kajian profil disolusi kurkumin dalam kapsul kunyit · kajian profil disolusi kurkumin dalam kapsul...
TRANSCRIPT
KAJIAN PROFIL DISOLUSI KURKUMIN DALAM KAPSUL KUNYIT
(Curcuma longa L.) YANG BEREDAR DI PASARAN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh :
Richardus Yudistira
NIM : 138114121
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
HALAMAN JUDUL
KAJIAN PROFIL DISOLUSI KURKUMIN DALAM KAPSUL KUNYIT
(Curcuma longa L.) YANG BEREDAR DI PASARAN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh :
Richardus Yudistira
NIM : 138114121
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Persetujuan Pembimbing
KAJIAN PROFIL DISOLUSI KURKUMIN DALAM KAPSUL KUNYIT(Curcuma longa L.) YANG BEREDAR DI PASARAN
Skripsi yang diajukan oleh :
Richardus Yudistira
NIM : 138114121
telah clisetujui oleh :
Pembimbing utama
Dr. D i Setyaningsih, M.Sc., Apt.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pengesahan Skripsi Berjudul
KAJIAN PROFIL DISOLUSI KURI{UMIN DALAM KAPSUL KUNYIT(Curcuma longa L.) YANG BEREDAR DI PASARAN
Oleh:
Richardus Yudistira
NIM: 1381i4121
Dipertahankan di hadapan Panitia Penguji SkripsiFakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma
Padatanggal: 5 Juni 2017
Mengetahui
Fakultas Farmasi
, M.Si., Ph.D., Apt.
Panitia Penguji :
1. Dr. Dewi Setyaningsih, M.Sc., Apt.
2. Prof. Dr. Sri Noegrohati, Apt.
3. Beti Pudyastuti, M.Sc., Apt.
l1l
Tanda tansan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuatkarya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Apabila di kemudian hari ditemukan indikasi plagiarisme dalam naskah
ini, maka saya bersedia menanggung segala sanksi sesuai peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Yogyakarta, I Juni 2AI'/
Penulis
Richardus
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitasa Sanata Dharma:
Nama : Richardus Yudistira
Nomor Mahasiswa : 138114121
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
*KAJIAN PROFIL DISOLUSI KURKUMIN DALAM KAPSUL KUNYIT
(Curcuma longa L.) YANG BEREDAR DI PASARAN'
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam benfuk pangkalan data,
mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media
lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari sava maupun
memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis.
Demikian pemyataan ini yang saya buat dengan sebenamya.
Dibuat di Yogyakarta
P ada tanggal : 12 Juni 201 7
Yang menyatakan
Richardus udistira
v111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN
“Life is about waiting for right moment to act. Relax.
You are not too early, also not too late.
You are in your own time zone!”
-Anonim-
“Kobarkan apimu, sukseskan tugasmu,
REVOLUSI PENEBUSAN”
-Mars Van Lith-
“To BE BEAUTIFUL means to BE YOURSELF.
You don’t need to be accepted by others.
You need to ACCEPT YOURSELF”
-Bindi Irwin-
Karya ini kupersembahkan untuk Allah,
untuk negaraku, Indonesia
Serta untuk Papa, Mama, Anne, Alda, Nadine
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PRAKATA
Pertama-tama, penulis menghaturkan puji syukur kepada Tuhan Yang
Maha Esa atas limpahan kasih, cinta, rahmat, dan berkat sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “KAJIAN PROFIL DISOLUSI
KURKUMIN DALAM KAPSUL KUNYIT (Curcuma longa L.) YANG
BEREDAR DI PASARAN” sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar
Sarjana Farmasi (S.Farm.) dari Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
Pada kesempatan ini pula, penulis ingin menyampaikan ucapan terima
kasih kepada berbagai pihak yang membantu penyelesaian skripsi ini, khususnya
kepada :
1. Ibu Aris Widayati, M.Si., Ph.D., Apt., sebagai Dekan Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma
2. Ibu Dr. Dewi Setyaningsih, M.Sc., Apt., sebagai dosen pembimbing utama
atas perhatian dan waktu yang diluangkan untuk berbagi ilmu, masukan,
bimbingan, nasihat, motivasi, serta pembiayaan riset Kajian Profil Disolusi
Kurkumin dalam Kapsul Kunyit (Curcuma longa L.) yang Beredar di
Pasaran.
3. Ibu Prof. Dr. Sri Noegrohati, Apt., sebagai dosen penguji skripsi yang
memberikan sumbangan pemikiran, saran, dan koreksi yang membangun
untuk penelitian ini.
4. Ibu Beti Pudyastuti, M.Sc., Apt., sebagai dosen penguji skripsi yang
memberikan sumbangan pemikiran, saran, dan koreksi yang membangun
untuk penelitian ini
5. Ibu Dita Maria Virginia, M.Sc., Apt., sebagai dosen pembimbing
akademik penulis atas pendampingan, dukungan, serta motivasi selama
berproses di fakultas.
6. Bapak Musrifin, Mas Bima Windura, Bapak Parlan, Bapak Wagiran, dan
Mas Yusuf, sebagai laboran atas bantuan dan pengarahan yang diberikan
selama berproses di laboratorium selama penelitian berlangsung.
7. Papa, Mama, Anne, Alda, dan Nadine yang tidak kenal lelah memberikan
motivasi, suntikan semangat, serta menjadi harapan dan tempat untuk
berbagi cerita bagi penulis, serta keluarga mbah Thomas dan mendiang
mbah Hadi.
8. Rekan-rekan penelitian yang luar biasa : Marcellina Dwinanda, Dendi
Putro Anggomantio, Ineke Andrayani, Trensia Neovelina Imel
Sigalingging, Kendhi Swandani, Nadia Okky Luciana, Titi
Estetikaningtyas atas kebersamaan, dukungan, kerjasama yang saling
menguatkan selama penelitian berlangsung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
9. Bapak Ipang, Bapak Jusuf Samodra, dan Ibu Esti Wahyuni yang menjadi
orang tua kedua atas inspirasi, arahan, serta nasihat bagi penulis selama
menyelesaikan studi.
10. Sahabat-sahabat penulis: Dio, Fendy, Shita yang setia menjadi teman
sukses bersama. Untuk teman-teman FSM C 2013, FST 2013, mancing
mania ,dan freaks yang mengisi hari-hari saya selama di bangku kuliah.
Juga untuk Ko Hendy, Ci Adis, Ci Kath, Mas Putra, Mas Yos, yang
menginspirasi penulis untuk berkarya selama ini.
11. Serta semua pihak yang membantu penulis selama ini.
Penulis sadar bahwa masih ada beberapa hal yang kurang dari skripsi ini,
sehingga penulis memohon maaf atas kesalahan dan kekeliruan yang ada. Penulis
menyambut dengan baik kritik dan saran yang membangun dari para pembaca
untuk berkarya lebih baik di kemudian hari. Akhir kata, semoga penelitian ini
dapat memberikan sumbangsih manfaat bagi semua pihak.
