitian
No Kegiatan Bulan
Des Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agus Sept Des
1. Penyusunan
Proposal
2. Pengumpulan
Proposal
3. Seminar Proposal
4. Revisi Proposal
5. Pengumpulan
Revisi Proposal
6. Bimbingan Bab 1-3
7. Penyusunan Surat
Izin ke lapangan
8. Penelitian ke
lapangan
9. Pengolahan Data
10. Penyusunan bab 4-
5
11. Sidang Munaqosah
12. Revisi Skripsi
34
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian
1. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
dilaksanakan dengan dua siklus. Menurut Suharsimi Arikunto,
“penelitian tindakan kelas harus menyangkut upaya guru dalam bentuk
proses pembelajaran. Selain itu penelitian tindakan kelas bukan hanya
sekedar mengajar, tetapi juga harus ada upaya meningkatkan hasil,
yaitu lebih baik dari sebelumnya. Ide yang dicobakan dalam penelitian
tindakan harus cemerlang dan guru sangat yakin bahwa hasilnya akan
lebih baik dari biasanya.”47
Penelitian ini dikembangkan berdasarkan
permasalahan yang muncul dalam kegiatan pembelajaran yang
bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas proses
belajar mengajar di kelas.
Pada penelitian tindakan ini akan digunakan model pembelajaran
Point Counterpoint dalam menunjang kegiatan pembelajaran yang
telah dirancang yang disajikan kepada siswa dalam proses
pembelajaran.
2. Intervensi Tindakan atau Rancangan Siklus Penelitian
Peneliti akan melakukan sebanyak 2 siklus yang setiap siklus
terdiri dari empat tahap kegiatan, yakni perencanaan, pelaksanaan,
analisis dan refleksi. Berikut ini gambaran dari siklus PTK
47
Suharsini Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Grafika Offset, 2012), Cet. 11, h. 2.
35
Kerangka Pemikiran Menggunakan Siklus PTK
Menurut Suhardjono
Gambar 3.1 kerangka pemikiran menggunakan siklus PTK.48
Menurut Suhardjono siklus pertama dilakukan untuk mengetahui
letak keberhasilan dan hambatan dari tindakan yang dilaksanakan pada
siklus pertama. Dan pada siklus kedua ditujukan untuk mengulangi
kesuksesan atau untuk menguatkan hasil juga untuk perbaikan dari
tindakan terdahulu yang ditujukan untuk memperbaiki berbagai hambatan
atau kesulitan yang ditemukan dalam siklus pertama. Tidak ada ketentuan
tentang berapa kali siklus harus dilakukan. Banyaknya siklus tergantung
48
Suharsini Arikunto, dkk., Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi askara, 2012), cet. 11, h.
74.
36
dari kepuasan peneliti sendiri, namun sebaiknya tidak kurang dari dua
siklus.49
C. Subjek/Partisipan yang Terlibat dalam Penelitian
Penelitian dilakukan pada siswa SMAN 4 Depok kelas XI IPS 2
semester 2 tahun ajaran 2013/2014. Subjek dalam penelitian tindakan
kelas ini adalah 38 orang siswa kelas XI IPS 2, yang terdiri dari 19
perempuan dan 19 laki-laki.
D. Peran Peneliti dalam Penelitian
Peran peneliti dengan cara Partisipatif. Cara ini digunakan peneliti
agar data yang diinginkan dapat diperoleh sesuai dengan yang dimaksud
peneliti. Partisipatif maksudnya adalah peneliti terlibat langsung (menjadi
guru) dan berperan sebagai observer dalam penelitian.
E. Tahapan Intervensi Tindakan
Pelaksanaan pembelajaran dalam pertemuan mengikuti siklus
rancangan penelitian tindakan kelas. Berikut ini adalah tahapan-tahapan
intervensi tindakan yang dilakukan pada penelitian, yaitu:
a. Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan adalah
mempersiapkan desain metode diskusi, yaitu:
1) Mempersiapkan sebuah masalah yang mempunyai beberapa
perspektif (sudut pandang).
2) Menentukan beberapa pesrpektif mengenai amdal (pemerintah,
pemilik proyek, pemilik modal, masyarakat, pelaksana amdal dan
peneliti).
3) Mempersiapkan name tag sebagai penanda penentuan perspektif
bagi tiap kelompok (name tag merah: pemerintah, name tag
kuning: pemilik proyek, name tag hijau: pemilik modal, name tag
49
Ibid., h. 74-75
37
hitam: masyarakat, name tag putih: pelaksana amdal dan name tag
biru: peneliti)
4) Mempersiapkan media dan alat seperti power poin, infokus dan
leptop.
5) Membuat lembar observasi untuk melihat aktifitas diskusi siswa
dalam pembelajaran.
b. Pelaksanaan tindakan
Adapun langkah-langkah pembelajaran pada pelaksanaan tindakan ini
adalah:
1) Tahap pendahuluan dengan rincian sebagai berikut:
a) Mensosialisasikan kepada siswa tentang metode point
counterpoint
b) Membentuk kelompok siswa yang telah direncanakan
c) Menjelaskan prosedur dalam pelaksanaan point counterpoint
d) Memberikan kegiatan awal berkaitan dengan materi yang akan
diajarkan
2) Tahap pengembangan dengan rincian sebagai berikut:
a) Membagi enam kelompok, dimana masing-masing kelompok
memiliki ketua kelompok.
b) Tiap kelompok memiliki perspektif yang berbeda dengan
kelompok lain mengenai materi Amdal yang akan di
diskusikan.
3) Tahapan penerapan dengan rincian sebagai berikut:
a) Masing-masing ketua kelompok mengambil secara acak pita
berwarna yang akan menentukan perspektif kelompok mereka
yang akan di diskusikan.
b) Masing-masing kelompok mendiskusikan dengan sesama
teman sekelompoknya mengenai Amdal disesuaikan dengan
perspektif yang sudah ditentukan sebelumnya.
c) Masing-masing kelompok yang diwakili oleh ketua kelompok
mengungkapkan/mempresentasikan hasil diskusi mereka
38
mengenai Amdal yang disesuaikan dengan perpektif yang telah
ditentukan.
d) Setelah seluruh kelompok mengungkapkan/mempresentasikan
pendapatnya, kelompok lain boleh memberi sanggahan
terhadap hasil ungkapan/presentasi dari kelompok lainnya.
e) Menyimpulkan kegiatan diskusi dengan isu-isu Amdal yang
berkembang saat ini.
c. Observasi
Kegiatan pengamatan terhadap semua aspek yang terjadi selama
tindakan dilakukan dengan continue setiap kali pembelajaran
berlangsung. Di dalam pembelajaran dilakukan pengamatan aktifitas
diskusi siswa dan kegiatan guru/peneliti dalam mengolah kelas saat
pembelajaran oleh observer.
d. Evaluasi dan Refleksi
Tahap ini mengkaji kekurangan dari tindakan yang telah diberikan.
Hal ini dilakukan dengan cara melihat efesiensi waktu dan
kemampuan siswa dalam mempresentasikan dan menanggapi
permasalahan. Selain itu peneliti mengevaluasi hasil belajar yang
diperoleh setelah pembelajaran. Peneliti ingin melihat perubahan atau
peningkatan hasil belajar akibat penggunaan metode point
counterpoint yang diberikan pada pembelajaran Amdal di kelas XI IPS
2. Apakah terjadi perubahan atau peningkatan dari hasil belajar setelah
penggunaan metode point couterpoint atau hasil belajar justru
merendah dari hasil belajar sebelum penggunaan metode point
counterpoint. Jika hasil masih belum sesuai dengan yang diharapkan
pada siklus 1, maka akan dilanjutkan pada siklus berikutnya.
F. Hasil Intervensi Tindakan yang diharapkan
Intervensi tindakan pada penelitian ini adalah berupa penggunaan
metode pembelajaran Point Counterpoint dalam pelajaran geografi materi
39
AMDAL. Hasil intervensi tindakan yang diharapkan pada penelitian ini
adalah hasil belajar kognitif geografi siswa kelas XI IPS 2 SMAN 4 Depok
mengalami peningkatan setelah proses pembelajaran, yakni sebanyak 85%
siswa dapat mencapai kriteria kelulusan minimal (KKM) yang telah
ditetapkan pada materi pelajaran di SMAN 4 Depok yakni sebesar 73.
Menurut Ahmad Sofyan dan Kawan-kawan, “kelas dinyatakan tuntas
belajar jika siswa yang tuntas belajar mencapai minimal 85%”.50
Diharapkan siswa telah mencapai KKM pada siklus pertama
penelitian dan akan dilanjutkan kesiklus kedua jika dalam siklus pertama
belum mencapai KKM.
G. Data dan Sumber Data
Jenis Data yang dikumpulkan adalah hasil tes sebelum perlakuan (pre
test) dan hasil tes sesudah perlakuan (post test) oleh siswa, aktivitas siswa
dan guru ketika proses pembelajaran, dan hasil wawancara dari beberapa
sempel subjek yang diteliti.
Tabel. 3.2 Jenis Data, sumber Data dan Instrumen
Data Sumber Data Instrumen
Hasil pre test dan post
test
Siswa Tes objektif
Aktivitas siswa &
guru/peneliti ketika
proses pembelajaran
Siswa & guru/peneliti Lembar observasi
(Siswa & Guru)
Persepsi siswa & guru
pamong tentang ke
efektifan metode point
counterpoint.
Siswa & Guru
pamong
Pedoman Wawancara
(Siswa & Guru)
Foto-foto kegiatan Siswa Dokumentasi
50
Ahmad Sofyan, dkk, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN Jakarta
Press, 2006), h.102.
40
H. Teknik Pengumpulan Data
Dalam sebuah penelitian, data merupakan bagian terpenting karena
tujuan utama dari suatu penelitian adalah untuk mendapatkan data. Oleh
karena itu terdapat beberapa teknik pengumpulan data agar mendapatkan
data yang sesuai dengan standar yang ditetapkan. Teknik pengumpulan
data yang sesuai dengan standar yang ditetapkan. Teknik pengumpulan
data yang digunakan dalam penelitian adalah observasi, wawancara dan
tes (pret test dan Post test)
1. Teknik observasi partisipatif.
Menurut Sugiyono, “Peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang
yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data
penelitian. Sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan
apa yang dikerjakan oleh sumber data, dan ikut merasakan suka
dukanya”.51
Yang akan diobservasi meliputi tingkah laku siswa selama
pembelajaran dan suasana kelas saat berjalannya diskusi. Observasi
dilakukan selama penelitian berlangsung dilaksanakan oleh observer
dan guru pamong dalam pembelajaran dengan lembar observasi.
2. Teknik Statistik Deskriptif
Menurut Sugiyono, “statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan
untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan data yang telah
terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan
yang berlaku umum atau generalisasi”.52
Tes hasil belajar yang akan
dilakukan berupa pre test dan post test. Pre test diberikan kepada siswa
untuk mengetahui pengetahuan awal, sedangkan post test diberikan
untuk melihat tingkat pemahaman siswa setelah proses
I. Instrumen Penelitian
1. Lembar observasi (siswa dan guru)
Observasi adalah kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk
memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran. Lembar
51
Prof. Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2012), h. 204. 52
Ibid, h. 208.
41
observasi yang digunakan pada penelitian ini adalah lembar observasi
siswa dan lembar observasi guru.
Pada lembar obvservasi siswa untuk melihat aktivitas siswa ketika
proses pembelajaran berlangsung. aktivitas siswa yang diamati ketika
proses pembelajaran disesuaikan dengan indikator-indikator
pendekatan pembelajaran Point Counterpoint.
Lembar observasi guru untuk melihat aktivitas guru/peneliti ketika
proses pembelajaran berlangsung. aktivitas guru mengenai bagaimana
menyampaikan prosedur pelaksanaan metode point counterpoint,
penyampaian materi awal yang akan dibahas, dan
mengatur/memoderatori jalannya pembelajaran.
2. Tes hasil belajar
Tes adalah alat untuk mengetahui atau mengukur hasil belajar
siswa, tes yang dilakukan pada penelitian ini dilakukan pada sebelum
pelaksanaan metode point counterpoint (pre tes) dan setelah
pelaksanaan metode poin counterpoint (post tes). Instrumen yang
digunakan adalah tes pilihan ganda, meliputi jenjang pengetahuan
(C1), pemahaman (C2), aplikasi (C3), dan analisis (C4).
3. Pedoman Wawancara
Wawancara dilakukan kepada guru dan siswa. Wawancara
dilakukan kepada guru pamong mata pelajaran geografi yang ikut serta
dalam pelaksanaan penelitian sebagai penilai berjalannya penelitian.
Sedangkan wawancara kepada siswa dilakukan dengan beberapa
sampel subjek penelitian, yaitu 6 siswa kelas XI IPS 2 SMAN 4
Depok. sampel subjek yang diambil adalah tiap ketua kelompok
diskusi.
Wawancara yang dilakukan kepada guru adalah untuk mencari
informasi tentang pandangan guru dari jalannya penerapan metode
Point Counterpoint yang telah diberikan. Sedangkan wawancara
kepada siswa dilakukan untuk mencari informasi secara mendalam
42
tentang pandangan/perspektif mereka dari jalannya metode Point
Counterpoint yang telah diterapkan.
4. Dokumentasi.
Dokumentasi dilakukan untuk memberikan bukti dilapangan dari
kegiatan-kegiatan dan kondisi siswa saat prapenelitian dan pada saat
penelitian berlangsung.
J. Uji Instrumen
Instrumen yang baik (baik tes maupun non tes) harus valid dan
reliabel. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur
apa yang hendak diukur
1. Pengujian Validitas Instrumen
a) Untuk instrumen lembar observasi dan wawancara
Pengujian Validitas Konstrak (contruct validity)
Dapat digunakan pendapat dari ahli (judgment experts).
Para ahli diminta pendapatnya tentang isntrumen yang telah
disusun. Mungkin para ahli akan memberi keputusan instrumen
dapat digunakan tanpa perbaikan, ada perbaikan dan mungkin
dirombak total.53
Pada lembar observasi dilakukan validitas konstrak kepada
Dosen pembimbing dan guru pamong untuk dimintai penilaiannya
terhadap bentuk lembar observasi yang telah dibuat peneliti. Baik
pada lembar observasi aktivitas peneliti yang di isi oleh guru
pamong ataupun lembar observasi aktivitas siswa yang di isi oleh
peneliti sendiri.
Validitas Konstrak pada pedoman wawancara dilakukan
kepada dosen pembimbing yang digunakan untuk mewawancarai
guru pamong dan beberapa siswa terpilih untuk dimintai
pendapatnya dari terlaksananya metode point counterpoint ini.
53
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta,2012), Cet. 15, h. 177.
43
b) Untuk instrumen tes (pretest dan posttest) digunakan rumus Ypb.
Rumus Ypb:
√
Dimana :
= koefisien korelasi biserial
= rerata skor dari subjek yang menjawab betul bagi item
yang dicari validitasnya
= rerata skor total
= standar deviasi dari skor total proporsi
= proporsi siswa yang menjawab benar
(
)
= proporsi siswa yang menjawab salah ( )54
Jika harga r hitung lebih besar dari pada harga r tabel untuk
taraf signifikansi 5%. sehingga harga r hitung adalah signifikan. Ini
berarti bahwa butir soal adalah valid dan dapat digunakan lebih
lanjut. Pada penilitian ini peneliti menggunakan media microsoft
Excel untuk pengolahan data validitas soal.
Responden yang dipilih untuk mengisi soal sebelum
diseleksi kevaliditasannya adalah siswa kelas XII IPS SMAN 4
Depok dengan jumlah responden 30 orang. Pemilihan responden
kepada siswa kelas XII IPS SMAN 4 Depok dikarenakan
responden telah berada di tingkatan yang lebih tinggi dari subjek
yang di teliti yaitu siswa kelas XI IPS SMAN 4 Depok. Sehingga
responden sudah mempelajari materi-materi yang ada didalam soal.
54
Suharsini Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), h. 93.
44
c) Pengujian Validitas Isi (content validity)
Pengujian validitas isi dapat dilakukan dengan
membandingkan antara isi instrumen dengan materi pelajaran yang
telah diajarkan.55
Pada instrumen tes juga dilakukan uji validitas isi
dengan mehubungkan soal-soal dengan materi pelajaran yang akan
di pelajari. Sehingga soal-soal yang diberikan sesuai dengan materi
pelajaran yang akan dipelajari.
2. Reliabilitas Instrumen
Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf keprcayaan yang tinggi
jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Maka pengertian
reabilitas tes, berhubungan dengan masalah ketetapan hasil tes atau
seandainya hasil berubah-ubah, perubahan tersebut dapat dikatakan
tidak berarti.56
Untuk instrumen tes digunakan rumus Metode K-R 20.
Rumus K-R 20:
(
) ( ∑
)
Dimana:
= Reliabilitas tes secara keseluruhan
p = koefisien reabilitas yang sudah disesuaikan
q = proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q = 1-
p)
∑ = Jumlah hasil perkalian antara p dan q
= banyaknya item
= standar deviasi dari tes (standar deviasi adalah akar
varians)57
55
Ibid., h. 82. 56
Ibid., h. 100. 57
Ibid., h. 115.
45
Cara membelah butir soal dengan cara membelah atas item-item
genap dan item-item ganjil yang selanjutnya disebut belah ganjil-
genap. Pada penelitian ini peneliti menggunakan media Microsoft
Excel untuk pengolahan data reliabilitas soal.
3. Daya Beda Instrumen
Sebelum melakukan tes, alangkah baiknya soal tersebut
diujicobakan terlabih dahulu, agar soal tes yang digunakan bisa
berkualitas. Setelah soal tes diujicobakan, langkah selanjutnya
adalah melakukan analisis butir soal tes untuk mengukur sejauh mana
soal tes itu mampu membedakan antara siswa yang berkemampuan
tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah, pembeda ini disebut
juga daya beda.
Angka yang menunjukkan daya pembeda disebut indeks
deskriminasi disingkat D (d besar), angka yang digunakan dalam daya
beda berkisar 0,00 sampai 1,00. Hanya pada daya pembeda ada tanda
negatif. Tanda negatif pada indeks deskriminatif digunakan jika
sesuatu soal “terbalik” menunjukkan kualitas tastee. Yaitu anak pandai
disebut bodoh dan anak bodoh disebut pandai. Dengan demikian ada
tiga titik pada daya pembeda, yaitu:
-1,00 0,00 1,00
Daya pembeda daya pembeda daya pembeda
negatif rendah tinggi (positif)58
Pengukuran daya beda yang dilakukan peneliti terlebih dahulu
mengelompokkan peserta tes (testee) kedalam dua kelompok yaitu
kelompok atas (siswa yang berkemampuan tinggi) dan kelompok
bawah (siswa yang berkemampuan rendah).
pengukuran daya beda bisa menggunakan rumus :
58
Ibid., h. 226.
46
Keterangan: :
Dimana:
J = jumlah peserta
JA = banyaknya peserta kelompokm atas
JB = banyaknya peseta kelompok bawah
BA = banyaknya jumlah peserta kelompok atas yang menjawab
soal dengan benar
BB = banyaknya jumlah peserta kelompok bawah yang
menjawab soal dengan benar
PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
PB = proporsi kelompok bawah yang menjawab benar59
Klasifikasi daya pembeda: 60
D : 0,00 - 0,20 : jelek
D : 0,21 - 0,40 : cukup
D: 0,41 - 0,70 : baik
D : 0,71 - 1,00 : baik sekali
Pada penelitian ini peneliti menggunakan media Microsoft Excel
untuk pengolahan data daya pembeda soal.
