kdips-individu dan masyarakat

30
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia dilahirkan sebagai makhluk individu sekaligus makhluk social dan sekaligus makhluk budaya. Mengapa demikian???? Karena merupakan suatu kesatuan yang utuh dan tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya, selain itu manusia memiliki akhlak dan budi pekerti yang menempatkan dirinya pada kedudukan yang luhur serta terpuji, dan manusia juga dapat membedakannya dengan makhluk-makhluk lain dalam kehidupan semesta alam. Akhlak dan budi pekerti ini sangat memiliki peranan yang begitu penting dalam membentuk karakter manusia selain itu akhlak dan budi pekerti berorientasi pada nilai-nilai spiritual, nilai-nilai kemanusiaan dan kelestarian lingkungan hidupnya. Nilai-nilai itu selalu ada dalam diri manusia dan tidak pernah terpisahkan dari kehidupan manusia. Nilai-nilai itu terdiri dari dua unsur yang menyatu yaitu rohani dan fisik. Nilai fisik atau juga disebut dengan nilai kemanusiaan merupakan nilai yang berada ditengah masyarakat sebagai sifat sosial yang terdapat pada diri manusia.

Upload: tanjani-sendirikuditerakhir

Post on 24-Jun-2015

346 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kdips-Individu Dan Masyarakat

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Manusia dilahirkan sebagai makhluk individu sekaligus makhluk social dan

sekaligus makhluk budaya. Mengapa demikian???? Karena merupakan suatu

kesatuan yang utuh dan tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya,

selain itu manusia memiliki akhlak dan budi pekerti yang menempatkan dirinya pada

kedudukan yang luhur serta terpuji, dan manusia juga dapat membedakannya dengan

makhluk-makhluk lain dalam kehidupan semesta alam. Akhlak dan budi pekerti ini

sangat memiliki peranan yang begitu penting dalam membentuk karakter manusia

selain itu akhlak dan budi pekerti berorientasi pada nilai-nilai spiritual, nilai-nilai

kemanusiaan dan kelestarian lingkungan hidupnya. Nilai-nilai itu selalu ada dalam

diri manusia dan tidak pernah terpisahkan dari kehidupan manusia. Nilai-nilai itu

terdiri dari dua unsur yang menyatu yaitu rohani dan fisik. Nilai fisik atau juga

disebut dengan nilai kemanusiaan merupakan nilai yang berada ditengah masyarakat

sebagai sifat sosial yang terdapat pada diri manusia.

Manusia sebagai makhluk individu memiliki sikap dan tanggung jawab serta

perilaku yang baik terhadap masyarakat. Sebagai makhluk sosial, manusia hidup dan

berada dalam system kehidupan masyarakat, yang berdasarkan pada aturan dan

kesepakatan bersama dalam suatu lingkungan, tempat, dan ruang lingkup tertentu.

Sebagai makhluk budaya, manusia dapat menciptakan suatu kebudayaan melalui akal

fikiran, kalbu, budi pekerti,  yang berkembang dilingkungannya, maka terbentuklah

kebudayaan yang lebih berkembang dan lebih maju serta menjelma sebagai sebuah

masyarakat.

Page 2: Kdips-Individu Dan Masyarakat

2

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka kami

merumuskan beberapa masalah sebagai berikut:

1. Apa pengertian individu?

2. Apa pengertian masyarakat?

3. Apa yang dimaksud dengan struktur, pranata dan proses sosial budaya?

4. Bagaimana interaksi antara individu dengan masyarakat?

1.3. Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah memberikan informasi tentang:

5. Mengetahui pengertian individu

6. Mengetahui pengertian masyarakat

7. Mengetahui struktur, pranata dan proses sosial budaya

8. Mengetahui interaksi antara individu dengan masyarakat

BAB II

Page 3: Kdips-Individu Dan Masyarakat

3

PEMBAHASAN

2. Pengertian Individu dan Masyarakat

2.1. Pengertian Individu

Abu Ahmadi (1991) mengemukakan bahwa individu berasal dari kata

individum (Latin), yaitu satuan kecil yang tidak dapat dibagi lagi. Namun menurut

Allport, individu berasal dari kata “individe” yang berarti tidak dapat dibagi-bagi,

maksudnya bahwa manusia merupakan satu kesatuan jiwa dan raga yang tak dapat

dipisah satu sama lain.

Dalam ilmu sosial individu merupakan bagian terkecil dari kelompok

masyarakat yang tidak dapat dipisah lagi menjadi bagian yang lebih kecil. Individu

menurut konsep Sosiologis berarti manusia yang hidup berdiri sendiri.

