kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/654/1/final_tugas.pdfteam project ©2017 dony pratidana s. hum | bima agus...
TRANSCRIPT
Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP
Hak cipta dan penggunaan kembali:
Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli.
Copyright and reuse:
This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.
PENGARUH MEKANISME GOOD CORPORATE GOVERNANCE,
PROFITABILITAS DAN LEVERAGE TERHADAP
PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITY (STUDI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2010-2012)
Skripsi
Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Justinus Ario Wibowo
10130210084
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MULTIMEDIA NUSANTARA
TANGERANG
2014
Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014
Lembar Pernyataan tidak melakukan plagiat dalam penyusunan
Skripsi
Dengan ini saya
Nama : Justinus Ario Wibowo
Nim : 10130210084
Program Studi : Akuntansi
Menyatakan bahwa skripsi ini adalah karya ilmiah saya sendiri, bukan plagiat dari
karya ilmiah yang ditulis oleh orang lain atau lembaga lain, dan semua karya
ilmiah atau lembaga lain yang dirujuk dalam skripsi ini telah disebutkan sumber
kutipan serta dicantumkan di Daftar Pustaka.
Jika dikemudian hari ditemukan kecurangan baik dalam pelaksanaan
skripsi maupun penulisan laporan skripsi, saya bersedia menerima konsekuensi
dinyatakan tidak lulus untuk mata kuliah skripsi yang telah saya tempuh.
Tangerang, 15 Januari 2014
Justinus Ario Wibowo
Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014
Abstract
This research aims to analyze The Good Corporate Governance Mechanism that
influencing the disclosure of corporate social responsibility at the corporate’s annual reports
in Indonesia. The Good Corporate Governance mechanism that was applied in this
research are Board of Commisioner size, the proportion of boards of directors
independency,Firm’s size, Firm’s profile, Manajerial Ownership, Institusional Ownership,
profitability and Leverage.
The population in this research are all of Indonesian manufacturing firms listed in
Indonesian Stock Exchange (IDX) 2010-2012. Total sampel in this research are 19 firms that
selected with purposive sampling. Using content analysis method to analyze firm’s annual
report. Data analyzed with test of classic assumption and examination of hypothesis with
multiple linear regression method.
Result of this research indicates that Board of Commisioner size, the proportion of
boards of directors independency,Firm’s size had a significant effect to corporate social
responsibility disclosure in Indonesia and Firm’s profile, Manajerial Ownership,
Institusional Ownership, profitability and Leverage had not effect to corporate social
responsibility disclosure in Indonesia.
Keyword : Board of Commisioner size, the proportion of boards of directors
independency,Firm’s size, Firm’s profile, Manajerial ownership, Institusional ownership,
profitability and Leverage.
Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Mekanisme Good Corporate Governance yang
mempengaruhi pengungkapan Corporate Social Responsibility yang terdapat pada laporan
tahunan perusahaan. Mekanisme Good Corporate Governance yang ditetapkan dalam
penelitian ini meliputi ukuran dewan komisaris, komposisi dewan komisaris independen,
ukuran perusahaan, profile perusahaan, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional,
ditambah dengan variabel profitabilitas dan leverage.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia (BEI) 2010-2012, Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 19
Perusahaan yang ditentukan melalui metode purposive sampling. Dengan menggunakan
metode content analysis dalam menganalisis laporan tahunan perusahaan, data dianalisis
dengan asumsi uji klasik dan pengujian hipotesis dengan metode regresi linier berganda.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ukuran dewan komisaris, komposisi dengan
komisaris dan ukuran perusahaan terbukti memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap
pengungkapan Corporate Social Responsibility dan profile perusahaan, kepemilikan
manajerial, kepemilikan institusional, profitabilitas dan leverage tidak berpengaruh
terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility.
Kata kunci : ukuran dewan komisaris, komposisi dewan komisaris , ukuran perusahaan,
profile perusahaan, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, profitabilitas dan
leverage
Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan berkat yang sudah
diberikan-Nya kepada penulis, sehingga skripsi yang berjudul “Pengaruh
Mekanisme Good Corporate Governance, Profitabilitas dan Leverage terhadap
Pengungkapan Corporate Sosial Responsibility” dapat diselesaikan dengan baik.
Tujuan dari penyusunan skripsi ini adalah sebagai salah satu persyaratan untuk
memperoleh gelar sarjana strata satu. Skripsi ini diharapkan dapat menambah
wawasan dan pengetahuan seluruh pihak yang ingin mengetahui pengaruh
Mekanisme Good Corporate Governance, Profitabilitas dan Leverage terhadap
terhadap Pengungkapan Corporate Sosial Responsibility”
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini dapat diselesaikan tidak
lepas dari bantuan berbagai pihak oleh sebab itu, melalui kesempatan ini penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Seluruh keluarga yang tercinta dan terkasih atas doa, dukungan, dan
kasih sayang yang menjadi motivasi bagi penulis sehingga skripsi ini
dapat terselesaikan dengan baik.
2. Bapak Dr. Ninok Leksono, Rektor Universitas Multimedia Nusantara.
3. Dra. Ratnawati Kurnia, Ak. M.Si., C.P.A., selaku Ketua Program Studi
Akuntansi Universitas Multimedia Nusantara yang selalu memberikan
dukungan dalam proses penyusunan skripsi.
4. Dra. Ratnawati Kurnia, Ak. M.Si., C.P.A selaku Dosen Pembimbing
yang telah
Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014
ii
membimbing dengan penuh kesabaran dan perhatian. Terima kasih
untuk semua masukan dan dukungan selama proses penyusunan skripsi.
5. Seluruh Dosen Akuntansi Universitas Multimedia Nusantara yang telah
mendidik dan membimbing baik dalam proses perkuliahan maupun
diluar dan didalam perkuliahan.
6. Teman-teman penulis atas dorongan, semangat, kebersamaan, dan
waktu yang telah kita lewati bersama untuk berbagi cerita, pengalaman,
dan lelucon yang sangat menghibur dan tidak akan pernah terlupakan.
7. Semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak
langsung langsung selama proses penyusunan skripsi ini.
Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah banyak membantu. Mohon maaf jika masih terdapat banyak kekurangan
dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis menerima segala saran dan
kritik yang bersifat membangun untuk penulisan ini.
Tangerang, 15 Januari 2014
Penulis
(Justinus Ario )
Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN
KATA PENGANTAR ........................................................................................ i
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah................................................................. ..1
1.2 Batasan Masalah........................................................ .................... ..16
1.3 Rumusan Masalah........................................................ .................. ..17
1.4 Tujuan Penelitian........................................................ ................... ..18
1.5 Manfaat Penelitian ........................................................................... 19
1.6 Sistematika Penulisan ...................................................................... 20
BAB II TELAAH LITERATUR
2.1 Teori Stakeholder........................................................ ................... ..23
2.2 Pengungkapan Corporate Social Responsibility .............................. 24
2.3 Teori Agency .................................................................................... 31
2.4 Good Corporate Governance .......................................................... 33
2.4.1 Ukuran Dewan Komisaris ........................................................ 38
2.4.2 Komposisi Dewan Komisaris ................................................... 40
2.4.3 Ukuran Perusahaan ................................................................... 42
Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014
iv
2.4.4 Profile Perusahaan .................................................................... 44
2.4.5 Kepemilikan Manajerial ........................................................... 46
2.4.6 Kepemilikan Institusional ......................................................... 47
2.5 Profitabilitas ..................................................................................... 49
2.6 Leverage ........................................................................................... 51
2.7 Ukuran dewan Komisaris, komposisi dewan komisaris, ukuran
perusahaan, profile perusahaan, kepemilikan manajerial, kepemilkan
institusional, profitabilitas, leverage dan pengungkapan corporate social
responsibility .......................................................................................... 54
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Gambaran umum objek penelitian....................................................56
3.2 Metode penelitan .............................................................................. 56
3.3 Variabel penelitian ........................................................................... 56
3.3.1 Variabel Dependen .................................................................. 57
3.3.2 Variabel Independen ............................................................... 60
3.3.2.1 Ukuran dewan komisaris ............................................. 60
3.3.2.2 Komposisi dewan komisaris ....................................... 60
3.3.2.3 Ukuran perusahaan ...................................................... 61
3.3.2.4 Profile perusahaan ....................................................... 62
3.3.2.5 Kepemilikan Manajerial .............................................. 62
3.3.2.6 Kepemilikan Institusional ........................................... 63
3.3.3.7 Profitabilitas ................................................................ 63
3.3.3.8 Leverage ...................................................................... 64
Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014
v
3.4 Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 64
3.5 Teknik Pengambilan Sampel ........................................................... 64
3.6 Teknik Analisis Data ........................................................................ 65
3.6.1 Uji Kualitas Data ..................................................................... 65
3.6.2 Uji Asumsi Klasik ................................................................... 66
3.7 Uji Hipotesis .................................................................................... 69
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Objek Penelitian ............................................................................... 73
4.2 Analisis dan Pembahasan ................................................................. 75
4.2.1 Statistik deskriptif ................................................................... 75
4.2.2 Uji Kualitas data ..................................................................... 79
4.2.3 Uji Multikolonieritas ............................................................... 80
4.2.4 Uji Heteroskedastisitas ............................................................ 81
4.2.5 Uji Autokolerasi ...................................................................... 82
4.2.6 Uji Hipotesis ........................................................................... 83
4.2.6.1 Uji Koefisien Determinasi .......................................... 83
4.2.6.2 Uji F ............................................................................ 84
4.2.6.3 Uji t ............................................................................. 86
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan .......................................................................................... 95
5.2 Keterbatasan ..................................................................................... 99
5.2 Saran ................................................................................................ 99
Daftar Pustaka .................................................................................................... 100
Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014
vi
DAFTAR GAMBAR
2.1 Skema Kerangka Pemikiran ....................................................................... 55
4.1 Pie Chart .................................................................................................... 76
4.2 Scatterplot .................................................................................................. 81
Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Ringkasan perolehan sampel penelitian ........................................... 73
Tabel 4.2 Statistik Deskriptif ........................................................................... 75
Tabel 4.3 Hasil Uji Kolmogrov-Smirnov ......................................................... 79
Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolinearitas .............................................................. 80
Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi ..................................................................... 82
Tabel 4.6 Hasil Uji Koefisien Determinasi ...................................................... 83
Tabel 4.7 Hasil Uji F ........................................................................................ 84
Tabel 4.8 Hasil Uji t ......................................................................................... 86
Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa dampak yang
positif terhadap kemajuan perekonomian disuatu negara. Kemajuan ini
ditandai dengan meningkatnya produktivitas akan barang dan jasa dari
berbagai macam industri, yang diikuti dengan bertambahnya kemampuan daya
beli masyarakat terhadap suatu produk.
Disisi lain hal ini mengakibatkan para pelaku bisnis memusatkan
perhatian kepada peningkatan laba operasional, yang berakibat kepada kurang
berfokusnya perhatian perusahaan terhadap upaya pelestarian lingkungan dan
peningkatan kesejahteraan karyawannya. Peristiwa yang terjadi pada PT
Uncoal, PT Freeport Indonesia dan Lapindo Brantas menjadi bukti bahwa
masih terdapat perusahaan di Indonesia yang tidak mempedulikan dampak
aktivitasnya terhadap lingkungan sosialnya.
Anggraini dalam Kusumadilaga (2010), mengemukakan bahwa para
pemilik modal, yang berorientasi pada laba material, telah merusak
keseimbangan kehidupan dengan cara menstimulasi pengembangan potensi
ekonomi yang dimiliki manusia secara berlebihan dengan tidak memberi
kontribusi bagi peningkatan kemakmuran, tetapi justu menjadikannya
mengalami penurunan kondisi sosial.
Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014
2
Corporate Sosial Responsibility menjadi suatu konsep yang dapat
membawa perusahaan melaksanakan tanggung jawabnya terhadap lingkungan
dan masyarakat. Daniri dalam Nurkhin (2010) mengemukakan bahwa
“ Tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Sosial Responsibility
merupakan sebuah gagasan yang menjadikan perusahaan tidak lagi
dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak pada single bottom line, yaitu
nilai perusahaan (Corporate Value) yang direfleksikan dalam kondisi
keuangannya saja. Tapi tanggung jawab perusahaan harus berpijak pada triple
bottom lines yaitu juga memperhatikan masalah sosial dan lingkungan”.
Kesadaran masyarakat yang semakin meningkat terhadap dampak
negatif yang dihasilkan dari kegiatan operasional perusahaan berupa masalah
polusi, limbah, dan diskriminasi pada hak- hak pekerja tanpa mempedulikan
pertanggungjawabanya, secara langsung memberikan dorongan bagi
perusahan untuk melakukan aktivitas tanggung jawab sosialnya.
(Daniri, dalam Nurkhin 2010) mengemukakan bahwa “Corporate
Sosial Responsibility adalah basis teori tentang perlunya sebuah perusahaan
membangun hubungan harmonis dengan lingkungan sosialnya. Secara teoritik
Corporate Sosial Responsibility didefinisikan sebagai tanggung jawab moral
suatu perusahaan terhadap para strategic stakeholders nya, terutama
komunitas atau masyarakat disekitar wilayah kerja dan operasinya. Corporate
Sosial Responsibility memandang perusahaan sebagai agen moral, dengan atau
tanpa aturan hukum, sebuah perusahaan harus menjunjung tinggi moralitas.
Parameter keberhasilan suatu perusahaan dalam sudut pandang Corporate
Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014
3
Sosial Responsibility adalah mengedepankan prinsip moral dan etis, yakni
menggapai suatu hasil terbaik, tanpa merugikan kelompok masyarakat
lainnya. Dengan begitu perusahaan yang mengedepankan prinsip moral dan
etis akan memberikan manfaat terbesar bagi masyarakat.”
Dalam upaya untuk meningkatkan aktivitas Corporate Sosial
Responsibility berbagai kalangan swasta, organisasi masyarakat, dan dunia
pendidikan berusaha merumuskan dan mempromosikan tanggung jawab sosial
di berbagai sektor usaha, dalam hubungannya dengan masyarakat dan
lingkungan. dikarenakan Corporate Social Responsibility merupakan sebuah
wujud kepedulian perusahaan kepada lingkungan sekitarnya dan Corporate
Social Responsibility merupakan suatu bentuk komitmen perusahaan atau
dunia bisnis untuk berkontribusi dalam pengembangan ekonomi yang
berkelanjutan dengan memperhatikan tanggung jawab sosial.
Praktek dan pengungkapan Corporate Sosial Responsibility yang
dilakukan oleh perusahaan dapat memberikan efek yang positif bagi
perusahaan tersebut. Menurut Said et al dalam Nuarini (2011) menyatakan
bahwa keterlibatan perusahaan atas tanggung jawab sosial dapat
meningkatkan akses modal, memperbaiki kinerja keuangan, mengurangi biaya
operasi, meningkatkan citra dan reputasi, meningkatkan penjualan dan
loyalitas pelanggan, serta meningkatkan produktivitas dan kualitas.
Corporate Sosial Responsibility dapat menjadi tabungan masa depan
bagi perusahaan untuk mendapatkan keuntungan. Keuntungan yang diperoleh
bukan hanya sekedar keuntungan secara keuangan (financial) namun lebih
Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014
4
kepada kepercayaan masyarakat dan para stakeholders, yang secara jangka
panjang akan meningkatkan citra dan reputasi perusahan.
Pelaksanaan Corporate Sosial Responsibility oleh suatu perusahaan
dapat digambarkan sebagai ketersediaan Informasi Keuangan dan Non
keuangan yang berkaitan dengan interaksi organisasi dengan lingkungan fisik
dan lingkungan sosialnya yang dapat dibuat dalam laporan tahunan
perusahaan atau laporan sosial terpisah. Guthrie dan Mathews dalam
Mawarani (2010)
Pengungkapan Corporate Sosial Responsibility, merupakan suatu
bentuk upaya yang dilakukan oleh perusahaan dalam mencapai keunggulan
kompetitif untuk memenuhi ketentuan kontrak pinjaman dan memenuhi
ekspektasi masyarakat dalam melegitimasi tindakan perusahaan. Deegan dan
Blomquist,2001;Hasnas, 1998; Ullman, 1985 ; Patten, 1992 dalam (Nurkhin,
2010). Pelaksanaan dan pengungkapan Corporate Sosial Responsibility
merupakan salah satu bentuk penerapan Good Corporate Governance yang
terdapat didalam suatu perusahaan.
Dana dan Surya (2008) menyatakan Good Corporate Governance
merupakan suatu kepatuhan dalam menjalankan dan mengembangkan
perusahaan yang bersih, taat terhadap hukum yang berlaku dan peduli
terhadap lingkungan yang berlandaskan kepada nilai-nilai sosial budaya yang
tinggi. Good Corporate Governance merupakan suatu tata kelola perusahaan
yang menerapkan prinsip-prinsip keterbukaan (transparency), akuntabilitas
Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014
5
(accountability), pertanggungjawaban (responsibility), independensi
(independency), dan kewajaran & kesetaraan (fairness).
Prinsip dasar yang diterapkan dalam Good Corporate Governance (
Komite Nasional Kebijakan Governance, 2006) adalah:
1. Transparency (Keterbukaan Informasi)
Untuk menjaga obyektivitas dalam menjalankan bisnis, perusahaan
harus menyediakan informasi yang material dan relevan dengan cara
yang mudah diakses dan dipahami oleh pemangku kepentingan.
Perusahaan harus mengambil inisiatif untuk mengungkapkan tidak
hanya masalah yang disyaratkan oleh peraturan perundang-undangan,
tetapi juga hal yang penting untuk pengambilan keputusan oleh
pemegang saham, kreditur, dan pemangku kepentingan lainnya.
2. Accountability (Akuntabilitas)
Perusahaan harus dapat mempertanggungjawabkan kinerjanya secara
transparan dan wajar. Untuk itu perusahaan harus dikelola secara
benar, terukur dan sesuai dengan kepentingan perusahaan dengan
tetap memperhitungkan kepentingan pemegang saham dan pemangku
kepentingan lain. Akuntabilitas merupakan prasyarat yang diperlukan
untuk mencapai kinerja yang berkesinambungan.
Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014
6
3. Responsibility (Pertanggung jawaban)
Perusahaan harus mematuhi peraturan perundang-undangan serta
melaksanakan tanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan
sehingga dapat terpelihara kesinambungan usaha dalam jangka panjang
dan mendapat pengakuan sebagai Good Corporate Citizen.
4. Independency ( independensi )
Untuk melancarkan pelaksanaan asas Good Corporate Governance,
perusahaan harus dikelola secara independen sehingga masing-masing
organ perusahaan tidak saling mendominasi dan tidak dapat diintervensi
oleh pihak lain.
5. Fairness ( Kewajaran dan kesetaraan )
Dalam melaksanakan kegiatannya, perusahaan harus senantiasa
memperhatikan kepentingan pemegang saham dan pemangku
kepentingan lainnya, berdasarkan asas kewajaran dan kesetaraan.
Kelima prinsip tersebut menjadi bukti bahwa dengan adanya
penerapan Good Corporate Governance, dapat meningkatkan kualitas laporan
keuangan dan mampu mengurangi aktivitas menyimpang seperti merekayasa
isi laporan keuangan yang tidak menggambarkan nilai yang sebenarnya.
Selain itu prinsip responsibility dalam penerapannya menjelaskan bahwa
pratik dan pengungkapan CSR merupakan konsekuensi logis dari
implementasi konsep Good Corporate Governance.
Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014
7
Utama dalam Waryanto (2010) menyatakan bahwa mekanisme
corporate governance di perusahaan dapat dijadikan sebagai infrastruktur
pendukung terhadap praktik dan pengungkapan Corporate Sosial
Responsibility di Indonesia. Dikarenakan mekanisme corporate governance
dapat mengurangi terjadinya asimetri informasi yang ditimbulkan oleh
adverse selection ataupun moral hazard, yang berakibat dengan tidak
terlaksananya aktivitas Corporate Sosial Responsibility.
Menurut Waryanto (2010) Mekanisme Good Corporate Governance
akan bermanfaat dalam mengatur dan mengendalikan perusahaan sehingga
menciptakan nilai tambah (value added) untuk semua stakeholders. Untuk
mengimplementasikan hal tersebut maka harus didukung dengan kinerja organ
perusahaan yang menjalankan tugas, fungsi dan tanggung jawabnya sesuai
dengan ketentuan untuk mencapai kepentingan perusahaan. Mekanisme Good
Corporate Governance tersebut meliputi ukuran dewan komisaris,komposisi
dewan komisaris, ukuran perusahaan, profil perusahaan, kepemilikan
manajerial dan kepemilikan institusional.
Dewan komisaris merupakan bagian organ perusahaan terpenting,
dikarenakan dewan komisaris adalah suatu mekanisme yang berfungsi untuk
mengawasi dan memberikan arahan kepada pengelola perusahaan atau pihak
manajemen. Hal ini berarti dewan komisaris dapat melakukan pengawasan
sehingga menjamin bahwa manajemen bertindak sesuai dengan keinginan
pemilik perusahaan (investor) dan semua informasi yang dimiliki oleh
manajemen akan diungkapkan kepada seluruh stakeholders, termasuk
Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014
8
informasi mengenai aktivitas corporate sosial responsibility. Sehinga semakin
besar jumlah dewan komisaris yang dimiliki maka semakin mudah untuk
mengendalikan dan memonitoring kinerja manajemen dan dikaitkan dengan
pengungkapan tanggung jawab sosial, maka dorongan terhadap manajemen
untuk mengungkapkan akan semakin besar. Hal tersebut sesuai dengan
penelitian yang dilakukan Nurkhin (2010), yang menyatakan bahwa ukuran
dewan komisaris memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan
informasi sosial perusahaan.
