kti loen,,,,,
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Kesehatan ibu dan anak amat menentukan untuk tercapainya
kualitas hidup yang baik pada keluarga dan masyarakat. Dewasa ini, kita
dihadapkan pada masih tingginya angka kematian ibu dan kematian anak
dibandingkan dengan Negara-negara ASEAN yang menuntut tenaga kesehatan
terutama di bidang kebidanan, agar mampu berkontribusi meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Kesehatan ibu hamil adalah salah satu aspek yang
penting untuk diperhatikan dalam siklus kehidupan seorang perempuan karena
sepanjang masa kehamilannya dapat terjadi komplikasi yang tidak diharapkan .
( Salmah et al , 2006 ).
Kehamilan dan melahirkan menimbulkan risiko kesehatan yang
besar, termasuk bagi perempuan yang tidak mempunyai masalah kesehatan
sebelumnya. Kira-kira 40 % ibu hamil mengalami masalah kesehatan berkaitan
dengan kehamilan dan 15 % dari semua ibu hamil menderita komplikasi jangka
panjang yang mengancam jiwa bahkan sampai menimbulkan kematian.
( Wiknjosastro, 2002 ).
1
AKI sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan yang
paling utama. Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan bersalin adalah
masalah besar di Negara berkembang. Di Negara miskin sekitar 25 % - 50 %
kematian WUS ( Wanita Usia Subur ) disebabkan oleh hal-hal yang berkaitan
dengan kehamilan. Kematian saat melahirkan biasanya menjadi faktor utama
mortalitas wanita muda pada masa puncak produktifitasnya ( Saifudin et al, 2002 ;
2 )
Penyebab kematian ibu di Indonesia adalah perdarahan , preeklampsi /
eklampsi dan infeksi ( Wiknjosastro, 2002 ). Kematian ibu juga diwarnai oleh hal-
hal nonteknis yang masuk kategori penyebab mendasar seperti rendahnya status
wanita, ketidakberdayaannya dan taraf pendidikan rendah, ( Saifudin et al 2002 ; 6
). Nampaknya kondisi diatas dipengaruhi pula oleh kurangnya pengetahuan ibu
hamil mengenai komplikasi / penyulit pada masa kehamilan ( Wiknjosastro , 2002
)
WHO memperkirakan lebih dari 585.000 ibu pertahunnya meninggal saat
hamil atau bersalin. Di Asia selatan, wanita berkemungkinan 1:18 meninggal
akibat kehamilan atau persalinan selama kehidupannya. Lebih dari 50 % kematian
di Negara berkembang sebenarnya dapat dicegah dengan teknologi yang ada serta
biaya relatif rendah ( Saifudin et al ,2002 ; 3 )
2
Pemerintah Indonesia sangat serius dalam menekan AKI dan AKB yang
mempunyai target tahun 2010 menurunkan AKI menjadi 150/100.000 kelahiran
hidup dan AKB menjadi 15/ 1000 kelahiran hidup dengan menggunakan progam
MPS ( Making Pregnancy Safe ) melalui tiga pesan kunci ya
itu setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan, setiap komplikasi obstetri dan
neonatal mendapat pelayanan yang adekuat dan setiap Wanita Usia Subur
mempunyai akses terhadap pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan dan
penanganan komplikasi keguguran ( Dirjen Binmas Depkes 2001)
Pengetahuan tentang tanda bahaya pada kehamilan sangat membantu
menurunkan AKI, karena dengan mengetahui tanda bahaya pada kehamilan
seorang ibu hamil akan lebih cepat mencari tempat pelayanan kesehatan sehingga
risiko pada kehamilan akan dapat terdeteksi dan tertangani lebih dini. Di BPS
Nurul Hadi sendiri pengetahuan ibu hamil tentang tanda bahaya pada kehamilan
masih kurang, sehingga risiko pada kehamilan tidak dapat terdeteksi dan
tertangani lebih dini.
