laporan ketik oceanografi my grup 5(fix)
TRANSCRIPT
LAPORAN KETIK PRAKTIKUM
OCEANOGRAFI
Disusun Oleh :
Kelompok 5
1. ENDAH DHAMAYANTI 0810810010
2. DADANG SUMANTRI 0810813012
3. IMAM SYAFI’I 0810810043
4. MAULIDHINA DWI J 0810810052
5. WAHYU TRI ANGGARA 0810810030
3
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2009
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Praktikum
Oceanografi
Disusun Oleh :
Kelompok 5
1. ENDAH DHAMAYANTI 0810810010
2. DADANG SUMANTRI 0810813012
3. IMAM SYAFI’I 0810810043
4. MAULIDHINA DWI J 0810810052
5.WAHYU TRI ANGGARA 0810810030
Menyetujui, Mengetahui,
Koordinator Asisten Asisten Laporan
Titis S. Ardhina Miftah Diputra
NIM. 0610810073 NIM. 0610820052
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.
Laut adalah bagian dari bumi kita yang tertutup oleh air asin. Laut lepas
yang luas yang di batasi oleh benua-benua yang kita kenal sebagai Samudra.
Bangsa Eropa mempunyai cerita tersendiri tentang asal-asul kata samudra ini.
Mereka menamakannya the oceans yang berasal dari kata Yunani kuno
oceanus. Nama oceanus, atau anak surga dan bumi, diberikan untuk sebuah
sungai yang dikira selalu mengalir mengelilingi bumi yang dulu dianggap rata,
jadi tidak bundar seperti yang kita ketahui sekarang. Kemudian nama ini berlaku
untuk perairan yang terletak jauh dari jangkauan daratan. Kita menamakan laut
lepas atau samudra. Nama-nama ini pertama-tama diberikan kepada samudra
Atlantik (Atlantik Ocean) (Romihmotarto dan Juwana, 2001).
Oseanografi dapat didefinisikan secara sederhana sebagai suatu ilmu
yang mempelajari lautan. Ilmu-ilmu yang termasuk di dalamnya adalah ilmu
tanah (geology), ilmu bumi (geography), ilmu fisika (physics), ilmu kimia
(chemistry), ilmu hayati (bioloby) dan ilmu iklim (meteorology). Namun biasanya
ilmu oseanografi dibagi empat cabang, yaitu :
Fisika Oceanografi : ilmu yang mempelajari hubungan antara sifat-sifat
fisika yang terjadi dalam lautan sendiri dan yang terjadi diantara lautan dengan
atmosfer dan daratan.
Geoilogi Oceanografi : mempelajari lautan yang telah berubah lebih dari
berjuta-juta tahun yang lalu.
Kimia Oceanografi : ilmu yang berhubungan dengan reaksi-reaksi
kimia yang terjadi di dalam dan di dasar laut dan juga menganalisa sifat-sifat dari
air laut itu sendiri.
Biologi Oceanografi : ilmu yang mempelajari semua organism-
organisme laut, termasuk plankton, hewan berukuran besar dan tumbuhan air
(Hutabarat dan Evans, 1985).
1.2 Maksud dan Tujuan
Maksud dari praktikum oceanografi ini adalah untuk mengetahui kualitas
air laut di pelabuhan Probolinggo dan juga meningkatkan pemahaman
mahasiswa (praktikan) tentang cara pengukuran parameter fisika dan kimia air
laut Probolinggo.
Tujuan dari praktikum oceanografi ini adalah agar praktikan (mahasiswa)
dapat mengetahui serta memahami secara langsung tentang ilmu oceanografi
serta mampu melakukan pengukuran parameter-parameter fisika dan kimia air
laut.
1.3 Waktu dan Tempat
Praktikum oceanografi ini dilakukan pada hari Rabu tanggal 20 Mei 2009
pada pukul 11.00 – 16.10 WIB di pelabuhan Probolinggo, Jawa Timur.
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Perairan Laut.
Laut adalah bagian dari bumi kita yang tertutup oleh air asin. Laut lepas
yang luas yang di batasi oleh benua-benua yang kita kenal sebagai Samudra.
Bangsa Eropa mempunyai cerita tersendiri tentang asal-asul kata samudra ini.
Mereka menamakannya the oceans yang berasal dari kata Yunani kuno
oceanus. Nama oceanus, atau anak surga dan bumi, diberikan untuk sebuah
sungai yang dikira selalu mengalir mengelilingi bumi yang dulu dianggap rata,
jadi tidak bundar seperti yang kita ketahui sekarang. Kemudian nama ini berlaku
untuk perairan yang terletak jauh dari jangkauan daratan. Kita menamakan laut
lepas atau samudra. Dipermukaan bumi terdapat 3 samudra yakni :
1. Samudra Atlantik, merupakan kuburan
Atlantis, sebuah pulau legendaries di dekat pulau Gilbraltar yang indah, produktif
dan kaya.
2. Samudra Pasifik, dinamakan EL Mar
Pacifico oleh Ferdinan Magellan (kira-kira 1480 – 1521), penjelajahan seorang
Portugis yang pertama kali mengarungi samudra mengelilingi dunia dan pertama
kali melintasi samudra Pasifik. Keadaan samudra ini sangat teduh sehingga
disebut sebagai samudra Teduh (Pacific Ocean).
3. Samurda HIndia (India), diberi nama sesuai dengan
Negara yang membatasi samudra ini sebelah utara yakni India.
Faktor lingkungan yang banyak mempengaruhi kehidupan laut antara lain :
a) Gerakan air,
b) Suhu,
c) Salinitas, dan
d) Cahaya.
Air laut selalu dalam keadaan bergerak. Gerakan air laut disebabkan oleh
beberapa faktor antara lain :
a) Angin yang berhembus di permukaan air.
b) Pengadukan karena perbedaan suhu air dua lapisan.
c) Perbedaan tinggi permukaan laut, pasut dan lain-lain
(Romihmotarto dan Juwana, 2001).
2.2 Parameter Fisika.
2.2.1 Suhu.
Suhu adalah besaran yang menyatakan panas
dingin suatu benda dan alat yang digunakan untuk mengukur suhu adalah
thermometer (Anonymous, 2009).