Yogyakarta, 1 Juni 2017
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................. ii
PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................................. iii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................ iv
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ...................................................... v
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... vi
PRAKATA ..................................................................................................... vii
DAFTAR ISI .................................................................................................. ix
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiii
ABSTRAK ..................................................................................................... xiv
ABSTRACT ................................................................................................... xv
PENDAHULUAN ......................................................................................... 01
METODE PENELITIAN ............................................................................... 02
Bahan Penelitian ..................................................................................... 02
Alat Penelitian ......................................................................................... 02
Pemilihan Sampel ................................................................................... 03
Verifikasi Metode Analisis ..................................................................... 03
Penentuan Kadar Kurkumin dalam Sampel ............................................ 04
Uji Keseragaman Sediaan ....................................................................... 04
Uji Disolusi ............................................................................................. 04
Pengukuran Kadar Kurkumin Terdisolusi .............................................. 05
Interpretasi Hasil Disolusi ....................................................................... 05
HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................................... 05
Verifikasi Metode ................................................................................... 06
Uji Penentuan Kadar Kurkumin dalam Sampel ..................................... 08
Uji Keseragaman Sediaan ....................................................................... 09
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
Uji Disolusi ............................................................................................. 10
KESIMPULAN .............................................................................................. 14
SARAN .......................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 15
LAMPIRAN ................................................................................................... 17
BIOGRAFI PENULIS ................................................................................... 41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR TABEL
Tabel I. Perhitungan Parameter Akurasi dan Presisi ...................................... 08
Tabel II. Hasil Uji Drug Load pada Sampel Uji ............................................ 09
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Grafik kurva baku kurkumin dalam medium disolusi (a); dan
dalam metanol (b) ...................................................................... 07
Gambar 2. Grafik presentase kurkumin terdisolusi terhadap waktu .............. 11
Gambar 3. Grafik rata-rata nilai DE120 pada tiap sampel ............................... 12
Gambar 4. Grafik rata-rata waktu hancur pada tiap sampel........................... 12
Gambar 5. Grafik rata-rata waktu hancur pada kapsul kosong ...................... 13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Data verifikasi metode ............................................................... 17
Lampiran 2. Data uji penentuan kadar kurkumin dalam sampel ................... 30
Lampiran 3. Data uji keseragaman kandungan tiap sampel ........................... 32
Lampiran 4. Data hasil uji waktu hancur ....................................................... 33
Lampiran 5. Data hasil uji disolusi ................................................................ 35
Lampiran 6. Data interpretasi hasil disolusi ................................................... 37
Lampiran 7. Uji Statistik DE120 ketiga sampel .............................................. 39
Lampiran 8. Foto uji disolusi sampel produk kapsul ekstrak kunyit ............. 40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
KAJIAN PROFIL DISOLUSI KURKUMIN DALAM KAPSUL KUNYIT
(Curcuma longa L.) YANG BEREDAR DI PASARAN
Richardus Yudistira
Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, Indonesia
ABSTRAK
Kurkumin merupakan senyawa polifenol lipofilik yang memiliki banyak
aktifitas farmakologis namun termasuk dalam Biopharmaceutical Classification System
(BCS) kelas II, sehingga laju disolusi obat menjadi rate limiting step dari
bioavailabilitasnya. Di pasaran, telah bermunculan beragam produk kapsul ekstrak kunyit
(Curcuma longa L.) dengan menjadikan kurkumin sebagai komponen andalan. Walaupun
demikian, profil disolusi kurkumin dari produk tersebut belum pernah dikaji secara
mendalam. Tujuan dari penelitian ini ialah memberikan kajian profil disolusi kurkumin
dari produk kapsul ekstrak kunyit yang beredar di pasaran, khususnya di Indonesia
sebagai upaya evaluatif dan konstruktif bagi obat tradisional Indonesia.
Sampel yang digunakan ialah produk kapsul kunyit yang telah teregistrasi di
badan POM. Uji disolusi dilakukan dengan menggunakan alat uji disolusi tipe dayung
(USP Apparatus II) dalam kurun waktu hingga 120 menit, kemudian kadar kurkumin
terdisolusi diukur dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Profil disolusi diamati
dengan melihat nilai kurkumin terdisolusi (Q) serta efisiensi disolusi (DE).
Hasil penelitian menunjukkan perbedaan yang signifikan antara semua produk
dari segi kandungan kurkumin, waktu hancur, serta disolusi efisiensi (p value < 0,05).
Perbedaan tersebut memberikan dampak yang besar, terutama terhadap laju disolusi.
Interpretasi nilai Q menunjukkan bahwa produk yang telah beredar belum mampu
mengikuti kompendial dalam hal uji disolusi. Hal ini menunjukkan urgensi atas suatu
standarisasi sehingga profil disolusi kurkumin dari produk tersebut akan semakin
membaik, serta variasi antar produk dapat ditekan seminimal mungkin.
Kata kunci: Kurkumin, Kajian Profil Disolusi, Produk Kapsul Kunyit, Disolusi Efisiensi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
ABSTRACT
Curcumin is a leading polyphenolic compound that has numerous
pharmacological activities. Unfortunately, it is also classified as the member of
Biopharmaceutical Classification System (BCS) class II, which its bioavailability is
limited by its dissolution rate. Several turmeric capsule brands are widely accessible to
public. However, there is no review on dissolution profile provided for those products.
The aim of this study is to collect the dissolution profile data from the products, as the
way to perceive the quality.
Badan POM- registered products were used as the sample. Dissolution test was
employed using USP dissolution apparatus type II, afterwards the curcumin content was
measured by UV-Visible Spectrophotometer. The dissolution profiles were denoted as
dissolved curcumin (Q) and dissolution efficiency (DE).
The result showed significant differences of drug load, disintegration time, and
dissolution efficiency among the products (p value < 0,05) and these all affected the
dissolution rate. Q value interpreted a message that tested products are still unable to
fulfill the compendials requirements on dissolution test. These findings are enough to
provide evidence about urgencies of standardisation to maintain the dissolution profile of
curcumin, also minimizing the variances.
Keywords : Curcumin, Review on Dissolution Profile, Turmeric Capsules, Dissolution
Efficiency
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
PENDAHULUAN
Kunyit (Curcuma longa L.) adalah tanaman herba rhizoma dari keluarga
Zingiberaceae, yang banyak tumbuh di wilayah Asia, termasuk Indonesia.
Tanaman ini secara luas dimanfaatkan sebagai bumbu masakan, pewarna alami,
jamu dan obat (Agoes, 2010). Salah satu kandungan aktif dari tanaman kunyit
ialah kurkuminoid, yang terdiri atas kurkumin (77%), demetoksikurkumin (17%),
dan bisdemetoksikurkumin (6%). Dari ketiga senyawa tersebut, kurkumin
merupakan komponen utama serta memiliki aktifitas paling tinggi (Anand et al.,
2007). Kurkumin adalah senyawa polifenol lipofilik yang memiliki berbagai
macam aktivitas farmakologis sebagai antiproliferatif, agen kemopreventif, agen
anti-inflamasi, agen antirematik, agen terapetik dalam penyembuhan luka, dan
lainnya sehingga kurkumin dijuluki sebagai curecumin (Goel et al., 2008).
Kurkumin memiliki permeabilitas yang tinggi, ditunjukkan dengan nilai
log P antara 2,56 hingga 3,29 (Grynkiewicz and Ślifirski, 2012), namun
kelarutannya dalam air rendah yaitu 1,34 ± 0,02 mg.L-1
(Carvalho et al. 2015)
sehingga diklasifikasikan dalam Biopharmaceutical Classification System (BCS)
kelas II. Bagi zat aktif yang tergolong dalam BCS kelas II, laju disolusi obat
merupakan rate limiting step dari bioavailibilitasnya (Food and Drug
Administration, 2015).
