laporan ptk nurnaningsih
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tugas pokok madrasah adalah menyelenggarakan pendidikan pada
madrasah dengan hasil yang sesuai sebagaimana diharapkan masyarakat. Masyarakat
menghendaki lulusan madrasah yang ingin melanjutkan pendidikan ke perguruan
tinggi, bisa diterima di perguruan tinggi negeri yang baik dan bagi yang ingin bekerja
bisa mendapatkan pekerjaan yang layak. Untuk itu, siswa madrasah di berikan semua
mata pelajaran yang diajarkan di sekolah umum dan dengan menambah pelajaran
Agama Islam yang lebih banyak.
Ada sejumlah madrasah yang telah mampu memenuhi harapan masyarakat
dan mengungguli mutu yang dicapai sekolah umum. Namun, secara jujur disadari
bahwa sebagian besar madrasah belum bisa memenuhi harapan masyarakat dan mutu
pelajaran umum masih tertinggal dari sekolah. Banyak faktor yang menyebabkan
adanya kesenjangan antara harapan masyarakat dengan hasil yang dilahirkan
madrasah serta kesenjangan antara mutu madrasah dan sekolah. Salah satu penyebab
utamanya adalah rendahnya kompetensi guru di bidang materi yang diajarkan kepada
siswa di madrasah.
Agar madrasah secara bertahap mampu memenuhi harapan masyarakat dan
mengurangi kesenjangan antara mutu pendidikan madrasah dengan sekolah umum.
Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan meningkatkan kompetensi guru di
bidang substansi materi yang diajarkan.
Salah satu perkembangan umum yang memprihatinkan di masyarakat Islam
Indonesia belakangan ini adalah makin kuatnya kecenderungan meninggalkan akhlak
ketika menghadapi perbedaan dalam paham keagamaan.
Masalah aqidah adalah masalah yang paling penting dalam kehidupan
seorang muslim. Ia merupakan asas atau tapak bagi pembangunan Islam. Dewasa ini
kita lihat banyak penyelewengan terjadi dari segi pemikiran, perkataan maupun
1
tingkah laku. Kesemuanya bermula dari minimnya pemahaman aqidah Islam secara
mendalam.
Islam merupakan agama yang menghendaki kebersihan lahiriah sekaligus
batiniah. Hal ini tampak misalnya melalui keterkaitan erat antara niat (aspek esoterik)
dengan beragam praktek peribadatan seperti wudhu, shalat dan ritual lainnya (aspek
eksoterik). Tasawuf merupakan salah satu bidang kajian studi Islam yang
memusatkan perhatiannya pada upaya pembersihan aspek batiniah manusia yang
dapat menghidupkan kegairahan akhlak yang mulia. Pentingnya pemahaman yang
benar dan tidak menyimpang tentang tasawuf dengan sendirinya akan membentuk
pribadi sebagai insan kamil dengan akidah yang teguh
Fungsi madrasah sebagai salah satu lembaga pendidikan yang diharapkan
dapat memberikan bekal pada peserta didik untuk mencapai taraf pendidikan luqman
atau pendidikan yang menyeluruh dan lengkap meliputi asas-asas aqidah, ibadat,
akhlak dan dakwah.
Untuk memenuhi tuntutan yang mendasar dan begitu penting dalam
kehidupan khususnya pembentukan moral peserta didik sebagai generasi penerus
dimasa depan seorang guru Madrasah khususnya bidang studi Aqidah Akhlak tidak
hanya dituntut menguasai materi pembelajaran saja namun juga bertanggungjawab
secara moral dengan berusaha semaksimal mungkin untuk menjadi teladan bagi
peserta didik. Dan siswa sebagai peserta didik juga dituntut untuk menguasai dan
memahami dengan baik setiap materi pembelajaran yang diberikan di madrasah.
Dalam penelitian ini peneliti memilih judul ”Memahami Pengertian
Tasawuf dengan Menggunakan Metode Scramble pada Siswa Kelas XI IPS 2 MAN
Baturaja” untuk mengetahui sejauh mana pengaruh pemilihan metode pembelajaran
yang digunakan dengan tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang diberikan.
B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan permasalahan dalam penelitian ini yaitu
1. Bagaimana pengaruh penguasaan materi terhadap pelaksanaan proses
pembelajaran di kelas?
2
2. Apakah pemilihan metode pembelajaran mempengaruhi tingkat pemahaman
siswa terhadap materi yang diberikan?
C. Maksud dan Tujuan
1. Maksud
Penelitian dimaksudkan untuk membantu peningkatan kualitas sumberdaya
guru sebagai tenaga kependidikan dalam rangka pengembangan mutu
madrasah guna menghasilkan siswa terdidik yang berakhlak.
