isolasi, identifikasi dan aktivitas antibakteri bakteri

31
ISOLASI, IDENTIFIKASI DAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI BAKTERI ENDOFIT DAUN PEGAGAN (Centella asiatica L.) TERHADAP Escherichia coli NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI ADITYAWARMAN I1011141061 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK 2017

Upload: others

Post on 01-Oct-2021

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ISOLASI, IDENTIFIKASI DAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI BAKTERI

ISOLASI, IDENTIFIKASI DAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI BAKTERI

ENDOFIT DAUN PEGAGAN (Centella asiatica L.) TERHADAP

Escherichia coli

NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI

ADITYAWARMAN

I1011141061

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PONTIANAK

2017

Page 2: ISOLASI, IDENTIFIKASI DAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI BAKTERI

ISOLASI, IDENTIFIKASI DAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI BAKTERI

ENDOFIT DAUN PEGAGAN (Centella asiatica L.) TERHADAP

Escherichia coli

NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

(S. Ked) pada Prgram Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran

Universitas Tanjungpura Pontianak

ADITYAWARMAN

I1011141061

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PONTIANAK

2017

Page 3: ISOLASI, IDENTIFIKASI DAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI BAKTERI
Page 4: ISOLASI, IDENTIFIKASI DAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI BAKTERI

ISOLASI, IDENTIFIKASI DAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI BAKTERI

ENDOFIT DAUN PEGAGAN (Centella asiatica L.) TERHADAP

Escherichia coli

Adityawarman1; Mahyarudin2; Effiana3

Intisari

Latar Belakang: Di Indonesia diare masih merupakan masalah kesehatan

masyarakat. Tanaman pegagan telah digunakan untuk pengobatan diare. Bakteri

endofit adalah bakteri yang hidup di dalam jaringan tanaman inang. Beberapa jenis

bakteri endofit mampu menghasilkan senyawa aktif yang bersifat antibiotik. Tujuan:

penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek antibakteri dari bakteri endofit daun

pegagan (C. asiatica L.) terhadap bakteri Escherichia coli. Metodologi: penelitian ini

merupakan penelitian deskriptif-eksploratif. Isolasi bakteri endofit dari daun pegagan

(C.asiatica L.) menggunakan metode tanam langsung, potensi antibakteri diuji

dengan metode difusi cakram. Identifikasi bakteri endofit dilakukan dengan

pengamatan morfologi koloni, morfologi sel dan uji biokimia. Hasil: sebanyak 4 dari

42 isolat memiliki potensi sebagai antibakteri terhadap pertumbuhan bakteri

Escherichia coli. Isolat 16 memiliki kemampuan tertinggi yaitu dengan zona hambat

6,5 mm. isolat 16 memiliki kemiripan dangan genus Pseudomonas. Kesimpulan:

Sebanyak 4 isolat bakteri endofit yang mempunyai potensi antibakteri terhadap

Escherichia coli

Kata Kunci: Centella asiatica L., Bakteri endofit, Escherichia coli, zona hambat.

1) Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas

Tanjungpura, Potianak, Kalimantan Barat.

2) Departemen Mikrobiologi, Fakultas kedokteran Universitas Tanjungpura,

Pontianak, Kalimantan Barat.

3) Departemen Imunologi, Fakultas kedokteran Universitas Tanjungpura,

Pontianak, Kalimantan Barat.

Page 5: ISOLASI, IDENTIFIKASI DAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI BAKTERI

ISOLATION, IDENTIFICATION AND ANTIBACTERIA ACTIVITY OF

ENDOPHYTE BACTERIA FROM CENTELLA LEAF (Centella asiatica L.)

AGAINTS Escherichia coli

Adityawarman1; Mahyarudin2; Effiana3

Abstrack

Background: Diarrhea in indonesia has become one of main health social problem.

Centella has been used for the treatment of diarrhea. Endophytic bacteria are

bacteria that live in the tissues of host plants. Several types of endophytic bacteria

are known to produce active compounds that are antibiotics. Objective: This

research aims to determine the antibacterial effects of endophyte bacteria from

centella leaf (C. asiatica L.) against Escherichia coli. Method: This research was a

descriptive-explorative research. Isolation of endophyte bacteria from centella leaf

(C.asiatica L.) was done by direct cropping method, a potency of antibacterial tested

by disc diffusion method. Identification of endophytic bacteria was done by

observation of colony morphology, cell morphology and biochemical test. Results :

a total of 4 isolates from 42 isolates had antibacterial activity againts E.coli. the

isolate 16 had highest antibacterial activity againts E. Coli with 6.5 mm inhibition

zone, isolates 16 had similarities with the genus Pseudomonas. Conclusion: 4

isolates of endophytic bacteria have antibacterial potency againts E. coli

Keywords: Centella asiatica L., Endophyte bacteria, Escherichia coli, inhibition

zone.

1) Medical School, Faculty of Medicine, Tanjungpura University, Pontianak West

Kalimantan.

2) Department of Microbiology, Faculty of Medicine, Tanjungpura University,

Pontianak West Kalimantan.

3) Department of Immunology, Faculty of Medicine, Tanjungpura University,

Pontianak West Kalimantan.

Page 6: ISOLASI, IDENTIFIKASI DAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI BAKTERI

Pendahuluan

Diare adalah buang air besar dengan feses yang berbentuk cair atau

setengah cair, kandungan air pada feses lebih banyak dari biasanya yaitu

lebih dari 200 gram atau 200 ml/24jam.1 Di Indonesia diare masih merupakan

masalah kesehatan masyarakat. Menurut data dari Kemenkes RI pada tahun

2015 telah terjadi kejadian luar biasa (KLB) di 11 provinsi dengan kasus

sebanyak 1.213 penderita dengan angka kematian diare sebanyak 2,47%.2

Provinsi Kalimantan Barat khususnya kota Pontianak pada tahun 2015,

dilaporkan bahwa angka kejadian diare sebanyak 13.532 kasus dan masih

termasuk 10 besar penyakit yang dilayani oleh puskesmas.3 Diare dapat

disebabkan oleh bakteri, virus, parasit dan lain-lain. Di negara berkembang,

prevalensi diare akut akibat bakteri dan parasit lebih tinggi dibandingkan

akibat virus.4 Satu satu penyebab diare adalah Escherichia coli.1

Escherichia coli merupakan bakteri normal yang ada di usus. Bakteri

ini merupakan bakteri gram negatif yang berbentuk batang. Escherichia coli

termasuk famili Enterobacteriaceae yang memiliki karakteristik tumbuh

secara anaerob maupun fakultatif anaerob.5 Diare akut yang terjadi,

umumnya karena tidak cukupnya ketersediaan air bersih dan higiene yang

buruk.6 Pengobatan untuk diare akut adalah dengan rehidrasi cairan, diet,

obat diare dan antibiotik.7 Antibiotik merupakan obat yang paling banyak

digunakan pada infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Intensitas penggunaan

antibiotik yang relatif tinggi menimbulkan berbagai permasalahan dan

merupakan ancaman global bagi kesehatan terutama resistensi bakteri

terhadap antibiotik.8 Untuk mengatasi infeksi mikroorganisme yang telah

resisten terhadap antibiotik dapat menggunakan tanaman obat sebagai

pengobatan alternatif.9 Satu diantara tanaman obat tradisional yang memiliki

efek pengobatan yaitu tanaman pegagan.

