kempa langsung

29
III. Teori Dasar Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Berdasarkan metode pembuatan dapat digolongkan sebagai tablet cetak dan tablet kempa (FI IV, 1995). Metode kempa langsung , yaitu pembuatan tablet dengan mengempa langsung campuran zat aktif dan eksipien kering tanpa melalui perlakuan awal terlebih dahulu. Metode ini merupakan metode yang paling mudah, praktis, dan cepat pengerjaannya, namun, hanya dapat digunakan pada kondisi zat aktif yang kecil dosisnya dan zat aktif yang tidak tahan terhadap panas dan lembab (Chaerunissa dkk, 2009). Zat aktif yang cocok untuk metode kempa langsung adalah: 1. Alirannya baik 2. Kompresibilitasnya baik 3. Bentuknya Kristal 4. Mampu menciptakan adhesifitasdan kohesifitas dalam massa tablet (Musfikah, 2012). Komponen-komponen dalam formulasi tablet kempa terdiri atas zat aktif, bahan pengisi, bahan pengikat, desintegran, dan lubrikan. Selain itu, tablet dapat juga mengandung bahan pewarna dan lak (bahan warna yang diabsorpsikan pada alumunium hidroksida yang tidak larut) yang diizinkan, bahan pengaroma, dan bahan pemanis (Syamsuni, 2006).

Upload: ghazali-rachman

Post on 14-Jul-2016

163 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Kempa Langsung

TRANSCRIPT

Page 1: kempa langsung

III.       

Teori Dasar

Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi.

Berdasarkan metode pembuatan dapat digolongkan sebagai tablet cetak dan tablet kempa (FI IV,

1995).

Metode kempa langsung, yaitu pembuatan tablet dengan mengempa langsung campuran zat aktif

dan eksipien kering tanpa melalui perlakuan awal terlebih dahulu. Metode ini merupakan metode

yang paling mudah, praktis, dan cepat pengerjaannya, namun, hanya dapat digunakan pada

kondisi zat aktif yang kecil dosisnya dan zat aktif yang tidak tahan terhadap panas dan lembab

(Chaerunissa dkk, 2009).

Zat aktif yang cocok untuk metode kempa langsung adalah:

1.         Alirannya baik

2.        Kompresibilitasnya baik

3.        Bentuknya Kristal

4.        Mampu menciptakan adhesifitasdan kohesifitas dalam massa tablet (Musfikah,   2012).

Komponen-komponen dalam formulasi tablet kempa terdiri atas zat aktif, bahan    pengisi, bahan

pengikat, desintegran, dan lubrikan. Selain itu, tablet dapat juga mengandung bahan pewarna dan

lak (bahan warna yang diabsorpsikan pada alumunium hidroksida yang tidak larut) yang

diizinkan, bahan pengaroma, dan bahan pemanis (Syamsuni, 2006).

Syarat tablet kecuali dinyatakan lain, tablet harus memenuhi syarat  berikut:

1.        Kemampuan alir dan sudut istirahat

       Sifat aliran serbuk yang baik merupakan hal penting untuk pengisian yang seragam ke dalam

lubang cetak mesin tablet dan untuk memudahkan gerakan bahan di sekitar fasilitas produksi.

Sifat aliran dipengaruhi oleh ukuran dan bentuk partikel, partikel yang lebih besar dan bulat

menunjukkan aliran yang lebih baik. Metode untuk mengevaluasi sifat aliran granul yang sering

digunakan adalah metode  corong (langsung) (Sari, 2010).

       Kecepatan alir diketahui melalui metode corong. Metode ini paling sederhana untuk menetapkan

kemampuan alir granul secara langsung, yakni kecepatan alir granul dengan bobot tertentu

melalui corong diukur dalam detik. Suatu penutup sederhana ditempatkan pada lubang keluar

Page 2: kempa langsung

corong lalu diisi dengan granul yang telah ditimbang terlebih dahulu. Ketika penutup dibuka,

waktu yang dibutuhkan granul untuk keluar dicatat. Dengan membagi massa serbuk dengan

waktu keluar tersebut, kecepatan alir diperoleh sehingga dapat digunakan untuk perbandingan

kuantitatif granul yang berbeda.

       Waktu alir adalah waktu yang dibutuhkan oleh sejumlah granul untuk mengalir dalam suatu alat.

Sifat alir ini dapat digunakan untuk menilai efektivitas bahan pelicin, mudah tidaknya granul

mengalir dan sifat permukaan granul (Voigt, 1995).

       Metode sudut istirahat telah digunakan sebagai metode tidak langsung untuk mengukur mampu

alir granul karena hubungannya dengan kohesi antar partikel. Banyak metode yang berbeda

untuk menetapkan sudut istirahat dan salah satunya yang digunakan adalah metode corong (Sari,

2010).

2.        Kerapatan curah dan kerapatan mampat

Tap density atau densitas ketuk adalah densitas yang ditentukan dengan membagi berat dengan

volume setelah dilakukan pengetukan. Pada pengetukan ini proses yang terjadi adalah

pemampatan.

