jtptunimus gdl fatimahg2a 5306 3 bab2

24
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kanker payudara 1. Pengertian Ada beberapa pendapat mengenai pengertian kanker payudara yang dikemukakan oleh para ahli,menurut Sutriston (1992) kanker payudara merupakan neoplasma spesifik tempat terlazim perempuan yang merupakan penyebab utama kematian perempuan akibat kanker. Sedangkan menurut Luwia (2005) kanker payudara adalah kanker yang berasal dari kelenjar, saluran kelenjar dan jaringan penunjang payudara. Dari pendapat maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa kanker payudara adalah perubahan sel-sel yang mengalamin pertumbuhan tidak normal dan tidak terkontrol pada payudara. 2. Etiologi Menurut Underwood (1999) mekanisme etiologi kanker payudara adalah: a. Hormon Hubungan antara resiko kanker payudara dengan menarche, menopause dan umur kehamilan yang pertama kali menunjukan bahwa hormon diduga mempuyai peranan terhadap timbulnya kanker payudara. Tapi lebih berperan sebagai promoter dibandingkan sebagai inisiator.

Upload: poetry-sekarr-arum

Post on 25-Nov-2015

15 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

konsep Teori Maternitas tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan Ca mamae. berisi tentang pengertian Ca mamae, etiologi, patofisiologi, pathway, dan konsep asuhan.

TRANSCRIPT

  • BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Kanker payudara

    1. Pengertian

    Ada beberapa pendapat mengenai pengertian kanker payudara yang

    dikemukakan oleh para ahli,menurut Sutriston (1992) kanker payudara

    merupakan neoplasma spesifik tempat terlazim perempuan yang

    merupakan penyebab utama kematian perempuan akibat kanker.

    Sedangkan menurut Luwia (2005) kanker payudara adalah kanker yang

    berasal dari kelenjar, saluran kelenjar dan jaringan penunjang payudara.

    Dari pendapat maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa kanker

    payudara adalah perubahan sel-sel yang mengalamin pertumbuhan tidak

    normal dan tidak terkontrol pada payudara.

    2. Etiologi

    Menurut Underwood (1999) mekanisme etiologi kanker payudara

    adalah:

    a. Hormon

    Hubungan antara resiko kanker payudara dengan menarche,

    menopause dan umur kehamilan yang pertama kali menunjukan

    bahwa hormon diduga mempuyai peranan terhadap timbulnya

    kanker payudara. Tapi lebih berperan sebagai promoter

    dibandingkan sebagai inisiator.

  • Aktifitas estrogen tampak penting, dengan pemberian

    estrogen dan kekurangan progesterone merupakan factor yang

    bermakna. Menarche awal dan mundurnya menopause akan

    menyebabkan banyaknya jumlah siklus haid dan penutupan

    estrogen yang berulang-ulang mempunyai efek rangsangan

    terhadap epitel mammae. Pengaruh yang mengutungkan dari

    kehamilan aterm yang pertama kali mungkin diakibatkan kadar

    progesterone yang meningkat atau prolaktin yang melindungi

    epitel mammae terhadap pengaruh esterogen yang kurun waktu

    lama. Resiko yang berhubungan dengan obesitas berhubungan

    dengan kemampuan sel lemak mensintesis esterogen atau

    perubahan kadar hormone sex yang mengikat protein.

    b. Kontrasepsi oral

    Pil dengan esterogen dosis tinggi berhubungan dengan

    meningkatnya resiko kanker endometrium dan mungkin juga

    dengan kanker payudara.

    c. Reseptor hormon

    Hormon mempunyai efek pada sel hanya setelah terjadinya

    interaksi dengan reseptor spesifik pada sel sasaran, steroid sex,

    esterogen berinteraksi dengan reseptor inti. Selanjutnya interaksi

    dengan DNA menimbulkan pembentukan factor-faktor yang

    berhubungan dengan diferensiasi dan poliferasi prolaktin dan

    polipeptida lainnya berinteraksi dengan permukaan sel, hanya

  • terbentuk bila terdapat reseptor estrogen yang terdapat pada 35%

    kasus tumor.