Dalam mendorong pengimplementasian prinsip good corporate
governance dibutuhkan suatu organ tambahan didalam struktur perseroan
(Surya dan Dana,2008). Organ tambahan tersebut diharapkan dapat
meningkatkan penerapan good corporate governance didalam perusahaan,
organ tambahan tersebut ialah komisaris independen yang merupakan bagian
komposisi dewan komisaris. Komposisi dewan komisaris merupakan
mekanisme good corporate governance yang diperlukan untuk mendorong
transparansi didalam mengungkapkan informasi tentang perusahaan,
termasuk informasi tanggung jawab sosial. Hal ini sesuai dengan penelitian
yang dilakukan oleh (Nurkhin, 2010), yang menyatakan bahwa komposisi
dewan komisaris berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengungkapan
corporate sosial responsibility.
Tingkat pengawasan kinerja manajemen bergantung kepada ukuran
perusahaan yang dikendalikan, ukuran perusahaan menjadi skala yang
menentukan besar kecil nya suatu perusahaan, yang dinilai dari jumlah total
Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014
9
aset yang dimiliki. Perusahaan dengan ukuran yang besar memiliki
kecenderungan untuk mengungkapkan seluruh informasi kepada para
stakeholders-nya secara lebih luas. Termasuk informasi mengenai aktivitas
corporate sosial responsibility. Wulandari (2009) dalam penelitiannya
menemukan bahwa ukuran perusahaan memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.
Tipe industri mendeskripsikan perusahaan berdasarkan lingkup
operasi, risiko perusahaan serta kemampuan dalam menghadapi tantangan
bisnis ( Sari, 2012). Tipe industi diukur dengan membedakan industry High
Profile dan Low Profile. Industri dengan tipe High Profile akan
mengungkapkan informasi yang lebih luas mengenai Corporate Sosial
Responsbility, dikarenakan kegiatan operasionalnya memiliki tingkat
sensitifitas yang tinggi terhadap lingkungan. Penelitian yang dilakukan oleh
Anggraini dalam Sari (2012) berhasil menemukan pengaruh positif profile
perusahaan terhadap tanggung jawab sosial perusahaan.
Dalam suatu tata kelola perusahaan pemisahan antara kepemilikan
dan pengendalian perusahaan akan memunculkan suatu masalah agency
(Waryanto,2010). Masalah agency timbul ketika manager perusahaan selaku
agen bertindak tidak sesuai dengan kepentingan pemilik perusahaan. Struktur
kepemilikan merupakan suatu bagian dalam mekanisme good corporate
governance untuk menyelesaikan masalah internal perusahaan tersebut.
Kepemilikan manajerial merupakan bentuk dari struktur kepemilikan
dalam mekanisme good corporate governance. Jensen & Meckling dalam
Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014
10
Waryanto (2010) membentuk suatu teori yang menyatakan bahwa
kepemilikan saham oleh manajemen akan menurunkan permasalahan agensi,
karena semakin banyak saham yang dimiliki oleh manajemen maka semakin
kuat motivasi mereka untuk bekerja dalam meningkatkan nilai perusahaan,
salah satunya dengan melakukan praktik dan pengungkapan Corporate Sosial
Responsibility. Penelitian yang dilakukan Rosmasita dalam Waryanto (2010),
menunjukan hasil bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap
pengungkapan aktifitas tanggung jawab sosial perusahaan.
Bentuk struktur kepemilikan lain dalam mekanisme Good Corporate
Governance ialah kepemilikan institusional. Kepemilikan institusional adalah
kepemilikan saham perusahaan yang dimiliki oleh suatu institusi atau lembaga
( perusahaan asuransi, bank, perseroan terbatas dan kepemilikan institusi lain)
(Titan,2012). Menurut Machmud dan Djakman dalam Waryanto, (2010),
kepemilikan saham oleh institusi dalam jumlah yang signifikan dapat
mengurangi masalah keagenan, dikarenakan pengelolahan aktiva dan
pengawasan terhadap kecurangan yang dilakukan oleh manajemen dapat
ditingkatkan dan dapat mendorong manajemen untuk melakukan aktivitas
tanggung jawab sosialnya. hal ini sesuai dengan penelitian Talbelsi et,al dalam
Waryanto (2010), yang menyatakan hasil positif kepemilikan institusional
terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.
Dalam proses pengambilan suatu keputusan investasi,investor
kerapkali melakukan penilaian terhadap kinerja keuangan suatu perusahaan.
Kinerja keuangan dapat dinilai dari kemampuan perusahaan untuk
Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014
11
menghasilkan keuntungan (Profit). Menurut Brigham dan Houston dalam
Agustina (2012) Profitabilitas dapat dikatakan sebagai kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari aktivitas yang dilakukan pada
periode akuntansi.
Keuntungan yang didapatkan oleh para pemegang saham ialah
keuntungan bersih setelah dikurangi dengan biaya bunga (interest expense)
dan pajak. Semakin besar keuntungan yang dihasilkan oleh perusahaan
semakin besar pula kemampuan perusahaan untuk membagikan dividen
kepada para pemegang saham (Purnasiwi, 2011). Oleh karena itu
Profitabilitas suatu perusahaan menjadi komponen penting didalam
pengambilan keputusan investasi.
Informasi yang dibutuhkan oleh para pemegang saham tidaklah hanya
dari perubahan keuntungan (Profitabilitas) perusahaan, melainkan informasi
yang menjelaskan mengenai pengalokasian keuntungan yang digunakan untuk
membiayai kegiatan operasional perusahaan, baik dari internal maupun
ekternal. Kegiatan ekternal yang dilakukan perusahaan salah satunya ialah
menyangkut aktivitas sosialnya ( Muthia, Zuraida dan Andriani, 2011). Hal ini
dikarenakan persepsi atau anggapan para pemegang saham mengenai aktivitas
tanggung jawab sosial perusahaan bukanlah aktivitas yang merugikan dan
tidak bermanfaat bagi keberlangsungan perusahaan. Melainkan aktivitas
tanggung jawab sosial perusahaan merupakan langkah strategis jangka
panjang yang akan memberikan efek yang positif bagi perusahaan
( Muthia,Zuraida dan Andriani, 2011).
Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014
12
Aset merupakan suatu hal yang sangat dibutuhkan oleh perusahaan
didalam menjalankan kegiatan operasionalnya. Aset yang diperoleh bisa
berasal dari modal pemilik atau yang berasal dari pinjaman. Penggunaan
sumber dana yang berasal dari luar perusahaan untuk membiayai aset tetap
perusahaan baik yang berupa dana pinjaman berjangka pendek maupun dana
pinjaman yang berjangka panjang merupakan salah satu bentuk penerapan dari
kebijakan leverage.
Menurut Sartono dalam (Sari, 2013) leverage adalah penggunaan aset
dan sumber dana (sources of founds) oleh perusahaan yang memiliki beban
tetap dengan maksud agar meningkatkan keuntungan potensial pemegang
saham. Beban tetap operasional tersebut berasal dari biaya depresiasi, biaya
produksi dan pemasaran yang bersifat tetap. Dengan menerapkan kebijakan
leverage di dalam perusahaan, diharapkan akan membawa perubahan atas
penjualan yang berakibat kepada laba sebelum bunga dan pajak yang semakin
besar.
Penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
pengungkapan tanggung jawab sosial suatu perusahaan menimbulkan hasil
yang beraneka ragam dan menarik untuk dikaji lebih mendalam. Seperti
penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Purnomosidi et al (2008) yang
menjadikan seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
2006 sebagai objek penelitian nya. Didalam penelitian, Purnomosidi et al
menggunakan empat karakteristik perusahaan yaitu ukuran perusahaan,
Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014
13
profitabilitas, Profile dan ukuran dewan komisaris yang diuji hubungannya
dengan tingkat keluasan pengungkapan Corporate social Responsibility.
Penelitian yang dihasilkan oleh Purnomosidi et al (2008) menunjukan
bahwa hanya satu variable yang berhubungan dengan tingkat keluasan
pengungkapan corporate social responsibility yaitu Profile perusahaan yang
berpengaruh positif dengan tingkat keluasan pengungkapan corporate social
responsibility. Tetapi pernyataan hasil penelitian tersebut berbanding terbalik
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Anggita sari (2012) yang
menemukan bahwa Profile perusahaan berpengaruh negative terhadap
pengungkapan corporate social responsibility. Menurut Anggita sari (2012)
Profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap pengungkapan
corporate social responsibility, namun hasil berbeda ditemukan oleh Sefrilia
dan Saptiana (2012) yang menemukan hubungan positif tidak signifikan
antara Profitabilitas dengan pengungkapan corporate social responsibility.
Perbedaan hasil penelitian juga dapat ditemukan dari penelitian yang
dilakukan oleh Terzaghi (2012) yang menyatakan bahwa ukuran dewan
komisaris sebagai variable yang berpengaruh terhadap pengungkapan
corporate social responsibility. Namun hasil penelitian tersebut berbading
terbalik dengan hasil penelitian yang ditemukan oleh Purnomosidi et al (2008)
yang menyatakan bahwa ukuran dewan komisaris tidak berpengaruh terhadap
pengungkapan corporate social responsibility. Penelitian ini mengacu kepada
penelitian yang dilakukan oleh Nurkhin, (2010), yang menjadikan seluruh
perusahaan yang tercatat di bursa efek Indonesia tahun 2007 sebagai sampel
Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014
14
penelitiannya. Variabel Corporate Governace yang digunakan ialah
kepemilikan institusional, komposisi dewan komisaris independen,
profitabilitas dan ukuran perusahaan. Penelitian tersebut menemukan bahwa
komposisi dewan komisaris independen, profitabilitas dan ukuran perusahaan
berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan corporate social
responsibility.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Nurkhin (2010) ialah
1. Variabel penelitian
Pada penelitian ini, peneliti menambahkan tiga variabel independen, yaitu
profile perusahaan, kepemilikan manajerial dan leverage sebagai faktor-
faktor yang mempengaruhi pengungkapan corporate social responsibility.
Penambahan profile perusahaan sebagai variabel independen mengacu
kepada penelitian yang dilakukan Terzaghi (2012), yang menyatakan
profile perusahaan berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan
corporate sosial responsibility.
Penambahan kepemilikan manajerial sebagai variabel independen
mengacu kepada penelitian yang dilakukan Rosmasita dalam Waryanto
(2010), yang menyatakan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh
signifikan terhadap pengungkapan corporate social responsibility. Dan
penambahan leverage sebagai variabel independen mengacu kepada
penelitian Sembiring dalam Sari (2012) yang menyatakan bahwa leverage
berpengaruh negatif terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial
perusahaan.
Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014
15
2. Periode waktu dan sampel penelitian.
Periode waktu penelitian yang digunakan didalam penelitian ini ialah
tahun 2010-2012, yang menjadikan seluruh perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebagai sampel penelitian.
Berdasarkan fenomena yang terjadi dan dari ketidakkonsistenan hasil
penelitian yang terdahulu serta rendahnya tingkat kualitas praktik
pengungkapan tanggung jawab sosial di Indonesia mendorong penulis untuk
meneliti pengaruh mekanisme coporate good governance, profitabilitas dan
leverage terhadap pengungkapan corporate social responsibility,maka
penelitian ini diberi judul “Pengaruh Mekanisme Good Corporate
Governance, Profitabilitas dan Leverage terhadap pengungkapan
Corporate social responsibility pada perusahaan manufacture yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2012”.
Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014
16
1.2 Batasan Masalah
Penulis menetapkan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia pada tahun 2010-2012 sebagai objek penelitian. Hal ini
didasarkan bahwa perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang
paling berpotensi untuk melakukan kegiatan corporate social
responsibility.
Faktor – faktor yang mempengaruhi pengungkapan corporate social
responsibility dalam penelitian ini terbatas kepada mekanisme corporate
governance yang meliputi
1. Ukuran dewan komisaris yang diproksikan dengan jumlah total dewan
komisaris.
2. Komposisi dewan komisaris yang diproksikan dengan jumlah dewan
komisaris independen.
3. Ukuran perusahaan yang diproksikan dengan total aset perusahaan.
4. Profile perusahaan yang diproksikan dengan membedakan antara
industri bertipe High profile dan Low profile.
5. Kepemilikan manajerial yang diproksikan dengan tingkat persentase
kepemilikan saham yang dimiliki oleh pihak manajemen,
6. Kepemilikan institusional yang diproksikan dengan tingkat persentase
kepemilikan saham yang dimiliki oleh pihak institusional.
Ditambah dengan variabel independent lain berupa profitabilitas yang
diproksikan dengan rasio retrun on asset dan leverage yang diproksikan
Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014
17
dengan rasio debt to equity ratio yang mempengaruhi pengungkapan
Corporate Sosial Responsibility.
1.3 Rumusan Masalah
Pencapaian tujuan mewajibkan perusahaan untuk dikelola secara baik.
Pengelolaan perusahaan yang baik mewajibkan adanya
pengimplementasian prinsip-prinsip Good Corporate Governance. Dengan
penerapan tersebut diharapkan perusahaan dapat hidup secara
berkelanjutan dan bermanfaat bagi para stakeholdernya.
Melakukan praktik dan pengungkapan corporate social
responsibility terhadap lingkungan menjadi suatu cara didalam memenuhi
prinsip yang diusung didalam good corporate governance. Penilaian yang
dilakukan oleh investor terhadap perusahaan ialah melalui kinerja
keuangan dalam menghasilkan profitabilitas yang dipengaruhi oleh
leverage yang dilakukan oleh perusahaan.
Berdasarkan uraian diatas maka pertanyaan-pertanyaan dalam penelitian
ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah ukuran dewan komisaris berpengaruh positif terhadap
pengungkapan corporate sosial responsibility?
2. Apakah komposisi dewan komisaris perusahaan berpengaruh positif
terhadap pengungkapan corporate sosial responsibility?
3. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap
pengungkapan corporate sosial responsibility?
Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014
18
4. Apakah profile perusahaan berpengaruh positif terhadap
pengungkapan corporate sosial responsibility?
5. Apakah kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap
pengungkapan corporate sosial responsibility?
6. Apakah kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap
pengungkapan corporate sosial responsibility?
7. Apakah profitabilitas berpengaruh positif terhadap pengungkapan
corporate social responsibility?
8. Apakah leverage berpengaruh negatif terhadap pegungkapan corporate
social responsibility?
9. Apakah ukuran dewan komisaris, komposisi dewan komisaris, ukuran
perusahaan, profile perusahaan, kepemilikan manajerial, kepemilikan
institusional, profitabilitas dan leverage secara simultan berpengaruh
terhadap pengungkapan corporate sosial responsibility?
1.4 Tujuan Penelitian.
Tujuan yang ingin diperoleh dalam penelitian ini adalah
1. Untuk menganalisis pengaruh positif ukuran dewan komisaris terhadap
pengungkapan corporate sosial responsibility.
2. Untuk menganalisis pengaruh positif komposisi dewan komisaris
terhadap pengungkapan corporate sosial responsibility.
3. Untuk menganalisis pengaruh postif ukuran perusahaan terhadap
pengungkapan corporate sosial responsibility.
Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014
19
4. Untuk menganalisis pengaruh positif profile perusahaan terhadap
pengungkapan corporate sosial responsibility.
5. Untuk menganalisis pengaruh positif kepemilikan manajerial terhadap
pengungkapan corporate sosial responsibility.
6. Untuk menganalisis pengaruh positif kepemilikan institusional
terhadap pengungkapan corporate sosial responsibility.
7. Untuk menganalisis pengaruh positif profitabilitas terhadap
pengungkapan corporate social responsibility.
8. Untuk menganalisis pengaruh negatif leverage terhadap pengungkapan
corporate social responsibility.
9. Untuk menganalisis pengaruh ukuran dewan komisaris, komposisi
dewan komisaris, ukuran perusahaan, profile perusahaan, kepemilikan
manajerial, kepemilikan institusional, profitabilitas dan leverage
secara simultan terhadap pengungkapan corporate sosial
responsibility.
1.5 Manfaat Penelitian.
Dari penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat bagi pihak-pihak
yang menggunakan antara lain :
1. Bagi calon investor dan investor
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi tambahan informasi mengenai
gambaran kondisi perusahaan yang terkandung didalam laporan
keuangan dan laporan keberlanjutan dalam menentukan pengambilan
keputusan investasi.
Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014
20
2. Bagi Bapepam-LK dan BEI
Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengawasan dan
menjadi infomasi tambahan dalam penetapan peraturan di pasar modal
yang mendukung semakin luasnya penerapan praktek Good Corporate
Governance di Indonesia.
3. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi tambahan infomasi didalam
penetapan kebijakan mengenai tanggung jawab sosial dan menjadi
tambahan pengetahuan mengenai pentingnya pengungkapan laporan
tanggung jawab sosial perusahaan.
4. Bagi Masyarakat
Memberikan informasi dan wawasan mengenai pentingnya
pelaksanaan aktivitas corporate sosial responsibility, sehingga dapat
meningkatkan kesadaran masyarakat akan hak-hak yang seharusnya
diperoleh.
5. Bagi Peneliti selanjutnya
Dapat dijadikan referensi dan acuan dalam penelitian selanjutnya
mengenai pengungkapan corporate social responsibility.
1.6 Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menggambarkan ringkas mengenai isi dari skripsi dan
mengenai gambaran permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini.
Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014
21
Bab ini menguraikan antara lain latar belakang masalah dilakukannya
penelitian, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II TELAAH LITERATUR
Bab ini menjelaskan mengenai teori-teori yang menjadi acuan serta
dasar dalam permasalahaan yang akan diteliti. Dan dalam bab ini akan
dijelaskan mengenai kerangka pemikiran yang menjadi dasar dari
muncul nya hipotesis penelitian. Serta dijelaskan mengenai variable
bebas dan variable terikat dalam penelitian ini.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini akan menjelaskan keseluruhan deskripsi operasional yang ada
didalam penelitian, variable bebas dan terikat yang diuji, jenis dan
sumber data,penentuan populasi dan sample penelitian, penentuan
metode pengumpulan data dan metode analisis yang dipakai dalam
penelitian.
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Bab ini menguraikan tentang deskripsi objek penelitian, metode
analisis data dan mengenai uji asumsi klasik yang meliputi uji
normalitas, autokorelasi, heteroskedastisitas dan mulitkolinearitas
sebelum analisis data dilakukan. Didalam bab ini akan dijelaskan
mengenai interprestasi hasil dan argumentasi atas hasil penelitian.
Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014
22
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisikan mengenai simpulan atas hasil penelitian yang
dilakukan dan uraian atas jawaban dari setiap perumusan masalah.
Pada bab ini dijelaskan mengenai keterbatasan didalam penelitian dan
saran-saran yang diberikan untuk penelitian selanjutnya.
Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014
23
BAB II
TELAAH LITERATUR
2.1 Teori Stakeholder
Stakeholder merupakan pihak-pihak yang memiliki hubungan dan
kepentingan kepada perusahaan yang dapat mempengaruhi dan
dipengaruhi oleh aktivitas perusahaan, Ikhbal (2012). Perusahaan
memiliki banyak stakeholder yang meliputi masyarakat, konsumen,
pemerintah, supplier, dan pesaing bisnis. Sari (2012) mengemukakan
bahwa teori stakeholder adalah teori yang menggambarkan kepada pihak
mana saja perusahaan harus bertanggung jawab. Teori ini menjadikan
perusahaan bukanlah sebagai entitas yang beroperasi untuk
kepentingannya sendiri, namun harus memberikan manfaat bagi para
stakeholdernya.
Perusahaan merupakan suatu elemen yang berpengaruh terhadap
kehidupan masyarakat didalam suatu sistem sosial yang berlaku. Keadaan
tersebut menciptakan sebuah hubungan timbal balik antara perusahaan
dengan para stakeholder-nya yang berarti perusahaan harus melaksanakan
peranannya secara dua arah untuk memenuhi kebutuhan perusahaan
sendiri maupun stakeholder lainya dalam sebuah sistem sosial, Diana
(2011). Oleh karena itu, segala sesuatu yang dihasilkan dan dilakukan
oleh perusahaan akan berpengaruh terhadap para stakeholdernya.
Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014
24
Perusahaan harus menjaga hubungan dengan stakeholder-nya
dengan mengakomodasi keinginan dan kebutuhan stakeholder-nya,
terutama stakeholder yang mempunyai power terhadap ketersediaan
sumber daya yang digunakan untuk aktivitas operasional perusahaan,
Chariri dalam Mutmainah,(2013). Strategi yang digunakan perusahaan
untuk menjaga hubungan dengan para stakeholder-nya adalah dengan
pengungkapan informasi sosial dan lingkungan. Dengan pengungkapan
ini, diharapkan perusahaan mampu memenuhi kebutuhan informasi yang
dibutuhkan serta dapat mengelola stakeholder agar memperoleh
dukungan dari para stakeholder yang berpengaruh terhadap kelangsungan
hidup perusahaan, Yunita (2011).
2.2 Pengungkapan Corporate Sosial Responsibility (CSR)
Menurut World Business Council For Sustainable Development, dalam
Waryanto (2010) CSR is the continuing commitment by business to behave
ethically and contribute to economic development while improving the
quality of life of the workforce and their families as well as of the local
community and society at large.
Berdasarkan pengertian tersebut Corporate Social Responsibility
ialah komitmen yang berkesinambungan dari kalangan bisnis untuk
berperilaku etis dan memberikan kontribusi bagi pembangunan ekonomi,
seraya meningkatkan kualitas kehidupan karyawan dan keluarganya, serta
komunitas lokal dan masyarakat luas pada umumnya.
Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014
25
Corporate Sosial Responsibility merupakan suatu bentuk
perhatian perusahaan terhadap lingkungan dan sosial didalam kegiatan
operasionalnya, sebagaimana yang dikemukakan oleh Munawar dalam
Nuraini (2011), Corporate Sosial Responsibility merupakan mekanisme
bagi suatu organisasi untuk secara sukarela mengintegrasikan perhatian
terhadap lingkungan dan sosial kedalam operasinya dan interaksinya
dengan stakeholders, yang melebihi tanggung jawab organisasi di bidang
hukum. Hal ini menjadikan perusahaan tidak hanya berfokus kepada
pengoptimalan laba operasional, melainkan juga berfokus kepada
pembangunan sosial ekonomi secara berkelanjutan.
Murwaningsari dalam Nuraini (2011), menjelaskan bahwa
tanggung jawab sosial mencakup tiga hal yaitu : (1) Basic Responsibility,
tanggung jawab yang timbul dikarenakan keberadaan perusahaan, seperti
kewajiban membayar pajak, mentaati hukum yang berlaku dan mematuhi
standar pekerjaan,(2) Organizational Responsibility merupakan tanggung
jawab perusahaan untuk dapat memenuhi kepentingan stakeholder dan (3)
Soial Responsibility, merupakan tanggung jawab untuk mengemukakan
tahapan ketika interaksi antara bisnis dan masyarakat terjadi, sehingga
perusahaan dapat tumbuh dan berkembang secara berkesinambungan.
Dari berbagai definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Corporate
Sosial Responsibility merupakan suatu tindakan atau konsep yang
dilakukan oleh perusahaan sebagai bentuk tanggung jawab mereka
terhadap lingkungan sosialnya dimana perusahaan itu berada.
Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014
26
Pengungkapan dapat didefinisikan sebagai penyampaian informasi,
tujuan dari pengungkapan menurut Securities Exchange Commision (SEC)
diklasifikasikan menjadi dua yaitu (1) protective disclosure dimaksudkan
sebagai upaya perlindungan terhadap investor dan (2) informative
disclosure , bertujuan untuk memberikan informasi layak kepada
pengguna laporan, Purnasiwi,(2011). Pengungkapan tanggung jawab
sosial perusahaan sering juga disebut sebagai social disclosure, corporate
social reporting atau social accounting, Hackston dan Milne, dalam
Sutaryo,(2011).
Corporate Social Reporting adalah proses pengkomunikasian efek-
efek yang mempengaruhi kondisi sosial dan kondisi lingkungan atas
tindakan-tindakan ekonomi perusahaan pada kelompok-kelompok tertentu
dalam masyarakat dan pada masyarakat secara keseluruhan (Gray, et al.,
dalam Waryanto,2010). Pengungkapan (disclosure) terhadap aspek sosial,
ethical, environmental dan sustainability merupakan suatu cara yang
dilakukan oleh perusahaan untuk mengkomunikasikan akuntabilitasnya
kepada para stakeholders.
Berdasarkan hal tersebut maka tanggung jawab perusahaan akan
semakin meluas, diluar kewajiban utamanya dalam menyediakan laporan
keuangan kepada pemilik modal, khusus nya pemegang saham. Perluasan
itu terjadi dengan asumsi bahwa perusahaan memiliki tanggung jawab
yang lebih luas dibanding tanggung jawab mencari keuntungan untuk
pemegang saham.
Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014
27
Gray et al (1995) dan Purnasiwi (2011) menyatakan bahwa
terdapat tiga studi yang menjelaskan tujuan perusahaan mengungkapkan
informasi yang berkaitan dengan kegiatan dan dampak yang ditimbulkan.
1. Decision usefulness Studies
Studi ini menghasilkan bahwa dalam proses pengambilan
keputusan yang dilakukan oleh users perlu memperhatikan
penempatan-penempatan informasi atas kegiatan operasional
perusahaan, tidak hanya kegiatan untuk menghasilkan keutungan
melainkan berupa penyajian informasi atas aktifitas sosial
perusahaan sebagai Moderately Important.
2. Economic theory studies
Studi ini mengunakan agency theory dan positive accounting
theory. Prinsip dalam teori agensi ini ialah bahwa terdapat
hubungan kerja sama antara pihak yang memberi wewenang
(principal) yaitu investor dengan pihak yang menerima wewenang
(agent) yaitu manager dalam bentuk kontrak kerja. Perbedaan
kepentingan antara pemberi dengan penerima kewenangan
menimbulkan masalah agensi. Ini dikarenakan pemberi wewenang
hanya berfokus kepada keuntungan dan investasi yang dihasilkan
perusahaan dan penerima wewenang yang berfokus kepada
penghasilan yang diterima atas kompensasi pekerjaan yang telah
dilakukan. Sehingga mereka hanya berfokus kepada kepentingan
nya masing-masing.
Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014
28
3. Social and Political theory studies.
Studi ini menggunakan teori stakeholders, teori legitimasi
organisasi dan teori ekonomi politik. Teori stakeholders
mengemukakan bahwa eksistensi perusahaan ditentukan oleh
stakeholders yang dimiliki, sehingga segala macam kegiatan
operasional nya selalu tertuju kepada kepentingan stakeholders
sedangkan teori legitimasi menyatakan bahwa perusahaan wajib
untuk meyakinkan bahwa aktifitas dan kinerjanya dapat diterima
oleh masyarakat.
Ketentuan praktek pengungkapan tanggung jawab sosial di
Indonesia telah diatur kedalam beberapa regulasi, antara lain oleh Ikatan
Akuntan Indonesia (2012) yang tercantum dalam Pernyataan Standar
Akuntansi Indonesia (PSAK) No.1 Paragraf 9, yang menyatakan bahwa:
“perusahaan dapat pula menyajikan laporan tambahan seperti laporan
mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambah (value added
statement), khususnya bagi industri dimana faktor-faktor lingkungan hidup
memegang peranan penting dan bagi industri yang menganggap pegawai
sebagai kelompok pengguna laporan yang memegang peranan penting”.
Bapepam-LK (Badan pengawas pasar modal dan lembaga
keuangan) selaku lembaga yang bertindak sebagai pengawas kegaiatan
pasar modal turut serta mendukung praktik dan pengungkapan tanggung
jawab sosial dengan menetapkan suatu kebijakan yang tercantum dalam
keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal No.kep- 38/PM/1996
Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014
29
peraturan No VII.G.2 tentang laporan tahunan yang berisi mengenai
kebebasan bagi perusahaan untuk memberikan penjelasan umum mengenai
perusahaan, selama hal tersebut tidak menyesatkan dan bertentangan
dengan informasi yang disajikan dalam bagian lainya. Penjelasan umum
tersebut berisi mengenai uraian keterlibatan perusahaan dalam kegiatan
sosial.
Ruang lingkup praktik dan pengungkapan Corporate Sosial
Responsibility dapat mengacu kepada panduan pembuatan laporan
kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan. Panduan tersebut mengacu
kepada standar yang dikembangkan oleh GRI. Global Reporting Initiative
(GRI) adalah sebuah organisasi non-profit yang mempromosikan
mengenai konsep ekonomi yang berkelanjutan dengan menciptakan
standart pelaporan yang diterima secara umum di dunia
(www.globalreporting.org).
Standar GRI dijadikan rujukan didalam pengembangan standar
pengungkapan CSR di Indonesia, dikarenakan standar tersebut lebih
memfokuskan kepada standar pengungkapan yang mencakup kinerja
ekonomi,sosial dan lingkungan perusahaan dengan tujuan meningkatkan
kualitas dan pemanfaatan sustainability reporting. Didalam standar GRI
(GRI 2006) terdapat 79 indikator kinerja yang mencakup 9 indikator
ekonomi, 30 indikator lingkungan hidup, 14 indikator praktek tenaga
kerja, 9 indikator hak asasi manusia, 8 indikator kemasyarakatan dan 9
indikator tanggung jawab produk, Waryanto,(2010).
Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014
30
Didalam melakukan penilaian luas pengungkapan tanggung jawab
sosial, setiap item yang diungkapkan dan mengacu kepada indikator
kinerja yang tercantum didalam GRI guidelines akan diberikan skor.
minimal harus mencakup antara lain (Global Reporting Initiative dalam
Waryanto, 2010) :
1. Indikator kinerja ekonomi yang meliputi aspek kinerja ekonomi,
keberadaan pasar dan dampak ekonomi tidak langsung.
2. Indikator kinerja lingkungan hidup, meliputi aspek material, energy, air,
keanekaragaman hayati, emisi, effluent, dan limbah; produk dan jasa,
aspek keseuaian, transportasi dan aspek secara keseluruhan.
3. Indikator kinerja praktek ketenagakerjaan dan lingkungan kerja,
meliputi aspek ketenagakerjaan, hubungan tenaga kerja/manajemen,
keselamatan dan kesehatan kerja, pendidikan dan pelatihan, serta aspek
keanekaragaman dan kesempatan yang sama.
4. Indikator kinerja hak asasi manusia, meliputi aspek praktek investasi
dan pengadaan, aspek non diskriminasi, kebebasan berserikat dan daya
tawar kelompok, tenaga kerja anak, pegawai tetap dan kontrak, praktik
keselamatan serta hak masyarakat (adat).
5. Indikator kinerja masyarakat, meliputi aspek kemasyarakatan,kebijakan
mengenai korupsi,kebijakan umum/public, perilaku anti persaingan, dan
aspek kesesuaian.
Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014
31
6. Indikator kinerja tanggung jawab produk, yang meliputi aspek
keselamatan dan kesehatan konsumen, Labeling produk dan jasa,
komunikasi pemasaran, privasi konsumen dan aspek kesesuaian.
Faktor-faktor yang mempengaruhi luas pengungkapan Corporate Sosial
Responsibility didalam penelitian ini adalah mekanisme corporate
governance yang meliputi ukuran dewan komisaris, komposisi dewan
komisaris, ukuran perusahaan, profile perusahaan, kepemilikan manajerial,
kepemilikan institusional. serta faktor profitabilitas dan leverage.
2.3 Teori Agency
Teori keagenan merupakan basis teori yang mendasari praktik bisnis
perusahaan selama ini. Teori ini menjelaskan mengenai hubungan antara
dua pihak dimana salah satu pihak menjadi agent dan pihak yang lain
bertindak sebagai principal (Hendriksen dan Van Breda dalam Waryanto,
2010). Hubungan agency terjadi ketika pihak yang bertindak selaku
principal memperkerjakan dan memberikan kewenangan pengambilan
keputusan kepada pihak yang bertindak selaku agent.
Hubungan antara principal dan agent dapat mengarah pada kondisi
ketidakseimbangan informasi (asymmetric information) karena agent
berada pada posisi yang memiliki informasi yang lebih banyak tentang
perusahaan dibandingkan dengan principal. Dengan asumsi bahwa pihak
agent bertindak untuk memaksimalkan kepentingan pribadinya. maka
dengan informasi asimetri yang dimilikinya akan mendorong agent untuk
Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014
32
menyembunyikan beberapa informasi yang tidak diketahui principal. yang
berujung kepada tindak kecurangan didalam penyajian laporan keuangan.
Teori agency mampu menjelaskan mengenai terjadinya konflik
kepentingan didalam hubungan agency yang timbul akibat ketidaksesuaian
perilaku agent dengan kepentingan principal. sebagai agen, manajer
bertanggung jawab secara moral untuk mengoptimalkan keuntungan para
pemilik (principal). namun manjer selaku agent juga menginginkan untuk
memperoleh kompensasi sesuai dengan kontrak. Dengan demikian maka
terdapat dua perbedaan kepentingan didalam perusahaan, yaitu untuk
mempertahankan dan memaksimalkan tingkat kemakmurannya masing-
masing pihak.
Dengan adanya masalah agency yang diakibatkan konflik
kepentingan dan asimetri informasi, maka perusahaan harus menanggung
biaya-biaya agency. Menurut Jensen dan Meckling dalam Waryanto
(2010) biaya agency terdiri dari tiga jenis yaitu :
1. Biaya Monitoring (Monitoring Cost), merupakan biaya yang timbul
untuk melakukan pengawasan atas kinerja yang dilakukan oleh
agent.
2. Biaya Bonding (Bonding Cost),adalah biaya yang dikeluarkan
untuk menjamin agent tidak bertindak merugikan principal dan
untuk memberikan keyakinan kepada agen bahwa principal akan
memberikan kompensasi jika agent terbukti melakukan hal
tersebut.
Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014
33
3. Biaya kerugian residual (Residual Loss),merupakan nilai uang
yang ekuivalen dengan pengurangan kemakmuran yang dialami
oleh principal akibat perbedaan kepentingan.
Teori agency juga menyatakan bahwa konflik kepentingan dan
asimetri informasi dalam hubungan keagenan dapat dihindari dengan
menerapkan mekanisme pengawasan didalam perusahaan, sehingga
keselarasan kepentingan didalam perusahaan dapat tercapai. Menurut
Waryanto (2010), mekanisme pengawasan didalam teori agency dapat
dilakukan dengan mekanisme Good Corporate Governance. Good
Corporate Governance sebagai suatu sistem yang mengatur dan
mengendalikan perusahaan, diharapkan mampu untuk memberikan
pengendalian terhadap manajemen dalam mengelola kekayaan pemilik,
sehingga konflik kepentingaan dan asimetri informasi dapat dihindari.
2.4 Good Corporate Goverance
Secara alamiah, perusahaan dalam menjalankan aktivitas bisnisnya akan
dipengaruhi oleh suatu kerangka tata kelola (Corporate governance
framework). Kerangka tersebut dibentuk dari hukum dan regulasi,
anggaran dasar, kode etik, perjanjian-perjanjian yang dibuat dengan
kreditur, karyawan, konsumen dan para stakeholder lainnya (Surya dan
Dana,2008). Agar perusahaan memiliki kelangsungan jangka panjang,
maka para shareholders dan stakeholders perlu mempertimbangakan tata
kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance).
Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014
34
Cadbury Committee selaku badan yang bertugas menyusun Corporate
Governance code yang menjadi acuan utama dibanyak negara,
mendefinisikan corporate governance sebagai : ( Purta dan Dana, 2008)
“sistem yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan dengan
tujuan, agar mencapai keseimbangan antara kekuatan dan kewenangan
yang diperlukan oleh perusahaan untuk menjamin kelangsungan
eksistensinya dan pertanggungjawaban kepada stakeholders”.
Menurut OECD (Organization for Economic Co-operation and
Development) mendefinisikan corporate governance sebagai : (Putra dan
Dana,2008) :
“Sekumpulan hubungan antara pihak manajemen perusahaan, board,
pemegang saham, dan pihak lainnya yang mempunyai kepentingan
dengan perusahaan. Corporate Governance juga mensyaratkan adanya
struktur perangkat untuk mencapai tujuan dan pengawasan atas kinerja.
Corporate Governance yang baik dapat memberikan rangsangan bagi
board dan manajemen untuk mencapai tujuan yang merupakan
kepentingan perusahaan dan pemegang saham memfasilitasi pengawasan
yang efektif sehingga mendorong perusahaan menggunakan sumber daya
yang lebih efektif”.
Menilik definisi corporate governance diatas nampak bahwa salah
satu unsur yang penting dan mendasari dalam corporate governance ialah
adanya hubungan agensi. Hubungan agensi hanya membatasi pada
hubungan antara penyandang dana perusahaan (pemegang saham atau
kreditor) dengan manajemen, sedangkan corporate governance melihat
Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014
35
dalam cakupan yang lebih luas dengan melibatkan semua pemegang
kepentingan (stakeholders) dalam rangka mengendalikan perusahaan.
Untuk mencapai dan mewujudkan suatu mekanisme corporate
governance yang baik. Maka perusahaan harus menetapkan prinsip Good
Corporate Governance, sebagaimana yang disampaikan oleh Komite
Nasional kebijkan Governance (KNKG) tahun 2006 didalam Pedoman
umum Good Corporate Governance Indonesia. Prinsip-prinsip tersebut
meliputi lima aspek yaitu:
1. Transparency (Keterbukaan Informasi)
Untuk menjaga obyektivitas dalam menjalankan bisnis, perusahaan
harus menyediakan informasi yang material dan relevan dengan cara
yang mudah diakses dan dipahami oleh pemangku kepentingan.
Perusahaan harus mengambil inisiatif untuk mengungkapkan tidak
hanya masalah yang disyaratkan oleh peraturan perundang-undangan,
tetapi juga hal yang penting untuk pengambilan keputusan oleh
pemegang saham, kreditur, dan pemangku kepentingan lainnya.
Informasi yang diungkapkan meliputi kepada visi dan misi, sasaran
usaha, strategi perusahaan, kondisi keuangan, susunan dan kompensasi
pengurus, pemegang saham pengendali, kepemilikan saham oleh
anggota direksi dan anggota dewan komisaris beserta anggota
keluarganya dalam perusahaan, sistem pengendalian internal dan
kejadian penting yang dapat mempengaruhi kondisi perusahaan.
Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014
36
2. Accountability (Akuntabilitas)
Perusahaan harus dapat mempertanggungjawabkan kinerjanya secara
transparan dan wajar. Untuk itu perusahaan harus dikelola secara
benar, terukur dan sesuai dengan kepentingan perusahaan dengan tetap
memperhitungkan kepentingan pemegang saham dan pemangku
kepentingan lain. Akuntabilitas merupakan prasyarat yang diperlukan
untuk mencapai kinerja yang berkesinambungan.
Hal ini terwujud dengan adanya penetapan rincian tugas dan tanggung
jawab masing-masing organ perusahaan dan semua karyawan secara
jelas dan selaras dengan visi, misi,nilai-nilai perusahaan (Corporate
values), dan strategi perusahaan. Perusahaan harus memiliki ukuran
kinerja untuk semua jajaran perusahaan yang konsisten dengan sasaran
usaha perusahaan, serta memiliki sistem penghargaan dan sanksi
(reward and punishment system).
3. Responsibility (Pertanggung jawaban)
Perusahaan harus mematuhi peraturan perundang-undangan serta
melaksanakan tanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan
sehingga dapat terpelihara kesinambungan usaha dalam jangka panjang
dan mendapat pengakuan sebagai Good Corporate Citizen.
Pengimplementasian prinsip responsibility terbukti dari adanya
pelaksanaan tanggung jawab sosial dengan antara lain peduli terhadap
masyarakat dan kelestarian lingkungan terutama disekitar perusahaan
dengan membuat perencanaan dan pelaksanaan yang memadai.
Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014
37
4. Independency ( independensi )
Untuk melancarkan pelaksanaan asas Good Corporate Governance,
perusahaan harus dikelola secara independen sehingga masing-masing
organ perusahaan tidak saling mendominasi dan tidak dapat
diintervensi oleh pihak lain. Hal ini terwujud ketika masing-masing
organ perusahaan dapat melaksanakan fungsi dan tugasnya sesuai
dengan anggaran dasar dan peraturan perundang-undangan, tidak
saling mendominasi atau melempar tanggung jawab antara satu dengan
yang lain.
5. Fairness ( Kewajaran dan kesetaraan )
Dalam melaksanakan kegiatannya, perusahaan harus senantiasa
memperhatikan kepentingan pemegang saham dan pemangku
kepentingan lainnya, berdasarkan asas kewajaran dan kesetaraan.
Wujud nyata adanya penerapan prinsip fairness ialah melalui
pemberian kesempatan yang sama dalam penerimaan karyawan,
berkarir dan melaksanakan tugasnya secara profesional tanpa
membedakan suku, agama, ras, golongan, gender dan kondisi fisik.
Dalam mendorong pengimplementasian prinsip-prinsip Good
Corporate Governance dan menghindari adanya biaya agensi yang timbul,
dibutuhkan suatu mekanisme good corporate governance berupa
pembentukan dewan komisaris, (Arifin,2007) yang berfungsi untuk
melakukan pengawasan atas kinerja operasional perusahaan. Tingkat
pengawasan yang terdapat didalam mekanisme Good Corporate
Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014
38
Governance dapat disesuaikan kepada ukuran dan tipe industri perusahaan,
sehingga pengendalian atas kinerja manajemen dapat dioptimalkan.
Langkah lain didalam mekanisme Good Corporate Governance yang
berfungsi untuk mengurangi adanya biaya agency ialah melalui pemisahan
kepemilikan yaitu kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional.
2.4.1 Ukuran dewan komisaris
Ukuran dewan komisaris adalah jumlah anggota dewan komisaris. Dewan
komisaris adalah mekanisme pengendalian internal tertinggi yang
bertanggung jawab untuk mengelola perusahaan secara efektif
(Andriani,2011). Menurut Surya dan Dana (2008), dewan komisaris
memiliki tugas-tugas utama yaitu :
1. Menilai dan mengarahkan strategi perusahaan, garis-garis besar
rencana kerja, kebijakan pengendalian risiko,anggaran tahunan dan
rencana usaha; menetapkan sasaran kerja;mengawasi pelaksanaan dan
kinerja perusahaan; serta memonitor penggunaan modal perusahaan;
investasi dan penjualan aset.Tugas ini terkait dengan peran dan
tanggung jawab, serta mendukung usaha untuk menjamin
penyeimbangan kepentingan manajemen (accountability).
2. Menilai sistem penetapan penggajian pejabat pada posisi kunci dan
pengajiaan anggota dewan direksi, serta menjamin suatu proses
pencalonan anggota dewan direksi yang transparan (transparency) dan
adil (Fairness).
Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014
39
3. Memonitor dan mengatasi masalah benturan kepentingan pada tingkat
manajemen,anggota dewan direksi dan anggota dewan komisaris,
termasuk penyalahgunaan aset perusahaan dan manipulasi transaksi
perusahaan. Tugas ini untuk memberikan perlindungan hak-hak para
pemegang saham (Fairness).
4. Memonitor pelaksanaan governance, dan mengadakan perubahan
dimana perlu. Komisaris independen harus melaksanakan transparansi
(transparency) dan pertanggung jawaban (Responsibility) atas hal ini.
