lapsusfgh jiwa non psikotik car 057(1)ghj
DESCRIPTION
HhkTRANSCRIPT
GANGGUAN CAMPURAN ANXIETAS DAN DEPRESI (F41.2)
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. MN
Jenis kelamin : Laki-Laki
Umur : 45 tahun (13 Juni 1970)
Agama : Islam
Status pernikahan : Sudah Menikah
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jl. NTI Makassar
LAPORAN PSIKIATRIK
I. RIWAYAT PSIKIATRI
Diperoleh dari alloanamnesis dari :
Nama : Tn. M
Agama : Islam
Pekerjaan : Pensiunan
Pendidikan : SMA
Alamat : Maros
Hubungan dengan pasien : Ayah Kandung Pasien
Nama : Ny. S
Agama : Islam
Pekerjaan : IRT
Pendidikan : SMA
Alamat : BTP
Hubungan dengan pasien : Adik Kandung Pasien
II. RIWAYAT PENYAKIT
A. Keluhan Utama : rasa khawatir
B. Riwayat Gangguan Sekarang
1. Keluhan dan Gejala
Pasien rawat jalan datang ke Poliklinik RSKD Dadi untuk ketiga kalinya
dengan keluhan khawatir. Terakhir pasien berobat ± 1 bulan yang lalu. Pasien
pertama kali mengalami rasa khawatir ini sejak 3 bulan yang lalu. Awalnya,
pasien merasakan tangan dan kakinya tiba-tiba gemetar, badan terasa dingin, dan
merasa ingin jatuh saat sholat jum’at karena tiba-tiba mengingat masalah hutang
piutang yang harus dibayarnya. Kemudian ia sadar dari lamunannya bahwa
sekarang ia sedang sholat dan berfikir setan telah mengganggu sholatnya. Rasa
khawatir yang dialaminya terkadang hilang dengan melakukan sholat, baca surah
Yasin dan bertemu dengan ustadz untuk meminta nasehat mengenai masalah
hidup yang dialaminya. Rasa khawatir yang dialami tidak tentu waktu datangnya
dan sifatnya tidak terus menerus. Pasien juga mengaku bahwa saat rasa khawatir
datang, ia berpikir bagaimana masa depan anaknya kelak, bagaimana cara ia
membiayai sekolah anaknya dengan hutangnya yang sangat banyak. Pasien
mengaku mengalami jantung berdebar-debar, merasa kepalanya berat dan takut
mengalami serangan stroke karena yang dipahaminya adalah orang yang stress
akan berlanjut menjadi depresi dan berakhir dengan stroke. Pasien tidak ingin
terkena penyakit stroke yang pada akhirnya ia tidak bisa melakukan apa-apa dan
berfikir bagaimana nasib anak dan isterinya jika ia sakit. Selain stroke, pasien juga
takut mengidap penyakit gangguan jiwa.
Saat tidak melakukan pekerjaan, masalah hutang-piutang ini selalu
melayang-layang dipikirannya apalagi pasien beranggapan bahwa setiap ia
melakukan suatu usaha, selalu saja ada masalah. Jadi, ia menganggap bahwa nasib
tidak berpihak kepadanya. Pasien adalah seorang pengusaha jual-beli mobil pada
perusahannya sendiri dan mengaku tidak mengalami perkembangan, serta sering
ke Veteran untuk berbincang-bincang dan bercanda dengan temannya. Saat
melamun, pasien merokok dan minum kopi. Pasien juga mengaku bahwa dirinya
menjadi lebih sensitif terhadap orang lain, mudah tersinggung namun tidak marah
ataupun mengamuk. Pasien mengaku nafsu makannya menurun sehingga ia
mengalami penurunan berat badan dan sulit untuk mempertahankan tidur ketika
terbangun ditengah malam.
Di luar rumah, pasien sering bercanda dengan temannya sehingga ia bisa
sedikit melupakan masalahnya, dan merasa tidak ingin pulang ke rumah karena
langsung teringat akan masalah yang dialaminya.
