jurnal-10
DESCRIPTION
ssoTRANSCRIPT
![Page 1: JURNAL-10](https://reader036.vdocuments.net/reader036/viewer/2022071701/563db83a550346aa9a91b898/html5/thumbnails/1.jpg)
LAPORAN PRAKTIKUM SINTESIS SENYAWA ORGANIK
Judul : Sintesis Orange II dengan Reaksi Kopling Diazo
Tujuan Percobaan : Mempelajari sintesis orange II dari asam p-aminobenzenasulfonat
(asam sulfanilat) dengan β-naftol melalui reaksi coupling diazo.
Pendahuluan
Senyawa pewarna orange II merupakan salah satu pewarna senyawa diazonium yang
dapat disintesis dari p-aminobenzenasulfonat (asam sulfanilat) dengan β-naftol. Senyawa ini
berupa padatan (kristal) dengan titik leleh sebesar 164oC. Uji titik leleh dapat digunakan
untuk mengidentifikasi kemurnian senyawa orange II, di mana titik lelehnya harus sama
dengan titik leleh senyawa murni di literatur. Bahan awal proses sintesis berupa amina
aromatik (Brown dan Iverson, 2013).
Senyawa azo memiliki formula umum R-N=N-R dimana senyawa azo dapat dengan
mudah dibentuk dengan mereaksikan garam diazonium ion dengan senyawa aromatik amina
dan turunan fenol dengan reaksi substitusi aromatik elektofilik ( SRE ). Reaksi akan terjadi
antara diazonium ion dengan senyawa amina bebas ataupun dengan ion phenoxida dan akan
memberikan zat warna yang memiliki warna yang bermacam – macam tergantung dari
turunannya. Sedangkan warna dari senyawa yang dihasilkan akan bervariasi tergantung dari
pH (Pasto, 1992).
Garam benzena diazonium misalnya adalah senyawa yang terbentuk dari reaksi asam
nitrat dengan amina dalam suasana asam. Asam nitrat tidak stabil, namun dibutuhkan dalam
reaksi, sehingga digunakan natrium nitrit yang direaksikan dengan asam kuat HCl pekat.
Reaksi ini dapat membentuk ion nitroso yang nantinya akan menyerang nitrogen dari amina
(Williamson dan Masters, 2011).
Amina adalah senyawa organik nitrogen yang terbentuk oleh penggantian satu atau
lebih atom hidrogen dari amonia (NH3) dengan gugus alkil atau aril. Amina dapat dibedakan
dalam 3 jenis, yaitu amina primer, sekunder dan tersier bergantung pada jumlah gugus alkil
yang terikat pada atom nitrogen. Amina juga ada yang berupa amina aromatik. Amina
aromatik ini adalah basa lemah dibandingkan amonia. Delokalisasi pasangan elektron bebas
yang ada pada nitrogen terjadi di dalam cincin aromatik, yang berarti elektron tidak dapat
digunakan bersama dengan suatu proton asam. Amina dengan massa molekul besar tidak
Paraf Asisten
![Page 2: JURNAL-10](https://reader036.vdocuments.net/reader036/viewer/2022071701/563db83a550346aa9a91b898/html5/thumbnails/2.jpg)
dapat larut dalam air, namun larut dalam asam membentuk garam amina ionik (McMurry,
2010).
Reaksi dari amina dengan asam nitrit sangat bermanfaat untuk sintesis. Asam nitrit
dalam suasana asam seperti dijelaskan sebelumnya dapat memprotonasi dan menghilangkan
air untuk membentuk ion nitrosonium. Ion nitrosonium muncul sebagai senyawa intermediet
yang reaktif dalam kebanyakan reaksi amina dengan asam nitrit. Reaksi amina primer dengan
asam nitrit membentuk garam diazonium melalui ion nitrosonium disebut sebagai diazotisasi
amina. Amina sekunder bereaksi dengan asam nitrit membentuk N-nitrosoamina. Senyawa
ini lebih stabil dibanding garam diazonium, namun garam diazonium ini dapat diganti dengan
beberapa gugus fungsi meliputi –H, –OH, –CN dan halogen melalui reaksi substitusi (Wade,
2013).
Diazonium adalah garam dari reaksi amina primer dengan asam nitrit, sedangkan reaksi
antara amina aromatik primer dengan asam nitrit hasilnya adalah arendiazonium. Amina
aromatik primer biasanya dibuat dari nitrasi suatu cincin aromatik, kemudian mengalami
reduksi pada gugus nitro menjadi gugus amino (–NH2). Akibatnya oleh pembentukan dan
diazotisasi amina, posisi aromatik akan aktif dan dapat dikonversi menjadi berbagai gugus
fungsi. Sintesis orange II dapat dilakukan melalui reaksi coupling diazo. Reaksi ini di mana
garam diazonium bertindak sebagai elektrofil. Ion arendiazonium bertindak sebagai elektrofil
lemah dalam substitusi aromatik alektrofilik. Produk memiliki struktur Ar–N=N–Ar ’,
mengandung sambungan azo (–N=N–). Berdasarkan asalan ini, produknya disebut senyawa
azo dan reaksinya disebut diazo coupling (kopling diazo). Reaksi ini dapat membentuk suatu
metil orange yang merupakan suatu indikator warna (Wade, 2013).
Senyawa azo membawa dua cincin aromatik tersubstitusi ke dalam konjugasinya
dengan gugus azo. Kebanyakan senyawa azo merupakan senyawa dengan warna yang kuat
(terang) dan disintesis karena sangat baik untuk digunakan sebagai bahan pewarna yang
dikenal dengan pewarna azo (Sethi, 2006).
