laporan pesti 7

19
PRAKTIKUM PESTISIDA DALAM PROTEKSI TANAMAN TINGKAT PENGGUNAAN PESTISIDA PADA PETANI SAYURAN DI DESA NEGLASARI KECAMATAN DRAMAGA (PTN 306) PRAKTIKUM VII : KELOMPOK 5 (Kelas Paralel 2) 1. Ricko Baharudin A24130046 2. Ulfah Fahriani A34120004 3. M. Yusuf Al Anshori A34120028 4. Ilmi Hamidi A34120059 5. Nurul Farida Efriani A34120091 Dosen : Ir. Djoko Prijono MAgr. Sc

Upload: nurul-farida-efriani

Post on 16-Aug-2015

64 views

Category:

Education


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan pesti 7

PRAKTIKUM PESTISIDA DALAM PROTEKSI TANAMAN TINGKAT PENGGUNAAN PESTISIDA PADA PETANI

SAYURAN DI DESA NEGLASARI KECAMATAN DRAMAGA

(PTN 306)PRAKTIKUM VII :

KELOMPOK 5(Kelas Paralel 2)

1. Ricko Baharudin A241300462. Ulfah Fahriani A341200043. M. Yusuf Al Anshori A341200284. Ilmi Hamidi A341200595. Nurul Farida Efriani A34120091

Dosen :Ir. Djoko Prijono MAgr. Sc

DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMANFAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGORBOGOR

2015

Page 2: Laporan pesti 7

PENDAHULUAN

Latar BelakangPersepsi petani tentang serangan hama penyakit sebagai penyebab utama

kegagalan panen. Sementara itu pestisida kimia merupakan input yang dianggap paling efektif dalam mengendalikan hama penyakit oleh sebagian besar petani. Hal tersebut telah mendorong penggunaan pestisida secara berlebihan (Adiyoga et al 1999).

Petani sayuran sering menggunakan pestisida sebagai tindakan preventif, dengan cara melakukan penyemprotan 1-7 hari setelah tanam di lapangan. Selain itu petani juga melakukan strategi lainnya, di antaranya penambahan konsentrasi, dan frekuensi penyemprotan pada saat serangan berat serta mengganti jenis pestisida dan pencampuran pestisida. Dari sisi biaya produksi penggunaan pestisida pada usahatani sayuran mencapai 20- 30% dari total biaya dan merupakan pengeluaran kedua terbesar setelah biaya tenaga kerja (Nurmalinda et al. 1994).

Penggunaan pestisida secara tidak bijaksana dapat menimbulkan berbagai dampak negatif baik bagi manusia maupun lingkungan. Di dalam lingkungan pestisida diserap oleh berbagai komponen lingkungan yang mengubahnya menjadi bahan-bahan lain yang tidak beracun atau masih beracun. Dalam jangka panjang aplikasi yang sangat intensif, dapat meningkatkan probabilitas organisme pengganggu tumbuhan (OPT) sekunder atau meningkatkan resistensi hama (Lohr et al 2000).

Penggunaan pestisida dapat menekan serangan OPT sehingga kehilangan hasil dapat diminimalkan. Pengurangan pestisida walaupun di satu sisi dapat mengurangi biaya produksi, tetapi di sisi lain dapat meningkatkan intensitas serangan OPT sehingga risiko kehilangan hasil lebih besar (Ameriana et 2000).

TujuanUntuk mengetahui tingkat penggunaan serta pengetahuan mengenai

pestisida pada petani sayuran di desa Neglasari kecamatan Dramaga

Page 3: Laporan pesti 7

BAHAN DAN METODE

Waktu dan TempatSurvey ke lahan pertanian desa Neglasari dilakukan hari sabtu tanggal 18

April pukul 07.00 pagi

Alat dan BahanAlat dan Bahan yang diperlukan untuk survei adalah kertas survei dengan

berisi beberapa pertanyaan, kamera, tape recorder, dan alat tulis.

MetodeSurvei dilakukan dengan mewawancarai petani yang mengelola tiga

macam lahan sayuran di desa Neglasari, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Petani diwawancara berdasarkan daftar pertanyaan yang sudah disiapkan mengenai tingkat penggunaan pestisida. Hasil survei dicatat pada kertas dan proses wawancara direkam dengan tape recorder yang telah disiapkan.