    3. Faktor-Faktor Risiko Kanker Payudara

    Menurut Bobak (2004) ada beberapa faktor risiko pada pasien

    diduga berhubungan dengan kejadian kanker payudara:

    a. Riwayat pribadi tentang kanker payudara

    b. Ada riwayat keluarga dengan kanker payudara pada ibu, saudara

    perempuan ibu, saudara, adik atau kakak.

    c. Menarke dini, risiko kanker payudara meningkat pada wanita yang

    mengalami menstruasi sebelum usia 12 tahun

    d. Nulipara dan usia lanjut saat melahirkan anak pertama, wanita yang

    mempunyai anak pertama usia 30 tahun mempunyai risiko dua kali

    lipat untuk mengalami kanker payudara dibandingkan dengan wanita

    yang mempunyai anak pertama mereka pada usia 20 tahun

    e. Menopause pada usia lanjut, menopouse setelah usia 50 tahun

    meningkat risiko untuk mengalami kanker payudara. Dalam

    perbandingan, wanita yang telah mengalami oferektomi bilateral

    sebelum usia 35 tahun mempunyai risiko sepertiganya

    f. Riwayat penyakit payudara jinak. Yang mempunyai tumor payudara

    disertai perubaha epitel proliferative mempunyai risiko dua kali lipat

    untuk mengalami kanker payudara ;wanita dengan hyperplasia tipikal

    empat kali lipat untuk mengalami penyakit ini.

  • g. Pernah mengalami radiasai didaerah dada

    h. Pernah menjalani operasi ginekologis misalnya tumor ovarium.

    i. Kontraseptif ora, wanita yang menggunakan kontraseptif oral berisiko

    tinggi untuk mengalami kanker patyudara

    j. Terapi penggantian hormonal lama.

    k. Masukan alcohol, sedikit peningkatan risiko ditemukan pada wanita

    yang mengkonsumsi alcohol bahkan dengan hanya sekali minum

    dalam sehari. Risikonya dau kali lipat diantara wanita yang minum

    alcohol tiga kali sehari.

    Pada kanker payudara belum ada cara yang memudahkan

    dibuatnya diagnosis dini. Ahli-ahli berpendapat bahwa untuk mencapai ini

    harus dilakukan pendidikan masyarakat. Untuk menemukan kanker pada

    waktu dini beberapa pedoman di berikan oleh haageson. Hanifa

    Wiknojosasto (1999) mengemukakan bahwa ada lima golongan wanita

    yang mempunyai predisposing factor untuk kanker payudara, dan yang

    perlu diperiksa dengan teratur:

    1) Wanita yang mempunyai anggota keluarga yang menderita penyakit

    ini.

    2) Wanita yang menderita penyakit kista dikedua payudara.

    3) Wanita yang menderita perubahan lobular pada kedua payudara

    4) Wanita yang mempunyai banyak papiloma dikedua payudara.

    4. Tanda dan Gejala

    Menurut Handoyo (1998) gejala dan tanda kanker payudara adalah:

  • a. Benjolan yang tidak nyeri

    Benjolan tersebut mula-mula kecil, makin lama makin besar,

    lalu melekat pada kulit dan menimbulkan perubahan pada kulit

    payudara atau pada putting susu.

    b. Erosi atau eksema putting susu

    Kulit atau putting susu tadi menjadi tertarik kedalam (Retraksi),

    berwarna merah mudah atau kecoklat-coklatan sampai menjadi edema

    hingga kulit kelihatan seperti kulit jeruk (peau dorange), mengkerut

    atau timbul borok (ulkus) pada payudara. Borok itu makin lama makin

    besar dan mendalam sehingga dapat menghancurkan seluruh payudara,

    sering berbau busuk, dan mudah berdarah.

    c. Pendarahan

    Pendarahan terjadi kalau sudah ada metastase ke tulang.

    d. Timbul pembesaran kelenjar getah bening diketiak

    Berupa bengkak (edema) pada lengan, dan penyebaran kanker

    keseluruh tubuh.

    e. Payudara nyeri saat menstruasi.