2.2. Pengertian Masyarakat

Smith, Stanley dan Shores mendefinisikan masyarakat sebagai suatu

kelompok individu-individu yang terorganisasi serta berfikir tentang diri mereka

sendiri sebagai suatu kelompok yang berbeda. (Smith, Stanley, Shores, 1950, p. 5).

Znaniecki menyatakan bahwa masyarakat merupakan suatu sistem yang

meliputi unit biofisik para individu yang bertempat tinggal pada suatu daerah

geografis tertentu selama periode waktu tertentu dari suatu generasi. Dalam sosiologi

suatu masyarakat dibentuk hanya dalam kesejajaran kedudukan yang diterapkan

dalam suatu organisasi. (F Znaniecki, 1950, p. 145)

Jika kita bandingkan dua pendapat tersebut di atas tampak bahwa pendapat

Znaniecki tersebut memunculkan unsur baru dalam pengertian masyarakat yaitu

masyarakat itu suatu kelompok yang telah bertempat tinggal pada suatu daerah

tertentu dalam lingkungan geografis tertentu dan kelompok itu merupakan suatu

sistem biofisik. Oleh karena itu masyarakat bukanlah kelompok yang berkumpul

secara mekanis akan tetapi berkumpul secara sistemik. Manusia yang satu dengan

Page 4: Kdips-Individu Dan Masyarakat

4

yang lain saling memberi, manusia dengan lingkungannya selain menerima dan saling

memberi. Konsep ini dipengaruhi oleh konsep pandangan ekologis terhadap satwa

sekalian alam.

Dari berbagai pendapat tersebut di atas maka W F Connell (1972, p. 68-69)

menyimpulkan bahwa masyarakat adalah:

1) suatu kelompok orang yang berpikir tentang diri mereka sendiri sebagai kelompok

yang berbeda, diorganisasi, sebagai kelompok yang diorganisasi secara tetap untuk

waktu yang lama dalam rintang kehidupan seseorang secara terbuka dan bekerja

pada daerah geografls tertentu.

2) kelompok orang yang mencari penghidupan secara berkelompok, sampai turun

temurun dan mensosialkan anggota-anggotanya melalui pendidikan

3) suatu kesatuan orang yang mempunyai sistem kekerabatan yang terorganisasi yang

mengikat anggota-anggotanya secara bersama dalam keseluruhan yang

terorganisasi.

Pendapat tersebut di atas tidak berbeda dengan pendapat Liton yang dikutip

oleh Indan Encang (1982, p.14) yang menyatakan bahwa masyarakat adalah setiap

kelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerja sama, sehingga mereka

itu dapat mengorganisasikan dirinya dan berpikir tentang dirinya sebagai satu

kesatuan sosial dengan batas-batas tartentu.

Ada tiga jenis masyarakat dilihat dari lingkungan hidupnya, yaitu :

a. Masyarakat primitif, yaitu masyarakat yang terisolir atau mengisolisasikan diri

dengan dunia atau masyarakat luar, cara hidupnya masih terbelakang,

kebutuhannya masih sederhana, kebudayaannya masih rendah serta tempat

tinggalnya pun berpindah-pindah (nomaden)

b. Masyarakat desa, yaitu masyarakat yang agraris yang kebutuhan hidupnya banyak

bergantung dari hasil bertani dan menangkap ikan, kehidupan mereka sangat

Page 5: Kdips-Individu Dan Masyarakat

5

bergantung kepada iklim dan pergantian musim. Hubungan antar individu bersifat

primer dan sifat kegotongroyongan yang cukup kuat.

c. Masyarakat kota, yaitu masyarakat yang merupakan tempat berbaurnya segala

macam suku bangsa dan bertumpunya hasil-hasil teknologi modern. Setiap

individu selalu berlomba memenuhi kebutuhan hidupnya, sifat-sifat individualitas

segera tumbuh dan berkembang di masyarakat kota.

2.3. Struktur, Pranata dan Proses Sosial Budaya

2.3.1.Struktur Sosial

Kata struktur berasal dari bahasa Inggris, “structure” yang berarti susunan

atau tingkatan dari sesuatu, baik itu berupa organisasi maupun mengenai susunan

suatu kelompok masyarakat. Kata sosial berasal dari kata socius yang artinya

berkawan. Jadi secara etimologis struktur sosial dapar diartikan susunan dari

berkawan. Namun pengertian itu kurang bermakna bila tidak diberi definisi tersendiri.