4. Uji Tingkat Kesukaran
Bilangan yang menunjukkan sukar atau mudahnya sesuatu soal
disebut indeks kesukaran. Besarnya indeks kesukaran antara 0,00
sampai dengan 1,0. Indeks kesukaran ini menunjukkan taraf kesukaran
soal. Soal dengan indeks kesukaran 0,0 menunjukkan bahwa soalnya
terlalu mudah.
0,0 1,0
59
Ibid., h. 229. 60
Ibid., h. 232.
47
Sukar mudah
Didalam indeks istilah evaluasi, indeks kesukaran diberi simbil
P (p besar), singkatan dari kata “proporsi”. Dengan demikian maka
soal dengan P=0,70 lebih mudah dibandingkan dengan P=0,20.
Rumus mencari P adalah: P=
Dimana:
P = indeks kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar
JS = jumlah seluruh siswa peserta tes61
Menurut ketentuan yang diikuti, indeks kesukaran sering
diklasifikasikan sebagai berikut:
Soal dengan P 0,00 sampai 0,30 adalah soal sukar
Soal dengan P 0,31 sampai 0,70 adalah soal sedang
Soal dengan P 0,71 sampai 1,00 adalah soal mudah62
Pada penelitian ini peneliti menggunakan media Microsoft Excel
untuk pengolahan data daya pembeda soal.
K. Teknik Pengolahan Data
Teknik pengolahan data yang digunakan adalah pengolahan data
kuantitatif Dan kualitatif. Terhadap perolehan hasil belajar siswa
digunakan analisis statistik N-Gain. Perhitungan N-Gain diperoleh dari
skor pretes dan postes. Peningkatan kompetensi yang terjadi sebelum dan
sesudah pembelajaran dihitung dengan rumus g faktor (N-Gain) dengan
rumus menurut Meltzer adalah sebagai berikut:
61
Ibid., h. 223 62
Ibid., h. 225
48
Keterangan:
Spost = Skor post test
Sideal = 100
Spre = Skor pre test
Smaks = Skor maksimum63
Interpretasi N-Gain menurut Hake disajikan pada tabel berikut:
Tabel 3.3
Klasifikasi Interpretasi N-Gain
Besar Persentase Interpretasi
> 0,7 Tinggi
0,3 - 0,7 Sedang
< 0,3 Rendah
Pada penelitian ini peneliti menggunakan media Microsoft
Excel untuk pengolahan data hasil belajar.
Hasil data observasi aktivitas siswa dan wawancara guru dan
siswa dianalisis menggunakan teknik deskriptif kualitatif yang
digambarkan dengan kata-kata atau kalimat, dipisah-pisahkan
menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan.
Analisis deskriptif untuk observasi aktivitas peneliti atau guru
dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan teknik persentase
untuk melihat ke efektifan aktivitas peneliti/guru dalam kegiatan
pembelajaran.
Presentase nilai =
x 100%
63
Vincent dan Jeffrey, Interpreting FCI Score: Normalized Gain, Pre-Instrucion Scores, And
Scientific, (http://www.Myweb.lmu.edu/jphilips/per/interpreting_FCI.pdf).
49
Kemudian untuk menggambarkan ke efektifan peneliti/guru
dalam kegiatan pembelajaran, hasil persentase di kategorikan
dalam klasifikasi: sangat baik, baik, cukup, kurang baik, sangat
kurang.
Sangat baik : 81% - 100%
Baik : 61% - 80%
Cukup : 41% - 60%
Kurang : 21% - 40%
Sangat kurang : 0 % - 20%
50
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Profil SMA Negri 4 Depok
Nama Madrasah : SMA Negeri 4 Depok
Alamat Madrasah : Jl. Jeruk Raya No. 1, Pondok Sukatani
Permai, Kecamatan Tapos-Depok
No. Telepon : (021) 8743464
Fax. : (021) 87743053
Kelurahan : Sukatani
Kecamatan : Tapos
Kotamadya : Depok
Provinsi : Jawa Barat
Kode Pos : 16454
Nama Kepala Madrasah : Dra. Hj. Laksmi Gantini, M.Si.
Status Madrasah : Negeri
Akreditasi Madrasah : A
Keadaan Gedung : Permanen
Nomor Statistik Sekolah : 30102521010
Tahun Didirikan/Dibangun : 1992/1993
Tahun Beroperasi : 1993/1994
Status Tanah : Sertifikat
Luas Tanah : 9225 M2
Luas Bangunan : 4200 M2
B. Pemeriksaan Keabsahan Data
Keabsahan Data hasil belajar diperoleh dari kemampuan awal (Pre
test), yaitu tes yang dilakukan sebelum siswa memperoleh materi pelajaran
dan tes kemampuan akhir (post test), yaitu tes untuk mengukur
kemampuan siswa setelah diberikan materi dengan menggunakan metode
51
point counterpoint. Hasil pre test dan post test kemudian diperiksa dan
dianalisis. Setelah diperoleh suatu data maka dibandingkan hasil pre test
dan post test pada siklus pertama dan siklus kedua sehingga diperoleh
jawaban apakah pembelajaran dengan metode point couterpoint dapat
meningkatkan hasil belajar atau tidak.
Menurut Sofyan dkk, “apabila hasil belajar yang diperoleh tidak
sesuai dengan kriteria yang diharapkan yaitu 85% nilai siswa dibawah
KKM maka dilanjutkan kesiklus selanjutnya untuk perbaikan
pembelajaran”. 64
Data hasil penelitian juga diperoleh dari hasil observasi yang
dilakukan oleh peneliti dan guru pamong agar dapat mengevaluasi
kegiatan pembelajaran sehingga dapat memperbaiki kegiatan pembelajaran
dikelas agar berjalan lebih baik. Evaluasi dilakukan pada tahap refleksi
dengan kolabolator berdasarkan lembar observasi tersebut.
Data selanjutnya yang digunakan sebagai penunjang penelitian ini
adalah hasil wawancara kepada beberapa siswa dan guru pamong untuk
mengetahui persepsi siswa dan guru pamong secara mendalam dalam
penerapan pembelajaran menggunakan metode point counterpoint.
C. Interprestasi Hasil Analisis
1. Tindakan Pembelajaran Siklus I
a. Perencanaan (planning)
1) Identifikasi masalah dan penetapan alternatif pemecahan
masalah. Tahap ini dilakukan saat observasi dikelas, dengan
melakukan kegiatan belajar mengajar. Tujuannya untuk
mengetahui situasi dan kondisi didalam kelas.
2) Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam
proses belajar mengajar. Peneliti membuat rencana pelaksanaan
64
Ahmad Sofyan, dkk, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN Jakarta
Press, 2006), h.102.
52
pembelajaran (RPP) dengan materi Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan (AMDAL).
3) Mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Dengan
standar kompetensi menganalisis pemanfaatan dan pelestarian
lingkungan hidup dan kompetensi dasar menganalisis
pelestarian lingkungan hidup dalam kaitannya dengan
pembangunan berkelanjutan.
4) Menentukan skenario pembelajaran dengan pendekatan metode
point counterpoint. Mempersiapkan sebuah masalah yang
mempunyai beberapa perspektif (sudut pandang). Menentukan
beberapa perspektif mengenai Amdal (pemerintah, pemilik
proyek, pemilik modal, masyarakat, pelaksana amdal dan
peneliti).
5) Mempersiapkan name tag sebagai penanda penentuan
perspektif bagi tiap kelompok (name tag merah: pemerintah,
name tag kuning: pemilik proyek, name tag hijau: pemilik
modal, name tag hitam: masyarakat, name tag putih: pelaksana
amdal dan name tag biru: peneliti)
6) Mempersiapkan media dan alat seperti power poin, infokus dan
leptop.
7) Membuat lembar observasi untuk melihat aktifitas diskusi
siswa dalam pembelajaran.
b. Tindakan (acting)
Pertemuan pelajaran geografi dalam satu minggu terbagi
dua kali. Pada hari Selasa 1x45 menit dan Kamis 2x45 menit. Pada
pertemuan pertama siklus pertama dilakukan pada Rabu 7 Mei
2014. Sedangkan pertemuan kedua siklus pertama dilakukan pada
Kamis 8 Mei 2014. Sesuai dengan skenario bahwa peneliti
bertindak sebagai guru yang telah ada sebelumnya didalam kelas.
Terkait pembelajaran dari awal hingga akhir akan dikelola oleh
53
peneliti dan guru IPS yang sebenarnya bertindak sebagai
kolabolator yang tugasnya membantu dan mengevaluasi peneliti
dalam melakukan tindakan kelas.
Tabel 4.1 Kegiatan Guru dan siswa pada Pembelajaran Siklus I
No. Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
1 Guru menyampaikan
tujuan pembelajaran atau
mengaitkan KD dengan
dunia nyata
Siswa memperhatikan
penjelasan guru mengenai
tujuan pembelajaran atau
kaitan KD dengan kehidupan
nyata
2 Guru memberikan soal
pretest kepada siswa
Siswa mengerjakan soal pre
test yang telah diberikan
3 Guru mengembangkan
suatu pernyataan tentang
AMDAL yang memiliki
beberapa perspektif dan
membagi kelas menjadi 6
kelompok tim diskusi yang
sudah disusun yaitu
kelompok pemerintah,
pemilik proyek, pemilik
modal, masyarakat,
pelaksana AMDAL dan
peneliti.
Siswa memperhatikan
penjelasan guru dan
kemudian membentuk
kelompok sesuai dengan
instruksi guru sesuai
perspektif yang telah
ditentukan
4 Guru meminta masing-
masing kelompok untuk
mendiskusikan materi
yang sudah disesuaikan
dikelompoknya masing-
masing.
Siswa mendiskusikan materi
bersama teman
sekelompoknya sesuai
perspektif yang telah
ditentukan.
5 Guru meminta perwakilan
tiap kelompok untuk
mempresentasikan hasil
diskusinya
Perwakilan siswa dari tiap
kelompok mempresentasikan
materi kelompoknya masing-
masing secara bergantian.
54
6 Guru memulai diskusi
dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan
ketiap kelompok dan
kemudian
mengambangkannya
dengan meminta pendapat
kelompok lain.
Siswa bersiap memulai
diskusi dengan pertanyaan
yang diberikan oleh guru atau
menanggapi pendapat
kelompok lain.
7 Mengakhiri perdebatan
dan menyimpulkan hasil
pembahasan
Siswa memperhatikan
penjelasan guru
8 Memberikan soal posttest Siswa mengerjakan soal post
test masing-masing.
c. Pengamatan (observasi)
1) Hasil Pengamatan pelaksanaan pembelajaran dan aktivitas
belajar siswa
Sebelum melakukan kegiatan pembelajaran peneliti
memberikan lembar observasi untuk di isi oleh guru IPS yang
membantu dalam melakukan tindakan didalam kelas
(kolabolator).
Lembar observasi yang diisi oleh guru pamong adalah
untuk mengetahui ke efektifan peneliti menjalankan metode
point counterpoint dalam pembelajaran. Dimana pada hasil
analisis lembar observasi pada siklus I diperoleh nilai
persentase sebesar 60% dan skor rata-rata 3.
Tabel 4.2 Lembar Observasi Aktivitas Peneliti/Guru Siklus I
No INDIKATOR/ASPEK YANG DINILAI SKOR
I PRA PEMBELAJARAN 1 2 3 4 5
55
1. Menyiapkan ruang, alat pembelajaran dan media 1 2 3 4 5
2. Memeriksa kesiapan siswa 1 2 3 4 5
II MEMBUKA PELAJARAN 1 2 3 4 5
1. melakukan kegiatan apresiasi 1 2 3 4 5
2. Meyampaikan indikator pencapaian kompetensi 1 2 3 4 5
III KEGIATAN INTI 1 2 3 4 5
1. Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran 1 2 3 4 5
2. Mengembangkan materi seputar Amdal 1 2 3 4 5
3. Kesiapan membagi siswa ke dalam kelompok 1 2 3 4 5
4. Mengatur jalannya diskusi 1 2 3 4 5
5. Mencapai tujuan komunikatif 1 2 3 4 5
6. Kemampuan menjadi penengah di dalam jalannya
diskusi
1 2 3 4 5
7. Melaksanakan pembelajaran yang aktif dan
partisipasif
1 2 3 4 5
8. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi
waktu
1 2 3 4 5
9. Penguasaan kelas 1 2 3 4 5
10. Kemampuan menjalankan metode pembelajaran 1 2 3 4 5
11. Merespon positif partisipasi siswa 1 2 3 4 5
12. Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon
siswa
1 2 3 4 5
13. Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa
dalam belajar
1 2 3 4 5
14. Membantu siswa membentuk sikap cermat dan
kritis
1 2 3 4 5
15. Menggunakan bahasa lisan secara benar dan jelas 1 2 3 4 5
16. Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar 1 2 3 4 5
56
IV PENUTUP 1 2 3 4 5
1. Menyimpulkan materi pembahasan 1 2 3 4 5
2. Memberikan pesan di akhir pembelajaran 1 2 3 4 5
Total skor 66
Skor ideal 110
Skor Rata-rata 3
Presentase nilai 60%
Keterangan:
1 = Sangat buruk 4 = Baik
2 = Kurang 5 = Sangat baik
3 = Cukup
*perhitungan terlampir
Berdasarkan data observasi aktivitas guru tersebut
didapatkan hasil persentase sebesar 60% yang masuk kedalam
kategori “cukup”. Dari hasil ini bisa digambarkan ke efektifan
guru dalam lembar observasi menunjukkan bahwa pada fase
membuka pelajaran yang masih kurang yaitu mengkondisikan
kesiapan siswa pada awal masuk kelas dan akan memulai
pembelajaan. Kurang efektif dalam menggunakan waktu.
Waktu yang tersedia cukup singkat karena sudah dipakai oleh
hal-hal diluar alokasi waktu pembelajaran, terlalu lambat siswa
membentuk kondisi kelas ke dalam kelompok-kelompok
diskusi yang sudah ditentukan.
Lembar observasi siswa di isi oleh peneliti untuk melihat
aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran. Dimana hasil
analisis data pada lembar observasi siswa didapatkan
kekurangan yang perlu dievaluasi seperti kurangnya kesiapan
siswa dalam mengikuti pembelajaran dimana kondisi kelas
57
yang kurang kondusif dan lamanya siswa dalam membentuk
kelompok sehingga cukup banyak waktu yang terbuang. Selain
itu masih ada sebagian siswa yang masih kurang berpartisipasi
disaat kegiatan diskusi, dimana tiap kelompok masih
didominasi oleh beberapa siswa yang lebih aktif.
Tabel 4.3 Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I
NO ASPEK YANG DIAMATI DESKRIPSI
I Pra Pembelajaran
1. Kesiapan siswa
menerima pelajaran
Siswa terlihat kurang
siap menerima
pembelajaran karena
kondisi kelas yang
kurang kondusif.
II Kegiatan Membuka
Pelajaran
1. Mendengarkan
penjelasan tentang
kompetensi yang hendak
dicapai
Siswa terlihat cukup
memperhatikan
kompetensi yang hendak
dicapai saat disampaikan.
2. Mendengarkan prosedur
pelaksanaan metode
Point-counterpoint
Siswa mengerti dengan
baik prosedur metode
point counter.
3. kesiapan membentuk
kelompok diskusi
Siswa kurang kondusif
saat membentuk
kelompok sehingga
membutuhkan cukup
waktu untuk membentuk
kelas menjadi kelompok-
kelompok.
III Kegiatan Inti
Pembelajaran
58
1. memperhatikan
penjelasan materi yang
akan didiskusikan
Siswa cukup antusias
memperhatikan materi
yang akan didiskusikan.
2. kesiapan siswa
mempresentasikan hasil
diskusi
Siswa cukup baik
menyampaikan
presentasi kelompok
yang disesuaikan dengan
perspektif kelompoknya
masing-masing.
3. kesiapan siswa
mengungkapkan
pendapat
Masih belum semua
siswa yang berani
mengungkapkan
pendapat, masih ada
sebagian siswa yang
tidak berpartisipasi
mengungkapkan
pendapat dalam kegiatan
diskusi.
4. kesiapan siswa
menjawab pertanyaan
Cukup terlihat siswa-
siswa yang lebih
menguasai materi dengan
lebih siap menjawab
pertanyaan. Siswa yang
tidak siap hanya diam
atau sedikit berpendapat.
5. respon siswa terhadap
pendapat siswa lain
Respon siswa cukup baik
dalam menanggapi
pendapat kelompok lain.
6. interaksi antar siswa Interaksi antar
siswa/kelompok cukup
berjalan dengan
difasilitatori oleh
guru/peneliti.
7. interaksi antar siswa-
guru
Interaksi antar siswa-
guru cukup berjalan
dengan baik.
59
8. interaksi antar siswa-
materi pelajaran
Interaksi siswa-materi
tidak begitu baik karena
masih ada sebagian siswa
sebelumnya tidak
menguasai materi pada
lembar diskusi siswa.
9. kerja sama siswa tiap
kelompok
Kerja sama kelompok
belum terlalu terlihat
karena tiap kelompok
masih didominasi oleh
siswa yang lebih aktif.
10. mencatat penjelasan
yang disampaikan guru
Siswa cukup merespon
dengan mencatat
penjelasan yang penting
di lembar diskusi
kelompok/dibuku
catatannya.
11. mengerjakan latihan/pos
test yang diberikan
Kelas cukup kondusif
saat diberikan post test
setelah kegiatan diskusi
pembelajaran.
IV Penutup
1. pemahaman siswa
menerima materi yang
telah didiskusikan
Siswa cukup paham dari
materi yang didiskusikan,
terlihat dari kondisi kelas
yang cukup kondusif saat
diberikan post test.
Observasi menunjukkan masih cukup banyak kekurangan-
kekurangan yang didapatkan selama proses pembelajaran.
Hasil data observasi ini dievaluasi dan dipelajari guna
memperbaiki pelaksanaan pada siklus berikutnya.
60
2) Menilai hasil tindakan dengan menggunakan format lembar tes
objektif siswa.
Peningkatan hasil belajar pada siklus I dapat dilihat dengan
memberikan siswa tes akhir (post test). Berikut ini adalah data
hasil tes akhir siswa.
