kualitas pelayanan pajak kendaraan bermotor …repository.umrah.ac.id/286/1/e_jurnal.pdf · jenis...
TRANSCRIPT
1
KUALITAS PELAYANAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR RODA DUA DI
KANTOR SAMSAT KOTA TANJUNGPINANG
TAHUN 2017
SKRIPSI
Disusun Oleh:
HANGGA
NIM: 100563201249
DOSEN PEMBIMBING I : AGUS HENDRAYADY, S.Sos., M.Si.
DOSEN PEMBIMBING II : WAHJOE PANGESTOETI, S.Sos., M.Si.
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
TANJUNGPINANG
2017
2
KUALITAS PELAYANAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR RODA DUA DI
KANTOR SAMSAT KOTA TANJUNGPINANG
TAHUN 2017
ABSTRAK
HANGGA 1 AGUS HENDRAYADY
2 WAHJOE PANGESTOETI
3
Program Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas
Maritim Raja Ali Haji
Pada tahun 2017 terjadi pemberlakuan tarif baru kepengurusan surat-surat kendaraan
bermotor hal ini memancing kehebohan dimasyarakat terutama di Kota Tanjungpinang,
penyebabnya besaran kenaikan tarif BPKB ( Buku Pemilik Kendaraan Bermotor ), STNK (
Surat Tanda Nomor Kendaraan ) dan SIM ( Surat Izin Mengemudi) mencapai tiga kali lipat.
Kenaikan tarif tersebut tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2016 Tentang
jenis dan tarif atas Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang berlaku dalam kepolisian.
Peraturan ini ditandatangani oleh Presiden Jokowi pada 2 Desember 2016, dan berlaku mulai
6 januari 2017.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas pelayanan pajak kendaraan
bermotor roda dua di kantor SAMSAT kota Tanjungpinang dengan adanya kenaikan pajak
kendaraan bermotor dengan peraturan baru yang disahkan oleh pemerintah pusat. Adapun
dalam penulisan ini yang jadi informan adalah, (1) Kasubbag penerimaan dan penetapan, (2)
Staff Kasubbag Penerimaan dan Penetapan, (3) Kanit regident, (4) Staff BAUR STNK, (5)
Kepala pelayanan jasaraharja, (6) Staff jasaraharja, (7) 4 (empat) orang Masyarakat. Dalam
penelitian ini, teknik analisa yang digunkan adalah analisis data kualitatif yang dapat
menghasilkan data deskriptif analisa ini dinyatakan secara lisan dan tulisan .
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, (1) pada indikator daya tanggap dinilai kurang
optimal, begitu juga pada indikator aspirasi.Untuk fasilitas yg disediakan sudah cukup
memadai. (2) pada indikator kemampuan memberikan pelayanan sudah maksimal karena
sesuai prosedur. (3) pada indikator penyesuaian standar pelayanan terhadap pelanggan sudah
maksimal.
Kesimpulan dalam penelitian ini, bahwa berdasarkan hasil wawancara dengan
responden dan key informan serta didukung dengan hasil observasi secara langsung di
lapangan berkenaan dengan judul kualitas pelayanan pajak kendaraan bermotor roda dua di
kantor SAMSAT kota Tanjungpinang tahun 2017, yaitu : (1) Pelayanan yang diberikan
belum optimal. (2) Kurang optimalnya respon terhadap aspirasi masyarakat. (3). Pemberian
pelayanan dan sosialisasi tidak secara langsung sehingga belum optimal.
Adapun saran yang dapat disampaikan adalah, agar lebih meningkatkan kualitas
pelayanannya, lebih optimal dalam menerima aspirasi masyarakat, melaksanankan pelayanan
sesuai prosedur yang ditetapkan dan dapat memberikan fasilitas yang lebih lagi baik agar
pelayanan yang diberikan bisa lebih efektif dan efisien.
