makalah sterol non konvensional

22
BAB II STEROL NON-KONENSIONAL DARI SUMBER LAUT Sterol merupakan bagian yang penting dari senyawa organik dan seringkali berfungsi sebagai nukleus. Salah satu jenis sterol, yakni kolesterol mempunyai peranan yang vital bagi fungsi-fungsi selular dan menjadi substrat awal (bahasa Inggris: precursor) bagi vitamin yang larut dalam lemak, dan hormon steroid. Sterol dapat dijumpai sebagai sterol bebas, ester sterol (terasilasi), eter alkil steril (teralkilasi), sterol sulfat, dan steril glikosida yang kemudiannya dapat terasilasi menjadi glikosida sterol berasil. Biosintesis sterol hampir selalu ditemukan pada makhluk eukariota dan hampir tidak ditemukan pada makhluk prokariota. Lintasan biosintetik sterol dapat diamati pada proteobakterium. Secara luas, beberapa sterol ini diklasifikasikan dan berada dalam persentasi yang rendah (1-2%) dari campuran sterol; klasifikasi melalui rantai makanan dapat diduga karena benyak spesies yang tidak mampu untuk mensintesis sterol secara de novo. Sterol lain, dengan batasan klasifikasi terhadap klas, genus, atau spesies tertentu, campuran sterol berada dalam persentasi yang sangat tinggi; untuk sterol ini, partisipasi invertebrata dalam biosintesis atau modifikasi sterol diambil dari menu yang paling mungkin. Gambar. 1 Sterol C 26 dari sumber lautan

Upload: lia-liverpool

Post on 04-Jul-2015

429 views

Category:

Documents


17 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Sterol Non Konvensional

BAB II

STEROL NON-KONENSIONAL DARI SUMBER LAUT

Sterol merupakan bagian yang penting dari senyawa organik dan seringkali berfungsi

sebagai nukleus. Salah satu jenis sterol, yakni kolesterol mempunyai peranan yang vital bagi

fungsi-fungsi selular dan menjadi substrat awal (bahasa Inggris: precursor) bagi vitamin yang

larut dalam lemak, dan hormon steroid.

Sterol dapat dijumpai sebagai sterol bebas, ester sterol (terasilasi), eter alkil steril

(teralkilasi), sterol sulfat, dan steril glikosida yang kemudiannya dapat terasilasi menjadi

glikosida sterol berasil. Biosintesis sterol hampir selalu ditemukan pada makhluk eukariota dan

hampir tidak ditemukan pada makhluk prokariota. Lintasan biosintetik sterol dapat diamati pada

proteobakterium.

Secara luas, beberapa sterol ini diklasifikasikan dan berada dalam persentasi yang

rendah (1-2%) dari campuran sterol; klasifikasi melalui rantai makanan dapat diduga karena

benyak spesies yang tidak mampu untuk mensintesis sterol secara de novo. Sterol lain, dengan

batasan klasifikasi terhadap klas, genus, atau spesies tertentu, campuran sterol berada dalam

persentasi yang sangat tinggi; untuk sterol ini, partisipasi invertebrata dalam biosintesis atau

modifikasi sterol diambil dari menu yang paling mungkin.

Gambar. 1 Sterol C26 dari sumber lautan

Sterol biasanya digolongkan menurut jumlah atom karbon dan dalam makalah ini akan

dibahas tentang sterol C26, jenis sterol 27-norergo-stane, rantai samping sterol dimodifikasi

melalui adisi atom karbon tambahan di kedudukan biogenetik yang belum ada sebelumnya, dan

Page 2: Makalah Sterol Non Konvensional

spons-turunan sterol, termasuk yang belum pernah terjadi dalam urutan sebelum pola alkilasi

rantai samping dan modifikasi inti tetrasiklik.

