laporan praktikum geografi tanah kelompok 1

39
Laporan Hasil Pratikum Geografi Tanah Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Geografi Tanah yang dibina oleh Bapak Dwiyono Hari Utomo Oleh: Kelompok 1: 1. Yuni Purwanti : 109821417308 2. Eriska Alvia Pertwi : 109821417309 3. Ahmad Fadllila : 109821417312 4. Frenky Dwi Ari P : 109821417315 5. Dian Ratnasari : 109821422714 6. Widya Astuti : 109821422726 7. Dwi Sulastri W : 109821422732 The Learning University UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS ILMU SOSIAL JURUSAN GEOGRAFI MEI 2011

Upload: frenky-juventini

Post on 03-Jul-2015

1.799 views

Category:

Documents


13 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN PRAKTIKUM GEOGRAFI TANAH KELOMPOK 1

Laporan Hasil Pratikum Geografi Tanah

Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Geografi Tanah

yang dibina oleh Bapak Dwiyono Hari Utomo

Oleh:

Kelompok 1:

1. Yuni Purwanti : 109821417308

2. Eriska Alvia Pertwi : 109821417309

3. Ahmad Fadllila : 109821417312

4. Frenky Dwi Ari P : 109821417315

5. Dian Ratnasari : 109821422714

6. Widya Astuti : 109821422726

7. Dwi Sulastri W : 109821422732

The Learning University

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS ILMU SOSIAL

JURUSAN GEOGRAFI

MEI 2011

Page 2: LAPORAN PRAKTIKUM GEOGRAFI TANAH KELOMPOK 1

Laporan Hasil Pratikum Geografi Tanah

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tanah adalah lapisan terluar dari kontine yang relatif tak padu sebagai akibat

pelapukan batuan induk di bawah kondisi iklim dan topografi tertentu yang mempunyai

sifat dan cirri tertentu serta merupakan akibat kehidupan flora dan fauna yang

persebarannya mengikuti zone-zone geografi. Bidang ilmu geografi yang mempelajari

tentang tanah disebut dengan geografi tanah, yaitu ilmu yang mempelajari sifat-sifat dan

ciri-ciri tanah pada berbagai daerah tertentu dalam konteks keruangan.

Untuk mengetahui karakteristik tanah secara umum serta penyebarannya di

permukaan bumi, maka perlu dipelajari pembentukan tanah, morfologi, klasifikasi, dan

pemetaan. Tanah dapat terbentuk bila memenuhi syarat, yaitu tersedianya bahan induk

dan faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya tanah. Bahan induk tanah adalah

bahan utama dapat terbentuknya tanah, serta penentu kandungan tanah yang terbentuk.

Sedangkan faktor pembentuk tanah adalah agen atau daya atau keduanya atau salah satu

yang telah dan sedang mempengaruhi proses pembentukan tanah. Ada lima faktor yang

mempengaruhi terbentuknya tanah, yaitu iklim, organisme, bahan asal, topografi, dan

waktu. Dimana dari kelima faktor tersebut faktor iklim yang paling dominan, sehingga

pembentukan tanah sering dinamakan weathering.

Proses pembentukan tanah didahului oleh penghancuran dan pelapukan dan

diteruskan dengan perkembangan profil tanah. Pelapukan dibedakan atas pelapukan fisik

(disintegrasi) dan pelapukan kimia (dekomposisi). Dimana keduanya saling

mempengaruhi terhadap proses pembentukan tanah. Hasil proses pembentukan tanah

dicerminkan dalam morfologi profil tanah yang bersangkutan. Morfologi tanah adalah

corak, sifat, dan karakteristik profil tanah. Profil tanah adalah penampang tegak tanah

yang dibuat sedalam kurang lebih 1,5 m atau sampai bahan induk. Semua corak, sifat,

dan karakteristik yang harus diamati dari profil tanah adalah meliputi sifat fisik, kimia,

dan biologi dan sifat lain seperti padas, air tanah, glei, bahan organik, keadaan batuan,

dan kerikil.

Page 3: LAPORAN PRAKTIKUM GEOGRAFI TANAH KELOMPOK 1

Laporan Hasil Pratikum Geografi Tanah

Tanah memiliki banyak sifat fisik. Dalam pratikum ini akan dilakukan beberapa

percobaan mengenai sifat fisik tanah, diantaranya: pengenalan warna, konsistensi,

tekstur, berat jenis, berat volume, porositas, kadar air, daya kapiler, perkolasi,

kemampuan menggenggam air, besar pH, kadar bahan organik dan kadar kapur.

Pratikum ini dibagi kedalam 4 sesi penelitian, yaitu pratikum I meneliti: pengenalan

warna, konsistensi dan tekstur tanah, pratikum 2 meneliti: berat jenis, berat volume,

porositas dan kadar air, pratikum 3 meneliti: daya kapiler, perkolasi, dan kemampuan

menggenggam air, pratikum 4 meneliti: pH, kadar bahan organik dan kadar kapur.

Sampel tanah dalam pratikum ini berasal dari tanah di beberapa daerah di Jawa Timur,

yaitu sampel tanah dari daerah Kabupaten Nganjuk, Pasuruan, Blitar, Trenggalek,

Lamongan, dan Kabupaten Lumajang.

B. Rumusan Masalah

1. Apa warna dan tentukan konsistensi dan tekstur tanah pada tiap-tiap sampel!

2. Hitung berat jenis, berat volume, porositas dan kadar air tanah pada tiap-tiap sampel!

3. Hitung daya kapiler, perkolasi, dan kemampuan menggenggam air tanah pada tiap-

tiap sampel!

4. Hitung pH, kadar bahan organik dan kadar kapur tanah pada tiap-tiap sampel!

C. Tujuan Pratikum

1. Menentukan warna, tentukan konsistensi dan tekstur tanah pada tiap-tiap sampel.

(Pratikum I)

2. Menentukan berat jenis, berat volume, porositas dan kadar air tanah pada tiap-tiap

sampel. (Pratikum II)

3. Menentukan daya kapiler, perkolasi, dan kemampuan menggenggam air tanah pada

tiap-tiap sampel. (Pratikum III)

4. Menentukan pH, kadar bahan organik dan kadar kapur tanah pada tiap-tiap sampel.

(Pratikum IV)

Page 4: LAPORAN PRAKTIKUM GEOGRAFI TANAH KELOMPOK 1

Laporan Hasil Pratikum Geografi Tanah

PRATIKUM I

Pengenalan Warna, Konsistensi

dan Tekstur Tanah

Page 5: LAPORAN PRAKTIKUM GEOGRAFI TANAH KELOMPOK 1

Laporan Hasil Pratikum Geografi Tanah

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pengenalan Warna

Warna tanah adalah salah satu sifat morfologi tanah yang nudah diamati. Warna

tanah dapat menetukan sifat-sifat lain dari tanah. Misal, tanah yang warnanya hitam

menunjukan tanah tersebut memilki kandungan bahan organik yang tinggi, tanah yang

warnanya merah menunjukan tanah tersebut memilki kandungan unsur besi yang tinggi.

Warna coklat kekunigan sampai merah merupakan penciri horizon B dan C. Warna putih

atau kelabu tua diatas horizon B merupakan penciri horizon E atau A2.

Warna tanah tersusun atas tiga variabel, yakni Hue, Value, dan Chroma. Warna

tanah pada umumnya tergolong dalam dasar warna merah (R), kuning (Y) dan kombinasi

merah-kuning (YR). Ada 10 macam Hue, yaitu: 2,5 R, 5 R, 7,5 R, 10 R, 2,5 YR, 5 YR,

7,5 YR, 10 YR, 2,5 Y, 5 Y, 7,5 Y, 10 Y. Value menyatakan derajad kegelapan tanah

berkisar 0-10 berderet kebawah. Chroma menyatakan intensitas warna berkisar 0-12.

Berderet kesamping.

