indigenous psychology - selayang pandang

Upload: hariez-zona

Post on 13-Jul-2015

93 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Memperkenalkan indigenous psychology di kelas Psikologi Sosial Jurusan Psikologi UNNES

TRANSCRIPT

Social Psychology II Chapter XII

Oxford:

belonging to a particular place rather than coming to it from somewhere else (Asli dari suatu wilayah tertentu, daripada datang dari tempat lain) Cambridge: naturally existing in a place or country rather than arriving from another place (Secara alami ada di suatu tempat atau negara dibanding datang dari tempat lain)

Kim

& Berry: Cabang Psikologi yang mempelajari perilaku atau pikiran manusia yang native (asli, tidak dikembangkan dari wilayah lain) dan dirancang untuk masyarakatnya.

Pengetahuan, keterampilan, dan

kepercayaan yang dimiliki orang tentang dirinya dikaji dalam konteks alamiahnya.

Pra-Modern Modern Postmodern

Pra

Modern

Hippocrates, (460 BC 370 BC ) Plato (427-347 BC) Aristoteles (384 322 BC) Plotinus (205-270) Ibn sina (980-1037) Ibn Rusyd (1126-1198)

Modern

Pra-Ilmu Pengetahuan x Rasionalisme x Empirisme Ilmu Pengetahuan x Strukturalisme x Behaviorisme x Psikoanalisa x Humanisme

Ngamuk

adalah kondisi stress, cerminan kecemasan sosial tentang gangguan mental, agresi, kehilangan kontrol, dan perasaan sensitif . Istilah ngamuk adalah perpaduan antara agresif, perilaku mengancam, gangguan mental terkait kecemasan kultural, dan aksi massa (Kuswardani)

Perilaku

yang kurang baik, sewenangwenang, kasar, kurang menerima outgroup, arogan, serta malas (Lestari & Puspa)

Sehat

(Bergas Waras):Harmonisasi fisik dan non-fisik tercapai sehingga individu semangat untuk beraktivitas Sakit (Ora-Bergas): Keadaan menderita sakit yang pada akhirnya menimbulkan rasa malas untuk berktivitas

hanya pada perempuan baik fisik maupun substansial Bagi Perempuan virginitas penting untuk dijaga Bagi Laki-laki mayoritas menganggap virginitas tidak penting dijaga. Virginitas

Indigenous

Psychology (IP), menekankan menelaah fenomena Psikologis dalam konteks :

Keluarga Sosial Politik Filosofis Historis Religious Kultural Ekologis

IP

dapat digunakan untuk menelaah semua kelompok kultural, etnik, dan pribumi termasuk di negara-negara berkembang. IP bukan hanya studi tentang orangorang pribumi, kelompok etnik, maupun orang2 di dunia ketiga

IP

menganjurkan penggunaan berbagai metodologi (multiple methods/ mixed research): Kualitatif Kuantitatif Eksperimantal Komparatif Multiple Methods Analisis Filosofis

Pemahaman

IP melibatkan insider/native dan outsider sehingga memperoleh pemahaman yang berimbang

IP

menekankan transformasi pengetahuan episodik untuk diubah kedalam bentuk analitik sehingga dapat diuji dan diverifikasi, sedangkan Psikologu Umum menekankan pengetahuan analitik.

IP

mengajurkan multiple-perspective, bukan multiple-psychologies. Indigenous Psychology tidak menyarankan untuk memakai teori2 psikologi mainstream.

IP

turut menggunakan teks filsafat dan agama untuk menjelaskan fenomena indigeous. Teks filsafat dan Agama memberikan informasi yang kaya untuk menjelaskan fenomena indigenous, walaupun begitu, tetap perlu diuji dan divalidasi secara empiris

Berbeda

dengan ilmu eksak yang membedakan secara tegas subjek dan objek penelitian, sebagai bagian dari ilmu budaya, IP perlu mendapatkan pemahaman holistik dari orang pertama(Subjek), orang kedua, dan orang ketiga (objek).

IP

menganjurkan kolaborasi antara ilmu humaniora (filsafat, sejarah, agama, kesusastraan) dengan ilmu sosial (yg difokuskan pada pengetahuan analitis, empiris, dan verifikatif) karena akan memberikan ide-ide berharga

IP

menawarkan dua titik tolak penelitian:

Indigenous from Without

mengambil teori, konsep, dan metode psikologi yang sudah ada dan memodifikasi mereka agar cocok dengan konteks budaya lokal. Indigenous from Within Teori, konsep, dan metode penelitian dikembangkan secara internal, dan informsai Indigenous dianggap sebagai sumber utama pengetahuan.

Social Psychology II

Betulkan segenap wacana Jawa untuk memahami pengalaman jiwani dan rohani itu sia-sia dan cukup diselesaikan dengan psikologi sekolahan yang teoriteori besarnya didasarkan atas perilaku bangsa-bangsa belahan sana dengan GRAND THEORIES mereka seperti psikoanalisis Sigmund Freud atau Behaviorisme Skinner?? Darmanto Djatman (1997)

AKU

RASA MAWAS DIRI

Suasana

Eksistensial yang mengada dalam pertemuan Subjek-Objek Dorongan (Rasa hidup) Kesadaran (Rasa tanggapan) Penghayatan (Rasa catatan) Intisari (Rahsa)

Rasa bersifat cair, pra-personal, dan mundial

Adalah

anak dari catatan-catatan hidup Aku-reseptif >> Tumbu2an dan bayi Aku-afektif >> Hewan dan anak2 Aku-Individual>> Remaja Aku-Transenden>>aku tanpa ciri Aku, sewaktu2 dapat menjadi subjek, objek, maupun subjek-objek sekaligus (membelah/menyatu secara fungsional)

Mawas

diri merupakan proses penelitian terhadap dinamika rasa sendiri dengan aku sebagai pusatnya. Penelitian ini yangdapat membebaskan manusia dari belenggu rasa akunya dan menjadi manusia tanpa ciri. Pertumbuhan manusia tanpa ciri ini enting untuk psikologi moral, terutama pendidikan hati nurani (conscience)

Oxford Advanced

learners Dictionary -7th Edition. Cambridge Advanced Learners Dictionary -3rd Edition. Uchiol Kim,et al. Indigenous and Cultural Psychology. Darmanto Djatman. Psikologi Jawa. Fakultas Psikologi UMK. Psikologi Multikulturalisme; Upaya Membumikan Bhineka Tunggal Ika Sebagai Salah Satu Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara. Prosiding Seminar.

Social Psychology II Chapter XII