laporan leukemia

50
BLOK CELL AND HEMATOLOGY SYSTEM PJBL (KANKER DARAH) KELOMPOK 5 Ayuni Rizka Utami Adunda Mawada Rahma Bella Angelina C Farihatul Hoiroh Cindy Purbo labdo Kartika Puspa Ayu P Dwi Setyo P Putu Ayu Dian K Ephisia Ratriningtyas PROGRAM STUDI ILMU KEPERAEATAN FAKULTAS KEDOKTERAN

Upload: esidianauttari

Post on 17-Sep-2015

42 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Leukemia

TRANSCRIPT

BLOK CELL AND HEMATOLOGY SYSTEM

PJBL

(KANKER DARAH)

KELOMPOK 5

Ayuni Rizka Utami

Adunda Mawada Rahma

Bella Angelina C

Farihatul Hoiroh

Cindy Purbo labdo

Kartika Puspa Ayu P

Dwi Setyo P

Putu Ayu Dian K

Ephisia Ratriningtyas

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAEATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS BRAWIJAA

2012SLO PJBL BLOK SEL & HEMATO

1. Jelaskan konsep dasar penyakit kanker darah:

a. Jelaskan definisi kanker darah

b. Sebutkan klasifikasi kanker darah

c. Jelaskan etiologi kanker darah

d. Jelaskan patofisiologi kanker darah

e. Jelaskan manifestasi klinik kanker darah

f. Sebutkan komplikasi kanker darah

g. Jelaskan pemeriksaan diagnostic terhadap pasien dengan kanker darah

h. Jelaskan penatalaksanaan kanker darah

2. Jelaskan konsep dasar Asuhan Keperawatan pada pasien dengan kanker darah:

a. Jelaskan pengkajian pada pasien dengan kanker darah

b. Sebutkan diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien dengan kanker darah

c. Jelaskan intervensi keperawatan pada pasien dengan kanker darah (intervensi untuk minimal 3 diagnosa keperawatan utama/prioritas)

d. Jelaskan efek samping kemoterapi dan peran perawat dalam penatalaksanaan kemoterapi

Definisi Kanker Darah

Leukemia adalah penyakit neoplastik yang ditandai dengan diferensiasi dan proliferasi sel induk hematopoietik yang mengalami transformasi dan ganas, menyebabkan supresi dan penggantian elemen sumsum normal (Baldy, 2006)Klasifikasi Kanker Darah

Secara garis besar leukemia dibagi menjadi dua tipe, yaitu tipe akut dan tipe kronis:1. Leukemia Kronis: Pada awal penyakit, sel-sel leukemia masih bisa melakukan beberapa pekerjaan sel darah putih normal. Pasien mungkin tidak memiliki gejala apapun pada awalnya. Dokter pada umumnya mendeteksi dini leukemia kronis pada pemeriksaan rutin. Perlahan-lahan, leukemia kronis memburuk. Karena jumlah sel-sel leukemia dalam darah meningkat, orang mengalami gejala, seperti pembengkakan kelenjar getah bening atau infeksi. Ketika gejala muncul, biasanya ringan pada awalnya dan memburuk secara bertahap.2. Leukemia Akut: Sel-sel leukemia tidak dapat melakukan pekerjaan sel darah putih normal. Jumlah sel leukemia meningkat pesat. Leukemia akut ditandai dengan suatu perjalanan penyakit yang sangat cepat, mematikan, dan memburuk. Apabila tidak diobati segera, maka penderita dapat meninggal dalam hitungan minggu hingga hari.

Leukemia bisa juga diklasifikasikan berdasarkan jenis sel darah putih yang terkena, yaitu limfosit ataupun myeloid (lihat gambar diatas). Leukemia yang mempengaruhi sel-sel limfoid disebut limfoid, limfositik, atau lymphoblastic leukemia. Leukemia yang mempengaruhi sel-sel myeloid disebut myeloid, myelogenous, atau myeloblastic leukemia.

