laporan praktikum teknologi produksi …blog.ub.ac.id/echie/files/2014/02/krisan.pdf · jenis warna...

50
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN KOMODITAS KRISAN (Chrysanthemum) oleh : 1. Titian Imaniah 125040101111004 2. Shendy Nasrul Putra 125040100111234 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2013

Upload: buitram

Post on 27-Jul-2018

272 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI …blog.ub.ac.id/echie/files/2014/02/KRISAN.pdf · jenis warna pada bunganya. ... Daun tanaman krisan pada bagian tepi bercelah atau bergerigi,

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN

KOMODITAS KRISAN (Chrysanthemum)

oleh :

1. Titian Imaniah 125040101111004

2. Shendy Nasrul Putra 125040100111234

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2013

Page 2: LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI …blog.ub.ac.id/echie/files/2014/02/KRISAN.pdf · jenis warna pada bunganya. ... Daun tanaman krisan pada bagian tepi bercelah atau bergerigi,

LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN

KOMODITAS KRISAN (Chrysanthemum)

BAB I – BAB V

Disetujui oleh:

Asisten Lapang

(Lutfy Ditya Cahyanti)

Asisten Kelas

(Mokhtar Effendi)

Page 3: LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI …blog.ub.ac.id/echie/files/2014/02/KRISAN.pdf · jenis warna pada bunganya. ... Daun tanaman krisan pada bagian tepi bercelah atau bergerigi,

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Krisan merupakan tanaman bunga hias berupa perdu dengan sebutan seruni

yang mempunyai nama latin Chrysanthemum, tanaman ini mempunyai berbagai

jenis warna pada bunganya. Bunga krisan di daerah Eropa terutama di Perancis

merupakan bunga yang diasosiasikan dengan duka dan kematian, namun di daerah

Amerika dan Indonesia bunga krisan melambangkan bentuk keceriaan. Tanaman

krisan sangat cocok di tanam pada lahan dengan ketinggian antara 700-1200 m di

atas permukaan laut (dpl). Untuk daerah yang curah hujannya tinggi penanaman

harus dilakukan di dalam bangunan ruimah plastik, karena krisan tidak tahan

terhadap air. Tanaman krisan cepat berbunga apabila menerima cahaya yang lebih

banyak, oleh karena itu dibutuhkan pencahayaan untuk mempercepat proses

pembungaan sehingga lebih waktu penanaman lebih efisien.

Praktikum teknologi produksi tanaman (TPT) ini dilakukan karena melihat

pembudidayaan tanaman krisan yang cukup mudah dan memiliki harga ekonomis

tinggi seperti yang dijelaskan pada paragraf diatas, sehingga peluang bisnisnya

cukup menjanjikan. Selain itu, krisan juga digemari oleh pasar dalam negeri

maupun luar negeri sehingga pemasaran dari hasil tanaman krisan sangatlah baik

dan menjanjikan. Selain itu praktikum ini dilakukan untuk memberikan

pengetahuan dan bekal kepada mahasiswa agar kelak ketika sudah lulus sarjana

bisa mengembangkan budidaya tanaman terutama tanaman krisan.

1.2 Tujuan

Terdapat bebrapa tujuan dari praktikum Teknologi Produksi Tanaman, yaitu:

1. Untuk mengetahui teknologi produksi tanaman krisan dari segi budidaya

pertanian.

2. Untuk mengetahui syarat tumbuh dari tanaman krisan.

3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi produktifitas tanaman

krisan.

4. Untuk mengetahui perbedaan antara krisan tipe standar dan tipe spray.

Page 4: LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI …blog.ub.ac.id/echie/files/2014/02/KRISAN.pdf · jenis warna pada bunganya. ... Daun tanaman krisan pada bagian tepi bercelah atau bergerigi,

1.3 Manfaat

Manfaat yang didapat dari praktikum Teknologi Produksi Tanaman yaitu:

1. Memberikan pengetahuan teknologi produksi tanaman pada tanaman krisan

dari segi budidaya pertanian.

2. Memberikan pengetahuan syarat tumbuh dari tanaman krisan.

3. Memberikan pengetahuan mengenani factor-faktor yang mempengaruhi

produktifitas tanaman krisan.

4. Memberikan pengetahuan mengenai perbedaan antara krisan tipe standar dan

tipe spray.

Page 5: LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI …blog.ub.ac.id/echie/files/2014/02/KRISAN.pdf · jenis warna pada bunganya. ... Daun tanaman krisan pada bagian tepi bercelah atau bergerigi,

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi dan Morfologi

Klasifikasi

Klasifikasi botani tanaman hias krisan:

Divisi : Spermathophyta

Sub Divisi : Angiospermae

Famili : Asteraceae

Genus : Chrysanthemum

Species : C. morifolium Ramat, C. indicum, C. daisy

(Lukito AM: 1998)

Morfologi

a. Tanaman krisan berbatang tegak berstuktur lunak dan berwarna hijau bila

dibiarkan tumbuh terus, batang akan menjadi keras ( berkayu ) dan berwarna

kecoklat – coklatan

b. Daun tanaman krisan pada bagian tepi bercelah atau bergerigi, tersusun secara

berselang seling pada cabang atau batang.

c. Bentuk bunga krisan digolongkan menjadi 5 macam, yaitu bunga tunggal,

anemone, pompon, dekoratif dan besar Karakterisatik bentuk tunggal adalah

pada tiap tangkai hanya terdapat satu kuntum bunga, piringan bunga sempit,

dan susunan mahkota bunga hanya satu lapis, pada bunga anemone bentuk

bunga mirip bunga tunggal tetepi piringan dasar bunganya lebar dan tebal.

Bunga pompon berbentuk bulat seperti bola, mahkota bunga menyebar

kesemua arah, dan dasar bunganya tidak nampak. Bentuk bunga dekoratif

bulat mirip pompon, tetapi mahkota bunganya bertumpuk rapat, ditengah

pendek dan bagian tepi memanjang. Pada bentuk bunga besar pada setiap

tangkai terdapat satu kuntum bunga yang berukuran besar, diameter lebih dari

10 cm. Piringan dasar tidak nampak dan mahkota bunga memiliki banyak

variasi, antara lain melekuk kedalam atau keluar, pipih, panjang, berbentuk

sendok dll.

(Rukmana dan Mulyana,1997).

(BAPPENAS, 2000)

Gambar 1. Anonym a

Page 6: LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI …blog.ub.ac.id/echie/files/2014/02/KRISAN.pdf · jenis warna pada bunganya. ... Daun tanaman krisan pada bagian tepi bercelah atau bergerigi,

2.2 Syarat Tumbuh

a) Iklim

1. Tanaman krisan membutuhkan air yang memadai, tetapi tidak tahan terhadap

terpaan air hujan. Oleh karena itu untuk daerah yang curah hujannya tinggi,

penanaman dilakukan di dalam bangunan rumah plastik.

2. Untuk pembungaan membutuhkan cahaya yang lebih lama yaitu dengan

bantuan cahaya dari lampu TL dan lampu pijar. Penambahan penyinaran yang

paling baik adalah tengah malam antara jam 22.30–01.00 dengan lampu 150

watt untuk areal 9 m2 dan lampu dipasang setinggi 1,5 m dari permukaan

tanah. Periode pemasangan lampu dilakukan sampai fase vegetatif (2-8

minggu) untuk mendorong pembentukan bunga.

3. Suhu udara terbaik untuk daerah tropis seperti Indonesia adalah antara 20-26

derajat C. Toleran suhu udara untuk tetap tumbuh adalah 17-30 derajat C.

4. Tanaman krisan membutuhkan kelembaban yang tinggi untuk awal

pembentukan akar bibit, setek diperlukan 90-95%. Tanaman muda sampai

dewasa antara 70- 80%, diimbangi dengan sirkulasi udara yang memadai.

5. Kadar CO2 di alam sekitar 3000 ppm. Kadar CO2 yang ideal untuk memacu

fotosistesa antara 600-900 ppm. Pada pembudidayaan tanaman krisan dalam

bangunan tertutup, seperti rumah plastik, greenhouse, dapat ditambahkan

CO2, hingga mencapai kadar yang dianjurkan.

b) Media Tanam

1. Tanah yang ideal untuk tanaman krisan adalah bertekstur liat berpasir, subur,

gembur dan drainasenya baik, tidak mengandung hama dan penyakit.

2. Derajat keasaman tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman sekitar 5,5-

6,7.

c) Ketinggian Tempat

Ketinggian tempat yang ideal untuk budidaya tanaman ini antara 700–1200 m

dpl.

(Lukito AM: 1998)

Page 7: LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI …blog.ub.ac.id/echie/files/2014/02/KRISAN.pdf · jenis warna pada bunganya. ... Daun tanaman krisan pada bagian tepi bercelah atau bergerigi,

2.3 Fase Pertumbuhan Tanaman

a. Fase Vegetative

Pada fase vegetative tanaman sedang membentuk batang, daun dan

akar, sehingga memerlukan banyak air karena kelembapan yang

dibutuhkan adalah 90 – 95%. Pada fase ini suhu optimal yang diperlukan

adalah sekitar 22o C – 28oC.

Didalam fase vegetative terjadi beberapa peristiwa, yakni:

a. Pembelahan Sel:

– Pembuatan sel-sel baru, di jaringan meristematik (titik tumbuh batang

dan akar, kambium)

– Perlu karbohidrat dalam jumlah banyak

b. Pemanjangan Sel:

– Suplai air yang banyak

– Hormon

– Gula, membentuk dinding sel

c. Tahap awal diferensiasi sel:

– Pembentukan jaringan primer

– Penebalan dinding sel

b. Fase Generative

Pada vegetative tanaman sedang membentuk Perkembangan bunga, buah,

biji, perkembangan batang berdaging dan akar berdaging. Suhu yang

dibutuhkan dalam fase generative yaitu 16oC- 18oC dengan kelembapan

70-85%.

Tahap akhir pematangan sel dan diferensiasi:

a. Akumulasi gula

b. Pembentukan hormon untuk inisiasi bunga

c. Inisiasi/Pembentukan tunas bunga

d. Perkembangan serat dan lignin

e. Penyimpanan karbohidrat cadangan

f. Akumulasi zat penahan air

g. Perkembangan dan pematangan bunga, buah dan biji

(Deptan, 2007)

Page 8: LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI …blog.ub.ac.id/echie/files/2014/02/KRISAN.pdf · jenis warna pada bunganya. ... Daun tanaman krisan pada bagian tepi bercelah atau bergerigi,

2.4 Teknik Budidaya

Pembibitan

1. Persyaratan Bibit

Bibit diambil dari induk sehat, berkualitas prima, daya tumbuh tanaman kuat,

bebas dari hama dan penyakit dan komersial di pasar.

