laporan praktik kerja lapangmplk.politanikoe.ac.id/images/pdf/.../laporan_ta_ms... · laporan...

37
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG MANAJEMEN PEMUPUKAN TANAMAN KAKAO ( THEOBROMA CACAO L.) DI LAHAN TANI MANULONDO KECAMATAN NDONA KABUPATEN ENDE NUSA TENGGARA TIMUR OLEH MARIA SCOLASTIKA BARA NIM: 162382071 PROGRAM STUDI MANAJEMEN PERTANIAN LAHAN KERING JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN LAHAN KERING POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI KUPANG KUPANG 2019

Upload: others

Post on 25-Dec-2019

91 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

LAPORAN

PRAKTIK KERJA LAPANG

MANAJEMEN PEMUPUKAN TANAMAN KAKAO

(THEOBROMA CACAO L.)

DI LAHAN TANI MANULONDO KECAMATAN NDONA

KABUPATEN ENDE NUSA TENGGARA TIMUR

OLEH

MARIA SCOLASTIKA BARA

NIM: 162382071

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PERTANIAN LAHAN KERING

JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN LAHAN KERING

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI KUPANG

KUPANG

2019

LAPORAN

PRAKTIK KERJA LAPANG

MANAJEMEN PEMUPUKAN TANAMAN KAKAO

(THEOBROMA CACAO L.)

DI LAHAN TANI MANULONDO KECAMATAN NDONA

KABUPATEN ENDE NUSA TENGGARA TIMUR

OLEH

MARIA SCOLASTIKA BARA

NIM: 162382071

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PERTANIAN LAHAN KERING

JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN LAHAN KERING

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI KUPANG

KUPANG

2019

MOTO DAN PERSEMBAHAN

PERSEMBAHAN :

1. Tuhan Yesus yang selalu membimbing dan menyertai dalam setiap

langkah penulis.

2. Bapak/ibu Dosen yang telah meluangkan waktu membimbing penulis

meraih cita-cita lewat ilmu yang diberikan.

3. Almarhum Ayahanda tercinta Hendrikus Poko dan Ibu Yustina Bara yang

telah membesarkan dengan penuh kasih saying dan berkorban demi

mewujudkan impian penulis.

4. Saudara-saudariku tersayang yang sangat mendukung penulis. Kaka

Selviana Kandung dan kakak Fransisko Rahma Longga Muku.

5. Kekasih tersayang yang selalu mendukung penulis.

6. Semua teman-teman khususnya mahasiswa program studi MPLK

Angkatan 29, dan juga almamaterku tercinta Politeknik Pertanian Negeri

Kupang.

MOTO

Orang yang sukses itu, tidak selalu orang yang pintar

tapi orang yang sukses adalah orang yang gigih dan

pantang menyerah

RIWAYAT HIDUP

Penulis adalah anak ketiga dari 3 bersaudara buah hati dari Bapak

Hendrikus Poko (Almarhum) dan Ibu Yustina Bara. Penulis

dilahirkan di Ende pada tanggal 29 Desember 1996. Pada tahun

2002 penulis masuk sekolah Dasar Katolik Ende 2 dan lulus pada

tahun 2009. Tahun 2009 penulis lanjutkan ke SMPN 2 Ende

Selatan dan lulus pada tahun 2012. Selanjutnya pada tahun 2012 penulis melanjutkan

pendidikan ke SMAK Taruna Vidya Ende kemudian lulus pada tahun 2015. Pada tahun

2016 penulis masuk ke perguruan tinggi Politeknik Pertanian Negeri Kupang melalui

jalur umum dan diterima sebagai mahasiswa pada program studi Manajemen Pertanian

Lahan Kering dan pada tahun 2019 penulis menyelesaikan studinya dengan meraih

Gelar Ahli Madya Pertanian (A.Md. P).

Manajemen Pemupukan Tanaman Kakao (theobroma cacao l.) di

Lahan Tani Manulondo Kecamatan Ndona Kabupaten

Ende – Nusa Tenggara Timur

MARIA SCOLASTIKA BARA

Program Studi Manajemen Pertanian Lahan Kering

Politeknik Pertanian Negeri Kupang

Di bawah bimbingan

Welianto Boboy, SP, M.Sc dan Antonius Jehemat. S.Pt, M.Si

INTISARI

Kegiatan PKL dilakukan dengan tujuan untuk mempelajari teknik pemupukan

pada tanaman kakao di Balai Penyuluhan Pertanian Ndona di Indonesia. Kegiatan

PKL dilaksanakan selama 3 bulan yaitu mulai dari tanggal 14 Maret 2019 – 18

Juni 2019 dengan menggunakan metode observasi, partisipasi aktif, wawancara,

pengumpulan data sekunder dan pencatatan data sekunder, studi pustaka, dan

dokumentasi. Hasil kegiatan PKL menunjukkan bahwa Balai Penyuluhan

Pertanian Ndona menerapkan fungsi manajemen yakni perencanaan (perencanaan

pemilihan lokasi, alat dan bahan, tenaga kerja), pengorganisasian (mengorganisir

tenaga kerja), pelaksanaan (persiapan areal kebun dan persiapan pupuk),

pengawasan (hal-hal yang dikontrol) dan evaluasi (dilakukan secara rutin pada

setiap minggu di hari Jumat) yang berkaitan dengan pemupukan tanaman kakao di

BPP. Pemupukan yang dilakukan di Balai Penyuluhan Pertanian Ndona terdiri

dari tahapan awal pemupukan tanaman Kakao, pemupukan tanaman belum

menghasilkan (TBM), pemupukan tanaman menghasilkan (TM), pencampuran

pupuk, waktu dan frekuensi pemupukan tanaman kakao.

Kata kunci: Manajemen, Pemupukan, Kakao

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadiratTuhan Yang Maha Esa karena atas

berkat dan perlindungan-Nya, penulis dapat menyelesaikan Laporan kegiatan

Praktek Kerja Lapang (PKL) dengan judul “Manajemen Peupukan Tanaman

Kakao (Theobroma Cacao L.) Di Lahan Tani Manulondo Kecamatan Ndona

Kabupaten Ende – Nusa Tenggara Timur”. Laporan ini merupakan salah satu

persyaratan untuk menyelesaikan studi di Program Studi Manajemen Pertanian

Lahan Kering Jenjang Pendidikan Diploma III Politeknik Pertanian Negeri

Kupang.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada pihak yang

telah membantu penulis dalam meyelesaikan laporan PKL ini, yakni:

1. Ir. Thomas Lapenangga, MS selaku Direktur Politeknik Pertanian

Negeri Kupang.

2. Jemseng C. Abineno, STP, M.Sc.,selaku Ketua Jurusan dan Mantan

Ketua Program Studi Manajemen Pertanian Lahan Kering.

