isi referat neuro meningioma.docx
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu tumor primer yang sering terdiagnostik adalah meningioma, meningioma
sendiri merupakan tumor yang tumbuh dari membrane pelindung yang disebut menings.
Kebanyakan tumor ini sifatnya jinak (benigna), gejalahnya biasanya muncul secara bertahap
pada lokasi yang terkena. Tumor ini biasa terdeteksi lambat dan paling sering terdiagnostik
pada orang dewasa pada dekade ke-5 kehidupan dan perbandingannya wanita lebih sering
dari laki-laki (2:1). Dalam mendiagnostik meningioma WHO telah membuat klasifikasi
berdasarkan kerakteristik histopatologis yang terdiri dari Grade I, Grade II dan Grade III.1
Dilaporkan meningioma mempunyai presentase mencapai kira-kira 30% dari semua
Tumor otak primer yang terdiagnosis pada orang dewasa di Amerika Serikat. Tingkat usia
disesuaikan kejadian secara keseluruhan adalah 4,52 per 100.000. Meskipun usia disesuaikan
tingkat insiden yang dilaporkan sama di seluruh kelompok ras, kejadian pada wanita kira-kira
dua kali lipat pada pria . Kejadian meningkat dengan bertambahnya usia, memuncak pada
dekade ketujuh dan kedelapan, tumor ini sangat jarang pada anak-anak.2
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. ANATOMI
Gambar 1. Anatomi Meninges4
Meninges merupakan selaput atau membrane yang terdiri dari connective tissue yang
melapisi dan melindungi otak, terdiri dari tiga bagian, yaitu : duramater, arachnoid, dan
piamater. 4
1. Duramater
Duramater atau pachymeninx dibentuk dari jaringan ikat fibrous. Secara konvensional
duramater ini terdiri dari dua lapis , yaitu lapisan endosteal dan lapisan meningeal.Lapisan
endosteal merupakan lapisan periosteum yang menutupi permukaan dalam tulang cranium.
Lapisan meningeal merupakan lapisan duramater yang sering disebut dengan cranial
duramater. Terdiri dari jaringan fibrous yang padat dan kuat yang membungkus otak dan
melanjutkan diri menjadi duramater spinalis setelah melewati foramen magnum yang
berakhir sampai segmen kedua dari os sacrum. Pada pemisahan dua lapisan duramater ini,
diantaranya terdapat sinus duramatris yang berisi darah vena. Sinus venosus atau duramatris
ini menerima darah dari drainase vena pada otak dan mengalir menuju vena jugularis interna.
Dinding dari sinus- sinus ini dibatasi oleh endothelium. Pada lapisan duramater ini terdapat
2
banyak cabang-cabang pembuluh darah yang berasal dari arteri carotis interna, a.maxillaris ,
a. pharyngeus ascendens , a. occipitalis dan a. vertebralis. Dari sudut klinis , yang terpenting
adalah a.meningea media ( cabang dari a.maxillaris ) karena arteri ini umumnya sering pecah
pada keadaan trauma capitis. Pada duramater terdapat banyak ujung- ujung saraf sensorik,
dan peka terhadap regangan sehingga jika terjadi stimulasi pada ujung-saraf ini dapat
menimbulkan sakit kepala yang hebat.
2. Arachnoid.
Lapisan ini merupakan suatu membrane yang impermeable halus, yang menutupi otak
dan terletak diantara piamater dan duramater. Membran ini dipisahkan dari duramater oleh
ruang potensial yaitu spatium subdurale, dan dari piamater oleh cavum subarachnoid yang
berisi cerebrospinal fluid. Cavum subarachnoid ( subarachnoid space ) merupakan suatu
rongga atau ruangan yang dibatasi oleh arachnoid di bagian luar dan piamater pada bagian
dalam. Dinding subarachnoid space ini ditutupi oleh mesothelial cell yang pipih. Pada daerah
tertentu arachnoid menonjol kedalam sinus venosus membentuk villi arachnoidales. Agregasi
villi arachnoid disebut sebagai granulations arachnoidales. Villi arachnoidales ini berfungsi
sebagai tempat perembesan cerebrospinal fluid kedalam aliran darah. Arachnoid berhubungan
dengan piamater melalui untaian jaringan fibrosa halus yang melintasi cairan dalam cavum
subarachnoid.Struktur yang berjalan dari dan keotak menuju cranium atau foraminanya harus
melalui cavum subarachnoid.
