makalah sars new
DESCRIPTION
aTRANSCRIPT
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberi
rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah tentang “SARS” ini dapat terselesaikan. Makalah
ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Sistem Respirasi 2. Saya mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan
sesuai dengan waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk
pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Blitar, 1 Mei 2014
Penyusun
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................1
DAFTAR ISI...................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................3
1.1 LATAR BELAKANG..............................................................3
1.2 RUMUSAN MASALAH..........................................................3
1.3 TUJUAN...................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN................................................................................4
2.1 PENGERTIAN...............................................................................4
2.2 ETIOLOGI......................................................................................4
2.3 PATOFISIOLOGI...........................................................................5
2.4 PATHWAY.....................................................................................6
2.5 TANDA DAN GEJALA.................................................................7
2.6 PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK..................................................8
2.7 PENATALAKSANAAN...............................................................8
2.8 KOMPLIKASI...............................................................................8
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN..........................................................10
3.1 PENGKAJIAN...............................................................................10
3.2 PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK..................................................11
3.3 DIAGNOSA KEPERAWATAN....................................................11
3.3 RENCANA INTERVENSI DAN RASIONAL..............................12
BAB IV PENUTUP.........................................................................................22
4.1 KESIMPULAN.............................................................................22
4.2 SARAN...........................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................23
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
SARS itu singkatan dari Severe Acute Respiratory Syndrome atau Corona Virus
Pneumonia (CVP), suspek (suspect case) terjadi pada seseorang setelah 1 Februari 2003
lalu. Wabah penyakit gangguan pernapasan misterius ini terus melanda kawasan Asia dan
terus meminta korban. Seorang pasien di Hongkong menjadi korban tewas keenam di
wilayah administrative.
1.2 Rumusan Masalah
1. Mengetahui definisi penyakit SARS?
2. Mengetahui etiologi penyakit SARS?
3. Menjelaskan patofisiologi penykit SARS?
4. Mengetahui Pathway SARS?
5. Mengetahui tanda dan gejala penyakit SARS?
6. Mengetahui pemeriksaan diagnostik pada penyakit SARS?
7. Mengetahui penatalaksanaan pada penyakit SARS?
8. Mengetahui komplikasi pada penyakit SARS?
9. Mengetahui diagnosa keperawatan yang muncul pada penyakit SARS?
10. Mengetahui perencanaan keperawatan pada penyakit SARS?
1.3 Tujuan
Tujuan dan maksud dari pembutan makalah ini, adalah kami bermaksud membahas
dan berbagi pengetahuan tentang ”Penyakit SARS” seperti yang tertera pada rumusan
masalah di atas. Kami bertujuan & berharap semoga makalah ini dapat menjadi referensi dan
berguna bagi para pembaca.
3
BAB II
PEMBAHASAN
2. 1 Pengertian
SARS (severe acute respiratory syndrome) adalah sekumpulan gejala sakit pernapasan
yang mendadak dan berat atau disebut juga penyakit infeksi saluran pernafasan yang
disebabkan oleh virus Corona Family Paramyxovirus.
SARS (severe acute respiratory syndrome) adalah suatu jenis kegagalan paru-paru
dengan berbagai kelainan yang berbeda, yang menyebabkan terjadinya pengumpulan cairan
di paru-paru (edema paru).
2.2 Etiologi
Etiologi SARS masih dipelajari. Pada 7 April 2003, WHO mengumumkan kesepakatan
bahwa coronavirus yang baru teridentifikasi adalah mayoritas agen penyebab SARS.
Coronavirus berasal dari kata “Corona” yang berasal dari bahasa Latin yang artinya
“crown” atau mahkota. Ini sesuai dengan bentuk Coronavirus itu sendiri yang kalau
dilihat dengan mikroskop nampak seperti mahkota.
