location quotient

4
LOCATION QUOTIENT (LQ) LOCATION QUOTIENT (LQ) Location quotient, atau lazim disingkat LQ, adalah suatu perbandingan antara besarnya peran suatu sektor di suatu daerah (region) terhadap besarnya peran sektor tersebut di tingkat yang lebih luas. Sebagai gambaran, misalnya suatu perekonomian provinsi dan nasional masing-masing menghasilkan nilai tambah (value added) yang tersebar ke dalam tiga sektor: sektor pertanian, sektor industri, dan sektor jasa. Yang dipersoalkan oleh LQ adalah: “Bagaimanakah peran nilai tambah sektor pertanian di suatu provinsi terhadap nilai tambah sektor pertanian nasional?” Yang bisa dibandingkan tidak saja (1) peran provinsi tertentu terhadap nasional, melainkan juga (2) peran kabupaten/kota tertentu terhadap provinsi, (3) peran kecamatan tertentu terhadap kabupaten/kota, dan (4) peran desa/kelurahan/kampung tertentu terhadap kecamatan. Ada banyak variabel yang bisa dibandingkan, tetapi yang umum adalah nilai tambah dan jumlah lapangan kerja (employment). Tabel 1 menceritakan langkah-langkah bagaimana menghitung LQ pada provinsi “ABC” (provinsi fiktif). Kolom terakhir dalam tabel tersebut adalah nilai LQ,

Upload: sulistiyanti

Post on 14-Jun-2015

1.416 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

LQ membandingkan keunggulan kompetitif suatu wilayah terhadap lingkup yang lebih luas.

TRANSCRIPT

Page 1: Location Quotient

LOCATION QUOTIENT (LQ)LOCATION QUOTIENT (LQ)

Location quotient, atau lazim disingkat LQ, adalah suatu perban-

dingan antara besarnya peran suatu sektor di suatu daerah (region)

terhadap besarnya peran sektor tersebut di tingkat yang lebih luas.

Sebagai gambaran, misalnya suatu perekonomian provinsi dan nasional

masing-masing menghasilkan nilai tambah (value added) yang tersebar

ke dalam tiga sektor: sektor pertanian, sektor industri, dan sektor jasa.

Yang dipersoalkan oleh LQ adalah: “Bagaimanakah peran nilai tambah

sektor pertanian di suatu provinsi terhadap nilai tambah sektor pertanian

nasional?”

Yang bisa dibandingkan tidak saja (1) peran provinsi tertentu

terhadap nasional, melainkan juga (2) peran kabupaten/kota tertentu

terhadap provinsi, (3) peran kecamatan tertentu terhadap kabupaten/kota,

dan (4) peran desa/kelurahan/kampung tertentu terhadap kecamatan.

Ada banyak variabel yang bisa dibandingkan, tetapi yang umum adalah

nilai tambah dan jumlah lapangan kerja (employment).

Tabel 1 menceritakan langkah-langkah bagaimana menghitung LQ

pada provinsi “ABC” (provinsi fiktif). Kolom terakhir dalam tabel tersebut

adalah nilai LQ, yang nilainya bisa dikelompokkan menjadi dua: LQ > 1

dan LQ < 1.

° Jika LQ > 1, misalkan LQ = 1,118 untuk baris Sektor Pertanian dalam

Tabel 3.1, maka peran Sektor Pertanian di Provinsi “ABC” lebih menon-

jol dibanding peran sektor tersebut secara nasional.

° Jika LQ < 1, misalkan LQ = 0,752 untuk baris Sektor Pertambangan

dalam Tabel 2, maka peran Sektor Pertambangan di Provinsi “ABC”

lebih kecil dibanding peran sektor tersebut secara nasional.

Page 2: Location Quotient

Ini berarti secara tidak langsung LQ bisa memberikan petunjuk apakah

suatu sektor tertentu di daerah tertentu memiliki keunggulan komparatif

(comparative advantage) atau tidak, dibanding sektor tersebut di wilayah

yang membawahi daerah tersebut.

Tabel 1 Ilustrasi Proses Penghitungan LQ Provinsi “ABC” terhadap

Nasional

Sumber: Disusun sendiri oleh peneliti menggunakan data fiktif (sekedar ilustrasi)

Dengan mengacu pada Tabel 1, rumus matematis LQ adalah seba-

gai berikut:

Atau, jika dikhususkan untuk PDRB provinsi terhadap PDB nasional,

maka:

2

Page 3: Location Quotient

di mana ai adalah nilai tambah sektor i di suatu daerah (kecamatan,

kabupaten/kota, atau provinsi) dan bi adalah nilai tambah sektor i di suatu

wilayah yang membawahi daerah tersebut, yaitu kabupaten/kota

membawahi kecamatan, provinsi membawahi kabupaten/kota, dan

nasional membawahi provinsi).

Analisis LQ memang sangat sederhana, dan apabila digunakan

dalam bentuk one-shot analysis, manfaatnya juga tidak begitu besar, yaitu

sekedar melihat apakah LQ berada di atas satu atau tidak. Akan tetapi,

analisis LQ dapat memancing analisis lebih lanjut, yaitu misalnya (1)

dilakukan analisis LQ secara berkala (series), (2) dilakukan penghitungan

LQ secara rinci sampai pada subsektor-subsektor dalam sektor tertentu,

dan (3) dilakukan analisis LQ untuk daerah tetangga yang menjadi mitra

atau mungkin pesaing daerah tersebut, dan lain-lain. Upaya-upaya ini

tentu sangat mengandalkan ketersediaan data.

3