    Menurut WHO penilaian TNM pada kanker payudara sebagai berikut:

    1) T (Tumor size) ukuran tumor

    a) T0: Tidak ditemukan tumor primer

    b) T1: Ukuran tumor diameter 2 cm atau kurang

    c) T2: Ukuran tumor antara 2-5 cm

    d) T3: Ukuran tumor > 5cm

  • e) T4: Ukuran berapa saja, tetapi sudah ada penyebaran kekulit

    atau dinding dada atau pada keduanya, dapat berupa borok,

    edema atau bengkak, kulit payudara kemerahan atau kecil di

    kulit diluar tumor utama.

    2) N (Node), kelenjar getah bening regional (kgb)

    a) N0: Tidak terdapat metastasis pada kgb regional diketiak atau

    aksila

    b) N1: Ada metastasis ke kgb aksilla yang masih dapat digerakkan

    c) N2: Ada metastasis ke kgb aksilla yang sulit digerakkan

    d) N3:Ada metastasis kgb diantara tulang selangka (Supral lavicula)

    atau pada kgb mammary internal didekat tulang sterum

    3) M (Metastase) penyebaran jauh

    a) MX: Metastasis belum dapat dinilai

    b) M0: Tidak dapat metastasis jauh

    c) M1: Terdapat metastasis jauh.

    Setelah masing-masing faktor T.N.M didapatkan. Ketiga faktor

    tersebut kemudian digabungkan dan didapatkan stadium kanker

    sebagai berikut:

    1) Stadium 0: T0 N0 M0

    2) Stadium I: T1 N0 M0

    3) Stadium IIA: T0 N1 M0/ T1 NI M0/ T2 N0 M0

    4) Stadium IIB: T2 N1 M0/ T3 N0 M0

  • 5) Stadium IIIA: T0 N2 M0/ T1 N2 M0/T2 N2 M0/ T3 N1 M0/ T3

    N2 M0

    6) Stadium IIIB: T4 N0 M0/ T4 N1 M0/ T4 N2 M0

    7) Stadium IIIC: Tiap T1 N3 M0

    8) Stadium IV: Tiap-tiap T-Tiap N-M1

    5. Penyebaran Kanker Payudara

    Penyebaran kanker payudara dapat melalui berbagai cara yaitu :

    a. Penyebaran langsung: Infiltrasi lokal ke otot dan kulit yang

    menutupnya secara klinis dapat dideteksi.

    b. Limfogen : Infiltrasi kesaluran limfatik kulit menyebabkan timbulnya

    tanda-tanda klinis berupa peau d orange. Kelenjar limfe aksilaris

    merupakan tempat awal penyebaran limfogen yang paling sering.

    c. Hematogen : Metastase hematogen paling sering pulmo dan tulang

    selain itu hepar, adrenal, dan otak yang sering terkena. Pleura pada sisi

    yang sama dengan tempat kanker payudara dapat merupakan tempat

    metastasis dan menyebabkan terjadinya efusi yaitu prises masuknya

    cairan dalam pleura.

    Infiltrasi estnsif kesumsum tulang dapat menyebabkan anemi

    leukoritroblastik. Destruksi tulang menyebabkan hiperkalsemia disertai

    komplikasi ginjal (Under Wood, 1999)

    6. Komplikasi

  • Potensial komplikasinya dapat mencakup sebagai berikut:

    limfedema terjadi jika saluran limfe untuk menjamin aliran balik limfe

    bersirkulasi umum tidak berfungsi dengan kuat. Jika nodus aksilaris dan

    system limfe diangkat maka system kolater dan auksilaris harus

    mengambil alih fungsi mereka. Linfedema biasanya dapat dicegah dengan

    meninggikan setiap sendi lebih tinggi dari sendi yang lebih proksimal. Jika

    terjadi limfedema keluasan biasanya berhubungan dengan jumlah saluran

    limfatik kolateral yang diangkat selama pembedahan (Suzanne C,

    Smeltzeer, 2001)

    7. Pengobatan

    Menurut Sjamsuhidajat (2005), pengobatan kanker payudara dapat

    dilakukan dengan tiga cara yakni kemoterapi, radiasi, dan operasi.