2. Penyiapan Bibit

Pembibitan krisan dilakukan dengan cara vegetatif yaitu dengan anakan, setek

pucuk dan kultur jaringan.

a) Bibit asal anakan

b) Bibit asal stek pucuk

Tentukan tanaman yang sehat dan cukup umur. Pilih tunas pucuk yang

tumbuh sehat, diameter pangkal 3-5 mm, panjang 5 cm, mempunyai 3 helai

daun dewasa berwarna hijau terang, potong pucuk tersebut, langsung

semaikan atau disimpan dalam ruangan dingin bersuhu udara 4 derajat C,

dengan kelembaban 30 % agar tetap tahan segar selama 3-4 minggu. Cara

penyimpanan stek adalah dibungkus dengan beberapa lapis kertas tisu,

kemudian dimasukan ke dalam kantong plastik rata-rata 50 stek.

c) Penyiapan bibit dengan kultur jaringan

Tentukan mata tunas atau eksplan dan ambil dengan pisau silet, stelisasi

mata tunas dengan sublimat 0,04 % (HgCL) selama 10 menit, kemudian bilas

dengan air suling steril. Lakukan penanaman dalam medium MS berbentuk

padat. Hasil penelitian lanjutan perbanyakan tanaman krisan secara kultur

jaringan:

1. Medium MS padat ditambah 150 ml air kelapa/liter ditambah 0,5 mg

NAA/liter ditambah 1,5 mg kinetin/liter, paling baik untuk pertumbuhan

tunas dan akar eksplan. Pertunasan terjadi pada umur 29 hari, sedangkan

perakaran 26 hari.

2. Medium MS padat ditambah 150 ml air kelapa/liter ditambah 0,5 mg

NAA/liter ditambah 0,5 BAP/liter, kalus bertunas waktu 26 hari, tetapi

medium tidak merangsang pemunculan akar.

Page 9: LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI …blog.ub.ac.id/echie/files/2014/02/KRISAN.pdf · jenis warna pada bunganya. ... Daun tanaman krisan pada bagian tepi bercelah atau bergerigi,

3. Medium MS padat ditambah 0,5 mg NAA/liter ditambah 0,5-0.2 mg

kinetin/liter ditambah 0,5 mg NAA/liter ditambah 0,5-2,0 BAP/liter pada

eksplan varietas Sandra untuk membentuk akar pada umur 21-31 hari.

Penyiapan bibit pada skala komersial dilakukan dengan dua tahap yaitu:

a) Stok tanaman induk

Fungsinya untuk memproduksi bagian vegetatif sebanyak mungkin sebagai

bahan tanaman Ditanam di areal khusus terpisah dari areal budidaya. Jumlah

stok tanaman induk disesuaikan dengan kebutuhan bibit yang telah

direncanakan. Tiap tanaman induk menghasilkan 10 stek per bulan, dan

selama 4-6 bulan dipelihara memproduksi sekitar 40-60 stek pucuk.

Pemeliharaan kondisi lingkungan berhari panjang dengan penambahan

cahaya 4 jam/hari mulai 23.30–03.00 lampu pencahayaan dapat dipilih

Growlux SL 18 Philip.

b) Perbanyakan vegetatif tanaman induk.

1. Pemangkasan pucuk, dilakukan pada umur 2 minggu setelah bibit ditanam,

dengan cara memangkas atau membuang pucuk yang sedang tumbuh

sepanjang 0,5-1 cm.

2. Penumbuhan cabang primer. Perlakuan pinching dapat merangsang

pertumbuhan tunas ketiak sebanyak 2-4 tunas. Tunas ketiak daun dibiarkan

tumbuh sepanjang 15-20 cm atau disebut cabang primer.

3. Penumbuhan cabang sekunder. Pada tiap ujung primer dilakukan

pemangkasan pucuk sepanjang 0,5-1 cm, pelihara tiap cabang sekunder

hingga tumbuh sepanjang 10-15 cm.

3. Teknik Penyemaian Bibit

a) Penyemaian di bak

Siapkan tempat atau lahan pesemaian berupa bak-bak berukuran lebar 80

cm, kedalaman 25 cm, panjang disesuaikan dengan kebutuhan dan sebaiknya

bak berkaki tinggi. Bak dilubangi untuk drainase yang berlebihan. Medium

semai berupa pasir steril hingga cukup penuh. Semaikan setek pucuk dengan

jarak 3 cm x 3 cm dan kedalaman 1-2 cm, sebelum ditanamkan diberi Rotoon

(ZPT). Setelah tanam pasang sungkup plastik yang transparan di seluruh

permukaan.

Page 10: LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI …blog.ub.ac.id/echie/files/2014/02/KRISAN.pdf · jenis warna pada bunganya. ... Daun tanaman krisan pada bagian tepi bercelah atau bergerigi,

b) Penyemaian kultur jaringan

Bibit mini dalam botol dipindahkan ke pesemaian beisi medium berpasir

steril dan bersungkup plastik tembus cahaya.

4. Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian

Pemeliharaan untuk stek pucuk yaitu penyiraman dengan sprayer 2-3 kali

sehari, pasang bola lampu untuk pertumbuhan vegetatif, penyemprotan

pestisida apabila tanaman di serang hama atau penyakit. Buka sungkup

pesemaian pada sore hari dan malam hari, terutama pada beberapa hari

sebelum pindah ke lapangan. Pemeliharaan pada kultur jaringan dilakukan di

ruangan aseptik, setelah bibir berukuran cukup besar, diadaptasikan secara

bertahap ke lapangan terbuka.

5. Pemindahan Bibit

Bibit stek pucuk siap dipindahtanamkan ke kebun pada umur 10-14 hari

setelah semai dan bibit dari kultur jaringan bibit siap pindah yang sudah

berdaun 5-7 helai dan setinggi 7,5-10 cm.

Pengolahan Media Tanam

1. Pembentukan Bedengan

Olah tanah dengan menggunakan cangkul sedalam 30 cm hingga gembur,

keringanginkan selama 15 hari. Gemburkan yang kedua kalinya sambil

dibersihkan dari gulma dan bentuk bedengan dengan lebar 100-120 cm, tinggi

20- 30 cm, panjang disesuaikan dengan lahan, jarak antara bedengan 30-40

cm.

2. Pengapuran

Tanah yang mempunyai pH > 5,5, perlu diberi pengapuran berupa kapur

pertanian misalnya dengan dolomit, kalsit, zeagro. Dosis tergantung pH

tanah. Kebutuhan dolomit pada pH 5 = 5,02 ton/ha, pH 5,2 = 4,08 ton/ha, pH

5,3 = 3,60 ton/ha, pH 5,4 = 3,12 ton/ha. Pengapuran dilakukan dengan cara

disebar merata pada permukaan bedengan.

Teknik Penanaman

1. Teknik Penanaman Bunga Potong

a. Penentuan Pola Tanam

Tanaman bunga krisan merupakan tanaman yangdapat dibudidayakan secara

Page 11: LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI …blog.ub.ac.id/echie/files/2014/02/KRISAN.pdf · jenis warna pada bunganya. ... Daun tanaman krisan pada bagian tepi bercelah atau bergerigi,

monokultur.

b) Pembuatan Lubang Tanam

Jarak lubang tanam 10 cm x 10 cm, 20 cm x 20 cm. Lubang tanam dengan cara

ditugal. Penanaman biasanya disesuaikan dengan waktu panen yaitu pada hari-

hari besar. Waktu tanam yang baik antara pagi atau sore hari.

c) Pupuk Dasar

Furadan 3G sebanyak 6-10 butir perlubang. Campuran pupuk ZA 75 gram

ditambah TSP 75 gram ditambah KCl 25gram (3:3:1)/m2 luas tanam, diberikan

merata pada tanah sambil diaduk.

d) Cara Penanaman

Ambil bibit satu per satu dari wadah penampungan bibit, urug dengan tanah

tipis agar perakaran bibit krisan tidak terkena langsung dengan furadan 3G.

Tanamkan bibit krisan satu per satu pada lubang yang telah disiapkan sedalam

1-2 cm, sambil memadatkan tanah pelan-pelan dekat pangkal batang bibit.

Setelah penanaman siram dengan air dan pasang naungan sementara dari

sungkup plastik transparan.

2) Teknik Penanaman untuk Memperpendek Batang

Penanaman dilakukan sama dengan untuk bunga potong biasa, tetapi dengan

menambah cahaya agar tangkai menjadi pendek.

a) Pengaturan dan Penambahan Cahaya

Dilakukan sampai batas tertentu dengan ketinggian tanaman yang

dinginkan. Misalnya, bila diinginkan bunga krisan bertangkai 70 cm, maka

penambahan cahaya sejak ketinggian 50-60 cm. Lampu dimatikan. Periode

berikutnya beralih ke generatif. Tangkai bunga memanjang mencapai 80

cm. Bila dipanen tangkainya 70 cm, maka tangkai bunga yang tersisa

adalah 10 cm pada tanaman. Total lama penyinaran sejak bibit ditanam

sampai periode generative antara 12-15 minggu tergantung varietas krisan.

Cara pengaturan dan penambahan cahaya yaitu dengan pola byarpet, yaitu

pencahayaan malam selama 5 menit lalu dimatikan selama 1 menit

dilakukan secara berulang-ulang hingga mencapai 30 menit. Cara lain

pengaturan dan penambahan cahaya adalah dengan memasang lampu TL

pada tengah malam mulai pukul 22.30-01.00.

Page 12: LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI …blog.ub.ac.id/echie/files/2014/02/KRISAN.pdf · jenis warna pada bunganya. ... Daun tanaman krisan pada bagian tepi bercelah atau bergerigi,

b) Pemupukan

Waktu pemupukan dimulai umur 1 bulan setelah tanam, kemudian diulang

kontinue dan periodik seminggu sekali, dan akhirnya sebulan sekali. Jenis

dan dosis pupuk yang diberikan pada fase vegetatif yaitu Urea 200 gram

ditambah ZA 200 gram ditambah KNO3 100 gram per m2 luas lahan. Pada

fase Generatif digunakan pupuk Urea 10 gram ditambah TSP 10 gram

ditambah KNO3 25 gram per m2 luas lahan, cara pemberiannya dengan

disebar dalam larikan atau lubang ditugal samping kiri dan samping kanan.

c) Pembuangan Titik Tumbuh

Waktu pembuangan titik tumbuh adalah pada umur 10-14 hari setelah

tanam, dengan cara memotes ujung tanam sepanjang 5 cm.

d) Penjarangan Bunga

Jika ingin mendapatkan bunga yang besar, dalam 1 tangkai bunga hanya

dibiarkan satu bakal bunga yang tumbuh.

