kompas, minggu, 9april 2 01 7 gaya hidup langgam terapi ... · dari 160 anak-anak mengidap autisme,...

1
20 KOMPAS, MINGGU, 9 APRIL 2 01 7 Gaya Hidup Langgam Aplikasi Spokle Dari 160 anak-anak mengidap autisme, 1 dari 20 di antaranya memiliki tantangan integrasi sensorik. 1 Terapi Anak dalam Genggaman Orangtua anak berkebutuhan khusus, terutama yang terkendala masalah komunikasi, sering kali kebingungan tindakan apa yang harus dilakukan di rumah untuk membimbing anak. Selepas menjalani rangkaian terapi, seperti terapi wicara ataupun terapi sensori integrasi, mereka tidak tahu apa lagi yang harus dilakukan ketika pulang. Padahal, mayoritas waktu anak-anak ini dihabiskan bersama keluarga di rumah. B elum lagi jika ada kendala kesulitan menjangkau te- rapis yang minim jumlah dengan persebaran yang belum merata. Untungnya, kemajuan teknologi menjanjikan solusi. Sa- lah satu aplikasi perangkat se- luler yang bisa menjadi rujukan panduan orangtua adalah Spokle. Aplikasi berbayar yang sudah bi- sa diunduh gratis untuk sebulan pemakaian di perangkat Apple App Store ataupun Google Play Store ini juga menghubungkan orangtua dengan ahli profesional dari seluruh dunia. Sejak diluncurkan di Asia Pa- sifik pada Sabtu (18/3), Spokle bisa diakses di enam negara, yaitu Malaysia, Singapura, Filipina, Australia, Selandia Baru, dan In- donesia. Salah satu orangtua yang sudah menjajal Spokle sejak ma- sa uji coba adalah Mei Lini (31), ibunda dari Finn (15 bulan). Sejak lahir, Finn menderita congenital rubella syndrom yang menyebab- kan matanya terkena katarak, jantung bocor, kesulitan pende- ngaran, hingga perkembangan motorik yang terhambat. Lewat pembelajaran berbasis video yang ditawarkan Spokle, Mei melatih Finn untuk lebih giat berkomunikasi serta me- ngembangkan sensori integrasi- nya. Disfungsi sensori integrasi seperti yang dialami Finn me- rupakan gangguan neurologis ka- rena otak tidak mampu meng- integrasikan, memproses, dan merespons informasi yang dite- rima indra penglihatan, pende- ngaran, penciuman perasa, atau peraba. ”Banyak aktivitas yang akhirnya bisa dilakukan di ru- mah. Informasinya juga lebih ter- u k u r, ” kata Mei. Dari video di aplikasi Spokle, Mei belajar banyak hal, seperti bagaimana cara bermain dengan pijatan untuk menstimulasi in- dra peraba. Permainan-perma- inan yang disajikan juga mampu mendongkrak komunikasi orang- tua dan anak sekaligus meng- integrasikan seluruh sistem indra dalam tubuh. Kehadiran aplikasi ini lebih sebagai pelengkap dari rangkaian terapi, seperti auditory verbal therapy, fisioterapi, serta terapi wicara yang dijalani Finn di bawah supervisi dokter ahli rehabilitasi dan medis. ”Perkembangan Finn bagus, pembelajaran di rumah juga jadi lebih terarah. Sepertinya cuma main-main, tapi ternyata latihan. Saya yang tinggal di Ibu Kota saja sangat butuh pendampingan le- wat aplikasi ini. Apalagi mereka yang di daerah dan sulit meng- akses rumah sakit ataupun te- r a p i s, ” tambah Mei. Terobosan baru Di Indonesia, belum ada pan- duan aplikasi terapi tumbuh kembang anak, terutama yang terkoneksi langsung dengan para ahli profesional di dunia. Aplikasi yang ada biasanya merupakan aplikasi sederhana untuk terapi wicara seperti yang dibuat salah satu orangtua berbasis penga- laman interaksi