Kata kunci : kenaikan pajak , kualitas pelayanan , permasalahan kualitas pelayanan
3
ABSTRACT
In 2017, there will be a new tariff to proceed the motor vehicle letters. this matter
causes new problems in the community, especially in Tanjungpinang city. The cause of book
owner of motor vehicle’s (BPKB) tariff, the letter of vehicle number’s (STNK) tariff and the
driver's license’s (SIM) tariffs are increased to be three times. The tariff increment is
stipulated in government regulation number 60 the year of 2016 about the types and tariffs
on non-tax state revenue (PNBP) applied in police regulation which is signed by president
Jokowi on 2nd
of December 2016, and it is valid from 6 January 2017.
This research aims to determine the tax service quality of two-wheel motor vehicles at
SAMSAT office Tanjungpinang city in accordance with the new regulations of motor vehicle
taxes increment which is issued by the central government. The informants of this research
are 1. Head of acceptance and determination department city, 2.The staff of head of
acceptance and determination department, 3.Head of the resident unit, 4.Bam Staff of the
letter of vehicle number (STNK), 5.Head of Jasa Raharja, 6.The staff of Jasa Raharja, 7. 4
people of the community. In this research, the analysis technique used is qualitative data
analysis that can produce descriptive data which is expressed orally and written.
The results showed that, (1) On the indicator of responsiviness rated not optimal, so
is the aspiration indicator. For the facilities provided are sufficient. (2) On the indicator of
the ability providing services is maximal, because according to procedures. (3) In standard
adaption indicator of service to customer is maximal.
The conclusion of this research is based on interview result with respondent and key
informant and it is supported by direct observation result in the field which is related to the
title of tax service quality of two-wheel motor vehicles at SAMSAT office Tanjungpinang city
year of 2017, hence some problems arise such as: (1). The providing services are not optimal
yet. (2). The lack of optimal response to community aspirations. (3).The provision of services
and socialization are not directly so it is not optimal yet.
So, for suggestions that can be submitted are to improve the service quality, to be
more optimal in accepting the aspirations ofthe community, carry out the services in
accordance with the procedures set and can provide more facilities for both services to be
more effective and efficient.
Keywords: tax increament, service quality, service quality problems
4
Latar Belakang
SAMSAT Kota Tanjungpinang sebagai salah satu instansi pemerintah daerah harus
mampu melayani masyarakat secara maksimal dari penyelenggaraan pelayanan, kinerja
aparat, dan mekanisme kerja yang ada.Selain itu kepuasan masyarakat sebagai wajib
pajak merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan aparat pajak. Wajib Pajak
dalam membayar pajaknya tidak merasakan imbalan secara langsung, maka wajar bila
dalam proses pemungutan pajak diimbangin dengan kualitas pelayanan yang baik.
Kualitas kinerja pelayanan yang baik akan menimbulkan kepuasan wajib pajak dalam
membayar pajak dan kepuasan itu pada gilirannya akan mendorong wajib pajak
mematuhi segala kewajibannya.
Berdasarkan pengamatan penelitian ini maka dapat ditarik keunggulan penelitian
ini yang dilihat dari kenaikan pajak kendaraan bermotor roda dua pada sebuah objek
kantor SAMSAT Tanjungpinang, keunggulan dari penelitian ini terhadap peneliti-
peneliti sebelumnya dilihat dari PP No. 60 tahun 2016 tentang Penerimaan Negara
Bukan Pajak, dimana peratuan pemerintah tersebebut berisikan tarif harga pajak yang
meningkat dari sebelumnya. Tentunya ini mempengaruhi pelayan yang ada di kantor
SAMSAT itu sendiri.
Tentunya ini mempengaruhi pelayan yang ada di kantor SAMSAT itu sendiri.
Maka dapat disimpulkan apabila kualitas pelayanan tidak baik maka tujuan yang telah
ditetapkan tidak akan mencapai tujuan dengan maksimal. Untuk itu dilihat dari gejala-
gejala tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian pengkajian dan
meneliti lebih lanjut tentang “Kualitas Pelayanan Pajak Kendaraan Bermotor Roda
Dua Di Kantor SAMSAT Kota Tanjungpinang Pada Tahun 2017” dengan adanya
kenaikan harga tarif pajak kendaraan bermotor.
5
Rumusan Masalah
Menurut Sugiyono (2010:210) “rumusan masalah merupakan fokus penelitian yang
masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah peneliti masuk ke lapangan atau
situasi sosial tertentu.”
