makalah asuransi syariah · untuk memberikan informasi kepada pembaca tentang asuransi syariah,...
TRANSCRIPT
MAKALAH ASURANSI SYARIAH
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Lembaga Keuangan Syariah
Dosen Pengampu: Ahmad Ajib Ridlwan
Disusun oleh:
KELOMPOK 5
Indy Astira 15080324054
Neneng Lestari 15080324060
Azhar Basyir 15080324061
Paquita Ulfami 15080324064
Lailah Nuzuli 15080324073
Mustika Enggit 15080324079
Daviq Dwi 15080324089
Kelas 2015/ B
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA NIAGA
JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
APRIL 2018
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-Nya, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ASURANSI SYARIAH”. Makalah ini disusun
dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Lembaga Keuangan Syariah.
Keberhasilan penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai
pihak, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kelemahan dan kekurangan pada makalah ini, untuk
itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
makalah ini, sehingga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.
Surabaya, 15 April 2018
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................... i
DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................... 1
C. Tujuan Peneitian ................................................................................................. 1
D. Manfaat Penelitian .............................................................................................. 1
E. Waktu dan Tempat .............................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................... 2
A. Kajian Pusataka ................................................................................................... 2
B. Aplikasi ............................................................................................................. 12
BAB III PENUTUP ................................................................................................. 23
A. Kesimpulan ...................................................................................................... 23
B. Saran ................................................................................................................ 24
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 25
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan salah satu negara yang mayoritas masyarakatnya
beragama islam. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2010
sebanyak 207.176.162 jiwa atau sekitar 87,18 % dari total penduduk Indonesia
adalah beragama islam. Hal tersebut dapat menjadi poin penting khususnya
untuk para pengusaha yang akan meluncurkan suatu produk.
Saat ini semua produk, baik dalam bentuk jasa atau barang yang ada di
Indonesia selalu mendapatkan perhatian dari masyarakat yang khususnya
bergama islam. Tujuannya agar masyarakat tidak melakukan kesalahan dalam
mengkonsumsi produk. Apabila produk makanan mempunyai label halal,
sedangkan untuk jasa dapat pula menambahkan kata islam agar dapat
meyakinkan konsumen. Salah satu usaha jasa yang aman untuk digunakan
masyarakat islam di Indonesia adalah asuransi syariah.
Asuransi syariah adalah pengaturan pengelolaan risiko yang memenuhi
ketentuan syariah, tolong menolong secara mutual yang melibatkan peserta dan
operator. Syariah berasal dari ketentuan-ketentuan di dalam Al-Qur’an dan As-
Sunnah. Dalam bab selanjutnya akan dibahas lebih lanjut terkait dengan
asuransi syariah.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana konsep secara teoritis tentang asuransi syariah?
2. Bagaimana konsep secara praktis tentang asuransi syariah?
1.3 TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui dan memahami tentang konsep secara teoritis tentang
asuransi syariah.
2. Untuk mengetahui dan memahami tentang konsep secara praktis tentang
asuransi syariah.
1.4 MANFAAT PENULISAN
Untuk memberikan informasi kepada pembaca tentang asuransi syariah, baik
secara teoritis maupun praktis. Semua bertujuan agar nantinya baik pembaca
maupun penulis dapat lebih memahami tentang materi tersebut dan dapat
mengimplementasikannya dalam realita. Adanya makalah ini juga untuk
melatih penulis agar lebih memahami dan mengerti lebih dalam tentang materi
tersebut.
1.5 WAKTU DAN TEMPAT
Observasi dilaksanakan pada tanggal Rabu, 11 April 2018 ke Takaful Umum
di Jl. Jemur Andayani No. 1 G, Wonocolo, Surabaya, Jawa Timur 60237,
Indonesia.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 KAJIAN PUSTAKA
2.1.1 SEJARAH
Sejarah asuransi syariah di Indonesia, tidak terlepas dari sejarah asuransi di
dunia. Konsep asuransi syariah berasal dari budaya suku Arab dengan
sebutan Al-Aqilah hingga zaman Nabi Muhammad SAW. Konsep tersebut
tetap diterima dan menjadi bagian dari Hukum Islam, hal tersebut tercantum
dalam hadist Nabi Muhammad SAW., diriwayatkan oleh Abu Hurairah
RA., dia berkata: Berselisih dua orang wanita dari suku Huzail, kemudian
salah satu wanita tersebut melempar batu ke wanita yang lain sehingga
mengakibatkan kematian wanita tersebut beserta janin yang dikandungnya.
Maka ahli waris dari wanita yang meninggal tersebut mengadukan peristiwa
tersebut kepada Rasullulah SAW., maka Rasulullah SAW., memutuskan
ganti rugi dari pembunuhan terhadap janin tersebut dengan pembebanan
seorang budak laki–laki atau perempuan, dan memutuskan ganti rugi
kematian wanita tersebut dengan uang darah (diyat) yang dibayarkan oleh
aqilah-nya (kerabat dari orang tua laki–laki). (HR. Bukhari).
Dalam Piagam Madinah yang merupakan konstitusi pertama di dunia,
setelah hijarah ke Madinah, dalam Pasal 3 yang berbunyi sebagai berikut:
Orang Quraisy yang melakukan perpindahan (ke Madinah) melakukan
pertanggungan bersama dan akan saling bekerjasama membayar uang darah
diantara mereka. Jika seorang anggota suku melakukan pembunuhan
terhadap anggota suku yang lain, maka ahli waris korban akan memperoleh
bayaran sejumlah uang darah sebagai kompensasi oleh penutupan keluarga
pembunuh, yang disebut sebagai aqilah. Selain itu juga Rasulullah SAW.,
membuat ketentuan tentang penyelamatan jiwa para tawanan, yang
menyatakan bahwa jika tawanan yang tertahan oleh musuh karena perang,
harus membayar tembusan kepada musuh untuk membebaskan yang
ditawan.
Selain tersebut di atas Rasulullah SAW., juga telah menetapkan jumlah
kompensasi untuk berbagai kecelakaan seperti:
5 ekor unta untuk luka tulang dalam;
10 ekor unta untuk kehilangan jari tangan atau kaki;
12.000 dinar (koin emas) untuk kematian.
Sejak zaman Rasulullah SAW., hingga saat ini kaum muslimin
mempunyai peran penting dalam mengenalkan sistem asuransi kepada
dunia. Pada tahun 200 H., banyak pengusaha muslim yang memulai merintis
sistem takaful, sebuah sistem pengumpulan dana yang akan digunakan
untuk menolong para pengusaha satu sama lain yang sedang menderita
kerugian : seperti ketika kapal angkutan barangnya menabrak karang dan
tenggelam, atau ketika seseorang dirampok yang mengakibatkan kehilangan
3
sebagian atau seluruh hartanya. Istilah tersebut lebih dikenal dengan nama
“Shaking of Risk”.
Kini para ahli ekonomi dan masyarakat Muslim menyadari bahwa
dalam Islam terdapat sistem ekonomi yang terbaik untuk seluruh umat
manusia selain sebagai sistem hidup terbaik, mereka mencoba
membangkitkan kembali semangat tolong menolong dalam bidang
ekonomi, di antaranya dengan mendirikan perusahaan asuransi syariah.
Asuransi syariah pertama kali didirikan di Bahrain, lalu dengan cepat diikuti
oleh negara muslim lain, termasuk Indonesia.
Pada dekade 70-an di beberapa negara Islam, atau di negara-negara
yang mayoritas penduduknya muslim bermunculan asuransi yang prinsip
operasionalnya mengacu kepada nilai-nilai Islam dan terhindar dari ketiga
unsur yang diharamkan Islam yakni, riba, gharar dan maisir yakni pada
tahun 1979 Faisal Islamic Bank of Insurance Co. Ltd., di Sudan dan Islamic
Insurance Co. Ltd.,di Arab Saudi.