Faktor-faktor yang mem- pengaruhi suhu :
1. Cahaya matahari,
2. Salinitas,
3. Densitas, dan
4. Sirkulasi (Romihmotarto dan Juwana, 2001).
2.2.2 Kecepatan Arus
Arus merupakan gerakan air yang sangat luas yang
terjadi pada seluruh lautan di dunia. Arus-arus ini mempunyai arti yang sangat
penting dalam menentukan arah pelayaran bagi kapal-kapal. Peta arus telah
dibuat oleh para pelaut berabad-abad yang lalu. Kita dapat mengetahui adanya
arus-arus ini terutama didasarkan atas pekerjaan seorang ahli oceanografi
kebangsaan Amerika, Matthew Fontaine yang telah memulai pekerjaan tersebut
sejak tahun 1840. Ia membuat gambar dari arus-arus dunia berdasarkan atas
pengamatan dan pengukuran terhadap besarnya pengaruh arus yang
mempengaruhi pembelokan arah kapal dari lintasan jalan yang seharusnya
dikehendaki dari satu pelayaran yang panjang dan memakan waktu yang lama.
Pada waktu ini teknik yang lebih rumit telah dapat dilakukan dalam mengukur
arus-arus ini, sehingga memungkinkan untuk mengukur kecepatan dan arah arus
di seluruh lapisan perairan. Aibatnya gembaranyang lengkap tentang arus-arus
ini sudah dapat dibuat pada waktu ini. Dimana gambarnya sudah tentu menjadi
sangat kompleks (Hutabarat, 1985).
Gerakan air di permukaan laut terutama disebebkan
oleh adanya angin yang bertiup di atasnya. Hubungan ini kenyataan tidaklah
demikiansederhananya, sekalipun dilihat dari perbandingan singkat antara angin
utama bertiup dan arah dari arus-arus permukaan. Alasannya adalah bahwa
arus-arus dipengaruhi oleh paling tidak tiga faktor lain selain angin. Akibatnya
arus yang mengalir di permukaan lautan merupakan hasil kerja gabungan dari
mereka ini (Hutabarat, 1985).
Angin dapat juga menyebabkan timbulnya arus air
laut vertikal yang dikenal sebagai upwelling dan sinking pada beberapa daerah
pantai. Hal ini terjadi dalam keadaan dimana arah angin sejajar dengan garis
pantai. Proses upwelling adalah suatu proses dimana massa air didorong kearah
atas dari kedalaman sekitar 100 sampai 200 meter yang terjadi di sepanjang
pantai barat di banyak benua (Hutabarat, 1985).
2.2.3 Kecerahan & Sifat Optis Air
Kecerahan
Kecerahan adalah sebagian cahaya yang diteruskan kedalam peraiaran
dan dinyatakan dengan persen (%), dari beberapa panjang gelombang di daerah
sprektum yang terlihat cahaya yang melalui lapisan sekitar satu meter jatuh agak
lurus pada permukaan air. Kemampuan cahaya matahari untuk menembus ke
dasar perairan dipengaruhi oleh kekeruhan (turbidity) air. Kekeruhan dipengaruhi
oleh :
1. Benda-benda halus yang disuspensi (lumpur),
2. Adanya jasad-jasad renik (plankton), dan
3. Warna air (Ghufron, M. et al, 2007).
Kecerahan merupakan ukuran transpransi
perairan, yang ditemukan secara visual dengan menggunakan secchi disk. Nilai
kecerahan dinyatakan dalam satuan meter. Nilai kecerahan dipengaruhi oleh :
1. Keadaan cuaca,
2. Waktu pengukuran,
3. Kekeruhan,
4. Padatan tersuspensi, dan
5. Ketelitian seseorang yang melakukan
pengukuran.
Untuk budidaya perikanan laut, kekeruhan air yang
dipersyaratkan adalah > 3 m (Akbar, 2001).
Sifat Optis Air
Sifat optis air sangat berhubungan dengan intensitas
matahari. Semakin lama matahari beras, sifat optis air yang dimiliki semakin
besar karena sudut dating semakin besar. Intensitas matahari semakin besar
maka sifat optis air akan bervariasi.
Sifat optis air merupakan suatu sifat-sifat suatu
perairan yang berhubungan dengan intensitas matahari dan juga kekeruhan
dimana kekeruhan menggambarkan sifat-sifat air yang ditentukan berdasrkan
banyaknya cahaya yang diserap dan dipantulkan oleh bagian-bagian yang
terdapat di dalam air (Anonymous, 2009).
2.2.4 Pasang surut.
Pasang surut merupakan salah satu gejala laut
yang pengaruhnya terhadap kehidupan biota-biota laut, khusunya wilayah pantai.
Pasut terjadi pertama-tama karena gaya tarik (gaya gravitasi) bulan. Bumi
berputar bersama kolom air di permukaanya dan menghasilkan dua kali pasang
dan dua kali surut dalam 24 jam.
Ada 4 jenis pasang surut di laut kita, yaitu :
1. Pasut semi-diurnal atau pasut harian ganda (dua kali
pasang dan surut dalam 24 jam),
2. Pasut diurnal atau pasut harian tunggal (satu kali
pasang dan satu kali surut dalam 24 jam,
3. Campuran keduanya dengan jenis ganda dominan,
4. Campuran keduanya dengan jenis tunggal dominan
(Romihmotarto dan Juwana, 2001).
2.2.5 Gelombang
Gelombang sebagian ditimbulkan oleh dorongan
angin di atas permukaan laut dan sebagian lagi oleh tekanan tangensial pada
partikel air. Angin yang bertiup di permukaan laut mula-mula menimbulkan riak
gelombang (ripples). Jika kemudian angin berhenti bertiup maka riak gelombang
akan hilang dan permukaan laut merata kembali. Tetapi jika angin ini bertiup
lama maka gelombang membesar terus walaupun kemudian angin berhenti
bertiup. Setelah meninggalkan daerah asal bermulanya tiupan angin, maka
gelombang merata menjadi ombak sederhana. Ombak yang sederhana dapat
dilihat sebagai alun (swell) yang terjadi pada keadaan laut yang tenang. Jika
diperhatikan, alun ini mempunyai puncak-puncah (crests) dan lembah-lembah
(troughs). Selagi gelombang bergerak di air, jarak antara dua titik serupa yang
berurutan, yakni antara satu puncak dan puncak berikutnya atau antara satu
lembah dan lembah berikutnya dinamakan panjang gelombang. Jarak menengah
antara titik puncak dan titik lembah menempuh jarak dari satu titik serupa dari
satu gelombang berikutnya dinamakan periode gelombang (Romimohtarto dan
Juwana, 2001).
