jtptiain gdl risdafitri 6194 1 skripsi p

Upload: dimansc

Post on 02-Mar-2016

77 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

  • EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN MATERI POKOK

    SISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA

    MELALUI KOMBINASI MODEL NUMBERED HEADS

    TOGETHER DAN MIND MAPPING DI SMP

    MUHAMMADIYAH 08 MIJEN SEMARANG

    SKRIPSI

    Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi SyaratMemperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Ilmu Tarbiyah

    Jurusan Tadris Biologi

    Disusun Oleh:

    RISDA FITRI INDRIYANI063811033

    FAKULTAS TARBIYAH

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

    SEMARANG

    2010

  • ABSTRAK

    Risda Fitri Indriyani (NIM. 063811033). Efektifitas Pembelajaran Materi PokokSistem Peredaran Darah Melalui Kombinasi Model Numbered Heads Together(NHT) Dan Mind Mapping Di SMP Muhammadiyah 08 Mijen Semarang. Skripsi.Semarang: Program Strata 1 Jurusan Pendidikan Biologi IAIN Walisongo, 2011.

    Melalui kegiatan observasi yang dilaksanakan pada bulan April hinggaMei 2010, diketahui pembelajaran di SMP Muhammadiyah 08 Mijen Semarangmenggunakan metode ceramah yang diselingi tanya jawab, diskusi dan pemberiantugas tanpa danya kontrol akan tugas tersebut sehingga pembelajaran cenderungberpusat pada guru.

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penerapan pembelajarandengan kombinasi Model Numbered Heads Together (NHT) dan Mind Mappingdapat meningkatkan hasil belajar biologi peserta didik SMP Muhammadiyah 08Mijen Semarangf serta untuk mengetahui persepsi peserta didik akan pembelajarandengan menggunakan pendekatan kombinasi Model Numbered Heads Together(NHT) dan Mind Mapping. Jenis Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif..

    Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 08 Mijen Semarangpada bulan Septemper-Oktober 2010. Subjek penelitian ini adalah peserta didikkelas VIII C dan VIII D SMP Muhammadiyah 08 Mijen Semarang yangberjumlah 68 orang. Data penelitian ini berupa hasil belajar peserta didik.

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar peserta didik pada nilaipostes kelas eksperimen menunjukkan peningkatan jika dibandingkan dengan nilaipretes kelas eksperimen. Peningkatan persentase masing-masing indikator yaituindikator Attention sebesar 7,82% Relevance 3,60%, Confidence 12,13%, danSatisfaction 7,10% Skor hasil belajar rata-rata angket sebelum tindakan 2,90meningkat menjadi 11,01setelah pelaksanaan tindakan. Rerata kelas dari hasilevaluasi di setiap kuis juga mengalami peningkatan, pada prites eksperimensebesar 56,00 dan hasil belajar pada prites kontrol sebesar 60,47 denganpeningkatan sebesar 7,69. Ketuntasan belajar secara klasikal pada posteseksperimen 87,09 sebesar 70,96% dan pada postes kontrol meningkat menjadi79,53 sebesar 93,54% Jadi, ketuntasan belajar mengalami peningkatan sebesar40,58%serta melalui hasil angket dan observasi menunjukkan persepsi pesertadidik terhadap pembelajaran dengan kombinasi Model Numbered Heads Together(NHT) dan Mind Mapping cukup baik serta lebih disukai peserta didik karenapeserta didik merasa lebih percaya diri dalam berpendapat akan materi terkait.

    Hasil penelitian menunjukkan pembelajaran dengan kombinasi ModelNumbered Heads Together (NHT) dan Mind Mapping lebih disukai peserta didiksehingga diharapkan guru dapat menerapkan kombinasi Model Numbered HeadsTogether (NHT) dan Mind Mapping sebagai variasi dalam pembelajaran Biologi.Keterbatasan penelitian yang hanya menerapkan kombinasi Model NumberedHeads Together (NHT) dan Mind Mapping pada materi Sistem Peredaran darahpada manusia dengan waktu penelitian yang cukup singkat, maka diharapkan dapatdilakukan penelitian lanjutan pada materi yang lain.

  • KEMENTERIAN AGAMAINSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

    FAKULTAS TARBIYAHAlamat: Prof. Dr. Hamka Kampus II Telp. 7601295 Fak. 7615387 Semarang

    PERSETUJUAN PEMBIMBING

    Semarang, 6 Desember 2010Lamp : 4 (Empat) EksemplarHal : Naskah Skripsi Kepada Yth.

    An. Sdr. Risda Fitri Indriyani Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo

    di Semarang

    Assalamualaikum Wr. Wb

    Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama inisaya kirim naskah skripsi saudari:

    Nama : Risda Fitri IndriyaniNIM : 063811033Judul : EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN MATERI POKOK

    SISTEM PEREDARAN DARAH MELALUIKOMBINASI MODEL NUMBERED HEADSTOGETHER (NHT) DAN MIND MAPPING DI SMPMUHAMMADIYAH 08 MIJEN SEMARANG

    Dengan ini saya mohon kiranya skripsi saudari tersebut dapatdimunaqosahkan.

    Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.

    Wassalamualaikum Wr. Wb.

  • MOTTO

    t yur/ 3 s9$BNuq yJ 9$#$tBurF{ $#$Y Hsdm ZiB4b ) 9s;M t Uy5Qq s)j9

    cr 3 xtG tdan Dia telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang di bumi

    semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu

    benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir. (Al-

    Jatsiyah :13)

  • PERSEMBAHAN

    Dalam perjuangan mengarungi samudra illahi tanpa batas, dengan segala

    kerendahan hati, kupersembahkan karya tulis sederhana ini kepada orang-orang

    yang telah memberi arti dalam hidupku.

    1. Ayahanda Mashudi S.Ag dan Ibunda Sri Mulyani WS, yang senantiasa ikhlas

    mendidikku,

    2. Ayah mertua H. Abdus Syakur dan Ibu Hj. Istimak, yang senantiasa ikhlas

    memberikan motivasi,

    3. Suami tercinta Abdul Muflih, yang selalu ikhlas dan sabar mendampingi dalam

    pembuatan skripsi ini.

    4. Bintang kecilku Ibnu Abdillah Ummami(alm) sebagai sumber inspirasiku,

    5. Adik-adikku tersayang (Afif, Danie, Miyung) serta keponakan kecilku (Mb

    Aya, De Mila dan De Wildan) yang selalu memberikan keceriaan,

    6. Temen senasib seperjuangan ( Cenus, Idoet, N-Fies, Milla, Budi, Tafiet dan

    Sukron) yang selalu ada dalam suka dan duka,

    7. Bolo-bolone Koplenk ar-Risdha (Blank-on, Raja Kamso, Gareng, Monyos,

    Pedot, Katrem, Aconk dan Metafisis_isme) yang selalu menghiburku,

    8. My Scooter Love, trims selalu mengantarku menjelajahi siang dan malam,

    9. Teman-teman Tadris Biologi spesial 2006 yang kompak selalu,

    10. Best friend in Hijau Hitam yang memberikan solusi-solusi, serta

    11. Semua yang ada saat aku ada.

  • DEKLARASI

    Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa skripsi

    ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan.

    Demikian juga skripsi ini tidak berisi satu pun pikiran-pikiran orang lain, kecuali

    informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan sebagai bahan rujukan.

    Semarang, 06 Desember 2010

    Deklarator,

    Risda Fitri IndriyaniNIM. 063811033

  • KATA PENGANTAR

    Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

    melimpahkan segala rahmat, hidayah dan inayah-Nya sehingga penulisan skripsi

    ini dapat terselesaikan.

    Sholawat dan salam senantiasa terlimpahkan kepada beliau Nabi

    Muhammad SAW, beserta keluarganya, sahabat-sahabatnya serta orang-orang

    mukmin yang senantiasa mengikutinya.

    Dengan kerendahan hati, penulis sampaikan bahwa skripsi ini tidak

    mungkin terselesaikan tanpa adanya dukungan dan bantuan dari semua pihak.

    Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu.

    Adapun ucapan terima kasih secara khusus penulis sampaikan kepada:

    1. Sudjai, Dr. M. Ag., Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.

    2. Lianah, M.Pd, pembimbing satu yang telah berkenan memberikan bimbingan

    dan pengarahan dalam penulisan skripsi.

    3. Alis Asikin, M.A, pembimbing dua yang telah berkenan memberikan

    bimbingan dan pengarahan dalam penulisan skripsi.

    4. Andi Fadlan, S. Pd, M. Si., Wali Studi selama penulis menuntut ilmu di IAIN

    Walisongo Semarang.

    5. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang yang telah

    membekali ilmu pengetahuan dan keterampilan serta membantu kelancaran

    selama kuliah.

    6. Bapak Drs.Muh Ansori, Kepala SMP Muhammadiyah 8 Mijen Semarang,

    yang telah memberikan ijin untuk mengadakan penelitian.

    7. Ibu Eko sustiyani, S. Pd, Guru mata pelajaran biologi SMP Muhammadiyah 8

    Mijen Semarang, yang telah sabar memberikan pengarahan selama proses

    penelitian.

    8. Orang tua tercinta dan keluarga di Kendal yang senantiasa mendoakan dan

    mengarahkan, sehingga sekripsi ananda dapat terselesaikan.

    9. Keluarga besar mertua di Rembang yang selalu memberikan motivasi-

    motivasinya.

  • 10. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah membantu

    dalam menyelesaikan skripsi ini.

    Semoga jasa-jasa mereka mendapatkan balasan yang lebih baik dari Allah

    SWT. Demi sempurnanya skripsi ini, saran dan kritik sangat penulis harapkan.

    Mudah-mudahan skripsi ini dapat membawa manfaat, amin.

    Semarang, 06 Desember 2010

    Penulis,

    Risda Fitri IndriyaniNIM. 063811033

  • DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL......................................................................................................i

    HALAMAN ABSTRAK...............................................................................................ii

    PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................................................... iii

    PENGESAHAN PENGUJI...........................................................................................iv

    MOTTO..........................................................................................................................v

    PERSEMBAHAN..........................................................................................................vi

    PERNYATAAN...........................................................................................................vii

    KATA PENGANTAR.................................................................................................viii

    DAFTAR ISI..................................................................................................................x

    DAFTAR GAMBAR............ ......................................................................................xiii

    DAFTAR TABEL............ ...........................................................................................xiv

    DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................................xv

    BAB I : PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah........................................................................1

    B. Identifikasi Masalah.............................................................................. 4

    C. Penegasan Istilah....................................................................................5

    D. Pembatasan Masalah..............................................................................8

    E. Rumusan Masalah..................................................................................8

    F. Manfaat Penelitian.................................................................................8

    BAB II : LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

    A. Landasan teori.......................................................................................10

    1. Belajar.............................................................................................10

    a.Ciri-ciri Belajar............................................................................11

    b.Prinsip-prinsip Belajar.................................................................12

    c.Unsur-unsur dalam belajar...........................................................13

    2. Hasil Belajar....................................................................................13

    a.Faktor-faktor yang mempengarui hasil belajar............................16

  • b.Indikato-indikator hasil belajar....................................................16

    3. Pembelajaran Biologi......................................................................19

    a.Fungsi pembelajaran biologi........................................................20

    b.Tujuan Pembelajarn biologi.........................................................20

    4. Pengertian Pembelajaran Cooperative Learning.............................21

    a.Ciri pembelajaran kooperatif........................................................24

    b. Tujuan pembelajarn kooperatif...................................................24

    c. Unsur dalam pembelajarn kooperatif..........................................25

    d. Langkah pembelajaran kooperatif...............................................25