3) Teknik Penanaman untuk Bunga Pot

Sebanyak 5-7 Bibit yang telah berakar ditanam di dalam pot yang berisi media

sabut kelapa (hancur) atau campuran tanah dan sekam padi (1:1). Untuk

memperpendek batang, pot-pot ini ditumbuhkan selama 2 minggu dengan

penyinaran 16 jam/hari. Untuk merangsang pembungaan, pot-pot kemudian

diberi pencahayaan pendek dengan cara menutupnya di dalam kubung dari jam

16.00-22.00. Selama pertumbuhan tanaman diberi pupuk cir multihara lengkap.

Pembungaan ini dapat pula dipacu dengan menambahkan hormon tumbuh

giberelin sebanyak 500 ppm pada saat penyinaran pendek. Untuk mendapatkan

bunga yang besar dan jumlahnya sedikit, bakal bunga dari setiap batang perlu

diperjarang dengan hanya menyisakan satu kuncup bunga. Dengan cara ini

akan didapatkan krisan pot dengan 5-7 bunga yang mekar bersamaan.

Pemeliharaan Tanaman

1. Penjarangan dan Penyulaman

Waktu penyulaman seawal mungkin yaitu 10-15 hari setelah tanam.

Penyulaman dilakukan dengan cara mengganti bibit yang mati atau layu

permanen dengan bibit

yang baru.

Page 13: LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI …blog.ub.ac.id/echie/files/2014/02/KRISAN.pdf · jenis warna pada bunganya. ... Daun tanaman krisan pada bagian tepi bercelah atau bergerigi,

2. Penyiangan

Waktu penyiangan dan penggemburan tanah umumnya 2 minggu setelah

tanam. Penyiangan dengan cangkul atau kored dengan hati-hati membersihkan

rumputrumput liar.

3. Pengairan dan Penyiraman

Pengairan yang paling baik adalah pada pagi atau sore hari, pengairan

dilakukan kontinu 1-2 kali sehari, tergantung cuaca atau medium tumbuh.

Pengairan dilakukan dengan cara mengabutkan air atau sistem irigasi tetes

hingga tanah basah.

(Lukito AM: 1998)

2.5 Hubungan Perlakuan yang Digunakan dengan Komoditas

2.5.1 Tipe Standart

Pada krisan standart jumlah kuntum bunganya hanya terdapat satu kuntum

pada masing- masing tangkai dengan bentuk bunga yang lebar dan besar. Krisan

jenis ini merupakan krisan mengalami evolusi karena pada dasarnya semua jenis

krisan memiliki bunga lebih dari satu pada tiap- tiap tangkainya, dengan cara

pemotongan yang dilakukan terus menerus sehingga pada tiap batang hanya

terdapat satu bunga saja maka lama kelamaan krisan jenis tersebut pada

pembiakan selanjutnya hanya tumbuh dengan satu bunga pada satu tangkainya.

Contoh varietas krisan dengan tipe standart yang kami praktikumkan yaitu

varietas Fiji kuning dan fiji putih.

2.5.2 Tipe Spray

Pada krisan spray jumlah kuntum bunganya lebih dari satu kuntum pada

masing- masing tangkai dengan bentuk bunga yang kecil berkisar antara 2 hingga

3 cm. Pada satu tangkai tanaman krisan jenis spray ini bisa terdapat hingga 20

bunga. Contoh varietas krisan dengan tipe spray yang kami praktikumkan : Aster

putih, aster kuning, aster orange, puma.

(Purnomo: 2010)

Page 14: LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI …blog.ub.ac.id/echie/files/2014/02/KRISAN.pdf · jenis warna pada bunganya. ... Daun tanaman krisan pada bagian tepi bercelah atau bergerigi,

BAB III

BAHAN DAN METODE

3.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan.

Waktu : tanggal 10 Oktober 2013

Tempat pelaksanaan : Lahan Percobaan Ngijo, Karang Ploso

3.2. Alat, Bahan dan Fungsi.

Alat

1. Gembor : Untuk menyiram tanaman.

2. Penggaris : Untuk mengukur tinggi komoditas.

3. Alat tulis dan Buku : Untuk mencatat hasil pengamatan.

4. Sprayer : Untuk menyemprotkan pupuk daun dan

pupuk cair

Bahan

1. Bibit Krisan : Sebagai bahan utama pengamatan

2. Pupuk Urea (6, 95gr) : Sebagai penyedia unsur N

3. Pupuk KCl (12,15 gr) : Sebagai penyedia unsur K

4. Pupuk SP-36 (31,25 gr) : Sebagai penyedia unsur P

5. Pupuk ZA : Sebagai merangsang pembungaan

6. Pupuk Daun : Sebagai perangsang pertumbuhan daun

3.3 Cara Kerja

1. Diagram alir cara kerja

a. Pengolahan Lahan

Olah tanah yang dicampur sekam dengan perbandingan 1:1

Masukkan tanah yang sudah di campur

kedalam polibag dengan menyisakan 5 cm

Lahan siap ditanami krisan

Page 15: LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI …blog.ub.ac.id/echie/files/2014/02/KRISAN.pdf · jenis warna pada bunganya. ... Daun tanaman krisan pada bagian tepi bercelah atau bergerigi,

b. Penanaman.

c. Perawatan.

Siapkan bibit krisan

Buat lubang tanam pada polibag dengan kedalaman

1 sampai 3 cm (5 lubang tanam dalam 1 polibag)

Tanam bibit krisan pada setiap lubang tanam

Padatkan tanah, agar tanaman tidak roboh.

Siram bibit dengan air sampai menyerap ke dalam

tanah

Pada minggu ke-4, lakukan perawatan dengan memberikan

6,95 gr pupuk Urea, 12,15 gr KCL, dan 31,25 gr SP36.

Dengan KCL, SP36 di campur dalam 1 lubang. Lakukan

pengamatan dan dokumentasi

Pada minggu ke-6, lakukan perawatan dengan aplikasi

pupuk ZA yang dicampur dengan air.

Perawatan dengan penyiraman yang di lakukan setiap

2 hari sekali dan dokumentasi setiap kegiatan

Lakukan perawatan

Pada minggu ke-3 melakukan penyulaman

kembali bagi bibit yang tidak tumbuh atau rusak

Page 16: LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI …blog.ub.ac.id/echie/files/2014/02/KRISAN.pdf · jenis warna pada bunganya. ... Daun tanaman krisan pada bagian tepi bercelah atau bergerigi,

2. Penjelasan.

a. Pengolahan lahan.

Pengolahan dilakukan dengan mencampur tanah dengan sekam dengan

ukuran 1:1. Kemudian masukan dalam 5 polibag polibag dengan menyisakan

5 cm dari mulut polibag. Setelah itu lakukan penyiraman pada tanah.

b. Penanaman.

Setelah pengolahan lahan atau persiapan lahan tanam, siram terlebih

dahulu sebelum melakukan penanaman agar tanah mudah untuk ditanami dan

pembuatan lubang tanam. Pembuatan lubang tanam dalam satu polibag

terdapat 5 lubang tanam. Pembuatan lubang tanam dilakukan dengan

menancapkan jari ke tanah dengan kedalaman 1 cm sampai 3 cm. Kemudian

melakukan penanaman krisan varietas Fiji kuning dan aster orange, satu

lubang tanam satu bibit krisan, sehingga terdapat 25 bibit krisan. Setalah bibit

krisan di tanam, lakukan pemadatan tanah agar bibit krisan dapat berdiri

tegak. Setelah melakukan penanaman, siram tanaman krisan hingga meresap

ke dalam tanah.

c. Perawatan.

Setelah melakukan pengolahan dan penanaman, selanjutnya tanaman

tersebut dialakukan perawatan dengan penyiraman 2 hari sekali. Pada

minggu ke-3 terdapat kegiatan penyulaman untuk bibit yang tidak tumbuh

atau rusak. Perawatan dengan menggunakan pupuk 12,15 gr KCL, 31,25 gr

SP36 dan 6,95 gr UREA dilakukan pada minggu ke 4, disaat pemupukan kita

membuat 2 lubang di samping kanan dan kiri tanaman. lubang kanan untuk

UREA dan kiri untuk KCL dan SP36. Setalah pupuk sudah di masukkan

dalam lubang, tutup lubang dengan tanah sehingga pupuk tidak cepat

menguap karena udara. Pada minggu ke 6 kita lakukan pengaplikasian pupuk

yang di campur dengan air.

Page 17: LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI …blog.ub.ac.id/echie/files/2014/02/KRISAN.pdf · jenis warna pada bunganya. ... Daun tanaman krisan pada bagian tepi bercelah atau bergerigi,

3.4 Parameter Pengamatan

Pada praktikum teknologi tanaman ini terdapat pengamatan dengan beberapa

parameter seperti:

1. Tinggi Tanaman

Pengamatan ini dilakukan dengan cara menghitung tinggi tanaman

sample yakni dalam satu polybag terdapat 2 tanaman sample sehingg

jumlah seluruh tanaman sample adalah 10 tanaman.

2. Jumlah Daun

Perhitungan jumlah daun pada 10 tanaman sample, dalam 1 polibag

terdapat 2 tanaman sample. Pemilihan tanaman sample di pilih secara

acak, kami memilih sample pada tanaman tengah polybag dan samping

kiri-belakang polybag.