Besarnya gelombang dan kecepatannya tergantung
pada kecepatan angin yang menyebabkannya. Lama hembusan angin dan jarak
yang ditempun angin itu (Brotowidjoyo, 1999).
Gelombang lautan dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu :
a. Gelombang panjang (long waves), terjadi di lautan
dangkal dan disebut gelombang air dangkal (shallow water waves) dengan
panjang gelombang kurang lebih 25 kali kedalaman air.
b. Gelombang pendek (short waves), terjadi di lautan
yang dalam dan disebut gelombang air dalam (deep water waves) dan panjang
gelombang kurang dari 2 kali kedalaman air.
c. Gelombang antara (intermediate waves), terjadi
diantara dua macam gelombang tersebut diatas (Brotowidjoyo, 1999).
2.3 Parameter Kimia
2.3.1 pH
pH merupakan suatu pernyataan dari konsentrasi ion
hidrogen (H+) di dalam air, besarnya dinyatakan dalam minus logaritma dari
konsentrasi ion H. Besaran pH berkisar antara 0-14, nilai pH kurang dari 7
menunjukkan lingkungan yang masam, sedangkan nilai diatas 7 menunjukkan
lingkungan yang basa, untuk pH = 7 disebut sebagai netral (Hardjojo dan
Djokosetiyanto, 2005).
Perairan dengan pH < 4 merupakan perairan yang
sangat asam dan dapat menyebabkan kematian makhluk hidup, sedangkan pH >
9,5 merupakan perairan yang sangat basa yang dapat menyebabkan kematian
danmengurangi produksivitas perairan. Perairan laut meupun pesisir memiliki pH
relative lebih stabil dan berada slam kisaran yang sempit, biasanya berkisar
antara 7,7 – 8,4. pH dipengaruhi oleh kapasitas penyangga (buffer), yaitu adanya
garam-garam karbonat dan bikarbonat yang dikandungnya (Nybakken, 1992).
2.3.2 Salinitas
Salinitas merupakan takaran bagi keasinan air laut.
Satuannya pro mil (o/oo) dan symbol yang dipakai adalah S o/oo. Salinitas
didefinisikan sebagai berat zat padat terlarut dalam gram per kilogram air laut.
Jika zat padat telah dikeringkan sempai beratnya tetap pada 480ºC, danjumlah
klorida dan bromide yang hilang diganti dengan sejumlah klor yang ekivalen
dengan berat kedua halide yang hilang. Singkatnya salinitas adalah berat garam
dalam gram per kilogram air laut. Salinitas ditentukan dengan mengukur klor
yang takarannya adalah klorinitas, dengan rumus S o/oo = 0,03 + 1,805 Cl o/oo
(Romimohtarto dan Juwana, 2001).
2.3.3 DO (Oksigen Terlarut)
Oksigen terlarut merupakan faktor pembatas bagi
kehidupan organism. Perubahan konsentrasi oksigen terlarut dan dapat
menimbulkan efek langsung yang berakibat pada kematian arganisme perairan.
Sedangkan pengaruh yang tidak langsung adalah meningkatkan toksisitas bahan
pencemar yang pada akhirnya dapat membahayakan organism itu sendiri. Hal ini
disebabkan oksigen terlarut digunakan untuk proses metabolisme dalam tubuh
dan berkembang biak (Rahayu, 1991).
Oksigen terlarut (Dissolved Oxygen = DO)
dibutuhkan oleh semua jasad hidup untuk pernafasan, proses metabolisme atau
pertukaran zat yang kemudian menghasilkan energi untuk oksidasi dan
pembiakan. Dismping itu, oksigen juga dibutuhkan untuk oksidasi bahan-bahan
organik dan anorganik dalam proses aerobik. Sember utama oksigen dalam
auatu perairan berasal dari suatu proses difusi dari udara bebas dan hasil
fotosintesis organisme yang hidup dalam perairan tersebut (Salmin, 2000).
3. METODOLOGI
3.1 Alat dan fungsi
3.1.1 Parameter Fisika
Alat yang digunakan dalam prakikum oseanografi serta fungsinya adalah:
a.Suhu.
Thermometer Hg : untuk mengukur suhu perairan.
b.Kecepatan Arus.
1. Stopwatch : untuk mengukur waktu.
2. Kompas : untuk menunjukkan arah.
3. Botol bekas air mineral (600 ml) 2 buah : sebagai
pemberat (yang berisi air lokal) dan
sebagai pelampung (yang kosong).
4. Tali rafia : sebagai penghubung antara kedua
botol.
c.Kecerahan dan Sifat Optis Air
Kecerahan
1. Secchi disk : untuk mengukur kecerahan perairan.
2. Penggaris : untuk mengukur panjang.
3. Tali rafia : untuk menandai.
Sifat Optik Air.
1. Secchi disk : untuk mengukur kecerahan
perairan.
2. Penggaris : untuk mengukur panjang.
3. Tali rafia : untuk menandai antara d1 dan d2.
d. Pasang Surut
1. Tide Staff : untuk mengukur pasang surut.
e.Gelombang
1. Tongkat berskala 2 m : untuk mengukur tinggi
gelombang.
2. Stopwatch : untuk mengukur waktu.
3.1.2 Parameter Kimia
Alat yang digunakan dalam prakikum oseanografi serta fungsinya adalah:
a. pH
1. Kotak standart : untuk mengrtahui nilai pH suatu
perairan.
b. Salinitas
1. Refraktometer : untuk mengukur salinitas air laut
2. Pipet tetes : untuk mengambil preparat
c. Oksigen terlarut (DO)
1. Water sampler : sebagai wadah untuk mengambil
air laut.
