terbitan 5 majalah ketik polimedia

36
R ISI REDAKSI TIM Pelindung : Sarmada Pembimbing : Nova Darmanto Pemimpin Redaksi : Maria Dewi Natalia Redaktur Pelaksana : 1. Echi Anggraeni 2. Imam Mutaqin Sekretaris Redaktur : Nyi Mas Alfianti Nuraini Bendahara Redaktur : Prajna Farravita Redaktur Jurnalis: Kiata Alma Setra Redaktur Editor : Nanda Adita Suharyati Redaktur Layouter : Sucy Amelia Suryani Redaktur Fotografi : Farhan Nur Rahman Jurnalis : Afiyah Mina, Linda Juliawanti, Martha Reka, Ulfa Gusti, Meida Handayani, M.Syahid, Arfiansyah Manafi, Cikal Wisnu Pramudya, Muhammad Jenar, Indah Kurniasih, Novia Magdayati, Nia Anggraini, Tyhan Ladarrizka Dewanti, Bianca Razky Delima, Davina Adinda, Editor : Andiani Ciptaning Yusaputri, Anggita Woelandhary, Yani Suryani, Indah Putri Wahyuningsih, Minawati Nur Kustika, Nurul Hikmah Aulia, Ulfa Muzdalifah, Nurul Izzati, Indi Vidyafi Kausart Bena, Wishada Ayu Darmawan, Ulfa Mudzalifah Layouter Fransiskus SM Sitanggang, Firda Haerunisah, Agnitia Rizqining Putri, Dimas Haryo Damar, Ridho Yusuf, Muhammad Fauzy, Dias Aditya Andrianto, Suciati, Ulfah Nurzaakiah, Irine Auliya, Kiky Rizky Putri Harianty, Setio Aji Prapanca, Fotografi Ilham Ramadhan, Lucky Batara, M. Abdul Rahman, Risma Afifah, Mochammad Abdul Rachman, Adam Abi Praditya, Syahidah Produksi Uus Yunus Cover Ilustrasi Alivion KETIK Sport Advertising Cup 2015 Silaruhmi Bersama Polimedia FC Cerpen Meilleurs Amis #2 Fashion 7 Warna Menarik Perhatian Pria Kesehatan Bahaya Penggunaan Headset untuk Telinga dan Otak Merokok Setelah Makan Kuliner Cita Rasa Khas Jerman di Atas Awan Komunitas Oren Polimedia Majalahketik 27 28 29 30 32 33 34 36

Upload: lpm-ketik

Post on 26-Jul-2016

300 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

 

TRANSCRIPT

Page 1: Terbitan 5 Majalah KETIK PoliMedia

1

R ISI REDAKSITIM

Pelindung :SarmadaPembimbing :Nova DarmantoPemimpin Redaksi : Maria Dewi NataliaRedaktur Pelaksana : 1. Echi Anggraeni2. Imam MutaqinSekretaris Redaktur : Nyi Mas Alfianti NurainiBendahara Redaktur : Prajna FarravitaRedaktur Jurnalis : Kiata Alma SetraRedaktur Editor : Nanda Adita SuharyatiRedaktur Layouter : Sucy Amelia SuryaniRedaktur Fotografi : Farhan Nur Rahman

Jurnalis : Afiyah Mina, Linda Juliawanti, Martha Reka, Ulfa Gusti, Meida Handayani, M.Syahid, Arfiansyah Manafi, Cikal Wisnu Pramudya, Muhammad Jenar, Indah Kurniasih, Novia Magdayati, Nia Anggraini, Tyhan Ladarrizka Dewanti, Bianca Razky Delima, Davina Adinda,

Editor :Andiani Ciptaning Yusaputri, Anggita Woelandhary, Yani Suryani, Indah Putri Wahyuningsih, Minawati Nur Kustika, Nurul Hikmah Aulia, Ulfa Muzdalifah, Nurul Izzati, Indi Vidyafi Kausart Bena, Wishada Ayu Darmawan, Ulfa Mudzalifah

LayouterFransiskus SM Sitanggang, Firda Haerunisah, Agnitia Rizqining Putri, Dimas Haryo Damar, Ridho Yusuf, Muhammad Fauzy,Dias Aditya Andrianto, Suciati, Ulfah Nurzaakiah, Irine Auliya, Kiky Rizky Putri Harianty, Setio Aji Prapanca,

Fotografi Ilham Ramadhan, Lucky Batara, M. Abdul Rahman, Risma Afifah, Mochammad Abdul Rachman, Adam Abi Praditya, Syahidah

ProduksiUus Yunus

Cover IlustrasiAlivion

KETIK

SportAdvertising Cup 2015Silaruhmi Bersama Polimedia FC

CerpenMeilleurs Amis #2

Fashion7 Warna Menarik Perhatian Pria

KesehatanBahaya Penggunaan Headset untuk Telinga dan OtakMerokok Setelah Makan

KulinerCita Rasa Khas Jerman di Atas Awan

KomunitasOren Polimedia

Majalahketik

2728

29

30

32

33

34

36

Page 2: Terbitan 5 Majalah KETIK PoliMedia

2

NARKOBADALAM

KAM PUS

Page 3: Terbitan 5 Majalah KETIK PoliMedia

3

Jika berbicara tentang narkoba, pasti yang terlintas di benak kita ialah barang haram yang mengakibatkan efek-efek negatif bagi para penggunanya. Ya, hal

ini memang benar adanya. Efek pemakaian narkoba sangat beragam, baik dari jangka panjang maupun jangka pendek, baik gangguan psikis maupun gangguan fungsi fisik. Efek jangka pendek yang biasa dialami oleh para pengguna yakni, merasa lebih santai, rasa gembira berlebih, berhalusinasi,

dan lain-lain. Sedangkan untuk efek jangka panjang seperti menurunkan kemampuan

berpikir, radang paru-paru, dan dapat menurunkan kemampuan berbicara juga berhitung. Saat ini, Indonesia merupakan negara yang

memiliki pecandu narkoba yang sangat banyak. Narkoba menyerang berbagai lapisan masyarakat, mulai dari kalangan

dewasa, remaja, bahkan anak-anak. Indonesia juga sempat dikatakan sebagai negara darurat narkoba. Jaring peredaran narkoba

juga tak luput dari wilayah kampus. Bukan lagi hal yang tabu, banyak dari mereka yang ikut menyalahgunakan obat terlarang ini. Tak hanya mahasiswa,

oknum pegawai nakal, bahkan seorang dosen pun bisa ikut terjaring dalam lingkaran peredaran narkoba. Jenis narkoba yang biasa beredar di kalangan kampus ialah ganja, putau, dan sabu-sabu.

Para pecandu biasanya menggunakan narkoba di tempat yang menurut mereka aman, seperti kos-kosan, pojokan kampus, atau bahkan di toilet. Di kalangan mahasiswa sendiri, biasanya sudah saling tahu siapa saja pemakai narkoba di kampus mereka karena tak jarang mereka menikmati barang ini secara bersama-

sama. Banyak faktor yang membuat seseorang terjerumus menggunakan narkoba, seperti coba-coba, dorongan teman, atau karena sedang mengalami stres.

seharusnya hal ini dapat dihindari jika diri kita dibekali keyakinan untuk tidak mengunakan barang haram ini.

Menurut pengakuan mahasiswa dari beberapa kampus di Jakarta, mereka sangat tidak setuju dengan adanya peredaran

narkoba di kampus. Bukan hanya merusak teman-teman terdekat mereka, tetapi juga meresahkan karena efek dari pemakaian yang dapat membuat penggunanya menjadi tidak terkendali. Di mata hukum pun sangat dilarang menyalahgunakan narkoba. Selain itu, nama baik dari kampus juga akan tercoreng jika ada mahasiswanya yang tertangkap tangan memiliki barang haram ini.

Ada baiknya jika kita sebagai mahasiswa mampu membentengi diri dari jeratan narkoba. Sibukkan diri kita

dengan hal-hal positif yang membangun diri. Bukan malah merusak diri kita dengan cara seperti itu karena efek yang

ditimbulkan tak hanya menyusahkan diri sendiri, tetapi juga teman dan keluarga. Mari, menjadi generasi penerus yang

berkualitas! (I.K).

DALAM KAM PUS

Page 4: Terbitan 5 Majalah KETIK PoliMedia

4

Tahun ini, PoliMedia tidak mengirimkan utusannya untuk menghadiri Musyawarah Nasional Aliansi Pers Mahasiswa Politeknik

se-Indonesia. Hal itu dikarenakan tidak adanya dana untuk pemberangkatan. Padahal, kegiatan Munas ini sudah diajukan dari jauh-jauh hari. Kendala PoliMedia tidak mengirimkan utusannya, alih-alih dikarenakan kepengurusan Wakil Direktur 1, Pak Mukhyidin Djaiz yang berubah posisi menjadi Wakil Direktur III dan sebaliknya Pak Mulyanudin dari Wadir III berubah menjadi Wadir 1.

Perwakilan yang sebelumnya akan diberangkatkan yaitu Andiani Ciptaning Yusaputeri (Penerbitan 3B) dan Kiata Alma Setra (Penerbitan 5C) yang sudah siap untuk berangkat ke Politeknik Negeri Lampung sebagai tuan rumah Munas APMPI. Mereka mengaku kecewa karena informasi pembatalan yang mendadak. “Ya udah pasti kecewa karena tiba-tiba batal. Padahal Munas ini adalah acara yang penting,” ujar Kiata, Penerbitan 5C.

Walaupun sebelumnya perwakilan PoliMedia sudah beberapa kali menjabat sebagai pengurus APMPI, seperti Cikal Wisnu Pramudya (Penerbitan 5C) dan Suciati (Multimedia 5B) sebagai Redaktur Online serta Imam Mutaqin (Penerbitan 5C) sebagai Redaktur Editor majalah Warta, pembatalan keberangkatan tetap memberikan dampak di kepengurusan APMPI saat ini karena tidak adanya perwakilan yang datang.

Hasil MunasMusyawarah Nasional yang dilangsungkan di

Politeknik Negeri Lampung−LPM Sukma sebagai tuan rumah, dilaksanakan pada 2-6 September 2015. Di dalam proses Munas juga diadakan pelatihan Jurnalistik dan kunjungan ke beberapa media di Lampung. Selama empat hari, para perwakilan berdiskusi tentang AD/ART APMPI, struktur kepengurusan baru, program kerja, kunjungan, serta melakukan city tour menikmati keindahan Kota Lampung.

Hasil Munas ini diputuskan oleh Pemimpin Umum APMPI 2015-2016, Rizky Dermawan dari Politeknik Negeri Jakarta. Selain itu, APMPI sudah menandatangani kerjasama dengan Forum Komunikasi Politeknik se-Indonesia (FKMPI) untuk bersama-sama memajukan Politeknik di seluruh Indonesia.(CWP).