Alat tap density tester terdiri dari tiga bagian yaitu holder, mesin pengetuk dan penghitung

ketukan. Holder digunakan untuk menyimpan tabung berukuran. Tabung berukuran ini biasanya

menggunakan gelas ukur, alat ini fungsinya untuk wadah sampel yang diuji, mesin pengetuk

berfungsi untuk mengangkat gelas ukur yang tersimpan dalam holder kemudian membiarkan

jatuh demikian seterusnya hingga sampel terketuk-ketuk, dan penghitung ketukan akan

menghitung jumlah ketukan sesuai dengan angka yang ditentukan.

3.        Uji Susut Pengeringan (LOD)

Granul dibuat dengan maksud untuk memperbaiki sifat alir massa serbuk yang akan dibuat

menjadi sediaan tablet, kapsul, puyer, ataupun suspensi kering. Salah satu cairan pembasah yang

dapat digunakan adalah air sehingga setelah melalui proses pengeringan, kadar air granul harus

dievaluasi untuk mengetahui kadar air yang tertinggal di granul. Salah satu metode yang dapat

digunakan untuk mengukur kadar air adalah metode gravimetri dengan cara membandingkan

bobot granul setelah dipanaskan dengan bobot granul sebelum dipanaskan. Pada saat pemanasan

berlangsung, air yang masih tertinggal dalam granul akan menguap (Lachman dkk, 1989).

Salah satu alat yang bisa digunakan untuk mengukur kadar air dengan prinsip gravimetri adalah

moisture analyzer. Dilihat dari katanya ‘moisture analyzer‘ artinya penganalisa kelembaban. Jadi

Page 3: kempa langsung

yang diukur oleh alat ini adalah kandungan lembab yang terkandung dalam zat uji yang

kemudian menguap akibat panas yang dikeluarkan oleh alat ini.  Temperatur moisture balance

bisa di set sesuai dengan yang diinginkan. Untuk mengukur kadar air granul, moisture balance

cukup diset pada temperatur 70oC untuk mencegah ikut menguapnya air kristal yang terkandung

dalam bahan yang digunakan dalam pembuatan granul (Ansel, 1999).

Penentuan kadar air dapat ditentukan dengan menggunakan timbangan dengan cara menentukan

nilai bobot akhir dan bobot awal dari granul. Uji kadar air dengan menggunakan metode LOD

(Loss on Drying) yaitu suatu pernyataan kadar kelembaban berdasarkan bobot basah. 

Timbangan yang digunakan dalam melakukan uji susut pengeringan dikenal timbangan Moisture

Balance. Timbangan tersebut sangatlah unik karena bisa mengeluarkan panas. Kegunaan

timbangan ini adalah untuk mengetahui seberapa banyak kadar air yang tersembunyi dalam

setiap barang yang diuji (Lachman dkk, 1989).

4.        Uji Keseragaman bobot

Timbangan digital sebagai alat ukur untuk satuan berat. Dibandingkan dengan neraca jaman dulu

yang masih menggunakan neraca analog atau manual, neraca digital memiliki fungsi lebih

sebagai alat ukur, diantaranya neraca digital lebih akurat, presisi, akuntable (bisa menyimpan

hasil dari setiap penimbangan). Neraca analitik digital merupakan salah satu neraca yang

memiliki tingkat ketelitian tinggi, neraca ini mampu menimbang zat atau benda sampai batas

0,0001 g (Robbins, 2011).

Neraca atau timbangan baik yang digital ataupun manual harus diletakkan pada bidang datar,

dimana tiap sudut harus benar-benar setimbang. Kesetimbangan ini mutlak perlu untuk

mendapatkan hasil penimbangan yang akurat, jadi kesetimbangan ini untuk menempatkan titik

berat berada pada poros timbangan bukannya pada salah satu sisi. Kesetimbangan dapat dilihat

pada indikator kesetimbangan yang terdapat pada setiap timbangan. Neraca digital ditunjukkan

dengan water pass yang berupa bulatan besar yang didalamnya terdapat bulatan kecil (Hamdani,

2012).

5.        Uji Keseragaman Ukuran

Jangka sorong adalah instrumen presisi yang dapat digunakan untuk mengukur dimensi benda

bagian dalam dan luar. Ditinjau dari cara pembacaannya, jangka sorong dapat dibagi dua yaitu

jangka sorong manual dan digital. Penggunaan jangka sorong manual lebih sulit bila

Page 4: kempa langsung

dibandingkan dengan yang digital, karena hasil pengukuran diinterpretasi dari skala oleh

pengguna, sedangkan hasil pengukuran menggunakan yang digital dapat dibaca langsung pada

layar LCD. Versi manual memilki dua skala imperial (skala dalam inci) dan metrik (skala dalam

milimeter) (Koesdijanto, 2012).

Fungsi jangka sorong antara lain mengukur panjang suatu benda dengan ketelitian sampai 0,1

mm, rahang tetap dan rahang geser atas bisa digunakan untuk mengukur diameter benda yang

cukup kecil seperti cincin, pipa, dll, dan tangkai ukur di bagian bawah berfungsi untuk mengukur

kedalaman seperti kedalaman tabung, lubang kecil, atau perbedaan tinggi yang kecil (Admin,

2013).

Jangka sorong dapat digunakan untuk mengukur panjang, diameter luar, diameter dalam, dan

kedalaman benda. Bagian-bagian utamanya adalah rahang tetap yang memiliki skala utama

dengan lebar skala terkecil 1 mm dan rahang geser yang memiliki skala nonius/vernier. Lebar

skala nonius masing-masing 0,9 mm. hal ini dimungkinkan karena panjang seluruh skala nonius

adalah 9 mm tetapi dibagi menjadi 10 buah skala. Jadi, selisih satu skala pada rahang tetap dan

rahang geser adalah (1-0,9)mm atau 0,1 mm (Tim Fisika, 2007).