Berdasarkan studi pendahuluan, walaupun ibu hamil sudah mendapatkan
buku KIA yang salah satu halamannya berisi pengetahuan tentang tanda bahaya
pada kehamilan, namun pengetahuan ibu hamil tentang tanda bahaya pada
kehamilan masih kurang karena faktor pendidikan juga dianggap berpengaruh
pada kemampuan ibu hamil untuk membaca dan memahami isi dari buku KIA.
3
Dari bidan yang ada di BPS Nurul Hadi, sering memberikan pengetahuan tentang
tanda bahaya pada kehamilan tetapi kadang tidak sempat dengan alasan jumlah
ibu hamil yang periksa banyak dan memerlukan waktu yang lama sehingga tidak
semua ibu hamil mendapatkan penjelasan dan mengetahui tentang tanda bahaya
pada kehamilan
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis merasa tertarik untuk
melakukan penelitian mengenai Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang
Tanda-Tanda Bahaya Pada Kehamilan di BPS Nurul Hadi Desa Pandrah
Kabupaten Bireuen.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas , maka penulis
menemukan masalah sebagai berikut : Bagaimana Gambaran Pengetahuan Ibu
Hamil Tentang Tanda - tanda Bahaya Pada Kehamilan di BPS Nurul Hadi Desa
Pandrah, Kabupaten Bireuen ?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum :
Untuk mengetahui pengetahuan ibu hamil tentang tanda-tanda bahaya pada
kehamilan di BPS Nurul Hadi Desa Pandrah Kabupaten Bireuen.
4
2. Tujuan khusus :
a. Untuk mengetahui hubungan umur ibu hamil dengan pengetahuan tentang
tanda bahaya pada kehamilan di BPS Nurul Hadi Desa Pandrah Kabupaten
Bireuen.
b. Untuk mengetahui hubungan tingkat pendidikan ibu hamil dengan
pengetahuan tentang tanda bahaya pada kehamilan di BPS Nurul Hadi
Desa Pandrah Kabupaten Bireuen.
c. Untuk mengetahui hubungan paritas ibu dengan pengetahuan tentang
tanda bahaya pada kehamilan di BPS Nurul Hadi Desa Pandrah Kabupaten
Bireuen.
1.4 Hipotesis
1. Terdapat hubungan antara umur ibu hamil dengan pengetahuan tanda
bahaya pada kehamilan.
2. Terdapat hubungan antara tingkat pendidikan ibu hamil dengan
pengetahuan tentang tanda bahaya pada kehamilan.
3. terdapat hubungan antara paritas ibu dengan pengetahuan tanda bahaya
pada kehamilan.
5
1.5 Manfaat Penelitian
1. Manfaat Praktis :
Sebagai bahan informasi yang dapat dimanfaatkan oleh Mahasiswa untuk
membantu program KIA dalam menurunkan AKI dengan mengenalkan
tanda bahaya pada kehamilan sehingga risiko pada kehamilan dapat
terdeteksi dan tertangani sedini mungkin.
2. Manfaat Teoritis :
a. Sebagai upaya memberikan pengalaman dalam menerapkan ilmu
pengetahuan
b. Untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan tentang tanda bahaya
pada kehamilan.
c. Sebagai bahan perbandingan penelitian selanjutnya , dokumentasi dan
sebagai tambahan pustaka.
1.6 Ruang Lingkup
Penelitian ini dilakukan pada ibu hamil untuk mengetahui tingkat
pengetahuan ibu hamil tentang tanda-tanda bahaya pada kehamilan. karena tingkat
pengetahuan ibu hamil tentang tanda-tanda bahaya pada kehamilan. masih kurang
dan untuk mengetahui bagaimana pengetahuan ibu hamil tentang tanda bahaya
pada kehamilan di BPS Nurul Hadi Desa Pandrah Kabupaten Bireuen. pada
tanggal x bulan x tahun x. Penelitian ini adalah penelitian analitik dengan
pendekatan Cross Sectional.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. KEHAMILAN
II.1.1. Proses Kehamilan
Menurut Wikjosastro ( 2006 ). Untuk tiap kehamilan harus ada
spermatozoon, ovum, konsepsi dan nidasi hasil konsepsi. Dalam beberapa
jam setelah pembuahan terjadi, mulailah pembelahan zigot. Hal ini dapat
berlangsung oleh karena sitoplasma ovum mengandung banyak zat asam
amino dan enzim. Segera setelah pembuahan terjadi maka pembelaha-
pembelahan berikutnya berjalan dengan lancar dan dalam 3 hari terbentuk
suatu kelompok-kelompok sel-sel yang sama besarnya. Hasil konsepsi
berada dalam stadium morula.