MUNAS APMPI

Page 5: Terbitan 5 Majalah KETIK PoliMedia

5

mahasiswa Bidikmisi sendiri dapat tertinggi, bahkan anak Bidikmisi rata-rata cumlaude,” ujar Cikal Wisnu, Penerbitan 5C, selaku Ketua Komisi Bidikmisi.

Walaupun program ini diseleksi dengan ketat, tetapi ada saja peserta yang salah sasaran. “Bidikmisi ini ada yang tepat ada juga yang kurang pas. Ini kan karena kebijakan kampus yang menyeleksinya, tetapi kalau menurut saya ini sudah tepat walaupun ada yang kurang tepat. Kalau dibilang ternyata ada yang dapat beasiswa Bidikmisi tapi dia mampu, sebenernya dia harus sadar diri kenapa dia dapet beasiswa Bidikmisi. Seharusnya dia bisa mengundurkan diri atau ngasih ke yang membutuhkan. Ya, menurut gue dia harus bisa berkontribusi buat kampus.” tambah Cikal.

Selama ini kebijakan beasisiwa Bidikmisi berjalan dengan sangat baik. Banyak juga yang menggunakan beasiswa tersebut dengan sebaik-baiknya. Menjadi peserta bidikmisi tidak semudah yang dibayangkan karena untuk terus mendapatkan Bidikmisi harus mendapatkan IP yang bagus dan menanjak atau stabil. Kalau tidak, beasiswa akan dicabut.(IA).

Bidikmisi merupakan bantuan biaya pendidikan yang diberikan pada mahasiswa baru yang secara ekonomi kurang mampu dan berpotensi akademik baik. Proses

perekrutan bidikmisi dimulai sebelum pendaftaran seleksi masuk perguruan tinggi negeri. Program bidikmisi yang dimulai tahun 2010 ini merupakan program yang dibuat oleh presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Program ini bertujuan untuk menurunkan tingkat kemiskinan penduduk Indonesia melalui sarana pendidikan gratis bagi mahasiswa yang kurang mampu. Anggaran program bidikmisi sendiri berasal dari dana APBN yang merupakan uang dari rakyat.

“Beasiswa ini bagus, countinue terus dari pemerintah bahkan sampai sekarang sudah ada 5 angkatan di PoliMedia. Dari angkatan pertama yang hanya 20.000, 40.000, sampai sekarang 60.000 pertahun. Itu menurut gue harus ada terus karena banyak orang di luar sana yang berpotensi walaupun dalam hal ekonominya kurang. Ini membantu banget, itu terbukti dari temen-temen yang wisuda kemarin 5

KualifikasiBidikmisi

Page 6: Terbitan 5 Majalah KETIK PoliMedia

6

Rumah merupakan bangunan untuk tempat tinggal pada umumnya. Dengan adanya rumah, kita dapat melakukan

aktivitas, dapat berlindung dari berbagai cuaca, dan juga dapat berbagi cerita. Namun, rumah yang dimaksud kali ini bukanlah rumah masyarakat sosial pada umumnya. Rumah ini berada di PoliMedia dan menjadi dambaan bagi semua mahasiswa. Mulai dari MPM, BEM, HIMA, UKM, dan BSO pun menginginkan rumah masing-masing untuk memudahkan kegiatan mereka. “Semoga PoliMedia dapat cepat mencari tempat untuk sekret agar lebih terorganisir dan lebih fokus jika ingin mengadakan rapat atau melakukan kegiatan,” ucap Azizah Prima Ghanie, Teknik Grafika 5B.

Faktanya, lahan PoliMedia yang berkisar dua hektar ini belum mampu mencukupi dan masih jauh dari harapan. Masalah dana merupakan penyebab dari rumah mahasiswa yang belum dapat dibangun karena dana dari pemerintah harus dibagi dengan PSDD Medan dan Makassar.

Fakta kedua, banyak fasilitas yang belum terpenuhi, termasuk kelas untuk proses belajar mengajar. Jika pemenuhan kelas saja belum tercukupi, bagaimana sekret akan dibangun? Untuk saat ini, PoliMedia sedang mengupayakan proses pembangunan untuk kelas dan laboratorium yang berada di gedung tower. Setelah pembangunan kelas dan laboratorium selesai, barulah mengupayakan pembuatan sekret dan galeri mahasiswa.

“Bersabarlah, memang semua kebutuhan harus dipenuhi tetapi kebutuhan pendidikan saja belum mencukupi. Tunggulah! Mudah-mudahan pembuatan sekret mahasiswa akan segera dilaksanakan.” pesan Bapak Achmad Bastari Burhanudin, selaku Kasubag umum PoliMedia.(MRA).

Rumah Mahasiswa

Page 7: Terbitan 5 Majalah KETIK PoliMedia

7

Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) ialah Organisasi Mahasiswa Kampus yang saat ini diketuai oleh Asep Sulaiman (Animasi 5A) dan Farhan Rauda (Desain Grafis 5A) selaku wakil ketua. BEM berada dibawah Majelis Permusawaratan Mahasiswa (MPM) selaku legislatif di kampus PoliMedia. Tugas BEM ialah menampung dan menyalurkan aspirasi dari mahasiswa ke pihak kampus ataupun sebaliknya.

Berbagai kegiatan sudah berhasil dilaksanakan selama periode jabatan di tahun 2015 ini, seperti seminar leadership yang diselenggarakan atas kerjasama divisi pendidikan, seminar kewirausahaan oleh divisi kewirausahaan, olimpiade PoliMedia yang melibatkan seluruh civitas kampus PoliMedia, dan khitanan masal yang bekerjasama dengan IMIP. Selain itu, ada juga kegiatan lain yang bekerja sama dengan berbagai prodi, seperti donor darah yang melibatkan Prodi Penerbitan dan Fotografi, serta Pekan Karya PoliMedia (PKP) yang menjadi agenda utama tahun ini.

Tema yang diusung oleh BEM periode ini memang berbeda dengan kepemimpinan BEM sebelumnya, “Kami memang lebih menonjolkan event di periode kepemimpinan saya. Untuk kegiatan non event mungkin kami lebih konsentrasikan, tetapi memang kurang kami ekspose.” ujar Asep Sulaiman, selaku Ketua BEM. Prestasi non event yang telah berhasil dicanangkan oleh BEM pada periode 2015 seperti, Desa Binaan, Tim Aspirasi Mahasiswa, Keringanan

Bukan Cuma Sekedar Event

Biaya PPA-BBM, pembentukan beberapa UKM baru, turun langsung untuk menaungi 13 UKM, dan mengusung pertukan posisi Wadir.

Walaupun tidak banyak kegiatan non event yang dipublikasikan oleh BEM periode ini, namun secara langsung banyak perubahan yang dapat kita rasakan, seperti sistem baru pelayanaan internet, media promosi atau iklan berupa pemaksimalan LCD di setiap lantai, dan keringanan biaya untuk mahasiswa yang memenuhi syarat.So, guys semua kembali lagi ke penilaian kalian tentang

bagaimana kinerja BEM periode ini. Secara langsung kita juga bisa merasakan dampak baik dari hasil kerja BEM yang tidak terekspose.(UG).

Page 8: Terbitan 5 Majalah KETIK PoliMedia

8

Tahukah kamu tentang Mesin Rotogravure? Mesin Rotogravure adalah mesin cetak khusus untuk kemasan plastik. Mesin ini terletak di ruang produksi Gedung P. Dari pengertiannya saja kita dapat mengetahui mesin ini digunakan untuk mahasiswa prodi jurusan Teknik Kemasan yang ada di PoliMedia.

1. Jika mesin besar ini dioperasikan, maka akan mengeluarkan biaya yang tidak sedikit.2. Mesin besar ini mengeluarkan limbah yang bersifat chemical (bahan kimia) yang dapat merusak K3 (Kesehatan, Keselamatan, dan Keamanan Kerja) karena pihak kampus masih mencari solusi untuk mengelola limbah tersebut.3. Kebisingan. Mesin Rotogravure ini mengeluarkan suara-suara bising yang dapat mengganggu aktivitas pembelajaran mahasiswa PoliMedia dan lingkungan sekitar kampus.4. Keterbatasan lahan. Seperti yang kalian ketahui, mesin ini terdapat di ruangan yang tidak cukup tinggi dan besar sehingga tidak efektif jika digunakan diruangan tersebut.

Sarana PembelajaranMahasiswa Terabaikan

Lalu, pernahkah kalian melihat mesin besar ini digunakan? Jawabannya pasti tidak atau pernah, namun hanya sekali. Sejak tahun 2011, Mesin Rotogravure sudah ada di PoliMedia. Menurut beberapa sumber, mesin ini hanya digunakan satu kali untuk pelatihan Mesin Rotogravure. Setelahnya, mesin ini tidak pernah digunakan lagi hingga sekarang.

Mengapa demikian?

Menurut Bapak Wahyu, Teknisi UPT Perpustakaan dan Penerbitan, mesin ini tidak digunakan karena ada beberapa bagian yang rusak atau tidak bisa berjalan dengan baik. Setelah di konfirmasi kepada Bapak Anton Hadiwibowo S.Sn, MM, selaku Kepala UPT Perpustakaan dan Percetakan, memang benar adanya pernyataan tersebut dan masih terdapat alasan-alasan lainnya:

Page 9: Terbitan 5 Majalah KETIK PoliMedia

9

Mahasiswa program studi Teknik Kemasan 5, Anis, mengaku cukup rugi karena tidak pernah menggunakan mesin untuk proses pembelajaran. Namun, pihak kampus selalu memberikan pembelajaran lain seperti mengajak mahasiswa Teknik Kemasan datang ke pameran-pameran atau peragaan mesin yang berkaitan dengan teknik kemasan. Sehingga, walaupun mereka belum pernah mencoba langsung mesin besar tersebut, tetapi mereka mengerti prinsip dasar mesin dan mengetahui bagaimana cara pengoperasian mesin tersebut. Kepala UPT Perpustakaan dan Penerbitan mengkonfirmasi bahwa beberapa tahun lagi akan ada alat-alat baru yang lebih sesuai dan mudah digunakan untuk proses pembelajaran mahasiswa-mahasiswa yang berkaitan langsung dengan alat-alat tersebut.