Dari ketiga variabel tersebut dikombinasikan kedalam buku standar penentuan

warna tanah “Munsell Soil Colour Chart”. Tercetak beberapa lembar diman tiap

lembarnya terdapat derajat Hue, Value dan Chroma. Buku inilah yang digunakan untuk

menetukan warna tanah yang standar

B. Konsistensi Tanah

Konsistensi adalah resistansi tanah terhadap kepecahan yang ditentukan oleh sifat-

sifat kohesif dan adhesif seluruh massa tanah. Jika struktur berkaitan dengan bentuk,

ukuran dan kebedaan agregat tanah alami, konsistensi berkaitan dengan kekuatan dan

gaya antar partikel. Konsistensi itu penting untuk proses pembajakan (Soenartono, 1978).

Konsistensi tanah adalah daya tahan atau ketahanan terhadap pengaruh dari luar

yang akan mengubah keadaan tanah. Terdapat dua kekuatan yang berperan dalam

konsistensi ini, yaitu gaya kohesi atau gaya tarik-menarik antara molekul sejenis dan

gaya tegangan permukaan atau adhesi. Dari kedua gaya tersebut terdapat beberapa faktor

yang turut bekerja, yaitu kandungan bahan organik, oksida dan hidroksida Fe, Al dan

Page 6: LAPORAN PRAKTIKUM GEOGRAFI TANAH KELOMPOK 1

Laporan Hasil Pratikum Geografi Tanah

kalsium karbonat (Sarief, 1985). Konsistensi tanah merupakan istilah yang digunakan

untuk menggambarkan keadaan fisik tanah dengan kandungan air yang berbeda-beda

seperti yang diperlihatkan oleh reaksi tanah atas tekanan-tekanan mekanik. Konsistensi

tanah dipandang sebagai kombinasi sifat yang dipengaruhi oleh kekuatan mengikat

antara butir-butir tanah.

Metode Pengukuran Konsistensi

Metode pengukuran konsistensi tanah ada 2 yaitu : Secara Kualitatif adalah metode

pengukuran konsistensi tanah secara kualitatif yaitu penentuan ketahanan massa tanah

terhadap remasan, tekanan atau pijitan tangan pada berbagai kadar air tanah. Secara

Kuantitatif adalah metode pengukuran konsistensi tanah secara kuantitatif sering

diistilahkan dengan angka Atterberg

Istilah yang dipakai untuk menggambarkan konsistensi tanah adalah lepas,

gembur, tegar, halus, kuat, palstis, dan lekat. Penentuan konsistensi tanah dapat dilakukan

di lapang maupun di laboratorium. Hanya sayangnya, penetapan konsistensi di lapang

masih sangat kasar. Sebagai patokan biasanya digunakan 3 tingkat kelembaban, yaitu:

konsistensi dalam keadaan basah, konsistensi dalam keadaan lembab dan konsistensi

dalam keadaan kering.

C. Tekstur Tanah

Tekstur tanah menyatakan derajat kehalusan atau kekasaran massa tanah. Seperti

kita ketahui bahwa penyusun anorganik tanah terdiri dari bahan-bahan mineral. Bahan-

bahan mineral ini terdiri dari brbagai partikel tanah dengan berbagai ukuran serta

senyawa-senyawa anorganik lainnya.dalam tekstur yang terpenting adalah komponen-

komponen partikel tanah. Partikel tanah dengan ukuran tertentu disebut fraksi tanah.

Dikenal 3 macam fraksi tanah yaitu: liat (< 2 um), debu (2 – 50 um), dan pasir (50 –

2000 um). Dengan demikiantekstur dapat didefinisikan sebagai perbandingan relatif

jumlah fraksi pasir, debu, dan liat dalam massa tanah. Dalam tanah terdapat

perbandingan ketiga fraksi tersebut. Dikenal 12 macam tekstur dari kasar sampai halus,

yaitu: pasir, pasir berlempung, lempung berpasir, lempung, lempung berdebu, debu,

lempung liat berpasir, lempung berliat, lempung liat berdebu, liat berpasir, liat berdebu,

dan liat.

Page 7: LAPORAN PRAKTIKUM GEOGRAFI TANAH KELOMPOK 1

Laporan Hasil Pratikum Geografi Tanah

BAB III

DESKRIPSI PRATIKUM

A. Alat dan Bahan

1. Pratikum Pengenalan Warna Tanah

Alat Bahan

1. Buku “Munsell Soil Colour Chart” 1.Sampel tanah masing-masing daerah

2. Pratikum Menetukan Konsistensi Tanah

Alat Bahan

1. Gelas wadah air 1.Air secukupnya

2.Sampel tanah kering, lembab dan basah tiap-

tiap daerah masing-masing 5 gr

3. Pratikum Menetukan Tekstur Tanah

Alat Bahan

- 1. Sampel tanah tiap-tiap daerah

masing-masing secukupnya

B. Cara Kerja

1. Pratikum Pengenalan Warna Tanah

1.Siapkan sampel tanah, secukupnya kira-kira segumpal kecil

2. bandingkan warna tanah tersebut dengan buku “Munsell Soil Colour Chart”

3. Catat satuan Hue, Value dan Chroma

4. Tentukan simbol warnanya

5. Ulangi langkah-langkah diatas untuk sampel tanah lainnya

2. Pratikum Menetukan Konsistensi Tanah

1. Siapkan sampel tanah, masing-masing sampel tanah kering, lembab dan basah

secukupnya.

Page 8: LAPORAN PRAKTIKUM GEOGRAFI TANAH KELOMPOK 1

Laporan Hasil Pratikum Geografi Tanah

2. Ambil tanah dan pelintir dengan kedua jari

3. Rasakan dan cocokan perubahan wujud tanah dengan tabel/diagram mengenai

konsistensi

4. Ulangi langkah-langkah diatas untuk tanah lembab dan basah

5. Ulangi langkah-langkah diatas untuk setiap sampel tanah masing-masing daerah

3. Pratikum Menetukan Tekstur Tanah

1. Siapkan sampel tanah, masing-masing secukupnya.

2. Ambil tanah dan gulung dengan kedua telapak tangan

3. Rasakan dan cocokan perubahan wujud tanah tersebut dengan tabel/diagram

mengenai konsistensi

4. Ulangi langkah-langkah diatas untuk setiap sampel tanah masing-masing daerah

C. Hasil Pengamatan

Tabel Hasil Pratikum Warna tanah, konsistensi dan tekstur

Nama tanah

Hal

Blitar

(Frenky)

Nganjuk

(Yuni)

Trenggalek

(Dian)

Pasuruan

(Eriska)

Lamongan

(Widya)

Lumajang

(Tyas)

Warna Tanah 10YR2/2 7,5YR3/3 7,4YR3/3 7,5YR2,5/1 10YR3/2 5YR1/3

Konsistensi

kering

- - - - - -

Konsistensi

Lembab

Gembur Gembur Gembur Gembur Lepas Gembur

Konsisitensi

basah

Agak

melekat

Lekat Lekat Agak

melekat

Tidak

Plastis

Lekat

Tekstur Lempung

berpasir

Pasir

berlempung

Lempung

berliat

Lempung Pasir Liat

D. Pembahasan

Tanah dari beberapa daerah tersebut merupakan salah satu contoh tanah di

Indonesia, tanah tersebut memiliki tingkatan warna pada buku “ Munsell Soil Colour

Chart” antara 5 YR sampai 10 YR, berarti tanah memiliki warna yellow-red (merah

kekuningan). Kandungan besi yang mempengaruhi warna merah kekuningan tersebut.

Page 9: LAPORAN PRAKTIKUM GEOGRAFI TANAH KELOMPOK 1

Laporan Hasil Pratikum Geografi Tanah

Konsistensi tanah saat lembab adalah gembur untuk tanah daerah Kabupaten

Nganjuk, Blitar, Trenggalek, Pasuruan dan Kabupaten Lumajang. Sedangkan tanah dari

Kabupaten Lamongan konsistensinya adalah lepas karena tanah tersebut berbutir pasir.

Sedangkan konsistensi tanah saat basah adalah agak melekat untuk tanah daerah

Kabupaten Blitar dan Kabupaten Pasuruan, lekat untuk tanah dari daerah Kabupaten

Nganjuk, Trenggalek dan Kabupaten Lumajang. Sedangkan tanah dari Kabupaten

Lamongan konsistensinya adalah tidak plastis karena tanah tersebut berbutir pasir.