2. Botol DO : sebagai tempat air laut.
3. Buret : sebagai tempat Na2S2O3.
4. Statif : sebagai tempat menggantungkan
buret.
5. Pipet tetes : untuk mengambil larutan dalam
hitungan tetes.
6. Corong : untuk menolong memasukkan
cairan kedalam wadah.
7. Pipet volume : untuk memindahkan secara tepat
suatu volume tertentu sesuai
kapasitas alat.
3.2 Bahan dan Fungsi
3.2.1 Parameter Fisika
Bahan tan digunakan dalam praktkum oseanografi serta fungsinya adalah :
a. suhu
1. sampel air perairan :
sebagai perairan yang
diukur suhunya.
b. Kecepatan Arus
1. Air lokal : sebagai bahan penisi botol.
c. Kecerahan dan Sifat Optis Air
Kecerahan
1. sampel air perairan : sebagai perairan yang
diukur kecerahannya.
2. karet gelang : sebagai pemberi tanda antara d1
dan d2.
Sifat optis air
1. sampel air perairan : sebagai perairan yang
diukur sifat optik air.
d. Pasang Surut
1. sampel air perairan : sebagai perairan yang
diukur pasang surutnya.
e. gelombang
1. sampel air perairan : sebagai perairan yang
diukur gelombangnya.
3.2.2 Parameter Kimia
Bahan tan digunakan dalam praktkum oseanografi
serta fungsinya adalah:
a. pH
1. pH paper : sebagai indikator asam basa.
2. Air laut : sebagai bahan yang akan diuji.
b. Salinitas
1. Aquades : untuk membersihkan membran
Refraktometer.
2. Air laut : sebagai bahan uji.
3. Tissue : untuk mengelap membrane
Refraktometer.
c. Oksigen Terlarut (DO)
1. MnSO4 : untuk mengikat O2.
2. NaOH + KI : melepas I2 membentuk endapan coklat.
3. H2SO4 : melarutkan endapan coklat.
4. Amylum : sebagai indikator warna ungu.
5. Na2S2O3 : mengikat I2 dengan membentuk 2NaI.
6. Air laut : sebagai bahan yang di uji.
3.3 Skema Kerja
3.3.2 Parameter Fisika
a. Pengukuran Suhu
Dicelupkan kedalam air selama ± 2-3 menit.
Dilakukan membelakangi matahari.
Diangkat thermometer.
Dibaca nilai suhu pada skala dengan cepat.
b. Pengukuran Kecepatan Arus
- Diisi air lokal pada botol diujung.
- Dihitung waktu dengan stopwatch mulai
botol dijatuhkan ke dalam perairan.
- Dicatat waktu yang ditempuh selama botol dijatuhkan hingga tali
tergantung sempurna.
c. Pengukuran Kecerahan dan Sifat Optis Air
Kecerahan
Diturunkan kedalam perairan.
Dilihat sampai tidak terlihat sama sekali (d1).
Thermometer
Hasil
Rangkaian Botol ar mineral + Tali Rafia
Hasil
Secchi disk
Hasil
Dimasukkan kedalam perairan hingga benar-benar tidak terlihat.
Ditarik pelan-pelan hingga pertama kali terlihat (d2).
Dicatat kedalamannya.
Dihitung dengan rumus : D =
Sifat Optis Air
Diturunkan kedalam perairan.
Dilihat sampai tidak terlihat sama sekali (d1).
Dimasukkan kedalam perairan hingga benar-benar tidak terlihat.
Ditarik pelan-pelan hingga pertama kali terlihat (d2).
Dicatat kedalamannya.
Dihitung dengan rumus : D =
Diukur Sudut terbentuk.
Ditunggu Selama 1 jam.
Dilakukan / diulang lagi langkah-langkah di atas.
d. Pasang Surut
- Dipasang pada tiang di daerah pasang surut yang masih terendam
air.
- Dicatat tinggi permukaan air mula-mula t0 (cm)
- Dicatat tinggi permukaan air t1 (cm) setelah 1-2 jam.
- Dihitung kecepatan pasang surut sebagai selisih dari kedua hasli
pengukuran tersebut (cm/jam).
Secchi disk
Hasil
Tide Staff
Hasil
e. Gelombang
- Ditancapkan dalam air.
- Diukur tinggi gelombang dengan cara dilihat.
- Dilakukan pengukuran sampai 3 kali.
- Diukur lamanya waktu yang diperlukan Antara puncak gelombang 1
dan puncak gelombang 2 dengan stopwatch.
3.3.3 Parameter Kimia
a. Pengukuran pH
Dimasukkan pH paper kedalam air.
Diangkat pH paper.
Dikibas-kibaskan hingga setengah kering.
kemudian dicocokkan peerubahan warnanya. dengan kotak standar
pH.
b. Pengukuran Salinitas
- Dibersihkan dengan tisu pada bagian optiknya,dengan searah.
- Diambil air sampel dengan pipet tetes.
- Diteteskan pada optik refraktometer sebanyak 1 tetes.
pH paper
Hasil
Tongkat berskala 2 m
Hasil
Refraktometer
Hasil
- Ditentukan salinitas perairan dengan melihat skala pada sisi
kanan atas.
c.Pengukuran Oksigen Terlarut (DO).
- Disiapkan water sampler yang didalamnya terdapat botol DO
yang telah dihubungkan dengan selang.
- Disumbat selang yang telah dihubungkan dengan botol DO.
- Dimasukkan water sampler ke dalam air (zona estuari).
- Diletakkan selang (ujung) ditelinga hingga terdengar bunyi
“blup” pertanda botol DO telah terisi penuh.
- Diangkat water sampler.
- Dibuka tutup water sampler, dikeluarkan botol DO yang terisi
penuh dengan air.
- Ditutup botol DO, dibolak-balik, jika masih terdapat gelembung
udara, percobaan diulangi.