Wiknjosatro ( 2006 ) mengatakan bahwa energi untuk pembelahan
ini diperoleh dari vitellus, hingga volume vitellus makin kurang dan
terisiseluruhnya oleh morula. Dengan demikian zona peelusida tetap utuh
atau besarnya hasil konsepsi tetap sama dan disalurkan terus ke pars ismika
dan pars intertisialis tuba (bagian – bagian tuba yang sempit ) dan terus ke
kavum uteri oleh arus serta getaran silia pada permikaan sel –sel tuba dan
kontraksi tuba. Dalam kavum uteri hasil konsepsi mencapai stadium blastula.
Pada stadium ini sel – sel yang lebih kecil yang membentuk
dinding blastula akan terjadi trofoblast. Trofoblast yang mempunyai
kemampuan menghancurkan dan mencairkan jaringan menemukan
endomerium dalam masa skresi, dengan sel-sel decidua yang mengandung
7
lebih banyak glikogen serta mudah dihancurkan oleh trofoblast. Blastula
dengan bagian-bagian yang mengandung inner-cell masa aktif mudah masuk
kedalam lapisan decidua dan luka pada decidua kemudian menutup kembali.
Kadang – kadang pada saat nidasi ( masuknya ovum kedalam endometrium )
terjadi perdarahan pada luka decidua atau tanda Hartman. Umumnya nidasi
terjadi di dinding depan atau belakang uterus, dekat pada fundus uteri. Jika
nidasi ini terjadi, barulah dapat disebut adanya kehamilan (Wiknjosastro,
2006 ).
Lamanya kehamilan dari ovulasi sampai partus adalah kira-kira
280 hari ( 40 ) hari. Kehamilan 40 minggu disebut kehamilan matur ( cukup
bulan ), lebih dari 42 minggu disebut kehamilan postmatur dan kehamilan
antara 28 dan 36 minggu disebut kehamilan prematur. Ditinjau dari tuanya
kehamilan, kehamilan dibagi dalam 3 bagian ; kehamilan triwulan pertama
(antara 0-12 minggu ), kehamilan triwulan kedua (antara 12-28 minggu ) dan
triwulan ketiga/terakhir antara 28-40 minggu ( Wiknjosastro.2006 ).
Dalam triwulan pertama alat-alat mulai di bentuk,triwulan kedua
alat-alat telah terbentuk tetap belum sempurna dan viabilitas janin masih
disangsikan. Janin yang dilahirkan dalam trimester terakhir telah viable
( dapat hidup ). Bila hasil konsepsi dikeluarkan dari kavum uteri pada
kehamilan dibawah 20 minggu disebut abortus, di bawah 36 minggu disebut
partus ( persalinan prematur ) , kelahiran dari 37 sampai 40 minggu disebut
partus aterm. ( Wiknjosastro , 2006 ).
8
II.I.II. Diagnosa Kehamilan
a. menurut Sarwono (2006 )
Diagnosa pasti kehamilan adalah :
1) Dapat diraba dan kemudian dikenal bagian-bagian janin.
2) Dapat dicatat dan didengar bunyi jantung janin dengan
beberapa cara.
3) Dapat dirasakan gerakan janin dan balotemen.
4) Pada pemeriksaan dengan sinar rontgen tampak kerangka
janin.