6.        Uji Waktu Hancur

Waktu hancur adalah waktu yang diperlukan tablet untuk hancur di bawah kondisi yang

ditetapkan dan lewatnya seluruh partikel melalui saringan berukuran mesh-10. Uji ini tidak

memberi jaminan bahwa partikel-partikel itu akan melepas bahan obat dalam larutan dengan

kecepatan yang seharusnya (Lachman, dkk., 1994).

Faktor-faktor yang mempengaruhi waktu hancur dari tablet adalah sifat kimia dan fisis dari

granulat, kekerasan dan porositasnya. Tablet biasanya diformulasi dengan bahan pengembang

atau bahan penghancur yang menyebabkan tablet hancur di dalam air atau cairan lambung.

Hancurnya tablet tidak berarti sempurna larutnya bahan obat dalam tablet. Kebanyakan bahan

pelicin bersifat hidrofob, bahan pelicin yang berlebihan akan memperlambat waktu hancur.

Tablet dengan rongga-rongga yang besar akan mudah dimasuki air sehingga hancur lebih cepat

dari pada tablet yang keras dengan rongga-rongga yang kecil (Soekemi, dkk., 1987).

7.        Uji Friabilitas

Page 5: kempa langsung

Kerapuhan merupakan parameter yang digunakan untuk mengukur ketahanan permukaan tablet

terhadap gesekan yang dialaminya sewaktu pengemasan dan pengiriman. Kerapuhan diukur

dengan friabilator. Prinsipnya adalah menetapkan bobot yang hilang dari sejumlah tablet selama

diputar dalam friabilator selama waktu tertentu. Pada proses pengukuran kerapuhan, alat diputar

dengan kecepatan 25 putaran per menit dan waktu yang digunakan adalah 4 menit. Jadi ada 100

putaran (Andayana, 2009). Kerapuhan dapat dievaluasi dengan menggunakan friabilator (contoh

nya Rosche friabilator) (Sulaiman, 2007).

Tablet yang akan diuji memiliki berat antara rentang 6 – 6,5 gram, terlebih dahulu dibersihkan

dari debunya dan ditimbang dengan seksama. Tablet tersebut selanjutnya dimasukkan ke dalam

friabilator, dan diputar sebanyak 100 putaran selama 4 menit, jadi kecepatan putarannya 25

putaran per menit. Setelah selesai, keluarkan tablet dari alat, bersihkan dari debu dan timbang

dengan seksama. Kemudian dihitung persentase kehilangan bobot sebelum dan sesudah

perlakuan. Tablet dianggap baik bila kerapuhan tidak lebih dari 1% (Andayana, 2009). Uji

kerapuhan berhubungan dengan kehilangan bobot akibat abrasi yang terjadi pada permukaan

tablet. Semakin besar harga persentase kerapuhan, maka semakin besar massa tablet yang hilang.

Kerapuhan yang tinggi akan mempengaruhi konsentrasi/kadar zat aktif yang masih terdapat pada

tablet. Tablet dengan konsentrasi zat aktif yang kecil (tablet dengan bobot kecil), adanya

kehilangan massa akibat rapuh akan mempengaruhi kadar zat aktif yang masih terdapat dalam

tablet (Sulaiman, 2007).

Hal yang harus diperhatikan dalam pengujian friabilitas adalah jika dalam proses pengukuran

friabilitas ada tablet yang pecah atau terbelah, maka tablet tersebut tidak diikutsertakan dalam

perhitungan. Jika hasil pengukuran meragukan (bobot yang hilang terlalu besar), maka pengujian

harus diulang sebanyak dua kali. Selanjutnya tentukan nilai rata-rata dari ketiga uji yang telah

dilakukan (Andayana, 2009)..

8.        Uji Kekerasan

Uji kekerasan tablet dapat didefinisikan sebagai uji kekuatan tablet yang mencerminkan

kekuatan tablet secara keseluruhan, yang diukur dengan memberi tekanan terhadap diameter

tablet. Tablet harus mempunyai kekuatan dan kekerasan tertentu serta dapat bertahan dari

berbagai goncangan mekanik pada saat pembuatan, pengepakan dan transportasi. Alat yang biasa

digunakan adalah Hardness Tester . Kekerasan adalah parameter yang menggambarkan

ketahanan tablet dalam melawan tekanan mekanik seperti goncangan, kikisan dan terjadi

Page 6: kempa langsung

keretakan tablet selama pembungkusan, pengangkutan dan pemakaian. Kekerasan ini dipakai

sebagai ukuran dari tekanan pengempaan (Parrott, 1971).