Water Sampler
Hasil
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Data Praktikum
Kecepatan arus Kecerahan Suhu Salinitas pH
0,23 m/s 261 cm 31oC 34 ppt 8
Sifat optis air Gelombang Pasang
surut
Oksigen
terlarut
Pukul 10.30 : 261 cm
Pukul 11.00 : 211 cm
Pukul 11.30 : 288 cm
TG : 17,67 cm
Periode : 7,5 cm 14 cm/jam 6,91 mg/l
Kecepatan arus
Panjang tali yang dipakai = 5 m
Lama waktu = 21 detik
Kecepatan arus = 0,23 m/detik
Arus = dari timur laut menuju barat daya
Kecerahan dan Sifat Optis Air
Kecerahan
Kedalaman secchi disk (mulai tidak tampak)
= 208 cm
Kedalaman secchi disk (mulai tampak)
= 314 cm
Nilai kecerahan (rata-rata pengukuran)
Sifat Optis Air
Kedalaman sechhi disk pada pukul 10.30 WIB = 261 cm
Kedalaman sechhi disk pada pukul 11.00 WIB = 211 cm.
Kedalaman sechhi disk pada pukul 11.30 WIB = 288 cm
= 261 cm
Suhu
Suhu air laut = 310C
Salinitas
Nilai salinitas = 34 ppt
Derajat keasaman
Nilai pH = 9
Gelombang
Tinggi GR= Selisih = 20+11+22
3 3
= 17,67 cm
Periode gelombang
Pengukuran ke- I II III Rata-rata
Periode
gelombang3 4 8 7,5
Pasang surut
Skala awal pada tide staf = 25 cm
Skala akhir pada tide staf = 95 cm
Selang waktu pengukuran = 5 jam
Kecepatan pasang surut = 14 cm/jam
Lebar pasang surut maksimal= 60 m
Oksigen terlarut
Tinggi
gelombangI II III
Puncak (cm)
Lembah (cm)
Selisih (cm)
85
65
20
80
69
11
85
63
22
Nilai kandungan O2 di perairan = 6,91 mg/l
DO = Vtitran x N titran x 8 x 1000
V botol DO- 4
= 8,5 x 0,025 x 8 x 1000
250-4
= 6,91 mg/l.
4.2 Analisa Prosedur
4.2.1 Parameter Fisika
a.Suhu
Cara pengukuran suhu pertama yang mesti dilakukan adalah
mempersiapkan alatnya yaitu Thermometer Hg, setelah mempersiapkan
thermometer Hg kemudian dicelupkan langsung kedalam laut, biarkan beberapa
saat kemudian diangkat dan secepatnya dibaca nilai suhu pada skala
Thermometer Hg sebelum terpengaruh oleh suhu sekitar. Hal yang perlu
diperhatikan dalam pengukuran suhu yaitu membelakangi sinar matahari, badan
thermometer tidak tersentuh oleh tangan pembaca skala dengan cepat dan
waktu perendaman dalam air selama 2 – 3 menit.
b.Kecepatan Arus
Pada pengukuran kecepatan arus hal pertama yang dilakukan adalah
Menyiapkan alat dan bahan seperti botol bekas air mineral 600ml 2 buah,
stopwatch dan kompas sedangkan bahannya adalah tali plastic dan perairan
laut. Setelah Menyiapkan alat dan bahan, kemudian ambil 1 botol air mineral,
kemudian isi dengan air laut dan dihubungkan dengan botol kosong
menggunakan tali. Kemudian diikatkan lagi pada tali dan kemudian dihanyutkan
mengikuti arus tidak lupa dicatat waktu yang ditempuh pada panjang tali 10
meter dan dihitung dengan menggunakan rumus V = . Sebelum dihanyutkan
harus mengetahui arus-arus air laut. Setelah itu dicatat hasil pengamatannya.
c.Kecerahan dan Sifat Optis Air
Kecerahan
Nilai kecerahan dinyatakan dengan satuan meter. Dengan mengetahui
kecerahan suatu perairan kita dapat mengetahui sampai dimana masih ada
kemungkinan terjadi proses asimilasi dalam air, lapisan-lapisan manakah yang
tidak keruh, yang agak keruh dan paling keruh. Pengukuran kecerahan
sebaiknya dilakukan pada saat cuaca cerah. Bila kecerahan (angka secchi disk)
menunjukkan angka 24 – 35 cm, berarti cukup baik keadaanya. Bila kurang dari
25 m, phytoplankton terlalu pekat. Alat yang digunakan pada praktikum
kecerahan adalah secchi disk, penggaris dan karet gelang. Cara pengukuran
praktikum kecerahan secchi disk diturunkan pelan-pelan hingga batas tampak
dan tidak tampak (sesaat sebelum tidak tampak) dihitung sebagai D1 dan dicatat
kedalamnya, lalu secchi disk diturunkan lebih dalam lagi hingga benar-benar
tidak tampak kemudian ditarik pelan-pelan hingga pertama kali terlihat (dihitung
sebagai D2) dan dicatat kedalamnya. Rata-rata hasil pengukuran tersebut
merupakan nilai kecerahan perairan dihitung dengan rumus :
D =
Sifat Optis Air
Mula-mula disiapkan alat dan bahan. Kemudian diturunkan pelan-pelan
secchi disk. Diamati sampai tidak tampak pertama kali, lalu diberi tanda pada tali
secchi disk dengan karet gelang, selanjutnya ditarik pelan-pelan secchi disk
sampai batas pertama kali tampak. Kemudian diberi tanda pada tali secchi disk
dengan karet gelang, lalu diangkat secchi disk. Bersamaan dengan pencelupan
secchi disk ini tadi dicatat juga waktu saat untuk pencelupan. Setelah secchi disk
diangkat, lalu diukur panjang dari pangkal secchi disk sampai pada batas tanda
karet gelang pertama kali tidak tampak dan dicatat sebagai D1. selanjutnya diukur
panjang tali dari pangkal secchi disk sampai pada batas tanda karet gelang
pertama kali tampak dan dicatat sebagai D2. kemudian dihitung rata-rata hasil
pengukuran dengan rumus : D = , dan dicatat.
Dihitung waktu pengukuran pertama α dan waktu pengukuran kedua β,
setelah itu diukur sudut yang dibentuk
β α
12.00 13.00
06.00 18.00 . Setiap jamnya derajat
bertambah 150 setelah itu dicatat hasilnya.
d.Pasang Surut
Pada pengukuran pasang surut alat yang digunakan yaitu tide staff. Tide
staff disiapkan. Tide staff dipasang pada daerah pasang surut yang masih
terendam air pada surut rendah kira-kira 50 m dari daratan. Kemudian catat
tinggi permukaan air pada tide staff sebanyak T0 (cm) kemudian tunggu 1 -2 jam.