Untuk tekstur tanah adalah lempung berpasir (tanah Kabupaten Blitar), pasir

berlempung (tanah Kabupaten Nganjuk), lempung berliat (tanah Kabupaten Trenggalek),

lempung (tanah Kabupaten Pasuruan), pasir (tanah Kabupaten Lamongan )dan liat (tanah

Kabupaten Lumajang).

Terdapat pengaruh antara warna tanah, konsistensi dan tekstur tanah. Rata-rata

tanah tersebut berupa tanah liat sehingga warna dan konsistensinya hampir beragam

Page 10: LAPORAN PRAKTIKUM GEOGRAFI TANAH KELOMPOK 1

Laporan Hasil Pratikum Geografi Tanah

PRATIKUM II

Berat Jenis, Berat Volume, Porositas

dan Kadar Air

Page 11: LAPORAN PRAKTIKUM GEOGRAFI TANAH KELOMPOK 1

Laporan Hasil Pratikum Geografi Tanah

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Berat Jenis

Berat jenis tanah adalah berat tanah dalam satuan volume padatan tanah

(gram/cm3). Berat tanah diambil dari berat mutlak (kering oven) tanah, sehingga volume

padatan tanah didapat menurut hukum Archimedes, yaitu merupakan volume air sesudah

tanah dimasukkan ke dalam air. Tanah mineral mempunyai berat jenis antara 2,60-1,70

g/cm3 dan setiap penambahan 1% bahan organik akan menurunkan berat jenis 0,02

g/cm3. Tekstur dan struktur tanah tidak mempengaruhi berat jenis.

Perhitungan:

1. Berat labu ukur = A gram

2. Berat total = B gram

3. Berat tanah = B-A gram = X gram

4. Volume tanah-sisa air dalam gelas ukur = D ml = D cm3

Jadi:

B. Berat Volume

Pada prinsipnya berat volume tanah adalah berat kering suatu unit volume tanah

dalam keadaan utuh. Berat kering merupakan berat padatan tanah dalam kondisi kering

mutlak (kering oven), tetapi volume tanah merupakan volume tanah termasuk ruang

porinya. Volume tanah dan porinya (contoh tanah utuh) dapat dicari dengan

menggunakan alat tertentu yang mudah ditentukan volumenya, seperti menggunakan

tabung “coper ring” atau ring sampel. Berat kering mutlak dibagi volume total

didapatkan berat volume. Berat volume yang berasal dari ring sampel yang sama akan

lebih kecil daripada berat jenisnya. Pada tanah berpasir berat voleme mencapai 1,6

gr/cm3, sedangkan tanah berliat berat volume mencapai 1,1 gr/cm

3.

Berat volume tanah ditentukan oleh jumlah ruang pori (porositas) dan padatan

tanah, semakin besar porositasnya semakin kecil berat volumenya. Berat volume tanah

BJ tanah= X = E gram/cm3

D

Page 12: LAPORAN PRAKTIKUM GEOGRAFI TANAH KELOMPOK 1

Laporan Hasil Pratikum Geografi Tanah

dan porositasnya dapat berubah dan beragam bergantung keadaan struktur tanahnya,

sehingga penentuan berat volume tanah dilakukan dengan contoh tanah utuh.

Granulasi tanah sangat mempengaruhi besarnya porositas tanah, sehingga berat

volume menjadi rendah, yaitu dengan cara penambahan bahan organik (dicampur aduk).

Tanah lapisan atas yang kaya bahan organik mempunyai berat volume lebih rendah

daripada tanah lapisan bawah yang miskin bahan organik

Pengukuran Berat volume:

C. Porositas

Porositas tanah merupakan indeks volumew pori relatif, yaitu perbandingan antara

volume pori (makro dan mikro) dengan volume total (makro, mikro dan padatan). Oleh

sebab itu sampel tanah berasal dari ring sampel atau sampel tanah utuh. Nilai porositas

berkisar antara 30-60%. Tanah bertekstur halus akan mempunyai porositas lebih tinggi

daripada tanah bertekstur kasar. Tetapi bukan berarti tanah bertekstur halus lebih sarang,

sebab yang menentukan kesarangan adalah pori (pori makro) yang dimiliki oleh tanah

bertekstur kasar.

Pengukuran Porositas tanah:

D. Kadar Air

Sampel tanah yang diambil langsung dari lapangan mempunyai kadar air atau

kelembaban yang bervariasi. Kadar air ini mempengaruhi berat yanah basah, dan kadar

air ini perlu diketahui terlebih dahulu sebelum menentukan berat jenis dan berat volume.

Oleh sebab itu penimbangan tanah basah perlu dilakukan terlebih dahulu. Kadar air dapat

dinyatakan dengan beberapa cara, yaitu:

1. Perbandingan berat air dengan berat tanah basah, dapat diketahui melalui

penimbangan tanah basah (dalam ring sampel) kemudian di oven pada suhu + 1050

C selama 2 hari sehingga tanah kering mutlak. Selisih berat tanah basah dengan

berat tanah kering merupakan berat air, sehingga perbandingannya dapat dinyatakan

sebagai berikut:

Porositas = 100% - {berat volume X 100% }

Berat jenis

Berat Kering Tanah (R gram) = ..... gram/cm3

Volume tanah (S cm3)

Page 13: LAPORAN PRAKTIKUM GEOGRAFI TANAH KELOMPOK 1

Laporan Hasil Pratikum Geografi Tanah

2. Perbandingan berat air dengan berat tanah kering (gravimetric water content) ,

dapat diketahui seperti point (1) di atas, tetapi perbandingannya adalah berat tanah

kering, sehingga didapatkan hasil yang lebih besar daripada point (1). Perbandingan

berat air dengan bewrat tanah kering dapat dinyatakan sebagai berikut:

3. Perbandingan volume air dengan volume tanah (volumetric water content), dapat

diperoleh melalui pengukuran volume tanah total pada sampel ring, dan penentuan

berat air sebagaimana point (1). Volume air dapat diperoleh melalui perkalian berat

air (gr) dengan berat volume (gr/cm3). Berat volume air sama dengan satu, maka

volume air sama dengan berat air. Perbandingan tersebut dapat dinyatakan sebagai

berikut:

Kadar Air = berat air (gr) X 100%

berat tanah basah

Kadar Air = berat air (gr) X 100%

berat tanah kering

Kadar Air = Volume air (cm3) X 100%

Volume total (cm3)

Page 14: LAPORAN PRAKTIKUM GEOGRAFI TANAH KELOMPOK 1

Laporan Hasil Pratikum Geografi Tanah

BAB III

DESKRIPSI PRATIKUM

A. Alat dan Bahan

1. Pratikum Menentukan Berat Jenis Tanah

Alat

1. Labu ukur 100 ml

2. Timbangan

3. Oven

4. Gelas ukur 100 ml

5. Pipet

Bahan

1. Tanah kering masing-masing

daerah (hasil oven)

2. Air panas

2. Pratikum Menentukan Berat Volume Tanah, Porositas Tanah dan Kadar Air

Tanah

Alat

1. Coper ring atau ring sampel

(paralon)

2. Timbangan

3. Oven

Bahan

3. Tanah kering masing-masing

daerah (hasil oven)

B. Cara Kerja

1. Pratikum Menentukan Berat Jenis Tanah

1. Menimbang labu ukur 100 ml (A gram)

2. Mengisi labu ukur dengan tanah halus kering oven (berasal dari ring sampel),

timbang berat totalnya (B gram)

3. Menambahkan air panas dari gelas ukur 100 ml ke dalam labu ukur sampai

menunjukkan tanda batas 100 ml (bila tinggi larutan tanah masih dibawah tanda

batas), kemudian kocok pelan-pelan.