Sebagaimana diuraikan pada bagian sebelumnya, Bagaimana Kualitas Pelayanan
Pajak Kendaraan Bermotor Roda Dua Di Kantor SAMSAT Kota Tanjungpinang
Pada Tahun 2017?
A. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian :
1. Tujuan penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah tersebut, maka tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui Kualitas Pelayanan Pajak Kendaraan
Bermotor Roda Dua Di Kantor SAMSAT Kota Tanjungpinang Pada Tahun 2017 ?
2. Kegunaan penelitian.
Kegiatan dari penelitian ini diharapkan agar dapat :
a. Secara praktis hasil penelitian ini diharapakan dapat memberikan kejelasan
atau pemahaman secara umum tentang Kualitas Pelayanan Pajak Kendaraan
Bermotor Roda Dua Di Kantor SAMSAT Kota Tanjungpinang Pada Tahun
2017 Dengan Adanya Kenaikan Harga Tarif Pajak Kendaraan Bermotor Roda
Dua.
b. Secara teoritis hasil penelitian ini dapat diharapkan memberikan tambahan
referensi bagi peneliti berikutnya serta sebagai ilmu pengetahuan yang
berhubungan dengan Kualitas Pelayanan Pajak Kendaraan Bermotor Roda
Dua Di Kantor SAMSAT Kota Tanjungpinang Pada Tahun 2017.
6
c. Sebagai penerapan ilmu yang telah dipelajari khususnya dalam bidang
administrasi negara.
A. Kerangka Teori
1. Kajian terdahulu
Kajian terdahulu merupakan salah satu bentuk penelitian yang telah dilakukan oleh
peneliti-peneliti sebelumnya, untuk dapat membedakan permasalahan dari peneliti
sebelumnya maka penelitian ini memerlukan kajian terdahulu.
2. Pelayanan publik
Menurut Rasyid dalam Herdiyansyah (2011:14) pelayanan publik merupakan
pemberian layanan (melayani) keperluan orang atau masyarakat yang mempunyai
kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang telah
ditetapkan.
3. Konsep Pelayanan Publik
Konsep pelayan publik, berhubungan dengan bagaimana meningkatkan kapasitas
dan kemampuan pemerintah dan pemerintah daerah menjalankan fungsi pelayanan,
dalam konteks pendekatan ekonomi, menyediakan kebutuhan pokok (dasar) bagi
seluruh masyarakat.
4. Kualitas pelayanan publik
Kualitas pelayanan merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan
produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi
harapan. Oleh karenanya pelayanan dikatakan berkualitas atau memuaskan apabila
pelayanan tersebut dapat memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat.
7
B. Kerangka Berfikir
Menurut Uma Sekaran dalam Sugiyono (2013:65) mengemukakan bahwa
kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori
berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah
penting. Dengan demikian maka kerangka berfikir adalah sebuah pemahaman
yang melandasi pemahaman-pemahaman yang lainnya, sebuah pemahaman
yang paling mendasar dan menjadi pondasi bagi setiap pemikiran atau suatu
bentuk proses dari keseluruhan dari penelitian yang akan dilakukan.
Seperti halnya konsep tersebut adalah kualitas pelayanan publik yang mengacu
kepada pendapat lenvinne dalam Herdiyansyah (2011:53) kualitas pelayanan terdiri
atas responsiveness, responsibility dan accountability.Berikut adalah bentuk
kerangka pemikiran yang dibuat penulis untuk sumber pemahaman tentang
penelitian penulis:
Kerangka Berfikir
KUALITAS PELAYANAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR
RODA DUA DI KANTOR SAMSAT KOTA TANJUNGPINANG
TAHUN 2017
Peraturan Pemerintah No.60
Tahun 2016, tentang PNBP. Herdiyansyah (2011:53)
kualitas pelayanan terdiri
atas:
1. Responsiveness,
2. Responsibility,
3. Accountability.
Masyarakat puas atas
pelayanan yang diberikan
8
C. Metode penelitian
1. Jenis penelitian
Penelitian yang dilakukan ini bersifat deskriptif dengan pendekatan
kualitatif, karena tujuannya adalah untuk mendeskripsikan dan menggambarkan apa
adanya mengenai suatu variabel, gejala, keadaan atau fenomena sosial tertentu.