2. Tujuan
1. Meningkatkan profesionalitas dan kompetensi guru bidang studi;
2. Mengurangi angka mismatch dan un-qualified guru madrasah;
3. Meningkatkan rasa percaya diri dan kapabilitas guru sebagai pendidik;
4. Meningkatkan pelayanan pendidikan yang terbaik dan bermutu bagi
peserta didik dan masyarakat luas;
5. Meningkatkan kesejahteraan guru dalam rangka pengembangan peran
sosial guru pada masyarakat global.
D. Manfaat Penelitian
Terhadap studi yang dilakukan, peneliti mengharapkan hasil penelitian ini
dapat memberikan manfaat bagi:
1. Peningkatan pengetahuan siswa dalam mata pelajaran Akidah Akhlak dengan
menggunakan metode pembelajaran yang menarik dan efektif.
2. Hasil penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan pemikiran bagi
sekolah, dunia pendidikan, dan guru bidang studi Akidah Akhlak.
3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Islam dan Tuntutan Islam dalam Kehidupan Manusia
1. Pengertian Islam
Agama Islam adalah agama yang sesuai dengan fitrah manusia, baik
dalam hal ‘aqidah, syari’at, ibadah, muamalah dan lainnya. Allah Allah Azza wa
Jalla menyuruh manusia untuk menghadap dan masuk ke agama fitrah. Allah
Allah Azza wa Jalla berfirman. "“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus
kepada agama (Islam); (sesuai) fitrah Allah yang Dia telah menciptakan manusia
menurut (fitrah) itu. Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah. (Itulah) agama
yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui". Nabi Muhammad
Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tidaklah seorang bayi dilahirkan kecuali
dalam keadaan fitrah, maka kedua orang tuanyalah yang men-jadikannya Yahudi,
Nasrani, atau Majusi". Tidak mungkin, Allah Allah Azza wa Jalla yang telah
menciptakan manusia, kemudian Allah Allah Azza wa Jalla memberikan beban
kepada hamba-hamba-Nya apa yang mereka tidak sanggup lakukan.
Islam adalah mengakui dengan lisan, meyakini dengan hati dan berserah
diri kepada Allah Azza wa Jalla atas semua yang telah di-tentukan dan
ditakdirkan.
Islam adalah agama yang memiliki banyak keutamaan yang agung dan
membuahkan hal-hal yang terpuji dan hasil-hasil yang mulia. Di antara
keutamaan dan keindahan Islam adalah. Apabila seseorang masuk Islam
kemudian baik ke-Islamannya, maka ia tidak disiksa atas perbuatannya pada
waktu dia masih kafir, bahkan Allah Azza wa Jalla akan melipatgandakan pahala
amal-amal kebaikan yang pernah dilakukannya. (Prinsip Dasar Islam dalam
Almanhaj.or.id, 08/04/2009:16.10)
4
2. Tuntutan Islam dalam Kehidupan Kita sebagai Manusia dalam Aqidah,
Ibadah dan Akhlak
Diantara tuntutan-tuntutan Islam terhadap kita sebagai manusia
(najahudin.8m.com/akidah.html, 08/04/2009:13.10)
a. Tuntutan Islam dalam Aqidah Kita
1) Aqidah yang benar dan sah adalah menjadi syarat pertama kepada
pengakuan seseorang yang telah menerima Islam sebagai agama yang
mengatur hidupnya.
2) Untuk menjadikan aqidah kita aqidah yang benar-benar diiktiraf
sebagai aqidah seorang muslim, perlulah kita meyakini pencipta alam
sejagat ini ialah Allah Yang Maha Bijaksana, Maha Mengetahui dan
tidak memerlukan pertolongan orang lain.
3) Kita harus yakin bahwa penciptaan dan mengatur ketentuan atau
undang-undang-Nya adalah hak mutlak Allah dan ini berarti kita
sebagai manusia tidak boleh melewati dan melanggar undang-
undangNya atau dalam arti kata yang lain membuat dan mengatur
undang-undang yang berdasarkan akal fikiran kita sendiri dalam hal
yang tidak diizin oleh Allah.
4) Kita hendaknya mengabdikan diri hanya kepada Allah dan tidak
menyekutukanNya dengan sesuatu yang lain. Hendaklah kita merasa
takut semata-mata kepada Allah dan tidak takut kepada yang selain
daripadaNya.
