leaflet jjr legowo

3
PENDAHULUAN Pertumbuhan Tanaman Padi yang berada dipinggir biasanya pertumbuhannya lebih baik dari pada tanaman padi yang berada di tenggah petakan,keadaan yang demikian karena adanya pengaruh sinar matahari. Dengan adanya pengaruh sinar matahari terhadap tanam pinggir diperlukan rekayasa tata ruang untuk pertumbuhan tanaman padi.,Dengan mengatur jarak tanam yang sesuai untuk mengoptimalkan sinar matahari terhadap tanaman,baik jarak tanam antar barisan maupun dalam barisan. Rekayasa jarak tanam yang sesuai dengan keberadaan tersebut adalah dengan sistim tanam Jajar Legowo, Yang artinya penanaman dengan dengan mengatur jarak tanam dua,tiga atau empat antar barisan secara berselang seling dengan satu atau dua barisan kosong. Cara tanam yang banyak diterapkan adalah legowo 2 : 1 karena hasilnya lebih maksimal dibanding dengan cara tanam biasa,Yaitu 2 barisan tanaman berselang seling dengan 1 barisan kosong. Jarak Tanam 40 cm x ( 20 cm x 10 cm ). Sistim ini hasil panen lebih baik dan efisien terhadap penggunaan lahan, dan sistim tersebut mempermudah pemeliharaan sekaligus bias dikombinasikan dengan pemeliharaan ikan maupun Azolla. Selain itu dapat mengurangi kerobohan tanaman terhadap angina dan mengurangi kelembaban sekitar tanaman, sekaligus bias mengurangi serangan Hama dan tanaman padi. 1. Benih dan Varietas a. Benih varietas Memberamo, Maros, Ciliwung, Cirata, Cilosari, Ir. 64, Ciherang atau Varietas unggul lainnya. b. Kebutuhan benih 30–40 Kg /Ha dengan, daya tumbuh minimal 80 % Benih di remdam selama 12 jam kemudian diperam selama 24 jam, selanjutnya disemaikan di persemaian Luas persemaian seluas 20 % dari luas lahan yang akan ditanami padi. 2. Pembuatan Pesemaian a. Letak persemaian dibuat pada lahan yang mudah diairi,dan tidak diareal bekas serangan Tungro. b. Dihindari pembuatan persemaian dekat lampu,agar tidak menarik hama wereng dan sundep. c. Dosis Pemupukan dipersemaian per 500 m2, Urea 10 Kg, Sp.36 5 Kg , KcL 4 Kg. d. Untuk mencegah penularan hama dan Penyakit,persemaian diberi pestisida dengan bahan aktif Karbofuran dengan dosis 4 Kg / 500 m2. e. Bibit ditanam sekitar umur 21 hari atau saat bibit padi mempunyai daun 4 – 5 helai daun. f. Bibit yang mempunyai gejala tungro ( Warna daun kuning kemerahan mengkilat dan kaku ) atau gejala serangan hama ganjur jangan ditanam. 3. Penyiapan lahan. a. Bahan organik ( pupuk kandang atau kompos ) sebaiknya diberikan pada saat sebelum penggolahan atau bajak I ( Pertama ) dengan dosis 5 – 10 Ton /Ha,terutama pada daerah yang kadar bahan organiknya rendah. b. Pada Tanah berat sebaiknya dibajak sampai masak,jika memungkinkan penggolahan tanah berselang seling,dan kedalaman penggolahan tanah sekitar 15 – 25 cm.Dan pada tanah ringan diolah dengan kedalaman sekitar 25 – 30 cm. c. Untuk melumpurkan dan meratakan tanah dirotari atau digeledek 1 sampai 2 kali,kalau tidak tersedia rotary dapat dicangkul , kemudian dilakukan pengaruan sampai rata. d. Gulma dan sisa tanaman diambil dari petakan dan dibersihkan. e. 4. Tanam a. Pada saat tanam,kondisi air di petakan harus dalm keadaan macak macak.