Faktor-faktor yang mempengaruhi kekerasan tablet adalah tekanan kompresi dan sifat bahan

yang dikempa. Kekerasan ini dipakai sebagai ukuran dari tekanan pengempaan. Semakin besar

tekanan yang diberikan saat penabletan akan meningkatkan kekerasan tablet. Pada umumnya

tablet yang keras memiliki waktu hancur yang lama (lebih sukar hancur) dan disolusi yang

rendah, namun tidak selamanya demikian. Pada umumnya tablet yang baik dinyatakan

mempunyai kekerasan antara 4-10 kg. Namun hal ini tidak mutlak, artinya kekerasan tablet dapat

lebih kecil dari 4 atau lebih tinggi dari 8 kg. Kekerasan tablet kurang dari 4 kg masih dapat

diterima dengan syarat kerapuhannya tidak melebihi batas yang diterapkan. Tetapi biasanya

tablet yang tidak keras akan memiliki kerapuhan yang tinggi dan lebih sulit penanganannya pada

saat pengemasan, dan transportasi. Kekerasan tablet lebih besar dari 10 kg masih dapat diterima,

jika masih memenuhi persyaratan waktu hancur/disintegrasi dan disolusi yang dipersyaratkan

(Sulaiman, 2007). Prinsip pengukurannya adalah memberikan tekanan pada tablet sampai tablet

retak atau pecah.

Monografi Zat

Teofilin

Teofilin mengandung satu molekul air hidrat atau anhidrat.

Pemerian       : serbuk hablur, putih ; tidak berbau ; rasa pahit

Kelarutan       : sukar larut dalam air; mudah larut dalam larutan alkali hidroksida dan dalam ammonium

hidroksida ; agak sukar larut dalam etanol, dalam kloroform dan dalam eter ( FI IV, 1995).

StarchRx

Rumus molekul    : C27H48O20

Berat Molekul     : 692.65802 [g/mol]

Pemerian             : serbuk hablur putih (Pike, 2010).

Na Starch Glikolat

Page 7: kempa langsung

Na Starch Glikolat adalah garam natrium dari eter karboksimetil selulosa.

Pemerian : serbuk, putih, tidak berbau atau hampir tidak berbau

Kelarutan            : praktis tidak larut dalam air, larut dalam pelarut organic (Anonim, 2012).

Talcum

Talcum atau Talk adalah magnesium silikat hidrat alam, kadang-kadang mengandung sedikit

alumunium silikat

Pemerian       : serbuk hablur, sangat halus licin, mudah melekat pada kulit, bebas dari butiran, warna putih atau

putih kelabu

Kelarutan        : tidak larut dalam hampir semua pelarut

Khasiat           : zat tambahan (FI III, 1979).

Asam Stearat

Asam stearat adalah campuran asam organic padat yang diperoleh dari lemak, sebagian besar

terdiri dari asam oktadekanoat dan asaheksadekanoat

Pemerian            : zat padat keras mengkilat menunjukan susunan hablur, putih atau kuning pucat, mirip lemak

lilin

Kelarutan           : praktis tidak larut dalam air, larut dalam 20 bagian etanol (95%) P, dalam 2 bagian kloroform

P, dan dalam 3 bagian eter P

Khasiat               :  zat tambahan (FI III, 1979).

  IV.         Alat dan Bahan

A.       Alat

1.         Disentigrator tester

2.         Flow tester

3.         Hardness tester

4.         Jangka sorong

5.         Moisture balance

6.         Tap Density tester

Page 8: kempa langsung

7.         Timbangan digital

B.       Bahan

1.         Asam stearat

2.         Na starch glikolat

3.         Starch Rx

4.         Talcum

5.         Teofilin

Page 9: kempa langsung

C.     Gambar alat

                                    Disentigrator tester                                    Flow tester

                                      Hardness tester                         Jangka sorong digital

   

Page 10: kempa langsung

                                         Timbangan digital                          Moisture balance

Tap density tester         

  V.            Prosedur

1.        Pembuatan Tablet Metode Kempa Langsung

Dipersiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan, sebelum bahan ditimbang maka diayak terlebih

dahulu. Bahan yang telah diayak dan ditimbang ( teofilin, starch Rx, Na-starch glyconat,

talcumdan asam stearat) dimasukkan kedalam plastic untuk mengalami proses pencampuran,

Page 11: kempa langsung

semua bahan dikocok dalam plastic sampai homogen. Bahan-bahan yang telah tercampur

homogen dan telah dievaluasi serbuk, kemudian dimasukkan kedalam alat kempa langsung untuk

memulai pembuatan tablet dengan metode kempa langsung.

2.        Evaluasi Serbuk dan Tablet

a.         Pengujian Kemampuan Alir

Sebanyak 20 gram serbuk ditimbang, kemudian dimasukkan kedalam flow tester untuk diuji laju

alirnya. Lalu, tutup hopper dibuka, serbuk akan turun ke bawah, waktunya dicatat, diameter dan

tingginya diukur.

b.         Pengujian Kerapatan curah dan kerapatan mampat

25 gram sampel ditimbang seksama dengan menggunakan timbangan, lalu sampel yang sudah

ditimbang dimasukkan secara hati – hati kedalam alat tapped density, lalu diratakan. Tinggi awal

dari sampel dicatat, kemudia alat tapped density dinyalakan selama 4 menit, tinggi akhir sampel

setelah 4 menit dicatat kembali.

c.         Pengujian Susut Pengeringan

Sejumlah 10 gram zat (bahan) ditimbang, kemudian dimasukkan ke alat moisture balance yang

sebelumnya telah dibersihkan dan ditara dahulu. Bahan yang telah dimasukkan ke alat diratakan

dengan cara digoyang-goyang. Setelah rata, tutup alat dan dicatat bobot awal dari zat. Lalu tekan