2. Hendaya / Disfungsi
Hendaya Sosial : (-)
Hendaya Pekerjaan : (+)
Hendaya Penggunaan Waktu Senggang : (+)
3. Hubungan stressor dan psikososial :
Hutang piutang yang dimiliki oleh pasien dan usahanya yang tidak cukup
sukses.
C. Riwayat Gangguan Sebelumnya
1. Gangguan Psikiatrik
Pasien mengaku pertama kali mengalami rasa cemas pada tahun 2005
dengan pemicu yang sama yakni hutang piutang yang dialaminya. Namun saat itu,
ia bisa atasi karena permasalahan jumlah hutangnya tidak sebesar jumlah hutang
sekarang. Pasien menghilangkan rasa stressnya dengan rajin beribadah di rumah
maupun ke masjid, membaca alquran terutam surah Yasin, dan bertemu dengan
ulama-ulama.
2. Gangguan Medik
Pasien mengaku tidak pernah mengalami trauma. Pasien tidak ada riwayat
kejang. Riwayat Diabetes Melitus dan hipertensi, sakit ginjal maupun sakit liver
tidak ada.
3. Gangguan Zat Psikoaktif
Pasien merokok tapi tidak pernah menggunakan obat-obatan golongan
narkotika.
D. Riwayat Kehidupan Pribadi
Riwayat Prenatal dan Perinatal ( 0-1 tahun )
Pasien lahir spontan, cukup bulan dan ditolong oleh bidan. Selama masa
kehamilan, ibu pasien dalam keadaan sehat. Pasien tumbuh dan berkembang
dengan baik.
Masa Kanak Awal ( 1-3 tahun )
Pasien termasuk anak yang sehat dengan proses tumbuh kembang dan
tingkah laku normal seperti anak seusianya. Pasien tidak pernah kejang,
tidak pernah kecelakaan saat usia 3 tahun.
Masa Kanak Pertengahan ( 4-11 tahun )
Pasien pernah TK dan SD pada salah satu sekolah di Maros. Semasa
sekolah pasien dapat mengikuti pelajaran dengan baik. Pasien termasuk anak
yang sehat dengan proses tumbuh kembang dan tingkah laku normal
seperti anak seusianya.
Masa Kanak Akhir ( 12-17 tahun )
Pasien melanjutkan SMP dan SMA pada salah satu sekolah di Maros
dan menyelesaikan sekolahnya dengan prestasi belajar yang cukup dan
tidak pernah tinggal kelas.
Riwayat Pekerjaan
Pasien seorang pengusaha jual beli mobil semenjak tahun 2000 sampai
sekarang tapi tidak cukup berkembang.
Riwayat Kehidupan Beragama
Pasien beragama islam. Pasien merupakan seorang yang rajin beribadah
E. Riwayat Kehidupan Keluarga
Pasien merupakan anak kedua dari empat bersaudara ( ♂ , ♂ , ♀ , ♀ ).
F. Situasi Sekarang
Pasien telah menikah pada tahun 2000 dan telah dikaruniai 3 orang anak (♀,
♂ , ♀ ). Tinggal bersama dengan istri dan ketiga orang anaknya di rumah pribadi
yang ditinggalinya di daerah NTI, sedangkan bapak dan ibunya tinggal di Maros.
G. Persepsi (tanggapan) Pasien tentang diri dan kehidupannya
Pasien mengaku bahwa ia sadar saat ini dirinya mengalami stres dan bisa
menjadi depresi. Dari depresi selanjutnya ia bisa menjadi stroke. Dan penyakit
stroke itulah yang menakut-nakuti dirinya, bahwa suatu saat ia akan terkena
stroke. Selain itu juga, pasien takut dan menangis dianggap dirinya mengalami
penyakit gangguan jiwa seperti penyakit gila yang dalam istilah kedokteran
disebut Skizofrenia.