Tabel 4.4
Hasil Nilai Siklus I
Siklus I
No Nama Siswa pretes postes N gain Kategori
1 Adinda Putri 40 85 0,75 Tinggi
2 Agioriz Atqa 50 80 0,6 Sedang
3 Ahmad Hilal 40 75 0,58 Sedang
4 Anis Sumarni 50 75 0,5 Sedang
5 Ardhea Maura 50 75 0,5 Sedang
6 Ayu Sita 45 80 0,64 Sedang
7 Bayu Ibnu 55 60 0,11 Rendah
8 Bisma Akbar 50 65 0,3 Sedang
9 Dwi Hardiyanti 45 70 0,45 Sedang
10 Dwi Wahyu 50 85 0,7 Sedang
11 Elyezar Alexsander 55 70 0,33 Sedang
12 Fadilah Ehsan 50 65 0,3 Sedang
13 Faisal Fazri 55 80 0,56 Sedang
14 Fatimah Putri 50 85 0,7 Sedang
15 Fauzi Ramdan 45 80 0,64 Sedang
16 Fitri Muthia 60 80 0,5 Sedang
17 Fransiskus Dimas 45 85 0,73 Tinggi
18 Gina Phampilia 50 80 0,6 Sedang
19 Iqbal Fajar 50 70 0,4 Sedang
20 Iqbal Hawairi 55 85 0,67 Sedang
21 Jourdy Aldier 60 75 0,38 Sedang
22 Kevin Reynaldy 55 70 0,33 Sedang
23 Liana K. Herndyan 55 80 0,56 Sedang
24 Madania Mawarni 45 85 0,73 Tinggi
61
25 Malini Yossiadinda 40 75 0,58 Sedang
26 Muhammad dumairy 45 75 0,55 Sedang
27 Muthia Istiqomah 55 80 0,56 Sedang
28 Nabila Ayu Abidin 45 55 0,18 Rendah
29 Nadia Hasna 40 60 0,33 Sedang
30 Natasha 60 80 0,5 Sedang
31 Nathan Nael 45 75 0,55 Sedang
32 Prima Rahmat 55 85 0,67 Sedang
33 Ria Dwi Carolin 45 70 0,45 Sedang
34 Riand Ari 55 75 0,44 Sedang
35 Rohmansyah 40 80 0,67 Sedang
36 Siti Alifah 45 85 0,73 Tinggi
37 Wahyu Sigit 50 75 0,5 Sedang
38 Yan Pradana 60 75 0,38 Sedang
Jumlah 1.885 2.885 19,65
Rata-rata 49,61 75,92 0,52
Berdasarkan hasil pengolahan data pada siklus I diperoleh
hasil belajar post test dengan rata-rata 75,92 dan N-Gain 0,52.
Dari siklus I ini nilai N-Gain sudah dalam kategori sedang dan
nilai rata-rata post test sudah melampaui kriteria ketuntasan
belajar (KKM) di sekolah SMAN 4 Depok yaitu 7,3. Tapi
acuan lainnya adalah 85% siswa memenuhi KKM sedangkan
pada siklus I ini ada 10 orang siswa nilai post test belum
memenuhi KKM atau baru sekitar 74% siswa di kelas yang
mencapai KKM sehingga hasil belajar pada siklus I belum
tercapai dan perlu dilanjutkan ke siklus selanjutnya dengan
perbaikan dari kekurangan yang ada pada siklus I.
Siklus petama dilaksanakan dengan memberikan pre
test dilanjutkan dengan kegiatan belajar mengajar dan diakhiri
dengan post test. Tujuannya untuk melihat hasil belajar siswa.
Berikut hasil pre test dan post test pada siklus pertama:
62
Siklus I Pre test Post test
Jumlah 1.885 2.885
Rata-rata 49,61 75,92
d. Refleksi
Tahap refleksi pada siklus satu ini berdasarkan pada lembar
observasi dan evaluasi yang dilakukan oleh kolabolator ditemukan
beberapa kekurangan, yaitu:
1) Kurang menguasai kondisi atau keadaan kelas ketika awal
masuk sehingga siswa sulit untuk berkonsentrasi ketika akan
memulai pembelajaran.
2) Kurang efektif dalam menggunakan waktu, khususnya pada
pertemuan ke dua siklus I dimana pada pertemuan ini
dijalankannya metode point counterpoint. Seperti
menenangkan siswa yang belum siap menerima pembelajaran
dan respon siswa yang lambat membentuk kelas menjadi
beberapa kelompok yang telah ditentukan.
3) Masih adanya siswa yang tidak ikut berkonstribusi dalam
menyampaikan pendapatnya disaat diskusi berlangsung dan
kurang tegasnya peneliti dengan siswa yang melakukan
kegiatan lain diluar aktivitas pembelajaran seperti mengobrol
dengan siswa teman sekelompoknya.
4) 10 orang siswa masih mendapatkan nilai dibawah KKM.
Sehingga harus dilakukan kesiklus berikutnya.
Siklus I yang telah dilakukan dianalisis bahwa terdapat
beberapa kelebihan peneliti dari hasil observasi dan evaluasi yang
dilakukan oleh kolabolator:
63
1) Kualitas suara yang dikeluarkan peneliti sudah mampu
terdengar oleh seluruh siswa didalam kelas, sehingga siswa
dapat mengikuti pembelajaran dengan suara yang jelas.
2) Lembar-lembar diskusi siswa yang digunakan sebagai bahan
materi yang disesuaikan dengan persepsi masing-masing
kelompok dapat membuat siswa seolah-olah sebagai
perwakilan dari suatu kelompok sesuai dengan masing-masing.
perspektif yang telah ditentukan.
3) Cukup meratanya peneliti melakukan pendekatan kepada siswa
karena peneliti tidak hanya berdiri disatu tempat tetapi
mencoba untuk mendekati tempat kelompok-kelompok diskusi
yang terbagi didalam kelas.
2. Tindakan Pembelajaran Siklus II
a. Perencanaan (planning)
1) Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam
proses belajar mengajar. Peneliti membuat rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) dengan materi Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan (AMDAL).
2) Mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Dengan
standar kompetensi menganalisis pemanfaatan dan pelestarian
lingkungan hidup dan kompetensi dasar menganalisis
pelestarian lingkungan hidup dalam kaitannya dengan
pembangunan berkelanjutan.
3) Menentukan skenario pembelajaran dengan pendekatan metode
point counterpoint. Mempersiapkan sebuah masalah yang
mempunyai beberapa perspektif (sudut pandang) mengenai
dampak pembangunan terhadap lingkungan. Menentukan
beberapa perspektif mengenai dampak pembangunan terhadap
lingkungan (pemerintah, pemilik proyek, pemilik modal,
masyarakat, pelaksana amdal dan peneliti).
64
4) Mempersiapkan name tag sebagai penanda penentuan
perspektif bagi tiap kelompok (name tag merah: pemerintah,
name tag kuning: pemilik proyek, name tag hijau: pemilik
modal, name tag hitam: masyarakat, name tag putih: pelaksana
amdal dan name tag biru: peneliti)
5) Mempersiapkan media dan alat seperti power poin, infokus dan
leptop.
6) Membuat lembar observasi untuk melihat aktifitas guru dan
diskusi siswa dalam pembelajaran.
c. Tindakan (acting)
Pertemuan pelajaran geografi dalam satu minggu terbagi
dua kali pertemuan. Pada hari Rabu 1x45 menit dan Kamis 2x45
menit. Pada pertemuan pertama siklus kedua dilakukan pada Rabu
14 Mei 2014. Sedangkan pertemuan kedua siklus kedua dilakukan
pada 15 Mei 2014. Sesuai dengan skenario bahwa peneliti
bertindak sebagai guru yang telah ada sebelumnya didalam kelas.
Guru IPS yang sebenarnya bertindak sebagai kolabolator yang
tugasnya membantu dan mengevaluasi peneliti dalam melakukan
tindakan kelas.
Tabel 4.5 kegiatan Guru dan Siswa pada Pembelajaran Siklus II
No. Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
1 Guru menyampaikan
tujuan pembelajaran atau
mengaitkan KD dengan
dunia nyata
Siswa memperhatikan
penjelasan guru mengenai
tujuan pembelajaran atau
kaitan KD dengan
kehidupan nyata
2 Guru memberikan soal
pretest kepada siswa
Siswa mengerjakan soal pre
test yang telah diberikan
65
3 Guru mengembangkan
suatu pernyataan tentang
AMDAL yang memiliki
beberapa perspektif dan
membagi kelas menjadi 6
kelompok tim diskusi yang
sudah disusun yaitu
kelompok pemerintah,
pemilik proyek, pemilik
modal, masyarakat,
pelaksana AMDAL dan
peneliti.
Siswa memperhatikan
penjelasan guru dan
kemudian membentuk
kelompok sesuai dengan
instruksi guru sesuai
perspektif yang telah
ditentukan
4 Guru meminta masing-
masing kelompok untuk
mendiskusikan materi
yang sudah disesuaikan
dikelompoknya masing-
masing.
Siswa mendiskusikan materi
bersama teman
sekelompoknya sesuai
perspektif yang telah
ditentukan.
5 Guru meminta perwakilan
tiap kelompok untuk
mempresentasikan hasil
diskusinya
Perwakilan siswa dari tiap
kelompok
mempresentasikan materi
kelompoknya masing-
masing secara bergantian.
6 Guru memulai diskusi
dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan
ketiap kelompok dan
kemudian
mengambangkannya
dengan meminta pendapat
kelompok lain.
Siswa bersiap memulai
diskusi dengan pertanyaan
yang diberikan oleh guru
atau menanggapi pendapat
kelompok lain.
7 Mengakhiri perdebatan
dan menyimpulkan hasil
pembahasan
Siswa memperhatikan
penjelasan guru
8 Memberikan soal posttest Siswa mengerjakan soal
post test masing-masing.
66
d. Pengamatan (observasi)
1) Hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran dan aktivitas
belajar siswa
Hasil analisis lembar observasi yang diisi guru pamong
pada siklus kedua diperoleh nilai persentase sebesar 77% atau
skor rata-rata 4. Hasil ini meningkat dari hasil analisis yang
dilakukan pada siklus pertama yang diperoleh nilai persentase
sebesar 60% atau skor rata-rata 3. Pada siklus ke II ini skor
rata-rata telah mencapai angka 4 yang berkategori “baik” dan
nilai persentase yang cukup tinggi yaitu 77% yang masuk
kedalam kategori baik. Berdasarkan hasil data tersebut
menunjukkan aktivitas peneliti dalam pelaksanaan metode
point counterpoint pada siklus kedua berjalan lebih baik
dibandingkan dengan berjalannya metode point counterpoint
pada siklus pertama.
Tabel 4.6 lembar observasi aktivitas peneliti/guru Siklus II
No INDIKATOR/ASPEK YANG DINILAI SKOR
I PRA PEMBELAJARAN 1 2 3 4 5
1. Menyiapkan ruang, alat pembelajaran dan media 1 2 3 4 5
2. Memeriksa kesiapan siswa 1 2 3 4 5
II MEMBUKA PELAJARAN 1 2 3 4 5
1. melakukan kegiatan apresiasi 1 2 3 4 5
2. Meyampaikan indikator pencapaian kompetensi 1 2 3 4 5
III KEGIATAN INTI 1 2 3 4 5
1. Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran 1 2 3 4 5
2. Mengembangkan materi seputar Amdal 1 2 3 4 5
3. Kesiapan membagi siswa ke dalam kelompok 1 2 3 4 5
67
4. Mengatur jalannya diskusi 1 2 3 4 5
5. Mencapai tujuan komunikatif 1 2 3 4 5
6. Kemampuan menjadi penengah di dalam
jalannya diskusi
1 2 3 4 5
7. Melaksanakan pembelajaran yang aktif dan
partisipasif
1 2 3 4 5
8. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
alokasi waktu
1 2 3 4 5
9. Penguasaan kelas 1 2 3 4 5
10. Kemampuan menjalankan metode
pembelajaran
1 2 3 4 5
11. Merespon positif partisipasi siswa 1 2 3 4 5
12. Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon
siswa
1 2 3 4 5
13. Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa
dalam belajar
1 2 3 4 5
14. Membantu siswa membentuk sikap cermat dan
kritis
1 2 3 4 5
15. Menggunakan bahasa lisan secara benar dan
jelas
1 2 3 4 5
16. Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar 1 2 3 4 5
IV PENUTUP 1 2 3 4 5
1. Menyimpulkan materi pembahasan 1 2 3 4 5
2. Memberikan pesan di akhir pembelajaran 1 2 3 4 5
Total skor 85
Skor ideal 110
Rata-rata 4
Persentase nilai 77%
68
Keterangan:
1 = Sangat buruk 4 = Baik
2 = Kurang 5 = Sangat baik
3 = Cukup
*perhitungan terlampir
Berdasarkan data hasil lembar observasi dapat digambarkan
aktivitas peneliti yang lebih baik dengan mengkondisikan
kesiapan siswa pada awal masuk kelas dan akan memulai
pembelajaan. Hal ini bisa dilakukan karena sebelum kelas
dimulai guru langsung meminta kepada ketua kelas untuk
mengkoordinir teman-teman sekelasnya untuk langsung
mengkondisikan kelas membentuk kelompok-kelompok yang
telah ditentukan. Sehingga selain siswa bisa lebih siap untuk
melakukan kegiatan pembelajaran, peneliti juga tidak perlu
membuang-buang waktu untuk meminta siswa membentuk
kelas kekelompok-kelompok sehingga peneliti bisa lebih
efisien dalam menggunakan waktu. Pada siklus kedua ini
peneliti juga lebih lugas dalam memfasilitatori berjalannya
diskusi dan lebih tegas terhadap siswa yang melakukan
kegiatan lain diluar aktivitas pembelajaran seperti mengobrol
dengan teman sekelompoknya dengan mengajukan pertanyaan
kepada siswa tersebut..
Selain itu peneliti juga menyiapkan lembar observasi siswa
yang digunakan peneliti untuk mengamati aktivitas siswa
dalam melaksanakan pembelajaran. Dimana pada observasi
sebelumnya menunjukkan masih cukup banyak siswa yang
tidak ikut berkonstribusi dalam menyampaikan pendapatnya
saat berdiskusi dan pada pertemuan siklus kedua ini disiasati
peneliti dengan memilih siswa-siswa yang cenderung pasif
dengan memberi pertanyaan saat berlangsungnya materi
sehingga siswa-siswa yang pasif bisa lebih berpartisipasi dan
69
siswa-siswa yang lebih aktif bisa berpartisipasi dengan
memberikan tanggapan-tanggapannya.
Berdasarkan data hasil analisis lembar observasi siswa di
siklus II kegiatan pembelajaran bisa berjalan lebih baik,
dimana kekurangan-kekurangan pada lembar observasi siklus I
bisa diatasi seperti kurangnya kesiapan siswa di awal
pembelajaran disiasati dengan meminta kepada setiap siswa
untuk memehami lembar diskusi siswa karena ajuan
pertanyaan saat berjalannya diskusi akan diberikan secara acak
oleh guru. Lalu kesiapan pengkondisian kelas kedalam
kelompok-kelompok disiasati dengan meminta siswa untuk
segera membentuk kelas kedalam kelompok-kelompok saat
jam istirahat sehingga saat jam pelajaran geografi berlangsung
kondisi kelas sudah terbetuk kedalam kelompok-kelompok.
Sedangkan untuk menyiasati agar siswa-siswa lebih
berpartisipasi dalam kegiatan diskusi yaitu dengan mengajukan
pertanyaan diskusi ke beberapa siswa didalam satu kelompok
sehingga jawaban kelompok tidak hanya didominasi oleh satu-
dua siswa yang aktif, selain itu dengan melempar pertanyaan
ke siswa jika ada siswa lain yang mengajukan pertanyaan.
Tabel 4.7 Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus II
NO ASPEK YANG DIAMATI DESKRIPSI
I Pra Pembelajaran
1. Kesiapan siswa
menerima pelajaran
Siswa cukup siap
menerima pembelajaran
karena pada pertemuan
sebelumnya siswa sudah
diminta agar memahami
lembar diskusi
kelompoknya.
70
II Kegiatan Membuka
Pelajaran
1. Mendengarkan
penjelasan tentang
kompetensi yang hendak
dicapai
Siswa terlihat cukup
memperhatikan
kompetensi yang hendak
dicapai saat disampaikan.
2. Mendengarkan prosedur
pelaksanaan metode
Point-counterpoint
Siswa mengerti dengan
baik prosedur metode
point counter.
3. kesiapan membentuk
kelompok diskusi
Kondisi kelas saat
memulai diskusi sudah
kedalam bentuk
kelompok-kelompok.
III Kegiatan Inti
Pembelajaran
1. memperhatikan
penjelasan materi yang
akan didiskusikan
Siswa cukup antusias
memperhatikan materi
yang akan didiskusikan.
2. kesiapan siswa
mempresentasikan hasil
diskusi
Siswa cukup baik
menyampaikan presentasi
kelompok yang
disesuaikan dengan
perspektif kelompoknya
masing-masing.
3. kesiapan siswa
mengungkapkan
pendapat
Masih cukup terlihat
beberapa siswa yang
masih malu-malu untuk
mengungkapkan
pendapatnya.
4. kesiapan siswa
menjawab pertanyaan
Masih ada beberapa siswa
yang menjawab
pertanyaan kurang lugas,
namun partisipasi siswa
dalam menjawab lebih
merata keseluruh siswa.
71
5. respon siswa terhadap
pendapat siswa lain
Respon siswa baik dalam
menanggapi pendapat
kelompok lain.
6. interaksi antar siswa Interaksi antar
siswa/kelompok cukup
berjalan dengan
difasilitatori oleh
guru/peneliti.
7. interaksi antar siswa-
guru
Interaksi antar siswa-guru
cukup berjalan dengan
baik.
8. interaksi antar siswa-
materi pelajaran
Interaksi siswa-materi
cukup baik karena siswa
sudah ditekankan untuk
memahami materi untuk
kesiapannya menjawab
pertanyaan yang diajukan.
9. kerja sama siswa tiap
kelompok
Kerja sama kelompok
lebih baik.
10. mencatat penjelasan
yang disampaikan guru
Siswa cukup merespon
dengan mencatat
penjelasan yang penting di
lembar diskusi
kelompok/dibuku
catatannya.
11. mengerjakan latihan/pos
test yang diberikan
Kelas cukup kondusif saat
diberikan post test setelah
kegiatan inti pembelajaran.
IV Penutup
1. pemahaman siswa
menerima materi yang
Siswa cukup paham dari
materi yang didiskusikan,
72
telah didiskusikan terlihat dari kondisi kelas
yang cukup kondusif saat
diberikan pos tes.
Pengambilan data wawancara dilakukan setelah siklus ke
dua selesai. Wawancara dilakukan kepada beberapa siswa,. Siswa-
siswa yang dipilih adalah ketua kelompok dari setiap kelompok
diskusi yang berjumlah 6 orang. Dari hasil wawancara yang
dilakukan kepada siswa untuk mengetahui pendapat siswa dalam
pembelajaran yang menggunakan metode point counterpoint,
diketahui siswa cukup menyukai jalannya metode point
counterpoint karena penerapan dengan metode diskusi seperti ini
belum pernah dilakukan selama pembelajaran di kelas XI. Siswa
juga merasa dapat menerima materi yang diajarkan dengan
melakukan diskusi secara mendalam. Sedangkan kendala yang
dirasakan siswa saat mengikuti pembelajaran diskusi dengan
metode point counterpoint khususnya pada siklus pertama adalah
masih adanya anggota kelompoknya yang masih malu-malu jika
diminta ketua untuk mengungkapkan pendapat. Kendala ini bisa
dijadikan evaluasi bagi peneliti untuk siklus kedua
2) Menilai hasil tindakan dengan menggunakan format lembar tes
objektif siswa.
Hasil belajar diperoleh dengan melaksanakan postes diakhir
kegiatan inti pembelajaran. Dari hasil pengolahan data pada
siklus II diperoleh hasil belajar postes dengan rata-rata 81,18
dan N-Gain 0,68. Dari siklus II ini nilai N-Gain sudah dalam
kategori sedang dan nilai rata-rata postes sudah melampaui
kriteria ketuntasan belajar (KKM) di sekolag SMAN 4 Depok
yaitu 7,3. Seluruh siswapun sudah mencapai KKM yang
73
ditentukan sehingga hasil belajar pada siklus II sudah tercapai
dan tidak perlu dilanjutkan ke siklus selanjutnya.