    Keberhasilan pengobatan ini sangat tergantung dari ketentuan pasien

    dalam berobat dan tergantung pada stadiumnya.

    a. Operasi

    Dilakukan dengan mengambil sebagian atau seluruh payudara

    untuk membuang sel-sel kanker yang ada dalam payudara. Jenis-jenis

    operasi yang dilakukan adalah:

    1) Lampektomi: Merupakan operasi yang dilakukan untuk

    mengangkat tumor payudara beserta jaringan sekitarnya. Dengan

    menyisakan sebagian jaringan payudara. Dilakukan pada kasus

    kanker payudara dini, saat ukurannya masih kecil

  • 2) Masektomi: Merupakan operasi yang dilakukan untuk mengangkat

    payudara beserta kankernya, kadang beserta otot dinding dada

    3) Operasi pengangkatan kelenjar getah bening: Operasi yang

    dilakukan jika diduga ada penyebaran kanker dikelenjar getah

    bening di ketiak.

    b. Radioterapi

    Merupakan pengobatan yang dilakukan dengan penyinaran

    dengan tujuan merusak sel-sel kanker. Radiotherapi dapat dilakukan

    sesudah operasi ataupun sebelum operasi.

    c. Kemotherapi

    Adalah pengobatan dengan menggunakan obat anti kanker untuk

    merusak sel-sel kanker.

    d. Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca Pengobatan

    Setelah operasi perlu dilakukan rehabilitasi, seperti melakukan

    gerakan-gerakan untuk mengembalikan fungsi gerak dan untuk

    mengurangi pembengkakan.

    8. Dampak Dari Pengobatan

    Menurut Nurachman (2005) dampak dari kanker payudara meliputi:

    a. Ketidak mampuan fisiologis: Kehilangan organ payudara baik sebelum

    atau sesudah diangkat.

    b. Ketidak seimbangan psikologis: Pasien merasa emosi, takut, dan

    sebagainya pada kondisi yang sedang ia hadapi.

  • c. Hubungan dengan sosial: Klien merasa menarik diri pada

    lingkungannya.

    d. Disparitas nilai-nilai spiritual: Pasien seolah mendekatkan diri pada

    tuhan.

    e. Kualitas kehidupan keseharian klien.

    f. Takut menghadapi kematian.

    B. Konsep Diri

    1. Pengertian

    Konsep diri adalah semua perasaan, kepercayaan, dan nilai yang

    diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam

    berhubungan dengan orang lain (Tarwoto, 2004). Konsep diri merupakan

    semua pikiran, keyakinan, dan kepercayaan yang membuat seseoarang

    mengetahui tentang dirinya dan mempengaruhi hubungan dengan orang

    lain (Stuart, 1998). Konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan

    dan pendirian yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi

    individu dalam berhubungan dengan orang lain (Stuart, 1991)

  • Gambar 1. Rentang respon konsep diri

    RESPON RESPONS KONSEP DIRI

    Respons adaptif Respon maladaptive

    Aktualisasi diri Konsep diri Harga diri Keracuan Depersonalisasi positif rendah Identitas

    Gambar 2. 1 Rentang respon konsep diri

    (Sumber: Stuart, 1998)

    2. Komponen Konsep Diri

    Menurut Keliet (1992) konsep diri terdiri dari lim komponen

    a. Citra Diri (body image)

    Citra diri adalah siap seseoarang terhadap tubuhnya secara sadar

    dan tidak sadar. Sikap ini mencakup persepsi dan perasaan tentang

    ukuran dan bentuk tubuh, fungsi, penampilan dan potensi tubuh saat

    ini dan masa lalu.

    b. Ideal Diri

    Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaimana ia harus

    berprilaku sesuai dengan standar pribadi. Standar dapat berhubungan

  • dengan tipe seseorang yang di inginkannya atau sejumlah aspirasi,

    cita-cita, nilai yang ingin dicapai

    c. Harga Diri

    Harga diri adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai

    dengan menganalisa beberapa jauh perilaku memenuhi ideal diri.