Uji disolusi merupakan bagian penting dari pengembangan produk dan
menjadi pendukung sebelum uji bioekivalensi. Profil disolusi yang merupakan
luaran dari uji disolusi diharapkan mampu memberikan informasi terkait studi
bioavailabilitas-bioekivalensi sebagai suatu spesifikasi dalam penjaminan mutu,
terutama untuk menjamin konsistensi dan mendeteksi masalah potensial dalam
bioavailabilitas (Meher et al., 2012). Interpretasi hasil dilakukan dengan melihat
persentase zat aktif terdisolusi dengan melihat ketentuan nilai persentase
kurkumin terdisolusi (nilai Q) sesuai dengan ketentuan masing-masing monograf
di farmakope. Akan tetapi, kurkumin belum tercantum dalam monograf
(Kementerian Kesehatan RI, 2013).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Di pasaran, telah beredar beragam produk ekstrak kunyit, salah satunya
dalam bentuk kapsul yang telah memiliki nomor registrasi dari Badan Pengawas
Obat dan Makanan (Badan POM). Dibandingkan dengan tablet, kapsul memiliki
keunggulan dari segi kenyamanan pasien dalam menutupi rasa, efisiensi
penggunaan eksipien maupun sebagai alternatif bentuk sediaan untuk bahan yang
memiliki kompresibilitas yang buruk (Galloway, 2012).
Perbedaan formulasi kapsul kunyit dapat menyebabkan perbedaan
kualitas antar produk dalam hal pelepasan kurkumin di dalam tubuh. Maka,
pemastian kualitas kapsul kunyit yang beredar di pasaran yang sampai ke tangan
konsumen dalam hal profil pelepasan obat dalam tubuh yang tercermin dari profil
disolusi merupakan suatu hal penting. Hingga saat ini, kajian profil disolusi
produk kapsul ekstrak kunyit belum tersedia. Padahal dengan adanya kajian profil
disolusi akan memberikan gambaran kualitas dari produk yang saat ini telah ada
di pasaran khususnya dari segi pelepasan obat dalam cairan tubuh, serta
membantu pemerintah dalam melakukan standarisasi obat tradisional. Maka dari
itu, penelitian ini digunakan untuk mengetahui disolusi kurkumin dari produk
kapsul ekstrak kunyit yang beredar di pasaran dan memberikan suatu kajian profil
disolusi dari produk tersebut.
METODE PENELITIAN
Bahan Penelitian
Baku pembanding kerja kurkumin (diisolasi oleh Dr.rer.nat. Yosi Bayu
Murti, M.Si., Apt.), Produk kapsul ekstrak kunyit yang telah memiliki nomor
registrasi Badan POM (identitas produk disembunyikan dan diberi kode), metanol
pro analisis (Merck), akuades, sodium lauryl sulphate (SLS) (Merck) dan dapar
fosfat (Merck).
Alat Penelitian
Alat-alat gelas (Pyrex Iwaki Glass®), timbangan analitik (Mettler
Toledo), alat uji disolusi tipe dayung (Tianjin Guoming Medical Center RC-6D
Dissolution Tester), hot plate magnetic stirrer (Wilten & Co), pH-meter (WTW
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
pH 3310 Set 2), mikropipet (Socorex), alat sentrifugasi (Gemmy Industrial Corp.
PLC-05), tabung sentrifugasi, dan spektrofotometer UV-Vis (Shimadzu UV-
1800).
Pemilihan Sampel
Sampel yang digunakan ialah produk kapsul ekstrak kunyit yang telah
beredar di pasaran sejumlah 3 produk (diperoleh dari toko obat dan melalui
pembelian secara online). Sampel yang menjadi kelompok inklusi ialah sampel
yang memiliki nomor registrasi Badan POM dan masih dalam nomor batch yang
sama. Sampel kemudian diberi kode huruf.
Verifikasi Metode Analisis
Dalam penelitian ini, validasi parsial dilakukan berdasarkan parameter
yang sesuai untuk melakukan verifikasi metode analisis yang digunakan. Kurva
baku yang digunakan ada 2 jenis, yaitu kurva baku kurkumin dalam metanol, serta
kurva baku kurkumin dalam medium disolusi.
1. Pembuatan kurva baku kurkumin dalam metanol dan penetapan
parameter linearitas
Sebanyak 6 seri konsentrasi kurkumin dalam rentang konsentrasi
0,532-5,318 µg/ml digunakan dalam pembuatan kurva baku. Kemudian
dilakukan pengukuran serapan pada panjang gelombang 425 nm dengan
replikasi sebanyak 3 kali. Nilai serapan terhadap konsentrasi kurkumin
dihitung dengan menggunakan regresi linear dan menghasilkan kurva baku.
Linearitas kurva ditetapkan dengan analisis regresi least square linear dari
kurva baku.
2. Pembuatan kurva baku kurkumin dalam medium disolusi serta
penetapan parameter validasi
Sebanyak 14 seri konsentrasi dengan rentang konsentrasi 0,011-6,458
µg/ml digunakan dalam pembuatan kurva baku. Serapan larutan kemudian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
diukur pada panjang gelombang 431 nm dengan replikasi sebanyak 3 kali.
Nilai serapan yang diperoleh dihitung dengan menggunakan regresi linear,
yang akan menghasilkan persamaan kurva baku kurkumin. Nilai linearitas akan
diperoleh dari analisis regresi least square linear kurva baku.
Parameter akurasi dan presisi diperoleh dengan metode spiked placebo
dengan 3 seri konsentrasi yang berbeda (0,538; 3,229; dan 5,382 µg/ml), dan
diukur pada panjang gelombang 431 nm. Kemudian dilakukan replikasi
sebanyak tiga kali. Nilai serapan kemudian dimasukkan dalam persamaan
kurva baku untuk mendapatkan kadar kurkumin. Parameter akurasi tercermin
dari nilai persen perolehan kembali, sedangkan parameter presisi didapatkan
dengan menghitung koefisien variasi.
Penentuan Kadar Kurkumin dalam Sampel
Penentuan kadar kurkumin dalam sampel dilakukan melalui uji drug load
pada 6 unit sediaan. Untuk masing-masing kapsul, 25 mg isi sampel dilarutkan
dalam metanol sebanyak 25 ml. Kemudian dilihat absorbansinya pada panjang
gelombang 425 nm. Nilai absorbansi kemudian dimasukkan dalam dengan
persamaan regresi linear kurva baku dalam pelarut metanol untuk mendapatkan
kadar kurkumin.
Uji Keseragaman Sediaan
Uji keragaman bobot dilakukan menurut Farmakope Indonesia Edisi V
(2013) dengan menimbang isi dari 10 unit sediaan satu per satu, kemudian
dilanjutkan dengan uji keseragaman kandungan dengan melarutkan masing-
masing 25 mg isi kapsul ke dalam 25 ml metanol, kemudian dianalisis dengan
spektrofotometer UV-Visibel pada panjang gelombang 425 nm dan dihitung
dengan persamaan regresi linear kurva baku kurkumin dalam pelarut metanol.