Tabel 4.8
Hasil Nilai Siklus II
Siklus II
No Nama Siswa pretes postes N gain Kategori
1 Adinda Putri 50 90 0,8 Tinggi
2 Agioriz Atqa 40 80 0,67 Sedang
3 Ahmad Hilal 35 85 0,77 Tinggi
4 Anis Sumarni 20 65 0,56 Sedang
5 Ardhea Maura 30 90 0,86 Tinggi
6 Ayu Sita 25 65 0,53 Sedang
7 Bayu Ibnu 50 85 0,7 Tinggi
8 Bisma Akbar 35 80 0,69 Sedang
9 Dwi Hardiyanti 45 85 0,73 Tinggi
10 Dwi Wahyu 35 80 0,69 Sedang
11 Elyezar Alexsander 25 70 0,6 Sedang
12 Fadilah Ehsan 45 90 0,82 Tinggi
13 Faisal Fazri 25 85 0,8 Tinggi
14 Fatimah Putri 30 85 0,79 Tinggi
15 Fauzi Ramdan 25 70 0,6 Sedang
16 Fitri Muthia 40 85 0,75 Tinggi
17 Fransiskus Dimas 30 85 0,79 Tinggi
18 Gina Phampilia 20 70 0,63 Sedang
19 Iqbal Fajar 35 85 0,77 Tinggi
20 Iqbal Hawairi 30 85 0,79 Tinggi
21 Jourdy Aldier 25 75 0,67 Sedang
22 Kevin Reynaldy 40 80 0,67 Sedang
23 Liana K. Herndyan 35 85 0,77 Tinggi
24 Madania Mawarni 30 85 0,79 Tinggi
25 Malini Yossiadinda 50 90 0,8 Tinggi
26 Muhammad dumairy 30 85 0,79 Tinggi
27 Muthia Istiqomah 25 85 0,8 Tinggi
28 Nabila Ayu Abidin 55 90 0,78 Tinggi
29 Nadia Hasna 25 80 0,73 Tinggi
30 Natasha 45 85 0,73 Tinggi
31 Nathan Nael 30 85 0,79 Tinggi
32 Prima Rahmat 35 80 0,69 Sedang
74
33 Ria Dwi Carolin 30 80 0,71 Tinggi
34 Riand Ari 25 75 0,67 Sedang
35 Rohmansyah 30 85 0,79 Sedang
36 Siti Alifah 35 80 0,69 Sedang
37 Wahyu Sigit 60 95 0,88 Tinggi
38 Yan Pradana 40 85 0,75 Tinggi
Jumlah 1.315 3.120 27,84
Rata-rata 34,61 82,11 0,73
Berdasarkan hasil pengolahan data pada siklus II diperoleh
hasil belajar post test dengan rata-rata 82,11 dan N-Gain 0,73.
Dari siklus II ini nilai N-Gain sudah dalam kategori Tinggi dan
nilai rata-rata postes sudah melampaui kriteria ketuntasan
belajar (KKM) di sekolah SMAN 4 Depok yaitu 7,3. Dan
sekitar 87% siswa telah mencapai KKM di kelas, ini
menunjukkan jika target 85% siswa yang harus mencapai KKM
telah tercapai.
Siklus kedua dilaksanakan dengan memberikan pre test
dilanjutkan dengan kegiatan belajar mengajar dan diakhiri
dengan post test. Tujuannya untuk melihat hasil belajar siswa.
Berikut hasil pre test dan post test pada siklus pertama:
Siklus II pretes Postes
Jumlah 1.315 3.120
Rata-rata 34,61 82,11
e. Refleksi
Tahap refleksi pada siklus kedua ini berdasarkan pada lembar
observasi dan evaluasi yang dilakukan oleh kolabolator dan
diperoleh:
1) Pada siklus kedua ini guru/peneliti bisa mengontrol kelas
dengan cukup baik sehingga kondisi kelas cukup kondusif.
75
2) Kekurangan yang terjadi pada siklus I dalam hal keefektifan
waktu bisa diatasi. Dimana guru/peneliti meminta siswa untuk
langsung membentuk kelas ke dalam kelompok saat memasuki
jam isrirahat. Sehingga saat jam pelajaran geografi berlangsung
kondisi kelas sudah membentuk ke dalam kelompok.
3) Masih adaya siswa yang tidak ikut berkonstribusi dalam
menyampaikan pendapatnya disaat diskusi berlangsung pada
siklus I pun dijadikan evaluasi pada pelaksanaan siklus ke II.
Dimana guru/peneliti tidak lagi hanya meminta secara sukarela
kepada siswa yang ingin memberikan pendapatnya, namun
guru/penelitilah yang menentukan siswa-siswa yang harus
mengungkapkan pendapatnya dan memberikan kesempatan
bagi siswa yang memang ingin menambahkan memberikan
pendapatnya sehingga kelompok tidak hanya didominasi oleh
siswa-siswa yang aktif saja.
4) Kualitas suara yang dikeluarkan peneliti sudah mampu
terdengar oleh seluruh siswa didalam kelas, sehingga siswa
dapat mengikuti pembelajaran dengan suara yang jelas.
5) Lembar-lembar diskusi siswa yang digunakan sebagai bahan
materi yang disesuaikan dengan persepsi masing-masing
kelompok dapat membuat siswa seolah-olah sebagai
perwakilan dari suatu kelompok sesuai dengan masing-masing.
perspektif yang telah ditentukan.
6) Cukup meratanya peneliti melakukan pendekatan kepada siswa
karena peneliti tidak hanya berdiri disatu tempat tetapi
mencoba untuk mendekati tempat kelompok-kelompok diskusi
yang terbagi didalam kelas.
7) 87% siswa telah mencapai target KKM yang telah ditentukan
yaitu 7,3 untuk pelajaran geografi. Ini menunjukkan pada siklus
kedua telah mencapai target yaitu 85% siswa harus mencapai
KKM yang telah ditentukan.
76
D. Analisis Data
1. Hasil Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS 2 SMAN 4 Depok
Hasil belajar siswa berupa pre test dan post test diolah
menggunakan rumus N-Gain yang dianalisis menggunakan media
Microsoft Excel. Dari tabel hasil belajar siswa pada siklus I dapat
dilihat jumlah N-Gain 19,65 dan rata-rata N-Gain hanya 0,52
sedangkan pada siklus II dengan jumlah N-Gain 27,84 dan rata-rata N-
Gain 0,73.
Tabel 4.9 N-Gain Siklus I dan II
N-Gain siklus I N-Gain siklus II
Jumlah 19,65 27,84
Rata-rata 0,52 0,73
Tabel 4.10 Statistik deskriptif hasil belajar IPS Siklus I siswa kelas XI-2
Statistics
Pre test Post test
Mean 49,61 75,92
Median 50,00 75,00
Std. Deviation 6,083 7,698
Variance 37,002 59,264
Minimum 40 55
Maximum 60 85
Tabel 4.11 Hasil belajar siklus I
Pre test
Nilai Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
40 5 13,2 13,2 13,2
45 10 26,3 26,3 39,5
50 10 26,3 26,3 65,8
77
55 9 23,7 23,7 89,5
60 4 10,5 10,5 100,0
Total 38 100,0 100,0
Post test
Nilai Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
55 1 2,6 2,6 2,6
60 2 5,3 5,3 7,9
65 2 5,3 5,3 13,2
70 5 13,2 13,2 26,3
75 10 26,3 26,3 52,6
80 10 26,3 26,3 78,9
85 8 21,1 21,1 100,0
Total 38 100,0 100,0
Gambar 4.1 histogram hasil belajar siklus 1
78
Tabel 4.12 Statistik deskriptif hasil belajar IPS Siklus II siswa kelas XI-2
Statistics
Pos test Pre test
Mean 82,11 34,61
Median 85,00 32,50
Std. Deviation 6,939 9,821
Variance 48,151 96,462
Minimum 65 20
Maximum 95 60
Sum 3.120 1.315
Tabel 4.13
Hasil belajar siklus II
Pre test
Nilai Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
20 2 5,3 5,3 5,3
25 8 21,1 21,1 26,3
30 9 23,7 23,7 50,0
35 7 18,4 18,4 68,4
40 4 10,5 10,5 78,9
45 3 7,9 7,9 86,8
50 3 7,9 7,9 94,7
55 1 2,6 2,6 97,4
60 1 2,6 2,6 100,0
Total 38 100,0 100,0
Post test
Nilai Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
65 2 5,3 5,3 5,3
70 3 7,9 7,9 13,2
75 2 5,3 5,3 18,4
79
80 8 21,1 21,1 39,5
85 17 44,7 44,7 84,2
90 5 13,2 13,2 97,4
95 1 2,6 2,6 100,0
Total 38 100,0 100,0
Gambar 4.2 Histogram Hasil Belajar Siklus II
Berdasarkan data yang diperoleh dapat diambil kesimpulan
bahwa telah terjadi peningkatan hasil belajar dari pre test dan post test
baik pada siklus I dan siklus II, dan diketahui bahwa pada siklus II telah
terjadi peningkatan hasil belajar yang cukup besar bila dibandingkan
dengan hasil belajar pada siklus I.dan dapat disimpulkan bahwa
penerapan metode pembelajaran point counterpoint dapat
meningkatkan hasil belajar siswa dan dapat digunakan sebagai salah
satu metode belajar yang dapat membantu guru dalam menyampaikan
ilmu pengetahuan khususnya pada mata pelajaran IPS.
80
2. Hasil Lembar Aktivitas Peneliti/Guru dan Aktivitas Belajar Siswa
Kelas XI IPS 2 SMAN 4 Depok
a) Lembar Observasi Aktivitas Peneliti/Guru
Lembar observasi yang digunakan pada penelitian ini
mencakup aktivitas peneliti/guru dan catatan lapangan kegiatan
siswa. Lembar observasi ini digunakan untuk mencatat proses
pembelajaran menggunakan metode point counterpoint, pada siklus
I maupun siklus II. Selain itu digunakan oleh peneliti untuk
melakukan refleksi terhadap proses pembelajaran.
Tabel 4.14 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas
Peneliti/Guru
Data lembar
observasi
Jumlah Rata-Rata Skor ideal Persentase
Siklus I 66 3 110 60%
Siklus II 85 4 110 77%
Berdasarkan data hasil pengamatan pada lembar observasi
aktivitas peneliti/guru mengalami peningkatan. Pada siklus
pertama didapatkan nilai persentase sebesar 60% yang berkategori
“cukup” sedangkan pada siklus ke II hasil persentase sebesar 77%
yang masuk kedalam kategori “baik”. Sehingga terdapat
peningkatan pada hasil persentase aktivitas peneliti/guru pada
siklus I ke siklus II, yakni sebesar 60% ke 77%.
Berdasarkan data tersebut menunjukkan adanya
peningkatan kinerja peneliti/guru dalam melaksanakan metode di
dalam proses pembelajaran. Baik dalam hal penyampaian materi,
komunikasi sampai ke pengondisian kelas.
81
b) Lembar Observasi Aktivitas Siswa
Berdasarkan data lembar aktivitas siswa, didapatkan hasil
aktivitas siswa pada siklus I dan II. Dari data lembar observasi
siswa siklus I didapatkan kekurangan yang perlu dievaluasi seperti
kurangnya kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran dimana
kondisi kelas yang kurang kondusif dan lamanya siswa dalam
membentuk kelompok sehingga cukup banyak waktu yang
terbuang. Selain itu masih ada sebagian siswa yang masih kurang
berpartisipasi disaat kegiatan diskusi, dimana tiap kelompok masih
didominasi oleh beberapa siswa yang lebih aktif.
Data hasil lembar observasi siswa di siklus II didapatkan
hasil kegiatan pembelajaran bisa berjalan lebih baik, dimana
kekurangan-kekurangan pada lembar observasi siklus I bisa diatasi
seperti kurangnya kesiapan siswa di awal pembelajaran disiasati
dengan meminta kepada setiap siswa untuk memehami lembar
diskusi siswa karena ajuan pertanyaan saat berjalannya diskusi
akan diberikan secara acak oleh guru. Lalu kesiapan pengkondisian
kelas kedalam kelompok-kelompok disiasati dengan meminta
siswa untuk segera membentuk kelas kedalam kelompok-kelompok
saat jam istirahat sehingga saat jam pelajaran geografi berlangsung
kondisi kelas sudah berbetuk kedalam kelompok-kelompok.
Sedangkan untuk menyiasati agar siswa-siswa lebih berpartisipasi
dalam kegiatan diskusi yaitu dengan mengajukan pertanyaan
diskusi ke beberapa siswa didalam satu kelompok sehingga
jawaban kelompok tidak hanya didominasi oleh satu-dua siswa
yang aktif, selain itu dengan melempar pertanyaan kesiswa jika ada
siswa lain yang mengajukan pertanyaan.
82
E. Pembahasan Hasil Temuan Penelitian
Berdasarkan hasil data wawancara penelitian pada siswa setelah
pelaksanaan penelitian di dapatkan bahwa siswa menyenangi proses
pembelajaran IPS dengan menggunakan metode poin counterpoint. Dalam
penerapan metode poin counterpoint siswa merasa bisa ikut berpartisipasi
di kegiatan pembelajaran dengan memberikan pendapat mereka masing-
masing sesuai dengan perspektif kelompok mereka. Menurut Nana
Syaodih, “pada teori pengkondisian, belajar merupakan suatu upaya untuk
mengondisikan pembentukan suatu perilaku atau respon terhadap
sesuatu”.65
Membiasakan pengkondisian siswa dengan belajar aktif akan
membiasakan siswa untuk ikut serta berpartisipasi dalam proses
pembelajaran. Siswa tidak akan canggung untuk menungkapkan pendapat
mereka tentang materi yang sedang dibahas, karena pembiasaan proses
pembelajaran aktif yang selalu dilakukan.
Berdasarkan hasil data wawancara yang telah dilakukan kepada
guru pamong menyatakan bahwa metode poin counterpoin cukup efektif
dilakukan dengan materi IPS karena metode ini bisa membuat siswa-siswa
aktif dalam kegiatan pembelajaran dan dengan mengangkat suatu studi
kasus yang berhubungan dengan materi menjadikan diskusi bisa berjalan
mengarah ke tujuan yang ingin dicapai. Dalam situasi kerja sama setiap
individu berusaha untuk memeberikan sesuatu yang menguntungkan bagi
individu lain maupun pada kelompok. Menurut Sri Esti, “Semua siswa
dalam kelompok akan bekerja untuk satu hasil, dan materi-materinya dapat
dibagi diantara siswa-siswa anggotanya. Interaksi antar pribadi dengan
teman sebaya sehingga siswa dapat menikmati merupakan bagian dari
proses belajar”.66
Hasil data dari tindakan guru yang telah dilakukan mengalami
peningkatan. Sesuai hasil observasi menyatakan, hasil analisis data
65
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosda
Karya, 2007), Cet. Ke 4, h. 163. 66
Sri Esti Wuryani Djiwandono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Grasindo, 2009), Cet. Ke 5, h.
369.
83
observasi pada siklus I diperoleh nilai rata-rata 3 yang berarti dapat
dikatakan tindakan yang telah dilakukan oleh peneliti/guru dalam proses
pembelajaran “cukup” sedangkan pada siklus II dari hasil analisis data
observasi pada siklus II diperoleh nilai rata-rata 4 yang berarti dapat
dikatakan tindakan yag telah dilakukan “baik”.
Berdasarkan data hasil belajar dengan menggunakan metode point
counterpoint mengalami peningkatan dari siklus I dengan rata-rata N Gain
0,52 dan N Gain siklus II dengan rata-rata 0,73 dari data tersebut maka
pembelajaran dapat dikatakan efektif. Hasil belajar telah tercapai dari nilai
N Gain yang sudah dalam kategori efektif dan 85% siswa telah mencapai
standar KKM mata pelajaran geografi yaitu 7,3 pada siklus II ini maka
Penelitian tindakan kelas pada siklus II telah sesuai dilakukan dan hasil
yang diharapkan tercapai, yaitu 85% siswa telah mencapai KKM. Maka
penelitian akan diakhiri atau diselesaikan pada siklus II.
Slavin (1995) mengemukakan dua alasan, pertama,
beberapa hasil penelitian membuktikan bahwa penggunaan
pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa
sekaligus dapat meningkatkan kemampuan hubungan sosial,
menumbuhkan sikap menerima kekurangan diri dan orang lain.,
serta dapat meningkatkan harga diri. Kedua, pembelajaran
kooperatif dapat merealisasikan kebutuhan siswa dalam belajar
berfikir, memecahkan masalah dan mengintegrasikan pengetahuan
dengan keterampilan.67
Berdasarkan data tersebut maka Hipotesis tindakan dapat diterima
yaitu Implementasi Metode Point Counterpoint dalam Pembelajaran dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada materi AMDAL siswa kelas XI IPS
2 SMAN 4 Depok.
67
Hamruni, Strategi Pembelajaran, (Yogyakarta: Insan madani, 2011), h. 120
84
F. Keterbatasan Peneliti
Penulis menyadari penelitian yang dilakukan masih banyak
kekurangan atau kelemahan diantaranya karena keterbatasan penulis dalam
penelitian ini karena hanya dilakukan di SMAN 4 Depok. Mungkin jika
dilakukan penelitian di waktu yang berbeda dan di tempat yang lain belum
tentu hasilnya akan sama dengan penelitian yang telah dilakukan.
85
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan tentang
Implementasi metode point counterpoint pada materi AMDAL untuk
meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPS 2 SMAN 4 Depok, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:
Implementasi metode point counterpoint terlaksana dengan baik karena
dengan menggunakan metode poin counterpoint menjadikan siswa untuk turut
berpartisipasi dalam mengikuti proses pembelajaran. Sehingga pembelajaran
yang aktif, efektif dan efisien bisa dilaksakan dalam proses pembelajaran.
Hasil pembelajaran siswa dengan menggunakan metode poin counterpoint
terlihat meningkat dari siklus I dan siklus II, hal ini ditunjukkan dari hasil
belajar Post test siswa pada siklus I dengan jumlah 2.885 dan rata-rata 75,92
dengan N-Gain 0,52 dan baru 74% siswa yang mencapai KKM. Sedangkan
hasil post test pada siklus II dengan 3.120 dan rata-rata 82, 11 dengan N-Gain
0,73 dan 87% siswa telah mencapai KKM. Berdasarkan data tersebut, hasil
belajar siklus II telah tercapai dengan nilai N Gain yang sudah dalam kategori
efektif dan 85% siswa telah mencapai standar KKM mata pelajaran geografi
yaitu 7,3. Maka Penelitian tindakan kelas pada siklus II telah sesuai dilakukan
dan hasil yang diharapkan tercapai, yaitu 85% siswa telah mencapai KKM.
Maka penelitian akan diakhiri atau diselesaikan pada siklus II. Hipotesis
tindakan dapat diterima yaitu Implementasi Metode Point Counterpoint dalam
Pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi AMDAL
siswa kelas XI SMAN 4 Depok.
86
B. Saran
Berdasarkan proses dan hasil penelitian yang telah dilakukan maka penulis
memiliki beberapa saran yang kiranya bermanfaat bagi pihak-pihak yang
terkait, diantaranya:
1. Bagi siswa alangkah baiknya untuk belajar aktif jadi tidak hanya guru
yang dijadikan sumber belajar, tapi saat ini sumber belajar dapat diperoleh
dari berbagai sumber referensi.
2. Bagi guru hendaknya dapat menggunakan metode pembelajaran yang
lebih variatif, karena metode dapat mempengaruhi hasil dari proses
pembelajaran. Selain itu dalam proses pembelajaran mata pelajaran IPS
seharusnya dapat membuat siswa untuk turut berpartisipasi. Karena materi
pelajaran IPS dapat mencakup berbagai sisi kehidupan yang dapat dibahas
bersama-sama.
