jtptunimus gdl mufidg2a20 5281 3 bab2

Download Jtptunimus Gdl Mufidg2a20 5281 3 Bab2

If you can't read please download the document

Upload: decha-pradea-maulina

Post on 15-Sep-2015

232 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

kedokteran

TRANSCRIPT

BAB IITINJAUAN PUSTAKALandasan Teori 1. Konsep Persalinan Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar (Wiknjosastro, 2005).Menurut (Wiknjosastro, 2005) persalinan dibagi 4 kala.a. Kala I (dimulai dari adanya his sampai pembukaan lengkap).Klinis dapat dinyatakan partus dimulai bila timbul his dan wanita tersebut mengeluarkan lendir yang bersemu (bloody show). Lendir yang bersemu darah ini berasal dari lendir kanalis servikalis karena serviks mulai membuka atau mendatar. Sedangkan darahnya berasal dari pembuluh-pembuluh kapiler yang berada di sekitar kanalis servikalis itu pecah karena pergeseran-pergeseran ketika serviks membuka.Proses membukanya serviks sebagai akibat his dibagi dalam 2 faseFase laten : berlangsung selama 8 jam. Pembukaan terjadi sangat lambat sampai mencapai ukuran diameter 3 cm. Fase aktif : dibagi dalam 3 fase lagi, yakni : Fase akselerasi. Dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm tadi menjadi 4 cm. 67Fase dilatasi maksimal. Dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung sangat cepat, dari 4 cm menjadi 9 cm. Fase deselerasi. Pembukaan menjadi lambat kembali. Dalam waktu 2 jam pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap.Fase-fase tersebut dijumpai pada primigravida. Pada multigravida pun terjadi demikian, akan tetapi fase laten, fase aktif, dan fase deselerasi terjadi lebih pendek.Mekanisme membukanya serviks berbeda antara pada primigravida dan multigravida. Pada yang pertama ostium uteri internum akan membuka lebih dahulu, sehingga serviks akan mendatar dan menipis. Baru kemudian ostium uteri eksternum membuka. Pada multigravida ostium uteri internum sudah sedikit terbuka. Ostium uteri internum dan eksternum serta penipisan dan pendataran serviks terjadi dalam saat yang sama.Ketuban akan pecah dengan sendiri ketika pembukaan hampir atau telah lengkap. Tidak jarang ketuban harus dipecahkan ketika pembukaan hampir lengkap atau telah lengkap. Bila ketuban telah pecah sebelum mencapai pembukaan 5 cm, disebut ketuban pecah dini.Kala I selesai apabila pembukaan serviks uteri telah lengkap. Pada primigravida kala I berlangsung kira-kira 13 jam, sedangkan pada multipara kira-kira 7 jam.8b. Kala II (dimulai dari pembukaan lengkap 10 cm sampai bayi lahir) Pada kala II his menjadi kuat dan lebih cepat, kira-kira 2 sampai 3menit sekali. Karena biasanya dalam hal ini kepala janin sudah masuk di ruang panggul, maka pada his dirasakan tekanan pada otot-otot dasar panggul, yang secara reflektoris menimbulkan rasa mengedan. Wanita merasa pula tekanan kepada rektum dan hendak buang air besar. Kemudian perineum mulai menonjol dan menjadi lebar dengan anus membuka. Labia mulai membuka dan tidak lama kemudian kepala janin tampak dalam vulva pada waktu his. Bila dasar panggul sudah lebih berelaksasi, kepala janin tidak masuk masuk di luar his, dan dengan his dan kekuatan mengedan maksimal kepala janin dilahirkan dengan suboksiput di bawah simfisis dan dahi, muka dan dagu melewati perineum. Setelah istirahat sebentar, his mulai lagi untuk mengeluarkan badan, dan anggota bayi. Para primigravida kala II berlangsung rata-rata 1,5 jam dan pada multipara rata-rata 0,5 jam.c. Kala III (dimulai dari bayi lahir sampai lahirnya plasenta).Setelah bayi lahir, uterus teraba keras dengan fundus uteri agak diatas pusat. Beberapa menit kemudian uterus berkontraksi lagi untuk melepaskan plasenta dari dindingnya. Biasanya plasenta lepas dalam 6 sampai 15 menit setelah bayi lahir dan keluar spontan atau dengan tekanan pada fundus uteri. Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah.9Kala IV (dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam bersama postpartum) Kala ini dianggap perlu untuk mengamat-amati apakah ada perdarahan postpartum. Pertolongan Persalinan Menurut Depkes RI (1995), ada beberapa jenis tenaga yangmemberikan pertolongan persalinan kepada masyarakat.Jenis tenaga tersebut adalah :Tenaga profesional, meliputi : dokter spesialis kebidanan, dokter umum, bidan, perawat bidan. Dukun bayi, dibedakan menjadi : Dukun terlatih : ialah dukun bayi yang telah mendapatkan pelatihan oleh tenaga kesehatan dan dinyatakan lulus. Dukun tidak terlatih : ialah dukun bayi yang belum pernah dilatih oleh tenaga kesehatan atau dukun bayi yang sedang dilatih dan belum dinyatakan lulus.Definisi bidan menurut (Depkes, 2002) adalah seorang wanita yang telah mengikuti dan menyelesaikan pendidikan kebidanan yang diakui oleh pemerintah dan lulus ujian sesuai dengan persyaratan yang berlaku dicatat (register) diberi ijin secara sah untuk menjalankan praktek.103. Persiapan PersalinanDalam setiap keluarga harmonis kelahiran merupakan suatu anugerah, oleh karena itu persalinan perlu disiapkan dengan sebaik-baiknya, agar proses persalinan dapat berlangsung dengan bersih dan aman.Persiapan persalinan meliputi : a. Memilih tempat persalinan :Menurut Nolan 2004, ibu hamil akan memilih tempat persalinan yang nyaman baginya yaitu:1) Persalinan di rumahIbu yang memilih melahirkan di rumah mempunyai berbagai alasan untuk keputusannya.Meskipun sikap terhadap kelahiran di rumah sementara ini masih menjadi idola bagi ibu di daerah pedesaan namun beberapa penolong persalinan tentunya tenaga profesional yaitu dokter spesialis kebidanan, dokter umum, bidan terutama disini yang paling dekat dengan masyarakat desa yaitu bidan desa merasa tidak aman untuk merawat wanita yang ingin melahirkan di rumah. Beberapa alasannya adalah tempat/rumah orang pedesaan seringnya kurang bersih, sehingga rawan infeksi, pengawasan selama proses persalinan dan selepas persalinan (post partum) akan lebih mudah, bila proses persalinan berlangsung di RB (pondok bersalin) ataupun di rumah sakit, alasan lainnya adalah peralatan emergensi yang tidak semua bisa dibawa di rumah pasien.112) Persalinan di RB (pondok bersalin), rumah sakitIbu yang memilih melahirkan di RB (pondok bersalin), rumah sakit merasa tenang karena banyak dokter dan dan bidan yang berjaga disana, sebagian lainnya merasa bahwa melahirkan dengan peralatan teknologi tinggi lebih aman.Diharapkan semua pertolongan persalinan memenuhi kriteria 3 bersih, yaitu :Bersih tempat persalinan. Bersih alat yang dipakai dalam pertolongan persalinan. Bersih penolong persalinan (Depkes RI, 2002). b. Syarat melahirkan di rumah Yang perlu dilakukan pertama kali adalah mengkonfirmasikan bahwa kehamilan tersebut sifatnya fisiologis atau normal. Artinya tidak terdapat kelainan 3 P, yakni power atau kekuatan dari si calon ibu; passage atau jalan lahir; dan passanger yakni kondisi janin yang akan melaluinya. Kalau ketiga faktor tersebut dalam keadaan baik, bisa disimpulkan bahwa persalinan tersebut adalah fisiologis atau akan berlangsung normal.Syarat kedua adalah tersedianya tenaga