Penyebabnya lain bisa karena penyakit apapun, yang secara langsung ataupun tidak
langsung yang melukai paru-paru, diantaranya :
1. Pneumonia
2. Tekanan darah yang sangat rendah (syok)
3. Terhirupnya makanan ke dalam paru (menghirup muntahan dari lambung)
4. Beberapa transfusi darah
5. Kerusakan paru-paru karena menghirup oksigen konsentrasi tinggi
6. Emboli paru
7. Cedera pada dada
8. Overdosis obat seperti heroin, metadon, propoksifen atau aspirin
9. Trauma hebat
10. Transfusi darah (terutama dalam jumlah yang sangat banyak).
4
2.3 Patofisiologi
Penyebab penyakit SARS disebabkan oleh coronavirus (family paramoxyviridae) yang
pada pemeriksaan dengan mikroskop electron. Virus ini stabil pada tinja dan urine pada suhu
kamar selama 1-2 hari dan dapat bertahan lebih dari 4 hari pada penderita diare. Seperti virus
lain, corona menyebar lewat udara, masuk melalui saluran pernapasan, lalu bersarang di paru-
paru. Lalu berinkubasi dalam paru-paru selama 2-10 hari yang kemudian menyebabkan paru-
paru akan meradang sehingga bernapas menjadi sulit. Metode penularannya melalui udara
serta kontak langsung dengan pasien atau terkena cairan pasien. Misalnya terkena ludah
(droplet) saat pasien bersin dan batuk. Dan kemungkinan juga melalui pakaian dan alat-alat
yang terkontaminasi.
Cara penularan : SARS ditularkan melalui kontak dekat, misalnya pada waktu merawat
penderita, tinggal satu rumah dengan penderita atau kontak langsung dengan secret atau
cairan tubuh dari penderita suspect atau probable. Penularan melalui udara, misalnya
penyebaran udara, ventilasi, dalam satu kendaraan atau dalam satu gedung diperkirakan tidak
terjadi, asal tidak kontak langsung berhadapan dengan penderita SARS. Untuk sementara,
masa menular adalah mulai saat terdapat demam atau tanda-tanda gangguan pernafasan
hingga penyakitnya dinyatakan sembuh.
Masa penularan berlangsung kurang dari 21 hari. Petugas kesehatan yang kontak langsung
dengan penderita mempunyai risiko paling tinggi tertular, lebih-lebih pada petugas yang
melakukan tindakan pada sistem pernafasan seperti melakukan intubasi atau nebulasi.
5
2.4 PATHWAY
6
Masuk saluran pernapasan
bawah
Aktifan antibody
Reaksi inflamasi
Suhu tubuh
Antigen antibody Proses reflikasi
cepat
Proses radang
Pelepasan mediator
kimia
Metabolisme meningkat
Reaksi pertahanan
1. Batuk2. Bersin
keluar Masuk
Resiko kekurangan
cairanSekresi mukus
Inefektifitas bersihan jalan nafas
Tidak seimbang suplai O2
Kurang pengetahuan
Cemas
Intoleransi
Tinja, droplet, udara (terkontaminasi coronaV)
Kontak/invasi saluran pernapasan
Kurang Informasi
Kerusakan pertukaran gas
Pnurunan O2 k’jaringan
Metabolisme anaerob
Asam laktat
Predisposisi edema selebral
Penekanan SSP
Kesadaran
Klebihan CO2
Asidosis respiratori
Perubahan RR
Tidak mampu memenuhi kbutuhan nutrisi
Perubhn nutrisi < kbutuhan
2.5 Tanda Dan Gejala
Suhu badan lebih dari 38oC, ditambah batuk, sulit bernapas, dan napas pendek-
pendek. Jika sudah terjadi gejala-gejala itu dan pernah berkontak dekat dengan pasien
penyakit ini, orang bisa disebut suspect SARS. Kalau setelah di rontgen terlihat ada
pneumonia (radang paru-paru) atau terjadi gagal pernapasan, orang itu bisa disebut probable
SARS atau bisa diduga terkena SARS.
Gejala lainnya sakit kepala, otot terasa kaku, diare yang tak kunjung henti, timbul
bintik-bintik merah pada kulit, dan badan lemas beberapa hari. Ini semua adalah gejala yang
kasat mata bisa dirasakan langsung oleh orang yang diduga menderita SARS itu. Tapi gejala
itu tidak cukup kuat jika belum ada kontak langsung dengan pasien. Tetap diperlukan
pemeriksaan medis sebelum seseorang disimpulkan terkena penyakit ini. Paru-parunya
mengalami radang, limfositnya menurun, trombositnya mungkin juga menurun. Kalau sudah
berat, oksigen dalam darah menurun dan enzim hati akan meningkat. Ini semua gejala yang
bisa dilihat dengan alat medis. Tapi semua gejala itu masih bisa berubah. Penelitian terus
dilangsungkan sampai sekarang.