Uji Disolusi
Uji disolusi sampel dilakukan untuk melihat karakteristik pelepasan
kurkumin dalam medium disolusi. Medium disolusi yang digunakan dalam uji ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
ialah larutan penyangga fosfat pH 6,0 dengan penambahan 0,5% SLS. Sebanyak
900 ml medium disolusi dimasukkan ke dalam bejana, kemudian dilakukan
pengkondisian suhu hingga mencapai suhu 37±0,5oC. Sampel kapsul yang telah
dipasang pemberat kemudian dimasukkan ke dalam medium disolusi dan uji
dilakukan dengan kecepatan putar dayung pada 75 rpm. Sebanyak 5 ml sampel
diambil di titik yang sama pada menit ke 15, 30, 45, 60, 90, dan 120, disertai
dengan penggantian medium disolusi baru dengan suhu yang sama sebanyak 5 ml.
Pengujian disolusi dilakukan terhadap 6 unit sediaan untuk masing-masing produk
sampel.
Pengukuran Kadar Kurkumin Terdisolusi
Larutan sampel kemudian disentrifugasi dengan kecepatan 6000 rpm
selama 5 menit untuk meminimalisasi gangguan pengukuran absorbansi oleh
endapan. Larutan kemudian diukur dengan menggunakan Spektrofotometer UV-
Vis pada panjang gelombang 431 nm. Nilai absorbansi yang didapat kemudian
dimasukkan dalam persamaan regresi linier kurva baku kurkumin dalam medium
disolusi sehingga didapatkan kadar kurkumin dalam sampel.
Interpretasi Hasil Disolusi
Interpretasi hasil disolusi dilihat dari persentase kurkumin terdisolusi (Q).
Oleh karena belum tercantumnya kurkumin dalam monografi, maka kriteria
penerimaan ditetapkan sesuai dengan yang tercantum pada Farmakope Indonesia
Edisi V dengan nilai Q yang ditetapkan ialah 75% pada menit ke 60 (Q60 = 75%).
Selain itu, dilakukan penghitungan nilai efisiensi disolusi (DE). Uji statistik
dilakukan dengan menggunakan program Real Statistic Ms. Excel pada taraf
kepercayaan 95%.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil disolusi kurkumin dari
kapsul ekstrak kunyit yang beredar di pasaran sebagai upaya pemastian kualitas
sediaan. Ada tiga produk kapsul ekstrak kunyit yang menjadi sampel penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
ini, dimana ketiga produk tersebut telah memiliki nomor registrasi Badan POM.
Ketiga produk tersebut kemudian diberi penandaan sebagai sampel A, sampel B,
dan sampel C. Sampel B mencantumkan komposisi 100 mg kurkumin tiap 500 mg
ekstrak kunyit, atau dengan kata lain memiliki drug load sekitar 20 persen.
Sementara pada sampel A dan sampel C, kandungan kurkumin tidak dicantumkan
pada label.
Verifikasi Metode
Penelitian ini berdasarkan pada metode analisis kurkumin menggunakan
spektrofotometri UV-Vis yang dikembangkan dan divalidasi oleh Sharma et al
(2012).
1. Optimasi panjang gelombang maksimum
Optimasi panjang gelombang maksimum bertujuan untuk menentukan
panjang gelombang yang menghasilkan nilai absorbansi yang maksimum.
Dilakukan pengujian panjang gelombang maksimum pada dua pelarut yang
berbeda, yaitu metanol dan medium disolusi. Penetapan dilakukan pada tiga
tingkat konsentrasi. Dalam pengujian optimasi panjang gelombang, didapati
bahwa panjang gelombang maksimun untuk pengukuran analit dalam pelarut
metanol maupun medium disolusi menunjukkan perbedaan, yaitu 425 nm dan
431 nm secara berurutan. Adanya perbedaan panjang gelombang maksimum
untuk kurkumin pada kedua pelarut berdampak pada persamaan regresi linear
dalam pelarutnya. Hal ini terlihat pada slope yang dihasilkan yang
menunjukkan perbedaan yang signifikan (p value<0,05) ketika diuji secara
statistik.
2. Penetapan parameter linearitas
Linearitas merupakan kemampuan dari suatu prosedur untuk
memberikan hasil yang proporsional terhadap konsentrasi sampel. Parameter
linearitas mampu menunjukkan hubungan linear antara konsentrasi dan hasil
pengukuran pengujian (Kementerian Kesehatan RI, 2013). Dalam uji, 6 seri
konsentrasi baku kurkumin dalam rentang 0,532-5,318 µg/ml (dalam metanol)
dan 14 seri konsentrasi kurkumin dalam rentang 0,011-6,458 µg/ml (dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
medium disolusi ) digunakan dalam pembuatan kurva baku. Persamaan regresi
linear menghasilkan nilai r >0,998 untuk kurva baku kurkumin dalam metanol
maupun medium disolusi (gambar 1). Nilai tersebut memenuhi persyaratan dari
AOAC (2016) yang menyatakan nilai r yang ideal ialah >0,99.
(a)
(b)
Gambar 1. Grafik kurva baku kurkumin dalam medium disolusi (a);
dan dalam metanol (b)
3. Penetapan parameter akurasi dan presisi
y = 0.1307x + 0.0015
r = 0.99815
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
0 2 4 6 8
Ab
sorb
an
si
Konsentrasi (µg/mL)
Kurva Baku Kurkumin dalam Medium Disolusi
y = 0.1591x - 0.006
r = 0.99863
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
0 2 4 6
Ab
sorb
an
si
Konsentrasi (µg/mL)
Kurva Baku Kurkumin dalam Metanol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Akurasi merupakan ukuran ketelitian suatu metode analisis atau
kedekatan antara nilai yang didapat dengan nilai sebenarnya, yang biasanya
diukur sebagai perolehan kembali analit dari metode spiking. Sedangkan presisi
merupakan ukuran keterulangan metode analisis, biasanya ditunjukkan sebagai
simpangan baku relatif dari sampel. (Gandjar and Rohman, 2012). Baik akurasi
maupun presisi memiliki tolak ukur pengukuran setidaknya 9 kali penetapan
kadar dengan 3 tingkat konsentrasi (ICH, 1996).
Hasil perhitungan yang tertera pada tabel I menunjukkan bahwa nilai
perolehan kembali berkisar antara 98,84 % hingga 108,26 %. Nilai perolehan
kembali ini masuk dalam rentang yang dipersyaratkan oleh Association of
Official Analytical Chemist (AOAC) yaitu sebesar 80-110%. Dengan demikian,
metode yang dilakukan sudah akurat. Tingkat presisi dilihat dari nilai koefisien
variansi (CV). Nilai CV yang didapatkan untuk ketiga tingkatan konsentrasi
ialah sebesar 0,83 % hingga 2,42 %. Nilai ini memenuhi persyaratan yang
ditetapkan sebesar 11% (AOAC, 2016). Dari hasil perhitungan parameter
linearitas, akurasi, dan presisi, metode yang dilakukan sudah valid sehingga
dapat digunakan dalam penelitian ini.
