komplikasi mikroangiopati pada diabetes militus
DESCRIPTION
TH,T,H;T,HHHTRANSCRIPT
![Page 1: Komplikasi Mikroangiopati Pada Diabetes Militus](https://reader038.vdocuments.net/reader038/viewer/2022102520/563db8df550346aa9a97ba5c/html5/thumbnails/1.jpg)
1. Komplikasi mikroangiopati pada diabetes militus(1)
Patogenesis komplikasi mikroangiopati
- Akumulasi Sorbitol
- Pembentukan protein kinase C (PKC)
- Pembentukan Advanced Glycation End Product (AGE)
- Pembentukan Reactive Oxygen Speciesi (ROS)
Hasil dari aktivasi jalur poliol terjadi karena peningkatan aktivitas enzim aldose
reduktase yang terdapat pada jaringan saraf, retina, lensa, glomerulus, dan dinding
pembuluh darah akibat hiperglikemi kronis. senyawa gula dan alkohol yang tidak
dapat melewati membrana basalis sehingga akan tertimbun dalam jumlah yang
banyak dalam sel. Kerusakan sel terjadi akibat akumulasi sorbitol yang bersifat
hidrofilik sehingga sel menjadi bengkak akibat proses osmotik. sorbitol juga
meningkatkan rasio NADH/NAD+ sehingga menurunkan uptake mioinositol.
Mioinositol berfungsi sebagai prekursor sintesis fosfatidilinositol untuk modulasi
enzim Na-K-ATPase yang mengatur konduksi syaraf.(1)
aktivitas PKC di retina dan sel endotel vaskular meningkat akibat peningkatan
sintesis de novo dari diasilgliserol, yang merupakan suatu regulator PKC dari glukosa.
PKC diketahui memiliki pengaruh terhadap agregasi trombosit, permeabilitas
vaskular, sintesis growth factor dan vasokonstriksi. sintesis growth factor akan
menyebabkan peningkatan proliferasi sel otot polos vaskular dan matriks ekstraseluler
termasuk jaringan fibrosa, sebagai akibatnya akan terjadi penebalan dinding vaskular,
ditambah dengan aktivasi endotelin-1 yang merupakan vasokonstriktor sehingga
lumen vaskular makin menyempit. (1)
Glukosa mengikat gugus amino membentuk ikatan kovalen secara non
enzimatik. Proses tersebut pada akhirnya akan menghasilkan suatu senyawa AGE.
Efek dari AGE ini saling sinergis dengan efek PKC dalam menyebabkan peningkatan
permeabilitas vaskular, sintesis growth factor, aktivasi endotelin 1 sekaligus
menghambat aktivasi nitrit oxide oleh sel endotel. (1)
dari oksigen dengan katalisator ion metal atau enzim yang menghasilkan
hidrogen peroksida (H2O2), superokside (O2-). Pembentukan ROS meningkat melalui
autooksidasi glukosa pada jalur poliol dan degradasi AGE. Akumulasi ROS di
![Page 2: Komplikasi Mikroangiopati Pada Diabetes Militus](https://reader038.vdocuments.net/reader038/viewer/2022102520/563db8df550346aa9a97ba5c/html5/thumbnails/2.jpg)
jaringan akan menyebabkan terjadinya stres oksidatif yang menambah kerusakan sel.(1)
2. Komplikasi kardiovaskuler pada anemia akut dan kronik
Suatu anemia kronis dikatakan bila konsentrasi Hb ≤ 7 g/dL selama 3 bulan
berturut-turut atau lebih. Anemia akut menunjukkan penurunan terjadi dalam populasi
sel darah merah karena hemolisis atau perdarahan akut .
Pada anemia yang terjadi secara akut, penderita sering mengalami perburukan
yang tiba-tiba seperti pada krisis aplastik ataupun perdarahan. Sedangkan pada
anemia kronis, perburukan dijumpai bila telah terjadi disfungsi sistem organ tubuh,
salah satunya disfungsi jantung. Setiap penurunan 1g/dl dari Hb maka akan
meningkatkan komplikasi kardiovaskuler. (2)
Komplikasi kardiovaskler pada anemia adalah :
- Penyakit jantung iskemik
Anemia merupakan faktor risiko yang diketahui untuk penyakit jantung iskemik.