penolong persalinan yang andal. Sebenarnya tidak harus seorang dokter ahli kebidanan dan kandungan, namun cukup seorang dokter umum yang terampil dalam bidang tersebut. Bahkan bidan yang berpengalamanpun akan bisa melakukannya. Memilih tenaga berkualifikasi seperti itu sebenarnya12tidak terlalu sulit. Dalam waktu yang tidak terlalu lama kita akan bisa memperoleh informasi tentang dokter atau bidan mana yang andal sebagai penolong persalinan dan bersedia dimintai pertolongan sewaktu-waktu. Meskipun berprofesi sebagai penolong persalinan, mereka harus mengenal dengan baik siapa yang akan ditolong. Oleh karena itu dikontrolkanlah kehamilan anda secara teratur.Yang ketiga adalah mempersiapkan satu kamar atau ruang bersalin di rumah. Tidak perlu harus ruangan khusus. Cukup sebuah kamar tidur keluarga dapat dipersiapkan merangkap sebagai kamar bersalin. Toh, yang akan dilahirkan adalah warga baru keluarga ini juga. Kamar ini hendaknya bersih, tenang dengan penerangan dan ventilasi udara yang baik dan memadai. Tersedia pula perlengkapan lain untuk kebutuhan ibu dan bayi. Misalnya untuk ibu, dua helai kain panjang bersih, satu gunting steril, minimal direbus dulu dalam air mendidih selama lebih dari 15 menit. Jangan lupa, benang kasur steril, satu buah kateter urin logam steril untuk wanita, sebuah neerbeken atau pispot bersih dan sebuah baskom penampung ari-ari. Sedangkan untuk bayinya disediakan sebotol baby-oil, baju, popok, baju hangat, sepotong kain kasa steril, dan sebotol alkohol 70% sebanyak kurang lebih 60 cc.13c.Persalinan Di RumahPertimbangan :Setiap ibu mempunyai hak kepuasan atas dirinya Ada beberapa kondisi ibu yang mengharuskan bersalin di RS Mengharapkan kualitas yang lebih tinggi Anak lebih mendapatkan kasih sayang, bapak lebih bebas mengekspresikan perasaannya Bidan harus mengembangkan hubungan antar keluarga, saling percayaKeuntungan :Kepuasan yang unik bagi ibu, keluarga, bidan Setiap ibu mempunyai hak untuk mempertimbangkan pendapatnya Adanya dukungan keluarga dan tetangga Terhindar dari infeksi silang yangnbisa terjadi di rumah sakit Biaya persalinan di rumah lebih murah Meminimalkan penggunaan obat dan intervensi pada ibu maupun bayi Anak tetap mendapat perhatian dan kasih sayang Suami dapat mengekspresikan perasaan sayangnya 14Persiapan Pelaksanaan Persalinan Di Rumah Keluarga Keluarga bersedia pertolongan persalinan dilakukan di rumah, memberikan ide untuk persalinan di rumah dan bersedia dan mampu memberikan dukungan yang diperlukan Keluarga menginginkan pertolongan persalinan dilakukan di rumah Kegiatan rumah tangga secara detail perlu dibahas membentuk jaringan kerja, siapa yang mengurus anak anak yang lain, anak anak harus dipersiapkan sesuai dengan umur dan tingkat pemahamannya Rumah dan Tempat Pertolongan Persalinan Situasi dan kondisi yang perlu diketahui : Apakah cukup aman, cukup hangat Apakah tersedia tempat ruangan yang akan digunakan untuk menolong persalinan Apakah tersedia air mengalir Apakah kebersihan cukup terjamin Apakah tersedia telepon Rumah Sejak awal kehamilan rencana persalinan di rumah sudah dibicarakan lebih rinci pada akhir kehamilan Bidan mengecek rumah sebelum kehamilan 37 minggu 15Jika ada pilihan, persyaratan yang harus dipenuhi adalah :Ruangan sebaiknya cukup luas Jika ada karpet dialasi dengan kertas tebal/tidak tembus Lampu dengan cahaya terang Tempat nyaman, tidak terganggu Tempat tidur dapat dicapai dari dua sisi, kasur yang melengkung dapat diluruskan dengan meletakkan papan di bawahnya