3. Piamater
Lapisan piamater berhubungan erat dengan otak dan sum-sum tulang belakang,
mengikuti tiap sulcus dan gyrus . Piamater ini merupakan lapisan dengan banyak pembuluh
darah dan terdiri dari jaringan penyambung yang halus serta dilalui pembuluh darah yang
memberi nutrisi pada jaringan saraf.
Astrosit susunan saraf pusat mempunyai ujung-ujung yang berakhir sebagai end feet dalam
piamater untuk membentuk selaput pia-glia.Selaput ini berfungsi untuk mencegah masuknya
bahan-bahan yang merugikan kedalam susunan saraf pusat. Piamater membentuk tela
choroidea, atap ventriculus tertius dan quartus, dan menyatu dengan ependyma membentuk
plexus choroideus dalam ventriculus lateralis, tertius dan quartus.
3
2. ETIOLOGI
Secara Umum tumor pada menings tidak diketahui penyebabnya tetapi ada beberapa
faktor yang kemungkinan dapat menyebabkan terjadinya meningioma. Faktor – faktor itu
berupa Usia, lingkungan, hormone, radiasi pengion, gaya hidup dan factor genetik. 4
Bukti terkuat sampai saat ini peningkatan meningioma terjadinya karena adanya
paparan radiasi pengion. Ini berdasarkan studi yang difokuskan pada kelompok yang
melakukan terapi radiasi penyakit tinea kapitis, tenaga medis yang terpapar dengan radiasi
saat penanganan dan korban bom atom.2,4
Para peneliti sedang mempelajari beberapa teori tentang kemungkinan asal usul
meningioma. Di antara 40% dan 80% dari meningiornas berisi kromosom 22 yang abnormal
pada lokus gen neurofibromatosis 2 (NF2). NF2 merupakan gen supresor tumor pada 22Q12,
ditemukan tidak aktif pada 40% meningioma sporadik. Pasien dengan NF2 dan beberapa
non-NF2 sindrom familial yang lain dapat berkembang menjadi meningioma multiple, dan
sering tetjadi pada usia nuida. Disamping itu, deplesi gen yang lain juga berhubungan dengan
pertumbuhan meningioma. Kromosom ini biasanya terlibat dalam menekan pertumbuhan
tumor. Penyebab kelainan ini tidak diketahui. Meningioma juga sering memiliki salinan
tambahan dari platelet diturunkan faktor pertumbuhan (PDGFR) dan epidermis reseptor
faktor pertumbuhan (EGFR) yang mungkin memberikan kontribusi pada pertumbuhan tumor
ini. Sebelumnya radiasi ke kepala, sejarah payudara kanker, atau neurofibromatosis tipe 2
dapat risiko faktor untuk mengembangkan meningioma. Multiple meningiomas terjadi pada
5% sampai 15% dari pasien, terutama mereka dengan neurofibromatosis tipe 2. Beberapa
meningioma memlliki reseptor yaiig berinteraksi dengan hormon seks progesteron, androgen,
danjarang estrogen. Ekspresi progesteron reseptor dilihat paling sering pada jinak
meningiomas, baik pada pria dan wanita. Fungsi reseptor ini belura sepenuhnya dipahami,
dan demikian, sering kali menantang bagi dokter untuk menasihati pasien perempuan mereka
tentang penggunaan hormon jika mereka memiliki sejarah suatu meningioma. Meskipun
peran tepat hormon dalam peitumbuhan meningioma belum ditentukan, peneliti telah
mengamati bahwa kadang-kadang mungkin meningioma tumbuh lebili cepat pada saat
kehamilan.2,4
3. PATOFISIOLOGI
4
Seperti banyak kasus neoplasma lainnya, masih banyak hal yang belum diketahui dari
meningioma. Tumor otak yang tergolong jinak ini secara histopatologis berasal dari sel
pembungkus arakhnoid (arakhnoid cap cells) yang mengalami granulasi dan perubahan
bentuk. Patofisiologi terjadinya meningioma sampai saat ini masih belum jelas. Kaskade
eikosanoid diduga memainkan peranan dalam tumorogenesis dan perkembangan edema
peritumoral.5
Dari lokalisasinya Sebagian besar meningioma terletak di daerah supratentorial.
Insidens ini meningkat terutama ada daerah yang mengandung granulatio Pacchioni.