Tanaman pegagan merupakan tanaman liar yang banyak tumbuh di

perkebunan, ladang, tepi jalan, pematangan sawah ataupun di ladang.10

Page 7: ISOLASI, IDENTIFIKASI DAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI BAKTERI

Tanaman pegagan telah dilaporkan digunakan untuk pengobatan ulkus

lambung, asma, epilepsi, hepatitis, sifilis dan diare.11

Tanaman herbal ini sering digunakan oleh masyarakat baik dalam

bentuk segar, kering maupun dalam bentuk ramuan (jamu). Tanaman ini

mengandung berbagai bahan aktif seperti triterpenoid, saponin dan

kandungan kimia dari pegagan terbagi menjadi beberapa golongan, yaitu

asam amino, flavonoid, terpenoid dan minyak atsiri.12 Flavonoid yang

terkandung pada tanaman pegagan memiliki bioaktivitas sebagai antikanker,

antivirus, antiperadangan dan antialergi.13 Fungsi lain dari pegagan antara

lain sebagai obat penenang, obat penghilang sakit, antidepressive dan

antimikroba.14 Hasil penelitian telah melaporkan bahwa ekstrak metanol dari

tanaman pegagan memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri

Staphylococcus aureus, Shigella boydii, Pseudomonas aeruginosa dan

Escherichia coli.15 Pada tanaman terdapat mikroorganisme yang dapat

memproduksi metabolit sekunder dengan kemampuan sebagai antibakteri

yang disebut bakteri endofit.16

Bakteri endofit adalah bakteri yang hidup di dalam jaringan tanaman

inang tanpa menyebabkan gejala-gejala penyakit.17 Bakteri endofit hidup di

dalam jaringan vaskular tumbuhan tanpa menyebabkan efek negatif.

Hubungan simbiosis mutualisme antara bakteri dan tumbuhan

memungkinkan bakteri menghasilkan senyawa bioaktif yang sama seperti

terkandung di dalam tumbuhan inangnya.18 Mikroorganisme endofit dapat

ditemukan pada berbagai jaringan diantaranya biji, ovula buah, batang, akar,

umbi akar dan daun.19,20 Beberapa jenis bakteri endofit diketahui mampu

menghasilkan senyawa aktif yang bersifat antibiotik.21

Beberapa bakteri endofit mampu menghasilkan produk potensial yaitu

Streptomyces griseus dari tanaman Kandelia candel menghasilkan asam

p-aminoacetophenonic sebagai antimikroba.22 Streptomyces NRRL 30562

dari tanaman Kennedia nigriscans menghasilkan munumbicin (antibiotik) dan

Page 8: ISOLASI, IDENTIFIKASI DAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI BAKTERI

munumbicin D (antimalaria). Serratia marcescens dari tanaman Rhyncholacis

penicillata menghasilkan oocydin A sebagai antifungal.23 Bakteri Endofit yang

diisolasi dari suatu tanaman dapat menghasilkan metabolit sekunder yang

sama dengan tanaman aslinya.24 Keuntungan lain yang diperoleh dari

pengembangan bakteri endofit adalah dapat menjaga kelestarian tanaman

obat, terutama jenis tanaman obat yang langka agar tidak digunakan secara

terus menerus sehingga tidak menurunkan jumlah populasi.25

Penelitian mengenai isolasi, identifikasi dan aktivitas bakteri endofit

dari daun pegagan terhadap bakteri E. coli hingga saat ini belum pernah

dilakukan. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti bertujuan

untuk melakukan penelitian mengenai isolasi, identifikasi dan aktivitas bakteri

endofit dari daun pegagan (C. asiatica L.) terhadap E. Coli. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui efek antibakteri bakteri endofit dari daun

pegagan (C. asiatica L.) terhadap bakteri E. coli.

METODE

ALAT PENELITIAN

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cawan petri, tabung

reaksi, rak tabung reaksi, batang pengaduk pipet volume, mikropipet, plastik

wrapping, erlenmeyer, penangas, ose, bunsen, vortex mixer, gelas objek,

penjepit gelas objek, preparat, spidol, jangka sorong, pinset, korek api,

Laminar Air Flow Cabinet, autoklaf, inkubator, neraca analitik, mikroskop

cahaya, gelas beaker, lemari pendingin, gelas ukur, gunting bedah steril,

pipet tetes dan hotplate.

BAHAN PENELITIAN

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun

pegagan (Centela asiatica L.), biakan murni bakteri Escherichia coli, kantong

plastik, kertas cakram, kertas timbang, plastik wrapping, tube mikropipet,

spiritus, handscoon, Media Nutrient Agar, Media Nutrient Broth, Media

Page 9: ISOLASI, IDENTIFIKASI DAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI BAKTERI

Mueller Hinton Agar, aquades steril, alkohol 70%, larutan standar Mc Farland,

minyak emersi, kristal violet, alkohol 96%, safranin, nistatin 30%,

siprofloksasin, larutan NaOCL 1%, reagen tetrametil paraphenildiamin, media

MIO (Motility Indole Ornitin), media SIM (sulfida indol motility), H2O2 30%,

media glukosa, media sukrosa, media laktosa, media maltosa, media sorbitol,

media manitol, media inositol, media urea, media O-F 0,5-1% karbohidrat,

media Simmons Citrat Agar, media TSIA, NaCL steril larutan H2SO4 1% dan

larutan (BaCl2.2H2O) 1,175%.

PENGAMBILAN DAUN PEGAGAN

Sampel daun yang sehat diperoleh di jalan Khatulistiwa Kecamatan

Pontianak timur Kota Pontianak. Sampel yang terkumpul dibawa ke

Laboratorium Mikroskopik di Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura

kota pontianak

DETERMINASI DAUN PEGAGAN

Determinasi tanaman pegagan dilakukan di Laboratorium Biologi

fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) Universitas

Tanjungpura kota Pontianak provinsi Kalimantan Barat.

STERILISASI PERMUKAAN DAUN

Daun pegagan dicuci menggunakan air, kemudian permukaan daun

disterilisasi secara bertahap dengan cara merendam di alkohol 70% selama 1

menit, kemudian direndam di dalam larutan 1% sodium hypochlorite (NaOCl)

selama 5 menit, diikuti dengan merendam di alkohol 70 % selama 1 menit.