Koentjaraningrat (1990:172) mengemukakan bahwa struktur sosial merupakan

susunan masyarakat dilihat dari berbagau sisi seperti: kedudukan, peranannya, tipe

masyarakat tersebut sehingga kita dapat menggambarkan kaitan dari berbagai unsur

masyarakat.

Terdapat beberapa teori tentang pelapisan social, yaitu sebagai berikut :

1. Teori fungsionalis, yang dikemukakan oleh Emile Durkheim dalam bukunya

“The division of labor in society”, yang menyatakan bahwa tiap masyarakat

memandang aktivitas yang satu lebih penting dari pada yang lainnya. Ada yang

memandang agama sebagai kegiatan terpenting, sementara masyarakat lain

memandang ekonomi atau kepahlawanan. Tinggi rendahnya kedudukan (lapisan

sosial) seseorang tergantung pada kepentingan pandangannya itu.

Selanjutnya Kingsley Davis dan Robert More, mengemukakan pendapatnya bahwa

posisi-posisi yang paling penting dalam masyarakat diisi oleh orang paling

Page 6: Kdips-Individu Dan Masyarakat

6

berwenang. Orang yang memegang posisi tersebut, meskipun paling banyak

memerlukan latihan, akan mendapat penghargaan tertinggi. Disetiap masyarakat,

tokoh agama, tokoh pemerintah, serta teknis mempunyai kedudukan paling

penting. Karenanya mereka paling dihargai oleh masyarakat itu.

2. Teori Reputasi atau teori nama baik, menurut Wamer bahwa status seseorang

ditetapkan oleh pendapat (pertimbangan) orang lain. Dasar pertimbangannya

adalah pendapat, prestise, dan pendidikan. Ia mengemukakan 6 macam tingkatan

status

a. Upper-upper, contohnya orang kaya karena warisan/turunan

b. Lower-upper, kaya karena hasil usaha

c. Uppeer-middle, ahli-ahli terdidik dan pengesahan yang berpendidikan tinggi.

d. Lower-middle, golongan pekerja halus (white color) seperti sekretaris, pegawai

kantor.

e. Upper-lower, yaitu pekerjaan kasar (blue color) dengan status tetap.

f. Lower-lower, orang-orang miskin yang tidak memiliki pekerjaan tetap.

3. Teori Struktur. Sosiolog yang mengembangkan teori ini ialah Treiman. Dari hasil

penelitiannya ia mengambil kesimpulan, bahwa dalam masyarakat yang berlain-

lainan, tidak ada perbedaan dalam penyusunan tingkatan prestise pekerjaan. Dalil

yang dikemukakan adalah ;

a. Setiap masyarakat mempunyai kebutuhan yang sama, karena ada pembagian

kerja yang sama.

b. Pembagian kerja yang terspesialisasi cenderung melahirkan perbedaan

penguasaan akan sumber-sumber yang langka (keterampilan, kekuasaan, dan

Page 7: Kdips-Individu Dan Masyarakat

7

kekayaan) jadi pembagian kerja melahirkan perbedaan kekuasaan/wewenang

dan lain-lain, hingga karenanya timbul hierarki.

c. Orang yang mempunyai kedudukan penting, mempunyai kesempatan yang baik

untuk lebih maju di samping memperoleh penghargaan yang baik.

d. Kekuasaan dan kesempatan yang baik dinilai tinggi dalam setiap masyarakat,

kekuasaan dan kesempatan mendapat penghargaan tinggi di setiap masyarakat

(di dunia).

Dasar dari pelapisan sosial di masyarakat ada yang berkembang secara

otomatis atau tidak disengaja oleh masyarakat. Selain itu ada pula pelapisan sosial

yang memang sengaja dibuat. Misalnya dalam organisasi, perusahaan atau instansi

pemerintah dibuat strata-strata. Ada ketua, wakil ketua, sekretaris, bendahara, ketua

seksi, dan anggota. Penyusunan ini dibuat dengan maksud :

1. mengatur tugas dan wewenang;

2. untuk mendorong meningkatkan produktivitas karena setiap individu

ditempatkan pada posisi yang sesuai dengan keterampilan dan keahliannya;

3. lebih memudahkan pencapaian tujuan bersama.

Dengan demikian pelapisan sosial selalu berkaitan dengan peranan dan

kedudukan seseorang dalam masyarakat. Setiap orang diharapkan berperan sesuai

dengan kedudukannya sehingga timbul kerjasama yang saling menguntungkan.