5) Untuk memperoleh aqidah yang benar, kita hendaklah sentiasa
bermuqarabah (mendekatkan diri) terhadap Allah dan merasakan
Allah melihat, mendengar dan mengetahui apa yang kita lakukan,
sama ada dalam keadaan terang atau pun tersembunyi.
5
b. Tuntutan Islam dalam Ibadah Kita
1) Ibadah dalam Islam adalah merupakan kepatuhan seorang hamba
kepada Allah.
2) Sesungguhnya Islam menuntut seluruh kehidupan ini hendaklah
berjalan di dalam rangka ibadat dan pengabdian hanya kepada Allah
dan bukan kepada manusia.
Firman Allah,
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan untuk mengabdikan diri (kepadaKu)”(51:56)
3) Kita melakukan ibadah kepada Allah seolah-olah kita melihatNya dan
kalau kita tidak melihatNya, kita yakin bahwa Allah melihat apa yang
kita perbuat.
4) Ibadah kita hendaklah benar-benar khusyuk sehingga kita dapat
merasakan berhubungan dengan Allah dan merasakan kenikmatan
dalam ibadah yang kita kerjakan.
c. Tuntutan Islam dari Sudut Akhlak dan Kepribadian
1) Akhlak yang mulia adalah merupakan matlamat asasi bagi risalah
Islam. Sabda Rasulullah, yang artinya:
“Sesungguhnya aku diutuskan untuk menyempurnakan akhlak yang mulia”
2) Akhlak yang mulia juga merupakan tanda daripada iman yang
sebenar. Tidak ada nilai bagi iman yang tidak disertai oleh akhlak
yang mulia.
3) Akhlak juga merupakan amal yang paling berat yang akan diletakkan
dalam neraca hamba pada hari kiamat kelak.
6
4) Antara akhlak yang terpuji dan mulia itu ialah bersifat wara’, sentiasa
menundukkan pandangan dari perkara-perkara yang haram,
memelihara lidah daripada berkata-kata tentang perkara-perkara yang
tidak berfaedah, bersifat malu sekiranya tidak melaksanakan perintah
Allah bukan kepada manusia malah yang lebih utama untuk rasa malu
ialah kepada Allah, lemah-lembut dan penyabar, bersifat benar,
amanah dan jujur, tawaduk (merendah diri), bersifat pemurah dan
lain-lain lagi.
Islam memerintahkan kita agar bertauhid secara murni (beribadah hanya
kepada Allah Azza wa Jalla saja, tidak kepada yang selain-Nya), ber‘aqidah yang
benar sesuai dengan pemahaman para Shahabat karena yang demikian itu dapat
membawa kepada ketentraman hati. ‘Aqidah yang diajarkan Islam dapat
menjadikan mulia, menampakkan harga diri dan memberikan kelezatan iman.
Islam memerintahkan agar berbakti kepada kedua orang tua, menghubungkan
silaturahmi dan menghormati tetangga. Islam mengajarkan agar berbuat dan
berupaya untuk memenuhi dan membantu kebutuhan-kebutuhan kaum Muslimin
dan meringankan beban kesengsaraan mereka. Islam menganjurkan terlebih
dahulu memberi ucapan salam kepada setiap muslim yang kita jumpai dan
menolong kaum Muslimin. (Prinsip Dasar Islam dalam Almanhaj.or.id,
08/04/2009:16.10)
Islam sebagai agama tidak hanya berwajah lahiriah, tapi juga bernuasa
rohani. Dalam kajian ushuluddin (pokok-pokok ajaran Islam), ilmu yang
mempelajari aspek lahiriah disebut syariah atau fiqh. Sedangkan aspek ruhani
disebut ilmu tasawuf atau spiritualitas Islam. (Sahidin dalam
lateralbandung.wordpress.com, 08/04/2009:18.08)
7
B. Pengertian Tasawuf
Menurut Idris (ringinsemar.net, 8/4/9:14:15) pengertian tasawuf merujuk
pada dua hal: (1) penyucian jiwa (tazkiyatun-nafs) dan (2) pendekatan diri
(muraqabah) kepada Allah.
Tasawuf secara sederhana dapat diartikan sebagai usaha untuk
menyucikan jiwa sesuci mungkin dalam usaha mendekatkan diri kepada Tuhan
sehingga kehadiran-Nya senantiasa dirasakan secara sadar dalam kehidupan.
(Tanjung, 2004:39).
