jurnal bedah
DESCRIPTION
Jurnal bedahTRANSCRIPT
JOURNAL READING
Protokol untuk Multisenter, Prospektif, Studi Kohort yang Berdasarkan
Populasi dari Variasi Praktek Kolesistektomi dan Hasil Pembedahannya
Disusun oleh :
ERWIN IMAWAN
J510155047
Pembimbing:
dr. Bambang Suhartanto, Sp.B
KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH
RSUD DR. HARJONO PONOROGO
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
JOURNAL READING
Protokol untuk Multisenter, Prospektif, Studi Kohort yang Berdasarkan
Populasi dari Variasi Praktek Kolesistektomi dan Hasil Pembedahannya
Yang Diajukan Oleh:
Erwin Imawan, S. Ked J510155047
Telah disetujui dan disahkan oleh bagian Kepaniteraan klinik SMF ilmu Bedah
RSUD dr. Harjono Kabupaten Ponorogo
Pada hari tanggal
Pembimbing:
dr. Bambang Suhartanto, Sp.B (
)
Dipresentasikan dihadapan:
dr. Bambang Suhartanto, Sp.B (
)
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
Protokol untuk Multisenter, Prospektif, Studi Kohort yang Berdasarkan
Populasi dari Variasi Praktek Kolesistektomi dan Hasil Pembedahannya
ABSTRAKPendahuluan : Kolesistektomi adalah salah satu dari operasi bedah umum yang sering dilakukan. Meskipun merupakan lini pertama, kolesistektomi telah terbukti membantu penanganan penyakit kandung empedu yang spesifik, yang dalam praktiknya dapat berbeda di antara dokter bedah dengan rumah sakit satu dengan yang lain. Hal itu juga tidak diketahui apakah variasi tersebut dapat berbeda pada hasil pembedahan yang tertera pada rekam medis. Penelitian ini bertujuan untuk menulusuri hasil pembedahan kolesistektomi yang dikelompokkan dalam kelompok akut, terpilih, dan tertunda dengan multisenter, kontemporer, prospektif, dan kohort yang berdasarkan populasi.Metode dan analisis : Rumah sakit di Inggris Raya dan Irlandia menunjukkan kolesistektomi dimanfaatkan para pelaku riset yang terlatih secara kolaboratif, dalam dua bulan secara berurutan, dan data pasien dewasa akan diinput. Hasil utama akan menilai semua penyebab rerata kontrol rutin selama 30 hari dan akan digunakan pada penelitian. Rerata komplikasi hari ketiga puluh, rerata kebocoran cairan empedu, jejas saluran empedu yang tersering, advis untuk pembedahan terbuka, durasi pembedahan dan lamanya perawatan akan dinilai sebagai data sekunder. Data prospektif pada lebih 8000 prosedur merupakan strategi antisipasi. Rumah sakit akan di survei untuk menentukan kebijakan lokal dan standar pelayanan. Variasi pada hasil akan ditelusuri menggunakan model regresi untuk menganalisa kesalahan.Etik dan penyebarluasan : Persetujuan etik penelitian tidak diperlukan untuk penelitian ini dan telah dikonfirmasi oleh alat pemindai secara online National Research Ethics Service (NRES). Naskah pelitian ini akan menulusuri bagaimana ketetapan tingkatan pembedahan rumah sakit dapat mempengaruhi hasil pada pasien menggunakan metode cross sectional. Hasil tersebut murni untuk diberitahukan kepada kelompok komesioner dan perubahan diterapkan bersama pelayanan kesehatan nasional. Penyebarluasan protokol penelitian diutamakan melalui kolaborasi para pelaku penelitian riset yang terlatih dan ikatan dokter bedah saluran cerna bagian atas. Masing-masing pusat pelayanan akan mendapatkan akses terhadap hasil mereka dan hasil kolektif penelitian akan dipublikasikan pada jurnal dan ditampilkan pada konferensi bedah yang berhubungan.
A. Pendahuluan
Kolesistektomi adalah salah satu dari kebanyakan pembedahan
umum yang dilakukan di Inggris. Inggris sendiri tidak kurang dari
66.000 kolesistektomi telah dilakukan selama 2011-2012[1]. Pasien
tersebut dibedakan menjadi tiga kelompok yaitu: 1) Keluhan akut
dengan penyakit bilier dan kolesistektomi dilakukan selama keluhan
akut tersebut masih terjadi. 2) Indikasi dilakukannya kolesistektomi
direncanakan oleh dokter keluarga masing-masing dan secara rutin
dimasukkan ke dalam daftar tunggu operasi (grup terpilih) dan 3)
Seluruh kolesistektomi lain yang direncanakan dilakukan secara terpilih
yang dimana sebelumnya memiliki indikasi bedah dengan penyakit-
penyakit yang berhubungan dengan kandung empedu.
