laporan resmi fisiologi leukosit

30
LAPORAN RESMI PRATIKUM FISIOLOGI PEMERIKSAAN HITUNG DAN JENIS LEUKOSIT NAMA : AGUSTINUS RUDOLF PHYMA NIM : 41100087 HARI/TANGGAL : KAMIS, 17 MARET 2011 ASISTEN : DIAN CANDRA DEWI , S.SI PROGRAM STUDI KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN DUTA WACANA YOGYAKARTA 1

Upload: agustinus24

Post on 13-Dec-2015

75 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN RESMI Fisiologi Leukosit

LAPORAN RESMI PRATIKUM FISIOLOGI

PEMERIKSAAN HITUNG DAN JENIS LEUKOSIT

NAMA : AGUSTINUS RUDOLF PHYMA

NIM : 41100087

HARI/TANGGAL : KAMIS, 17 MARET 2011

ASISTEN : DIAN CANDRA DEWI , S.SI

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN

UNIVERSITAS KRISTEN DUTA WACANA

YOGYAKARTA

2011

1

Page 2: LAPORAN RESMI Fisiologi Leukosit

BAB IPENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Darah merupakan komponen yang memainkan peranan penting dalam tubuh manusia. Darah berperan dalam mengalirkan oksigen ke seluruh tubuh, mengirimkan nutrisi yang dibutuhkan oleh sel-sel dan menjadi benteng pertahanan terhadap virus dan infeksi.

Darah terdiri atas sel darah merah, sel darah putih dan keping darah. Sel darah putih atau lekosit dapat berupa leukosit granuler dan agranuler. Terdapat dua jenis leukosit agranuler yaitu limfosit dan monosit sedangkan lekosit granuler terdiri dari Neutrofil, Basofil, dan Asidofil (atau eosinofil).

Leukosit mempunyai peranan dalam pertahanan seluler dan humoral organisme terhadap zat-zat asing. Kekurangan ataupun kelebihan salah satu jenis leukosit di dalam tubuh dapat menyebabkan gangguan di tubuh.

Untuk menghitung jumlah leukosit dan menetapkan presentasi jenis leukosit tertentu di dalam darah diperlukan pemeriksaan tertentu yang harus dilakukan. Dengan melakukan pemeriksaan hitung leukosit dan hitung jenis leukosit dapat dilakukan identifikasi penyakit sehingga penderita dapat diberikan penanganan yang tepat.

2. Tujuan

1. Mahasiswa mampu melakukan perhitungan leukosit di dalam darah

2. Mahasiswa mampu melakukan perhitungan presentase jenis leukosit di dalam darah.

2

Page 3: LAPORAN RESMI Fisiologi Leukosit

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Pengertian Darah

Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup(kecuali tumbuhan) tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri. Istilah medis yang berkaitan dengan darah diawali dengan kata hemo- atau hemato- yang berasal dari bahasa Yunani haima yang berarti darah.

Manusia memiliki sistem peredaran darah tertutup yang berarti darah mengalir dalam pembuluh darah dan disirkulasikan oleh jantung. Darah dipompa oleh jantung menuju paru-paru untuk melepaskan sisa metabolisme berupa karbon dioksida dan menyerap oksigen melalui pembuluh arteri pulmonalis, lalu dibawa kembali ke jantung melalui vena pulmonalis. Setelah itu darah dikirimkan ke seluruh tubuh oleh saluran pembuluh darah aorta. Darah mengedarkan oksigen ke seluruh tubuh melalui saluran halus darah yang disebut pembuluh kapiler. Darah kemudian kembali ke jantung melalui pembuluh darah vena cava superior dan vena cava inferior.

(http://id.wikipedia.org/wiki/Darah )

2. Fungsi darah

Ada beberapa fungsi darah. Diantaranya adalah membawa nutrien yang telah disiapkan oleh saluran pencernaan menuju ke jaringan tubuh, membawa oksigen dari paru-paru ke jaringan, membawa karbon dioksida dari jaringan ke paru-paru, membawa produk buangan dari berbagai jaringan menuju ke ginjal untuk diekskresikan, membawa hormon dari kelenjar endokrin ke organ-organ lain didalam tubuh, berperan penting dalam pengendalian suhu tubuh dengan cara mengangkut panas dari struktur yang lebih dalam menuju ke permukaan tubuh, ikut berperan dalam mempertahankan keseimbangan air, berperan dalam sistem buffer, seperti bicarbonat di dalam darah membantu mempertahankan pH yang konstan pada jaringan dan cairan tubuh, pembekuan darah pada luka mencegah terjadinya kehilangan darah yang berlebihan pada waktu luka, serta mengandung faktor-faktor penting untuk pertahanan tubuh terhadap penyakit

( Frandson, 1996 )

3

Page 4: LAPORAN RESMI Fisiologi Leukosit

3. Komposisi darah

Darah terdiri daripada beberapa jenis korpuskula yang membentuk 45% bagian dari darah, angka ini dinyatakan dalam nilai hermatokrit atau volume sel darah merah yang dipadatkan yang berkisar antara 40 sampai 47. Bagian 55% yang lain berupa cairan kekuningan yang membentuk medium cairan darah yang disebut plasma darah.

Korpuskula darah terdiri dari: Sel darah merah atau eritrosit (sekitar 99%).