Menurut bahasa (etimologi) terdapat sejumlah kata atau istilah yang
dhubungkan oleh para ahli untuk menjelaskan kata tasawuf diantaranya ahl al
suffah yaitu orang-orang yang ikut pindah dengan Rasulullah saw dari Mekah ke
Madinah mereka berhati dan berakhlak mulia yang merupakan sebagian dari sifat
kaum sufi (orang-orang yang hati dan jiwanya suci bersih dan disinari cahaya
hikmah, tauhid dan kesatuan dengan Allah SWT), saf (barisan), shafa’ (suci
bersih) yakni orang-orang yang menyucikan hati dan jiwanya karena Allah,
Sophos (kebijaksanaan). (Idris dalam ringinsemar.net, 8/4/9:14:15)
Dengan demikian dapat dipahami bahwa Tasawuf adalah sikap mental
yang selalu memelihara kesucian diri, beribadah, hidup sederhana, rela berkorban
untuk kebaikan dan selalu bersikap bijaksana. (Rohman, 2008:75)
C. Fungsi dan Penerapan Tasawuf dalam Kehidupan Modern serta Hukum
Mempelajarinya
Fungsi ilmu Tasawuf adalah untuk mensucikan batin agar dalam
bermusyahadah kepada Allah semakin kuat, maka kedudukan ilmu tasawuf
diantara ajaran Islam merupakan induk dari semua ilmu. (Tanjung, 2004:55)
Sahidin (lateralbandung.wordpress.com,08/04/2009:18.08) menjelaskan
fungsi tasawuf dalam hidup adalah menjadikan manusia berkeperibadian yang
8
shalih dan berperilaku baik dan mulia serta ibadahnya berkualitas. Mereka yang
masuk dalam sebuah tharekat atau aliran tasawuf dalam mengisi kesehariannya
diharuskan untuk hidup sederhana, jujur, istiqamah dan tawadhu.
Dalam kehidupan modern, tasawuf menjadi obat yang mengatasi krisis
kerohanian manusia modern yang telah lepas dari pusat dirinya, sehingga ia tidak
mengenal lagi siapa dirinya, arti dan tujuan dari hidupnya. Ketidakjelasan atas
makna dan tujuan hidup ini membuat penderitaan batin. Maka lewat spiritualitas
Islam ladang kering jadi tersirami air sejuk dan memberikan penyegaran serta
mengarahkan hidup lebih baik dan jelas arah tujuannya.
Manfaat tasawuf bukannya untuk mengembalikan nilai kerohanian atau
lebih dekat pada Allah, tapi juga bermanfaat dalam berbagai bidang kehidupan
manusia modern. Apalagi dewasa ini tampak perkembangan yang menyeluruh
dalam ilmu tasawuf dalam hubungan inter-disipliner.
Budhi Munawar Rachman, pakar agama dari Universitas Paramadina
Mulya, Jakarta dalam Sahidin (lateralbandung.wordpress.com,08/04/2009:18.08)
menyebutkan beberapa contoh penerapan atau hubungan tasawuf dengan ilmu-
ilmu sekuler. Misalnya, pertemuan tasawuf dengan fisika atau sains modern yang
holistik, akan membawa kepada kesadaran arti kehadiran manusia dan tugas-
tugas utamanya di muka Bumi—segi yang kini disebut The Anthropic Principle;
pertemuan tasawuf dengan ekologi yang menyadarkan mengenai pentingnya
kesinambungan alam ini dengan keanekaragaman hayatinya, didasarkan pada
paham kesucian alam; pertemuan tasawuf dengan penyembuhan alternatif yang
memberikan kesadaran bahwa masalah kesehatan bukan hanya bersifat fisikal,
tetapi ada persoalan ruhani dan juga memberikan visi keruhanian untuk
kedokteran; pertemuan tasawuf dengan psikologi baru yang menekankan segi
transpersonal; dan lain-lainnya. Jadi, tasawuf dalam kehidupan sangat bermanfat
dan menjadikan hidup lebih bermakna, ada arahan yang jelas, dan
menyelamatkan manusia dari kemaksiatan.
9
D. Pengertian Metode Pembelajaran Scramble
Belajar atau pembelajaran adalah merupakan sebuah kegiatan yang wajib
kita lakukan dan kita berikan kepada anak-anak kita. Karena ia merupakan kunci
sukses untuk menggapai masa depan yang cerah, mempersiapkan generasi bangsa
dengan wawasan ilmu pengetahuan yang tinggi. Yang pada akhirnya akan
berguna bagi bangsa, negara, dan agama. Melihat peran yang begitu vital, maka
menerapkan metode yang efektif dan efisien adalah sebuah keharusan. Dengan
harapan proses belajar mengajar akan berjalan menyenangkan dan tidak
membosankan.
Metode Pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata
dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. (smacepiring.wordpress.com,
08/04/2009:18.33)
Metode Scramble merupakan salah satu metode pembelajaran dilakukan
dengan membagikan lembar kerja yang diisi siswa.
