jtptunimus gdl devipuspit 5219 3 bab2

37
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Tumbuh Kembang a. Pengertian Tumbuh Kembang Istilah tumbuh kembang sebenarnya mencakup 2 peristiwa yang sifatnya berbeda, tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan, yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Sedangkan pengertian mengenai apa yang dimaksud dengan pertumbuhan dan perkembangan per definisi adalah sebagai berikut : 1) Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran fisik (anatomi) dan struktur tubuh dalam arti sebagian atau seluruhnya karena adanya multiplikasi (bertambah banyak) sel-sel tubuh dan juga karena bertambah besarnya sel (IDAI, 2002, dikutip oleh Nursalam 2005:32). 2) Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dan struktur/fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur, dapat diperkirakan, dan diramalkan sebagai hasil dari proses diferensiasi sel, jaringan tubuh, organ-organ, dan sistemnya yang terorganisasi (IDAI, 2002, dikutip oleh Nursalam 2005:33). Meskipun pertumbuhan dan perkembangan mempunyai arti yang berbeda, namun keduanya saling mempengaruhi dan berjalan

Upload: wisnza

Post on 24-Jul-2015

61 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Jtptunimus Gdl Devipuspit 5219 3 Bab2

6

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Tumbuh Kembang

a. Pengertian Tumbuh Kembang

Istilah tumbuh kembang sebenarnya mencakup 2 peristiwa yang

sifatnya berbeda, tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan, yaitu

pertumbuhan dan perkembangan. Sedangkan pengertian mengenai apa

yang dimaksud dengan pertumbuhan dan perkembangan per definisi

adalah sebagai berikut :

1) Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran fisik (anatomi) dan

struktur tubuh dalam arti sebagian atau seluruhnya karena adanya

multiplikasi (bertambah banyak) sel-sel tubuh dan juga karena

bertambah besarnya sel (IDAI, 2002, dikutip oleh Nursalam

2005:32).

2) Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dan

struktur/fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur,

dapat diperkirakan, dan diramalkan sebagai hasil dari proses

diferensiasi sel, jaringan tubuh, organ-organ, dan sistemnya yang

terorganisasi (IDAI, 2002, dikutip oleh Nursalam 2005:33).

Meskipun pertumbuhan dan perkembangan mempunyai arti

yang berbeda, namun keduanya saling mempengaruhi dan berjalan

Page 2: Jtptunimus Gdl Devipuspit 5219 3 Bab2

7

secara bersamaan. Pertambahan ukuran fisik akan disertai dengan

pertambahan kemampuan anak (Nursalam, 2005).

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang

Pola tumbuh kembang secara normal antara anak yang satu

dengan yang lainnya pada akhirnya tidak selalu sama, karena

dipengaruhi oleh interaksi banyak faktor (Nursalam, 2005). Menurut

Soetjiningsih (2002), faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang

dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor

eksternal.

1) Faktor Dalam (Internal)

a) Genetika

Faktor genetik akan mempengaruhi kecepatan pertumbuhan

dan kematangan tulang, alat seksual, serta saraf, sehingga

merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses

tumbuh kembang, yaitu :

i. Perbedaan ras, etnis, atau bangsa

ii. Keluarga

iii. Umur

iv. Jenis Kelamin

v. Kelainan Kromosom

b) Pengaruh hormon

Pengaruh hormon sudah terjadi sejak masa prenatal, yaitu saat

janin berumur 4 bulan. Pada saat itu, terjadi pertumbuhan yang

Page 3: Jtptunimus Gdl Devipuspit 5219 3 Bab2

8

cepat. Hormon yang berpengaruh terutama adalah hormon

pertumbuhan somatotropin yang dikeluarkan oleh kelenjar

pituitary. Selain itu, kelenjar tiroid juga menghasilkan kelenjar

tiroksin yang berguna untuk metabolisme serta maturasi tulang,

gigi, dan otak.

2) Faktor eksternal (lingkungan)

Faktor lingkungan yang dapat berpengaruh dikelompokkan

menjadi tiga yaitu pranatal, kelahiran, dan pascanatal.

a) Faktor pranatal (selama kehamilan),meliputi :

i. Gizi, nutrisi ibu hamil akan mempengaruhi pertumbuhan

janin, terutama selama trimester akhir kehamilan.

ii. Mekanis, posisi janin yang abnormal dalam kandungan dapat

menyebabkan kelainan congenital misalnya club foot.

iii. Toksin/zat kimia, radiasi

iv. Kelainan endokrin

v. Infeksi TORCH atau penyakit menular seksual

vi. Kelainan imunologi

vii. Psikologis ibu

b) Faktor kelahiran

Riwayat kelahiran dengan vakum ekstraksi atau forcep dapat

menyebabkan trauma kepala pada bayi sehingga beresiko

terjadinya kerusakan jaringan otak.

Page 4: Jtptunimus Gdl Devipuspit 5219 3 Bab2

9

c) Faktor pascanatal

Seperti halnya pada masa pranatal, faktor yang berpengaruh

terhadap tumbuh kembang anak adalah gizi, penyakit

kronis/kelainan kongenital, lingkungan fisik dan kimia,

psikologis, endokrin, sosioekonomi, lingkungan pengasuhan,

stimulasi, dan obat-obatan.

c. Ciri-Ciri Tumbuh Kembang Anak Yang Normal

Tumbuh kembang anak yang sudah dimulai sejak konsepsi

sampai dewasa itu mempunyai ciri-ciri tersendiri, yaitu :

1) Tumbuh kembang adalah proses yang kontinu sejak dari konsepsi

sampai maturitas/dewasa, yang dipengaruhi oleh faktor bawaan

dan lingkungan.

2) Dalam periode tertentu terdapat adanya masa percepatan atau masa

perlambatan, serta laju tumbuh kembnag yang berlainan diantara

organ-organ.

3) Pola perkembangan anak adalah sama pada semua anak, tetapi

kecepatannya berbeda antara anak satu dengan lainnya.

4) Perkembangan erat hubungannya dengan maturasi sistem susunan

saraf.

5) Aktifitas seluruh tubuh diganti respons individu yang khas.

6) Arah perkembangan anak adalah sefalokaudal.

7) Refleks primitif seperti refleks memegang dan berjalan akan

menghilang sebelum gerakan volunter tercapai.