Eritrosit tidak mempunyai nukleus sel ataupun organela, dan tidak dianggap sebagai sel dari segi biologi. Eritrosit mengandung hemoglobin dan mengedarkan oksigen. Sel darah merah juga berperan dalam penentuan golongan darah. Orang yang kekurangan eritrosit menderita penyakit anemia.

Keping-keping darah atau trombosit (0,6 - 1,0%).Trombosit bertanggung jawab dalam proses pembekuan darah.

Sel darah putih atau leukosit (0,2%).Leukosit bertanggung jawab terhadap sistem imun tubuh dan bertugas untuk memusnahkan benda-benda yang dianggap asing dan berbahaya oleh tubuh, misal virus atau bakteri. Leukosit bersifat amuboid atau tidak memiliki bentuk yang tetap. Orang yang kelebihan leukosit menderita penyakit leukimia, sedangkan orang yang kekurangan leukosit menderita penyakit leukopenia.

Susunan Darah. serum darah atau plasma terdiri atas:

Air: 91,0% Protein: 8,0% (Albumin, globulin, protrombin dan fibrinogen) Mineral: 0.9% (natrium klorida, natrium bikarbonat, garam dari kalsium, fosfor,

magnesium dan zat besi, dll)

Plasma darah pada dasarnya adalah larutan air yang mengandung : albumin bahan pembeku darah immunoglobin (antibodi) hormon berbagai jenis protein berbagai jenis garam

(http://id.wikipedia.org/wiki/Darah )

4. Eritrosit

Eritrosit adalah sel-sel yang memiliki diameter 5-6 µm, serta terdiri dari 60-70% H2O, 28-35% hemoglobin, matrik anorganik maupun organik, membran sel non elastik tetapi fleksibel, berbentuk bikonkaf, pada mamalia eritrosit tidak berinti, sedangkan pada unggas dan unta, eritrosit berinti. Eritrosit didalam pembuluh darah tersusun bertumpuk seperti

4

Page 5: LAPORAN RESMI Fisiologi Leukosit

koin dan disebut dengan istilah reuloux (John Kramer, 2000). Sel darah merah dihasilkan di limpa, hati dan sumsum merah pada tulang pipih. Sel darah merah yang sudah mati dihancurkan di dalam hati.

(Guyton, 1997)

Menurut Hickman (1986), komponen utama sel darah merah adalah molekul haemoprotein, hemoglobin yang mengisi kira-kira sepertiga dari masa eritrosit. Dengan menggunakan metode elektrophoretik, hemoglobin dapat ditemukan. Molekul hemoglobin teiri atas dua cincin, haem dan globin yang disintesis sendiri-sendiri. Rantai haem mengandung besi dan merupakan tempat pengikatan oksigen. Molekul ini memiliki kemampuan mengambil dan menggantikan oksigen dengan tekanan relatif tipis.

( Hickman, 1986 )

Hemoglobin

Dalam darah terkandung hemoglobin yang berfungsi sebagai pengangkut oksigen. Pada sebagian hewan tak bertulang belakang atau invertebrata yang berukuran kecil, oksigen langsung meresap ke dalam plasma darah karena protein pembawa oksigennya terlarut secara bebas. Hemoglobin merupakan protein pengangkut oksigen paling efektif dan terdapat pada hewan – hewan bertulang belakang atau vertebrata termasuk kuda. Zat besi dalam bentuk Fe2+ dalam hemoglobin memberikan warna merah pada darah. Dalam keadaan normal 100 ml darah mengandung 15 gram hemoglobin yang mampu mengangkut 0,03 gram oksigen. Hemosianin yang berwarna biru mengandung tembaga dan digunakan oleh hewan Crustacea. Sedangkan cumi-cumi mengandung vanadium kromagen yang memberikan warna hijau muda, biru atau kuning orange.

( Perutz, 1978 )

5. Leukosit

Sel darah putih atau leukosit adalah sel yang membentuk komponen darah. Sel darah putih ini berfungsi untuk membantu tubuh melawan berbagai penyakit infeksi sebagai bagian dari sistem kekebalan tubuh. Sel darah putih tidak berwarna, memiliki inti, dapat bergerak secara amoebeid, dan dapat menembus dinding kapiler / diapedesis.

Dalam keadaan normalnya terkandung 4x109 hingga 11x109 sel darah putih di dalam seliter darah manusia dewasa yang sehat - sekitar 7000-25000 sel per tetes.Dalam setiap milimeter kubil darah terdapat 6000 sampai 10000(rata-rata 8000) sel darah putih. Dalam kasus leukemia, jumlahnya dapat meningkat hingga 50000 sel per tetes.

Di dalam tubuh, leukosit tidak berasosiasi secara ketat dengan organ atau jaringan tertentu, mereka bekerja secara independen seperti organisme sel tunggal. Leukosit mampu bergerak secara bebas dan berinteraksi dan menangkap serpihan seluler, partikel asing, atau mikroorganisme penyusup. Selain itu, leukosit tidak bisa membelah diri atau bereproduksi dengan cara mereka sendiri, melainkan mereka adalah produk dari sel punca hematopoietic pluripotent yang ada pada sumsum tulang.