5) Dengan ultrasonografi ( scanning ) dapat diketahui ukuran
kantong janin, panjangnya janin (crown-up ) dan diameter
biparietalis hingga dapat diperkirakan tuanya kehamilan dan
selanjutnya dapat di pakai untuk menilai pertumbuhan
janin. Juga dapat dipakai bila ada kecuringaan dalam
kehamilan mola, bighted ovum, kematian janin intra
uterine, anensefali, kehamilan ganda, hidramnion, placenta
previa, dan tumor pelviks.
6) Fetoskopi.
b. menurut Cunningham (2006 )
Diagnostik kehamilan didasarkan atas gejala dan tanda-tanda
kehamilan digolongkan menjadi tiga kelompok yaitu :
1) Bukti persumptif kehamilan.
9
a) Mual dengan atau tanpa muntah
b) Gangguan kencing
c) Letih
d) Perasaan gerakan janin
e) Tanda – tanda kehamilan :
(1) Berhentinya menstruasi.
(2) Perubahan anatomik di payudara.
(3) Perubahan warna mukosa vagina.
(4) Pigmentasi kulit meningkat dan pembentukan striae
abdominalis
2) Tanda kemungkinan kehamilan
a) Pembesaran abdomen.
b) Perubahan bentuk, ukuran dan konsistensi uterus.
c) Perubahan anatomi seviks.
d) Kontraksi Braxton Hicks.
e) Balotemen.
f) Gambaran fisik janin.
g) Hasil uji endokrin.
3) Tanda tanda Positif Kehamilan
a) Kegiatan jantung janin yang terpisah dan dapat
dibedakan dengan jantung ibu.
b) Persepsi gerakan aktif janin oleh pemeriksa
10
c) Pengenalan embrio atau janin yang lebih matang
secara radiografi pada paruh terakhir masa
kehamilan.
II.I.III. Pemeriksaan Kehamilan
Menurut Saifudin yang dikutip dari Salmah et al ( 2006 ) ,
kunjungan antenatal untuk pemantauan dan pengawasan kesejahteraan ibu
dan anak minimal empat kali selama kehamilan yaitu kehamilan trimester
pertama ( <14 minggu ) satu kali kunjungan , kehamilan trimester kedua
(14-28 minggu ) satu kali kinjungan dan trimester ketiga ( 28-36 ) dua kali
kunjungan.
Menurut Salmah et al ( 2006 ) , walaupun demikan disarankan
kepada ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannya dengan jadwal
sebagai berikut : sampai dengan kehamilan 28 minggu periksa empat
mingggu sekali, kehamilan 28-36 minggu perlu pemeriksaan dua minggu
sekali, kehamilan 36-40 minggu satu mingggu sekali.
B. TANDA – TANDA BAHAYA
1. Pengetian
Tanda bahaya kehamilan adalah tanda-tanda yang
mengidentifikasikan adanya bahaya yang dapat terjadi selama kehamilan /
periode antenatal, yang apabila tidak dilaporkan atau tidak terdeteksi bisa
menyebabkan kematian ibu. ( Pusdiknakes, 2003 ).
11
3. Macam –macam tanda bahaya pada kehamilan
Ada enam tanda bahaya kehamilan selama periode antenatal menurut
Pusdiknakes ( 2003 ) :
a. Perdarahan pervaginam.
b. Sakit kepala yang hebat.
c. Masalah penglihatan.
d. Bengkak pada muka atau tangan.
e. Nyeri abdomen yang hebat.
f. Bayi kurang bergerak sepeti biasa.
Menurut Pusdiknakes, 2003 Berbagai macam tanda bahaya yang
perlu segera dirujuk untuk segera mendapatkan pertolongan
a. Keluar darah dari jalan lahir
Perdarahan vagina dalam kehamilan adalah jarang yang
normal. Pada masa awal sekali kehamilan, ibu mungkin akan
mengalami perdarahan yang sedikit atau spotting disekitar waktu
pertama haidnya. Perdarahan ini adalah perdarahan implantasidan
ini normal terjadi. Pada waktu yang lain dalam masa kehamilan,
perdarahan semacam ini mungkin suatu tanda bahaya infeksi.