    5. Model Pembelajaran Numbered Heads Togetheer.........................25

    6. Metede Mind Mapping....................................................................27

    7. Materi Sistem Peredaran Darah pada Manusia...............................28

    a.Pengetian sistem peredarn darah..................................................28

    b.Fungsi sistem peredaran darah.....................................................29

    c.Darah............................................................................................29

    d.Golongan Darah...........................................................................33

    e.Alat peredarn darah......................................................................34

    f. Macam peredarn darah.................................................................36

    g.Gangguan pada sistem sirkulasi...................................................38

    B. Kajian Penelitian yang Relevan............................................................39

    C. Kerangka Berpikir.................................................................................40

    D. Hipotesis Penelitian..............................................................................43

    BAB III: METODE PENELITIAN

    A. Tujuan Penelitian..................................................................................44

    B. Waktu dan Tempat Penelitian ...........................................................44

    C. Variabel penelitian................................................................................45

    D. Metode penelitian.................................................................................45

    E. Metode penentuan obyek......................................................................47

    F. Teknik pengumpulan data.....................................................................47

    G. Teknik analisis data...............................................................................48

  • BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Deskripsi dan hasil penelitian..................................................................55

    B. Pengujian hipotesis..................................................................................55

    a. Analisis validitas tes.............................................................................55

    b. Analisis Reabilitas................................................................................56

    c.Analisis indek kesukaran.......................................................................56

    d. Analisis daya beda................................................................................57

    C. Pembahasan hasil penelitian....................................................................62

    D. Keterbatasan penelitian............................................................................63

    BAB V : KESIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP

    A. Kesimpulan.........................................................................................65

    B. Saran...................................................................................................65

    C. Penutup...............................................................................................65

    DAFTAR KEPUSTAKAAN

    LAMPIRAN-LAMPIRAN

  • DAFTAR GAMBAR

    1. Gambar 2.1. : Struktur hipotesis.............................................................19

    2. Gambar 2.2. : Sel darah merah................................................................31

    3. Gambar 2.3. : Sel darh putih...................................................................32

    4. Gambar 2.4. : Keping darah....................................................................33

    5. Gambar 2.5. : Plasma darah...................................................................34

    6. Gambar 2.7. : Alat peredaran darah.......................................................36

    7. Gambar 2.8. : Peredaran darah besar.....................................................40

    8. Gambar 2.9. : Bagan kerangka berfikir pembelajaran kombinasi.........44

    9. Gambar 3.1. : Pretes-postes control group design.................................46

  • DAFTAR TABEL DAN DIGRAM

    1. Tabel 2.1. Perbandingan arteri dan vena...........................................................38

    2. Tabel 3.1. Perincian waktu penelitian...............................................................45

    3. Tabel 4.1. Prosentase kesukaran butir soal.......................................................57

    4. Tabel 4.2. Prosentase daya beda butir soal.......................................................58

    5. Diagram 4.1 Prosentase kesukaran butir soal...................................................58

    6. Diagram 4.2 Prosentase daya beda butir soal...58

  • DAFTAR LAMPIRAN

    1. Daftar nama kelas uji coba

    2. Daftar nama kelas eksperimen

    3. Daftar nama kelas kontrol

    4. Nilai pretes kelas eksperimen dan control

    5. Nilai postes kelas eksperimen dan control

    6. Hasil anlisis uji coba soal

    7. Perhitungan validitas tes

    8. Perhitungan Reabilitas tes

    9. Perhitungan tingkat kesukaran soal

    10. Perhitungan daya pembeda soal

    11. Uji normalitas nilai pre tes kelas eksperimen

    12. Uji normalitas nilai pre tes kelas kontrol

    13. Homogenitas dengan uji Barlett

    14. Uji kesamaan dua variant data pre tes kelas ekperimen dan kontrol

    15. Perbedaan dua rata-rata pre test antara kelompok eksperimen dan

    kontrol

    16. Uji normalitas nilai post test kelas eksperimen

    17. Uji normalitas nilai post test kelas kontrol

    18. Uji homogenitas dengan uji Barlett

    19. Uji kesamaan dua variant data post tes kelas ekperimen dan kontrol

    20. Uji perbedaan dua rata-rata hasil belajar antara kelompok

    eksperimen dan kontrol

    21. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran kelas kontrol

    22. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran kelas eksperimen

    23. Kisi-kisi soal uji coba

    24. Lembar soal uji coba

    25. Lembar jawab soal uji coba

    26. Lembar kuis 1

    27. Lembar kuis 2

  • 28. Lembar jawab soal kuis 1 dan kuis 2

    29. Soal pre test

    30. Soal post test

    31. Lembar jawab soal pri test dan post tes

    32. Daftar guru mata pelajaran

    33. Denah ruang SMP Muhammadiyah 8 Mijen Semarang

    34. Sejarah singkat SMP Muhammadiyah 08 Mijen Semarang

    35. Surat Penunjukan Pembimbing

    36. Surat Izin Riset

    37. Surat Pengesahan dari Sekolah

    38. Surat keterangan bebas kuliah

  • BAB I

    A. Latar Belakang Masalah

    Ilmu pengetahuan alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu

    tentang fenomena alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya

    penguasaan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja

    tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pada tingkat SMP, Biologi

    dipandang penting untuk diajarkan sebagai mata pelajaran tersendiri dengan

    beberapa pertimbangan. Pertama, selain memberikan bekal ilmu kepada

    peserta didik, mata pelajaran Biologi dimaksudkan untuk menumbuhkan

    kemampuan berfikir yang berguna untuk memecahkan masalah dalam

    kehidupan sehari-hari. Kedua, mata pelajaran Biologi perlu diajarkan untuk

    tujuan yang lebih khusus. Yaitu membekali peserta didik pengetahuan,

    pemahaman, dan sejumlah pengetahuan yang dipersyaratkan untuk memasuki

    jenjang pendidikan yang lebih tinggi serta mengembangkan ilmu dan

    teknologi. Pembelajaran Biologi dilaksanakan secara inkuiri ilmiah untuk

    menumbuhkan kemampuan berfikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta

    berkomunikasi sebagai salah satu aspek penting kecakapan hidup.

    Ungkapan di atas sejalan dengan UU nomor: 20 Tahun 2003 pasal 3

    bahwa tujuan pendidikan nasional untuk mewujudkan suasana belajar dan

    proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

    dirinya, memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

    kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

    dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara1.

    Kenyataan lapangan pembelajaran biologi sekolah sejauh ini masih

    didominasi oleh pembelajaran langsung dengan menggunakan metode

    ekspositori. Peserta didik diposisikan sebagai obyek yang sering di anggap

    tidak tahu atau belum tahu apa-apa. Sedangkan posisi guru sebagai centered

    learning yang mempunyai pengetahuan, guru ceramah dan menggurui, otoritas

    1 Kardiyat Wiharyanto. Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta : Sahabat Setia, 2005,hlm: 30.

    1

  • 2tertinggi adalah guru. Banyak peserta didik yang kurang aktif dalam mengikuti

    pembelajaran biologi karena selama ini metode pembelajaran yang digunakan

    oleh guru masih menggunakan metode ekspositori. Hal itu sangat

    bertentangan dengan makna belajar sendiri sebagaimana diungkapkan oleh

    George Polya bahwa belajar adalah serangkaian proses heuristic yang meliputi

    understand the problem, devise a plan, carry out the plan, dan look back.2

    Menghadapi peserta didik dengan berbagai pribadi dan beragam

    kesulitan belajar, menuntut guru untuk memilih metode yang tepat untuk

    menyampaikan materi sesuai dengan perbedaan kemampuan otak peserta

    didik dan berusaha keras di dalam menjelaskan permasalahan dan menyajikan

    kata-kata dengan ungkapan yang jelas dan dapat dipahami sesuai dengan

    tingkatan para peserta didiknya, hal ini diterapkan oleh Rasulullah dalam

    mengajar para sahabat yang terdapat dalam hadis diantaranya yang

    diriwayatkan oleh al-Bukhari di dalam shahihnya dari Ali bin Abi Thalib r.a

    dia berkata:

    ???????????????????????????????????????????????????????????????????????Hendaklah berbicara kepada manusia sesuai dengan yang merekaketahui; apakah kalian mau Allah dan Rasul-Nya didustakan? 3

    Guru adalah orang yang sangat berperan dalam mengatur alur skenario

    pembelajaran yang akan berlangsung di dalam kelas dengan berbagai

    kepribadian dan kemampuan peserta didik yang beraneka ragam, E. Mulyasa

    menjelaskan bahwa:4

    Tugas guru dalam pembelajaran tidak terbatas pada penyampaian

    informasi kepada peserta didik. Sesuai kemajuan dan tuntutan zaman, guru

    harus memiliki kemampuan untuk memahami peserta didik dengan berbagai

    keunikannya agar mampu membantu mereka dalam menghadapi kesulitan

    belajar. Dalam pada itu, guru dituntut memahami berbagai model

    2Gatot Muhsetyo, dkk, Materi Pokok Pembelajaran Biologi SD, (Jakarta: Universitasterbuka, 2008), Cet. 2, hlm.18.

    3 Imam Abi Abdillah Muhammad ibn Ismail ibn Ibrahim ibn al-Maghirah Bardizbah al-Bukhari al-Jafi, Shahih al-Bukhari, Beirut Libanon: Darul Kitab al-Alamiah, 1992, hlm. 42

    4 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional,( Bandung : Remaja Rosdakarya, 2008) Hal.21.

  • 3pembelajaran yang efektif agar dapat membimbing peserta didik dengan

    optimal.

    Untuk mewujudkan pemahaman konsep dan meningkatkan hasil

    belajar peserta didik diperlukan suatu terobosan baru diantaranya yaitu

    pemilihan model pembelajaran yang tepat sesuai dengan materi yang akan

    diajarkan dan kondisi mental peserta didiknya karena model pembelajaran,

    dirasakan mempunyai peran strategis dalam upaya mendongkrak keberhasilan

    proses belajar mengajar. Karena model pembelajaran bergerak melihat kondisi

    kebutuhan peserta didiknya sehingga guru diharapkan mampu menyampaikan

    materi dengan tepat tanpa mengakibatkan peserta didik mengalami kebosanan.

    Namun sebaliknya, peserta didik diharapkan dapat tertarik dan terus tertarik

    mengikuti pelajaran, dengan keingintahuan yang berkelanjutan. Berbagai

    model pembelajaran yang telah dikembangkan secara intensif melalui

    berbagai penelitian, tujuannya untuk meningkatkan kerjasama akademik antar

    peserta didik, membentuk hubungan positif, mengembangkan rasa percaya

    diri, serta meningkatkan kemampuan akademik melalui aktifitas individu

    maupun kelompok..5

    Pada model Numbered Heads Together (NHT) siswa dilatih untuk

    aktif dalam kegiatan pembelajaran, berani mengungkapkan pendapat,

    memberikan informasi, menerima informasi dan adanya kerja sama dalam

    suatu kelompok belajar. Guru berperan dalam memantau jalannya

    pembelajaran dengan memberikan bimbingan kepada kelompok atau individu

    yang mengalami kesulitan.