Strol C26

Gambar 1 adalah struktur sterol C26 yang diisolasi; pertama dari sterol dengan sebuah

rantai samping atom C-7 yang belum terjadi sebelumnya, 22-trans-24-norcholestra-5, 22-dien-3

β-ol (1) atau jika anda lebih suka, 22-trans-26,27-bisnorergosta-5, 22-dien-3β-ol, yang diisolasi

melalui reaksi idler. Dari molluska (kerang) Placepecten magellanicus dalam komponen yang

sedikit. Beitu juga dengan sterol C26 yang dideteksi pada penulis yang sama dalam 18 spesies

dari moluska termasuk kelas pelecypoda dan Gastropoda dan dan satu spesies dalam filum

molluscoida, dalam persentasi rendah, berkisar 0,1 sampai 6% dari jumlah total sterolnya.

Struktur dapat ditentukan demgan teknik spektra, khususnya melalui nmr, secara jelas

menggambarkan gugus isopropil ujung, dan ditegaskan melalui sintesis parsial, pertama

dilaporkan melalui Fryberg. Dan kemudian oleh kelompok barbiernya dalam Gif-sur-Yvette

(prancis). Sintesis eliminasi tidak pasti berkaitan dengan stereokimia pada atom C-20, yang

terbukti menjadi 20 R, ditemukan dalam kolesterol, dan dengan konfigurasi dari 22-ikatan-

rangkap yang terbukti dalam keadaan trans.

Sterol C26 (2) ∆7,22 pertama dilaporkan oleh kelompok Barbiernya dari kulit Halocynthia

rotrezi 6, dimana berlaku pada isomer ∆5,22 (1) dan turunan dihidro (3). Pada waktu yang

bersamaan, (2) dideteksi dalam beberapa asteroid dan dalam holothurians Stichopus japonicas

oleh Kobayashi. Penulis terakhir, yang menggambarkan sterol baru sebagai bahan kristalin dari

Asterias amurensis8, dinamakan asterosterol, dalam pandangan yang cukup luas mengenai

distribusi dalam asteroid. Nuklir tak jenuh ∆7 dalam asteroid tidak diharapkan, dalam tampilan

utama terdapat dalam kedua asteroid (bintang laut) dan holothurians (teripang) dari ∆7 sterol

langka, yang dipikir muncul melalui modifikasi sesuai dengan sterol ∆5 kedalam ∆7 yang

didemonstrasikan oleh Smith dan Goad terjadi paling sedikit dua spesies, Austeria rubens dan

Solaster papposus. Pekerja jepang mengusulkan bahwa asterol-sterol (2) dapat dibentuk melalui

asteroid dari digest ∆5,22-C26.

Struktur asterosterol juga ditentukan melalui sintesis, yang diumumkan secara serempak

oleh Kobayashi dan Boll, yang melaporkan isolasi asterosterol dari spons laut Halicondria

panacea.

Sterol C26 juga telah diisolasi dari dua spesies spons lain oleh Erdmann dan Thomson.

Struktur sterol C26 ditetapkan melalui sintesis oleh Metayer dan Barbier, penetapan menjadi

konfigurasi 20 R dan stereokimia posisi trans dari 22-ikatan rangkap.

Page 3: Makalah Sterol Non Konvensional

Empat anggota dari kelompok ini telah dideteksi saat ini sebagai komponen kecil dalam

kerang Placopecten magellanicus oleh Idler. Tabel 1. filum Hewan laut dalam sterol C26 yang

telah ditemukan.

Filum KlasPorifera DesmospongiaeMollusca Gastropoda

PelecypodaAnnelida PolychoetaTunicata AscideaceaCoelententerata AnthozoaBrachiopodaMolluscoideaEchinodermata Asteroida

HolothuroideaEchinoidea

Sterol C26 kelihatan secara meluas dalam invertebrata laut dan tersebar dimana-mana.