    Frekuansi pencapaian tujuan akan menghasilkan harga diri yang

    rendah atau harga diri yang tinggi.

    d. Peran Diri

    Peran diri adalah pola sikap, perilaku, nilai dan tujuan yang

    diharapkan dari seseoarang berdasarkan posisinya di masyarakat.

    e. Identitas

    Identitas adalah kesadaran akan diri sendiri yang bersumber dari

    observasi dan penilaian, yang merupakan sintesa dari semua aspek

    konsep diri sebagai suatu kesatuan yang utuh.

    3. Kriteria Kepribadian Yang Sehat

    Menurut Nursalam (2003) kriteria kepribadian yang sehat sebagai

    berikut:

    a. Citra tubuh yang positif dan akurat

    Kesadaran akan diri berdasarkan atas observasi mandiri dan

    perhatian yang sesuai akan kesehatan diri. Termasuk persepsi saat ini

    dan masa lalu.

  • b. Ideal yang realistis

    Individu mempunyai ideal diri yang realisis dan mempunyai

    tujuan hidup yang dapat dicapai

    c. Konsep diri yang positif

    Konsep diri yang positif menunjukan bahwa individu akan sesuai

    dalam hidupnya.

    d. Harga diri tinggi

    Seseorang yang mempunyai harga diri tinggi akan memandang

    dirinya sebagai seseoarang yang berarti dan bermanfaat. Ia

    memandang dirinya sama dengan apa yang dia inginkan.

    e. Kepuasan penampilan peran

    Individu yang mempunyai kepribadian sehat akan dapat

    berhubungan dengan orang lain, secara intim dan mendapat kepuasan.

    Ia dapat mempercayai dan terbuka pada orang lain dan membina

    hubungan interdependen.

    f. Indentitas jelas

    Individu merasakan keunikan dirinya yang memberi arah

    kehidupan dalam mencapai tujuan.

    4. Karakteristik Konsep Diri Rendah

    Menurut Tarwoto (2004), karakteristik konsep diri rendah sebagai

    berikut:

    a. Menghindari sentuhan atau melihat bagian tubuh tertentu

    b. Tidak mau berkaca

  • c. Menghindari diskusi tentang topic dirinya

    d. Menolak usaha rehabilitasi

    e. Melakukan usaha sendiri dengan tidak tepat

    f. Mengingkari perubahan pada dirinya

    g. Meningkatkan ketergantungan pada orang lain

    h. Tanda dari keresahan seperti marah, keputusasaan dan menangis

    i. Menolak berpartisipasi dalam perawatan dirinya

    j. Tingkah laku yang terusak seperti obat obatan dan alcohol

    k. Menghindari kontak social

    l. Kurang bertanggung jawab.

    5. Faktor Risiko Gangguan Konsep Diri

    Menurut Stuart (1998) risiko gangguan konsep diri

    a. Gangguan identitas diri

    1) Perubahan perkembangan

    2) Trauma

    3) Jenis kelamin yang tidak sesuai

    4) Budaya yang tidak sesuai

    b. Gangguan citra tubuh (Body Image)

    1) Hilangnya bagian tubuh

    2) Perubahan perkembangan

    3) Kecacatan

    c. Gangguan harga diri

    1) Hubungan interpersonal yang tidak harmonis

  • 2) Kegagalan perkembangan

    3) Kegagalan mencapai tujuan hidup

    4) Kegagalan dalam mengikuti aturan moral

    d. Gangguan peran

    1) Kehilangan peran

    2) Peran ganda

    3) Konflik peran

    4) Ketidak mampuan penampilan peran

    6. Stres dan Adaptasi

    Stres merupakan bagian dari kehidupan yang mempunyai efek

    positif dan negatif yang disebabkan karena perubahan lingkungan. Secara

    sederhana stress adalah kondisi dimana adanya respon tubuh terhadap

    perubahan untuk mencapai keadaan normal. Sedangkan stressor adalah

    sesuatu yang dapat menyebabkan seseorang mengalami stress. Stressor

    dapat berasal dari internal misalnya perubahan hormon, sakit maupun

    eksterna seperti temperatur dan pencemaran. Ketika seseorang mengalami

    situasi bahaya, maka respon akan muncul. Respon yang tidak disadari

    pada saat tertentu adalah respon koping. Adaptasi adalah perubahan dari

    suatu keadaan dari respon akibat stressor.