Plastik lebar untuk menutupi seluruh permukaan kasur Sprei juga bantal dan sarungnya Semua permukaan area kerja tertutup dengan baik oleh kertas atau lainnya Dapur c. Perlengkapan Peralatan Untuk pertolongan persalinan Waskom untuk memandikan Selimut Dettol / Savlon Handuk 2 buah Sabun Sikat kuku, gayung Pakaian tidur / piyama / pakaian untuk selama bersalin, pembalut 16Kain pel Lampu emergensi Pispot Untuk bayi Handuk lembut untuk membungkus bayi Tempat tidur bayi dengan alasnya Botol air panas untuk menghangatkan alas, handuk dan pakaian Tata Cara Penata Laksanaan Pertolongan Persalinan Di Rumah Penolong persalinan di rumah harus mengetahui dengan pasti adakah indikasi dan kontraindikasi pertolongan persalinan di rumah, riwayat antenatal care, rencana rujukan dan kolaborasi. Bidan harus tetap memberikan asuhan dan berkonsultasi segera dan membuat catatan dengan tepat, pada kondisi berikut Apabila bidan menganggap bahwa persalinan tidak boleh dilakukan di rumah dan ibu menolak saran saran untuk bersalin di RS Apabila bidan memerlukan bantuan medis selama proses persalinan namun ibu atau suami menolak untuk dihadiri dokter Yangharus diperhatikan dalam penatalaksanaan pertolonganpersalinan di rumah :Keluarga harus tahu dengan tepat kapan dan bagaimana menghubungi bidan Bidan sebaiknya pernah bertemu dengan keluarganya dan tahu rumah pasien dan cara mencapainya 17Bidan sebaiknya melakukan kunjungan untuk mengkaji situasi untuk mengantisipasi bila bidan dipanggil mendadak oleh pasien Jika tanda persalinan belum ada dan tidak perlu ditunggu terus menerus maka beritahukan kepada ibu dan keluarganya cara menghubungi bidan dengan cepat dan mudah Sebaiknya bidan mendampingi ibu mulai permukaan kala II sampai plasenta dan selaputnya lahir, tinggal di rumah ibu selama 1 jam 2 jam sampai kondisi baik, ibu dan bayi aman untuk ditinggalkan Prinsip asuhan persalinan di rumah sama dengan asuhan persalinan di tempat lain Selalu memberikan dukungan emosional dan fisik, termasuk mengatasi nyeri persalinan, suami pasien dapat dilibatkan untuk melakukan masase punggung ibu atau membantu merubah posisi, memberikan kompres air hangat dingin dan sebagainya Observasi kondisi ibu dan bayi untuk mengawasi kemajuan persalinan dan mewaspadai kondisi abnormal agar menolong persalinan dengan aman Perencanaan persalinan dan kelahiran dibicarakan secara rinci sebelum persalinan banyak ibu memilih bersalin di rumah karena cemas, ingin menghindari penggunaan obat obatan, ingin ditunggu selama mungkin dengan tenang dan supportif rileks dalam pengawasan 18Bila hal yang mungkin dapat menimbulkan konflik selama proses persalinan dibicarakan sebelum persalinan, terutama dalam menghadapi kasus emergensi Setelah bayi lahir, bayi diperiksa, ditimbang, diberi pakaian Ibu dibersihkan agar nyaman Ruangan dan alat dibersihkan, kotoran dibuang secara aman termasuk plasenta Bidan menulis catatan / laporan persalinan secara terinci, lengkap dan tepat Bidan memberikan petunjuk tentang cara menghubunginya, jika diperlukan Kunjungan 1 post partum sekitar 6 jam sesudah persalinan (pada waktu kunjungan ibu dan bayi diperiksa) Bidan sebaiknya selalu siap untuk dipanggil secara mendadak untuk menolong persalinan dan situasi emergensi, alat alat dan obat harus selalu dicek tanggal kadaluwarsa. Faktor-Faktor Ibu Memilih Bersalin di Rumah Pertimbangan : a. Tingkat Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2007) pengetahuan merupakan hasil daritahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap19suatu