Page 4: Laporan pesti 7

HASIL DAN PEMBAHASAN

HasilTabel 1 Hasil survei penggunaan pestisida pada petani sayuran di desa NeglasariIndikator Singkong Kacang Panjang Ubi BengkoangSistem budidaya

Organik Non-Organik Organik Organik

Hama utama Tetranychus cinnabarinus

Kutu Daun Cylas formicarius Tungau merah

Cara pengendalian

Tanpa perlakuan pestisida

Pestisida kimia Tanpa perlakuan pestisida

Tanpa perlakuan pestisida

Intensitas penggunaan

Tidak ada aplikasi

Sering Tidak ada aplikasi Tidak ada aplikasi

Pemantauan hama/penyakit

Dilakukan Dilakukan Dilakukan Dilakukan

Ketergantungan pestisida

Tidak tergantung

Sangat tergantung

Tidak tergantung Tidak tergantung

Kesesuaian penggunaan pestisida

Tidak sesuai dosis

Tidak ada aplikasi

Tidak sesuai dosis

Keamanan aplikasi

Tidak ada aplikasi

Sangat Kurang Tidak ada aplikasi Tidak ada aplikasi

Pestisida yang digunakan

Bahan organik (larutan cabai)

Decis, Lannate, Mikcin, Confidor

Bahan organik (larutan cabai)

Bahan organik (larutan cabai)

Page 5: Laporan pesti 7

Pembahasan

Petani yang menjadi narasumber dari wawancara yang telah dilakukan

bernama Bapak H. Mahfudin. Beliau merupakan salah satu petani asli di daerah

Neglasari Kecamatan Dramaga, Bogor. Beliau menggarap lahan seluas 3300 m2.

Tanaman yang ditanam dilahan tersebut bervariasi seperti tanaman kacang

panjang, ubi, singkong, dan bengkuang.

Dalam sistem budidayanya petani di daerah Neglasari sering

menggunakan pestisida untuk mengatasi permasalahan hama dan penyakit yang

menyerang pertanaman yang digarapnya. Pestisida yang dipakai petani tersebut

diantaranya dengan merk dagang DECIS, LANATE, CONFIDOR, dan MIKCIN.

Penggunaan pestisida hanya dilakukan untuk komoditas kacang panjang.

Komoditas lain seperti bengkoang, singkong, dan ubi tidak menggunakan

pestisida. Alasan yang dikemukakan petani adalah bahwa buah bengkoang dan ubi

berlokasi di bawah tanah, sehingga pasti akan terhindar dari serangan hama

penyakit. Sementara itu, penggunaan pestisida tidak dilakukan pada tanaman

singkong karena komoditas singkong yang dipanen adalah bagian daun yang

diperuntukkan kebutuhan sayuran. Sebagai pengganti pestisida kimia, petani

menggunakan bahan organik seperti larutan cabai yang disemprotkan pada

permukaan daun tanaman saat diketahui invasi hama tanaman.

Umumnya hama yang sering mengganggu dan menyebabkan kerusakan

adalah kutu daun terutama menjadi masalah serius pada tanaman kacang panjang.

Petani sering menganggap kutu daun tersebut dengan istilah “endog sireum” yang

artinya telur semut meskipun sebenarnya kutu daun bukanlah telur semut.

Sepengetahuan petani gejala yang ditimbulkan dari serangan hama ini

menyebabkan bunga tanaman kacang panjang menjadi rontok dan pada polong

kutu daun menutupi permukaan.

Penyemprotan pestisida biasanya dilakukan pada pagi hari dan untuk

hama tertentu seperti ulat grayak dilakukan pada waktu sore hari. Intensitas

aplikasi pestisida dilakukan secara rutin satu minggu sekali, tidak ada batasan

mengenai ambang ekonomi yang diperhitungkan, bagi petani yang penting hama

tidak ada dilahan pertanaman. Dosis yang digunakan untuk satu kali

penyemprotan adalah 10cc DECIS, 1 sendok MIKCIN, 1 sendok CONFIDOR,

Page 6: Laporan pesti 7

dan 1 sendok LANATE. Menurut Bapak H.Mahfudin apabila tidak dilakukan

penyemprotan secara rutin atau penyemprotan telat dari waktu yang biasanya

maka bunga dari tanaman kacang panjang akan rontok akibat serangan hama.