Sebagaimana dikemukakan oleh Sugiyono (2013:11) berpendapat bahwa “penelitian
yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik suatu variabel atau
lebih independentanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan antara satu
variabel dengan variabel yang lain”.
2. Lokasi penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Kantor SAMSAT Kota Tanjungpinang. Alasan
peneliti mengambil objek penelitian tersebut di Kantor SAMSAT Kota
Tanjungpinang ini karena adanya kenaikan biaya tarif pajak pada tahun 2017
terhadap kepengurusan yang ada di Kantor SAMSAT seperti STNK, BPKB, SIM,
dan lainnya yang dapat mempengaruhi kualitas pelayanan di Kantor SAMSAT itu
sendiri.
3. Informan
Menurut Sugiyono (2013:216) dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan
populasi karena penelitian kualitatif berangkat dari kasus tertentu yang ada
pada situasi sosial tetentu dan hasil kajiannya tidak akan diberlakukan
kepopulasi, tetapi ditransferkan ketempat lain pada situasi sosial yang memiliki
kesamaan dengan situasi sosial pada kasus yang dipelajari. Sampel dalam
penelitian kualitatif bukan dinamankan responden, tetapi sebagai narasumber, atau
partisipan. Sampel dalam penelitian kualitatif, juga bukan disebut statistik,
9
tetapi sampel toritis, karena tujuan penelitian kualitatif adalah untuk menghasilkan
teori.
4. Jenis data
Untuk memperoleh data yang diperlukan maka dalam penelitian ini penulis
menggunakan jenis data sebagai berikut:
a. Data primer
Data primer yaitu data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh peneliti
yang diperoleh melalui wawancara.
b. Data sekunder
Data yang diperoleh secara tidak langsung diperoleh oleh peneliti dari
subjek penelitiannya yaitu studi kepustakaan. Biasanya berupa teknik
pengumpulan data atau informasi yang menyangkut masalah yang diteliti
dengan mempelajari dan menelaah buku, majalah atau surat kabar dan bentuk-
bentuk tulisan lainnya yang ada relevansinya dengan masalah yang diteliti.
5. Teknik dan Alat Pengumpul Data
Untuk memperoleh data yang akurat dan lengkap sebagaimana diharapkan
maka, teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Wawancara
Yakni pengumpulan data dengan cara tanya jawab secara langsung antara
peneliti dengan informan atau responden mengenai masalah-masalah penelitian.
Sedangkan alat-alat yang digunakan adalah pedoman wawancara.
b. Obeservasi
Obeservasi atau pengamatan langsung merupakan salah satu teknik
pengempulan data dimana peneliti terjun langsung kelapangan sebagai non
10
partisipan.Dengan teknik observasi peneliti dapat memperoleh gambaran
langsung dan mengetahui keadaan yang sesungguhnya terjadi di lapangan. Alat
yang diguanakan dalam observasi ini adalah daftar check list.
D. Teknik analisis Data
Dalam penelitian ini, teknik analisa yang digunakan adalah analisis data
kualitatif yang dapat menghasilkan data deskriptif analisa ini dinyatakan secara lisan
dan tulisan.Analisis digunakan untuk membatasi atau menyempitkan penemuan yang
ada untuk menjadi data yang lebih berarti.Analisis dilakukan setelah tahapan
pengumpulan data.Analisis ini berproses secara induktif yaitu kesimpulan setelah data
terkumpul.
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Karaktersitik Responden
Dalam penjelasan bab ini, akan dibahas terlebih dahulu mengenai identitas
atau karakteristik guna mendapat informasi yang akurat dalam menganalisa data, yang
pada akhirnya dapat dipertanggung jawabkan kebenaran dalam pembahasan dan
menganalisa tentang kualitas pelayanan pajak kendaraan bermotor roda dua di kantor
samsat kota tanjungpinang Tahun 2017.