    a. Fisiologis stres dan adaptasi

    Tubuh selalu berinteraksi dan mengalami sentuhan langsung

    dengan lingkungan, baik lingkungan internal maupun eksternal

  • b. Respon fisiologis terhadap stress

    Ada dua respon fisiologis terhadap stress

    1) Local adaptation syndrome (LAS): yaitu respon lokal tubuh terhadap

    stress

    2) General adaptation syndrome (GAS): yaitu reaksi menyeluruh

    terhadap stressor yang ada.

    c. Respon psikologis terhadap stress

    Respon psikologis terhadap stress berupa depresi, marah dan

    kecemasan. Kecemasan adalah respon emosional terhadap penilaian.

    ada empat kecemasan yaitu:

    1) Cemas ringan : lahan persepsi melebar dan individu akan berhati-

    hati dan waspada. Individu terdorong untuk belajar yang akan

    menghasilkan pertumbuhan dan kreativitas.

    2) Cemas sedang : lahan persepsi terhadap masalah menurun.

    Individu lebih mengfokuskan pada hal-hal penting saat itu dan

    mengesampingkan hal lain.

    3) Cemas berat : lahan persepsi sagat sempit. seseorang cenderung

    hanya memikirkan hal yang kecil saja dan mengabaikan hal yang

    lain.

    4) Panik : lahan persepsi telah terggangu sehingga individu tidak

    dapat mengendalikan diri lagi dan tidak dapat melakukan apa-apa

    walaupun telah diberi pengarahan.

  • d. Faktor faktor yang dapat menimbulkan stress

    1) Lingkungan yang asing

    2) Kehilangan kemandirian sehingga mengalami ketergantungan dan

    memerlukan orang lain

    3) Berpisah dengan pasangan dan keluarga

    4) Masalah biaya

    5) Kurang informasi

    6) Ancaman akan penyakit yang lebih parah

    7) Masalah pengobatan (Tarwoto, 2004)

    7. Kehilangan dan Berduka

    Kehilangan adalah suatu keadaan individu berpisah dengan sesuatu

    yang sebelumnya ada menjadi tidak ada, baik sebagian atau seluruhnya.

    Berduka adalah respon emosi yang di ekspresikan terhadap kehilangan

    orang yang dimanifestasikan adanya persaan sedih, gelisah, cemas, sesak

    nafas, susah tidur. Dalam menghadapi kehilangan individu dipengaruhi

    oleh:

    a. Bagaimana persepsi individu terhadap kehilangan

    b. Tahap perkembangan

    c. Kekuatan atau koping mekanisme

    d. Support system.

  • Sedangkan menghadapi berduka, reaksi individu adalah:

    a. Fase pengingkaran (Denial)

    Merupakan reaksi pertama individu terhadap kehilangan. Individu

    menolak atau tidak menerima situasi kehilangan yang terjadi.

    b. Fase marah (Anger)

    Meningkatnya kesadaran individu pada kenyataan, maka reaksi marah

    dapat timbul baik pada diri sendiri ataupun pada lingkungan.

    c. Fase tawar menawar (Bargaining)

    Merupakan fase dimana individu ingin menunda kehilangan.

    d. Fase depresi

    Merupakan fase dimana individu berada dalam suasana berkabung

    karena kehilangan merupakan keadaan yang nyata.

    e. Fase menerima

    Merupakan fase dimana individu menerima kenyataan (Keliat, 1996).