    Mind Mapping (Peta pikiran) adalah cara mempelajari suatu konsep

    dengan merujuk pada metode pemprosesan informasi mengacu pada konsep.6

    Pada peta pikiran siswa dapat menuangkan hasil belajar yang diperoleh dari

    kegiatan pembelajaran sehingga siswa dapat mengetahui tema utama, hal-hal

    penting dari tema utama, pengembangan dari setiap hal penting tersebut dan

    mencari hubungan antara setiap hal. Selain itu dalam membuat peta pikiran

    5 http://www.edubenchmark.com/menguak-pentingnya-model-pembelajaran.htlm6 Tony Buzan, Brain Chil, ( Jakarta: Gramedia Pustaka,2007 ), hlm 71

  • 4juga menggunakan variasi warna, gambar dan symbol sehingga dapat

    meningkatkan kreatifitas dan daya imajinasi siswa dalam menuangkan

    informasi yang diperolehnya.

    Dengan pembelajaran model Numbered Heads Together dan Mind

    Mapping, guru dapat mengetahui kemampuan siswa dalam memahami materi

    pelajaran. Model Numbered Heads Together merupakan salah satu metode

    kooperatif sehingga siswa dapat belajar dan bekerja sama dengan siswa lain.

    Siswa akan semakin aktif dengan membuat peta pikiran berdasarkan

    pengetahuan yang diterima dari kegiatan pembelajaran dengan hubungan

    konsep utama dengan sub-sub konsepnya. Pembelajaran kooperatif model

    NHT dan MIND MAPPING dapat diharapkan dapat meningkatkan

    pemahaman dan hasil belajar serta aktifitas siswa, selain itu dengan MIND

    MAPPING diharapkan dapat meningkatkan kreatifitas dan daya imajinasi

    siswa serta mempermudah penerapan model NHT.

    Berdasarkan uraian di atas, penulis terdorong untuk melakukan

    penelitian dalam bentuk penelitian kuantitatif yang berjudul efektifitas

    pembelajaran materi pokok sistem peredaran darah melalui kombinasi model

    numbered heads together (NHT) dan mind mapping di SMP Muhammadiyah

    08 Mijen Semarang Tahun Pelajaran 2010/2011.

    B. Identifikasi Masalah

    Dari pemaparan masalah di atas, dapat diidentifikasi masalah bahwa

    peserta didik pada umumnya masih mengalami kesulitan dalam memahami

    materi pokok sistem peredaran darah manusia sehingga hasil belajar peserta

    didik dalam menyelesaikan soal yang berkaitan dengan Sistem peredaran

    darah manusia untuk mata pelajaran biologi masih tergolong rendah, salah

    satu penyebabnya dipengaruhi oleh model pembelajaran yang digunakan guru

    masih menggunakan model pembelajaran langsung dengan menggunakan

    metode ekspositori. Oleh karena itu, diterapkan kombinasi model

    pembelajaran Numbered Heads Together dan Mind Mapping sebagai alternatif

    model pembelajaran untuk meningkatkan output peserta didik. Karena

  • 5diterapkan kombinasi model pembelajaran baru yaitu Heads Together dan

    Mind Mapping maka adakah perbedaan hasil belajar peserta didik pada materi

    pokok Sistem peredaran darah manusia dengan menggunakan model

    pembelajaran langsung (metode ekspositori) dibandingkan dengan

    menggunakan kombinasi model pembelajaran Numbered Heads Together dan

    Mind Mapping. Dengan adanya perbedaan tersebut akan memperlihatkan

    keefektifan model tersebut.

    C. Penegasan Istilah

    Untuk menghindari kesalahpahaman dalam memahami judul di atas

    dan demi menghindari dari bermacam-macam penafsiran, maka penulis

    memberikan penjelasan tentang pengertian beberapa kata yang tercantum

    dalam judul sehingga diketahui arti dan makna dalam pembelajaran yang

    diadakan.

    1. Efektivitas

    Keefektifan berasal dari kata efektif yang berarti dapat membawa

    hasil guna (untuk usaha, tindakan).7 Sedangkan efektivitas pengajaran

    adalah tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan pengajaran yang

    ditetapkan.8 Jadi efektivitas merupakan usaha untuk dapat mencapai

    sasaran yang telah ditetapkan sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan

    untuk memperoleh hasil yang maksimal.

    Efektivitas dalam penelitian ini diukur secara statistik dengan

    menunjukkan perbedaan yang signifikan antara rata-rata hasil belajar

    biologi peserta didik yang menggunakan kombinasi model pembelajaran

    NHT dan Mind Mapping dengan rata-rata hasil belajar biologi peserta

    didik yang menggunakan model pembelajaran langsung dengan metode

    ekspositori.

    2. Pembelajaran

    7Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: BalaiPustaka, 2002), hlm. 250.

    8St. Vembriarto, dkk., Kamus Pendidikan, (Jakarta: Grasindo, 1994), hlm. 17.

  • 6Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru

    sedemikian rupa, sehingga tingkah laku siswa berubah ke arah yang lebih

    baik.9 Pembelajaran merupakan upaya pendidik untuk membantu peserta

    didik melakukan kegiatan belajar agar terwujud efisiensi dan efektivitas

    kegiatan belajar yang dilakukan peserta didik.10 Pembelajaran yang

    dimaksud dalam penelitian ini adalah proses pemberian suatu materi

    pelajaran agar siswa lebih aktif dan hasil belajar dapat meningkat.

    3. Materi Pokok Sistem Peredaran Darah

    Sistem peredaran darah pada manusia adalah sistem transport yang

    mengalirkan darah dari jantung ke seluruh tubuh manusia11. Sistem

    Peredaran Darah Pada Manusia merupakan salah satu materi dalam KTSP

    (kurikulum tingkat satuan pendidikan) untuk mata pelajaran Biologi yang

    di pelajari peserta didik kelas VIII di tingkat SLTP atau sejenisnya

    Sistem peredaran darah terdiri atas jantung, pembuluh darah dan

    saluran limfe. Jantung merupakan organ pemompa yang besar yang

    memelihara peredaran melalui seluruh tubuh.

    4. Model NHT

    Menurut Speaker Kagan teknik ini memberikan kesempatan

    kepada siswa untuk saling membagi ide-ide dan mempertimbangkan

    jawaban yang paling tepat. Selain itu, teknik ini juga dapat mendorong

    siswa untuk meningkatkan semangat kerja mereka. Jadi model

    pembelajaran NHT mengacu pada suatu cara untuk mempelajari dan

    memahami suatu konsep dalam suatu kelompok12.

    Inti dari kegiatan NHT adalah :

    a) Mengajar : Guru mempresentasikan materi pembelajaran.

    b) Belajar dalam tim : Siswa belajar melalui kegiatan kerja dalam

    kelompok/tim mereka, untuk menuntaskan materi pelajaran.

    9 M Darsono, A Sugandi, Martensi, Belajar dan Pembelajaran, (Semarang, IKIPSemarang Press,2001)

    10 Isjono, Efektivitas Pembelajaran Kelompok,( Bandung,Alfabeta,2007)11 Purwoko,et.al.,IPA Terpadu SMP Kelas VIII, (Ghalia Indonesia printing : Pustaka

    nasional,2009),hlm.54-68.12 Anita,Lie, Cooperative Learning, Jakarta, PT Gramedia, 2007,hlm59-60

  • 7c) Pemberian kuis: Siswa mengerjakan pertanyaan secara kelompok

    d) Penghargaan: Pemberian penghargaan kepada siswa yang berprestasi

    dan tim/kelompok yang memperoleh skor tinggi dalam kuis13.

    5. Mind Mapping

    Mind Mapping (Peta pikiran) adalah ekspresi alamiah dari cara

    kerja otak manusia.14 Pada peta pikiran siswa dapat menuangkan hasil

    belajar yang diperoleh dari kegiatan pembelajaran sehingga siswa dapat

    mengetahui tema utama, hal-hal penting dari tema utama, pengembangan

    dari setiap hal penting tersebut dan mencari hubungan antara setiap hal.

    Selain itu dalam membuat peta pikiran juga menggunakan variasi warna,

    gambar dan symbol sehingga dapat meningkatkan kreatifitas dan daya

    imajinasi siswa dalam menuangkan informasi yang diperolehnya. Peta

    pikiran menggambarkan tema utama sebagai titik sentral / tengah dan

    cabang-cabangnya sebagaimana turunan yang keluar dari titik tengah

    tersebut dan mencari hubungan antara tema turunan.

    Pemetaan pikiran merupakan cara kreatif bagi tiap siswa untuk

    menghasilkan gagasan, mencatat apa yang di pelajari, atau merencanakan

    tugas baru. Meminta siswa untuk membuat peta pikiran memungkinkan

    siswa untuk mengidentifikasi dengan jelas dan kreatif apa yang telah

    mereka pelajari atau apa yang telah mereka rencanakan.15

    Langkah-langkah untuk membuat peta pikiran, yaitu:

    a) memilih suatu bahan bacaan.

    b) merupakan konsep-konsep yang relevan.

    c) mengelompokkan (mengusulkan konsep-konsep yang relevan).

    d) Menyusun konsep-konsep tersebut ke dalam bagan.

    13 Amin Suyitno, Pembelajaran Inovatif (Semarang: Fakultas Matematika danIPA,2009)hlm.19.

    14 Tony Buzan, Brain Child, (Jakarta: Gramedia Pustaka,2005 ), hlm 7115 Melvin, L, Silbermen, Active Learnin : 101 cara belajar siswa aktif , (Bandung,

    Nusamedia, 2009), hlm.200

  • 8e) Menghubungkan konsep-konsep itu dengan kata atau menggunakan

    kata penghubung.16

    D. Pembatasan Masalah

    Dalam penelitian ini, peneliti membatasi permasalahan yang akan

    diteliti, yaitu :

    1. Sasaran penelitian ini adalah siswa SMP Muhammadiyah 08 Mijen

    Semarang kelas VIII semester ganjil.

    2. Materi Yang Dipelajari Dalam Penelitian Ini Hanya Pada Sub Materi

    sistem peredaran darah pada manusia, sub pokok bahasan darah, alat-alat

    peredaran darah, penggolongan darah dan kelainan yang terjadi dalam

    sistem peredaran darah pada manusia.

    3. Hasil belajar yang di evaluasi hanya pada aspek kognitif tingkat

    pengenalan, pengetahuan dan pemahaman.

    E. Rumusan Masalah

    Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, rumusan masalah dalam

    penelitian ini adalah Apakah kombinasi model NHT dan Mind Mapping

    efektif dalam pembelajaran biologi materi pokok Sistem peredaran darah di

    SMP Muhammadiyah 08 Mijen Semarang ?

    F. Manfaat Penelitian

    Manfaat penelitian ini antara lain sebagai berikut.

    1. Bagi sekolah

    a. Sebagai bahan informasi untuk menentukan kebijakan-kebijakan

    (kurikulum) pembelajaran biologi. Bahan informasi bagi kepala

    sekolah dalam menentukan kurikulum biologi apakah sudah sesuai

    dengan standar kurikulum yang ditentukan oleh pemerintah.

    16 Trianto, mendesain model pembelajaran inovatif progresif, (Jakarta: Prestasi Pustaka,2007) hlm 160

  • 9b. Sebagai koreksi terhadap guru bidang studi yang bersangkutan.

    Koreksi dari kepala sekolah terhadap guru biologi apakah sudah

    memenuhi syarat sebagai pengajar yang profesional.

    2. Bagi guru biologi yang bersangkutan

    a. Meningkatkan kualitas dan profesionalitas guru biologi. Meningkatkan

    kemampuan bagaimana menjadi pengajar sekaligus pendidik dalam

    rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

    b. Bahan koreksi terhadap cara mengajar guru. Bahan koreksi agar guru

    dapat menerapkan metode yang tepat dalam menyampaikan materi

    pelajaran. Sehingga peserta didik dengan mudah menangkap materi

    pelajaran yang disampaikan.

    c. Meningkatkan keakraban antara guru dengan peserta didik. Suasana

    pembelajaran yang menyenangkan dan santai menjadikan peserta didik

    senang terhadap guru yang bersangkutan. Sehingga antara guru dan

    peserta didik terjalin komunikasi yang baik dan akrab.