3. Bagi pihak sekolah hendaknya lebih memperhatikan kebutuhan yang
mendukung kegiatan pembelajaran khususnya IPS, seperti alat bantu mata
pelajaran ataupun sarana seperti audio visual dan infokus disetiap kelas.
4. Perlu adanya penelitian lebih lanjut dan komperhensif untuk memperoleh
hasil yang signifikan serta dapat mengembangkan suatu pengetahuan.
87
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Lif Khoiru ahmadi dkk. Strategi Pembelajaran Berorientasi KTSP.
Jakarta: Prestasi
Arifin, Zainal. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013.
Arikunto, Suharsini. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara,
2013.
Arikunto, Suharsini, dkk. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi askara, Cet.
11, 2012.
Djiwandono, Sri Esti Wuryani. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Grasindo, 2009.
Hadi, Sudharto P. Aspek Sosial AMDAL. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press, 2009.
Hamruni. Strategi Pembelajaran. Yogyakarta: Insan Madani, 2012.
Harsanto, Radno. Pengelolaan Kelas yang Dinamis. Yogyakarta: Kanisius, 2011.
Hermawan, Iwan. Geografi sebuah pengantar. Bandung: Private publishing, 2009.
Masriah dan Mujahid. Pembangunan Ekonomi Berwawasan Lingkungan.
Semarang: IKIP Malang, 2011.
Nisa cullen, “Implementasi Kebijakan”,
www.scribd.com/doc/57310777/implementasi-adalah, 30 Mei 2014.
Nurdin, Syafruddin. Guru Profesional & Implementasi Kurikulum. Padang:
Quoantum Teaching: 2008.
Purwanto. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka pelajar, 2011.
Raharjo, Mursid. Memahami Amdal. yogyakarta: Graha Ilmu, 2012.
Reid, Gavin. Memotivasi siswa di kelas gagasan dan strategi. Jakarta: Indeks,
2009.
Rosyida, Ulin Nuha. Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Active Learning
Tipe Point-Counterpoint, Jakarta: Skripsi pada UIN Jakarta, 2012
Septiana, Ani. Efektifitas Metode Point Counterpoint Dalam Pembelajaran
Menemukan Informasi Melalui Membaca Intensif Pada Siswa Kelas VIII
SMP Negri 2Donorojo, Jepara: Skripsi pada IKIP Semarang, Semarang,
2013.
88
Sofyan, Ahmad, dkk. Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi. Jakarta:
UIN Jakarta Press, 2006.
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta, 2012.
Slavin, Robert A. Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media, 2009.
Suratmo, Gunarwan. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press, Cet.11, 2008
Suryadi, Ace. Pendidikan Investasi SDM dan Pembangunan. Jakarta: Balai
Pustaka, Cet. 2, 2002.
Suyono dan Hariyanto. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya,
2011.
Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan dengan pendekatan baru. Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2003.
Syah, Muhibbin. Psikologi Belajar. Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999.
Vincent dan Jeffrey. “Interpreting FCI Score: Normalized Gain, Pre-Instrucion
Scores, And Scientific”,
http://www.Myweb.lmu.edu/jphilips/per/interpreting_FCI.pdf, 30 Mei
2014
Yusuf, Amiruddin. Peningkatan Keterampilan Menulis Iklan Baris Melalui Kartu
Identitas Dengan Metode Point-Counter-Point Pada Siswa Kelas Ix-A Mts.
Nahdlotushshibyan Wonoketingal Demak Tahun Ajaran 2011/2012.
Demak: Skripsi IKIP Semarang, Semarang, 2011.
89
LAMPIRAN
PEDOMAN WAWANCARA PRA PENELITIAN
A. Identitas Interviewer 1. Nama : Drs. Mawardi Zhulfi
2. Jabatan : Guru Mata Pelajaran Geografi
3. Jenis Kelamin : Laki-laki
4. Tempat dan Waktu : SMAN 4 Depok, April 2014
B. Butir Pertanyaan 1. Bagaimana kondisi lingkungan sekolah saat ini?
2. Apakah sarana dan prasarana disekolah ini sudah lengkap dan
khususnya untuk mata pelajaran geografi?
3. Bagaimana kondisi siswa-siswa di sekolah ini dan khususnya siswa-
siswa kelas XI IPS 2 yang Bapak ajar?
4. Apa yang Bapak lakukan untuk mengatasi masalah-masalah di kelas
seperti siswa-siswa yang ribut dan lainnya?
5. Apakah bapak sering menggunakan metode-metode tertentu saat
proses pembelajaran?
HASIL WAWANCARA PRAPENELITIAN
Interviewer : Drs. Mawardi Zhulfi
1. Bagaimana kondisi lingkungan sekolah saat ini?
Kondisi sekolah saat ini sudah lebih baik dari sebelumnya. Sejak pergantian
kepala sekolah disaat Ibu menjadi kepala sekolah, banyak diadakan
perubahan-perubahan. Seperti halnya perenovasian sekolah yang sekarang ini
jauh lebih baik dari sebelumnya.
2. Apakah sarana dan prasarana disekolah ini sudah lengkap dan khususnya
untuk mata pelajaran geografi?
Untuk meningkatkan kualitas sekolah ini tentu peningkatan sarana dan
prasarana terus ditambah. Seperti halnya pelengkapan fasilitas lab IPA dan
komputer. Perlengkapan alat-alat ekstrakulikulerpun terus ditambah seprti
peralatan band dan olahraga. Namun untuk sarana mata pelajaran geografi
masih sama seperti sebelumnya, seperti media peta yang jumlahnya masih
sama seperti sebelumnya. Sarana-sarana lain untuk menunjang proses
pembelajaran seperti infokuspun juga masih banyak kelas yang belum
memilikinya. Sebagian karena rusak dan masih belum diganti.
3. Bagaimana kondisi siswa-siswa di sekolah ini dan khususnya siswa-siswa
kelas XI IPS 2 yang Bapak ajar?
Melihat usia siswa-siswa SMA yang masih remaja tentu ada saja masalah-
masalah yang terjadi. Seperti yang sudah biasa adalah keterlambatan siswa
datang kesekolah. Untuk lebih spesifiknya sering siswa-siswa yang telat
datang ke kelas jika jam mata pelajaran selanjutnya dimulai. Hal ini karena
beberapa siswa yang pergi ke kantin atau ke kamar mandi saat jam mata
pelajaran selesai. Kondisi proses pembelajaran siswapun sering kali kurang
kondusif khususnya saat jam-jam mata pelajaran telakhir. Dimana mungkin
siswa sudah mulai lelah atau jenuh untuk memulai pembelajaran. Kondisi
seperti ini tentu tidak bisa dipaksakan, sebagi guru harus bisa menyesuaikan
kondisi saat mengajar di jam-jam mata pelajaran siang ini.
4. Apa yang Bapak lakukan untuk mengatasi masalah-masalah di kelas seperti
siswa-siswa yang ribut dan lainnya?
Tentunya diperlukan pendekatan kepada siswa-siswa dikelas. Tidak
selamanya siswa-siswa yang harus menyesuaikan diri kepada guru, gurupun
harus bisa menyesuaikan diri kepada kondisi siswa. Misalkan untuk jam
pelajaran siang tadi, tentu proses pembelajaran dilakukan dengan lebih rileks
agar siswa tidak jenuh saat proses pembelajaran. Sedikit candaan bisa
mencairkan suasana dikelas.
5. Apakah bapak sering menggunakan metode-metode tertentu saat proses
pembelajaran?
Saya tidak sering menggunakan metode-metode tertentu saat proses
pembelajaran. Dengan melakukan sesi tanya jawab kepada siswa-siswa saat
berlangsungnya pembelajaran itu sudah cukup untuk menjadikan interaksi
antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Hanya dimata pelajaran
tertentu saja saya menggunakan metode yang menurut saya sesuai.
LEMBAR OBSERVASI PRA PENELITIAN
Nama : Aldian Kurnia Putra
Tempat : SMAN 4 Depok Kelas XI IPS 2
Tanggal : 22 April 2014
No Observasi Keterangan
1 Aktivitas belajar siswa dikelas 1. didalam kelas banyak siswa yang
melakukan aktivitas lain di luar kegiatan
belajar pada saat proses pembelajaran
geografi (seperti mengobrol, memainkan
handphone, memainkan laptop dan
mengerjakan tugas lain).
2. kurangnya interaksi siswa pada saat
belajar geografi, hal ini di sebabkan
karena siswa malu untuk menjawab atau
bahkan tidak mengerti terhadap materi
yang disampaikan.
3. pada saat guru/observer membagikan
soal-soal latihan, terlihat kurangnya
kemampuan siswa untuk menjawab soal-
soal tersebut. Itu terlihat dari sikap
mereka yang mengerjakan soal dengan
mengobrol sesama teman sebangkunya
dan lamanya waktu yang dibutuhkan
siswa untuk menyelesaikan soal.
2 Ketersediaan sarana dan prasarana 1. sarana prasarana yang tersedia seperti
alat bantu mata pelajaran geografi
(seperti peta, globe dan lainnya) dan
LCD atau infokus. Namun demikian,
alat bantu pelajaran tersedia meskipun
sangat terbatas.
Mengetahui
Gru Pamong Mata Pelajaran Observer
Drs. Mawardi Aldian Kurnia Putra
95
KISI-KISI INSTRUMEN UJI COBA DAN KUNCI JAWABAN
SIKLUS 1
Kelas : XI (Sebelas)
Semester : Genap
Kompetensi Dasar :
3.1 Mendeskripsikan pemanfaatan lingkungan hidup
dalam kaitannya dengan pembangunan berkelanjutan
3.2 menganalisis pelestarian lingkungan hidup dalam
kaitannya dengan pembangunan berkelanjutan
N
o
Indikator
Pembelajara
n
Indikator
soal
Aspek
Kognit
if
Nomor Soal dan Soal Kunci
Jawab
an
1 Mendeskranal
isis mengenai
dampak
lingkungan
(AMDAL)
Menjelaskan
alasan
dilakukannya
AMDAL
C1 1. Alasan utama
dilakukannya
AMDAL adalah
untuk...
a. agar kualitas
lingkungan
tidak rusak
akibat proyek-
proyek
pembangunan
b. untuk
melindungi
hewan dan
tumbuhan dari
kepunahan
c. untuk
menambah
devisa negara
d. agar tidaki ada
korupsi dalam
pembangunan
e. agar hasil dari
pembangunan
tahan lama
A
2 Menggambark
an proyek
yang telah
melakukan
AMDAL
C3 2. Hasil dari proyek
pembagunan yang
telah melakukan
AMDAL seperti...
a. industri yang
telah membuat
wilayah
konservasi
b. industri dapat
B
mengendalikan
dampak negatif
dan
mengoptimalkan
dampak positif
c. industri
mendapatkan
tempat yang
strategis untuk
memproduksi
barang/jasa
d. industri dapat
keuntungan
yang lebih besar
e. industri akan
mendapatkan
produk yang
berkualitas
tinggi
3 Menyeleksi
yang tidak
mencakup
proses
AMDAL
C4 3. Yang tidak
mencakup proses
AMDAL adalah...
a. pengelolaan
lingkungan
b. pemantauan
proyek
c. pengambilan
keputusan
d. penentuan
produksi
e. dokumen yang
penting
D
4 Menganalisis
kegagalan
pengelolaan
lingkungan
C4 4. Untuk menghindari
kegagalan
pengelolaan
lingkungan, perlu
dilakukan...
a. perencanaan
b. pengambilan
keputusan
c. pemantauan
d. peningkatan
kinerja
e. P6enyuapan
C
5 Menjelaskan
tugas
pemerintah
dalam proses
AMDAL
C2 5. 8Tugas pemerintah
dalam mengarahkan
dan m9engawasi
aktivitas
pembangunan
adalah...
a. mengatur pangsa
pasar produksi
suatu industri
b. membuka
peluang tenaga
kerja bagi
masyarakat di
sekitar proyek
pembangunan
c. menetapkan
pajak proyek
untuk
menambah
devisa negara
d. memberi modal
agar proyek
pembangunan
dapat berjalan
dengan baik
e. menghindarkan
terjadinya
perselisihan
antar proyek
pembangunan
B
6 Memilih
keputusan-
keputusan dari
proses
AMDAL
C4 6. Keputusan-
keputusan yang
dapat diambil dari
AMDAL antara lain
seperti berikut,
kecuali...
a. proyek dapat
berjalan dengan
pajak yang
tinggi
b. proyek dapat
dibangun
dengan
pengelolaan
lingkungan
dampak yang
akan terjadi
c. proyek tidak
dapat di bangun
A
d. proyek boleh di
bangun sesuai
usulan
e. proyek boleh
dibangun
dengan
persyaratan
tertentu
7 Menjelaskan
peran
AMDAL bagi
pengambil
keputusan
C2 7. Dengan mempelajari
AMDAL,
pengambilan
keputusan
menganalisis hal-hal
seperti...
a. apakah wilayah
pangsa pasar
yang akan
diambil proyek
tersebut sudah
sesuai
b. apakah proyek
akan
menimbulkan
dampak pada
proyek lain
sehingga terjadi
pertentangan
c. apakah proyek
tersebut akan
menyerap
banyak tenaga
kerja
d. apakah proyek
tersebut dapat
memproduksika
n hasil
produksinya
seoptimal
mungkin
e. apakah proyek
tersebut akan
membuat
wilayah
konservasi untuk
lingkungan
sekitar proyek
pembangunan
B
8 Menganalisis C4 8. Kegunaan AMDAL
kegunaan
AMDAL bagi
pemerintah
bagi pemerintah
adalah seperti
berikut, kecuali...
a. sebagai alat
pengambil
keputusan
b. menjamin
manfaat bagi
masyarakat
sekitar proyek
pembangunan
c. mengatur
pemrataan
proyek
pembangunan di
indonesia
d. mencegah agar
SDA dikelola
tidak rusak
e. mencegah
pertentangan
yang mungkin
akan timbul
antara
masyarakat
dengan pemilik
proyek
D
9 Menganalisis
kegunaan
AMDAL bagi
pemilik
proyek
C4 9. Kegunaan AMDAL
bagi pemilik proyek
adalah...
a. menambah hasil
produksi
b. dapat
menentukan
sumber bahan
mentah untuk
produksi
c. dapat menjalin
hubungan
dengan
pemerintah
d. untuk
mengetahui
kelemahan dan
kekurangan
perencanaan
proyek
e. mengkomersilka
n nama produk
D
yang ramah
lingkungan
10
11
Menganalisis
proses
AMDAL
Memilih
kegunaan
AMDAL bagi
peneliti dan
pemilik modal
C4
C5
10. Pada proses
MADAL, laporan
yang mengkaji
telaah mendalam
tentang dampak
proyek
pembangunan
adalah...
a. laporan rencana
pengelolaan
lingkungan
b. laporan rencana
pemantauan
lingkungan
c. laporan hasil
pemantauan
d. laporan aktivitas
proyek berjalan
e. laporan analisis
dampak
lingkungan
11. 1. Berguna dalam
pengembangan ilmu
pengetahuan
2. menghindari
duplikasi dari
proyek lain
3. 3. bahan uji
kelemahan dan kekurangan
proyek pe
pemmbangunan
4. 4. pengambilan
keputusan berjalannya suatu
proyek
Dari pernyataan di atas
yang merupakan
kegunaan AMDAL bagi
peneliti dan pemilik
modal ada pada nomor...
a. 1 dan 2
b. 2 dan 3
c. 1 dan 4
d. 3 dan 4
e. 1 dan 3
B
D
12 Mengaitkan
kegunaan
C4 12. Berguna untuk
meningkatkan
AMDAL bagi
pihak-pihak
yang
melaksanakan
nya
keterampilan dan
pengetahuan adalah
kegunaan AMDAL
bagi...
a. pemerintah
b. peneliti
c. masyarakat
d. pemilik modal
e. pemilik proyek
B
13 Menyebutkan
instansi yang
meminjamkan
modal kepada
pemilik
proyek
C1 13. Dalam membangun
proyek, biasanya
pengusaha
meminjam modal
dari...
a. pemerintah
b. masyarakat
c. bank
d. costumer service
e. direktur
perusahaan
C
14 Mengurutkan
proses
AMDAL
C3 14. Dalam proses
pelaksanaan
AMDAL, setelah
pemilik proyek
melampirkan
laporan ANDAL
maka akan
dilakukan...
a. pengelolaan
b. pemantauan
c. perencanaan
d. keputusan
e. evaluasi
E
15 Mengaitkan
alasan
dilakukannya
AMDAL
C4 15. Desakan untuk
dijalankannya
AMDAL
dikarenakan semakin
meningkatnya...
a. transportasi
b. komunikasi
c. iptek
d. pembangunan
ekonomi
e. kesejahteraan
masyarakat
D
16 Mendeskripsi Mengkategori C2 16. Udara, air bersih,
kan Kualitas
lingkungan
hidup
kan derajat
terpenuhinya
kebutuhan
hidup
keturunan dan
perlindungan
merupakan derajat
terpenuhinya
kebutuhan hidup...
a. primer
b. utama
c. sekunder
d. makhluk hayati
e. manusiawi
D
17 Memilih
kerusakan
lingkungan
akibat
aktivitas
manusia
C1 17. 1. wabah hama
2. 2. gempa bumi
3. 3. angin siklon
4. 4. kebakaran hutan
5. 5. Letusan gunung
berapi
6. 6. banjir
Perusakan lingkungan
yang dilakukan oleh
aktivitas manusia
ditunjukkan pada
nomor...
a. 1 dan 2
b. 2 dan 3
c. 1 dan 6
d. 5 dan 6
e. 2 dan 4
C
18 Menggambark
an fungsi
hutan
C1 18. Yang merupakan
fungsi hutan dalam
kehidupan adalah...
a. mengatur siklus
air di bumi
b. mencegah
gempa bumi
c. untuk pertanian
d. sebagai tempat
teduh
e. menyalurkan
hobi memburu
A
19 Menjelaskan
limbah padat
C2 19. Yang dimaksud
dengan limbah padat
seperti...
a. limbah lumpur
dari bor mesin
tambang
b. air detergen dari
rumah tangga
C
c. tersumbatnya
aliran sungai
oleh sampah
pelastik
d. asap pekat dari
kendaraan
bermotor
e. tercemarnya air
sungai karena
bahan kimiawi
20 Menyelidiki
penyebab
terjadinya
tsunami
C3 20. Salah satu penyebab
terjadinya tsunami
adalah...
a. surutnya air laut
secara tiba-tiba
b. terjadinya
longsor di
daerah pantai
c. gempa di lantai
dasar laut
d. gelombang besar
yang mencapai
belasan meter
e. mencairnya
kutub selatan
C
21 Menggambark
an gas efek
rumah kaca
C1 21. Yang dimaksud dari
efek gas rumah kaca
adalah...
a. banyaknya
bangunan rumah
kaca yang dibuat
memantulkan
pancaran sinar
matahari
b. pertumbuhan
gedung-gedung
tinggi pencakar
langit yang
merusak lapisan
ozon
c. memanasnya
suhu bumi yang
mencairkan
kutub selatan
d. banyaknya
lapisan co2 di
atmosfer yang
menyelubungi
dan merangkap
sinar matahari
D
e. memanjangnya
musim kemarau
yang
mengeringkan
lahan
22 Menerapkan
partisipasi
pelestarian
lingkungan
C3 22. Cara kita untuk ikut
serta dalam
pelestarian
lingkungan adalah
dengan...