obyek tertentu, dan sebagian besar pengetahuan didapat melalui indera mata dan telinga.b. Tingkat PendidikanTingkat pendidikan mempengaruhi pengetahuan seseorang, dimana pengetahuan itu sendiri berperan dalam hal pembentukan sikap dan perilaku seseorang yang diperoleh melalui mata dan telinga. Karena pendidikan adalah proses pembentukan sikap dan perilaku seseorang / kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan penelitian (Notoatmodjo, 2003).Pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk sikap berperan serta dalam perkembangan kesehatan. Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang semakin mudah untuk menerima informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki, faktor pendidikan seseorang sangat menentukan kecemasan. Klien dengan pendidikan tinggi akan mampu mengerti, menggunakan pemikiran yang efektif dan konstruktif (Notoamodjo, 2003).c. Tingkat Sosial EkonomiDalam memenuhi kebutuhan primer maupun sekunder, keluarga dengan status ekonomi baik lebih mudah mencukupi kebutuhan sehari-hari dibanding keluarga dengan status ekonomi rendah. Hal ini akan mempengaruhi dalam pemilihan tempat persalinan. Mereka beranggapan bawah bersalin di rumah lebih hemat (Nolan, 2004).20d. Sosial BudayaDi daerah pedesaan masih banyak yang beranggapan bahwa apabila orang tuanya dulu bersalin di rumah maka anak-anaknya diharapkan melahirkan keturunannya di rumah juga (Nolan, 2004).e. JarakBiasanya ibu bersalin yang rumanhnya jauh dari BPS / klinik akan memilih bersalin di rumah, selain sarana transportasi yang terbatas juga mengingat biaya yang akan digunakan untuk menyewa mobil sebagai sarana untuk datang ke BPS / Klinik.f. KeamananIbu yang bersalin di rumah merasa lebih aman dibanding yang bersalin di BPS / RS. Mereka beranggapan bahwa dengan bersalin di rumah bayinya tidak mungkin tertukar dengan bayi yang lain. Selain itu ibu bersalin juga merasa bahwa bayi yang dilahirkan tidak akan terinfeksi dengan bayi lain atau penyakit lain (Nolan, 2004).7. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pola / Perilaku KesehatanMenurut Notoatmodjo (2005) perilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang terhadap stimulus atau obyek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, system pelayanan kesehatan, makanan, minuman serta lingkungan.21Pasien sebagai pemakai jasa pelayanan, memandang mutu pelayanan kesehatan dari :Efisiensi pelayanan kesehatan Perhatian tenaga kesehatan pada pasien Pengetahuan ilmiah Ketrampilan tenaga kesehatan Kenyamanan pelayanan kesehatan (Saifuddin, 2002) Menurut Green L (2002) dalam Istiarti (2000) ada 3 kelas faktor yang berpotensi dalam mempengaruhi perilaku kesehatan yaitu : a. Faktor Predisposisi (predisposising factors)Meliputi pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan nilai dan persepsi yang berkenan dengan motivasi pribadi untuk berubah, merupakan faktor memudahkan atau merintangi.1) PendidikanSecara umum pendidikan diartikan sebagai segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi usia baik individu, kelompok atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidik (Notoatmodjo, 2005).Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang sistim pendidikan nasional. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan pembimbing, pengajaran dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang.22Pengertian ini menekankan pada pendidikan formal dan tampak lebih dekat dengan penyelenggaran pendidikan secara operasional (Hasbullah, 2001).Menurut UU Nomor 20 Tahun 2003, jalur pendidikan sekolah terdiri dari :a) Pendidikan DasarPendidikan dasar adalah jenjang pendidikan awal selama 9 (sembilan) tahun pertama masa sekolah anak-anak yang melandasi jenjang pendidikan menengah. Di akhir masa pendidikan dasar selama 6 (enam) tahun pertama (SD/MI), para siswa harus mengikuti dan lulus dari Ujian Nasional (UN) untuk dapat melanjutkan pendidikannya ke tingkat selanjutnya (SMP/MTs) dengan lama pendidikan 3 (tiga) tahun.b) Pendidikan MenengahPendidikan menengah (sebelumnya dikenal dengan sebutan sekolah lanjutan tingkat atas atau SLTA) adalah jenjang pendidikan lanjutan pendidikan dasar.(1) Pendidikan menengah umumPendidikan menengah umum diselenggarakan oleh sekolah menengah atas (SMA) (sempat dikenal dengan "sekolah menengah umum" atau SMU) atau madrasah aliyah (MA). Pendidikan menengah umum dikelompokkan dalam program studi sesuai dengan kebutuhan untuk23belajar lebih lanjut di perguruan tinggi dan hidup di dalam masyarakat. Pendidikan menengah umum terdiri atas 3 (tiga) tingkat.(2) Pendidikan menengah kejuruanPendidikan menengah kejuruan diselenggarakan oleh sekolah menengah kejuruan (SMK) atau madrasah aliyah kejuruan (MAK). Pendidikan menengah kejuruan dikelompokkan dalam bidang kejuruan didasarkan pada perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni, dunia industri/dunia usaha, ketenagakerjaan baik secara nasional, regional maupun global, kecuali untuk program kejuruan yang terkait dengan upaya-upaya pelestarian warisan budaya. Pendidikan menengah kejuruan terdiri atas 3 (tiga) tingkat, dapat juga terdiri atas 4 (empat) tingkat sesuai dengan tuntutan dunia kerja.Satuan pendidikan penyelenggara Sekolah menengah atas (SMA), Madrasah aliyah (MA) , Sekolah menengah kejuruan (SMK), Madrasah aliyah kejuruan (MAK) dan Program paket C.c) Pendidikan TinggiPendidikan tinggi adalah jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah. Penyelenggara pendidikan tertinggi adalah akademi, institut, sekolah tinggi, universitas.24Pengetahuan Definisi Pengetahuan merupakan resultan dari akibat proses penginderaan terhadap suatu obyek. Penginderaan tersebut sebagian besat berasal dari penglihatan dan pendengaran (Istiarti, 2000).Menurut Bloom (1974) dalam Notoatmodjo (2005) disebutkan bahwa perilaku seseorang terdiri dari 3 bagian penting yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Pengukuran perilaku kognitif diperoleh dari pengetahuan, afektif dari sikap / tanggapan dan psikomotor diukur melalui tindakan / praktik yang dilakukan.b) Tingkat PengetahuanTingkat pengetahuan menurut Notoatmodjo (2005) dibagi menjadi 6 tingkat yaitu :(1) Tahu (know)Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya. Oleh sebab itu, tahu itu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.25(2) Memahami (comprehension)Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.(3) Aplikasi (aplication)Apikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).(4) Analisa (analysis)Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lainnya.(5) Sintesis (synthesis)Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan tau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi-formulasi yang ada.