Keberhasilan asuransi syariah ini kemudian diikuti oleh berdirinya Dar
al-Mal al-Islami di Geneva, Swiss dan Takaful Islami di Luxemburg,
Takaful Islam Bahamas di Bahamas dan al-Takaful al-Islami di Bahrain
pada tahun 1983.
Di Malaysia, Syarikat Takaful Sendirian Berhad berdiri pada tahun
1984. Di Asia Tenggara sendiri, asuransi syariah pertama kali diperkenalkan
di Malaysia pada tahun 1985 melalui sebuah perusahaan asuransi jiwa
bernama Takaful Malaysia, selanjutnya diikuti oleh negara-negara lain
seperti Brunei, Singapura, dan Indonesia. Hingga saat ini asuransi syariah
semakin dikenal luas dan diminati oleh masyarakat dan negara-negara
muslim maupun non-muslim.
Kemudian usaha perasuaransian syariah di Indonesia tidak dapat lepas
dari keberadaan usaha perasuransian konvensional yang telah ada sejak
lama. Sebelum terwujud usaha perasuransian syariah, sudah terdapat
berbagai macam perusahaan asuransi konvensional yang telah lama
berkembang. Dalam rangka pengembangan perekonomian umat jangka
panjang, maka masyarakat muslim perlu konsisten mengaplikasikan
prinsip-prinsip perniagaan syariah berdasarkan nash-nash (teks-teks dalil
agama) yang jelas atau pendapat para pakar ekonomi Islam. Asuransi
syariah merupakan lembaga ekonomi syariah yang dapat membawa umat
Islam kearah kemakmuran patut diwujudkan dan merupakan sebuah
keniscayaan.
Atas dasar keyakinan umat Islam dunia dan keuntungan yang diperoleh
melalui konsep asuransi syariah, maka lahirlah berbagai perusahaan
asuransi yang menjalankan usaha perasuransian berlandaskan prinsip
syariah. Perusahaan ini bukan saja dimiliki orang Islam, namun juga
berbagai perusahaan milik non-muslim serta ada yang secara induk
4
perusahaan berbasis konvensional ikut terjun memberikan layanan asuransi
syariah dengan membuka kantor cabang dan divisi syariah.
Bersamaan beroprasinya bank syariah maka diperlukan kehadiran jasa
asuransi syariah juga. Berdasarkan pemikiran tersebut Ikatan Cendikiawan
Muslim Indonesia (ICMI) pada tanggal 27 juli 1993 melalui Yayasan Abadi
Bangsa bersama Bank Muamalat Indonesia (BMI) dan perusahaan Asuransi
Tugu Mandiri sepakat memprakarsai pendirian asuransi takaful, dari tiga
lembaga ini membentuk Tim Pembentukan Asuransi Takaful Indonesia atau
TEPATI, yang dipimpin oleh direktur utama PT Syariah Takaful Indonesia
(STI), Rahmat Saleh.
Sebagai langkah awal, lima orang anggota TEPATI melakukan studi
banding ke Malaysia pada September 1993. Malaysia merupakan negara
ASEAN pertama yang menerpakan asuransi dengan prinsip syariah sejak
tahun 1985. Di negara jiran ini, asuransi syariah dikelola oleh Syarikat
Takaful Malaysia Sdn. Bhd. Selanjutnya, STI mendirikan dua anak
perusahaan. Mereka adalah perusahaan asuransi jiwa syariah bernama PT
Asuransi Takaful Keluarga (ATK) pada 4 Agustus 1994 dan perusahaan
asuransi kerugian syariah bernama PT Asuransi Takaful Umum (ATU) pada
2 Juni 1995.
Setelah Asuransi Takaful dibuka, berbagai perusahaan asuransi pun
menyadari cukup besarnya potensi bisnis asuransi syariah di Indonesia. Hal
tersebut kemudian mendorong berbagai perusahaan ramai-ramai masuk
bisnis asuransi syariah, di antaranya dilakukan dengan langsung mendirikan
perusahaan asuransi syariah penuh maupun membuka divisi atau cabang
asuransi syariah. Stretegi pengembangan bisnis asuransi syariah melalui
pendirian perusahaan dilakukan oleh Asuransi Syariah Mubarakah yang
bergerak pada bisnis asuransi jiwa syariah.
Sedangkan strategi pengembangan bisnis melalui pembukaan divisi
atau cabang asuransi syariah dilakukan sebagian besar perusahaan asuransi,
antara lain PT MAA Life Assurance, PT MAA General Assurance, PT Great
Eastern Life Indonesia, PT Asuransi Tri Pakarta, PT AJB Bumiputera 1912,
dan PT Asuransi Jiwa BRingin Life Sejahtera.Bahkan, sejumlah pemain
asuransi besar dunia pun turut tertarik masuk dalam bisnis asuransi syariah
di Indonesia. Mereka menilai Indonesia sebagai negara berpenduduk
Muslim terbesar di dunia merupakan potensi pengembangan bisnis cukup
besar yang tidak dapat diabaikan. Di antara perusahaan asuransi global yang
masuk dalam bisnis asuransi syariah Indonesia adalah PT Asuransi Allianz
Life Indonesia dan PT Prudential Life Assurance.
Saat ini, Indonesia dikenal sebagai salah satu negara dengan jumlah
operator asuransi syariah cukup banyak di dunia. Berdasarkan data Dewan
Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN MUI) terdapat 49 pemain
asuransi syariah di Indonesia yang telah mendapatkan rekomendasi syariah,
5
tiga reasuransi syariah, dan enam broker asuransi dan reasuransi syariah
dimana perusahaan asuransi yang benar-benar secara penuh beroprasi
sebagai perusahaan asuransi syariah ada tiga, yaitu Asuransi Takaful
Keluarga, Asuransi Takaful Umum, Asuransi Mubarakah.
Sejarah asuransi syariah diantaranya juga diwarnai oleh beberapa
konferensi asuransi Islam diantaranya adalah sebagai berikut :
The Islamic Week yang diadakan di Damaskus, 1-6 April 1961;
Seminar yang diadakan di Maroko, 6 Mei 1972, yang menegaskan
keabsahan bisnis asuransi dengan pengecualian dari bisnis asuransi
jiwa;
Konferensi Ulama II yang diadakan di kairro pada tahun 1965;
Simposium ilmu hukum Islam yang diselenggarakan di Libya pada 6-
11 Mei 1972;
Konferensi internasional ekonomi Islam pertama yang diadakan di
Mekkah, 21-26 Februari 1976;
Konferensi Islam yang diadakan di Mekkah pada Oktober 1976.
Menguatkan data empiris, bahwa ternyata aqilah yang sudah berlaku
semenjak zaman Rasullullah Muhammad SAW., menurut Moslehuddin,
aqilah mengandung beberapa alasan penting sebagai berikut:
Aqilah merupakan tanggung jawab kolektif untuk membayar ganti rugi;
Mengurangi beban anggota perorangan jika diharuskan membayar
ganti rugi, sehingga tidak hanya satu orang yang dibebani;
Mempertahankan sepenuhnya kesatuan dan kerja sama para anggota
yang tak lain untuk saling membantu.
2.1.2 PENGERTIAN
Kata “asuransi” banyak berasal dari bahasa-bahasa asing diantaranya
adalah:
Bahasa Belanda ”assurantie”, yang berarti pertanggungan;
Bahasa Italia “insurensi”, yang berarti jaminan;
Bahasa Inggris “assurance/insurance”, yang berarti jaminan;
Bahasa perancis “asurance”, yang berarti meyakinkan orang;
Bahasa Arab “At-ta’min”, yang berarti perlindungan, ketenangan, rasa
aman dan bebas dari rasa takut.
Fatwa Dewan Syariah Nasional bahwa asuransi syariah adalah usaha
saling melindungi dan tolong menolong di antara sejumlah orang/pihak
melalui investasi dalam bentuk asset dan/atau tabarru‟ yang memberikan
pola pengembalian untuk menghadapi risiko tertentu melalui akad
(perikatan) yang sesuai dengan syariah.