Sejak pengujian campuran sterol oleh kromatografi gas-spektrometer massa terhadap 25 spesies

spons yang berbeda, representative terhadap sebelas family dan tujuh orde, dimana terdapat

komponen kecil terhadap waktu retensi yang dicatat, memperluas jumlah spesies Echinodermata

dalam sterol C26 yang telah dideteksi, menunjukan adanya sterol C26 sebagai komponen kecil

(2%) dalam dua spesies ophiuroids (ophiuroidea) dan satu dari echinoids (Echinoidea), lagipula,

asteroid dan holothuroids diuji mengandung level rendah sterol C26. Baru-baru ini, Voogt, telah

mendeteksi, sterol C26 dalam tiga anemone laut (Anthozoa dan Coelenterata), dan Vogt dan

Kobayashi telah melaporkan adanya sterol C26 dalam beberapa Anelida, Jadi saat ini, keberadaan

sterol C26 telah dilaporkan dalam tujuh filum laut, yaitu anelida, coelenterate, echinodermata,

mollusca, molluskoida, tunicates dan spons (tabel 1). Keunikan kerangka C26 dan keberadaannya

dimana-mana dari senyawa ini merupakan pertanyaan mengenai kedua tipe organisme ini dalam

mana asalnya dan biosintesisnya. Penemuan kelompok Barbier mengusulkan bahwa dari sterol

C26 dalam fitoplankton laut itu lazim untuk semua hewan laut, tetapi penulis tidak dapat

mendeteksi radioaktifitas sterol C26 dalam alga merah Rhodmen palmate setelah pemberian label

asetat, mevalonat dan metionin; radioaktifitas asetat ditemukan dalam sterol C27-C29 sementara

radioaktifitas ditemukan dalam sterol C28 dan C29.

Pengarang memberikan perbedaan penjelasan hasilnya, namun mereka menyimpulkan

masalah biologic dari C26 tinggal tingkat tak pastinya dan pertanyaan utama untuk memecahkan

penemuan dari tipe organism yang mungkin. Pada kenyataannya, sintesis kerangka C26.

Sementara keterangan asal dan biogenesis dari senyawa menarik ini adalah kurang, banyak

peneliti memperhitungkan pembentukannya. Gagasan yang lebih kita sukai bahwa sterol C26

Page 4: Makalah Sterol Non Konvensional

muncul oleh dimetilasi sterol 24- metilasi. Hal ini didukung oleh penemuan Kobayashi dan

Mitshuhashi dari kelompok sterol, yang muncul secara luas dibagi antara filum laut, memiliki

keadaan yang belum terjadi pada rantai samping 27-norergostane. Untuk lebih jauh, kemampuan

organism untuk mendealkilasi sterol tidak begitu mengejutkan, dalam tinjauan keterangan

ditunjukkan bahwa banyak spesies arthropoda dealkilasi antara sterol C28 dan C29.

Sterol tipe 27-norergostane

Tiga anggota dari kelompok ini yang telah diisolasi saat ini yaitu 27-norergosta-7, 22-

dien-3β-ol, (5), dinamakan amuresterol, isomernya 27-norergosta-5, 22-dien-3β-ol (6),

dinamakan okelasterol, dan 27-norergosta-22-dien-3β-ol (7), dinamakan patinosterol (gambar

2).

Struktur dari dua anggota ini ditentukan dan ditegaskan melalui sintesis parsial oleh

Kobayashi dan Mitsuhashi pada tahun 1974. Mereka menemukan amursterol dalam enam

spesies dari asteroid. Okelasterol, pertama kali diekstraksi dari annelid Psedopotamilla ocellata,

ditemukan keberadaanya dalam invertebrate berdasarkan perbedaan filum (tabel 2). Baru-baru

ini, patinosterol telah diisolasi oleh peneliti yang sama dari kerang Patinopecten yessoensis,

farksi sterol berisi dua puluh komponen.

Gambar.2 Sterol tipe 27-norergostane dari sumber lautan

Ketiga sterol tersebut berada dalam persentasi yang rendah (1-2%) identik dengan trans-

C27- sterol analog dalam ir dan sifat ms; bagaimanapun, waktu retensinya lebih pendek dalam glc

kemudian bersamaan dengan sterol C27, dan asetatnya lebih kurang polar pada kromatografi

perak.

Page 5: Makalah Sterol Non Konvensional

Tabel 2. Filum hewan laut daplam tipe sterol 27-norergostane yang telah ditemukan.