Page 18: LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI …blog.ub.ac.id/echie/files/2014/02/KRISAN.pdf · jenis warna pada bunganya. ... Daun tanaman krisan pada bagian tepi bercelah atau bergerigi,

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Data Pengamatan Tinggi Tanaman

Tabel 1. Tinggi Tanaman Varietas Aster Orange dan Fiji Kuning

Data Hasil Pengamatan Tinggi Tanaman (cm)

Kelompok Krisan Varietas Aster Orange dan Fiji Kuning

Tanaman

Sample

Pengamatan

pertama

(7 Hst)

Pengamatan

kedua

(14 Hst)

Pengamatan

ketiga

(21Hst)

Pengamatan

keempat

(28 Hst)

Pengamatan

kelima

(35Hst)

Pengamatan

keenam

(42 Hst)

1 6.5 7.5 6 10.5 12 13

2 0 7 5 9 11 17

3 5.5 5 4.5 9 11 13

4 6 5 6 8 9 14.5

5 0 3.5 8.5 10.5 12 19

6 0 4 6.8 10 15 24

7 7 6 7 9 10 16

8 0 10.5 6.3 8.5 9 13

9 0 0 5 8.2 12 13

10 0 0 5 6 7 8

Rata-Rata 2.5 4.85 6.01 8.87 10.8 15.05

Tabel 2. Tinggi Tanaman Krisan Fiji kuning

Data Hasil Pengamatan Tinggi Tanaman (cm)

Kelompok Bunga Krisan Fiji kuning

Tanaman

Sampel

Pengamatan

Pertama

(14 hst)

Pengamatan

Ke-dua

(28 hst)

Pengamatan

Ke-tiga

(35 hst)

Pengamatan

Ke-empat

(42 hst)

1 7,5 11,5 12,5 16,5

2 7 7 16,5 14,5

3 11 7 10 13,5

4 6 6,5 11,5 12

5 7,5 8 11 13

6 6 6 12,5 18

7 7 - 14 15,5

8 6 - 14 15,3

9 5 7,5 13,5 16,5

10 - 5 12,5 13,5

Rata-rata 6.86 6.60 12.25 14.33

Page 19: LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI …blog.ub.ac.id/echie/files/2014/02/KRISAN.pdf · jenis warna pada bunganya. ... Daun tanaman krisan pada bagian tepi bercelah atau bergerigi,

Tabel 3. Tinggi Tanaman Krisan Puma Hijau dan Aster Kuning

Data Hasil Pengamatan Tinggi Tanaman (cm)

Kelompok Bunga Krisan Puma Hijau dan Aster Kuning

Tanaman

Sampel

Pengamatan

Pertama

(21 hst)

Pengamatan

Ke-dua

(28 hst)

Pengamatan

Ke-tiga

(35 hst)

Pengamatan

Ke-empat

(42 hst)

Pengamatan

ke-lima

(49 hst)

1 6 6,7 9 14,5 24

2 7 7,5 6 10 14,5

3 5 6 9 13 18

4 - 5,5 8 11 16

5 4 6 9 12 18

6 4 5 7 11 18

7 5 5,5 7 10 17,5

8 6 7 8 13 20

9 6 7 13 18 27

10 6 7 12 16 23

Rata-rata 5.44 6.33 8.80 12.67 20.50

Tabel 4. Tinggi Tanaman Krisan Aster Kuning - Fiji Putih - Fiji Pink

Data Hasil Pengamatan Tinggi Tanaman (cm)

Kelompok Bunga Krisan Aster Kuning - Fiji Putih - Fiji Pink

Tanaman

Sampel

Pengamatan

Pertama

(14 hst)

Pengamatan

Ke-dua

(21 hst)

Pengamatan

Ke-tiga

(35 hst)

Pengamatan

Ke-empat

(42 hst)

1 0 7,5 10,5 12

2 0 7 9 11

3 0 5 9 11

4 0 5 8 9

5 0 3,5 10,5 12

6 0 7 10 15

7 0 6 9 10

8 0 10,5 8,5 9

9 0 0 8,2 12

10 0 0 6 7

Rata-rata 0.00 4.29 8.50 10.80

Page 20: LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI …blog.ub.ac.id/echie/files/2014/02/KRISAN.pdf · jenis warna pada bunganya. ... Daun tanaman krisan pada bagian tepi bercelah atau bergerigi,

Tabel 5. Tinggi Tanaman Krisan Aster Kuning

Data Hasil Pengamatan Tinggi Tanaman (cm)

Kelompok Bunga Krisan Aster Kuning

Tanaman

Sampel

Pengamatan

Pertama

(14 hst)

Pengamatan

Ke-dua

(21 hst)

Pengamatan

Ke-tiga

(28 hst)

Pengamatan

Ke-empat

(35 hst)

Pengamatan

ke-lima

(42 hst)

Pengamatan

ke-enam

(49 hst)

1 0 7 10,3 10,4 11,2 12,5

2 0 6 8 10 11,8 13

3 0 9 11 12 13 15

4 0 4,5 5 8 9,2 11,9

5 0 9 10 8 9 12,5

6 0 5 9 7 10 15,1

7 0 9 9 11 11,9 14

8 0 5 6 10 11,2 13,9

9 0 7 8 10 11,5 12

10 0 8 8 6 7 9,5

Rata-rata 0.00 7.22 8.22 9.11 9.75 13.50

Tabel 6. Tinggi Tanaman Krisan Puma Hijau

Data Hasil Pengamatan Tinggi Tanaman (cm)

Kelompok Bunga Krisan Puma Hijau

Tanaman

Sampel

Pengamatan

Pertama

(14 hst)

Pengamatan

Ke-dua

(21 hst)

Pengamatan

Ke-tiga

(28 hst)

Pengamatan

Ke-empat

(35 hst)

Pengamatan

ke-lima

(42 hst)

Pengamatan

ke-enam

(49 hst)

1 0 6,5 8 9,5 12 16

2 0 9,5 6,5 7,5 11 15

3 0 9,5 9 9,5 13 15

4 0 8 10 10,5 11,5 17

5 0 6,5 8 8,5 12 16

6 0 8 7,3 9 12 14

7 0 8,5 8,5 9 13,5 17

8 0 7,8 7 8,5 12,5 15

9 0 7,5 6,5 8,5 11 15,5

10 0 5 9 8 12,5 16,5

Rata-rata 0.00 7.00 8.50 8.67 11.83 15.63

Page 21: LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI …blog.ub.ac.id/echie/files/2014/02/KRISAN.pdf · jenis warna pada bunganya. ... Daun tanaman krisan pada bagian tepi bercelah atau bergerigi,

Tabel 7. Tinggi Tanaman Krisan Fiji kuning

Data Hasil Pengamatan Tinggi Tanaman (cm)

Kelompok Bunga Krisan Fiji kuning

Tanaman

Sampel

Pengamatan

Pertama

(21 hst)

Pengamatan

Ke-dua

(28 hst)

Pengamatan

Ke-tiga

(35 hst)

Pengamatan

Ke-empat

(42 hst)

Pengamatan

ke-lima

(49)

1 0 10 11 13 13

2 4 6 7,2 8,5 8,5

3 0 7 7,8 9 10

4 4 6 7 9,5 9,5

5 0 12 14 15 15

6 0 14 15 15,5 16

7 0 16 16,7 17,5 18

8 4 5 5,5 8 9

9 0 11 12 18 19

10 0 16 17,2 18 18

Rata-rata 1.20 10.30 11.80 13.50 14.75

Grafik 1. Gambar Rata-Rata Tinggi Tanaman

0.00

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

(7 Hst) (14 Hst) (21Hst) (28 Hst) (35Hst) (42 Hst)

Aster Orange dan Fiji Kuning

Fiji Kuning

Puma Hijau dan Aster Kuning

Aster Kuning-Fiji Putih-Fiji Pink

Aster Kuning

Puma Hijau

Fiji Kuning

Page 22: LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI …blog.ub.ac.id/echie/files/2014/02/KRISAN.pdf · jenis warna pada bunganya. ... Daun tanaman krisan pada bagian tepi bercelah atau bergerigi,

4.1.2 Data Pengamatan Jumlah Daun

Tabel 8. Jumlah Daun Varietas Aster Orange dan Fiji Kuning

Data Hasil Pengamatan Jumlah Daun

Kelompok Krisan Varietas Aster Orange dan Fiji Kuning

Tanaman

Sample

Pengamatan

pertama

(7 Hst)

Pengamatan

kedua

(14 Hst)

Pengamatan

ketiga

(21Hst)

Pengamatan

keempat

(28 Hst)

Pengamatan

kelima

(35Hst)

Pengamatan

keenam

(42 Hst)

1 4 5 4 6 9 12

2 0 3 4 5 7 10

3 6 4 5 6 7 9

4 5 5 3 5 7 11

5 0 3 5 7 7 9

6 0 5 4 7 9 12

7 7 6 4 6 7 11

8 0 5 5 6 7 10

9 0 0 4 7 8 13

10 0 0 4 6 7 9

Rata-Rata 2.2 3.6 4.2 6.1 7.5 10.6

Tabel 9. Jumlah Daun Krisan Fiji kuning

Data Hasil Pengamatan Jumlah Daun

Kelompok Bunga Krisan Fiji kuning

Tanaman

Sampel

Pengamatan

Pertama

(21 hst)

Pengamatan

Ke-dua

(35 hst)

Pengamatan

Ketiga

(42 hst)

Pengamatan

Keempat

(49 hst)

1 5 10 11 15

2 4 12 13 15

3 7 13 12 14

4 3 12 10 11

5 4 13 11 13

6 4 7 16 19

7 4 - 11 12

8 3 - 12 15

9 1 10 16 19

10 - 8 11 12

Rata-rata 3,89 10,63 12,3 14,5

Page 23: LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI …blog.ub.ac.id/echie/files/2014/02/KRISAN.pdf · jenis warna pada bunganya. ... Daun tanaman krisan pada bagian tepi bercelah atau bergerigi,

Tabel 10. Jumlah Daun Krisan Puma Hijau dan Aster Kuning

Data Hasil Pengamatan Jumlah Daun

Kelompok Bunga Krisan Puma Hijau dan Aster Kuning

Tanaman

Sampel

Pengamatan

Pertama

(21 hst)

Pengamatan

Ke-dua

(28 hst)

Pengamatan

Ketiga

(35 hst)

Pengamatan

Keempat

(42 hst)

Pengamatan

Kelima

(49 hst)

1 5 7 9 14 21

2 5 8 7 13 19

3 3 4 8 14 22

4 0 5 8 13 20

5 3 5 8 13 18

6 5 7 8 14 24

7 5 8 6 10 18

8 6 8 7 14 20

9 7 9 11 16 22

10 8 9 13 16 24

Rata-rata 5,2 7 8,5 13,7 20,8

Tabel 11. Jumlah Daun Krisan Aster Kuning-Fiji Putih-Fiji Pink

Data Hasil Pengamatan Jumlah Daun

Kelompok Bunga Krisan Aster Kuning-Fiji Putih-Fiji Pink

Tanaman

Sampel

Pengamatan

Pertama

(14 hst)

Pengamatan

Ke-dua

(21 hst)

Pengamatan

Ketiga

(35 hst)

Pengamatan

Keempat

(42 hst)

1 0 5 6 9

2 0 3 5 7

3 0 4 6 7

4 0 5 5 7

5 0 3 7 7

6 0 5 7 9

7 0 6 6 7

8 0 5 6 7

9 0 0 7 8

10 0 0 6 7

Rata-rata 0 3,6 6,1 7,5

Page 24: LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI …blog.ub.ac.id/echie/files/2014/02/KRISAN.pdf · jenis warna pada bunganya. ... Daun tanaman krisan pada bagian tepi bercelah atau bergerigi,