Penatalaksanaan dari penyakit kandung empedu dengan berbagai
kondisi dan pengelompokkan seperti akut, terpilih dan operasi tertunda
memiliki variasi yang luas diantara setiap dokter dan rumah sakit[2-4].
Lini pertama terbukti bahwa mendukung peran dan keamanan dari
kolesistektomi secara laparoskopi yang dini atau akut pada kolik bilier,
kolesistitis dan batu pakreatitis [5-10]. Data tingkat populasi dari statistik
episode rumah sakit dan sebuah riset dari Skotlandia, keduanya menduga
bahwa operasi yang terlalu cepat dan dalam kondisi akut dapat
berhubungan dengan hasil pembedahan yang tidak baik[2,3]. Penelitian
tersebut juga menduga bahwa perbedaan hasil mungkin berhubungan
dengan kualitas dan tipe rumah sakit[2,3].
Perbedaan dari hasil pembedahan sudah biasa digunakan untuk
mengukur kualitas dan layanan kesehatan seperti kontrol kembali,
operasi berulang dan mortalitas. Sebagian lagi menunjukkan bahwa
penurunan dari kontrol kembali akan menurunkan biaya berkunjung ke
rumah sakit dan akan meningkat kepuasan pasien[11]. Penyebab kontrol
kembali setelah kolesistektomi belum begitu diketahui, hasilnya juga
tetap bergantung pada tipe rumah sakit, jumlah kasus, dan apakah pasien
tersebut pada kelompok yang akut, terpilih, atau operasi yang tertunda
dilakukan[12].
Peningkatan kemungkinan bahwa bukti percobaan dari prosedur
operasi yang biasa tidak mencakup seluruh populasi, kohort non-trial.
Selain itu perbedaan pada hasil pasien mungkin juga berhubungan
dengan standar pelayanan rumah sakit. Faktor-faktor tersebut punya
dampak penting pada pasien dan pelayanan kesehatan nasional,
khususnya sebagai data yang sebagian digunakan untuk informasi
keputusan komisioner. Hal tersebut tidak sepenuhnya benar, mengapa
banyak variasi terjadi pada pelayanan kesehatan nasional, atau apa
dampak dari variasi tersebut pada hasil penelitian.
B. Metode dan analisis
Tujuan utama
Untuk menilai perbedaan pada saat kontrol 30 hari pada
kolesistektomi akut, kolesistektomi tertunda dan kolesistektomi terpilih
dan pada sekarang ini, studi kohort berbasis populasi.
Hipotesis
Tingkat kontrol 30-hari kemudian, seperti resiko yang disesuaikan,
yang seharusnya sama rata pada pasien dengan kolesistektomi elektif
dibandingkan dengan prosedur yang akut maupun yang tertunda.
Desain penelitian
Kami berencana untuk melakukan multisenter, kontemporer,
prospektif, pemeriksaan kohort yang akan dilakukan melalui para peneliti
riset yang terlatih secara kolaboratif seperti yang dijelaskan sebelumnya.
Pengaturan
Penelitian ini dapat terjadi di rumah sakit di setiap bagian Inggris
atau Irlandia yang melakukan kolesistektomi secara akut, elektif atau
tertunda. Setiap pusat akan memberikan kontribusi berupa data pasien
selama 2 bulan berturut-turut.
Peserta
Kriteria inklusi: Semua pasien di atas usia 18 tahun yang menjalani
kolesistektomi dapat masuk ke Audit ini.
Kriteria eksklusi: Pasien yang pernah kolesistektomi kanker yang
mengenai kandung empedu yang sudah jelas, atau sebagai bagian dari
prosedur pembedahan lain misalnya, prosedur Whipple, bariatrik,
antireflux atau operasi transplantasi, akan dikeluarkan.