a. lebih memilih
penggunaan
pelastik untuk
membungkus
b. menghemat
penggunaan
kertas
c. membeli air
kemasan dari
pada memasak
air sendiri
d. menggunakan
pendingin
ruangan untuk
menghilangkan
panas di ruangan
e. tidak
menggunakan
kenalpot racing
pada kendaraan
E
23 Menetukan
kekurangan
Indonesia
dalam
pembangunan
C3 23. Salah satu modal
indonesia yang tidak
dimiliki untuk
memajukan
pembangunan
adalah...
a. sumber daya
alam yang
berlimpah ruah
b. jumlah
penduduk yang
tinggi
c. wilayah maritim
yang luas
d. sumber daya
manusia yang
berkualitas
e. cadangan bahan
A
tambang
24 Menggambark
an sumber
daya alam
yang dapat
diperbaharui
C1 24. Yang dimaksud
sumber daya yang
dapat diperbaharui
seperti...
a. migas yang
terbentuk dari
fosil tumbuhan
dan hewan sejak
jutaan tahun
yang lalu
b. sinar matahari
yang tidak
pernah habis
c. menanam pohon
jati yang
membutuhkan
waktu puluhan
tahun untuk bisa
diambil kembali
kayunya
d. air hujan yang
turun di musim
penghujan
e. sumber tenaga
angin yang
menggerakkan
turbin untuk
menghasilkan
tenaga listrik
C
25 Mengaitkan
sumber gas
efek rumah
kaca
C3 25. Yang bukan
merupakan sumber
gas rumah kaca
adalah...
a. Asap kendaraan
bermotor
b. asap pabrik
c. asap
pembakaran
sampah
d. limbah cair
industri
e. asap dapur
rumah penduduk
D
26 Menganalisis
kerusakan
lingkungan
C4 26. Kerusakan
lingkungan yang
disebabkan faktor
alam antara lain...
a. erupsi gunung
api – gempa
bumi–
kebakaran hutan
b. erupsi gunung
api – kebakaran
hutan –
pembalakan liar
c. kebakaran hutan
– pembalakan
liar –
pencemaran air
d. pencemaran air
– angin siklon –
gempa bumi
e. erupsi gunung
api – angin
siklon – gempa
bumi
E
27 Memilih
fungsi hutan
C5 27. 1). memproduksi
hasil bumi, seperti
kayu
2) habitat hewan dan
tumbuhan
3) tempat
pembuangan sampah
4) mengatur siklus
air
5) lokasi industri
Yang merupakan fungsi
hutan adalah...
a. 1,2,3
b. 2,3,4
c. 3,4,5
d. 1,2,4
e. 1,2,5
D
28 Mencirikan
sungai yang
tidak tercemar
C2 28. Ciri-ciri sungai yang
tidak tercemar
adalah...
a. alirannya deras
b. airnya keruh dan
berbau
c. terdapat banyak
sampah
d. ikan yang hidup
hanya spesies
ikan sapu-sapu
E
e. airnya bisa
dimanfaatkan
untuk perikanan
29 Menggambark
an
permasalahan
lingkungan
permukiman
C1 29. Permasalahan
lingkungan
permukiman
adalah...
a. lahan yang
semakin kritis
b. kebutuhan air
bersih
c. kepunahan
satwa
d. kepunahan flora
e. hujan asam
B
30 Mencirikan
pembangunan
berkelanjutan
C2 30. 1. menggunakan
pandangan jangka
pendek untuk
2. merencanakan
pembangunan
2) 3. memelihara
keanekaragaman hayati
3) 4. mementingkan
sisi komersial
4) 5. menjamin
pemerataan dan keadilan
Ciri dari pembangunan
berkelanjutan adalah...
a. 1,2
b. 2,3
c. 3,4
d. 1,3
e. 2,4
E
31 Analisis
mengenai
dampak
lingkungan
(DAMPAK)
Mengemukaka
n
diperlukannya
AMDAL
C3 31. Alasan
diperlukannya
AMDAL adalah...
a. agar terbebas
dari pungutan
liar
b. agar faktor
ekonomi
meningkat
c. agar tidak terjadi
korupsi proyek
d. agar lingkungan
tidak rusak
e. agar
C
kesejahteraan
meningkat
32 Menentukan
phak yang
berhak
mengajukan
AMDAL
C3 32. Pihak yang berhak
melakukan
pengajuan uji
AMDAL adalah...
a. pemilik proyek
b. pemerintah
c. masyarakat
sekitar proyek
d. DPRD Provinsi
atau Kota
e. kepolisian
A
33 Menyusun
langkah-
langkah
proses
AMDAL
C6 33. Jika laporan
ANDAL diterima,
langkah yang harus
dilakukan adalah...
a. menyusun
Rencana
Pengelolaan
Lingkungan
b. menuntut
masyarakat
sekitar
c. menghentikan
proyek
d. mengubah
rancangan
pembangunan
e. menurunkan
harga jual
proyek
A
34 Menjelaskan
manfaat
AMDAL bagi
masyarakat
C1 34. Manfaat AMDAL
bagi masyarakat
adalah...
a. masyarakat
menjadi tenaga
kerja proyek
pembangunan
b. meningkatkan
pendapatan
dengan
pungutan liar
kepada proyek
c. mengetahui
rencana
pembangunan
C
sehingga
memahami
dampak yang
akan dirasakan
d. menjadi jaminan
pinjaman modal
e. melindungi dari
tuntutan hukum
35 Menjelaskan
manfaat
AMDAL bagi
pemerintah
C1 35. Manfaat AMDAL
bagi pemerintah
adalah...
a. munculnya
pertentangan
dari masyarakat
b. tidak
memberikan
manfaat yang
jelas bagi
masyarakat
c. menghindarkan
dari perusakan
lingkungan
d. memudahkan
fungsi hutan
e. memaksimalkan
eksploitasi
sumber daya
alam
C
36 Mendeskripsi
kan
lingkungan
hidup
Mendeskripsik
an kegiatan
manusia yang
merusak hutan
C2 36. Kegiatan manusia
yang dapat merusak
hutan adalah...
a. menjadikan
hutan menjadi
tempat
konservasi
b. membuka
ladang dengan
cara membakar
hutan
c. melakukan
tebang pilih
d. melakukan
reboisasi
e. melepas satwa
liar
B
37
Menentukan
unsur yang
C3
37. Selain faktor
kualitas hidup, unsur
38
menjadi
penentu
kualitas
lingkungan
Menjelaskan
drajat
kebutuhan
manusiawi
C2
yang menjadi
penentu kualitas
lingkungan adalah...
a. kenampakan
alam yang luas
b. ketersediaan air
bersih
c. keadaan wilayah
yang baik
d. bebas dari unsur
manusia
e. tidak adanya
polusi
38. Sifat manusia yang
selalu ingin
memiliki suatu
benda secara utuh
merupakan
pengertian dari...
a. kualitas
lingkungan
b. kebutuhan hidup
manusiawi
c. kebutuhan hidup
hayati
d. kebutuhan hidup
relatif
e. derajat
kebebasan
kepemilikan
C
E
39 Menentukan
gas yang
mempengaruh
i efek gas
rumah kaca
C3 39. Gas polutan yang
paling berpengaruh
dalam proses efek
rumah kaca adalah...
a. oksigen
b. nitrogen
c. karbon dioksida
d. karbon
tetraklorida
e. helium
C
40 Memilih UU
tentang
pencemaran
lingkungan
C1 40. Peraturan yang
membahas tentang
pencemaran
lingkungan
tercantum adalah...
a. UU No.31 tahun
2009
E
b. UU No.32 tahun
2009
c. UU No.33 tahun
2009
d. UU No.34 tahun
2008
e. UU No.31 tahun
1999
STATUS SOAL UJI YANG DIGUNAKAN
SIKLUS I
No Soal VALIDITAS TINGKAT KESUKARAN
DAYA BEDA STATUS
SOAL NO 1 VALID SEDANG CUKUP DI PAKAI
SOAL NO 2 VALID SEDANG BAIK DI PAKAI
SOAL NO 3 VALID SEDANG CUKUP DI PAKAI
SOAL NO 4 VALID SEDANG BAIK SEKALI DI PAKAI
SOAL NO 5 INVALID SUKAR JELEK TIDAK DIPAKAI
SOAL NO 6 VALID SEDANG BAIK DI PAKAI
SOAL NO 7 VALID SEDANG BAIK DI PAKAI
SOAL NO 8 INVALID SUKAR JELEK TIDAK DIPAKAI
SOAL NO 9 VALID SEDANG BAIK DI PAKAI
SOAL NO 10 INVALID SUKAR JELEK TIDAK DIPAKAI
SOAL NO 11 INVALID SEDANG JELEK TIDAK DIPAKAI
SOAL NO 12 INVALID SUKAR JELEK TIDAK DIPAKAI
SOAL NO 13 VALID SEDANG BAIK DI PAKAI
SOAL NO 14 VALID SEDANG BAIK SEKALI DI PAKAI
SOAL NO 15 INVALID SEDANG JELEK TIDAK DIPAKAI
SOAL NO 16 INVALID SUKAR CUKUP TIDAK DIPAKAI
SOAL NO 17 INVALID SUKAR JELEK TIDAK DIPAKAI
SOAL NO 18 VALID SEDANG BAIK DI PAKAI
SOAL NO 19 VALID SEDANG BAIK DI PAKAI
SOAL NO 20 INVALID SEDANG JELEK TIDAK DIPAKAI
SOAL NO 21 INVALID SUKAR JELEK TIDAK DIPAKAI
SOAL NO 22 VALID SEDANG BAIK DI PAKAI
SOAL NO 23 VALID SEDANG BAIK DI PAKAI
SOAL NO 24 INVALID SUKAR JELEK TIDAK DIPAKAI
SOAL NO 25 VALID SEDANG BAIK DI PAKAI
SOAL NO 26 INVALID SUKAR BAIK TIDAK DIPAKAI
SOAL NO 27 VALID SEDANG BAIK DI PAKAI
SOAL NO 28 INVALID SEDANG JELEK TIDAK DIPAKAI
SOAL NO 29 INVALID SEDANG JELEK TIDAK DIPAKAI
SOAL NO 30 INVALID SEDANG JELEK TIDAK DIPAKAI
SOAL NO 31 INVALID SUKAR JELEK TIDAK DIPAKAI
SOAL NO 32 INVALID SUKAR JELEK TIDAK DIPAKAI
SOAL NO 33 INVALID SUKAR JELEK TIDAK DIPAKAI
SOAL NO 34 VALID SEDANG BAIK DI PAKAI
SOAL NO 35 VALID SEDANG BAIK DI PAKAI
SOAL NO 36 VALID SEDANG BAIK DI PAKAI
SOAL NO 37 INVALID SUKAR JELEK TIDAK DIPAKAI
SOAL NO 38 INVALID SUKAR CUKUP TIDAK DIPAKAI
SOAL NO 39 VALID SEDANG BAIK DI PAKAI
SOAL NO 40 VALID MUDAH BAIK DI PAKAI
SOAL SIKLUS I YANG DIGUNAKAN
No Soal yang di Gunakan Kunci Jawaban Klasifikasi Bloom
1 1 A C1
2 2 B C3
3 3 D C4
4 4 C C4
5 6 A C4
6 7 B C2
7 9 D C4
8 13 C C1
9 14 E C3
10 18 A C1
11 19 C C2
12 22 A C3
13 23 C C3
14 25 D C3
15 27 D C1
16 34 C C1
17 35 C C1
18 36 D C2
19 39 C C3
20 40 E C1
KISI-KISI INSTRUMEN UJI COBA DAN KUNCI JAWABAN
SIKLUS II
Kelas : XI (Sebelas)
Semester : Genap
Kompetensi Dasar :
3.1 Mendeskripsikan pemanfaatan lingkungan hidup
dalam kaitannya dengan pembangunan berkelanjutan
3.2 menganalisis pelestarian lingkungan hidup dalam
kaitannya dengan pembangunan berkelanjutan
N
o
Indikator
Pembelajara
n
Indikator
soal
Aspek
Kognit
if
Nomor Soal dan Soal Kunci
Jawab
an
1 Analisis
mengenai
dampak
lingkungan
(AMDAL)
Mendiagnosis
prakiraan
dampak
pembangunan
C4 1. dalam prakiraan
dampak yang harus
disajikan adalah...
A. Siapa yang
terkena dampak
B. Berapa biaya
yang harus
dikeluarkan
untuk mengolah
dampak
C. Berapa ganti
rugi yang harus
dikeluarkan
untuk
masyarakat
D. Berapa kerugian
proyek
E. Siapa yang akan
harus ganti rugi
A
2 Mencirikan
dampak
kebisingan
dari
pembangunan
C2 2. yang dimaksud
dampak kebisingan
dari pembangunan
proyek seperti...
a. Jalannan sekitar
proyek menjadi
macet
b. Suara mesin
berat di tengah
malam yang
mengganggu
c. Debu yang
B
menyelimuti
disekitar proyek
d. Rusaknya
jalanan akibat
dilintasi truk
besar proyek
e. Hilangnya mata
pencaharian
masyarakat
3 Mengidentifik
asi dampak
kebisingan
dari
pembangunan
C1 3. permasalahan
lingkungan
permukiman
adalah...
a. kepunahan flora
b. kepunahan
fauna
c. hujan asam
d. kebutuhan air
bersih
e. jalanan macet
D
4 Menguraikan
proses
AMDAL
C2 4. jika laporan
ANDAL diterima
maka langkah
selanjutnya adalah...
a. mengubah
rancangan
pembangunan
b. melakukan
evaluasi
c. menyusun
Rencana
Pengelolaan
Lingkungan
d. mengkaji
lingkungan
sekitar proyek
e. pengambilan
keputusan
C
5 Mendeskripsi
kan
pelestarian
lingkungan
Menggambark
an ciri hujan
asam
C1 5. 1)Kandungan ph
dibawah 5,6
2) meyebabkan
karat
3) meyuburkan
tanaman
4) meracuni perairan
5) terjadi di daerah
pegunungan
Ciri-ciri dari hujan asam
adalah...
a. 1,2,3
b. 1,2,4
c. 3,4,5
d. 1,3,4
e. 1,2,5
B
6 Menjelaskan
pengertian
“Prokasih”
C1 6. “Prokasih” adalah
upaya pelestarian di
bidang...
a. sumber daya air
b. sumber daya
tanah
c. sumber daya
udara
d. keaneka
ragaman hayati
e. sumber daya
manusia
A
7 Analisis
mengenai
dampak
lingkungan
(AMDAL)
Mengkategori
kan peran
masyarakat
pada proses
AMDAL
C2 7. peran masyarakat
pada proses
AMDAL saat
proyek sedang
dibangun seperti...
a. membangun
warung kecil
disekitar proyek
b. memantau
dampak yang
terjadi
c. melamar
pekerjaan
kepada pemilik
proyek
d. menyusun
laporan keadaan
B
lingkungan
e. mencari
informasi
pembangunan
proyek
8 Menentukan
peran
pengambil
keputusan
pada proses
AMDAL
C3 8. pihak yang berhak
mengambil
keputusan
berjalannya atau
tidak berjalannya
proyek adalah...
a. pemilik modal
b. pemilik proyek
c. pengamat
lingkungan
d. pemerintah
e. masyarakat
sekitar
D
9 Mendeskripsi
kan
pelestarian
lingkungan
Menganalisis
sungai yang
tidak tercemar
C4 9. ciri-ciri sungai yang
tidak tercemar
adalah...
a. alirannya deras
b. kedalamannya
dangkal
c. ikan yang hidup
hanya spesies
ikan sapu-sapu
d. airnya bisa
dimanfaatkan
untuk perikanan
e. dijadikan lokasi
arum jeram
D
10
Menganalisis
kerusakan
alam akibat
aktivitas
manusia
C4 10. contoh kegiatan
manusia yang dapat
merusak hutan
adalah...
a. menjadikan
hutan sebagai
tempat
konservasi
b. membuka
ladang dengan
cara dibakar
c. melakukan
B
tebang pilih
d. melepas satwa
liar
e. melakukan
reklamasi
11 Menjelaskan
peran
AMDAL
C1 11. alasan
diperlukannya
AMDAL aadalah...
a. agar terbebas
dari pungutan
liar
b. agar sektor
ekonomi
meningkat
c. agar produksi
meningkat
d. agar lingkungan
tidak rusak
e. agar
kesejahteraan
meningkat
D
12 Menentukan
taman
nasional
C3 12. taman nasional yang
lokasinya paling
dekat dengan DKI
Jakarta adalah...
a. Taman Nasional
Kerinci Seblat
b. Taman Nasional
Gunung Gede
Pangrango
c. Taman laut
Bunaken
d. Taman Nasional
Gunung Leuser
e. Taman Nasional
Bromo Tengger
Semeru
B
13 Menentukan
gas pencemar
C3 13. gas polutan yang
paling berpengaruh
dalam proses efek
gas rumah kaca
adalah...
a. Nitrogen
b. Oksigen
C
c. Carbon dioksida
d. Helium
e. Karbon
teraklorida
14 Menerapkan
cara
penerapan
pembangunan
berkelanjutan
C3 14. salah satu cara
menerapkan
pembangunan
berkelanjutan adalah
dengan
memerhatikan...
a. Pemerataan
pembangunan
b. Kesenjangan
sosial
c. Persebaran
sumber daya
alam
d. Integrasi
kebudayaan
e. Kesinambungan
dan pelestarian
lingkungan
hidup
E
15 Menganalisis
kemampuan
lingkungan
hidup
C4 15. kemampuan
lingkungan untuk
menghasilkan
sumber daya,
menoleransi zat
pencemar, serta
membatasi
ketegangan sosial
merupakan
pengertian...
a. Derajat
lingkungan
b. Daya
lingkungan
c. Daya perusak
lingkungan
d. Daya guna
lingkungan
e. Daya dukung
lingkungan
D
16 Memilih C4 16. yang tidak termasuk
kerusakan
lingkungan
akibat
aktivitas
manusia
kerusakan
lingkungan hidup
akibat peristiwa
alam adalah...
a. Gunung meletus
b. Gempa bumi
c. Tsunami
d. Kebakaran
hutan
e. Badai siklonc.