Upload: anang-budi

Post on 05-Aug-2015

299 views

Category:

Documents


12 download

TRANSCRIPT

Page 1: Leaflet JJR Legowo

PENDAHULUAN

Pertumbuhan Tanaman Padi yang berada dipinggir biasanya pertumbuhannya lebih baik dari pada tanaman padi yang berada di tenggah petakan,keadaan yang demikian karena adanya pengaruh sinar matahari. Dengan adanya pengaruh sinar matahari terhadap tanam pinggir diperlukan rekayasa tata ruang untuk pertumbuhan tanaman padi.,Dengan mengatur jarak tanam yang sesuai untuk mengoptimalkan sinar matahari terhadap tanaman,baik jarak tanam antar barisan maupun dalam barisan.

Rekayasa jarak tanam yang sesuai dengan keberadaan tersebut adalah dengan sistim tanam Jajar Legowo, Yang artinya penanaman dengan dengan mengatur jarak tanam dua,tiga atau empat antar barisan secara berselang seling dengan satu atau dua barisan kosong. Cara tanam yang banyak diterapkan adalah legowo 2 : 1 karena hasilnya lebih maksimal dibanding dengan cara tanam biasa,Yaitu 2 barisan tanaman berselang seling dengan 1 barisan kosong. Jarak Tanam 40 cm x ( 20 cm x 10 cm ).

Sistim ini hasil panen lebih baik dan efisien terhadap penggunaan lahan, dan sistim tersebut mempermudah pemeliharaan sekaligus bias dikombinasikan dengan pemeliharaan ikan maupun Azolla. Selain itu dapat mengurangi kerobohan tanaman terhadap angina dan mengurangi kelembaban sekitar tanaman, sekaligus bias mengurangi serangan Hama dan tanaman padi.

1. Benih dan Varietas

a. Benih varietas Memberamo, Maros, Ciliwung, Cirata, Cilosari, Ir. 64, Ciherang atau Varietas unggul lainnya.

b. Kebutuhan benih 30–40 Kg /Ha dengan, daya tumbuh minimal 80 %Benih di remdam selama 12 jam kemudian diperam selama 24 jam, selanjutnya disemaikan di persemaian Luas persemaian seluas 20 % dari luas lahan yang akan ditanami padi.

2. Pembuatan Pesemaian

a. Letak persemaian dibuat pada lahan yang mudah diairi,dan tidak diareal bekas serangan Tungro.

b. Dihindari pembuatan persemaian dekat lampu,agar tidak menarik hama wereng dan sundep.

c. Dosis Pemupukan dipersemaian per 500 m2, Urea 10 Kg, Sp.36 5 Kg , KcL 4 Kg.

d. Untuk mencegah penularan hama dan Penyakit,persemaian diberi pestisida dengan bahan aktif Karbofuran dengan dosis 4 Kg / 500 m2.

e. Bibit ditanam sekitar umur 21 hari atau saat bibit padi mempunyai daun 4 – 5 helai daun.

f. Bibit yang mempunyai gejala tungro ( Warna daun kuning kemerahan mengkilat dan kaku ) atau gejala serangan hama ganjur jangan ditanam.

3. Penyiapan lahan.

a. Bahan organik ( pupuk kandang atau kompos ) sebaiknya diberikan pada saat sebelum penggolahan atau bajak I ( Pertama ) dengan dosis 5 – 10 Ton /Ha,terutama pada daerah yang kadar bahan organiknya rendah.

b. Pada Tanah berat sebaiknya dibajak sampai masak,jika memungkinkan penggolahan tanah berselang seling,dan kedalaman penggolahan tanah sekitar 15 – 25 cm.Dan pada tanah ringan diolah dengan kedalaman sekitar 25 – 30 cm.

c. Untuk melumpurkan dan meratakan tanah dirotari atau digeledek 1 sampai 2 kali,kalau tidak tersedia rotary dapat dicangkul , kemudian dilakukan pengaruan sampai rata.

d. Gulma dan sisa tanaman diambil dari petakan dan dibersihkan.

e.