Hasil pengukuran
Hasil pengukuran utama adalah semua rerata penyebab 30 hari
kontrol kembali, yang didefinisikan sebagai setiap pasien kontrol kembali
yang membutuhkan rawat inap setidaknya satu malam. Standar dan
definisi ini didasarkan pada Royal College of Surgeons (RCS) dan
Association of Upper Gastrointestinal Surgeons (AUGIS) dari Inggris dan
Irlandia yang menyatakan bahwa standar audit adalah kurang dari 10%
rerata kontrol kembali di hari ke 30 yang harus dicapai oleh rumah sakit
melakukan kolesistektomi.
Kumpulan data
Data akan dikumpulkan dalam standar Microsoft Excel
spreadsheet. Ini akan menjadi tanggung jawab para peneliti lokal untuk
memastikan bahwa data dilindungi kata sandi dan dioperasikan pada
sistem komputer lokal yang terpercaya. Setiap situs rumah sakit akan
mengidentifikasi lokasi dimana laparoskopi kolesistektomi dilakukan
(instalasi bedah sentral, poliklinik, dan bangsal) untuk memastikan audit
kasus selama periode tersebut. Pasien akan diidentifikasi setiap hari dari
daftar operasi elektif dan dengan tim evaluasi yang menelfon, di sistem
rujukan, dari daftar telefon dan dari logbook daftar pemesanan operasi
yang darurat. Data operasi harus lengkap baik oleh atau dengan masukan
dari dokter bedah atau asistennya. Semua pasien akan diikuti
perkembangannya selama 30 hari setelah operasi mereka. rekam medis
elektronik rumah sakit atau secara tertulis harus diperiksa oleh tim untuk
mengidentifikasi kontrol kembali atau masuk instalasi gawat darurat
rumah sakit, unit bedah atau di bangsal. Penyusunan secara lokal mungkin
termasuk:
a. Meninjau pasien atau catatan mengenai pasien selama masuk
untuk memperkirakan komplikasi saat rawat inap.
b. Periksa ringkasan catatan pembedahan untuk memeriksa
komplikasi pasca operasi.
c. Periksa setiap pasien yang akan rawat jalan dalam waktu 30
hari setelah operasi.
d. Memeriksa catatan elektronik atau rekam medis manual rumah
sakit atau daftar kontrol kembali. Memeriksa setiap kejadian
dan setiap masuk kembali ke instalasi gawat darurat.
e. Meninjau laporan pencitraan atau hasil laboratorium untuk
memeriksa kedatangan kembali yang tidak direncanakan dan
yang mungkin terjadi.
Penetapan data dan manajemen
Setelah pengumpulan data, hanya data set dengan> 95% data yang
lengkap akan dikumpulkan untuk analisis secara nasional. Penyidik
konsultan ahli bedah disitus yang dipilih akan mengidentifikasi penilai
independen untuk memvalidasi semua poin data, dengan target akurasi >
98%. Secara keseluruhan, setidaknya 5% dari kumpulan data secara
independen akan divalidasi. Selain itu, penilai independen akan diminta
untuk memeriksa logbook ruang operasi dan sistem data terpercaya, untuk
memastikan penetapan kasus. Jika kesesuaian antara jumlah kasus yang
diajukan untuk kelompok uji manajemen <95%, data rumah sakit tersebut
akan dicoret dari analisis. Sebuah lembar kerja Microsoft Excel yang
terstandarisasi (Excel 2007; Microsoft, Redmond, Washington, USA)
dengan bidang yang telah ditetapkan akan digunakan untuk
mengumpulkan data. Pengaturan perlindungan data di setiap pusat akan
dipenuhi. Data identifikasi pasien tidak akan ditransmisikan ke kelompok
uji coba manajemen. Data akan diserahkan dan terpusat melalui alamat
email yang aman NHS dengan semua pengidentifikasi pasien akan
dihapus. Data pasien yang tidak jelas akan kemudian dianalisis dan
dilaporkan oleh komite penulis. Hasil data spesifik untuk setiap ahli bedah
yang berpartisipasi tidak akan dikumpulkan. Data rumah sakit yang tidak
jelas akan dibandingkan dengan setiap ahli bedah, rumah sakit atau NHS
yang tidak akan diidentifikasi. Data anonim yang dibutuhkan ditunjukkan
dalam tabel 2. Pusat Individu akan disurvei pada akhir periode audit untuk
menentukan kebijakan lokal dan penyediaan layanan (tabel 3). Data
tingakatan pasien yang tidak jelas akan dihubungkan dengan hasil survei
pelayanan rumah sakit untuk memungkinkan analisis rinci dari variabel-
variabel ini dan hasil dari pasien.