Menurut Perma No. 2 Tahun 2008 itu tidak ada secara eksplisit
dijelaskan pengertian mengenai asuransi syariah, namun, penulis mencoba
membuat kesimpulan sebagai berikut bahwa asuransi syariah adalah
6
asuransi yang berdasarkan prinsip-prinsip syariah dan menggunakan akad
wakalah bil ujrah, murabahah atau tabarru‟.
Sedangkan menurut UU Nomor 40 tahun 2014, asuransi syariah adalah
kumpulan perjanjian, yang terdiri atas perjanjian antara perusahaan asuransi
syariah dan pemegang polis dan perjanjian di antara para pemegang polis,
dalam rangka pengelolaan kontribusi berdasarkan prinsip syariah guna
saling menolong dan melindungi dengan cara:
Memberikan penggantian kepada peserta atau pemegang polis karena
kerugian, kerusakan, biaya yang timbul, kehilangan keuntungan, atau
tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin diderita
peserta atau pemegang polis karena terjadinya suatu peristiwa yang
tidak pasti, atau;
Memberikan pembayaran yang didasarkan pada meninggalnya peserta
atau pembayaran yang didasarkan pada hidupnya peserta dengan
manfaat yang besarnya telah ditetapkan dan/atau didasarkan pada hasil
pengelolaan dana.
Kata asuransi berasal dari bahasa Inggris, yaitu insurance, yang dalam
bahasa Indonesia telah menjadi bahasa populer dan diadopsi dalam kamus
besar bahasa Indonesia dengan padanan kata “pertanggungan”. Dalam
bahasa Belanda biasa disebut dengan istilah “assurantie” (asuransi) dan
verzekering (pertanggungan).
Terdapat sembilan prinsip yang harus diterapkan di dalam asuransi
syariah, diantaranya:
a. Tauhid
Allah adalah pemilik mutlak atas segala sesuatu, karena itu menjadi
kekuasaanNya pula untuk memberikan atau mengambil sesuatu kepada
atau dari hamba–hambaNya yang Ia kehendaki.
Dalam asuransi yang harus diperhatikan adalah bagaimana
seharusnya menciptakan suasana dan kondisi bermuamalah yang
tertuntun oleh nilai-nilai ketuhanan.
b. Keadilan
Prinsip kedua dalam berasuransi adalah terpenuhinya nilai-nilai
keadilan antara pihak-pihak yang terkait dengan akad asuransi.
Keadilan dalam hal ini dipahami sebagaia upaya dalam
menempatkan hak dan kewajiban antara nasabah dan perusahaan
asuransi.
c. Tolong–menolong
Dalam beransuransi harus disadari dengan semangat tolong-menolong
antara anggota. Seseorang yang masuk asuransi, sejak awal harus
mempunyai niat dan motivasi dalam membantu dan meringankan beban
saudaranya yang ada pada suatu ketika mendapat musibah atau
kerugian.
7
d. Kerjasama
Prinsip kerjasama merupakan prinsip universal yang selalu ada dalam
literatur ekonomi Islam. Pada bisnis asuransi, kerjasama dapat
berbentuk akad yang dijadikan acuan antara kedua belah pihak yang
terlibat, yaitu antara anggota (nasabah) dan perusahaan asuransi. Dalam
operasionalnya, akad dipakai dalam bisnis asuransi dapat memakai
konsep mudharabah dan musyarakah. Konsep ini adalah dua buah
konsep dasar dalam kajian ekonomika islami dan mempunyai nilai
historis dalam perkembangan keilmuwan.
e. Amanah
Prinsip amanah harus berlaku pada semua nasabah asuransi. Amanah
dalam konteks ini adalah nasabah asuransi berkewajiban dalam
menyampaikan informasi yang benar berkaitan dengan pembayaran
dana iuran (premi) dan tidak memanipulasi kerugian yang menimpa
dirinya. Begitu juga dalam organisasi perusahaan saat membuat
penyajian laporan keuangan tiap periode dan harus mewujudkan nilai–
nilai akuntabilitas (pertanggung jawaban).
f. Kerelaan
Dalam surah An-Nisa ayat menjelaskan keharusan untuk bersikap rela
dan ridha dalam melakukan akad (transaksi), dan tidak ada paksaan
antara pihak-pihak yang terkait oleh perjanjian akad. Sehingga kedua
belah pihak bertransaksi atas dasar kerelaan bukan paksaan. Dalam
asuransi syariah, kerelaan dapat diterapkan pada setiap anggota
asuransi agar mempunyai motivasi dari awal dalam merelakan sejumlah
dana yang disetorkan keperusahaan asuransi, yang difungsikan sebagai
dana sosial (tabarru‟).
g. Larangan Riba‟
Dalam setiap transaksi, seorang muslim tidak dibenarkan untuk
memperkaya diri dengan cara yang tidak dibenarkan atau secara bathil.
h. Larangan Maisir (Judi)
Prinsip larangan maisir (judi) dalam sistem asuransi syariah untuk
menghindari satu pihak yang untung dan pihak yang lain rugi. Asuransi
syariah harus berpegang teguh menjauhkan diri dari unsur judi dalam
berasuransi.
i. Larangan Gharar (Ketidakpastian)
Gharar dalam pandangan ekonomi Islam terjadi apabila dalam suatu
kesepakatan/perikatan antara pihak-pihak yang terikat terjadi
ketidakpastian dalam jumlah profit (keuntungan) maupun modal yang
dibayarkan (premi).
8
Menurut Karnaen A. Perwataatmadja prinsip operasional asuransi
syariah mempunyai karakteristik yang khas, yaitu:
Dana asuransi diperoleh dari pemodal dan peserta asuransi didasarkan
atas niat dan semangat persaudaraan untuk saling membantu pada
waktu diperlukan.
Tatacara pengelolaan tidak terlibat dengan unsur-unsur yang
bertentangan dengan syariat Islam, seperti unsur gharar, maysir dan
riba‟.
Jenis asuransi Islam terdiri dari:
- Takaful Keluarga yang memberikan perlindungan kepada peserta
atau ahli warisnya sebagai akibat kematian, dan sebagainya.
- Takaful Umum yang memberikan perlindungan atas kerugian harta
benda karena kebakaran, kecurian, dan sebagainya.
Terdapat Dewan Pengawas Syariah yang bertugas mengawasi
operasional perusahaan agar tidak menyimpang dari tuntunan syariat.
Pada asuransi Islam yang perlu mendapatkan perhatian adalah agar
format berbagai perjanjian yang mengikat para pihak dan investasi yang
dilakukan perusahaan tidak menyimpangdari ketentuan-ketentuan
syariah.
Asuransi syariah adalah pengaturan pengelolaan resiko yang memenuhi
ketentuan syariah tolong menolong secara mutual yang melibatkan peserta
dan operator syariah berasal dari ketentuan-ketentuan di dalam Al-Quran
dan Assunah.
Dalam perspektif ekonomi Islam, asuransi dikenal dengan istilah
takaful yang berasal dari bahasa Arab taka-fala-yataka-fulu-takaful yang
berarti saling menanggung atau saling menjamin. Asuransi dapat diartikan
sebagai perjanjian yang berkaitan dengan pertanggungan atau penjaminan
atas resiko kerugian tertentu.
Menurut Abdul Manan bahwa hakikat asuransi terletak pada
dihilangkannya risiko kerugian yang tak tentu bagi gabungan sejumlah
orang menghadap persoalan serupa dan membayar premi kepada suatu
perusahaan. Dana ini cukup untuk mengganti semua kerugian yang
disebabkan oleh semua anggota.
Beberapa menurut ahli bahasa tentang asuransi syariah, sebagai berikut:
Wirjono berarti sebuah persetujuan pihak, yang menjamin berjanji
kepada pihak yang dijamin atas kerugian yang mungkin akan diderita
oleh yang dijamin karena akibat dari sebuah peristiwa yang belum jelas
terjadi.