Start dan ditunggu selama 10 menit pada suhu 70oC. Dicatat kadar air yang dihasilkan dan

dicatat juga bobot akhir dari zat (bahan) uji.

d.         Pengujian Keseragaman Bobot

Sebanyak 20 tablet ditimbang satu per satu dengan menggunakan neraca digital, kemudian

hasilnya dicatat dan dirata-ratakan .

e.         Pengujian Keseragaman Ukuran

Tablet sebanyak 20 buah disiapkan. Masing-masing tablet diukur diameter dan ketebalannya

dengan menggunakan jangkasorong. Hasil pengukuran dicatat, lalu dihitung rata-ratanya.

f.          Pengujian Kekerasan

Page 12: kempa langsung

Sejumlah 20 tablet dipilih acak, lalu diuji dengan alat Hardness Tester. Alat dinyalakan. Satu per

satu tablet diletakkan di dalam ruang penjepit (diantara pegas dan penekan). Tablet dijepit

dengan memutar bagian bawahnya hingga lampu stop menyala. Lalu ditekan tombol hitam

dengan panah ke kanan dan diamati. Jarum penunjuk akan bergerak sesuai tekanan yang

diberikan pada tablet. Saat tablet pecah, jarum akan otomatis berhenti dan menunjukkan angka

atau besarnya tekanan yang dibutuhkan untuk menghancurkan tablet. Kemudian ditekan tombol

panah ke kiri untuk mengembalikan tekanan ke awal. Pengujian dilakukan terhadap masing-

masing tablet.

g.         Pengujian Waktu Hancur

Sebanyak 6 tablet dimasukkan ke dalam masing-masing kolom, kemudian dimasukkan cakram

ke dalam masing-masing kolom tersebut. Kolom tersebut dimasukkan ke dalam beaker glass

yang berisi air sebanyak 500 ml dengan suhu 37o C yang telah berada di dalam disentegrator

tester. Dinyalakan disentegrator tester dan diamati keadaan tablet hingga semua hancur

sempurna.

h.         Pengujian Friabilitas

Di timbang tablet dengan rentang berat 6 – 6.5 g kemudian tablet yang sudah di timbang

dimasukan kedalam alat friabilator. Tombol On di tekan, lalu tunggu selama 4 menit. Setelah itu

berat akhir di timbang, lalu di hitung % friabilitasnya.

VI.         Data Pengamatan dan Perhitungan

A.       Pengujian Serbuk

1.         Pengujian kemampuan alirWaktu              = 19 detik

Tinggi(h)           = 2,3 cm

Diameter (d)     = 10,75cm

Jari-jari (r)        = 5,375 cm

Tan a               =  =  = 0,428

a                      = 23,160

Page 13: kempa langsung

2.         Pengujian Kerapatan curah dan kerapatan mampat

Massa serbuk               = 15 gr

Volume awal                 = 38 ml

Volume akhir                = 22 ml

Kerapatan nyata           =

Kerapatan mampat       = 

Kompresibilitas             = 42,11%

3.         Uji Susut Pengeringan

Massa awal                  = 9,966 gr

Massa akhir                  = 9,498 gr

LOD                            = 4,7%

B.       Pengujian Tablet

1.         Uji keseragaman bobot dan ukuran

Tabel. 1 Keseragaman tablet

2.         Uji disintegrasi

Waktu hancur 1 menit 10 detik

3.         Uji friabilitas

Kecepatan 25 rpm selama 4 menit

a.         Berat satuan                       = +/- 190 mg

b.        Berat sebelum diuji             = 6251 mg

c.         Berat setelah diuji   = 4700 mg

d.        Friabilitas                           = 24,81%

4.         Uji kekerasan tablet

Tabel 2. Kekerasan tablet

  VII.      Pembahasan

Page 14: kempa langsung

Pada praktikum pembuatan sediaan tablet teofilin dengan metode kempa langsung digunakan

formula sebagai berikut:

    R/       Teofilin                        50 gr

            Starch Rx                      60 gr

               Na. Starch Glikolat       4 gr

               Talcum                         2 gr

               As. Stearat                   2 gr

untuk kemudian dibuat tablet sebanyak 500 tablet dengan komposisi tiap tablet sebesar

200mg/tablet. Kempa langsung merupakan suatu metode pembuatan tablet dengan mengempa

langsung campuran zat aktif dan eksipien kering tanpa melalui perlakuan awal terlebih dahulu.

Metode ini digunakan untuk bahan yang memiliki sifat mudah mengalir sebagaimana juga sifat-

sifat kohesifnya yang memungkinkan untuk langsung dikompresi dalam mesin tablet tanpa

memerlukan granulasi basah atau kering.

Pada formula diatas, zat aktif yang digunakan adalah teofilin. Teofilin merupakan obat golongan

bronkodilator yang biasa digunakan untuk pengobatan asma. Teofilin mempunyai rumus

molekul C7H8N4O2 dengan pemerian serbuk hablur, putih, tidak berbau, rasa pahit, dan stabil di

udara.

Starch Rx merupakan zat tambahan atau eksipien yang dapat digunakan sebagai diluent,

disintregan, pengikat, dan pengisi. Dalam formula ini konsentrasi dari starch rx adalah sebesar

50,85% sehingga dalam formula ini starch rx digunakan sebagai zat pengikat dan pengisi. Starch

rx dapat digunakan sebagai disintregan dengan konsentrasi 3-25%.