Beberapa studi menunjukkan efek yang merugikan dari anemia terhadap kejadian
penyakit jantung iskemik. dengan kandungan oksigen berkurang dalam darah,
peningkatan konsumsi oksigen miokard yang juga meningkat akibat curah
jantung yang tinggi untuk mempertahankan oksigenasi jaringan yang tepat.
Sehingga menyebabkan demand oksigen terhadap miokard meningkat yang tidak
sebanding dengan supply sehingga memicu iskemik pada jantung. (2)
- Left ventricular Hypertrophy
Pada keadaan anemia, jantung akan meningkatkan venous return untuk memenuhi
kebutuhan oksigen jaringan. Maka sesuai mekanisme Frank-Starling, jantung akan
meningkatkan stroke volume, sehingga dapat terjadi hipertrofi ventrikel kiri.(2)
- Hipertensi
Pada penelitian ditemukan pasien dengan anemia memilki tekanan darah yang
lebih tinggi dibandingkan dengan orang dengan kadar hemoglobin normal. (2)
- Cardiac heart failure ( CHF )
Gagal jantung pada anemia dapat disebabkan oleh perfusi oksigen yang kurang ke
myocard sehingga menyebabkan infarct myocard yang luas, sehingga jantung
pasien akan mengalami gangguan fungsi memompa. (2)
- Sinus tahikardi
![Page 3: Komplikasi Mikroangiopati Pada Diabetes Militus](https://reader038.vdocuments.net/reader038/viewer/2022102520/563db8df550346aa9a97ba5c/html5/thumbnails/3.jpg)
Pada anemia akan didapatkan peningkatan heart rate untuk meningkatkan cardiac
output dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan oksigen pada jaringan. (2)
- Stroke
Dapat disebabkan oleh penurunan perfusi oksigen ke serebral yang diakibatkan
oleh rendahnya kadar hemoglobin di dalam darah.(2)
3. Definisi COPD, pemeriksaan fisik dan penunjang untuk menegakan diagnosis copd
Definisi
PPOK adalah penyakit paru kronik yang ditandai oleh hambatan aliran udara di
saluran napas yang bersifat progressif nonreversibel atau reversibel parsial. PPOK
terdiri dari bronkitis kronik dan emfisema atau gabungan keduanya.
Bronkitis kronik
Kelainan saluran napas yang ditandai oleh batuk kronik berdahak minimal 3 bulan
dalam setahun, sekurang-kurangnya dua tahun berturut - turut, tidak disebabkan
penyakit lainnya.
Emfisema
Suatu kelainan anatomis paru yang ditandai oleh pelebaran rongga udara distal
bronkiolus terminal, disertai kerusakan dinding alveoli.
Anamnesis
- Riwayat merokok atau bekas perokok dengan atau tanpa gejala pernapasan
-Riwayat terpajan zat iritan yang bermakna di tempat kerja
-Riwayat penyakit emfisema pada keluarga
-Terdapat faktor predisposisi pada masa bayi/anak, mis berat badan lahir rendah
(BBLR), infeksi saluran napas berulang, lingkungan asap rokok dan polusi udara
-Batuk berulang dengan atau tanpa dahak
-Sesak dengan atau tanpa bunyi mengi
Pemriksaan fisisk
Inspeksi
-Pursed - lips breathing (mulut setengah terkatup mencucu)
-Barrel chest (diameter antero - posterior dan transversal sebanding)
![Page 4: Komplikasi Mikroangiopati Pada Diabetes Militus](https://reader038.vdocuments.net/reader038/viewer/2022102520/563db8df550346aa9a97ba5c/html5/thumbnails/4.jpg)
-Penggunaan otot bantu napas
-Hipertrofi otot bantu napas
-Pelebaran sela iga
-Bila telah terjadi gagal jantung kanan terlihat denyut vena jugularis leher dan edema
-Penampilan pink puffer atau blue bloater
Palpasi
Pada emfisema fremitus melemah, sela iga melebar
Perkusi
Pada emfisema hipersonor dan batas jantung mengecil, letak diafragma rendah, hepar
terdorong ke bawah
Auskultasi
- suara napas vesikuler normal, atau melemah
- terdapat ronki dan atau mengi pada waktu bernapas biasa atau pada ekspirasi paksa
- ekspirasi memanjang
Pemeriksaan penunjang.