AUTOANAMNESIS
Tanggal : 29 Desember 2014
DM : Assalamu Alaikum, Pak.P : Waalaikum salam dok.DM : Perkenalkan Pak, saya dokter muda Catherine yang bertugas hari ini,
nama bapak siapa ?P : Pak TN dok.DM : Berapa umur Bapak sekarang ?P : Saya lahir 13 Juni 1970, jadi sekarang sudah hampir 45 tahun. (
daya ingat jangka panjang baik)DM : Apa pekerjaan Bapak ?P : Wiraswasta, dok.DM : Bapak tinggal di mana ?P : Di Jl. NTI, dok.DM : Kalo boleh tahu Pak, apa yang membuat bapak datang ke sini ?P : Ini dok, saya selalu merasa khawatir.DM : Tolong bapak jelaskan, perasaan khawatir seperti apa yang bapak
maksudkan ?P : Perasaan khawatir, was-was, ada-ada saja yang selalu saya pikirkan.
Pikiran saya itu selalu macam-macam.DM : Sejak kapan bapak mulai merasa khawatir ?P : Sejak 3 bulan yang lalu. Begini dok, awalnya itu pada saat saya
sedang sholat Jumat. Tiba-tiba badan saya gemetar, tangan dan kaki
saya gemetar, badan serasa dingin dan saya seperti mau jatuh, tapi Alhamdulillah Tuhan masih memberi saya kekuatan menyelesaikan sholat Jumat. Ini saya kesini untuk ketiga kalinya.
DM : Apa sebenarnya yang bapak pikirkan saat itu ?P : Serasa ada yang sedang bisiki saya, berbicara buruk tentang
kehidupan saya, mau mengganggu sholat saya kepada Tuhan. Saya saat ini dok selalu mendengarkan nasihat, ketemu dengan ulama masjid, sehingga saya tahu bahwa setan sedang mengganggu saya dalam sholat. Saya sangat takut dok (dengan ekspresi wajah yang sedih dan memelas).
DM : Maaf bapak, bisa dijelaskan lebih lanjut apakah bapak mendengar suara bisikan setan ditelinga bapak yang orang lain tidak bisa dengar?
P : Sulit saya jelaskan dok tapi, cuman hari itu saja. (sambil memikirkan maksud penyampaian sebelumnya). Begini, saya sedang sholat dan saya melamunkan hutang-hutang saya, dosa-dosa saya kenapa saya jadi begini, kemudian saya tersadar bahwa saya tidak khusyuk dalam sholat dan berfikir bahwa setan sedang mengganggu saya dalam sholat saya kepada Tuhan. ( persepsi : tidak ada halusinasi)
DM : Ok, bapak. Bisa bapak jelaskan lebih lanjut apa yang bapak pikirkan saat itu ?
P : Saya memikirkan hutang saya dok. Hutang saya itu sangat banyak apalagi usahaku tidak begitu berkembang, dok. ( stressor psikososial)
DM : Maaf bapak saya bertanya seperti ini, dimana saja bapak berhutang ? dan bisa dirincikan hutang-hutang bapak ?
P : Begini dok, saya itu punya hutang di Bank, di orang lain, cicilan mobil, cicilan motor. Banyak dok, semua untuk anak-anak (pasien menunduk).
DM : Apakah anda pernah merasa bahwa jantung bapak berdebar-debar ? Pusing ? sakit kepala ? atau jarang tidur ?
P : Tidak pernah ji dok kalo jantung berdebar-debar tapi kadang-kadang ada sedikit dok. dan sakit kepala. Cuman ini kepalaku yang paling terasa berat, terasa diikat dan tidur saya biasa terganggu kalo tiba-tiba saya pikirkan lagi hutang-hutangku. Ini juga dok, berat badan saya turun karena malas makan. Saya juga merasa sulit tidur.
DM : Bapak, ini untuk ketiga kalinya Bapak berobat kesini. apakah masih sering merasa khawatir dan rasakan keluhan yang disebutkan tadi?
P : Sudah agak mendingan dok, tapi ya pikiran-pikiran itu selalu melintas. Apalagi kalau lagi berdiam diri ditempat usaha.
DM : Apa yang bapak lakukan sehari-hari ?