Tabel I. Perhitungan Parameter Akurasi dan Presisi (n=3)
Keterangan
Konsentrasi
teoritis
(µg/ml)
Konsentrasi
perhitungan
(µg/ml)
Perolehan
kembali
(%)
CV
(%)
Rendah
Rep 1 0,538 0,532 98,84
0,83 Rep II 0,538 0,539 100,26
Rep III 0,538 0,532 98,84
Sedang
Rep 1 3,229 3,294 102,01
1,83 Rep II 3,229 3,347 103,67
Rep III 3,229 3,416 105,80
Tinggi
Rep 1 5,382 5,581 103,71
2,42 Rep II 5,382 5,819 108,11
Rep III 5,382 5,826 108,26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Uji Penentuan Kadar Kurkumin dalam Sampel
Uji penentuan kadar kurkumin dalam sampel (uji drug load) bertujuan
untuk mengetahui kandungan kurkumin sebenarnya dari sampel produk. Dari
ketiga sampel, sampel B telah mencantumkan kandungan kurkumin pada setiap
kapsulnya, yaitu 20 persen (100 mg kurkumin tiap 500 mg). Sementara sampel A
dan C belum mencantumkan kandungan kurkomin pada tiap kapsul. Hasil uji
kadar kurkumin yang telah dilakukan tercantum pada tabel II.
Tabel II. Hasil Uji Drug Load pada Sampel Uji(x±SD)
Uji n Sampel A
(%)
Sampel B
(%)
Sampel C
(%)
Drug Load 6 unit 2,72±0,37 12,83±1,53 3,16±0,07
Hasil menunjukkan bahwa rata-rata kadar kurkumin pada sampel A,B,C
secara berurutan ialah 2,72 persen; 12,83 persen; dan 3,16 persen, dengan nilai
simpangan baku kurang dari 2 persen. Kandungan kurkumin sampel B yang
diperoleh sekitar 7 persen lebih kecil dari yang tercantum pada label. Perbedaan
antara klaim pada label dengan saat pengujian menunjukkan adanya kehilangan
kurkumin selama proses produksi hingga distribusi kepada konsumen, maupun
kandungan kurkumin yang bervariasi pada ekstrak kunyit.
Uji Keseragaman Sediaan
Uji keseragaman sediaan bertujuan untuk melihat konsistensi bobot atau
kandungan zat aktif pada tiap unit sediaan. Unit sediaan yang baik hendaknya
memiliki kandungan zat aktif yang mendekati kadar yang tercantum pada etiket
dan memiliki rentang variasi yang sempit (Kementerian Kesehatan RI, 2013).
Oleh karena ketiga produk memiliki kandungan kurkumin <25 % atau <25 mg,
maka dalam Farmakope Indonesia edisi V uji keseragaman kandungan merupakan
uji yang dipersyaratkan untuk melihat keseragaman sediaan. Dalam penelitian ini,
uji keseragaman kandungan dilakukan pada 10 unit sediaan. Hasil uji dapat dilihat
pada tabel II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Dari ketiga sampel, hanya sampel B saja yang dapat dihitung nilai
penerimaannya oleh karena mencantumkan kandungan kurkumin pada etiket.
Nilai Penerimaan dihitung sesuai dengan ketentuan yang tercantum pada
Farmakope Indonesia Edisi V (2013). Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai
penerimaan sampel B ialah 33,884. Nilai tersebut melebihi ketentuan maksimum
nilai penerimaan pada tahap pertama (NP=15).
Uji Disolusi
Tujuan dari uji disolusi ialah untuk mengetahui jumlah zat aktif yang
terlarut dalam medium pada rentang waktu tertentu. Uji disolusi paska produksi
mampu memberikan jaminan absorbsi obat, terutama untuk obat dalam kategori
BCS kelas II secara in vivo (Fudholi, 2013). Dalam penelitian ini, uji dilakukan
pada ketiga produk dengan menggunakan alat uji disolusi tipe dayung (USP
apparatus II). Medium yang digunakan ialah larutan penyangga fosfat pH 6,0
dengan penambahan 0,5% SLS. Wang et al. (1997) melakukan studi terkait
pengaruh nilai derajat keasaman (pH) terhadap stabilitas kurkumin, dan didapati
bahwa kurkumin stabil dalam kondisi pH 6,0. Pemilihan medium didasarkan pada
stabilitas dan kelarutan kurkumin. Untuk obat dengan kelarutan dalam air yang
rendah, penambahan surfaktan diperkenankan untuk meningkatkan kelarutannya
(British Pharmacopoeia Commission Office, 2011).
Uji disolusi dilakukan hingga menit ke 120, disertai dengan pengambilan
cuplikan pada waktu yang telah ditentukan. Gambar 2 menunjukkan bahwa
sampel C memiliki profil disolusi yang paling baik, kemudian diikuti dengan
sampel A dan sampel B. Dengan nilai Q60 yang dipersyaratkan sebesar 75%,
semua sampel belum lulus uji disolusi tahap S1 sesuai persyaratan pada
Farmakope Indonesia edisi V.
Interpretasi uji disolusi lain yang dapat dilakukan ialah dengan
menghitung Dissolution Efficiency (DE), yang merupakan perbandingan luas
daerah yang berada di bawah kurva dengan luas segiempat seratus persen zat aktif
pada saat tertentu. Penggunaan DE memberikan banyak keuntungan. Selain
mampu membandingkan hasil uji disolusi antar sampel, DE mampu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
menggambarkan hasil yang identik dengan penggambaran data secara in vivo.
Jika ingin membandingkan hasil disolusi antar sampel, maka digunakan nilai DE
pada waktu yang sama (Fudholi, 2013). Pada penelitian ini, digunakan nilai DE
pada menit ke 120 (DE120). Perhitungan nilai DE120 dapat dilihat pada gambar 3.
Kemudian uji statistik dilakukan untuk mengetahui signifikansi perbedaan nilai
DE dari ketiga sampel. Hasil uji statistik menunjukkan perbedaan yang signifikan
(p value < 0,05).
Nilai Q60 yang belum memenuhi ketentuan kompendial serta perbedaan
nilai DE120 yang signifikan dari ketiga sampel diduga erat kaitannya dengan waktu
hancur dari kapsul. Uji waktu hancur lalu dilakukan pada 6 unit sediaan dalam
medium disolusi. Hasil uji waktu hancur pada masing-masing sampel, seperti
yang tertera pada gambar 4 menunjukkan perbedaan yang signifikan melalui uji
Kruskall-Wallis (p value < 0,05). Ada pola urutan yang sama antara sampel yang
paling cepat hancur dalam medium dengan sampel dengan nilai DE120 yang paling
besar. Perbedaan waktu hancur turut memberikan variasi yang besar dari
pengujian disolusi. Perbedaan ini diduga disebabkan karena perbedaan tipe
cangkang kapsul yang digunakan. Pengujian waktu hancur pada kapsul kosong
yang digunakan untuk ketiga sampel sediaan juga dilakukan pada 6 cangkang
kapsul untuk memastikan variasi nilai Q60 serta DE120. Hasil pengujian
menunjukkan variasi waktu hancur yang besar seperti pada gambar 5, yang
berkorelasi linear dengan waktu hancur sediaan.