3. Antonius Jehemat, S.Pt , M.Si, selaku Ketua Program Studi Manajemen

Pertanian Lahan Kering sekaligus Pembimbing II

4. Welianto Boboy, SP, M.Sc., selaku Pembimbing I

5. Melinda R.S.Moata, SP, M.Sc, Ph.d, selaku penguji I

6. Noldin M. Abolla, SP,M.Sc, Selaku peguji II

7. Ferdinandus Gesi, S.Si, Selaku pembimbing lapang

8. Balai Penyuluhan Pertanian Ndona, Ende yang telah membantu dalam

kegiatan PKL

9. Kepada semua pihak yang telah membantu penulis untuk menyusun

laporan ini.

Penulis menyadari bahwa Laporan ini masih jauh dari kesempurnaan

sehingga membutuhkan kritik dan saran membangun, dan semoga tulisan dalam

laporan ini bermanfaat bagi kita semua.

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................................. ii

MOTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................................................ iii

RIWAYAT HIDUP .............................................................................................................. iv

INTISARI ............................................................................................................................... v

KATA PENGANTAR .......................................................................................................... vi

DAFTAR ISI ..........................................................................................................................

vii

DAFTAR GAMBAR............................................................................................................ ix

DAFTAR TABEL ................................................................................................................. x

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

1.1. Latar Belakang ................................................................................................................ 1

1.2. Tujuan PKL ..................................................................................................................... 2

1.2.1. Tujuan Umum ........................................................................................................... 2

1.2.2. Tujuan Khusus .......................................................................................................... 2

1.3. Manfaat Kegiatan PKL .................................................................................................. 3

BAB II GAMBARAN UMUM DAN KEADAAN LOKASI .................................... 4

2.1. Keadaan Umum lokasi .................................................................................................. 4

2.1.1. Lokasi Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Ndona ............................................... 4

2.1.2. Tata Letak .................................................................................................................. 5

2.1.3. Denah Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Ndona ............................................... 6

2.2. Profil Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Ndona ....................................................... 6

2.3. Visi dan Misi Balai Penyuluhan Pertanian Ndona ..................................................... 7

2.3.1. Visi Balai Penyuluhan Pertanian Ndona ............................................................... 7

2.3.2. Misi Balai Penyuluhan Pertanian Ndona .............................................................. 7

2.4. Tujuan Balai Penyuluhan Pertanian Ndona (BPP) Ndona ....................................... 7

2.5. Struktur Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Ndona .................................................. 8

2.6. Sistem Perekrutan Tenaga Kerja .................................................................................. 9

2.6.1. Jenis Tenaga Kerja ................................................................................................... 9

2.6.2. Sarana dan Prasarana ............................................................................................... 10

BAB III METODOLOGI .................................................................................................. 12

3.1. Waktu dan Tempat ......................................................................................................... 12

3.2. Metode kegiatan PKL .................................................................................................... 12

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................................... 14

4.1. Hasil Kegiatan PKL……………………………………………………….... 14

4.1.1. Perencanaan .............................................................................................................. 14

4.1.2. Pengorganisasian ...................................................................................................... 15

4.1.3. Pelaksanaan ............................................................................................................... 16

4.1.4. Pengawasan ............................................................................................................... 17

4.1.5. Evaluasi ..................................................................................................................... 17

4.2. Manajemen Pemupukan Tanaman Kakao .................................................................. 18

4.2.1. Tahapan Awal Pemupukan Tanaman Kakao ....................................................... 18

4.2.2. Pemupukan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) .......................................... 19

4.2.3. Pemupukan Tanaman Menghasilkan (TM) .......................................................... 21

4.2.4. Pencampuran Pupuk ................................................................................................ 22

4.2.5. Waktu dan Frekuensi Pemupukan ......................................................................... 23

BAB V PENUTUP .............................................................................................................. 25

5.1. Kesimpulan ..................................................................................................................... 25

5.2. Saran ................................................................................................................................ 25

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 26

DAFTAR GAMBAR

1. Perbersihan Di Sekitar Batang Utama ........................................................... 18

2. Pembuatan Larikan Pemupukan ................................................................... 19

3. Pemberian Pupuk Pada TBM ......................................................................... 19

4. Tanaman Belum Menghasilkan TBM ............................................................ 20

5. Tanaman Menghasilkan TM .......................................................................... 21

DAFTAR TABEL

1. Luas Wilayah Kecamatan Ndona menurut penggunaannya ........................ 5

2. Wilayah Kecamatan Ndona ........................................................................ 5

3. Dosis Pemberian Pupuk Majemuk Untuk TBM

(Tanaman Belum Menghasilkan) ................................................................. 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Praktik Kerja Lapang (PKL) adalah mata kuliah yang dilaksanakan

semester VI (enam) Program Studi Manajemen Pertanian Lahan Kering Diploma

III Politeknik Pertanian Negeri Kupang. PKL dilakukan dengan tujuan untuk

mendapatkan pengalaman serta tambahan pengetahuan pada kondisi yang

sesungguhnya yang terjadi di kelembagaan penyuluhan kecamatan. Balai

Penyuluhan Pertanian Ndona melakukan penyuluhan berbagai macam usaha

pertanian, salah satu usaha pertanian yaitu tanaman Kakao.

Indonesia merupakan Negara agraris yang sebagian besar penduduknya

bermata pencaharian sebagai petani yang bertempat tinggal di pedesaan. Sektor

pertanian memegang peranan penting dalam pembangunan nasional. Peranan

tersebut antara lain menyediakan pangan bagi seluruh penduduk, penyumbang

devisa, serta menyediakan kesempatan kerja dan bahan baku bagi industri.

Pembangunan disektor pertanian menjadi syarat mutlak bagi pembangunan

ekonomi daerah dan nasional. Pertanian yang berkelanjutan merupakan strategi

pembangunan jangka panjang yang bertujuan untuk menjadi pertanian yang maju,

efisien dan tangguh. Pertanian memiliki cakupan yang sangat luas dimana

termasuk didalamnnya adalah subsektor perkebunan.

Kakao merupakan salah satu komoditas perkebunan yang berperan penting

bagi perekonomian Indonesia, khususnya sebagai penyedia lapangan kerja,

sumber pendapatan, dan devisa Negara. Disamping itu, kakao juga berperan

dalam mendorong pengembangan wilayah dan pengembangan agroindustri.

Tanaman kakao (Theobroma cacao L) termasuk famili Sterculiaceae merupakan

tanaman yang dapat berbunga dan berbuah sepanjang tahun, sehingga dapat

menjadi sumber pendapatan harian atau mingguan bagi petani. Coklat yang

dikenal oleh masyarakat diperoleh dari hasil pengolahan biji-bijian tanaman

kakao, baik berupa bubuk coklat untuk bahan baku pembuatan kue, permen coklat

dan makanan kecil lainnya. Serta lemak coklat digunakan sebagai bahan

pembuatan kosmetik.

Petani di desa Manulondo kurang memperhatikan pemupukan pada

tanaman kakao dikarenakan petani tidak hanya fokus pada satu komoditi. Unsur

hara di lahan pertanian akan berkurangkarena diserap oleh tanaman untuk

keperluan tumbuh kembangnya. Hal ini dapat berakibat tanah menjadi tidak subur

karena unsur hara diserap terus menerus sementara tanah tidak mendapatkan

tambahan unsur hara untuk kesuburannya. Oleh karena itu dibutuhkan pupuk

untuk memperkaya cadangan mineral tanah.