    3. Bagi peserta peneliti

    a. Dapat menerapkan ilmu yang diperoleh di kampus pada dunia

    pendidikan (sekolah). Penelitian yang dilaksanakan penulis agar dapat

    dilaksanakan oleh peserta didik lain di sekolah yang dikehendaki.

    b. Memberi bekal agar peneliti sebagai calon guru biologi siap

    melaksanakan tugas di lapangan, sesuai dengan kebutuhan

    4. Bagi peserta didik kelas VIII

    a. Peserta didik merasa senang terhadap pelajaran biologi. Penerapan

    kombinasi model pembelajaran Numbered Heads Together dan Mind

    Mapping dilaksanakan agar peserta didik merasa senang dan santai

    selama pembelajaran biologi.

    b. Diharapkan dapat meningkatkan aktivitas belajar peserta didik.

    c. Diharapkan dapat memotivasi dan menjadi daya tarik peserta didik

    terhadap mata pelajaran Biologi.

  • 10

    d. Dapat menumbuhkan semangat kerjasama, karena dalam pembelajaran

    Cooperative learning tipe Numbered Head Together (NHT)

    keberhasilan individu merupakan tanggung jawab kelompok.

    e. Diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi

    pokok Sistem peredaran darah.

  • 11

    II BAB

    LANDASAN TEORI DAN HIPOTESISA. Landasan Teori

    1. Belajar

    Pencapaian tujuan pendidikan banyak tergantung pada bagaimana

    proses belajar peserta didik. Hampir semua ahli telah mencoba

    merumuskan dan membuat tafsiran tentang belajar. Seringkali pula

    perumusan dan tafsiran itu berbeda satu sama lain.

    Menurut Cronbach sebagaimana dikutip dalam Djamarah, learning

    is shown by change in behaviour as result of experience.17 (Belajar sebagai

    suatu aktivitas yang ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil

    dari pengalaman). Sedangkan Hutchinson dan Water, Learning is a

    mechanical process of habit formation and proceeds by meaning of the

    frequent reinforcement of a stimulus-response sequence.18 (Belajar

    adalah sebuah proses mekanik (aktivitas) dari bentuk kebiasaan dan

    dihasilkan oleh seringnya penguatan dari sebuah rangkaian stimulus dan

    respon). menurut Lyle E Bourne, JR. Bruce R.E kstran: Learning is any

    relatively permanent change in behaviour that is a result of past

    experience.19 (Belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif tetap

    yang merupakan hasil pengalaman dan latihan).

    Pengertian-pengertian di atas mengemukakan bahwa belajar bukan

    hanya suatu tujuan tetapi juga merupakan suatu proses atau aktivitas untuk

    menghasilkan perubahan tingkah laku. Aktivitas belajar inilah yang oleh

    Harold Spears dalam Achmad diartikan dengan learning is to observe, to

    read, to imitate, to try something them selves, to listen, to follow direction.

    (Belajar terdiri dari mengamati, membaca, meniru, mencoba sendiri

    17Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, ( Jakarta; Rineka Cipta, 2002), hlm. 13.18Tom Hutchinson dan Alan Waters, A Learning-Centred Approach, (Cambridge:

    Cambridge University Prss, 1987), hlm. 40.19 Mustaqim, Psikologi pendidikan,( Semarang : Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo,2001

  • 12

    sesuatu, mendengarkan, mengikuti arahan).20 Hal tersebut sejalan dengan

    ungkapan Ash-Shieddieqy dalam bukunya Al-Islam, belajar ialah berusaha

    menguasai ilmu pengetahuan, baik dengan cara bertanya, melihat dan

    mendengar.21

    Sebagaimana dalam Al-Quran banyak menunjukkan aktivitas

    belajar, di antaranya surat An-Nahl ayat 78:

    !$#urN 3 y_t z r&. `iBbq /N 3 F ygB&wcq J n= s?$\ x@yy_urN 3 s9yJ 9$#t | / F{$#urno yF{ $#ur N 3 =ys9cr 3 s?

    Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaantidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran,penglihatan dan hati agar kamu bersyukur(Q.S. An-Nahl: 78)22

    a. Ciri-ciri Belajar

    Dari beberapa rumusan pengertian belajar menurut para ahli

    pedadodig di atas, menurut Baharuddin dan Wahyuni dapat

    disimpulkan adanya beberapa ciri belajar sebagai berikut.

    (1) Belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku(change behaviour);

    (2) Perubahan prilaku relative permanent;(3) Perubahan perilaku tidak harus segera dapat diamati pada saat

    proses belajar sedang berlangsung, perubahan perilaku tersebutbersifat potensional;

    (4) Perubahan tingkah laku merupakan hasil latihan ataupengalaman; dan

    (5) Pengalaman atau latihan itu dapat memberi penguatan. 23

    20http://www.roelamzone.com/index.php?pilih=news&mod=yes&aksi=lihat&id=39,diakses 15 September 2009, pukul 21:00 WIB.

    21Teungku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy, Al-Islam, (Semarang: Pustaka Rizki Putra,2001), Cet. 2, hlm. 611.

    22Al-Quran dan Terjemahnya, (Jakarta: Yayasan Penyelenggara Penterjemah / PentafsirAl-Quran, 1971), hlm. 413. Pendengaran sebagai aktivitas mendengar, penglihatan sebagaiaktivitas mengamati dan hati untuk memahami. Quraisy Shibab dalam bukunya Tafsir al-MisbahVolume VII mengartikan kata af-idah sebagai daya nalar, yaitu potensi/kemampuan berpikir logisdengan kata lain akal. Dalam kamus Arab-Indonesia Al-Munawwir kata af-idah memilikipersamaaan kata dengan qolb yang berarti hati (akal). Dalam surat al-Arof ayat 179, qolb (akal)digunakan untuk memahami.

    23 Baharuddin dan Nur Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Ar-RuzzMedia group, 2008), hlm. 15-16.

  • 13

    b. Prinsip-prinsip Belajar

    Banyaknya teori dan prinsip-prinsip belajar yang di

    kemukakan oleh para ahli pedagogi, namun terdapat beberapa prinsip

    yang berlaku umum yang dapat dipakai sebagai dasar dalam upaya

    meningkatkan aktivitas pembelajaran. Menurut Dimyati dan Mudjiono

    dalam bukunya Belajar dan Pembelajaran setidaknya ada tujuh

    prinsip-prinsip belajar yang perlu diperhatikan, prinsip-prinsip tersebut

    di antaranya.

    1) Perhatian dan motivasiPerhatian mempunyai peranan penting dalam peranan

    belajar. Tanpa adanya perhatian tidak mungkin terjadinya belajar.Di samping perhatian, motivasi juga mempunyai peranan penting.Ia adalah tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan aktivitasseseorang. Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada pesertadidik apabila bahan pelajaran sesuai dengan kebutuhannya.Apabila bahan pelajaran itu dirasakan sebagai sesuatu yangdibutuhkan, diperlukan untuk belajar lebih lanjut dan akanmembangkitkan motivasi untuk mempelajarinya.

    2) KeaktifanBelajar hanya mungkin terjadi apabila anak aktif

    mengalami sendiri karena belajar menyangkut apa yang harusdikerjakan peserta didik untuk dirinya sendiri, maka inisiatif harusdatang dari peserta didik sendiri. Guru sekedar pembimbing danpengarah.

    3) Keterlibatan langsung atau pengalamanBelajar melalui pengalaman langsung peserta didik tidak

    sekedar mengamati secara langsung tetapi ia harus menghayati,terlibat langsung dalam perbuatan, dan bertanggung jawabterhadap hasilnya.

    4) PengulanganBelajar adalah melatih daya-daya yang ada pada manusia

    yang terdiri atas daya mengamat, menanggap, mengingat,mengkhayal, merasakan, berpikir, dan sebagainya. Denganmengadakan pengulangan maka daya-daya tersebut akanberkembang.

    5) TantanganSituasi belajar peserta didik menghadapi suatu tujuan yang

    ingin dicapai selalu terdapat hambatan yaitu mempelajari bahanbelajar, maka timbullah motif untuk mengatasi hambatan itu yaitudengan mempelajari bahan belajar tersebut. Apabila hambatan itutelah diatasi, artinya tujuan belajar telah tercapai, maka ia akanmasuk dalam medan baru dan tujuan baru, demikian seterusnya.

  • 14

    6) Balikan dan penguatanFormat sajian berupa tanya jawab, diskusi, eksperimen,

    metode penemuan, dan sebagainya merupakan cara belajarmengajar yang memungkinkan terjadinya balikan dan penguatan.Balikan yang segera diperoleh peserta didik setelah belajar melaluipenggunaan metode-metode ini akan membuat peserta didikterdorong untuk belajar lebih giat dan bersemangat.

    7) Perbedaan individualPerbedaan individual akan berpengaruh pada cara dan hasil

    belajar peserta didik. Karenanya, perbedaan individu perludiperhatikan oleh guru dalam upaya pembelajaran. 24

    c. Unsur-unsur Dalam Belajar

    Seperti halnya prinsip-prinsip belajar yang telah dijelaskan di

    atas, yang tidak kalah pentingnya dalam proses belajar untuk

    diperhatikan adalah unsur-unsur dalam belajar itu sendiri. sebagaimana

    unsur-unsur tersebut sudah tentu berpengaruh dalam kegiatan belajar

    dan hasil yang diperoleh. Menurut Oemar Hamalik unsur-unsur dalam

    perbuatan belajar atau proses belajar antara lain sebagai berikut.

    (1) Motivasi belajar, yakni dorongan untuk berbuat; (2) Bahan belajar, yakni materi yang dipelajari; (3) Alat bantu belajar, yakni alat yang digunakan untuk

    membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar; (4) Suasana belajar, yakni keadaan lingkungan fisik dan

    psikologis yang menunjang belajar; dan (5) Kondisi subjek belajar, yakni keadaan jasmani dan mental

    untuk melakukan kegiatan belajar. 25Beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan, belajar

    merupakan suatu usaha sadar dalam hal ini aktivitas individu untuk

    mencapai tujuan peningkatan diri atau perubahan diri melalui latihan-

    latihan, pengulangan-pengulangan dan perubahan yang terjadi bukan

    karena peristiwa kebetulan.

    2. Hasil Belajar

    Menurut kamus besar bahasa Indonesia, hasil belajar adalah

    sesuatu yang diadakan (dibuat, dijadikan) oleh usaha (pikiran)26. Hasil

    24 Dimyati dan Mudjiono, op. cit., hlm. 42-49.25 Oemar Hamalik, op. cit., hlm. 50-52.

  • 15

    belajar atau prestasi belajar berasal dari kata prestasi dan belajar.

    Prestasi merupakan hasil usaha yang diwujudkan dengan aktivitas yang

    sesuai dengan tujuan yang dikehendaki.27 Sedangkan belajar menurut

    Oemar Malik, belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan

    melalui pengalaman (learning is defined the modification or

    strenghthening of behaviour through experiencing)28. Menurutnya belajar

    adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi

    dengan lingkungannya29. Belajar umumnya ditafsirkan sebagai suatu

    proses perubahan tingkah laku peserta didik berkat interaksi antara

    individu dengan lingkungannya melalui proses latihan dan pengalaman.