Leukimia di kedokteran dibagi menjadi dua jenis berdasarkan jenis sel yaitu leukimia limfositik dan leukimia mielositik. Untuk Leukimia limfositik adalah leukimia yang mempengaruhi limfosit atau sel limfoid. Dan untuk Leukimia mielositik adalah leukimia yang mempengaruhi sel mieloid seperti neutrofil, basofil, dan eosinofil.

Berdasarkan identifikasi diatas, setidaknya ada empat jenis leukemia yang umum diketahui, yaitu:Leukemia limfositik akut (LLA)LLA merupakan leukemia yang paling sering terjadi pada anak-anak. Leukemia jenis ini merupakan 25% dari semua jenis kanker yang mengenai anak-anak di bawah umur 15 tahun. Paling sering terjadi pada anak usia antara 3-5 tahun, tetapi kadang terjadi pada usia remaja dan dewasa.

Sel-sel yang belum matang, yang dalam keadaan normal berkembang menjadi limfosit, berubah menjadi ganas. Sel leukemik ini tertimbun di sumsum tulang, lalu menghancurkan dan menggantikan sel-sel yang menghasilkan sel darah yang normal. Sel kanker ini kemudian dilepaskan ke dalam aliran darah dan berpindah ke hati, limpa, kelenjar getah bening, otak, ginjal dan organ reproduksi; dimana mereka melanjutkan pertumbuhannya dan membelah diri. Sel kanker bisa mengiritasi selaput otak, menyebabkan meningitis dan bisa menyebabkan anemia, gagal hati, gagal ginjal dan kerusakan organ lainnya.

Leukemia Limfositik Akut (LLA) adalah suatu penyakit yang berakibat fatal, dimana sel-sel yang dalam keadaan normal berkembang menjadi limfosit, berubah menjadi ganas dan dengan segera akan menggantikan sel-sel normal di dalam sumsum tulang.

Leukemia mielositik akut (LMA)Leukemia mieloblastik akut (LMA) adalah suatu penyakit yang ditandai dengan transformasineoplastik dan gangguan diferensiasi sel-sel progenitor dari sel myeloid. Bila tidak diobati, penyakit ini akan mengakibatkan kematian secara cepat dalam waktu beberapa minggu sampai bulan sesudah diagnosis. Di Negara maju seperti Amerika Serikat, LMA merupakan 32% dariseluruh kasus leukemia. Penyakit ini lebih sering ditemukan pada dewasa (85%) dari pada anak (15%). Insidens LMA umumnya tidak berbeda dari masa anak-anak hingga masa dewasa muda.Sesudah usia 30 tahun, insidensi LMA meningkat secara eksponensial sejalan denganmeningkatnya usia. LMA pada orang yang berusia 30 tahun adalah 0,8%, pada orang yang berusia 50 tahun 2,7%, sedang pada orang yang berusia di atas 65 tahun adalah sebesar 13,7%.Secara tidak umum tidak didapatkan adanya variasi antar etnik tentang insidensi LMA, meskipun pernah dilaporkan adanya insidens LMA tipa M3 yang 2,9 hingga 5,8 kali besar pada rasHispanik yang tinggal di Amerika Serikat dibandingkan dengan ras Kaukasia.

Leukemia limfositik kronis (LLK)Penyakit ini sering diderita oleh orang dewasa yang berumur lebih dari 55 tahun. tapi terkadang juga diderita oleh dewasa muda, dan hampir tidak ada pada anak-anak. Leukemia Limfositik Kronik (LLK) ditandai dengan adanya sejumlah besar limfosit (salah satu jenis sel darah putih) matang yang bersifat ganas dan pembesaran kelenjar getah bening. Lebih dari 3/4 penderita berumur lebih dari 60 tahun, dan 2-3 kali lebih sering menyerang pria.

Pada awalnya penambahan jumlah limfosit matang yang ganas terjadi di kelenjar getah bening. Kemudian menyebar ke hati dan limpa, dan keduanya mulai membesar. Masuknya limfosit ini ke dalam sumsum tulang akan menggeser sel-sel yang normal, sehingga terjadi anemia dan penurunan jumlah sel darah putih dan trombosit di dalam darah.