Perekrutan yang diantisipasi
Berdasarkan data HES-kolesistektomi yang spesifik dari Inggris, 66.000
prosedur diberi kode selama 2011-2012 Jika ada prosedur distribusi
seragam yang dilakukan antara setiap perawatan akut yang terpercaya dan
semua rumah sakit di Inggris dan Irlandia yang berpartisipasi, data pada
11.000 prosedur berpotensi terkumpul secara prospektif. Rekrutmen
minimum yang diharapkan sekitar 1.500 prosedur dari 20 pusat dari
Midlands barat.
Jadwal penelitian
Pengumpulan dan analisis data akan dilakukan dengan menggunakan
jadwal berikut:
4 November 2013-11 Desember 2013 periode studi pilot
1 Maret 2014-1 Mei 2014-periode pengumpulan data studi yang
utama.
1 Juni 2014-periode berakhirnya studi follow up hari ke 30.
31 Agustus 2014- penyerahan data penting hingga selesai.
20 Desember 2014-validasi data secara independen hingga selesai
28 Februari 2015-inisiasi analisis data hingga selesai
Analisis statistik
Laporan penelitian ini akan disusun sesuai pedoman yang
ditetapkan oleh STROBE (Strengthening the Reporting of Observational
Studies in Epidemiology) yang dinyatakan untuk studi observasional. 14
data akan dikumpulkan dan dianalisis dalam kategori klinis yang relevan,
dan tes χ2 digunakan untuk mendeteksi perbedaan antar kelompok. Data
yang hilang akan dianalisis dan beberapa akan diimputasi jika diperlukan.
Pemodelan biner regresi logistik akan digunakan untuk
menyesuaikan pengaruh waktu operasi untuk menjadi penghubung antar
variabel. Data akan disesuaikan menurut pasien (usia, jenis kelamin, skor
American Society of Anesthesiologist (ASA) dan indeks massa tubuh),
penyakit (indikasi, hasil dari USG, keperluan pencitraan lain dan
endoskopi retrograde cholangiopancreatography (ERCP)), ahli bedah
(Konsultan saat ini, spesialisasi dan jam terbang melakukan
kolesistektomi) dan faktor rumah sakit (jumlah tempat tidur rumah sakit,
rumah sakit pendidikan, layanan hepatopancreato-bilier tersier,
penerimaan akut, layanan ERCP dan daftar tunggu terbaru operasi
mengenai penyakit bilier). Model multivariat akan dibuat untuk
menghasilkan OR untuk memperhitungkan dampak prediktif variabel
ketika menilai hasil. OR mewakili kemungkinan semua penyebab kontrol
30 hari kemudian terjadi, membandingkan kelompok eksperimen (akut
dan tertunda) dengan kelompok referensi (elektif). Model kedua akan
membandingkan kolesistektomi akut terhadap referensi kolesistektomi
tertunda. Pilihan variabel termasuk data tingkat rumah sakit akan
didasarkan pada orang-orang yang secara statistik signifikan pada analisis
univariat, dan orang-orang dengan klinis yang signifikan, namun secara
statistik tidak. Tergantung pada kebutuhan data, model akan
dikembangkan menggunakan input pasti regresi logistik biner, pemodelan
multilevel dan beberapa set data yang diperhitungkan, untuk
membandingkan output berdasarkan teknik statistik.
Kekuatan utama dari proyek ini adalah multisenter, prospektif,
metodologi kontemporer dengan validasi data independen. Hal ini akan
memberikan kualitas tinggi, data divalidasi pada penyedia layanan
kolesistektomi dan hasil dari seluruh Inggris dan Irlandia dengan berbagai
jenis rumah sakit. Keterbatasan termasuk ketidakmampuan untuk menilai
kunjungan ke dokter umum pasca operasi. Selain itu, minoritas pasien
akan ke rumah sakit lain dengan komplikasi setelah operasi. Namun,
selama periode audit, tim juga akan mendokumentasikan jumlah absolut
pasien yang datang kembali dengan komplikasi dari kolesistektomi yang
dilakukan di rumah sakit lain. Penelitian kami menggunakan standar
tindak lanjut periode 30 hari karena ini adalah standar internasional dan
memungkinkan membandingkan dengan penelitian lainnya. Namun,
komplikasi yang mungkin terjadi setelah 30 hari, seperti batu duktus
empedu yang resisten atau striktur akhir bilier tidak akan dilaporkan.