B. Kualitas Pelayanan Pajak Kendaraan Bermotor Roda Dua di Kantor SAMSAT
Kota Tanjungpinang Tahun 2017.
Pelayanan pajak kendaraan bermotor roda dua di kantor SAMSAT Kota
Tanjungpinang tahun 2017. Dalam proses pelayanan yang dilakukan oleh kantor
pelayanan pajak daerah sistem administrasi manunggal satu atap (KPPD SAMSAT),
memililki tiga bagian unit pelayanan. Diantara ketiga bagian unit pelayanan tersebut
11
yaitu dari pihak kepolisian, jasa raharja dan PNS provinsi seperti yang diungkapkan
oleh ibu Renny Yuniva (kasubag penerimaan dan penetapan).
“ Pelayanan yang ada di kantor samsat ini memiliki tiga bagian unit
pelayanan, dari pihak kepolisian mengurusi surat menyurat
mengenai kendaraan bermotor, jasaraharja yaitu bagian asuransi,
serta PNS Provisi sebagai penyediaan dana untuk peningkatan
pelayanan kantor SAMSAT”.
Dalam ungkapan ibu Reny Yuniva selaku Kasubag Penerimaan dan
Penetapan, maka dalam bab ini berisi hasil penelitian serta analisa data yang telah
dilakukan peneliti. Bab ini disusun setelah melalui penelitian beberapa bulan. Bab ini
memberikan gambaran dan proses bagaimana kualitas pelayanan pajak kendaraan
bermotor roda dua di kantor samsat tahun 2017.
1. Responsiveness ( responsivitas )
Responsivitas ini mengukur daya tanggap provider terhadap harapan,
keinginan dan aspirasi serta tuntutan kostumer. Maka dapat dilihat dari indikator
responsivitas sebagai berikut:
a. Daya Tanggap
Yaitu bagaimana daya tanggap yang di terima oleh wajib pajak
mengenai pelayanan yang dilakukan kantor SAMSAT Kota
Tanjungpinang. Pada indikator ini peneliti mengutip hasil wawancara
kepada responden dengan pertanyaan, apakah pelayanan yang diberikan
sangat mudah untuk dimengerti dan tidak berbelit-belit ?
“Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan 9 (sembilan) orang
responden terdiri dari (R6,R7,R8,R9) menyatakan bahwa pelayanan yang
dilakukan oleh pihak kantor samsat tidak berbelit-belit namun, pada saat
kepengurusan surat-surat di loket harus menunggu antrian yang lama
12
sehingga pihak samsat seperti acuh dan tidak acuh kepada masyakat yang
mengurus surat-surat”.
Dari hasil observasi yang dilakukan oleh penulis dilapangan dapat
disimpulkan bahwa untuk indikator daya tanggap masyarakat ini
dinyatakan bahwa kepengurusan surat menyurat serta penyampaian tata
cara kepengurasan surat-menyurat dan lainnya dalam pelayanan tersebut
tidak lah berbelit-belit dan mudah dipahami namun pada saat harus
mengantri membuat masyarakat malas dengan antrian yang lama.
b. Aspirasi
Yaitu keinginan serta harapan masyarakat delam kepengurusan pajak
terhadap prosedur yang telah ditetapkan oleh pemerintah berdasarkan
kenaikan PNPB (Penerimaan Negara Bukan Pajak ). Pada indikator ini
peneliti mengutip hasil wawancara kepada responden dengan pertanyaan
bagaimana tanggapan pegawai pelayanan sudah memberikan kontribusi
kepada masyarakat sesuai dengan keinginan masyarakat berdasarkan
prosedur yang ditetapkan berdasarkan kenaikan PNPB (Penerimaan
Negara Bukan Pajak)?
Dari hasil observasi yang dilakukan oleh penulis dilapangan dapat
disimpulkan bahwa pada indikator aspirasi ini masyarakat mengatakan
bahwa mereka juga keberatan atas peraturan baru yang diterapkan oleh
pemerintah terhadap naiknya pajak, bahkan mereka keberatan juga untuk
membayar kalau seketika pajak semakin naik. Namun disamping itu
menurut key informan walaupun sedikit berat tetapi dapat meningkatkan
pendapatan negara.