Eksipien berikutnya adalalah Na Starch Glicolat. Na Starch Glicolat merupakan turunan amilum

solani, digunakan sebagai disintegrator tablet terutama dalam pembuatan tablet dengan metode

kempa langsung. Konsentrasi yang biasa digunakan untuk Na Starch Glicolat yang dapat

berfungsi sebagai distintegrator tablet adalah antara 2% hingga 8% dengan konsentrasi optimum

adalah 4%. Pada formulasi yang digunakan dalam praktikum ini konsentrasi Na Starch Glicolat

yang digunakan adalah 3,39% sehingga Na Starch Glicolat dapat berfungsi sebagai disintegrator.

Pemerian Na Starch Glicolat adalah sebagai berikut, putih, higroskopis,

Talkum merupakan zat tambahan yang digunakan sebagai anticaking agent, glidant, pembawa

dalam sediaan tablet, dan sebagai pelincir tablet. Talkum juga dapat berfungsi sebagai

Page 15: kempa langsung

penghambat disolusi zat aktif dari tablet untuk sediaan lepas lambat. Talkum merupakan

senyawa dengan rumus molekul Mg6(Si2O5)4(OH)4 dengan pemerian serbuk sangat halus, serbuk

keputihan dan agak abu.

Asam stearat digunakan sebagai pelincir tablet. Dalam formulasi ini digunakan asam stearat

sebanyak 1,69% dan menurut literatur, jumalah asam stearat yang digunakan sebagai pelincir

tablet adalah sebanyak 1-3 %. Pada formula ini penggunaan asam stearat sebenarnya kurang

tepat, karena menurut literatur asam stearat akan mengalami inkompatibilitas dengan senyawa

basa. Seperti diketahui teofilin yang digunakan sebagai zat aktif bersifat basa lemah, sehingga

ada kemungkinan akan terjadi reaksi maka dari itu penggunaan asam stearat sebaiknya diganti

dengan Mg stearat.

Setelah evaluasi serbuk dilakukan, serbuk di persiapkan untuk dicetak. Serbuk ayng telah

dicampurkan dengan pelicncir diaduk hingga homogen supaya terdistribusi homogen dan hasil

tiap tablet yang dicetak memiliki kualitas yang sama. Setelah itu, tablet dicetak dengan

menggunakan mesin kempa single punch. Dilakukan beberapa kali pencetakan awal, dimana

setiap 1 tablet yang dibuat kemudian diuji bobot dan kekerasannya. Hal ini dilakukan supaya

tablet yang dicetak memenuhi rentang bobot tablet teoritis yang diizinkan, yaitu sekitar 200 mg.

Setelah dilakukan beberapa pencetakan tablet awal, didapatkan berat yang memenuhi syarat.

Kekerasan tablet yang dicetak tersebut berada pada sekitar 5 N. Hal ini menunjukan bahwa tablet

yang dicetak kurang keras. Hal ini disebabkan laju alir dari serbuk dan pengisi yang buruk

menyebabkan pada saat pencetakan, volume cetak tablet tidak terpenuhi semua akibat laju alir

yang buruk mengganggu proses pengisian cetakan tablet.

Karena kekerasan tablet yang kurang baik, sempat dilakukan penambahan zat pengisi yaitu

Starch Rx 1500 sebanyak 20 g lalu kembali dilakukan pencetakan awal. Namun, hasilnya lebih

jelek daripada hasil pencetakan awal pertama dimana tablet yang dicetak memiliki kekerasan

yang sangat jelek sehingga setelah tablet sangat rapuh. Maka dari itu, dilakukan penambahan zat

aktif dan zat lainnya (teofilin, Na Starch Glycolat, talcum, dan asam searat) dengan perbandingan

sesuai dengan formula awal yang menyesuaikan dengan starch Rx yang telah ditambah. Setelah

penambahan yang kedua dilakukan, kemudian diaduk hingga homogen, pencetakan seluruh

serbuk dilakuakn.

Page 16: kempa langsung

Pada pencetakan pertama, didapat total tablet yang setara dengan seluruh serbuk. Dengan kata

lain, hanya setengah dari serbuk yang dapat dicetak. Serbuk yang tidak tercetak pada pencetakan

sebenarnya terbentuk, namun kekerasannya sangat buruk dan menyebabkan tablet menjadi

serbuk kembali saat diambil. Hal ini dikarenakan laju alir yang buruk dari serbuk. Bobot dan

kekerasan tablet nya pun sama dengan pencetakan awal pertama. Maka dari itu, sisa serbuk yang

gagal tercetak dicetak kembali. Pada pencetakan kedua ini, seluruh tablet dapat dicetak. Pada

penetakan kedua ini didapat tablet-tablet dengan bobot dan kekerasan yang lebih baik

dibandingkan hasil pencetakan pertama. Hal ini dikarenakan serbuk yang gagal dicetak pada

pencetakan pertama, laju alirnya diperbaiki dengan tekanan akibat pengempaan oleh mesin

kempa.  Total tablet yang didapat adalah 488 tablet.