Tabel 12. Jumlah Daun Krisan Puma Hijau

Data Hasil Pengamatan Jumlah Daun

Kelompok Bunga Krisan Puma Hijau

Tanaman

Sampel

Pengamatan

Pertama

(14 hst)

Pengamatan

Ke-dua

(21 hst)

Pengamatan

Ketiga

(28 hst)

Pengamatan

Keempat

(35 hst)

Pengamatan

Kelima

(42 hst)

Pengamatan

ke-enam

(49 hst)

1 0 6 5 12 14 29

2 0 6 6 8 13 18

3 0 10 7 11 13 21

4 0 6 11 10 15 16

5 0 5 6 9 12 19

6 0 4 5 6 12 15

7 0 6 7 8 15 19

8 0 7 6 10 14 18

9 0 5 5 8 12 19

10 0 5 7 8 12 17

Rata-rata 0 6 6,5 9 13,2 19,1

Tabel 13. Jumlah Daun Krisan Aster Kuning

Data Hasil Pengamatan Jumlah Daun

Kelompok Bunga Krisan Aster Kuning

Tanaman

Sampel

Pengamatan

Pertama

(14 hst)

Pengamatan

Ke-dua

(21 hst)

Pengamatan

Ketiga

(28 hst)

Pengamatan

Ke-empat

(35 hst)

Pengamatan

Ke-lima

(42 hst)

Pengamatan

ke-enam

(49 hst)

1 0 5 7 9 9 14

2 0 4 5 7 8 12

3 0 4 10 10 10 13

4 0 5 8 9 9 13

5 0 8 6 6 8 11

6 0 5 5 8 9 11

7 0 4 5 8 9 12

8 0 5 4 5 7 11

9 0 4 5 5 6 8

10 0 4 5 5 6 9

Rata-rata 0 4,8 6 7,2 8,1 11,4

Page 25: LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI …blog.ub.ac.id/echie/files/2014/02/KRISAN.pdf · jenis warna pada bunganya. ... Daun tanaman krisan pada bagian tepi bercelah atau bergerigi,

Tabel 14. Jumlah Daun Krisan Fiji kuning

Data Hasil Pengamatan Jumlah Daun

Kelompok Bunga Krisan Fiji kuning

Tanaman

Sampel

Pengamatan

Pertama

(21 hst)

Pengamatan

Ke-dua

(28 hst)

Pengamatan

Ketiga

(35 hst)

Pengamatan

Keempat

(42 hst)

Pengamatan

Kelima

(49 hst)

1 0 39 39 39 39

2 4 4 5 8 12

3 0 8 9 10 14

4 10 13 17 18 20

5 0 24 25 27 28

6 0 25 25 28 31

7 0 26 28 29 32

8 6 9 10 14 17

9 0 24 25 26 28

10 0 28 28 29 31

Rata-rata 2 20 21,1 22,8 25,2

Grafik 2. Rata-Rata Jumlah Daun

0

5

10

15

20

25

30

(7 Hst) (14 Hst) (21Hst) (28 Hst) (35Hst) (42 Hst)

Aster Orange dan Fiji Kuning

Fiji Kuning

Puma Hijau dan Aster Kuning

Aster Kuning-Fiji Putih-Fiji Pink

Puma Hijau

Aster Kuning

Fiji Kuning

Page 26: LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI …blog.ub.ac.id/echie/files/2014/02/KRISAN.pdf · jenis warna pada bunganya. ... Daun tanaman krisan pada bagian tepi bercelah atau bergerigi,

4.2 Pembahasan

4.2.1 Pembahasan Parameter Tinggi Tanaman

Pada komoditas krisan varietas aster orange dan Fiji kuning

mengalami penyulaman selama 2 kali, yaitu pada minggu ke-2 dan

minggu ke-3, ini karena kualitas bibit sudah menurun sebelum ditanam.

Setiap genotipe (varietas) tanaman krisan memiliki pertumbuhan dan

tingkat multiplikasi yang berbeda (Basri, 2008). Hal ini dapat dilihat pada

Grafik 1. Menunjukkan tinggi tanaman krisan berbeda-beda dan terus

meningkat hingga 42 hst. Varietas yang paling menonjol yaitu varietas

puma hijau dan aster kuning dengan tinggi 27 cm. Diantara dua varietas

yaitu aster orange dan Fiji kuning dalam kelompok kami, pertumbuhan

tinggi tanaman pada Fiji kuning lebih dominan yaitu 24 cm. Namun

pertumbuhan dari tanaman kami kurang begitu cepat hal ini karena tidak

diberikan pupuk saat awal tanam dan pada 20 hst. Pemupukan krisan yang

baik adalah pada saat pindah tanam (Handajaningsih, 2009).

Jarak tanam juga mempengaruhi pertumbuhan krisan, jarak tanam

yang sesuai adalah di tanam dengan jarak 20 x 20 sampai 25 x 25 cm

(Harry, 1994) sedangkan praktikum menggunakan polibag dan dalam satu

polibag terdapat 5 tanaman krisan. Hal ini tentu saja mendorong terjadinya

perebutan unsur hara pada krisan dan berdampak pada produktivitas krisan

yang kurang maksimal (BPTP, 2006).

4.2.2 Pembahasan Parameter Jumlah Daun

Jumlah daun yang paling terlihat menonjol adalah varietas Fiji

kuning dan tipe standart lainnya. Sedangkan untuk tipe spray seperti aster

memiliki pertumbuhan yang lambat, hal ini sesuai dengan literature yang

kami dapat yakni Tanaman krisan jenis spray memiliki jumlah daun yang

sedikit, begitupun ukurannya yang lebih kecil dibandingkan jenis standar,

jumlah dan ukuran daun yang kecil menyebabkan jenis ini memiliki indeks

luas daun yang kecil pula, sehingga laju pertumbuhannya juga rendah.

Perbedaan jenis bunga yaitu antara bunga krisan jenis spray dan standar

menyebabkan varietas Remix Red tidak bisa dibandingkan secara

langsung dengan varietas Fiji kuning dan Fiji putih. Tanaman krisan

Page 27: LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI …blog.ub.ac.id/echie/files/2014/02/KRISAN.pdf · jenis warna pada bunganya. ... Daun tanaman krisan pada bagian tepi bercelah atau bergerigi,

varietas Fiji putih dan Fiji kuning memiliki respon yang relatif sama

terhadap pemberian cahaya tambahan. (Ermawati, dkk).

Jika daun terlalu banyak dan rapat, daun-daun tersebut tidak

berfungsi sebagai source, yang dapat mengakibatkan fotosintat yang

dihasilkan tidak maksimal (Sarwiyanti, 2002). Namun jika daun sedikit

mengalami akumulasi auksin endogen yang cukup tinggi dalam tubuh

tanaman, dan menyebabkan terjadi penekanan terhadap perkembangan

tunas yang terlihat dari jumlah daun yang terbentuk (Widiastuti dkk,

2004).

Banyak sedikitnya daun ini karena Adanya perbedaan respons

tersebut diduga disebabkan oleh perbedaan efektifitas dari zat pengatur

tumbuh, khususnya dari dua jenis auksin (Basri, 2004)

4.2.3 Pembahasan Parameter Umur Awal Muncul Knop

Tanaman krisan akan segera berbunga apabila panjang hari atau

jumlah jam terang kurang dari suatu batasan tertentu. Pada panjang hari

kurang dari 14,5 jam tanaman krisan akan memasuki fase generatif.

Indonesia sebagai daerah tropis memiliki panjang hari dan malam hampir

merata yaitu sekitar 12 jam (Dwimahyani, 2007)

Pada praktikum kali ini belum sampai terjadi muncul knop hal ini

dikarenakan umur tanaman yang masih muda dan juga semakin banyak

daun yang tumbuh maka akan semakin lama berbunga. Sehingga harus

dilakukan pinching pada umur 2-3 minggu yang berfungsi untuk

merangsang pertumbuhan tunas aksiler untuk percabangan tanaman yang

dipelihara hingga berbunga. Sehingga jumlah bunga pertanaman

meningkat, terlebih lagi banyak dan kompak (BPTP, 2009). Menurut

Tedjasarwana (2011) cara pengaplikasian pupuk tidak berpengaruh nyata

terhadap jumlah bunga pertanaman.

Tanaman krisan mulai berbunga pada umur 10–14 minggu setelah

tanam, tergantung pada varietas atau kultivar (Moradjo, 1976).

Page 28: LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI …blog.ub.ac.id/echie/files/2014/02/KRISAN.pdf · jenis warna pada bunganya. ... Daun tanaman krisan pada bagian tepi bercelah atau bergerigi,

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Krisan merupakan tanaman bunga hias berupa perdu dengan sebutan seruni

yang mempunyai nama latin Chrysanthemum. Pada praktikum kali ini terdapat

dua tipe krisan, yaitu tipe standart seperti Fiji kuning dan fiji putih, dan tipe spray

seperti Aster putih, aster kuning, aster orange, puma. Untuk tinggi tanaman

pertumbuhan yang paling terlihat adalah puma hijau dan aster kuning dengan rata-

rata 20,5 cm. Sedangkan untuk jumlah daun terbanyak yaitu Fiji kuning dengan

rata-rata 25,2 buah.Pada praktikum kali ini knop pada tanaman belum muncul, hal

ini dikarenakan Tanaman krisan mulai berbunga pada umur 10–14 minggu setelah

tanam, tergantung pada varietas atau kultivar sedangkan umur dari tanaman kami

yaitu sekitar 42 hst.

5.2 Saran

5.2.1 Asisten Kelas

Informasi yang penting-penting tolong disampaikan dengan jelas sehingga

tidak terjadi miss komunikasi.

5.2.2 Asisten Lapang

Lebih diintensivkan lagi kepada setiap komoditas yang di pegang asisten

lapang, sehingga asisten lapang mengetahui benar perkembangan dari setiap

komoditas yang dipegangnya.

5.2.3 Praktikum

1. Parameter pengamatan diperjelas lagi jika dari awal terdapat dua parameter

maka diakhirpun terdapat dua parameter, jangan tiba-tiba menjadi tiga

parameter itu membuat praktikan bingung untuk mengerjakan.

2. Bibit-bibit yang ingin di praktikumkan diharapkan lebih segar lagi.

Page 29: LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI …blog.ub.ac.id/echie/files/2014/02/KRISAN.pdf · jenis warna pada bunganya. ... Daun tanaman krisan pada bagian tepi bercelah atau bergerigi,

DAFTAR PUSTAKA

BAPPENAS. 2000. KRISAN (C. morifolium Ramat, C. indicum, C. daisy ).