Page 5: Jtptunimus Gdl Devipuspit 5219 3 Bab2

10

(Soetjiningsih, 1995).

8) Perubahan proporsi tubuh yang daat diamati pada masa bayi dan

dewasa.

9) Hilangnya ciri-ciri lama dan timbulnya ciri-ciri baru yang ditandai

dengan lepasnya gigi susu dan timbulnya gigi permanen, hilangnya

refleks primitif pada masa bayi, timbulnya tanda seks sekunder dan

perubahan lainnya.

10) Kecepatan pertumbuhan tidak teratur yang ditandai dengan adanya

masa-masa tertentu, yaitu masa pranatal, bayi, dan adolesensi,

dimana terjadi pertumbuhan cepat dan masa prasekolah dan masa

sekolah, dimana pertumbuhan berlangsung lambat (Soetjiningsih,

2002, dikutip oleh Nursalam 2005:32-33).

d. Tahap-Tahap Tumbuh Kembang Anak

Pada dasarnya manusia dalam kehidupannya mengalami

berbagai tahapan tumbuh kembang dan setiap tahap mempunyai ciri

tertentu. Tahapan tumbuh kembang yang paling memerlukan perhatian

adalah pada masa anak-anak (Nursalam, 2005).

Menurut Nursalam (2005), ada beberapa tahapan tumbuh

kembang pada masa anak-anak. Tahapan tersebut adalah sebagai

berikut :

1) Masa Pranatal

Kehidupan bayi pada masa prenatal dikelompokkan menjadi dua

periode yaitu :

Page 6: Jtptunimus Gdl Devipuspit 5219 3 Bab2

11

a) Masa embrio yang dimulai sejak konsepsi sampai kehamilan 8

minggu. Ovum yang telah dibuahi akan datang dengan cepat

menjadi suatu organisme yang berdeferensiasi secara pesat

untuk membentuk berbagai sistem organ tubuh.

b) Masa fetus yang dimulai sejak kehamilan 9 minggu sampai

masa kelahiran. Masa fetus terbagi menjadi dua. Yang pertama

adalah masa fetus dini (usia 9 minggu sampai trimester dua),

dimana terjadi percepatan pertumbuhan dan pembentukan

manusia sempurna serta alat tubuh mulai berfungsi. Yang

kedua adalah masa fetus lanjut (trimester akhir) yang ditandai

dengan pertumbuhan tetap yang berlangsung cepat disertai

dengan perkembangan fungsi-fungsi.

2) Masa Neonatal

Masa ini terjadi adaptasi terhadap lingkungan, perubahan

sirkulasi darah, serta mulai berfungsinya organ-organ tubuh. Saat

lahir, berat badan normal dari bayi yang sehat berkisar antara 2500-

4000 gram, panjang badan berkisar 50 cm dan berat otak sekitar

350 gram. Selama 10 hari pertama biasanya terdapat penurunan

berat badan sekitar 10% dari berat badan lahir, kemudian berat

badan bayi akan berangsur-angsur mengalami kenaikan.

Masa neonatal ini, refleks-refleks primitif yang bersifat

fisiologis akan muncul. Diantaranya adalah refleks moro, yaitu

refleks merangkul, yang akan hilang pada usia 3-5 bulan, refleks

Page 7: Jtptunimus Gdl Devipuspit 5219 3 Bab2

12

menghisap (sucking refleks); refleks menoleh (rooting refleks);

refleks mempertahankan posisi leher/kepala (tonick neck refleks);

refleks memegang (palmar graps refleks) yang akan menghilang

pada usia 6-8 tahun. Refleks-refleks tersebut terjadi secara simetris

dan akan menghilang seiring dengan bertambahnya usia. Fungsi

pendengaran dan penglihatan juga mulai berkembang.

3) Masa bayi 1-12 bulan

Pertumbuhan dan perkembangan terjadi secara cepat. Pada

umur 5 bulan berat badan anak sudah 2 kali lipat berat badan lahir,

sementara pada umur 1 tahun berat badannya sudah menjadi 3 kali

lipat. Sedangkan untuk panjang badan, pada umur 1 tahun sudah

menjadi satu setengah kali panjang badan saat lahir. Pertambahan

lingkar kepala juga pesat. Pada 6 bulan pertama, pertumbuhan

lingkar kepala sudah mencapai 50%. Oleh karena itu, diperlukan

pemberian gizi yang baik, yaitu dengan memperhatikan prinsip

menu gizi seimbang.

Pada tiga bulan pertama, anak berusaha mengelola

koordinasi bola mata untuk mengikuti suatu obyek, membedakan

seseorang dengan benda, senyum naluri dan bersuara.

Terpenuhinya rasa aman dan kasih sayang yang cukup mendukung

perkembangan yang optimal pada masa ini. Pada posisi telungkup,

anak berusaha mengangkat kepala. Jika tidur telentang, anak lebih

menyukai sikap memiringkan kepala ke samping.

Page 8: Jtptunimus Gdl Devipuspit 5219 3 Bab2

13

Pada tiga bulan kedua, anak mampu mengangkat kepala dan

menoleh ke kiri-kanan saat telungkup. Setelah usia lima bulan anak

mampu membalikkan badan dari posisi telentang ke telungkup dan

sebaliknya, berusaha meraih benda-benda di sekitarnya untuk

dimasukkan ke mulut. Anak mampu tertawa lepas pada suasana

yang menyenangkan, misalnya diajak bercanda, sebaliknya akan

menangis pada suasana yang tidak menyenangkan.

Pada enam bulan kedua, anak mulai bergerak memutar pada

posisi telungkup untuk menjangkau benda-benda di sekitarnya.

Sekitar usia sembilan bulan, anak bergerak merayap atau

merangkak dan mampu duduk sendiri tanpa bantuan. Apabila

dibantu berdiri, anak berusaha untuk melangkah sambil

berpegangan. Koordinasi jari telunjuk dan ibu jari lebih sempurna

sehingga anak dapat mengambil benda dengan menjepitnya.

Kehadiran orang asing akan membuatnya cemas (stranger anxiety),

demikian juga perpisahan dengan ibunya.

Anak suka sekali bermain “ci-luk-ba”. Pada usia 9 bulan-1

tahun, anak mampu melambaikan tangan, bermain bola, memukul-

mukul mainan dan memberikan benda yang dipegang bila diminta.