sehari-hari de- ngan anak berkebutuhan khusus. Ada pula beberapa mahasiswa yang membuat aplikasi bantuan terapi tumbuh kembang sebagai bagian dari tugas akhir kuliah. Nyoman Handika, Koordina- tor Pusat Layanan Autisme Den- pasar, ketika menghadiri seminar Spokle menyebut aplikasi ini se- bagai langkah inovatif yang sudah ditunggu orangtua dari anak pen- derita autisme. Dengan pende- katan keluarga, aplikasi ini mem- bantu mempererat anggota ke- luarga untuk bersama-sama mempraktikkan berbagai ke- terampilan dengan metode yang mudah. ”Belum ada aplikasi se- macam ini di Indonesia,” ujar Nyoman. Elisabeth Yunarko, Pendiri Spokle, mengatakan bahwa lu- asnya kepulauan Indonesia juga merupakan tantangan terbesar bagi banyak orangtua dan kelu- arga untuk mendapatkan akses pengobatan secara rutin. Kelu- arga yang tinggal di lokasi ter- pencil cenderung belum bisa mendapatkan akses ke klinik te- rapi atau layanan berkelanjutan. ”Oleh karena itu, kami berini- siatif menggabungkan peranan teknologi perangkat seluler yang telah tersedia untuk membawa pengetahuan dan keahlian para profesional lebih dekat kepada mereka,” ujar Elisabeth. Psikolog Rosdiana Setyaning- rum juga menyebut masih ba- nyak keluarga yang tidak mampu mengakses bantuan profesional. ”Kurangnya jumlah terapis wi- cara dan tenaga profesional spe- sialis lainnya, juga mahalnya bi- aya pengobatan, lokasi terpencil, stigma sosial, dan kurangnya ko- neksi masyarakat, membuat ke- hidupan sehari-hari menjadi sa- ngat sulit bagi keluarga dengan anak-anak berkebutuhan khusus ini,” t a m b a h ny a . Terhubung langsung Aplikasi Spokle diluncurkan oleh perusahaan jasa kesehatan asal Australia, Spokle Group Pty OLEH MAWAR KUSUMA Ltd, yang dapat diakses dalam bahasa Inggris dan bahasa In- donesia. Program terapi Spokle dikembangkan oleh para ahli ba- hasa dan terapi wicara dari Aus- tralia dan Selandia Baru. Aplikasi ini terutama cocok digunakan oleh orangtua dengan anak yang mengalami keterlambatan bicara atau bahasa serta kebutuhan yang lebih kompleks seperti gangguan spektrum autisme. Kehadiran aplikasi serupa se- makin penting karena data jum- lah anak berkebutuhan khusus semakin mencengangkan. Orga- nisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut 1 dari 160 anak-anak mengidap autisme dan sebanyak satu dari 20 di antaranya me- miliki tantangan integrasi sen- sorik. Pimpinan Terapis Spokle, An- drew Kendrick, yang juga terapis dengan sertifikasi internasional mengatakan, Spokle dirancang khusus untuk mendorong setiap anggota keluarga untuk terhu- bung dan terlibat langsung me- lalui pendekatan dan strategi ko- munikasi tertentu untuk anak berkebutuhan khusus. Spokle terdiri atas berbagai program yang mencakup topik-topik se- perti pengembangan keterampil- an komunikasi anak, integrasi sensorik, penanganan perilaku, hingga program pembelajaran berbasis video dari 300 video lebih. Dengan hadirnya aplikasi se- macam Spokle, orangtua diha- rapkan berhasil meningkatkan kosakata serta kemampuan ko- munikasi anak-anak mereka yang berkebutuhan khusus. Pen- dampingan lewat aplikasi mem- permudah keluarga untuk ter- libat dalam proses terapi anak- anak berkebutuhan khusus. Se- olah-olah terapi tumbuh kem- bang anak ada dalam genggaman mereka. KOMPAS/YUNIADHI AGUNG