7
2.6 Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan radiologis : air bronchogram : Streptococcus pneumonia.
2) Pada pemeriksaan fisik : dengan menggunakan stetoskop, terdengar bunyi pernafasan
abnormal (seperti ronki atau wheezing). Tekanan darah seringkali rendah dan kulit, bibir
serta kuku penderita tampak kebiruan (sianosis, karena kekurangan oksigen).
3) Pemeriksaan yang biasa dilakukan untuk mendiagnosis SARS :
a. Rontgen dada (menunjukkan adanya penimbunan cairan di tempat yang seharusnya
terisi udara)
b. Gas darah arteri
c. Hitung jenis darah dan kimia darah
d. Bronkoskopi.
4) Pemeriksaan Laboratorium : Leukosit.
5) Pemeriksaan Bakteriologis : sputum, darah, aspirasi nasotrakeal atau transtrakeal,
aspirasi jarum transtorakal, torakosentesis, bronskoskopi, biopsy
6) Test DNA sequencing bagi coronavirus yang dapat diperoleh hasilnya dalam 8 jam
dan sangat akurat. Test yang lama hanya mampu mendeteksi antibody.
2.7 Penatalaksanaan
1. Terapi supportif umum : meningkatkan daya tahan tubuh berupa nutrisi yang adekuat,
pemberian multivitamin dan lain-lain.
- Terapi oksigen
- Humidifikasi dengan nebulizer
- Fisioterapi dada
- Pengaturan cairan
- Pemberian kortokosteroid pada fase sepsis berat
- Obat inotropik
- Ventilasi mekanis
- Drainase empiema
- Bila terdapat gagal nafas, diberikan nutrisi dengan kalori cukup
8
2. Terapi antibiotik
Agen anti-bakteri secara rutin diresepkan untuk SARS karena menyajikan fitur non-
spesifik dan cepat tes laboratorium yang dapat diandalkan untuk mendiagnosis SARS-cov
virus dalam beberapa hari pertama infeksi belum tersedia. Antibiotik empiris yang sesuai
dengan demikian diperlukan untuk menutupi terhadap patogen pernafasan Common per
nasional atau pedoman pengobatan lokal bagi masyarakat-diperoleh atau nosokomial
pneumonia.
Setelah mengesampingkan patogen lain, terapi antibiotik dapat ditarik. Selain efek
antibakteri mereka, beberapa antibiotik immunomodulatory dikenal memiliki sifat, khususnya
quinolones dan makrolid. Efeknya pada kursus SARS adalah belum ditentukan.
SARS dapat hadir dengan spektrum keparahan penyakit. Sebagian kecil pasien
dengan penyakit ringan pulih baik bentuk khusus tanpa pengobatan atau terapi antibiotik saja.
Antibiotik :
- Idealnya berdasarkan jenis kuman penyebab
- Utama ditujukan pada S.pneumonia, H.Influensa dan S.Aureus
2.8 Komplikasi
1. Abses paru
2. Efusi pleural
3. Empisema
4. Gagal nafas
5. Perikarditis
6. Meningitis
7. Atelektasis
8. Hipotensi
9. Delirium
10. Asidosis metabolic
11. Dehidrasi
9
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
3.1.1 Identitas pasien
Nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, keyakinan, pekerjaan, status perkawinan,
dan alamat.
3.1.2 Riwayat kesehatan
sejak kapan, semakin memburuknya kondisi / kelumpuhan, upaya yang dilakukan
selama menderita penyakit.
3.1.3 Pengkajian fisik
B1:
Inspeksi : Sesak, batuk, nyeri dada, penggunaan otot bantu pernafasaan,
pernafasaan diafragma dan perut meningkat, pernafasan cuping hidung, pola
nafas cepat dan dangkal, retraksi otot bantu pernafasan, RR > 30x/menit.
Palpasi : fremitus vokal menurun.
Perkusi : suara perkusi redup sampai pekak.
Auskultasi: Ronkhi basah, suara napas bronkial.