    Belajar menurut Asri Budiningsih, belajar adalah suatu proses usaha yang

    dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku

    yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam

    interaksi dengan lingkungannya30. Sedangkan belajar menurut Mustofa

    Fahmi adalah aktivitas yang menghasilkan perubahan-perubahan tingkah

    laku dan pengalaman31.

    Untuk lebih memahami devinisi dari belajar, berikut ini disajikan

    beberapa pengertian belajar menurut para ahli :

    a. Menurut Hilgard dan Bower, dalam buku Theories of learning(1975),

    mengatakan bahwa belajar berhubungan dengan perubahan tingkah

    laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh

    pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi tersebut.

    b. Morgan dalam buku Introduction ti Psichology(1978),mengatakan

    bahwa belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam

    tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau

    pengalaman.

    26 Wjs. Poerwadarminta, loc.Cit,hlm.408.27 Anto Moeliono, dkk, Kamus Besar Bahas Indonesia, (Jakarta: Balai

    Pustaka,1988).hlm.28.28 Prof.Dr.Oemar Malik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara,2009)hlm.27.29 Ibid.hlm.28.30 Arif Budiningsih, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta,1995).hlm.30.31 Mustaqim, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2001).Cet.2.hlm.34.

  • 16

    c. Witherington dalam buku Educational Psychology, juga mengatakan

    bahwa belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang

    menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari pada reaksi yang berupa

    kecakapan, sikap, kepandaian, kebiasaan, atau suatu pengertian32.

    d. Nana Sudjana adalah kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah

    menerima pengalaman belajar33. Sedangkan menurut Dimyati, hasil

    belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak

    mengajar yang diakhiri adanya proses evaluasi hasil belajar34.

    e. Horward Kingsley membagi 3 hasil belajar 35:

    1) Keterampilan dan kebiasaan

    2) Pengetahuan dan pengertian

    3) Sikap dan cita-cita

    f. Gagne membagi lima kategori hasil belajar yakni :1) Informasi verbal (verbal information)2) Keterampilan intelektual (intelektual skill)3) Strategi kognitif( cognitive strategy)4) Attitude (sikap)5) Motor skill (keterampilan motoris). 36

    g. Jabir Abdul Hamid, dalam bukunya yang berjudul Siikuuluujiyyah at

    talum mendefinisikan bahwa :

    Dinamakan belajar dikarenakan karena adanya perubahantindakan atau penyesuaian tingkah laku melalui pengetahuan37.

    Dari beberapa definisi, dapat dikemukakan bahwa belajar adalah

    suatu proses perubahan tingkah laku yang dilakukan oleh seseorang

    32M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosda Karya,2000)hlm.84.

    33 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosda Karya,2002) hlm.22.

    34 Dimyati dan Mudjiono,Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta:Rineka Cipta,2002)hlm.3.35 Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru algensindo,

    2009) hlm.45.`36 Ibid37 Jabir Abdul Hamid, Siikuuluujiyyat at tallum, (Mesir : Nahdhot AL-Arabiyyah,1978),

    hlm.8.

  • 17

    melalui interaksi dengan lingkungan untuk memperoleh pengetahuan dan

    pengalaman yang baru.

    a. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar

    Hasil belajar yang dicapai peserta didik dipengaruhi oleh dua

    faktor :

    1) Faktor internal (faktor dari dalam diri peserta didik)

    Meliputi dua aspek, yaitu aspek fisiologis (yang bersifat

    jasmani) dan aspek psikologis (yang bersifat rohani).

    Aspek fisiologis yaitu kondisi umum jasmani peserta didik.

    Hal ini dapat mempengaruhi semangat peserta didik dalam

    mengikuti pelajaran, sehingga berpengaruh pada hasil belajar.

    Aspek psikologis yaitu kondisi umum kejiwaan atau

    kerohaniahan, yang dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas

    hasil belajar peserta didik. Diantara faktor-faktor rohaniah peserta

    didik adalah tingkat kecerdasan atau inteligensi peserta didik,

    sikap, bakat, minat dan motivasi peserta didik.

    2) Faktor eksternal (faktor dari luar diri peserta didik)

    Yaitu kondisi lingkungan disekitar peserta didik yaitu

    lingkungan sosial, seperti keluarga, guru, para staff administrasi

    dan teman sekelas peserta didik. Juga lingkungan non esensial

    seperti rumah, sekolah, alat-alat belajar dan waktu belajar yang

    digunakan38.

    b. Indikator-indikator hasil belajar

    Hasil belajar dapat dikatakan berhasil apabila telah mencapai

    tujuan pendidikan. Dimana tujuan pendidikan berdasarkan hasil belajar

    peserta didik secara umum dapat diklasifikasikan menjadi tiga , yakni :

    aspek kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotorik.

    38 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: RemajaRosda Karya,2006),hlm.132.

  • 18

    1) Aspek kognitif, yaitu segi kemampuan yang berkenaan dengan

    ingatan atau pengenalan terhadap pengetahuan dan informasi serta

    pengembangan ketrampilan intelektual.

    Bloom mengemukakan aspek kognitif terdiri dari enam

    kategori:

    a) Pengetahuan atau pengenalan

    Dalam hal ini peserta didik dituntut untuk dapat

    mengetahui atau mengenali adanya konsep fakta atau istilah-

    istilah lain.

    b) Pemahaman

    Dengan pemahaman peserta didik diminta untuk

    membuktikan bahwa ia memahami hubungan yang sederhana

    diantara fakta-fakta dan konsep.

    c) Penerapan atau aplikasi

    Penerapan atau aplikasi merupakan kemampuan peserta

    didik untuk menyeleksi atau memiliki konsep, hukum, dalil,

    gagasan dan cara secara tepat untuk diterapkan dalam situasi

    yang baru.

    d) Analisis

    Analisis merupakan kemampuan peserta didik untuk

    menganalisis suatu hubungan atau situasi yang kompleks atau

    konsep-konsep dasar.

    e) Sintesis

    Sintesis merupakan kemampuan peserta didik untuk

    menggabungkan unsur-unsur pokok ke dalam struktur yang

    baru.

    f) Evaluasi

    Evaluasi merupakan kemampuan peserta didik untuk

    mampu mengevaluasi situasi, keadaan, pernyataan atau konsep

  • 19

    berdasarkan suatu kriteria tertentu39. Dan dapat

    digambar pada gambar 2.1.

    Gambar. 2.1 Struktur hipotesis menurut Bloom40 :

    2) Ranah afektif

    berkenaan dengan sikap yang terdiri dari 5 aspek yaitu

    penerimaan, jawaban atas reaksi, penilaian, organisasi dan

    internalisasi.

    3) Ranah psikomotorik, berkenaan dengan skills (keterampilan).41

    Keefektifan proses pembelajaran ditandai dengan ciri-ciri

    sebagai berikut.42

    a) Berhasil menghantarkan peserta didik mencapai tujuan-tujuan

    instruksional yang telah ditetapkan.

    39 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: BumiAksara,2007).Cet.7.hlm117-121.

    40 Ibid.hlm.121.41Catharina Tri Anni, dkk, Psikologi Belajar, (Semarang: UPT MKK UNNES, 2005),

    hlm. 7-10.42Agung Wicaksono, Efektifitas Pembelajaran, http://agungprudent.wordpress.com/2009

    /06/18/efektifitas-pembelajaran/, diakses 7 September 2009, pukul 20:21 WIB.

    Evaluasi

    Sintesis

    Analisis

    Aplikasi

    Pemahaman

    Ingatan

  • 20

    b) Memberikan pengalaman belajar atraktif, melibatkan peserta didik

    secara aktif sehingga menunjang pencapaian tujuan instruksional.

    c) Memiliki sarana-sarana yang menunjang proses belajar-mengajar.

    Berdasarkan ciri-ciri di atas pembelajaran dikatakan efektif jika

    usaha atau aktivitas yang dilakukan peserta didik dalam proses

    pembelajaran mempunyai ketepatan atau kesesuaian dengan tujuan

    yang telah ditentukan. Pencapaian tujuan tersebut ditandai dengan

    adanya penilaian setelah proses belajar mengajar berlangsung yang

    disebut dengan hasil belajar. Semakin baik hasil belajar yang dicapai

    peserta didik maka dapat dikatakan bahwa proses pembelajaran

    tersebut semakin efektif.

    Uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah

    nilai yang dicapai seseorang dengan kemampuan maksimal. Hasil

    belajar merupakan hal yang penting yang akan dijadikan sebagai tolak

    ukur keberhasilan peserta didik dalam belajar dan sejauh mana sistem

    pembelajaran

    3. Pembelajaran Biologi

    Biologi adalah ilmu yang mempelajari tentang makhluk hidup serta

    sistem dalam kehidupan.43

    Dalam aliran konstruktivisme memandang bahwa untuk belajar

    Biologi senantiasa membentuk pengertian sendiri. Menurut Atkinson,

    sebagaimana dikutip dalam Trianto, orang yang belajar tidak hanya meniru

    atau mencerminkan apa yang diajarkan atau dibaca, melainkan membentuk

    pengertian sendiri.

    Berdasarkan pembahasan tentang konstruktivisme dalam biologi,

    tampaklah bahwa peserta didik yang belajar harus berperan secara aktif

    membentuk pengetahuan atau pengertian biologi jadi bukan hanya

    menerima secara pasif dari guru. Anak yang belajar biologi dianggap

    43 Hernando,Palar dan Asmon,Rialdi, Kamus Biologi, (Jakarta: PT Asdi Mahasatya,2003), hlm.36

  • 21

    subyek yang memiliki potensi untuk dikembangkan sesuai dengan

    penalaran sendiri.44 Jadi dengan kata lain, ciri pembelajaran biologi secara

    konstruktivis adalah peserta didik terlibat secara aktif dalam belajarnya,

    peserta didik belajar materi biologi secara bermakna dalam bekerja dan

    berfikir, peserta didik belajar bagaimana belajar itu; informasi baru harus

    dikaitkan dengan informasi lain sehingga menyatu dengan skemata yang

    dimiliki peserta didik agar pemahaman terhadap informasi (materi)

    kompleks terjadi; orientasi pembelajaran adalah investigasi dan penemuan

    yang pada dasarnya adalah pemecahan masalah. Jadi ciri penting dari

    pembelajaran biologi secara konstruktivis adalah berorientasi pada

    pemecahan masalah.

    Pembelajaran biologi merupakan suatu kegiatan belajar mengajar

    yang menitik beratkan pada biologi. Dalam pembelajaran ini peserta didik

    diharapkan mampu berlatih untuk bekerja mandiri atau bekerjasama dalam

    kelompok, bersikap kritis dan kreatif, mampu berpikir logis dan sistematis,

    dapat menghargai pendapat orang lain, serta bertindak jujur dan tanggung

    jawab.

    1. Fungsi pembelajaran biologi

    Mata pembelajaran biologi berfungsi untuk menanamkan

    kesadaran terhadap keindahan dan keteraturan alam dalam

    mempelajari makhluk hidup serta sistem yang ada dalam kehidupan

    sehingga siswa dapat meningkatkan kenyakinan terhadap Tuan Yang

    Maha Esa.

    2. Tujuan Pembelajaran Biologi

    Mata pelajaran biologi bertujuan untuk :a) Memahami konsep biologi dan saling ketergantungan nya.b) Mengembangkan ketrampilan dasar biologi untuk menumbuhkan

    nilai serta sikap ilmiah.c) Menerapkan konsep dan prinsip biologi untuk menghasilkan

    karya teknologi sederhana yang berkaitan dengan kebutuhanmanusia.