Berdasarkan teory psikososial (Erikson), anak berada pada

tahap percaya dan tidak percaya , sehingga lingkungan dalam hal

ini orang tua yang memberikan perhatian dan kasih sayang yang

cukup, akan menumbuhkan rasa percaya diri anak. Sedangkan

Page 9: Jtptunimus Gdl Devipuspit 5219 3 Bab2

14

menurut teori psikoseksual (Sigmund Freud), anak berada pada

fase oral, sehingga segala sesuatu yang dipegangnya cenderung

dimasukkan ke dalam mulut. Oleh karena itu, orang tua harus

memperhatikan keamanan dan kebersihan makanan maupun

permainan anaknya.

Masa ini merupakan perkembangan interaksi yang menjadi

dasar persiapaan untuk menjadi anak yang lebih mandiri.

Kegagalan untuk memperoleh perkembangan interaksi yang positif

dapat menyebabkan terjadinya kelainan emosional dan sosialisasi

pada masa mendatang. Oleh karena itu diperlukan hubungan yang

mesra antara ibu (orang tua) dan anak.

4) Masa Balita (1-3 tahun)

Pada masa ini, pertumbuhan fisik anak relatif lebih lambat

dibandingkan dengan masa bayi, tetapi perkembangan motoriknya

berjalan lebih cepat. Anak sering mengalami penurunan nafsu

makan dan anak mulai belajar jalan. Pada mulanya, anak berdiri

tegak dan kaku, kemudian berjalan dengan berpegangan. Sekitar

usia 16 bulan, anak mulai belajar berlari dan menaiki tangga, tetapi

masih kelihatan kaku. Oleh karena itu anak perlu diawasi, karena

dalam beraktivitas anak tidak memperhatikan bahaya.

Pada masa ini, anak bersifat egosentris yaitu mempunyai

sifat keakuan yang kuat sehingga segala sesuatu yang disukainya

dianggap sebagai miliknya. Apabila anak menginginkan mainan

Page 10: Jtptunimus Gdl Devipuspit 5219 3 Bab2

15

kepunyaan temannya, sering ia akan merebutnya karena dianggap

miliknya.

Menurut teori Erikson, anak berada pada fase mandiri dan

malu/ragu-ragu. Hal ini terlihat dengan berkembangnya

kemampuan anak, yaitu dengan belajar untuk makan atau

berpakaian sendiri. Apabila orang tua tidak mendukung upaya anak

untuk belajar mandiri, maka hal ini dapat menimbulkan rasa

malu/rasa ragu akan kemampuannya, misalnya orang tua yang

selalu memanjakan anak dan mencela aktivitas yang telah

dilakukan oleh anak. Pada masa ini, sudah sampai waktunya anak

dilatih untuk buang air besar atau buang air kecil pada tempatnya

(toilet training). Anak juga dapat menunjuk beberapa bagian

tubuhnya, menyusun 2 kata, dan mengulang kata-kata baru.

Pada masa ini, anak perlu dibimbing dengan akrab, penuh

kasih sayang, tetapi juga tegas, sehingga anak tidak mengalami

kebingungan. Jika orang tua mengenal kebutuhan anak, maka anak

akan berkembang perasaan otonominya sehingga anak dapat

mengendalikan otot-otot dan rangsangan lingkungan.

5) Masa Pra sekolah akhir (3-5 tahun)

Pada masa ini, pertumbuhan gigi susu sudah lengkap.

Pertumbuhan fisik relatif pelan, naik turun tangga sudah dapat

dilakukan sendiri. Demikian pula halnya dengan berdiri satu kaki

secara bergantian atau melompat. Anak mulai berkembang

Page 11: Jtptunimus Gdl Devipuspit 5219 3 Bab2

16

superegonya (suara hati), yaitu merasa bersalah bila ada

tindakannya yang keliru.

Menurut teori Erikson, pada usia tersebut anak berada pada

fase inisiatif dan rasa bersalah. Pada masa ini, anak berkembang

rasa ingin tahu (courius) dan daya imaginasinya, sehingga anak

banyak bertanya mengenai segala sesuatu di sekelilingnya yang

tidak diketahuinya. Sedangkan menurut teori Sigmund Freud, anak

berada pada fase phalik, dimana anak mulai mengenal perbedaan

jenis kelamin perempuan dan laki-laki. Anak juga

mengidentifikasikan figus atau perilaku orang tua sehingga

mempunyai kecenderungan meniru tingkah laku orang dewasa di

sekitarnya. Anak juga mulai mengenal cita-cita, belajar

menggambar, menulis mengenal angka serta bentuk/warna benda

(Soetjiningsih, 2002).

e. Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak

1) Deteksi Pertumbuhan dan standar normalnya

Menurut Nursalam (2005) parameter untuk pertumbuhan yang

sering digunakan dalam pedoman deteksi tumbuh kembang anak

balita adalah :

a) Ukuran antropometri

i. Berat badan

Pedoman perkiraan berat badan menurut Behrman (1992),

yaitu :

Page 12: Jtptunimus Gdl Devipuspit 5219 3 Bab2

17

1. Berat badan lahir rata-rata : 3,25 kg

2. Berat badan usia 3-12 bulan, menggunakan rumus :

[Umur (bulan) + 9 ] / 2 = [n + 9] / 2

3. Berat badan usia 1-6 tahun, menggunakan rumus :

[Umur (tahun) × 2] + 8 = 2n + 8

Keterangan : n adalah usia anak.

ii. Tinggi badan

Seperti halnya berat badan, tinggi badan juga dapat

diperkirakan berdasarkan rumus dari Behrman (1992), yaitu:

1. Perkiraan panjang lahir : 50 cm

2. Perkiraan panjang badan usia 1 tahun = 1,5 × panjang

badan lahir

3. Perkiraan tinggi badan usia 2-12 tahun = (umur × 6) + 77

= 6n + 77

Keterangan : n adalah usia anak dalam tahun, bila usia

lebih 6 bulan dibulatkan ke atas, bila usia

anak 6 bulan atau kurang dihilangkan.

iii. Lingkar kepala

Secara normal, pertambahan ukuran lingkar pada setiap

tahap relatif konstan dan tidak dipengaruhi oleh faktor ras,

bangsa, dan letak geografis. Saat lahir, ukuran lingkar kepala

normalnya adalah 34-35 cm. Kemudian akan bertambah

sebesar ± 0,5 cm / bulan pada bulan pertama atau menjadi ±

Page 13: Jtptunimus Gdl Devipuspit 5219 3 Bab2

18

44 cm. pada 6 bulan pertama ini, pertumbuhan kepala paling

cepat dibandingkan pada tahap berikutnya, kemudian tahun-

tahun pertama lingkar kepala bertambah tidak lebih dari 5

cm per tahun, setelah itu sampai usia 18 tahun lingkar kepala

hanya bertambah ± 10 cm.