P : Saya jalankan usaha ku dok, usaha jual beli mobil. Kadang saya duduk diam, langsung tiba-tiba saya pikirkan hutang-hutangku, masa laluku, masa depannya anak-anakku, makanya saya suka cerita sama teman-temanku ( hendaya sosial (-), hendaya pekerjaan (+))
DM : Jadi, apa yang bapak lakukan jika berada di rumah?P : Itu dok, lebih banyak diam, termenung kalo di rumah. Rasanya kalo
keluar rumah, saya malas pulang. Karena saya pasti pikirkan lagi hutang-hutangku. ( hendaya waktu senggang (+))
DM : Selain rasa khawatir, apa lagi bapak rasakan ? Pernah merasa takut ?P : Sebenarnya juga dok, saya takut.DM : Bisa dijelaskan perasaan takut apa yang bapak maksudkan dan kenapa
bapak merasa takut ?P : Perasaan khawatir saya ini bikin saya takut, apakah saya termasuk
orang stress, nah orang yang stres itu bisa jadi depresi, dan orang yang depresi itu bisa jadi stroke. Saya takut terkena stroke, karena bagaimana masa depan anak-anak dan isteri saya nantinya, siapa yang melunasi hutang-hutang saya.
DM : Maaf pak, apakah bapak pernah berniat melakukan bunuh diri ?P : Kalo bunuh diri dok, saya tidak pernah berniat bunuh diri. Tapi
terkadang muncul suara hati untuk menyuruh bunuh diri tapi saya sadar betul bahwa bunuh diri tidak boleh, dok.
DM : Bapak pernah mendengar suara-suara yang sumber suaranya tidak ada? dan melihat sesuatu yang sebenarnya tidak dapat dilihat oleh orang lain?
P : Tidak pernah dok. Dok, ( gangguan persepsi (-))DM : Bapak, untuk saat ini memang bapak betul mengalami gangguan jiwa.
Tapi untuk kategori penyakit gila, bapak tidak menderita penyakit tersebut. Buktinya Bapak masih bisa berkumpul saa teman-teman ta yang lain.
P : Jadi, dok. Apa yang sebenarnya ini saya alami, karena sudah lama berobat kesini ?
DM : Bapak, saat ini bapak mengalami gangguan cemas dan sedikit stress kalau bahasa kami itu, Bapak terkena depresi ringan. Jadi, nanti bapak akan saya berikan obat. Saya sarankan Bapak kalau memiliki masalah atau berpikiran aneh, tolong bercerita sama keluarga terdekat, bisa sama Bapak ta’ atau Istri. Usahakan masalahnya jangan dipendam sendiri
P : Iya dok. Terima kasih banyak dok. DM : Terima kasih banyak Pak.
III. STATUS MENTAL
A. Deskripsi umum
1. Penampilan : Seorang pria berpenampilan sesuai
umur. Berkulit sawo matang, rambut pendek berwarna hitam. Saat
wawancara, pasien memakai kemeja berwarna abu-abu dan celana panjang
berwarna cokelat muda, menggunakan sendal, kuku tangan dan kaki tampak
bersih dan tidak panjang.
2. Kesadaran : Baik
3. Perilaku dan aktivitas psikomotor : Normoaktif
4. Pembicaraan : Pasien berbicara spontan, lancar dan
bicara cukup banyak, menjawab sesuai dengan pertanyaan. Gangguan bicara
tidak ada.
5. Sikap terhadap pemeriksa : Kooperatif
B. Keadaan afektif (mood), perasaan, empati, dan perhatian
1. Mood : sedih
2. Afek : labil (pasien berubah-ubah saat mengutarakan keluhannya,
kadang tiba-tiba hampir menangis, aktif bicara, dan berintonasi
kecil)
3. Empati : dapat dirabarasakan
C. Fungsi intelektual (kognitif)
1. Taraf Pendididkan, Pengetahuan Umum Dan Kecerdasan :
Sesuai
2. Daya konsentrasi : baik
3. Orientasi (Waktu, Tempat, dan Orang)
Daya Orientasi Waktu : baik
Daya Orientasi Tempat : baik
Daya Orientasi Personal : baik
4. Daya ingat
Daya Ingat Jangka Panjang : baik
Daya Ingat Jangka Pendek : baik
Daya Ingat Jangka Segera : baik
5. Pikiran abstrak : baik
6. Bakat kreatif : tidak diketahui
7. Kemampuan menolong diri sendiri : baik
D. Gangguan persepsi
1. Halusinasi : tidak ada
2. Ilusi : tidak ada
3. Depersonalisasi : tidak ada
4. Derealisasi : tidak ada
E. Proses berfikir
1. Arus pikiran
a. Produktivitas : cukup
b. Kontinuitas : relevan dan koheren
c. Hendaya berbahasa : tidak ada
2. Isi pikiran
a. Preokupasi : khawatir tentang hutang piutang ditambah dengan
usahanya yang tidak berkembang serta kemungkinan terkena stroke dan
gangguan jiwa jika stressnya tidak diatasi.