-20.00
0.00
20.00
40.00
60.00
80.00
100.00
120.00
0 20 40 60 80 100 120
Q (
%)
Waktu (menit)
Kurva rata-rata persen terdisolusi/Q (%) vs waktu (menit)
Sampel A Sampel B Sampel C
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Gambar 2. Grafik persentase kurkumin terdisolusi sampel terhadap waktu (n=6)
Gambar 3. Grafik rata-rata nilai DE120 pada tiap sampel (n=6)
Gambar 4. Grafik rata-rata waktu hancur pada tiap sampel (n=6)
55.44
11.23
83.25
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
A B C
DE
(%
)
Sampel
Grafik Rata-Rata Nilai DE120 pada Tiap Sampel
7.4
13.2
3.1
0.0
2.0
4.0
6.0
8.0
10.0
12.0
14.0
16.0
18.0
20.0
A B C
Wak
tu (
Men
it)
Sampel
Grafik Rata-Rata Waktu Hancur Tiap Sampel (n=6)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Gambar 5. Grafik rata-rata waktu hancur pada kapsul kosong (n=6)
El-Malah et al (2007) dalam penelitiannya membandingkan dua tipe
cangkang kapsul keras yang saat ini paling sering digunakan, yaitu kapsul gelatin
dan kapsul HPMC dan menemukan bahwa dalam dapar fosfat kapsul HPMC
memiliki waktu hancur yang lebih lama dibandingkan dengan kapsul gelatin. Hal
ini dikarenakan terjadinya peristiwa salting out dari polimer HPMC oleh ion
anorganik dalam medium, salah satunya ialah ion fosfat.
Selain karena adanya perbedaan waktu hancur, perbedaan nilai DE120
dapat disebabkan adanya perbedaan drug load dari ketiga sampel uji. Dalam
penelitian ini, hasil uji drug load hampir serupa dengan DE120. Dalam penelitian,
sampel A yang merupakan sampel dengan drug load terkecil, justru mempunyai
nilai DE120 yang lebih kecil daripada sampel C. Dalam pengujian statistik dengan
uji Kruskall-Wallis, nilai drug load antara sampel A dan sampel C tidak berbeda
signifikan (p value >0,05). Semakin kecil nilai drug load menunjukkan bahwa
semakin banyak drug carrier yang melingkupi partikel obat. Dengan drug carrier
0.0
2.0
4.0
6.0
8.0
10.0
12.0
14.0
16.0
18.0
A B C
Wak
tu (
Men
it)
Sampel
Grafik Rata-Rata Waktu Hancur Kapsul Kosong (n=6)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
hidrofilik yang dominan, akan muncul efek pelarutan pada lapisan difusi dan
mendorong terjadinya pembasahan partikel obat yang lebih kuat sehingga akan
turut meningkatkan laju disolusi (Chiou and Riegelman, 1971). Penelitian
Srinarong et al. (2010) mendukung hal tersebut dimana terjadi tren penurunan
kecepatan disolusi seiring peningkatan drug load dari obat yang termasuk dalam
golongan BCS kelas II. Faktor lain yang berpengaruh terhadap disolusi bisa
berasal dari kondisi penyimpanan sediaan selama di pasaran, yang menjadi
variabel tidak terkendali dalam penelitian ini.
Tidak dicantumkannya drug carrier yang digunakan dalam formulasi
pada ketiga sampel merupakan kelemahan tersendiri untuk memastikan terjadinya
perbedaan lebih lanjut akibat zat pembawa. Melihat bahwa variasi profil disolusi
dari kapsul ekstrak kunyit yang beredar di pasaran sangatlah besar, maka menjadi
suatu keharusan bagi industri obat tradisional terkait untuk melakukan standarisasi
dari bahan baku sampai sediaan untuk menjamin kualitas produk, serta bagi
pemerintah untuk membuat monograf tentang kurkumin dan kapsul ekstrak kunyit
sebagai dukungan untuk memajukan obat tradisional Indonesia.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan
bahwa terdapat perbedaan profil disolusi kurkumin serta waktu hancur yang
signifikan dari produk kapsul ekstrak kunyit yang beredar di pasaran (p value
<0,05). Interpretasi dengan nilai Q memperlihatkan bahwa beberapa produk masih
belum mampu mengikuti ketentuan dalam Farmakope Indonesia edisi V. Hal ini
menunjukkan bahwa kualitas produk tersebut masih membutuhkan banyak
perbaikan agar sesuai dengan aturan pada kompendial. Penelitian ini
menunjukkan adanya suatu urgensi dilakukannya standarisasi produk kapsul
ekstrak kunyit yang beredar di pasaran maupun pembuatan monograf tentang
kurkumin dan kapsul ekstrak kunyit di Indonesia.
SARAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Untuk penelitian selanjutnya, pengkajian kualitas terhadap produk kapsul
ekstrak kunyit lainnya yang beredar di pasaran akan memberikan gambaran lebih
luas tentang kualitas produk kapsul ekstrak kunyit di Indonesia. Selain itu, dapat
dilakukan pengkajian terhadap bentuk sediaan lain seperti tablet dan sirup ekstrak
kunyit.
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, A., 2010. Tanaman Obat Indonesia Buku 2. Jakarta: Salemba Medika.
Anand, P., Kunnumakkara, A.B., Newman, R.A., and Aggarwal, B.B., 2007.
Bioavailability of Curcumin: Problems and Promises. Molecular Pharmaceutics,
4 (6), 807–818.
AOAC, 2016. AOAC – Guidelines for Standard Method Performance Requirement.
Journal of AOAC International and Official Method of Analysis, 9.
British Pharmacopoeia Commission Office, 2011. British Pharmacopoeia 2011
Volume V. London: The Stationery Office.
Carvalho, D.D.M., Takeuchi, K.P., Geraldine, R.M., Moura, C.J. De, and Torres,
M.C.L., 2015. Production, Solubility and Antioxidant Activity of Curcumin
Nanosuspension. Food Science and Technology, 35 (1), 115–119.
Chiou, W.L., and Riegelman, S.,1971. Pharmaceutical Applications of Solid
Dispersion Systems. Journal of Pharmaceutical Sciences, 60 (9), 1281-1301.
El-Malah, Y., Nazzal, S., and Bottom, C.B., 2007. Hard Gelatin and Hypromellose
(HPMC) Capsules: Estimation of Rupture Time by Real-Time Dissolution
Spectroscopy. Drug Development and Industrial Pharmacy, 33, 27-34.
Food and Drug Administration, 2015. Waiver of In Vivo Bioavailability and
Bioequivalence Studies for Immediate-Release Solid Oral Dosage Forms Based
on a Biopharmaceutics Classification System Guidance for Industry.
Fudholi, A., 2013. Disolusi & Pelepasan Obat in vitro. Yogyakarta: Pustaka Pelajar,4-
5,31,41-81,137-143.
Galloway, M., 2012. Capsule Consideration. Pacific Nutritional (Online),
http://pacnut.com/PN_Capsule_Considerations.pdf accessed 10 September 2016.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Gandjar, I.G. and Rohman, A., 2012. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar, 465-476.
Goel, A., Kunnumakkara, A.B., and Aggarwal, B.B., 2008. Curcumin as „“ Curecumin
”‟: From kitchen to clinic. Biochemical Pharmacology, 75, 787–809.