Setelah seleruh tablet dicetak, dilakukan evaluasi tablet. Pengujian keseragaman bobot dan

ukuran dilakukan untuk melihat keseragaman dosis pada masing-masing kaplet. Pada evaluasi

keseragaman bobot, didapatkan bobot rata-rata sebesar 0,19078 g. Berdasarkan FI III, untuk uji

keseragaman bobot pada tablet yang telah dibuat dengan bobot rata-rata tersebut (bobot rata-rata

151-300 mg), dinyatakan bahwa tidak boleh ada lebih dari 2 tablet yang bobotnya menyimpang

dari 7,5% bobot rata-rata (0,01431 g) dan tidak boleh ada 1 tablet pun yang bobotnya

menyimpang dari 15% bobot rata-rata (0,02862 g). Dari data yang diapatkan, terdapat 10 tablet

yang menyimpang dari 7,5% bobot rata-rata yaitu pada tablet no 3, 6, 8, 10, 12, 13, 14, 15, 16,

dan 17. Hal ini tidak sesuai dengan persyaratan uji keseragaman bobot untuk tabel A (tidak boleh

ada lebih dari 2 kaplet yang bobotnya menyimpang dari 7,5% bobot rata-rata). Kemudian, dari

data yang didapat juga terdapat 1 tablet yang menyimpang dari 15% bobot rata-rata (tablet no 3).

Hal ini tidak sesuai dengan persyaratan yang tertulis di farmakope tentang uji keseragaman bobot

untuk tabel B (tidak boleh ada 1 tablet pun yang bobotnya menyimpang dari 15% bobot rata-

rata). Penyimpangan-penyimpangan tersebut terjadi akibat laju alir serbuk yang buruk sehingga

volume yang tercetak tidak seragam karena penyumbatan serbuk.

Pada pengujian keseragaman ukuran, didapatkan diameter rata-rata sebesar 8,0875 mm dan tebal

rata-rata sebesar 3,5305 mm. pada farmakope disebutkan bahwa kecuali dinyatakan lain,

diameter tablet tidak lebih dari 3 kali tebal tablet (10,5915 mm) dan tidak kurang dari 1 1/3 tebal

tablet (4,6956 mm). Dari data yang didapatkan, tablet yang dicetak memenuhi persyaratan

keseragaman ukuran.

Page 17: kempa langsung

Pengujian kekerasan dilakukan untuk melihat seberapa kuat tablet sehingga mempengaruhi

pengemasan dan penyimpanannya. Pada pengujian kekerasan, tablet diletakan dengan posisi

vertikal dimana permukaan tablet bagian tebal tablet menyentuh permukaan alat uji hardness

tester, karena pada posisi ini tekanan maksimalnya dapat terukur. Dari hasil yang didapatkan,

kekerasan tablet yang didapat sangat rendah, menyebabkan tablet pecah pada tekanan yang

berkisar antara 5 hingga 26 N dengan nilai rata-ratanya adalah 9,5 N. Sedangkan tablet yang baik

memiliki tekanan antara 40-80 N. Hal ini dapat disebabkan laju alir dan LOD yang buruk dari

serbuk menyebabkan tablet yang terbentuk kurang padat dan rapuh.

Data friabilitas digunakan untuk mengukur ketahanan permukaan tablet terhadap gesekan yang

dialaminya sewaktu pengemasan dan pengiriman. Pada pengujian frialbilitas, digunakan tablet

dengan bobot total 6,251 g. %friabilitas tidak boleh lebih dari 1%. Setelah diuji, didapatkan

%friabilitas sebesar 24,81%. Hasil ini tidak memenuhi syarat friabilitas yang baik. Hal ini

dikarenakan nilai LOD yang kecil dan rapuhnya tablet akibat laju alir serbuk yang buruk.

Pengujian waktu hancur dilakukan untuk melihat seberapa lama tablet akan hancur pada kondisi

yang menyerupai tubuh manusia. Berdasarkan FI III, waktu hancur yang baik tidak lebih dari 15

menit. Pada pengujian ini, didapatkan waktu hancur 1 menit 10 detik atau 70 detik. Hal ini sesuai

dengan persyaratan yang tercantum pada FI III.

  VIII.   Kesimpulan

1.        Pembuatan tablet metode kempa langsung dilakukan dengan cara mencampurkan semua bahan

baku obat (zat aktif dan eksipien) secara homogen, lalu dicetak dengan menggunakan alat

pencetak tablet single punch dan diperoleh 488 tablet dengan berat rata-rata 190 gram

2.        Uji quality control yang dilakukan selama pembuatan tablet metode kempa langsung, yaitu

pengujian kemampuan alir, kerapatan dan kemampatan dan susut pengeringan pada serbuk serta

pengujian keseragaman bobot, keseragaman ukuran, kekerasan, waktu hancur dan friabilitas

pada tablet

Page 18: kempa langsung

DAFTAR PUSTAKA

Andayana, N.  2009.  Teori Sediaan Tablet. Tersedia di : http://www. Pembuat _tablet.htm l   [ diakses

tanggal 19 April 2013]

Anonym. 2012. Sodium Starch Glycolate. Tersedia di: http://www.nbent. com/SSG.htm [ diakses

tanggal 19 April 2013]

Ansel, H.C., et.al. 1999. Pharmaceutical Dosage Form and Drug Delivery System. 7th edition.