13
c. Tuntutan pelanggan
Yaitu permintaan pelanggan terhadap pelayanan kepengurusan pajak
dalam hal kenaikan penerimaan negara bukan pajak. Pada indikator ini
peneliti mengutip hasil wawancara kepada responden dengan pertanyaan,
bagaimanakah pelayanan pegawai kantor SAMSAT terhadap masyarakat
dalam kepengurusan surat-menyurat dan apakah peraturan yang
menetapkan kenaikan pajak sudah sangat efektif ?
Dari hasil wawancara peneliti kepada 5 (lima) orang responden dalam
hal ini 1 (satu) key informan orang kasubbag yang bertugas bagian
penerimaan dan penetapan, dan 4 (empat) orang masyarakat yaitu
(R6,R7,R8,R9), dan telah dirangkum jawabannya, tidak termasuk key
infforman maka didapatkan hasilnya
Dari hasil observasi yang peneliti temukan di lapangan bahwa
masyarakat menutut atas pelayanan kantor SAMSAT yang kurang
memuaskan ditambah lagi mereka memberatkan untuk membayar pajak
kendaraan yang naik semenjak peraturan baru yang diterapkan dan
menurut masyarakat ini tidak efektif.
2. Responsibility (resposibilitas)
Resposibilitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan seberapa jauh
proses pemberian pelayan publik itu dilakukan dengan tidak melanggar
ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan. Maka dapat dilihat dari indikator
resposibiltas sebagai berikut:
a. Kemampuan memberikan pelayanan
Yaitu bagaimana pegawai memberikan pelayanan yang baik kepada
masyarakat sesuai prosedur yang diterapkan. Pada indikator ini dapat
14
dilihat dari pertanyaan bagaimana tahapan-tahapan pelayanan yang
dijelaskan melaui bagian-bagian pengurusan pada kantor SAMSAT? dan
apakah prosedur pelayanan sudah sesuai dengan prosedur yang di
terapkan?
Dilihat dari hasil wawancara setiap responden dapat disimpulkan
bahwa pelayanan di kantor SAMSAT Kota Tanjungpinang sudah
melakukan pelayanan sesuai prosedur, akan tetapi kemampuan pegawai
dalam melayani pelanggan kurang tanggap dan belum dapat memuaskan
para pelanggan, sehingga kemampuan dalam memberikan pelayanan
pelanggan belum efektif.
b. Akurat
Yaitu pemberian informasi yang tepat efektif dan efesien yang dapat
membuat masyarakat tidak bingung dan mudah dimengerti. Pada indikator
ini dapat dilihat dari pertanyaan yang di sampakaikan bagaimanakah
pelayan yang diberikan oleh pegawai kantor SAMSAT sudah efektif dan
efisien?
Dari hasil observasi yang ditemukan peneliti dilapangan bahwa dalam
pelayanan pegawai kantor samsat sudah memberikan pelayanan yang
maksimal demi kepentingan masyarakat namun belum sepenuh nya
masyarakat belum merasakan ke efektifan dan ke efisienan dalam
pelayanan yang diberikan oleh kantor SAMSAT. Sehingga masyarakat
masih belum merasa puas dengan pelayanan yang diberikan.
3. Accountability ( Akuntabilitas )
Akuntabilitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan seberapa besar
tingkat kesesuaian antara penyelenggaraan pelayanan dengan ukuran-ukuran
15
eksternal yang ada dimasyarakat dan dimiliki oleh stakeholder seperti nilai
dan norma yang berkembang dalam masyarakat, maka dapat dilihat dari
indikator sebagai berikut :
a. Penyesuaian Standar Pelayanan
Yaitu penyesuaian pelayanan yang dilakukan oleh pegawai Samsat
terhadap masyarakat dalam kepengurusan surat – menyurat serta
mengatasi faktor kenaikan PNBP (penerimaan negara bukan pajak). Pada
indikator ini dapat dilihat dari pertanyaan apakah prosedur yang ditetapkan
oleh pemerintah semakin memudahkan masyarakat dalam kepengurusan
dan apakah undang- undang baru tersebut dapat meruah pelayanan di
kantor SAMSAT ini menjadi lebih baik dan transparansi?