Pemupukan merupakan salah satu kegiatan pemeliharaan tanaman yang

berperan penting terhadap produktivitas tanaman. Akibat pemupukan yang tidak

tepat, lahan kakao akan mengalami kemunduran, khususnya dalam hal kualitas

lahan. Kemunduran kualitas lahan tersebut antara lain terjadi karena berkurangnya

unsur hara didalam tanah, kerusakan sifat fisik maupun biologis, serta semakin

menipisnya ketebalan tanah. Berkurangnya unsur hara dalam tanah disebabkan

oleh kegiatan panen, pencucian, denitrifikasi, dan erosi yang terjadi di daerah

perakaran tanaman kakao. Kerusakan sifat fisik dan biologis tanah antara lain

berupa rusaknya agregat tanah, berkurangnya kemantapan struktur, berkurangnya

kadar bahan anorganik, serta berkurangnya jumlah dan aktivitas organisme yang

hidup dalam tanah. Upaya peningkatan kesuburan tanah dapat dilakukan dengan

pemberian pupuk.

Pemupukan tanaman kakao harus diberikan secara efisien. Efisiensi

pemupukan adalah perbandingan jumlah pupuk yang diberikan dengan jumlah

pupuk yang diserap oleh tanaman. Peningkatan efisiensi pemupukan dapat

dilakukan dengan menerapkan prinsip empat T, yaitu : tepat jenis, tepat dosis,

tepat cara, dan tepat waktu. Dalam melakukan pemupukan harus tetap

memperhatikan kondisi tanaman dan lingkungannya.

1.2. Tujuan PKL

1.2.1. Tujuan Umum

a. Sebagai wadah dalam mengaplikasikan teori tanaman perkebunaan

melalui praktek kerja lapang.

b. Meningkatkan pengetahuan mahasiswa dalam bidang pemupukan

tanaman kakao.

1.2.2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui dan mempelajari secara langsung cara budidaya kakao

khususnya pemupukan kakao yang dilakukan petani Nualolo Desa

Manulondo, Kecamatan Ndona, Kabupaten Ende.

b. Mengetahui persoalan yang timbul di lapangan mengenai proses

pemupukan tanaman yang dilakukan petani Wilayah Nualolo Desa

Manulondo, Kecamatan Ndona, Kabupaten Ende.

1.3. Manfaat Kegiatan PKL

a. Memperoleh kemampuan manajerial dan ketrampilan di unit usaha

bidang perkebunan dalam upaya mencapai kompetensi akhir pada

program studi Manajemen Pertanian Lahan Kering.

b. Melalui kegiatan praktek kerja lapang mahasiswa dapat meningkatkan

kemampuan dan pemahamannya mengenai manajemen pemupukan

mulai dari sistem administrasi sampai pada teknis dilapangan.

BAB II

GAMBARAN UMUM DAN KEADAAN LOKASI

2.1. Keadaan Umum lokasi

2.1.1. Lokasi Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Ndona

Kecamatan Ndona merupakan wilayah yang meliputi dataran dan berbukit,

dengan ketinggian tempat 130m dpl. Ketinggian dari permukaan laut sangat

mempengaruhi suhu udara, kelembaban dan cahaya matahari. Keadaan tanah di

wilayah Kecamatan Ndona yaitu tekstur tanah lempeng berpasir, stuktur tanah

remah dan gembur, jenis tanah androsol, pH tanah 5–7, asal tanah bukan abu

vulkanik, dan drainase sedang.

Keadaan iklim di wilayah Kecamatan Ndona sebagai berikut:

a. Suhu : 23 ᵒc – 33 ᵒc

b. Intensitas cahaya Matahari : 10 jam

c. Kelembaban udara : 25 %

d. Kecepatan angin : -

e. Penguapan : -

Curah hujan rata-rata selama 5 (lima) Tahun terakhir adalah 101,226 mm

pertahun dengan banyaknya hari hujan pertahun rata-rata adalah 106 hari.

Perbandingan bulan basah dan bulan kering berkisar bulan Mei – Nopember.

Dengan tipe curah hujan demikian dapat dikembangkan komoditas palawija dan

hortikultura dengan berorientasi komoditas yang mempunyai nilai ekonomi yang

tinggi.

Luas wilayah Kecamatan Ndona menurut penggunaannya dapat dirinci sebagai berikut:

Tabel 1. Luas Wilayah Kecamatan Ndona menurut penggunaannya

No Penggunaan Wilayah Luas Wilayah (Ha)

1 Permukiman 25.795

2 Lahan Pertanian ( Basah) 7.708

3 Lahan Pertanian (Kering) 46.725

4 Perkebunan 18.687

5 Kawasan Hutan 5.100

6 Semak/Padang 22.440

7 Tanah Tandus 511

Luas lahan basah yang diusahakan rata-rata 0,15 ha sampai dengan 0,50 ha

per kepala keluarga dan lahan kering 0,8 ha sampai dengan 1 ha per kepala

keluarga.

Wilayah Kecamatan Ndona seluruhnya secara administratif terbagi

menjadi 12 Desa dan 2 Kelurahan serta 41 dusun dengan perincian sebagai

berikut:

Tabel 2. Wilayah Kecamatan Ndona

No Desa/Kelurahan Luas Wilayah (km2) Jumlah Dusun

1 Lokoboko 5,69 4

2 Nangenesa 4,70 3

3 Manulondo 6,60 4

4 Onelako 5,30 3

5 Wolotopo 10,51 2

6 Wolotopo Timur 5,26 2

7 Ngalupolo 9,13 4

8 Reka 4,20 3

9 Puutuga 9,49 3

10 Kelikiku 9,84 3

11 Kekesewa 12,00 3

12 Wolokota 5,00 3

13 Nila 15,49 3

14 Ngaluroga 12,18 3

Jumlah 115,03 41

2.1.2. Tata Letak

Meninjau salah satu daerah sangat mutlak dan penting bagi kita dan

menelaah dan menelusuri akan keadaan yang sebenarnya di dalam daerah

tersebut. Secara geografis Kecamatan Ndona terletak dibagian Timur Kabupaten

Ende. Untuk itu terdahulunya akan digambarkan sepintas tentang batas-batas

Kecamatan Ndona sebagai berikut :

a. Bagian Utara berbatasan dengan Kecamatan Detusoko

b. Bagian Selatan dengan Laut Sawu

c. Bagian Timur dengan Kecamatan Ndona Timur

d. Bagian Barat dengan Kecamatan Ende Timur

2.1.3. Denah Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Ndona

HALAMAN BELAKANG

Gambar 1. Denah Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Ndona

KA

MA

R M

AN

DI

AULA

RU

AN

G

PE

GA

WA

I

DA

PU

R

RU

AN

G

PIM

PIN

AN

ME

SS

PE

GA

WA

ME

SS

PE

GA

WAK

EB

UN

CO

NT

OH

2.2. Profil Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Ndona

Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Ndona saat ini, sebagaimana

diatur dalam undang-undang No 16 tahun 2006 tentang system penyuluhan

pertanian, perikanan dan kehutanan (SP3K) bahwa pada tingkat kecamatan

kelembagaan penyuluh disebut Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) sebagai basis

penyuluhan di tingkat kecamatan. BPP Kecamatan Ndona telah ada sejak tahun

1984 dan berkantor padakantorCamat Ndona.

