mkek enud j surjana vs ny asdhianie

Upload: ekarestizulvanita-devi

Post on 01-Mar-2016

42 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

dddd

TRANSCRIPT

KEPUTUSAN MAJELIS KEHORMATAN ETIK KEDOKTERAN

DRAFT

KEPUTUSAN MAJELIS KEHORMATAN ETIK KEDOKTERAN

IKATAN DOKTER INDONESIA WILAYAH DKI JAKARTA

Nomor :

Demi keluhuran profesi dokter berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa

Majelis Kehormatan Etik Kedokteran Ikatan Dokter Indonesia Wilayah DKI Jakarta, yang memeriksa dan menyelesaikan perkara pengaduan pelanggaran etik kedokteran di tingkat pertama telah menjatuhkan putusan sebagai berikut di bawah ini dalam perkara :

Dugaan pelanggaran etik dan/atau profesi yang dilakukan oleh dr Rama Tjandra, SpOG pada saat menangani pasien Ny Asdhianie S di RSIA Evasari, Jakarta Pusat, yang menimbulkan kematian anak yang dilahirkannya.Majelis Kehormatan Etik Kedokteran IDI Wilayah DKI Jakarta,

Telah memeriksa surat-surat keanggotaan IDI, keahlian, ijin praktek, dan riwayat pekerjaan yang bersangkutan ;

Telah membaca dan menganalisis surat permohonan pembicaraan kasus dari Pengurus Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) Cabang Jakarta;Telah mendengar dan memeriksa dokter teradu pada tanggal 21 Oktober 2004;

Telah mendengar dan memeriksa Direktur medik RSIA Evasari, dokter dan perawat RSIA Evasari yang turut menangani pasien, pada tanggal 28 Oktober 2004;

Telah mendengar dan memeriksa Pengurus POGI Jaya pada tanggal 21 dan 28 Oktober 2004, serta Pengurus IDSAI Jaya (Ikatan Dokter Spesialis Anestesi Indonesia) dan IDAI Jaya (Ikatan Dokter Anak Indonesia) pada tanggal 28 Oktober 2004 selaku peer group;

Telah mempelajari kepustakaan terkait dan menganalisis kasus pada tanggal 28 Oktober 2004;Telah memeriksa dokumen medis yang terkait;

Tentang duduknya pengaduan

Menimbang bahwa Pengurus POGI Cabang Jakarta telah mengajukan surat permohonan pembicaraan kasus bernomor 137/POGI JAYA/X/2004 tanggal 5 Oktober 2004, yang ditujukan kepada Ketua MKEK IDI Wilayah DKI Jakarta, yang pada pokoknya menyampaikan kasus dugaan pelanggaran etik dan/atau profesi yang dilakukan oleh dr Enud J Surjana, SpOG pada saat menangani pasien Ny Asdhianie S di RSIA Evasari, Jakarta Pusat, yang berakhir dengan kematian anak yang dilahirkannya.

Menimbang bahwa atas surat-surat permohonan tersebut, MKEK IDI Wilayah DKI Jakarta telah mengundang, mendengar dan memeriksa dokter teradu, beserta dokumen Rekam Medik pasien Ny Asdhianie S yang pada pokoknya menguraikan penatalaksanaan pasien sewaktu di RSIA Evasari, yaitu :

1. Bahwa dokter teradu adalah anggota IDI dan POGI, spesialis obstetri dan ginekologi, memiliki Surat Ijin Praktek Tenaga Medis dan Surat Persetujuan Tempat Praktek dari Instansi yang berwenang;2. Bahwa Ny Asdhianie S, usia 33 tahun, telah dikenal sebagai pasiennya setidaknya sejak 4 tahun dengan riwayat infertilitas dan TORCH lama, berobat di RS MMC dan Klinik Yasmin RSUPN Dr Cipto Mangunkusumo;3. Bahwa menurut dokter teradu, karena adanya riwayat infertilitas 4 tahun, telah dianjurkan untuk pengakhiran kemahilan dengan SC (bedah sesar), namun tidak disetujui oleh pasien;