Dalam kelompok akut, hal itu tidak mungkin sepenuhnya menjelaskan
apakah keputusan untuk operasi karena kebijakan rumah sakit, peraturan
ahli bedah atau faktor yang berhubungan dengan pasien. Namun, tim akan
mengumpulkan data tentang pasien, penyakitnya, dokter bedah dan faktor
rumah sakit untuk menilai hubungannya dengan kolesistektomi akut.
C. Diskusi
Variasi pada hasil mengikuti kebanyakan prosedur bedah yang
seperti halnya kolesistektomi yang merupakan perhatian untuk
pelayanan kesehatan nasional. Penulisan ini menerangkan protokol
untuk sebuah penelitian untuk menulusuri bagaimana ketetapan
pembedahan sesuai tipe rumah sakit dapat mempengaruhi hasil pada
pasien menggunakan metodologi cross sectional. Hasil dari audit murni
untuk menginformasi pelaksana pelayanan sesuai kelompok dan
menerapkan perubahan bersamaan pelayanan kesehatan nasional.
Apalagi pengembangan konsultan seluruh Inggris memperbolehkan
jaringan peneliti baru yang dapat bekerja sama pada penelitian lebih
lanjut.
D. Etik dan penyebarluasan
Proposal penelitian tidak akan berdampak pada klinik perawatan
dan membandingkan hasil untuk menggambarkan standar audit.
Persetujuan etik tidak diperlukan pada penelitian ini dan telah
dikonfirmasi secara online oleh alat pemindai NRES (http://www.hra-
decisiontools.org.uk/research/). Hal ini telah didukung oleh konfirmasi
penulisan dan saran dari direktur riset dan pengembangan pada yayasan
pelayanan kesehatan Universitas Hospitals Birmingham, Inggris.
Penelitian akan didaftarkan sebagai audit klinis atau evaluasi pelayanan
pada rumah sakit yang terlibat. Inform consent tidak dianggap perlu
penyertaannya dalam penelitian tidak akan menjadi resiko apapun untuk
diri pasien.
Metodologi secara umum yang dikolaborasikan mendasari
penyebarluasan protokol dan pihak-pihak yang terkait yang direkrut
telah dijelaskan sebelumnya[13]. Protokol akan disebarluaskan terutama
melalui para peneliti riset yang terlatih secara kolaboratif
(http://www.asit.org/resources/collaborative), anggota dari ikatan dokter
bedah yang sedang dilatih (ASIT; http://www.asit.org), AUGIS
(http://www.augist.org) dan melalui schoolofsurgery.org
(http://www.schoolofsurgery.org). Seorang konsultan bedah akan
ditunjuk oleh masing-masing rumah sakit untuk memfasilitasi koordinasi
penelitian. Alat kolektif dokumen dan data protokol akan disediakan
secara online (http://www.choles-study.org). Pusat mandiri akan
mempunyai akses pada hasil mereka sendiri dan hasil kolektif pada
penelitian akan dipublikasikan pada jurnal dan ditampilkan pada
konferensi bedah yang bersangkutan. Hasil ini dapat kemudian
digunakan untuk informasi pengawasan dan penerapan perubahan
bersama pelayanan kesehatan nasional.
E. Daftar pustaka
1. Hospital Episode Statistics. Total procedures and interventions. 2011–2012. http://www.hesonline.nhs.uk/Ease/servlet/ContentServer?siteID=1937&categoryID=210 (accessed 3 Jul 2013).
2. Sinha S, Hofman D, Stoker DL, et al. Epidemiological study of provision of cholecystectomy in England from 2000 to 2009: retrospective analysis of Hospital Episode Statistics. Surg Endosc 2013;27:162–75.
3. Harrison EM, O’Neill S, Meurs TS, et al. Hospital volume and patient outcomes after cholecystectomy in Scotland: retrospective, national population based study. BMJ 2012;344:e3330.
4. AUGIS. 2013 Commissioning Guide: gallstone disease. http://www.rcseng.ac.uk/healthcare-bodies/docs/published-guides/gallstones (accessed 3 Jul 2013).
5. Macafee DA, Humes DJ, Bouliotis G, et al. Prospective randomized trial using cost-utility analysis of early versus delayed laparoscopic cholecystectomy for acute gallbladder disease. Br J Surg 2009;96:1031–40.