Pada awal kehamilan, perdarahan yang tidak normal adalah
yang merah, perdarahan yang banyak, atau perdarahan dengan
nyeri. Perdarahan ini dapat berarti abortus, kehamilan mola atau
kehamilan ektopik. Pada kehamilan lanjut, perdarahan yang tidak
12
normal adalah merah, banyak dan kadang-kadang tetapi tidak
selalu disertai nyeri. Perdarahan seemacam ini bisa berarti plasenta
previa atau abrupsio plasenta ( Pusdiknakes 2003 ).
1). Perdarahan yang keluar dari jalan lahir menurut Salamah et al ( 2006 ) :
a). Plasenta previa
Plasenta previa adalah keadaan ketika plasenta terletak di
tempat yang tidak normal yakni di segmen bawah rahim sehingga
menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri internum. Plasenta
previa terdiri dari :
1) Plasenta previa totalis, jika plasenta menutupi seluruh
pembukaan.
2) Plasenta lateralis, jika plasenta menutupi sebagian dari
pembukaan.
3) Plasenta marginalis, jika tepi plasenta mencapai
pembukaan.
4) Plasenta letak rendah, jika plasenta berada pada segmen
bawah rahim tetapi tidak mencapai pembukaan jalan
lahir. Penyebab previa belum dapat diterangkan dengan
jelas, sehingga penyebab yang jelas tidak dapat
ditentukan. Beberapa hal dianggap faktor predisposisi
antara lain paritas tinggi dan usia.
13
Gejala plasenta previa meliputi perdarah yang timbul tanpa
mules atau nyeri dan darah yang keluar berwarna merah
segar.
b) Solusio plasenta
Solusio plasenta adalah peristiwa terlepasnya placenta dari
tempatnya yang normal sebelum anak lahir. Sebab terjadinya
solutio plasenta antara lain trauma, tali pusat pendek, hipertensi
menahun, umur yang telah tua dan multiparitas tinggi.
Gejala solutio plasenta yaitu :
(1) penderita mengeluh sakit perut terus menerus.
(2) Terjadi perdarahan pervagina yang berwarna hitam , kadang
kala jumlah darah yang keluar tidak sesuai dengan keadaan
umum penderita.
(3) Pada palpasi uterus tegang dan bagian anak sukar diraba.
(4) Pucat, sesak nafas, anemia kadang-kadang sampai syok.
(5) Bunyi jantung janin negative.
b. Sakit kepala yang hebat
Sakit kepala yang hebatbiasa terjadi selama kehamilan. Sakit
kepala yang menunjukkan suatu masalah serius adalah sakit kepala
hebat yang menetap dan tidak hilang dengan beristirahat, kadang-
kadang penglihatan ibu kabur atau terbayang. Sakit kepala yang
hebat dalam kehamilan adalah gejala dari pre-eklampsia ( 2003 ).
c. Keluar air ketuban sebelum waktunya
14
Yang disebut ketuban pecah dini adalah apabila terjadi
sebelum persalinan berlangsung yang disebabkan karena
kurangnya kekuatan membran atau meningkatnya tekanan intra
uterin atau oleh kedua faktor tersebut juga karena adanya infeksi
yang dapat berasal dari vagina dan servik. Penilaiannya ditentukan
dengan adanya air ketuban di vagina. Penentuan cairan ketuban
dilakukan dengan tes lakmus ( nitrazin test ) merah menjadi biru
( Saifudin 2002 ).
d. Kejang
Pada umumnya kejang didahului dengan makin
memburuknya keadaan dan terjadinya gejala-gejala sakit kepala,
mual, nyeri ulu hati sehingga muntah. Bila semakin berat,
penglihatan semakin kabur, kesadaran menurun kemudian kejang-
kejang dalam kehamilan merupakn gejala dari eklampsia.