5

Page 6: LAPORAN RESMI Fisiologi Leukosit

Leukosit turunan meliputi: sel NK, sel biang, eosinofil, basofil, dan fagosit termasuk makrofaga, neutrofil, dan sel dendritik.

Granulosit dan Monosit mempunyai peranan penting dalam perlindungan badan terhadap mikroorganisme. dengan kemampuannya sebagai fagosit (fago- memakan), mereka memakan bakteria hidup yang masuk ke sistem peredaran darah. melalui mikroskop adakalanya dapat dijumpai sebanyak 10-20 mikroorganisme tertelan oleh sebutir granulosit. pada waktu menjalankan fungsi ini mereka disebut fagosit. dengan kekuatan gerakan amuboidnya ia dapat bergerak bebas didalam dan dapat keluar pembuluh darah dan berjalan mengitari seluruh bagian tubuh. dengan cara ini ia dapat mengepung daerah yang terkena infeksi atau cidera. Sel ini menangkap organisme hidup dan menghancurkannya,menyingkirkan bahan lain seperti kotoran-kotoran, serpihan-serpihan dan lainnya, dengan cara yang sama, dan sebagai granulosit memiliki enzim yang dapat memecah protein, yang memungkinkan merusak jaringan hidup, menghancurkan dan membuangnya. dengan cara ini jaringan yang sakit atau terluka dapat dibuang dan penyembuhannya dimungkinkan.

(http://id.wikipedia.org/wiki/Sel_darah_putih )

6. Trombosit

Trombosit merupakan komponen sistem hemostasis yang amat penting dan kompleks. Trombosit adalah kuntum sel yang dihasilkan dari megakariosit. Trombosit tidak punya inti dan disusun dari suatu zona perifer yang terdiri dari suatu glukokaliks sebelah luar, membran plasma, dan suatu sistem kanalikuler yang terbuka. Dalam zona perifer terdapat suatu zona "sol-gel" yang tersusun dari mikrotubulus, mikrofilamen, tubulus yang padat dan trombostenin yaitu protein trombosit yang dapat berkerut. Zona organel mengandung bahan-bahan padat, granula alfa dan mitokondria. Trombosit berbentuk bulat kecil atau cakram oval. Diameternya 2-4 mikron. Sel megakariosit yang menghasilkan trombosit merupakan sel yang sangat besar dalam susunan hemopoitik yang berada dalam sum-sum tuilang dan tidak meninggalkannya untuk memasuki darah. Konsentrasi normal trombosit dalam darah adalah antara 150.000-350.000 mm kubik. Meskipun tidak mempunyai inti, trombosit mempunyai ciri fungsional sebagai sebuah sel.

( Guyton, 1997 )

7. Hitung leukosit

Lekosit adalah bagian penting dari sistem pertahanan tubuh, terhadap benda asing, mikroorganisme atau jaringan asing. Darah tepi orang dewasa mengandung lekosit yang jumlahnya berkisar antara 4.5-11.0 x10^3 sel/mmk. Pada neonates (bayi baru lahir) jumlahnya mencapai 10.0-26.0 x10^3/mmk, anak 1 umur tahun 6.0-18.0 x10^3/mmk, anak umur 4-7 tahun 5.0-15.0 x10^3/mmk dan anak umur 8-12 tahun 4.5-13.5 x10^3/mmk. Peningkatan jumlah lekosit di atas normal disebut lekositosis, sedangkan penurunan jumlah lekosit di bawah normal disebut lekopenia.

6

Page 7: LAPORAN RESMI Fisiologi Leukosit

Indikasi hitung lekosit adalah : tes rutin sebagai bagian dari tes darah lengkap (full blood count), untuk menentukan lekositosis (misalnya pada infeksi, inflamasi, anemia, leukemia)

atau leukopenia (misalnya pada depresi sumsum tulang, iradiasi, toksik karena obat anti kanker, malnutrisi, infeksi virus),

pemantauan pengobatan.

Metode pemeriksaan ada dua, yaitu cara automatik menggunakan mesin penghitung sel darah (hematology analyzer) dan cara manual. Saat ini sudah banyak laboratorium yang menggunakan cara elektronik. Tetapi banyak juga yang masih menggunakan cara manual. Cara manual masih tetap dapat diandalkan asal dilakukan dengan teliti.

Prosedur

Hitung lekosit manual, sampel darah diencerkan dengan larutan TURK yang mengandung asam lemah (asam asetat glasial) sehingga sel-sel eritrosit hemolisis dan lekosit menjadi lebih mudah dihitung. Pengenceran yang digunakan biasanya 10x atau 20x. Pengenceran dilakukan dengan menggunakan pipet lekosit atau tabung. Di bawah ini adalah contoh pengenceran menggunakan pipet lekosit dan tabung dengan pengenceran sebesar 20x.

Pengenceran dengan pipet lekosit : darah diisap sampai angka 0.5, lalu diisap reagen sampai angka 11. Kocok pipet beberapa kali lalu diamkan selama 3 menit. Buang 3-4 tetes pertama, tetes selanjutnya masukkan ke dalam bilik hitung.

Pengenceran dengan tabung : darah dipipet 10 ul lalu dimasukkan ke dalam tabung reaksi lalu tambahkan 190 ul reagen, campur baik-baik. (Cara lain : pipetkan ke dalam tabung 200 ul reagen lalu kurangi 10 ul sehingga tinggal 190 ul. Selanjutnya tambahkan 10 ul sampel darah)

Pipet larutan sampel dan masukkan ke dalam bilik hitung.