Pengukuran lingkar kepala lebih sulit untuk dilakukan bila

dibandingkan dengan ukuran antropometri lainnya dan

jarang dilakukan pada balita, kecuali apabila ada kecurigaan

akan pertumbuhan yang tidak normal. Namun alat yang

dibutuhkan cukup sederhana, yaitu dengan pita pengukuran

(meteran).

iv. Lingkar lengan atas (Lila)

Ukuran lingkar lengan atas mencerminkan pertumbuhan

jaringan lemak dan otot yang tidak terpengaruh oleh keadaan

cairan tubuh dan berguna untuk menilai keadaan gizi dan

pertumbuhan anak prasekolah. Keuntungan dari pengukuran

lingkar lengan atas adalah murah, mudah, alatnya bisa dibuat

sendiri, dan siapa saja yang melakukannya. Namun, kadang-

kadang hasil pengukuran kurang akurat karena sukar untuk

mengukur lila tanpa menekan jaringan. Pada praktiknya,

pengukuran lila jarang digunakan kecuali ada gangguan

pertumbuhan atau gangguan gizi yang berat, sehingga

Page 14: Jtptunimus Gdl Devipuspit 5219 3 Bab2

19

pengukuran lila hanya efektif pada usia di bawah 3 tahun

(usia prasekolah).

v. Lipatan kulit

Tebalnya lipatan kulit pada daerah triceps dan subskapular

merupakan refleksi pertumbuhan jaringan lemak di bawah

kulit yang mencerminkan kecukupan energi. Apabila anak

mengalami defisiensi kalori, maka lipatan kulit menipis,

lipatan tersebut akan menebal bila anak kelebihan energi.

b) Keseluruhan fisik

Berkaitan dengan pertumbuhan, hal-hal yang dapat diamati dari

pemeriksaan fisik adalah :

i. Keseluruhan fisik

Dilihat bentuk tubuh, perbandingan kepala, tubuh dan anggota

gerak, ada tidaknya odema, anemia, dan ada tanda gangguan

lainnya.

ii. Jaringan otot

Dapat dilihat dengan cubitan tebal pada lengan atas, pantat,

dan paha untuk mengetahui lemak subcutan.

iii. Jaringan lemak

Diperiksa dengan cubitan tipis pada kulit di bawah triceps dan

subskapular.

Page 15: Jtptunimus Gdl Devipuspit 5219 3 Bab2

20

iv. Rambut

Perlu diperiksa pertumbuhannya, tebal / tipisnya rambut, serta

apakah akar rambut mudah dicabut atau tidak.

v. Gigi geligi

Perlu diperhatikan kapan tanggal dan erupsi gigi susu atau

gigi permanen.

c) Pemeriksaan laboratorium dan radiologis

Pemeriksaan laboratorium dan radiologis baru dilakukan di

klinik apabila terdapat gejala atau tanda akan adanya suatu

gangguan / penyakit, misalnya anemia atau pertumbuhan fisik

yang tidak normal. Pemeriksaan laboratorium yang sering

adalah pemeriksaan darah untuk kadar Hb, serum protein

(albumin dan globulin), dan hormon pertumbuhan.

Pemeriksaan radiologis dilakukan terutama untuk menilai umur

biologis, yaitu umur tulang (boneage). Biasanya, hal tersebut

dilakukan bila ada kecurigaan akan adanya gangguan

pertumbuhan. Bagian tulang yang biasanya di rontgen adalah

tulang radius sebelah kiri.

2) Deteksi Perkembangan

Menurut Frankerburg (1981) yang dikutip oleh Soetjiningsih

(1995), terdapat empat aspek perkembangan anak balita, yaitu :

Page 16: Jtptunimus Gdl Devipuspit 5219 3 Bab2

21

a) Kepribadian/tingkah laku social (personal social), yaitu aspek

yang berhubungan dengan kemampuan untuk mandiri,

bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungan.

b) Motorik halus (fine motor adaptive), yaitu aspek yang

berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati

sesuatu dan melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian

tubuh tertentu dan otot-otot kecil, memerlukan koordinasi yang

tepat, serta tidak memerlukan banyak tenaga, misalnya

memasukkan manik-manik ke dalam botol, menempel dan

menggunting.

c) Motorik kasar (gross motor), yaitu aspek yang berhubungan

dengan pergerakan dan sikap tubuh yang melibatkan sebagian

besar tubuh karena dilakukan oleh otot-otot yang lebih besar

sehingga memerlukan cukup tenaga, misalnya berjalan dan

berlari.

d) Bahasa (language), yaitu aspek yang berhubungan dengan

kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara,

mengikuti perintah dan berbicara secara spontan. Pada masa

bayi, kemampuan bahasa bersifat pasif, sehingga pernyataan

akan perasaan atau keinginan dilakukan melalui tangisan atau

gerakan. Semakin bertambahnya usia, anak akan menggunakan

bahasa aktif, yaitu dengan berbicara.

Page 17: Jtptunimus Gdl Devipuspit 5219 3 Bab2

22

Aspek-aspek perkembangan tersebut merupakan modifikasi

dari tes/skrining perkembangan yang ditemukan oleh Frankerburg,

yang dikenal dengan Denver Development Screening Test (DDST),

yaitu salah satu test atau metode skrining yang sering digunakan

untuk menilai perkembangan anak mulai usia 1 bulan sampai 6

tahun. Perkembangan yang dinilai meliputi perkembangan personal

sosial, motorik halus, motorik kasar dan bahasa pada anak

(Nursalam dkk, 2005).