e. Gerakan janin tidak ada atau kurang
Ibu mulai merasakan gerakan bayi mulai bulan 5 atau ke 6.
beberapa ibu dapat merasakan gerakan bayinya lebih awal. Jika
bayi tidur gerakannya akan melemah. Bayi harus bergerak paling
sedikit 3x dalam 1jam jika ibu berbaring atau beristirahat dan jika
ibu makan atau minum dengan baik ( Pusdiknakes,2003 ).
f. Demam
Ibu menderita demam dengan suhu tubuh >38,5 Cdalam
kehamilan merupakan suatu masalah dan dapat merupakan gejala
15
adanya infeksi dalam kehamilan. Penanganan demam antara lain
dengan cara istirahat baring, minum yang banyak, dan
mengompres untuk menurunkan suhu ( Saifudin,2002 ). Demam
dapat disebabkan oleh infeksi dalam kehamilan yaitu masuknya
pathogen ke dalam wanita hamil yang kemudian menyebabkan
timbulnya tanda atau gejala-gejala penyakit. Pada infeksi yang
berat dapatterjadi demam dan gangguan fungsi organ vital. Infeksi
dapat terjadi selama kehamilan, persalinan dan nifas
( Pusdiknakes.2003 ).
g. Nyeri perut yang hebat
Nyeri perut yang tidak berhubungan dengan persalinan
normal, hebat, menetap dan tidak hilang setelah istirahat adalah
tidak normal dan mungkin menunjukkan masalah yang
mengancam keselamatan jiwa . hal ini bisa berarti appendiksitis,
kehamilan ektopik, abortus, penyakit radang pelviks, persalinan
preterm, gastritis, penyakit kantong empedu, iritasi uterus, abrupsi
plasenta,infeksi saluran kemih atau infeksi lainnya.
( Pusdiknas,2003 )
h. Selaput kelopak mata pucat
Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan keadaan
Hb di bawah 11 gr% pada trimester I-III, < 10,5 gr% pada trimester
II. Nilai tersebut dan perbedaannya dengan wanita yang tidak
hamil terjadi hemodilusi, terutama pada trimester II. Anemia dalam
16
kehamilan disebabkan oleh defisiensi zat besi dan perdarahan atau
bahkan tak jarang keduanya saling berinteraksi ( Saifudin, 2002 ).
Tanda bahaya pada kehamilan menurut Salmah et al ( 2006)
sesuai dengan program di Puskesmas, minimal yang perlu
diketahui ibu hamil untuk mengenal tanda bahaya kehamilan yaitu
perdarahan yang keluar dari jalan lahir, hiperemesis, pre-eklampsia
dan eklampsia, ketuban pecah dini dan gerakan janin yang tidak
dirasakan.
C. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGETAHUAN IBU
HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA
1. Umur Ibu
Umur merupakan salah satu variable dari model demografi yang
digunakan sebagai ukuran mutlak atau indikator psikologis yang berbeda,
umur ibu mempengaruhi bagaimana ibu hamil mengambil keputusan
dalam pemeliharaan kesehatan ( Depkes RI, 2000 ). Semakin cukup umur,
tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam
berfikir dan bekerja ( Noto Atmodjo, 2002 ).
Umur sangat berpengaruh terhadap kehamilan karena diharapkan
organ reproduksi sudah siap dan matang dalam menghadapi kehamilan
( Noto Atmodjo, 2002 ). Dalam kurun reproduksi sehat dikenal usia aman
untuk kehamilan dan persalinan adalah 20-35 tahun. Umur ibu hamil < 20
17
tahun dan > 35 tahun merupakan umur beresiko untuk mengalami
komplikasi kehamilan danpersalinan ( Wiknjosastro, 2002 ).
Usia < 20 tahun dianggap masih berbahaya untuk hamil dan
melahirkan karena organ-organ reproduksinya masih muda dan belum kuat
sekali. Secara fisik, mental, dan psikologis dianggap masih belum cukup
dewasa untuk menghadapi kehamilan dan persalinan. Dalam pengambilan
keputusan masih tergantung karena pada umur tersebut merupakan usia
remaja, suatu usia yang kurang tepat dalam pengambilan keputusan karena
kurang dalam pengalaman termasuk pengalaman hamil.