4. Mengukur sisa air di dalam gelas ukur, yang menunjukkan volume padatan tanah.

Page 15: LAPORAN PRAKTIKUM GEOGRAFI TANAH KELOMPOK 1

Laporan Hasil Pratikum Geografi Tanah

2. Pratikum Menentukan Berat Volume Tanah, Porositas Tanah dan Kadar Air

Tanah

1. Menimabang tabung cover ring (X gram)

2. Mengambil contoh tanah utuh dengan coper ring di lokasi lapangan

3. Menimbang tanah dan tabungnya (Y gram)

4. Berat tanah basah = Y-X = P gram

5. Memasukkan tanah beserta tabungnya kedalam oven, selama 2 hari dalam suhu

1050 C.

6. Menimbang tanah kering oven beserta tabungnya (Q gram)

7. Berat tanah kering = Q-X = R gram

8. Menghitung volume tanah = volume cover ring = πr2t = S cm

3

9. Hitung berat jenis volume tanah dengan rumus

10. Hitung berat jenis porositas tanah dengan rumus

11. Hitung berat jenis kadar air tanah dengan rumus

C. Hasil Pengamatan

Tabel Hasil Pratikum Berat Jenis Tanah, Berat Volume Tanah dan Porositas Tanah

No Nama tanah

Hal

Blitar

(Frenky)

Nganjuk

(Yuni)

Trenggalek

(Dian)

Pasuruan

(Eriska)

Lamongan

(Widya)

Lumajang

(Tyas)

1 Berat Labu Ukur 127 127 127 127 127 127

2 Berat Total 143 145,9 141,1 142,2 151,9 145,9

3 Berat Tanah

(X)=B.tot-B.labu

16 18,9 14,1 24,9 19,5

4 Volume Padatan 5 7 5 10 7

5 Berat jenis Tanah

(gr/cm3)

3,2 2,7 2,82 2,49 2,78

6 Berat Paralon 15,4 15,3 15,2 14,1 18 13,9

7 Berat

tanah+paralon

30,4 34,4 29,2 32,1 43,2 33,4

8 Berat tanah kering

(R)=(berat

tanah+paralon)-

berat paralon

15 19,1 14 18 25,2 19,05

Page 16: LAPORAN PRAKTIKUM GEOGRAFI TANAH KELOMPOK 1

Laporan Hasil Pratikum Geografi Tanah

9 Volume tanah (S)=

πr2t

12,06 12,45 10,05 20,08 13,06

10 Berat volume

(Bvol)= R/S

(gr/cm3)

1,24 1,53 1,39 1,25 1,49

11 Porositas = 100% –

( x100%)

51,13% 43,34% 50,6% 49,61% 46%

D. Pembahasan

Untuk pratikum mengenai berat jenis tanah, berat volume tanah dan porositas

tanah ini menggunakan sampel yang masih sama dengan sampel pada pratikum

sebelumnya. Hasil dari pratikum kali ini untuk hasil berat jenis tanah, berat volume

tanah dan porositas tanah berturut-turut adalah 3,2 gr/cm3; 1,24 gr/cm

3; 51,13% (tanah

Kabupaten Blitar), 2,7 gr/cm3; 1,53 gr/cm

3; 43% (tanah Kabupaten Nganjuk), 2,28

gr/cm3; 1,39 gr/cm

3; 50% (tanah Kabupaten Trenggalek), (tanah Kabupaten Pasuruan),

2,49 gr/cm3; 1,25 gr/cm

3; 49,61% (tanah Kabupaten Lamongan ) dan 2,78 gr/cm

3; 1,49

gr/cm3; 46% (tanah Kabupaten Lumajang).

Hasil dari nilai-nilai berat jenis tanah, berat volume tanah dan porositas tanah

tersebut apabila dibandingkan dengan pembanding tanah pasir adalah 2,67 gr/cm3; 1,59

gr/cm3; 40,45% maka memilki berat jenis lebih besar, berat volume lebih kecil dan

porositas lebih besar. Hal ini dipengaruhi karen beberapa faktor yang membedakan sifat

tanah pasir dan tanah beberapa sampel-sampel tersebut.

Page 17: LAPORAN PRAKTIKUM GEOGRAFI TANAH KELOMPOK 1

Laporan Hasil Pratikum Geografi Tanah

PRATIKUM III

Daya Kapiler, Perkolasi, dan Kemampuan

Menggenggam Air

Page 18: LAPORAN PRAKTIKUM GEOGRAFI TANAH KELOMPOK 1

Laporan Hasil Pratikum Geografi Tanah

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Daya Kapiler

Pada suatu masa tanah terdapat pori-pori makro dan pori-pori mikro, pori-pori

tanah tersebut sebagai pipa-pipa kapiler yang dapat menarik air secara vertical dari

bawah. Komposisi pori-pori tanah dipengaruhi oleh tekstur tanahnya, semakin banyak

pori-pori mikronya akan semakin besar daya kapilernya, sehingga pada tekstur liat

mempunyai daya kapiler yang lebih besar dari pada tanah yang bertekstur pasir. Daya

kapiler bukan hanya ditentukan dari kecepatan air bergerak dalam pori-pori tanah, tetapi

juga dari jumlah air yang mampu diangkat ditarik, sampai pada kondisi stasioner.

B. Perkolasi dan Kemampuan Menggenggam Air

Air yang terus meresap ke dalam tanah. Kemudian meninggalkan daerah perakaran

disebut sebagai air perkolasi. Air tersebut berasal dari air hujan ataupun dari air irigasi.

Kecepatan air yang merembes di dalam suatu massa tanah tak jenuh dipengaruhi oleh

tekstur dan struktur tanahnya. Secara langsung akan berpengaruh terhadap kebutuhan air

untuk tanaman, sebab tanah menjadi lebih cepat atau menjadi lembih lambat keringnya.

Oleh sebab itu perlu diketahui pula kemampuan genggam tanah terhadap air.

Air yang meresap dalam tanah dan kemudian diikat oleh tanah untuk mengisi pori-

porinya, jumlah air yang dapat diikat (digenggam) oleh tanah disebut sebagai daya atau

kemampuan mengenggam air. Jumlah air yang digenggam tersebut dapat diketahui

dengan mengukur air yang disiramkan, kemudian dikurangi dengan jumlah air yang

merembes.

Page 19: LAPORAN PRAKTIKUM GEOGRAFI TANAH KELOMPOK 1

Laporan Hasil Pratikum Geografi Tanah

BAB III

DESKRIPSI PRATIKUM

A. Alat dan Bahan

1. Pratikum Menentukan Daya Kapiler Tanah

Alat Bahan

1. Statif

2. Pipa gelas

3. Penggaris

4. Gelas ukur

5. Penggerus

6. Kapas

7. Sendok

8. Lem dan kertas

1. Tanah kering oven masing-masing

daerah

2. Air

2. Pratikum Menentukan Perkolasi dan Kemampuan Menggenggam Air Tanah

Alat Bahan

1. Pipa paralon kecil diameter kurang

lebih 1 cm, dengan panjang 7 cm

2. Statif

3. Kapas atau tisu

4. Pipet

5. Gelas ukur 100 ml dan 200 ml

6. Tanah kering oven

1. Tanah kering (oven) masing-

masing daerah

2. Air

Page 20: LAPORAN PRAKTIKUM GEOGRAFI TANAH KELOMPOK 1

Laporan Hasil Pratikum Geografi Tanah

B. Cara Kerja

1. Pratikum Menentukan Daya Kapiler Tanah

1. Siapkan statif

2. Sumbat salah satu lubang pipa gelas dengan kapas tebal

3. Isi pipa glas dengan tanah kering oven (digerus) setinggi 20 cm (beri tanda

dengan kertas)

4. Letakkan gelas ukur lurus dibawah pemegang

5. Pasanglah pipa gelas lurus dengan ujung yang tersumbat masuk kedalam gelas

ukur (2mm) diatas dasar gelas

6. Memasukkan air kedalam gelas ukur sebanyak 50 ml

7. Mengamati pergerakan air didalam pipa gelas, menghitung kecepatannya sampai

pada kondisi stationer, dan mencatat sisa air (ml) pada gelas ukur

2. Pratikum Menentukan Perkolasi dan Kemampuan Menggenggam Air Tanah

1. Menyumbat salah satu ujung pipa paralon dengan kapas setebal 2cm.

2. Memegang pipa paralon dengan statif, ujung yang tersumbat berada di bawah.

3. Memasukkan tanah yang sudah digerus kedalam pipa paralon

4. Meletakkan gelas ukur 100 ml di bawah pipa paralon, usahakan pipa paralon

berada di tengah-tengah gelas ukur.

5. Memasukkan air ke dalam pipa paralon yang berasal dari gelas ukur 200 ml,

sampai ada air yang menggenang di atas tanah (bila air masih kurang,

menambahkan air, tetapi mencatat volumenya), dan mencatat pula waktunya.