Pada tahap akhir sterilisasi daun, sampel dibilas 3 kali dengan aquades

steril.68

Page 10: ISOLASI, IDENTIFIKASI DAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI BAKTERI

KONFIRMASI KEBERHASILAN STERILISASI DAUN

Aquades steril pada bilasan terakhir diambil sebanyak 100µL dan

diisolasikan pada media NA dengan dengan menggunakan metode cawan

sebar. Jika ditemukan pertumbuhan bakteri pada media, maka bakteri hasil

isolasi bukanlah bakteri endofit. Sedangkan pada media NA yang tidak

ditumbuhi bakteri, maka bakteri yang tumbuh hasil isolasi awal tersebut

adalah bakteri endofit.69

ISOLASI, PEMURNIAN DAN SUBKULTUR BAKTERI ENDOFIT

Daun yang telah disterilisasi kemudian dikeringkan di atas kertas

saring steril. Daun dipotong dengan menggunakan pisau bedah steril di

dalam Laminar Air Flow Cabinet (LAFC) dan daun dipotong-potong menjadi

beberapa bagian dengan menggunakan prosedur aseptik. Bagian dari daun

tersebut diinokulasikan pada media nutrien agar (NA) kemudian ditambahkan

dengan agen antijamur yaitu nistatin pada konsentrasi 30 ug/mL. Setiap

cawan petri berisi tiga atau empat potongan daun. Cawan petri yang berisi

sampel daun disegel menggunakan pita paraffin dan diinkubasi pada 37°C

selama 24-48 jam.

Bakteri yang tumbuh pada media NA setelah 24-48 jam disubkultur

pada media agar nutrien dengan metode cawan gores (streak plate method).

Semua isolat bakteri endofit yang tumbuh dilakukan pemurnian dan

peremajaan isolat berdasarkan morfologi koloni.70 Setiap isolat bakteri endofit

dibuat dua pada media agar miring, masing-masing dipergunakan sebagai

working culture dan stock culture.

PEREMAJAAN DAN KONFIRMASI BAKTERI UJI ESCHERICHIA COLI

Satu koloni bakteri E. Coli diinokulasikan pada media NA dengan

metode cawan gores (streak plate method), setelah itu diinkubasi dalam

Page 11: ISOLASI, IDENTIFIKASI DAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI BAKTERI

inkubator pada suhu 37oC selama 24 jam. Peremajaan ini dilakukan karena

dalam pengujian aktivitas antibakteri diperlukan koloni bakteri segar yang

berusia 24 jam.71

PEMBUATAN LARUTAN MC FARLAND

Pembuatan larutan Mc Farland dilakukan dengan cara mencampurkan

0,05 ml barium klorida 1,175% (BaCl2.2H2O) dan 9,95 ml asam sulfat 1%

(H2SO4).72

PEMBUATAN SUSPENSI BAKTERI UJI

Pembuatan suspensi bakteri dilakukan secara aseptis dengan cara

koloni bakteri uji pada media peremajaan yang berumur 24 jam diambil

dengan menggunakan jarum ose dan disuspensikan ke dalam tabung berisi 5

mL larutan NaCl steril 0,9%. Kekeruhan yang diperoleh kemudian

disetarakan dengan standar Mc farland 0,5% yaitu setara dengan jumlah

pertumbuhan 1,5x108 CFU/mL.73

KONTROL POSITIF DAN NEGATIF

Kontrol positif yang digunakan dalam penelitian ini adalah

siprofloksasin. Kontrol negatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah

aquades

UJI SENSITIVITAS ANTIBIOTIK

Suspensi bakteri uji diambil 200 µL dan diratakan pada permukaan

media Mueller Hinton Agar (MHA). Permukaan media diberi kertas cakram 4

buah dan kertas cakram tersebut ditetesi suspesi isolat bakteri endofit

kemudian diinkubasi dalam inkubator dengan suhu 37°C selama 24 jam.

Zona bening pada daerah sekitar antibiotik menunjukkan adanya sensitivitas

terhadap bakteri uji.74 zona hambat antibiotik dijabarkan pada tabel 1

Page 12: ISOLASI, IDENTIFIKASI DAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI BAKTERI

Tabel 1 Zona Hambat Antibiotik.75

Jenis Antibiotik

Konsentrasi

Cakram

Antibiotik

Konsentrasi Zona Hambat

Sensitif Intermediet Resisten

Siprofloksasin 5 µ𝑔

𝑚𝑙 ≥21 16-20 ≤15

PRODUKSI METABOLIT ANTIBAKTERI DARI BAKTERI ENDOFIT

Produksi metabolit antibakteri dilakukan dengan metode isolat bakteri

endofit yang tumbuh pada medium NA diinokulasikan pada media NB yang

bertujuan untuk memproduksi metabolit antibakteri dari bakteri endofit. Isolat

bakteri endofit diambil menggunakan jarum ose dan diinokulasikan kedalam

tabung tabung reaksi 10 mL yang berisi media cair NB. Tabung reaksi

kemudian diinkubasi pada suhu 37oC selama 2-3 hari dalam kondisi stasioner

kemudian homogenisasi menggunakan vortex. Kemudian isolat diuji dengan

metode difusi cakram untuk uji terhadap bakteri patogen.76

SKRINING BAKTERI ENDOFIT YANG BERPOTENSI SEBAGAI

ANTIBAKTERI TERHADAP ESCHERICHIA COLI

Biakan murni bakteri endofit yang diperoleh diuji potensi

antibakterinya terhadap E. coli dengan metode Paper Disc Agar Diffusion

Technique. Suspensi bakteri uji yang telah diukur kepadatannya kemudian

disebar di permukaan media MHA dengan metode swab. Sebanyak 20 µL

suspensi bakteri endofit hasil homogenisasi diserapkan pada cakram steril

berdiamter 6 mm. Kemudian dilakukan inkubasi selama 24 jam pada suhu

37oC dan diamati ada atau tidaknya zona bening yang terbentuk.77 Cara

peletakan kertas cakram pada media uji dapat dilihat pada gambar 1 dan

Respon hambatan bakteri dilihat pada Tabel 2

Page 13: ISOLASI, IDENTIFIKASI DAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI BAKTERI

Gambar 1 Skema Peletakan kertas cakram pada media uji.78

Tabel 2 Klasifikasi Respon Hambatan Pertumbuhan Bakteri.79

Diameter Zona Hambat (mm) Interpretasi

0 Tidak memiliki efek antibakteri

1,4 – 6,2 Lemah

6,3 – 10,3 Sedang

10,4 – 26,8 Kuat

>26,8 Sangat kuat

PENGUKURAN ZONA HAMBAT

. Zona hambat yang terbentuk di sekitar cakram kertas saring diukur

menggunakan jangka sorong.80 Pengukuran zona hambat dapat dilihat pada

gambar 2

Gambar 2 Pengukuran diameter zona hambat.

1

3 4

2

DV

DH

Keterangan

A : Kertas cakram

B : Cawan petri

DC

2cm

B

3cm A

Page 14: ISOLASI, IDENTIFIKASI DAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI BAKTERI

Keterangan :

: Zona hambat

DV : Diameter vertikal

DH : Diameter horisontal

DC : Diameter cakram

Diameter zona hambat diukur dengan rumus: (DV ̶ DC) + (DH ̶ DC)

IDENTIFIKASI BAKTERI ENDOFIT

Bakteri murni yang memiliki efek aktivitas antibakteri tertinggi kemudian

dikarakterisasi dan diidentifikasi yang dilakukan secara biokimia dengan

mengacu pada Bergey’s Manual of Determinative Bacteriology. karakterisasi

yang dilakukan meliputi pengamatan morfologi koloni, morfologi sel dan

biokimia bakteri

Hasil

Determinasi Tumbuhan

Hasil Determinasi tumbuhan Pegagan dilakukan di Laboratorium

Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA)

Universitas Tanjungpura Kota Pontianak. Hasil determinasi menunjukkan

bahwa tumbuhan yang digunakan adalah tumbuhan dari famili Apiaceae

dengan nama spesies Centella asiatica L. genus Centella.