Mesin Web Pressline 16 sempat vakum satu tahun Selain mesin rotogravure, terdapat juga mesin cetak untuk Teknik Grafika, yaitu Mesin Web Pressline 16 dari India. Mesin ini berjalan dengan baik, namun satu tahun belakangan ini mesin mengalami kerusakan. Kendala pada saat itu adalah masih kurangnya pengembangan kompetensi SDM (Sumber Daya Manusia) teknisi itu. Sehingga pada Desember 2014, pihak kampus mendatangkan langsung teknisi dari India untuk melakukan perawatan dan instalasi pada mesin tersebut. Sampai sekarang mesin ini berjalan dengan baik namun masih menggunakan proses manual. “Bukan hanya belajar di kelas saja, belajar di lab praktikum merupakan hal yang penting bagi mahasiswa. “Oleh karena itu, pengembangan kompetensi dan kualitas SDM teknisi itu sendiri perlu ditingkatkan dan dikembangkan, sehingga harapan kami para teknisi dapat membantu proses pembelajaran para mahasiswa maupun dosen dengan baik sesuai dengan ketentuan yang berlaku.” ujar Bapak Wahyu. (TLD)

Page 10: Terbitan 5 Majalah KETIK PoliMedia

10

Colour Solidarity adalah acara yang diselenggarakan oleh Koordinator Eksekutif Mahasiswa (KEM) PoliMedia Medan dan berlangsung di Bumi Perkemahan Sibolangit. Colour Solidarity mengangkat tema keakraban antar senior dan junior yang dikemas dalam sebuah konsep Colour Run. Kegiatan ini bertujuan untuk menghilangkan pemikiran-pemikiran “senioritas” yang sering terjadi di sekolah ataupun perguruan tinggi. Keakraban yang terjadi sungguh menyenangkan, mengingat adanya game-game seru setelah acara lempar powder. Disusul acara api unggun dimalam hari dan disertai pembacaan sumpah mahasiswa yang diikuti seluruh peserta, sharing seputar kampus oleh alumni, kata sambutan oleh Bapak Penanggung Jawab PoliMedia Medan, dan Bapak Kepala Bidang Humas Kemahasiswaan yang hadir dalam kegiatan Colour Solidarity. Acara kembali berlanjut dipagi hari dengan penampilan band akustik dan penampilan dari mahasiswa baru yang menyumbangkan suaranya. Doa bersama menjadi akhir dari kegiatan ini. Semoga keseruan ini berlanjut di acara-acara berikutnya.(WIK).

SOLIDARITYCOLOUR

M Fikri Nurhadi selaku ketua panitia ‘Colour Solidarity’ yang juga ketua divisi HUMAS Eksternal sedang memberikan pengarahan kepada peserta Colour Solidarity tengan aturan main dan track yang akan dilalui oleh peserta.

Keseruan lempar powder setelah berhasil melewati track lari. Meskipun acara berlangsung dibawah hujan yang turun membasahi Bumi Perkemahan Sibolangit namun semua peserta acara turut larut dalam kebahagiaan yang kami ciptakan bersama-sama.

Acara Api Unggun dimalam hari berlangsung dengan hikmat disertai prosesi pembacaan Sumpah Mahasiswa yang diikuti seluruh peserta acara.

Page 11: Terbitan 5 Majalah KETIK PoliMedia

11

Wisuda angkatan ke-5 Wisuda adalah peresmian atau pelantikan yang dilakukan dengan khidmat. Wisuda juga merupakan penghargaan yang telah dicapai mahasiswa karena telah melaksanakan kegiatan perkuliahan. Kamis, 12 November 2015 mahasiswa Politeknik Negeri Media Kreatif melangsungkan Wisuda di Gedung Smesco, Jakarta Selatan. Gedung yang dipenuhi para wisudawan, dosen-dosen, keluarga, dan kerabat dari para wisudawan, membuat suasana semakin haru. Setelah wisuda, seringkali timbul pertanyaan “Setelah wisuda mau ke mana?” Dari pertanyaan tersebut adanya berbagai jawaban dari mahasiswa PoliMedia yang kini sudah menjadi alumni. Banyak mahasiswa yang ingin melanjutkan ke jenjang S-1 dan melanjutkan pekerjaan di media publikasi, seperti televisi, koran, maupun majalah. Bahkan selama masih menjadi mahasiswa ada yang sudah mendapat tawaran bekerja ditempat pelatihan kerja (magang). Wisuda juga sering dikaitkan dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK). IPK yaitu sekumpulan nilai yang didapat selama mahasiswa

melangsungkan perkuliahan. IPK juga memiliki arti sendiri bagi mahasiswa, seperti yang dikatakan Arien Ganeswara, alumni Prodi Periklanan B angkatan tahun 2015 “IPK itu penghargaan atau apresiasi dari sebagaimana giat kita semasa kuliah.” Adapun pendapat lain tentang IPK, seperti yang dikatakan Barata Adhiyakso, alumni Prodi Fotografi A tahun 2015, IPK harus diimbangi dengan skill. Tanggapan-tanggapan tersebut menyatakan IPK membuktikan hasil kerja keras dalam menjalankan perkulian. Adapun pesan yang disampaikan alumni untuk mahasiswa PoliMedia yang kini masih berjuang demi kelulusan.

“Belajarnya lebih giat lagi dan harus lebih haus akan ilmu,” kata Hanifuddin, alumni Prodi Teknik Grafika B tahun 2015.(BRD).

Page 12: Terbitan 5 Majalah KETIK PoliMedia

12

Selamat hari pemuda yang ke-87 tahun pemuda-pemudi Indonesia yang

selalu berkobar semangatnya untuk terus berkontribusi positif untuk negeri ini.

Indonesia kini tengah memasuki momentum emas. Jumlah penduduk produktif Indonesia kini didominasi oleh anak muda. Inilah yang disebut sebagai bonus demografi. Lebih jelasnya, bonus demografi adalah keadaan bertambah jumlah penduduk usia produktif pada suatu negara. Tahukah Anda,

jumlah penduduk usia produktif Indonesia jauh lebih besar dibandingkan total gabungan populasi penduduk usia produktif

yang ada di Malaysia (29 juta), Singapura (4,5 juta), Australia (24 juta), dan Thailand (67 juta). Beberapa negara ini telah berhasil

memanfaatkan momentum bonus demografi dengan maksimal; JEPANG pada tahun 1950-an, KORSEL (1970-an), CHINA (1990-

an). Masa-masa seperti inilah yang harus dimanfaatkan secara maksimal oleh kawula muda Indonesia untuk menggali potensi dan

memanfaatkan dengan optimal sarana yang ada untuk meningkatkan pemasukan bagi Indonesia. Kenapa harus pemuda? Karena

pemuda adalah penggerak utama perubahan dan juga kunci utama membangkitkan kejayaan Indonesia. Seperti kata Bung Karno, “Beri aku 10 pemuda, maka akan kuguncang dunia”. Selagi muda dan banyak kesempatan untuk mewujudkannya, kenapa tidak sekarang? Ayo terus berkarya positif ya, Pemuda-Pemudi Indonesia!.

BONUSDemografi

Dok:Freepik

Page 13: Terbitan 5 Majalah KETIK PoliMedia

13

Salahkah Makrab?

Malam keakraban atau makrab merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mengakrabkan atau mendekatkan mahasiswa baru dengan para seniornya. Makrab

yang kini dinamakan Creative Gathering ataupun Creative Camp dilakasanakan selama 3 hari 2 malam. Acara ini diisi dengan serangkaian

kegiatan, seperti pengenalan senior, games, makan bersama, dan berbagi ilmu dari senior kepada junior.

Kegiatan Creative Gathering ini sempat tidak mendapatkan persetujuan dari beberapa dosen yang ada di PoliMedia. Hal itu disebabkan karena tidak sesuainya

dengan aturan Dikti . Kegiatan ini juga banyak menimbulkan argumen dari berbagai pihak, seperti yang dikatakan mahasiswa prodi Penerbitan 1A, Chintiana, bahwa kegiatan

Creative Gathering seharusnya dilaksanakan pada saat libur panjang. Adapun pendapat lain dari mahasiswa Prodi Animasi 1B, Yusuf Nuris Arif Nugroho, “Walaupun uang habis, tapi seru dan

kayaknya harus diadakan terus karena kalau tidak ada hubungan senior dengan junior seperti ada tembok.”

Namun, terlepas dari berbagai pendapat tersebut, kegiatan Creative Gathering ini mempunyai sisi positif seperti terjalinnya silaturahmi yang baik antara senior dan junior, mahasiswa baru tidak merasa takut kepada senior, mahasiswa barumenjadi tidak merasa canggung berbagi kepada senior, atau sekadar menyapa dan melakukan kegiatan positif bersama-sama, melatih mental dan kekompakan dari masing-masing pribadi, melatih kerja tim yang baik, dan menimbulkan rasa kebersamaan serta rasa solidaritas.(BRD).

Page 14: Terbitan 5 Majalah KETIK PoliMedia

14

Permasalahan yang kerap kali menjadi keluhan mahasiswa salah satunya ialah sistem parkir. Selama ini, parkir motor

mahasiswa di basement dinilai tidak layak. Mulai dari sering terjadinya kasus kehilangan helm, motor yang terendam air di lantai paling dasar saat hujan, tata letak kendaraan yang semrawut, sampai dibiarkannya beberapa mahasiwa yang tidak membayar parkir.

Melihat permasalahan ini, Rahmad Bagus Bastari, selaku anggota Tim Aspirator BEM PoliMedia, mengaku sudah menyusun draft rekomendasi perbaikan sistem parkir di basement PoliMedia. Dalam draft rekomendasi tersebut, Rahmad mengusulkan adanya locker helm agar mahasiswa bisa menyimpan helmnya di tempat tersebut. “Kita mengusulkan enam locker helm. Dimana satu loker bisa muat untuk 20 helm.” ujar mahasiswa Multimedia 3B itu. Selain locker helm, BEM juga akan mengusulkan adanya pembatas kendaraan.

Sampai saat ini, belum adanya dua peralatan tersebut menyebabkan kendaraan yang parkir tidak tertata dengan baik. Perbaikan juga diusulkan dari segi keluar masuknya kendaraan ke basement. Sistem karcis yang sekarang berlaku diharapkan dapat diganti dengan menggunakan kartu yang dibayar sekali dalam satu semester. Cara ini dapat mengefektifkan waktu masuk kendaraan.

Rekomendasi yang telah disusun BEM sudah berdasarkan kajian bersama dari survei yang dilakukan beberapa bulan lalu. Mahasiswa tidak keberatan jika parkir tersebut berbayar. Namun, mahasiswa mempunyai syarat tertentu misalnya ada jaminan keamanan dari pihak pengelola.

Menanggapi rekomendasi tersebut, Bapak Anton selaku Penanggung Jawab Koperasi yang membawahi parkir di PoliMedia menanggapi positif usulan ini. Menurutnya, usulan semacam ini sebenarnya sudah dilakukan oleh kabinet BEM sebelumnya, hanya saja belum ada tindak lanjut lagi. Ia mendukung penuh usulan ini sampai ke pihak direktur. Namun, peran koperasi sendiri hanya sebatas untuk mengelola keuangan parkir, seperti membuat karcis dan menggaji petugas parkir. Adapun diterima atau tidaknya rekomendasi tersebut pihak direktur yang akan memutuskan.