Mulai tahun 2011, sejak dibangunnya Gedung Balai Penyuluhan Pertanian

maka aktivitas pelayanan di bidang penyuluhan pertanian suda dilaksanakan

dikantor sendiri. Sejak terbentuknya, telah terjadi beberapa kali pengantian

kepemimpinan, antara lain:

a. Rofinus Eusabius : Tahun 1984 - Tahun 1986

b. Thresia Badioda, SST : Tahun 1986 - Tahun 1992

c. Vinsensius B. Dua Dole, SST : Tahun 1983 - Tahun 2001

d. Margaretha Tri Yulianti, SST : Tahun 2001 - Tahun 2004

e. Mutu Pambudu, SST : Tahun 2004 - Tahun 2008

f. Alexius Bido Telu, SST : Tahun 2008 - Tahun 2017

g. Asnath Achmad, SST : Tahun 2017 – Sekarang

Sejak Tahun 1984 sampai dengan Tahun 2010 masih bernama Balai

Penyuluhan Pertanian Otombamba, dan pada tahun 2011 berubah nama menjadi

Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Ndona Kecamatan Ndona.

2.3. Visi dan Misi Balai Penyuluhan Pertanian Ndona

2.3.1. Visi Balai Penyuluhan Pertanian Ndona

Mewujudkan karakteristik Kabupaten Ende dengan membangun dari desa dan

kelurahan menuju masyarakat yang mandiri, sejahtera dan berkeadilan.

2.3.2. Misi Balai Penyuluhan Pertanian Ndona

Percepatan pembangunan perekonomian dan pariwisata yang kompetitif dan

berkelanjutan.

a. Meningkatnya pendapatan perkapita;

b. Menurunnya angka kemiskinan dan pengangguran;

c. Memiliki ketahanan ekonomi

d. Peningkatan produksi dan produktivitas pertanian, perkebunan, perikanan

dan kelautan dan sumberdaya lainnya secara terencana dan terkoordinasi

serta berkelanjutan;

e. Peningkatan promosi Wisata Budaya, Bahari dan Alam melalui jaringan

teknologi informatika;

f. Peningkatan jaringan produksi dan jaringan pemasaran;

g. Peningkatan SDM pelaku utama;

2.4. Tujuan Balai Penyuluhan Pertanian Ndona (BPP) Ndona

a. Tersusunnya data potensi wilayah;

b. Tersusunnya program penyuluhan pertanian;

c. Tersusunya rencana kerja tahunan penyuluh pertanian;

d. Terdiseminasinya informasi teknologi pertanian kepada pelaku utama;

e. Tumbuh kembangnya kelembagaan petani;

f. Meningkatkan kapasitas pelaku utama;

g. Meningkatkan akses pelaku utama terhadap imformasi pasar, teknologi,

sarana prasarana dan pembiayaan;

h. Meningkatkan produktifitas dan skala usaha pelaku utama;

i. Meningkatkan pendapatan pelaku utama;

2.5. Struktur Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Ndona

Gambar 2. Bagan struktur organisasi Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Ndona

Tugas dan fungsi struktur organisasi Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Ndona yaitu :

a. Kepala Dinas Pertanian

Membantu Bupati dalam pelaksanaan urusan pemerintahan bidang

pertanian dan urusan pemerintahan di bidang pangan yang menjadi

kewenangan daerah dan tugas pembantuan dibidang pertanian dan

ketahanan pangan.

b. Kepala BPP

Sebagai koordinator umum semua PPL, melaksanakan fungsi

administrasi dan membawahi beberapa PPL di kecamatan Ndona.

KEPALA DINAS PERTANIAN

KEPALA BPP

PPL PPL PPL PPL PPL PPL

GAPOKTAN GAPOKTAN

GAPOKTAN GAPOKTAN

GAPOKTAN GAPOKTAN

- POKTAN - POKTAN - POKTAN - POKTAN - POKTAN - POKTAN

- POKTAN - POKTAN - POKTAN -

- POKTAN - POKTAN - POKTAN - POKTAN - POKTAN - POKTAN

- POKTAN - POKTAN - POKTAN - POKTAN - POKTAN - POKTAN

- POKTAN - POKTAN - POKTAN - POKTAN - POKTAN - POKTAN

- POKTAN - POKTAN - POKTAN - POKTAN - POKTAN - POKTAN

c. Penyuluh Pertanian Lapang yang membantu suatu wilayah kerja penyuluh

PPL (WKPP) dan didalamnya terdiri dari beberapa desa dan kelurahan.

d. Gapoktan yang membawahi kelompok tani dan koordinator kelompok

tani.

e. Poktan yang berperan sebagai kelompok tani nelayan.

2.6 Sistem Perekrutan Tenaga Kerja

2.6.1 Jenis Tenaga Kerja

Tenaga kerja di Balai Penyuluhan Pertanian Ndona dibedakan menjadi dua

golongan yaitu :

a. Penyuluh Pertanian Pegawai Negeri Sipil

Penyuluh pertanian PNS merupakan PNS yang diberi tugas, tanggung

jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang pada satuan

organisasi lingkup Pertanian untuk melakukan kegiatan penyuluhan pertanian.

Tugas pokok penyuluh pertanian PNS adalah melakukan kegiatan persiapan

penyuluhan pertanian, pelaksananaan penyuluhan pertanian evaluasi dan laporan,

serta pengembangan penyuluhan pertanian. Fungsi penyuluh pertanian PNS

memberikan penyuluhan kepada petani melalui pendekatan kelompoktani agar

pengetahuan, keterampilan maupun sikap petani menjadi lebih baik dalam

mengelola usahatani guna meningatkan kesejahterannya.

b. Tenaga Harian Lepas–Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian (THL-TBPP)

THL-TBPP marupakan tenaga kontrak penyuluh pertanian yang direkrut

oleh Pemerintah Pusat yakni sejak tahun 2007–2009 dan masih bekerja hingga

saat ini. THL-TBPP mempunyai tugas melaksanakan kegiatan penyuluhan

pertanian kepada petani dan kelompoktani dalam rangka mengawal program

peningkatan produksi dan produktivitas pertanian. THL-TBPP dalam menjalankan

tugasnya, menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :

1. Menyebarluaskan informasi pembangunan pertanian di Kecamatan Ndona

dengan cara menyampaikan visi, misi, tujuan, strategi, dari prinsip dari

pembangunan pertanian.

2. Memfasilitasi penumbuhan dan pengembangan kelembagaan petani

(kelompok tani, gapoktan).

3. Mendorong peran serta petani/kelompoktani/gapoktan dalam

pembangunan pertanian di Kecamatan Ndona

4. Menumbuh kembangkan jiwa kepemimpinan, kewirausahaan, dan

kemampuuan manajerial petani.