D
17 Memilih zat
pencemar
lingkungan
C4 17. yang bukan
merupakan sumber
gas rumah kaca...
a. Asap kendaraan
bermotor
b. Asap
pembakaran
sampah
c. Limbah cair
industri
d. Asap dari dapur
rumah
penduduk
e. Asap knalpot
C
18 Analisis
mengenai
dampak
lingkungan
(AMDAL)
Memilih
langkah-
langkah proses
AMDAL
C4 18. yang tidak termasuk
dalam proses
AMDAL adalah...
a. Pengelolaan
proyek
b. Pemantauan
lingkungan
c. Pengelolaan
lingkungan
d. Pengambilan
keputusan
e. Pembuatan
dokumen
A
19 Menggambark
an dampak
limbah padat
C3 19. sampah yang
menumpuk akan
berdampak...
a. kesempatan
mencari barang
bekas
b. membuka
C
lapangan
pekerjaan yang
baru
c. mengandung
bahan kimia
beracun
d. dapat diolah
menjadi pupuk
f. pengkajian
penelitian
20 Menerapkan
peran
masyarakat
dalam proses
AMDAL
C3 20. sikap masyarakat
yang harus
dilakukan jika
merasakan dampak
dari pembangunan
proyek adalah...
a. menyerahkanny
a kepada
pemilik proyek
b. menegur
pemilik proyek
secara langsung
c. melaporkan
pengaduan
kedinas
pemerintahan
sekitar
d. membakar ban
di depan proyek
e. unjuk rasa
besar-besaran
penolakan
proyek
C
21 Membandingk
an dampak
negatif proyek
pembangunan
pada
lingkungan
dan sosial
C2 21. yang bukan
termasuk dampak
negatif lingkungan
dari pembangunan
proyek adalah...
a. terjadinya
kebisingan
disekitar proyek
b. banyaknya debu
yang
berterbangan
c. banyak jalanan
D
yang rusak
disekitar proyek
d. jalanan macet
disekitar proyek
e. limbah lumpur
yang mencemari
pertanian
22 menganalisis
manfaat
AMDAL bagi
Pemerintah
C4
22. salah satu manfaat
AMDAL bagi
pemerintah adalah...
a. munculnya
pertentangan
dari masyarakat
b. menjadi jaminan
untuk
peminjaman
modal
c. memudahkan
alih fungsi lahan
d. peluang
kampanye partai
e. menghindari
perusakan
lingkungan
E
23 Menganalisis
dampak
sosial-
ekonomi
pembangunan
proyek
C4 23. dampak positif
sosial-ekonomin
dari pembangunan
proyek adalah...
a. membuka
peluang
kesempatan
kerja
b. menjaga
kualitas
lingkungan
sekitar terjamin
c. proyek yang
berjalan ramah
lingkungan
d. terjadinya
kemacetan
disekitar proyek
e. melaksanakan
aturan UU
A
24 Menerapkan
peran dalam
pelestarian
lingkungan
C3 24. peran kita ikut serta
dalam pelestarian
lingkungan adalah
dengan...
a. merokok pada
tempatnya
b. memilih
membeli air
kemasan
dibanding
memasak air
sendiri
c. menghemat
penggunaan
kertas
d. tidak
menggunakan
kenalpot racing
e. memilih plastik
sebagai kantung
agar lebih awet
C
25 Menentukan
peran
pemerintah
pada proses
AMDAL
C2 25. yang menjadi
penengah jika
terjadi ketegangan
dari masyarakat oleh
pihak pemilik
proyek adalah...
a. instansi
pelaksana
AMDAL
b. pemilik modal
c. pengamat
d. pemerintah
e. Tokoh
masyarakat
setempat
D
26 Mengidentifik
asi manfaat
cagar alam
dan suaka
marga satwa
C1 26. manfaat cagar alam
dan suaka
margasatwa adalah
untuk...
a. usaha pariwisata
b. mencari hean
peliharaan yang
bagus
E
c. sumber bahan
baku terpilih
d. pengembangan
ilmu
pengetahuan
e. melindungi
hewan dan
tumbuhan agar
tidak punah
27 Menetukan
peran
masyarakat
dalam proses
AMDAL
C3 27. yang bisa berperan
menjadi pemantau
dari pelaksanaan
AMDAL adalah...
a. pekerja
pelaksana
AMDAL
b. kepolisisan
c. tokoh agama
d. masyarakat
sekitar
e. bank
D
28 Menganalisi
fungsi RPL
C4 28. salah satu fungsi
Rencana
Pengelolaan
Lingkungan (RKL)
adalah...
a. memantau
pelaksanaan
AMDAL
b. mengevaluasi
laporan andal
c. alat pengambil
keputusan
d. jaminan bank
e. meminimalisir
dampak negati
E
29 Mengkritik
pembangunan
di Indonesia
C5 29. salah satu kelebihan
yang tidak dimiliki
Indonesia untuk
memajukan
pembangunan
adalah...
a. sumber daya
alam yang
B
melimpah
b. kualitas sumber
daya manusia
c. negara
kepulauan
d. potensi tanah
yang subur
e. objek wisata
alam yang
bagus
30 Menganalisis
proses
AMDAL
C1 30. AMDAL
merupakan salah satu
bagian dari proses...
a. pembangunan
b. trilogi
pembangunan
c. GBHN
d. Master plan
pembangunan
e. Pembangunan
berkelanjutan
E
31 Pembangunan
berkelanjutan
dan
berwawasan
lingkungan
Memilih
faktor
meningkatnya
pertumbuhan
pembangunan
C4 31. yang tidak termasuk
alasan
meningkatnya
pertumbuhan
pembangunan
adalah...
a. Meningkatnya
jumlah
penduduk
b. Meningkatnya
kebutuhan
c. Meningkatnya
penggunaan
sumber daya
alam
d. Pengaruh
globalisasi
e. Kerja sama
ekonomi
internasional
C
32 Menganalisis
dampak
pertumbuhan
penduduk di
C4 32. Alasan mengapa
Jakarta tidak pernah
terlepas dari
A
Jakarta kemacetan adalah...
a. Kurangnya
pemerataan
pembangunan
b. Banyaknya
objek wisata di
Jakarta
c. Pemandangan
yang indah di
Jakarta
d. Terjaminnya
Kebutuhan
hidup di Jakarta
e. Menjadi lokasi
mudik
masyarakat
Indonesia
33 Analisis
mengenai
dampak
lingkungan
(AMDAL)
Memilih peran
AMDAL bagi
pemilik modal
C2 33. fungsi AMDAL
bagi pemilik modal
adalah...
a. Menjadi
jaminan
peminjaman
modal
b. Agar terhindar
dari ketegangan
sosial
c. Untuk
mengetahui
potensi
lingkungan
sekitar
d. Mencegah
kerusakan
lingkungan
e. Sumber
informasi
keadaan
lingkungan
proyek
A
34 Mendeskripsik
an fungsi RPL
dalam proses
AMDAL
C4 34. fungsi Rencana
Pemantauan
Lingkungan (RPL)
adalah sebagai...
a. Evaluasi
C
berjalannya
proyek
b. Memantau
keadaan
lingkungan
sekitar
c. Memantau
berjalannya
proses AMDAL
d. Alat pengambil
keputusan
e. Mengoptimalka
n dampak
positif
pembangunan
STATUS SOAL UJI YANG DIGUNAKAN
SIKLUS II
No Soal VALIDITAS TINGKAT KESUKARAN
DAYA BEDA STATUS
SOAL NO 1 VALID SEDANG BAIK DI PAKAI
SOAL NO 2 VALID SEDANG BAIK DI PAKAI
SOAL NO 3 INVALID SUKAR JELEK TIDAK DIPAKAI
SOAL NO 4 VALID SEDANG BAIK DI PAKAI
SOAL NO 5 INVALID SEDANG JELEK TIDAK DIPAKAI
SOAL NO 6 INVALID SEDANG CUKUP TIDAK DIPAKAI
SOAL NO 7 VALID SEDANG BAIK DI PAKAI
SOAL NO 8 VALID SEDANG BAIK DIPAKAI
SOAL NO 9 VALID SEDANG BAIK DI PAKAI
SOAL NO 10 VALID SUKAR BAIK DIPAKAI
SOAL NO 11 VALID SEDANG BAIK DIPAKAI
SOAL NO 12 INVALID SEDANG CUKUP TIDAK DIPAKAI
SOAL NO 13 INVALID SEDANG JELEK TIDAK DIPAKAI
SOAL NO 14 VALID SEDANG BAIK DI PAKAI
SOAL NO 15 VALID SEDANG BAIK DIPAKAI
SOAL NO 16 INVALID SUKAR JELEK TIDAK DIPAKAI
SOAL NO 17 INVALID SEDANG JELEK TIDAK DIPAKAI
SOAL NO 18 VALID SEDANG BAIK DI PAKAI
SOAL NO 19 INVALID SUKAR JELEK TIDAK DIPAKAI
SOAL NO 20 VALID SEDANG BAIK DIPAKAI
SOAL NO 21 VALID SEDANG BAIK SEKALI DIPAKAI
SOAL NO 22 INVALID SEDANG JELEK TIDAK DI PAKAI
SOAL NO 23 VALID SEDANG CUKUP DI PAKAI
SOAL NO 24 VALID SEDANG BAIK DIPAKAI
SOAL NO 25 INVALID SUKAR JELEK TIDAK DIPAKAI
SOAL NO 26 INVALID SUKAR JELEK TIDAK DIPAKAI
SOAL NO 27 VALID SEDANG BAIK DI PAKAI
SOAL NO 28 VALID SEDANG BAIK SEKALI DIPAKAI
SOAL NO 29 INVALID SEDANG JELEK TIDAK DIPAKAI
SOAL NO 30 INVALID SUKAR JELEK TIDAK DIPAKAI
SOAL NO 31 VALID SEDANG BAIK DIPAKAI
SOAL NO 32 INVALID SUKAR JELEK TIDAK DIPAKAI
SOAL NO 33 VALID SEDANG BAIK DIPAKAI
SOAL NO 34 VALID SEDANG CUKUP DI PAKAI
SOAL SIKLUS II YANG DIGUNAKAN
No Soal yang di Gunakan Kunci Jawaban Klasifikasi Bloom
1 1 A C4
2 2 B C2
3 4 D C1
4 7 B C2
5 8 D C3
6 9 D C4
7 10 B C4
8 11 D C1
9 14 E C3
10 15 D C4
11 18 A C4
12 20 C C3
13 21 D C2
14 23 A C4
15 24 C C3
16 27 D C3
17 28 E C4
18 31 C C4
19 33 A C2
20 34 C C4
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : SMAN 4 Depok
Mata Pelajaran : Geografi
Kelas / Semester : XI IPS 2
Alokasi Waktu : 1 x 45 menit (pertemuan ke-1) & 2
x 45 menit (pertemuan ke 2)
A. Standar Kompetensi
3. Menganalisis pemanfaatan dan pelestarian lingkungan hidup.
B. Kompetensi Dasar
3.2 Menganalisis pelestarian lingkungan hidup dalam kaitannya dengan
pembanguan berkelanjutan.
C. Indikator
1. Menyebutkan pengertian lingkungan hidup
2. Menjelaskan pengertian pelestarian lingkungan hidup
3. Menguraikan berbagai upaya pelestarian lingkungan hidup
4. Mengemukakan berbagai upaya pelestarian lingkungan hidup
5. Menyebutkan pengertian AMDAL
6. Menjelaskan proses pelaksanaan AMDAL
7. Mengemukakan alsan diperlukan amdal
8. Menilai kegunaan AMDAL bagi pihak-pihak terkait
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menyebutkan pengertian lingkungan hidup
2. Siswa dapat menjelaskan pengertian pelestarian lingkungan hidup
3. Siswa dapat menguraikan berbagai upaya pelestarian lingkungan hidup
4. Siswa dapat mengemukakan berbagai upaya pelestarian lingkungan hidup
5. Siswa dapat menyebutkan pengertian AMDAL
6. Siswa dapat menjelaskan proses pelaksanaan AMDAL
7. Siswa dapat mengemukakan alsan diperlukan amdal
8. Siswa dapat menilai kegunaan AMDAL bagi pihak-pihak terkait
E. Materi Ajar
1. Pelestarian lingkungan hidup.
2. Proses pelaksanaan AMDAL
3. Kegunaan AMDAL bagi pihak-pihak terkait.
F. Strategi Pembelajaran
Metode Pembelajaran : Point Counterpoint
G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan pertama (1x45 menit)
a) Kegiatan Pendahuluan
Kegiatan Kegiatan Siswa Alokasi
waktu
Nilai
Karakter
Guru
mempersiapkan
kelas dengan
mengucap salam,
berdoa, dan mengisi
daftar hadir
Guru
mendeskripsikan
secara singkat materi
tentang pelestarian
Siswa menjawab
salam, berdoa
dan
memperhatikan
daftar hadir yang
dibacakan.
Siswa
memperhatikan
penjelasan guru
tentang materi
10 menit Proaktif
Responsif
lingkungan hidup
dan AMDAL
pelestarian
lingkungan hidup
dan AMDAL.
b) Kegiatan Inti
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi
Waktu
Nilai
Karakter
Guru memberikan
soal Pretes kepada
siswa
Guru menanyakan
kesiapan siswa
untuk belajar
Guru menjelaskan
prosedur metode
point conterpoint
yang akan
digunakan dalam
proses
pembelajaran
Guru membagi
kelas menjadi 5
kelompok tim
Siswa
mengerjakan soal
pretes yang
diberikan guru
Siswa menjawab
kesiapan belajar
mereka
Siswa menyimak
penjelasan metode
point counter
point yang
disampaikan guru
Siswa masuk
kedalam
kelompok sesuai
yang dibuat oleh
guru
20 Menit
10 Menit
Jujur
Kerja sama
Toleran
diskusi yang sudah
disusun yaitu
Klompok
pemerintah, pemilik
proyek, pemilik
modal, masyarakat,
pelaksana AMDAL
dan peneliti.
Guru meminta
masing-masing
kelompok
mendiskusikan
lembar diskusi
kelompok sesuai
dengan perspektif
kelompok masing-
masing yang sudah
ditentukan.
Siswa
mendiskusikan
bersama teman-
teman diskusinya
sesuai dengan
perspektif
kelompok
masing-masing
yang sudah
ditentukan
c) Kegiatan Penutup
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi
Waktu
Nilai
Karakter
Guru memberikan
tugas untuk
mencatat hasil
diskusi kelompok
masing-masing
Siswa
mengerjakan
tugas yang
diberikan guru
5 menit Disiplin
Guru menutup
pertemuan dengan
berdoa/membaca
hamdalah
Siswa
berdoa/membaca
hamdalah
2. Pertemuan kedua (2x45 menit)
a) Kegiatan Pendahuluan
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi waktu Nilai Karakter
Guru mempersiapkan
kelas dengan
mengucap salam,
berdoa, mengisi daftar
hadir
Guru mendeskripsikan
secara singkat materi
tentang pelestarian
lingkungan hidup dan
AMDAL
Siswa menjawab
salam, berdoa dan
memperhatikan
daftar hadir yang
dibacakan
Siswa
memperhatikan
penjelasan guru
tentang materi
pelestarian
lingkungan hidup
dan AMDAL.
10 menit Proaktif
Responsif
b) Kegiatan inti
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi
Waktu
Nilai
Karakter
Guru meminta
masing-masing
kelompok
mendiskusikan
lembar diskusi
Siswa
mendiskusikan
lembar diskusi
kelompok sesuai
dengan perspektif
10 menit
Disiplin
Kerja sama
Percaya diri
Toleran
Jujur
kelompok sesuai
dengan perspektif
kelompok masing-
masing yang sudah
ditentukan.
Guru meminta setiap
kelompok dengan
diwakili satu orang
mempresentasikan
materi yang
disesuaikan sudut
pandang masing-
masing tkelompok.
Guru memulai
diskusi/perdebatan
dengan menyuruh
juru bicara tiap
kelompok
menyampaikan
pandangan-
pandangan mereka
tentang Amdal.
Guru mengakhiri
perdebatan dan
menyimpulkan hasil
pembahasan.
kelompok masing-
masing.
Setiap perwakilan
kelompok maju
mempresentasikan
materi yang
disesuaikan
dengan sudut
pandang masing-
masing kelompok
Siswa bersiap dan
menyampaikan
pandangan-
pandangan mereka
tentang Amdal.
Siswa menyimak
penjelasan guru
Siswa
mengerjakan soal
10 menit
20 menit
10 menit
25 menit
Memberi soal post
test
post test
c) Kegiatan Penutup
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi
Waktu
Nilai
Karakter
Guru memberikan
tugas untuk
mencatat hasil
diskusi kelompok
Guru menutup
pertemuan dengan
berdoa/membaca
hamdalah
Siswa
mengerjakan tugas
yang diberikan
guru
Siswa
berdoa/membaca
hamdalah
5 menit Disiplin
H. Penilaian
Teknik Instrumen
Tes hasil belajar Lembar tes objektif
Penilaian sikap Lembar Observasi siswa
I. Alat dan Sumber Belajar
a. Alat : 1. Laptop
2. Infocus
3. Papan tulis
b. Sumber Belajar : 1. Buku paket Geografi XI
2. Buku aspek sosial AMDAL disusun oleh
Sudharto P.Hadi
3. Buku Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan disusun oleh Prof. Dr. Ir. F.
Gunawan Suratmo
Mengetahui Depok, Mei
2014
Guru Pamong Mata pelajaran Geografi Mahasiswa
PPKT
Drs. Mawardi Aldian Kurnia Putra
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : SMAN 4 Depok
Mata Pelajaran : Geografi
Kelas / Semester : XI IPS 2
Alokasi Waktu : 1 x 45 menit (pertemuan ke-1) & 2
x 45 menit (pertemuan ke 2)
A. Standar Kompetensi
3. Siswa mampu menganalisis pemanfaatan dan pelestarian lingkungan hidup.
B. Kompetensi Dasar
3.2 Siswa mampu mendeskripsikan pemanfaatan lingkungan hidup dalam
kaitannya dengan pembangunan berkelanjutan.
C. Indikator
1. Menjelaskan pengertian pembangunan berwawasan lingkungan dan
berkelanjutan
2. Mengemukakan konsep penting dalam pelaksanaan pembangunan
berkelanjutan
3. Membedakan ciri-ciri pembangunan berwawasan lingkungan dan
berkelanjutan
4. Menyelidiki contoh pelaksanaan pembangunan berwawasan lingkungan
dan berkelanjutan di kehidupan sehari-hari
5. Menjelaskan prakiraan dampak pembangunan dalam proses AMDAL
6. Menganalisis prakiraan dampak pembangunan dalam proses AMDAL
7. Menganalisis dampak pembangunan bagi lingkungan hidup dan kehidupan
sosial
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menjelaskan pengertian pembangunan berwawasan
lingkungan dan berkelanjutan
2. Siswa dapat mengemukakan konsep penting dalam pelaksanaan
pembangunan berkelanjutan
3. Siswa dapat membedakan ciri-ciri pembangunan berwawasan lingkungan
dan berkelanjutan
4. Siswa dapat menyelidiki contoh pelaksanaan pembangunan berwawasan
lingkungan dan berkelanjutan di kehidupan sehari-hari
5. Siswa dapat menjelaskan prakiraan dampak pembangunan dalam proses
AMDAL
6. Siswa dapat menganalisis prakiraan dampak pembangunan dalam proses
AMDAL
7. Siswa dapat menganalisis dampak pembangunan bagi lingkungan hidup
dan kehidupan sosial
E. Materi Ajar
1. Pembangunan berwawasan lingkungan dan berkelanjutan.
2. Prakiraan pdmpak pembangunan dalam proses AMDAL.
3. Analisis dampak pembangunan bagi lingkungan hidup dan kehidupan
sosial.
F. Strategi Pembelajaran
Metode Pembelajaran : Point Counterpoint
G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
3. Pertemuan pertama (1x45 menit)
d) Kegiatan Pendahuluan
Kegiatan Kegiatan Siswa Alokasi
waktu
Nilai
Karakter
Guru
mempersiapkan
kelas dengan
Siswa menjawab
salam, berdoa
dan
10 menit Proaktif
Responsif
mengucap salam,
berdoa, dan mengisi
daftar hadir
Guru
mendeskripsikan
secara singkat materi
tentang pelestarian
lingkungan hidup
dan AMDAL
memperhatikan
daftar hadir yang
dibacakan.
Siswa
memperhatikan
penjelasan guru
tentang materi
pelestarian
lingkungan hidup
dan AMDAL.
e) Kegiatan Inti
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi
Waktu
Nilai
Karakter
Guru memberikan
soal Pretes kepada
siswa
Guru menanyakan
kesiapan siswa
untuk belajar
Guru menjelaskan
prosedur metode
point conterpoint
yang akan
digunakan dalam
Siswa
mengerjakan soal
pretes yang
diberikan guru
Siswa menjawab
kesiapan belajar
mereka
Siswa menyimak
penjelasan metode
point counter
point yang
disampaikan guru
20 Menit
10 Menit
Jujur
Kerja sama
Toleran
proses
pembelajaran
Guru membagi
kelas menjadi 5
kelompok tim
diskusi yang sudah
disusun yaitu
Klompok
pemerintah, pemilik
proyek, pemilik
modal, masyarakat,
pelaksana AMDAL
dan peneliti.