Filum KlasCoelenterata AnthozoaAnnelida PolychaetaTunicata AscidiaceaeMollusca Bivalvia

GastropodaEchinodermata Asteroida

HolothuroideaEchinoidea

Lebih jauh lagi, peneliti yang sama juga mengamati sterol dari invertebrate laut

dilakukan dengan banyak pekerja pada masa lampau, berfikir menjadi 22-cis-cholesta-5,22-dien-

3β-ol dari waktu retensi glcnya dan data spectra massa, pada kenyataanya, menjadi occelasterol.

Pengamatan ini diperluas pembagiannya menjadi tipe 27-norergostane dalam sumber laut

(Tabel).

Sejauh ini, biosintesis sterol ini adalah mengenai tiga hipotesis yang dirumuskan struktur

dasar, yang berada dalam mussel, anemone laut, dan crustaceae, dimana sterol ini telah

dideteksi, pengetahuan tentang tidak bisanya disintesis de novo dan sterol harus, oleh karena itu

kita megakumulasikan melalui rantai makanan :

A. Melalui kesesuaian konversi dari sterol ∆22-C27 oleh migrasi internal metal.

B. Melalui metilasi sterol C26 atau

C. Dimetilasi dari tipe sterol ergostane.

Sejak fraksi sterol beberapa dwiatom (tentukan dwiatom (penyusunan kembali dalam

biomassa air laut) yang baru dilaporkan tersusun dari 22-trans-(24S)-24-methylcholesta-5,22-

dien-3β –ol (24α isomer brassicasterol, yang diisolasi dari P occelata), dan sejak occelasterol

memiliki kemiripan stereokimia pada atom C24, Kobayashi dan Mitsuhashi menyimpulkan

bahwa kesimpulan sesuai dengan konfigurasi pada C-24 terlihat mengusulkan bahwa

occelasterol diturunkan dari dimetilasi dari dwiatom sterol dan kemudian dikelompokkan serta

diakumulasi dalam invertebrate lain melalui rantai makanan. Biogenetik yang mungkin pada

ururtan tipe 26-norergo-Kobayashaki dan Mitsuhashi dirangkum dalam gambar 3.∆ dan ∆12,22

sterol mungkin daibentuk dalam bebera pacara secara langsung dengan koresponen ∆7,22. Sterol

atau dimetilasi melalui jumlah cincin rantai samping ∆22 dan precursor ∆12,22. Penulsi juga

mencatat bahwa C26 dan 27-norergostane- tipe sterol selalu terjadi bersama dengan jumlah

sterol 24(S)-24-metil. Secara jelas, banyak pekerjaan disyaratkan sebelum konlusi dapat

Page 6: Makalah Sterol Non Konvensional

diketahui tentag sterol yang tidak ada sebelumnya, tetapi, dalam hal sterol C26 yang mungkin

dimetilasi dari occelasterol (6), masalah utaman pelarutan adalah penemuan tipe dari organisme

yang mengarang tentang kerangka 27-noregostane dan menjadi sama apabila disintesis pada

kerangka 26,27-bisnorergostane.

Gambar 3. Kemungkinan rangkaian biogenetik pada C26 dan C27-noregostane tipe sterol menurut

Kobayashi dan Mitsuhashi

Kita harus mendiskusikan tentang sterol non-konvensional, yang memiliki rantai

samping dimodifikasi melalui pengurangan satu atau dua atom karbon dari C9 rantai samping.

Sekarang kita akan mempertimbangkan sterol non-konvensional memiliki rantai samping yang

dimodifikasi dari karbon tambahan secara biogenetic posisi belum pernah terjadi (e.g/ C-22, C-

23 dan C-26) dari rantai samping normal C9. Hal ini memiliki batasan distribusi diantara film

laut, dalam perbandingan kejadian mengenai nor-sterol.

Tabel.3 Keberadaan 22,23-siklopropana yang mengandung sterol.

Filum Klas Spesies ReferensiCoelenterata Anthozoa Gorgonia flabellum 40

G. ventilina 40Plexaura sp. 51P. flexuosa 37Pseudopterogorgia americana 41Nephthea sp. 52Palythoa tuberculosa 53

Echinodermata Asteroida Acanthaster planci 34,35

Saat ini, dua jenis sterol C30 telah ditemukan dalam nvertebrata laut; sterol tersubstitusi a

24-propilidena dan memiliki cincin siklopropana di rantai samping pada posisi 22,23.