Selain menggunakan empat merk dagang tersebut petani juga memakai

REGEN dan PITARKO meskipun penggunaannya sangat jarang. Petani didaerah

Neglasari membeli pestisida-pestisida tersebut didekat daerah tempat tinggalnya

di toko Bapak Uding atau kadang-kadang membeli ke Pasar Dramaga.

Pada musim penghujan aplikasi pestisida diminimalisir karena pada

musim hujan pestisida mudah tercuci dan biasanya aplikasi pestisida pada musim

penghujan ditambahkan bahan perekat yang bisa didapatkan di toko pestisida.

Dalam sistem budidayanya para petani di daerah Neglasari sangat bergantung

pada penggunaan pestisida dan tidak pernah dilakukan pengendalian hama lain

selain dengan pestisida.

Namun meskipun demikian lahan yang ditanam setiap musimnya ditanami

tanaman yang berbeda-beda dan sering kali petani menerapkan sistem budidaya

tumpang sari yang dapat memungkinkan populasi hama yang menyerang tidak

terlalu tinggi. Di daerah tersebut pada awalnya terdapat Gabungan Kelompok Tani

(Gapoktan), tetapi sekarang sudah bubar. Pada musim tanam tahun lalu lahan

seluas 3300 m2 dapat menghasilkan 7 ton bengkuang dengan harga jual 10 juta

lebih. Benih yang diperluka dalam sekali tanam adalah 7 liter dengan harga Rp

60.000 per liter. Biasanya Bapak H. Mahfudin melakukan kegiatan dilahan mulai

dari pukul 07.00 WIB sampai waktu Dzuhur.

Page 7: Laporan pesti 7

SIMPULAN

Menurut keterangan petani desa Neglasari, rata-rata petani masih sangat tergantung dengan penggunaan pestisida, dan hanya sedikit saja yang tidak tergantung dengan penggunaan pestisida. Pestisida dianggap cepat dan efisien untuk mengendalikan hama. Selain itu, biaya aplikasi dan cara aplikasi sudah tertera pada label pestisida sehingga dapat diikuti oleh petani. Namun, pengetahuan petani akan berbagai macam jenis pestisida dan bagaimana cara penggunaannya masih kurang.

DAFTAR PUSTAKA

Adiyoga, W., R. Sinung-Basuki., Y. Hilman dan B. K. Udiarto. 1999. Studi Lini Dasar Pengembangan Teknologi Hama Terpadu pada Tanaman Cabai di Jawa Barat. J. Hort 9(1):67-83.

Ameriana. M., R. Sinung-Basuki., E. Suryaningsih dan W. Adiyoga. 2000. Kepedulian Konsumen terhadap Sayuran Bebas Residu Pestisida. J. Hort .9(4):377-377.

Lohr, L., T. Park, and L. Higley. 2000. Farmer Risk Assessment for Voluntary Insecticide Reduction. Ecol. Econ. 30(2000):121-130.

Nurmalinda., R. Madjawisastra dan N. Nurtika. 1994. Analisis Biaya dan Penerimaan Usahatani Tomat di Tingkat Petani. Bul. Penel. Hort. XXVI(2):57- 64.

Page 8: Laporan pesti 7

LAMPIRAN

Pertanyaan yang diajukan terhadap petani dan jawaban yang dikemukakan oleh petani:1. Kalo pakai DECIS dan pestisida yang dipakai. Bapak dapat informasi dari

mana? Apakah coba-coba atau ada penyuluhan untuk memakai pestisida tersebut?Jawaban : melihat dari label pestisida tersebut dan kebiasaan dalam memakainya

2. Bagaimana pestisida tersebut dipakai? Apakah spesifik dalam pemakaianyya?Jawaban : Untuk tanaman kacang panjang digunakan 10cc DECIS, MIKCIN 1 sendok, KOMPIDOR 1 sendok, LANATE 1 sendok, yang jelas serangga harus mati. Jenis serangga yang menyerang tanaman seperti ulat biasanya mati