Abbas Salim berarti suatu kemauan untuk menetapkan kerugian-
kerugian kecil (sedikit) yang sudah pasti sebagai (substitusi) kerugian-
kerugian yang belum pasti.
9
Syeikh Musthafa az-Zarqa berarti cara dalam menghindari risiko yang
akan dihadapinya.
Ensiklopedi Hukum Islam berarti transaksi perjanjian antara dua pihak;
pihak pertama berkewajiban untuk membayar iuran dan pihak lain
berkewajiban memberikan jaminan sepenuhnya kepada pembayar iuran.
UU No. 2 thn 1992 pasal 1 berarti perjanjian antara dua pihak atau lebih
dimana pihak penangung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan
menerima premi asuransi untuk memberikan pergantian kepada
tertanggung karena suatu kerugian, kerusakan dan lain sebagainya.
Faturrahman Djamil berarti suatu persetujuan dimana pihak yang
menanggung berjanji terhadap pihak yang ditanggung untuk menerima
sejumlah premi mengganti kerugian yang mungkin akan diderita oleh
pihak yang ditanggung, sebagai akibat dari suatu hal yang mungkin akan
terjadi.
Ahmad Azhar Basyir menjelaskan yang dimaksud dengan asuransi
adalah suatu perjanjian dimana seseorang penanggung mengikatkan diri
kepada seorang tertanggung, dengan menerima premi, untuk
memberikan penggantian kepadanya karena kerugian-kerugian,
kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin
akan dideritanya karena suatu peristiwa yang tak tertentu.
Husaian Hamid Hasan mengatakan bahwa asuransi pada hakikatnya
merupakan kesepakatan kerjasama (ta’awun) antara berbagai pihak
dalam mengantisipasi suatu peristiwa. Apabila peristiwa tersebut terjadi,
maka mereka semua akan saling bekerjasama untuk menanggungnya
dengan sedikit pemberian derma (premi) yang diberikan oleh para
peserta sebelumnya.Prinsip asuransi syariah ini sangatlah baik dan
terpuji karena meringankan beban saudara yang tertimpa oleh suatu
masalah atau peristiwa.
Menurut Wahbah az-Zuhaili, yang dikutip oleh Widyaningsih dalam
bukunya yang berjudul “Bank dan Asuransi Islam di Indonesia”
mendefinisikan asuransi berdasarkan pembagiannya. Ia membagi asuransi
dalam dua bentuk, yaitu at-ta‟min at-ta‟awuni dan at-ta‟min bi qist sa‟bit.
At- ta‟min at-ta‟awuni atau asuransi tolong menolong adalah “kesepakatan
sejumlah orang untuk membayar sejumlah uang sebagai ganti rugi ketika
salah seorang di antara mereka mendapat kemudharatan”, At-ta‟min bi qist
sabit atau asuransi dengan pembagian tetap adalah “akad yang mewajibkan
seseorang membayar sejumlah uang kepada pihak asuransi yang terdiri atas
beberapa pemegang saham dengan perjanjian apabila peserta asuransi
mendapat kecelakaan, ia diberi ganti rugi.”
Kelompok ulama yang membolehkan keberadaan asuransi antara lain
dikemukakan oleh : Syeikh Abdurrahman Isa (Guru Besar Universitas Al-
Azhar, Kairo), Muhammad Yusup Musa (Guru Besar Universitas Kairo),
10
Syeikh Abdul Khalaf, dan Muhammad al-Bahi. Pada dasarnya mereka
mengakui bahwa asuransi merupakan suatu bentuk muammalat yang baru
dalam Islam dan mempunyai manfaat dan nilai positif bagi umat selama
dilandasi oleh praktik-praktik yang sesuai dengan nilai Islam dalam
menjalankannya. Selain itu, konsekuensi dalam asuransi syariah adalah
menjadikan premi yang dibayarkan peserta sebagiannya dijadikan tabarru‟,
(hibah/derma) yang dikelola dalam satu fund khusus, yang peruntukannya
khusus untuk memberikan manfaat asuransi.
2.1.3 KONSEP
Dalam asuransi syariah, diberlakukan sebuah sistem, di mana para peserta
akan menghibahkan sebagian atau seluruh kontribusi yang akan digunakan
untuk membayar klaim jika ada peserta yang mengalami musibah. Dengan
kata lain dapat dikatakan bahwa dalam asuransi syariah, peranan dari
perusahaan asuransi hanyalah sebatas pengelolaan operasional dan investasi
dari sejumlah dana yang diterima saja. Inilah beberapa konsep dasar dalam
asuransi syariah:
Asuransi Syariah mengutamakan konsep adanya saling tolong
menolong dan tanggung jawab secara bersama. Dalam bahasa arab hal
ini disebut Takaful yang berarti saling tolong menolong dan menjamin
antara sesama kelompok.
Akad asuransi syariah adalah berbeda dengan kesepakatan atau kontrak
jual beli di mana pihak yang satu menawarkan dan pihak lain setuju dan
bersedia membeli produk atau layanan dengan jumlah harga yang telah
ditentukan sebelumnya.
Akad asuransi syariah ini adalah kesepakatan antara pihak yang
mengajukan permohonan asuransi dengan pihak dari perusahaan
asuransi untuk bersama-sama menjamin dan menolong semuanya dari
masalah yang membuat kemalangan dan kesusahan. Kesepakatan ini
dilakukan dengan jalan mengumpulkan dana secara bersama.
Sesuai dengan ketentuan asuransi syariah yang bertujuan untuk
saling tolong menolong sesama anggotanya, maka jika ada satu orang
anggota yang menderita kerugian karena hal apapun maka anggota
tersebut akan menerima dana yang jumlahnya atas kesepakatan
bersama. Kerugian yang dimaksud bukan seperti yang ada pada
asuransi konvensional di mana kerugian tersebut merupakan
pemindahan tanggung jawab ke pihak lain atau pihak perantara.
Dalam sebuah perjanjian atau akad, para pesertanya yaitu pihak
tertanggung dan juga pihak penanggung. Semua peserta diwajibkan
membayar sejumlah dana sebagai kontribusi ke dalam dana bersama
yang biasa disebut Dana Takaful. Kisaran besar dana kontribusi
11
tersebut haruslah sesuai dengan tingkat risiko dan dapat dihitung
dengan mudah menggunakan prinsip-prinsip ilmiah.
Setiap peserta asuransi syariah ini juga diwajibkan menyetorkan atau
menyisihkan dana sumbangan Tabarru yang disesuaikan dengan biaya
risiko. Ini dimaksudkan untuk memberikan dana bantuan atau santunan
kepada anggota yang mengalami masalah keuangan seperti musibah
dan sebagainya.
Semua peserta asuransi ini juga berhak mendapatkan dana surplus
atau keuntungan yang diambil setelah pembayaran klaim reasuransi
cadangan teknis dan juga termasuk biaya di dalamnya. Pembagian dana
surplus ini memakai sistem yang telah disepakati ketika akad dilakukan.
Namun jika terjadi kekurangan dana, para peserta juga ikut bertanggung
jawab secara kolektif untuk menutupi kekurangan tersebut dimana
kisaran beban biayanya diambil dari proporsi masing-masing.
Perusahaan asuransi yang menawarkan produk asuransi ini
merupakan pengelola dana takaful semua anggota yang dipilih melalui
kontrak perwakilan atau Wakalah. Perusahaan asuransi sebagai
pengelola juga mendapatkan keuntungan yang berupa fee seperti
management fee dan performace fee jika terjadi keuntungan setiap
pengelolaan dana yang dilakukan perusahaan asuransi tersebut.