Karena itu pula maka pelapisan sosial diperlukan selama hak dan kewajiban setiap

orang dalam tiap lapisan diterima secara seimbang dan adil. Ada dua sifat pelapisan

sosial yang berkembang di masyarakat.

1. bersifat tertutup (closed social stratification) yaitu tiap anggota tidak

dimungkinkan unuk pindah lapisan ini adalah melalui kelahiran. Contoh lapisan

tutup ini adalah system kasta. Adapun ciri-ciri kasta di India.

Page 8: Kdips-Individu Dan Masyarakat

8

a. Keanggotaan pada suatu kasta tertentu disebabkan oleh kelahiran. Anak

mewarisi kasta orang tuanya.

b. Keanggotaan dalam suatu kasta berlaku seumur hidup.

c. Perkawinan bersifat indogami, hanya dalam kasta sendiri, hubungan dengan

kasta lain terbatas.

d. Kesadaran akan keanggotaan kasta dinyatakan dalam identitas diri serta

penyesuaian diri atas kastanya itu.

e. Kasta terikat atas jabatan atau kedudukan tertentu saja.

2. Prestise suatu kasta sangat diperlukan, bersifat terbuka (oven social stratification):

setiap anggota masyarakat mempunyai kesempatan untuk masuk dan keluar pada

tiap lapisan. Contoh: berdasarkan kekayaan dan kekuasaan.

Di sisi lain Koentjaraningrat mengemukakan bahwa dalam menganalisis

masyarakat, seorang peneliti merinci kehidupan masyarakat itu kedalam unsur-

unsurnya, yaitu pranata, kedudukan sosial, dan peranan sosial. Walaupun demikian,

tujuan peneliti adalah untuk mencapai pengertian mengenai prinsip-prinsip kaitan

antara berbagai unsur masyarakat itu. Sebagai contoh, seorang peneliti ingin

mengetahui atau mencapai pengertian, bagaimana dalam suatu masyarakat tertentu

tentang kedudukan ayah berkaitan denagn anak, istri dan kedudukan-kedudukan

kerabat lainnya diluar keluarga inti, mengenai berbagai hak dan kewajibannya,

mengenai intensitas, sifat, mutu, dan frekuensi dari pola-pola kaitan itu dan juga

dengan kedudukan lain diluar kelompok kerabatnya.

Ada beberapa karakteristik pelapisan sosial menurut Robin William unuk

mengetahui proses-proses stratifikasi dalam masyarakat adalah:

1. Sistem pelapisan sosial mungkin berpokok pada sistem perbedaan atau

pertentangan dalam masyarakat;

Page 9: Kdips-Individu Dan Masyarakat

9

2. Pelapisan sosial dapat diamati dalam pengertian berikut :

a. Distribusi hak-hak istimewa, dan

b. Sistem hierarki (pertanggaan) yang disusun oleh masyarakat itu sendiri;

3. Kriteria sistem-sistem pertentangan, misalnya kualitas pribadi, milik, kenggotaan

dalam kelompok kekerabatan tertentu, kekuasaan dan wewenang;

4. Lambang kedudukan jabatan, misalnya gaya hidup, rumah,

organisasi/perkumpulan yang diikuti, atribut pakaian dan sebagainya;

5. Mudah tidaknya mobilitas sosial, dan

6. Solidaritas (individu atau kelompok).

2.3.2. Pranata Sosial

Kata “pranata” berasal dari bahasa Inggris yaitu “social institution”, yang oleh

para ahli ilmu sosial di Indonesia diartikan secara berbeda-beda. Soemarjan dan

Soemardi (1964) mengartikannya sebagai “Lembaga Kemasyarakatan”. Abdul Syani

(1994) mengartikannya sebagai “Lembaga Sosial” dan Koentjaraningrat sebagai

“pranata sosial” dan “bangunan sosial”. Dalam bahasan ini istilah yang yang akan

digunakan adalah “pranata sosial”, karena social institution menunjuk pada adanya

unsur-unsur yang mengatur perilaku para anggota masyarakatnya.

Secara definitif Kontjaraningrat mengemukakan bahwa pranata sosial ialah

suatu sistem tata kelakuan dan hubungan yang berpusat pada aktivitas-aktivitas untuk

memenuhi kompleks-kompleks kebutuhan khusus dalam kehidupan masyarakat.

Sedangkan menurut Soerjono Soekanto, pranata sosial (lembaga masyarakat) adalah

himpunan dari norma-norma dan segala tindakan yang berkisar pada suatu kebutuhan

pokok di dalam kehidupan masyarakat.