STERILISASI PERMUKAAN DAUN PEGAGAN

Hasil sterilisasi permukaan daun pegagan yaitu terdapat adanya

pertumbuhan bakteri di sekitar daun pada petri yang berisi daun dan tidak

adanya pertumbuhan bakteri pada cawan petri konfirmasi keberhasilan

sterilisasi daun.

2

Page 15: ISOLASI, IDENTIFIKASI DAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI BAKTERI

ISOLASI BAKTERI ENDOFIT DARI DAUN PEGAGAN

Telah diperoleh hasil pemurnian isolat bakteri endofit daun pegagan

yang berjumlah 42 isolat murni. Hasil isolasi dilihat pada tabel 3

Tabel 3 Hasil Isolasi Bakteri Endofit Daun Pegagan

No Nama Morfologi Koloni

Bentuk Permukaan Tepi Warna

1 Isolat 1 Bulat Cembung Utuh Kekuningan

2 Isolat 2 Iregular Datar Bergerigi Putih

3 Isolat 3 Iregular Cembung Bergelombang Putih

4 Isolat 4 Iregular Datar Bergerigi Putih

5 Isolat 5 Iregular Datar Bergelombang Kuning

6 Isolat 6 Iregular Cembung Bergerigi Putih

7 Isolat 7 Iregular Cembung Begerigi Kuning

8 Isolat 8 Iregular Datar Bergelombang Putih

9 Isolat 9 Iregular Datar Bergelombang Putih Kekuningan

10 Isolat 10 Iregular Cembung Berserabut Putih Kekuningan

11 Isolat 11 Bulat Cembung Utuh Putih

12 Isolat 12 Iregular Datar Bergerigi Putih Kekuningan

13 Isolat 13 Bulat Cembung Utuh Putih

14 Isolat 14 Iregular Datar Utuh Kuning

15 Isolat 15 Iregular Cembung Bergerigi Putih

16 Isolat 16 Iregular Datar Bergerigi Putih Kekuningan

17 Isolat 17 Iregular Datar Bergelombang Putih

18 Isolat 18 Iregular Datar Berserabut Putih

19 Isolat 19 Iregular Cembung Bergelombang Kuning

20 Isolat 20 Iregular Datar Bergelombang Putih Kekuningan

21 Isolat 21 Iregular Cambung Bergelombang Putih Kekuningan

22 Isolat 22 Iregular Cembung Bergerigi Putih

23 Isolat 23 Bulat Cembung Utuh Putih

24 Isolat 24 Iregular Cembung Penuh Putih Kekuningan

25 Isolat 25 Iregular Datar Bergelombang Putih Kekuningan

26 Isolat 26 Iregular Datar Bergerigi Putih Kekuningan

27 Isolat 27 Bulat Cembung Utuh Putih

Page 16: ISOLASI, IDENTIFIKASI DAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI BAKTERI

28 Isolat 28 Bulat Cembung Utuh Kuning

29 Isolat 29 Iregular Cembung Bergerigi Putih

30 Isolat 30 Iregular Cembung Utuh Bening

31 Isolat 31 Iregular Datar Bergerigi Putih

32 Isolat 32 Iregular Datar Bergelombang Kuning

33 Isolat 33 Titik Cembung Penuh Putih

34 Isolat 34 Bulat Cembung Bergelombang Kuning

35 Isolat 35 Iregular Datar Bergelombang Putih Kekuningan

36 Isolat 36 Iregular Datar Bergelombang Kekuningan

37 Isolat 37 Bulat Datar Utuh Putih

38 Isolat 38 Iregular Datar Bergelombang Putih Kekuningan

39 Isolat 39 Iregular Cembung Bergerigi Putih Kekuningan

40 Isolat 40 Bulat Cembung Utuh Putih

41 Isolat 41 Iregular Cembung Bergelombang Putih

42 Isolat 42 Iregular Cembung Bergelombang Kuning

HASIL KONFIRMASI BAKTERI UJI

Hasil konfirmasi bakteri uji pada media NA menunjukkan koloni

berwarna putih kekuningan, sirkular dan tepian utuh. Hasil konfirmasi bakteri

uji dilanjutkan dengan metode pewarnaan gram. bakteri tesebut merupakan

gram negatif, berwarna merah dan berbentuk batang. Pada media EMBA

(Eosin Methylene Blue Agar) didapatkan pertumbuhan koloni berbentuk bulat

dan berwarna hijau metalik. Hasil konfirmasi bakteri uji dilihat pada gambar 2

Gambar 2 (A) media NA (B) Pewarnaan Gram(C) media EMBA

A B C

Page 17: ISOLASI, IDENTIFIKASI DAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI BAKTERI

HASIL UJI AKTIVITAS BAKTERI ENDOFIT

. Hasil pengujian aktivitas bakteri endofit daun pegagan terhadap E. coli

didapatkan sebanyak 4 isolat bakteri endofit dari 42 isolat memiliki aktivitas

terhadap E. coli. Aktivitas isolat bakteri endofit berkisar antara 2 mm – 6,5

mm (aktivitas lemah-sedang) sedangkan kontrol positif sensitif terhadap

bakteri E. coli. Hasil dari pengukuran diameter zona hambat aktivitas bakteri

endofit terhadap bakteri E. coli ditunjukkan pada tabel 4 dan gambar 3

Tabel 4 Aktivitas Isolat Bakteri Endofit Terhadap Escherichia coli

Gambar 3 a) Isolat 16 b) Isolat 36. c) Isolat 26. d) Isolat 30.

No Isolat Zona hambat (dalam mm) Keterangan

1 16 6,5 sedang

2 36 4,5 lemah

3 26 2 lemah

4 30 2 lemah

A B

C D

Page 18: ISOLASI, IDENTIFIKASI DAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI BAKTERI

HASIL IDENTIFIKASI ISOLAT BAKTERI ENDOFIT

Isolat bakteri endofit yang memiliki zona hambat terbesar yaitu isolat

nomor 16. Isolat bakteri endofit paling potensial yang berhasil di isolasi dari

daun pegagan memiliki karakter morfologi sel berbentuk bulat dan

termasuk kedalam golongan bakteri gram negatif. Hasil pewarnaan gram

isolat 16 dilihat pada gambar 4

Gambar 4 Pewarnaan Gram Bakteri Endofit Isolat 16

Uji biokimia bakteri endofit dilakukan di ULK (Unit Laboratorium

Kesehatan) Dinas Kesehatan Provinsi. Hasil uji biokimia isolat bakteri

endofit yang memiliki kemampuan menghambat pertumbuhan E. coli yang

paling potensial menunjukkan bahwa isolat bakteri endofit nomor 16

merupakan bakteri fakultatif anaerob, bakteri tidak motil, fermentasi

karbohidrat negatif, indol negatif, H2S negatif, urease negatif, simon sitrat

negatif, katalase positif dan fermentatif glukosa OF

Hasil identifikasi isolat bakteri endofit mengacu pada Bergey’s

Manual of Determinative Bacteriology. Bakteri endofit memiliki kemiripan

karakterisitik morfologi sel dan biokimia yang sama dengan genus

Pseudomonas. Hasil identifikasi dilihat pada tabel 5

Page 19: ISOLASI, IDENTIFIKASI DAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI BAKTERI