b. Gangguan isi pikiran : tidak ada
F. Pengendalian impuls : baik
G. Daya nilai
1. Normo sosial : baik
2. Uji daya nilai : baik
3. Penilaian Realitas : baik
H. Tilikan (insight) : tilikan 6 (pasien merasa sakit dan membutuhkan
pengobatan)
I. Taraf dapat dipercaya: dapat dipercaya
IV. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT
A. Status Internus
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Tanda vital
> Tekanan Darah : 130/80 mmHg
> Pernapasan : 24 x/mnt
B. Status Neurologik
1. GCS : E4 V5 M6
2. Rangsang Meningeal : tidak dilakukan
3. Tanda ekstrapiramidal
- tremor tangan : tidak ada
- cara berjalan : normal
- keseimbangan : baik
4. Motorik : normal
5. Sensorik : normal
6. Kesan : normal
V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
Pasien Tn. MN datang ke poliklinik rawat jalan RSKD Dadi dengan keluhan
khawatir dialami sejak 3 bulan yang lalu. Awalnya, pasien merasa tangan dan
kakinya gemetar saat sedang sholat Jumat dimasjid karena memikirkan masalah
hutang piutang yang dialaminya, dan juga pasien mengeluhkan sulit tidur.
Pasien juga mengeluh malas makan, kepala terasa berat dan terasa seperti
terikat keras, ada riwayat jantung berdebar-debar. Pasien juga merasa lemas,
kurang bergairah untuk memulai aktifitas. Pasien sangat cemas memikirkan
hutang piutangnya dan penyakit stress yang dapat berlanjut menjadi depresi dan
ujung-ujungnya dapat menjadi stroke serta ia takut bahwa suatu saat ia menjadi
gila.
Dari status mental didapatkan seorang pria berusia 45 tahun berpenampilan
sesuai umur. Berkulit sawo matang, rambut pendek berwarna hitam. Saat
wawancara, pasien memakai kemeja berwarna abu-abu dan celana panjang
berwarna cokelat muda, menggunakan sendal, kuku tangan dan kaki tampak
bersih dan tidak panjang. Pasien duduk tenang dengan ekspresi wajah sedih,
kontak mata dengan pemeriksa baik. Sikap pasien tenang dan kooperatif dalam
menjawab pertanyaan. Kesadaran baik, perilaku dan aktivitas psikomotor
tenang, pembicaraan lancar, spontan, sikap terhadap pemeriksa kooperatif.
Keadaan mood sedih, afek labil dan empati dapat dirabarasakan. Pada fungsi
Intelektual (Kognitif) taraf pendidikan, pengetahuan umum dan kecerdasan
sesuai dengan pendidikan, daya konsentrasi baik. Orientasi (waktu, tempat dan
orang) baik. Daya ingat (jangka panjang, jangka sedang dan jangka pendek) baik.
Pikiran abstrak baik, bakat kreatif tidak ada, kemampuan menolong diri sendiri
baik. Gangguan persepsi tidak ada. Arus pikiran: produktivitas logorhea,
kontiniuitas relevan dan koheren dan hendaya berbahasa tidak ditemukan. Isi
pikiran: preokupasi khawatir tentang hutang piutang ditambah dengan usahanya
yang tidak berkembang serta kemungkinan terkena stroke dan gangguan gila,
gangguan isi pikiran tidak ada. Pengendalian Impuls baik. Daya nilai baik. Tilikan
(Insight) Tilikan 6 (Pasien merasa sakit dan membutuhkan pengobatan). Taraf
dapat dipercaya dapat dipercaya.