Page 10: Kdips-Individu Dan Masyarakat

10

Dalam hidup dan perkembangannya, individu banyak melakukan aktivitas

guna memenuhi kebutuhan. Kebutuhan individu sangat beragam karena itu sering kali

individu harus menjadi anggota berbagai kelompok sosial. Tiap kelompok sosial

tersebut mempunyai norma dan sistem tata kelakuan yang berbeda pula, yang harus

dipenuhi oleh setiap anggotanya sehingga tercipta tata tertib dan pemenuhan

kebutuhan secar optimal.

Wadah yang memungkinkan masyarakat untuk berinteraksi menurut pola

perilaku yang sesuai dengan norma yang berlaku disebut dengan pranata sosial

budaya. Contoh disekolah sebagai lembaga sosial budaya untuk memperoleh

pendidikan mempunyai aturan-aturan.

Mengingat kebutuhan manusia sangat beragam maka pranata-pranata sosial

budaya pun bermacam-macam seperti:

1. pranata ekonomi: untuk memenuhi kebutuhan material, seperti berburu, bertani,

beternak, industri, perbankan, koperasi dan jenis mata pencaharian lain.

2. pranata sosial: untuk memenuhi kebutuhan manusia sebagai makhluk sosial di

mana ia selalu membutuhkan orang lain dalam hidupnya, seperti perkawinan,

keluarga, pengaturan tempat tinggal, pengaturan keturunan dan sistem

kekerabatan.

3. pranata politik: berhubungan dengan cara, jalan dan alat yang harus ditempuh

untuk mencapai tujuan bersama dalam hidup bermasyarakat, yaitu terciptanya

ketentraman, ketenangan, persatuan dan kesatuan. Seperti sistem kekuasaan, dan

wewenang, pemerintah, partai dan sistem hukum.

4. pranata pendidikan: untuk memenuhi kebutuhan pendidikan yaitu proses

pembelajaran berbagai norma, aturan, sistem pengetahuan, keterampilan dan aspek

budaya lain yang berlaku dalam masyarakat kepada seseorang oleh orang yang

Page 11: Kdips-Individu Dan Masyarakat

11

lebih dewasa. Pranata pendidikan dapat dilakukan dalam lingkungan keluarga,

persekolahan dengan berbagai jenjang, dan lingkungan masyarakat.

5. pranata kepercayaan agama: untuk memenuhi kebutuhan spiritual seperti upacara,

semadi, tapa, dan beribadah lainnya menurut agama yang dianutnya.

6. pranata kesenian: untuk memenuhi kebutuhan manusia akan keindahan, seperti

seni suara, seni lukis, seni patung, seni drama, dan sebagainya.

Pranata-pranata tersebut bersifat universal dan selalu berkembang sesuai

dengan perkembangan kebutuhan manusia itu sendiri. Menurut Gillin, pranata sosial

budaya selalu mempunyai ciri:

a. Organisasi dari pola-pola pemikiran dan perilaku yang terwujud dari aktivitas

kemasyarakatan dan hasil-hasilnya;

b. Kekekalan merupakan ciri dari semua pranata sosial budaya;

c. Pranata mempunyai satu atau beberapa tujuan;

d. Mempunyai alat-alat perlengkapan yang dipergunakan untuk mencapai tujuan;

e. Mampunyai lambag-lambang untuk menggambarkan tujuan dan fungsi;

f. Mempunyai tradisi tertulis dan tidak tertulis.

Mengingat setiap pranata mempunyai norma-norma yang harus dipatuhi oleh

setiap anggotanya, maka di setiap pranata sosial budaya selalu ada kontrol sosial yang

berfungsi sebagai alat agar para anggotanya taat dan patuh terhadap norma yang telah

ditentukan. Kepatuhan ini dapat menciptakan ketertiban, ketentraman dan keserasian

dalam pranta tersebut. Kontrol sosial dapat dilakukan melalui pencegahan (preventif)

yaitu dengan meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan keyakinan terhadap

kebenaran suatu norma; dan dapat pula melalui penanggulangan (refresif) bila

pelanggaran sudah terjadi. Penaggulangan ini dapat melalui ajakan atau bujukan

Page 12: Kdips-Individu Dan Masyarakat

12

(persuasif) agar kembali kepada norma yang berlaku, atau dapat melalui paksaan

misalnya melalui hukuman (sanksi) tertentu, sehingga seseorang terpaksa patuh.