Tabel 5 Hasil identifikasi isolat 16 dengan genus Pseudomonas

No Identifikasi isolat Isolat 16 Pseudomonas

1 Morfologi sel : Batang, Gram negatif Batang

2 H2S - +/-

3 Oksidase - +/-

4 Katalase + +

5 Fermentasi

Karbohidrat

- -

6 Urease - -

7 Indol - -

8 Simon sitrat - +/-

9 Motilitas - +/-

10 Glukosa OF F F

11 Kebutuhan O2 Fakultatif Fakultatif

12 Daun + +

Pembahasan

Bakteri endofit adalah bakteri yang hidup dalam jaringan tanaman

yang dapat diisolasi melalui sterilisasi permukaan jaringan.81 Jumlah bakteri

endofit di dalam tanaman tidak dapat ditentukan secara pasti, namun bakteri

ini dapat dideteksi dengan mengisolasi pada media agar.82 Penggunaan

media NA lebih cocok untuk isolasi bakteri endofit dan ditambahkan nistatin

sebagai antifungi.83,84 Bakteri endofit yang tumbuh pada media NA yang

secara makroskopis berbeda dianggap merupakan isolat yang berbeda,

namun jika koloni bakteri endofit yang tumbuh di media pertumbuhan yang

secara makroskopis sama dianggap isolat yang sama. Bakteri endofit yang

berbeda kemudian dilakukan pemurnian. Tujuan pemurnian isolat bakteri

endofit adalah untuk memisahkan hasil inokulasi yang terdiri dari banyak

koloni yang berlainan jenis sehingga didapatkan koloni murni pada setiap

cawan petri.52 Dari hasil setiap bakteri yang dimurnikan didapatkan 42 isolat

Page 20: ISOLASI, IDENTIFIKASI DAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI BAKTERI

bakteri endofit. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sari didapatkan 3

isolat aktinomiset endofit dari daun pegagan sebagai antihipertensi.85

Sebanyak 4 dari 42 isolat Isolat bakteri endofit memberikan efek zona

hambat/bening terhadap bakteri Escherichia coli. Berdasarkan tabel 4.2

terdapat 4 isolat akitf yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri uji.

Masing masing isolat memiliki zona hambat, isolat 16 memiliki zona hambat

sebesar 6,5 mm, isolat 36 memiliki zona hambat sebsear 4,5 mm, isolat 26

dan 30 memeiliki zona hambat sebesar 2 mm. hal ini menunjukkan bahwa

bakteri endofit dari daun pegagan mampu menghasilkan metabolit sekunder

sebagai antibakteri dikarenakan bakteri endofit tersebut memiliki metabolit

sekunder yang sama dengan tanaman inangnya.86 Terdapat 38 isolat yang

tidak menghasilkan zona hambat pada isolat bakteri endofit nomor 1, 2, 3, 4,

5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 17, 18, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 27, 28, 29,

31, 32, 33, 34, 35, 37, 38, 39, 40, 41 dan 42. Sedangkan kontrol positif pada

penelitian memiliki zona hambat sebesar 39 mm. Faktor yang mempengaruhi

ukuran daerah penghambatan yaitu tingkat sensitifitas dari organisme uji,

medium kultur dan kondisi inkubasi.51 Terbentuknya zona hambat juga

dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan bakteri uji yang berlebihan.87 Semakin

tinggi konsentrasi antibakteri yang dihasilkan maka semakin tinggi pula daya

hambatnya yang ditunjukkan oleh kecilnya pertumbuhan koloni bakteri

patogen.88

Setiap tanaman dapat mengandung beberapa bakteri endofit yang

mampu menghasilkan senyawa biologi atau metabolit sekunder yang di duga

sebagai akibat koevolusi atau transfer genetik dari tanaman inangnya

kedalam bakteri endofit.89

Page 21: ISOLASI, IDENTIFIKASI DAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI BAKTERI

Identifikasi bakteri endofit dilakukan berdasarkan hasil morfologi koloni

dan morfologi sel serta aktivitas biokimia. Identifikasi mengacu pada pada

Bergey’s Manual of Determinative Bacteriology. Berdasarkan buku Bergey’s

Manual Of Determinative Bacteriology bakteri yang memiliki potensi sebagai

antibakteri tersebut merupakan bakteri genus Pseudomonas dikarenakan

memiliki karakterisitik morfologi sel dan morfologi sel yang sama serta

aktivitas biokimia yang sama. Pseudomonas dapat ditemukan di tanah, air,

tumbuh tumbuhan dan manusia. Dari beberapa penelitian ditemukan adanya

bakteri endofit Pseudomnas sp endofit dari tanaman yang memiliki efek baik

yaitu senyawa metabolit Pseudomonas sp endofit dari jagung mampu

menghambat Fusarium sp.90 kemudian 2 isolat bakteri endofit dari tanaman

dahlia yaitu Pseudomonas stutzeri LBKURCC44 dan Pseudomonas cepacia

LBKURCC47 yang menunjukkan aktivitas antibakteri terhadap Escherichia

coli dan Staphylococcus aureus.91 Hasil Uji fitokimia yang telah dilakukan oleh

Halim, menunjukan bahwa Pseudomonas sp. positif mengandung saponin

dan terpenoid.92 Saponin merupakan senyawa glikosilat yang terdapat dalam

sel tanaman sebagai prekursor tidak aktif tetapi siap diubah menjadi senyawa

bioaktif antibiotik oleh enzim apabila diserang oleh patogen.93 Mekanisme

terpenoid sebagai antibakteri adalah bereaksi dengan porin (protein

transmembran) pada membran luar dinding sel bakteri, membentuk ikatan

polimer yang kuat sehingga mengakibatkan rusaknya porin.94

Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan dari penelitian yang telah dilakukan,

dapat disimpulkan bahwa :Hasil identifikasi menunjukan bahwa isolat 16

memiliki kemiripan dengan genus Pseudomonas dan Isolat 16 memiliki

aktivitas zona hambat yang paling tinggi dengan membentuk zona hambat

sebesar 6,5 mm serta Siprofloksasin yang digunakan sensitif terhadap bakteri

Escherichia coli dengan membentuk zona hambat sebesar 39 mm

Page 22: ISOLASI, IDENTIFIKASI DAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI BAKTERI

Saran

Berdasarkan penenlitian yang telah dilakukan maka peneliti memberikan

beberapa saran yaitu Perlu dilakukan uji aktivitas antibakteri terhadap bakteri

patogen penyebab diare lainnya seperti Vibrio cholerae dan uji kualitatif

senyawa metabolit sekunder dari Pseudomonas sp endofit dari daun

pegagan (Centella asiatica L.) dan isolasi senyawa metabolit sekunder dari

Pseudomonas sp endofit dari daun pegagan (Centella asiatica L.) serta

isolasi dan identifikasi molekular bakteri endofit dari daun pegagan (Centella

asiatica L.)