Lokalisasi terbanyak pada daerah parasagital dan yang paling sedikit pada fossa posterior.
Etiologi tumor ini diduga berhubimgan dengan genetik, terapi radiasi, hormon sex, infeksi
virus dan riwayat cedera kepala. Sekitar 40-80% tumor ini mengalami kehilangan material
genetik dari lengan panjang kromosom 22, pada lokus gen neurofibromatosis 2 (NF2). NF2
merupakan gen supresor tumor pada 22Q12, ditemukan tidak aktif pada 40% meningioma
sporadik. Pasien dengan NF2 dan beberapa non-NF2 sindrom familial yang lain dapat
berkembang menjadi meningioma multiple, dan sering terjadi pada usia muda. Disamping itu,
deplesi gen yang lain juga berhubungan dengan pertumbuhan meningioma. Terapi radiasi
juga dianggap turut berperan dalam genesis meningioma. Bagaimana peranan radiasi dalani
menimbulkan meningioma masih belum jelas. Pasien yang mendapatkan terapi radiasi dosis
rendah untuk tinea kapitis dapat berkembang menjadi meningioma multipel di tempat yang
terkena radiasi pada dekade berikutnya. Radiasi kranial dosis tinggi dapat menginduksi
terjadinya meningioma setelah periode laten yang pendek. Meningioma juga berhubungan
dengan hormon seks dan seperti halnya faktor etiologi lainnya mekanisme hormon sex hingga
memieu meningioma hingga saat ini masih menjadi perdebatan. Pada sekitar 2/3 kasus
meningioma ditemukan reseptor progesterone. Tidak hanya progesteron, reseptor hormon
lain juga ditemukan pada tumor ini termasuk estrogen, androgen, dopamine, dan reseptor
untuk platelet derived growth factor. Beberapa reseptor hormon sex diekspressikan oleh
meningioma. Dengan teknik imunohistokimia yang spesifik dan teknik biologi molekuler
diketahui bahwa estrogen diekspresikan dalam konsentrasi yang rendah. Reseptor
progesteron dapat ditemukan dalam sitosol dari meningioma. Reseptor somatostatin juga
ditemukan konsisten pada meningioma. Pada meningioma multiple, reseptor progesteron
lebih tinggi dibandingkan pada meningioma soliter. Reseptor progesteron yang ditemukan
pada meningioma sama dengan yang ditemukan pada karsinoma mammae. Meningioma
secara bermakna tidak berhubungan dengan karsinoma mammae, tapi beberapa penelitian
lainnya melaporkan hubungan karsinoma mammae dengan meningioma.2,4,5,6
5
4. GEJALA KLINIS
Gejala umum yang terjadi disebabkan karena gangguan fungsi serebral akibat edema
otak dan tekanan intrakranial yang meningkat. Gejala spesifik terjadi akibat destruksi dan
kompresi jaringan saraf, bisa berupa nyeri kepala, muntah, kejang, penurunan kesadaran,
gangguan mental, gangguan visual dan sebagainya. Edema papil dan defisit neurologis lain
biasanya ditemukan pada stadium yang lebih lanjut. 7
Gejala klinis lain yang paling sering adalah berturut-turut sebagai berikut : kejang-
kejang (48%), gangguan visus (29%), gangguan mental (13%) dan gangguan fokal (10%)
Timbulnya gejala-gejala ini tergantung pada letak tumor dan tingginya tekanan
intrakranial. Gejala-gejala bermacam-macam sesuai dengan fungsi jaringan otak yang ditekan
atau dirusak, dapat perlahan-lahan atau cepat. Menurut Leaven, gangguan fungsi otak ini
penting untuk diagnosa dini.8
Berikut ini gejala-gejala klinis meningioma sesuai dengan lokasi anatomi 1,4,7,9
Lokasi Tumor Gejala
Meningioma falx dan parasagital nyeri tungkai
Meningioma Convexitaskejang, sakit kepala, defisit neurologis fokal,
perubahan status mental
Meningioma Sphenoid
kurangnya sensibilitas wajah, gangguan
lapangan pandang, kebutaan, dan penglihatan
ganda
Meningioma Olfaktoriuskurangnya kepekaan penciuman, masalah
visus.