5. Memantau proses keterbukaan dan efektifitas komunikasi dalam
perusahaan. Proses keterbukaan ini untuk menjamin tersedianya
informasi yang tepat waktu dan jelas.
Menurut Undang-Undang Perseroan Terbatas Nomor 40 Tahun
2007 Pasal 97, dijelaskan bahwa komisaris memiliki kewenangan dan
tanggung jawab untuk mengawasi kebijakan yang diambil oleh dewan
direksi dalam rangka menjalankan perusahaan dan memberi nasihat
kepada dewan direksi.
Implementasi program corporate sosial responsibility merupakan
hasil dari kebijakan strategis perusahaan yang melibatkan seluruh
manajemen tingkat atas dan juga dewan komisaris, pelaksanaan corporate
sosial responsibility akan lebih optimal pada perusahaan yang mendapat
dukungan penuh dari dewan komisaris, Nurkhin (2010). Ukuran dewan
komisaris yang dinginkan dalam penelitian ini konsisten dengan Beasley
dan Sembiring dalam Terzaghi (2012) yaitu dilihat dari banyaknya jumlah
Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014
40
anggota dewan komisaris yang dimiliki oleh perusahaan. Berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh Terzaghi (2012) menunjukan hasil bahwa
ukuran dewan komisaris memiliki pengaruh signifikan terhadap
pengungkapan corporate sosial responsibility. Hasil yang sama juga
ditunjukan melalui penelitian Nurkhin (2010) yang menyatakan adanya
pengaruh pengaruh positif yang siginifikan antara ukuran dewan
komisaris dengan pengungkapan CSR. berdasarkan analisa dan kajian
tersebut maka hipotesis dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai
berikut:
Ha1 : Ukuran dewan komisaris berpengaruh positif terhadap pengungkapan
corporate sosial responsibility.
2.4.2 Komposisi dewan komisaris
Komposisi dewan komisaris merupakan mekanisme good corporate
governance yang diperlukan untuk mendorong terciptanya pasar yang
efisien, transparan dan konsisten dengan peraturan perundang-undangan
(KNKG dalam Andriani, 2011).
Dewan komisaris terdiri dari komisaris independen dan komisaris
non-independen. Komisaris independen adalah komisaris yang bukan
merupakan anggota manajemen, pemegang saham mayoritas, pejabat atau
dengan cara lain yang berhubungan atau tidak langsung dengan pemegang
saham mayoritas dari suatu perusahaan yang mengawasi pengelolaan
perusahaan (Surya dan Dana,2007). Menurut Keputusan Direksi PT Bursa
Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014
41
Efek Indonesia No Kep-305/BEJ/07-2004 Jakarta tanggal 19 Juli 2004,
mensyaratkan jumlah minimal komisaris independen adalah 30% dari
seluruh anggota dewan komisaris.
Menurut Waryanto (2010), komisaris independen memiliki
beberapa kriteria yaitu :
1. Komisaris independen tidak memiliki hubungan afiliasi dengan
pemegang saham mayoritas atau pemegang saham pengendali
(controlling shareholders).
2. Komisaris Independen tidak memiliki hubungan dengan direktur atau
komisars lainnya.
3. Komisaris independen tidak memiliki kedudukan rangkap pada
perusahaan lainya yang terafiliasi dengan perusahaan tercatat yang
bersangkutan.
4. Komisaris independen harus mengerti peraturan perundang-undangan
di bidang pasar modal.
5. Komisaris independen diusulkan dan dipilih oleh pemegang saham
minoritas yang bukan merupakan pemegang saham pengendali (bukan
controlling shareholders) dalam Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS).
Komposisi dewan komisaris diukur dengan menggunakan indikator
persentase anggota dewan komisaris yang independent terhadap total
seluruh anggota dewan komisaris (Handjani 2009). Melalui perannya
dalam fungsi pengawasan, komposisi dewan komisaris dapat
Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014
42
mempengaruhi pihak manajemen untuk meningkatkan transparansi dalam
mengungkapkan infomasi perusahaan kepada para stakeholders-nya,
termasuk informasi mengenai tanggung jawab sosial perusahaan.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Nurkhin (2010) yang
menggunakan komposisi dewan komisaris sebagai variabel independent
menunjukan hasil bahwa komposisi dewan komisaris independen terbukti
berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap pengungkapan
tanggung jawab sosial perusahaan. Hasil yang sama juga ditunjukan
melalui penelitian yang dilakukan Sudana dan Arlindania (2011) yang
menunjukan bahwa komposisi dewan komisaris independen berpengaruh
positif signifikan terhadap pengungkapan CSR.
Berdasarkan analisis dan kajian tersebut maka hipotesis dalam penelitian
ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
Ha2 : Komposisi dewan komisaris berpengaruh positif terhadap
pengungkapan corporate sosial responsibility.
2.4.3 Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan merupakan salah satu variabel penting didalam
pengelolahan perusahaan. Ukuran perusahaan dapat dicerminkan melalui
seberapa besar aset yang dimiliki dan dikelola. Menurut Kieso (2011) aset
diklasifikasikan kedalam beberapa jenis, yaitu current asset, long term
investments, property,plan and equipment dan intangible asset.
Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014
43
Dikaitkan dengan teori agensi seperti yang dinyatakan Sembiring dalam
Sari (2012), bahwa semakin besar ukuran suatu perusahaan maka biaya
keagenan yang muncul juga semakin besar, untuk mengurangi biaya
keagenan tersebut, perusahaan cenderung mengungkapkan informasi yang
lebih luas.
Perusahaan besar cenderung mendapat perhatian lebih dari
masyarakat luas, dengan demikian, perusahaan besar memiliki
kecenderungan untuk selalu menjaga stabilitas dan kondisi perusahaan.
Untuk menjaga stabilitas dan kondisi ini, perusahaan tentu saja akan
berusaha untuk mempertahankan dan terus meningkatkan kinerjanya
melalui penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance
(Putra,2013). Menurut Cowen et al., (1987) dalam Sari (2012) secara
teoritis perusahaan besar tidak akan lepas dari tekanan dan perusahaan
yang lebih besar dengan aktivitas operasi dan pengaruh yang lebih besar
terhadap masyarakat mungkin akan memiliki pemegang saham yang
memperhatikan program sosial yang dibuat perusahaan sehingga
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan akan semakin luas.
Penelitian ini menggunakan total asset yang terdiri dari current asset dan
non current asset, untuk menganalisis ukuran perusahaan yang
diproksikan dengan log natural total aset (Sari,2012).
Size = Log natural (total aset)
Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014
44
Penelitian yang dilakukan oleh Raharja (2012) menemukan
pengaruh ukuran perusahaan terhadap pengungkapan tanggung jawab
sosial. Semakin besar aset yang dimiliki perusahaan maka semakin luas
pengungkapan tanggung jawab sosial. Penelitian Wulandari (2009)
menemukan pengaruh yang sangat signifikan ukuran perusahaan terhadap
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Berdasarkan analisis
dan kajian diatas maka hipotesis penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
Ha3 : Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap pengungkapan
corporate sosial responsibility.
2.4.4 Profile Perusahaan
Profile Perusahaan mendeskripsikan perusahaan berdasarkan
lingkup operasi, risiko perusahaan serta kemampuan dalam menghadapi
tantangan bisnis (Sari 2012). Menurut Novita (2009), Profile perusahaan
dibedakan menjadi dua, yaitu high profile dan low profile, Profile
perusahaan diukur menggunakan variabel dummy, yaitu nilai 1 untuk
perusahaan high-profile dan nilai 0 untuk perusahaan low-profile.
Perusahaan manufaktur yang termasuk dalam kategori high profile adalah
perusahaan yang bergerak dibidang bahan kima, plastik, kertas, otomotif,
makanan dan minuman, rokok, farmasi, kosmetika dan
perkakas/perabotan. Dan perusahaan manufaktur yang termasuk dalam
kategori low profile adalah perusahaan yang bergerak dibidang semen,
Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014
45
keramik, logam, pakan hewan, kayu, mesin dan alat berat, tekstil, alas
kaki, kabel dan elektronik (Sari, 2012).
Perusahaan-perusahan high profile pada umumnya merupakan
perusahaan yang memperoleh sorotan dari masyarakat karena aktivitas
operasinya memiliki potensi untuk bersinggungan dengan kepentingan
luas dan sebaliknya perusahaan dengan tipe low profile adalah perusahan
yang tidak terlalu memperoleh sorotan luas dari masyarakat manakala
operasi yang mereka lakukan mengalami kegagalan atau kesalahan pada
aspek tertentu dalam proses dan hasil produksinya. Perusahaan yang
memiliki dampak yang besar terhadap lingkungan dan masyarakat akan
mengungkapkan lebih banyak informasi.
Hubungan sistematis antara profile perusahaan dengan tanggung
jawab sosial ditemukan dalam penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
Sembiring dan Anggraini dalam Sari (2012) berhasil menemukan
pengaruh positif profile perusahaan terhadap pengungkapan tanggung
jawab sosial. Hasil serupa juga didapat Terzaghi (2012) yang menyatakan
bahwa profile perusahaan berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan
CSR. Berdasarkan analisis dan kajian tersebut maka hipotesis penelitian ini
dirumuskan sebagai berikut :
Ha4 : Profile perusahaan berpengaruh positif terhadap pengungkapan
corporate sosial responsibility.
Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014
46
2.4.5 Kepemilikan Manajerial
Kepemilikan Manajerial adalah jumlah kepemilikan saham oleh pihak
manajemen dari seluruh modal saham perusahaan yang dikelola
(Titan,2012). Berdasarkan teori keagenan, perbedaan kepentingan antara
manajer dan pemegang saham mengakibatkan timbulnya konflik yang
disebut agency conflict. Konflik kepentingan yang sangat potensial ini
menyebabkan pentingnya suatu mekanisme yang diterapkan guna
melindungi kepentingan pemegang saham.
Secara teoritis ketika kepememilikan manajemen tinggi, maka
insentif terhadap kemungkinan terjadinya perilaku opportunistic manajer
akan berkurang (Putra,2013), sehingga kepemilikan manajemen yang
tinggi dipandang dapat menyelaraskan potensi perbedaan kepentingan
antara para pemegang saham luar dengan manajemen.
Dengan tingkat kepemilikan manajerial yang tinggi, maka manajer
perusahaan akan mengambil keputusan sesuai dengan kepentingan
perusahaan yaitu dengan cara mengungkapkan informasi sosial yang
seluas-luasnya dalam rangka meningkatkan citra dan reputasi perusahaan,
informasi tersebut berupa pengungkapan tanggung jawab sosial
perusahaan (Gray et all dalam Waryanto,2010). Kepemilikan manajerial
dalam penelitian ini diproksikan dengan persentasi (%) yang diukur
dengan membandingkan jumlah saham yang dimiliki pihak manajemen
dibagi total jumlah seluruh saham perusahaan.
Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014
47
Penelitian yang dilakukan oleh Amal dalam Siagian (2012)
menyatakan hasil bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh positif
terhadap pengungkapan corporate social responsibility, hal ini juga
didukung dengan penemuan hasil yang sama dari penelitian yang
dilakukan oleh Rosmasita dalam Waryanto (2010) Berdasarkan analisis
dan kajian tersebut maka hipotesis dalam penelitian ini dapat dirumuskan
sebagai berikut
Ha5 : Kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap pengungkapan
corporate sosial responsibility.
2.4.6 Kepemilikan Institusional
Kepemilikan institusional adalah jumlah saham yang dimiliki oleh suatu
institusi dalam sebuah perusahaan. Institusi dalam hal ini merupakan
pemilik saham yang berbentuk suatu entitas seperti
perbankan,asuransi,dana pensiun, reksa dana dan institusi lain. (
Titan,2012).
Tingkat saham institusional yang tinggi akan menghasilkan upaya-
upaya pengawasan yang lebih intensif sehingga dapat membatasi perilaku
opportunistic manajer, yaitu manajer melaporkan laba secara oportunis
untuk memaksimalkan kepentingan pribadinya (Scott dalam Putra,2013).
Keberadaan investor insititusional dianggap mampu menjadi mekanisme
monitoring yang efektif dalam setiap keputusan yang diambil oleh
manajer, hal ini disebabkan investor institusional terlibat dalam
Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014
48
pengambilan yang strategis sehingga tidak mudah percaya terhadap
tindakan manipulasi laporan keuangan (Jensen dan Meckling dalam Putra,
2013).
Matoussi dan Chakroun dalam Achmad (2012) menyatakan bahwa
perusahaan yang memiliki kepemilikan institusional yang besar akan
mendorong perusahaan untuk lebih melakukan pengawasan terhadap
kinerja manajemen. Investor institusional memiliki power dan experience
serta bertanggung jawab dalam menerapkan prinsip good corporate
governance untuk melindungi hak dan kepentingan seluruh pemegang
saham sehingga mereka menuntut perusahaan untuk melakukan
komunikasi secara transparan, termasuk pengungkapan informasi
tanggung jawab sosial perusahaan. Hasil dari penelitian yang terdahulu
dilakukan oleh Anggraini dalam Nurkhin (2010), menunjukan bahwa
semakin besar kepemilikan institusional dalam perusahaan maka tekanan
terhadap manajemen perusahaan untuk mengungkapkan tanggung jawab
sosial pun semakin besar. Setyarini dan Paramitha (2011) menunjukan
hasil yang sama bahwa kepemilikan institusional berpengaruh terhadap
pengungkapan CSR. Kepemilikan institusional dalam penelitian ini
diproksikan dengan persentasi (%) yang diukur dengan membandingkan
jumlah saham yang dimiliki pihak investor institusional dibagi total
jumlah seluruh saham perusahaan.
Berdasarkan analisis dan kajian tersebut maka hipotesis dalam
penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014
49
Ha6 : Kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap
pengungkapan corporate sosial responsibility.
2.5 Profitabilitas
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba
atau keuntungan dari kegiatan operasionalnya dalam suatu periode
tertentu. Subramanyam (2011) bahwa profitabilitas merupakan suatu
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan (profit) pada
tingkat penjualan,aset dan modal saham tertentu.
Profitabilitas dapat mencerminkan kemampuan suatu perusahaan
dalam menghasilkan suatu keuntungan (Profit) dengan menggunakan
seluruh modal yang dimiliki. Hal ini sesuai dengan penyataan yang
disampaikan oleh Kieso (2011 : 671) “profitability ratios measure the
income or operating success of a company for a given period of time”.
Profitabilitas merupakan bagian dari ikhtisar keuangan yang
memiliki banyak kegunaan dalam berbagai konteks, Profitabilitas pada
umumnya dipandang sebagai suatu dasar bagi perpajakan, penentuan
kebijakan pembayaran dividen, pedoman investasi, dan pengambilan
keputusan. Kebijakan para investor dalam melakukan kegiatan investasi
akan sangat dipengaruhi oleh tingkat profitabilitas yang dihasilkan oleh
suatu perusahaan, kemampuan perusahaan dalam menghasilkan suatu
keuntungan merupakan suatu fokus utama bagi para investor untuk
menanamkan dananya guna meningkatkan usahanya dan keterbalikannya
Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014
50
apabila para investor justru menarik dananya dari perusahaan, ini menjadi
bahan evaluasi atas efektifitas dari pengelolahan perusahaan tersebut.
Profitabilitas perusahaan merupakan dasar penilaian akan suatu
kondisi perusahaan, sehingga dibutuhkan suatu alat yang dapat digunakan
sebagai menganalisa. Rasio profitabilitas merupakan suatu perhitungan
yang bertujuan untuk mengetahui tingkat laba yang diperoleh perusahaan
dengan berdasarkan komponen-komponen yang ada dalam perusahaan
tersebut. Rasio profitabilitas dapat memberikan informasi mengenai
kinerja keuangan perusahaan Subramanyam (2011).
Rasio profitabilitas mengukur kemampuan para eksekutif dalam
menciptakan tingkat keuntungan baik dalam bentuk laba perusahaan
maupun nilai ekonomis atas penjualan, asset bersih maupun modal sendiri
(shareholder equity) (Hendra dalam Sari 2012). Hubungan kinerja
keuangan dengan tanggung jawab sosial perusahaan menurut Belkaoui dan
Karpik (1989) dalam Angking (2010) paling baik diproksikan dengan
profitabilitas. Hal tersebut disebabkan karena pandangan bahwa tanggung
jawab sosial yang diminta dari manajemen sama dengan kemamuan yang
diminta untuk membuat suatu perusahaan memperoleh laba, selain itu
tingkat profitabilitas dapat menunjukan seberapa baik pengelolahan
manajemen perusahaan. Oleh karena itu semakin tinggi profitabilitas suatu
perusahaan maka cenderung semakin luas dalam pengungkapan laporan
pertanggung jawaban sosial.
Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014
51
Dalam penelitian ini rasio yang digunakan untuk mengukur profitabilitas
ialah Return On Asset (ROA). Gitman (2009) menyatakan bahwa Return
on Asset (ROA) adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba
dengan menggunakan aset yang dimiliki. Menurut Kieso (2013), ROA
dapat dirumuskan sebagai berikut :
Semakin tinggi ROA, berarti semakin mampu perusahaan mendaya
gunakan aset dengan baik untuk memperoleh keuntungan (Sugiono,2009).
Hasil Penelitian yang dilakukan oleh Veronica (2009) menunjukan adanya
pengaruh positif profitabilitas terhadap pengungkapan tanggung jawab
sosial perusahaan. Nurkin (2010) menyatakan bahwa profitabilitas
berpengaruh positif signifikan terhadap pengungkapan CSR. berdasarkan
analisa dan kajian tersebut maka hipotesis dalam penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut :
Ha7 : Profitabilias berpengaruh positif terhadap pengungkapan corporate
sosial responsibility
2.6 Leverage
Leverage merupakan alat ukur dalam menghitung seberapa besar
perusahaan tergantung kepada kreditur dalam hal pinjaman dalam
Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014
52
membiayai asset perusahaan yang dimiliki. Dengan demikian maka tingkat
leverage suatu perusahaan mampu mencerminkan resiko keuangan
perusahaan dan melalui penerapan leverage pihak manajemen
mengharapkan tingkat keuntungan yang dihasilkan dapat semakin
dimaksimalkan (Sari,2012).
Kieso (2013) mendefinisikan leverage sebagai rasio yang
mengukur kemampuan perusahaan untuk bertahan dalam periode waktu
yang panjang. Rasio yang dapat digunakan untuk menghitung kemampuan
perusahaan dalam melunasi kewajiban jangka panjang nya ialah rasio
solvabilitas, rasio ini akan dapat menghitung tingkat kemampuan
perusahaan dalam melunasi kewajiban jangka panjang nya ketika sudah
jatuh tempo. Sehingga perusahaan yang tidak solvabel adalah perusahaan
yang total hutang nya melebihi dari total asset yang dimiliki,
Subramanyam (2011).
Menurut Brigham dalam Purnasiwi, (2011) perusahaan memiliki
tiga implikasi dalam menggunakan utang (Financial Leverage) yaitu :
1. Dengan memperoleh dana melalui hutang, maka para pemegang saham
dapat mempertahankan kendali mereka atas perusahan tersebut dan
membatasi investasi yang mereka berikan.
2. Kreditor akan melihat ekuitas atau dana yang diperoleh sendiri sebagai
suatu batasan keamaan, sehingga semakin tinggi tingkat proporsi dari
jumlah modal yang diberikan pemegang saham, maka semakin kecil
resiko yang dihadapi oleh kreditor.
Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014
53
3. Jika perusahaan mendapatkan hasil dari investasi yang didanai dengan
dana hasil pinjaman lebih tinggi daripada bunga yang dibayarkan,
maka pengembalian dari modal pemilik akan diperbesar.
Teori keagenan mampu mengestimasi suatu perusahaan yang
memiliki rasio leverage yang lebih tinggi, memiliki resiko untuk
melanggar perjanjian hutang yang semakin besar, Kontrak hutang tersebut
biasanya berisi tentang ketentuan bahwa perusahaan akan menjaga tingkat
leverage tertentu (rasio utang/ekuitas), modal kerja dan ekuitas pemegang
saham, sehingga perusahaan akan mengoptimalkan keuntungan perusahan
dengan mengurangi biaya-biaya, termasuk biaya pengungkapan tanggung
jawab sosial perusahaan, Belkaoui dan Karpik dalam Waryanto (2010).
Rasio yang digunakan untuk mengukur leverage didalam penelitian ini
ialah debt to equity ratio (DER), DER mencerminkan kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajibannya, yang ditunjukan oleh
beberapa bagian modal sendiri yang digunakan untuk membayar utang,
oleh karena itu semakin rendah DER akan semakin tinggi kemampuan
perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya.
DER dirumuskan sebagai berikut :
Penelitian yang dilakukan oleh Belkaoui dan Karpik serta Cormier
dan Magnan dalam Sari (2012) menunjukan bahwa terdapat hubungan
Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014
54
yang negatif antara leverage dengan pengungkapan laporan tanggung
jawab sosial perusahaan. Waryanti dalam Waryanto (2010) menunjukan
hasil penelitian bahwa leverage berpengaruh negatif tidak signifikan
terhadap pengungkapan informasi sosial. Berdasarkan analisa dan kajian
tersebut maka hipotesis dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai
berikut:
Ha8 : Leverage berpengaruh negatif terhadap pengungkapan corporate
sosial responsibility
2.7 Ukuran dewan komisaris, komposisi dewan komisaris, ukuran perusahaan,
profile perusahaan, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional,
profitabilitas, leverage dan pengungkapan corporate social responsibility.