3. Untuk melihat pengaruh terhadap hama biasanya memerlukan waktu berapa lama setelah aplikasi?Jawaban : Biasanya besok juga dapat dilihat, dan hama tersebut mati

4. Apakah dalam penyemprotan dilakukan secara berkala?Jawaban : Penyemprotan dilakukan seminggu sekali secara rutin, kalo tidak tepat waktu atau lebih dari seminngu biasanya kacang panjang bunga nya rontok akibat serangan ulat

5. Apakan setelah dilakukan penyemprotan dilakukan pemantauan terhadap hama?Jawaban : Dilakukan pemantauan, dan biasanya ketika dicek bunganya segar tanamannya segar, tetapi apabila tidak dilakukan penyemprotan bunganya jatuh/berguguran.Menurut petani bunga yang rusak akibat serangan larva dari lalat sehingga menyebabkan busuk.Para petani tidak pernah bisa lepas dari penggunaan pestisida. Petani juga biasanya pakai Regen atau pitarko

6. Biasanya pestisida diperoleh dari mana ?Jawaban : Beli disekitar tempat tinggal(di toko Pa Udiing), atau beli ke Dramaga jurusan ke Ciherang. Petani mendapatkan pestisida dikampung tersebut tidak susah.

7. Apakah dalam penyemprotan dilihat terlebih dahulu waktu atau kondisi seperti musim hujan atau kemarau?Jawaban : Biasanya jika musim penghujan penyemprotan berhenti dulu dan biasanya ditambahkan perekat agar tidak mudah terbilas, dan jika musim panas/ kemarau perekat tidak dibutihkan

8. Apakah pernah dilakukan penmgendalian lain selain penggunaan pestisida ?Jawaban : Belum pernah

9. Apakah lahan yang ditanami musim selanjutnya ditanami kembali dengan tanaman yang sama?Jawaban : Diganti-ganti, atau tumpang sari,

Page 9: Laporan pesti 7

10. Apakah didaerah tersebut ada GAPOKTAN ?Jawaban: Dulu pernah da tapi bubar,karena dianggap sudah pintar-pintar (terbiasa) dalam bertani

11. Faktor apa yang menyebabkan turunnya produktifitas tanaman yang ditanam dilahan tersebut (Pare, kcang panjang, ketimun, bengkoang)?Jawaban: Masalah hama tidak terlalu, kecuali pada musim penghujan bunga nya pada rontok.Tidak pernah Rugi diakibat kan oleh srangan hama. Untuk hasil panen biasanya dikumpulkan oleh tengkulak

12. Apakah bapak jadi petani sudah lama ? Jawaban: sudah lama soalnya orang tua saya juga petani

13. Apakah bapak tidak mau menanam padi?Jawaban : untuk masalah pembuatan pengairan tidak ada yang ngurus

14. Apakah ada penurunan hasil apabila lahan yang ditanam, ditanami tanaman yang sama musim berikutnya ?Jawaban :kadangkadang ada penurunan.

15. Luas lahan berapa?Jawaban: 3300m persegi. Menghasilkan 7 ton bengkoang sekali panen dapat dijual dengan harga 10 jutaan. Benih 7 liter, 1 liter seharga 60.000 rupiah.Bengkoang tidak disemprot tetapi digunting saja bunganya.Petani menyebut hama kutu daun sebagai telur semut (endog sireum ), disemprot pake lanate, kompidor, Mikcin.Dulu pernah ada dari IPB yang mencoba mengaplikasikan perangkap berferomon tetapi katanya tidak mempan atau kurang efektif. Tetapi petani tidak ingin melakukannya soalnya ribet dan umumnya petani ingin yang praktis.Petani ada dilahan biasanya sampai Dzhuhur.

16. Bapak Tau ulat grayak?Jawaban: tauKapan waktu diilakukan penyemprotannya?Jawaban: Biasanya pagi hari tidak dilakukan sore hari soalnya dikejar-kejar waktu juga apabila dilakukan pada sore hari.

Page 10: Laporan pesti 7
Page 11: Laporan pesti 7
Page 12: Laporan pesti 7
Page 13: Laporan pesti 7
Page 14: Laporan pesti 7
Page 15: Laporan pesti 7