6. Memperhatikan air yang menetes pada gelas ukur 100 ml, biarkan sampai berhenti

menetes , dan mencacat waktunya

7. Mencatat besar volume tetesannya dan volume air yang dimasukkan ke dalam pipa

paralon.

8. Menghitung volume air yang digenggam tanah dengan cara mengurangkan volume

air yang dimasukkan ke dalam pipa paralon dengan volume air rembesan atau

perkolasi.

9. Membandingkan dengan sampel tanah lainnya, termasuk tentang selang waktu

antara waktu air di masukan dengan waktu air pertama kali menetes. Dan juga

dengan waktu air berhenti menetes.

Page 21: LAPORAN PRAKTIKUM GEOGRAFI TANAH KELOMPOK 1

Laporan Hasil Pratikum Geografi Tanah

C. Hasil Pengamatan

Tabel Hasil Pratikum Menetukan Daya Kapiler Tanah

Nama tanah

Hal

Blitar

(Frenky)

Nganjuk

(Yuni)

Trenggalek

(Dian)

Pasuruan

(Eriska)

Lamongan

(Widya)

Lumajang

(Tyas)

Volume (mm) 6 9 8 8 7 9

Waktu (s) 447 1256 215 4741 384 625

Daya Kapiler

Tanah 0,0134 0,0072 0,037 0,017 0,0018 0,0144

Tabel Hasil Pratikum Menetukan Perkolasi Tanah

Nama Tanah

Hal

Blitar

(Frenky)

Nganjuk

(Yuni)

Trenggalek

(Dian)

Pasuruan

(Eriska)

Lamongan

(Widya)

Lumajang

(Tyas)

Volume Tanah

Basah

6 5,5 5 7 8 73

Waktu Tetes

Pertama (s)

3353 3527 1273 4123 1798 3505

Perkolasi 0,0018 0,0015 0,004 0,0017 0,004 0,021

Tabel Hasil Pratikum Menetukan Daya Genggam Air Tanah

Nama Tanah

Hal

Blitar

(Frenky)

Nganjuk

(Yuni)

Trenggalek

(Dian)

Pasuruan

(Eriska)

Lamongan

(Widya)

Lumajang

(Tyas)

Volume Air

Yang Tersisa

(Ml)

194 194,5 195 193 192 127

Volume

Tanah Basah

6 5,5 5 7 8 73

Page 22: LAPORAN PRAKTIKUM GEOGRAFI TANAH KELOMPOK 1

Laporan Hasil Pratikum Geografi Tanah

Tabel Hasil Pratikum Menetukan Daya Genggam Air Tanah

Nama Tanah

Hal

Blitar

(Frenky)

Nganjuk

(Yuni)

Trenggalek

(Dian)

Pasuruan

(Eriska)

Lamongan

(Widya)

Lumajang

(Tyas)

Daya

Genggam Air

(%)

32,33 35,36 39 27,57 24 17,39

D. Pembahasan

Untuk pratikum mengenai berat kapiler tanah, perkolasi tanah dan daya genggam

air tanah ini menggunakan sampel yang masih sama dengan sampel pada pratikum

sebelumnya. Hasil dari pratikum kali ini untuk hasil mengenai berat kapiler tanah,

perkolasi tanah dan daya genggam air tanah berturut-turut adalah 0,0134; 0,0018;

32,33% (tanah Kabupaten Blitar), 0,0072; 0,0015; 35,36% (tanah Kabupaten Nganjuk),

0,037; 0,004; 39% (tanah Kabupaten Trenggalek), 0,0017; 0,0017; 27,57% (tanah

Kabupaten Pasuruan), 0,018; 0,004; 24% (tanah Kabupaten Lamongan ) dan 0,0144;

0,0021; 17,39% (tanah Kabupaten Lumajang).

Hasil dari nilai-nilai berat kapiler tanah, perkolasi tanah dan daya genggam air

tanah tersebut apabila dibandingkan dengan pembanding tanah pasir maka memilki daya

kapiler dan daya genggam air yang lebih besar namun memiliki perkolasi lebih kecil dari

pasir. Hal ini dipengaruhi karena beberapa faktor yang membedakan sifat tanah pasir dan

tanah beberapa sampel-sampel tersebut. Salah satunya pori-pori tanah pasir lebih besar

dan sedikit, sehingga kecepatan air berjalan keatas (daya kapiler) sangat rendah

sebaliknya kemampuan air berjalan kebawah (perkolasi) lebih besar.

Page 23: LAPORAN PRAKTIKUM GEOGRAFI TANAH KELOMPOK 1

Laporan Hasil Pratikum Geografi Tanah

PRATIKUM IV

pH, Kadar Bahan Organik

dan Kadar Kapur

Page 24: LAPORAN PRAKTIKUM GEOGRAFI TANAH KELOMPOK 1

Laporan Hasil Pratikum Geografi Tanah

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. pH Tanah

pH adalah negatif logaritma aktifitas ion hidrogen dalam tanah. Ion hidrogen

merupakan sumber yang menyebabkan kemassaman suatu tanah. Semakin banyak ion

hidrogen dalam tanah, semakin massam pula sifat tanah. Tanah seperti itu dikatakan

mempunyai pH rendah. Nilai pH berkisar antara 0 – 14. Suatu larutan dikatakan netral

apabila memiliki nilai pH = 7. Nilai pH >7 menunjukkan larutan memiliki sifat basa.

Sedangkan nilai pH < 7 menunjukkan keasaman. Perlunya pengukuran pH dalam tanah

yaitu:

Mengetahui kesuburan tanah secara kimia.

Mengetahui indikator, sesuatu telah terjadi pada tanah atau mengetahui sejarah

pembentukan tanah tersebut

B. Kadar Bahan Organik

Bahan organik mencakup semua bahan yang berasal dari jaringan tanaman dan

hewan, baik yang hidup maupun yang telah mati. Bahan organik tanah lebih mengacu

pada bahan (sisa jaringan tanaman/hewan) yang telah mengalami perombakan atau

dekomposisi baik sebagian atau seluruhnya.

Bahan organik tanah berada pada kondisi yang dinamik sebagai akibat adanya

mikroorganisme tanah yang memanfaatkannya sebagai sumber energi dan karbon.

Kandungannya pun sangat beragam, berkisar antara 0,5% - 5,0% pada tanah-tanah

mineral atau bahkan sampai 100% pada tanah organik. Faktor yang mempengaruhi

kandungan bahan organik tanah antara lain adalah iklim, vegetasi, topografi, waktu,

bahan induk, dan pola tanam. Ciri dan kandungan bahan organik tanah merupakan ciri

penting suatu tanah karena bahan organik tanah berpengaruh terhadap sifat kimia

maupun sifat fisika tanah.

C. Kadar Kapur

Kapur dalam tanah memiliki asosiasi dengan keberadaan kalsium dan magnesium

tanah. Hal ini wajar, karena keberadaan kedua unsur tersebut sering ditemukan

berasosiasi dengan karbonat.

Page 25: LAPORAN PRAKTIKUM GEOGRAFI TANAH KELOMPOK 1

Laporan Hasil Pratikum Geografi Tanah

Kandungan kapur dari setiap jenis tanah berbeda-beda. Bahkan kandungan kapur

dari lapisan tanah atas tentu berbeda dengan lapisan di bawahnya. Hal ini disebabkan

oleh adanya proses pelindihan kapur pada lapisan atas oleh air yang akan diendapkan

pada lapisan bawahnya. Selain itu keberadaan kapur tanah sangat dipengaruhi oleh

batuan induk, iklim dan tipe vegetasi yang ada di suatu lokasi.