Penelitian Ukuran dewan komisaris, komposisi dewan komisaris, profile
perusahaan, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional terhadap
pengungkapan corporate social responsibility yang dilakukan Titan
(2012), menyatakan bahwa ukuran dewan komisaris, komposisi dewan
komisaris, profile perusahaan, kepemilikan manajerial, kepemilikan
institusional berpengaruh secara simultan. Hasil ini didukung dengan
penelitian Waryanto (2010) yang menyatakan bahwa ukuran dewan
komisaris, komposisi dewan komisaris, kepemilikan manajerial,
kepemilikan institusional, ukuran perusahaan dan leverage berpengaruh
secara simultan terhadap pengungkapan corporate social responsibility.
Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014
55
Pengungkapan
Corporate Sosial
Responsibility
Ukuran dewan komisaris ( Ha1)
Komposisi dewan komisaris (Ha2)
Ukuran perusahaan (Ha3)
Profile perusahaan (Ha4)
Kepemilikan manajerial (Ha5)
Kepemilikan institusional (Ha6)
Profitabilitas ( Ha7)
Leverage ( Ha8)
Ha9 : ukuran dewan komisaris, komposisi dewan komisaris,ukuran
perusahaan, profile perusahaan, kepemilikan manajerial,
kepemilikan institusional, ukuran perusahaan dan leverage
berpengaruh secara simultan terhadap pengungkapan corporate
social responsibility.
Berdasarkan pengembangan hipotesis yang telah dijelaskan, maka disusun
kerangka pemikiran yang menggambarkan hubungan antara variable
independen dan variable dependen yang akan diuji.
Gambar 2.1
Model Penelitian
Varbiabel Independen Variabel Dependen
.
Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014
56
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Gambaran umum objek penelitian
Objek penelitian dalam penelitian ini adalah perusahan-perusahan yang
terdaftar (Listing) di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2010-2012. Sampel
yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur
yang mengungkapkan laporan keuangan dan laporan tahunan perusahaan.
Hal ini didasarkan bahwa perusahaan manufaktur merupakan perusahaan
yang paling berpotensi untuk melakukan kegiatan corporate sosial
responsibility.
3.2 Metode penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Causal Study,
menurut Sekaran (2010) Causal Study adalah penelitian yang menganalisis
hubungan sebab akibat atau menganalisis adanya pengaruh signifikan antar
variabel-variabel penelitian. Dalam penelitian ini dianalisis mengenai
pengaruh mekanisme good corporate governance, profitabilitas dan
leverage terhadap pengungkapan corporate sosial responsibility.
3.3 Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari satu variable
dependen dan delapan variable independen, variable dependen yang terdapat
dalam penelitian ini adalah pengungkapan Corporate Sosial Responsibility,
Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014
57
dan variabel independen nya ialah ukuran dewan komisaris, komposisi
dewan komisaris, ukuran perusahaan, profile perusahaan, kepemilikan
managerial, kepemilikan intitusional, profitabilitas dan leverage. Berikut
adalah penjelasan mengenai definisi operasional dan pengukuran variabel
yang digunakan dalam penelitian ini.
3.3.1 Variabel Dependen
Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pengungkapan corporate sosial responsibility yang terdapat dalam annual
report perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dalam penelitian
ini metode yang digunakan untuk mengukur pengungkapan corporate sosial
responsibility ialah metode analisis isi (content analysis). Content analysis
adalah suatu metode pengkodifikasian teks dari ciri-ciri yang sama untuk
ditulis dalam berbagai kelompok (kategori) berdasarkan pada kriteria yang
ditentukan (Waryanto, 2010). Pengukuran luas pegungkapan Corporate
Sosial Responsibility dalam penelitian ini dilakukan secara non repeated
yang berarti hanya menghitung satu kali untuk tiap item, tanpa
mempertimbangkan item tersebut diungkapkan lagi dalam halaman atau
bagian lain dengan bahasa yang berbeda (Waryanto,2010). Apabila item
informasi tidak ada dalam laporan tahunan maka akan diberi skor 0, dan jika
item informasi yang ditentukan ada didalam laporan tahunan maka akan
diberi skor 1. Perhitungan item-item Corporate sosial responsibility
menggunakan indikator yang dikeluarkan oleh Global Reporting Initiatives
Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014
58
(GRI) yang berjumlah 79 item dimana merupakan standar yang banyak
digunakan oleh banyak perusahaan didunia. Indeks pengungkapan tanggung
jawab sosial perusahaan ( corporate sosial responsibility indeks) adalah
penjumlahan dari seluruh item-item corporate sosial responsibility
berdasarkan GRI yang diungkapkan didalam laporan tahunan perusahaan
dibagi dengan total item keseluruhan (Nurkhin, 2012). Dengan skala
pengukuran untuk pengungkapkan corporate sosial responsibility ialah
rasio.
Perhitungan Indeks luas pengungkapan corporate sosial responsibility
dirumuskan sebagai berikut:
Berikut adalah indikator pengungkapan Corporate Social Responsibility
dalam Global Reporting Initiative (2010).
Didalam GRI (2010) terdapat 6 (enam) indikator kinerja utama yang
meliputi indikator kinerja ekonomi, indikator kinerja lingkungan, indikator
kinerja praktek tenaga kerja dan pekerjaan yang layak, indikator kinerja hak
asasi manusia, indikator kinerja kemasyarakatan dan indikator kinerja
tanggung jawab produk.
Setiap indikator kinerja memiliki aspek-aspek yang merupakan hasil
penjabaran dari setiap kinerja dan terdapat item-item yang merupakan
penilaian dari setiap aspek. Indikator kinerja ekonomi memiliki 3 (tiga)
Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014
59
aspek pengungkapan yaitu kinerja ekonomi (4 item), keberadaan pasar (3
item) dan dampak ekonomi tidak langsung (2 item). Indikator kinerja
lingkungan memiliki 8 (delapan) aspek, yaitu material (2 item), energi (5
item), air (3 item), keanekaragaman hayati (5 item), emisi,effluent dan
limbah (10 item), produk dan jasa (2 item), kesesuaian (1 item), transport (1
item) dan keseluruhan (1 item).
Indikator kinerja praktek tenaga kerja dan pekerjaan yang layak
memiliki 5 (lima) aspek, yaitu ketenagakerjaan (3 item), hubungan tenaga
kerja (2 item), keselamatan dan kesehatan kerja (4 item), pendidikan dan
pelatihan (3 item), keanekaragaman dan kesempatan yang sama (2 item).
Indikator kinerja hak asasi manusia memiliki 7 (tujuh) aspek, yaitu praktik
investasi dan pengadaan (3 item), non-diskriminasi (1 item), kebebasan
berserikat dan daya tawar kelompok (1 item), tenaga kerja anak (1 item),
pegawai tetap dan kontrak (1 item), praktik keselamatan (1 item), hak
masyarakat (1 item).
Indikator kinerja kemasyarakatan memiliki 5 (lima) aspek yaitu
kemasyarakatan (1 item), korupsi (2 item), kebijakan publik (2 item),
perilaku anti persaingan (1 item) dan kesesuaian (1 item). Indikator kinerja
tanggung jawab produk memiliki 5 (lima) aspek yaitu keselamatan dan
kesehatan konsumen (2 item), labeling produk dan jasa (3 item), komunikasi
pemasaran (2 item), privasi konsumen (1 item), dan kesesuaian (1 item).
Seluruh item penilaian aspek indikator kinerja berjumlah 79 item.
Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014
60
3.3.2 Variabel Independen
Variabe Independen adalah variabel tidak tetap atau variabel yang mampu
mempengaruhi variable lain. Dalam penelitian ini terdapat delapan
variable independen.
3.3.2.1 Ukuran Dewan Komisaris
Menurut Surya dan Dana (2008) dewan komisaris berfungsi untuk dapat
memonitor dan mengendalikan CEO. Semakin besar jumlah anggota
dewan komisaris yang dimiliki oleh perusahaan, maka akan semakin
efektif tingkat pengawasan yang dilakukan. Perhitungan ukuran dewan
komisaris dalam penelitian ini dihitung dari banyaknya jumlah anggota
dewan komisaris yang dimiliki oleh perusahaan. Skala pengukuran untuk
ukuran dewan komisaris adalah rasio.
3.3.2.2 Komposisi Dewan Komisaris
Komposisi dewan komisaris dalam penelitian ini diukur dengan
menggunakan indikator presentase anggota dewan komisaris yang
independen terhadap total seluruh anggota dewan komisaris, indikator ini
telah dilakukan didalam penelitian Handjani (2009). Komisaris
independen merupakan anggota dewan komisaris yang berasal dari luar
perusahaan dan bukan merupakan anggota manajemen, pemegang saham
mayoritas, pejabat atau dengan cara lain yang berhubungan atau tidak
langsung dengan pemegang saham mayoritas dari suatu perusahaan yang
Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014
61
mengawasi pengelolaan perusahaan (Surya dan Dana,2008). Skala
pengukuran untuk komposisi dewan komisaris adalah rasio.
3.3.2.3 Ukuran Perusahaan
Menurut (Waryanto,2010) ukuran perusahaan dapat didasarkan kepada
jumlah aktiva yang dimiliki oleh suatu perusahaan.Ukuran perusahaan
pada penelitian ini diproksikan dengan Log natural total aset, tujuannya
agar mengurangi perbedaan yang signifikan antara ukuran perusahaan
besar dan ukuran perusahaan kecil sehingga data total aset dapat
terdistribusi normal (Sari,2012) dan untuk menyamakan dengan variable
lain, karena nilai total aset suatu perusahaan relatif lebih besar
dibandingkan dengan variabel-variabel lain didalam penelitian ini.
Pengukuran ini dilakukan untuk dapat mengetahui bahwa semakin besar
total asset yang dimiliki maka akan semakin besar pula tanggung jawab
sosial yang harus diungkapkan oleh perusahaan. Skala pengukuran untuk
ukuran perusahaan ialah rasio.
Rumus yang digunakan untuk mengukur variabel ukuran perusahaan
adalah :
Size : Log natural (total Aset)
Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014
62
3.3.2.4 Profile Perusahaan
Profile perusahaan mendeskripsikan perusahaan berdasarkan lingkup
operasi, risiko perusahaan serta kemampuan dalam menghadapi tantangan
bisnis. Profile perusahaan diukur dengan membedakan industry High
profile dan Low profile (Sari,2012).
Dummy variable akan digunakan untuk mengklasifikasikan High profile
dan low profile suatu perusahaan. High profile akan diberi nilai 1 yaitu
untuk perusahaan-perusahaan manufacture yang bergerak dibidang bahan
kimia, plastik, kertas, otomotif, makanan dan minuman, Sari (2012). Dan
nilai 0 akan diberikan untuk perusahaan manufacture yang termasuk
kategori Low Profile yang meliputi bidang semen, keramik, logam, pakan
hewan, kayu, mesin dan alat berat, tekstil, alas kaki, kabel, dan elektronik.
Klasifikasi tersebut telah digunakan dalam penelitian Sari (2012), Terzaghi
(2012), dan Raharja (2012), ketiga penelitian tersebut merupakan
penelitian yang mengidentifikasi pengaruh profile perusahaan terhadap
pengungkapan Corporate Sosial Responsibility. Skala pengukuran untuk
profile perusahaan ialah nominal.
3.3.2.5 Kepemilikan Managerial
Kepemilikan Managerial sebagai variable independen merupakan salah
satu factor yang mempengaruhi variable dependen dalam penelitian ini,
kepemilikan manajerial diukur dengan menghitung persentase jumlah
saham yang dimiliki oleh manajemen dibandingkan dengan jumlah seluruh
Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014
63
saham perusahaan yang beredar. Skala pengukuran untuk kepemilikan
manajerial ialah rasio.
3.3.2.6 Kepemilikan Institusional
Kepemilikan Institusional adalah total kepemilikan saham oleh investor
institusional seperti bank, dana pensiun, perusahaan asuransi dan
perseroan terbatas dan lembaga keuangan lainnya. Pengukuran
kepemilikan institusional dalam penelitian ini dilakukan dengan
membandingkan jumlah saham yang dimiliki oleh institusional dengan
jumlah seluruh saham perusahaan yang beredar. Skala pengukuran untuk
kepemilikan institusional ialah rasio.
3.3.2.7 Profitabilitas
Profitabilitas dapat diartikan sebagai kemampuan perusahaan untuk dapat
menghasilkan laba atau profit dalam upaya meningkatakan nilai para
pemegang saham (Putra 2013). Pengukuran profitabilitas dalam penelitian
ini menggunakan return on asset (ROA). Return on Asset adalah rasio
antara laba bersih setelah pajak terhadap rata-rata total aset, dengan skala
pengukuran rasio. Rumus yang digunakan dalam mengukur variabel
profitabilitas adalah :
Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014
64
3.3.2.8 Leverage
Alat yang digunakan untuk mengukur seberapa besar tingkat
ketergantungan perusahaan terhadap kreditur dalam membiayai asset
perusahaan ialah leverage, skala yang digunakan untuk pengukuran
leverage ialah rasio. Pengukuran leverage dalam penelitian ini
menggunakan Debt to Equity Ratio (DER) yaitu rasio yang mengukur total
kewajiban terhadap modal perusahaan (Shareholders equity). Rumus yang
digunakan untuk mengukur leverage adalah
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data
yang diperoleh oleh peneliti namun sebelumnya telah diolah terlebih dahulu
oleh pihak lain (Sekaran,2010). Pengumpulan data dilakukan dengan
pendokumentasian laporan tahunan dan laporan keuangan perusahaan
manufacture tahun 2010-2012 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Data
diperoleh dari situs resmi Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id dan
Web site perusahaan manufacture yang menjadi sampel penelitian.
3.5 Teknik Pengambilan Sampel
Metode yang digunakan untuk pengambilan sampel ialah metode purposive
sampling (BEI 2010-2012), Purposive sampling adalah teknik pengambilan
Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014
65
sampel yang hanya terbatas pada kriteria-kriteria yang telah ditentukan oleh
peneliti (Sekaran,2010). beberapa kriteria dalam pengambilan sampel adalah
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama
tahun 2010-2012.
2. Laporan tahunan perusahaan tersebut terdapat di situs resmi Bursa Efek
Indonesia yaitu www.idx.co.id selama tahun 2010-2012.
3. Perusahaan yang memiliki kepemilikan saham manajerial dan
kepemilikan saham institusional,
4. Perusahaan yang memiliki jumlah dewan komisaris independen.
5. Perusahaan memperoleh laba berturut-turut selama tahun 2010-2012.
3.6 Teknik Analisis Data
Dalam melakukan analisis data, digunakan program Statistical Package for
Social Sciences (SPSS) versi 19.
3.6.1 Uji Kualitas Data
1. Uji Normalitas
Uji Normalitas dilakukan untuk menguji apakah didalam suatu model
regresi, variable dependen,variable independen atau keduanya
memiliki distribusi data yang normal atau tidak.
Terdapat dua cara untuk menguji apakah data berdistribusi normal atau
tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik (Ghozali.2011). Alat
uji yang digunakan didalam penelitian ini adalah dengan uji statistik
Kolmogorov-Smirnov Z (l-Sampel K-S). dikarenakan uji normalitas
dengan grafik memiliki kecenderungan tidak akurat, apabila salah
Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014
66
secara visual dalam menganalisa grafik (Ghozali,2011). Dasar
pengambilan keputusannya menurut (Ghozali,2011) dengan uji
statistik dengan Kolmogorov-Smirnov Z(l-Sample K-S) ialah :
1. Jika nilai probabilitas signifikansi residual lebih besar dari 0,05
maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
2. Jika nilai probabilitas signifikansi residual lebih kecil dari 0,05
maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
Jika data tidak berdistribusi normal, maka perlu dilakukan uji outlier
untuk menemukan normalitas data, uji outlier adalah kasus atau data
dari populasi sampel yang memiliki nilai ekstrim dan tidak
terdistribusi secara normal (Ghozali,2011). Deteksi data outlier
dilakukan dengan menentukan batas z score yaitu antara -2,5 < x <2,5.
Apabila nilai z score tidak memnuhi batas yang ditentukan, maka data
tersebut tidak digunakan lagi dalam pengujian selanjutnya.
3.6.2 Uji Asumsi Klasik
UJi Asumsi Klasik dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diuji
memenuhi asumsi klasik dan bertujuan untuk menunjukan apakah model
regresi memilliki hubungan yang signifikan dan representative. Dikarenakan
tidak semua data dapat diterapkan regresi. Pengujian asumsi klasik yang
dilakukan meliputi uji multikolinearitas, uji heteroskesdasitas dan
autokorelasi.
Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014
67
1. Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas adalah hubungan antara variable independen dengan
variable independen lainya. Uji multikolinearitas bertujuan untuk
menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar
variable independen (Ghozali 2011). Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variable independen. Untuk
menganalisa ada tidaknya multikolinearitas didalam model regresi
dapat dilihat dari dari nilai tolerance dan lawannya variance inflation
factor (VIF). Multikolinearitas diihat dari nilai tolerance ≤ 0.10 atau
VIF ≥ 10.
Jika hasil penelitian menunjukan Variance inflation factor (VIF) ≥ 10
berarti ada multikolonearitas, sebaliknya jika nilai VIF ≤ 10 berarti
tidak ada multikolonearitas.
2. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas dilakukan untuk dapat menguji apakah dalam
suatu model regersi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lain (Ghozali,2011). Jika terdapat varians
dari residual atas satu pengamatan ke pengamatan lain tetap maka
disebut homoskedastisitas. Suatu model regresi yang baik adalah
apabila tidak terdapat heteroskedastisitas, uji yang dilakukan didalam
penelitian ini untuk mengetahui ada tidak nya heteroskedastisitas
ditempuh dengan cara. yaitu dengan melihat grafik plot antara nilai
prediksi variable terkait (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya
Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014
68
SRESID (Ghozali 2009), pendektesian ada tidaknya heteroskedastisitas
dilihat dari ada tidaknya pola tertetu pada grafik scatterplot antara
SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi,
dan sumbu X adalah residual yang telah di_studentized.
Jika ada pola tertentu,seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola
tertentu yang teratur (Bergelombang,melebar kemudian menyempit),
maka terjadi heteroskedastisitas. Dan sebaliknya jika tidak ada pola
yang jelas, seperti titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0
pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
3. Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
penyimpangan asumsi klasik autokorelasi yaitu korelasi yang terjadi
antara residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain pada
model regresi.
Dalam upaya mendeteksi adanya autokorelasi dalam model regresi
yang digunakan. Maka didalam penelitian ini menggunakan metode
pengujian run test. Hal yang menjadi dasar untuk pengambilan
keputusan yaitu jika nilai signifikansi hasil output SPSS dibawah
0.05, yang berarti H0 ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa
residual terjadi autokorelasi antar nilai residual (Ghozali, 2011)
Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014
69
3.7 Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis regresi linier
berganda yang didukung dengan software SPSS versi 19.0 dengan tujuan
untuk memprediksi hubungan antara variabel independen dengan variabel
dependen.
Model persamaam regresi secara sistematis dapat dirumuskan sebagai
berikut ;
CSRD = α + β1UK + β2KK + β3UP + β4PP + β5KM + β6KI + β7PR+
β8LV + ℮
Keterangan :
CSRD = Pengungkapan corporate sosial responsibility.
α = Konstanta.
β1, β2, β3,. = Koefisien regresi.
UK = Ukuran dewan komisaris .
KK = Komposisi dewan komisaris .
UP = Ukuran perusahaan.
PP = Profile perusahaan
KM = Kepemilikan manajerial
KI = Kepemilikan institusional
PR = Profitabilitas
LV = Leverage
℮ = Error term
Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014
70
1. Uji koefisien determinasi (R2)
Uji koefisien determinasi dilakukan untuk menguji goodness of fit dari
model regresi (Ghozali,2011). Nilai R menunjukan koefisien korelasi, yaitu
mengukur kekuatan hubungan antara variabel independen dengan variabel
dependen. Nilai koefisien korelasi terletak antara -1 dan +1. Tanda –
(negatif) menunjukan bahwa variabel independen memiliki hubungan
negatif dengan variabel dependen dan tanda + (positif) menunjukan bahwa
variabel independen memiliki hubungan positif dengan variabel dependen.
Jika nilai R terletak antara 0 sampai +0.50 atau -0.50 sampai 0 berarti
hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen lemah dan
jika nilai R terletak antar + 0.50 sampai 1 atau -1 sampai -0.50 berarti
hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen kuat. Lind,
Marchal and Wathen, (2012).
Dalam mengevaluasi model regresi digunakan nilai adjusted R2, karena
setiap adaya penambahan variabel independent maka nilai adjusted R2 dapat
meningkat atau menurun sesuai bagaimana pengaruh atas penambahan
variabel tersebut (signifikan atau tidak) Ghozali (2011), berbeda dengan R2
yang akan selalu meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut
berpengaruh signifikan atau tidak terhadap variabel dependen, oleh karena
itu nilai adjusted R2
digunakan untuk mengevaluasi model regresi terbaik,
Ghozali (2011). Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu.
Semakin besar koefisien mendekati 1 maka semakin signifikan.
Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014
71
2. Uji Simultan (Uji F)
Uji simultan dilakukan dengan maksud untuk dapat menunjukan apakah
semua variable independen yang dimasukan kedalam model mempunyai
pengaruh secara bersama-sama terhadap variable dependen. Karena pada
prinsipnya pengujian simultan dilakukan dengan koefisien regersi secara
bersama-sama. Pengujian dilakukan dengan menggunakan level of
significance 0.05 (α = 5%), Penerimaan atau penolakan hipotesis dapat
ditentukan melalui :
a. Bila nilai signifikansi f < 0.05, maka H0 ditolak yang berarti koefisien
regresi signifikan, sehingga dapat disimpulkan terdapat pengaruh yang
signifikan antara semua variable independent terhadap variable
dependen.
b. Bila nilai signifikansi f > 0.05, mka H0 diterima yang berarti koefisien
regresi tidak signifikan, sehingga dapat disimpulkan variabel
independent yang diuji tidak memiliki pengaruh terhadap variabel
dependent.