B2:
Sianosis, nadi > 100x/menit, CRT > 3 detik, BGA menunujukkan hipoksemia, S1
dan S2 tunggal.
B3:
Nyeri kepala, terjadi penurunan kesadaran.
B4:
Terkadang produksi urine menurun
10
B5:
Mual, muntah, diare, bising usus meningkat, nafsu makan menurun.
B6:
Nyeri otot, kelemahan pada otot.
3.2 Pemeriksaan Diagnostik
1) Pemeriksaan radiologis : air bronchogram : Streptococcus pneumonia.
2) Pada pemeriksaan fisik : dengan menggunakan stetoskop, terdengar bunyi
pernafasan abnormal (seperti ronki atau wheezing). Tekanan darah seringkali rendah dan
kulit, bibir serta kuku penderita tampak kebiruan (sianosis, karena kekurangan oksigen).
3) Pemeriksaan yang biasa dilakukan untuk mendiagnosis SARS :
a. Rontgen dada (menunjukkan adanya penimbunan cairan di tempat yang seharusnya
terisi udara)
b. Gas darah arteri
c. Hitung jenis darah dan kimia darah
d. Bronkoskopi.
4) Pemeriksaan Laboratorium : Leukosit.
5) Pemeriksaan Bakteriologis : sputum, darah, aspirasi nasotrakeal atau transtrakeal,
aspirasi jarum transtorakal, torakosentesis, bronskoskopi, biopsy
6) Test DNA sequencing bagi coronavirus yang dapat diperoleh hasilnya dalam 8 jam
dan sangat akurat. Test yang lama hanya mampu mendeteksi antibody.
3.3 Diagnosa Keperawatan
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan inflamasi dan obstruksi
jalan nafas.
2. Defisit volume cairan berhubungan dengan intake oral tidak adekuat, takipneu,
demam.
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakmampuan pemasukan berhubungan dengan faktor biologis.
4. Nyeri berhubungan dengan agen injury biologi (kerusakan organ)
5. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hiperventilasi (RR >24x/menit) atau
hipoventilasi (RR <16x/menit).
11
3.4 Rencana Keperawatan
N
oDiagnosa keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
1 Bersihan jalan nafas tidak
efektif berhubungan
dengan inflamasi dan
obstruksi jalan nafas.
NOC :
a. Respiratory status :
Ventilation
b. Respiratory status :
Airway patency
Kriteria Hasil :
a. Mendemonstrasikan
batuk efektif dan
suara nafas yang
bersih, tidak ada
sianosis dan dyspneu
b. Menunjukkan jalan
nafas yang paten
c. Mampu
mengidentifikasikan
dan mencegah factor
yang dapat
menghambat jalan
nafas
NIC :
Airway suction
a. Pastikan kebutuhan
oral atau tracheal
suctioning
b. Auskultasi suara
nafas sebelum dan
sesudah suctioning.
c. Informasikan pada
klien dan keluarga
tentang suctioning
d. Minta klien nafas
dalam sebelum
suction dilakukan.
e. Berikan O2 dengan
menggunakan nasal
untuk memfasilitasi
suksion nasotrakeal
f. Gunakan alat yang
steril setiap
melakukan tindakan
g. Anjurkan pasien
untuk istirahat dan
napas dalam setelah
kateter dikeluarkan
dari nasotrakeal
h. Monitor status
oksigen pasien
12
i. Ajarkan keluarga
bagaimana cara
melakukan suksion
j. Hentikan suksion
dan berikan oksigen
apabila pasien
menunjukkan
bradikardi,
peningkatan saturasi
O2, dan lain-lain.
Airway Management
a. Buka jalan nafas,
guanakan teknik
chin lift atau jaw
thrust bila perlu
b. Posisikan pasien
untuk
memaksimalkan
ventilasi
c. Identifikasi pasien
perlunya
pemasangan alat
jalan nafas buatan
d. Lakukan fisioterapi
dada jika perlu
e. Auskultasi suara
nafas, catat adanya
suara tambahan
f. Kolaborasi
pemberian
13
bronkodilator bila
perlu
g. Atur intake untuk
cairan
mengoptimalkan
keseimbangan.