Daftar Pustaka

1. Kasper DL, Hauser SL, Jameson JL, Fauci AS, Longo DL, Loscaizo J, et

al. Harrison’s Internal Medicine. 19th Edition. USA. McGraw – Hill; 2015.

2. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) Profil data

kesehatan Indonesia tahun 2015. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI;

2016.

3. Profil Dinas Kesehatan Kota Pontianak. Kasus Diare, Seksi Pengendalian

Penyakit, Dinas Kesehatan Kota Pontianak. Pontianak; 2015.

4. Farthing M, Lindberg G, Dite P, Khelif I, Lindo ES, Ramakrishna BS, et al.

Acute diarrhea. World Gastroenterology Organisation Practice

Guideline.2012[cited 2016 Des 23]. Available From :

http://www.worldgastro enterology.org.

5. Brooks GF, Butel JS, Morse SA. Jawetz, Melnick & Adelberg's Medical

Microbiology. 27th ed. USA: The McGraw-Hill; 2016.

6. Qadri F, Svennerholm AM, Faruque AS, Sack RB. Enterotoxigenic

Escherichia coli in developing countries: epidemiology, microbiology,

clinical features, treatment, and prevention. Clin Microbiol Rev.

2005;18:465-83.

Page 23: ISOLASI, IDENTIFIKASI DAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI BAKTERI

7. Kitaoka M, Miyata ST, Unterweger D, Pukatzki S. Antibiotic resistance

mechanisms of vibrio cholerae. J of Med Microbiol. 2011;60(4):297-407.

8. Permenkes RI. Pedoman Umum Penggunaan Antibiotik, Kementrian

Kesehatan RI. Jakarta; 2011.

9. Akbar M, Budiarti LY, Edyson. Perbandingan efektivitas antibakteri antara

ekstrak metanol kulit batang kasturi dengan ampisilin terhadap

Staphylococcus aureus in Vitro. Jurnal Berkala Kedokteran, 2016;12(1): 1-

9.

10. Lusiana, Dhafir F, Masrianih. Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun

Pegagan (centella asiatica) terhadap Mortilitas Spermatozoa Mencit (Mus

musculus) Galur Ddy. E-jipbiol, 2013;2:24-29.

11. Brinkhaus B, Lindner M, Schuppan D, Hahn EG. Chemical,

pharmacological and clinical profile of the East Asian medical plant

Centella asiatica. Phytomedicine. Erlangen-Nuremberg. 2000;7(5):427-

488.

12. Dalimartha, S. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Jilid 2. Jakarta: Trubus

Agriwidya; 2008.(cited 2016 Des 23)Availablefrom; https://books.Google

.co.id/books?id=vmrbQE4jfYcC&printsec=frontcove&hl=id&source=gbs_

ge _summary_r&cad=0#v=onepage&q&f=false.

13. Sundaryono, A. Penggunaan batang tanaman betadin ( Jatropha

multifida L.) untuk meningkatkan jumlah Trombosit pada Mus Musculus.

Artikel asli Media Medika Indoesiana. 2011;45(2):1-5.

14. Brinkhaus B, Lindner M, Schuppan D, Hahn EG. Chemical,

pharmacological and clinical profile of the East Asian medical plant

Centella asiatica. Phytomedicine. Erlangen-Nuremberg. 2000;7(5):427-

488.

15. Panthi,MP, Chaudhary,RP Antibacterial activity of some selected folklore

medicinal plants from West Nepal. Scientific world. 2006;4(4):16-21.

Page 24: ISOLASI, IDENTIFIKASI DAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI BAKTERI

16. Pratiwi BE. Isolasi dan skrining fitokimia Bakteri Endofit dari daun

Rambutan (Nephelium lappaceum L.) Yang Berpotensi Sebagai

Antibakteri [skripsi]. Jakarta. UIN; 2015.

17. Bhore SJ, Sathisha G. Screening of endophytic colonizing bacteria for

cytokinin-like compounds: crude cell-free broth of endophytic colonizing

bacteria is unsuitable in cucumber cotyledon bioassay. World J. Agric.

Sci. 2010;6(4):345-352.

18. Barbara JES, Christine JCB. 2006. What are Endophytes. In Microbial

Root Endophytes (Eds: Thomas N. Sieber). Springer-Verlag, Berlin.

19. Altahi, AD. Plasmid profiles, antibiotic and heavy metal resistance

incidence of endhophytic bacteria isplaterd from grapevine ( Vitis vinivera

L. ), African J. of Biotech. 2009;8(21):5873-5882.

20. Vega FE, Ripoll M, Posada F, Buyer JS. Endophytic bacteria in Coffea

Arabica L. J. Basic. Microbiol, 2005;45:371-380.

21. Castillo U, et al. Kakadumycins, novel antibiotics from Streptomyces

sp.NRRL 30566, an endophyte of Grevillea pteridifolia. FEMS

Microbiology Letters. 2003;224:180-190.

22. Guan SH, Sattler I, Lin WH, Guo DA, Grabley S. p-Aminoacetophenonic

acids produced by a mangroveendophyte: Streptomyces griseus

subspecies. J Nat Prod. 2005;68:1198–200.

23. Ryan RP, Germaine K, Franks A, Ryan DJ, Dowling DN. Bacterial

endophytes: recent developments and applications Mini Review. FEMS

Microbiol Lett. 2008;(278):1–9.

24. Nursulistyarini F. Isolasi dan Identifikasi Bakteri Endofit Penghasil

Antibakteri dari daun Tanaman Binahong (Anredera ccordifolia (Ten.)

steenis) [Skripsi]. Yogyakarta: Universitas Negeri Sunan Kalijaga; 2014.

25. Besung, INK. Pegagan (Centella aisatica) sebagai alternative

Pencegahan Infeksi pada ternak. Buletin veteriner udayana. 2009;61-

67:2.

Page 25: ISOLASI, IDENTIFIKASI DAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI BAKTERI

26. Lulasto, Aprillia Karolin. Karakterisasi dan uji aktivitas antimikroba dari

fungi endofit akar tanaman pegagan (Centella asiatica (L.) urban.)

terhadap escherichia coli dan staphylococcus aureus. [Skripsi]. Surabaya

: Widya Mandala Catholic University Surabaya; 2015.

27. Rachmawati, F, Nuria MC. Uji aktivitas antibakteri fraksi kloroform ekstrak

etanol pegagan (Centella asiatica (L) Urb) serta identifikasi Senyawa

aktifnya. e-Publikasi Ilmiah Fakultas Farmasi Unwahas Semarang. 2011;

7-13.

28. Yusran, ilyas A, Saleh, HA. Bioaktivitas ekstrak metanol daun pegagan

(Centella Asiatica L.) terhadap pertumbuhan bakteri Mycobacterium

tuberculosis. Al-Kimia. 2016;4(1): 1-8.