Pada buku petunjuk program BKB (Bina Keluarga dan Balita)

perkembangan balita dibagi menjadi 7 aspek perkembangan, yaitu

perkembangan :

a) Tingkah laku sosial

b) Menolong diri sendiri

c) Intelektual

d) Gerakan motorik halus

e) Komunikasi pasif

f) Komunikasi aktif

g) Gerakan motorik kasar

Banyak “milestone” perkembangan anak yang penting

dalam mengetahui taraf perkembangan seorang anak (yang

dimaksud dengan “milestone” perkembangan adalah tingkat

perkembangan yang harus dicapai anak pada umur tertentu),

misalnya :

Page 18: Jtptunimus Gdl Devipuspit 5219 3 Bab2

23

a) 4-6 minggu : tersenyum spontan, dapat mengeluarkan suara

1-2 minggu kemudian

b) 12-16 minggu: menegakkan kepala, tengkurap sendiri

menoleh ke arah suara

memegang benda yang ditaruh di tangannya

c) 20 minggu : meraih benda yang didekatkan kepadanya

d) 26 minggu : Dapat memindahkan benda dari satu tangan ke

tangan lainnya

Duduk, dengan bantuan kedua tangannya ke

depan

Makan biskuit sendiri

e) 9-10 bulan : Menunjuk dengan jari telunjuk

Memegang benda dengan ibu jari dan telunjuk

Merangkak

Bersuara da… da…

f) 13 bulan : berjalan tanpa bantuan

mengucapkan kata-kata tunggal

Dengan mengetahui berbagai “milestone”, maka dapat

diketahui apakah seorang anak perkembangannya terlambat

ataukah masih dalam batas-batas normal. Kalau ada kecurigaan

dapat dilakukan tes skrining (deteksi dini) dan intervensi dini agar

tumbuh kembang anak dapat lebih optimal, antara lain dengan

DDST (Denver Development Screening Test) yaitu meliputi :

Page 19: Jtptunimus Gdl Devipuspit 5219 3 Bab2

24

a) Motorik kasar

i. Berdiri pada satu kaki selama 1 detik

ii. Lompat di tempat

iii. Naik sepeda roda 3 (tiga)

iv. Lompatan lebar

v. Berdiri pada satu kaki selama 5 detik

b) Motorik halus

i. Mencoret sendiri

ii. Menata dari 4 kubus

iii. Menata dari 8 kubus

iv. Meniru garis vertikal dalam batas 300

v. Mengeluarkan manik-manik dari botol sendiri

vi. Mengeluarkan manik-manik dari botol dengan contoh

vii. Mengikuti membuat +

viii. Mengikuti membuat O

ix. Meniru jembatan

x. Membedakan garis panjang (3 dari 3 atau 5 dari 6).

c) Personal sosial

i. Memakai baju

ii. Mencuci dan menyeka tangan dengan lap

iii. Mudah dipisahkan dari ibu

iv. Bermain dengan anak lain

v. Mengancing baju

Page 20: Jtptunimus Gdl Devipuspit 5219 3 Bab2

25

vi. Memakai baju dengan pengawasan

vii. Memakai baju tanpa bantuan

Berdasarkan buku Pedoman Deteksi Tumbuh Kembang yang

disusun oleh Departemen Kesehatan RI, tes perkembangan yang

dapat dilakukan adalah Kuesioner Pra Skrining Perkembangan

(KPSP), Kuesioner Perilaku Anak Prasekolah (KPAP), Tes Daya

Lihat dan tes kesehatan mata (TDL), serta Tes Daya Dengar anak

(TDD) (Depkes RI, 1996).

f. Masalah-Masalah Tumbuh Kembang Anak

Dalam buku Pedoman Pembinaan Perkembangan Anak Di

Keluarga yang disusun oleh Direktorat Bina Kesehatan Keluarga,

masalah-masalah/gangguan pada masa kecil atau kelainan yang dibawa

sejak lahir sering mengakibatkan hambatan pada perkembangan anak

(Direktorat Bina Kesehatan Keluarga, 1992). Masalah tumbuh

kembang yang sering timbul :

1) Gangguan pertumbuhan fisik

Untuk mengetahui masalah tumbuh kembang fisik pada anak,

perlu pemantauan yang kontinue. Dengan pemantauan berat

badan, tinggi badan, lingkar kepala, umur tulang dan

pertumbuhan gigi, maka dapat diketahui adanya suatu kelainan

tumbuh kembang fisik seorang anak seperti : obesitas atau

kelainan hormonal, perawakan pendek akibat kelainan endokrin

dan kurang gizi, pertumbuhan/erupsi gigi terlambat yang

Page 21: Jtptunimus Gdl Devipuspit 5219 3 Bab2

26

disebabkan oleh hipotiroid, hipoparatiroid, keturunan dan

idiopatik, serta gangguan penglihatan dan pendengaran.

2) Gangguan perkembangan motorik

Perkembangn motorik yang lambat dapat disebabkan oleh :

a) Faktor keturunan

b) Faktor lingkungan

c) Faktor kepribadian

d) Retardasi mental

e) Kelainan tonus otot

f) Obesitas

g) Penyakit neuromuscular

h) Buta

3) Gangguan perkembangan bahasa

Gangguan perkembangan bahasa pada anak dapat diakibatkan

berbagai faktor yaitu adanya faktor genetik, gangguan

pendengaran, intelegensi rendah, kurangnya interaksi anak

dengan lingkungan, maturasi yang terlambat, faktor keluarga,

kembar, psikosis, gangguan lateralisasi, masalah-masalah yang

berhubungan dengan disleksia dan afasia.

Page 22: Jtptunimus Gdl Devipuspit 5219 3 Bab2

27

4) Gangguan fungsi vegetatif

a) Gangguan makan

b) Gangguan fungsi eliminasi

c) Gangguan tidur

d) Gangguan kebiasaan

e) Kecemasan

Kecemasan pada umumnya merupakan bagian dari

perkembangan. Tetapi bila kecemasan ini berlebihan sehingga

mempunyai efek terhadap interaksi sosial dan perkembangan

anak, maka merupakan hal yang patologis yang memerlukan

suatu intervensi.

5) Gangguan suasana hati (mood disorders)

Gangguan tersebut antara lain adalah major depression yang

ditandai dengan disforia, kehilangan minat, sukar tidur, sukar

konsentrasi, dan nafsu makan yang terganggu.

6) Bunuh diri dan percobaan bunuh diri

Bunuh diri sering merupakan penyelesaian masalah psikologi dan

lingkungan bagi remaja.