Draft di targetkan sampai ke direktur pada akhir November 2015. Diharapkan setelah adanya rekomendasi tersebut pihak kampus

dapat segera merealisasikannya agar parkiran mahasiswa di basement menjadi tertib, nyaman dan aman.(SM).

PERBAIKANsistem parkir

Page 15: Terbitan 5 Majalah KETIK PoliMedia

15

HIJAU, COKELAT, DAN PUTIH WARNAI POLIMEDIA

PoliMedia membuka tiga Badan Semi Otonom (BSO) baru, yaitu Pramuka, KSR PMI, dan Resimen Mahasiswa (Menwa).

Sesuai Keputusan Kementerian Riset dan Teknologi, bahwa harus adanya organisasi tingkat kampus tentang Bela negara dan Pengabdian Kepada Masyarakat. Sebenarnya, tiga organisasi ini sudah dirancang dari tahun 2014, sejak dilaksanakannya seminar tentang Kepramukaan dan KSR. Namun, hasil seminar tersebut tidak berhasil untuk dijadikan organisasi kedepannya. Maka dari itu, setelah pelatihan ini diharapkan pada tahun 2016 mendatang, ketiga organisasi ini akan menjadi keluarga baru dilingkungan kampus PoliMedia.

Pelatihan untuk ketiga organisasi baru ini diadakan secara bertahap selama dua minggu. Minggu pertama diikuti oleh 24 pasukan Menwa. Para siswa mengikuti pelatihan Pra Diksar di Kampus PoliMedia selama tiga hari, terhitung dari 27-29 November 2015. Mahasiswa mengikuti pelatihan Pra Diksar dengan menginap di kampus dan dibimbing langsung oleh Menwa Jayakarta dari seluruh Universitas Se-Jakarta Raya.

Lalu, di minggu kedua tanggal 4-6 Desember 2015, 20 anggota Pramuka dan KSR mengikuti pelatihan orientasi.

Materi pramuka diberikan langsung oleh Pengurus Pramuka Kwartir Cabang Jakarta Selatan dan materi KSR oleh Pengurus PMI Jakarta Selatan. Para anggota pramuka diberikan arahan untuk mendirikan Gugus Depan baru yang nantinya akan dijadikan sebagai pembantu tenaga ajar untuk tingkat SD, SMP, dan SMA. Bukan hanya itu, mereka juga akan diikut sertakan untuk kegiatan Pramuka Jakarta, Nasional bahkan Internasional. KSR dilatih bagaimana menjadi tim yang kuat dalam menghadapi apapun. Mulai dari pertolongan pertama kepada pasien, sigap bencana, dan kesehatan.

Berdirinya tiga organisasi baru ini diprakasai oleh dua mahasiswa PoliMedia yaitu Ivans Ahimsa (Desain Grafis 5A) dan Cikal Wisnu Pramudya (Penerbitan 5C). Selain mahasiswa, tiga organisasi ini juga atas dukungan dari Wakil Direktur III Bidang Kemahasiswaan, Bapak Drs. Mukhyidin Djaiz, M.Si dan Pembina Kemahasiswaan Bapak Sakim S.Pd.I., M.Si

Mahasiswa yang mengikuti pelatihan ini nantinya akan mengabdikan diri untuk kampus, masyarakat Indonesia, dan negara. Mereka dilatih untuk menjadi manusia yang mandiri, disiplin, bertanggung jawab, dan cinta tanah air serta peduli terhadap masyarakat.(CWP).

Kita sebagai anggota KSR PMI baru PoliMedia yang belum tahu mengenai PMI, sekarang sudah dapat menelaah apa itu PMI.

Saya menginginkan KSR PoliMedia tidak hanya aktif di kampus saja, tetapi berperan kepada masyarakat luas. Walau dalam situasi genting sekali pun, saya berharap KSR PoliMedia dapat berkontribusi untuk membantu sesama mahkluk hidup yang mengalami musibah.

Jangan hanya pintar akademik saja! Tetapi, harus bisa seimbang dengan organisasi karena jika hanya mementingkan akademik kita tak akan tahu kondisi lingkungan luar seperti apa.

Pramuka sebagai wadah untuk mengembangkan kreativitas, keterampilan, dan mendidik anggota pramuka dalam kedisiplinan serta kemajuan bangsa. Dengan diadakan orientasi kepramukaan, diharapkan para mahasiswa bisa lebih mandiri dan lebih beradaptasi baik di lingkungan, kampus, ataupun meluas ke masyarakat.

PRAMUKAPuji Probowati

Teknik Grafika 3B

KSR PMIWahyu Wibowo

Teknik Grafika 3B

Kesan dan Pesan

Page 16: Terbitan 5 Majalah KETIK PoliMedia

16

kesempatan Emas Dunia Sastra Tahun 2015 menjadi terobosan baru dalam karya sastra Indonesia. Indonesia menjadi tamu kehormatan dalam ajang pameran buku bergengsi dunia yang diselenggarakan tiap tahun di Frankfurt, Jerman. Pameran buku internasional di Jerman ini sudah menjadi tradisi sejak puluhan tahun. Setelah perang dunia ke-2, pameran ini dihidupkan kembali. Dalam pameran ini, penerbit, penulis, penjual, dan agen buku dapat bertatap muka secara langsung. Tahun 2015, sekitar 70 penulis Indonesia diundang mengisi berbagai acara selama Frankfurter Buchmesse. Penyair dan penulis terkemuka Goenawan Mohamad bertanggung jawab untuk program budaya dalam pameran akbar ini. Dengan menjadi tamu kehormatan Frankfurter Buchmesse (Frankfurt Book Fair), literatur Indonesia memasuki terobosan baru. Selama ini, sastra Indonesia hampir tidak dikenal dalam industri literature dunia. Namun, pasar buku Indonesia yang berpenduduk 240 juta orang ini sekarang diakui sebagai pasar menarik. Sekjen Kemendikbud Prof. Ainun Na’im mengatakan bahwa ia ingin memperlihatkan

pada dunia tentang kekayaan budaya

Indonesia lewat Frankfurt Book Fair ini. Ia juga mengatakan Indonesia memiliki beragam suku dan bangsa yang memberikan warna kebudayaan Indonesia. Sebagai negara multikultural, diyakini banyak negara yang tertarik untuk mempelajari Indonesia lebih jauh lagi. Hal ini bisa menjadi kesempatan emas di dunia sastra, khususnya para penulis Indonesia. Bisa dijadikan sebagai daya tarik atau semangat tersendiri bagi penulis untuk dapat menghasilkan tulisan-tulisan yang menarik dan juga berkualitas.(BRD).

Page 17: Terbitan 5 Majalah KETIK PoliMedia

17

Maju Tanpa

Kriyasana Mahasiswa Desain Grafis Indonesia 11 (KMDGI 11) merupakan acara yang dinanti oleh para mahasiswa Desain Komunikasi Visual se-Indonesia, khususnya mahasiswa Politeknik Negeri Media Kreatif. Acara ini diikuti sekitar 52 kampus se-Indonesia.

Acara yang bertema “gini loh” ini berlangsung pada tanggal 11–14 November 2015 di Institut Seni Indonesia Denpasar. Selain untuk memperlihatkan karya mereka, acara ini menjadi ajang silahturahmi para mahasiswa Desain Komunikasi Visual se-Indonesia.

Konsep yang PoliMedia angkat dalam acara ini adalah “YUK!” yang memiliki kepanjangan Yes Untuk Kebaikan, sebuah campaign ajakan

untuk masyarakat Depok agar masyarakatnya mematuhi aturan lalu lintas dan tak lupa untuk berkebun.

Memang tak mudah bagi para mahasiswa Desain Grafis di PoliMedia mengikuti acara tersebut karena minimnya biaya yang mereka dapatkan. Saat itu, para mahasiswa Desain Grafis sudah jauh–jauh hari mempersiapkan proposal dengan rincian dana untuk mengikuti acara ini, namun pihak kampus seperti tutup telinga dalam hal biaya yang diperlukan oleh mahasiswanya. Mereka pun mengumpulkan uang dari setiap mahasiswa Desain Grafis itu sendiri. Selain itu, bernyanyi dengan alunan melodi dari satu tempat ketempat lainnya (ngamen) juga salah satu cara mereka

mendapatkan biaya untuk membuat beberapa karya yang akan ditunjukan saat acara berlangsung. Tak hanya biaya yang mereka keluhkan, tetapi sumber daya manusianya pun kurang dalam pembuatan karya.

Banyak hal yang akan mereka perbuat untuk menunjukan dan memperkenalkan kampus Politeknik Negeri Media Kreatif lewat acara KMDGI 11 ini. “Dengan tekad yang kuat dan semangat yang kuat, kita di sini bareng-bareng menginginkan prodi kita berkembang dan maju, bukan malah menurun walaupun dana tak ada.” ucap Alif, Ketua Hima Desain Grafis 5B.

Mereka sangat menikmati ketika acara itu berlangsung dan banyak hal yang dapat dijadikan pembelajaran bagi mereka. “Harapan saya, semoga pada KMDGI selanjutnya, pihak kampus mendukung kami dari segi apapun dan mahasiswanya semakin lebih giat lagi untuk berkarya.” ucap Wira, mahasiswa Desain Grafis 5B.(DA).

DORONGAN!

Page 18: Terbitan 5 Majalah KETIK PoliMedia

18

Berbagai macam cara dapat dilakukan untuk berbuat baik kepada orang lain. Salah satunya dengan berbagi, seperti memberikan bantuan kepada yang membutuhkan. Dengan berbagi, kita akan

merasa lebih baik dari sebelumnya. Saat ini banyak orang yang berbondong-bondong berbuat kebaikan. Maka dari itu, pembahasan kali ini ialah berbuat kebaikan dengan dilaksanakannya khitanan massal. Pada tanggal 27 Desember 2015, khitanan massal berlangsung

di kampus PoliMedia, tepatnya di lantai 2 PoliMedia Tower. Khitanan massal ini dilaksanakan oleh LDK IMIP yang bekerjasama dengan

BEM PoliMedia. Acara ini bertujuan membantu warga sekitar Srengseng Sawah untuk mendapatkan layanan khitanan

secara massal dan tanpa dipungut biaya apapun. Selain itu, khitanan massal ini juga menampung semua kalangan tanpa kriteria khusus. Peserta khitanan massal berjumlah 16 anak, mulai dari umur 5-10 tahun. Acara ini berlangsung pukul 08.00 hingga 10.00 pagi. Acara khitanan massal ini juga bekerja sama dengan Rumah Sunatan Sawangan Depok yang menerima pelayanan khitanan massal. Dengan membawa dua dokter, perawat, serta petugas obat, acara ini berjalan dengan lancar. Khitanan massal sejak lama direncanakan dan baru

terealisasikan sekarang ini. Disamping itu, acara

khitanan massal juga bertujuan untuk mengenalkan kampus

PoliMedia kepada masyarakat yang berada di wilayah Jagakarsa dan sekitarnya. Semoga acara khitanan massal ini dapat dilaksanakan lagi karena sangat bermanfaat, tidak hanya bagi kita mahasiswa PoliMedia tetapi juga untuk orang lain yang

membutuhkan bantuan. (AMA).