5. Memfasilitasi petani/kelompoktani/gapoktan dalam penyusunan

RDK/RDKK di Kecamatan Ndona.

6. Memfasilitasi petani/kelompoktani/gapoktan dalam mengakses teknologi,

sarana produksi, informasi pasar, peluang usaha, dan permodalan.

7. Memfasilitasi petani/kelompoktani/gapoktan untuk menyusun rencana

usaha bersama

8. Membimbing dan memeberikan alternatif pemecahan masalah

petani/kelompok tani/gapoktan dalam mengambil keputusan untuk

mengembangkan usahanya.

Sebagai tenaga fungsional dan honorer, baik yang bertugas pada balai

penyuluhan pertanian maupun yang bertugas di lapangan (desa/kelurahan) sebagai

penyuluh pertanian lapangan (PPL), dengan tingkat pendidikan yang berbeda-

beda, mulai dari tingkat pendidikan SPP/SPMA sampai dengan S1/D4.

2.6.2 Sarana dan Prasarana

A. Sarana

1. Alat Bantu Penyuluhan

Terdiri dari LCD Projector, Sound System, TV, Tape Recorder,

Whiteboard yang dimanfaatkan untuk melakukan proses pembelajaran

dalam rangka pelaksanaan kegiatan penyuluhan.

2. Peralatan Administrasi

Terdiri dari Komputer, Printer, Kalkulator, Brankas, Rak Buku

yang dimanfaatkan untuk kegiatan surat-menyurat, untuk menyediakan

database penyuluhan pertanian dalam rangka pelaksanaan kegiatan

penyuluhan.

3. Alat Transportasi

Terdapat sebuah kendaraan operasional roda dua yang

dimanfaatkan untuk memperlancar operasionalisasi kegiatan penyuluhan.

4. Buku dan Hasil Publikasi

Dimanfaatkan untuk meningkatkan kompetensi dan kinerja

penyuluh pertanian antara lain dalam penyusunan materi panyuluhan.

5. Mebeulair

Dimanfaatkan untuk menyelenggarakan dan melaksanakan

kegiatan penyuluhan pertanian.

B. Prasarana

1. Ruangan

Terdapat ruang pimpinan, administrasi/TU, kelompok jabatan

fungsional, aula/rapat, perpustakaan, kamar mandi, dan dapur.

Dimanfaatkan untuk melaksanakan aktivitas dalam penyelenggaraan dan

pelaksanaan kegiatan penyuluhan pertanian.

2. Rumah Dinas

Terdapat dua buah ruangan yang dipakai untuk tempat tinggal

salah satu pegawai kelembagaan penyuluhan.

3. Lahan Percontohan

Luas lahan sekitar 40 are yang ditanami sawi, terung, buncis dan

mentimun.

4. Sumber Air Bersih

Dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan penyelengaraan dan

pelaksanaan kegiatan penyuluhan pertanian.

5. Penerangan (PLN)

Dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan dan

pelaksanaan kegiatan penyuluhan pertanian.

BAB III

METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat

PKL telah dilaksanakan selama 3 bulan mulai dari tanggal 14 Maret 2019

– 18 Juni 2019. Bertempat di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Ndona, Wilayah

Nualolo Desa Manulondo, Kecamatan Ndona, Kabupaten Ende.

3.2 Metode kegiatan PKL

Pelaksanaan kegiatan pkl mahasiswa yang berlangsung di Balai

Penyuluhan Pertanian (BPP) Ndona menggunakan beberapa metode pengambilan

data antara lain meliputi :

a. Observasi/ Survey Lapang

Kegiatan survevy dilapangan secara langsung terhadap kondisi petani

selama kegiatan PKL, dilakukan antara lainmengenai motede pemupukan yang

dilaksanakan di perkebunaan kakao milik petani.

b. Wawancara

Data dapat diperoleh melalui wawancara secara langsung terhadap

beberapa pihak terkait baik dari penyuluh, Balai Penyuluhan Pertanian Ndona atau

pembimbing lapang dan Petani meliputi metode pemupukan di kebun kakao

Varietas Criollo.

c. Dokumentasi

Metode pengambilan gambar sesuai dengan kegiatan yang di lakukan

selama kegiatan PKL. Studi Pustaka

d. Studi pustaka

Suti pustaka yaitu dengan penelusuran referensi sebagai bahan pelengkap,

pendukung pembanding serta konsep dalam mencari solusi permasalahan.

Contohnya ; data dari internet, buku dan media lainnya.

Ada 2 sumber data yang di kumpulkan selama kegiatan PKL yakni data

primer dan data skunder.

1. Data Primer

Data primer adalah data yang di kumpulkan langsung di lapangan oleh

penulis, dari hasil wawancara, diskusi, foto-foto kegiatan dan

pengamatan. Untuk mengumpulkan data primer penulis menggunakan

metode wawancara atau diskusi di lakukan langsung dengan

pembimbing di lapangan.

2. Data Sekunder

Pencatatan data sekunder merupakan metode pengumpulan dengan

mencatat data-data yang telah ada meliputi keadaan tanah, luas areal yang

digunakan untuk kegiatan usaha, sejarah singkat dan struktur organisasi di Balai

Penyuluhan Pertanian Ndona. Data sekunder tersebut dapat berupa data cetak

maupun data digital yang merupakan suatu fakta dan tempat dimanfaatkan

untuk pelaporan mengidentifikasi suatu kasus atau untuk mencegah masalah

tersebut secara komperensif.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Tata Waktu Pelaksanaan Kegiatan PKL

Tanggal Kegiatan Lokasi

16-03-2019 Penyerahan dan serah terima mahasiswa

PKL di BPP Ndona

Kantor BPP Ndona

17-03-2019 Rancangan kerja penilaian kelas

kemampuan tani

Kantor BPP Ndona

18-03-2019 Pembersihan, pembuatan bedengan dan

persemaian benih terung ungu, sawi dan

buncis

Kantor BPP Ndona

19-03-2019 Kantor Kantor BPP Ndona

20-03-2019 Penilaian kelas kemampuan kelompok

tani

Kantor BPP Ndona

21-03-2019 Penilaian kelas kemampuan kelompok

tani

Desa Manulondo

22-03-2019 Penilaian kelas kemampuan kelompok

tani dan penilaian data kelompok tani

Desa Onelako

23-03-2019 Penilaian kelas kemampuan kelompok

tani dan penilaian data kelompok tani

Desa Nila

25-03-2019 Survei air untuk embung dan penilaian

kelas kemampuan kelompok tani

Kelurahan

Lokoboko

26-03-2019 Penilaian kelas kemampuan kelompok

tani

Kelurahan

Lokoboko

27-03-2019 Kantor Kantor BPP Ndona

28-03-2019 Penanaman mentimun dan benih buncis Kantor BPP Ndona

29-03-2019 Kantor Kantor BPP Ndona

01-04-2019 Kantor Kantor BPP Ndona

08-04-2019 Pengambilan data kelompok tani Desa Wolokota dan

Desa Kekesewa

09-04-2019 Persiapan bahan ajiran (belahan bambu) Rada ara Kelurahan

Onelako

10-04-2019 Pemasangan ajir pada tanaman buncis dan

mentimun

Kantor BPP Ndona

11-04-2019 Penyiraman tanaman dan pembersihan

gulma

Kantor BPP Ndona

12-04-2019 Kantor Kantor BPP Ndona

15-04-2019 Kegiatan perencanaan lokasi Praktik

kebun kakao

Kantor BPP Ndona

16-04-2019 Pembentukan kelompok dan bagian

tempat praktik (kebun kakao)