Jakarta

Basri, Z., 2004. Kultur Jaringan Tanaman. Universitas Tadulako Press, Palu.

Basri, Zaenudin. 2008. Multiplikasi Empat Varietas Krisan Melalui Teknik Kultur

Jaringan. J. Agroland 15 (4) : 271 - 277

BPTP. 2006. Teknologi Budidaya Tanaman Hias Krisan. Yogyakarta.

Departemen Pertanian. 2007. Teknik Budidaya Tanaman Krisan. Sulawesi Utara.

Dwimahyani, Ita. 2007. Pengaruh Iradiasi Sinar Gamma Terhadap Pertumbuhan

Dan Pembungaan Stek Pucuk Krisan (Chrysanthemum Morifolium

Ramat.) Cv. Pink Fiji. Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi A

Scientific Journal for The Applications of Isotopes and Radiation Vol. 3

No.

Ermawati, Dewi, Dkk. Pengaruh Warna Cahaya Tambahan Terhadap

Pertumbuhan Dan Pembungaan Tiga Varietas Tanaman Krisan

(Chrysanthemum morifolium) POTONG.

Handajaningsih, Merakati dan Toni Wibisono. 2009. Pertumbuhan dan

Pembungaan Krisan dengan Pemberian Abu Janjang Kelapa Sawit

Sebagai Sumber Kalium Jurnal Akta Agrosia Vol. 12 No.1 hlm 8

Harry,Rusmini. 1994. Usahatani Bunga Potong. Pusat Perpustakaan Pertanian

dan Komunikasi Penelitian. Bogor

Lukito AM. 1998. Rekayasa Pembungaan Krisan dan Bunga Lain. Trubus no.

348.

Moradjo, M. 1976. Bunga Hias II. PT Karya Nusantara. Jakarta. 32 hal.

Purnomo,Hari.2010. Budidaya bunga potong. CV.Andi Offset.Yogyakarta. 195

Hlm

Rukmana, Rahmat.1997. Krisan. Penerbit Kanisius: Yogyakarta.

Sarwiyanti, Ening. 2002. Seleksi Lanjutan Lima Klon Krisan (Dendrathema

grandiflora Tzvelev) Generasi M2V3 Hasil Iradiasi Sinar Gamma.

Makalah Seminar Skripsi. Februari 2002. Fakultas Pertanian IPB.

Page 30: LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI …blog.ub.ac.id/echie/files/2014/02/KRISAN.pdf · jenis warna pada bunganya. ... Daun tanaman krisan pada bagian tepi bercelah atau bergerigi,

Tedjasarwana, R, dkk. 2011. Cara Aplikasi dan Takaran Pupuk terhdap

Pertumbuhan dan Produksi Krisan. J. Hort. 21(4):306-314.

Widiastuti, Libria, dkk. 2004. Tanaman Krisan dalam Pot. Gramedia: Jakarta

Page 31: LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI …blog.ub.ac.id/echie/files/2014/02/KRISAN.pdf · jenis warna pada bunganya. ... Daun tanaman krisan pada bagian tepi bercelah atau bergerigi,

LAMPIRAN

Gambar 1. Tanaman krisan (21 hst) Gambar 2. Daun krisan yang kering

(21 hst)

Gambar 3. Daun krisan yang kering Gambar 4. Tanda pada daun (28 hst)

(21 hst)

Gambar 5. Terdapat bintik kuning Gambar 6. Daun menguning (28 hst)

pada daun (28 hst)

Page 32: LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI …blog.ub.ac.id/echie/files/2014/02/KRISAN.pdf · jenis warna pada bunganya. ... Daun tanaman krisan pada bagian tepi bercelah atau bergerigi,

Gambar 7. Komoditas Krisan Aster Gambar 8. Varietas Fiji Kuning (35hst)

Orange dan Fiji Kuning (35 hst)

Gambar 9. Varietas Aster Orange (42 hst)

Page 33: LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI …blog.ub.ac.id/echie/files/2014/02/KRISAN.pdf · jenis warna pada bunganya. ... Daun tanaman krisan pada bagian tepi bercelah atau bergerigi,

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI

TANAMAN

ASPEK HPT “TANAMAN KRISAN (Chrysanthemum)”

oleh :

3. Titian Imaniah 125040101111004

4. Shendy Nasrul Putra 125040100111234

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2013

Page 34: LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI …blog.ub.ac.id/echie/files/2014/02/KRISAN.pdf · jenis warna pada bunganya. ... Daun tanaman krisan pada bagian tepi bercelah atau bergerigi,

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tumbuhan tidak selamanya bisa hidup tanpa gangguan.Kadang tumbuhan

mengalami gangguan oleh binatang atau organisme dan patogen (virus, bakteri,

atau jamur). Organisme dapat disebut hama karena mereka mengganggu

tumbuhan dengan memakan atau merusaknya. Belalang, kumbang, ulat, wereng,

tikus, walang sangit merupakan beberapa contoh organisme atau serangga yang

sering menjadi hama tanaman. Gangguan terhadap tumbuhan yang disebabkan

oleh pathogen (virus, bakteri, dan jamur) disebut penyakit.Tidak seperti hama,

penyakit tidak memakan tumbuhan, tetapi mereka merusak tumbuhan dengan

mengganggu proses – proses dalam tubuh tumbuhan sehingga mematikan

tumbuhan. Oleh karena itu, tumbuhan yang terserang penyakit, umumnya, bagian

tubuhnya utuh.Akan tetapi, aktivitas hidupnya terganggu dan dapat menyebabkan

kematian. Untuk membasmi hama dan penyakit, sering kali manusia

menggunakan obat – obatan anti hama.

Pembasmi hama dan penyakit menggunakan pestisida dan obat harus secara

hati – hati dan tepat guna. Pengunaan pertisida yang berlebihan dan tidak tepat

justru dapat menimbulkan bahaya yang lebih besat. Hal itu disebabkan karena

pestisida dapat menimbulkan kekebalan pada hama dan penyakit. Oleh karena itu

pengguna obat – obatan anti hama dan penyakit hendaknya diusahakan seminimal

dan sebijak mungkin.

Secara alamiah, sesungguhnya hama mempunyai musuh yang dapat

mengendalikannya. Namun, karena ulah manusia, sering kali musuh alamiah

hama hilang. Akibatnyahama tersebut merajalela.

1.2 Tujuan Praktikum

1. Untuk mengetahui intensitas serangan penyakit pada tanaman krisan.

2. Untuk mengetahui musuh alami pada tanaman krisan.

3. Untuk mengetahui jenis hama yang menyerang tanaman krisan.

Page 35: LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI …blog.ub.ac.id/echie/files/2014/02/KRISAN.pdf · jenis warna pada bunganya. ... Daun tanaman krisan pada bagian tepi bercelah atau bergerigi,

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

4.1 Intensitas Penyakit (2 metode perhitungan intensitas penyakit)

Intensitas serangan adalah tingkat serangan atau tingkat kerusakan tanaman

yang disebabkan oleh opt yang dinyatakan secara kuantitatif atau kualitatif. (Tim

Dosen HPT, 2011)

Intensitas penyakit adalah berlangsungnya suatu penyakit dari awal kejadian

hingga berlanjut sampai pengamatan penyakit. (Habazar,2006)

4.2 Musuh Alami

Musuh alami merupakan salah satu teknik pengendalian secara biologis bagi

tanaman yang terserang hama tertentu. (Subyakto, 2000)

Musuh alami merupakan salah satu faktor pengendalian organism

pengganggu tanaman (OPT) sehingga berperan dalam pengaturan populasi OPT

dalam keseimbangan ekosistem. (Abadi, 2003).

Musuh alami merupakan salah satu pengendalian biologi dengan mereduksi

populasi hama yang terdiri dari predators, parasitoid, dan pathogen. (Sthelinger,

1973)

a. Predator

Suatu binatang yang dapat memangsa binatang lain. (Kusnadi, 2005)

Predator adalah organisme yang memangsa organisme lainnya untuk

kebutuhan makannya. Karakteristik umum dari predator adalah :

1. Membunuh dan memakan mangsanya lebih dari satu hingga mencapai stadia

dewasa

2. Ukuran tubuhnya relative lebih besar disbanding mangsanya

3. Sifat predasi terdapat pada stadia pradewasa dan dewasa

4. Stadia larva/nimfa yang aktif sebagai predator dibantu oleh organ sensorik

dan lokomotorik

5. Perkecualian hanya pada tabuhan predator yang menyimpan mangsanya

untuk progeninya.

(Purnomo, 2010)

Page 36: LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI …blog.ub.ac.id/echie/files/2014/02/KRISAN.pdf · jenis warna pada bunganya. ... Daun tanaman krisan pada bagian tepi bercelah atau bergerigi,

Predator atau pemangsa adalah binatang yang memburu,memakan,

menghisap cairan tubuh binatang lain sehingga menyebabkan kematian. Misal

laba-laba dan capung. (Nyoman,1998)

b. Parasitoid

Parasitoid adalah serangga yang sebelum tahap dewasa berekembang pada

atau di dalam tubuh inang yang biasanya adalah serangga. (Adi, 2005)

Organisme yang sepanjang hidupnya bergantung pada inang yang akhirnya

membunuh dalam proses situ. (Kusnadi, 2005)

Parasitoid serangga adalah serangga yang stadia pradewasanya menjadi

parasit pada atau di dalam tubuh serangga lain, sementara imago hidup bebas

mencari nectar dan embun madu sebagai makanannya. Perbedaan definisi atara

parasitoid dan parasitadalah :

1. Parasitoid selalu menghabiskan inangnya di dalam perkembangannya,

sedangkan parasit tidak.

2. Inang parasitoid adalah serangga juga, sedangkan parasit tidak.

3. Ukuran tubuh parasitoid bisa lebih kecil atau sama dengan inangnya,

sedangkan parasite pasti lebih kecil dari inangnya.

4. Parasitoid dewasa tidak lagi melakukan aktivitas parasitasi, akan tetapi hanya

di saat masih pada stadia pradewasa, sementara parasit dalam seluruh stadia

hidupnya melakukan parasitasi.

5. Parasitoid hanya berkembang pada satu inang dalam siklus hidupnya,

sedangkan parasit tidak.

(Purnomo, 2010)

c. Entomopatogen

Cendawan entomopatogen adalah organisme heterotrof yang hidup sebagai

parasit pada serangga. Cendawan entomopatogen merupakan salah satu jenis

bioinsektisida yang dapat digunakan untuk mengendalikan hama tanaman.