    44 Hamzah B. Uno, Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yangKreatif dan efektif, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), hlm. 128.

  • 22

    d) Mengembangkan kepekaan nalar untuk memecahkan masalahyang berkaitan dengan proses kehidupan sehari-hari.

    e) Meningkatkan kesadaran dan kelestarian lingkungan.f) Memberikan bekal pengetahuan dasar untuk melanjutkan

    pendidikan45.Dari berbagai pendapat tersebut diatas maka dapat disimpulkan

    bahwa proses belajar mengajar biologi merupakan suatu proses belajar

    yang dilakukan dengan sadar dan terarah dimana individu belajar biologi

    dengan tujuan untuk melatih cara berfikir dan bernalar serta melatih

    kemampuan memecahkan masalah.

    4. Pengertian Pembelajaran Cooperative Learning

    Pembelajaran berasal dari kata belajar yang artinya berusaha

    atau berlatih supaya mendapatkan kepandaian46. Menurut Amin Suyitno

    dalam dasar-dasar dan proses pembelajaran matematika, dikatakan bahwa

    pembelajaran adalah upaya menciptakan iklim dan pelayanan terhadap

    kemampuan, potensi, minat, bakat dan kebutuhan peserta didik yang

    beragam agar terjadi interaksi yang optimal antara peserta didik dengan

    peserta didik serta antara peserta didik dengan peserta didik

    lainnya47.Pembelajaran adalah proses belajar mengajar yang terprogram

    berdasarkan kurikulum48.

    Dalam proses belajar mengajar, sangat banyak model-model

    pembelajaran yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran, salah

    satunya adalah model pembelajaran cooperative learning.

    Model pembelajaran cooperative learning adalah salah satu model

    pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai subyek pembelajaran

    (student oriented). Dengan suasana kelas yang demokratis, yang saling

    45 Kurikulum 2004, Standar Kompetensi Mata Pelajaran Biologi SM, (Jakarta: PendidikanNasional,2003),hlm.2.

    46 Wjs poerwardarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka),hlm.14847 Amin Suyitno, loc.Cit, hlm.1.48 Wjs Poerwardarminta, op.cit, hlm. 773.

  • 23

    membel ajarkan memberi kesempatan peluang lebih besar dalam

    memberdayakan potensi siswa secara maksimal49.

    Pembelajaran cooperative learning merupakan model

    pembelajaran dimana peserta didik bekerja sama dalam kelompok-

    kelompok kecil untuk saling membantu belajar satu sama lainnya.

    Kelompok-kelompok kecil tersebut beranggotakan peserta didik dengan

    hasil belajar tinggi, rata-rata dan rendah, laki-laki dan perempuan, peserta

    didik dengan latar belakang suku yang berbeda dan heterogen.50

    Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang bernaung

    dalam teori konstruktitivis yang muncul dari konsep bahwa siswa akan

    lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka

    saling berdiskusi dengan temannya.51.

    Dalam pembelajaran kooperatif siswa berperan ganda yaitu sebagai

    siswa ataupun sebagai guru. Dengan bekerja secara kolaboratif untuk

    mencapai sebuah tujuan bersama, maka siswa akan mengembangkan

    keterampilan berhubungan dengan sesama manusia yang akan sangat

    bermanfaat bagi kehidupan diluar sekolah52.

    Di dalam kelas kooperatif siswa belajar bersama dalam kelompok-

    kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang siswa yang sederajat tetapi

    heterogen, kemampuan, jenis kelamin, suku, atau ras dan satu sama lain

    saling membantu. Tujuan terbentuknya kelompok tersebut adalah untuk

    memberikan kepada semua siswa untuk dapat terlibat secara aktif dalam

    proses berpikir dan kegiatan belajar. Selama bekerja dalam kelompok,

    tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan materi yang di

    sajikan oleh guru, dan saling membantu teman sekelompoknya untuk

    mencapai ketuntasan belajar.

    49http://xpresiriau.com/teroka/artikel-tulisan-pendidikan/kelebihan-dan-kekurangancooperative - learning/ (20 januari 2010, 19. 38.)

    50 Trianto, loc.cit.hlm.4151 Ibid.52 Ibid.hlm.42.

  • 24

    Pembentukan kelompok didasarkan agar peserta didik dapat teratur

    dan saling bekerjasama dalam kelompok. Seperti dalam firman Allah surat

    Al-Maidah ayat 2 sebagai berikut :

    ...(#q Rur$ys?urn? th99$#3uq )-G9$#ur(wur(#q Rur$ys?n? tO O M}$#bur9$#ur4(#q )?$#ur!$#(b )!$# x>$s)9$#

    dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan

    dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan

    pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya

    Allah Amat berat siksa-Nya.

    Ayat di atas menunjukkan bahwa dianjurkan untuk saling tolong-

    menolong dalam hal kebajikan. Kerja kelompok dapat meningkatkan harga

    diri karena anggota kelompok merasa pendapatnya diterima. Hubungan

    teman sebaya membuat mereka merasa senang menikmati bagian dari

    proses belajar.

    Menurut Triyanto dengan bekerja secara bersama atau tolong-

    menolong untuk tujuan bersama, maka peserta didik akan

    mengembangkan keterampilan berhubungan dengan sesama manusia yang

    akan sangat bermanfaat bagi lingkungan di luar sekolah53.

    Selama belajar secara kooperatif, siswa tetap tinggal dalam

    kelompoknya selama beberapa kali pertemuan. Mereka diajarkan

    keterampilan-keterampilan khusus agar dapat bekerja sama dengan baik di

    dalam kelompoknya. Selama bekerja dalam kelompok, tugas anggota

    kelompok adalah mencapai ketuntasan materi yang disajikan guru dan

    saling membantu di antara teman sekelompok nya untuk mencapai materi.

    53 Trianto, Loc. Cit, hlm. 42

  • 25

    Belajar belum selesai jika salah satu anggota kelompok ada yang belum

    menguasai materi pelajaran54.

    a. Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif

    Sebagai sebuah model pembelajaran, Pembelajaran Kooperatif

    memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

    (1) Peserta didik bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk

    menuntaskan materi belajar;

    (2) Kelompok dibentuk dari peserta didik yang memiliki kemampuan

    akademik yang heterogen;

    (3) Bila keadaan memungkinkan anggota kelompok berasal dari ras,

    budaya, suku, jenis kelamin berbeda-beda; dan Penghargaan lebih

    berorientasi kelompok ketimbang individu.55

    b. Tujuan pembelajaran kooperatif

    Tujuan utama dalam pengembangan model pembelajaran

    cooperative learning adalah belajar kelompok bersama teman-

    temannya dengan cara saling menghargai pendapat dan memberikan

    kesempatan kepada orang lain untuk mengemukakan gagasannya,

    dengan cara menyampaikan pendapat mereka dengan cara. Berkumpul

    secara berkelompok sehingga ditemukan sosok seorang pribadi

    manusia (karakter manusia) seperti yang dikemukakan oleh Paul B

    Horton dan Charles L Hunt (1993) bahwa: Pengalaman berkelompok

    yang membuat manusia memiliki ciri-ciri norma-norma hidup serta

    bersama-sama memiliki nilai-nilai, tujuan, perasaan dan banyak

    membedakan kita dengan orang lain seperti perasaan dan perilaku

    seseorang dipengaruhi oleh keunggulan kelompok, apakah ia menjadi

    54 Ibid.55 Ibrahim, et. al., Pembelajaran Kooperatif, (Surabaya: Pusat Sains dan Matematika

    Sekolah UNESA, 2000), hlm. 6.

  • 26

    manusia yang bersifat manusiawi dan melalui pengalaman

    berkelompok kita menghayati baik atau pengecut56.

    c. Unsur-unsur dasar dalam pembelajaran kooperatif

    Roger dan David Johnson, dalam Anita Lie mengatakan bahwa

    tidak semua kerja kelompok bisa dianggap pembelajaran kooperatif,

    Agar dalam proses pembelajaran dapat berjalan dengan efektif, maka

    perlu diterapkan lima unsur pembelajaran kooperatif. 57

    (1) Saling ketergantungan positif;(2) Tanggung jawab perseorangan;(3) Tatap muka;(4) Komunikasi antar anggota; dan(5) Evaluasi proses kelompok.

    d. Langkah-langkah pembelajaran kooperatif

    Dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif setidaknya

    ada enam langkah utama yang harus di lakukan.

    (1) Guru menyampaikan semua tujuan pembelajaran yang ingindicapai dan memberikan motivasi belajar kepada peserta didik;

    (2) Guru menyampaikan informasi kepada peserta didik, baik denganperagaan atau teks;

    (3) Peserta didik dikelompokkan ke dalam kelompok-kelompokbelajar;

    (4) Bimbingan kelompok-kelompok belajar pada saat peserta didikbekerja sama mengerjakan tugas yang diberikan;

    (5) Setiap akhir pembelajaran guru mengadakan evaluasi untukmengetahui penguasaan materi pelajaran oleh peserta didik; dan

    (6) Menyampaikan hasil evaluasi kepada peserta didik. 58

    5. MODEL PEMBELAJARAN NHT

    a) Pengertian

    NHT singkatan dari Numberds Heads Together. Pembelajaran

    kooperatif NHT merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif

    yang cukup sederhana, dengan pengelompokan campur yang

    56http://xpresiriau.com/teroka/artikel-tulisan-pendidikan/tujuan-pengembangan-model-cooperative-learning/

    57 Anita Lie, Cooperative Learning, (Mempraktikkan Pembelajaran Kooperatif di Ruang-ruang Kelas), (Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia, 2004), Cet. 3, hlm. 31.

    58 Iskandar, op. cit., hlm. 127-128.

  • 27

    melibatkan pengakuan tim dan tanggung jawab kelompok untuk

    pembelajaran individu anggota59. Pembelajaran kooperatif tipe NHT

    ini merupakan salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif

    dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah

    anggota tiap kelompok 4-5 orang siswa secara heterogen. Diawali

    dengan penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian materi,

    kegiatan kelompok, kuis dan penghargaan kelompok.

    Tujuan dibentuknya kelompok adalah untuk memberikan

    kesempatan kepada semua peserta didik untuk dapat terlibat secara

    aktif dalam proses berpikir dan kegiatan belajar, dengan harapan

    bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep

    yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya60

    NHT dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya

    di Universitas John Hopkin, ia mengatakan bahwa dalam NHT

    merupakan pendekatan pembelajaran kooperatif atau cooperative

    learning yang paling sederhana, dimana siswa ditempatkan dalam tim

    belajar 4-5 orang yang merupakan campuran menurut tingkat prestasi,

    jenis kelamin dan suku61.

    Memberikan kesempatan pada siswa untuk berinteraksi dan

    belajar bersama-sama siswa yang berbeda latar belakang nya

    Numbered Head Together ( NHT ). Menurut Speaker Kagan teknik ini

    memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling membagi ide-ide

    dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Selain itu, teknik

    ini juga dapat mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerja

    mereka. Jadi model pembelajaran NHT mengacu pada cara untuk

    mempelajari dan memahami suatu konsep dalam suatu kelompok.

    Cara-cara merealisasikannya adalah sebagai berikut:

    a) Siswa dibagi dalam kelompok. Setiap siswa dalam setiap

    kelompok mendapat nomor.