Kantor BPP Ndona

23-04-2019 Pengenalan lokasi praktik (kebun kakao)

titik pertama dan lapor diri pemerintah

setempat

Kelurahan

Lokoboko

24-04-2019 Pembersihan gulma disekitar tanaman

kakao

Kelurahan

Lokoboko

25-04-2019 Pengenalan lokasi praktik (kebun kakao)

titik kedua dan lapor diri pemerintah

setempat

Desa Manulondo

26-04-2019 Pembersihan gulma disekitar tanaman

kakao

Desa Manulondo

02-05-2019 Penjelasan tentaman kakao oleh

pembimbing lapang

Nualolo Desa

Manulondo

03-05-2019 Kantor Kantor BPP Ndona

06-05-2019 Pemangkasan tanaman mahoni disamping

gedung BPP

Kantor BPP Ndona

07-05-2019 Membersihkan dan merapikan tanaman

mahoni

Kantor BPP Ndona

13-05-2019 Pengajiran pada tanaman pare, kacang

panjang dan pengamatan pada tanaman

kakao

Kantor BPP Ndona

Nualolo Desa

Manulondo

14-05-2019 Pengajiran tanaman pare Nualolo

15-05-2019 Pengajiran dan pembersihan gulma pada

tanaman pare, kakao dan kacang panjang

Nualolo

16-05-2019 Pembersihan gulma pada tanaman pare Nualolo

17-05-2019 Kantor Kantor BPP Ndona

20-05-2019 Pemupukan tanaman pare menggunakan

ZA

Nualolo

21-05-2019 Pemupukan kacang panjang menggunakan

ZA

Nualolo

23-05-2019 Pemangkasan tanaman kakao dan

pembersihan buah busuk kakao

Nualolo

24-05-2019 Penyemprotan pestisida nabati pada

tanaman pare

Nualolo

27-05-2019 Penyiraman dan penyiangan pada

tanaman pare dan kacang panjang

Nualolo

28-05-2019 Pemangkasan kakao umur 21 tahun dan

poenyemprotan pestisida pada buah kakao

menggunakan curacron dan dithane

Nualolo

29-05-2019 Pembersihan gulma pada tanaman kakao

umur 2 tahun

Nualolo

30-05-2019 Pemangkasan, pemupukan dan

penyiangan

Nualolo

03-06-2019 Penyiangan pada tanaman kakao umur 2

tahun

Nualolo

04-06-2019 Penyiangan pada tanaman kakao umur 2

tahun

Nualolo

10-06-2019 Pembersihan gulma dikebun BPP BPP Ndona

4.2. Aspek Manajemen

Manajemen merupakan suatu proses untuk mewujudkan tujuan yang

diinginkan yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian dan

pengarahan, serta pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai

sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan

sumber-sumber lainnya (Hasibuan,2007).

Tujuan manajemen adalah mendapatkan keuntungan. Beberapa fungsi

manajemen yang digunakan dalam melakukan kegiatan manajemen dalam

melakukan usaha dalam suatu usaha yaitu perencanaan, pengorganisasian,

pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi.

4.2.1 Perencanaan(Planing)

Perencanaan merupakan suatu proses penentuan tujuan dan pedoman

pelaksanaan dengan memilih yang terbaik dari alternatif-alternatif yang ada.

Perencanaan adalah kegiatan untuk menyusun, merencanakan kegiatan apa yang

dilaksanakan, siapa yang ikut dalam proses tersebut dan bagaimana cara untuk

mencapai tujuan tersebut (Hasibuan,2007). Rencana–rencana dibutuhkan untuk

memberikan kepada organisasi, tujuan-tujuannya dan menetapkan prosedur

terbaik untuk mencapai tujuan.

Tujuan perencanaan untuk mengetahui cara yang akan ditempuh dalam

mencapai tujuan dan keuntungan yang diperoleh dalam suatu usaha yakni untuk

mengkoordinasikan usaha-usaha, mengantisipasi perubahan yang akan datang,

untuk mengembangkan manajer dan standar kerja. Kegiatan perencanaan yang

dilakukan dalam pemupukan tanaman kakao di Desa Lokoboko.

a. Observasi

Pengenalan lokasi secara umum tentang tanaman Kakao didesa lokoboko

kecamatan Ndona oleh pembimbing lapang dengan luas lahan 0,5 Ha

dengan jarak tanam 3m x 3m dan jumlah populasi tanaman kakao 55

tanaman.Waktu yang direncanakan untuk pengenalan lokasi pada tanggal

23 April 2019. Perencanaan untuk pemupukan dilakukan pada tanggal 30

April 2019.

b. Persiapan Alat dan Bahan

Alat dan bahan merupakan faktor utama keberhasilan dalam pemupukan

tanaman kakao. Alat yang digunakan untuk pemupukan tanaman kakao yaitu

Pacul untuk membuat lubang pemupukan di sekililing tanaman kakao, Parang

berfungsi sebagai alat pemotong tumbuhan yang berada di sekeliling tanaman

kakao.

Bahan yang digunakan dalam pemupukan tanaman kakao adalah pupuk

mejemuk NPK atau N, P, K, Mg dan B (Urea, TSP, MOP dan kieserite) disiapkan

oleh Balai Penyuluhan Pertanian Ndona yang berasal dari pemerintah pusat

kemudian diperjual belikan kembali kepada petani yang masuk dalam anggota

kelompok tani dengan harga yang lebih murah. Berdasarkan alat yang digunakan,

pemupukan yang paling umum dan mudah dilakukan yaitu pemupukan manual.

4.2.2 Pelaksanaan(Actuating)

Waktu kegiatan pemupukan yang dilaksanakan oleh mahasiswa PKL di Balai

Penyuluhan Pertanian Ndona yaitu hari Senin – jumat dan waktu kerja dimulai pada

pkl. 07.00 sampai pkl. 15.00, sedangkan untuk jam istirahat dimulai pada pkl. 12.00

sampai pkl. 13.30 untuk pelaksanaan kegiatan pada hari jumat dimulai pada pkl. 07.00

sampai pukul 12.00.

Dalam kegiatan pemupukan tanaman kakao, adapun kegiatan yang perlu

dilakukan terlebih dahulu yaitu persiapan areal kebun yang akan dipupuk seperti

piringan tanaman kakao harus dalam keadaan bersih, lebar 1,5 meter, dan bebas dari

Genangan air kemudian penghancuran pupuk yang menggumpal dan persiapan pupuk

seperti dosis pupuk, luas kebun, tenaga penebar, pengecer, pengangkut pupuk dan

transportasi pupuk kelapangan.