7) Gangguan kepribadian yang terpecah (disruptive behavioural

disorders)

Kelainan ini mungkin sebagai akibat dari frustasi dan kemarahan.

Page 23: Jtptunimus Gdl Devipuspit 5219 3 Bab2

28

8) Gangguan perilaku seksual

Gangguan perilaku seksual antara lain transseksualism,

transventism, dan homoseksual.

9) Gangguan perkembangan pervasif dan psikosis pada anak

Meliputi autisme (gangguan komunikasi verbal dan non verbal,

gangguan perilaku dan interaksi sosial), Asperger (gangguan

interaksi sosial, perilaku yang terbatas dan diulang-ulang,

obsesif), childhood disintegrative disorder (demensia heller), dan

kelainan Rett (kelainan x-linked dominan pada anak perempuan).

10) Disfungsi neurodevelopmental pada anak usia sekolah

Disfungsi susunan saraf pusat sering disertai dengan kemampuan

akademik yang di bawah normal, kelainan perilaku dan masalah

dalam interaksi sosial.

11) Kelainan saraf dan psikiatrik akibat dari trauma otak

Trauma otak meningkatkan resiko gangguan intelektual maupun

psikiatris, terutama bila trauma berat.

12) Penyakit psikosomatik

Konflik psikologik yang dapat memberikan gejala somatik

disebut psikosomatik. Contohnya adalah kelainan konversi,

hipokondriasis, sindrom Munchausen by proxy, reflex sympathetic

dystrophy (Soetjiningsih dkk, 2002).

Page 24: Jtptunimus Gdl Devipuspit 5219 3 Bab2

29

2. Gizi Balita

a Pengertian Gizi

Gizi merupakan suatu proses organisme menggunakan makanan yang

dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi,

penyimpangan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak

digunakan untuk mempertahankan kehidupan pertumbuhan dan fungsi

normal dari organ-organ serta menghasilkan energi. Makanan dan zat

gizi adalah balok pembangun yang membantu membentuk gigi, tulang,

dan otot yang kuat, jaringan yang sehat, perkembangan saraf otak dan

sistem daya tahan tubuh. Setiap hari anak perlu mendapatkan zat gizi

dari makanan. Tidak ada satu jenis makanan yang menyediakan semua

zat gizi yang dibutuhkan anak. Yang paling baik adalah memberikan

aneka ragam makanan untuk memastikan terpenuhinya kebutuhan zat

gizi (Supariasa, 2002).

b Gizi Pada Anak Balita

Kecukupan gizi rata-rata bagi anak usia di bawah 3 tahun dengan berat

badan 12 kg dan tinggi badan 89 cm, energi yang dibutuhkan sebanyak

1220 kkl dan kebutuhan protein sebesar 23 gram. Sedangkan pada umur

4-5 tahun dengan berat badan 18 kg dan tinggi badan 108 cm, energi

yang dibutuhkan sebanyak 1720 kkl dan kebutuhan protein sebesar 32

gram (Pudjiadi, 2003).

Balita merupakan masa peralihan makanan dari makanan pendamping

ASI ke makanan orang dewasa. Namun, pemberiannya juga masih

Page 25: Jtptunimus Gdl Devipuspit 5219 3 Bab2

30

bertahap disesuaikan dengan kemampuan sistem pencernaan anak dan

kebutuhan gizinya. Di usia ini, saatnya dikenalkan ragam makanan yang

sehat dan alami karena akan menentukan pola makan anak selanjutnya.

Sesuai dengan kemampuan pencernaan dan kebutuhan gizi, balita dipilah

menjadi dua, yaitu batita (1-3 tahun) dan prasekolah (4-5 tahun). Batita

merupakan konsumen pasif, artinya dia masih menerima saja makanan

yang diberikan orang tuanya. Berikan makan dalam porsi kecil dengan

frekuensi sering (7-8 kali) sehari, terdiri atas tiga kali makan pagi, siang,

dan sore, 2-3 kali makan selingan, dan 3-4 kali minum susu. Masing-

masing usia ini memerlukan makanan yang berbeda sesuai tahap

perkembangan saluran pencernaannya dan kebutuhan gizinya. Berbeda

dengan batita, anak prasekolah adalah konsumen aktif sehingga sudah

bisa menentukan makanannya sendiri. Aktivitasnya juga lebih tinggi

sehingga kebutuhan energinya lebih banyak daripada batita. Oleh karena

itu, porsi makan diperbesar daripada batita dengan frekuensi diturunkan

menjadi 5-6 kali sehari, terdiri atas 3 kali makan pagi, siang, dan sore dan

2 kali makan selingan. Susu 2 kali sehari (pagi dan malam hari) atau

dicampurkan pada makanan (http://budiboga. blogspot.com /2007/05/

makanan-untuk-balita.html).

c Sumber Kebutuhan Gizi Balita

Sepanjang usia balita, selera makan dan kebiasaan makan terus

berubah-ubah. Setelah ulang tahun pertama, pertumbuhan melambat

dan selera makan pun cenderung menurun. Pada masa tumbuh

Page 26: Jtptunimus Gdl Devipuspit 5219 3 Bab2

31

kembangnya, gizi seimbang sangat besar pengaruhnya. Pada masa ini

otak balita telah siap menghadapi berbagai stimulasi seperti belajar

berjalan dan berbicara lebih lancar. Balita memiliki kebutuhan gizi

yang berbeda dari orang dewasa. Mereka butuh lebih banyak lemak dan

lebih sedikit serat.

Nutrisi yang anak butuhkan berasal dari beras/gandum/umbi,

daging, kacang-kacangan, sayuran, buah, dan dua gelas susu per hari.

Tentunya dengan gizi yang seimbang sehingga dalam sehari tercapai

1.000 s.d. 1.500 kalori. Variasi ini sangatlah bergantung pada usia,

tinggi badan, serta aktivitas anak (dalam hal ini sekitar 30 menit

aktivitas fisik per hari).

Pada usia ini, susu masih merupakan makanan yang penting

karena mengandung semua zat gizi dasar yang dibutuhkan anak yang

sedang tumbuh: energi, lemak, karbohidrat, protein, vitamin dan

mineral.