Khitanuntuk

Kebaikan

Page 19: Terbitan 5 Majalah KETIK PoliMedia

19

Hari Raya Idul Adha jatuh pada tanggal 25 September 2015. Hari raya yang dikenal sebagai Hari Raya Kurban ini dirayakan mahasiswa PoliMedia dengan mengadakan pemotongan hewan kurban di Masjid Ar-Rahman, PoliMedia Jakarta. Pemotongan hewan kurban diadakan oleh anggota Ikatan Mahasiswa Islam PoliMedia (IMIP) dengan mengajak partisipasi mahasiswa, dosen, dan staff PoliMedia untuk sedikit menyumbangkan hartanya dalam

Hari Raya Idul

Adhakegiatan ini. “Intinya sih sodaqoh, ya? Kita nggak maksakan untuk orang nyumbang banyak. Kalau ada ya yaudah, kalau nggak ada nggak usah dipaksain,” Ujar Lukman Hakim, Animasi 3B selaku Ketua Acara pemotongan hewan kurban. Pihak kampus pun mendukung jalannya acara ini dengan ikut menyumbangkan dana. Sebagai umat Islam, kita diajarkan untuk selalu berbagi. Nah, dalam Hari Raya Idul Adha ini kita diajak untuk belajar ikhlas memberikan sedikit harta yang dimiliki untuk dibagikan kepada orang-orang yang membutuhkan. Seperti Nabi Ibrahim As yang mengorbankan anaknya, Ismail, untuk disembelih sebagai tanda bukti ketaatan dan kepatuhan kepada Sang Pencipta.Hasil dari pemotongan hewan kurban ini diutamakan untuk mahasiswa PoliMedia, selanjutnya diberikan kepada masyarakat sekitar. “Kendalanya itu banyak mahasiswa yang nggak ngambil, telat, dan takut.” Keluh lelaki berkaca mata itu.(NAM).

Page 20: Terbitan 5 Majalah KETIK PoliMedia

20

Berkarya Melalui Pekan Karya PoliMedia

Pekan Karya PoliMedia atau biasa disebut dengan PKP diselenggarakan setiap dua tahun sekali. PKP ini melibatkan civitas akademika

PoliMedia, yaitu Wadir III, MPM, BEM, Hima, dan mahasiswa. Acara ini selalu dinantikan karena di sinilah para mahasiswa dapat menunjukkan karya dan aksi yang dipamerkan melalui stand dari setiap Prodi. Lalu, apa yang menjadi alasan acara ini dibuat? “Biasanya mahasiswa menunjukkan karya hanya melalui tugas. Namun, kali ini mahasiswa dapat mengeksplor karyanya untuk di pamerkan. Acara ini juga digunakan sebagai ajang untuk memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk selalu berkarya dan nama PoliMedia juga dapat dikenal.” Ujar Indra Gunawan, Multimedia 5A, selaku Ketua Pelaksana. PKP tahun ini mengambil tema “Modernisasi Peradaban Dalam Ruang Budaya.” Acara ini diselenggarakan pada 8-10 Oktober di Hall PoliMedia. PKP kali ini menghadirkan

narasumber-narasumber ternama seperti Tahilalats, Herty Purba (Direktur Produksi RTV), Edvan M. Kautsar (Entrepreneur), dan Bambang Suharno (Pendiri IES). Selain narasumber, PKP juga menghadirkan guest star dan art performance, seperti Bara Suara, Kelompok Penerbang Roket, Fashion Show, Theater, Traditional Dance, Nomina Choir, Band Audition, dan Percussions. “Saya sangat menantikan kehadiran Tahilalats, Kak Edvan, dan Bara Suara.” Kata Herlianti Fadhila, Fotografi 1A Meskipun sudah dipersiapkan sejak bulan Februari, acara ini tidak lepas dari hambatan dan kekurangan seperti dana, kepanitian, perlengkapan, dan lain-lain. Namun, kekurangan tersebut tidak mempengaruhi respons yang baik dari mahasiswa. “Saya sangat menyukai acara ini karena cara penyampaian dari setiap narasumbernya seru serta dapat digunakan sebagai ajang perkenalan antara junior dan senior.” Ujar Riski Jeoniah, Fotografi 1A., PKP ini diharapkan menghasilkan output tidak hanya dari internal, tetapi juga eksternal. Tim Ketik berhasil

Page 21: Terbitan 5 Majalah KETIK PoliMedia

21

mewawancarai salah satu narasumber, yaitu Edvan M. Kautsar. Ia mulai merintis usahanya dari penjualan kaos bola menjadi MLM, membuka restoran, dan menjadi penulis. Ini merupakan proses yang hebat bukan? “Saya ingin mereka menjadi seperti saya, apapun dapat dilihat menjadi peluang. Tidak hanya menjadi mahasiswa yang kuliah terus pulang. Tetapi dapat berkreativitas dan bermanfaat sehingga karyanya juga dapat menghasilkan uang dan menjadi pengusaha.” Ujar Edvan M. Kautsar.Selain itu, Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Asep Sulaeman, Animasi 5A berharap untuk acara PKP selanjutnya, “Harapan acara PKP selanjutnya tidak hanya terfokus untuk Pekan Karya PoliMedia sendiri dan hanya menampilkan karya PoliMedia. Jika perlu nama acaranya diganti menjadi Pekan Karya Mahasiswa yang menampilkan kreativitas mahasiswa dari universitas dan politeknik lain. Dan PoliMedia menjadi pencetus dalam acara tersebut.” Jadi, PKP ini diharapkan dapat membuat mahasiswa terus berkarya dan mampu menghasilkan

karya-karya yang hebat untuk ditunjukkan kepada masyarakat luar. Tidak hanya karya yang terbatas pada tugas, tetapi karya yang mampu menghasilkan nilai ekonomi. Anda mengaku mahasiswa? Jadilah mahasiswa cerdas yang mampu berpikir kreatif dan inovatif untuk menambah nilai perekonomian Indonesia.(MRA)

Page 22: Terbitan 5 Majalah KETIK PoliMedia

22

Jumat, 4 Desember 2015, menjadi hari yang bersejarah bagi seluruh anggota Nomina. Mereka sukses menggelar mini konser perdana mereka di Aula Politeknik Negeri Media Kreatif, Jakarta. Konser ini mengusung tema “Sateja Budhayyah” yang dalam bahasa Sansekerta artinya Pelangi Budaya.

PSM Nomina sukses menghibur penonton dengan membawakan lagu-lagu daerah Indonesia maupun

lagu-lagu wajib kebangsaan Indonesia. Sesi pertama konser tersebut dibuka dengan penampilan tarian daerah oleh TRADA dan dilanjut oleh PSM Nomina yang menyanyikan lagu wajib Tanah Airku. Tidak hanya itu, pada sesi pertama, mereka juga membawakan lagu-lagu daerah seperti Manuk Dadali dan Si Patokaan. Lalu mereka sukses memukau penonton saat membawakan lagu Sik Sik Batumanikam.

Sesi kedua dibuka oleh penampilan Dian Harapan String Orchestra yang membawakan lagu-lagu kebangsaan Indonesia. Selain itu, DHSO berduet dengan pelatih PSM Nomina, Giceila Dias Praditya. Kemudian PSM Nomina membawakan lagu Cing Cangkeling dan Janger. Diakhir acara, mereka membawakan lagu Indonesia Jaya yang diiringi gesekan biola oleh DHSO dan sukses mendapatkan

riuh tepukan tangan penonton atas penampilan penutup tersebut.

Giceila, pada sambutannya mengungkapkan bahwa ia sangat bangga dengan anak didiknya yang dengan yakin mampu menggelar mini konser walaupun persiapannya kurang dari 2 bulan. Ia juga mengungkapkan kepada pihak kampus untuk segera melengkapi fasilitas yang diperlukan PSM Nomina untuk terus berlatih dan mengembangkan bakat mereka. Karlina, Prodi Multimedia 3A mengaku terkesan dengan konser ini karena mengusung kebudayaan Indonesia. Ia juga menanti konser-konser PSM Nomina lainnya. Desy Ayuningtias, DG 3A yang merupakan Ketua Pelaksana acara tersebut berharap mini konser ini dapat merubah pemikiran masyarakat Indonesia untuk lebih mencintai budaya Indonesia. Kedepannya, ia juga ingin PSM Nomina dapat menggelar konser lagi.(NAG).

Konser PerdanaPSM Nomina

Page 23: Terbitan 5 Majalah KETIK PoliMedia

23

Wow, Inaugurasi datang lagi. Acara yang terselenggara di Hall PoliMedia Tower Jumat, 18 September 2015 ini mengusung tema “Apresiasi Warisan Nusantara”. Menurut Dede Aliman, Teknik Grafika 3A, selaku Ketua Panitia, tema ini dipilih karena masih berhubungan dengan program kerja BEM PoliMedia, yaitu PKP (Pekan Karya PoliMedia). Acara yang diisi oleh seluruh mahasiswa baru dari tiap Prodi ini berlangsung dari pukul 16.00–21.00 WIB.

Acara inaugurasi bertujuan mempererat hubungan kekeluargaan sesama mahasiswa baru di PoliMedia. Diharapkan, dengan mengikuti rangkaian acara khususnya inaugurasi, mereka akan saling mengenal satu sama lain. Terlebih antara mahasiswa yang berbeda prodi atau jurusan di PoliMedia.

Meski mengalami kendala dalam segi dekorasi, acara ini berjalan dengan lancar. Suasana yang ramai dan meriah dapat dilihat ketika acara berlangsung. Tak hanya diramaikan oleh mahasiswa baru, namun mahasiswa dari semester tiga, dan lima juga ikut meramaikan acara dengan mendukung adik-adik kelas mereka.