Langkah-langkah:
1. Guru menyajikan materi sesuai topik.
2. Membagikan lembar kerja dengan jawaban yang diacak susunannya.
Kelebihan:
1. Memudahkan mencari jawab.
2. Mendorong siswa untuk belajar mengerjakan soal tersebut.
Kekurangan:
1. Siswa kurang berpikir kritis.
2. Bisa saja mencontek jawaban teman lain.1
1 Wina Senjaya. 2008. Strategi Pembelajaran; Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Hal:52.
10
BAB III
PELAKSANAAN DAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
A. Subjek Penelitian
Penulis melakukan penelitian di Kelas XI IPS 2 Madrasah Aliyah Negeri
(MAN) Baturaja Semester II. Adapun identitas dari subjek penelitian yang akan
dilaksanakan adalah sebagai berikut:
1. Lokasi
Penelitian ini dilakukan pada MAN Baturaja yang beralamat di Jl. DR. Moh
Hatta Kelurahan Sukaraya Kecamatan Baturaja Timur Kabupaten Ogan
Komering Ulu.
2. Waktu
Kegiatan penelitian ini dilakukan dalam 2 (dua) siklus yang dilaksanakan
pada hari Selasa tanggal 24 Februari 2009 dan 04 Maret 2009 pada jam
pelajaran Akidah Akhlaq masing-masing selama 2x45 menit (2 jam
pelajaran).
3. Kelas dan Karakteristik Siswa
Penelitian ini dilakukan terhadap siswa kelas XI IPS 2 sebanyak 36 orang
terdiri dari 20 laki-laki dan 16 perempuan.
B. Deskripsi Per Siklus
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode naturalistik.
Menurut Dzaki (penelitiantindakankelas.blogspot.com, 08/04/2009:20.03)
yang merupakan beberapa ciri metode penelitian naturalistik yaitu sumber data
ialah situasi wajar atau “natural setting”. Peneliti mengumpulkan data
berdasarkan observasi situasi yang wajar, sebagaimana adanya, tanpa dipengaruhi
dengan sengaja. Peneliti sebagai instrumen penelitian dimana pengamatan atau
11
wawancara yang tak terstruktur dilakukan sendiri, tidak menggunakan alat seperti
tes, angket. Sangat deskriptif karena data harus dikumpulkan sebanyak-
banyaknya yang dituangkan dalam bentuk laporan. Karena itu peneliti harus
terjun langsung ke lapangan untuk mengadakan observasi atau wawancara.
Subjek yang diteliti dianggap mempunyai kedudukan yang sama dengan peneliti,
bukan sebagai objek penelitian. Ia datang kepadanya sebagai seorang yang
sedang belajar. Tidak menggunakan sampling random/acak dan tidak
menggunakan populasi dan sampel yang banyak. Sampel tidak banyak yang
dipilih berdasarkan tujuan (purpose) penelitian. Partispasi tanpa mengganggu,
karena penelitian harus berlangsung wajar, apa adanya, natural. Peneliti tidak
boleh menonjolkan diri dalam penelitiannya sehingga mengganggu kewajaran
situasi yang sedang diamatinya. Mengadakan analisis sejak awal penelitian, dan
selanjutnya sepanjang penelitian itu berlangsung. Analisis dengan sendirinya
dimunculkan setiap saat, bila peneliti menafsirkan data yang diperolehnya.
Desain penelitian tampil dalam proses penelitian, karena perencanaan penelitian
naturalistik tidak dapat dibuat rinci, lengkap dan pasti saat awal penelitian. Oleh
sebab itu dalam rancangan penelitian tidak ada langkah-langkah yang jelas dan
tegas.
Siklus I
1. Persiapan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan diri dengan penguasaan materi
yang diupayakan semaksimal mungkin agar tidak terjadi kendala pada saat
pelaksanaan penelitian tindakan kelas selama proses pembelajaran
berlangsung. Sebagai bahan acuan pembelajaran dalam rangka pengumpulan
data maka peneliti membuat rencana pembelajaran dan memberikan
penilaian di akhir pelaksanaan setiap siklus peneliti.
12
2. Pelaksanaan
Proses pelaksanaan pembelajaran diawali dengan absensi dan
apersepsi terhadap materi yang akan disampaikan. Selanjutnya peneliti
memberikan penjelasan singkat tentang pengertian tasawuf yang menjadi
bahasan materi dalam penelitian ini.