Pemeriksaan rutin
1. Faal paru
Spirometri (VEP1, VEP1prediksi, KVP, VEP1/KVP
- Obstruksi ditentukan oleh nilai VEP1 prediksi ( % ) dan atau VEP1/KVP ( % ).
Obstruksi : % VEP1(VEP1/VEP1 pred) < 80% VEP1% (VEP1/KVP) < 75 %
- VEP1 merupakan parameter yang paling umum dipakai untuk menilai beratnya
PPOK dan memantau perjalanan penyakit.
Apabila spirometri tidak tersedia atau tidak mungkin dilakukan, APE meter walaupun
kurang tepat, dapat dipakai sebagai alternatif dengan memantau variabiliti harian pagi
dan sore, tidak lebih dari 20%
Uji bronkodilator
- Dilakukan dengan menggunakan spirometri, bila tidak ada gunakan APE meter.
-Setelah pemberian bronkodilator inhalasi sebanyak 8 hisapan, 15 - 20 menit emudian
dilihat perubahan nilai VEP1 atau APE, perubahan VEP1 atau APE < 20% nilai awal
dan< 200 ml
- Uji bronkodilator dilakukan pada PPOK stabil
2. Radiologi
![Page 5: Komplikasi Mikroangiopati Pada Diabetes Militus](https://reader038.vdocuments.net/reader038/viewer/2022102520/563db8df550346aa9a97ba5c/html5/thumbnails/5.jpg)
Foto toraks PA dan lateral berguna untuk menyingkirkan penyakit paru lain
Pada emfisema terlihat gambaran :
- Hiperinflasi
- Hiperlusen
- Ruang retrosternal melebar, Diafragma mendatar
![Page 6: Komplikasi Mikroangiopati Pada Diabetes Militus](https://reader038.vdocuments.net/reader038/viewer/2022102520/563db8df550346aa9a97ba5c/html5/thumbnails/6.jpg)
TUGAS
Penguji 1. Dr. Nurul Rahayu Ningrum Sp. JP
Penguji 2. Dr Femiko M. Sitohang. Sp. PD
Penyusun:
Agnestia Selviani Tanic (030.11.011)
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTIRUMAH SAKIT UMUM KOTA BEKASI
KEPANITRAAN KLINIK ILMU PENYAKIT DALAMPERIODE 29 JUNI- 11 SEPTEMBER 2015
![Page 7: Komplikasi Mikroangiopati Pada Diabetes Militus](https://reader038.vdocuments.net/reader038/viewer/2022102520/563db8df550346aa9a97ba5c/html5/thumbnails/7.jpg)
DAFTAR PUSTAKA
1. Giacco Ferdinando, Brownlee Michael. Oxidative stress and diabetic
complications. Circ Res. 2010 Oct 29; 107(9): 1058–1070.
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2996922/ ( accessed 8 sept 2015)
2. Ioana Mozos. Mechanisms Linking Red Blood Cell Disorders and Cardiovascular
Diseases. BioMed Research International.Volume 2015 (2015), Article D 682054,
12 pages. http://dx.doi.org/10.1155/2015/682054 ( accessed 8 sept 2015)
3. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI). PPOK (Penyakit paru Obstruktif
Kronik), pedoman praktis diagnosis dan penatalaksanaan di Indonesia; 2011.