(6) Evaluasi (evaluation)Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek. Penilaian-penilaian itu didasarkan pada suatu26kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang diukur dari subjek peneliti atau responden (Istiarti, 2000).b. Faktor Pemungkin (enabling factors)Mencakup keterjangkauan sumber daya pribadi dan kelompok, ketrampilan, ketersediaan, fasilitas, pendapatan, ketersediaan, hukum dan undang-undang.1) PendapatanDalam memenuhi kebutuhan primer maupun kebutuhan sekunder, keluarga dengan status ekonomi baik lebih mudah mencukupi kebutuhan sehari-hari dibanding keluarga dengan status ekonomi rendah. Hal ini akan mempengaruhi kebutuhan akan informasi yang termasuk kebutuhan sekunder.2) JarakBiasanya ibu bersalin yang bertempat tinggal jauh dari tempat pelayanan cenderung memilih bersalin di rumah. Hal itu ditunjang dengan sarana transportasi yang terbatas.c. Faktor PenguatTerwujud dalam ada tidaknya dukungan dari petugas kesehatan, teman, keluarga yang merupakan kelompok referensi perilaku masyarakat.27Menurut Azwar (1983) dalam Istiarti (2000) perilaku kesehatan dipengaruhi oleh :Latar belakang Meliputi norma, kebiasaan, nilai budaya dan keadaan sosial ekonomi. Kepercayaan Meliputi manfaat yang akan didapat, hambatan yang ada, kerugian dan kepercayaan bahwa seseorang dapat terserang penyakit. Sarana Tersedia atau tidaknya fasilitas kesehatan yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Cetusan Adanya suatu peristiwa yang dapat memperkuat perilaku orang tersebut untuk memanfaatkan sarana kesehatan yang ada. B. Kerangka TeoriFaktor Predisposisitingkat(Predisposing)pendidikan tingkat pengetahuan sikap kepercayaan keyakinan nilai dan persepsi Faktor Pemungkin(Enabling)sumber daya ketrampilan hukum pendapatan jarak ke pelayan berdekatan Faktor Penguat(Reinforcing)- tokoh masyarakat - tokoh agama 28Perilaku Kesehatan :Sakit dan penyakit Sistem pelayanan kesehatan Makanan -MinumanLingkungan Perilaku ibu memilih persalinan di rumah Sumber: Green (1991) dalam Notoatmodjo (2002) Notoatmodjo (2005),Istiarti (2000), Saifuddin (2002), Azwar (1983) dalam Istiarti(2000).Keterangan :------------: tidak diteliti________: ditelitiC. Kerangka Konsep-tingkat pendidikanMemilih rumah-pengetahuansebagai tempat-pendapatanbersalin- jarak ke pelayanan kesehatanVariabel BebasVariabel Terikat29D. Variabel PenelitianVariabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang sesuatu konsep pengertian tertentu (Notoatmodjo, 2007).Variabel penelitian merupakan gejala yang menjadi fokus peneliti untuk diamati. Variabel itu sebagai abstrak dari sekelompok orang atau objek yang mempunyai variasi antara satu dan yang lainnya dalam kelompok itu (Sugiyono, 2005).Dalam penelitian ini variabelnya adalah : 1. Variabel IndependenDisebut juga variabel bebas, yaitu variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel dependen (Sugiyono, 2005).Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah tingkat pendidikan, pengetahuan, pendapatan dan jarak ke tempat pelayanan kesehatan.2. Variabel DependenDisebut juga variabel terikat, yaitu variabel yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2005).Variabel dependen dalam penelitian ini adalah memilih rumah sebagai tempat bersalin.30E. HipotesaHipotesis didalam suatu penelitian berarti jawaban sementara penelitian, patokan duga atau dalil sementara, yang kebenarannya akan dibuktikan dalam penelitian tersebut (Notoatmodjo, 2007).Hipotesis penelitian ini merupakan suatu asumsi pernyataan tentang hubungan antara dua atau lebih variabel yang diharapkan bisa menjawab suatu pernyataan dalam penelitian.Hipotesis dalam penelitian ini yaitu ada hubungan antara tingkat pendidikan, pengetahuan, pendapatan dan jarak ke tempat pelayanan kesehatan dengan ibu memilih bersalin.