    8. Sumber-Sumber Koping

    Menurut Stuart (1998) semua orang, betapapun terganggunya

    perilakunya, tetap mempunyai beberapa kelebihan personal yang meliputi:

    a. aktivitas olah raga dan aktivitas lain diluar rumah

    b. Hobi dan kerajinan tangan

    c. Seni yang ekspresif

    d. Kesehatan dan perawatan diri

    e. Pekerjaan, vokasi, atau posisi

    f. bakat tertentu

  • g. Kecerdasan

    h. Imajinasi dan kreativitas

    i. Hubungan interpersonal

    9. Mekanisme Koping

    Menurut Stuart (1998) mekanisme koping ada dua yaitu pertahanan

    jangka pendek dan pertahanan jangka panjang. Sedangkan pertahanan

    jangka pendek sebagai berikut:

    a. Aktivitas yang dapat memberikan pelarian sementara dari krisis identitas

    b. Aktivitas yang dapat memberikan identitas pengganti sementara

    c. Aktivitas yang secara sementara menguatkan perasaan diri

    d. Aktivitas yang mewakili upaya jangka pendek untuk membuat masalah

    identitas menjadi kurang berarti dalam kehidupan individu

    Pertahanan jangka panjang termasuk sebagai berikut:

    a. Penutupan identitas: Adopsi identitas premature yang di inginkan oleh

    orang yang penting bagi individu tanpa memperhatikan keinginannya,

    aspirasi dan potensi dari individu tersebut.

    b. Identitas negative: Asumsi identitas yang tidak wajar untuk dapat

    diterima oleh nilai dan harapan masyarakat.

    C. REMAJA

    Istilah adolescent (remaja) berasal dari bahasa latin adalescere, yang

    berarti sepanjang fase perkembangan ini, sejumlah masalah fisik, social dan

  • psikologis bergabung untuk menciptakan karakteristik, perilaku dan

    kebutuhan yang unik (bobak, 2004).

    WHO menetapkan batas usia 10-20 tahun sebagai batasan usia remaja

    dan membagi kurun usia tersebut dalam dua bagian yaitu awal 10-14 tahun

    dan remaja akhir 15-20 tahun. Menurut Sarwono (2001) pedoman umum

    remaja di Indonesia menggunakan batasan usia 11-24 tahun dan belum

    menikah.

    Masa remaja ditandai dengan perubahan jasmani dan perubahan

    kejiwaan, sehingga berpengaruh terhadap perilaku, cara berfikir, perasaan,

    hubungan dalam bergaul dan minat Berbagai perubahan tersebut membuat

    remaja menjadi mudah bergejolak, sehingga masa ini sering disebut sebagai

    masa stom dan stress, artinya masa yang penuh badai dan tekanan (BKKBN,

    2000). Awal masa remaja disebut sebagai masa puber atau pubertas, atau awal

    masa akil beliah (Sarwono, 2001).

    Masa puber ditandai dengan datangnya haid pertama bagi anak

    perempuan yang biasanya disebut menarche, sedangkan pada anak-anak laki-

    laki ditandai dengan terjadinya mimpi basah yang pertama kali (BKKBN,

    2000). Dismping tanda-tanda tersebut, juga terdapat perubahan-perubahan

    lain, baik secara fisik, mental dan social (Hamid, 1999).

    Diantara perubahan-perubahan fisik itu, yang terbesar pengaruhnya

    pada perkembangan jiwa remaja adalah pertumbuhan tubuh (Badan menjadi

    makin panjang dan tinggi), mulai berfungsinya alat-alat reproduksi dan badan-

    badan seksual sekunder yang tumbuh (Sarwono, 2001).

  • Perubahan mental yang dapat diamati dari sikap dan perilaku remaja

    seperti: perasaan mudah bergejolak, meningkatnya rasa ingin tahu, ingin

    memberontak dan mulai tertarik pada lawan jenis. Perubahan social, pada

    umumnya remaja senang bergaul atau berada disekeliling teman sebayanya

    sebagai sesuatu kelompok tersendiri, baik untuk kegiatan sekolah maupun

    kegiatan di luar sekolahnya (BKKBN, 2000).