6. Gurusamy KS, Koti R, Fusai G, et al. Early versus delayed laparoscopic cholecystectomy for uncomplicated biliary colic. Cochrane Database Syst Rev 2013;6:CD007196.
7. Gurusamy K, Samraj K, Gluud C, et al. Meta-analysis of randomized controlled trials on the safety and effectiveness of early versus delayed laparoscopic cholecystectomy for acute cholecystitis. Br J Surg 2010;97:624.
8. Siddiqui T, MacDonald A, Chong PS, et al. Early versus delayed laparoscopic cholecystectomy for acute cholecystitis: a meta-analysis of randomized clinical trials. Am J Surg 2008;195:40–7.
9. Falor AE, de Virgilio C, Stabile BE, et al. Early laparoscopic cholecystectomy for mild gallstone pancreatitis: time for a paradigm shift. Arch Surg 2012;147:1031–5.
10. UK Working Party on Acute Pancreatitis. UK guidelines for the management of acute pancreatitis. Gut 2005;54(Suppl III):iii1–9.
11. Tsai TC, Joynt KE, Orav J, et al. Variation in surgical-readmission rates and quality of hospital care. N Engl J Med 2013;369:1134–42.
12. Morris MS, Deierhoi RJ, Richman JS, et al. The relationship between timing of surgical complications and hospital readmission. JAMA Surg 2014;149:348–54.
13. Bhangu A, Kolias AG, Pinkney T, et al. Surgical research collaboratives in the UK. Lancet 2013;382:1091–2.
14. von Elm E, Altman DG, Egger M, et al. The Strengthening the Reporting of Observational Studies in Epidemiology (STROBE) statement: guidelines for reporting observational studies. Lancet 2007;370:1453–7.
15. Clavien PA, Barkun J, de Oliveira ML, et al. The Clavien-Dindo classification of surgical complications: five-year experience. Ann Surg 2009;250:187–96.Open A
16. Koch M, Garden OJ, Padbury R, et al. Bile leakage after hepatobiliary and pancreatic surgery: a definition and grading of severity by the International Study Group of Liver Surgery. Surgery 2011;149:680–8.
17. Way LW, Stewart L, Gantert W, et al. Causes and prevention of laparoscopic bile duct injuries: analysis of 252 cases from a human factors and cognitive psychology perspective. Ann Surg 2003;237:460–9.
18. Banks PA, Bollen TL, Dervenis C, et al; Acute Pancreatitis Classification Working Group. Classification of acute pancreatitis-2012: revision of the Atlanta classification and definitions by international consensus. Gut 2013;62:102–11.
19. Nassar AH, Ashkar KA, Mohamed AY, et al. Is laparoscopic cholecystectomy possible without video technology? Minim Invasive Ther Allied Technol 1995;4:63–5.
Skema 1
Pasien
Tabel 1Hasil pengukuran DefinisiKomplikasi semua penyebab 30 hari Seperti dijelaskan oleh klasifikasi Clavien-
IGD Praktek umum
Rawat jalanIndikasi bedah selanjutnya yang tidak direncakan
Indikasi bedah secara akut
Pembedahan akut
Pembedahan tertunda
Pembedahan terpilih
control kembali Dindo dari komplikasi pasca operasi. Secara khusus kebocoran empedu, CBD cedera, infeksi luka, koleksi intra-abdomen, pankreatitis, batu CBD, ICU / HDU readmissions akan dikumpulkan, seperti yang akan non-bedah komplikasi seperti jantung, pernapasan, kencing dan komplikasi 30 hari
Kebocoran empedu tingkat: A-empedu kebocoran yang memerlukan sedikit atau tidak ada perubahan dalam manajemen pasien, menyelesaikan dengan manajemen konservatif dalam waktu 7 hari; B-empedu kebocoran atau koleksi yang memerlukan prosedur diagnostik atau intervensi tambahan, seperti ERCP atau relaparoscopy atau Grade A yang berlangsung> 7 hari; C-empedu kebocoran atau koleksi yang membutuhkan relaparotomy
Kerusakan saluran empedu Setiap cedera pada pohon empedu utama dan akan diklasifikasikan menggunakan Stewart-Way Sistem Klasifikasi: 1. Didefinisikan sebagai cedera lengkap dengan CBD tanpa kehilangan saluran 2. Didefinisikan sebagai kerusakan lateral PJK dengan baik pembentukan striktur atau fistula (empedu kebocoran) 3. Ditetapkan sebagai lintang dari CBD dengan eksisi sebagian variabel CBD dan duktus sistikus / umum saluran persimpangan 4. Ditetapkan sebagai cedera pada duktus hepatik yang tepat dengan atau tanpa cedera pada hati yang tepat pembuluh darah
Konversi operasi Laparoskopi dikonversi ke operasi sayatan terbuka, atau di mana sayatan perut untuk membantu prosedur itu dibutuhkan