3. Uji Parsial ( Uji T)
Uji T independen bertujuan untuk menguji tingkat siginifikansi pengaruh
variable independen terhadap variable dependen secara terpisah
(Ghozali,2011). pengujian dilakukan dengan menggunakan level of
significance 0,05 (α = 5%). Penerimaan atau penolakan hipotesis dapat
ditentukan melalui :
Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014
72
a. Bila nilai signifikansi t < 0.05, maka H0 ditolak, yang berarti terdapat
pengaruh yang signifikan antara satu variable independen terhadap
variable dependen.
b. Bila nilai signifikansi t > 0,05, maka H0 diterima, artinya tidak terdapat
pengaruh yang signifikan antara satu variable independen terhadap
variable dependen.
Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014
73
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Objek Penelitian
Berdasarkan data yang diperoleh dari Indonesia Stock Exchange (IDX)
diketahui bahwa perusahaan manufaktur yang terdaftar selama tahun 2010-
2012 sebanyak 127 perusahaan. Dari jumlah tersebut, hanya 19 perusahaan
yang memenuhi kriteria sampel penelitian yang telah ditetapkan. Penentuan
sampel penelitian dilakukan dengan metode purposive sampling, sebagai
berikut:
Tabel 4.1
Ringkasan Perolehan Sampel Penelitian
Keterangan Jumlah
Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2010-2012 127
Laporan tahunan perusahaan manufaktur yang terdapat di situs resmi
Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id) selama tahun 2010-2012
75
Perusahaan manufaktur yang memiliki kepemilikan saham manajerial
dan kepemilikan saham institusional.
28
Perusahaan manufaktur yang memiliki jumlah dewan komisaris
independen
26
Perusahaan manufaktur yang memperoleh laba berturut-turut selama
periode 2010-2012
19
Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014
74
Perusahaan manufaktur yang dapat digunakan sebagai sampel
penelitian
19
Sumber : Data IDX statistik yang telah diolah
Total perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
selama periode 2010-2012 ialah 127 perusahaan. Diantara 127 perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode
2010-2012, terdapat 75 perusahaan manufaktur yang laporan tahunan-nya
tersedia di situs resmi Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id). Setelah
menentukan jumlah laporan tahunan perusahaan manufaktur yang terdapat di
situs resmi Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id). Dipilih perusahaan yang
memiliki kepemilikan saham manajerial dan kepemilikan saham institusional
sebanyak 28 perusahaan manufaktur. Dari 28 perusahaan manufaktur tersebut
dipilih perusahaan manufaktur yang memiliki jumlah dewan komisaris
independen sebanyak 26 perusahaan manufaktur, kemudian dipilih perusahaan
manufaktur yang memperoleh laba berturut-turut selama periode 2010-2012
sebanyak 19 perusahaan manufaktur. Sehingga total observasi selama tiga
tahun dari periode 2010-2012 sebanyak 57. Sembilan belas perusahaan
manufaktur yang memenuhi kriteria sampel dan digunakan dalam penelitian
ini dapat dilihat pada lampiran 1.
Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014
75
4.2 Analisis dan Pembahasan
4.2.1 Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif memberikan suatu gambaran atau deksripsi suatu
data yang dilihat dari nilai minimum, maksimum, rata-rata (mean) dan
standar deviasi dari masing-masing variabel penelitian. Hasil analisis
deskriptif dari variabel-variabel penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2
Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
UK 57 2 11 4.72 2.744
KK 57 .30 .55 .3789 .07181
UP 57 11.00 14.26 12.0998 .79876
KM 57 .001 23.077 5.12342 7.788666
KI 57 37.11 96.09 70.0098 18.40191
PR 57 .31 23.95 8.9017 6.17572
LV 57 .10 2.40 .8156 .57697
CSRD 57 .05 .79 .2100 .15225
Valid N (listwise) 57
Sumber : Data yang diolah
Hasil analisis deskriptif diatas menunjukan bahwa jumlah observasi (N) dari
penelitian ini adalah 57. Dari 57 observasi terhadap sampel, nilai variabel
ukuran dewan komisaris terkecil adalah 2 dan yang terbesar adalah 11. Hal
ini berarti jumlah dewan komisaris yang dimiliki suatu perusahaan paling
sedikit berjumlah 2 orang dan paling banyak jumlah dewan komisaris
perusahaan ialah 11 orang. Semakin besar nilai ukuran dewan komisaris
berarti jumlah anggota dewan komisaris semakin banyak. Nilai rata-rata
Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014
76
ukuran dewan komisaris sebesar 4.72 berarti rata-rata jumlah dewan
komisaris yang dimiliki oleh perusahaan sampel adalah 4.72 orang. Standar
deviasi sebesar 2.744 menunjukan variasi yang terdapat dalam ukuran
dewan komisaris.
Pada variabel komposisi dewan komisaris, nilai komposisi dewan
komisaris terkecil adalah 0.30 dan nilai terbesar adalah 0.55. hal ini berarti
komposisi komisaris independen perusahaan paling kecil adalah 30% dan
paling besar adalah 55% yang berarti 55% dari seluruh dewan komisaris
ialah dewan komisaris independen. Nilai rata-rata komposisi dewan
komisaris independen sebesar 0.3789 dan standar deviasi sebesar 0.07181
menunjukan variasi yang terdapat didalam variabel komposisi dewan
komisaris.
Pada variabel ukuran perusahaan, semakin besar nilai variabel
tersebut berarti semakin besar jumlah aset (log total aset) yang dimiliki oleh
suatu perusahaan. Nilai terkecil adalah 11.10 dan nilai yang terbesar adalah
14.26. Nilai rata-rata ukuran perusahaan ialah 12.0998 dan standar deviasi
sebesar 0.79876 menunjukan variasi yang terdapat dalam ukuran
perusahaan.
Gambar 4.1
Pie Chart
Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014
77
Pada variabel profile perusahaan, nilai yang diberikan dibedakan
menjadi dua, yaitu 1 untuk perusahaan high profile dan 0 untuk perusahaan
low profile. Berdasarkan gambar 4.1 diketahui bahwa, 79% perusahaan
manufaktur yang menjadi sampel penelitian ialah bertipe high profile dan
21% perusahaan manufaktur yang menjadi sampel penelitian ialah bertipe
low profile.
Pada variabel kepemilikan manajerial, nilai terkecil adalah 0.001%
dan nilai yang terbesar adalah 23.077 %, dengan nilai rata-rata sebesar
5.12342%. hal ini berarti bahwa pada perusahaan sampel paling banyak
terdapat 23.077% saham perusahaan yang dimiliki oleh pihak manajemen
dan paling sedikit adalah 0.001%. Rata-rata saham perusahaan yang dimiliki
oleh pihak manajemen ialah 5.12342% dan standar deviasi sebesar 7.788666
menunjukan variasi yang terdapat dalam kepemilikan saham manajerial.
Pada variabel kepemilikan institusional, nilai terkecil adalah 37.11%
dan nilai yang terbesar adalah 96.09% dengan nilai rata-rata sebesar
70.0098%. hal ini berarti bahwa pada perusahaan sampel paling banyak
terdapat 96.09% saham perusahaan yang dimiliki oleh pihak institusi dan
paling sedikit adalah 37.11%. Rata-rata saham perusahaan yang dimiliki
oleh pihak institusi adalah 70.0098% dan standar deviasi sebesar 18.40191
menunjukan variasi didalam variabel kepemilikan institusional.
Pada variabel profitabilitas, nilai terkecil adalah 0.31% dan nilai
terbesar adalah 23.95% dengan nilai rata-rata sebesar 8.9017%. hal ini
berarti bahwa tingkat keuntungan perusahaan sampel paling besar adalah
Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014
78
23.95% dan paling kecil adalah 0.31%. Rata-rata keuntungan perusahaan
sampel ialah 8.9017% dengan standar deviasi 6.17572 menunjukan variasi
didalam variabel profitabilitas.
Pada variabel leverage perusahaan, semakin besar variabel tersebut,
berarti nilai perbandingan utang terhadap ekuitas semakin besar. Nilai
terkecil adalah 0.1 dan nilai yang terbesar adalah 2.40, dengan nilai rata-rata
0.8156. hal ini berarti perusahaan sampel mempunyai perbandingan antara
utang dan ekuitas paling sedikit adalah 0.1% dan perusahaan yang memiliki
perbandingan utang terhadap ekuitas paling besar adalah 2.40% dan rata-rata
leverage tersebut adalah 0.81%. Standar deviasi sebesar 0.57697
menunjukan variasi didalam variabel leverage.
Pada variabel pengungkapan Corporate Social Responsibility
(CSRD), semakin besar nilai variabel CSRD, artinya perusahaan lebih
banyak melakukan penungkapan item CSR. Nilai terkecil adalah 0.05 dan
yang terbesar ialah 0.79 dengan nilai rata-rata sebesar 0.2100. hal ini berarti
bahwa perusahaan paling sedikit mengungkapkan CSR yang sesuai dengan
pedoman GRI sebsear 5% dan paling banyak mengungkapkan sesuai dengan
pedoman GRI adalah 79%. Rata-rata pengunkapan CSR yang dilakukan
perusahaan adalah 21% sesuai dengan pedoman GRI. Standar deviasi
sebesar 0.15225 menunjukan variasi yang terdapat dalam indeks. Besarnya
indeks menunjukan besarnya pengungkapan tanggung jawab sosial
perusahaan.
Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014
79
4.2.2 Uji Kualitas Data
Uji normalitas dilakukan untuk melihat tingkat kenormalan data yang
digunakan. Suatu model regresi yang baik adalah datanya berdistribusi
normal. Distribusi normal dalam penelitian ini dideteksi dengan
menggunakan analisis statistik Kolmogrov-Smirnov (K-S).
Tabel 4.3
Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 57
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation .07755232
Most Extreme Differences Absolute .091
Positive .091
Negative -.050
Kolmogorov-Smirnov Z .685
Asymp. Sig. (2-tailed) .736
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber : Data yang diolah
Pada hasil uji statistic Kolmogorov-Smirnov (K-S) dapat dilihat nilai
Kolmogorov-Smirnov sebesar 0.685 dan tidak signifikan pada 0.05 (karena p
= 0.736 > 0.05), maka dapat dinyatakan bahwa model regresi berdistribusi
normal.
Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014
80
4.2.3 Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah didalam model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi
yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen.
Multikolinearitas dapat dilihat dengan membandingkan nilai tolerance dan
variance inflation factor (VIF). Multikolinearitas terjadi jika nilai Tolerance
< 0.10 atau nilai VIF > 10.
Tabel 4.4
Hasil Uji Multikolinearitas
Sumber : Data yang diolah
Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa UK, KK, UP, PP, KM, KI, PR,
LV menunjukan nilai tolerance > 0.10 dan nilai VIF < 10, oleh karena itu
dapat disimpulkan bahwa variabel independen yang digunakan dalam model
regresi penelitian ini adalah terbebas dari multikolinearitas.
Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014
81
4.2.4 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu ke pengamatan ke
pengamatan lain tetap, mka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda
disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang
Homoskedastisitas atau yang tidak terjadi Heteroskedastisitas. Penelitian ini
menggunakan cara dengan melihat grafik plot untuk mendeteksi ada
tidaknya Heteroskedastisitas Ghozali (2011).
Gambar 4.2
Scatterplot
Sumber: Data yang diolah
Pada gambar 4.2 dapat dilihat bahwa tidak ada pola yang jelas, titik penyebaran
berada diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y. oleh karena itu dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas.
Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014
82
4.2.5 Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya
penyimpangan asumsi klasik autokorelasi, yaitu korelasi yang terjadi antara
residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain pada model regresi.
Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi Autokorelasi.
Autokorelasi diuji dengan menggunakan metode pengujian run test.
Tabel 4.5
Hasil Uji Autokorelasi
Pada tabel 4.5 menunjukan bahwa nilai signifikansi dari run test sebesar
0.230 sehingga dapat disimpulkan tidak ada autokorelasi dalam model
regresi linier, hal ini dikarenakan nilai signifikansi lebih besar dari 0.05
Runs Test
Unstandardized
Residual
Test Valuea -.00095
Cases < Test Value 28
Cases >= Test Value 29
Total Cases 57
Number of Runs 25
Z -1.201
Asymp. Sig. (2-tailed) .230
a. Median
Sumber : Data yang diolah
Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014
83
4.2.6 Uji Hipotesis
4.2.6.1 Uji Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi digunakan untuk menguji goodness of- fit dari
model regresi, yaitu seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap
varabel dependen.
Tabel 4.6
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .861a .741 .697 .08377
a. Predictors: (Constant), LV, KK, KM, PP, UP, PR, UK, KI
b. Dependent Variable: CSRD
Sumber : Data yang diolah
Berdasarkan tabel 4.6 dapat dilihat besar nilai adjusted R2
sebesar 0.697
yang berarti variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh
variabel independen sebesar 69.7%. hal ini berarti 69.7% pengungkapan
tanggung jawab sosial perusahaan dapat dijelaskan variabel ukuran dewan
komisaris, komposisi dewan komisaris, ukuran perusahaan, profil
perusahaan, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional,
profitabilitas dan leverage. Sedangkan sisanya 30.3% dijelaskan oleh
variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Standar error of the estimate menunjukan nilai 0.08377 hal ini
menunjukan nilai yang kecil sehingga dapat disimpulkan model regresi
layak digunakan untuk memprediksi variabel dependen. Sementara itu,
Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014
84
nilai R sebesar 0.861 menunjukan hubungan antara variabel dependen
yaitu pengungkapan corporate social responsibility dengan variabel
independen yaitu ukuran dewan komisaris, komposisi dewan komisaris,
ukuran perusahaan, profil perusahaan, kepemilikan manajerial,
kepemilikan institusional, profitabilitas dan leverage cukup kuat.
4.2.6.2 Uji F
Pengujian ini bertujuan untuk menunjukan apakah semua variabel
independen yang dimasukan dalam model regresi mempunyai pengaruh
secara bersama-sama terhadap variabel dependen.
Tabel 4.7
Hasil Uji F
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression .961 8 .120 17.123 .000a
Residual .337 48 .007
Total 1.298 56
a. Predictors: (Constant), LV, KK, KM, PP, UP, PR, UK, KI
b. Dependent Variable: CSRD
Sumber : Data yang diolah
Dari hasil pengujian pada tabel 4.7 dapat dilihat pada nilai F hitung
sebesar 17.123 dan signifikan pada 0.000. dengan menggunakan tingkat α
(alfa) 0.05 atau 5% maka Ha9 “ukuran dewan komisaris, komposisi dewan
komisaris, ukuran perusahaan, profil perusahaan, kepemilikan manajerial,
kepemilikan institusional, profitabilitas dan leverage secara simultan
Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014
85
berpengaruh terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility”
diterima, dengan hasil perhitungan bahwa nilai sig 0.000 < 0.05, sehingga
dapat disimpulkan bahwa variabel ukuran dewan komisaris(UK),
komposisi dewan komisaris (KK), ukuran perusahaan (UP), profil
perusahaan(PP), kepemilikan manajerial (KM), kepemilikan institusional
(KI), profitabilitas (PR) dan leverage (LV) secara bersama-sama
(simultan) mempengaruhi pengungkapan Corporate Social Responsibility
(CSRD). Pengaruh ini terjadi disebabkan tingkat pengawasan yang
dilakukan oleh dewan komisaris, ukuran perusahaan dengan jumlah aset
yang dimiliki, kesesuaian profile perusahaan, kepemilikan saham oleh
manajerial dan institusional, kemampuan menghasilkan laba / profitabilitas
dan perbandingan hutang terhadap modal perusahaan, berpengaruh secara
simultan terhadap luas pengungkapan aktivitas tanggung jawab sosial
perusahaan. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Titan
(2012) ,Andriani (2011) dan Waryanto (2010), yang menyatakan bahwa
ukuran dewan komisaris, komposisi dewan komisaris, ukuran perusahaan,
profil perusahaan, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional,
profitabilitas dan leverage secara simultan berpengaruh terhadap
pengungkapan Corporate Social Responsibility.
Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014
86
4.2.6.3 Uji t
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan apakah variabel
independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
Tabel 4.8
Hasil Uji t
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -.742 .390 -1.904 .063
UK .018 .007 .322 2.614 .012
KK .556 .170 .262 3.278 .002
UP .060 .029 .316 2.046 .046
PP .005 .033 .014 .159 .874
KM -.001 .002 -.052 -.407 .686
KI -.002 .001 -.215 -1.653 .105
PR .005 .003 .200 1.916 .061
LV .012 .024 .047 .530 .599
a. Dependent Variable: CSRD
Sumber : Data yang diolah
Berdasarkan tabel 4.8, persamaan regresi linier berganda dalam penelitian
ini adalah
CSRD = 0.322UK + 0.262KK + 0.316UP + 0.014PP – 0.052KM
– 0.215KI + 0.200PR + 0.047LV
Koefisien regresi variabel ukuran dewan komisaris (UK) sebesar
0.322 yang berarti jika ukuran dewan komisaris mengalami kenaikan 1%,
maka pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSRD) akan
Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014
87
mengalami peningkatan sebesar 0.322% dengan asumsi variabel
independen lainnya bernilai tetap.
Variabel ukuran dewan komisaris (UK) yang diproksikan dengan
total dewan komisaris perusahaan sampel, memiliki thitung sebesar 2.614
dan nilai sig sebesar 0.012. Nilai sig 0.012 < α (0.05), hal ini berarti
variabel ukuran dewan komisaris (UK) signifikan pada level 5% sehingga
penelitian ini dapat menerima Ha1. dan dapat disimpulkan bahwa variabel
ukuran dewan komisaris berpengaruh positif dan signifikan terhadap
pengungkapan CSR perusahaan.
Hal ini dikarenakan, program CSR merupakan hasil implementasi
dari kebijakan strategis perusahaan yang melibatkan seluruh manajemen
tingkat atas termasuk dewan komisaris, Nurkhin (2010). Dengan adanya
dukungan yang besar dari seluruh dewan komisaris, maka pelaksanaan dan
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan semakin meningkat.
Hasil ini konsisten dengan hasil penelitian Titan (2012), yang menyatakan
bahwa ukuran dewan komisaris berpengaruh positif terhadap
pengungkapan Corporate Social Responsibility. Namun hasil penelitian ini
berbeda dengan hasil yang diperoleh Waryanto (2010), yang menyatakan
bahwa ukuran dewan komisaris tidak mempengaruhi luas pengungkapan
Corporate Social Responsibility.
Koefisien regresi variabel komposisi dewan komisaris (KK)
sebesar 0.262 yang berarti jika komposisi dewan komisaris mengalami
kenaikan 1%, maka pengungkapan Corporate Social Responsibility
Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014
88
(CSRD) akan mengalami peningkatan sebesar 0.262% dengan asumsi
variabel independen lainnya bernilai tetap.
Variabel komposisi dewan komisaris (KK) yang diproksikan dengan
jumlah dewan komisaris independen perusahaan sampel. Memiliki thitung
3.278 dan nilai sig 0.002. nilai sig 0.002 < α (0.05). hal ini berarti variabel
komposisi dewan komisaris (KK) signifikan pada level 5%. Sehingga
penelitian ini dapat menerima Ha2. dan dapat disimpulkan bahwa variabel
komposisi dewan komisaris berpengaruh positif dan signifikan.
Hal ini dikarenakan pengangkatan dewan komisaris independen
bertujuan untuk meningkatkan pengawasan terhadap kinerja manajemen,
(Andriani,2011). Oleh karena itu, fungsinya sebagai pihak yang bertindak
secara indepeden untuk kepentingan perusahaan, akan berdampak kepada
bertambahnya dorongan terhadap manajemen untuk mengungkapkan
aktifitas tanggung jawab sosial perusahaan.
Hasil ini konsisten dengan hasil penelitian Nurkhin (2010) yang
menyatakan bahwa komposisi dewan komisaris berpengaruh positf
terhadap pengungkapan CSR. Namun hasil penelitian ini berbeda dengan
hasil yang diperoleh Said.,et all (2009) yang menyatakan bahwa
komposisi dewan komisaris tidak mempengaruhi pengungkapan tanggung
jawab sosial perusahaan.
Koefisien regresi variabel ukuran perusahaan (UP) sebesar 0.316
yang berarti jika ukuran perusahaa mengalami kenaikan 1%, maka
pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSRD) akan mengalami
Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014
89
peningkatan sebesar 0.316% dengan asumsi variabel independen lainnya
bernilai tetap.
Variabel ukuran perusahaan (UP) yang diproksikan dengan total
aset perusahan, memiliki thitung 2.046 dan sig 0.046. nilai sig 0.046 < α
(0.05). Hal ini berarti variabel ukuran perusahaan (UP) signifikan pada
level 5% sehingga penelitian ini dapat menerima Ha3. Dan dapat
disimpulkan bahwa variabel ukuran perusahaan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap pengungkapan CSR perusahaan.
Hal ini dikarenakan semakin besar perusahaan, maka resiko
timbulnya konflik kepentingan akan semakin tinggi, Waryanto (2010).
Sehingga untuk mengurangi terjadinya konflik kepentingan,
pengungkapkan informasi perusahaan akan semakin luas, termasuk
infomasi tanggung jawab sosial perusahaan. Hasil ini sesuai dengan hasil
penelitian Sari (2012) dan Waryanto (2010) yang menyatakan bahwa
ukuran perusahaan memiliki pengaruh positif terhadap pengungkapan
tanggung jawab sosial perusahaan.