Kepemilikan Dana di dalam Asuransi Konvensional dana yang
dibayarkan nasabah kepada perusahaan (premi) menjadi menjadi milik
perusahaan secara penuh, khususnya jika peserta tidak melakukan
klaim apapun selama masa asuransi. Sedangkan di dalam Asuransi
Syariah dana tersebut masih menjadi milik peserta, setelah dikurangi
pembiayaan dan fee ujrah perusahaan. Karena di dalam Asuransi
Syariah, perusahaan hanya sebagai pemegang amanah wakil yang
digaji oleh peserta, atau yang sering disebut dengan istilah al Wakalah
bi al Ajri. Dapat juga perusahaan sebagai pengelola dana mudharib
dalam akad mudharabah bagi hasil. Bahkan ada perusahaan yang
mengembalikan underwriting surplus pengelolaan dana tabarru’nya
kepada peserta selama tidak ada klaim pada masa asuransi. Ataupun
perusahaan sebagai pengelola dana.
Obyek Asuransi Syariah hanya membatasi pengelolaannya pada obyek-
obyek asuransi yang halal dan tidak mengandung syubhat. Oleh
karenanya tidak boleh menjadikan obyeknya pada hal-hal yang haram
atau syubhat, seperti gedung-gedung yang digunakan untuk maksiat,
atau pabrik-pabrik minuman keras dan rokok, bahkan juga hotel-hotel
yang tidak syariah. Adapun Asuransi Konvensional tidak membedakan
obyek yang haram atau halal, yang penting mendatangkan keuntungan.
Investasi Dana, Dana dari kumpulan premi dari peserta selama belum
dipakai, oleh perusahaan asuransi syariah diinvestasikan pada lembaga
12
keuangaaan yang berbasis syariah atau pada proyek-proyek yang halal
yang didasarkan pada sistem upah atau bagi hasil. Adapun asuransi
konvensional pengelolaan investasinya pada sistem bunga yang banyak
mengandung riba dan spekulatif gharar.
Pembayaran Klaim Pada asuransi syariah pembayaran klaim
diambilkan dari rekening tabarru’ (dana sosial) dari seluruh peserta,
yang sejak awal diniatkan untuk diinfakkan untuk kepentingan saling
tolong menolong bila terjadi musibah pada sebagian atau seluruh
peserta. Sedangkan pada asuransi konvensional pembayaran klaim
diambil dari dana perusahaan karena sejak awal perjanjian bahwa
seluruh premi menjadi milik perusahaan dan jika terjadi klaim, maka
secara otomatis menjadi pengeluaraan perusahaan.
Pengawasan Dalam asuransi syariah terdapat Dewan Pengawas Syariah
(DPS), sesuatu yang tidak di dapatkan pada asuransi konvensional.
2.2 APLIKASI
Menurut Anshori (2007), Perusahaan yang mengendalikan asuransi syariah
adalah perusahaan yang berbentuk syarikat al-inan, perusahaan inilah yang
bertanggung jawab mengendalikan setiap perlindungan kepada anggota
masyarakat yang ingin menyertainya melalui produk yang telah disusun
dengan jelas tanpa ada pertentangan dengan kehendak syariah. Adapun
perusahaan asuransi adalah yang melaksanakan akad atau perjanjian al-
Mudharabah. Perusahaan bertindak sebagai al-mudharib atau pengusaha
dengan menerima uang premi peserta untuk diuruskan. Peserta bertindak
sebagai sahib al-mal atau pemilik harta dengan menyerahkan uang premi atau
ra’su al-mal untuk diuruskan oleh mudharib. Dalam perjanjian tersebut
dijelaskan bagaimana keuntungan dari perjalanan produk dan dibagikan antara
perusahaan dengan peserta sebagai sahib al-mal, umpamanya, 6:4, 5, 5:4,5 atau
5:5 dan sebagainya.
Perusahaan juga boleh menggunakan bentuk perjanjian Wadi’ah Yad
dhamanah. Perusahaan bertindak sebagai mustawda’ (penyimpan dana) dengan
menerima premi untuk diuruskan. Peserta bertindak sebagai Shahib al-mal atau
mawaddi’ atau pemilik harta yang menitipkan hartanya dan menyerahkan uang
ta’awunnya untuk diuruskan oleh mustawda’. Dalam perjanjian tersebut
perusahaan akan memberikan bonus kepada peserta sebanyak 60% dari
keuntungan perusahaan dan dibagi secara proporsional. Dalam perjanjian
tersebut disebutkan juga berapa persen dari premi akan diambil oleh
perusahaan untuk dana operasional dari peserta untuk menolong saudaranya
yang ditimpa musibah. Dana ini disebut dana Ta’awun. Adapun sisa uang
premi akan diinvestasikan oleh perusahaan kepada perniagaan yang dibenarkan
oleh Islam.
13
Jadi intisarinya asuransi syariah dapatlah disimpulkan sebagai satu usaha
kerjasama saling melindungi dan tolong-menolong antara anggota-anggota
masyarakat yang sama-sama ingin mendapatkan perlindungan bagi
menghadapi kemungkinan musibah dan bencana. Usaha ini dikendalikan oleh
perusahaan sebagai mustawda’ atau mudharib melalui produk-produknya yang
disusun berdasarkan syariat Islam. “Dan hendaklah kamu tolong-menolong
dalam (mengerjakan) kebaikan dan takwa dan janganlah kamu tolong
menolong dalam mengerjakan dosa dan permusuhan.” (Maksud ayat al
Maidah:2).
Konsep Perlindungan Asuransi Syariah perlindungan asuransi syariah
adalah suatu bentuk perlindungan bagi orang perseorangan atau kumpulan
yang berikhtiar membuat persediaan menghadapi musibah yang akan menimpa
dirinya. Kalau musibah menimpa dirinya, mungkin ia akan meninggal dunia
atau cacat seumur hidup, sehinga ia terganggu untuk mencari harta. Maka
melalui asuransi syariah seseorang itu dapat berikhtiar atau merancang untuk
meninggalkan sejumlah uang kepada ahli warisnya, jika ditakdirkan ajalnya
tiba, ataupun ia dapat menyediakan sejumlah uang untuk bekalan hidup di hari
tuanya.
Peserta mendapatkan perlindungan dengan tujuan berikut:
Peserta menyimpan atau menabung secara terus menerus;
Uang dalam rekening yang terkumpul diinvestasikan bagi mendapat
keuntungan;
Menyediakan perlindungan dalam bentuk manfaat asuransi kepada peserta
yang ditimpa musibah;
Mengembalikan bagian simpanan dan bagian keuntungan kepada peserta
yang tidak ditimpa musibah.
2.2.1 PROFIL
Berawal dari sebuah kepedulian yang tulus, beberapa pihak bersepakat
untuk membangun perekonomian syariah di Indonesia. Simpul awal
ekonomi syariah tersebut ditandai dengan berdirinya bank syariah pertama
di Indonesia. Selanjutnya, simpul tersebut makin kuat dengan terbentuknya
Tim Pembentukan Asuransi Takaful Indonesia (TEPATI) pada 16 tahun
silam. Atas prakarsa Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) melalui
Yayasan Abdi Bangsa, bersama Bank Muamalat Indonesia Tbk., PT
Asuransi Jiwa Tugu Mandiri, Departemen Keuangan RI, dan beberapa
pengusaha Muslim Indonesia, serta bantuan teknis dari Syarikat Takaful
Malaysia, Bhd. (STMB), TEPATI mendirikan PT Syarikat Takaful
Indonesia (Takaful Indonesia) pada 24 Februari 1994, sebagai pendiri
asuransi syariah pertama di Indonesia.
Selanjutnya, pada 5 Mei 1994 Takaful Indonesia mendirikan PT
Asuransi Takaful Keluarga (Takaful Keluarga) yang bergerak di bidang
14
asuransi jiwa syariah dan PT Asuransi Takaful Umum (Takaful Umum)
yang bergerak di bidang asuransi umum syariah. Takaful Keluarga
kemudian diresmikan oleh Menteri Keuangan saat itu, Mar’ie Muhammad
dan mulai beroperasi sejak 25 Agustus 1994. Sedangkan Takaful Umum
diresmikan oleh Menristek/Ketua BPPT Prof. Dr. B.J. Habibie selaku ketua
sekaligus pendiri ICMI dan mulai beroperasi pada 2 Juni 1995. Sejak saat
itu, Takaful Keluarga dan Takaful Umum berkembang menjadi salah satu
perusahaan asuransi syariah terkemuka di Indonesia.