1) Energi

Seperti halnya mesin, tubuh manusia membutuhkan pasokan energi

(atau kalori) yang terus-menerus. Tanpa energi, fungsi tubuh yang

penting tidak mungkin berjalan. Energi diperoleh dari zat gizi kaya

energi yang terdapat dalam makanan: karbohidrat kompleks, lemak,

protein dan gula sederhana. Kalori yang dibutuhkan balita usia 1-5

tahun adalah sekitar 1300 – 1500 kalori per hari.

Page 27: Jtptunimus Gdl Devipuspit 5219 3 Bab2

32

2) Lemak

Merupakan komponen utama membran sel otak dan selubung myelin

disekeliling saraf otak. Lemak mempengaruhi perkembangan dan

kemampuan otak, terutama pada dua tahun pertama. DHA (asam

lemak omega 3) & AA (asam lemak omega 6) adalah komponen

utama struktur otak dan mempunyai peran penting dalam

perkembangan fungsi otak dan retina. Sphingomyelin adalah

komponen utama dari sel saraf, jaringan otak dan selubung myelin

disekitar saraf. Sphingomyelin mempunyai peran dalam mengirim

sinyal dan membawa informasi dari satu sel saraf ke sel saraf otak

lainnya. Sumber lemak antara lain seperti yang terdapat dalam

minyak , santan , dan mentega, roti, dan kue juga mengandung

omega 3 dan 6 yang penting untuk perkembangan otak.

3) Protein

Mempunyai fungsi penting dalam membangun dan memelihara sel

jaringan tubuh. Protein juga merupakan prekursor untuk

neurotransmitter yang mendukung perkembangan otak. Fungsi otak

yang baik tergantung pada kapasitas menyerap dan memproses

informasi. Neurotransmitter catecholaimes dibentuk dari asam amino

penting: Tyrosine dan neurotransmitter serotonin dibentuk dari

Tryptophan. Serotonin menstimulasi tidur yang penting untuk

perkembangan otak dalam memproses informasi, sedangkan

catecholamine berkaitan dengan keadaan siaga yang membantu

Page 28: Jtptunimus Gdl Devipuspit 5219 3 Bab2

33

menyerap informasi di otak. Sumber protein terdiri dari daging 2 ons

atau telur 2 butir atau kacang-kacangan 100 gram (untuk usia 5

tahun: daging 3-4 ons atau telur 4 butir atau kacang-kacangan 200

gram). Sumber protein antara lain seperti ikan, susu, daging, telur,

kacang-kacangan.

4) Karbohidrat

Sebagai sumber utama energi. Salah satu bentuk karbohidrat di otak

adalah Sialic Acid (SA). SA merupakan komponen struktur dan

fungsi ganglion otak yang penting. Penelitian menunjukkan bahwa

pemberian SA sejak awal dapat meningkatkan perkembangan otak

dan mempunyai efek dalam proses belajar dan memori. Untuk anak

usia 1 atau 5 tahun diperlukan karbohidrat sebagai sumber energi

untuk berbagai aktivitas. Diperlukan 2-3 lembar roti atau 1 sampai

dengan 1,5 mangkuk nasi atau mi (untuk usia 5 tahun, 4-5 lembar

roti atau 2-2,5 mangkuk nasi/mi).Sumber karbohidrat antara lain

seperti nasi, roti, sereal, kentang, atau mi.

5) Zat Besi

Kekurangan zat besi merupakan hal yang biasa pada balita. Hal ini

disebabkan oleh tingginya kebutuhan akan zat besi yang tidak

tercukupi dari asupan makanan, khususnya jika tidak mengkonsumsi

daging. Makanan yang kaya akan vitamin C seperti segelas jus jeruk

dapat dihidangkan ketika makan malam untuk memaksimalkan

penyerapan zat besi.

Page 29: Jtptunimus Gdl Devipuspit 5219 3 Bab2

34

6) Kalsium

Kalsium sangat penting untuk pertumbuhan tulang dan gigi.

Kebutuhan akan kalsium dapat terpenuhi asalkan balita

mengkonsumsi susu dan produk berbahan dasar susu yang cukup.

Dua atau tiga gelas susu dapat memenuhi kebutuhan asupan kalsium

dalam sehari.

7) Vitamin A

Dibutuhkan untuk perkembangan sel dan kulit yang sehat. Makanan

Balita seringkali kurang asupan Vitamin A.

8) Vitamin C

Penting untuk sistem pertahanan tubuh dan pertumbuhan balita.

Vitamin C juga membantu penyerapan zat besi, khususnya zat besi

yang bukan berasal dari hewan. Asupan vitamin C pada balita

seringkali rendah karena sedikit mengkonsumsi sayur dan buah-

buahan.

9) Vitamin D

Sangat penting untuk metabolisme kalsium dan dapat diperoleh

melalui aksi sinar matahari pada kulit.

10) Vitamin E

Berperan penting dalam mencegah kerusakan struktur sel

membran. Vitamin E termasuk dalam golongan antioksidan dan

berperan dalam mengurangi risiko penyakit seperti kanker.

Page 30: Jtptunimus Gdl Devipuspit 5219 3 Bab2

35

11) Susu

Pada usia 1 dan 2 tahun, seorang anak membutuhkan , paling

sedikit 800 ml susu per hari dan pada usia 3 tahun ke atas, paling

sedikit 500 ml susu per hari (http://www.frisianflag.co.id/html).

3. Pengetahuan

a. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah

orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu.

Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera

penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba (Notoatmodjo,

2003).

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat

penting dalam membentuk tindakan seseorang.

1) Proses adopsi perilaku

Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang

didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku

tanpa didasari oleh pengetahuan. Penelitian Rogers (1974)

mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru

(berperilaku baru), di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang

berurutan, yaitu :

a) Awareness (kesadaran), yaitu orang tersebut menyadari dalam

arti mengetahui stimulus (obyek) terlebih dahulu.

b) Interest, yaitu orang yang mulai tertarik terhadap stimulus.

Page 31: Jtptunimus Gdl Devipuspit 5219 3 Bab2

36

c) Evaluation, yaitu menimbang-nimbang terhadap baik dan

tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya.

d) Trial, yaitu orang mulai mencoba perilaku yang baru.

e) Adoption, yaitu orang telah berperilaku baru sesuai pengetahuan,

kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.

Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku

memulai proses seperti ini didasari oleh pengetahuan, kesadran dan

sikap yang positif maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng

(long lasting).