Page 26: LAPORAN PRAKTIKUM GEOGRAFI TANAH KELOMPOK 1

Laporan Hasil Pratikum Geografi Tanah

BAB III

DESKRIPSI PRATIKUM

A. Alat dan Bahan

1. Pratikum Menentukan pH Tanah

Alat Bahan

1. Botol kocok

2. Gelas ukur 50 ml

3. pH meter (kertas lakmus)

1. Tanah kering oven masing-masing

daerah

2. Air Aquades

2. Pratikum Menentukan Kadar Bahan Organik Pada Tanah

Alat Bahan

1. Penggerus

2. Pipet

3. Papan datar

1. Tanah kering oven masing-masing

daerah

2. Larutan H2 O2 10%

1. Pratikum Menentukan Kadar Kapur Pada Tanah

Alat Bahan

1. Penggerus

2. Pipet

3. Papan datar

1. Tanah kering oven masing-masing

daerah

2. Larutan HCl

B. Cara Kerja

1. Pratikum Menentukan pH Tanah

1. Siapkan gelas piala 100 ml dan tambahkan larutan aquades 50 ml pada gelas

2. Mengambil 5 gram tanah

3. Haluskan tanah dengan penggerus dan masukkan ke dalam gelas piala 100 ml.

4. Kocok gelas sampai 15 menit kemudian istirahatkan 5 menit

5. Kocok kembali gelas sampai 15 menit kemudian istirahatkan 5 menit atau sampai

tanah mulai terendapkan dan larutan aquades mulai bening

Page 27: LAPORAN PRAKTIKUM GEOGRAFI TANAH KELOMPOK 1

Laporan Hasil Pratikum Geografi Tanah

6. Ukur pHnya dengan cara mencelupkan kertas Lakmus

7. Amati perubahan kertas dan cocokan dengan diagram pada kertas lakmus

2. Pratikum Menentukan Kadar Bahan Organik Pada Tanah

1. Mengambil sebongkah tanah, kira-kira 5 gram.

2. Meratakan tanah pada alas dataran

3. Menetesi tanah dengan kamikala H2O2 10 %.

4. Mengamati pembuihan pada tanah.

5. Mencatat perbandingan banyaknya buih antar sampel.

3. Pratikum Menentukan Kadar Kapur Pada Tanah

1. Mengambil sebongkah tanah, kira-kira 5 gram.

2. Meratakan tanah pada alas dataran

3. Menetesi tanah dengan kamikalia HCl

4. Mengamati percikan dan suara desis pada tanah yang ditetesi.

C. Hasil Pengamatan

Tabel Hasil Pratikum Menetukan pH Tanah, Kadar Bahan Organik dan Kadar Kapur Tanah

Nama tanah

Hal

Blitar

(Frenky)

Nganjuk

(Yuni)

Trenggalek

(Dian)

Pasuruan

(Eriska)

Lamongan

(Widya)

Lumajang

(Tyas)

pH 5 5 5 8 7 7

Kandungan

Bahan Organik

Banyak

(Berbuih

banyak)

Banyak

(Berbuih

banyak)

Banyak

(Berbuih

banyak)

Banyak

(Berbuih

banyak)

Sedikit

(Berbuih

sedikit)

Banyak

(Berbuih

banyak)

Kandungan

Kapur

Tidak

berbuih

Tidak

berbuih

Tidak

berbuih

Tidak

berbuih

Berbuih Tidak

berbuih

D. Pembahasan

Tanah-tanah sampel tersebut berasal dari tanah di Indonesia, sehingga kisaran nilai

pH adalah 5-7. Tanah tersebut adalah tanah intermediet dengan kecenderungan asam.

Hal ini dipengaruhi oleh keberadaan Gunung-gunung api di Indonesia yang

mempengaruhi keasaman tanah-tanah di Indonesia

Page 28: LAPORAN PRAKTIKUM GEOGRAFI TANAH KELOMPOK 1

Laporan Hasil Pratikum Geografi Tanah

Untuk kandungan bahan organik semua tanah-tanah yang menjadi sampel tersebut

mengandung bahan organik dengan kandungan yang banyak dengan melihat dari reaksi

yang ditimbulkan setelah masing-masing sampel di tetesi larutan H2O2 10 %. Hanya

sampel dari Kabupaten Lamongan yang mengandung bahan organik yang sedikit. Hal ini

dikarenakan tanah dari Kabupaten Lamongan tersebut adalah tanah pasir.

Untuk kandungan kapur semua tanah-tanah yang menjadi sampel tersebut tidak

mengandung bahan kapur dengan dengan melihat dari reaksi yang ditimbulkan setelah

masing-masing sampel di tetesi larutan HCl. Hanya sampel dari Kabupaten Lamongan

yang mengandung bahan kapur yang sedikit. Hal ini dikarenakan tanah dari Kabupaten

Lamongan tersebut terdapat pada pegunungan kapur di Lamongan.

Page 29: LAPORAN PRAKTIKUM GEOGRAFI TANAH KELOMPOK 1

Laporan Hasil Pratikum Geografi Tanah

HASIL PRATIKUM TANAH PASIR

Hasil Praktikum Berat Jenis, Berat volume dan Porositas Tanah Pasir

Massa Pasir 159,8 gram

Tinggi 7 cm

Volume : t 22

Berat kering = 53,1 gram – 18 gram

= 35,1 gram

Berat Volume = 35,1/22

= 1,59 gram/cm3

Berat Pipa 125,1 gram

X = 158,8 gram – 125,1 gram

= 34,7 gram

Tingg Air Panas Awal 100 ml

Tinggi Air Panas Akhir 87 ml

Air yang ditambahkan 26 ml

D = (26 + 87) – 100

= 13

Berat Jenis (X/D) = 34,7 / 13

= 2, 67

Porositas = 100% - (1,59/2,67 x 100%)

= 100% - 59,55%

= 40,45 %

Praktikum Daya Kapiler, Perkolasi, dan daya genggam Air Tanah Pasir

Berat tanah kedua 13,7 gram

Tinggi Awal 4,5 cm

Tinggi Akhir 4,5 cm

Waktu 00.00’.40”

Sisa air 31 ml

Page 30: LAPORAN PRAKTIKUM GEOGRAFI TANAH KELOMPOK 1

Laporan Hasil Pratikum Geografi Tanah

MENJAWAB PERTANYAAN

PERTANYAAN UNTUK LAPORAN PRATIKUM I

(Pengenalan Warna, Konsistensi dan Tekstur Tanah )

A. Pratikum Menentukan Warna Tanah

1. Mengapa warna tanah (permukaan) berbeda-beda pada tiap sampel tanah yang anda

amati? Berikan alasan anda!

Jawab:

Tanah-tanah yang menjadi sampel tersebut memilki perbedaan yang sedikit,

karena kisaran warnanya adalah 5 YR-10 YR berarti warna tanah pada masing-

masing adalah cenderung merah kekuning-kuningan. Namun sebenarnya penyebab

perbedaan warna permukaan tanah pada umumnya adalah:

Perbedaan kadar bahan organik. Makin tinggi kandungan bahan organik,

warna tanah makin gelap. Warna tanah dilapisan bawah yang kandungan

bahan organiknya rendah lebih banyak dipengaruhi oleh jumlah kandungan

dan bentuk senyawa besi (Fe).

Di daerah yang mempunyai sistem drainase (serapan air) buruk, warnah

tanahnya abu-abu karena ion besi yang terdapat di dalam tanah berbentuk

Fe2+.

Bahan organik memberi warna kelabu, kelabu tua atau coklat tua pada tanah

kecuali bila bahan dasarnya tertentu sperti oksida dan besi atau penimbunan

garam memodifikasi warna. Akan tetapi banyak tanah tropika dengan

kandungan oksida (hematit) yang tiggi berwarna merah, bahkan dengan

sejumlah besar bahan organik (Nurhayati, 1986).

2. Mengapa warna tanah berbeda untuk tiap sampel tanah pada kedalaman yang sama!

Jawab:

Warna tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terdapat dalam tanah yang

dapat dijumpai pada tiap kedalaman yang berbeda-beda tiap sampel-sampel tanah.

Warna tanah dilapisan bawah yang kandungan bahan organiknya rendah lebih banyak

dipengaruhi oleh jumlah kandungan dan bentuk senyawa besi (Fe). Di daerah yang

mempunyai sistem drainase (serapan air) buruk, warnah tanahnya abu-abu karena ion

Page 31: LAPORAN PRAKTIKUM GEOGRAFI TANAH KELOMPOK 1

Laporan Hasil Pratikum Geografi Tanah

besi yang terdapat di dalam tanah berbentuk Fe2+. Bahan organik memberi warna

kelabu, kelabu tua atau coklat tua pada tanah kecuali bila bahan dasarnya tertentu

sperti oksida dan besi atau penimbunan garam memodifikasi warna. Oleh karena pada

kedalaman yang sama kandungan Fe pada masing-masing sampel tanah berbeda maka

warna tanahnyapun juga berbeda.