Dalam perkembangannya, pada tahun 1997, STMB menjadi salah satu
pemegang saham melalui penempatan modalnya dan mencapai nilai yang
signifikan pada tahun 2004. Komitmen STMB untuk terus memperbesar
Takaful Indonesia juga dibuktikan dengan setoran modal langsung di PT
Asuransi Takaful Keluarga pada tahun 2009. Selanjutnya, pada tahun 2000
Permodalan Nasional Madani (PNM) turut memperkuat struktur modal
Perusahaan, kemudian diikuti oleh Islamic Development Bank (IDB) pada
tahun 2004.
Komitmen PT Asuransi Takaful Keluarga untuk terus meningkatkan
kualitas sekaligus menjaga konsistensi layanan kepada masyarakat
ditunjukkan dengan diperolehnya sertifikasi ISO 9001:2008, sebagai
standar internasional terbaru untuk sistem manajemen mutu dari Det Norske
Veritas (DNV), Norwegia.
Kemajuan Asuransi Takaful Keluarga pada bidang asuransi syariah
terbukti dengan diperolehnya penghargaan dari berbagai pihak, di antaranya
dari Majalah Media Asuransi, Infobank, Investor, dan lain-lain. Beberapa
penghargaan juga diraih oleh Takaful Keluarga, diantaranya; Islamic
Fiinance Award 2010 dari Karim Business Consulting, The Best Islamic
Life Insurance 2012 dari Media Asuransi, Kinerja Keuangan Sangat Bagus
2012 dari Info Bank dan Best Customer Choice Brand 2012.
Kini, seiring dengan perkembangan bisnis syariah yang semakin maju,
Asuransi Takaful Keluarga berkomitmen untuk terus memberikan layanan
terbaik bagi seluruh lapisan masyarakat sehingga mampu berperan dalam
menguatkan simpul-simpul pembangunan ekonomi syariah, demi masa
depan Indonesia yang gemilang.
2.2.2 KONSEP DAN FILOSOFI
Segala musibah dan bencana yang menimpa manusia adalah ketentuan
Allah. Namun manusia wajib berikhtiar untuk memperkecil risiko dan juga
dampak keuangan yang mungkin timbul. Upaya tersebut sering kali tidak
memadai, sehingga timbul kebutuhan akan mekanisme membagi risiko
seperti yang di tawarkan oleh kosep Takaful.
Sebagai perusahaan asuransi syariah, Takaful beroprasi dengan konsep
tolong-menolong, sebagaimana telah digariskan di dalam Al Qur-an, ”Dan
15
tolong-menolonglah kamu dalam kebaikan dan takwa” (QS.Al-Maidah [5]
ayat 2). Dengan landasan ini, Takaful menjadikan semua peserta sebagai
satu keluarga besar yang akan saling melindungi dan bersama-sama
menanggung risiko keuangan dari musibah yang mungkin terjadi di antara
mereka.
Transaksi yang di gunakan berlandaskan pada akad Tabarru’dan akad
Tijari. Akad Tijari itu sendiri terdiri meliputi Mudharabah, Mudharabah
Musytarakah, dan Wakalah bil Ujrah. Semua akad tersebut terbebas dari
unsur riba (bunga uang), maisir (judi), gharar (ketidak jelasan), dan zhulmu
(penganiayaan) yang secara tegas di larang dalam syariat islam.
2.2.3 MANAJERIAL
Manajerial dari Takaful terdiri dari dua aspek, sebagai berikut:
Aspek Akuntansi
Dampak perubahan PSAK dan ISAK yang diterbitkan oleh Ikatan
Akuntansi Indonesia yang berlaku mulai 1 Januari 2014 terhadap laporan
keuangan tidak signifikan.
Aspek Pemasaran
Salah satu fokus utama dari kegiatan usaha Perusahaan di tahun 2014
adalah untuk mengembangkan pasar di wilayah timur Indonesia.
Sedangkan berdasarkan cakupan pemasarannya, kegiatan pemasaran
Perusahaan mencakup di segmen ini antara lain mencakup:
- Membentuk tim penjualan baru yang terdiri dari CBU, Broker dan
Direct Sales;
- Memperbarui SOP administrasi penjualan;
- Menghadirkan produk baru; serta
- Menetapkan remunerasi yang baru untuk tenaga penjual.
Pada segment Agency Retail, Perusahaan telah menyelenggarakan
pelatihan dan pengembangan antara lain sebagai berikut:
- Workshop for Leaders (Agency Development);
- Need Base Selling;
- One Day Closing (MIP);
- Takafulink Salam Workshop;
- Sales Clinic.
Sedangkan untuk mendukung penjualan, sepanjang tahun 2014
Perusahaan juga mengadakan lomba dan kompetisi antara lain sebagai
berikut:
- MDRT Day Contest;
- Agency Development Contest trip to Belitung;
- “Rezeki Akhir Tahun” Contest;
- Mid Year Contest trip Singapore – Malaysia;
- Yearly Contest Umroh or Japan Tour;
16
- Semarak Contest.
Sedangkan kegiatan pemasaran yang dilakukan di tingkatan Area
Manager antara lain mencakup Business Opportunity Presentation dan
Client Gathering.
2.2.4 PRODUK
Produk dari Takaful terbagi ke dalam tiga kategori, sebagai berikut:
Individu
a. Takaful Dana Pendidikan
Memberikan pendidikan terbaik bagi sang buah hati merupakan impian
setiap orangtua. Pendidikan yang berkualitas dapat menjadi bekal utama
buah hati untuk meraih cita-cita, menjemput masa depan yang gemilang.
Biaya pendidikan yang cenderung bertambah mahal saban tahunnya,
sudah semestinya disikapi secara bijak dengan merencanakan dana
pendidikan sejak dini sehingga tidak memberatkan kondisi keuangan
keluarga sewaktu dibutuhkan biaya pendidikan relatif besar seperti saat
naik jenjang pendidikan dari TK ke SD, SD ke SMP, SMP ke SMA, serta
dari SMA ke Perguruan Tinggi.
Takaful Dana Pendidikan (Fulnadi) merupakan program asuransi
dan tabungan yang menyediakan pola penarikan disesuaikan dengan
kebutuhan dana terkait biaya pendidikan anak (Penerima Hibah) serta
memberikan manfaat berupa pembayaran santunan kepada ahli waris
apabila peserta mengalami musibah meninggal dunia atau cacat tetap
total dalam periode akad.
Fulnadi diprogram untuk membantu setiap orangtua dalam
merencanakan pendidikan buah hatinya. Menyediakan dana pendidikan
secara terjadwal ketika buah hati memasuki jenjang pendidikan dari
Taman Kanak-kanak hingga Perguruan Tinggi. Memberikan
perlindungan optimal dengan menjamin sang buah hati dapat terus
melanjutkan pendidikan tanpa perlu khawatir musibah datang
menghampiri.
b. Takafulink Salam
Kebahagiaan hari esok bergantung pada apa yang tengah Anda
persiapkan sekarang untuk meraihnya. Dengan menanam benih hari ini,
Anda akan menikmati hasilnya esok hari.
Takafulink Salam merupakan program unggulan yang dirancang
untuk memberikan manfaat perlindungan jiwa dan kesehatan
menyeluruh sekaligus membantu Anda untuk berinvestasi secara optimal
untuk berbagai tujuan masa depan termasuk persiapan hari tua.