Meningioma fossa posterior
nyeri tajam pada wajah, mati rasa, dan
spasme otot-otot wajah, berkurangnya
pendengaran, gangguan menelan, gangguan
gaya berjalan,
Meningioma suprasellar pembengkakan diskus optikus, masalah visus
6
Spinal meningiom nyeri punggung, nyeri dada dan lengan
Meningioma Intraorbital penurunan visus, penonjolan bola mata
Meningioma Intraventrikular perubahan mental, sakit kepala, pusing
Tabel 1. Gejala spesifik berdasarkan lokasi tumor1
5. DIAGNOSIS
Meningioma sebagian besar dapat divisualisasikan dengan CT-scan dengan kontras,
MRI dengan gadolinium, angiografi serta histopatologi. Hal ini dihubungkan dengan fakta
bahwa meningioma ekstra-aksial dan vaskuler. CSF protein biasanya meningkat jika pungsi
lumbal dilakukan. Tidak terdapat tes laboratorium khusus untuk meningioma.1,4
Meskipun mayoritas meningioma bersifat jinak, mereka dapat memiliki presentasi
ganas. Klasifikasi meningioma didasarkan pada sistem klasifikasi WHO : 7,8,9
Jinak (kelas I) - (90%) - meningothelial, berserat, transisi, psammomatous, angioblastic
(paling agresif)
Atipikal (Grade II) - (7%) - chordoid, sel jernih, atipikal (termasuk invasi otak)
Anaplastik / ganas (III Grade) - (2%) - papiler, rhabdoid, anaplastik
Dalam review retrospektif dari kasus meningioma atipikal dan anaplastik,
kelangsungan hidup secara keseluruhan rata-rata untuk meningioma atipikal ditemukan
menjadi 11,9 tahun dan 3,3 tahun untuk meningioma anaplastik. Kelangsungan hidup bebas
untuk meningioma atipikal adalah 11,5 tahun dan 2,7 tahun untuk meningioma anaplastik.
Meningioma Anaplastik maligna adalah tumor ganas terutama dengan perilaku agresif.
Bahkan jika oleh aturan umum neoplasma sistem saraf (tumor otak) tidak dapat bermetastasis
ke dalam tubuh (karena adanya sawar darah otak) Meningioma Anaplastik bisa meskipun
mereka berada di dalam rongga otak, mereka berada di bloodside, karena meningioma
cenderung untuk "menghubungkan" diri untuk blood vessels untuk "feed". Sel kanker dapat
melarikan diri ke dalam aliran darah. Inilah sebabnya mengapa meningioma ketika mereka
bermetastasis sering berubah di sekitar paru-paru. Perlu dicatat bahwa meningioma
Anaplastik dan hemangiopericytoma sulit untuk membedakan (bahkan dengan cara
patologis), karena mereka terlihat serupa, terutama jika kejadian pertama adalah tumor
meningeal, dan keduanya tumor terjadi di tempat yang sama (jenis yang sama dari jaringan)7,9
7
6. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Dalam mendiagnosis suatu tumor otak, selain klinis, peranan radiologi sangat besar.
Dahulu angiografi, kemudian CT-Scan dan terakhir MRI, terutama untuk tumor-tumor di
daerah fossa posterior, karena CT-Scan sukar mendiagnosis tumor otak akibat banyaknya
artefak, sekalipun dengan kontras. Dengan MRI suatu tumor dapat dengan jelas tervisualisasi
melalui di potongan 3 dimensi, sehingga memudahkan ahli bedah saraf untuk dapat
menentukan teknik operasi atau menentukan tumor tersebut tidak dapat dioperasi mengingat
risiko/komplikasi yang akan timbul.1,4,11,12
1. Foto polos kepala
Hiperostosis adalah salah satu gambaran mayor dari meningioma pada foto polos. Di
indikasikan untuk tumor pada mening. Tampak erosi tulang dan dekstruksi sinus
sphenoidales, kalsifikasi dan lesi litik pada tulang tengkorak. Pembesaran pembuluh darah
mening menggambarkan dilatasi arteri meningea yang mensuplai darah ke tumor. Kalsifikasi
terdapat pada 20-25% kasus dapat bersifat fokal maupun difus
2. CT scan kepala
Meningioma mempunyai gambaran yang agak khas tetapi tidak cukup spesifik apabila
diagnosis tanpa dilengkapi pemeriksaan angiografi dan eksplorasi bedah. Angiografi penting
untuk menentukan suplai pembuluh darah ke meningiomanya dan untuk menilai efek di
sekitar struktur arteri dan venanya.