Kesiapan fisik wanita untuk hamil ditentukan oleh 3 hal yaitu
kesiapan fisik, kesiapan mental, dan kesiapan sosial ekonomi. Secara fisik
dikatakan siap hamil apabila telah menyelesaikan pertumbuhan terutama
organ reproduksi. Kematangan ini baru dapat tercapai pada usia sekitar 20
tahun. Umur >35 tahun dianggap sudah bahaya, sebab secara fisik sudah
mulai menurun apalagi kalau jumlah kelahiran sebelumnya sudah cukup
banyak.usia >35 tahun dianggap berbahaya untuk hamil dan melahirkan
karena baik alat reproduksi maupun fisik ibu sudah jauh menurun. Umur
ibu hamil dapat mempengaruhi pengetahuan ibu tentang tanda bahaya
pada kehamilan karena semakin tua umur ibu maka pengalaman yang ibu
dapat makin banyak sehingga pengetahuannya pun bertambah
( Wiknjosastro, 2002 ).
18
2. Pendidikan
Pendidikan adalah usaha secara sadar untuk menyiapkan peserta
didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan bagi
perannya pada masa yang akan datang ( UU RI no 2, 1989 ). Menurut
( Kamus Besar Bahasa Indonesia 2002 ). Pendidikan adalah proses
perubahan sikap dan tata laku seseorang atau sekelompok orang dalam
usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan.
Pendidikan meliputi pengajaran keahlian khusus dan juga sesuatu
yang tidak dapat dilihat tetapi lebih mendalam yaitu pemberian
pengetahuan, pertimbangan dan kebijakan. Sehingga pendidikan dan
pengetahuan saling berkaitan. Wanita yang berpendidikan akan membuat
keputusan yang benar dalam memperhatikan kesehatan anak-anaknya serta
kesehatan dirinya sendiri ( http //www.papua.web.org ).
Tingkat pendidikan seseorang dapat mendukung atau
mempengaruhi tingkat pengetahuan, yaitu semakin tinggi pendidikan
maka semakin tinggi pengetahuan seseorang karena pendidikan yang
tinggi mempermudah ibu menerima informasi baru sehingga tidak akan
acuh terhadap informasi kesehatan, sedangkan semakin rendah pendidikan
maka pengetahuan punsangat terbatas sehingga akan acuh terhadap
program kesehatn yang ada ( Chaniago, 2002 ).
3.. Paritas
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ( 2002 ) paritas adalah
keadaan wanita berkaitan dengan jumlah anak yang dilahirkan. Semakin
19
banyak paritas maka semakin banyak pula pengalaman dan
pengetahuannya sehingga mampu memberikan hasil yang lebih baik dan
suatu pengalaman masa lalu mempengaruhi belajar. Ibu dengan paritas
tinggi lebih sering kontak dengan petugas kesehatan dan lebih banyak
informasi kesehatan yang didapat sehingga pengetahuan ibupun makin
bertambah. (http //www.Marxist.Org ).
4. Pengetahuan
4.1. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah
orang melakukan penginderaan terhadap objek 9 Noto Atmodjo 2003:127 0.
pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang diketahui atau disadari
oleh seseorang. Pengetahuan tidak dibatas deskriptif, hipotesis, konsep,
teori, prinsip, dan prosedur yang secara probabilitas bayesian adalah benar
atau berguna. Dalam pengertian lain, pengetahuan adalah berbagai gejala
yang ditemui dan diperoleh manusia melalui panca inderanya. Pengetahuan
muncul ketika seseorang menggunakan indera atau akal budinya untuk
mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum dilihat atau dirasakan
sebelumnya ( Meilono, dkk, 2007 ).