Koefisien regresi variabel profile perusahaan (PP) sebesar 0.014
yang berarti jika profile perusahaan mengalami kenaikan 1%, maka
pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSRD) akan mengalami
peningkatan sebesar 0.014% dengan asumsi variabel independen lainnya
bernilai tetap.
Variabel profil perusahaan (PP) yang proksikan dengan
membedakan industri berjenis High profile dan Low Profile. Memiliki
Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014
90
thitung 0.159 dan sig 0.874. nilai sig 0.874 > α (0.05). hal ini berarti variabel
profil perusahaan (PP) tidak signifikan pada level 5% sehingga penelitian
ini tidak dapat menerima Ha4. Dan dapat disimpulkan bahwa variabel
profile perusahaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
pengungkapan CSR perusahaan. Perusahaan manufaktur yang termasuk
kategori high profile ialah perusahaan manufaktur yang bergerak dibidang
kimia, plastik, kertas, otomotif, makanan dan minuman, Sari (2012).
Perusahaan manufacture yang termasuk kategori Low Profile yang
bergerak bidang semen, keramik, logam, pakan hewan, kayu, mesin dan
alat berat, tekstil, alas kaki, kabel, dan elektronik.
Hal ini dikarenakan profile perusahaan hanya sekedar karakteristik
perusahaan yang bukan menjadi acuan dan ketentuan pasti yang
mewajibkan perusahaan untuk melaksanakan dan mengungkapkan
aktifitas tanggung jawab sosialnya. Hasil penelitian ini sesuai dengan
Murwaningsari (2009) yang menyatakan bahwa profil perusahaan tidak
berpengaruh terhadap pengungkapan CSR. Namun berbanding terbalik
dengan Titan (2012) dan Sari (2012) yang menyatakan bahwa profil
perusahaan berpengaruh positif terhadap pengungkapan tanggung jawab
sosial perusahaan.
Koefisien regresi variabel kepemilikan manajerial (KM) sebesar
(-0.052), yang berarti jika kepemilikan manajerial mengalami kenaikan
1%, maka pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSRD) akan
Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014
91
mengalami penurunan sebesar 0.052% dengan asumsi variabel independen
lainnya bernilai tetap.
Variabel kepemilikan manajerial (KM) yang diproksikan dengan
total kepemilikan saham perusahaan sampel oleh pihak manajemen
perusahaan. Memiliki thitung -0.407 dengan sig 0.686. nilai sig 0.686 > α
(0.05). hal ini berarti variabel kepemilikan manajerial (KM) tidak
signifikan pada level 5% sehingga penelitian ini tidak dapat menerima Ha5.
Dan dapat disimpulkan bahwa variabel kepemilikan manajerial tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan CSR perusahaan.
Hal ini dikarenakan rata-rata tingkat kepemilikan manajerial secara
statistik untuk perusahan manufaktur di Indonesia, masih relatif kecil yaitu
5,12%. Dengan kepemilikan manajerial terhadap perusahaan masih
rendah, upaya manajemen untuk meningkatkan citra perusahaan yang
selaras dengan kepentingan umum, melalui pelaksanaan dan
pengungkapan CSR belum dapat dilakukan. Hasil penelitian ini sesuai
dengan penelitian Waryanto (2010) dan Said., et all (2009) yang
menyatakan bahwa kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap
pengungkapan CSR. Namun hasil ini berbanding terbalik dengan
penelitian Amal dan Siagian (2012) yang menyatakan bahwa kepemilikan
manajerial berpengaruh positif terhadap pengungkapan CSR.
Koefisien regresi variabel kepemilikan institusional (KI) sebesar
(-0.215), yang berarti jika kepemilikan institusional mengalami kenaikan
1%, maka pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSRD) akan
Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014
92
mengalami penurunan sebesar 0.215% dengan asumsi variabel independen
lainnya bernilai tetap.
Variabel kepemilikan institusional (KI) yang diproksikan dengan
total kepemilikan saham perusahaan sampel oleh pihak institusi
perusahaan. Memiliki thitung -1,653 dengan sig 0.105. nilai sig 0.105 > α
(0.05). hal ini berarti variabel kepemilikan institusional (KI) tidak
signifikan pada level 5% sehingga penelitian ini tidak dapat menerima Ha6.
Dan dapat disimpulkan bahwa variabel kepemilikan institusional tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan CSR perusahaan.
Hal ini dikarenakan semakin besar kepemilikan saham yang
dimiliki oleh pihak institusi, maka semakin besar kendali pihak institusi
untuk menjalankan perusahaan, sehingga perhatian perusahaan hanya
difokuskan kepada kepentingan-kepentingan pribadi, Waryanto (2010).
dan menyebabkan berkurangnya tanggung jawab perusahaan kepada
kepentingan para stakeholders-nya.
Hasil ini sesuai dengan Nurkhin (2010) dan Waryanto (2010) yang
menyatakan bahwa kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Namun hasil ini
berbanding terbalik dengan hasil penelitian Setyarini dan Paramitha (2011)
yang menyatakan bahwa kepemilikan instiusional berpengaruh positif
terhadap pengungkapan CSR.
Koefisien regresi variabel profitabilitas (PR) sebesar 0.200 yang
berarti jika profitabilitas perusahaan mengalami kenaikan 1%, maka
Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014
93
pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSRD) akan mengalami
peningkatan sebesar 0.200% dengan asumsi variabel independen lainnya
bernilai tetap.
Variabel profitabilitas (PR) yang diproksikan rasio return on asset.
Memiliki thitung 1,916 dengan sig 0.061. nilai sig 0.061 > α (0.05). hal ini
berarti variabel profitabilitas (PR) tidak signifikan pada level 5% sehingga
penelitian ini tidak dapat menerima Ha7. dan dapat disimpulkan bahwa
variabel profitabilitas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
pengungkapan CSR perusahaan.
Hal ini dikarenakan pelaksanaan aktifitas tanggung jawab sosial
perusahaan, akan menambah biaya operasional perusahaan, yang
berdampak kepada penurunan laba yang dihasilkan perusahaan. Sehingga
perusahaan yang mengharapkan profitabilitas yang tinggi, akan
mengurangi biaya-biaya, termasuk biaya untuk pelaksanaan tanggung
jawab sosial. Hasil ini sesuai dengan penelitian Mutia (2011) yang
menyatakan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh terhadap
pengungkapan CSR. Namun hasil ini berbanding terbalik dengan hasil
penelitian Sari dan Nurkhin (2012) yang menyatakan bahwa profitabilitas
berpengaruh positif terhadap pengungkapan CSR.
Koefisien regresi variabel leverage (LV) sebesar 0.047 yang berarti
jika leverage perusahaan mengalami kenaikan 1%, maka pengungkapan
Corporate Social Responsibility (CSRD) akan mengalami peningkatan
sebesar 0.047% dengan asumsi variabel independen lainnya bernilai tetap.
Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014
94
Variabel leverage (LV) yang diproksikan dengan debt to equity
rasio Memiliki thitung 0.530 dengan sig 0.599. nilai sig 0.599 > α (0.05). hal
ini berarti variabel leverage (LV) tidak signifikan pada level 5% sehingga
penelitian ini tidak dapat menerima Ha8. dan dapat disimpulkan bahwa
variabel leverage tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
pengungkapan CSR perusahaan.
Hal ini dikarenakan pelaksanaan CSR tidak tergantung kepada
tingkat leverage, namun bergantung kepada tingkat kepekaan perusahaan
terhadap kepedulian sosial dan tanggung jawabnya terhadap stakeholders-
nya. Hasil ini sesuai dengan penelitian Sari(2012) yang menyatakan bahwa
leverage tidak berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial
perusahaan. Namun hasil ini berbanding terbalik dengan Waryanto (2010)
yang menyatakan bahwa leverage berpengaruh negatif terhadap
pengungkapan CSR.
Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014
95
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Penelitian ini menguji pengaruh mekanisme Good Corporate Governance
yaitu ukuran dewan komisaris, komposisi dewan komisaris, ukuran
perusahaan, profile perusahaan, kepemilikan manajerial dan kepemilikan
institusional, ditambah dengan variabel lain yaitu profitabilitas dan leverage
baik secara simultan atau parsial terhadap pengungkapan Corporate Social
Responsibility pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama
periode 2010-2012. Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah
a. Ha1 diterima, artinya ukuran dewan komisaris berpengaruh positif dan
signifikan terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility. Hal
ini dibuktikan dengan thitung sebesar 2.614 dan nilai sig sebesar 0.012. Hal
ini dikarenakan, program CSR merupakan hasil implementasi dari
kebijakan strategis perusahaan yang melibatkan seluruh manajemen
tingkat atas termasuk dewan komisaris, Nurkhin (2010). Dengan adanya
dukungan yang besar dari seluruh dewan komisaris, maka pelaksanaan dan
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan semakin meningkat.
Hasil ini konsisten dengan hasil penelitian Titan (2012), yang menyatakan
bahwa ukuran dewan komisaris berpengaruh positif terhadap
pengungkapan Corporate Social Responsibility.
Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014
96
b. Ha2 diterima, artinya komposisi dewan komisaris berpengaruh positif dan
signifikan terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility. Hal
ini dibuktikan dengan thitung 3.278 dan nilai sig 0.002. Hal ini dikarenakan
pengangkatan dewan komisaris independen bertujuan untuk meningkatkan
pengawasan terhadap kinerja manajemen, (Andriani,2011). Oleh karena
itu, fungsinya sebagai pihak yang bertindak secara indepeden untuk
kepentingan perusahaan, akan berdampak kepada bertambahnya dorongan
terhadap manajemen untuk mengungkapkan aktifitas tanggung jawab
sosial perusahaan. Hasil ini konsisten dengan hasil penelitian Nurkhin
(2010) yang menyatakan bahwa komposisi dewan komisaris berpengaruh
positf terhadap pengungkapan CSR.
c. Ha3 diterima, artinya ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility. Hal ini
dibuktikan dengan thitung 2.046 dan sig 0.046. Hal ini dikarenakan semakin
besar perusahaan, maka resiko timbulnya konflik kepentingan akan
semakin tinggi, Waryanto (2010). Sehingga untuk mengurangi terjadinya
konflik kepentingan, pengungkapkan informasi perusahaan akan semakin
luas, termasuk infomasi tanggung jawab sosial perusahaan. Hasil ini sesuai
dengan hasil penelitian Sari (2012) dan Waryanto (2010) yang menyatakan
bahwa ukuran perusahaan memiliki pengaruh positif terhadap
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.
d. Ha4 ditolak, artinya profile perusahaan tidak berpengaruh terhadap
pengungkapan Corporate Social Responsibility. Hal ini dibuktikan dengan
Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014
97
thitung 0.159 dan sig 0.874. Hal ini dikarenakan profile perusahaan hanya
sekedar karakteristik perusahaan yang bukan menjadi acuan dan ketentuan
pasti yang mewajibkan perusahaan untuk melaksanakan dan
mengungkapkan aktifitas tanggung jawab sosialnya. Hasil penelitian ini
sesuai dengan Murwaningsari (2009) yang menyatakan bahwa profil
perusahaan tidak berpengaruh terhadap pengungkapan CSR.
e. Ha5 ditolak, artinya kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap
pengungkapan Corporate Social Responsibility. Hal ini dibuktikan dengan
thitung -0.407 dengan sig 0.686. Hal ini dikarenakan rata-rata tingkat
kepemilikan manajerial secara statistik untuk perusahan manufaktur di
Indonesia, masih realtif kecil yaitu 5,12%. Dengan kepemilikan manjerial
terhadap perusahaan masih rendah, upaya manajemen untuk meningkatkan
citra perusahaan yang selaras dengan kepentingan umum, melalui
pelaksanaan dan pengungkapan CSR belum dapat dilakukan. Hasil
penelitian ini sesuai dengan penelitian Waryanto (2010) dan Said., et all
(2009) yang menyatakan bahwa kepemilikan manajerial tidak berpengaruh
terhadap pengungkapan CSR.
f. Ha6 ditolak, artinya kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap
pengungkapan Corporate Social Responsibility. Hal ini dibuktikan dengan
thitung -1,653 dengan sig 0.105. Hal ini dikarenakan semakin besar
kepemilikan saham yang dimiliki oleh pihak institusi, maka semakin besar
kendali pihak institusi untuk menjalankan perusahaan, sehingga perhatian
perusahaan hanya difokuskan kepada kepentingan-kepentingan pribadi,
Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014
98
Waryanto (2010). dan menyebabkan berkurangnya tanggung jawab
perusahaan kepada kepentingan para stakeholders-nya. Hasil ini sesuai
dengan Nurkhin (2010) dan Waryanto (2010) yang menyatakan bahwa
kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap pengungkapan
tanggung jawab sosial perusahaan.
g. Ha7 ditolak, artinya profitabilitas tidak berpengaruh terhadap
pengungkapan Corporate Social Responsibility. Hal ini dibuktikan dengan
thitung 1,916 dengan sig 0.061. Hal ini dikarenakan pelaksanaan aktifitas
tanggung jawab sosial perusahaan, akan menambah biaya operasional
perusahaan, yang berdampak kepada penurunan laba yang dihasilkan
perusahaan. Sehingga perusahaan yang mengharapkan profitabilitas yang
tinggi, akan mengurangi biaya-biaya, termasuk biaya untuk pelaksanaan
tanggung jawab sosial. Hasil ini sesuai dengan penelitian Mutia (2011)
yang menyatakan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh terhadap
pengungkapan CSR.
h. Ha8 ditolak, artinya leverage tidak berpengaruh terhadap pengungkapan
Corporate Social Responsibility. Hal ini dibuktikan dengan thitung 0.530
dengan sig 0.599. Hal ini dikarenakan pelaksanaan CSR tidak tergantung
kepada tingkat leverage, namun bergantung kepada tingkat kepekaan
perusahaan terhadap kepedulian sosial dan tanggung jawabnya terhadap
stakeholders-nya. Hasil ini sesuai dengan penelitian Sari(2012) yang
menyatakan bahwa leverage tidak berpengaruh terhadap pengungkapan
tanggung jawab sosial perusahaan.
Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014
99
i. Ha9 diterima, artinya ukuran dewan komisaris, komposisi dewan komisaris,
ukuran perusahaan, profil perusahaan, kepemilikan manajerial,
kepemilikan institusional, profitabilitas dan leverage secara simultan
berpengaruh terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility. Hal
ini ditandai dengan nilai F hitung sebesar 17.123 dan signifikan pada
0.000. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Titan (2012)
,Andriani (2011) dan Waryanto (2010), yang menyatakan bahwa ukuran
dewan komisaris, komposisi dewan komisaris, ukuran perusahaan, profil
perusahaan, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional,
profitabilitas dan leverage secara simultan berpengaruh terhadap
pengungkapan Corporate Social Responsibility.
5.2 Keterbatasan
Keterbatasan yang terdapat dalam penelitian ini antara lain:
a. Penelitian ini hanya menggunakan perusahaan manufaktur yang terdaftar
di BEI sebagai sampel, sehingga hasil penelitian tidak dapat mewakili
kondisi seluruh perusahaan.
5.3 Saran
a. Peneliti selanjutnya dapat memperluas sampel penelitian, tidak hanya
menggunakan sampel perusahaan manufaktur, tetapi dapat mencakup
seluruh perusahaan yang terdaftar di BEI.
Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014
100
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, F.R.R. 2006. Pengungkapan Informasi Sosial dan Faktor-Faktor yang
mempengaruhi pengungkapan Informasi sosial dalam laporan keuangan
tahunan ( Studi Empiris pada perusahaan- perusahaan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia), Proceeding Simposium Nasional Akuntansi IX,
Padang 23-26 Agustus 2006
Anggita Sari,2012. Pengaruh karakteristik perusahaan terhadap corporate sosial
responsibility disclosure pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa
efek Indonesia. Jogyakarta
Chairi, Z. 2005. Tanggung Jawab Direksi dalam menerapkan prinsip Good
Corporate Governance. Sumatra Utara.
Dana dan Surya.2008. Penerapan Good Corporate Governance mengesampingkan
hak-hak istimewa demi kelangsungan usaha, Kencana, Jakarta
Daniri, M.A. 2008. Standarisasi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan.
http://www.mandani-ri.com/2008/01/17/standarisasi-tanggung-jawab-sosial-
perusahaan
Dahlia, Lely dan Sylvia Veronica Siregar. 2008. “Pengaruh Corporate Social
Responsibility terhadap Kinerja Perusahaan”.SimposiumNasional Akuntansi
11,Pontianak.
Diana, Ludita , 2011. Analisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kinerja
intellectual capital pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia, Semarang.
Duwi Priyatno, 2013. Mandiri Belajar Analisis Data Dengan SPSS . Buku
Seru.Yogyakarta
Handjani, Lilik, Sutrisno dan Grahita Chandrarin, 2009, The Effect of Earnings
Management and Corporate Governance Mechanism to Corporate Social
Responsibility Disclosure, Simposium Nasional Akuntansi XII Universitas
Sriwijaya Palembang 04-06 November.
https://www.globalreporting.org/
https:/www.idx.co.id/
Imam Ghozali. (2011). Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS.
Semarang
Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014
101
Komite Nasional Kebijakan Governance, 2006, Pedoman Umum Good Corporate
Governance Indonesia, Jakarta
Kusumadilaga, Rimba, (2010). Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap
nilai perusahaan dengan profitabilitas sebagai variabel moderating. Fakultas
Ekonomi Diponegoro, Semarang.
Kieso, Weygant and Kimmel, 2013, Financial Accounting, IFRS Edition, Willey
Lind, Douglas A., William G. Marchal, dan Samuel A, Wathen, 2012, Statistical
Techniques in Business and Economic Fifteenth Edition, New York The
McGraw-Hill Companies, Inc.
Mawarani, Elisabeth, Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility
Terhadap Profitabilitas Perusahaan Pertambangan Di Bursa Efek Indonesia,
Fakultas Ekonomi, Universitas Pembangunan Nasional, Veteran.
Muthia,Zuraida dan Andriani, 2011. Pengaruh Ukuran Perusahaan,Profitabilitas,
dan ukuran dewan komisaris terhadap pengungkapan CSR pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.Fakultas Ekonomi Syiah
Kuala.
Mutmainah, Hanggarwati,2013. Analisis Pengaruh Pengungkapan CSR terhadap
Institusional Ownership. Semarang
Novita Indrawati. (2009). Pengungkapan CorporateSocial Responsibility (CSR)
dalam Annual Report serta Pengaruh Political Visibility dan
EconomicPerformance. Riau
Nurkhin, A. 2010. Corporate Governance dan Profitabilitas, pengaruhnya
terhadap pengungkapan CSR sosial perusahaan. Semarang.
Nuraini, N. 2011. Pengaruh Karakteristik Goood Corporate Governance (GCG)
terhadap pengungkapan CSR. (Studi Empiris pada perusahaan non-keuangan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Semarang.
Putra (2013), Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Kepemilikan Institusional
dan Kepemilikan Manajerial Terhadap Kinerja Perusahaan Serta
Dampaknya terhadap Nilai perusahaan. Semarang.
Purnomosidi, Yuliana, Sukoharsono, 2008. Pengaruh Karakteristik Perusahaan
terhadap pengungkapan corporate sosial responsibility dan dampak nya
terhadap reaksi investor. Fakultas Ekonomi Trunojoyo dan Fakultas Ekonomi
Brawijaya.
Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014
102
Purnasiwi,J. 2011.Analisa pengaruh Size,Profitabilitas dan Leverage terhadap
pengungkapan CSR pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.Semarang
Yunita, R. 2011. Pengaruh Corporate Governance terhadap luas pengungkapan
tanggung jawab sosial perusahaan didalam sustainability report. Semarang
Yuliani,R. 2003. Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap praktek
pengungkapan sosial dan lingkungan di Indonesia.Semarang.
Sayekti, Y. dan L.S. Wondabio. 2007. Pengaruh CSR Disclosure terhadap Earning
Response Coefficient (Suatu Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar
di Bursa Efek Jakarta), Proceeding Simposium Nasional Akuntansi IX,
Makassar, 26-28 Juli 2007
Sekaran, Uma 2010, Research Methods for business Fifth Edition, Wiley
Subramanyan, Wild and Hasley, 2009, Financial Statement Analysis, Singapore;
Macgraw-Hill.
Sudana dan Arlindania W.2011. Corporate Governance dan Pengungkapan CSR
pada perusahaan Go-Public di BEI. Surabaya.
Sugiono, Arief, 2009 Manajemen Keuangan untuk Praktisi Keuangan. Jakarta;
Gramedia Widiasarana Indonesia.
Sutaryo, 2011,Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap kinerja
keuangan perusahaan,Aceh.
Tarmizi, Achmad, 2012, Pengaruh Corporate Governance dan karakteristik
perusahaan terhadap luas pengungkapan informasi stategis. Universitas
Diponegoro, Semarang
Thomas,S. 2006. Good Corporate Governance dan Penerapannya di Indonesia.
Jurusan Ekonomi Manajemen, Fakultas Ekonomi – Universitas Kristen Petra
http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=MAN
Titan terzaghi,. 2012. Pengaruh Earning Management dan Mekanisme Corporate
Governance Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Waryanto.2010. Pengaruh Karakteristik Good Corporate Governance (GCG)
terhadap luas pengungkapan CSR. Semarang.
Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014
103
Wulandari, Etik (2009). Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap
Pengungkapan Tanggungjawab Sosial (Studi Empiris Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia). Surakarta.
Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014
Daftar Indikator Pengungkapan Corporate Social Responsibility versi GRI
Indikator Kinerja Ekonomi
Kinerja Ekonomi
EC 1 Perolehan dan distribusi nilai ekonomi langsung, meliputi pendapatan, biaya operasi,
imbal jasa (kompensasi) karyawan, donasi, dan investasi, dan pembayaran kepada
penyandang dana serta pemerintah.