Pengumuman pemenang dilakukan pada penghujung acara. Juara pertama dimenangkan oleh program studi Desain Mode dan juara kedua dimenangkan oleh program studi Fotografi. Ketua panitia mengutarakan acara tersebut sangat mendadak karena jadwal inaugurasi yang dimajukan. Biasanya rangkaian acara PSP2 ini dilaksanakan setelah makrab. Namun, kali ini dimajukan menjadi dua minggu setelah PSP2. Meski jadwal latihan sangat singkat, antusias dari mahasiswa baru sangat tinggi, terbukti dari penampilan mereka yang luar biasa. Misalnya, mahasiswa baru dari Teknik Grafika yang menampilkan puisi, tarian, dan paduan suara.

Harapan dari para mahasiswa baru yaitu pemberitahuan mengenai acara inaugurasi tidak dadakan dan saat pelaksaan acara tersebut diusahakan tidak sampai larut malam.(IK,UG)

Page 24: Terbitan 5 Majalah KETIK PoliMedia

24

Media Art Exhibition (MAX) meru-pakan acara bergengsi Multimedia yang sudah diadakan tiga kali. MAX kali ini diadakan pada tanggal 25-27 November 2015 yang bertempat di Hall PoliMedia. Tema yang disa-jikan tahun ini mengenai “Intra Per-sona” atau kegiatan yang sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari dan saling bertentangan antara batin dan logika. ATentu, acara besar ini sangat dinantikan oleh mahasiswa PoliMedia. bukan hanya PoliMedia saja, tetapi juga universitas lain dan komunitas luar.

“Respons positif bukan hanya berasal dari mahasiswa, tetapi juga berawal dari semangat mahasiswa baru karena acara ini besar bukan dari acaranya tetapi karyanya.” ucap Ridwan Rima Gozal, Multimedia 5A.

Tahun lalu, MAX mampu me-mikat pengunjung sebanyak 2.000 pengunjung. Namun, target untuk ta-hun ini sebanyak 4.000 pengunjung. MAX di tahun ketiga ini menghadir-kan konsep, guest star, serta nara-sumber yang tentunya tidak kalah menarik. “Konsep kali ini dibuat berbeda dari pameran sebelumnya dengan konsep pameran serba digi-

tal, seperti registrasi. Dahulu meng-gunakan tulis, sedangkan sekarang menggunakan media digital. Selain itu, mengundang kampus luar untuk menshow-up karyanya dan meng-hadirkan komunitas luar seperti pena hitam dan Gope (Golongan pengu-saha).” ucap Achmad Maulana, Mul-timedia 3B, selaku Ketua Pelaksana MAX 2015.

Untuk guest star, MAX menghad-irkan Glanze, Divide, dan D’jenks. Selain itu banyak special perform lainnya, seperti Balon Udara, Pemu-dig, Secret Silence, Maka, Kompeni Percussion, dan Oxymoron. Semen-tara itu, narasumber yang dihadirkan pun sangat menarik, seperti Jeremy Limman, Toni Hariyanto, Dody Fir-mansyah, Upie Guava, dan Jevin Julian.

Tidak hanya mahasiswa, MAX juga mengundang siswa se-kolah lain, salah satunya siswa SMK Taruna Bhakti. Mereka datang untuk memeriahkan dan melihat karya anak Multimedia serta karya dari mahasiswa lain selain PoliMedia Jakarta. “Acara ini seru dan mengin-spirasi untuk bekal kuliah di Jurusan Multimedia.” ucap Arum Stulist Nu-

riani, salah satu siswi SMK Taruna Bhakti.

“Acara ini juga digunakan seba-gai wadah evaluasi dan alat ukur seberapa jauh karya kita serta untuk mengasah kreativitas dalam karya yang dapat dinikmati oleh orang lain.” ucap M. Qobala Ihromi, selaku Ketua Himpunan Mahasiswa Multi-media.

Mahasiswa yang kreatif tentunya akan selalu mengeluarkan hasil yang tidak pernah puas sampai disini. Ma-hasiswa yang kreatif akan mencoba 1000 hal yang menantang, termasuk memamerkan salah satu karyanya kepada publik. Namun, ada salah satu pesan Jeremy Limman untuk mahasiswa multimedia PoliMedia “Sekadar pendidikan saja belum cukup, tetapi masih ada hal-hal lain yang perlu dipelajari”. Semangat berkarya Multimedia, lanjutkan kary-amu untuk MAX berikutnya karena warga Poli-

Media Art Exhibition

Page 25: Terbitan 5 Majalah KETIK PoliMedia

25

Metafora (MEdia ceriTA, Film, dan kaRyA), yaitu acara screening film, diskusi film, seminar, dan pameran dari hasil karya mahasiswa Prodi Broadcast

PoliMedia. Dalam kata “Metafora” terdapat huruf O yang selalu dipertanyakan. Jadi, O diambil dari kata “foto” yang dipamerkan.Tema yang diangkat dalam acara kali ini, yaitu membangun ide kreatif dalam sebuah cerita. Alasan diangkatnya tema ini karena untuk memfasilitasi dan mengembangkan ide-ide cerita dari mahasiswa Prodi Broadcast. Selain itu, agar ide-ide kreatif tersebut mampu membentuk sebuah cerita film. Acara yang berlangsung pada 18-19 Mei 2015 di Studio Lt. 1 Gedung E Tower PoliMedia ini, mendapat perhatian lebih dari seluruh mahasiswa PoliMedia. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya pengunjung yang datang. Sejak hari pertama, antusias mahasiswa sangat tinggi. Bahkan, adapula siswa SMA dan pengunjung umum dari luar kampus PoliMedia yang hadir. Tak kalah dengan hari pertama, pada hari kedua jumlah pengunjung meningkat. Selain itu, lebih banyak interaksi antara pengisi seminar dan peserta seminar. Selama acara ini berlangsung, lebih dari 250 pengunjung yang hadir. Acara yang berlangsung dari pukul 14.00-18.00 WIB ini, memutar delapan judul film karya mahasiswa Prodi Broadcast. Pada hari pertama, film yang diputar yaitu Hey Jingga, Bermula dari A, Cintai Aku Apa Adanya, dan Full

Moon. Sementara di hari kedua ada film Kiya, Kok Kemana, Masa Sih, dan Lemantun. Selain pemutaran film, acara ini juga dimeriahkan dengan seminar “Mengembangkan Ide Cerita Film” oleh Sidi Saleh dan diskusi film oleh Chairun Nissa. Di samping itu, ada juga Music Performance. Dekorasi acara ini tak hanya terlihat rapi, tapi juga sangat menarik. Ada beberapa tulisan yang ditempel di lantai, seperti “Jangan Injak Tulisan Ini” dan “Jangan Coba-Coba di Buka”. Berdekatan dengan itu, ada beberapa properti pendukung dalam film yang sengaja dipajang di sana. Meski mengalami keterbatasan dari segi tempat pemutaran film dan pendanaan, namun acara ini tetap berjalan lancar. “Ayolah lebih support lagi kalo anak Broadcast bikin acara, karena acara screening kan bukan cuma acara anak Broadcast, tapi juga anak PoliMedia. Kita mau ngajak buat nambah pengalaman dan ilmu-ilmu yang di dapet dari sini.” ujar Firda Anggi, mahasiswi Broadcast 3A, selaku Ketua Panitia. Adapula pengunjung dari Politeknik Negeri Media Kreatif Medan, Deni Syahputra, Alumni Prodi Multimedia. “Keren, bagus-bagus karyanya, memotivasi. Menariknya, screeningnya, kalo saya sih suka screening filmya karena saya suka film gituan. Dikembangin lagi gitu. Terus lebih diperbanyak lagi karyanya karena kan keren-keren nih karyanya. Saya aja belom sanggup nih buat kaya gini hehehe...” ujar Deni ketika dimintai keterangan.(IK).

Karya Anak Broadcast

Page 26: Terbitan 5 Majalah KETIK PoliMedia

26

Dengan mengusung tema “Creat Miracle of Your Knowledge (CMYK)

acara ini cukup meriah. CMYK merupakan sistem warna dasar dalam dunia percetakan yang terdiri dari kombinasi Cyan, Magenta, Yellow, dan Black. CMYK juga begitu erat dengan dunia Teknik Grafika maupun Teknik Kemasan Tujuan dari acara ini ialah selain sebagai perayaaan ulang tahun Himpunan Mahasiswa TGK, juga merupakan sebuah bentuk apresiasi dan pengenalan dari hasil karya Mmahasiswa TGK.“Acara ini juga bertujuan untuk mengenalkan Prodi Teknik Grafika dan Teknik Kemasan kepada pelajar ataupun orang lain” ujar Iwan Setiawan, Teknik Grafika 3B, panitia acara TeXel 2015. Persiapan acara ini telah digagas sejak bulan Mei 2015. Hambatan yang dialami oleh panitia penyelenggara yaitu mulai dari acara tak disetujui, biaya dan pengalokasiannya yang dirasa terlalu besar, hingga salah satu pihak sponsor yang membatalkan secara pihak untuk menandatangi

Melalui TeXel, tambah Iwan, pihaknya ingin anak mahasiswa PoliMmedia, khususnya program studi Teknik Grafika dan Teknik Kemasan, yang kelak menjadi pilar bangsa di masa depan dapat mencerna berbagai kisah serta pengalaman para pelaku industri kreatif, terutama dalam dunia grafika.

“Harapannya semoga akan ada TeXel 2,3,4 dan seterusnya. Exhibition lebih meriah, seminar dan workshop lebih bermanfaat, dan tentu acara hiburan yang semakin wah. Acara ini juga menjadi deklarasi kami (mahasiswa TGK) agar terus berpikir kreatif dan lebih kompak kedepannya.” Tutup Iwan.

persetujuan. Selain itu, Iwan menyampaikan bahwa kurangnya komunikasi antar sesama panitia pun turut memperlambat terlaksananya acara. Namun, diluar itu, semua acara tetap sukses dan berjalan

dengan lancar.Tak hanya pameran mahasiswa TGK PoliMedia, juga terdapat Pameran Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) dan seminar serta workshop, diantaranya Teknik Cukil dari Ireng Woodcut dan workshop dari Die Tye. Pembicara workshop merupakan mahasiswa teknik sendiri. Menurut Iwan, hal ini bertujuan agar tema “Create Miracle” ini benar-benar terwujud, bahwa diri sendiri yang membuat keajaiban dalam bentuk pengetahuan bagi orang lain. Punk Party Concert pun turut menjadi bumbu yang menarik bagi kemeriahan Technique Anniversary ini. Band-band beraliran punk seperti Speak Up, Konflik, Stupidity, The Riotcub, Step on The Rise, dan Pasundan, menjadi sesuatu yang dinanti tidak hanya oleh mahasiswa, tetapi oleh khalayak ramai yang menggemari musik punk. Selain itu juga dimeriahkan oleh Pemudig, Ananta Janma, dan Noda Hitam. (LJ).