2) Tingkat pengetahuan di dalam domain kognitif

a) Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam tingkat ini adalah

mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari

seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima.

b) Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat

menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang

telah paham terhadap suatu obyek atau materi harus dapat

menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan dan

meramalkan.

Page 32: Jtptunimus Gdl Devipuspit 5219 3 Bab2

37

c) Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan

materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil

(sebenarnya).

d) Analisis (analysis)

Yaitu suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu

obyek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam satu

struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain.

Kemampuan analisa ini dapat dilihat dari penggunaan kata-kata

kerja seperti dapat menggambarkan, membedakan, memisahkan

dan mengelompokkan.

e) Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan

atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk

keseluruhan yang baru. Dengan kata lain, sintesis itu suatu

kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-

formulasi yang telah ada. Misalnya dapat menyusun,

merencanakan, meringkaskan dan dapat menyesuaikan terhadap

suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.

f) Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhdap suatu materi atau obyek.

Penilaian-penilaian itu berdasarkan pada suatu kriteria yang

Page 33: Jtptunimus Gdl Devipuspit 5219 3 Bab2

38

ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah

ada.

Proses terjadinya pengetahuan menurut sifatnya adalah 2

(dua), yaitu a priori dan a posteriori. Pengetahuan a priori adalah

pengetahuan yang terjadi tanpa adanya atau melalui pengalaman, baik

pengalaman indera maupun pengalaman batin atau jiwa. Sebaliknya

pengetahuan a posteriori adalah pengetahuan yang terjadi karena

adanya pengalaman (Rahman dkk, 2004).

3) Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan yang dimiliki

seseorang dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut :

a) Faktor Internal, meliputi :

i. Jasmani

Faktor jasmani diantaranya adalah keadaan indera seseorang.

ii. Rohani

Faktor rohani diantaranya adalah kesehatan psikis, intelektual,

psikomotor, serta kondisi efektif dan konatif individu.

b) Faktor Eksternal, meliputi :

i. Pendidikan

Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh dalam

memberikan respon terhadap sesuatu yang datang dari luar.

Orang yang berpendidikan tinggi akan memberikan respon yang

lebih rasional terhadap informasi yang datang dan akan berpikir

Page 34: Jtptunimus Gdl Devipuspit 5219 3 Bab2

39

sejauh mana keuntungan yang mungkin akan mereka peroleh

dari gagasan tersebut.

ii. Paparan media massa

Melalui bermacm-macam media baik cetak maupun elektronik

berbagai informasi dapat diterima, sehingga seseorang yang

lebih sering terpapar media massa akan memperoleh informasi

yang lebih banyak dibanding dengan orang yang tidak terpapar

informasi media massa. Ini berarti paparan media massa

mempengaruhi tingkat pengetahuan yang dimiliki seseorang.

iii. Status ekonomi

Tingkat status ekonomi dapat mempengaruhi pengetahuan.

Dimana dalam memenuhi kebutuhan primer maupun sekunder,

keluarga dengan status ekonomi baik akan lebih mudah

tercukupi dibanding keluarga dengan status ekonomi rendah.

Hal ini juga berpengaruh dalam pemenuhan kebutuhan

sekunder.

iv. Hubungan sosial

Manusia adalah makhluk sosial dimana dalam kehidupan saling

berinteraksi satu sama lain. Individu yang dapat berinteraksi

secara kontinue akan dapat lebih biasa lebih mendapatkan

informasi. Sementara faktor hubungan sosial juga

mempengaruhi kemampuan individu sebagai komunikan untuk

menerima pesan menurut model komunikasi media.

Page 35: Jtptunimus Gdl Devipuspit 5219 3 Bab2

40

v. Pengalaman

Pengalaman individu tentang berbagai hal bisa diperoleh dari

tingkat kehidupan dalam proses perkembangannya. Misal sering

mengikuti kegiatan-kegiatan yang mendidik seperti seminar.

vi. Akses layanan kesehatan

Mudah atau sulitnya mengakses layanan kesehatan tentunya

akan berpengaruh terhadap pengetahuan dalam hal kesehatan.

b. Pengukuran Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara

atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari

subyek penelitian atau responden (Notoatmodjo, 2003).

c. Cara Memperoleh Pengetahuan

Untuk mendapatkan pengetahuan yang benar pada dasarnya

terdapat 2 (dua) cara pokok yang dapat dilakukan oleh manusia.

Pertama adalah mendasarkan diri pada rasio dan kedua mendasarkan

diri pada pengalaman. Sumber pengetahuan selain dapat diperoleh

melalui rasio dan pengalaman juga melalui intuisi dan wahyu. Intuisi

adalah kegiatan berfikir untuk mendapatkan pengetahuan tanpa melalui

proses penalaran tertentu, contohnya : seseorang yang sedang terpusat

pemikirannya pada suatu masalah tiba-tiba saja menemukan jawaban

atas permasalahan tersebut. Wahyu merupakan pengetahuan yang

disampaikan oleh Tuhan kepada manusia. Pengetahuan ini didasarkan

kepada kepercayaan (Notoatmodjo, 2003).

Page 36: Jtptunimus Gdl Devipuspit 5219 3 Bab2

41

B. Kerangka Teori

Kerangka Teori Penelitian

Sumber : Notoatmodjo (2002), Notoatmodjo (2007)

C. Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian

Pengetahuan Ibu tentang Gizi

Pertumbuhan dan Perkembangan anak

Pengetahuan

Pertumbuhan dan perkembangan

anak Faktor Dalam

(Internal)

Genetik

Pengaruh Hormon

Faktor Luar (Lingkungan)

Faktor Pranatal

Faktor Kelahiran

Faktor Pascanatal

1. Gizi 2. Mekanis 3. Toksin/ zat kimia 4. Kelaian endokrin 5. Infeksi TORCH 6. Kelainan imunologi 7. Psikologis ibu

1. Gizi 2. Kelainan congenital 3. Lingkungan fisik dan kimia 4. Psikologis 5. Endokrin 6. Sosio ekonomi 7. Lingkungan pengasuhan 8. Stimulasi 9. Obat – obatan

Page 37: Jtptunimus Gdl Devipuspit 5219 3 Bab2

42

D. Hipotesis

Dari kerangka konsep dapat diambil suatu hipotesis sebagai berikut :

“Ada hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang gizi dengan pertumbuhan

dan perkembangan anak usia di bawah 3 tahun”.