Pranata sosial yang dibentuk oleh manusia tidak lain tujuannya ialah untuk

memenuhi kebutuhannya yang sangat kompleks. Oleh karena itu, pranata sosial

mempunyai fungsi sebagai berikut :

1. Memberi pedoman kepada anggota masyarakat bagaimana seharusnya bertingkah

laku atau bersikap dalam menghadapi masalah dalam masyarakat yang

bersangkutan.

2. Menjaga kebutuhan dari masyarakat yang bersangkutan.

3. Memberikan pegangan kepada masyarakat untuk mengadakan sistem

pengendalian sosial (social sontrol) yaitu sistem pengawasan masyarakat terhadap

tingkah laku para anggotanya.

2.3.3.Proses Sosial Budaya

Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang dikaruniai akal. Dengan akal

dan pikirannya ia bisa memenuhi segala kebutuhannya. Oleh karenanya manusia

dapat menciptakan sesuatu berupa hasil karya yang dapat dimanfaatkan oleh manusia

dan masyaraktnya. Para ahli antropologi mengemukakan bahwa kebudayaan itu

adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka

kehidupan masyarakat yang dijadikan milik dari manusia dengan belajar. Wissler dkk

mengemukakan bahwa kebudayaan adalah segala tindakan yang harus dibiasakan

oleh manusia dengan belajar (learned behavior).

Kata kebudayaan atau culture berasal dari kata Sanskerta “budayah” yaitu

“budi” atau “akal”. Dengan demikian kebudayaan dapat diartikan hal-hal yang

bersangkutan dengan akal. Adapula sarjana yang mengupas kata budaya sebagai

suatu perkembangan dari majemuk “budi-daya” yang berarti daya dan budi. Karena

Page 13: Kdips-Individu Dan Masyarakat

13

itu, mereka membedakan “budaya” dan “kebudayaan”. Budaya adalah “daya dari

budi” yang berupa cipta, karsa dan rasa, sedangkan “kebudayaan” adalah hasil dari

cipta, karsa, dan rasa itu. Dalam istilah antropologi, budaya perbedaan itu ditiadakan.

Kata “budaya” disini hanya dipakai sebagai suatu singkatan saja dari “kebudayaan”

dengan arti yang sama.

Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kebudayaan adalah

segala daya cipta, rasa dan karsa manusia dalam mengolah lingkungan baik

lingkungan fisik maupun sosial agar menjadi sesuatu yang berguna dan bermanfaat

serta menyenangkan baik secara lahir maupun batin.

Kebudayaan telah melembaga di suatu masyarakat sehingga perlu

disosialisasikan kepada warga masyarakatnya bik secara horizontal maupun secara

vertikal. Secra horizontal adalah penyebarluasan kebudayaan antara anggota

masyarakat yang satu kepada yang lain. Sedangkan secara vertikal adalah proses

sosialisasi kebudayaan dari orang tua kepada anaknya. Proses sosialisasi ini ada yang

dinamakan assimilasi dan akulturasi.

Assimilasi adalah suatu proses sosial dimana terdapat dua golongan manusia

dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda, saling bergaul secara intensif dalam

waktu yang lama sehingga kebudayaan golongan tadi berubah sifatnya yang khas dan

juga unsur-unsurnya berubah wujud menjadi unsur-unsur kebudayaan campuran.

Biasanya golongan yang tersangkut dalam proses assimilasi adalah suatu golongn

mayoritas dan golongan minoritas. Dalam hal ini golongan minoritas itulah yang

mengubah sifat-sifatnya yang khas dari unsur-unsur kebudayaannya, dan

menyesuaikan diri dengan kebudayaan dari golongan mayoritas sedemikan rupa,

sehingga lambat laun kehilangan kepribadian kebudayaannya dan masuk ke dalam

kebudayaan mayoritas.

Akulturasi adalah dimana suatu kelompok manusia dengan suatu kelompok

kebudayaan tertentu dihadapkan pada unsur-unsur dari kebudayaan asing yang

Page 14: Kdips-Individu Dan Masyarakat

14

sedemikan rupa, sehingga unsur-unsur dari kebudayaan asing lambat laun diterima

dan diolah dalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian

kebudayaan itu sendiri (Koentjaraningrat, 1990 : 248).

2.4. Interaksi Individu dan Masyarakat

Jenis yang paling umum dari proses sosial dalah interaksi sosial. Adapun

interaksi sosial dimaksudkan bahwa adanya pengaruh timbal balik antara individu

denan kelompok dalam upaya memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam

hidup sehari-hari secara bersama-sama.