Peneliti memberikan kesempatan bertanya kepada siswa berkenaan
dengan materi pembelajaran yang baru dijelaskan, memberikan penjelasan
atas pertanyaan yang diajukan. Kemudian peneliti memberikan beberapa
pertanyaan dan meminta beberapa siswa untuk menjawabnya.
Untuk menciptakan suasana belajar yang menarik dengan waktu yang
cukup singkat maka peneliti membagi kelas menjadi 6 kelompok masing-
masing terdiri dari 6 orang, kemudian membagikan Lembar Kerja Siswa
(LKS) kepada setiap kelompok. Setiap kelompok melakukan diskusi untuk
mengisi LKS yang diberikan. Selama diskusi berlangsung peneliti melakukan
pengamatan terhadap keefektifan metode pembelajaran yang dipergunakan
terhadap keaktifan dikelas.
Mengumpulkan hasil kerja kelompok dan meminta siswa kembali
ketempat semula, menyimpulkan materi pembelajaran yang telah
disampaikan dan memberikan evaluasi guna memperoleh data numerik
sebagai hasil dalam penelitian pada siklus I.
3. Analisis atau Refleksi
Dari pengamatan yang dilakukan peneliti pada siklus I pemahaman
siswa terhadap materi yang diberikan menunjukkan hasil yang cukup,
ditunjukkan dengan perolehan nilai rata-rata kelas melebihi 6,5. Untuk
mendapat hasil penelitian sebagaimana diharapkan, peneliti melakukan
pengamatan kembali dengan materi dan metode yang sama pada siklus II.
13
Siklus II
1. Persiapan
Berdasarkan hasil penelitian pada siklus I, peneliti mempersiapkan
langkah-langkah untuk melakukan pengamatan kembali tanpa mengganggu
proses belajar mengajar sebagaimana biasa (saat tidak melakukan penelitian)
dengan lebih memperhatikan keefektifan metode scramble terhadap
penguasaan materi oleh siswa dan keaktifan siswa pada saat proses
pelaksanaan pembelajaran.
2. Pelaksanaan
Proses pelaksanaan pembelajaran pada siklus II diawali dengan
absensi dan apersepsi terhadap materi yang akan disampaikan. Selanjutnya
peneliti mengingatkan kembali materi yang telah disampaikan pada siklus
sebelumnya.
Peneliti membagi kelas menjadi 6 kelompok masing-masing terdiri
dari 6 orang, kemudian memberikan kesempatan bertanya kepada siswa
berkenaan dengan materi pembelajaran, dan meminta siswa yang lain untuk
menjawab pertanyaan yang diajukan temannya dengan memberikan
penjelasan atas jawaban tersebut baik secara pribadi ataupun secara
kelompok. Peneliti mengarahkan siswa dalam penjelasannya.
Untuk menciptakan suasana belajar yang menarik dengan waktu yang
tersisa masing-masing kelompok diberikan 1 (satu) Lembar Kerja Siswa
(LKS) untuk diisi berdasarkan diskusi kelompok. Selama diskusi berlangsung
peneliti melakukan pengamatan terhadap keefektifan metode pembelajaran
yang dipergunakan terhadap keaktifan dikelas.
Mengumpulkan hasil kerja kelompok dan bersama siswa membuat
kesimpulan dari materi pembelajaran yang telah dilaksanakan. Kemudian
14
meminta siswa kembali ketempat semula, memberikan evaluasi guna
mengetahui tingkat keberhasilan dalam penelitian yang dilakukan.
3. Analisis dan Refleksi
Hasil pembelajaran pada siklus II ini menunjukkan bahwa tingkat
pemahaman siswa terhadap materi yang diberikan bisa dikatakan baik karena
mencapai angka diatas 7,0 yaitu 7,4.
Penggunaan metode pembelajaran scramble dalam penyampaian
materi tasawuf efektif digunakan karena dengan metode ini penguasaan siswa
terhadap istilah-istilah yang terdapat pada materi ini memudahkan siswa
dalam memahami isi materi yang peneliti sampaikan.
15
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Dari pengamatan yang dilakukan diperoleh hasil penelitian pada siklus I
menunjukkan adanya kemajuan siswa dalam memahami materi yang
disampaikan jika dibandingkan dengan pembelajaran pada jam pelajaran biasa
(tidak sebagai objek penelitian).
Selama proses pelaksanaan pembelajaran pada siklus I penerapan metode
pembelajaran scramble menunjukkan hasil yang cukup baik berdasarkan
pengamatan terhadap perilaku siswa selama pembelajaran berlangsung, tampak
hanya beberapa siswa yang kurang aktif dan nilai rata-rata kelas dari hasil
evaluasi pada siklus I ini mencapai nilai diatas 6,5.