Lippincott Williams & Wilkins. Philadelphia. 96, 175-178

Chaerunissa, A.Y., dkk. 2009. Farmasetika Dasar. Bandung: Widya Padjadjaran

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1979. Farmakope Indonesia. Edisi III. Jakarta:

Departemen Kesehatan Republik Indonesia

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia. Edisi IV. Jakarta:

Departemen Kesehatan Republik Indonesia

Hamdani, S. 2012. Menyetarakan Neraca. Tersedia di http://catatankimia.com/ catatan/menyetarakan-

neraca.html [ diakses tanggal 19 April 2013]

Koesdijanto, D. 2012. Jangka Sorong (Vernier Caliper). Tersedia di:

http://yuliarman.polinpdg.ac.id/index.php?

option=com_content&view=article&id=36:menggunakan-jangka-sorong-vernier-caliper-

&catid=13:alat-ukur&Itemid=5 [ diakses tanggal 19 April 2013]

Lachman L., dkk. 1989. Teori dan Praktek Farmasi Industri. Edisi Ketiga. Jakarta: UI Press

Lachman, L., dkk. 1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri II. Edisi Ketiga. Jakarta: UI Press.

Musfikah, A. 2012. Metode Pembuatan Tablet. Tersedia di http://asia-musfika.com/2012/04/metode-

pembuatan-tablet.html [ diakses tanggal 19 April 2013]

Parrot, E. L. 1971. Pharmaceutical Technology Fundamental pharmaceutics Third Edition. USA:

Burges Publishing Company.

Pike, R. 2010. Starch Rx 1500. Tersedia di: http://pubchem.ncbi.nlm. nih.gov/summary/summary.cgi?

cid=24836924 [ diakses tanggal 19 April 2013]

Robbins, J. 2011. Pengertian Timbangan Digital. Tersedia di: http://www.ziki.com/fr/johnny-

robbins+585035/post/pengertian-timbangan-digital+13356181 [ diakses tanggal 19 April 2013]

Page 19: kempa langsung

Sari, N. P. 2010. Skripsi: Pembuatan dan Karakterisasi Bahan Tablet Vitamin C Menggunakan

Kitosan dan Amylum Manihot sebagai Matriks Melalui Metode Granulasi Basah. Departemen

Kimia Falultas Matematika dan Ilmu Pegetahuan Alam Universitas Sumatera Utara. Medan

Soekemi, R. A., dkk. 1987. Tablet. Medan: Mayang Kencana.

Sulaiman. 2007. Perbandingan Availabilitas In Vitro Tablet Metronidazol Produk Generik Dan Produk

Dagang. Tersedia di: http://jurnalfarmasi uiacid/pdf/2005/v02n02/ilma0202pdf  [ diakses tanggal

19 April 2013]

Syamsuni, H. 2006. Farmasetika Dasar dan Hitungan Farmasi. Jakarta: EGC

Tim Fisika. 2007. Fisika. Jakarta: Grasindo

Voight, R. 1995. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi Ed. Ke-5. Yogyakarta: UGM Press.              Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

Social Profiles

Popular Tags Blog Archives

Google+ Followers

Arsip Blog ▼   2013 (54)

o ►   Oktober (2) o ►   Juli (27) o ▼   Juni (25)

Laporan Praktikum Analisis Kadar SGPT - Biokimia K... Laporan Praktikum Analisis Kadar SGOT - Biokimia K... Contoh Batch Sheet Laporan Akhir - Teknologi Formu... Makalah Analisis Zat Aktif Dalam Sediaan Gel Natri... LAPORAN PRAKTIKUM PENGUJIAN DISOLUSI TERHADAP

TABL... Laporan Praktikum Penentuan Kadar Trigliserida | B... Laporan Praktikum ANALISIS URIN | Biokimia Klinik Laporan Praktikum Penentuan Kadar Glukosa Metode G...

Page 20: kempa langsung

Laporan Praktikum Uji Ketelitian Dan Pipetasi | Bi... Laporan Praktikum Pemeriksaan Fungsi Ginjal Dengan... Laporan Praktikum PEMERIKSAAN FUNGSI GINJAL (Tes U... LAPORAN PRAKTIKUM PEMBUATAN TABLET SALUT FILM |

TE... LAPORAN PRAKTIKUM PEMBUATAN TABLET DENGAN BAHAN

AK... LAPORAN PRAKTIKUM PEMBUATAN TABLET DENGAN BAHAN

AK... LAPORAN PRAKTIKUM PEMBUATAN TABLET DENGAN BAHAN

AK... Laporan Praktikum Pengenalan Alat | Teknologi For... Laporan Praktikum Analisis Kualitatif dan Kuantita... Makalah ANALISIS KADAR ZAT AKTIF ERITROMISIN DALAM... Laporan Praktikum Identifikasi dan Penentuan Kadar... Laporan Praktikum Analisis Sampel Tablet Difenhidr... Laporan Praktikum Analisis Kualitatif dan Kuantita... Laporan Praktikum Analisis Kadar Tramadol HCl Deng... Laporan Praktikum Analisis Difenhidramin HCl Meng... Laporan Praktikum Analisis Kadar Paracetamol Denga... Laporan Praktikum Analisis Kadar Parasetamol Denga...

►   2012 (10)

BLOG STATISTICS

Read more: http://laporanakhirpraktikum.blogspot.co.id/2013/06/laporan-praktikum.html#ixzz43xfyrd4G