Durasi operasi Waktu dalam menit dari sayatan kulit sampai akhir penutupan kulit
Lamanya tinggal Dihitung dari tanggal masuk ke tanggal keluar rumah sakit
Tabel 2Jenis Pilihan (definisi)Umur Dengan tahun
Jenis kelamin Laki-laki atau perempuanIndeks massa tubuh Massa tubuh individu akan disubklasifikasikan
sebagai:▸ Underweight (<17,9 kg / m2)▸ normal (18,0-24,9 kg / m2)▸ Kegemukan (25,0-29,9 kg / m2)▸ obesitas sedang (30,0-34,9 kg / m2)▸ obesitas berat (35,0-39,9 kg / m2)▸ Sangat berat obesitas (> 40,0 kg / m2)
Skor ASA Diklasifikasikan sebagai:1. Seorang pasien sehat yang normal2. Seorang pasien dengan penyakit sistemik ringan3. Seorang pasien dengan penyakit sistemik berat4. Seorang pasien dengan penyakit sistemik berat yang merupakan ancaman konstan untuk hidup5. Seorang pasien sekarat yang tidak diharapkan untuk bertahan hidup tanpa operasi
Tanggal MRS Hari/bulan/tahunTanggal operasi Hari/bulan/tahunPenggolongan waktu operasi Diklasifikasikan sebagai: akut; elektif atau
tertunda elektifRencana kasus sehari Ya (didefinisikan sebagai pasien yang
direncanakan untuk diterima dan dipulangkan dihari yang sama operasi)
Tanggal dibuatnya keputusan operasi Untuk kasus 'elektif' ini akan menjadi tanggal pasien terlihat di rawat jalan klinik. Untuk kasus 'tertunda' ini adalah tanggal pasien terakhir keluar dari rumah sakit dengan penyakit empedu. Untuk kasus 'akut' ini harus tanggal yang Keputusan itu dibuat untuk melakukan kolesistektomi akut darurat yang penerimaan
Indikasi preoperasi Kolik bilier (kehadiran kolik nyeri kuadran kanan atas yang terkait denganbatu empedu atau lumpur pada USS, tapi tidak ada tanda-tanda dari kolesistitis akut)Kolesistitis akut atau kronis saat ini atau bukti klinis atau USG sebelumnyakolesistitis (berdinding tebal GB dan / atau pericholecystitis, USS kelembutan lebihGB, adanya batu empedu)Batu empedu pankreatitis (pankreatitis sekunder untuk batu empedu. Harusdidiagnosis dengan menggunakan pedoman Atlanta yang menyatakan diagnosis akutpankreatitis membutuhkan dua dari tiga fitur berikut: (1) sakit perutkonsisten dengan pankreatitis akut (onset akut gigih, berat, epigastriumnyeri sering menjalar ke punggung); (2) aktivitas serum lipase (atau aktivitas amilase) di
Setidaknya tiga kali lebih besar dari batas atas normal; karakteristik dan (3)Temuan pankreatitis akut pada CT kontras ditingkatkan) 18Batu CBD (seperti ditegaskan oleh pencitraan pra operasi, yang mungkin atau mungkin tidak memilikidihapus sebelum operasi)Polip GB (lesi hyperechoic di USS pencitraan yang tidak memiliki akustikmembayangi dan tidak bergerak dengan perubahan posisi (dan tidak memiliki fiturkeganasan terang-terangan))Dyskinesia (sakit perut empedu seperti, terjadi dalam muncul GB yang normaldengan HIDA fungsional memindai menunjukkan fraksi ejeksi normal GB kurangdari 40%)Kolesistitis (bukti klinis atau USG acalculous (berdinding tebal GB dan / ataupericholecystitis, USS nyeri selama GB, tidak adanya batu empedu))
Operasi karena gejala penyakit empedu 12 bulan yang lalu
Jumlah penerimaan bedah dengan gejala empedu di sebelumnya12 bulan: 0, 1, 2, 3, 4, 5,> 6Total jumlah hari yang dihabiskan di rumah sakit sebagai akibatnyaTanggal debit terakhir (jika ada)
Investigasi ▸ USS▸ CT▸ MR cholangiopancreatography▸ Endoscopic retrograde cholangiopancreatography▸ Endoskopi USS▸ memindai Fungsional
Senioritas ahli bedah ▸ <Pelatihan Khusus (ST6) ▸ ST6 atau di atas atau staf kelas▸ Konsultan
Antibiotik preoperasi Ya/tidakTeknik operasi ▸ Laparoscopic
▸ Laparoscopic converted to open▸ Open cholecystectomy▸ SILS
Tingkat kesulitan Skala Nassar kesulitan untuk kolesistektomi dinilai 1, 2, 3, 419 Grade I Floppy, kandung empedu tidak patuh. Jelas, tipis gagang bunga kistik. sederhana adhesi ke leher dan kantong Hartmann hanya Kelas II Mucocele; dikemas dengan batu kandung empedu. Sarat lemak pedikel kistik. Adhesi sederhana, hingga tubuh kandung empedu Kelas III Jauh fossa; kolesistitis akut; dikontrak, berserat Hartmann kantong patuh terhadap CBD atau dengan impaksi batu. Abnormal anatomi; duktus sistikus pendek, melebar atau dikaburkan.