29. Roni, Muhammad Adil. Formulasi Minuman Herbal Instan Antioksidan

dari Campuran Teh Hijau (Camellia Sinensis), Pegagan (Centella

Asiatica), dan Daun Jeruk Purut (Citrus Hystrix). Bogor: Institut Pertanian

Bogor; 2008.

30. ITIS Report Taxonomic Hierarchy Centella asiatica L. Urban. L. Urb,

Taxonomic Serial,No:29612(internet). 2017 (Updated 2016 Des 6; Cited

2016Des6.Availablefrom:http://www.itis.govservlet/SingleRpt/SingleRpt?s

earch_ topic=TSN&searchvalue= 29612

31. Aziz. Z.A, Davey MR, Power JB, Anthony P, Smith RM, Lowe KC et al..

Production of asiatikosida and madekasosida in Centella asitica in vitro

and in vivo. Biologia Plantarum. 2007;51(1): 34-42.

32. Direktorat Obat Asli Indonesia, Serial data ilmiah terkini tumbuhan obat

pegagan Centella asiatica (L.) Urban. Badan Pengawas Obat dan

Makanan. 2010: 23.

33. Seevaratnam V, Banumathi P, Premalatha MR, Sundaram SP,

Arumugam, T et al. Functional properties of Centella asiatica (L.): A

review. Int J Pharm Pharm Sci. 2012;4(5): 8-14.

Page 26: ISOLASI, IDENTIFIKASI DAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI BAKTERI

34. Singh S, Gautam A, Sharma A, Batra A. Centella asiatica (L.): a plant

with immense medicinal potential but threatened. Intl J of Pharma Sci Rev

and Res. 2010;4(2):1-9.

35. Rohyani IS, Aryanti E, Suripto. Kandungan fitokimia beberapa jenis

tumbuhan lokal yang sering dimanfaatkan sebagai bahan baku obat di

Pulau Lombok. Pros Sem Nas Masy Biodiv Indon. 2015;1(2):388-391.

36. Juliantina F, Citra DA, Nirwani B, Nurmasitoh T, Bowo ET. Manfaat sirih

(Piper crocatum) sebagai agen antibakterial terhadap Gram positif dan

Gram negatif. JKKI. 2009;1(1):5.

37. Chusnie TPT, Lamb AJ. Review Antimicrobial activity of Flavonoids, Int J

of Antimicrob Agents. 2005;26(1):343-56.

38. Kurniawan B; Aryana WF. Binahong (cassia alata l) as inhibitor of

Escherichia coli growth. J Majority. 2015;4(4):100-4.

39. Bangham AD, Horne RW. Action of Saponins on Biological Cell

Membrane. Nature. 2006;196:952-3.

40. Darsana IGO, Besung INK, Mahatmi H. Potensi Daun Binahong

(Anredera Cordifolia (Tenore) Steenis) dalam Menghambat Pertumbuhan

Bakteri Escherichia coli secara In Vitro. Indonesia Medicus Veterinus.

2012;1(3):337-351.

41. Poeloengan M, Praptiwi. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Kulit Buah

Manggis (Garcinia mangostana L.). Media Litbang Kesehatan.

2010;20(2): 65-69.

42. Handini, Zhenita Vinda Tri, and Abdjad Asih Nawangsih. "Keefektifan

bakteri endofit dan bakteri perakaran pemacu pertumbuhan tanaman

dalam menekan penyakit layu bakteri pada Tomat. Jurnal Fitopatologi

Indonesia. 2014;10(2): 61-67.

43. Budiman A. Isolasi dan penapisan isolat-isolat bakteri endofit sebagai

penghasil senyawa antibakteri asal tanaman sambiloto (Andrographis

paniculata Ness.) [skripsi]. Bogor: Universitas Pakuan; 2009.

Page 27: ISOLASI, IDENTIFIKASI DAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI BAKTERI

44. Desriani, Bintang M, Akhmad R, Puspita L, Safira UM. Isolasi dan

Karakterisasi Bakteri Endofit dari Tanaman Binahong dan Katepeng

China. Jurnal Kesehatan Andalas. 2014; 3(2):89-93.

45. Rang HP, Dale MM, Ritter JM, Flower RJ, Henderson G. Rang & Dale's

Pharmacology: With Student Consult Online Access. 8th edition. USA:

Elsevier Health Sciences; 2015.

46. Katzung BG, Masters SB, Trevor AJ. Basic & Clinical Pharmacology. 13th

edition. USA: The McGraw-Hill Companies Inc; 2014.

47. Adriani. Aktivitas Antibakterial fungi endofit Caulerpa racemosa terhadap

bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Prosiding Seminar

Biologi; 29 januari 2015; Makasar. UIN: 2015.

48. Firmansyah R. Potensi endofit dan filopenia asal daun Mucuna pruriens

Linn. dalam memacu pertumbuhan Tanaman dan menekan penyakit

bercak daun Cercospora sp. pada tanaman Kacang tanah (Arachis

hypogaea L Mer).[Skripsi] Bandung: Fakultas Pertanian, Universitas

Padjajaran; 2012.

49. Leonita S. Isolation and Identification of Endophytic Bacteria from Ficus

variegata Blume as Antibacterial Compounds Producer. Current

Biochemistry. 2016; 2(3): 116-128.

50. Indarti S. Biopeptisida Berbahan Aktif Mikroba Kitinolitik untuk

Pengendalian Nematoda Parasit (Pratylenchus coffeae) pada Tanaman

Kopi. Sirinov. 2008; 1(3):117-122.

51. Prescott LM, Harley JP. Laboratory Exercises In Microbiology. McGraw-

Hill Science 2002.

52. Pelczar, Michael J, Chan ECS. Dasar-dasar Mikrobiologi jilid I. Jakarta:

UI Press; 2008. .

53. Hadioetomo RS. Mikrobiologi dasar dalam praktek teknik dan prosedur

dasar laboratorium. Jakarta: PT Gramedia Pustaka. 1993.

Page 28: ISOLASI, IDENTIFIKASI DAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI BAKTERI

54. Deasywaty. Aktivitas antimikroba dan identifikasi komponen aktif rimpang

temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) [Tesis]. Depok: Program

Pascasarjana Studi Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam, Universitas Indonesia; 2011.

55. Songer JG, Post KW. Veterinary Microbiology: Bacterial and fungal

agents of animal disease. Elsevier Saunders: Missouri; 2005.

56. Tortora G, Funke BR, Case CL. Introduction to Microbiology. 2007.

57. Manning, Shannon D, Hilary B. Escherichia coli infections. New York:

Infobase Publishing; 2010.

58. Parija, SC. Textbook of microbiology& immunology. India: Elsevier; 2009.

59. Dubreuil, J.D . Escherichia coli STb enterotoxin. Microbiology. 1997:

143;1783–1795.

60. Donnenberg MS, Whittam TS. Pathogenesis and evolution of virulence in

enteropathogenic and enterohemorrhagic Escherichia coli, J. Clin. Invest.

2011: 107(5);539–548.

61. Parsot C. Shigella spp. and enteroinvasive E. coli pathogenicity factors,

FEMS Microbiol. Lett. 2005:252;8–11.