h. Monitor respirasi
dan status O2
2 Defisit Volume cairan
berhubungan dengan intake
oral tidak adekuat,
takipneu, demam
NOC:
a. Fluid balance
b. Hydration
c. Nutritional Status :
Food and Fluid
Intake
Kriteria Hasil :
a. Mempertahankan
urine output sesuai
dengan usia dan BB,
BJ urine normal, HT
normal
b. Tekanan darah, nadi,
suhu tubuh dalam
batas normal
c. Tidak ada tanda
tanda dehidrasi,
Elastisitas turgor
kulit baik, membran
mukosa lembab,
Fluid management
a. Pertahankan catatan
intake dan output
yang akurat
b. Monitor status
hidrasi
( kelembaban
membran mukosa,
nadi adekuat,
tekanan darah
ortostatik ), jika
diperlukan
c. Monitor vital sign
d. Monitor masukan
makanan / cairan
dan hitung intake
kalori harian
e. Lakukan terapi IV
f. Monitor status
nutrisi
g. Berikan cairan
h. Dorong masukan
oral
14
tidak ada rasa haus
yang berlebihan
i. Berikan penggantian
nesogatrik sesuai
output
j. Dorong keluarga
untuk membantu
pasien makan
k. Kolaborasi dokter
jika tanda cairan
berlebih muncul
meburuk
l. Atur kemungkinan
tranfusi
m. Persiapan untuk
tranfusi
3. Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan
ketidakmampuan
pemasukan berhubungan
dengan faktor biologis
(sesak nafas).
NOC :
Status nutrisi, setelah
diberikan penjelasan dan
perawatan kebutuhan
nutrisi pasien terpenuhi
dengan kriteria hasil :
a. Pemasukan nutrisi
yang adekuat
b. Pasien mampu
menghabiskan diet
yang dihidangkan
c. Tidak ada tanda-
tanda malnutrisi
d. Nilai laboratorim,
protein total 8-8 gr
%, Albumin 3.5-5.4
gr%, Globulin 1.8-
3.6 gr%, HB tidak
NIC:
Eating disorder
manajemen
a. Tentukan
kebutuhan kalori
harian
b. Ajarkan klien dan
keluarga tentang
pentingnya
nutrient
c. Monitoring TTV
dan nilai
Laboratorium
d. Monitor intake
dan output
e. Pertahankan
kepatenan
pemberian nutrisi
15
kurang dari 10 gr %
e. Membran mukosa
dan konjungtiva
tidak pucat
parenteral
f. Pertimbangkan
nutrisi enteral
g. Pantau adanya
Komplikasi GI
Terapi gizi
a. Monitor masukan
makanan atau
minuman dan
hitung kalori
harian secara
tepat
b. Kolaborasi ahli
gizi
c. Pastikan dapat
diet TKTP (tinggi
kalori tinggi
protein)
d. Berikan
perawatan mulut
e. Pantau hasil
labioratoriun
protein, albumin,
globulin, HB
f. Jauhkan benda-
benda yang tidak
enak untuk
dipandang seperti
urinal, kotak
drainase, bebat
16
dan pispot
g. Sajikan makanan
hangat dengan
variasi yang
menarik
4 Intoleransi aktivitas
berhubungan dengan
isolasi respiratory.
NOC :
a. Energy
conservation
b. Self Care : ADLs
Kriteria Hasil :
a. Berpartisipasi
dalam aktivitas fisik
tanpa disertai
peningkatan
tekanan darah, nadi
dan RR
b. Mampu melakukan
aktivitas sehari hari
(ADLs) secara
mandiri
NIC :
Activity Therapy
a. Kolaborasikan
dengan Tenaga
Rehabilitasi
Medik dalam
merencanakan
program terapi
yang tepat.