4.2.3 Pengawasan (Controlling)

Pengawasan adalah pengukuran dan perbaikan terhadap pelaksanaan kerja

bawahan, agar rencana-rencana yang telah dibuat untuk mencapai tujuan-tujuan

dapat terselenggara (Handoko, 2003).

a. Penetapan standar pelaksanaan

b. Penentuan ukuran-ukuran pelaksanaan

c. Pengukuran pelaksanaan nyata dan membandingkannya dengan standar

yang ditetapkan

d. Pengambilan tindakan koreksi yang diperlukan bila pelaksanaan

menyimpang dari standar.

Pengawasan dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kegiatan yang

dilaksanakan oleh tenaga kerja. Hal-hal yang harus dikontrol dalam kegiatan

pemupukan yaitu kesesuaian pupuk dengan fase pertumbuhan dan perkembangan

tanaman, memperhatikan cara pemberian pupuk yang benar, melakukan

pemupukan pada waktu yang tepat, danA jumlah pupuk harus sesuai dengan umur

dan kondisi tanaman. Penyuluh memberdayakan dan merangkul Gapoktan yang

biasanya bertugas mengawal penjualan produk perusahaan di bidang pertanian

(sarana dan prasarana pertanian) sekaligus mengawal hasil baik jumlah dan

kualitas produksi petani. Pimpinan BPP dalam hal ini melakukan pengawasan

terhadap praktek-praktek penyuluh pertanian lapangan yang dapat merugikan

petani atau penyebaran teknologi yang bertentangan dengan kebijakan

pembangunan pertanian.

4.2.4 Evaluasi

Evaluasi adalah pemberian nilai terhadap kualitas sesuatu. Selain dari itu

evaluasi yang dapat dipandang sebagai proses merencanakan, memperoleh dan

menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk membuat alternatif-

alternatif keputusan. Dengan demikian, evaluasi merupakan suatu proses yang

sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan sampai sejauh mana

tujuan-tujuan suatu pekerjaan tertentu (Purwanto, 2006).

Di Balai Penyuluhan Pertanian Ndona kegiatan evaluasi dilakukan

seminggu sekali pada hari Jumat dan kegiatan evaluasi ini dihadiri oleh pimpinan

BPP Ndona, penyuluh pertanian lapangan serta mahasiswa PKL.

4.3 Manajemen Pemupukan Tanaman Kakao

Pemupukan yang dilakukan di Petani binaan BPP Ndona bertujuan untuk

menanmbah unsur hara tanaman kakao agar tanaman kakao tumbuh dengan merata

sesuai apa yang di harapkan. Pupuk yang digunakan adalah pupuk urea karena sesuai

dengan umur tanaman yaitu 2 tahun dalam vase pertumbuhan.

Secara khusus pemupukan berarti menambahkan unsur-unsur tertentu

kedalam tanah yang berada dalam keadaan kekurangan. Unsur hara yang diserap

oleh tanaman dari dalam tanah terdiri dari 13 unsur mineral atau sering disebut

dengan unsur hara esensial. Dari ketiga belas unsur yang diperoleh dari dalam

tanah, enam unsur diantaranya diperlukan tanaman dalam jumlah lebih besar atau

yang sering disebut dengan unsur makro, yang terdiri dari Nitrogen (N), Fosfor

(P), Kalium (K), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), dan Sulfur (S). Tujuh unsur

lainnya diperlukan tanaman dalam jumlah relatif lebih kecil atau sering disebut

dengan unsur mikro. Unsur ini terdiri dari Besi (Fe), Seng (Zn), Tembaga (Cu),

Mangan (Mn), Boron (B), Molibdenum (Mo), dan Khlor (Cl).Unsur hara tanah

makin lama semakin berkurang, karena diserap oleh tanaman atau tumbuhan,

disamping kehilangan dalam bentuk gas dan dalam bentuk tercuci ke lapisan yang

paling dalam sehingga berada diluar jangkauan akar-akar tanaman. Berkurangnya

unsur hara dalam tanah ini harus ditambahkan dalam bentuk pupuk sejumlah

tertentu sehingga pertumbuhan dan produksi tanaman meningkat.

Kebutuhan unsur hara untuk tanaman Kakao yang belum menghasilkan adalah

Ca 151%, P 135%, Mg 113%, N 28%, K 14%, Mn 3,9% dan Zn 0,5% Sedangkan

untuk tanaman Kakao yang sudah menghasilkan kebutuhan unsur haranya adalah K

633%, N 438%, Ca 373%, Mg 129%, P 48%, Mn 6,1% dan Zn 1,5%. Oleh karena itu,

pemberian urea selalu memberikan respon yang nyata. Unsur hara tanah makin lama

semakin berkurang, karena diserap oleh tanaman atau tumbuhan, disamping kehilangan

dalam bentuk gas dan dalam bentuk tercuci

ke lapisan yang paling dalam sehingga berada diluar jangkauan akar-akar

tanaman. Berkurangnya unsur hara dalam tanah ini harus ditambahkan dalam bentuk

pupuk sejumlah tertentu sehingga pertumbuhan dan produksi tanaman meningkat

(Asrul, 2013).

4.3.1 Pemupukan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)

Dalam upaya peningkatan produksi dan produktifitas mutu tanaman

perkebunan khususnya Tanaman Kakao, kegiatan yang harus dilakukan agar

memperoleh produksi biji kakao yang tinggi dan terus berkelanjutan yaitu

perawatan tanaman. Perawatan dalam fase TBM adalah penyiangan, pembuatan

lubang pemupukan dan penaburan pupuk.

1. Penyiangan

Pengendalian gulma dilakukan dengan membabat tanaman pengganggu

sekitar 50 cm dari pangkal batang. Tujuan penyiangan/pengendalian gulma adalah

untuk mencegah persaingan dalam peyerapan air dan unsur hara, untuk mencegah

hama dan penyakit serta gulma yang merambat pada tanaman Kakao. Dalam

pemberantasan gulma harus dilakukan rutin minimal satu bulan sekali, yaitu

dengan menggunakan cangkul, koret/dicabut dengan tangan (Ali, 2018).

Gambar 1. Pembersihan di Sekitar Batang Utama

2. Pembuatan Lubang Pemupukan

Kegiatan pemupukan yang dilakukan pada lahan kakao milik Ibu Agus yaitu,

pemupukan dengan cara membuat lingkaran penuh sesuai tajuk tanaman dengan

ukuran dalam lubang 60 cm dan diameter lubang 0,25m.