Page 7: Makalah Sterol Non Konvensional

24-propiledenecholeest-5-en-3 β-ol (8) pertama kali diekstraksi oleh Kelompok Idler

dikanada yang berasal dari kerang Placopecten magelanikus, dimana jumlah sterol dalam

campuran adalah 1%. Kemudian, Sheikh dan Djerassi memperkenalkan sterol ini dalam spons

Tethyis aurantia sebagai komponen kecil digambarkan juga sintesisnya. Sterol C30 tak dikenal

telah dicatat dalam spons lain.

Semua sterol dilaporkan menghasilkan separuh siklopropana pada posisi 22, 23 dirantai

samping (gambar 4) berlaku dalam karang lembut (tabel 3), kecuali acnthasterol, yang diisolasi

dari asteroid Achantaster planci, Namun karena Achantaster planci menghasilkan karang lembut,

dan dalam peninjauan kemampuan dari asteroid yang ditransformasi dari sterol ∆7 menjadi

sterol ∆5 adalah kemungkinan acanthaterol dalam bintang laut berasal dari pencernaan

gorgosetol.

Gambar 4. Setrol yang mengandung Siklopropana

Gorgosterol pertama kali ditemukan oleh Bergnmann pada tahun 1943, tapi struktur baru

dipacahkan pada tahun 1970, melalui usaha kolaborasi tiga tim penelitian, kemudian ditegaskan

melalui analisis difraksi sinar-X. Penambahan sterol yang mengandung siklopropana yaitu 23-

Page 8: Makalah Sterol Non Konvensional

dimetilgorgosterol dan luar biasa senyawa seko. Struktur dari senyawa ini juga dielusidasi

melalui analisis difraksi sinar-X. Beberapa laporan penelitian untuk mensintesis sterol yang

mengandung siklopropana, menghasilkan sintesis dari dua stereoisomer 23-dimetilgorgosterol

yang telah dipublikasikan.

Penemuan cincin siklopropana gorgosterol disimulasikan pada pembahasan awal dan

signifikan secara biologi. Keberadaan cincin juga dipertimbangkan terhadap keterangan yang

mendukung hipotesis bahwa siklopropana bisa diintermeiet dalam pengenalan gugue metal

kedalam rantai samping sterol.

Gambar. 5 23,24-dimetil sterol yang berasal dari sumber laut.

Meskipun ditegaskan bahwa siklopropanasi mungkin hanya sebuah langkah awal dalam

biosintesis grorgosterol, memberikan perkiraan pembenaran oleh penemuan dalam karang

lembut Sarchphyta elegans dari 23,24-dimetilkolesta-5,22-dien-3β-ol, yang bisa dibayangkan,

kesamaan bentuk intermediet terhadap 23-desmetilgorgosterol.

Baru-baru ini, 4α -metilsterol kemiripan dengan rantai samping telah ditemukan dalam

kandungan racun dinoflagellata Gonyaulax tamarensis. Hal itu ditandai dengan konstiten

fitoplankton 4α-metilsterol berjumlah sekitar 60% dari campuran sterol, komponen lainnya

(40%) ada dalam bentuk kolesterol. Peneliti mendapat perhatian pada fakta bahwa 4α -

metilsterol, intermediet dalam biosintesis sterol, yang diakumulasikan dibawah kondisi anaerob

dan dicatat dalam analisis spektroskopik massa dari sterol anaerobic, gorgonian-diasosiasikan

zooxanthellae yang dilaporkan meghasilkan ion molekul m/e 428, ditandai ‘dihidrogorgosterol’

menyebabkan sterol memiliki rantai samping dalam pembukaan cincin siklopropana

mengahsilkan pola substitusi yang identik terhadap 4α-metilsterol yang dideteksi dalam

Gonyaulax tamarensis.

Page 9: Makalah Sterol Non Konvensional

Kita juga bisa mengisolasi dari spons Axinella polipoida (yang mengandung campuran

19-norstanol dibahas selanjutnya) 19-norstanol yang diusulkan strukturnya berdasarkan

perbandingan data spktra yaitu 23,24-dimetilas sterol.