Gambar 3. Meningioma otak. CT-scan nonkontras menunjukkan meningioma fossa media. Massa kalsifikasi melekat pada anterior tulang petrous kanan. Terlihat kalsifikasi berbentuk
cincin dan punctata. Tidak terlihat adanya edema 11
8
a. CT-scan kepala tanpa kontras
Kebanyakan meningioma memperlihatkan lesi hiperdens yang homogen atau
berbintik-bintik, bentuknya reguler dan berbatas tegas. Bagian yang hiperdens dapat
memperlihatkan gambaran psammomatous calcifications. Kadang-kadang meningioma
memperlihatkan komponen hipodens yang prominen apabila disertai dengan komponen
kistik, nekrosis, degenerasi lipomatous atau rongga-rongga.Sepertiga dari meningioma
memperlihatkan gambaran isodens yang biasanya dapat dilihat berbeda dari jaringan
parenkim di sekitarnya dan, hampir semua lesi-lesi isodens ini menyebabkan efek masa yang
bermakna.
b. CT-scan kepala dengan kontras
Semua meningioma memperlihatkan enhancement kontras yang nyata kecuali lesi-
lesi dengan perkapuran. Pola enhancement biasanya homogen tajam (intense) dan berbatas
tegas. Duramater yang berlanjut ke lesinya biasanya tebal, tanda yang relatif spesifik karena
bisa tampak juga pada glioma dan metastasis.
Di sekitar lesi yang menunjukkan enhancement, bisa disertai gambaran hypodense
semilunar collar atau berbentuk cincin. Meningioma sering menunjukkan enhancement
heterogen yang kompleks.
Gambar 4. CT scan tanpa kontras (kiri) dan dengan kontras (kanan) 11
3. Magnetic Resonance Imaging (MRI)
9
Melalui MRI, suatu jaringan menunjukkan sifat-sifat karakteristik tertentu pada
gambar Tl dan T2 maupun protondensity. Intensitas jaringan tersebut biasanya berbeda pada
gambar Tl dan T2, kecuali lemak, darah segar, kalsifikasi, maupun peredaran darah yang
cepat. Dengan melihatgambar Tl maupun T2 dapat ditentukan karakteristik suatu tumor
apakah tumor tersebut padat, kistik, ada perdarahan, kalsifikasi, nekrosis maupun lemak dan
lain-lain. Intensitas jaringan tersebut mulai dari hipo, iso dan hiper intensitas terlihat jelas
pada T1 dan T2.
Gambar 5. MRI T1WI(kiri), T2WI(tengah) dan dengan kontras (kanan) 12
4. Angiografi
Kelainan pembuluh darah yang paling khas pada meningioma adalah adanya
pembuluh darah yang memberi darah pada neoplasma oleh cabang-cabang arteri sistim
karotis eksterna. Bila mendapatkan arteri karotis ekstema yang memberi darah ke tumor yang
letaknya intrakranial maka ini mungkin sekali neningioma.
Umumnya meningioma merupakan tumor vascular. Arteri dan kapiler
memperlihatkan gambaran vascular yang homogen dan prominen yang disebut dengan
mother and law phenomenon.