b. Bantu klien untuk
mengidentifikasi
aktivitas yang
mampu dilakukan
c. Bantu untuk
memilih aktivitas
konsisten yang
sesuai dengan
kemampuan fisik,
psikologi dan
social
d. Bantu untuk
mengidentifikasi
dan mendapatkan
17
sumber yang
diperlukan untuk
aktivitas yang
diinginkan
e. Bantu untuk
mendapatkan alat
bantuan aktivitas
seperti kursi roda,
krek
f. Bantu untuk
mengidentifikasi
aktivitas yang
disukai
g. Bantu klien untuk
membuat jadwal
latihan diwaktu
luang
h. Bantu
pasien/keluarga
untuk
mengidentifikasi
kekurangan dalam
beraktivitas
i. Bantu pasien
untuk
mengembangkan
motivasi diri dan
penguatan
j. Monitor respon
fisik, emosi, social
dan spiritual
18
Energy Management
a. Observasi adanya
pembatasan klien
dalam melakukan
aktivitas
b. Dorong anal untuk
mengungkapkan
perasaan terhadap
keterbatasan
c. Kaji adanya factor
yang
menyebabkan
kelelahan
d. Monitor nutrisi
dan sumber energi
e. Monitor pasien
akan adanya
kelelahan fisik dan
emosi secara
berlebihan
f. Monitor respon
kardiovaskuler
terhadap aktivitas
g. Monitor pola tidur
dan lamanya
tidur/istirahat
pasien
19
5 Defisit pengetahuan
berhubungan dengan
perawatan
NOC :
a. Knowledge :
disease process
b. Knowledge :
health Behavior
Kriteria Hasil :
a. Pasien dan keluarga
menyatakan
pemahaman tentang
penyakit, kondisi,
prognosis dan
program pengobatan
b. Pasien dan keluarga
mampu
melaksanakan
prosedur yang
dijelaskan secara
benar
c. Pasien dan keluarga
mampu menjelaskan
kembali apa yang
dijelaskan
perawat/tim
kesehatan lainnya
NIC :
Teaching : disease
Process
a. Berikan penilaian
tentang tingkat
pengetahuan pasien
tentang proses
penyakit yang
spesifik
b. Jelaskan
patofisiologi dari
penyakit dan
bagaimana hal ini
berhubungan
dengan anatomi dan
fisiologi, dengan
cara yang tepat.
c. Gambarkan tanda
dan gejala yang
biasa muncul pada
penyakit, dengan
cara yang tepat
d. Gambarkan proses
penyakit, dengan
cara yang tepat
e. Identifikasi
20
kemungkinan
penyebab, dengna
cara yang tepat
f. Sediakan informasi
pada pasien tentang
kondisi, dengan cara
yang tepat
g. Hindari harapan
yang kosong
h. Diskusikan
perubahan gaya
hidup yang mungkin
diperlukan untuk
mencegah
komplikasi di masa
yang akan datang
dan atau proses
pengontrolan
penyakit
i. Diskusikan pilihan
terapi atau
penanganan
j. Dukung pasien
untuk
mengeksplorasi atau
mendapatkan
second opinion
dengan cara yang
tepat atau
diindikasikan
k. Eksplorasi
kemungkinan
sumber atau
21
dukungan, dengan
cara yang tepat
l. Instruksikan pasien
mengenai tanda dan
gejala untuk
melaporkan pada
pemberi perawatan
kesehatan.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
SARS (severe acute respiratory syndrome) adalah sekumpulan gejala sakit
pernapasan yang mendadak dan berat atau disebut juga penyakit infeksi saluran
pernafasan yang disebabkan oleh virus Corona Family Paramyxovirus.
SARS (severe acute respiratory syndrome) adalah suatu jenis kegagalan paru-paru
dengan berbagai kelainan yang berbeda, yang menyebabkan terjadinya pengumpulan
cairan di paru-paru (edema paru).
4.2 Saran
Kita sebagai mahasiswa Perawat di harapkan mengerti dan memahami tentang
Asuhan Keperawatan pada Klien SARS, dan kami mohon kritikannya bagi pembaca
Asuhan Keperawatan yang kami buat agar bisa membangun makalah ini dengan lebih
baik lagi.
22
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, edisi 8 volume 3,
EGC, Jakarta
Jong, W, 1997, Buku Ajar Ilmu Bedah, EGC Jakarta
Mansjoer, Arif dkk. Kapita Selekta Kedokteran Jilid II Edisi Ketiga. 1999. Media
Aesculapius : Jakarta.
Mansjoer, Arif dkk. Kapita Selekta Kedokteran Jilid II Edisi Ketiga. 1999. Media
Aesculapius : Jakarta.
http://www.infeksi.com/articles.php?lng=in&pg=63
http://dhewynerz.blogspot.com/2009/11/askep-sars.html
23