Gambar 6. 26-metilsterol yang berasal dari spons genus verongia

Semenjak kerja keras Bergmann terhadap sterol dari invertebrate, hal itu diakui bahwa,

dalam kingdom hewan, spons mengandung variasi sterol terbesar, tetapi baru-baru ini, ketika

teknik kromatografi canggih diterapkan dalam analisi sterol, secara komlit dilaporkan sumber

sterol dengan tipe baru.

Biogenetik pertama belum ada sebelumnya sterol yang diisolasi dari spons aplisterol dan

24,28-didehiroaplisterol, merupakan contoh pertama dari 26-alkilasi dalam biosintesis sterol

(gambar 6). Striktur dari 26-metil-24-metilenkolesterol diusulkan untuk 24,28-didehiroaplisterol,

berdasarkan data spektroskopik, selama perlakuan degradasi kemudian penetapan sintesisnya.

Struktur lengkap dari 24,26-dimetilkolesterol, diusulkan untuk aplisterol pada keterangan

spktra dan hubungan timbale balik dedihidroaplisterol dari p-iodobenzoat, yang juga dinyatakan

stereokimia dari rantai samping menjadi 24R, 25S. Keunikan sterol ini, pertama kali diisolasi

dari spons orange Verongia aerophoba, dikenal sebagai family Verongidae. Dalam pengujian

dua puluh lima spons bagi komposisi sterolnya, ditemukan semua spesies Verongia, dikumpul

dalam lokasi dan habitat yang berbeda, mengandung dua sterol baru sebagai 60-70% dari total

sterol (tabel 4). Hasil ini memberikan data yang berguna untuk sistematis spons dan ditambah

dengan keterangan lebih jauh dengan pemisahan Verongidae dari Spongidae. Berdasarkan

perbedaannya dengan asam amino, mereka dipertimbangkan oleh Bergqist dan Hartman menjadi

luas pemisahan kelompoknya, bahkan mereka diklasifikasikan sesuai dengan kesamaan ordenya.

Tabel 4. Spons yang mengandung aplisterol (16) dan 24,28-didehidro-aplisterol (17)16.

Spons Sumber % kandungan sterol

Orde Diktioseratida

Famili Verongidae

v. aerophoba Naples 70%

Page 10: Makalah Sterol Non Konvensional

v. archeri (kuat)

Saat ini kita tidak dapat menjelaskan asal biogenetic dari sterol ini. Hasil laboratorium kami

mengindikasikan bahwa Verongia aerophoba gagal untuk dimasukkan kedalam 1-14C-asetat atau

2-14C-mevalonat menjadi aplisterol dan 24,28-didehidroaplisterol. Sebuah eksperimen

radiolabeling yang menggunakan CH3-14C-metionin dalam spons V. aerophoba juga dihasilkan

dalam nonradioaktif 26-metilsterol.

Pandangan dari hasil ini, menyebabkan keterbatasan distribusi dari sterol ini, yang dibuat

menjadi satu family, kita dapat menyiratkan bahwa pengubahan spons menjadi sterol eksogenus

dilakukan dalam makanan aplisterol dan 24,28-didehidro-aplisterol; seperti pengubahan dan

internal metilasi yang berasal dari Prekursor C29 dalam fukosterol. Kita tidak punya keterangan

hipotesis yang mendukung, namun dalam hal ini kalisterol telah diisolasi, yang mana sifat unik

dari cincin siklopropana di rantai samping, yang diperoleh melalui eksperimen, beberapa data

mengindikasikan bahwa pengubahan spons menjadi fukosterol (tidak dipublikasikan hasilnya).