Setelah 2 jam catat lagi tinggi permukaan air sebagai T1 (cm) dan kemudian
dihitung kecepatan pasang surut sebagai selisih kedua hasil pengukuran
tersebut dengan menggunakan rumus : dan dicatat didalam
data.
e.Gelombang
Tinggi Gelombang
Pada pengukuran tinggi gelombang alat yang digunakan yaitu tingkat
berskala. Setelah tingkat disiapkan, bawa tingkat skala di tepi pantai kemudian
tancapkan,amati gelombang yang datang catat berapa tinggi gelombang saat
menyentuh tingkat skala. Cara pengukuran harus dengan hati-hati dan cermat
karena gelombang datang dengan cepat. Pengukuran ini diulangi sebanyak 3x
kemudian catat hasilnya.
4.2.2 Parameter Kimia
a.pH
Mula-mula disiapkan alat dan bahan diantaranya pH meter dan sampel air
laut. Setelah diambil sampai air dari laut dengan wadah botol bekas air mineral.
Selanjutnya dicelupkan pH paper kedalam sampel air. Lalu dikibas-kibaskan
sampai setengah kering, supaya tepat mendapatkan warna akhirnya. Kemudian
dicocokkan perubahan warnanya dengan kotak standar. Selanjutnya dicatat
warna apa yang sama dengan warna kotak standar kemudian dilihat berapa pH
tersebut dan dicatat hasilnya.
b.Salinitas
Pada pengukuran salinitas, hal pertama yang dilakukan adalah
Menyiapkan alat dan bahan seperti refraktometer adalah alat yang digunakan
untuk mengukur salinitas air, sampel air laut. Tisu digunakan untuk
membersihkan lensa refraktometer setelah ditetesi aquades, aquades sendiri
digunakan untuk mengkalibrasi refraktometer dan pipet tetes digunakan untuk
meneteskan aquades ke lensa refraktometer. Diambil sampel air laut dengan
menggunakan pipet tetes dan diteteskan 2 tetes pada membran refraktometer.
Setelah itu ditutup membran dengan penutupnya diusahakan tidak terdapat
gelembung karena akan mempengaruhi pengukuran salinitas. Kemudian
diarahkan refraktometer menuju sumber cahaya agar terlihat dengan jelas, lalu
dilihat langsung nilai salinitasnya yang tertera pada lensa refraktometer (ppt) dan
catat hasilnya.
c.Do
Pada pengukuran Do, disiapkan terlebih dahulu alat dan bahan. Alat yang
digunakan pada pengukuran Do adalah water sampler yang berfungsi sebagai
tempat botol Do, kemudian botol Do yang berfungsi sebagai tempat sampel air.
Buret sebagai tempat titrasi larutan, statistik sebagai penyangga buret, pipet
tetes sebagai alat pengambil larutan dengan volume kecil, corong berfungsi
untuk memasukkan larutan Na-thiosulfat kedalam buret. Setelah Menyiapkan
alat, disiapkan juga bahan. Bahan yang digunakan antara lain NaOH + KI yang
berfungsi untuk membentuk endapat coklat. Alumilum untuk pengkondisian
suasana basa. Na – thiosulfat sebagai lauratn titran dan aquades untuk
membersihkan alat-alat.
Setelah Menyiapkan alat dan bahan tersebut, hal pertama yang perlu
dilakukan adalah dibuka tutup water sampler dan selanjutnya dimasukkan botol
DO yang telah dibuka tutupnya sebelumnya kedalam water sampler. Kemudian
disambung selang desator pada tutup water sampler dan selanjutnya
dimasukkan botol DO yang telah dibuka tutupnya. Sebelumnya kedalam water
sampler, kemudian disambung ke selang aerator pada tutup water sampler dan
dimasukkan dalam perairan, lalu diletakkan selang aerator didekat lelingan dan
ditunggu sampai berbunyi “blub”. Kemudian ditutup yang ujung selang diangkat
dari perairan, dibuka tutup water sampler, kemudian ditutup, botol DO diangkat
dan dihomogenkan. Kemudian ditetesi 2ml larutan MnSo4 untuk mengikat O2 dan
dihomogenkan. Setelah itu ditetesi 2ml N2SO4 untuk mengkondisikan basa dan
dihomogenkan. Ditunggu setelah cairan bening pertama kali dan dilihat volume
titran yang digunakan. Kemudian hitung DO dengan rumus :
DO = , dan dicatat hasilnya.
4.3. Analisa hasil
4.3.1. Parameter fisika
a. Suhu
Dari hasil praktikum tentang pengukuran suhu hasil pengukurannya yaitu,
suhu air laut adalah 310C. Menurut cholik (2009) di Indonesia suhu rata-
rata pada siang hari di berbagai tempat berkisar antara 28,20C- 34,60C,
dan pada malam hari berkisar antara 12,80C-300C.
b. Kecepatan arus
Dari data hasil perhitungan kecepatan arus didapatkan nilai yaitu 0,23
m/detik, dengan arah arus dari barat menuju timur. Menurut hutabarat
(1985) daerah tropis adalah suatu area yang mempunyai tekanan air
yang lebih tinggi dan dari sana terdapat sebuah aliran besar down hill
yang mengalir ke daerah-daerah tekanan lebih rendah daerah kutub.
c. Kecerahan dan Sifat Optis Air
Kecerahan
Dari hasil data perhitungan nilai kecerahan (rata-rata) yaitu 261 cm. Nilai
tersebut diperoleh dari nilai kedalaman secchi disk yang mulai tidak
tampak 203 cm dan mulai tampak 314 cm.Menurut akbar (2001),
pengukuran kecerahan sebaiknya dilakukan pada saat cuaca cerah pada
budidaya perikanan laut, kecerahan air yang dipersyaratkan adalah > 3m.