EC 2 Implikasi financial dan risiko lainya akibat perubahan iklim serta peluangnya bagi
aktivitas organisasi.
EC 3 Cakupan kewajiban organisasi terhadap program manfaat pasti.
EC 4 Bantuan keuangan signifikan dari pemerintah.
Keberadaan Pasar
EC 5 Rentang rasio standar upah terendah dibandingkan dengan upah minimum setempat
pada daerah operasi utama.
EC 6 Kebijakan, praktek, dan proporsi pengeluaran untuk pemasok lokal pada daerah
operasi utama.
EC 7 Prosedur penerimaan pegawai lokal dan proporsi manajemen senior yang direkrut
secara local dan dipekerjakan didaerah operasi utama
Dampak Ekonomi
EC 8 Pengembangan dan dampak jasa dan investasi infrastruktur untuk kepntingan publik
melalui perikatan komersial, natura, atau probono.
EC 9 Pemahaman dan penjelasan dampak ekonomi tidak langsung yang signifikan,
termasuk tingkatan dampaknya.
Indikator Kinerja Lingkungan
Material
EN 1 Penggunaan bahan, diperinci berdasarkan bobot dan volume
EN 2 Presentase penggunaan bahan daur ulang.
Energi
EN 3 Penggunaan energi langsung dari sumber daya energy primer
EN 4 Pemakaian energi tidak langsung berdasarkan sumber primer
EN 5 Penghematan energy melalui konservasi dan peningkatan efisiensi.
EN 6 Insiatif untuk mendapatkan produk dan jasa berbasis energi efisien atau energi yang
dapat diperbaharui, serta pengurangan persyaratan kebutuhan energy sebagai akibat
dari inisiatif tersebut.
EN 7 Inisiati untuk mengurangi konsumsi energi tidak lansung dan pengurangan yang
dicapai.
Air
EN 8 Total pengambilan air per sumber
EN 9 Sumber air yang terpengarih secara signifikan akibat pengambilan air.
EN 10 Persentase dan total volume air yang digunakan kembali dan didaur ulang.
Keanekaragaman Hayati
EN 11 Lokasi dan ukuran tanah yang dimiliki, disewa, dikelola oleh organisasi yang
berlokasi didalam, atau yang berdekatan dengan daerah yang memiliki nilai
keanekaragaman hayati yang tinggi diluar daerah yang diproteksi.
EN 12 Uraian atas berbgai dampak signifikan yang diakibatkan oleh aktivitas, produk, dan
Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014
jasa organisasi terhadap keanekaragaman hayati didaerah yang diproteksi dan didaerah yang memiliki keanekaragamaan hayati bernilai tinggi diluar daerah yang
diproteksi.
EN 13 Perlindungan dan Pemulihan Habitat
EN 14 Strategi, tindakan dan rencana mendatang untuk mengelola dampak terhadap
keanekaragamaan hayati.
EN 15 Jumlah spesies berdasarkan tingkat risiko kepunahan yang masuk dalam daftar merah
IUCN dan yang masuk dalam daftar konservasi nasional dengan habitat didaerah-
daerah yang terkena dampak operasi.
Emisi, Effluent, dan Limbah
EN 16 Jumlah emisi gas rumah kaca yang sifatnya langsung maupun tidak langsung dirinci
berdasarkan berat
EN 17 Emisi gas rumah kaca tidak langsung lainya diperinci berdasrkan berat.
EN 18 Insiatif untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan pencapaiannya.
EN 19 Emisi bahan kimia yang merusak lapisan ozon dirinci berdasarkan berat.
EN 20 Nox, Sox dan emisi udara signifikan lainya yang diperinci berdasarkan jenis dan
berat.
EN 21 Jumlah buangan air menurut kualitas dan tempat pembuangan.
EN 22 Jumlah berat limbah menurut jenis dan metode pembuangan.
EN 23 Jumlah dan volume tumpahan yang siginifikan
EN 24 Berat limbah yang diangkut, diimpor, diekspor, atau diolah yang dianggap berbahaya
menurut Basel Convention Annex I,II,III dan VIII dan persentase limbah yang
diangkut secara internasional.
EN 25 Identitas, ukuran, status proteksi dan nilai keanekaragaman hayati badan air serta
habitat terkait, yang secara signifikan dipengaruhi oleh pembuangan dan limpasan air
organisasi.
Produk dan Jasa
EN 26 Inisatif untuk mengurangi dampak produk dan jasa terhadap lingkungan dan sejauh
mana dampak pengurangan tersebut.
EN 27 Persentase produk terjual dan bahan kemasannya yang ditarik kembali menurut
kategori
Kesesuaian
EN 28 Nilai moneter denda yang signifikan dan jumlah sanksi nonmoneter atas pelanggaran
terhadap hukum dan regulasi lingkungan.
Transport
EN 29 Dampak lingkungan yang signifikan akibat pengangkutan produk, barang-barang dan
bahan lain yang digunakan untuk operasi organisasi serta pengangkutan tenaga kerja.
Keseluruhan
EN 30 Jumlah pengeluaran dan investasi untuk proteksi lingkungan menurut jenis.
Indikator Kinerja Praktek tenaga kerja dan pekerjaan yang layak.
Ketenagakerjaan
LA 1 Jumlah angkatan kerja menurut jenis pekerjaan, kontrak pekerjaan, dan wilayah
LA 2 Jumlah keseluruhan dan tingkat perputaran (turnover) karyawan menurut kelompok
usia, jenis kelamin dan wilayah
LA 3 Manfaat yang disediakan bagi karyawan tetap yang tidak disediakan bagi karyawan
Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014
sementara menurut kegiatan pokok
Hubungan dan Tenaga Kerja
LA 4 Persentase pegawai yang dijamin oleh perjanjian kesepakatan bersama
LA 5 Masa pemberitahuan minimal tentang perubahan kegiatan operasi penting, termasuk
apakah hal itu perlu dijelaskan dalam perjanjian kerja sama bersama.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
LA 6 Persentase jumlah angkatan kerja yang resmi diwakili dalam panitia kesehatan dan
keselamatan antara manajemen dan pekerja yang membantu memantau dan memberi
nasihat untuk program kesehatan dan keselamatan kerja.
LA 7 Tingkat kecelakaan fisik, penyakit di tempat kerja, hari-hari yang hilang dan
ketidakhadiran dan jumlah kematian karena pekerjaan menurut wilayah
LA 8 Program pendidikan, pelatihan, penyuluhan, pencegahan, pengendalian risiko
setempat untuk membimbing para karyawan, anggota keluarga dan anggota
masyarakat, mengenai penyakit berat/berbahaya.
LA 9 Masalah kesehatan dan keselamatan yang tercakup dalam perjanjian resmi dengan
serikat pekerja
Pendidikan dan Pelatihan
LA 10 Rata-rata jam pelatihan per tahun per karyawan menurut kategori/kelompok
karyawan.
LA 11 Program untuk manajemen keahlian dan pembelajaran seumur hidup yang menunjang
kelangsungan kerja pegawai dan membantu mereka dalam mengatur jenjang karier
LA 12 Persentase karyawan yang menerima penilaian kinerja dan review pengembangan
karier secara reguler
Keanekaragaman dan Kesempatan yang sama
LA 13 Komposisi badan pengelola dan perincian pegawai menurut kategori berdasrkan jenis
kelamin, kelompok umur, anggota kelompok minoritas dan indikator keberagaman
lainya.
LA 14 Rasio gaji dasar pegawai pria terhadap pegawai wanita berdasarkan kategori pegawai.
Indikator Kinerja Hak Asasi Manusia
Praktik Investasi dan Pengadaan
HR 1 Persentase dan jumlah perjanjian investasi signifikan yang memuat klausula HAM
atau telah menjalani proses skrining/filtrasi terkait dengan aspek hak asasi manusia.
HR 2 Persentase pemasok dan kontraktor signifikan yang telah menjalani proses
skrining/filtrasi atas aspek hak asasi manusia.
HR 3 Jumlah waktu pelatihan bagi karyawan dalam hal kebijakan serta prosedur terkait
dengan aspek HAM yang relevan dengan kegiatan organisasi, termasuk persentase
karyawan yang telah menjalani pelatihan
Non diskriminasi
HR 4 Jumlah kasus diskriminasi yang terjadi dan tindakan yang dilakukan/diambil
Kebebasan Berserikat dan Daya tawar kelompok
HR 5 Segela kegiatan berserikat atau perjanjian bersama yang teridentifikasi dapat
menimbulkan resiko yang signifikan, serta tindakan yang diambil untuk mendukung
hak-hak tesebut.
Tenaga Kerja Anak
HR 6 Kegiatan yang teridentifikasi mengandung resiko signifikan yang dapat menimbulkan
Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014
terjadinya kasus pekerja anak, dan langkah-langkah yang diambil untuk mendukung upaya penghapusan pekerja anak.
Pegawai Tetap dan Kontrak
HR 7 Kegiatan yang teridentifikasi mengandung resiko signifikan yang dapat menimbulkan
kasus kerja paksa atau kerja wajib, dan langkah-langkah yang telah diambil untuk
mendukung upaya penghapusan kerja paksa atau kerja wajib.
Praktik dan Keselamatan
HR 8 Persentase personel penjaga keamanan yang terlatih dalam hal kebijakan dan
prosedur organisasi terkait dengan aspek HAM yang relevan dengan kegiatan
organisasi.
Hak Masyarakat (adat)
HR 9 Jumlah kasus pelanggaran yang terkait dengan hak penduduk asli dan langkah-
langkah yang diambil
Indikator Kinerja Kemasyarakatan
Kemasyarakatan
SO 1 Sifat dasar, ruang lingkup, dan efektivitas setiap program dan praktek yang dilakukan
untuk menilai dan mengelola dampak operasi terhadap masyarakat, baik pada saat
memulai, pada saat beroperasi, dan pada saat mengakhiri.
Korupsi
SO 2 Persentase dan jumlah unit usaha yang memiliki resiko terhadap korupsi
SO 3 Persentase pegawai yang dilatih dalam kebijakan dan prosedur anti korupsi
SO 4 Tindakan yang diambil dalam menaggapi kejadian korupsi
Kebijakan Publik
SO 5 Kedudukan kebijkan publik dan partisipasi dalam proses melobi dan pembuatan
kebijakan publik.
SO 6 Nilai kontribusi financial dan natura kepada partai politik, politisi, dan institusi terkait
berdasarkan negara dimana perusahaan beroperasi.
Perilaku anti persaingan
SO 7 Jumlah tindaan hukum terhadap pelanggaran ketentuan anti persaingan, anti trust, dan
praktek monopoli serta sanksinya.
Kesesuaian
SO 8 Nilai uang dari denda signifikan dan jumlah sanksi non moneter untuk pelanggaran
hukum dan peraturan yang dilakukan.
Indikator Kinerja Tanggung Jawab Produk
Keselamatan dan Kesehatan Konsumen
PR 1 Tahapan daur hidup dimana dampak produk dan jasa terhadap kesehatan dan
keamanan dinilai untuk penyempurnaan, serta persenase dari kategori produk dan
jasa yang signifikan yang harus mengikuti prosedur tersebut.
PR 2 Jumlah ketidakpatuhan peraturan dan voluntary codes sukarela mengenai dampak
kesehatan dan keselamatan suatu produk dan jasa selama daur hidup, berdasarkan
jenis penyelesaian.
Labelling Produk dan Jasa
PR 3 Jenis informasi produk dan jasa yang dibutuhkan oleh prosedur serta persentase
produk dan jasa yang signifikan sesuai dengan persyaratan informasi tersebut.
PR 4 Jumlah ketidakpauthan peraturan dan voluntary codes mengenai penyedian informasi
Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014
produk dan jasa serta pemberian label, berdasarkan jenis penyelesaian.
PR 5 Praktek yang terkait dengan kepuasan pelanggan termasuk hasil survey yang
mengukur kepuasan pelanggan.
Komunikasi dan Pemasaran
PR 6 Program komunikasi pemasaran, termasuk periklanan, promosi dan sponsorship yang
mematuhi ketentuan hukum, standard an voluntary codes
PR 7 Jumlah ketidakpatuhan peraturan dan voluntary codes sukarela mengenai komunikasi
pemasaran termasuk periklanan, promosi dan sponsorship, menurut produknya.
Privasi Konsumen
PR 8 Jumlah keseluruhan dari pengaduan yang berdasarkan mengenai pelanggaran
keleluasan pribadi pelanggan dan hilangnya data pelanggan.
Kesesuaian
PR 9 Nilai moneter dari denda ketidakpatuhan hukum dan peraturan mengenai pengadaan
dan penggunaan produk dan jasa.
Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014
Data Nilai Variabel Ukuran Dewan Komisaris (UK) dan
Komposisi Dewan Komisaris (KK)
Tahun 2012
Kode
Perusahaan
Ukuran
Dewan
Komisaris
(UK)
Komisaris
Independen
Komposisi
Dewan
Komisaris
Independen
(KK)
INDF 8 3 0.38
KLBF 6 2 0.33
TCID 5 2 0.40
Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014
Data Nilai Variabel Ukuran Perusahaan (UP)
Tahun 2012
Kode Perusahaan Total Aset 31
Desember 2012
Ukuran
Perusahaan (UP)
INDF 59.324.207.000.000 13.77
KLBF 9.417.957.180.958 12.97
TCID 1.261.572.952.461 12.10
Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014
Data Nilai Variabel Pengungkapan Corporate Social Responsibility
(CSRD)
CSRD Tahun 2012
INDF KLBF TCID
Indikator Kinerja Ekonomi
Kinerja Ekonomi
EC 1 1 1 1
EC 2 1 1 1
EC 3 1 1 1
EC 4 0 0 0
Keberadaan Pasar
EC 5 0 0 0
EC 6 1 0 0
EC 7 1 0 1
Dampak Ekonomi Tidak Langsung
EC 8 1 1 1
EC 9 1 1 1
Indikator Kinerja Bidang Lingkungan
Material
EN 1 1 1 1
EN 2 1 0 0
Energi
EN 3 0 0 0
EN 4 0 0 0
EN 5 0 0 0
EN 6 1 1 1
EN 7 0 1 1
Air
EN 8 0 0 0
EN 9 0 1 1
EN 10 0 0 0
Keanekaragamaan Hayati
EN 11 0 0 0
EN 12 0 0 0
EN 13 1 0 0
EN 14 1 0 0
EN 15 0 0 0
Emisi, Effluent, dan Limbah
EN 16 0 0 0
EN 17 0 0 0
EN 18 1 1 1
EN 19 0 1 0
EN 20 0 1 0
EN 21 0 1 0
EN 22 1 1 0
EN 23 0 0 0
EN 24 0 0 0
Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014
EN 25 0 0 0
Produk Dan Jasa
EN 26 0 1 1
EN 27 0 0 0
EN 28 0 0 0
Transport
EN 29 0 0 0
EN 30 0 1 1
Indikator Praktek Tenaga Kerja
Ketenagakerjaan
LA 1 1 1 0
LA 2 0 0 0
LA 3 0 1 0
Hubungan Tenaga Kerja
LA 4 0 0 0
LA 5 0 0 0
Keselamatan Tenaga Kerja
LA 6 0 1 0
LA 7 0 0 0
LA 8 1 1 1
LA 9 1 1 1
Pendidikan dan Pelatihan
LA 10 0 1 0
LA 11 1 1 1
LA 12 1 1 1
Keanekaragamaan dan Kesempatan yang
sama
LA 13 0 1 0
LA 14 0 0 0
Indikator Kinerja Hak Asasi Manusia
Praktik Investasi dan Pengadaan
HR 1 0 0 0
HR 2 0 0 0
HR 3 0 0 0
Non Diskriminasi
HR 4 0 0 0
Kebebasan Berserikat
HR 5 1 0 0
Tenaga Kerja Anak
HR 6 0 0 0
Pegawai Tetap dan Kontrak
HR 7 0 0 0
Praktik Keselamatan
HR 8 0 1 0
Hak Masyarakat
HR 9 0 0 0
Indikator Kinerja Kemasyarakatan
Kemasyarakatan
Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014
SO 1 0 1 0
Korupsi
SO 2 1 0 0
SO 3 0 0 0
SO 4 1 0 0
Kebijakan Publik
SO 5 0 0 0
SO 6 0 0 0
Perilaku Anti Persaingan
SO 7 0 0 0
Kesesuaian
SO 8 0 0 0
Indikator Kinerja Tanggung Jawab Dari
Dampak Produk
Keselamatan dan Kesehatan Konsumen
PR 1 1 1 0
PR2 1 0 0
Labelling Produk dan Jasa
PR 3 0 1 1
PR 4 0 1 0
PR 5 0 1 0
Komunikasi Pemasaran
PR 6 1 0 1
PR 7 0 0 0
Privasi Konsumen
PR 8 0 0 0
Kesesuaian
PR 9 0 0 0
TOTAL 25 31 19
GRI INDEX 79 79 79
CSRD 0.32 0.39 0.24
Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014
Data Nilai Variabel Kepemilikan Manajerial (KM) dan
Kepemilikan Institusional (KI)
Tahun
2012
Kode
Perusahaan
Total Jumlah
Saham
Kepemilikan
Saham
Manajerial
Kepemilikan
Manajerial
(KM)
Kepemilikan
Saham Institusi
Kepemilikan
Institusional
(KI)
INDF 8.780.426.500 1.329.770 0.02 4.396.103.450 50,07
KLBF 46.875.122.110 4.372.500 0.01 26.549.155.090 56.64
TCID 201.066.667 285.225 0.14 148.334.763 73.77
Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014
Data Nilai Variabel Leverage (LV)
Tahun
2012
Kode
Perusahaan
Total Liabilitas 31
Desember 2012
Total Ekuitas 2012 Leverage
(LV)
INDF 25.181.533.000.000 34.142.674.000.000 0.74
KLBF 2.046.313.566.061 7.371.643.614.897 0.28
TCID 164.751.376.574 1.096.821.575.914 0.15
Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014
Data Nilai Variabel Profile Perusahaan (PP)
Tahun 2012
Kode Perusahaan Jenis Industri Profile Perusahaan
(PP)
INDF Food and
Beverage
1
KLBF Farmasi 1
TCID Kosmetika 1
Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014
Data Nilai Variabel Profitabilitas (PR)
Tahun
2012
Kode
Perusahaan
Laba Bersih
Setelah Pajak
Total Aset 31
Desember 2011
Total Aset 31
Desember 2012
Rata- Rata Total
Aset
Profitabilitas
(PR)
INDF 4.779.446.000.000 53.585.933.000.000 59.324.207.000.000 56.455.070.000.000 8.47
KLBF 1.775.098.847.932 8.274.554.112.840 9.417.957.180.958 8.846.255.646.899 20.07
TCID 150.373.851.969 1.130.865.062.422 1.261.572.952.461 1.196.219.007.442 12.57
Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014
Data Nilai Variabel
Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014
Output SPSS
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 57
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation .07755232
Most Extreme Differences Absolute .091
Positive .091
Negative -.050
Kolmogorov-Smirnov Z .685
Asymp. Sig. (2-tailed) .736
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Pie Chart
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
UK 57 2 11 4.72 2.744
KK 57 .30 .55 .3789 .07181
UP 57 11.00 14.26 12.0998 .79876
KM 57 .001 23.077 5.12342 7.788666
KI 57 37.11 96.09 70.0098 18.40191
PR 57 .31 23.95 8.9017 6.17572
LV 57 .10 2.40 .8156 .57697
CSRD 57 .05 .79 .2100 .15225
Valid N (listwise) 57
Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014
Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .861a .741 .697 .08377
a. Predictors: (Constant), LV, KK, KM, PP, UP, PR, UK, KI
b. Dependent Variable: CSRD
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression .961 8 .120 17.123 .000a
Residual .337 48 .007
Total 1.298 56
a. Predictors: (Constant), LV, KK, KM, PP, UP, PR, UK, KI
b. Dependent Variable: CSRD
Runs Test
Unstandardized
Residual
Test Valuea -.00095
Cases < Test Value 28
Cases >= Test Value 29
Total Cases 57
Number of Runs 25
Z -1.201
Asymp. Sig. (2-tailed) .230
a. Median
Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -.742 .390 -1.904 .063
UK .018 .007 .322 2.614 .012
KK .556 .170 .262 3.278 .002
UP .060 .029 .316 2.046 .046
PP .005 .033 .014 .159 .874
KM -.001 .002 -.052 -.407 .686
KI -.002 .001 -.215 -1.653 .105
PR .005 .003 .200 1.916 .061
LV .012 .024 .047 .530 .599
a. Dependent Variable: CSRD
Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014
Perusahaan Manufaktur yang menjadi sampel penelitian
No Kode Perusahaan
1 ASII Astra International Tbk
2 AUTO Astra Otoparts Tbk
3 BRNA Berlina Tbk
4 CTBN Citra Tubindo Tbk
5 INDS Indospring Tbk
6 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk
7 JPRS Jaya Pari Steel Tbk
8 KBLM Kabelindo Murni Tbk
9 KLBF Kalbe Farma Tbk
10 LION Lion Metal Works Tbk
11 LMPI Langgeng Makmur Industri Tbk
12 NIPS Nipress Tbk
13 PICO Pelangi Indah Canindo Tbk
14 PYFA Pyridam Farma Tbk
15 SKLT Sekar Laut Tbk
16 SRSN Indo Acidatama Tbk
17 TCID Mandom Indonesia Tbk
18 ULTJ Ultra Jaya Milk Industri Tbk
19 YPAS Yanaprima Hastapersada Tbk
Pengaruh Mekanisme..., JustinusArio Wibowo, FB UMN, 2014