Guru meminta
masing-masing
kelompok
mendiskusikan
lembar diskusi
kelompok sesuai
dengan perspektif
kelompok masing-
masing yang sudah
ditentukan.
Siswa masuk
kedalam
kelompok sesuai
yang dibuat oleh
guru
Siswa
mendiskusikan
bersama teman-
teman diskusinya
sesuai dengan
perspektif
kelompok
masing-masing
yang sudah
ditentukan
f) Kegiatan Penutup
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi
Waktu
Nilai
Karakter
Guru memberikan
tugas untuk
mencatat hasil
diskusi kelompok
masing-masing
Guru menutup
pertemuan dengan
berdoa/membaca
hamdalah
Siswa
mengerjakan
tugas yang
diberikan guru
Siswa
berdoa/membaca
hamdalah
5 menit Disiplin
4. Pertemuan kedua (2x45 menit)
d) Kegiatan Pendahuluan
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi waktu Nilai Karakter
Guru mempersiapkan
kelas dengan
mengucap salam,
berdoa, mengisi daftar
hadir
Guru mendeskripsikan
secara singkat materi
tentang pelestarian
lingkungan hidup dan
AMDAL
Siswa menjawab
salam, berdoa dan
memperhatikan
daftar hadir yang
dibacakan
Siswa
memperhatikan
penjelasan guru
tentang materi
pelestarian
lingkungan hidup
dan AMDAL.
10 menit Proaktif
Responsif
e) Kegiatan inti
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi
Waktu
Nilai
Karakter
Guru meminta
masing-masing
kelompok
mendiskusikan
lembar diskusi
kelompok sesuai
dengan perspektif
kelompok masing-
masing yang sudah
ditentukan.
Guru meminta setiap
kelompok dengan
diwakili satu orang
mempresentasikan
materi yang
disesuaikan sudut
pandang masing-
masing tkelompok.
Guru memulai
diskusi/perdebatan
dengan menyuruh
juru bicara tiap
kelompok
menyampaikan
pandangan-
Siswa
mendiskusikan
lembar diskusi
kelompok sesuai
dengan perspektif
kelompok masing-
masing.
Setiap perwakilan
kelompok maju
mempresentasikan
materi yang
disesuaikan
dengan sudut
pandang masing-
masing kelompok
Siswa bersiap dan
menyampaikan
pandangan-
pandangan mereka
tentang Amdal.
10 menit
10 menit
20 menit
Disiplin
Kerja sama
Percaya diri
Toleran
Jujur
pandangan mereka
tentang Amdal.
Guru mengakhiri
perdebatan dan
menyimpulkan hasil
pembahasan.
Memberi soal post
test
Siswa menyimak
penjelasan guru
Siswa
mengerjakan soal
post test
10 menit
25 menit
f) Kegiatan Penutup
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi
Waktu
Nilai
Karakter
Guru memberikan
tugas untuk
mencatat hasil
diskusi kelompok
Guru menutup
pertemuan dengan
berdoa/membaca
hamdalah
Siswa
mengerjakan tugas
yang diberikan
guru
Siswa
berdoa/membaca
hamdalah
5 menit Disiplin
H. Penilaian
Teknik Instrumen
Tes hasil belajar Lembar tes objektif
Penilaian sikap Lembar Observasi siswa
I. Alat dan Sumber Belajar
a. Alat : 1. Laptop
2. Infocus
3. Papan tulis
b. Sumber Belajar : 1. Buku paket Geografi XI
2. Buku aspek sosial AMDAL disusun oleh
Sudharto P.Hadi
3. Buku Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan disusun oleh Prof. Dr. Ir. F.
Gunawan Suratmo
Mengetahui Depok, Mei
2014
Guru Pamong Mata pelajaran Geografi Mahasiswa
PPKT
Drs. Mawardi Aldian Kurnia
Putra
INSTRUMEN PENILAIAN MENGAJAR
Nama Penilai : Drs. Mawardi Kelas : XI IPS 2
Nama Sekolah : SMAN 4 Depok Siklus/pertemuan : Pertama/1&2
Mata Pelajaran : Geografi Tgl : 7-8 Mei 2014
Petuntuk penilaian:
1. 5 = Sangat Baik; 4 = baik; 3 = cukup; 2 = kurang; 1 = sangat kurang
2. lingkari skor penilaian
3. Jumlahkan skor total dan buat skor rata-rata
No INDIKATOR/ASPEK YANG DINILAI SKOR
I PRA PEMBELAJARAN 1 2 3 4 5
1. Menyiapkan ruang, alat pembelajaran dan media 1 2 3 4 5
2. Memeriksa kesiapan siswa 1 2 3 4 5
II MEMBUKA PELAJARAN 1 2 3 4 5
1. melakukan kegiatan apresiasi 1 2 3 4 5
2. Meyampaikan indikator pencapaian kompetensi 1 2 3 4 5
III KEGIATAN INTI 1 2 3 4 5
1. Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran 1 2 3 4 5
2. Mengembangkan materi seputar Amdal 1 2 3 4 5
3. Kesiapan membagi siswa ke dalam kelompok 1 2 3 4 5
4. Mengatur jalannya diskusi 1 2 3 4 5
5. Mencapai tujuan komunikatif 1 2 3 4 5
6. Kemampuan menjadi penengah di dalam jalannya diskusi 1 2 3 4 5
7. Melaksanakan pembelajaran yang aktif dan partisipasif 1 2 3 4 5
8. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu 1 2 3 4 5
9. Penguasaan kelas 1 2 3 4 5
10. Kemampuan menjalankan metode pembelajaran 1 2 3 4 5
11. Merespon positif partisipasi siswa 1 2 3 4 5
12. Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa 1 2 3 4 5
13. Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar 1 2 3 4 5
14. Membantu siswa membentuk sikap cermat dan kritis 1 2 3 4 5
15. Menggunakan bahasa lisan secara benar dan jelas 1 2 3 4 5
16. Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar 1 2 3 4 5
IV PENUTUP 1 2 3 4 5
1. Menyimpulkan materi pembahasan 1 2 3 4 5
2. Memberikan pesan di akhir pembelajaran 1 2 3 4 5
Total skor 66
Skor ideal 110
Skor Rata-rata 3
Presentase nilai 60%
Skor rata-rata =
= 3
Presentase nilai =
x 100%
x 100% = 60%
INSTRUMEN PENILAIAN MENGAJAR
Nama Penilai : Drs. Mawardi Kelas : XI IPS 2
Nama Sekolah : SMAN 4 Depok Siklus/pertemuan : Kedua/1&2
Mata Pelajaran : Geografi Tgl : 14-15 Mei
2014
Petuntuk penilaian:
1. 5 = Sangat Baik; 4 = baik; 3 = cukup; 2 = kurang; 1 = sangat kurang
2. lingkari skor penilaian
3. Jumlahkan skor total dan buat skor rata-rata
No INDIKATOR/ASPEK YANG DINILAI SKOR
I PRA PEMBELAJARAN 1 2 3 4 5
1. Menyiapkan ruang, alat pembelajaran dan media 1 2 3 4 5
2. Memeriksa kesiapan siswa 1 2 3 4 5
II MEMBUKA PELAJARAN 1 2 3 4 5
1. melakukan kegiatan apresiasi 1 2 3 4 5
2. Meyampaikan indikator pencapaian kompetensi 1 2 3 4 5
III KEGIATAN INTI 1 2 3 4 5
1. Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran 1 2 3 4 5
2. Mengembangkan materi seputar Amdal 1 2 3 4 5
3. Kesiapan membagi siswa ke dalam kelompok 1 2 3 4 5
4. Mengatur jalannya diskusi 1 2 3 4 5
5. Mencapai tujuan komunikatif 1 2 3 4 5
6. Kemampuan menjadi penengah di dalam jalannya diskusi 1 2 3 4 5
7. Melaksanakan pembelajaran yang aktif dan partisipasif 1 2 3 4 5
8. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu 1 2 3 4 5
9. Penguasaan kelas 1 2 3 4 5
10. Kemampuan menjalankan metode pembelajaran 1 2 3 4 5
11. Merespon positif partisipasi siswa 1 2 3 4 5
12. Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa 1 2 3 4 5
13. Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar 1 2 3 4 5
14. Membantu siswa membentuk sikap cermat dan kritis 1 2 3 4 5
15. Menggunakan bahasa lisan secara benar dan jelas 1 2 3 4 5
16. Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar 1 2 3 4 5
IV PENUTUP 1 2 3 4 5
1. Menyimpulkan materi pembahasan 1 2 3 4 5
2. Memberikan pesan di akhir pembelajaran 1 2 3 4 5
Total skor 85
Skor ideal 110
Rata-rata 4
Persentase nilai 77%
Skor rata-rata =
= 3,86 (dibulatkan menjadi 4)
Presentase nilai =
x 100%
x 100% = 77%
PEDOMAN WAWANCARA GURU PAMONG
SIKLUS I
C. Identitas Interviewer 5. Nama : Drs. Mawardi Zhulfi
6. Jabatan : Guru Mata Pelajaran Geografi
7. Jenis Kelamin : Laki-laki
8. Tempat dan Waktu : SMAN 4 Depok, Mei 2014
D. Butir Pertanyaan 1. Menurut bapak bagaimana jalannya diskusi tadi dengan metode point
counterpoint? 2. Apakah masih ada kekurangan dari jalannya diskusi dengan metode
point counterpoint? 3. Apa kelebihan dari jalannya metode point counterpoint dalam proses
pembelajaran tadi menurut bapak? 4. Apakah pelaksanaan metode point counterpoint ini cocok dengan
materi yang diajarkan? 5. Apakah menurut bapak siswa siap menerima pembelajaran dengan
metode point counterpoint? 6. Apa masukan-masukan bapak kepada peneliti setelah mengamati
proses pembelajaran dengan menggunakan metode point counterpoint?
HASIL WAWANCARA PENELITIAN
Interviewer : Drs. Mawardi Zhulfi
1. Menurut bapak bagaimana jalannya diskusi tadi dengan metode point
counterpoint?
Jalannya metode point counterpoint tadi sudah cukup berjalan baik. Terlihat
siswa-siswa menjadi lebih aktif saat proses pembelajaran. Karena memang
metode ini adalah metode yang membuat siswa bisa lebih aktif dalam proses
pembelajaran. Ulasan materi yang dilakukan sebagian besar dilakukan oleh
siswa-siswa saat proses pembelajaran. Dan tentu peran guru disisni sangat
dibutuhkan untuk membimbing proses pembelajaran ini.
2. Apakah masih ada kekurangan dari jalannya diskusi dengan metode point
counterpoint?
Masih banyak kekurangan yang terlihat pada pembelajaran tadi. Kurang
afisiennya menggunakan waktu saat proses pembelajaran menjadi hal utama
yang harus diperbaiki. Banyak waktu yang terbuang yang sia-sia saat
pembentukkan kelompok siswa dikelas. Lamanya siswa-siswa berdiskusi
dengan kelompoknya juga harus diminimalisir, karena waktu tersebut bisa
digunakan untuk sesi diskusi kelas saat pembahasan maslah. Selain itu
pengkondisian kelas yang kurang baik membuat kelas menjadi gaduh saat
proses diskusi. Guru harus lebih tegas dan lugas dalam memfasilitatori proses
pembelajaran. Dan juga memang masih adanya siswa yang kurang aktif saat
proses diskusi. Memang tidak mungkin bisa membuat keseluruhan siswa
untuk mengungkapkan pendapatnya saat proses diskusi mengingat waktu yang
terbatas. Namun tentu harus ada pembagian-pembagian penyampaian
pendapat oleh siswa-siswa dikelas saat proses pembelajaran, agar proses
diskusi tidak dikuasai oleh orang-orang yang sama.
3. Apa kelebihan dari jalannya metode point counterpoint dalam proses
pembelajaran tadi menurut bapak?
Dengan menggunakan metode point counterpoint ini memang telah
memberikan pengalaman baru kepada siswa dalam proses pembelajaran. Dan
jika dilihat dari berjalannya metode pembelajaran tadi, cukup terlihat siswa
lebih aktif untuk mengikuti proses pembelajaran yang dilakukan. Gurupun
sudah cukup menguasai meteri-materi yang dibahas saat berjalannya diskusi.
kualitas suara yang dilakukan guruspun sudah cukup baik dimana siswa-siswa
bisa mendengar dengan jelas penjelasan materi yang diberikan. Selain itu
sebagai fasilitator dan pembimbing dsikusi, mobilitas guru saat penyampaian
materi sudah cukup baik. Guru tidak hanya diam, namun terus bergerak ke
kelompok-kelompok diskusi yang terbagi di kelas.
4. Apakah pelaksanaan metode point counterpoint ini cocok dengan materi yang
diajarkan?
Melihat isu yang diangkat saat proses diskusi berlangsung dan pembagian
kelompok yang disesuaikan oleh beberapa perspektif yang telah ditentukan,
tentu saja metode point counterpoint ini cocok dilakukan khususnya pada
materi yang diajarkan. Karena dalam pembelajaran IPS khususnya geografi
tidak selamanya harus membahas materi-materi yang ada di dalam buku. Guru
juga harus bisa membawa siswa-siswa dikelas untuk mengkaji masalah-
masalah realitas yang terjadi di dalam kehidupan. Ini juga bisa meningkatkan
ketertarikan siswa dalam proses pembelajaran.
5. Apakah menurut bapak siswa siap menerima pembelajaran dengan metode
point counterpoint?
Harus ada evaluasi yang dilakukan. Pada diskusi yang dilakukan, materi yang
dibahas adalah realitas kehidupan. Jadi perlu adanya waktu bagi siswa-siswa
untuk mempelajari materi tersebut sehingga siswa-siswa bisa lebih aktif dan
terarah dalam menjalankan diskusi. jika hanya dalam waktu beberapa menit
saja, tentu siswa-siswa tidak akan menguasai materi yang dibahas secara
mendalam.
6. Apa masukan-masukan bapak kepada peneliti setelah mengamati proses
pembelajaran dengan menggunakan metode point counterpoint?
Harus ada evaluasi yang dilakukan agar pelaksanaan metode yang berikutnya
bisa berjalan lebih baik. Pada hal pembagian waktu, harus ada pembagian
waktu yang lebih baik dalam pelaksanaan diskusi mulai dari pembagian
kelompok, diskusi dan sesi debat yang dilakukan. Sebisa mungkin untuk
meminimalisir waktu yang terbuang percuma. Lalu untuk keaktifan siswa,
perlu ada pembagian yang lebih baik saat proses diskusi agar tidak dikuasai
oleh siswa-siswa tertentu saja. Tidak selamanya guru melakukan secara suka
rela bagi siswa yang ingin mengungkapkan pendapat, guru juga harus
meneunjuk siswa-siswa tertentu yang terlihat pasif untuk ikut berpartisipasi
dalam proses diskusi. Dan juga untuk pengkondisian siswa-siswa dikelas.
Tentu jika kondisi kelah kurang kondusif saat proses pembelajaran ini akan
mengganggu siswa-siswa lain yang ingin lebih berkonsentrasi. Tentu guru
harus bisa lebih mengontrol siswa-siswanya dikelas saat proses pembelajaran
khususnya saat sesi diskusi.
Mengetahui Guru Pamong Mata Pelajaran
Drs Mawardi
PEDOMAN WAWANCARA GURU PAMONG
SIKLUS II
E. Identitas Interviewer 9. Nama : Drs. Mawardi Zhulfi
10. Jabatan : Guru Mata Pelajaran Geografi
11. Jenis Kelamin : Laki-laki
12. Tempat dan Waktu : SMAN 4 Depok, Mei 2014
F. Butir Pertanyaan 7. Menurut bapak bagaimana jalannya diskusi tadi dengan metode point
counterpoint? 8. Apakah masih ada kekurangan dari jalannya diskusi dengan metode
point counterpoint? 9. Apa kelebihan dari jalannya metode point counterpoint dalam proses
pembelajaran tadi menurut bapak? 10. Apakah menurut bapak siswa siap menerima pembelajaran dengan
metode point counterpoint? 11. Apa masukan-masukan bapak kepada peneliti setelah mengamati
proses pembelajaran dengan menggunakan metode point counterpoint?
HASIL WAWANCARA PENELITIAN
Interviewer : Drs. Mawardi Zhulfi
7. Menurut bapak bagaimana jalannya diskusi tadi dengan metode point
counterpoint?
Jalannya metode point counterpoint ini berjalan lebih baik dari sebelumnya.
Banyak evaluasi-evaluasi yang telah dilakukan dari mempelajari kekurangan-
kekurangan yang terjadi saat pembelajaran yang sebelumnya.
8. Apakah masih ada kekurangan dari jalannya diskusi dengan metode point
counterpoint?
Tidak begitu banyak kekurangan-kekurangan yang terlihat dibandingkan
dengan pembelajaran yang sebelumnya. Hanya mungkin untuk pengkondisian
siswa yang terkadang masih kurang kondusif. Namun hal ini wajar karena
metode ini menuntut siswa untuk aktif berpartisipasi dalam proses
pembelajaran, sehingga ada beberapa siswa yang memang aktif namun tidak
sesuai dengan berjalannya diskusi (bercanda).
9. Apa kelebihan dari jalannya metode point counterpoint dalam proses
pembelajaran tadi menurut bapak?
Pada pembelajaran kali ini terlihat kelebihan-kelebihan yang dikakuan. Seperti
halnya pembagian waktu yang lebih efisien, dimana siswa susah siap
melakuakan pembelajaran sejak awal pembelajaran dengan membentuk kelas
sebelum memulainya pelajaran geografi sehingga tidak ada waktu yang
terbuang lebih banyak. Partisipasi siswa dalam proses pembelajaranpun lebih
baik dari yang sebelumnya. Dengan melakukan penunjukkan kepda siswa-
siswa tertentu tentu bisa membuat siswa-siswa yang terbiasa pasif saat proses
pembelajaran bisa lebih aktif lagi. Dan dengan menunjuk siswa-siswa yang
melakukan kegiatan lain diluar proses diskusi untuk mengungkapkan pendapat
bisa meminimalisir keributan saat proses diskusi berlangsung.
10. Apakah menurut bapak siswa siap menerima pembelajaran dengan metode
point counterpoint?
Dengan memberikan materi yang akan dibahas untuk pelaksaan diskusi
beberapa hari sebelumnya, tentu siswa-siswa lebih siap untuk menjalankan
diskusi. siswa-siswa memiliki waktu lebih lama untuk mempelajari materi
yang akan dibahas saat berjalannya diskusi nati.
11. Apa masukan-masukan bapak kepada peneliti setelah mengamati proses
pembelajaran dengan menggunakan metode point counterpoint?
Tentu penggunaan metode point counterpoint ini harus ada persiapan yang
matang sebelum melakukannya. Terutama untuk materi yang akan dibahas
dengan menggunakan metode ini. Dimana materi pelajaran harus bisa terbagi
beberapa perspektif agar berjalannya diskusi lebih menarik. Dan kesiapan
guru dalam memfasilitaori dan membimbing saat berjalannya diskusi, karena
jika guru tidak bisa melakukannya maka akan terjadi keributan dan kelas akan
tidak kondusif.
Mengetahui Guru Pamong Mata Pelajaran
Drs Mawardi
LAMPIRAN FOTO-FOTO KEGIATAN
160
169