Lekosit dihitung dalam bilik hitung di bawah mikroskop dengan perbesaran lemah. Penghitungan dilakukan di dalam 4 kotak besar. Jumlah lekosit/mmk darah dihitung dengan rumus : (N/0.4) x 20 atau N x 50, dimana N=jumlah sel lekosit yang ditemukan, 0.4=volume bilik hitung, dan 20=pengenceran.

Koreksi Jumlah Lekosit

Jika darah tepi mengandung banyak eritrosit berinti (nucleated red blood cells, NRBCs) atau eritroblast, yaitu eritrosit yang masih muda (misalnya pada anemia hemolitik), maka sel-sel tersebut akan turut diperhitungkan seperti lekosit. Hal ini karena inti dari eritroblast tidak bisa dilisiskan oleh larutan pengencer.

7

Page 8: LAPORAN RESMI Fisiologi Leukosit

Koreksi dapat dilakukan dengan memeriksa apusan darah untuk dilakukan hitung differensial lekosit, kemudian persentase jumlah eritrosit berinti dicatat. Koreksi jumlah lekosit dilakukan jika dijumpai NRBC sebanyak 10% atau lebih. Perhitungannya adalah :

Lekosit terkoreksi = ( 100 x AL ) : ( 100 + N )

dimana, AL = hitung lekosit, dan N = jumlah NRBCs yang ditemukan.

Jika jumlah NRBCs yang ditemukan kurang dari 10%, maka tidak perlu dilakukan koreksi jumlah lekosit, cukup dilaporkan saja.

Nilai Normal menurut Dacie

Dewasa pria : 4 - 11 ribu/mmk Dewasa wanita : 4 - 11 ribu/mmk Bayi : 10 -25 ribu/mmk 1 tahun : 6 - 18 ribu/mmk 12 tahun : 4,5 - 13 ribu/mmk

Masalah Klinis

PENINGKATAN JUMLAH : Infeksi akut (pneumonia, tuberkulosis, meningitis, apendisitis, tonsilitis, pielonefritis, peritonitis, pankreatitis, divertikulitis, septikemia, demam rematik), leukemia, nekrosis jaringan (infark miokardial, sirosis hati, luka bakar, kanker organ, emfisema, ulkus peptikum), penyakiy kolagen, anemia hemolitik dan sel sabit, penyakit parasitik, stress (pembedahn, demam, kekacauan emosional yang berlangsung lama). Pengaruh Obat : Aspirin, heparin, digitalis, epinefrin, lithium, histamin, antibiotik (ampisilin, eritromisin, kanamisin, metisilin, tetrasiklin, vankomisin, streptomisin), senyawa emas, prokainamid, triamteren, alopurinol, kalium iodida, derivat didantoin, sulfonamid.

PENURUNAN JUMLAH : Penyakit hematopoetik (anemia aplastik, anameia pernisiosa, hipersplenisme, penyakit Gaucher), infeksi virus, malaria, agranulositosis, alkoholisme, SLE, artritis rheumatoid. Pengaruh Obat : Antibiotik (penisilin, sefalotin, kloramfenikol), asetaminofen, sulfonamid, propiltiourasil, barbiturat, agen kemoterapi kanker, diazepam, diuretik, klordiazepoksid, agen hipoglikemik oral, indometasin, metildopa, rifampin, fenotiazin.

Faktor yang Dapat Mempengaruhi Temuan Laboratorium

Obat yang dapat meningkatkan atau menurunkan jumlah lekosit Waktu sampling; jumlah lekosit lebih rendah di pagi hari daripada siang hari. Usia; anak memiliki jumlah lekosit yang lebih tinggi, terutama usia 5 tahun pertama.

(http://labkesehatan.blogspot.com/2009/11/hitung-lekosit )

8

Page 9: LAPORAN RESMI Fisiologi Leukosit

8. Hitung jenis leukosit

Hitung jenis lekosit (HJL) atau differential cell count merupakan bagian dari tes darah lengkap (full blood count), terdiri dari lima macam lekosit, yaitu : netrofil, limfosit, monosit, eosinofil dan basofil. Hitung jenis lekosit dinyatakan dalam persen atau /mmk (jumlah absolut). Hasil hitung jenis lekosit memberikan informasi yang lebih spesifik mengenai infeksi dan proses penyakit.

1. Neutrofil

Sel ini yang paling banyak terdapat dalam sirkulasi sel darah putih dan lebih cepat merespons adanya infeksi dan cedera jaringan daripada jenis sel darah putih lainnya. Selama infeksi akut, netrofil berada paling depan di garis pertahanan tubuh. Netrofil yang beredar di darah tepi terbanyak adalah segmen, yaitu netrofil yang matur. Batang atau stab adalah netrofil imatur yang dapat bermultiplikasi dengan cepat selama infeksi akut.

Dalam keadaan normal, jumlah netrofil berkisar antara 50-65 % atau 2.5-6.5 x10^3/mmk.