Grynkiewicz, G. and Ślifirski, P., 2012. Curcumin and Curcuminoids in Quest for
Medicinal Status. ACTA ABP Biochimica Polonica, 59 (2), 201–2012.
Kementerian Kesehatan RI, 2013. Farmakope Indonesia Edisi V 2013. V. Jakarta:
Kementerian Kesehatan RI.
Meher, P.S., Neeraj, S., and Neeraj, J., 2012. Dissolution Specifications, Dissolution
Profiling and Dissolution Profiles Comparison Methods. International journal of
Research Technology, 2 (4S), 297–305.
ICH, 1996. ICH Q2 (R1) – Validation of Analytical Procedures. International
Conference on Harmonisation.
Sharma, K., Agrawal, S.S., and Monica, G., 2012. Development and Validation of UV
Spectrophotometric Method for the Estimation of Curcumin in Bulk Drug and
Pharmaceutical Dosage Form. International Journal of Drug Development and
Research., 4 (2), 375-380.
Srinarong, P., Kouwen, S., Visser, M.R., Hinrichs, W.L.J., and Frijlink, H.W., 2010.
Effect of Drug-carrier Interaction on the Dissolution Behaviour of Solid
Dispersion Tablets. Pharmaceutical Development and Technology., 15 (5), 460-
468
Wang, Y.J., et al., 1997. Stability of Curcumin in Buffer Solutions and
Characterization its degradation products. Journal of Pharmaceutical and
Biomedical Analysis, 15, 1867-1876.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
LAMPIRAN
Lampiran 1. Data perhitungan parameter linearitas, akurasi, dan presisi
1. Penentuan panjang gelombang maksimum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Gambar 1. Grafik overlay spektrum tiga konsentrasi baku kurkumin dalam
medium disolusi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Gambar 2. Grafik spektrum absorbansi maksimum baku kurkumin pada
konsentrasi 0,5382 ppm dalam medium disolusi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Gambar 3. Grafik spektrum absorbansi maksimum baku kurkumin pada
konsentrasi 3,2292 ppm dalam medium disolusi
Gambar 4. Grafik spektrum absorbansi maksimum baku kurkumin pada
konsentrasi 6,4584 ppm dalam medium disolusi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Gambar 5. Grafik overlay spektrum tiga konsentrasi baku kurkumin dalam metanol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Gambar 6. Grafik spektrum absorbansi maksimum baku kurkumin pada
konsentrasi rendah dalam metanol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Gambar 7. Grafik spektrum absorbansi maksimum baku kurkumin pada
konsentrasi sedang dalam metanol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Gambar 8. Grafik spektrum absorbansi maksimum baku kurkumin pada
konsentrasi tinggi dalam metanol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
2. Data perhitungan parameter linearitas
Gambar 1. Kurva baku kurkumin dalam metanol
Gambar 2. Hasil pengolahan data linearitas kurva baku kurkumin dalam metanol
y = 0.1591x - 0.006
R² = 0.9973
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
0 2 4 6
Ab
sorb
an
si
Konsentrasi (µg/mL)
Kurva Baku Kurkumin dalam Metanol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Gambar 3. Kurva baku kurkumin dalam medium disolusi
Gambar 4. Hasil pengolahan data linearitas kurva baku kurkumin
dalam medium disolusi
Rumus uji statistik perbandingan signifikansi perbedaan slope
√
Keterangan :
b1/b2 = nilai slope pada persamaan regresi linear 1 / 2
Sb1/Sb2 = nilai standar error slope persamaan regresi linear 1 / 2
n1/n2 = jumlah sampel pada persamaan regresi linear 1 / 2
y = 0.1307x + 0.0015
R² = 0.9963
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
0 2 4 6 8
Ab
sorb
an
si
Konsentrasi (µg/mL)
Kurva Baku Kurkumin dalam Medium Disolusi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Gambar 5. Hasil uji statistik perbandingan signifikansi perbedaan slope pada kurva
baku kurkumin dalam medium dengan kurva baku kurkumin dalam metanol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
3. Data perhitungan parameter akurasi
Parameter akurasi diperoleh dengan menghitung nilai perolehan kembali (%
recovery)
Tabel I. Hasil perhitungan parameter akurasi
Konsentrasi
Sebenarnya (µg/mL)
Konsentrasi
Perhitungan
(µg/mL)
%
recovery
Rata-rata
(%)
0.538 0.532 98.84
99.31 0.538 0.539 100.26
0.538 0.532 98.84
3.229 3.294 102.01
103.82 3.229 3.347 103.67
3.229 3.416 105.80
5.382 5.581 103.71
106.69 5.382 5.819 108.11
5.382 5.826 108.26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
4. Data perhitungan parameter presisi
Parameter presisi dihitung dengan koefisien variasi (CV)
Tabel II. Hasil perhitungan parameter presisi
Konsentrasi
Sebenarnya (µg/mL)
Konsentrasi
Perhitungan
(µg/mL)
Rata-rata
(%) SD
CV
(%)
0.538 0.532
99.31 0.004 0.827 0.538 0.539
0.538 0.532
3.229 3.294
103.82 0.061 1.831 3.229 3.347
3.229 3.416
5.382 5.581
106.69 0.139 2.424 5.382 5.819
5.382 5.826
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Lampiran 2. Data uji penentuan kadar kurkumin dalam sampel
Tabel I. Hasil perhitungan uji penentuan kadar kurkumin dalam sampel
Sampel
(n=6) Sampel A Sampel B Sampel C
2,52 11,66 3,08
2,67 11,03 3,07
2,60 11,74 3,16
3,44 14,30 3,27
2,70 14,55 3,19
2,38 13,70 3,16
x±SD (%) 2,72±0,37 12,83±1,53 3,16±0,07
Gambar 1. Hasil uji Shapiro Wilk drug load ketiga sampel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Gambar 2. Hasil uji Kruskal-Wallis uji drug load
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Lampiran 3. Data uji keseragaman kandungan tiap sampel
Tabel I. Hasil uji keseragaman kandungan ketiga sampel
Sampel
(n=10) Sampel A Sampel B Sampel C
2,52 11,66 3,08
2,67 11,03 3,07
2,60 11,74 3,16
3,44 14,30 3,27
2,70 14,55 3,19
2,38 13,70 3,16
3,00 14,80 3,32
3,12 14,46 3,43
2,81 16,00 3,21
2,48 14,96 3,38
x±SD (%) 2,77 ±0,33 13,72 ±1,66 3,23 ±0,12
Perhitungan Nilai Penerimaan Sampel B
x = 13,72% >> 68,6% dari kadar pada etiket >> X = 68,6 %
| |
Keterangan :
M = Nilai rujukan, jika X < 98,5%, maka M=98,5%
k = Konstanta penerimaan, jika n=10 maka k=2,4
s = Simpangan baku/SD
| |
Nilai maksimum yang diperkenankan ialah 15,0 sehingga sampel B tidak