VI. EVALUASI MULTI AKSIAL
1. Aksis I
Gangguan Campuran Anxietas dan depresi (F.41.2)
Dari autoanamnesis didapatkan adanya gejala klinis yang bermakna yaitu,
rasa cemas, mengeluh lemah dan kurang bergairah memulai aktifitas, kepala
terasa berat dan seperti terikat, kadang merenung terutama saat sendiri,
kepercayaan diri untuk memulai usaha berkurang, tidur terganggu, dan nafsu
makan berkurang, dan khawatir akan terkena penyakit penyakit stroke hingga
akhirnya dia tidak dapat bekerja dan menghidupi keluarganya Keadaan ini
menimbulkan penderitaan (distress), terdapat hendaya pekerjaan, dan disabilitas
ringan sehingga dapat disimpulkan sebagai gangguan jiwa.
Pada pemeriksaan status mental tidak ditemukan hendaya berat dalam
menilai realita, sehingga digolongkan dalam gangguan jiwa non psikotik.
Pada pemeriksaan status internus dan status neurologis tidak ditemukan
adanya kelainan yang mengindikasikan gangguan medis umum yang
menimbulkan gangguan otak, sehingga penyebab organik dapat disingkirkan,
sehingga pasien di diagnosis sebagai gangguan jiwa non psikotik non-organik.
Dari autoanamnesis serta pemeriksaan status mental didapatkan bahwa
pasien mengalami rasa cemas, kepala terasa berat dan seperti terikat, mengeluh
lemah dan kurang bergairah memulai aktifitas, kadang merenung terutama saat
sendiri, kepercayaan diri untuk memulai usaha berkurang, tidur terganggu, dan
nafsu makan berkurang. Gejala tersebut menunjukkan rangkaian gejala anxietas
dan depresi, dimana masing-masing tidak menunjukkan rangkaian gejala yang
cukup berat untuk menegakkan diagnosis tersendiri digolongkan dalam
Gangguan Campuran Anxietas dan Depresi (F41.2).
2. Aksis II
Dari informasi yang didapatkan ini belum cukup untuk mengarahkan pasien
ke salah satu ciri kepribadian, sehingga dimasukkan ke dalam ciri
kepribadian yang tidak khas
3. Aksis III
Tidak ada diagnosis.
4. Aksis IV
Stressor psikososial yakni masalah ekonomi yang berhubungan dengan
kesulitan pasien dalam melunasi hutang-hutangnya.
5. Aksis V
GAF Scale 60-51 : gejala sedang (moderate), disabilitas sedang.
VII. DAFTAR PROBLEM
1. Organobiologik
Ditemukan ketidak seimbangan neurotransmitter sehingga pasien
memerlukan farmakoterapi.
2. Psikologik
Perilaku dan aktivitas psikomotor normoaktif, afek labil, ekspresi afektif
sedih, empati dapat dirabarasakan, daya ingat jangka panjang tidak terganggu,
intelegensia dan pengetahuan umum sesuai dengan pendidikan dan usia,
halusinasi tidak ada, waham tidak ada, tilikan derajat enam.
3. Sosiologik
Ditemukan hendaya dalam penggunaan waktu senggang dan hendaya dalam
pekerjaan, sehingga perlu dilakukan terapi lebih lanjut.
VIII. PROGNOSIS
1. Faktor yang mendukung kearah prognosis baik
Dukungan dari keluarga
Sudah menikah dan memiliki anak
Faktor stressor jelas
2. Faktor yang mendukung kearah prognosis buruk
Sifat pasien yang agak tertutup dengan lingkungan sekitar
IX. PEMBAHASAN & DISKUSI
Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan psikiatri, menunjukkan
bahwa pasien mengalami depresi dan axietas akibat masalah hutang-piutangnya
yang sangat banyak. Pasien juga merasa sering melamun, putus asa, tidak
bersemangat dalam menjalankan aktivitas sehari-hari serta takut untuk terserang
depresi yang nantinya menjadi stroke sehingga tidak dapat bekerja dan tidak dapat
memenuhi kebutuhan keluarga.