3. Mengapa warna tanah cenderung menjadi terang pucat warnanya dengan meningkatnya

kedalaman tanah!

Jawab:

Semakin dalam kedalaman tanah kandungan bahan organiknya semakin

rendah. Sehingga semakin dalam kedalaman tanah warna tanah semakin terang pucat,

karena pengaruh kandungan bahan organik semakin berkurang. Tanah bagian bawah

memiliki paling sedikit bahan organik sehingga berwarna kelabu muda. Bila drainase

agak baik, air dan suhu menguntungkan untuk peristiwa kimia, besi (Fe) dalam tanah

teroksidasi sehingga menjadi senyawa yang berwarna merah dan kuning (Foth D,

1998)

B. Pratikum Menentukan Konsistensi Tanah

1. Bandingkan konsistensi tanah pada keadaan basah dan lembab (apabila konsistensi hanya

ada yang basah dan lembab) dan dengan konsistensi kering (apabila terdapat konsistensi

kering)!

Jawab:

1. Konsistensi Basah

a. Tingkat Kelekatan yaitu menyatakan tingkat kekuatan daya adhesi antara butir-

butir tanah dengan benda lain, ini dibagi 4 kategori:

- Tidak Lekat (Nilai 0): yaitu dicirikan tidak melekat pada jari tangan atau

benda lain.

- Agak Lekat (Nilai 1): yaitu dicirikan sedikit melekat pada jari tangan atau

benda lain.

- Lekat (Nilai 2): yaitu dicirikan melekat pada jari tangan atau benda lain.

- Sangat Lekat (Nilai 3): yaitu dicirikan sangat melekat pada jari tangan atau

benda lain.

Page 32: LAPORAN PRAKTIKUM GEOGRAFI TANAH KELOMPOK 1

Laporan Hasil Pratikum Geografi Tanah

b. Tingkat Plastisitas, yaitu menunjukkan kemampuan tanah membentuk gulungan,

ini dibagi 4 kategori berikut:

- Tidak Plastis (Nilai 0): yaitu dicirikan tidak dapat membentuk gulungan tanah.

- Agak Plastis (Nilai 1): yaitu dicirikan hanya dapat dibentuk gulungan tanah

kurang dari 1 cm.

- Plastis (Nilai 2): yaitu dicirikan dapat membentuk gulungan tanah lebih dari 1

cm dan diperlukan sedikit tekanan untuk merusak gulungan tersebut.

- Sangat Plastis (Nilai 3): yaitu dicirikan dapat membentuk gulungan tanah lebih

dari 1 cm dan diperlukan tekanan besar untuk merusak gulungan tersebut.

2. Konsistensi Lembab

Pada kondisi kadar air tanah sekitar kapasitas lapang, konsistensi dibagi 6 kategori

sebagai berikut:

a. Lepas (Nilai 0): yaitu dicirikan tanah tidak melekat satu sama lain atau antar butir

tanah mudah terpisah (contoh: tanah bertekstur pasir).

b. Sangat Gembur (Nilai 1): yaitu dicirikan gumpalan tanah mudah sekali hancur

bila diremas.

c. Gembur (Nilai 2): yaitu dicirikan dengan hanya sedikit tekanan saat meremas

dapat menghancurkan gumpalan tanah.

d. Teguh / Kokoh (Nilai 3): yaitu dicirikan dengan diperlukan tekanan agak kuat saat

meremas tanah tersebut agar dapat menghancurkan gumpalan tanah.

e. Sangat Teguh / Sangat Kokoh (Nilai 4): yaitu dicirikan dengan diperlukannya

tekanan berkali-kali saat meremas tanah agar dapat menghancurkan gumpalan

tanah tersebut.

f. Sangat Teguh Sekali / Luar Biasa Kokoh (Nilai 5): yaitu dicirikan dengan tidak

hancurnya gumpalan tanah meskipun sudah ditekan berkali-kali saat meremas

tanah dan bahkan diperlukan alat bantu agar dapat menghancurkan gumpalan

tanah tersebut.

2. Mengapa tekstur liat memiliki konsistensi yang sangat lekat?

Jawab:

Page 33: LAPORAN PRAKTIKUM GEOGRAFI TANAH KELOMPOK 1

Laporan Hasil Pratikum Geografi Tanah

Tanah liat merupakan jenis tanah yang memiliki presentasi pasir yang sangat

rendah bahkan tidak ada sama sekali. Tanah liat memiliki konsistensi yang ekstra

teguh, dapat dibentuk bulatan atau gulungan dan membutuh kan tekanan yang besar

atau kuat untuk memecahnya. Pita yang terbentuk pada tanah liat memliki panjang

diatas 1.0 cm. Tanah liat berwarna merah kekuningan dan memiliki derajat pelapukan

yang tinggi, hal tersebut sesuai dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Lingga

(2009) bahwa tanah yang berwarna merah menunjukkan tingkat pelapukan yang

sudah lanju. Tingkat perubahan tekstur tanahnya juga sudah lanjut ke arah tekstur

halus.

Warna tanah liat yaitu coklat kekuningan, hal ini sesuai dengan hasil

praktikum yang menunjukkan bahwa warna tanah liat berwarna coklat kekuningan

setelah diamati. Hal ini sesuai dengan pendapat (Lingga, 2009) bahwa pada tanah liat

memiliki konsistensi yang ekstra teguh dengan warna coklat kekuningan. Konsistensi

tanah liat teguh,karena apabila digenggam mudah terbentuk dan tidak mudah lepas.

Hal ini sesuai dengan pendapat (Lingga, 2009) yang menyatakan bahwa untuk

memecah bulatan atau gulungan yang dibentuk dari tanah liat membutuhkan tekanan

yang kuat untuk menghancurkannya.

3. Mengapa kandungan air berpengaruh terhadap konsistensi?

Jawab:

Konsistensi merupakan ungkapan mekanik daya ikat antar partikel yang

berkaitan dengan tingkat dan macam kohesi dan adhesi. Ini berarti konsistensi oleh

kadar air tanah. Faktor-faktor lain yang berpengaruh adalah bahan-bahan penyemen

agregat tanah, bentuk dan ukuran agregat, serta tingkat agregasi. Kohesi diwujudkan

oleh tarikan molekuler yang terdapat pada tanah yang berpermukaan jenis besar,

partikel-partikel tanah terletak dengan permukaan terluasnya saling berhadapan dan

partikel-partikel berada dekat satu dengan yang lain. Kohesi paling besar terdapat

dalam tanah kering dan menurun tajam dengan masuknya air di sela-sela partikel

tanah. Adhesi diwujudkan oleh tegangan permukaan yang timbul pada antar muka

antara air dan udara dalam pori-pori tanah. Besarnya adhesi ditentukan oleh tegangan

permukaan tiap satuan bidang singgung dan luas bidang singgung. Pada kadar air

terbatas, tegangan permukaan pada tiap satuan bidang singgung tinggi (meniskus air

sangat cekung), akan tetapi luas bidang singgung sempit, maka kekuatan adhesi kecil.

Kenaikan kadar air memperluas bidang singgung dan hanya menurunkan sedikit

Page 34: LAPORAN PRAKTIKUM GEOGRAFI TANAH KELOMPOK 1

Laporan Hasil Pratikum Geografi Tanah

tegangan permukaan tiap satuan bidang singgung, maka kekuatan adhesi meningkat.

Kenaikan kadar air lebih lanjut meningkatkan luas bidang singgung dan menurunkan

secara tajam tegangan permukaan tiap satuan bidang singgung (kecepatan meniskus

air sangat berkurang). Akibatnya kekuatan adhesi hilang dan tanah berubah menjadi

lumpur

4. Apa hubungan konsistensi dengan pengelolaan tanah?

Jawab:

Konsistensi adalah kerentanan tanah untuk mengalami perubahan. Sehingga

setiap lahan memerlukan penanganan-penangan khusus, misal lahan yang tanahnya

berpasir memiliki konsistensi kecil maka penganan lahannya juga harus lebih serius

untuk mendapatkan hasil yang maksimum

C. Pratikum Menentukan Tekstur Tanah

1. Mengapa tekstur tanah berbeda-beda pada tiap sampel tanah yang anda amati? Berikan

alasan anda!