Pada siklus II peneliti melihat bahwa siswa kelas XI IPS 2 cukup antusias
mengikuti proses pembelajaran, keaktifan siswa sudah bisa dikatakan 100%. Pada
siklus sebelumnya siswa terlihat malu-malu mengajukan pertanyaan dan takut
memberikan jawaban karena tidak bisa memberikan alasan yang tepat atas
jawabannya. Sedangkan pada siklus II sikap kritis siswa tampak dari adanya
pertanyaan-pertanyaan spontan menanggapi jawaban yang diuraikan oleh
temannya. Dari hasil evaluasi juga menunjukkan hasil memuaskan dilihat dari
peningkatan nilai rata-rata kelas yang mencapai 7,4 dan frekuensi perolehan nilai
terendah yaitu hanya 6 orang siswa (38,9) yang mendapat nilai < 7,0.
Hal ini menunjukkan bahwa metode pembelajaran Scramble yang dipilih
dalam menyampaikan materi Aqidah Akhlak tentang Tasawuf efektif
dipergunakan, karena dengan mengetahui dan memahami arti dari istilah-istilah
yang terdapat pada materi pembelajaran dimaksud akan memudahkan daya serap
atau siswa terhadap materi pembelajaran yang diberikan.
16
B. Pembahasan
Pada Penelitian Tindakan Kelas (PTK) hasil evaluasi pada siklus I dan II
dapat dilihat dari tabel berikut.
Tabel. 1Nilai Evaluasi Penelitian Tindakan Kelas pada
Mata Pelajaran Aqidah Akhlak
NO NAMANILAI
SIKLUS I SIKLUS II1 AHMAD AMIN 6,0 7,02 ALI ROBERT 7,0 7,03 ARIAN SAPUTRA 7,0 7,54 ARY 6,0 7,05 ASRI RIANTONO 6,0 6,56 DARMAN 8,5 9,07 DEWI PURWATI 6,0 7,08 DIANA SARI 7,0 7,59 DWI ASTUTI 7,0 8,010 HARYANTO PURNOMO 6,5 7,011 ERISTA 6,5 6,512 HIDAYATULLAH FATJI 7,0 7,513 HOIRUL ADHA 7,5 8,014 ISMANIAH 5,0 6,015 JAMURILAH 7,0 7,016 JENI ARIANI 7,0 7,517 JULIAN ROMI 7,0 8,018 LENI AZIZAH 5,5 6,519 MAILAN ASTUTI 5,5 6,020 MIKI ANJAR WULAN 6,0 7,021 MEISELA 6,5 7,022 MUSTOPA 7,0 7,023 NEPI PUSPITASARI 7,0 7,524 NURZAKIAH 8,0 8,525 OKTA APRIADI 7,0 8,026 RENI 8,0 8,027 REVINALDI 8,0 8,528 RONI ARDINATA 7,5 7,529 RUDI HARTONO 6,5 7,030 RIZKI ATIKA 6,0 6,531 SEPTIAN MAULANA 7,0 8,032 SIRHAN BUKHARA 6,0 7,033 SUSNITA 7,0 7,534 TRI PEBRIANI 7,0 8,035 YUDHI 7,5 8,036 YUSNI HAYATI 8,0 9,0
JUMLAH 245,0 266,5RATA-RATA 6,8 7,4
17
Dari evaluasi tersebut diketahui adanya peningkatan nilai rata-rata kelas
sebagai salah satu indikator yang menunjukkan bahwa adanya peningkatan
pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran yang diberikan, demikian juga
pada perolehan nilai tertinggi maupun terendah.
Tabel. 2Rekapitulasi Nilai Siswa Kelas XI IPS 2 pada Penelitian Tindakan Kelas
Mata Pelajaran Aqidah Akhlak
NILAISIKLUS I SIKLUS II
ANGKA % FREK ANGKA % FREK
TERTINGGI 8,5 2,8 9,0 5,6
TERENDAH 5,0 2,8 6,0 5,6
RATA-RATA 6,8 7,4
Dari tabel diatas perolehan nilai tertinggi pada siklus I mencapai 8,5
dengan persentase frekuensi sebesar 2,8% dan pada siklus II perolehan nilai
tertinggi mengalami peningkatan yaitu 0,5 point menjadi 9,0 dengan persentase
frekuensi mencapai 5,6%. Nilai terendah pada siklus I yaitu 5,0 sedangkan pada
siklus II meningkat menjadi 6,0 dan nilai rata-rata kelas meningkat sebesar 0,6
dari 6,8 pada siklus I menjadi 7,4 pada siklus II.