Pengetahuan tentang keadaan sehat dan sakit adalah pengalaman
seseorang tentang sehat dan sakitnya seseorang yang menyebabkan
seseorang tersebutbertindak untuk mengatasi rasa sakitnya dan bertindak
untuk mempertahankan bahkan meningkatkan status kesehatannya. Rasa
20
sakit akan menyebabkan seseorang bertindak pasif dan atau aktif dengan
tahapan-tahapannya ( Meliono, dkk, 2007 ).
5. Pengukuran Pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau
angket dengan menanyakan isi materi yang ingin diukur dari objek
penelitian atau responden ( Noto Atmodjo, 2003 ). Pengetahuan bisa
didapatkan dengan melakukan pengamatan dan obsevasi yang dilakukan
secara empiris dan rasional. Pengetahuan yang lebih menekankan
pengamatan dan pengalaman inderawi dikenal sebagai pengetahuan empiris
atau pengetahuan aposteriori. Pengetahuan empiris tersebut dapat
berkembang menjadi pengetahuan deskriptif bila seseorang dapat
melukiskan dan menggambarkan segala ciri, sifat, dan gejala yang ada pada
objek empiris tersebut.pengetahuan empiris ini bisa didapatkan melalui akal
budi budi dikenal sebagai rasionalisme. ( Meliono, dkk, 2007 ).
Pengukuran pengetahuan menurut Arikunto ( 2006:344 )
berdasarkan standar bahwa :
a. > 75% baik
b. Antara 60 – 75% cukup
c. < 60% kurang baik
21
BAB III
KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL, DAN HIPOTESIS
A. Kerangka Konsep
Umur, pendidikan dan paritas ibu diduga berpengaruh pada tingkat
pengetahuan ibu hamil tentang tanda bahaya pada kehamilan. Umur Ibu
mempengaruhi seorang Ibu hamil dalam mengambil keputusan dan
memelihara kesehatannya. Makin tinggi pendidikan Ibu makin tinggi
pengetahuannya sehingga tidak acuh dalam menghadapi resiko pada
kehamilannya. Dan semakin banyak paritas maka semakin banyak
pengalaman yang dapat mempengaruhi pengetahuan tentang tanda bahaya
pada kehamilan sehingga risiko kehamilan dapat tertangani dan terdeteksi
sedini mungkin.
Variabel Independen Variabel Dependen
Karakteristik Ibu Hamil :
- Umur Ibu
-
-
Gambaran pengetahuan
Ibu hamil tentang tanda-
tanda bahaya pada
kehamilan.
22
B. Definisi Operasional
Tabel 1
Definisi Operasional
Variabel Definisi
Operasional
Alat Ukur Cara
Ukur
Hasil Ukur Skala
Ukur
Umur Ibu
Pendidikan
Paritas
Pengetahuan
tentang
tanda
bahaya pada
kehamilan
umur ibu
pada saat
dilakukan
penelitian
jenjang
pendidikan
formal
tertinggi
yang
dialami
jumlah
anak yang
dilahirkan
Merupakan
Hasil tahu
dari Ibu
hamil
tentang
Kuesioner
Kuesioner
Kuesioner
Kuesioner
Mengisi
Kuesioner
Mengisi
Kuesioner
Mengisi
Kuesioner
Mengisi
Kuesioner
Reproduksi
Tidak Sehat
( <20 dan > 35
tahun )
Reproduksi
Sehat ( 20 – 35 )
SD
SMP
SMA
PT
Nullipara
Primipara
Multipara
Grandemultipara
Baik > 75 %
Cukup 60 % - 75
Nominal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
23
tanda
bahaya
pada
kehamilan
%
Kurang Baik <
60 %
C. Hipotesis
1. Terdapat hubungan antara umur ibu hamil dengan pengetahuan
tanda bahaya pada kehamilan.
2. Terdapat hubungan antara tingkat pendidikan ibu hamil dengan
pengetahuan tentang tanda bahaya pada kehamilan.
3. terdapat hubungan antara paritas ibu dengan pengetahuan tanda
bahaya pada kehamilan.
24