Kadar dan aktivitas antibodi (protein untuk melawan infeksi) juga berkurang. Sistem kekebalan yang biasanya melindungi tubuh terhadap serangan dari luar, seringkali menjadi salah arah dan menghancurkan jaringan tubuh yang normal.Hal ini bisa menyebabkan:

Penghancuran sel darah merah dan trombosit

Peradangan pembuluh darah

Peradangan sendi (artritis rematoid)

Peradangan kelenjar tiroid (tiroiditis).

Beberapa jenis leukemia limfositik kronik dikelompokkan berdasarkan jenis limfosit yang terkena.

- Leukemia sel B (leukemia limfosit B) merupakan jenis yang paling sering ditemukan, hampir mencapai 3/4 kasus LLK.

- Leukemia sel T (leukemia limfosit T) lebih jarang ditemukan.

Leukemia mielositik kronis (LMK)Jenis ini sering terjadi pada orang dewasa. Dapat juga terjadi pada anak-anak, namun sangat sedikit.

Leukemia mielositik kronis (LMK) merupakan salah satu jenis kanker leukosit. LMK ini ditandai dengan peningkatan dan pertumbuhan yang tidak terkendali dari sel myeloid pada sumsum tulang dan penumpukan dari sel-sel ini dalam sirkulasi darah.

Nama lain dari leukemia mielositik kronis antara lain leukemia mielogenous kronis, leukemia mieloid kronis atau leukemia granulositik kronis.

Penyakit Leukemia mielositik kronis ini memiliki tiga fase, yaitu fase kronis, fase akselerasi dan fase krisis blas. Pada fase kronis biasanya si penderita masih asimtomatik (tanpa gejala) atau bisa juga muncul gejala-gejala ringan seperti sering merasa lemah. Fase akselerasi sedikit lebih berat dibanding fase kronis. Pada fase akselerasi gejala yang sering ditemukan seperti ukuran limpa semakin bertambah, dan jumlah leukosit juga meningkat. Sedangkan pada fase krisis blas, ditemukan peningkatan sel-sel muda pada darah dan sumsum tulang. Gejala penyakit LMK pada fase ini hampir mirip dengan gejala leukemia akut!

Etiologi Kanker Darah

Penyebab tersering dari anemia adalah kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk sintesis eritrosit, antara lain besi, vitamin B12 dan asam folat. Selebihnya merupakan akibat dari beragam kondisi seperti perdarahan, kelainan genetik, penyakit kronik, keracunan obat, dan sebagainya.

Penyebab umum dari anemia:

Perdarahan hebat

Akut (mendadak)

Kecelakaan

Pembedahan

Persalinan

Pecah pembuluh darah

Penyakit Kronik (menahun)

Perdarahan hidung

Wasir (hemoroid)

Ulkus peptikum

Kanker atau polip di saluran pencernaan

Tumor ginjal atau kandung kemih

Perdarahan menstruasi yang sangat banyak

Berkurangnya pembentukan sel darah merah

Kekurangan zat besi

Kekurangan vitamin B12

Kekurangan asam folat

Kekurangan vitamin C

Penyakit kronik

Meningkatnya penghancuran sel darah merah

Pembesaran limpa

Kerusakan mekanik pada sel darah merah

Reaksi autoimun terhadap sel darah merah

Hemoglobinuria nokturnal paroksismal

Sferositosis herediter

Elliptositosis herediter

Kekurangan G6PD

Penyakit sel sabit

Penyakit hemoglobin C

Penyakit hemoglobin S-C

Penyakit hemoglobin E

Thalasemia (Burton, 1990).

Etiologi

Penyebab yang pasti belum diketahui, akan tetapi terdapat faktor predisposisi yang menyebabkan terjadinya leukemia, yaitu :

a. Faktor genetik : virus tertentu menyebabkan terjadinya perubahan struktur gen (Tcell Leukemia Lhymphoma Virus/ HLTV).

b. Radiasi

c. Obat-obat imunosupresif, obat-obat kardiogenik seperti diethylstilbestrol.

d. Faktor herediter, misalnya pada kembar monozigot.

e. Kelainan kromosom, misalnya pada down sindrom. (Suriadi & Rita Yuliani, 2001 : hal. 177)

Leukemia biasanya mengenai sel-sel darah putih.