Interaksi sosial yang terjadi antara manusia yang satu dengan yang lain

terdapat tiga pola atau tingkat. Yaitu :

1. Interaksi antara individu dengan individu, yaitu interaksi yang melibatkan

sejumlah orang.

2. Interaksi antara individu dan kelompok, yaitu adanya tingkat keintiman misalnya

ada yang bersifat primer, ada yang bersifat sekunder, ada yang bersifat

gemeinshaft dan ada yang bersifat gesselchaft .

3. Interaksi antara kelompok dengan kelompok. Dalam hal ini terdapat beberapa

bentuk proses sosial ada yang berbentuk positif yang dinamakan integrasi

(assosiative proces) yaitu proses yang menyatukan, sedangkan yang negatif

dinamakan disintegratif ( disassosiative proces) yaitu proses yang memisahkan.

Untuk lebih jelasnya tentang bentuk-bentuk interaksi sosial integrasi dapat

diikuti uraian berikut ini :

1. Coorperation (koperasi)

Koperasi adalah bentuk kerjasama dimana satu sama lain saling membantu

guna mencapai tujuan bersama. Kerjasama timbul karena hal-hal berikut:

a. Orang yang menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan-

kepentingan yang sama

Page 15: Kdips-Individu Dan Masyarakat

15

b. Kedua belah pihak memiliki kontribusi yang untuk kepentingan

mereka melalui kerjasama.

Ada beberapa bentuk kerjasama untuk menyelesaikan pekerjaan itu antara

lain sebagai berikut :

a. kerukunan adalah hidup berdampingan secara damai dan melakukan

kerjasama secara bersama-sama.

b. Tawar-menawar (bargaining) adalah bentuk perjanjian mengenai

pertukaran barang dan jasa antara dua organisasi atau lebih.

c. Kooptasi adalah kerjasama dalam bentuk mau menerima pendapat atau

ide orang atau kelompok lain.

d. Koalisi adalah bentuk kerjasama antara dua organisasi atau lebih yang

mempunyai kesamaan tujuan,

e. Joint venture adalah bentuk kerjasama yang dilakukan oleh beberapa

perusahaan.

2. Akomodasi (accomodation)

Akomodasi sebenarnya merupakan suatu cara untuk menyelesaikan pertentangan

tanpa menghancurkan pihak lawan sehingga lawan tidak kehilangan

kepribadiannya.

Adapun bentuk-bentuk akomodasi, di antaranya:

a. Coertion, yaitu suatu bentuk akomodasi yang prosesnya dilaksanakan karena

adanya paksaan.

b. Compromise, suatu bentuk akomodasi, di mana pihak yang terlibat masing-masing

mengurangi tuntutannya, agar tercapai suatu penyelesaian terhadap perselisihan

yang ada.

c. Arbiration, suatu cara untuk mencapai compromise apabila pihak yang berhadapan

tidak sanggup untuk mencapainya sendiri

d. Meditation, hampir menyerupai arbiration diundang pihak ke tiga yang retial

dalam persoalan yang ada.

Page 16: Kdips-Individu Dan Masyarakat

16

e. Conciliation, suatu usaha untuk mempertemukan keinginan pihak yang berselisih,

bagi tercapainya suatu tujuan bersama.

f. Stelemate, merupakan suatu akomodasi di mana pihak-pihak yang berkepentingan

mempunyai yang seimbang, berhenti pada titik tertentu dalam melakukan

pertentangan.

g. Adjudication¸ yaitu perselisihan atau perkara di pengadilan.

3. Consensus (kesepakatan atau konsensus)

Konsensus dimaksudkan untuk suatu persetujuan. Konsensus memungkinkan

dilaksanakan apabila ada dua pihak atau lebih ingin memelihara suatu hubungan yang

masing-masing memandangnya sebagai kepentingan sendiri.

4. Assimilation (asimilasi)

Asimilasi adalah perpaduan dari dua kebudayaan atau lebih yang melebur

menjadi satu-satunya yang homogen. Mayor Polak mengemukakan bahwa asimilasi

adalah proses perpaduan dua kebudayaan yang berbeda, lama kalamaan berkembang

sehingga menjadi sejarah. Asimilasi hanya terdapat diantara orang-orang atau

golongan yang datang dari berbagai kebudayaan yang berbeda.