Technique Xelebration (TeXel) 2015 merupakan event pertama yang digelar Program Studi (Prodi) Teknik Grafika dan Kemasan (TGK) yang mengombinasikan Seminar, Workshop, dan Punk Party Concert yang telah digelar di Hall Politeknik Negeri Media

Kreatif Jakarta, Kamis dan Jumat (5-6/11/25).

Page 27: Terbitan 5 Majalah KETIK PoliMedia

27

Advertising Cup 2015 merupakan salah satu event yang diselenggarakan oleh

Himpunan Mahasiswa Periklanan (Himperaktif) PoliMedia. Acara tersebut disponsori oleh Hydro Coco dan diselenggarakan di Sport Center PoliMedia. Advertising Cup 2015 berlangsung selama 5 hari, mulai dari tanggal 16-20 November 2015.

Advertising Cup tahun ini, diikuti

kurang lebih 20 Universitas dan SMA sederajat se-DKI Jakarta. Pertandingan futsal tersebut tidak hanya berlangsung meriah, tapi juga menengangkan. Ditambah dengan aksi para pemain yang mulai merebutkan bola dan menggiringnya ke gawang lawan. Para suporter dari kampus dan SMA yang bersangkutan hadir untuk mendukung tim favorit mereka.

Para panitia kerap memberikan beberapa peraturan dalam area pertandingan, Diantaranya ialah tidak boleh merokok dalam area pertandingan, dilarang membawa senjata tajam, dan dilarang

membawa minuman keras guna mencegah hal yang tidak diinginkan. Di babak final, Jumat 20 November 2015, Komunitas Pencinta Seni Perkusi (Koper) dan Komunitas Tarian Daerah (Trada) kerap tampil untuk memeriahkan event tersebut.

Pada tingkat Perguruan Tinggi, Advertising Cup tahun ini dimenangkan oleh Institut Ilmu Sosial & Politik (IISIP) sebagai juara pertama, Universitas Nasional sebagai juara kedua, dan Advertising PoliMedia sebagai juara ketiga. Sedangkan pada tingkat SMA sederajat, dimenangkan oleh SMK Sejahtera sebagai juara pertama, SMK PB Soedirman sebagai juara kedua, dan SMA Budi Warman 2 sebagai juara ketiga.(DH).

Advertising Cup 2015

Page 28: Terbitan 5 Majalah KETIK PoliMedia

28

SilaturahmiPoliMedia FC

bersama

PoliMedia Futsal Cup 2015 merupakan pertandingan olahraga yang digelar pada

tanggal 23, 24, 28, 30 November dan 1 Desember 2015 di Sport Cent-er PoliMedia. Acara tahunan yang diselenggarakan oleh UKM Futsal PoliMedia ini telah resmi dibuka oleh Wakil Direktur III, bidang kema-hasiswaan, Bapak Drs. Mukhyidin Djaiz, M.Si. dan ketua BEM Poli-Media Asep Sulaeman. Acara yang diketuai Aulia Dyan Rizky, Broadcast 3A, mampu menarik perhatian den-gan visi acara sebagai silaturahmi antar mahasiswa PoliMedia. “Bukan hanya silaturahmi saja, tetapi olahra-ga bersama untuk refreshing sejenak dari aktivitas kampus,” ujarnya.

Acara rutin ini sudah memasuki tahun ketiga. Sebelumnya, acara PoliMedia Futsal Cup di tahun 2013

dijuarai oleh Program Studi Teknik Grafika 3 dan tahun 2014 dijuarai oleh tim Program Studi Periklanan 1. “Seluruh mahasiswa dan dosen memberikan respons yang positif terhadap acara kami,” lanjut Dyan.

Setelah melalui babak penyisi-han dan pertandingan yang sengit, akhirnya gelar juara diraih oleh Pro-gram Studi Teknik Grafika 1 dengan skor 16-1 melawan Program Studi Desain Grafis 3 pada babak final. “Senang ya, meskipun kami maha-siswa baru tetapi kami dapat mer-ebut piala bergilir yang dulu pernah diraih oleh Teknik Grafika pada ta-hun sebelumnya,” kata Faisal Rama-dhan salah satu pemain dari Teknik Grafika 1.

Banyak harapan agar acara Poli-Media Futsal Cup dapat berjalan setiap tahunnya, “Semoga setiap

tahun selalu ada agar seluruh ma-hasiswa dapat bersilaturahmi mela-lui acara tersebut,” jelas Mitran Nu-graha, Teknik Grafika 1A. “Selain itu pesan gue terhadap acara ini harus lebih panjang waktunya agar tidak terlalu dekat dengan final,” sa-ran Chandra Tri Putranto, Animasi 5A.(MH).

Page 29: Terbitan 5 Majalah KETIK PoliMedia

29

““ Maafin gue, Dik.” suara itu terdengar parau di

telingaku. Wajahnya pucat, pakaiannya basah terguyur hujan di perjalanan. Mulutku masih terkunci, tetapi dada ini terasa sesak. Tanganku yang menjawab dengan melayangkan tamparan di wajahnya. Ia hanya menunduk dan menangis.“Kenapa Har, kenapa? Kenapa selalu orang lain yang jadi korban atas semua tingkah laku lu?” Teriakku sambil menangis terisak-isak lalu pergi dengan seorang suster yang memegang lenganku. Aku tidak mengerti, kenapa ia begitu... menyebalkan. *** Suara motornya terdengar sampai ke kamar tidurku. Ia sudah datang. Kuambil telepon genggamku dan kugantungkan tas di bahuku. Aku berjalan melewati cermin dan berhenti sejenak untuk melihat penampi-lanku. “Perfect” ujarku . Kumatikan lampu kamar dan mulai menuruni anak tangga satu per satu. Jantungku berdebar. Aku memastikan bahwa pakaianku tidak terlalu ketat dan mencolok. Benny sudah menungguku di depan gerbang seperti biasa. Dia mengajakku berjalan-jalan hari ini. Ia tampil seperti biasa, terlihat tampan di balik kacama- tanya. Ia memiliki alis yang tebal dan bulu mata yang lentik disertai lesung pipi di kedua pipinya. Bibirnya yang kemerahan menyambutku dengan lekukan senyum. Dia terlihat lebih cantik dariku! Itu kenangan terakhirku dengannya. Tepat satu tahun yang lalu. Seharusnya aku bisa menjaganya dengan baik. Seharusnya aku eratkan pelukkanku saat bersamanya. Seharusnya aku lebih lama menggeng-

gam tangannya saat ia memberikan uang kembalian itu padaku. Seharusnya aku mengakui bahwa aku mencin-tainya sebelum ini semua terjadi. Jarum jam terus berjalan, sesekali terdengar hentakkannya di telingaku. Aku hanya terdiam, beber-apa kali mengedipkan mata. Air mataku mulai jatuh ke pipiku. Betapa menyesalnya aku merahasiakan hal ini darinya.Aku mengambil buku diaryku dan membuka dengan perlahan. Kubiarkan air mataku jatuh saat aku men-jumpai fotonya. Kuambil pena dan mulai menulis.Diary, Aku sangat yakin kau tidak kalah tampan den-gan para malaikat itu, Benny. Setiap hari aku menden-gar suara motor di depan rumahku. Aku tahu itu bukan kau karena suaranya berbeda. Harry mencoba meng-gantikkan posisimu di mataku. Tentu saja si bodoh itu tidak akan pernah bisa melakukannya. Namun, aku akui dia berubah. Dia menjadi pria yang lembut tidak seperti dahulu. Benny, aku bingung. Dia mencintaiku. Namun sedetikpun aku tidak pernah berhenti berharap kau akan datang kembali. Di hatiku masih selalu ada nama Benny, belum Harry. Aku menjatuhkan kepalaku di atas meja. Mataku mulai terasa berat dan mengantuk. Semilir angin menyentuh dahiku. Padahal jendela kamarku tertutup. Aku mencium aroma parfum Benny. Ya, ini Benny. Mungkinkah?. Namun, aku takut untuk mem-buka mata. Aku tidak mau kehilangan ia untuk kedua kalinya. Mungkin, ini hanya perasaanku saja.(NAM).

Meilleurs Amis #2

By Novia Magdayanti

Page 30: Terbitan 5 Majalah KETIK PoliMedia

30

Ingin terlihat menarik? Wanita tak perlu tampil seksi dengan baju minim dan kosmetik yang berlebihan. Kamu hanya harus pandai mencari baju dengan warna yang bisa memancarkan inner beauty. Ingin tahu?Check it out!

2.3.

Warna yang Menarik

Perhatian Pria

71.

Warna HitamWanita yang memakai warna hitam mampu memberikan kesan seksi dan misterius. Selain itu, pria menganggap warna hitam adalah warna yang netral. Jadi, pria tidak akan menolak jika harus memakai baju couple berwarna hitam.

Warna MerahWanita yang berani memakai warna merah mampu memberikan kesan seksi dan memiliki kepercayaan diri yang baik. Sudah tidak diragukan lagi bahwa pria sangat tertarik dengan wanita yang memakai baju atau make up berwarna merah.

Warna PutihMenurut pria, wanita yang memakai warna putih mampu memberikan kesan elegan yang eksklusif. Kamu bisa memilih baju warna ini untuk baju atasan. Karena jika memakainya untuk bawahan, maka akan sedikit kerepotan menjaga kebersihannya.

Page 31: Terbitan 5 Majalah KETIK PoliMedia

31

4.

5.

6.

Warna Biru TerangKamu suka warna baby blue yang lembut? Nah, sesekali kamu bisa mencoba warna biru yang lebih terang seperti cobalt blue untuk kesan lebih menantang. Pria juga banyak yang menyukai warna ini. Jadi, kamu bisa tampil kompak dengan baju berwarna sama namun dengan model yang berbeda.

Warna Merah MudaWarna yang akrab disapa pink ini mampu memberikan kesan lembut dan manis. Pria sangat suka ketika wanita pandai memadu padankan warna pink untuk pakaian sehari-harinya. Namun, kamu perlu menghindari memakai warna ini untuk keseluruhan outfit. Ya, cukup memberi sentuhan pink untuk tas, sepatu, atau atasan saja.

Warna KremTak banyak wanita menyukai warna krem karena dianggap monoton. Namun, wanita yang menggunakan warna ini dapat memberikan kesan klasik dan mewah sehingga pria akan dibuat terpukau. Bahkan, warna ini menjadi warna favorit para pria untuk dipakai oleh pasangannya.

7.TealKamu masih merasa asing dengan nama warna yang satu ini? Kamu bisa menyebut warna teal sebagai hijau tosca gelap. Menurut pria, jika wanita memakai warna ini dapat memberikan kesan unik dan menyenangkan untuk dipandang tetapi tetap elegan.