Gambar 2. Pembuatan Larikan Pemupukan

3. Penaburan Pupuk

Pemupukan di desa Manulondo dilakukan ketika tanaman kakao berumur

dua tahun dengan dosis sebanyak 30 gram pupuk urea/ tanaman

Gambar 3. Pemberian Pupuk Pada TBM

Tanaman kakao dipupuk setelah berumur dua bulan di lapangan serta

pemupukan Pada TBM, pemupukan diharapkan mampu meningkatkan

pertumbuhan vegetatif yang mencakup pertumbuhan akar, batang, dan daun serta

mempertahankan daya tahan tanaman terhadap hama dan penyakit sehingga

tanaman kakao tidak hanya membutuhkan satu jenis pupuk. Pemupukan pada

TBM dilaksanakan dengan cara menabur pupuk secara merata dengan jarak 15-50

cm (untuk umur 2-10 bulan) dan 50-75 cm (untuk umur 14-20 bulan) dari batang

utama. (Siregar et All, 2010).

Tabel 3. Dosis Pemberian Pupuk Majemuk Untuk TBM (Tanaman Belum

Menghasilkan)

Umur

(bulan)

Pupuk (gram per pohon)

Urea TSP MOP Kieserit

2 20 20 10 10

6 20 20 10 10

10 30 30 15 15

14 40 40 20 20

18 40 40 60 20

22 40 40 60 20

Sumber : Buku Budi Daya Kakao, Tumpal HS Siregar, 2010.

Dari data diatas, maka dapat dijelaskan bahwa pemupukan dilakukan

setelah tanaman kakao berumur dua bulan di lapangan dengan dosis pupuk

masing-masing 20 gram per pohon untuk pupuk Urea dan TSP sedangkan untuk

pupuk MOP dan kieserite masing-masing dengan dosis 10 gram per pohon. Pada

saat tanaman berumur 10 bulan, pemupukan tanaman Kakao dilanjutkan dengan

pemberian pupuk urea 30 gram, 30 gram TSP, 15 Gram MOP, dan 15 kieserit per

pohon. Pada umur 14 bulan dan 18 bulan diberikan pupuk urea sebanyak 40 gram

per pohon, pupuk TSP sebanyak 40 gram per pohon, pupuk MOP sebanyak 20

gram per pohon untuk umur 14 bulan dan 60 gram per pohon untuk umur 18

bulan diberikan juga kieserite dengan dosis 20 gram per pohon. Pada umur 22

bulan perlu diberikan lagi pemupukan tanaman kakao. Pupuk urea dan TSP

sebanyak 40 gram per pohon, pupuk MOP sebanyak 60 gram per pohon dan

pupuk Kieserit sebanyak 20 gram per pohon. Selama 2 tahun pertama, tanaman

Kakao belum berproduksi. Tanaman Kakao akan mulai berproduksi pada umur

sekitar 3 tahun. Oleh karena itu, dosis pemupukan pada tanaman kakao di umur 3

tahun akan berbeda dengan tanaman kakao di umur sebelumnya.

Gambar 4. Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)

4.3.2 Pemupukan Tanaman Menghasilkan (TM)

Pada lahan tani Desa Manulondo kegiatan pemupukan untuk tanaman

kakao berumur ± 5 tahun tidak diberi pupuk tambahan, melainkan dengan

melakukan mulsa organik dari daun-daun sisa pemangkasan yang disimpan di

sekitar pohon tanaman sebagai penutup. Menurut petani penggunaan mulsa

organik ini memiliki beberapa keuntungan yaitu lebih ekonomis (murah), mudah

didapat dan para petani disana mau mengurangi proses penguapan karena lahan

jauh dari sumber air.

Gambar 5. Tanaman Menghasilkan

Sedangkan untuk kulit buah kakao digunakan sebagai pakan sapi.

Berdasarkan referensi kulit buah kakao pada TM mengandung nitrogen, fosfor,

kalium, magnesium, dan kalsium setara dengan urea, RP, MOP, dan kieserite

yang dibutuhkan tanaman kakao sehingga kulit buah kakao dapat dibuat sebagai

pupuk kompos.

4.3.3 Waktu dan frekuensi pemupukan

A. Waktu Pemup\ukan

Efisiensi pemupukan ditentukan oleh beberapa faktor yang saling terkait.

Faktor-faktor penentu tersebut dapat berpengaruh, baik secara langsung maupun

tidak langsung terhadap ketersediaan dan penyerapan unsur. Umumnya,

pemupukan dilakukan dua kali setahun, yaitu pada awal musim hujan (Oktober-

November) dan akhir musim hujan (Maret-April).

B. Frekuensi Pemupukan

Pemupukan dilakukan 2-3 kali tergantung pada kondisi lahan, jumlah

pupuk, dan umur kondisi tanaman. Pemupukan pada tanah pasir dan gambut perlu

dilakukan dengan frekuensi yang lebih banyak. Frekuensi pemupukan yang tinggi

baik bagi tanaman, bila diimbangi dengan tingginya harga dipasaran.

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Dari hasil kegiatan praktek kerja lapang (PKL) di Balai Penyuluhan

Pertanian (BPP) Kecamatan Ndona, Ende NTT dapat diambil kesimpulan yaitu di

Balai Penyuluhan Ndona Desa Lokoboko dalam hal pemupukan tanaman Kakao

belum sepenuhnya mengikuti teori pemupukan yang baik dan benar kemudian

persoalan mengenai pemupukan di lapangan yang dilakukan petani dapat di

jadikan sebagai pengalaman kerja bagi mahasiswa yang bermanfaat untuk

menunjang karir ke depannya serta membantu dalam meningkatkan potensi

keahlian yang professional dalam bidangnya.

5.2. Saran

1. Perlu upaya penigkatan pengetahuan dan keterampilan petani agar aplikasi

pemupukan dapat dilakukan dengan baik sesuai standar kebutuhan tanaman.

2. Pihak Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Ndona yang

bertanggung jawab terhadap petani yang terdapat pada Gabungan Kelompok

Tani (GAPOKTAN) hendaknya serius dalam melaksanakan Tugas Pokok dan

Fungsi (TUPOKSI), sehingga dapat menunjang kesejahteraan petani dengan

program-program yang dapat menunjang usaha pertanian masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, T. 2010. Budidaya Kakao. http:/budidaya-id.blogspot.com/2013/04

budidaya-kakao.(14 April 2013).

Ali, M., Hosir, A., & Nurlina, N. (2017). Perbedaan Jumlah Bibit Per Lubang

Tanam Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kakao (Theobroma

cacao L.) Gontor AGROTECH science Journal, 3(1), 1-21.

Anonim. Pedoman Teknis Budi Daya Tanaman Kakao. Jember : Pusat Penelitian

Kopi dan Kakao Indonesia 1998.

Asrul, L. 2013. Agribisnis Kakao. Penerbit Media Bangsa. Jakarta.

Fahmi, Z.I. 2011. Penggunaan Benih kakao Bermutu dan Teknik Budidaya Sesuai

Standar Dalan Rangka Menyukseskan Gernas Kakao 2009-2010.

Surabaya. Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman perkebunan.

Handoko, 2003. Manajemen. Ed ke-2, Universitas Gajha Mada, Yogyakarta.

Hasibuan, 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Cetakan 9. PT.

Bumi Aksara.

Purwanto, 2006. Psipologi pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Siregar, Tumpal HS., Riyadi, S., & Nuraeni, L., 2010. Budidaya Cokelat. Depok :

Penebar Swadaya.