Sifat Optis Air
Berdasarkan pengukuran sifat optis air pada pukul 10.30 WIB yaitu 261
cm, pukul 11.00 yaitu 211 cm, pukul 11.30 yaitu 288. Kondisi optis air
dalam perairan tersebut mengalami kenaikan berarti dalam perairan
tersebut mengalami kecerahan. Menurut anonymous (2009) faktor
cahaya matahari yang masuk ke dalam air akan mempengaruhi sifat optis
air. Kondisi optis dalam air dipengaruhi oleh cahaya matahari juga
dipengaruhi oleh substrat dan benda lain yang terdapat di dalam air
misalnya plankton.
d. Pasang surut
Dari data perhitungan didapat nilai pasang surut adalah 14 cm/jam.
Pengukuran ini didapatkan pada tidal staf skala awal yaitu 25 cm dan
skala akhir 95 cm dengan selang waktu 5 jam dan hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa kondisi pasang surut pada praktikum ini adalah semi
diurnal yaitu dua pasang dua surut. Menurut Brotowidjojo (1999) air
pasang dan air surut nampak jelas di panatai oleh adanya permukaan air
laut yang naik yang turun secara teratur biasanya 2 kali sehari secara
vertikal naiknya air permukaan lautmungkin kurang dari 1 m.
e. Gelombang
Pada praktikum hasil pengamatan yang dilakukan sebanyak 3 kali yaitu
puncak I = 85 cm, puncak II = 80 cm, puncak III = 85 cm sedangkan
lembah I = 65 cm, lembah II = 69 cm, lembah III = 63 cm. Menurut
hutabarat (1985) angin yang bertiup diatas permukaan laut merupakan
pembangkit utama gelombang. Bentuk gelombang yang dihasilkan disini
cenderung tidak tentu yang tergantung kepada bermacam-macam sifat
seperti tinggi, periode, di daerah mana mereka dibentuk.
4.3.2. Parameter kimia
a. pH
Dari hasil data dan perhitungan pH didapatkan nilai pH perairan adalah 8.
ini berarti kondisi perairan di lokasi praktikum adalah basa. Menurut
nybakken (1992) perairan dengan nilai pH < 4 merupakan peraiaran yang
asam dan dapat menyebabkan kematian mahluk hidup sedangkan pH >
9,5 merupakan perairan yang sangat basa yang dapat menyebabkan
kematian dan mengurangi produktivitas perairan.
b. Salinitas
Dari hasil pengamatan diperoleh nilai salinitas yaitu 34 ppt. Dari kondisi
ini dapat disimpulkan bahwa salinitas perairan adalah normal. Menurut
holiday (1962) salinitas mempunyai peranan penting untuk kelangsungan
hidup dan unutk metabolisme ikan, disamping faktor lingkungan maupun
faktor genetik.
c. DO
Dari hasil perhitungan didapatkan nilai DO yaitu 6,91 mg/l. Dan kondisi ini
dapat dsimpulkan bahwa kondisi perairan adalah ideal. Menurut
anonymous (2009) kandungan oksigen terlarut minimum adalah 2 ppm
dalam keadaan normal dan tidak tercemar dan senyaawa beracun.
Kandungan oksigen terlarut ini sudah cukup mendukung kehidupan
organisme, kandungan DO tifak boleh kurang dari 1,7 ppm selama waktu
8 jam dengan sedikitnya pada tingkat kekeruhan sebesar 70%.KLH
menetapkan bahwa kandungan oksigen terlarut adalah 5 ppm untuk
kepentingan bahan dan biota laut.
4.4. Manfaat di Bidang Perikanan
4.4.1. Parameter Fisika
a. Suhu
Manfaat suhu di bidang perikanan yaitu dengan dengan suhu yang baik
bagi perikanan maka dapat memperbanyak populasi ikan yang ada di perairan
dan memperbanyak penangkapan ikan.
Peningkatan suhu mengakibatkan peningkatan viskositas, reaksi kimia, evapor,
dan volatilasi. Selain itu peningkatan suhu juga menyebabkan penurunan
kelarutan gas dalam air (wikipedia,2009).
b. Kecepatan Arus
Kecepatan arus dapat dimanfaatkan bagi perikanan yaitu untuk mengetahui
arah arus pada perairan sehingga saat mencari ikan alat tangkap yang
digunakan tidak rusak atau terbelit.
Dalam budidaya ikan perlu diperhatikan arah dan kekuatan arus air dimana arus
kuat akan menimbulkan gelombang yang tinggi akan mengganggu dan merusak
keramba jaring apung yang dipakai (wikipedia,2009).
c. Kecerahan dan Sifat Optis Air
Kecerahan
Kecerahan suatu perairan dapat bermanfaat bagi perikanan yaitu apabila
suatu kecerahan pada perairan cukup, maka dapat melakukan proses
fotosintesis pada tumbuhan laut dan menjadi sumber makanan bagi ikan,
sehingga populasi ikan meningkat.
Kekeruhan yang tinggi dan kecerahan yang rendah dapat mengakibatkan
terganggunya proses fotosintesis (wikipedia,2009).
Sifat Optis Air
Sifat optis air dapat dimanfaatkan untuk penyebaran plankton yang terlarut
dalam air, dapat mengidentifikasi banyaknya ikan yang hidup di suatu perairan.
Seperti halnya kecerahan, pengukuran optis air ini juga merupakan faktor penting
dalam hubungan dengan perpindahan populasi hewan laut (Anonymous,2009).
d. Pasang surut
Pasang surut dapat dimanfaatkan untuk pemberangkatan para nelayan
untuk mencari ikan pada saat surut para nelayan mencari ikan di laut, sedangkan
pada saat pasang kapal nelayan kembali ke daratan.
Pasang surut adalah fluktuasi muka air laut sebagai fungsi waktu karena adanya
gaya tarik menarik benda-benda di langit, terutama matahari dan bulan terhadap
massa air laut di bumi (Anonymous,2009).
e. Gelombang
Gelombang air laut dapat dimanfaatkan untuk berangkat dan pulangnya
para nelayan dalam mencari ikan, selain itu para nelayan dapat memprediksikan
keadaan baik buruknya cuaca di laut sebelum nelayan pergi berlayar.
Gelombang lautan itu disebabkan oleh angin, biasanya sebagai campuran yang
bergerak searah angin Brotowidjojo,1999).