Nah, bagaimana girls? Sudah yakin pria tertarik dengan penampilanmu? Jika belum, bersiaplah untuk mengisi lemari pakaianmu dengan warna-warna ini. Ya, dijamin pria akan tertarik karena penampilanmu yang terlihat menarik.(TLD).

Dok :Pinterest

Page 32: Terbitan 5 Majalah KETIK PoliMedia

32

Efek penggunaan headset memang tidak langsung terasa bagi pendengaran kita. Namun, jika kita m e n g g u n a k a n n y a secara terus-menerus, maka pengguna headset

akan merasakan efeknya, terutama pada usia 20-an.

Bahkan, kerusakan permanen juga akan terjadi jika telinga

sudah tidak kuat menanggung beban volume yang besar, yang terhubung langsung dari headset

ke telinga kita.

Menurut sebuah penelitian Committie on Emerging and Newly Identified Helat Risk, gelombang elektromagnetik yang dihasilkan oleh headset dapat mengganggu kinerja otak pemakainya. Walaupun belum terbukti kuat kebenarannya, namun dugaan sementara pemakaian headset memang dapat mengganggu kinerja otak. Sejumlah peneliti juga menganjurkan semua perangkat suara yang menggunakan headset ataupun earphone untuk tidak melebihi batas 100 dB.Nah, penggunaan headset secara terus-menerus sangat membahayakan kesehatan, bukan? Yuk, segera kurangi penggunaan headset demi kesehatan organ-organ tubuh. Lebih baik mencegah datangnya penyakit daripada mengobati.(NAG).

Pada zaman modern yang serba digital ini, perkembangan teknologi seakan tidak ada habisnya untuk terus memuaskan

kebutuhan masyarakat. Seperti halnya di bidang musik. Musik telah menjadi teman akrab dan gaya hidup bagi masyarakat, terutama anak muda. Musik pun menjadi

pengatur mood seseorang di sela-sela aktivitasnya. Maka dari itu, muncullah perangkat headset yang dapat digunakan oleh pecinta musik dengan mudah dan tidak mengganggu

ketenangan orang-orang di sekitarnya.Namun, dibalik manfaat tersebut ada beberapa dampak

negatif penggunaan headset, terutama untuk organ telinga dan otak. Berikut bahaya pengunaan headset yang perlu kita

ketahui:

21 Kerusakan OtakKerusakan

Permanen Telinga

Bahaya Penggunaan Headset untuk

Telinga dan Otak

Page 33: Terbitan 5 Majalah KETIK PoliMedia

33

Kita semua tahu, merokok bukanlah hal yang sehat. Namun, tetap saja mereka

yang sudah kecanduan rokok sulit untuk meninggalkan kebiasaan buruk tersebut, terutama di lingkungan kampus. Di kantin PoliMedia banyak ditemukan mahasiswa/mahasiswi yang merokok setelah makan. Alasan mereka biasanya sangat sederhana. Jika tidak merokok setelah makan, mulut akan terasa asam, tidak enak kalau tidak merokok, dan alasan lainnya. Namun, tahukah kamu apa yang terjadi pada tubuh jika merokok setelah makan? Let’s check it out! Tentu saja merokok setelah makan tidak pernah direkomendasikan. Bahkan para ilmuwan dan dokter memperingatkan betapa bahayanya jika merokok setelah makan. Merokok dapat mengganggu sistem pencernaan di usus kita. Sistem pencernaan yang mempengaruhi seluruh tubuh terganggu akibat nikotin yang terikat dalam oksigen yang diedarkan di dalam darah. Nikotin yang terkandung di dalam rokok lebih mudah diserap, sehingga oksigen yang dibutuhkan sistem pencernaan berkurang. Akibat yang bisa ditimbulkan adalah akan

Pada intinya, kapan pun dan dimana pun kalian merokok akan

tetap menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan. Semakin kuat ke-inginan untuk merokok, kamu pun harus berjuang lebih keras untuk menolaknya, namun pilihan tetap ditangan kalian. Jadi, pilih sehat

atau sakit?

memicu terjadinya kanker usus dan kanker paru-paru. Menyeramkan, bukan? Walaupun dokter mengatakan lebih baik memberikan jeda selama 20 menit setelah makan, namun tetap saja rokok tidak baik bagi tubuh. Menurut apoteker berkebangsaan Nigeria, Lanre Alege dari Universitas Ilorin Teaching Hospital, mengatakan bahwa satu batang rokok yang diisap setelah makan bahayanya sama dengan merokok 10 batang. Tidak terbayang kan bagaimana jadinya? Hal ini disebabkan karena peredaran darah pada saluran pencernaan setelah makan meningkat. Akibatnya kandungan dalam rokok yang tidak baik bagi kesehatan diserap, sehingga bisa merusak hati, otak besar, pembuluh darah jantung, dan lain-lain. Kerusakan organ dalam tubuh akan menjadi lebih cepat dan risiko terkena kanker juga menjadi lebih besar. Meski kita tahu merokok setelah makan terlalu berisiko, namun tetap saja aktivitas merokok sangat sulit dihentikan. Para perokok mengaku bahwa kegiatan merokok setelah makan memiliki kenikmatan tersendiri dan sulit dihindari.(TLD).

Merokok Setelah Makan

Page 34: Terbitan 5 Majalah KETIK PoliMedia

34

Soupanova Ecosky

Pemandangan kota dari ketinggian memang menjadi tempat favorit hampir semua orang, dari ketinggian kamu dapat merasakan

semilir angin yang menyejukkan. Hal inilah yang membuat para penggiat usaha kuliner berlomba-lomba membuat tempat makan yang berada di atas ketinggian, misalnya dengan memanfaatkan lantai tertinggi di sebuah bangunan pencakar langit, yang kerap disebut rooftop lounge. Salah satu rooftop lounge yang patut dicoba adalah Soupanova Ecosky yang terletak di dalam sebuah gedung perkantoran, di jalan TB Simatupang, GKM Tower lantai 23. Soupanova berasal Soupanova klub underground terkenal yang sudah berdiri selama 10 tahun di Berlin. Begitu kamu masuk kedalam lounge ini, nuansa vintage kota Berlin era 70an

Cita Rasa Khas Jerman di Atas Awan

langsung terasa. Seluruh interior lounge ini dikirim langsung dari Jerman. Bahkan, ada replika tembok Berlin menghiasi salah satu sudut area. Soupanova Ecosky mengusung konsep go green yang terbagi atas dua area, yaitu outdoor dan indoor. Di bagian outdoor kamu dapat menyaksikan pemandangan lanskap kota Jakarta bagian selatan, dengan kebun yang cukup hijau dan unik dari lantai 23, sedangkan area indoornya, kamu dapat merasakan suasana ruang keluarga khas negara Jerman pada tahun 70an. Dalam area indoor terdapat radio kuno yang masih menyala, dengan wallpaper khas jerman tempo dulu. Suasana yang cukup santai membuatmu tak perlu dress up berlebihan untuk datang kesini.

Page 35: Terbitan 5 Majalah KETIK PoliMedia

35

Selain menawarkan konsep yang unik khas Jerman, sajian menu di sana pun unik dan cukup terjangkau. Sebagian besar menu di sana merupakan kudapan asli negeri kelahiran Hitler, tetapi ada beberapa makanan berat khas Indonesia. Untuk menu pembuka, kamu dapat mencoba Mushroom Soup yang cukup unik bagi kamu pecinta sup kental dan jamur. Minuman rekomendasi dari Soupanova akan cocktail Watermelon Man, kamu dapat merasakan perpaduan buah semangka dengan vodka yang manis dan menyegarkan. Sementara untuk makanan, kamu patut mencoba Chip & Salsa, dengan harga 30k saja, kamu sudah menikmati sajian sederhana yang gurih dan memukau. Selain itu, Lamb Kebab with Mint and Yogurt Sauce, yang menghasilkan kombinasi rasa yang sangat unik. dagingnya domba terasa sangat menyenangkan karena dipadukan dengan rempah-rempah yang kuat, apalagi jika dicocol dengan saus yogurt, so yummy! Soupanova Ecosky benar-benar cocok untuk pengunjung yang ingin bersantai sambil menikmati city scape yang menawan. Ruangan berkonsep go green ini memiliki ruang semi private serta live music. Pengunjung dapat bebas memilih tempat tanpa khawatir ada minimum charge, untuk merasakan semilir angin yang sejuk atau pemandangan bintang di langit, lebih baik kamu datang pada sore hingga malam hari karena di siang hari di sana akan sangat terasa panas.

Page 36: Terbitan 5 Majalah KETIK PoliMedia

36

Kamu salah satu penggemar klub sepak bola Persija Jakarta? Atau lagi cari komunitasnya untuk mengisi waktu luang dengan sesama penggemar sepak bola? Sepertinya, kamu bisa gabung dengan Oren

PoliMedia.Oren PoliMedia merupakan salah satu dari sekian komunitas yang ada di PoliMedia. Komunitas ini beranggotakan para mahasiswa yang ngefans dengan Persija Jakarta. Tidak hanya kumpul saja, mengobrol dengan anggota lain, lalu pulang ke rumah masing-masing, tetapi Oren PoliMedia juga sering kopi darat dengan pecinta Persija dari kampus lain, misalnya PNJ, IISIP, Universitas Pancasila, dan lain-lain. Menurut Baharuddin, salah satu pendiri Oren PoliMedia, komunitas yang didirikan tepat tanggal 27 November 2014 ini terbentuk karena keinginan para pendirinya yang ingin menyatukan mahasiswa PoliMedia yang mencintai Persija. Oren Polimedia juga mempunyai basecamp di dekat kantin mawar. Biasanya, komunitas ini akan ada temu kangen untuk tiap anggotanya setiap Kamis selepas jam kuliah Tak asing lagi jika pecinta sepak bola melakukan nobar atau datang ke stadion. Oren PoliMedia juga mempunyai agenda-agenda rutin mereka semacam ini. “Kalau nobar, kita biasanya di Rotbak88. Kalau datang ke stadion ya biasanya kita langsung ketemuan di sana,” jelas Baharuddin.Afrizal Abdul Rahman (PNB 3A), Muhammad Gozali (DG 5A), dan Baharuddin serius membentuk komunitas ini untuk mendukung Persija. “Baru-baru ini kita ke Malang dan Solo, dukung tim kebanggaan yang tanding di sana,” lanjut Baharuddin.“Untuk kalian yang ingin bergabung dengan Oren PoliMedia, bisa menghubungi salah satu pendiri atau datang langsung ke basecamp kita. Jangan lupa, di kantin baru, setiap kamis, kick off jam 4 sore.” ucap Baharuddin mengakhiri kalimatnya.(NAG).

REN Polimedia