Upload: nguyenngoc

Post on 03-May-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KOMPAS, MINGGU, 9APRIL 2 01 7 Gaya Hidup Langgam Terapi ... · Dari 160 anak-anak mengidap autisme, 1 dari 20 di antaranya memiliki tantangan integrasi sensorik. 1 Terapi Anak

20 KO M PA S, M I N G G U, 9 A P R I L 2 01 7

Gaya Hidup Langgam

Aplikasi Spokle

Dari 160 anak-anakmengidap autisme, 1dari 20 di antaranyamemiliki tantangan

integrasi sensorik.

1

Terapi Anakdalam

GenggamanOrangtua anak berkebutuhan khusus,

terutama yang terkendala masalahkomunikasi, sering kali kebingungan tindakan

apa yang harus dilakukan di rumah untukmembimbing anak. Selepas menjalanirangkaian terapi, seperti terapi wicara

ataupun terapi sensori integrasi, mereka tidaktahu apa lagi yang harus dilakukan ketika

pulang. Padahal, mayoritas waktu anak-anakini dihabiskan bersama keluarga di rumah.

Belum lagi jika ada kendalakesulitan menjangkau te-rapis yang minim jumlah

dengan persebaran yang belummerata. Untungnya, kemajuanteknologi menjanjikan solusi. Sa-lah satu aplikasi perangkat se-luler yang bisa menjadi rujukanpanduan orangtua adalah Spokle.Aplikasi berbayar yang sudah bi-sa diunduh gratis untuk sebulanpemakaian di perangkat AppleApp Store ataupun Google PlayStore ini juga menghubungkanorangtua dengan ahli profesionaldari seluruh dunia.

Sejak diluncurkan di Asia Pa-sifik pada Sabtu (18/3), Spoklebisa diakses di enam negara, yaituMalaysia, Singapura, Filipina,Australia, Selandia Baru, dan In-donesia. Salah satu orangtua yangsudah menjajal Spokle sejak ma-sa uji coba adalah Mei Lini (31),ibunda dari Finn (15 bulan). Sejaklahir, Finn menderita congenitalrubella syndrom yang menyebab-kan matanya terkena katarak,jantung bocor, kesulitan pende-ngaran, hingga perkembanganmotorik yang terhambat.

Lewat pembelajaran berbasisvideo yang ditawarkan Spokle,Mei melatih Finn untuk lebihgiat berkomunikasi serta me-ngembangkan sensori integrasi-nya. Disfungsi sensori integrasiseperti yang dialami Finn me-rupakan gangguan neurologis ka-rena otak tidak mampu meng-integrasikan, memproses, danmerespons informasi yang dite-rima indra penglihatan, pende-ngaran, penciuman perasa, atauperaba. ”Banyak aktivitas yangakhirnya bisa dilakukan di ru-mah. Informasinya juga lebih ter-u k u r, ” kata Mei.

Dari video di aplikasi Spokle,Mei belajar banyak hal, sepertibagaimana cara bermain denganpijatan untuk menstimulasi in-dra peraba. Permainan-perma-inan yang disajikan juga mampumendongkrak komunikasi orang-tua dan anak sekaligus meng-integrasikan seluruh sistem indradalam tubuh. Kehadiran aplikasiini lebih sebagai pelengkap darirangkaian terapi, seperti auditoryverbal therapy, fisioterapi, sertaterapi wicara yang dijalani Finndi bawah supervisi dokter ahlirehabilitasi dan medis.

”Perkembangan Finn bagus,pembelajaran di rumah juga jadilebih terarah. Sepertinya cumamain-main, tapi ternyata latihan.Saya yang tinggal di Ibu Kota sajasangat butuh pendampingan le-wat aplikasi ini. Apalagi merekayang di daerah dan sulit meng-akses rumah sakit ataupun te-r a p i s, ” tambah Mei.

Terobosan baruDi Indonesia, belum ada pan-

duan aplikasi terapi tumbuhkembang anak, terutama yangterkoneksi langsung dengan paraahli profesional di dunia. Aplikasi

yang ada biasanya merupakanaplikasi sederhana untuk terapiwicara seperti yang dibuat salahsatu orangtua berbasis penga-laman interaksi sehari-hari de-ngan anak berkebutuhan khusus.Ada pula beberapa mahasiswayang membuat aplikasi bantuanterapi tumbuh kembang sebagaibagian dari tugas akhir kuliah.