    59 Drs. Amin Suyitno,loc.cit.hlm1960 Trianto, loc.cit.hlm 4161 Ibid.hlm.52.

  • 28

    b) Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok

    mengerjakannya.

    c) Kelompok memutuskan jawaban yang dianggap paling benar dan

    memestikan setiap anggota kelompok mengetahui jawaban ini.

    Guru memanggil salah satu.

    d) Nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerja sama mereka.62

    6. MIND MAPPING ( Peta Pikiran )

    Peta pikiran adalah cara mempelajari suatu konsep dengan merujuk

    pada metode pemprosesan informasi.63 Konsep ini didasarkan pada cara

    kerja otak menyimpan informasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

    otak tidak menyimpan informasi dalam kotak-kotak sel saraf yang terjejer

    rapi melainkan dikumpulkan pada sel-sel saraf yang bercabang-cabang.64

    Menurut De Porter, et. al., (2004) manfaat peta pikiran diantaranya

    adalah:

    a) Fleksibel untuk menjelaskan suatu hal tentang pemikiran karena siswa

    dapat mudah menambahkannya di tempat yang sesuai dalam peta

    pikiran siswa tanpa harus kebingungan.

    b) Dapat memusatkan perhatian siswa.

    c) Meningkatkan pemahaman.

    d) Menyenangkan karena dapat menjadikan daya imajinasi dan kreativitas

    siswa tidak terbatas.

    Untuk menguasai konsep dapat digunakan warna, bentuk, besar,

    jumlah dan sebagainya untuk memudahkan penggolongan. Seperti

    penggolongan manusia berdasarkan hubungan keluarga, bangsa, pekerjaan

    dan sebagainya.65

    Langkah-langkah untuk menyusun peta konsep, yaitu:

    62 Anita ,Lie, Cooperative Learning, Jakarta, PT Gramedia, 2007, hlm59-60

    63 Tony Buzan, Brain child ( how smart parents make smart kids), (Jakarta, PT.Gramediapustaka utama,2005) hlm 71

    64 Fidelis E. Waruwu, /http:www.edutraco.com/[email protected] Nasution, Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar dan Mengajar,(Jakarta,

    PT.Bumi Aksara, 2000), CET 7, HLM 138

  • 29

    1. Memilih suatu bahan bacaan

    2. Menentukan konsep-konsep yang relevan

    3. Mengelompokkan ( mengusulkan konsep-konsep yang relevan)

    4. Menyusun konsep-konsep tersebut dalam suatu bagan

    5. Menghubungkan konsep-konsep itu dengan kata atau menggunakan

    kata penghubung.66

    7. Materi Sistem Peredaran Darah

    Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna

    (fi ahsan taqwim). Sempurna dalam bentuk dan rupa. Sempurna dalam

    derajatnya dibanding makhluk Tuhan yang lain. Sebagaimana dinyatakan

    Allah dalam surat al-maidah ayat 5

    Y u= s` |RM} $#N Bt, = zMaka hendaklah manusia memperhatikan dari Apakah Dia diciptakan?

    Serta surat Asy-syams ayat 7

  • 30

    membawa oksigen dan sari-sari makanan dari jantung menuju seluruh

    tubuh untuk menghasilkan energi.

    b. Fungsi Sistem Peredaran Darah

    Sistem peredaran darah berfungsi untuk:

    1. Sebagai alat transport :

    a) O2 dari paru-paru di angkut ke seluruh tubuh

    b) CO2 di angkut dari seluruh tubuh ke paru-paru

    c) Sari makanan di angkut dari jonjot usus ke seluruh jaringan

    yang membutuhkan.

    d) Zat sampah hasil metabolisme dari seluruh tubuh ke alat

    pengeluaran.

    e) Mengedarkan hormon dari kelenjar endokrin (kelenjar buntu)

    ke bagian tubuh tertentu.

    2. Mengatur keseimbangan asam dan basa

    3. Sebagai pertahanan tubuh dari infeksi kuman

    4. Untuk mengatur stabilitas suhu tubuh

    c. Darah

    Darah adalah cairan tubuh yang terdapat dalam pembuluh

    darah, yang terdiri dari 45% bagian padat (sel-sel darah) dan 55%

    bagian cair (plasma darah)67.

    Manusia diciptakan oleh Allah dari segumpal darah, seperti

    dalam firman Allah surat al-Alaq, ayat 2 :

    t, n=y{z` |SM}$# `B@, n=t Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.68

    67 Evelyn C Pearce, Anatomi da Fisiologi untuk paramedic, (Jakarta, PT.Gramedia PustakaUtama, 2006) hlm.133

    68 Departemen Agama RI, Loc. Cit, hlm. 597

  • 31

    1. Sel-sel darah

    a. Eritrosit (sel darah merah)

    gambar 2.2 Sel darah merah. 69

    Sel darah merah (eritrosit) Tidak ber inti, mengandungHemoglobin (Hb) (protein yang mengandung senyawa hemindan Fe yang mempunyai daya ikat terhadap O2 dan CO2),berbentuk bikonkav, dibentuk oleh sumsum merah pada tulangpipa dan tulang pipih. Sedang pada bayi dibentuk dalam hatidan limpa. Dalam 1 mm3 terkandung 5 juta eritrosit (laki-laki) dan 4 juta eritrosit (wanita).70

    b. Leukosit (sel darah putih)

    Leukosit mempunyai inti, setiap 1 mm3 mengandung

    6000 9000 sel darah putih, bergerak bebas secara ameboid,

    berfungsi melawan kuman secara fagositosis, dibentuk oleh

    jaringan retikulo endothelium di sumsum tulang untuk

    granulosit dan kelenjar limpha untuk agranulosit.

    Leukosit, meliputi :

    1) Granulosit: Merupakan sel darah putih yang mengandung

    sitoplasma dan bergranula.

    a) Neutrofil : Granula merah kebiruan, bersifat fagosit.

    b) Basofil : Granula biru, fagosit.

    c) Eosinofil : Granula merah, fagosit.

    2) Agranulosit : Merupakan sel darah putih yang

    sitoplasmanya tidak bergranula , terdapat sebagai :

    69http://images.google.co.id/imglanding?q=sistemperedarandarah&imgurl=http://addedq.files.wordpress.com.2007/09/sel-sel darah-3.jpgeimgureful.

    70 Evelyn C Pearce,loc.Cit,hlm.134.

  • 32

    a) Monosit : Inti besar, bersifat fagosit, dapat bergerak

    cepat.

    b) Limphosit: Inti sebuah, untuk imunitas, tidak dapat

    bergerak71.

    Gambar 2.3 Sel darah putih. 72

    c. Trombosit (Keping Darah)

    Trombosit adalah badan-badan berbertuk bulat yang

    sebenarnya merupakan fragmen-fragmen dari sel-sel berukuran

    lebih besar yang di hasilkan di sum-sum tulang merah.

    trombosit tidak berinti dan mudah pecah, bentuk tidak teratur,

    berperan dalam pembekuan darah, keadaan normal 1 mm3

    mengandung 200.000 300.000 butir trombosit. Tombosit

    berfungsi sebagai pembeku darah. Jika suatu jaringan terjadi

    luka, trombosit pada permukaan yang luka akan pecah dan

    mengeluarkan enzim trombokinase. Enzim ini akan mengubah

    protrombin menjadi trombin. Trombin adalah sebuah enzim

    yang mengkatalisis perubahan fibrinogen menjadi fibrin.

    Pembentukan benang-benang fibrin menyebabkan luka akan

    tertutup73.

    71 Ibid,hlm.135-136.72 Ibid.73.Suyitno A Sukiman, Biologi 2 SMP Kelas VIII, (Bogor : Yudhistira,2009), hlm.55

  • 33

    Gambar 2.4 Sel-sel darah. 74

    2. Plasma darah

    Gambar 2.5 Plasma darah. 75

    Plasma darah tersusun dari 91,5% air dan 8,5% zat terlarut.

    Dalam plasma darah terlarut terdapat molekul-molekul dan ion-ion,

    diantaranya:

    a) Protein, meliputi : Fibrinogen(untuk pembekuan darah),

    Albumin (menjaga tekanan osmotik darah) dan Globulin( yang

    berfungsi untuk membentuk zat kebal / zat antibody).

    b) Sari-sari makanan, meliputi :glukosa, asam amino, asam lemak

    dan gliserin

    c) Garam mineral, meliputi : Kation (Na+, K++, Ca++, Mg++) dan

    (Anion : Cl-, HCO3-, PO4- )

    d) Zat hasil produksi sel, meliputi :Hormon, Enzim dan Antibodi.

    e) Zat hasil sisa metabolisme, meliputi :Urea dan Asam ureat.

    f) Gas-gas pelepasan, meliputi : O2, CO2 dan N2.

    74http://images.google.co.id/imglanding?q=sistemperedarandarah&imgurl=http://addedq.files.wordpress.com.2007/09/sel-sel darah-3.jpgeimgureful.

    75Ibid.

  • 34

    d. Golongan Darah

    Terdapat 3 sistem penggolongan darah pada manusia :

    1. Sistem MN (Serum) : golongan darah digolongkan menjadi 3 yaitu

    M, MN dan N.

    2. Sistem Rh (Rhesus) : golongan darah manusia di golongkan

    menjadi 2 yaitu Rh+ dan Rh-.

    Orang bergolongan Rh+ di dalam eritrositnya terkandung

    aglutinogen Rhesus, 85% dimiliki orang berkulit berwarna. Sedang

    yang bergolongan Rh- dalam eritrositnya tidak terdapat aglutinogen

    Rhesus, 85% dimiliki orang berkulit putih.

    Apabila bayi bergolongan Rh+ berada dalam kandungan ibu

    bergolongan RH- , dimana darah ibu sudah terbentuk zat anti Rh+,

    maka tubuh bayi akan kemasukan zat anti Rh+, dan anak itu akan

    menderita penyakit kuning sejak lahir yang disebut

    erythroblastosis foetalis (sel-sel darah merahnya tidak dapat

    dewasa).

    3. Sistem A, B, O

    Orang yang pertama kali menggolongkan darah menurut

    sistem ABO adalah Karl Landsteiner dan Donath. Mereka

    membedakan golongan darah manusia menjadi 4, yaitu A, B, AB

    dan O.

    Golongan darah A : Sel darah merahnya mengandung

    aglutinogen A, sedangkan dalam plasmanya terdapat aglutinin b

    atau zat anti B.

    Golongan darah B : sel darah merahnya mengandung

    aglutinogen B, sedangkan dalam plasmanya terdapat aglutinin a

    atau zat anti A.

    Golongan darah AB : sel darah merah mengandung

    aglutinogen A dan B, sedangkan dalam plasmanya tidak terdapat

    agglutinin a dan b.

  • 35

    Golongan darah O : sel darah merahnya tidak terdapat

    aglutinogen A dan B, tetapi plasma nya mengandung aglutinin a

    dan b.

    Aglutinogen adalah protein di dalam sel darah yang dapat

    digumpalkan oleh agglutinin. Ada dua macam aglutinogen, yaitu

    aglutinogen A dan Aglutinogen B. Sedangkan aglutinin adalah

    protein di dalam plasma darah yang dapat menggumpal kan

    aglutinogen., Ada dua aglutinin, yaitu agglutinin a dan aglutinin b.

    Gambar 2.6 Tabel golongan darah76

    Golongan darah Aglutinogen Aglutinin

    A

    B

    AB

    O

    A

    B

    A dan B

    Tidak Ada

    b

    a

    Tidak Ada

    a dan b

    Secara teori golongan darah AB dapat menerima semua

    golongan darah disebut respien universal, dan golongan darah O

    dapat memberi kepada semua golongan darah disebut donor

    universal.

    e. Alat Peredaran Darah

    Alat peredaran darah terdiri atas jantung (cor) dan

    pembuluh (vasa darah).