Cendawan entomopatogen termasuk dalam enam kelompok mikroorganisme yang

dapat dimanfaatkan sebagai bioinsektisida, yaitu cendawan, bakteri, virus,

nematoda, protozoa dan ricketsia. (Habazar, 2006)

Entomopatogen adalah Mikroorganisme yang dapat memnyebabkan infeksi

dan menimbulkan penyakit terhadap OPT. (Purnomo ,2010)

Page 37: LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI …blog.ub.ac.id/echie/files/2014/02/KRISAN.pdf · jenis warna pada bunganya. ... Daun tanaman krisan pada bagian tepi bercelah atau bergerigi,

Entomopatogen merupakan salah satu jenis bioinsektisida yang dapat

digunakan untuk mengendalikan hama tanaman. (Kusnadi, 2005)

d. Patogen Serangga

Organisme yang hidup dalam habitat inangnya dan menyerang hama

tertentu, biasanya menyerang serangga. (Kusnadi, 2005)

Patogen serangga adalah mikroorganisme (cendawan,bakteri, virus,

protozoa, nematode dan mikroba lainnya) yang dapat menyebabkan infeksi dan

menimbulkan penyakit pada serangga hama. (Nyoman, 1998)

Patogen serangga adalah mikroorganisme yang menyebabkan infeksi dan

menimbulkan penyakit pada serangga hama. (Purnomo, 2010)

e. Mikroorganisme Antagonis Penyakit

Mikroorganisme Antagonis Penyakit adalah Mikroorganisme yang

mengintervensi atau menghambat pertumbuhan patogen penyebab penyakit pada

tumbuhan. (Purnomo, 2010)

Mikroba antagonis merupakan suatu jasad renik yang dapat menekan,

menghambat atau memusnahkan mikroba lainnya.

(Sutanto, 2002)

Mikroba antagonis adalah mikroba yang memiliki sifat berlawanan dengan

mikroba merugikan, seperti mikroba patogen dan pembusuk. (Gede Rai Maya

Temaja, 1998)

4.3 Mekanisme Peranan Musuh Alami dalam Menjaga Stabilitas

Produksi Tanaman

Mekanisme peran musuh alami yaitu pada predator, dengan memakan

mangsanya secara langsung. Pada parasitoid dengan meletakan telur pada tubuh

hewan sasaran, kemudian setelah menetas larvanya menghisap cairan tubuh

hewan sasaran tersebut hingga mati. Serta mekanisme musuh alami pada patogen

yaitu Jamur masuk kedalam tubuh serangga melalui kulit diantara ruas-ruas

tubuh. Mekanisme penetrasinya dimulai dengan pertumbuhan spora pada kutikala.

Page 38: LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI …blog.ub.ac.id/echie/files/2014/02/KRISAN.pdf · jenis warna pada bunganya. ... Daun tanaman krisan pada bagian tepi bercelah atau bergerigi,

Didalam tubuh serangga hifa berkembang dan selanjutnya memasuki pembuluh

darah, melalui beberapa proses lebih lanjut di dalam tubuh sehingga menyebabkan

kematian pada serangga.

(Nyoman,1998)

BAB III

METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan

Alat

- Buku KDS : Untuk identifikasi serangga

- Kamera : Untuk dokumentasi serangga

- Alat Tulis : Untuk menulis hasil identifikasi

Bahan

- Serangga : Sebagai bahan pengamatan

3.2 Cara Kerja

3.2.1 Intensitas Penyakit

Page 39: LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI …blog.ub.ac.id/echie/files/2014/02/KRISAN.pdf · jenis warna pada bunganya. ... Daun tanaman krisan pada bagian tepi bercelah atau bergerigi,

Gambar 1. Alur kerja pengamatan intensitas penyakit

3.2.2 Pengambilan Sampel Arthtopoda

Siapkan alat dan bahan

Amati jenis dan gejala penyakit tanaman contoh

Ukur dan nilai intensitas kerusakan tanaman

Dokumentasikan

Hitung intensitas kerusakan menggunakan rumus IP

Siapkan alat dan bahan

Amati jenis dan karakteristik serangga

Identifikasi serangga menggunakan buku KDS

Dokumentasikan

Catat hasil identifikasi

Page 40: LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI …blog.ub.ac.id/echie/files/2014/02/KRISAN.pdf · jenis warna pada bunganya. ... Daun tanaman krisan pada bagian tepi bercelah atau bergerigi,

Gambar 2. Alur kerja pengamatan arthropoda

Page 41: LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI …blog.ub.ac.id/echie/files/2014/02/KRISAN.pdf · jenis warna pada bunganya. ... Daun tanaman krisan pada bagian tepi bercelah atau bergerigi,

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Penyakit yang ditemukan

No Keterangan Penyakit Ciri Gejala Penyakit Gambar Penyakit

1

Penyakit akibat

bakteri

Pseudomonas

chicorii

Daun berwarna coklat

kehitaman pada

bagian tepi daun dan

melebar hingga

seluruh daun.

Gambar 3. Penyakit pada krisan

4.2 Data Intensitas Penyakit

Table 1. Data intensitas penyakit pada Tanggal 24 Oktober 2013

Tanaman Skor

0 1 2 3 4

TC 1 2 0 1 0 1

TC 2 1 0 2 2 1

TC 3 4 1 2 0 0

Keterangan:

TC = Tanaman Contoh

Table 2. Data intensitas penyakit pada Tanggal 30 Oktober 2013

Tanaman Skor

0 1 2 3 4

TC 1 5 0 0 0 0

TC 2 4 0 0 0 0

TC 3 6 0 0 0 0

Keterangan:

TC = Tanaman Contoh

Page 42: LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI …blog.ub.ac.id/echie/files/2014/02/KRISAN.pdf · jenis warna pada bunganya. ... Daun tanaman krisan pada bagian tepi bercelah atau bergerigi,

Table 3. Data intensitas penyakit pada Tanggal 7 November 2013

Tanaman Skor

0 1 2 3 4

TC 1 4 0 0 0 0

TC 2 5 0 0 0 0

TC 3 4 0 0 0 0

Keterangan:

TC = Tanaman Contoh

Table 4. Data intensitas penyakit pada Tanggal 14 November 2013

Tanaman Skor

0 1 2 3 4

TC 1 6 0 0 0 0

TC 2 5 0 1 0 0

TC 3 6 0 0 0 0

Keterangan:

TC = Tanaman Contoh

Table 5. Data intensitas penyakit pada Tanggal 21 November 2013

Tanaman Skor

0 1 2 3 4

TC 1 7 0 2 0 0

TC 2 6 1 0 0 0

TC 3 6 1 0 0 0

Keterangan:

TC = Tanaman Contoh

Table 6. Data intensitas penyakit pada Tanggal 28 November 2013

Tanaman Skor

0 1 2 3 4

TC 1 10 1 2 0 0

TC 2 7 2 0 0 0

TC 3 10 1 0 0 0

Keterangan:

TC = Tanaman Contoh

Page 43: LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI …blog.ub.ac.id/echie/files/2014/02/KRISAN.pdf · jenis warna pada bunganya. ... Daun tanaman krisan pada bagian tepi bercelah atau bergerigi,

4.3 Perhitungan Intensitas Penyakit Setiap Minggu

Rumus Perhitungan :

P = (𝑛 𝑥 𝑣)

𝑉 𝑥 𝑁 𝑥 100 %

P = Persentase kerusakan atau infeksi

n = Jumlah daun dari setiap kategori

v = Harga numerik dari tiap kategori

V = Harga numerik dari kategori yang tertinggi

N = Jumlah daun yang diamati

Tanggal 24 Oktober 2013

TC 1

𝐼𝑃𝑛 𝑥 𝑣

𝑁 𝑥 𝑉 𝑥 100% =

0𝑥2 + 1𝑥0 + 2𝑥1 + 3𝑥0 + (4𝑥1)

4𝑥4𝑥100%

= 37,5%

TC 2

𝐼𝑃𝑛 𝑥 𝑣

𝑁 𝑥 𝑉 𝑥 100% =

0𝑥1 + 1𝑥0 + 2𝑥2 + 3𝑥2 + (4𝑥1)

6𝑥4𝑥100%

= 58,3%

TC 3

𝐼𝑃𝑛 𝑥 𝑣

𝑁 𝑥 𝑉 𝑥 100% =

0𝑥4 + 1𝑥1 + 2𝑥2 + 3𝑥0 + (4𝑥0)

7𝑥4𝑥100%

= 17,8%

Tanggal 30 Oktober 2013

TC 1

𝐼𝑃𝑛 𝑥 𝑣

𝑁 𝑥 𝑉 𝑥 100% =

0𝑥5 + 1𝑥0 + 2𝑥0 + 3𝑥0 + (4𝑥0)

5𝑥4𝑥100% = 0%

TC 2

𝐼𝑃𝑛 𝑥 𝑣

𝑁 𝑥 𝑉 𝑥 100% =

0𝑥4 + 1𝑥0 + 2𝑥0 + 3𝑥0 + (4𝑥0)

4𝑥4𝑥100% = 0%

TC 3

𝐼𝑃𝑛 𝑥 𝑣

𝑁 𝑥 𝑉 𝑥 100% =

0𝑥6 + 1𝑥0 + 2𝑥0 + 3𝑥0 + (4𝑥0)

6𝑥4𝑥100% = 0%

Page 44: LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI …blog.ub.ac.id/echie/files/2014/02/KRISAN.pdf · jenis warna pada bunganya. ... Daun tanaman krisan pada bagian tepi bercelah atau bergerigi,

Tanggal 7 November 2013

TC 1

𝐼𝑃𝑛 𝑥 𝑣

𝑁 𝑥 𝑉 𝑥 100% =

0𝑥4 + 1𝑥0 + 2𝑥0 + 3𝑥0 + (4𝑥0)

4𝑥4𝑥100% = 0%

TC 2

𝐼𝑃𝑛 𝑥 𝑣

𝑁 𝑥 𝑉 𝑥 100% =

0𝑥5 + 1𝑥0 + 2𝑥0 + 3𝑥0 + (4𝑥0)

5𝑥4𝑥100% = 0%

TC 3

𝐼𝑃𝑛 𝑥 𝑣

𝑁 𝑥 𝑉 𝑥 100% =

0𝑥4 + 1𝑥0 + 2𝑥0 + 3𝑥0 + (4𝑥0)

4𝑥4𝑥100% = 0%

Tanggal 14 November 2013

TC 1

𝐼𝑃𝑛 𝑥 𝑣

𝑁 𝑥 𝑉 𝑥 100% =

0𝑥6 + 1𝑥0 + 2𝑥0 + 3𝑥0 + (4𝑥0)