Sedangkan disintegrasi dapat diuraikan sbegai berikut :

1. Konflik (persengketaan)

Konflik adalah usaha yang dengan sengaja menentang, melawan, atau

memaksa kehendaknya kepada orang lain. Biasanya konflik timbul akibat adanya

kepentingan yang bertentangan. Dipandang dari segi terjadinya, konflik dapat dibagi

atas dua macam

c. Corporate conflict, yaitu konflik yang terjadi antara group dengan group dalam

suatu masyarakat.

d. Personal conflict, yaitu konflik yang terjadi antara individu dengan individu.

Biasanya hal ini disebabkan soal-soal seksual, kekuasaan, kekayaan, dan iri hati.

2. Kontravensi (contravention)

Page 17: Kdips-Individu Dan Masyarakat

17

Kontravensi merupakan suatu bentuk proses sosial yang berada antara

persaingan dengan konflik. Kontravensi adalah sikap mental yang tersembunyi

terhadap orang-orang lain atau unsur-unsur kebudayaan golongan tertentu, yang dapat

berubah menjadi kebencian, tetapi tidak sampai pada tahap pertentangan.

3. Kompetisi (persaingan)

Kompetisi merupakan usaha yang disengaja untuk menentang kehendak orang

lain dan tidak mengandung paksaan. Persaingan ada hubungannya dengan konflik,

tetapi persaingan selalu dikuasai dan diatur oleh norma-norma moral. Sedangkan

konflik tidak demikan halnya.

Pola interaksi individu dengan masyarakat dapat dibagi dalam 3 macam,

yaitu:

a. Pola interaksi individu dengan individu dimana yang berhubungan secara langsung

adalah antar individu dan keduanya saling mempengaruhi.

b. Pola interaksi antara individu dengan kelompok. Dimana yang sedang melakukan

langsung adalah seoran individu dengan kelompok masyarakat tertentu.

c. Pola interaksi kelompok dengan kelompok. Dimana yang sedang berhungan

langsung adalah kelompok yang satu dengan kelompok yang lain.

Ketiga pola interaksi tersebut meripakan sarana terbentuknya suatu

masyarakat yang saling berinteraksi secara intensif sehingga akan tercapai tujuan

bersama. Tidak bisa dihindari dalam pola interaksi yang mana pun yang digunakan

dalam kehidupan sehari-hari terkdang terjadi konflik dan kompetesi karena setiap

individu mempunyai kepentingan yang berbeda-beda,. Oleh karena itu, untuk

menyamakan visi dan misi perlu diadakan pertemuan atau musyawarah brsama agar

terjadi kesamaan pendapat sehingga tercapai tujuan hidup bersama.

Page 18: Kdips-Individu Dan Masyarakat

18

BAB III

KESIMPULAN

Manusia merupakan satu kesatuan jiwa dan raga yang tak dapat dipisah satu sama lain.

Masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerja sama, sehingga mereka itu dapat mengorganisasikan dirinya dan berpikir tentang dirinya sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-batas tartentu.

Page 19: Kdips-Individu Dan Masyarakat

19

Struktur sosial merupakan susunan masyarakat dilihat dari berbagau sisi seperti: kedudukan, peranannya, tipe masyarakat tersebut sehingga kita dapat menggambarkan kaitan dari berbagai unsur masyarakat.

Pranata sosial ialah suatu sistem tata kelakuan dan hubungan yang berpusat pada aktivitas-aktivitas untuk memenuhi kompleks-kompleks kebutuhan khusus dalam kehidupan masyarakat.

Kebudayaan adalah segala daya cipta, rasa dan karsa manusia dalam mengolah lingkungan baik lingkungan fisik maupun sosial agar menjadi sesuatu yang berguna dan bermanfaat serta menyenangkan baik secara lahir maupun batin.

Interaksi sosial yang terjadi antara manusia yang satu dengan yang lain terdapat tiga pola atau tingkat. Yaitu : a. Interaksi antara individu dengan individu, yaitu interaksi yang melibatkan

sejumlah orang.

b. Interaksi antara individu dan kelompok, yaitu adanya tingkat keintiman

misalnya ada yang bersifat primer, ada yang bersifat sekunder, ada yang

bersifat gemeinshaft dan ada yang bersifat gesselchaft .

c. Interaksi antara kelompok dengan kelompok. Dalam hal ini terdapat

beberapa bentuk proses sosial ada yang berbentuk positif yang dinamakan

integrasi (assosiative proces) yaitu proses yang menyatukan, sedangkan

yang negatif dinamakan disintegratif ( disassosiative proces) yaitu proses

yang memisahkan.