Peningkatan jumlah netrofil (disebut netrofilia) dijumpai pada infeksi akut (lokal dan sistemik), radang atau inflamasi (reumatoid arthritis, gout, pneumonia), kerusakan jaringan (infark miokard akut, luka bakar, cedera tabrakan, pembedahan), penyakit Hodgkin, leukemia mielositik, hemolytic disease of newborn (HDN), kolesistitis akut, apendisitis, pancreatitis akut, pengaruh obat (epinefrin, digitalis, heparin, sulfonamide, litium, kortison, ACTH)

Penurunan jumlah netrofil (disebut netropenia) dijumpai pada penyakit virus, leukemia (limfositik dan monositik), agranolositosis, anemia defisiensi besi (ADB), anemia aplastik, pengaruh obat (antibiotic, agen imunosupresif).

9

Page 10: LAPORAN RESMI Fisiologi Leukosit

2. Limfosit

Limfosit berperan penting dalam respons imun sebagai limfosit T dan limfosit B. Dalam keadaan normal, jumlah limfosit berkisar 25-35 % atau 1.7-3.5 x10^3/mmk. Jumlah limfosit meningkat (disebut limfositosis) terjadi pada infeksi kronis dan virus. Limfositosis berat umumnya disebabkan karena leukemia limfositik kronik. Limfosit mengalami penurunan jumlah (disebut leukopenia) selama terjadi sekresi hormon adenokortikal atau pemberian terapi steroid yang berlebihan.

Peningkatan jumlah limfosit dijumpai pada leukemia limfositik, infeksi virus (mononucleosis infeksiosa, hepatitis, parotitis, rubella, pneumonia virus, myeloma multiple, hipofungsi adrenokortikal.

Penurunan jumlah limfosit dijumpai pada kanker, leukemia, hiperfungsi adrenokortikal, agranulositosis, anemia aplastik, sklerosis multiple, gagal ginjal, sindrom nefrotik, SLE.

3. Monosit

Monosit adalah baris pertahanan kedua terhadap infeksi bakteri dan benda asing. Sel ini lebih kuat daripada netrofil dan dapat mengonsumsi partikel debris yang lebih besar. Monosit berespons lambat selama fase infeksi akut dan proses inflamasi, dan terus berfungsi selama fase kronis dari fagosit.

Dalam keadaan normal, jumlah monosit berkisar antara 4-6 % atau 0.2-0.6 x10^3/mmk.

Peningkatan jumlah monosit (disebut monositosis) dapat dijumpai pada : penyakit virus (mononucleosis infeksiosa, parotitis, herpes zoster), penyakit parasitic (demam

10

Page 11: LAPORAN RESMI Fisiologi Leukosit

bintik Rocky Mountain, toksoplasmosis, bruselosis), leukemia monositik, kanker, anemia (sel sabit, hemolitik), SLE, arthritis rheumatoid, colitis ulseratif.

Penurunan jumlah monosit dapat dijumpai pada leukemia limfositik, anemia aplastik.

4. Eosinofil

Jumlah eosinofil meningkat selama alergi dan infeksi parasit. Bersamaan dengan peningkatan steroid, baik yang diproduksi oleh kelenjar adrenal selama stress maupun yang diberikan per oral atau injeksi, jumlah eosinofil mengalami penurunan.

Jumlah eosinofil pada kondisi normal berkisar antara 1-3 % atau 0.1-0.3 x10^3/mmk.Peningkatan jumlah eosinofil (disebur eosinofilia) dapat dijumpai pada alergi,

pernyakit parasitic, kanker (tulang, ovarium, testis, otak), feblitis, tromboflebitis, asma, emfisema, penyakit ginjal (gagal ginjal, sindrom nefrotik).

Penurunan jumlah eosinofil dapat dijumpai pada stress, luka bakar, syok, hiperfungsi adrenokortikal.

5. Basofil

Dalam keadaan normal, basofil dijumpai dalam kisaran 0.4-1 % atau 0.04-0.1 x 10^3/mmk.

Peningkatan jumlah basofil (disebut basofilia) dapat dijumpai pada proses inflamasi, leukemia, tahap penyembuhan infeksi atau inflamasi, anemia hemolitik didapat.

Penurunan jumlah dapat dijumpai pada stress, reaksi hipersensitivitas, kehamilan, hipertiroidisme.

11

Page 12: LAPORAN RESMI Fisiologi Leukosit

Prosedur

Buat sediaan apus darah kemudian diwarnai dengan pewarna Giemsa, Wright atau May Grunwald. Amati di bawah mikroskop dan hitung jenis-jenis lekosit hingga didapatkan 100 sel. Tiap jenis sel darah putih dinyatakan dalam persen (%). Jumlah absolut dihitung dengan mengalikan persentase jumlah dengan hitung lekosit, hasilnya dinyatakan dalam sel/mmk.

(http://labkesehatan.blogspot.com/2009/11/hitung-jenis-lekosit )

12

Page 13: LAPORAN RESMI Fisiologi Leukosit

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

1. PEMERIKSAAN HITUNG LEUKOSIT

Spesimen : Darah EDTA

A. ALAT DAN BAHAN

Larutan pengencer turk Etanol 95 % Mikro pipet Bilik hitung improved neubauer dan kaca penutup Mikroskop Counter tabung

B. CARA KERJA

Ambil spesimen darah sebanyak 20 µL dengan menggunakan mikro pipet dan masukkan ke dalam tabung

Ambil larutan pengencer turk sebanyak 380 µL dengan menggunakan mikro pipet kemudian masukkan ke dalam tabung yang sama

Kocok tabung selama 3 menit hingga campuran antara darah dan larutan pengencer homogen

Siapkan bilik hitung improved neubauer dan kaca penutupnya, bersihkan dengan etanol 95% hingga kering

13

Page 14: LAPORAN RESMI Fisiologi Leukosit

Pasang penutupnya kemudian letakkan bilik hitung pada mikroskop

Teteskan campuran darah dan larutan pengencer turk ke dalam bilik hitung kemudian tunggu 3 menit hingga campuran tersebut mengendap

Amati bilik di bawah mikroskop dengan prbesaran lemah ( objektif 10X). Hitung leukosit di keempat sudut bilik hitung.

2. PEMERIKSAAN HITUNG JENIS LEUKOSIT

Spesimen : Darah EDTA

A. ALAT DAN BAHAN

Larutan cat Wright Larutan peyangga fosfat pH 6,4 Rak pengecatan Kaca obyek Spreader Pipet Mikroskop Counter atau tabel hitung

14

Page 15: LAPORAN RESMI Fisiologi Leukosit

B. CARA KERJA

Buat apusan darah. Letakkan setetes kecil darah di objek glass, kira-kira 1 cm dari tepi kaca

Ratakan darah pada objek glass dengan menggunakan deck glass sampai menghasilkan daerah tebal, agak tebal, agak tipis dan tipis

Keringkan objek glass

Rendam objek glass dengan menggunakan metanol selama 5 menit

Setelah 5 menit, objek glass digenangi giemsa selama 20 menit

Tempatkan objek glass pada mikroskop. Atur perbesaranmikroskop dari perbesaran lemah hingga perbesaran kuat untuk menentukan counting area.

Hitung jenis leukosit di counting area, dari satu lapang pandang ke pandang-pandang berikutnya dengan arah gerakan teratur.

15

Page 16: LAPORAN RESMI Fisiologi Leukosit

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL

1. Pemeriksaan hitung leukosit

5 4 2 3 4 4 8 55 3 3 7 7 5 5 44 3 8 4 5 6 2 26 5 3 3 9 6 6 4

9 4 3 10 5 4 4 83 7 2 5 5 6 10 44 6 6 4 3 4 4 74 6 4 3 6 3 4 3

Jumlah leukosit adalah 308 leukosit= Jumlah sel/ 0,4 x 20= 308/0,4 x 20= 15400 leukosit/mm kubik

2. Pemeriksaan hitung jenis leukosit

Dari pemeriksaan hitung jenis leukosit yang dilakukan didapatkan hasil pengamatanberupa : Basofil : 1 % Eosinofil : 11% Batang : 7 % Neutrofil : 30 % Limfosit : 41 % Monosit : 10 %

16

Page 17: LAPORAN RESMI Fisiologi Leukosit

B. PEMBAHASAN

Pada pratikum fisiologi kali ini kami melakukan pemeriksaan hitung lekosit dan hitung jenis lekosit.

Pertama-tama kami melakukan pemeriksaan hitung leukosit. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui jumlah leukosit di dalam darah. Pratikan mencampurkan larutan pengencer turk pada darah agar eritrosit dilisiskan sehingga leukosit mudah dihitung. Setelah itu pratikan meneteskan campuran darah dan larutan pengencer tersebut ke bilik hitung improved neubauer. Bilik ini pratikan gunakan karena mempunyai daerah perhitungan yang luas. Bilik yang telah ditetesi cairan tersebut pratiakn lihat di bawah mikroskop dengan perbesaran lemah. Pratikan menghitung jumlah leukosit di keempat sudut bilik hitung.

Hasil perhitungan yang didapat adalah 380 leukosit di dalam bilik hitung. Untuk mendapatkan jumlah leukosit pratikan melakukan perhitungan dengan menggunakan rumus jumlah sel darah putih dibagi dengan 0,4 dikali dengan 20. 0,4 merupakan volume bilik hitung sedangkan 20 merupakan pengenceran. Dari perhitungan rumus tersebut didapat jumlah leukosit di dalam darah sebesar 15400 leukosit/mmk.

Hasil yang didapat menunjukkan bahwa telah terjadi kelebihan sel darah putih di dalam darah naracoba. Nilai normal leukosit di dalam darah naracoba pria maupun wanita dewasa adalah 4 sampai dengan 11 ribu/mmk. Jika naracoba merupakan pria atau wanita dewasa maka hasil yang didapat tidak normal.

Peningkatan jumlah leukosit di dalam darah pada naracoba mungkin disebabkan oleh penyakit Infeksi akut ( seperti pneumonia, tuberkulosis, meningitis, apendisitis, tonsilitis, pielonefritis, peritonitis, pankreatitis, divertikulitis, septikemia, demam rematik), leukemia, nekrosis jaringan (infark miokardial, sirosis hati, luka bakar, kanker organ, emfisema, ulkus peptikum), penyakit kolagen, anemia hemolitik dan sel sabit, penyakit parasitik, stress (akibat pembedahan, demam, kekacauan emosional yang berlangsung lama).

Selain itu peningkatan tersebut dapat disebabkan karena Pengaruh Obat yang mungkin dikonsumsi oleh naracoba seperti Aspirin, heparin, digitalis, epinefrin, lithium, histamin, antibiotik (ampisilin, eritromisin, kanamisin, metisilin, tetrasiklin, vankomisin, streptomisin),

17

Page 18: LAPORAN RESMI Fisiologi Leukosit

senyawa emas, prokainamid, triamteren, alopurinol, kalium iodida, derivat didantoin, sulfonamid

Hal ini akan berbeda jika hasil yang didapat di bawah nilai normal. Dalam hal ini naracoba mungkin menderita Penyakit hematopoetik ( seperti anemia aplastik, anameia pernisiosa, hipersplenisme, penyakit Gaucher), infeksi virus, malaria, agranulositosis, alkoholisme, SLE, artritis rheumatoid.

Penurunan jumlah leukosit juga dapat disebabkan karena pengaruh obat-obatan seperti Antibiotik (penisilin, sefalotin, kloramfenikol), asetaminofen, sulfonamid, propiltiourasil, barbiturat, agen kemoterapi kanker, diazepam, diuretik, klordiazepoksid, agen hipoglikemik oral, indometasin, metildopa, rifampin, fenotiazin.

Hasil perhitungan itu bisa juga menjadi normal jika naracoba merupakan bayi yang baru lahir ataupun berumur 1 tahun dimana bayi rata-rata mempunyai nilai leukosit yang tinggi di dalam darah yaitu sekitar 10 sampai dengan 25 ribu leukosit/ mmk.

Saat lahir, bayi berpindah dari lingkungan yang steril ke lingkungan "non steril" di mana ia terekspose pada lingkungan yang terpopulasi oleh bakteri. Sistem imunitas bayi juga belum terbentuk sempurna. Akibatnya, ia menjadi sangat "fragile" atau rentan terhadap risiko infeksi (infection risk). Tubuh akan meningkatkan jumlah sel darah putih yang berfungsi untuk memperkuat daya tahan tubuh terhadap benda asing.

Pemeriksaan yang kami lakukan berikutnya adalah pemeriksaan hitung jenis leukosit. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui presentase jenis leukosit di dalam darah. Pratikan membuat apusan darah dengan cara meneteskan darah ke atas tabung glass yang kemudian diratakan dengan deck glass. Hasil perataan akan menunjukkan daerah tebal, agak tebal, agak tipis dan tipis. Objek glass kemudian dikeringkan dan direndami metanol selama 5 menit dan dilanjutkan dengan menggenangi giemsa selama 20 menit.

Objek glass tersebut akan diletakkan pada mikroskop. Setelah itu pratikan melakukan pengamatan dengan menggunakan perbesaran mulai dari perbesaran lemah hingga perbesaran kuat untuk menetukan counting area atau daerah yang akan dihitung leukositnya. Pratikan melakukan pengamatan terhadap leukosit di counting area, dari satu lapang pandang ke pandang berikutnya dengan arah gerakan teratur. Yang harus pratikan amati adalah sel-sel basofil, eosinofil, batang, segmen, limfosit dan monosit.

18

Page 19: LAPORAN RESMI Fisiologi Leukosit

Dari hasil pengamatan yang dilakukan, pratikan mendapatkan presentase masing-masing sel adalah sebagai berikut ; basofil sebanyak 1 %, eosinofil sebanyak 11 %, batang sebanyak 7 %, netrofil sebanyak 30 %, limfosit sebanyak 41 % dan monosit sebanyak 10 %. Dari hasil tersebut pratikan mendapatkan bahwa naracoba mungkin mengalami gangguan di tubuh sehingga kadar masing-masing sel darah putih tidak normal.

Dari presentase yang di dapat, naracoba mempunyai kadar basofil yang normal yaitu 1 %. Jika naracoba mempunyai kadar basofil di atas nilai normal, mungkin naracoba mengalami proses inflamasi, leukemia, tahap penyembuhan infeksi atau inflamasi, anemia hemolitik didapat sedangkan jika di bawah kadar normal naracoba mungkin mengalami stress, reaksi hipersensitivitas, kehamilan, hipertiroidisme.

Kadar eosinofil pada naracoba sebanyak 11 %. Hasil yang didapat di atas nilai normal yaitu 1-3 %.Peningkatan jumlah eosinofil (atau biasa disebut eosinofilia) pada naracoba dapat disebabkan karena alergi, pernyakit parasitic, kanker (tulang, ovarium, testis, otak), feblitis, tromboflebitis, asma, emfisema, penyakit ginjal (gagal ginjal, sindrom nefrotik). Sedangkan jika terjadi penurunan kadar eosinofil maka naracoba kemungkinan mengalami stress, luka bakar, syok, hiperfungsi adrenokortikal.

Kadar netrofil pada naracoba adalah sebesar 30 %. Kadar normal netrofil dalam darah adalah 50-65 %. Naracoba mengalami penurunan kadar netrofil dalam darah. Penurunan jumlah netrofil (atau yang biasa disebut netropenia) pada naracoba mungkin dapat disebabkan karena naracoba menderita penyakit virus, leukemia (limfositik dan monositik), agranolositosis, anemia defisiensi besi (ADB), anemia aplastik ataukah karena pengaruh obat (antibiotic, agen imunosupresif). Sedangkan jika terjadi peningkatan kadar netrofil, kemungkinan naracoba mengalami nfeksi akut (lokal dan sistemik), radang atau inflamasi (reumatoid arthritis, gout, pneumonia), kerusakan jaringan (infark miokard akut, luka bakar, cedera tabrakan, pembedahan), penyakit Hodgkin, leukemia mielositik, hemolytic disease of newborn (HDN), kolesistitis akut, apendisitis, pancreatitis akut, atupun karena pengaruh obat (epinefrin, digitalis, heparin, sulfonamide, litium, kortison, ACTH)

Kadar limfosit pada naracoba adalah 41 %. Kadar normal limfosit dalam darah adalah 23-35 % sehingga naracoba mengalami peningkatan jumlah limfosit dalam darah. Peningkatan jumlah limfosit pada naracoba dapat disebabkan karena leukemia limfositik, infeksi virus (mononucleosis infeksiosa, hepatitis, parotitis, rubella, pneumonia virus, myeloma multiple, hipofungsi adrenokortikal. Sedangkan jika terjadi penurunan limfosit maka kemungkinan naracoba menderita kanker, leukemia, hiperfungsi adrenokortikal, agranulositosis, anemia aplastik, sklerosis multiple, gagal ginjal, sindrom nefrotik, SLE.

19

Page 20: LAPORAN RESMI Fisiologi Leukosit

Kadar monosit pada naracoba adalah 10 %. Kadar normal dalam darah adalah 4-6 %. Naracoba mempunyai kadar monosit di atas nilai normal atau meningkat. Peningkatan jumlah monosit (disebut monositosis) ini mungkin disebabkan karena adanya penyakit virus (mononucleosis infeksiosa, parotitis, herpes zoster), penyakit parasitic (demam bintik Rocky Mountain, toksoplasmosis, bruselosis), leukemia monositik, kanker, anemia (sel sabit, hemolitik), SLE, arthritis rheumatoid, colitis ulseratif. Sedangkan jika terjadi penurunan kadar naracoba mungkin mengalami leukemia limfositik, anemia aplastik.

20

Page 21: LAPORAN RESMI Fisiologi Leukosit

BAB V

KESIMPULAN

jumlah leukosit di dalam darah naracoba sebesar 15400 leukosit/mmk.

Nilai normal leukosit di dalam darah naracoba pria maupun wanita dewasa adalah 4 sampai dengan 11 ribu/mmk.

Peningkatan jumlah leukosit pada naracoba mungkin disebabkan karena Infeksi akut (pneumonia, tuberkulosis, meningitis, apendisitis, tonsilitis, pielonefritis, peritonitis, pankreatitis, divertikulitis, septikemia, demam rematik), leukemia, nekrosis jaringan (infark miokardial, sirosis hati, luka bakar, kanker organ, emfisema, ulkus peptikum), penyakiy kolagen, anemia hemolitik dan sel sabit, penyakit parasitik, stress (pembedahn, demam, kekacauan emosional yang berlangsung lama).

Pengaruh Obat –obatan seperti Aspirin, heparin, digitalis, epinefrin, lithium, histamin, antibiotik (ampisilin, eritromisin, kanamisin, metisilin, tetrasiklin, vankomisin, streptomisin), senyawa emas, prokainamid, triamteren, alopurinol, kalium iodida, derivat didantoin, sulfonamid turut berpengaruh dalam meningkatkan jumlah leukosit.

Peningkatan leukosit terjadi juga pada anak bayi yang baru lahir maupun yang sudah berumur 1 tahun.

Kadar masing-masing sel darah putih pada naracoba adalah basofil sebanyak 1 %, eosinofil sebanyak 11 %, batang sebanyak 7 %, netrofil sebanyak 30 %, limfosit sebanyak 41 % dan monosit sebanyak 10 %.

naracoba mempunyai kadar basofil yang normal yaitu 1 %.

Kadar eosinofil pada naracoba sebanyak 11 % yaitu di atas nilai normal ( 1-3 %)

Kadar netrofil pada naracoba adalah sebesar 30 %. Kadar normal netrofil dalam darah adalah 50-65 %. Naracoba mengalami penurunan kadar netrofil dalam darah.

Kadar limfosit pada naracoba adalah 41 %. Kadar normal limfosit dalam darah adalah 23-35 % sehingga naracoba mengalami peningkatan jumlah limfosit dalam darah.

Kadar monosit pada naracoba adalah 10 %. Kadar normal dalam darah adalah 4-6 %. Naracoba mempunyai kadar monosit di atas nilai normal atau meningkat.

21

Page 22: LAPORAN RESMI Fisiologi Leukosit

DAFTAR PUSTAKA

Frandson,R.D(1992).Anatomi dan Fisiologi Ternak,Edisi 4. Yogyakarta:Gadjah Mada University Press.

Guyton,A.c ( 2007 ). Buku ajar fisiologi kedokteran, edisi 11.Jakarta:EGC

http://id.wikipedia.org/wiki/Darah

http://id.wikipedia.org/wiki/Sel_darah_putih

http://labkesehatan.blogspot.com/2009/11/hitung-lekosit

http://labkesehatan.blogspot.com/2009/11/hitung-jenis-lekosit

22

Page 23: LAPORAN RESMI Fisiologi Leukosit

LAMPIRAN

23