    Masa remaja dikenal sebagai masa yang penuh kesukaran, karena

    selama periode ini individu mempunyai tugas perkembangan sebelum menjadi

    individu dewasa yang matang. Tugas-tugas ini bervariasi sesuai budaya

    individu itu sendiri dan tujuan hidup mereka.tugas-tugas perkembangan ini

    terdiri dari: 1) menerima citra tubuh; 2) menerima identitas seksual; 3)

    mengembangkan system nilai personal; 4) membuat persiapan untuk hidup

    mandiri; 5) menjadi mandiri atau bebas dari orang tua; 6) mengembangkan

    keterampilan mengambil keputusan; 7) mengembangkan identitas seseorang

    yang dewasa (Bobak, 2004). Salah satu tugas penting remaja ialah

    mengembangkan kemampuan mengambil keputusan. Keputusan yang

    berkenaan dengan aktivitas seksual, kehilangan dan menjadi orang tua.

    Secara psicologis, masa remaja adalah usia dimana individu

    berintegerasi dengan masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa

    di bawah tingkat orang yang lebih tua melainkan berada di dalam tingkatan

    yang sama, sekurang-kurangnya dalam masalah hak (Elizabeth, 1998).

  • Berdasarkan definisi di atas dqapat disimpulkan bahwa remaja adalah

    masa transisi dari periode anak-anak ke periode dewasa yang berkisar antara

    usia 10-24 tahun dimana pada masa ini terjadi perubahan psikologis dan

    fisiologis.

    Hal ini disebabkan masa remaja merupakan masa transisi antara masa

    kanak-kanak dan masa dewasa. Masa transisi ini sering kali menghadapkan

    individu yang bersangkutan kepada situasi yang membingungkan, disatu pihak

    ia masih kanak-kanak, tetapi dilain pihak ia harus bertingkah laku seperti

    orang dewasa. Situasi-situasi yang menimbulkan konflik seperti ini, sering

    kali menyebabkan perilaku-perilaku aneh, canggung dan kalau tidak terkontrol

    bisa menjadi kenakalan (Purwanto, 1998).

    Dalam usahanya untuk mencari identitas dirinya sendiri, seseorang

    remaja sering membantah orang tuanya karena ia mulai punya pendapat-

    pendapat sendiri, cita-cita serta nilai-nilai sendiri yang berbeda dengan orang

    tuanya (Purwanto, 1998).

    Ada tiga perubahan yang sama yang hampir bersifat universal yaitu :

    1) Meningginya emosi yang intensitasnya bergantung pada tingkat perubahan

    fisik dan psikologisnya yang terjadi; 2) Perubahan tubuh, minat dan peran

    yang diharapkan oleh kelompok sosial untuk dipesankan, menimbulkan

    masalah baru; 3) Perubahan minat dan pola perilaku, maka nilai-nilai juga

    berubah (Elizabeth, 1998).

  • D. Kerangka Teori

    Gambar 2.2 Kerangka Teori

    ( Sumber : Bobak, 2004; Keliat, 1992)

    E. Fokus Penelitian

    Gambar 2.3 Fokus Penelitian

    ( Sumber : Bobak, 2004; Keliat, 1992)

    Gambaran konsep diri penderita kanker payudara

    pada remaja

    a. Citra diri penderita kanker payudara

    b. Ideal diri penderita kanker payudara

    c. Harga diri penderita kanker payudara

    d. Peran diri penderita kanker payudara

    e. Identitas diri penderita kanker payudara

    Faktor Risiko : 1. Sikap

    2. Pendidikan

    3. Yankesh

    4. Lingkungan

    5. Budaya

    6. Ekonomi

    7. Umur

    8. Keturunan

    Kanker Payudara pada remaja

    Gambaran Konsep Diri

    - Citra Diri

    - Ideal Diri

    - Harga Diri

    - Peran Diri

    - Identitas Diri

  • F. Variabel Penelitian

    Variabel penelitian ini adalah gambaran konsep diri penderita kanker

    payudara pada remaja. Untuk menjelaskan variabel tersebut maka gambaran

    konsep diri dikelompokan ada lima komponen yaitu: citra diri, harga diri,

    peran diri, identitas diri dan ideal diri.