62. Karch, H. The role of virulence factors in enterohemorrhagic Escherichia

coli (EHEC) associated hemolytic uremic syndrome, Semin. Thromb.

Hemost. 2001:27(3);207–214.

63. Eslava, C, García FN, Czeczulin JR, Henderson IR, Cravioto A, Nataro

JP et al. Pet. An autotransporter enterotoxin from enteroaggregative

Escherichia coli, Infect. Immun. 2009;66(7):3155–3163.

64. Khan GJ, Khan RA, Majeed I, Siddiqui FA. Ciprofloxacin; The Frequent

Use In Poultry And Its Consequences On Human Health. Professional

Medical Journal. 2015;22(1).

65. Whalen K. Lippincott’s illustrated reviews: Pharmacology. Philadelphia:

Wolters Kluwer; 2015.

Page 29: ISOLASI, IDENTIFIKASI DAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI BAKTERI

66. Jorgensen JH, Ferraro MJ. Antimicrobial susceptibility testing: a review of

general principles and contemporary practices. Clin Infect Dis. 2009 Dec;

49(11):1749-55.

67. Schwalbe R, Steele ML, Goodwin, Avery C. Antimicrobial susceptibility

testing protocols. US: Crc Press; 2007; p. 53-91.

68. Primanita M, Wahyudi AT, Lestari Y. 16S rRNA-based Metagenomic

Analysis of Endophytic Actinomycetes Diversity from Tinospora crispa L.

Miers. Microbiol Ind, 2015;9.1:25.

69. Coombs JT, Franco CMM. Isolation and Identification of Actinobacteria

from Surface Sterilized Wheat Roots. Appl Environ Microbiol.

2003;69(9):5603-8.

70. Anjum N, Chandra R. Endophytic bacteria optimizaton of isolation

procedure from various medicinal plants and their preliminary

characterization. Asian J of Pharm and Clin Res. 2015;8(4):233-8.

71. Faisal, M. uji kepekaan bakteri yang diisolasi dan diidentifikasi dari

sputum penderita bronkhitis di Rsup Prof Dr. Rd Kandou Manado

terhadap antibiotik golongan sefalosporin (sefiksim), penisilin

(amoksisilin) dan tetrasiklin (tetrasiklin).Pharmacon. 2015;4(3):88-95.

72. Andrews JM. Determination of minimum inhibitory concentrations. J

antimicrob Chemo. 2001;48:5-16.

73. ICMR. Detection of antimicrobial resistance in comon gram negative and

gram positive bacteria encountered in infectious disease-an update.

ICMR Bulletin. 2009; 39(1):1-20.

74. Elliott T, Worthington T. Buku Mikrobiologi Kedokteran dan Infeksi. Edisi

4. Jakarta: Buku Kedokteran EGC;2013.

75. Clinical and Laboratory Standars Institute (CLSI). Performance standards

for antimicrobial susceptibility testing. Approved Standards-Twelfth

Edition. CLSI document M02-A11.Wayne, PA: CLSI; 2016.

Page 30: ISOLASI, IDENTIFIKASI DAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI BAKTERI

76. Priyanto Simarmata, Rumella, Sylvia L, Harmastini S. Isolasi mikroba

endofitik dari tanaman obat sambung nyawa (Gynura procumbens) dan

analisis potensinya sebagai antimikroba. Berk Penel Hayati. 2007; 13: 85-

90.

77. Priharta AAYD. Isolasi dan identifikasi bakteri endofit dalam batang

tanaman Artemisia annua L. yang diuji potensi antibakterinya terhadap

Escherichia coli dan Staphylococcus aureus.[Skripsi] Yogyakarta. USD;

2008.

78. Waluyo L. Mikrobiologi Umum. Malang: Universitas Muhammadiyah;

2004

79. Tchaou WS, et al. Inhibition of pure cultures of oral bacteria by root canal

filling materials. Pediatric Dentistry. 1996;18(7): 444-449.

80. Toy TSS, Lampus BS, Hutagalung BSP. Uji Daya Hambat Ekstrak

Rumput Laut Gracilaria Sp Terhadap Pertumbuhan Bakteri

Staphylococcus Aureus. E-GigI. 2015;3(1):1-7.

81. Hallmannn J, Quadt-Hallmannn A, Mahaffee WF, Kloepper JW.. Bacterial

endophytes in agricultural crops. Can J Microbiol. 1997; 43:895-914

82. Bacon CW, Hinton DM.. Bacterial endophytes: the endophytic niche, its

occupants, and its utility. Di dalam: Gnanamanickam SS, editor, Plant-

Associated Bacteria. Netherland : Springer. 2006

83. Sulistiyani TR. Keragaman bakteri endofit tanaman kunyit putih (Curcuma

zedoaria) dan toksisitasnya terhadap embrio ikan zebra. [Tesis]. Bogor:

Institut Pertanian Bogor. 2014

84. Kumala S, Siswanto EB. Isolation and screening of endophytic microbes

from Morinda citrifolia and their ubility to produce antimicrobial subtances.

Microbiology Indonesia. 2007;1: 145-148

85. Sari WE. Aktivitas antihipertensi aktinomiset endofit asal tanaman

pegagan dan belimbing wuluh [skripsi]. Bogor (ID): Fakultas Matematika

dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor, 2011.

Page 31: ISOLASI, IDENTIFIKASI DAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI BAKTERI

86. Radji, M. Peranan bioteknologi dan mikroba endofit dalam

pengembangan obat herbal. Pharmaceutical Sciences and Research,

2012; 2(3):113-126

87. Strobel, GA. Microbial gifts from rain forests. Canadian Journal of Plant

Pathology, 2002; 24(1):4-20.

88. Sunariasih, Linda NP, Suada IK, Suniti NW. Identifikasi jamur endofit dari

biji padi dan uji daya hambatnya terhadap Pyricularia oryzae Cav.

Denpasar. E-jurnal ageoteknologi tropika 2014;3(2).

89. Tan RX, Zou WX.. Endophtyes: a rich source of functional metabolites.

Nat Prod Rep; 2001;18: 4483459

90. Hanif, Andini, Bonny P, Wahyu S, Munif A. Seleksi Bakteri Endofit

Penghasil Senyawa Metabolit untuk Pengendalian Cendawan Patogen

Terbawa Benih Jagung. Jurnal Fitopatologi Indonesia. 2017;12(5)149

91. Elita A, Saryono S, Jose C. Penentuan waktu optimum produksi

antimikroba dan uji fitokimia ekstrak kasar fermentasi bakteri endofit

Pseudomonas sp. dari umbi tanaman dahlia (Dahlia variabilis). Jurnal

Indonesian Chemia Acta, 2013;3(2):56-62.

92. Halim, Jasril, Saryono. Optimalisasi produksi senyawa metabolit

sekunder dari pseudomonas sp. Endofit tanaman dahlia (Dahlia

variabilis). Jurnal indonesian chemia acta, 2014, 5.1: 8-14.

93. Turk FM. Saponins versus plant fungal pathogens, Journal of Cell and

Molecular Biology. 2006; 5:13-17.

94. Cowan M. Plant products as antimicrobial agents, Clinical microbiology

reviews. 1999;12(4) 564‐82