Penyebab dari sebagian besar jenis leukemia tidak diketahui.

Pemaparan terhadap penyinaran (radiasi) dan bahan kimia tertentu (misalnya benzena) dan pemakaian obat antikanker, meningkatkan resiko terjadinya leukemia. Orang yang memiliki kelainan genetik tertentu (misalnya sindroma Down dan sindroma Fanconi), juga lebih peka terhadap leukemia.Manifestasi klinis kanker darahManifestasi klinik yang sering dijumpai pada penyakit leukemia adalah sebagai berikut :

a. Pilek tidak sembuh-sembuh

b. Pucat, lesu, mudah terstimulasi

c. Demam dan anorexia

d. Berat badan menurun

e. Ptechiae, memar tanpa sebab

f. Nyeri abdomen

g. Lumphedenopathy

h. Hepatosplenomegaly

Gejala yang tidak khas ialah sakit sendi atau sakit tulang yang dapat disalahartikan sebagai penyakit rematik. Gejala lain dapat timbul sebagai akibat infiltrasi sel leukemia pada alat tubuh seperti lesi purpura pada kulit, efusi pleura, kejang pada leukemia serebral (Iman, 1997).

Komplikasi Kanker DarahKomplikasi kanker darah

1. Terjadinya perdarahan yang berhubungan dengan defisiensi trombosit. Hal ini ditandai dengan memar (ekimosis) dan ptekia (bintik perdarahan atau kemerahan atau keabuan sebesar ujung jarum dipermukaan kulit).

2. Pasien selalu dalam keadaan terancam infeksi

3. Kadar asam urat meningkat dan membuat pasien rentan mengalami pembentukan batu ginjal dan kolik ginjal

4. Terjadinya masalah pasda gasterointestinal akibat infiltrasi leukosit abnormal ke organ abdominal selain akibat toksisitas obat kemoterapi. Sering terjadi anoreksia, mual, muntah, diare dan lesi mukosa mulut.

Pemeriksaan Diagnostic Tes-Tes DarahLaboratorium memeriksa tingkat sel-sel darah. Leukemia menyebabkan suatu tingkatan sel-sel darah putih yang sangat tinggi. Ia juga menyebabkan tingkatan-tingkatan yang rendah dari platelet-platelet dan hemoglobin, yang ditemukan didalam sel-sel darah merah. Lab juga mungkin memeriksa darah untuk tanda-tanda bahwa leukemia telah mempengaruhi hati dan ginjal-ginjal.

BiopsiDokter mengangkat beberapa sumsum tulang dari tulang pinggul atau tulang besar lainnya. Seorang ahli patologi memeriksa contoh dibahwah sebuah mikroskop. Pengangkatan jaringan untuk mencari sel-sel kanker disebut suatu biopsi. Suatu biopsi adalah cara satu-satunya yang pasti untuk mengetahui apakah sel-sel leukemia ada didalam sumsum tulang.

Ada dua cara dokter dapat memperoleh sumsum tulang. Beberapa pasien-pasien akan mempunyai kedua-duanya prosedur:

Bone marrow aspiration (Penyedotan sumsum tulang): Dokter menggunakan sebuah jarum untuk mengangkat contoh-contoh dari sumsum tulang.

Bone marrow biopsy (Biopsi Sumsum Tulang): Dokter menggunakan suatu jarum yang sangat tebal untuk mengangkat sepotong kecil dari tulang dan sumsum tulang.

Pembiusan lokal membantu membuat pasien-pasien lebih enak.

CytogeneticsLab melihat pada kromosom-kromosom dari sel-sel dari contoh-contoh dari peripheral blood, sumsum tulang, atau nodus-nodus getah bening.

Spinal tapDokter mengangkat beberapa dari cairan cerebrospinal (cairan yang mengisi ruang-ruang di dan sekitar otak dan sumsum tulang belakang). Dokter menggunakan suatu jarum panjang yang kecil untuk mengangkat cairan dari kolom tulang belakang (spinal column). Prosedur memakan waktu kira-kira 30 menit dan dilaksanakan dengan pembiusan lokal. Pasien harus terbaring untuk beberapa jam setelahnya untuk mempertahankannya dari mendapat sakit kepala. Lab memeriksa cairan untuk sel-sel leukemia dan tanda-tanda lain dari persoalan-persoalan.