Adhesi padat, hingga fundus; melibatkan lentur hati atau duodenum Kelas IV kandung empedu Sepenuhnya dikaburkan; empyema / gangren Atau massa. Mustahil untuk memperjelas pedikel kistik. Padat, perlengketan fibrosa membungkus GB. Duodenum atau hati lentur sulit untuk memisahkan
Komplikasi saat operasi ▸ Cairan empedu tumpah (intra-abdominal tumpahan empedu selama prosedur, termasuksaat melepas GB dari rongga perut)▸ Batu tumpah (intra-abdominal tumpahan batu selama prosedur,termasuk sebagai menghapus GB dari rongga perut)▸ Perdarahan (membutuhkan agen hemostatik (misalnya, Surgicel, fibril, dll), tambahanklip, penjahitan atau konversi untuk membuka prosedur)▸ CBD cedera (akan didefinisikan sebagai cedera apapun untuk pohon empedu utama dan akandiklasifikasikan menggunakan Stewart-Way Sistem Klasifikasi (1, 2, 3, 4))
Cholangiografi saat operasi ▸ Direncanakan (didefinisikan sebagai keputusan untuk melakukan cholangiogram sebelummulai operasi; misalnya, karena preferensi ahli bedah atau untuk menilai batu CBD)▸ tidak direncanakan (didefinisikan sebagai alasan lain di mana cholangiogram sebuah itudilakukan tetapi tidak diantisipasi pada awal operasi; misalnya, untuk menilaiuntuk anatomi tidak jelas atau untuk menilai potensi cedera CBD)
Eksplorasi CBD Ya/tidakDrainase abdomen Ya/tidakTanggal KRS Tanggal/bulan/tahunSemua penyebab control kembali 30 hari Ya/tidakSemua tindakan dan pencitraan yang dilakukan berulang
Ya/tidak
Kematian selama 30 hari Ya/tidak
Tabel 3Jenis Pilihan (definisi)Lokasi Inggris, irlandia utara, wales, skotlandiaRumah sakit pendidikan Ya/tidakJumlah tempat tidur <100, 100-500, 500-1000, >1000Pelayanan penyakit empedu tersier Ya/tidakPelayanan ERCP Ya/tidakKedatangan akut Ya/tidakNomer konsultan dari layanan telfon bedah umum
Nomer
Spesialisasi konsultan yang terlibat dalam cholecystectomi
OesophagogastricHepatobiliaryColorectalBreastVascularEndocrine
GeneralTransplantLainnya
Nomer konsultan bedah yang menawarkan kolesistektomi
Nomer
Nomer konsultan bedah yang menawarkan kolesistektomi darurat/cito
Nomer
Nomer konsultan bedah yang menawarkan eksplorasi CBD laparoskopik
Nomer
Apakah rumah sakit memprioritaskan daftar tunggu operasi penting
Ya/tidak
Melakukan cholangiografi saat operasi Ya/tidakKetersediaan layanan tambahan dari rumah sakit
MRCPEndoscopic USSFunctional scansRadiological drainagePercutaneous transhepatic cholangiogramsRadiological cholecystostomy