Nyoman Handika, Koordina-tor Pusat Layanan Autisme Den-pasar, ketika menghadiri seminarSpokle menyebut aplikasi ini se-bagai langkah inovatif yang sudahditunggu orangtua dari anak pen-derita autisme. Dengan pende-katan keluarga, aplikasi ini mem-bantu mempererat anggota ke-luarga untuk bersama-samamempraktikkan berbagai ke-terampilan dengan metode yangmudah. ”Belum ada aplikasi se-macam ini di Indonesia,” ujarNyoman.

Elisabeth Yunarko, PendiriSpokle, mengatakan bahwa lu-asnya kepulauan Indonesia jugamerupakan tantangan terbesarbagi banyak orangtua dan kelu-arga untuk mendapatkan akses

pengobatan secara rutin. Kelu-arga yang tinggal di lokasi ter-pencil cenderung belum bisamendapatkan akses ke klinik te-rapi atau layanan berkelanjutan.”Oleh karena itu, kami berini-siatif menggabungkan perananteknologi perangkat seluler yangtelah tersedia untuk membawapengetahuan dan keahlian paraprofesional lebih dekat kepadamereka,” ujar Elisabeth.

Psikolog Rosdiana Setyaning-rum juga menyebut masih ba-nyak keluarga yang tidak mampumengakses bantuan profesional.”Kurangnya jumlah terapis wi-cara dan tenaga profesional spe-sialis lainnya, juga mahalnya bi-aya pengobatan, lokasi terpencil,stigma sosial, dan kurangnya ko-neksi masyarakat, membuat ke-hidupan sehari-hari menjadi sa-ngat sulit bagi keluarga dengananak-anak berkebutuhan khususini,” t a m b a h ny a .

Terhubung langsungAplikasi Spokle diluncurkan

oleh perusahaan jasa kesehatanasal Australia, Spokle Group Pty

OLEH MAWAR KUSUMA

Ltd, yang dapat diakses dalambahasa Inggris dan bahasa In-donesia. Program terapi Spokledikembangkan oleh para ahli ba-hasa dan terapi wicara dari Aus-tralia dan Selandia Baru. Aplikasiini terutama cocok digunakanoleh orangtua dengan anak yangmengalami keterlambatan bicaraatau bahasa serta kebutuhanyang lebih kompleks sepertigangguan spektrum autisme.

Kehadiran aplikasi serupa se-makin penting karena data jum-lah anak berkebutuhan khusussemakin mencengangkan. Orga-nisasi Kesehatan Dunia (WHO)menyebut 1 dari 160 anak-anakmengidap autisme dan sebanyaksatu dari 20 di antaranya me-miliki tantangan integrasi sen-sorik.

Pimpinan Terapis Spokle, An-drew Kendrick, yang juga terapisdengan sertifikasi internasionalmengatakan, Spokle dirancangkhusus untuk mendorong setiapanggota keluarga untuk terhu-bung dan terlibat langsung me-lalui pendekatan dan strategi ko-munikasi tertentu untuk anak

berkebutuhan khusus. Spokleterdiri atas berbagai programyang mencakup topik-topik se-perti pengembangan keterampil-an komunikasi anak, integrasisensorik, penanganan perilaku,hingga program pembelajaranberbasis video dari 300 videolebih.

Dengan hadirnya aplikasi se-macam Spokle, orangtua diha-rapkan berhasil meningkatkankosakata serta kemampuan ko-munikasi anak-anak merekayang berkebutuhan khusus. Pen-dampingan lewat aplikasi mem-permudah keluarga untuk ter-libat dalam proses terapi anak-anak berkebutuhan khusus. Se-olah-olah terapi tumbuh kem-bang anak ada dalam genggamanmereka.

KOMPAS/YUNIADHI AGUNG