memenuhi persyaratan nilai penerimaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Lampiran 4. Data hasil uji waktu hancur
Tabel I. Hasil uji waktu hancur ketiga sampel
Sampel
(n=6)
Sampel A
(menit)
Sampel B
(menit)
Sampel C
(menit)
4,7 7,3 2,4
6,1 8,8 2,6
6,5 9,2 3,1
6,6 16,2 3,1
8,4 18,5 3,5
12,0 19,2 3,7
x±SD (menit) 7,4±2,6 13,2±5,4 3,1±0,5
Gambar 1. Hasil uji Shapiro Wilk data uji waktu hancur ketiga sampel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Gambar 2. Hasil uji statistik Kruskal-Wallis data uji waktu hancur ketiga sampel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Lampiran 5. Data hasil uji disolusi
Tabel I. Contoh hasil penimbangan isi kapsul sampel C
berat
(mg)
rata2 berat
cangkang
(mg)
berat
isi (mg)
rep 1 495 95.83 399.17
rep 2 450 95.83 354.17
rep 3 483 95.83 387.17
rep 4 437 95.83 341.17
rep 5 433 95.83 337.17
rep 6 457 95.83 361.17
Tabel II. Contoh hasil perhitungan nilai Q data uji disolusi sampel C
Waktu
(menit)
rep I
(%)
rep II
(%)
rep III
(%)
rep
IV
(%)
rep V
(%)
rep
VI
(%)
rata-
rata SD
CV
(%)
0 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
15 68.65 80.14 65.99 83.83 86.77 83.72 78.18 8.71 11.14
30 76.29 81.99 77.25 94.05 87.74 84.92 83.71 6.70 8.00
45 80.93 92.45 73.03 88.94 91.29 93.07 86.62 8.00 9.23
60 87.21 97.37 76.69 93.09 93.88 90.35 89.76 7.26 8.09
90 89.12 100.14 78.09 95.33 111.65 96.08 95.07 11.18 11.76
120 91.58 103.52 76.97 93.09 93.88 96.99 92.67 8.78 9.48
Keterangan :
- rep = replikasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Gambar 1. Grafik hubungan antara jumlah kurkumin terdisolusi dengan waktu
0.00
20.00
40.00
60.00
80.00
100.00
0 20 40 60 80 100 120
% T
erd
iso
lusi
waktu (menit)
Kurva rata-rata % terdisolusi vs waktu (menit)
Sampel A Sampel B Sampel C
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Lampiran 6. Data interpretasi hasil disolusi
Tabel I. Tabel penerimaan hasil disolusi dengan nilai Q
menurut Farmakope Indonesia
Tahap
Jumlah
yang
diuji
Kriteria Penerimaan
S1 6 Tiap unit sediaan tidak kurang dari Q + 5%
S2 6 Rata-rata dari 12 unit (S1 + S2) ≥ Q, dan tidak satu unitpun
yang lebih kecil dari Q -15%
S3 12 Rata-rata dari 24 unit (S1 + S2 + S3) ≥ Q, tidak lebih dari 2
unit sediaan yang lebih kecil dari Q-15%, dan tidak satu
unitpun yang lebih kecil dari Q-25%
Tabel II. Data persentase kurkumin terdisolusi pada menit ke 60
n=6 Sampel A
(%)
Sampel B
(%)
Sampel C
(%)
69,02 19,87 87,21
32,42 1,06 97,37
33,25 0,50 76,69
64,47 31,59 93,09
93,88 12,26 93,88
100,25 0,17 90,35
keterangan tidak lulus
S1
tidak lulus
S1
tidak lulus
S1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Perhitungan nilai DE
Perhitungan AUC (Area Under Curve) didapatkan dengan metode trapezoid.
Perhitungan nilai disolusi efisiensi menggunakan rumus sebagai berikut :
(
)
DEt = Disolusi Efisiensi pada saat t
ydt = Luas di bawah kurva zat aktif terlarut pada saat t
y100t = Luas segi empat 100% zat aktif terlarut dalam medium untuk waktu t (Fudholi, 2013)
Tabel III. Contoh data perhitungan AUC dan DE sampel C
Menit Rep I Rep II Rep III AUC 1 AUC 2 AUC 3 DE 1 DE 2 DE 3 Rata2 DE SD
0 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
15 68.65 80.14 65.99 514.87 601.05 494.94 34.32 40.07 33.00 39.09 4.36
30 76.29 81.99 77.25 1087.05 1215.95 1074.31 53.40 60.57 52.31 60.02 5.84
45 80.93 92.45 73.03 1179.18 1308.24 1127.08 61.80 69.45 59.92 68.40 6.09
60 87.21 97.37 76.69 1261.07 1423.60 1122.86 67.37 75.81 63.65 73.35 6.25
90 89.12 100.14 78.09 2644.96 2962.57 2321.70 74.30 83.46 68.23 79.70 6.95
120 91.58 103.52 76.97 2710.47 3054.86 2325.92 78.31 88.05 70.56 83.25 7.43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Lampiran 7. Uji Statistik DE120 ketiga sampel produk kapsul ekstrak kunyit
Gambar 1. Contoh uji statistik Shapiro Wilk DE120 pada sampel A, B, dan C
Gambar 2. Contoh uji statistik Kruskal-Wallis DE120 pada sampel A, B, dan C
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
LAMPIRAN FOTO
Lampiran 8. Foto uji disolusi sampel produk kapsul ekstrak kunyit
Gambar 1. Sampel produk kapsul ekstrak kunyit yang digunakan
Gambar 2. Uji Disolusi dengan menggunakan alat disolusi tipe dayung (USP II)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
BIOGRAFI PENULIS
Penulis skripsi dengan judul “Kajian Profil Disolusi
Kurkumin dalam Kapsul Kunyit (Curcuma longa L.) yang beredar di
pasaran” memiliki nama lengkap Richardus Yudistira yang akrab
dipanggil Richard. Penulis lahir di Palembang, 9 September 1995 dan
merupakan anak pertama dari 4 bersaudara dari pasangan Antonius
Widi Nugroho dan Yuliana Giyatmi.
Pendidikan formal yang telah ditempuh yaitu : TK
Xaverius 9 Palembang (2000-2001), SD Xaverius 9 Palembang (2001-
2003), SD Xaverius 1 Palembang (2003-2007), SMP Xaverius 1
Palembang (2007-2010), SMA Pangudi Luhur Van Lith Muntilan
(2010-2013), sebelum melanjutkan pendidikan tinggi di Fakultas Farmasi Universitas Sanata
Dharma. Selama kuliah, penulis merupakan aktivis organisasi kemahasiswaan. Penulis pernah
menjadi Koordinator Divisi Penelitian dan Pengembangan Badan Eksekutif Mahasiswa
Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma (BEMF Farmasi USD) periode 2014/2015,
kemudian dipercaya menjadi Student Exchange Officer (SEO) dari International
Pharmaceutical Students’ Federation (IPSF) untuk BEMF Farmasi USD pada periode
2015/2016, dan menjadi Wakil Gubernur bidang Eksternal BEMF Farmasi USD periode
2016. Dalam bidang penelitian, penulis dan tim berhasil memperoleh dana hibah DIKTI
dalam penelitian “Pemanfaatan Limbah Kulit Udang Windu (Peneaus monodon) sebagai
Bahan Baku Pembuatan Gel Kitosan Gel Anti Luka” pada tahun 2015. Penulis juga sering
mendapatkan kesempatan menjadi delegasi di berbagai acara berskala regional, nasional,
maupun internasional. Salah satunya ialah menjadi delegasi resmi dalam kegiatan Asia Pacific
Pharmaceutical Symposium 2015 di Pattaya, Thailand.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI