laporan tugas akhir.docx

42
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN SISTEM DSS PENDETEKSI KONDISI DAGING AYAM DENGAN METODE MAMDANI Konsentrasi : Komputasi Cerdas dan Visual Diajukan untuk memenuhi persyaratan tugas akhir Mata Kuliah Logika Fuzzy KELAS A KELOMPOK 7 Disusun Oleh : Ghazali (105060800111045) Galuh Mazenda (105060803111018) Abdul Latif RIzky (0810960024) Dosen Pengampu: Budi Darma Setiawan, S.Kom, M.Cs PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA PROGRAM TEKNOLOGI INFORMASI DAN ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2013

Upload: abdul-latif-rizky

Post on 08-Oct-2015

65 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

38

29

LAPORAN TUGAS AKHIRPERANCANGAN SISTEM DSS PENDETEKSI KONDISI DAGING AYAM DENGAN METODE MAMDANI

Konsentrasi : Komputasi Cerdas dan Visual

Diajukan untuk memenuhi persyaratan tugas akhir Mata Kuliah Logika Fuzzy

KELAS AKELOMPOK 7

Disusun Oleh :Ghazali (105060800111045)Galuh Mazenda(105060803111018)Abdul Latif RIzky (0810960024)

Dosen Pengampu:Budi Darma Setiawan, S.Kom, M.Cs

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKAPROGRAM TEKNOLOGI INFORMASI DAN ILMU KOMPUTERUNIVERSITAS BRAWIJAYAMALANG

20131

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh. Alhamdulillahi rabbil alamin. Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas segala rahmat dan limpahan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas matakuliah Sistem Pendukung Keputusan dengan judul Perancangan Sistem DSS Pendeteksi Kondisi Daging Ayam Dengan Metode Mamdani.Makalah ini disusun agar pembaca memahami tentang Metode Mamdani dan mampu mengimplementasikannya.Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada :1. Pada kedua Orang Tua kami yang senantiasa mendoakan kami kapanpun dalam kondisi apapun dan dimanapun kami berada.2. Teman-teman TIF10 tercinta yang selalu memberikan semangat, dorongan, dan bantuan pikiran.Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan baik format makalah maupun isinya. Oleh karena itu, saran dan kritik membangun dari para pembaca senantiasa kami harapkan guna perbaikan bagi laporan selanjutnya. Semoga makalah Perancangan Sistem DSS Pendeteksi Kondisi Daging Ayam Dengan Metode Mamdani ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak, Amin.

Malang, 14 Desember 2013Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTARiiDAFTAR ISIiiiBAB I PENDAHULUAN11.1Latar Belakang11.2Rumusan Masalah11.3Batasan Masalah11.4Tujuan dan Manfaat21.5Rencana Kerja21.6Sistematika Penyusunan Laporan2BAB II TINJAUAN PUSTAKA42.1Pengertian Sistem Pendukung Keputusan42.2Pengertian Himpunan Fuzzy42.3Metode Fuzzy Mamdani72.4Metode Tsukamoto102.5Metode Sugeno112.6Pemrograman Berorientasi Objek122.7Bahasa Pemrograman C#12BAB III METODOLOGI PENELITIAN dan PERANCANGAN143.1Objek Penelitian153.2Studi Literatur153.3Pengumpulan Data dan Pengolahan Data153.4Analisis Kebutuhan183.5Desain dan Perancangan Aplikasi193.6Implementasi203.7Pengujian dan Evaluasi203.8Hasil dan Kesimpulan20BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN214.1Analisis Perhitungan Mamdani214.2Perancangan Antar Muka22BAB V IMPLEMENTASI245.1Implementasi Source Code245.2Implementasi Antarmuka32BAB VI PENUTUP366.1 Kesimpulan366.2 Saran36DAFTAR PUSTAKA37

iv

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangDaging ayam merupakan salah satu bahan pangan yang sangat populer di kalangan masyarakat, apalagi jika memasuki hari raya besar, permintaan daging ayam akan semakin meningkat sehingga harga jual pun mengalami kenaikan dikarenakan pasokan yang tidak bertambah. Kondisi ini terkadang dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu yang tidak bertanggung jawab, untuk memperoleh keuntungan dalam jumlah besar secara instan. Salah satunya adalah dengan cara menjual daging ayam tiren(mati kemaren). Meskipun harga daging ayam tiren lebih murah dibanding harga daging ayam pada umumnya, akan tetapi jika ditinjau dari aspek kesehatan daging ayam tiren jelas membawa banyak penyakit dari bakteri jahat bahkan karena ayam yang dijual mati karena penyakit, misal karena flu burung. Disamping itu, dari aspek agama daging ayam tiren bersifat haram karena disembelih setelah ayam mati.

1.2 Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang masalah yang ada, maka dapat diketahui masalah masalah yang terdapat dalam pembangunan sistem pendukung keputusan pemberian promosi jabatan pada perusahaan asuransi ini adalah sebagai berikut :1. Bagaimana merancang sistem DSS pendeteksi kondisi daging ayam dengan metode Mamdani ?

1.3 Batasan MasalahBatasan masalah dalam penelitian ini adalah :a. Pembuatan aplikasi menggunakan bahasa pemrograman C#.b. Mesin inferensi yang digunakan adalah metode Mamdani.

1.4 Tujuan dan Manfaat Tujuan dibuatnya sistem pendukung keputusan ini adalah untuk membantu mempermudah konsumen daging ayam yang ragu membeli ayam karena kawatir akan beredarnya ayam tiren.

1.5 Rencana KerjaKegiatanMinggu Ke-

123456

Pencarian Judul & Observasi

Pengumpulan Data

Perancangan

Implementasi

Pengujian Data

Analisis Hasil

Dokumentasi

1.6 Sistematika Penyusunan LaporanUntuk mencapai tujuan yang diharapkan, maka sistematika penulisan yang disusun dalam tugas akhir ini adalah sebagai berikut:BAB IPendahuluanBab ini berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, sistematika penulisan, dan waktu pengerjaan.

BAB II Dasar TeoriMembahas teori-teori yang mendukung dalam pengembangan dan perancangan aplikasi sistem dss pendeteksi kondisi daging ayam dengan metode Mamdani

BAB III Metodologi Membahas tentang metode yang digunakan dalam penulisan yang terdiri dari studi literatur, perancangan perangkat lunak, implementasi perangkat lunak, pengujian dan analisis.

BAB IV Analisis Kebutuhan dan PerancanganMembahas tentang analisa kebutuhan dari aplikasi Sistem Pendukung Keputusan sistem dss pendeteksi kondisi daging ayam dengan metode Mamdani dan kemudian merancang hal-hal yang berhubungan dengan analisa tersebut.

BAB V Implementasi dan PembahasanMembahas tentang hasil perancangan dari analisis kebutuhan dan implementasi sistem aplikasi.

Bab VI PenutupMemuat kesimpulan yang diperoleh dari pembuatan dan pengujian perangkat lunak yang dikembangkan dalam skripsi ini serta saran saran untuk pengembangan lebih lanjut.

36

21

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Sistem Pendukung KeputusanSistem Pendukung Keputusan (SPK), adalah suatu sistem informasi berbasis komputer yang menghasilkan berbagai alternatif keputusan untuk membantu manajemen dalam menangani berbagai permasalahan yang terstruktur ataupun tidak terstruktur dengan menggunakan data dan model . Tujuan adanya SPK, untuk mendukung pengambil keputusan memilih alternatif hasil pengolahan informasi dengan model-model pengambil keputusan serta untuk menyelesaikan masalah yang bersifat semi terstruktur dan tidak terstruktur. [2:8]SPK dirancang untuk membantu pengambil keputusan dalam memecahkan masalah. SPK dirancang sedemikian rupa sehingga dapat digunakan atau dioperasikan dengan mudah oleh orang yang tidak memiliki dasar kemampuan pengoperasian komputer yang tinggi dan bersifat alternatif, serta SPK dirancang dengan menekankan pada aspek kemampuan adaptasi yang tinggi. 2.2 Pengertian Himpunan FuzzyPada himpunan tegas (crisp), nilai keanggotaan suatu item x dalam suatu himpunan A, yang sering ditulis dengan A[x], memiliki 2 kemungkinan, yaitu: satu (1), yang berarti bahwa suatu item menjadi anggota dalam suatu himpunan, atau nol (0), yang berarti bahwa suatu item tidak menjadi anggota dalam suatu himpunan.Contoh:Jika diketahui:S = {1, 2, 3, 4, 5, 6} adalah semesta pembicaraan.A = {1, 2, 3}B = {3, 4, 5}Bisa dikatakan bahwa: Nilai keanggotaan 2 pada himpunan A, A [2]=1, karena 2A. Nilai keanggotaan 3 pada himpunan A, A [3]=1, karena 3A. Nilai keanggotaan 4 pada himpunan A, A [4]=0, karena 4A. Nilai keanggotaan 2 pada himpunan B, B [2]=0, karena 2B. Nilai keanggotaan 3 pada himpunan B, B [3]=1, karena 3B.Contoh lain:Misalkan variabel umur dibagi menjadi 3 kategori, yaitu: MUDA : umur < 35 tahun PAROBAYA : 35 umur 55 tahun TUA: umur > 55 tahunNilai keanggotaan secara grafis, himpunan MUDA, PAROBAYA dan TUA ini dapat dilihat pada gambar berikut

1035Umur (th)Muda1035Umur (th)Parobaya1055Umur (th)Tua55

Gambar 2.3 Grafik Keanggotaan UmurSumber : [3:2]Pada gambar di atas, dapat dilihat bahwa: apabila seseorang berusia 34 tahun, maka ia dikatakan MUDA (MUDA[34]=1); apabila seseorang berusia 35 tahun, maka ia dikatakan TIDAK MUDA (MUDA [35]=0); apabila seseorang berusia 35 tahun kurang 1 hari, maka ia dikatakan TIDAK MUDA (MUDA [35 th -1hr]=0); apabila seseorang berusia 35 tahun, maka ia dikatakan PAROBAYA (PAROBAYA[35]=1); apabila seseorang berusia 34 tahun, maka ia dikatakan TIDAK PAROBAYA (PAROBAYA[34]=0); apabila seseorang berusia 35 tahun, maka ia dikatakan PAROBAYA (PAROBAYA[35]=1); apabila seseorang berusia 35 tahun kurang 1 hari, maka ia dikatakan TIDAK PAROBAYA (PAROBAYA[35 th - 1 hr]=0);

Dari sini bisa dikatakan bahwa pemakaian himpunan crisp untuk menyatakan umur sangat tidak adil, adanya perubahan kecil saja pada suatu nilai mengakibatkan perbedaan kategori yang cukup signifikan.Himpunan fuzzy digunakan untuk mengantisipasi hal tersebut. Seseorang dapat masuk dalam 2 himpunan yang berbeda, MUDA dan PAROBAYA, PAROBAYA dan TUA, dsb.Seberapa besar eksistensinya dalam himpunan tersebut dapat dilihat pada nilai keanggotaannya. Gambar berikut menunjukkan himpunan fuzzy untuk variabel umur.01

Umur (th)253540450505565MudaParobayaTua

Gambar 2.4 Grafik Keanggotaan Fuzzy untuk Kriteria UmurSumber : [3:3]Pada gambar di atas, dapat dilihat bahwa: Seseorang yang berumur 40 tahun, termasuk dalam himpunan MUDA dengan MUDA[40]=0,25; namun dia juga termasuk dalam himpunan PAROBAYA dengan PAROBAYA[40]=0,5. Seseorang yang berumur 50 tahun, termasuk dalam himpunan MUDA dengan TUA[50]=0,25; namun dia juga termasuk dalam himpunan PAROBAYA dengan PAROBAYA [50]=0,5.Kalau pada himpunan crisp, nilai keanggotaan hanya ada 2 kemungkinan, yaitu 0 atau 1, pada himpunan fuzzy nilai keanggotaan terletak pada rentang 0 sampai 1. Apabila x memiliki nilai keanggotaan fuzzy A[x]=0 berarti x tidak menjadi anggota himpunan A, demikian pula apabila x memiliki nilai keanggotaan fuzzy A[x]=1 berarti x menjadi anggota penuh pada himpunan A.Terkadang kemiripan antara keanggotaan fuzzy dengan probabilitas menimbulkan kerancuan. Keduanya memiliki nilai pada interval [0,1], namun interpretasi nilainya sangat berbeda antara kedua kasus tersebut. Keanggotaan fuzzy memberikan suatu ukuran terhadap pendapat atau keputusan, sedangkan probabilitas mengindikasikan proporsi terhadap keseringan suatu hasil bernilai benar dalam jangka panjang. Misalnya, jika nilai keanggotaan suatu himpunan fuzzy MUDA adalah 0,9; maka tidak perlu dipermasalahkan berapa seringnya nilai itu diulang secara individual untuk mengharapkan suatu hasil yang hampir pasti muda. Di lain pihak, nilai probabilitas 0,9 muda berarti 10% dari himpunantersebut diharapkan tidak muda.Himpunan fuzzy memiliki 2 atribut, yaitu:a. Linguistik, yaitu penamaan suatu grup yang mewakili suatu keadaan atau kondisi tertentu dengan menggunakan bahasa alami, seperti: MUDA, PAROBAYA, TUA.b. Numeris, yaitu suatu nilai (angka) yang menunjukkan ukuran dari suatu variable, seperti: 40, 25, 50, dsb.Ada beberapa hal yang perlu diketahui dalam memahami sistem fuzzy, yaitu:a. Variabel fuzzyVariabel fuzzy merupakan variabel yang hendak dibahas dalam suatu system fuzzy.Contoh: umur, temperatur, permintaan, dsb.b. Himpunan fuzzyHimpunan fuzzy merupakan suatu grup yang mewakili suatu kondisi atau keadaan tertentu dalam suatu variabel fuzzy.Contoh: Variabel umur, terbagi menjadi 3 himpunan fuzzy, yaitu: MUDA, PAROBAYA, dan TUAVariabel temperatur, terbagi menjadi 5 himpunan fuzzy, yaitu: DINGIN, SEJUK, NORMAL, HANGAT, dan PANAS.2.3 Metode Fuzzy Mamdani Metode Mamdani sering juga dikenal dengan nama Metode Max-Min. Metode ini diperkenalkan oleh Ebrahim Mamdani pada tahun 1975. Untuk mendapatkan output,diperlukan 4 tahapan: (1) Pembentukan himpunan fuzzy; (2) Aplikasi fungsi implikasi (aturan); (3) Komposisi aturan; (4) Penegasan (deffuzy). [4:1-6]0. Pembentukan himpunan fuzzyPada Metode Mamdani, baik variabel input maupun variabel output dibagi menjadi satu atau lebih himpunan fuzzy.0. Aplikasi fungsi implikasiPada Metode Mamdani, fungsi implikasi yang digunakan adalah Min.0. Komposisi AturanTidak seperti penalaran monoton, apabila sistem terdiri-dari beberapa aturan, maka inferensi diperoleh dari kumpulan dan korelasi antar aturan. Ada 3 metode yang digunakan dalam melakukan inferensi sistem fuzzy, yaitu: max, additive dan probabilistik OR (probor).a. Metode Max (Maximum)Pada metode ini, solusi himpunan fuzzy diperoleh dengan cara mengambil nilai maksimum aturan, kemudian menggunakannya untuk memodifikasi daerah fuzzy, dan mengaplikasikannya ke output dengan menggunakan operator OR (union). Jika semua proposisi telah dievaluasi, maka output akan berisi suatu himpunan fuzzy yang merefleksikan konstribusi dari tiap-tiap proposisi. Secara umum dapat dituliskan:sf[xi]