Sejak mengawali perlindungan, Takafulink Salam memberikan nilai
investasi positif sejak tahun pertama dan selanjutnya meningkat dari
tahun ke tahun. Anda bisa memilih jenis investasi sesuai dengan profil
17
investasi Anda. Takafulink Salam menawarkan empat jenis investasi
yang dapat dikombinasikan sesuai dengan kebutuhan Anda yaitu
Istiqomah (pasar uang & sukuk), Mizan (balanced), Ahsan (balanced
agressive), serta Alia (agressive). Dengan perencanaan investasi yang
fleksibel, Takafulink Salam menawarkan kemudahan berinvestasi untuk
hasil yang lebih optimal untuk kebahagiaan Anda esok hari.
c. Takafulink Salam Cendekia
Memperoleh pendidikan yang berkualitas setinggi mungkin adalah hak
buah hati sekaligus kewajiban orangtua untuk mengupayakannya. Untuk
melindungi hak sang buah hati sehingga dapat menempuh jenjang
pendidikan sampai perguruan tinggi, diperlukan perencanaan keuangan
yang baik.
Takafulink Salam Cendekia memberikan perlindungan jiwa dan
kesehatan menyeluruh serta dirancang untuk memudahkan Anda
merencanakan kebutuhan pembiayaan pendidikan buah hati mulai dari
Taman Kanak-kanak hingga Perguruan Tinggi melalui program
investasi. Takafulink Salam Cendekia melindungi upaya buah hati Anda
dalam meraih cita-cita supaya tidak terbentur oleh persoalan biaya di
kemudian hari.
Takafulink Salam Cendekia menawarkan tiga jenis investasi yang
dapat dikombinasikan sesuai dengan kebutuhan Anda yaitu Istiqomah
(pasar uang & sukuk), Mizan (balanced), serta Ahsan (balanced
agressive). Dengan perencanaan investasi yang fleksibel, Takafulink
Salam Cendekia menawarkan kemudahan berinvestasi untuk hasil yang
lebih optimal demi buah hati Anda dalam meraih cita-cita.
Kumpulan
a. Fulmedicare Gold
Produk Takaful Kesehatan Kumpulan Fulmedicare Gold adalah suatu
program asuransi kesehatan kumpulan (Group Health Insurance) yang
merupakan proteksi ekonomi bagi Perusahaan dalam kewajibannya
memberikan jaminan kesehatan bagi para karyawan beserta keluarganya
sehingga dapat membantu Perusahaan dalam mengendalikan biaya
jaminan kesehatan.
Dengan konsep syariah yang berdasarkan prinsip ta’awun (tolong
menolong), Fulmedicare dapat dirancang sesuai dengan kebutuhan
pelanggan dengan memperhatikan batas-batas asuransi.
Program Pokok:
- Rawat Inap dan Pembedahan (In Patient).
- Penggantian biaya rawat inap dan pembedahan yang mencakup
biaya kamar, biaya aneka perawatan, biaya konsultasi dokter, biaya
operasi, biaya ICU/ICCU, dan lain sebagainya.
Program Tambahan:
18
- Santunan Rawat Jalan (Out Patient) mencakup biaya pemeriksaan
dokter umum, biaya pemeriksaan dokter spesialis, biaya pembelian
obat-obatan, biaya laboratorium dan X-Ray, dan sebagainya.
- Santunan Persalinan mencakup biaya kehamilan normal, biaya
kehamilan dengan komplikasi, biaya kamar ibu dan bayi, biaya
kamar bersalin, biaya melahirkan normal, biaya melahirkan dengan
operasi, dan lain sebagainya.
- Santunan Rawat Gigi mencakup biaya perawatan Dokter Gigi
dengan maksimal penggantian biaya yang dapat disesuaikan dengan
kebutuhan.
- Santunan Kacamata mencakup biaya penggantian frame dan lensa
per tahun.
- Program Pokok dan Program Tambahan diberikan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku pada polis.
Sistem Pelayanan:
- Provider: Sistem pelayanan kesehatan melalui Rumah Sakit yang
menjalin hubungan kerjasama dengan Asuransi Takaful dimana
Rumah Sakit tersebut dapat menagih secara langsung kepada
Asuransi Takaful Keluarga sejumlah biaya pengobatan peserta
sesuai dengan ketentuan.
- Reimbursment: Sistem pelayanan dimana Asuransi Takaful
Keluarga akan mengganti biaya yang dikeluarkan peserta setelah
berakhirnya perawatan sesuai dengan ketentuan.
Syarat Kepesertaan:
- Karyawan tetap dan atau beserta keluarganya (Istri/Suami dan Anak
Karyawan).
- Pada saat didaftarkan usia calon peserta maksimal 65 tahun
sedangkan usia anak antara 15 hari sampai dengan 23 tahun (belum
bekerja, belum menikah dan berstatus mahasiswa).
- Pada saat didaftarkan tidak sedang menjalani rawat inap di rumah
sakit manapun.
- Minimal peserta 10 orang.
- Minimal premi untuk tiap kumpulan Rp 15.000.000,-.
Keistimewaan FulMedicare:
- Layanan pelanggan 24 jam by officer.
- Tidak ada batas penyedia jasa layanan.
- Tanpa batas teritorial dan waktu (berlaku 24 jam).
- Proses klaim yang cepat.
- Bagi hasil di akhir periode kepesertaan, jika ada.
- Kerjasama jaringan penyedia jasa layanan rawat inap di lebih dari
200 RS yang tersebar di seluruh Indonesia.
b. Takaful Al Khairat Kumpulan
19
Program Takaful Al Khairat adalah suatu program asuransi yang
memberikan manfaat berupa pembayaran santunan kepada ahli waris
apabila peserta ditakdirkan meninggal dunia dalam masa perjanjian.
Manfaat:
Bila Peserta ditakdirkan meninggal dalam masa perjanjian, maka ahli
warisnya akan mendapatkan dana santunan meninggal dari Asuransi
Takaful Keluarga sesuai dengan jumlah yang direncanakan Peserta.
Ketentuan:
- Usia masuk maksimal 55 tahun
- Usia masuk + masa perjanjian maksimal 56 tahun
- Jumlah Peserta minimal 25 orang dan min. 90% dari jumlah
karyawan/institusi
- Besarnya manfaat Takaful dapat disesuaikan dengan permintaan
- Minimal premi untuk tiap kumpulan Rp 500.000,-
-
2.2.5 STRUKTUR ORGANISASI
Struktur organisasi dari Takaful, sebagai berikut:
20
2.2.6 PERMASALAHAN
Hambatan dari Takaful, sebagai berikut:
Modalnya sangat kecil, sehingga menjadi lebih sulit bersaing dengan
konvensional.
Dukungan dari pemerintah yang belum sepenuhnya memdai.
Belum dapat dikenal masyarakat luas menjadikan tambahan pemasalahan
untuk menambah nasabah.
Anggapan masyarakat Indonesia pengurusan klaim asuransi menyulitkan.
Kalah bersaing dengan isntrumen investasi seperti surat berharga.
Asuransi syariahnya belum tersosialisasikan luas seperti perbankan
syariah. Rendahnya tingkat perhatian masyarakat terhadap asuransi
syariah yang relatif baru dibanding dengan asuransi konvensional yang
telah lama dikenal masyarakat baik nama maupun operasinya. Keadaan ini
kadangkala menurunkan motivasi pengelola dan pegawai asuransi syariah
untuk tetap mempertahankan idealismenya.
Asuransi bukanlah bank yang melalui produknya berpeluang lebih besar
untuk dapat berhubungan dengan masyarakat dalam hal pendanaan atau
pembiayaan. Di lain pihak, masyarakat mempunyai sedikit peluang untuk
berhubungan dengan asuransi syariah, berkenaan dengan rendahnya
kepentingan masyarakat terhadap produk asuransi syariah.
Rendahnya profesionalisme Sumber Daya Manusia (SDM) menghambat
laju pertumbuhan asuransi syariah.
2.2.7 STRATEGI PENGEMBANGAN
Pertama, transformasi dengan memperkuat sumberdaya manusia (SDM).