![Page 3: JURNAL-10](https://reader036.vdocuments.net/reader036/viewer/2022071701/563db83a550346aa9a91b898/html5/thumbnails/3.jpg)
Mekanisme Reaksi
Mekanisme reaksi yang terjadi pada sintesis orange II dengan reaksi kopling diazo
sebagai berikut:
[1] Reaksi diazotisasi (kopling diazo)
[2] Pembentukan ion nitrosonium (reaksi NaNO2 dan HCl)
[3] Pembentukan ion diazonium
[4] Pembentukan orange II
Alat
Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah Pipet mohr 25 mL, beaker gelas 150
mL dan 250 mL, Erlenmeyer 100 mL, batang pengaduk, kertas saring, corong Buchner,
penangas air, oven, cawan (panci panas), desikator, botol semprot, neraca analitik, corong
![Page 4: JURNAL-10](https://reader036.vdocuments.net/reader036/viewer/2022071701/563db83a550346aa9a91b898/html5/thumbnails/4.jpg)
biasa dan alat penentu titik leleh.
Bahan
Bahan yang digunakan pada percobaan ini adala Asam sulfanilat, β-naftol, Na2CO3,
NaNO2, HCl pekat, NaOH 10%, NaCl, etanol 70%, NaCl jenuh dan aquades.
Prosedur Kerja
Prosedur kerja dari praktikum sintesis orange II dengan reaksi kopling diazo ini
meliputi:
- Skema kerja
dilarutkan 2,4 g dalam 25 mL larutan Na2CO3 25% (0,65 g Na2CO3 anhidrat dan
25 mL air) dengan cara dipanaskan.
didinginkan larutan tersebut dengan air kran, ditambahkan 0,95 g NaNO2 dan
diaduk sampai larut.
dituangkan larutan dalam beaker yang berisi 12,5 g es dan 2,5 mL HCl pekat,
kemudian dimasukkan dalam ice bath.
dilarutkan 1,8 g β-naftol dalam 10 mL larutan NaOH 10% dingin dan dituangkan
dalam suspensi asam sulfanilat hasil langkah 3 sambil diaduk.
diaduk pasta kristal selama 5-10 menit, kemudian dipanaskan sampai larut.
ditambahkan 5 g NaCl dan dipanaskan semuanya agar larut sambil diaduk.
dimasukkan gelas beaker ke dalam cawan yang berisi air dan es dan dibiarkan
larutan menjadi dingin hingga suhu kamar.
disaring dengan corong Buchner dan dicuci endapan orange II dengan NaCl jenuh.
direkristalisasi dengan 50 mL larutan etanol 70% panas.
disaring dengan corong biasa dan dilakukan dalam ice bath.
dikeringkan kristal yang diperoleh dalam desikator
ditimbang massa kristal dan ditentukan titik lelehnya.
- Prosedur kerja
Masukkan 2,4 g kristal asam sulfanilat (monohidrat) dalam beaker gelas,
tambahkan 25 mL larutan Na2CO3 25% (0,65 g Na2CO3 anhidrat dalam 25 mL air)
dengan pendidihan. Dinginkan larutan dengan air kran. Tambahkan 0,95 g NaNO2 dan
aduk hingga larut, lalu tuang larutan dalam beaker yang berisi12,5 g es dan 2,5 mL HCl
Asam sulfanilat
Hasil
![Page 5: JURNAL-10](https://reader036.vdocuments.net/reader036/viewer/2022071701/563db83a550346aa9a91b898/html5/thumbnails/5.jpg)
pekat hingga terbentuk endapan putih (suspensi) yang akan memisah. Larutkan 1,8 g β-
naftol dalam 10 mL larutan NaOH 10% dingin, tuang dalam larutan suspensi dan aduk.
Pengadukan dilakukan selama 5-10 menit, kemudian panaskan hingga larut. Tambahkan
5 g NaCl dan larutkan dengan pemanasan dan pengadukan. Masukkan gelas beaker
dalam ice bath hingga mencapai suhu kamar.
Saring hasilnya dengan corong Buchner dan cuci endapan orange II dengan NaCl
jenuh. Rekristalisasi dengan larutan etanol panas (50 mL etanol 70%). Saring dengan
corong biasa dan lakukan dalam ice bath. Cuci beaker dengan sedikit etanol, keringkan
kristal dalam desikator, timbang dan tentukan titik leburnya.
Waktu yang dibutuhkan
Waktu yang dibutuhkan untuk percobaan sintesis orange II dengan reaksi coupling
diazo ini adalah ± 2,5 jam. Rincian waktunya sebagai berikut:
No. Prosedur Waktu Alokasi waktu
1 Preparasi 07.00 – 07.10 10 menit
2Pendidihan campuran dan pembentukan
suspensi asam sulfanilat07.10 – 07.30 20 menit
3 Pembuatan pasta kristal dan kristalisasi 07.30 – 08.00 30 menit
4 Pendinginan kristal 08.00 – 08.10 10 menit
5 Penyaringan dengan Buchner 08.10 – 08.20 10 menit
6 Rekristalisasi 08.20 – 08.40 20 menit
7 Penyaringan dengan corong biasa 08.40 – 09.00 20 menit
7 Pengeringan kristal 09.00 – 09.10 10 menit
8 Penentuan massa dan titik leleh 09.10 – 09.30 20 menit
Total waktu yang dibutuhkan150 menit
(2,5 jam)
Nama Praktikan
NOVIN MIROTIN (121810301079)