6𝑥4𝑥100% = 0%

TC 2

𝐼𝑃𝑛 𝑥 𝑣

𝑁 𝑥 𝑉 𝑥 100% =

0𝑥5 + 1𝑥0 + 2𝑥1 + 3𝑥0 + (4𝑥0)

6𝑥4𝑥100% = 8,3%

TC 3

𝐼𝑃𝑛 𝑥 𝑣

𝑁 𝑥 𝑉 𝑥 100% =

0𝑥6 + 1𝑥0 + 2𝑥0 + 3𝑥0 + (4𝑥0)

6𝑥4𝑥100% = 0%

Tanggal 21 November 2013

TC 1

𝐼𝑃𝑛 𝑥 𝑣

𝑁 𝑥 𝑉 𝑥 100% =

0𝑥7 + 1𝑥0 + 2𝑥2 + 3𝑥0 + (4𝑥0)

9𝑥4𝑥100%

= 11,1%

TC 2

𝐼𝑃𝑛 𝑥 𝑣

𝑁 𝑥 𝑉 𝑥 100% =

0𝑥6 + 1𝑥1 + 2𝑥0 + 3𝑥0 + (4𝑥0)

7𝑥4𝑥100% = 3,5%

TC 3

𝐼𝑃𝑛 𝑥 𝑣

𝑁 𝑥 𝑉 𝑥 100% =

0𝑥6 + 1𝑥1 + 2𝑥0 + 3𝑥0 + (4𝑥0)

7𝑥4𝑥100% = 3,5%

Page 45: LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI …blog.ub.ac.id/echie/files/2014/02/KRISAN.pdf · jenis warna pada bunganya. ... Daun tanaman krisan pada bagian tepi bercelah atau bergerigi,

Tanggal 28 November 2013

TC 1

𝐼𝑃𝑛 𝑥 𝑣

𝑁 𝑥 𝑉 𝑥 100% =

0𝑥10 + 1𝑥1 + 2𝑥2 + 3𝑥0 + (4𝑥0)

13𝑥4𝑥100% = 12%

TC 2

𝐼𝑃𝑛 𝑥 𝑣

𝑁 𝑥 𝑉 𝑥 100% =

0𝑥7 + 1𝑥2 + 2𝑥0 + 3𝑥0 + (4𝑥0)

9𝑥4𝑥100% = 5,5%

TC 3

𝐼𝑃𝑛 𝑥 𝑣

𝑁 𝑥 𝑉 𝑥 100% =

0𝑥10 + 1𝑥1 + 2𝑥0 + 3𝑥0 + (4𝑥0)

11𝑥4𝑥100%

= 2,2%

4.4 Grafik Presentase Penyakit

4.4.1 Kerusakan Tiap Tanaman Sampel

Gambar 4. Presentase kerusakan pada Tanaman Contoh 1

Gambar 5. Presentase kerusakan pada Tanaman Contoh 2

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

35%

40%

Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4 Minggu 5 Minggu 6

0.00%

10.00%

20.00%

30.00%

40.00%

50.00%

60.00%

70.00%

Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4 Minggu 5 Minggu 6

Page 46: LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI …blog.ub.ac.id/echie/files/2014/02/KRISAN.pdf · jenis warna pada bunganya. ... Daun tanaman krisan pada bagian tepi bercelah atau bergerigi,

Gambar 6. Presentase kerusakan pada Tanaman Contoh 3

4.4.2 Kerusakan Pada Total Tanaman Selama Pengamatan

Gambar 7. Kerusakan Total Tanaman dalam Setiap Minggu

4.5 Pembahasan Intensitas Penyakit

Pada minggu pertama tanaman yang terserang penyakit sangat banyak

dengan presentase 37.7 %, hal ini dikarenakan kondisi tanaman saat kami terima

pada awal penanaman sudah kurang sehat, dilihat dari daun yang layu dan

berbercak. Pada minggu kedua, tanaman sample yang kami tanam pada minggu

pertama mati kemudian kami menyulam nya sehingga presentase penyakit masih

0.00%

2.00%

4.00%

6.00%

8.00%

10.00%

12.00%

14.00%

16.00%

18.00%

20.00%

Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4 Minggu 5 Minggu 6

0.000%

5.000%

10.000%

15.000%

20.000%

25.000%

30.000%

35.000%

40.000%

Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4 Minggu 5 Minggu 6

Page 47: LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI …blog.ub.ac.id/echie/files/2014/02/KRISAN.pdf · jenis warna pada bunganya. ... Daun tanaman krisan pada bagian tepi bercelah atau bergerigi,

0%. Minggu ketiga kami menyulam semua tanaman dengan bibit yang masih

segar sehingga tidak ada penyakit. Minggu selanjutnya minggu keempat mulai

terdapat penyakit pada tanaman sample dengan presentase 8.3%. Presentase

penyakit pada minggu kelima adalah 15.7% dan Minggu keenam adalah 18.2%.

Dengan demikian presentase penyakit pada tanaman sample kami setiap

minggu nya meningkat. Hal ini dikarenakan Penyakit lanas daun Pseudomonas

chicoriiini cepat sekali mengalami perkembangan karena faktor cuaca yang

mendukung perkembangan penyakit lanas daun.

Menurut Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura (2006) menyatakan

bahwa, gejala penyakit ini berupa spot/bercak coklat kehitaman berair pada daun

dan melebar hingga ke seluruh daun. Spot ini perlahan-lahan terpisah seperti

gelombang. Pada stadium serangan lebih lanjut, daun akan berwarna kecoklatan

dan mengering. Bakteri ini menyerang dengan intensitas tinggi bilamana

kelembaban lingkungan pertanaman tinggi seperti pada musim hujan.Bila

serangan sudah parah, penyakit ini dapat mengakibatkan kematian tanaman.

Untuk mengurangi resiko turun nya produksi dari tanaman krisan tersebut,

kami membuang daun yang sudah terkena penyakit sehingga unsur hara dan hasiil

photosintesis yang diserap tanaman langsung menuju daun yang sehat.

4.6 Identifikasi Arthtopoda yang Ditemukan

a. Laba-laba

Kingdom : Animalia

Filum : Arthropoda

Kelas : Arachnida

Ordo : Araneae

Genus : Araneus

Spesies : Araneus diadematus

Peran : Predator

Jumlah : 1 ekor

Ciri-ciri:

- Dua segmen tubuh

- Empat pasang kaki

- Tidak memiliki mulut

pengunyah.

Gambar 8. Laba-laba

Page 48: LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI …blog.ub.ac.id/echie/files/2014/02/KRISAN.pdf · jenis warna pada bunganya. ... Daun tanaman krisan pada bagian tepi bercelah atau bergerigi,

b. Aphid sp

Kingdom: Animalia

Phylum : Arthropoda

Kelas : Insekta

Ordo : Hemiptera

Famili : Aphididae

Genus : Myzus, Aphis, Toxoptera

Spesies : Myzus persicae, Aphis gossypii,

Toxoptera, aurantii, Toxoptera citricidus

Peran : Hama

Jumlah : 2 ekor

Ciri-ciri:

- Tubuh pipih

- Ukuran sangat kecil

- Antenna panjang

4.7 Pembahasan Arthtopoda

a. Laba-laba

Pada pengamatan yang dilakukan dilahan, ditemukan. laba-laba pada

tanaman budidaya. Arthropoda ini berperan sebagai musuh alami dengan

memangsa hama.

Keberadaan predator dalam suatu ekosistem mutlak dibutuhkan untuk

menjaga keseimbangan lingkungan yang ada. Predator merupakan serangga yang

memangsa serangga lain dengan cara menangkap, menghisap cairan atau

memangsa habis seluruh tubuh. Untuk melengkapi daur hidupnya untuk tujuan

kelangsungan hidup, seekor predator memerlukan beberapa bahkan banyak

mangsa.

a. Aphid sp

Pada saat pengamatan dilahan di temukan hama Apid sp. Hama ini yang

menyebabkan daun pada krisan menggulung. Selain itu, kutu juga mengeluarkan

toksin yang menyebabkan tanaman kerdil.

Gambar 9. Aphid sp

(anonym a: 2013)

Page 49: LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI …blog.ub.ac.id/echie/files/2014/02/KRISAN.pdf · jenis warna pada bunganya. ... Daun tanaman krisan pada bagian tepi bercelah atau bergerigi,

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dengan mempelajari aspek HPT maka dapat mempertahankan produksi

tanaman krisan, hal ini disebabkan karena praktikan dapat mempelajari

mengenai hama, penyakit, musuh alami yang terdapat pada tanaman krisan

sekaligus praktikan dapat menerapkan cara pengendalian baik pada hama

maupun penyakit, sehingga dengan adanya teori dan penerapan dari

pengendalian tersebut, produksi dari tanaman krisan dapat dipertahankan.

Page 50: LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI …blog.ub.ac.id/echie/files/2014/02/KRISAN.pdf · jenis warna pada bunganya. ... Daun tanaman krisan pada bagian tepi bercelah atau bergerigi,

DAFTAR PUSTAKA

Abadi, latief, 2003. Ilmu Penyakit Tumbuhan. Bayu Media Publishing. Malang.

Anonim. 2012. Cendawan Entomopatogen Sebagai Calon Bioinsektisida Untuk

Pengendalian Pengisap Polong Pada Kedelai

http://balitkabi.litbang.deptan.go.id

Anonym a. 2013. http://saungsumberjambe.blogspot.com/2011/10/kutu-daun-

aphid-sp.html. diakses tanggal 05 Desember 2013.

Gede Rai Maya Temaja, I. 1998. Pemanfaatan Mikroba Antagonis Sebagai Agen

Pengendalian Penyakit Akar Putih Tanaman Jambu Mete (laporan

penelitian dosen muda). Fakultas Pertanian, Udayana.

Habazar, Trimurti. 2006. Pengendalian Hayati: Hama dan Penyakit Tumbuhan.

Yogyakarta : Kanisius.

Kusnadi. 2005. Pengendalaian Hama Tanpa Pestisida. Bogor: Penebar Swadaya.

Nyoman, Ida.1998. Pengendalian Hama Terpadu. Yogyakarta: UGM Press

Purnomo,Hari.2010. Pengantar Pengendalian Hayati. Yogyakarta: Penerbit Andi

Schlinger, Evert I 1978. Biological Control of Insecta Pert and Weeds. Hallsted :

New York.

Subyakto,2000. OPT Kapas dan Musuh Alami Kapas. Balitlas : Malang

Sutanto, Rachman. 2002. Penerapan Pertanian Organik. Yogyakarta : Kanisius