4. Tanam

a. Pada saat tanam,kondisi air di petakan harus dalm keadaan macak macak.

b. Satu hamparan diupayakan agar dapat tanam serempak,gunanya untuk mencegah ledakan hama dan penyakit.

c. Jarak tanam sisitim legowo adalah 2 ; 1 yang artinya adalah 40 cm x ( 20 cm x 10 cm ), 2 – 3 bibit / rumpun,dimana jarak antar barisan berselang seling 40 cm dan 20 cm, sedang jarak dalam barisan 10 cm.

10 cm 40 cm 20 cm

5. Pemupukan

Pemberian pupuk pada tanaman dimaksudkan untuk menambah unsur hara yang diperlukan oleh tanaman, Unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman adalah unsur hara Makro dan Mikro.

Tanaman Padi selama hidupnya membutuhkan hara dalam tanah sebanyak 138 Kg N, 45 Kg P dan

Page 2: Leaflet JJR Legowo

45 Kg K kebutuhan tersebut tidak diambil sekaligus oleh tanaman padi,tetapi secara bertahap sesuai dengan kebutuhannya.

Untuk pemberian pupuk agar dapat diserap oleh akar tanaman harus memperhatihan 5 Tepat, diantaranya : Tepat Waktu, Tepat Tempat, Tepat Jenis, Tepat jumlah dan Tepat sasaran.

Adapun Dosis pemberian pupuk adalah sebagai berikut :

No UraianJumlah Pemberian Pupuk

( Kg )Urea Sp.36 KcL

12

3

Pupuk DasarPupuk Susulan I( Umur 21-25 Hr )Pupuk Susulan II( Umur 40 -45 Hr )

100100

100

100-

-

100-

-

Jumlah 300 100 100

5. PENYIANGAN

Penyiangan dilakukan secara manual atau mekanis ( Menggunakan Landak ) sebanyak 2 kali, atau disesuaikan dengan pertumbuhan gulma.

Yaitu pada umur ± 15 hst dan ± 25 hst. Pada daerah yang kekurangan tenaga kerja dianjurkan menggunakan Herbisida para tumbuh, diantaranya Alley, Saturn D, Ronstar, Goal, Sofit , Banish dll.

7. PENGAIRAN

a) Tinggi genangan air ± 2,5 cmb) Hindari kekurangan air pada saat stadia

premordia bunga dan pengisian gabahc) 10 hari sebelum panen air harus dikeluarkand) Pada saat tanam musim kemarau ( Gadu )

pemberian air selang 5 hari sekali

8. PENGENDALIAN OPT

Pengendalian OPT menerapkan kaida kaida PHT, dan pada daerah endemis OPT dianjurkan menggunakan varietas anjuran

9. PANEN

Sekitar 10 hari sebelum panen air dalam petakan dikeluarkan seluruhnya, dan panen dilakukan bila 95 % butir padi telah menguning.

Perontokan sebaiknya menggunakan Tresher untuk mengurangi kehilangan hasil. Penjemuran dan penyimpanan gabah sebaiknya kadar air telah mencapai 14 % dan penempatan gabah sebaiknya pada tempat yang kering dan diberi alas yang dapat mengatur sirkulasi udara ( Kayu/ papan )

INFORMASI PENYULUHAN PERTANIAN

Disusun oleh :ANANG BUDI PRASETYO.SPPPL BPP KECAMATAN TIRIS

BADAN KETAHANAN PANGANDAN

PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIANKABUPATEN PROBOLINGGO

TAHUN 2011

BUDIDAYA PADI SAWAH

DENGAN CARAJAJAR LEGOWO

Oleh : ANANG BUDI PRASETYO,SPPPL BPP KECAMATAN TIRIS

Page 3: Leaflet JJR Legowo