Dari hasil observasi yang peneliti temukan di lapangan bahwa prosedur
yang dilakukan sudah sesuai dengan prosedur yang telah di tetapkan
namun pada permasalahan PNBP ini membuat kualitas pelayanan menurun
dikarenakan apabila prosedur dapat melanggar aturan di tindak lanjuti
untuk menghindari ketidak salahpahaman antara masing-masing instansi
dan masyarakat.
b. Faktor eksternal
Yaitu pengaruh terhadap masyarakat dalam kenaikan PNBP ini yang
menjadi permasalahan terhadap kualitas pelayanan yang ada di kantor
SAMSAT. Pada indikator ini dapat dilihat pertanyaan bagaimana
tanggapan masyarakat terhadap peraturan baru dan dampak positif dan
negatifnya dari masyarakat terhadap pembentukan undang-undang baru
tentang kenaikan pajak kendaraan bermotor?
16
Dari hasil observasi yang peneliti temukan dilapangan bahwa
masyarakat sangat mengeluhkan peraturan baru yang diterapkan oleh
pemerintah namun mau tidak mau mereka tetap harus memenuhi peraturan
tersebut sehingga seperti yang disampaikan oleh key informan itu sendiri
permasalahan ini membuat kualitas pelayanan juga menurun, namun
petugas kantor SAMSAT tetap berupaya menjalankan tugasnya dengan
sebaik mungkin dan membantu masyarakat yang mengalami kesulitan.
DAFTAR PUSTAKA
Buku-buku :
Herdiyansyah,2011. Kualitas Pelayanan Publik. Yogyakarta : Gava Media
Lembaga Administrasi Negara, Kajian Reformasi Birokrasi, Jakarta, 2005.
Mardiasmo.2005, Akutansi Sektor Publik.Yogyakarta: Andi
Moenir. 2008. Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia. Jakarta:
BumiAksara.
Moleong,Lexy j. 2004. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Pasolong, Harbani.2007. Teori Administrasi Publik. Bandung : Alfabeta.
Ratminto & Atik Septi Winarsih. 2010. Manajemen Pelayanan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Ridwan, Juniarso. dan Sudrajat, Achmad Sodik. 2009. Hukum Administrasi Negara dan
Kebijakan Pelayanan Publik. Bandung: Nuansa.
Sedarmayanti.2010, Manajemen Sumber Daya Manusia Reformasi Birokrasi dan.
Manajemen Pegawai Negeri Sipil. Bandung; PT Refka Aditama
Sinambela, Lijan Poltak, dkk. 2006.Reformasi Pelayanan Publik, Teori, Kebijkan, Dan
Implementasi.Jakarta : Bumi Askara
Sugiyanti, 1999.Strategi Pelayanan Prima. Republik Indionesia : Lembaga
Administrasi Negara.
Sugiyono, 2005.Metode Penelitian Administrasi, Bandung: Alfabeta.
17
-------------. 2013. Analisis Kebijakan Public Konsep, Teori Dan Aplikasi.Yogyakarta : Media
Pressindo
-----------. 2013. Metode Penelitian Administrasi dilengkapi dengan metode R&D. Bandung:
Alfabeta.
Tjiptono, Fandy. 2001. Service Management, Mewujudkan Layanan Prima.
Jakarta:Elex Media Komputindo,
TMbooks, 2013, perpajakan,esensi dan aplikasi. Yogyakarta : Andi.
Yani, Ahmad. 2008. Hubungan keuangan antara pemerintah daerah dan pemerintah pusat.
Jakarta: Raja Grafindo
Peraturan perundang-undangan :
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan
Undang-undang Nomor. 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik .
Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2016 Tentang Jenis Dan Tarif Atas
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Yang Berlaku Dalam
Kepolisian.
Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 81 tahun 1995
Tentang Kriteria Pelayanan Publik.
Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63 tahun 2003
Tentang Pedoman Pelayanan Publik.
Website :
http://m.katadata.co.id, diakses 3 april 2017.
18