Gambar 7. Sterol non-konvensional dari spons Calyx nicaensis

Kalisterol, komponen prinsipil sterol (90%) dari spons Calyx nicaensis, menggambarkan

lebih jauh penandaan variasi struktur dalam penambahan atom karbon terhadap kerangka

kolesterol normal pada atom C23 (gambar 7). Struktur sterol ini dapat dituliskan, berdasarkan

data spectra dan degradasi kimia, oleh Fattorusso dan tim pekerja yang memperoleh turunana

1,3- diketon melalui ozonolisis stanol. Keberadaan cincin siklopropana di rantai samping C10

juga didukung oleh hidrogenasi terhadap turunan dihidro yang memiliki spektrum nmr tiga

proton, hasil tinggi, signal kompleks menyebar diantara 0,3-0,6 ppm yang ditandai pada

hydrogen siklopropil. Hidrogenasi dibawah kondisi drastic menghasilkan β-sitostanol,

menegaskan struktur dan stereokimia dari kalisterol.

Page 11: Makalah Sterol Non Konvensional

Kelompok yang sama juga ditemukan sterol lebih jauh ‘luar biasa’ (19) dan (20), dari

Calyx nicaensis. Keberadaan (19), contoh pertama dari sebuah gugus asetilenik dalam steroid,

yang secara langsung berkaitan dengan jawaban terhadap masalah precursor biokimia kalisterol,

dan juga sterol gorgonian memili a 22,23-siklopropana. Bagaimanapun, eksperimen menunjukan

bahwa Calyx nicaensis tida dapat dimasukan 14C-metil metionin kedalam kalisterol; eksperimen

radiolabeling menggunakan lebel asetat dalam spons Calyx nicaensis juga menghasilkan sterol

non radioaktif.

Berdasarkan hasil ini, kita dapat mengusulkan bahwa, dalam spons, kalisterol dapat

diperoleh melalui modifikasi sterol makanan, dan bersamaan dalam Calyx nicaensis pemberian

makanan dari seri sterol C29, seperti fukosterol, stigmasterol, dan β-sitosterol. Tabel 5

menunjukkan data penggabungan, yang mengindikasikan bahwa spons dapat dimetabolisis

injeksi [7-3H] fukosterol untuk menghasilkan kalisterol, yang berbentuk stigmasterol dan β-

sitosterol yang tidak dapat bertindak sebagai precursor dari sterol uinik ini.

Dalam semua eksperimen yang menggunakan pelabelan precursor sterol, masalah utama

sering terjadi dalam pemisahan precursor dari metabolit. Kalisterol dan konvensional sterol

menggunakan sifat prekursor yang sama dalam kromatografi dan menyebabkan masalah serius

dalam pemisahan dan purifikasi. Selama asetilasi kalisterol pada temperature tinggi, kita

mengamati bentuk titik lambanya perpindahan pada tlc, bersamaan dengan titik koresponden

asetat kalisterol. Saat menginginkan proses reaksi berlangsung lima jam, pergerakan senyawa

lambat pada tlc menghasilkan sedikit produk reaksi yang ditunjukan oleh ms dan nmr menjadi

sebuah campuran diasetat, komponen utama yang dikenal sebagai (21) (gambar 8). Kita

mendapat manfaat dari pengamatan ini dan manyampaikan label campuran sterol, setelah

penambahan fukosterol pada refluks, dan farksi diasetat dipurifikasi melalui pengulangan

kromatografi dari induk diasetat dan turunan diol.

Gambar. 8. Asetilasi kalisterol

Dalam pertimbangan asal sedikit sterol menggambarkan Calyz nicaensis, asetilen (19)

dan 24-ethyl-cholesta-5,22-diena-3β-ol (20) keduanya berasal dari katabolit kalisterol.

Gambar 9. 19-nor-sterol dalam spons Axinella polipoida

Page 12: Makalah Sterol Non Konvensional

R=H, 24 nor R=H, ∆22-trans

R=H R=H, ∆22-trans

R=Me R=Me, ∆22-trans

R=Et R=Et, ∆24(28)