A B C
10
Gambar 6. Cerebralangiogram dari meningioma sulkus olfaktorius penciuman menunjukkan perpindahan dari arteri serebral anterior (a, b) dan karakteristik tumor memerah, biasanya
karena pasokan arteri karotid eksternal (c).11
5. Histopatologi
Meningioma biasanya berbentuk globuler dan meliputi dura secara luas. Pada
permukaan potongan, tampak pucat translusen atau merah kecoklatan homogen serta dapat
seperti berpasir. Gambaran yang khas adalah adanya pusaran (whorl) yang mengelilingi
materi hialin. Jika pusaran tersebut disertai oleh deposit kalsium sehingga sebagian atau
seluruhnya tampak kalsifikasi, maka gambaran itu disebut psammoma body. Adanya
gambaran ini menunjukkan prognosis pasien yang lebih baik, karena pertumbuhannya
lambat. Pada umumnya, gambaran histopatologi meningioma spinal sama dengan bagian
meningioma intracranial. Meningothelial meningioma dan transisional meningioma
merupakan gambaran paling umum pada meningioma.10,13
Gambar 7. Psamamomatous Meningioma10
7. DIFERENSIAL DIAGNOSSIS
1. Schwannomas
11
Tumor ini juga disebut neuromas, neurinomas, atau neurolemmomas. Tumor
iniberasal dari sel Schwann dari akar saraf, paling sering pada saraf kranial kedelapan
(schwannoma vestibular, sebelumnya disebut schwannoma akustik). Saraf kranial kelima
adalah situs kedua yang paling sering, namun, schwannomas mungkin timbul dari setiap
tengkorak atau tulang belakang akar kecuali saraf optik dan penciuman, yang myelinated oleh
oligodendroglia daripada sel Schwann. NF tipe 2 sangat predisposes untuk schwannoma
vestibular. Schwannomas dari akar saraf tulang belakang juga terjadi pada pasien dengan tipe
NF 2 sebagai serta pasien dengan tipe NF 1. Schwannomas saraf ke-VIII biasanya muncul
dari divisi vestibular saraf. Karena sistem vestibular menyesuaikan dengan memperlambat
kerusakan saraf ke-VIII, schwannomas vestibular khas hadir sebagai gangguan pendengaran
yang progresif unilateral bukan dengan pusing atau gejala vestibular lainnya. Unexplained
pendengaran unilateral kehilangan manfaat evaluasi dengan audiometri dan baik batang otak
pendengaran membangkitkan potensi atau scan MRI.10
2. Hemangiopericytomas
Dimasa lalu, hemangiopericytomas disebut meningioma angimatosus.
Hemangiopericytomas berpoliferasi sangat agresif daripada meningioma, selain itu
Hemangiopericytomas adalah tumor hypersellular dengan karekteristik berdinding tipis
bercabang yang disebut “ staghorn” 13
3. Glioma
Meningioma dapat menyerang otak dan mirip dengan glioma, dimana area yang
terkena ada pada leptomenings. Dimana jika dilakukan biopsy didapatkan protein GFAP dan
S100 hasilnya Positif ,10
Glioma merupakan neoplasma dari sel glia, tergantung darimana letak neoplasma
tersebut. Pada glioma dapat dibagi berdasarkan morfologinya, antara lain Astrositoma,
oligodendroma, ependimoma dan medullablastoma. Dari morfologi itu dapat dikatakan
bahwa astrositoma bukan berasal pada astrosit atau oligodondrioma berinduk pada
oligondrosit. 2
8. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan meningioma tergantung dari lokasi dan ukuran tumor itu sendiri.
Terapi meningioma masih menempatkan reseksi operatif sebagai pilihan pertama. Beberapa
faktor yang mempengaruhi operasi removal massa tumor ini antara lain lokasi tumor, ukuran
12
dan konsistensi, vaskularisasi dan pengaruh terhadap sel saraf, dan pada kasus rekurensi,
riwayat operasi sebelumnya dan atau radioterapi. Lebih jauh lagi, rencana operasi dan
tujuannya berubah berdasarkan faktor risiko, pola, dan rekurensi tumor. Tindakan operasi
tidak hanya mengangkat seluruh tumor tetapi juga termasuk dura, jaringan lunak, dan tulang
untuk menurunkan kejadian rekurensi.14
Gambar 8. Kraniotomi untuk mengekspos tumor meningioma . Setelah tumor diangkat, jaringan otak dapat kembali berkembang di rongga.1
Tumor rekurens dan harapan hidup setelah pembedahan tergantung pada tingkat
reseksi dan grade histologi dari tumor. Kekomplitan pengangkatan tumor adalah secara
frekuen digolongkan menurut Simpson scale, yang berkorelasi dengan tingkat recurans
setelah 10 tahun.1,2,4,5,6,8-14
Simpson Grade
Completeness of Resection10-year
Recurrence
Grade Icomplete removal including resection of underlying bone and associated dura