    1. Jantung (cor)

    Gambar 2.7 Jantung. 77

    76 Istamar Syamsuri, loc.Cit, hlm.114.

  • 36

    Jantung merupakan alat pemompa darah. Jantung terdiri

    dari otot jantung (miokardium), selaput jantung (perikardium)

    dan selaput yang membatasi ruangan jantung (endokardium).

    Otot jantung mendapatkan zat makanan dan O2 dari

    arah melalui arteri koroner. Peristiwa penyumbatan arteri

    koroner disebut koronariasis.

    Jantung terdiri dari 4 ruang, yaitu 2 atrium dan 2

    ventrikel.

    a) Atrium (serambi)

    Merupakan ruangan tempat masuknya darah dari

    pembuluh balik (vena). Atrium kanan (dexter) dan atrium

    kiri (sinister) terdapat katup valvula bikuspidalis. Pada fetus

    antara atrium kanan dan atrium kiri terdapat lubang disebut

    foramen ovale.

    b) Ventrikel (bilik)

    Ventrikel mempunyai otot lebih tebal dari atrium,

    dan ventrikel kiri lebih tebal daripada ventrikel kanan,

    karena berfungsi memompakan darah keluar jantung.

    Antara ventrikel kanan dan ventrikel kiri terdapat katup

    valvula trikuspidalis.

    Saat ventrikel berkontraksi, darah dari ventrikel kiri

    yang kaya O2 dipompakan menuju aorta. Sedangkan darah

    dari ventrikel kanan yang kaya CO2 dipompakan melalui

    arteri paru-paru (arteri pulmonalis). Bila ventrikel

    mengendur (relaksasi) maka jantung akan menerima darah

    dari vena cava superior, dan vena cava inferior yang kaya

    CO2 masuk ke dalam atrium kanan. Sedangkan darah dari

    pembuluh balik paru-paru (vena pulmonalis) yang kaya O2masuk ke atrium kiri.

    77http://images.google.co.id/imglanding?q=sistemperedarandarah&imgurl=http://addedq.files.wordpress.com.2007/09/jantung-3.jpgeimgureful.

  • 37

    Pada jantung yang mengempis (kontraksi) maka

    tekanan jantung menjadi maksimum disebut sistole.

    Keadaan jantung yang relaksasi (mengendur) maksimum,

    maka tekanan ruang jantung menjadi minimum disebut

    diastole.

    Jantung manusia berdenyut kira-kira 70 80 kali

    setiap menit, sehingga dalam sehari 100.000 kali. Pada

    bayi yang baru lahir berdenyut 130 setiap menit. Umur 20

    tahun 72 / menit dan 45 tahun 75 / menit.

    2. Pembuluh darah

    a. Pembuluh nadi (arteri) : pembuluh darah yang membawa

    darah dari jantung.

    b. Pembuluh vena (balik) : pembuluh darah yang membawa

    darah ke jantung.

    Tabel 2.1 Perbedaan antara arteri dan vena

    Obyek Arteri (pembuluh nadi) Vena (pembuluh balik)

    DindingAliranDarah

    Tekanan

    LetakKatup

    Nama

    Tebal, elastisMeninggalkan jantungKaya O2 kecuali arteripulmonalis.Jika terpotong darahmemancar.Agak ke dalamHanya satu dipangkal aorta.

    Sesuai dengan organ yangdituju.

    Tipis, kurang elastisMenuju ke jantungKaya CO2 kecuali venapulmonalis.Jika terpotong, darahhanya menetes.Di permukaan tubuhBanyak terdapat disepanjang vena yang besar.Sesuai dengan organ yangditinggalkan.

    f. Macam-macam peredaran darah :

    Peredaran darah pada manusia adalah peredaran darah tertutup

    dan peredaran darah ganda. Peredaran darah tertutup artinya bahwa

  • 38

    setiap kali beredar darah melewati pembuluh darah. Peredaran darah

    ganda maksudnya setiap kali beredar darah melewati jantung dua kali.

    Peredaran darah ganda terdiri dari :

    1. Peredaran darah kecil, yaitu peredaran darah yang dimulai dari

    jantung menuju paru-paru, kemudian kembali lagi ke jantung.

    Darah yang kaya CO2 dari jaringan tubuh bergerak menuju serambi

    kanan kemudian ke bilik kanan. Kemudian bilik kanan memompa

    darah ke paru-paru melalui arteri paru-paru. Di paru-paru terjadi

    pertukaran gas. CO2 dari darah masuk ke paru-paru sedangkan O2paru-paru masuk ke darah. Kemudian, darah yang kaya O2mengalir kembali ke jantung melalui vena paru-paru dan masuk ke

    serambi kiri jantung.

    Ventrikel dexter arteri pulmonalis paru-paru vena

    pulmonalis atrium sinister. Atau :

    Jantung paru-paru jantung.78

    2. Peredaran darah besar adalah peredaran darah dari bilik kiri

    jantung ke seluruh tubuh kemudian kembali ke serambi kanan

    jantung. Bilik kiri jantung berkontraksi memompa darah kaya O2.

    darah tersebut keluar dari jantung melalui aorta kemudian ke

    seluruh tubuh. Pertukaran zat terjadi pada saat darah sampai di

    kapiler organ, setelah mengalir melalui kapiler, darah menjadi kaya

    CO2 Darah tersebut di angkut oleh vena cava masuk ke serambi

    kanan.

    Ventrikel siniste aorta arteri arteriola kapiler

    venula vena vena cava superior dan vena cava

    inferior atrium dexter.79

    78. Suyitno A Sukiman, Loc.Cit, hlm.86.5379 Ibid.

  • 39

    Gambar 2.8 Peredaran Darah Besar. 80

    g. Gangguan Pada Sistem Sirkulasi Darah

    1. Hemofili : Darah sukar membeku akibat faktor keturunan (genetis).

    2. Anemia : Penyakit kurang darah, akibat kandungan Hb rendah,

    kurangnya eritrosit atau menurunnya volume darah dari normal.

    3. Polistemia : Kelebihan eritrosit akibat meningkatnya viskositas

    (kekentalan) darah.

    4. Leukimia : Kanker darah, akibat bertambahnya leukosit yang tidak

    terkendali.

    5. Leukopenia : Menurunnya jumlah leukosit karena infeksi kuman

    tifus sehingga eritrosit dapat menurun hingga 3000 per mm3.

    6. Thalasemia : Rendahnya daya ikat eritrosit terhadap O2 karena

    kegagalan pembentukan haemoglobin (eritrosit pecah). Penyakit ini

    genetis.

    7. Sklerosis : Pengerasan pembuluh nadi akibnat endapan senyawa

    lemak atau zat kapur.

    8. Koronarialis : Penyempitan arteri koroner pada jantung.

    80http://images.google.co.id/imglanding?q=sistemperedarandarah&imgurl=http://addedq.files.wordpress.com.2007/09/jantungdan-pembuluh-darah-3.jpgeimgurefu

  • 40

    9. Varises : Pelebaran pembuluh vena dan umumnya di bentis,

    sedang yang di anus disebut ameien (hemoroit).

    10. Hipertensi : Tekanan darah tinggi.

    11. Hipotensi : Tekanan darah rendah..81

    Begitu indah dan sempurnanya Allah menciptakan manusia

    dengan tiada kekurangan, untuk itu wajib bagi manusia

    mensyukuri-Nya, firman Allah surat an- Naml ayat 73 :

    b ) ury7-/ ur% s!@@ sn? t$Z9$# `3 s9urN d usY2r&wtbr 3 odan Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar mempunyai kurnia yangbesar (yang diberikan-Nya) kepada manusia, tetapi kebanyakanmereka tidak mensyukuri(nya).82

    B. Kajian Penelitian yang Relevan

    Pada dasarnya urgensi kajian penelitian adalah sebagai bahan auto

    kritik terhadap penelitian yang ada, mengenai kelebihan maupun

    kekurangannya, sekaligus sebagai bahan perbandingan terhadap kajian yang

    terdahulu. Dan untuk menghindari terjadinya pengulangan hasil temuan yang

    membahas permasalahan yang sama dan hampir sama dari seseorang, baik

    dalam bentuk skripsi, buku dan dalam bentuk tulisan lainnya maka penulis

    akan memaparkan beberapa bentuk tulisan yang sudah ada, di antaranya

    sebagai berikut:

    1) Skripsi yang disusun oleh Nur Azizah (Nim :4101403043) pada tahun

    2007, mahasiswa unnes matematika dan ilmu pengetahuan alam dengan

    judul keefektifan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT

    (numbered heads together) dengan memanfaatkan LKS pada pokok

    bahasan dengan bangun ruang sisi batur (kubus dan balok) siswa kelas

    VIII semester 2 SMP N 6 Semarang pada tahun pelajaran 2006/2007.

    81 Suyitno A Sukiman loc.Cit,hlm.55-5682 Departemen Agama RI, Loc. Cit, hlm. 383

  • 41

    Berdasarkan data yang disbanding pembelajaran konvensional pada pokok

    bahasan bangun ruang sisi datar (kubus dan balok) untuk siswa kelas VIII

    semester 2 SMP N 6 Semarang. Disarankan guru dapat terus

    mengembangkan pembelajaran kooperatif NHT dan penerapan pada materi

    lain..

    2) Skripsi yang disusun mahasiswa Unnes oleh Fery Lutfiana Dewi yang

    berjudul Peta konsep sebagai upaya peningkatan hasil belajar biologi

    pokok bahasan animalia di SMA 5 Semarang tahun ajaran 2004/2005.

    Penelitian menunjukkan hasil belajar peserta didik pokok bahasan

    animalia meningkat, yaitu dari siklus 1 dengan ketuntasan belajar 59,5%,

    kemudian menjadi 71,47 dengan ketuntasan belajar 81,63 % dan siklus 3

    meningkat menjadi 92,9 dengan ketuntasan belajar 93,9 %.

    3) Skripsi yang disusun mahasiswa IAIN Walisongo Semarang oleh Siti

    Khariroh yang berjudul Efektifitas pembelajaran cooperative learning

    tipe stad (student teams achievement division) terhadap hasil belajar

    biologi kelas viii mts uswatun hasanah mangkang semarang materi pokok

    sistem peredaran darah pada manusia. Dari hasil tes yang telah dilakukan

    diperoleh rata-rata hasil belajar kelompok eksperimen adalah 87,09

    sedangkan rata-rata hasil belajar kelompok kontrol adalah

    79,53.Berdasarkan uji perbedaan rata-rata satu pihak yaitu uji pihak kanan

    diperoleh thitung = 1,979 dan ttabel = 1,67 Karena thitung > ttabel berarti Ho

    ditolak, artinya bahwa hasil belajar biologi kedua kelompok tersebut

    berbeda secara nyata atau signifikan. maka dapat dikatakan bahwa hasil

    belajar dengan menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning

    tipe STAD (Student Teams Achievement Division) lebih baik daripada

    hasil belajar dengan menggunakan model pembelajaran konvensional.

    C. Kerangka BerfikirBerdasarkan kajian teori yang telah diuraikan, pada hakekatnya

    kegiatan belajar mengajar merupakan proses komunikasi antara guru dan

    peserta didik. Guru harus dapat menciptakan komunikasi yang memberikan

  • 42

    kemudahan bagi peserta didik agar mampu menerima pengetahuan yang

    diberikan guru. Kenyataannya komunikasi dalam proses belajar mengajar