Diantaranya adalah meningkatkan kemampuan sales force agar dapat
bersaing di industri asuransi. Salah satu caranya dengan meng-upgrade
teknik penjualan supaya lebih mengarah ke best-selling. Agen tidak sekedar
menjual produk tetapi mampu menjual berdasarkan kebutuhan calon
nasabah. Agen juga harus mampu mentransformasi diri dari sekadar agen
menjadi financial planner. Perbaikan dari segi sdmnya sendiri juga dapat
dilakukan dengan:
- Penyesuaian Diri dengan Kebudayaan Setempat
Setiap orang memiliki kebudayaan masing-masing yang mempengaruhi
cara seseorang dalam bekerja dengan kata lain manifestasi
(perwujudan) identitas diri seseorang. Setiap agen asuransi harus
mampu untuk menyesuiakan diri dengan perilaku klien yang diwarnai
oleh sikap yang berbeda.
- Cara Berpakaian dan Penampilan
Faktor ini berkenaan dengan cara berdandan, khususnya dalam memilih
dan menggunakan pakaian sehari-hari yang langsung atau tidak
21
langsung menggambarkan kepribadian seseorang. Seorang agen
asuransi dari sebuah perusahaan tidak boleh mengabaikan cara
berpakaian dan berpenampilan, hal ini dapat mempengaruhi penilaian
klien terhadap penampilan seorang agen asuransi.
- Kemampuan Berkomunikasi
Kemampuan berkomunikasi merupakan kunci keberhasilan dalam
sebuah bisnis, karena setiap kegiatannya harus dikomunikasikan baik
secara lisan maupun tertulis. Dalam sebuah perusahaan, para agen
asuransi harus mampu menggunakan bahasa lisan maupun tertulis yang
dipahami oleh lawan berkomunikasi. Setidak-tidaknya harus
menggunakan bahasa sehari-hari agar terciptnya suasana yang akrab
antara agen asuransi dan klien. Banyak agen asuransi yang mengalami
kegagalan pada saat menawarkan produk asuransi, hanya karena
kesulitan dalam berkomunikasi, yang berakibat tidak berhasil merekrut
calon nasabah.
- Kesadaran mengenai Arti dan Penggunaan Waktu
Dalam bisnis sangat mementingkan kecepatan waktu dan ketetapan
waktu, dengan kata lain seorang agen asuransi akan sukses, jika mampu
mempergunakan waktu secara fleksibel dan realistis dalam hal
menjelaskan produk kapada calon nasabah. Karena tidak semua calon
nasabah memiliki waktu yang banyak untuk mendengarkan penjelasan
tentang produk tersebut. Untuk itu, seorang agen asuransi harus dapat
menjelaskan produk dengan singkat tetapi dapat dipahami oleh calon
nasabah.
Kedua, pembenahan infrastruktur di bidang teknologi informasi (TI). Hal
ini untuk mempermudah pendekatan ke masyarakat, dan masyarakat juga
mudah mengakses informasi ke Takaful.
Ketiga, tahun 2013 Takaful Keluarga fokus ke bank insurance, khususnya
produk-produk pembiayaan di bank syariah yang sebelumnya ditangani
oleh mitra, maka saat ini dijalankan melalui konsep B to B atau dijalankan
antar kelembagaan secara langsung. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan
kualitas pelayanan dan administrasi atas produk-produk pembiayaan
tersebut.
22
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Takaful dapat disimpulkan perusahaan yang terdiri dari:
Manajerial
a. Aspek Akuntansi
Dampak perubahan PSAK dan ISAK yang diterbitkan oleh Ikatan
Akuntansi Indonesia yang berlaku mulai 1 Januari 2014 terhadap
laporan keuangan tidak signifikan.
b. Aspek Pemasaran
Salah satu fokus utama dari kegiatan usaha Perusahaan di tahun 2014
adalah untuk mengembangkan pasar di wilayah timur Indonesia.
Sedangkan berdasarkan cakupan pemasarannya, kegiatan pemasaran
Perusahaan mencakup di segmen ini antara lain mencakup:
- Membentuk tim penjualan baru yang terdiri dari CBU, Broker dan
Direct Sales;
- Memperbarui SOP administrasi penjualan;
- Menghadirkan produk baru; serta
- Menetapkan remunerasi yang baru untuk tenaga penjual.
Produk
a. Individu: takaful dana pendidikan, takafulink salam, takaful salam
cendekia.
b. Kumpulan: fulmedicare gold, takaful al khairat kumpulan.
c. Bancassurance.
Hambatan
- Modalnya sangat kecil, sehingga menjadi lebih sulit bersaing dengan
konvensional.
- Dukungan dari pemerintah yang belum sepenuhnya memdai.
- Belum dapat dikenal masyarakat luas menjadikan tambahan
pemasalahan untuk menambah nasabah.
- Anggapan masyarakat Indonesia pengurusan klaim asuransi
menyulitkan.
- Kalah bersaing dengan isntrumen investasi seperti surat berharga.
- Asuransi syariahnya belum tersosialisasikan luas seperti perbankan
syariah.
- Asuransi bukanlah bank yang melalui produknya berpeluang lebih
besar untuk dapat berhubungan dengan masyarakat dalam hal
pendanaan atau pembiayaan.
- Rendahnya profesionalisme Sumber Daya Manusia (SDM)
menghambat laju pertumbuhan asuransi syariah.
23
Strategi Pengembangan
- Pertama, transformasi dengan memperkuat sumberdaya manusia (SDM).
Diantaranya adalah meningkatkan kemampuan sales force agar dapat
bersaing di industri asuransi. Salah satu caranya dengan meng-upgrade
teknik penjualan supaya lebih mengarah ke best-selling. Agen tidak
sekedar menjual produk tetapi mampu menjual berdasarkan kebutuhan
calon nasabah. Agen juga harus mampu mentransformasi diri dari
sekadar agen menjadi financial planner.
- Kedua, pembenahan infrastruktur di bidang teknologi informasi (TI). Hal
ini untuk mempermudah pendekatan ke masyarakat, dan masyarakat juga
mudah mengakses informasi ke Takaful.
- Ketiga, tahun 2013 Takaful Keluarga fokus ke bank insurance,
khususnya produk-produk pembiayaan di bank syariah yang sebelumnya
ditangani oleh mitra, maka saat ini dijalankan melalui konsep B to B atau
dijalankan antar kelembagaan secara langsung. Hal ini bertujuan untuk
meningkatkan kualitas pelayanan dan administrasi atas produk-produk
pembiayaan tersebut.
3.2 SARAN
Mayoritas masyarakat di Indonesia adalah beragama islam. Adanya asuransi
syariah merupakan suatu hal yang baik untuk umat islam sendiri karena
memberikan jaminan tidak melakukan tolong-menolong yang salah atau
menyalahi aturan agama. Sehingga dengan adanya makalah ini dapat
memberikan gambaran kepada para pembaca dan dapat menyebar luaskan
sehingga masyarakat akan lebih mengenal tentang asuransi syariah. Kami
menyadari masih banyak kekurangan dalam makalh ini, sehingga saran dan
kritik yang memebangun dari pembaca sangat kami harapkan.
24
DAFTAR PUSTAKA
Anshori, Abdul Ghofur. 2007. Asuransi Syariah di Indonesia. Yogyakarta:
UII Press
Iqbal, Muhaimin. 2005. Asuransi Umum Syariah Dalam Praktek. Jakarta:
Gema Insani Press
Rodoni, Ahmad. 2015. Asuransi dan Pegadaian Syariah. Jakarta: Mitra
Wacana Media
Suhendi, Yusuf. 2005. Asuransi Takaful dari Teoritis ke Praktik. Bandung:
Mimbar Pustaka
Billah, Mohd Ma‟sum. 2009. Penerapan Hukum Dagang dan Keuangan
Islam, Isu-Isu Kontemporer Terpilih. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah
www.takaful.co.id