9%
Grade II complete removal + coagulation of dural attachment 19%
Grade III complete removal w/o resection of dura or coagulation 29%
Grade IV subtotal resection 40%
Tabel 2. Simpson Grading Scale 14
Radiasi
Beberapa tumor dapat dianggap dioperasi karena lokasi mereka di dekat area otak
yang mengontrol fungsi-fungsi vital seperti pernapasan atau intelek. Beberapa meningioma
ganas tumbuh kembali setelah operasi pengangkatan. Dalam kasus ini, radiasi dapat
13
digunakan untuk merusak DNA dalam sel membuat mereka tidak mampu untuk membagi
dan bereproduksi. Tujuan dari pengobatan radiasi adalah untuk memaksimalkan dosis untuk
sel tumor yang abnormal dan meminimalkan paparan sel-sel sehat yang normal. Manfaat
radiasi tidak langsung tetapi terjadi dari waktu ke waktu. Secara bertahap, tumor akan
berhenti tumbuh, menyusut, dan dalam beberapa kasus, benar-benar hilang. Ada dua cara
untuk memberikan radiasi: beberapa dosis rendah (radioterapi) atau dosis tinggi tunggal
(radiosurgery).1,4,5,7,8,9,10,14
9. PROGNOSIS
Pada umumnya prognosa meningioma adalah baik, karena pengangkatan tumor yang
sempurna akan memberikan penyembuhan yang permanen. Pada orang dewasa kelangsungan
hidupnya relatif lebih tinggi dibandingkan pada anak-anak, dilaporkan kelangsungan hidup
rate lima tahun adalah 75%. Pada anak-anak lebih agresif, perubahan menjadi keganasan
lebih besar dan tumor dapat menjadi sangat besar. Pada penyelidikan pengarang-pengarang
barat lebih dari 10% meningioma akan mengalami keganasan dan kekambuhannya tinggi.14
Angka kematian (mortalitas) meningioma sebelum operasi jarang dilaporkan, dengan
kemajuan teknik dan pengalaman operasi para ahli bedah maka angka kematian post operasi
makin kecil. Diperkirakan angka kematian post operasi selama lima tahun (1942–1946)
adalah 7,9% dan (1957–1966) adalah 8,5%. Sebab-sebab kematian menurut laporan-laporan
yang terdahulu yaitu perdarahan dan edema otak. 7,10,11
BAB III
KESIMPULAN
Meningioma adalah tumor pada meninges, yang merupakan selaput pelindung yang
melindungi otak dan medulla spinalis. Kebanyakan tumor ini sifatnya jinak (benigna),
gejalahnya biasanya muncul secara bertahap pada lokasi yang terkena. Tumor ini biasa
terdeteksi lambat dan paling sering terdiagnostik pada orang dewasa pada dekade ke-5
14
kehidupan dan perbandingannya wanita lebih sering dari laki-laki (2:1). Dalam
mendiagnostik meningioma WHO telah membuat klasifikasi berdasarkan kerakteristik
histopatologis yang terdiri dari Grade I, Grade II dan Grade III.
Secara Umum tumor pada menings tidak diketahui penyebabnya tetapi ada beberapa
faktor yang kemungkinan dapat menyebabkan terjadinya meningioma. Faktor – faktor itu
berupa Usia, lingkungan, hormone, radiasi pengion, gaya hidup dan factor genetik. Dari
lokalisasinya Sebagian besar meningioma terletak di daerah supratentorial. Insidens ini
meningkat terutama ada daerah yang mengandung granulatio Pacchioni. Lokalisasi terbanyak
pada daerah parasagital dan yang paling sedikit pada fossa posterior.
Gejala umum yang terjadi disebabkan karena gangguan fungsi serebral akibat edema otak dan
tekanan intrakranial yang meningkat. Gejala spesifik terjadi akibat destruksi dan kompresi jaringan
saraf, bisa berupa nyeri kepala, muntah, kejang, penurunan kesadaran, gangguan mental, gangguan
visual dan sebagainya. Edema papil dan defisit neurologis lain biasanya ditemukan pada stadium yang
lebih lanjut.
Dalam mendiagnosis suatu tumor otak, selain klinis, peranan radiologi sangat besar. Dahulu
angiografi, kemudian CT-Scan dan terakhir MRI, terutama untuk tumor-tumor di daerah fossa
posterior, karena CT-Scan sukar mendiagnosis tumor otak akibat banyaknya artefak, sekalipun
dengan kontras. Penatalaksanaan meningioma tergantung dari lokasi dan ukuran tumor itu sendiri.
Terapi meningioma masih menempatkan reseksi operatif sebagai pilihan pertama. Beberapa faktor
yang mempengaruhi operasi removal massa tumor ini antara lain lokasi tumor, ukuran dan
konsistensi, vaskularisasi dan pengaruh terhadap sel saraf, dan pada kasus rekurensi, riwayat operasi
sebelumnya dan atau radioterapi dan prognosisnya adalah baik, karena pengangkatan tumor yang
sempurna akan memberikan penyembuhan yang permanen.
15