Chest x-rayX-ray dapat mengungkap tanda-tanda dari penyakit di dada.

Penatalaksanaan

Kemoterapi Kemoterapi pada penderita LLA

Pengobatan umumnya terjadi secara bertahap, meskipun tidak semua fase yang digunakan untuk semua orang.

a. Tahap 1 (terapi induksi)

Tujuan dari tahap pertama pengobatan adalah untuk membunuh sebagian besar sel-sel leukemia di dalam darah dan sumsum tulang.29 Terapi induksi kemoterapi biasanya memerlukan perawatan di rumah sakit yang panjang karena obat menghancurkan banyak sel darah normal dalam proses membunuh sel leukemia.9 Pada tahap ini dengan memberikan kemoterapi kombinasi yaitu daunorubisin, vincristin, prednison dan asparaginase.19

b. Tahap 2 (terapi konsolidasi/ intensifikasi)

Setelah mencapai remisi komplit, segera dilakukan terapi intensifikasi yang bertujuan untuk mengeliminasi sel leukemia residual untuk mencegah relaps dan juga timbulnya sel yang resisten terhadap obat. Terapi ini dilakukan setelah 6 bulan kemudian.21

c. Tahap 3 ( profilaksis SSP) Profilaksis SSP diberikan untuk mencegah kekambuhan pada SSP. Perawatan yang digunakan dalam tahap ini sering diberikan pada dosis yang lebih rendah.29 Pada tahap ini menggunakan obat kemoterapi yang berbeda, kadang-kadang dikombinasikan dengan terapi radiasi, untuk mencegah leukemia memasuki otak dan sistem saraf pusat.9

d. Tahap 4 (pemeliharaan jangka panjang)

Pada tahap ini dimaksudkan untuk mempertahankan masa remisi. Tahap ini biasanya memerlukan waktu 2-3 tahun.29

Angka harapan hidup yang membaik dengan pengobatan sangat dramatis. Tidak hanya 95% anak dapat mencapai remisi penuh, tetapi 60% menjadi sembuh. Sekitar 80% orang dewasa mencapai remisi lengkap dan sepertiganya mengalami harapan hidup jangka panjang, yang dicapai dengan kemoterapi agresif yang diarahkan pada sumsum tulang dan SSP.18

Kemoterapi pada penderita LMAa. Fase induksi

Fase induksi adalah regimen kemoterapi yang intensif, bertujuan untuk mengeradikasi sel-sel leukemia secara maksimal sehingga tercapai remisi komplit. Walaupun remisi komplit telah tercapai, masih tersisa sel-sel leukemia di dalam tubuh penderita tetapi tidak dapat dideteksi. Bila dibiarkan, sel-sel ini berpotensi menyebabkan kekambuhan di masa yang akan datang. b. Fase konsolidasi

Fase konsolidasi dilakukan sebagai tindak lanjut dari fase induksi. Kemoterapi konsolidasi biasanya terdiri dari beberapa siklus kemoterapi dan menggunakan obat dengan jenis dan dosis yang sama atau lebih besar dari dosis yang digunakan pada fase induksi. Dengan pengobatan modern, angka remisi 50-75%, tetapi angka rata-rata hidup masih 2 tahun dan yang dapat hidup lebih dari 5 tahun hanya 10%.18

Kemoterapi pada penderita LLK

Derajat penyakit LLK harus ditetapkan karena menetukan strategi terapi dan prognosis. Salah satu sistem penderajatan yang dipakai ialah klasifikasi Rai:20

a. Stadium 0 : limfositosis darah tepi dan sumsum tulang

b. Stadium I : limfositosis dan limfadenopati.

c. Stadium II : limfositosis dan splenomegali/ hepatomegali.

d. Stadium III : limfositosis dan anemia (Hb < 11 gr/dl).

e. Stadium IV : limfositosis dan trombositopenia