Modifikasi inti sterol juga ditemukan dalam spons. Jumlah total sterol dari Axinella

polypoida merupakan campuran dari stanol mempunyai rumus a 19-norkolestanol inti

menghasilkan senyawa tak jenuh konvesional dan mono-tak jenuh C7 (24-nor), C8, C9, dan C10

rantai samping (gambar 9). Secara singkat ditulis A. polypoida juga mengandung stanol

keduanya yaitu inti 19-norkolestanol dan bagian alkilasi dari yang ditemukan dalam sterol

berasal dari karang lembut dan dalam 4α-metilsterol diisolasi dari dinoflagellata. Keberadaan

dalam A. polipoida bersamaan dengan 24-nor komponen, menggambarkan kemampuan spons

dalam menerima perbedaan substrat sterol dan pelepasan gugus 19-metil. Kenyataanya, kita

dapat menggambarkan melalui eksperimen bahwa spons sangat efisien mengubah kolesterol

menjadi 19-nor-stanol; dari keseluruhan radioaktifitas menggambarkan fraksi sterol setelah 290

jam diinkubasi, 78% diperoleh dalam fraksi 19-nor-stanol dan hanya 22% dalam precursor.

Tabel 6 menggambarkan kumpulan data ketika A. polipoida diberikan makanan dengan 26-14C-

kolesterol.

Penelitian lebih jauh ditandai dengan diperolehnya informasi terhadap konversi biologic

dari kolesterol menjadi 19-nor-kolesterol memiliki bentuk ditunjukan dengan adanya ∆5-ikatan

rangkap dalam inti sterol sebagai prasyarat bagi pelepasan dari 19-metil grup. Kenyataannya,

Page 13: Makalah Sterol Non Konvensional

ketika spons diberi makan dengan campuran [14C] –kolesterol dan [7-α-3H]-kolestanol, semua

label digabungkan menjadi 19-nor-stanol yang berkaitan dengan 14C (tabel 7).

Lebih jauh lagi, pelaksanaan eksperimen [1-14C] asetat dihasilkan dalam sterol non-

radioaktif. Oleh karena itu kita dapat menyimpulkan bahwa spons tidak dapat disintesis secara

de novo tetapi dimodifikasi melalui makanan yang diperolehnya.

Modifikasi lebih jauh dari inti sterol telah ditemukan dari stenol dari Axinella verucosa,

yang digabung dari 3β-hidroksimetil-A-nor-5α -kolestane dan biasa tak jenuh dan rantai samping

∆22- tak jenuh C8, C7 dan C10.

Gambar 10. 3β-Hidroksimetil-A-nor-sterane dalam spons Axinells Verrucosa

R=H R=H, ∆22

R=Me R=Me, ∆22

R=Et R=Et, ∆22

BAB III

Page 14: Makalah Sterol Non Konvensional

PENUTUP

3.1 Rangkuman

1. invertebrata laut memiliki biogenetik yang menarik yaitu pada sisi rantai sterol C26 dan

C30, serta sterol rantai C27 dan C29 disertai pola alkilasi, dan lebih utama, modifikasi inti

tetrasiklik dengan sterol.

2. sterol C26 yang diisolasi pertama kali dari sterol dengan sebuah rantai samping atom C-7

yang belum terjadi sebelumnya, 22-trans-24-norcholestra-5, 22-dien-3β-ol (1) atau jika

anda lebih suka, 22-trans-26,27-bisnorergosta-5, 22-dien-3β-ol, yang diisolasi melalui

reaksi idler.

3. Sterol tipe 27-norergostane, yang telah diisolasi saat ini yaitu 27-norergosta-7, 22-dien-3

β-ol, (5), dinamakan amuresterol, isomernya 27-norergosta-5, 22-dien-3β-ol (6),

dinamakan okelasterol, dan 27-norergosta-22-dien-3β-ol (7), dinamakan patinosterol.

4. Tiga hipotesis yang dirumuskan struktur dasar, yang berada dalam mussel, anemone laut,

dan crustaceae, dimana sterol ini telah dideteksi, pengetahuan tentang tidak bisanya

disintesis de novo dan sterol harus, oleh karena itu kita mengakumulasikan melalui rantai

makanan :

a. Melalui kesesuaian konversi dari sterol ∆22-C27 oleh migrasi internal metal.

b. Melalui metilasi sterol C26 atau

c. Dimetilasi dari tipe sterol ergostane.

DAFTAR PUSTAKA

Page 15: Makalah Sterol Non Konvensional

Faulker, D. J., dan Fenical, W. H., 1977, Marine Natural Products Chemistry, Plenium Press,

New York and London.