Jawab:

Tekstur merupakan perbandingan komposisi partikel-partikel pasir, debu dan liat

pada tanah. Misalakan suatu daerah adalah daerah sungai atau DAS suatu sungai pastinya

daerah tersebut memliki komposisi pasir yang banyak pada tanahnya, maka tekstur

tanahnya adalah berpasir. Sehingga hal yang mempengaruhi perbedaan tekstur tersebut

adalah komposisi pasir, debu dan liat pada masin-masing sampel tanah. Dimana

komposisi tersebut dipengaruhi beberapa faktor, salah satunya asal daerah tanah tersebut.

KONSITENSI

ADESI

KOHESI

PENGELOLAAN

LAHAN

CARA-CARA:

Mencangkul

Membajak

MOLEKUL-

MOLEKUL TANAH

Page 35: LAPORAN PRAKTIKUM GEOGRAFI TANAH KELOMPOK 1

Laporan Hasil Pratikum Geografi Tanah

2. Jelaskan hubungan antara tekstur tanah dengan konsistensi!

Jawab:

Jika komposisi pasir berlebih maka tekstur tanah adalah pasir, sehingga memliki

konsisteni yang lepas menurut ketentuan konsistensi. Hal tersebut dikarenakan pasir

memiliki ikatan antar molekul yang kecil karena berbutir-butir dengan pori-pori besar.

Sebaliknya apabila tanah bertekstur liat akan memilki konsistensi lekat karena ikatan

antar molekulnya kuat dan memilki pori-pori yang kecil namun banyak.

Page 36: LAPORAN PRAKTIKUM GEOGRAFI TANAH KELOMPOK 1

Laporan Hasil Pratikum Geografi Tanah

PERTANYAAN UNTUK LAPORAN PRATIKUM II dan III

(Berat Jenis, Berat Volume, Porositas, Kadar Air, Daya Kapiler,

Perkolasi, dan Kemampuan Menggenggam Air)

1. Faktor apa saja yang mempengaruhi perbedaan Berat Volume, Berat Jenis dan Porositas

dari masing-masing tanah kelompok anda!

Jawab:

Faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan berat volume, berat jenis dan

porositas adalah:

Berat tanah: Semakin besar berat tanah sampel maka berat jenis tanah sampel

juga semakin besar

Volume tanah: Semakin besar volume tanah sampel maka berat jenis tanah

sampel akan semakin kecil

Tekstur tanah: tanah sampel yang bertekstur halus (liat) akan mempunyai

porositas lebih tinggi dan berat volume lebih rendah, sedangkan tanah sampel

bertekstur kasar (pasir) akan mempunyai porositas lebih kecil dan berat volume

lebih besar.

Struktur tanah: berat volume dan porositas tanah sampel dapat berubah

tergantung dari keadaan struktur tanah sampel

Granulasi: Granulasi dapat memperbesar porositas tanah sampel, sehingga berat

volume tanah sampel akan semakin kecil.

Kandungan bahan organik: semakin banyak bahan organik pada tanah sampel

maka berat volume tanah sampel akan semakin kecil dan porositas tanah sampel

semakin besar

Berat jenis tanah dipengaruhi oleh berat tanah sampel dan volume tanah sampel

Berat volume tanah dan porositas dipengaruhi oleh tekstur, struktur, granulasi,

dan kandungan bahan organik tanah sampel

Semakin besar berat volume tanah sampel maka akan semakin kecil porositas dan

sebaliknya

Berat Volume = 1/ Porositas

Page 37: LAPORAN PRAKTIKUM GEOGRAFI TANAH KELOMPOK 1

Laporan Hasil Pratikum Geografi Tanah

2. Mengapa kapilaritas (kecepatan air naik melewati pori-pori tanah) berbeda untuk

masing-masing sampel tanah kelompok anda!

Jawab:

Perbedaan besar kapilaritas pada masing-masing sampel tanah adalah:

Tekstur tanah: pada tekstur tanah liat akan memiliki kapilaritas lebih besar

daripada tanah sampel yang bertekstur pasir. Hal ini disebabkan karena

tekstur liat memiliki jumlah pori-pori mikro yang lebih banyak. Sehingga

daya tarik air secara vertikal oleh pori-pori mikro semakin besar.

Tekstur Lempung

berpasir

Pasir

berlempung

Lempung

berliat

Lempung Pasir Liat

Daya Kapiler

Tanah 0,0134 0,0072 0,037 0,017 0,0018 0,0144

Dari hasil pratikum terlihat besar daya kapiler secara berurutan dalah tanah sampel

yang bertekstur: Pasir < Pasir Berlempung < Lempung Berpasir < Lempung <

Liat < Lempung Berliat

3. Mengapa air yang tersedot berbeda untuk masing-masing sampel tanah kelompok anda!

Jawab:

Faktor yang mempengaruhi jumlah air yang tersedot adalah besar daya kapiler

tana. Semakin besar daya kapiler semakin besar jumlah air yang tersedot oleh tanah. Dan

besar daya kapiler tergantung dari tekstur tanah seperti yang sudah dijelaskan di atas.

Dari hasil pratikum terlihat yang paling banyak jumlah air yang tersedot adalah tanah

yang bertkstur lempung berliat. Karena tanah sampel yang bertekstur lempung berliat

memilki daya kapiler paling besar.

4. Mengapa jumlah air yang dapat digenggam oleh tanah berbeda-beda?

Jawab:

Faktor yang mempengaruhi daya genggam tanah sampel sama dengan daya

kapiler, yaitu tekstur dan struktur tanah sampel. Dan daya kapiler mempengaruhi daya

genggam tanah sampel. Semakin besar daya kapiler maka daya genggam tanah juga

semakin besar

Page 38: LAPORAN PRAKTIKUM GEOGRAFI TANAH KELOMPOK 1

Laporan Hasil Pratikum Geografi Tanah

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Tanah memilki banyak sifat fisik, diantaranya tekstur,warna, konsistensi, berat

jenis, berat volume, porositas, kadar air, daya kapiler, perkolasi, kemampuan

menggenggam air, pH, kadar bahan organik dan kadar kapur. Kesemua sifat tersebut

saling berpengaruh. Dan sifat tersebut saling membentuk sifat-sifat khas yang dimliki

tanah dimana hal tersebut nantinya akan bersinergi satu sama lain oleh faktor luar seperti

iklim, topografi, vegetasi, dan waktu.

B. Saran

Dengan praktikum ini dapat mengetahui sifat fisik, diantaranya tekstur,warna,

konsistensi, berat jenis, berat volume, porositas, kadar air, daya kapiler, perkolasi,

kemampuan menggenggam air, pH, kadar bahan organik dan kadar kapur pada

tanah sesuai dengan daerah masing-masing. Sehingga dapat dimanfaatkan berbagai

pihak untuk keperluan yang lebih lanjut dalam pengelolaan lahan.

Khususnya bagi para petani, demi mendapatkan hasil pengolahan lahan yang

maksimal maka sebelum mengelola lahan harus memperhatikan sifat-sifat fisik

tanah. Sehingga petani akan tahu bagaimana memperlakukan tanah dilahannya

agar didapatkan hasil panen yang maksimal.

Page 39: LAPORAN PRAKTIKUM GEOGRAFI TANAH KELOMPOK 1

Laporan Hasil Pratikum Geografi Tanah

DAFTAR PUSTAKA

Hanafiah, Kemas Ali. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. PT RajaGrafindo Persada. Jakarta

Tan, Kim. 1991. Dasar-Dasar Kimia Tanah. Balai Penelitian Teh & Kina. Bandung.

Utomo, Dwiyono Hari. 2010. Geografi Tanah. FIS UM. Malang: Universitas Negeri

Malang

Utomo, Dwiyono Hari. 2001.Petunjuk Pratikum Geografi Tanah di Laboratorium. FMIPA

UM. Malang: Universitas Negeri Malang

(online), http://zabrah98.multiply.com/journal/item/16/FAKTOR_PEMBENTUK_TANAH,

(diakses tanggal 5 Mei 2011)