4.4.2. Parameter Kimia
a. Ph
Manfaat pengukuran pH dalam perairan yaitu dapat mengidentifikasi
perairan yang baik bagi kehidupan biota laut.
Menurut kadi dan Atmadja (1998) dalam wikipedia (2009) bahwa pH merupakan
faktor lingkungan kimiawi air yang dapat menentukan baik buruknya rumput laut.
b. Salinitas
Manfaat salinitas bagi perikanan yaitu banyak sedikitnya kandungan
salinitas air terdiri dari garam-garam mineral untuk kehidupan organisme air laut
sehingga dapat mengetahui kualitas air tersebut.
Kandungan salinitas air terdiri dari garam-garam mineral yang banyak
manfaatnya untuk kehidupan organisme air laut atau payau (wikipedia,2009).
c. DO
Manfaat DO bagi perikanan yaitu dapat mengidentifikasi kualitas air suatu
perairan dan baik buruknya kehidupan biota laut.
Oksigen terlarut merupakan faktor pembatas bagi kehidupan organisme.
Perubahan konversi oksigen terlarut dapat menimbulkan efek langsung yang
berakibat dalam kematian perairan (Rahayu,1991).
5. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang telah dilaksanakan,
maka diperoleh beberapa kesimpulan yaitu :
Laut adalah bagian dari permukaan bumi yang airnya memiliki kadar
garam tinggi sehingga rasanya asin.
Salinitas adalah tingkat keasinan atau kadar garam yang terlarut dalam
air.
pH adalah kepekatan ion-ion yang terlepas dalam suatu perairan.
suhu mempengaruhi aktivitas metabolisme organisme, karena
penyebaran organisme baik di lautan maupun perairan tawar dibatasi oleh
suatu perairan tersebut.
Kecerahan adalah sebagian cahaya yang diteruskan ke dalam air dan
dinyatakan dalam persen.
Arus adalah pergerkan massa air secara vertikal dan horizontal sehingga
menuju keseimbangan.
Gelombang adalah pergerakan naik dan turunnya air dengan arah tegsk
lurus permukaan air laut yang membentuk kurva/grafik sinosidal.
Pasang surut laut merupakan suatu fenomena pergerakan naik turunnya
permukaan air laut secara berkala yang diakibatkan oleh kombinasi gaya
gravitasi dan gaya tarik menarik benda-benda astronomi.
Dari hasil pengamatan didapatkan hasil bahwa kecepatan arus sebesar
0,23 m/detik, kecerahan sebesar 261 cm dan suhu sebesar 310C, salinitas
sebesar 34 ppt, pH sebesar 8, sifat optis air pada pukul 10.30 WIB yaitu
261 cm, pukul 11.00 yaitu 211 cm, pukul 11.30 yaitu 288. Kondisi optis air
dalam perairan tersebut mengalami kenaikan berarti dalam perairan
tersebut mengalami kecerahan.
5.2 Saran
Dari praktikum oceanografi yang telah dilakukan diharapkan para
praktikan untuk berhati-hati dalam melaksanakan praktikum karena para
praktikan langsung berada di tengah lautan juga berhati-hati dalam
menggunakan alat praktikum karena kebanyakan alat terbuat dari bahan pecah
belah.
DAFTAR PUSTAKA
Akbar.2001 (Kutipan dari Anonymous. 2009). Kecerahan. http://www.perikanan-
budidaya.go.id. Diakses tanggal 24 Mei 2009 pukul 07.00 WIB
Anonymousa. 2009. Analisa Pasang Surut. http://en.word press.com/tag/analisa-
pasang-surut/. Diakses tanggal 26 Mei 2009 pukul 19.30 WIB
______b. 2009. SIfat Optis Air. http://comank.blogspot.com/. DIakses tanggal 3
Juni 2009 pukul 20.00 WIB
Brotowidjoyo et all. 1999. Pengantar Lingkungan Perairan dan Budidaya Air.
Liberty. Yogyakarta.
Cholik. 2005 (Kutipan dari Anonymous. 2009). Suhu.
http://alljabbar.wordpress.com/2008/04/07/suhu/. Diakses tanggal 24 Mei
2009 pukul 07.00 WIB
Hardjojo dan Djokosetiyanto. 2005 (Kutipan dari Anonymous. 2009). Suhu.
http://alljabbar.wordpress.com/ 2008/04/07/suhu/. DIakses tanggal 24 Mei
2009 pukul 07.00 WIB
Holiday. 1967 (Kutipan dari Anonymous. 2009). Salinitas.
http://alljabbar.wordpress.com/2008/04/07/suhu/. Diakses tanggal 24 Mei
2009 pukul 07.00 WIB
Hutabarat and Evans. 1985. Pengantar Eseanografi. Penerbit Universitas
Indonesia. Jakarta
Nybbaken. 1992 (Kutipan dari Anonymous. 2009). pH.
http://alljabbar.wordpress.com/2008/04/07/pH/. Diakses tanggal 24 Mei
2009 pukul 07.00 WIB
Rahayu. 1991 (Kutipan dari Anonymous. 2009). Oksigen Terlarut.
http://id.wikipedia.org/wiki/oksigen-terlarut/. Diakses tanggal 14 Mei 2009
pukul 07.00 WIB
Romimohtarto dan Juwana. 2001. Biologi Laut Tropis – Ilmu Pengetahuan
tentang Biologi. Djambatan. Jakarta
Salmin. 2000 (Kutipan dari Anonymous. 2009). Oksigen Terlarut.
http://id.wikipedia.org/wiki/oksigen-terlarut/. Diakses tanggal 14 Mei 2009
pukul 07.00 WIB
4.4.6 Sifat Optis Air
Cahaya matahari merupakan salah satu parameter utama yang berpengaruh
dalam pembentukan terumbu karang. Penetrasi cahaya matahari merangsang
terjadinya fototaksis oleh zoo xantheliae simbiotik dalam jaringan karang. Tanpa
cahaya yang cukup, laju fotosintesis akan berkurang dan bersamaan dengan itu
kemampuan karang untuk membentuk terumbu (CaC03) akan berkurang dan
pula.