Lebih jelas peningkatan nilai hasil evaluasi ini dapat dilihat pada grafik
dibawah ini.
Grafik. 1Perolehan Nilai Siswa Kelas XI IPS 2
18
Berdasarkan frekuensi dan persentasi perolehan nilai sebagaimana
peneliti sajikan pada tabel dibawah ini.
Tabel.3Frekuensi dan Persentasi Nilai
NilaiSiklus I Siklus II
Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase
< 7,0 14 38,9 6 16,7
7,0 - 8,0 21 58,3 26 72,2
> 8,0 - 10 1 2,8 12 33,3
36 100 36 100
Dari tabel diatas siswa yang mendapat nilai < 7,0 pada siklus I sebanyak
14 orang siswa atau sebesar 38,9% dari 36 siswa dan pada siklus II mengalami
penurunan frekuensi menjadi 6 orang atau 16,7%. Siswa yang memperoleh nilai
dalam skala 7,0 – 8,0 pada Siklus I sebanyak 21 orang atau sebesar 58,3% dan
pada siklus II sebanyak 26 orang siswa atau sebesar 72,2%. Sedangkan dalam
skala > 8,0 – 10 pada siklus I hanya diperoleh oleh 1 orang atau 2,8% sedangkan
pada siklus II menunjukkan kemajuan menjadi 12 orang atau sebesar 33,3%.
Grafik. 2Frekuensi Nilai Siswa Kelas XI IPS 2
Pada Penelitian Tindakan Kelas
19
Dari uraian-uraian diatas menunjukkan adanya kemajuan siswa dalam
memahami materi pembelajaran yang diberikan melalui penggunaan metode
pembelajaran scramble.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
penulis lakukan terhadap siswa kelas XI IPS 2 pada tanggal 24 Februari 2009 dan 04
Maret 2009 dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Seorang guru yang profesional dituntut untuk bisa memberikan pembelajaran
yang terbaik yang bisa meningkatkan kemampuan anak didik dalam memahami
dan menguasai pelajarannya dengan baik dan bisa mengarahkan perilaku (moral)
anak didik ke arah yang positif di masa depannya.
2. Adanya persiapan dan perencanaan yang matang oleh guru sebelum memulai
pembelajaran akan meningkatkan kualitas pembelajaran yang diberikan kepada
siswa karena dari persiapan dan perencanaan yang terstruktur maka kesalahan
dan kekurangan pada saat pelaksanaan pembelajaran bisa dikoreksi pada
pembelajaran berikutnya.
20
3. Penguasaan materi yang baik serta penggunaan metode dan media pembelajaran
yang tepat mempermudah siswa dalam penguasaan dan pemahaman materi yang
diberikan serta dapat menumbuhkan kreatifitas dan keaktifan siswa pada saat
pembelajaran.
Hasil PTK dari siklus I dan siklus II adanya kemajuan siswa dalam
memahami materi pembelajaran dan perilaku aktif yang positif selama pembelajaran
menunjukkan antusias belajar siswa yang semakin membaik.
B. Saran
Sebagai guru sebaiknya pandai membaca karakteristik siswa guna
menentukan metode pembelajaran yang tepat untuk digunakan dalam
pembelajaran materi yang akan disampaikan kepada siswa, karena sebagai guru
tidak hanya memiliki tanggung jawab sebatas nilai kualitatif siswa tetapi juga
terhadap nilai sosial atau perilaku siswa dimasa mendatang.
Penelitian seperti ini harus terus-menerus dilakukan dalam pembelajaran.
Dengan demikian, guru akan memiliki kemampuan yang profesional guna
meningkatkan kualitas mengajar dan siswa dapat meningkatkan penguasaan dan
pemahamannya terhadap materi pembelajaran yang diberikan.
21
DAFTAR PUSTAKA
Dzaki, Muhammad Faiq. Penelitiantindakankelas.08/04/2009.20:03.
Idrus. Ringinsemar.net/?p=53.08/04/2009.14:15.SNajahudin.8m.com/akidah.html, 08/04/2009.13:10.
Rohman, Peng Roli Abdul. 2008. Menjaga Akidah & Akhlak Jilid 2 untuk Kelas X1 Madrasah Aliyah. Solo: PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
Sahidin, Ahmad. 2008. Tasawuf, Langkah Menuju Kebahagiaan Ruhani. Lateralbandung.wordpress.com.08/04/2009.18:08.
Tanjung, Hasan Basri. 2004. Materi Kuliah Ilmu Tasauf. Fakultas Studi Islam: Universitas Djuanda.
22