Pasien merasa putus asa, tidak bersemangat dalam menjalani aktivitas
sehari-hari. Pesimis untuk memulai usaha lain demi melunasi hutang-hutangnya.
Pasien sering melamun dan tidak ada keinginan untuk melakukan apa-apa.
Keluhan susah tidur dirasakan bila timbul rasa khawatir
Sesuai dengan gejala yang dialami pasien, menurut PPDGJ III, diagnosis
aksis I yang sesuai untuk pasien ini adalah Gangguan campuran anxietas dan
Depresi (F41.2).
Menurut PPDGJ III, diagnosis Gangguan Campuran Anxietas dan Depresi :
1. Terdapat gejala-gejala anxietas maupun depresi, dimana masing-asing
tidak menunjukkan rangkaian gejala yang cukup berat untuk
menegakkan diagnosis tersndiri
2. Bila ditemukan anxietas berat disertai depresi yang lebih ringan, maka
harus dipertimbangkan kategori gangguan anxietas lainnya atau
gangguan gangguan anxietas fobik
3. Bila dietemukan sindrom depresi dan anxietas yang cukup berat untuk
menegakkan diagnosis tersebut harus dikemukakan, dan diagnosis
gangguan campuran tidak dapat digunakan. Jika karena sesuatu hal
hanya dapat dikemukakan satu diagnosis maka gangguan depresif harus
diutamakan.
Dari riwayat psikososial dan lingkungan (aksis IV), pasien memiliki
masalah ekonomi. Pasien juga mengalami kendala dalam melunasi seluruh
hutang-hutangnya sehingga ia sering melamunkan cara melunasinya, masa depan
anak dan istri-istrinya.
Dilihat dari penilaian fungsi secara global, gangguan yang dialami pasien
tergolong dalam skala GAF scale GAF 80-71, yaitu beberapa disabilitas gejala
sementara & dapat diatasi, disabilitas ringan dalam pekerjaan, penggunaan waktu
senggang.
Penderita ini dianjurkan untuk mendapat terapi psikofarmaka dengan Atarax
0,5 mg (1/2-1/2-1) yang mengandung alprazolam yaitu obat anti-anxietas
golongan benzodiazepine yang bereaksi dengan reseptornya (benzodiazepine
receptors) akan menghambat ‘the inhibitory action of GABA-ergic, sehingga
hiperaktivitas dari aminergik neurotransmitter dapat mereda. Kemudian diberi
Elizac 20 mg (1-0-0) yang mengandung fluoxetin yang menghambat “re-uptake
aminergic neurotransmitter” dan menghambat penghancuran oleh enzim
“monoamine oxidase” sehingga terjadi peningkatan jumlah “aminergic
neurotransmitter” pada celah sinaps neuron tersebut yang dapat meningkatkan
aktivitas reseptor serotonin.
Selain terapi psikofarmaka dilakukan psikoterapi berupa ventilasi
(memberikan kesempatan kepada pasien untuk menceritakan masalahnya) dan
konseling (meyakinkan pasien dapat mengatasi masalahnya). Penting juga
dilakukan sosioterapi yang melibatkan peran keluarga pasien agar dapat
memahami keadaan pasien sekarang ini dan mampu mengerti kebutuhan pasien
serta terus dapat menjaga hubungan dengan pasien.
X. RENCANA TERAPI
1. Psikofarmaka :
Atarax 0,5 mg (0-1/2-1)
Elizac 20 mg (1-0-0)
2. Psikoterapi :
Ventilasi : Memberikan kesempatan kepada pasien untuk menceritakan
masalahnya dan meyakinkan pasien dapat mengatasi masalahnya.
Konseling : Memotivasi pasien agar selalu berpikir positif agar pasien
memahami kondisi dirinya dan memahami cara menghadapinya, serta
memotivasi pasien agar tetap minum obat secara teratur.
3. Sosioterapi
Memberikan pengertian kepada keluarga pasien agar dapat memahami
keadaan pasien sekarang ini dan mampu mengerti kebutuhan pasien serta
terus dapat menjaga hubungan dengan pasien.
XI. FOLLOW UP
Memantau keadaan umum pasien dan perkembangan penyakitnya serta
efektivitas terapi dan efek samping dari obat.