4. Bahwa pada pemeriksaan terakhir oleh dokter teradu sebelum datang di RSIA Evasari keadaan pasien dan bayinya baik, kepala bayi di bawah, pemeriksaan CTG oleh dr Andon menunjukkan tidak ada kelainan;5. Bahwa pada tanggal 21 September 2004 pukul 20.40, pasien Ny Asdhianie S, G2P0A1, hamil 40 minggu datang ke RSIA Evasari dengan membawa surat pengantar dari dokter teradu untuk ditolong melahirkan. Pemeriksaan fisik pasien menunjukkan pasien dalam keadaan baik. Dokter teradu telah memerintahkan agar pasien diperiksa CTG dan apabila hasil CTG reaktif agar dilakukan induksi persalinan;

6. Bahwa induksi persalinan dilakukan mulai pukul 22.45 dengan pemberian 5 IU Syntocinon dalam Dextrose 5%, 8 tetes per-menit. Pemantauan keadaan ibu dan anak dilakukan tiap jam;7. Bahwa oleh karena his masih jarang, maka dokter teradu pada 22 September 2004 pukul 06.30 menaikkan dosisnya menjadi 20 tetes per-menit, dan pada pukul 07.25 menginstruksikan pemberian Cytotec tab sublingual (diletakkan di bawah lidah). Dokter teradu melakukan visit pada pukul 09.25;

8. Bahwa pada pukul 12.00 keluar cairan per-vaginam, pembukaan 2 cm, denyut jantung janin baik, dan dokter teradu memerintahkan pemberian Velosef 3 x 500 mg;9. Bahwa dokter teradu mengecek keadaan pasien pada pukul 15.30, dan infus kolf kedua diberikan pada pukul 15.35 dengan dosis 12 tetes per-menit;

10. Bahwa pada pukul 20.00 pembukaan 5 cm, portio tipis, ketuban ada. Pemeriksaan laboratorium darah rutin tidak menunjukkan kelainan;

11. Bahwa pada 23 September 2004 pukul 03.00 his telah 4-5 menit sekali, pembukaan 8 cm, denyut jantung janin positif, CTG menunjukkan adanya tetani dan deselerasi, sehingga diputuskan untuk dilakukan operasi SC segera;

12. Bahwa pukul 04.10-05.15 dilakukan operasi SC dengan analgesia spinal. Ketuban berwarna hijau bening, jumlah cukup. Janin laki-laki dilahirkan seberat 3000 gram, tidak ada nafas, tali pusat pendek hanya 20 cm, dan segera dilakukan resusitasi oleh dr Dahlan AM, SpA. Apgar Score pada 1 menit = 0 dan pada 5 menit = 1-2;13. Bahwa dokter anak dan tim melakukan resusitasi dan pemasangan tuba endotrakeal (ETT), bagging dan pijat jantung. Denyut jantung makin kuat, dan nafas spontan muncul setelah 30-45 menit resusitasi. Setelah satu jam, denyut jantung telah lebih dari 100 kali per-menit, nafas telah spontan dan teratur, refleks belum muncul dan tonus otot masih lemah;

14. Bahwa kemudian bayi dirujuk ke RS Thamrin untuk dirawat di ICU anak, namun pada pukul 19.30 diperoleh berita dari RS Thamrin bahwa bayi telah meninggal;15. Bahwa kasus telah dibicarakan di dalam rapat Komite Medis RSIA Evasari dan disimpulkan bahwa penanganan pasien Ny Asdhianie S telah sesuai dengan prosedur;Menimbang bahwa MKEK IDI Wilayah DKI Jakarta telah mengundang, mendengar dan memeriksa dr Darlan Darwis, SpA dan dr Mulyadi SpA dari RS Thamrin selaku dokter ICU anak yang menangani bayi pasien Ny Asdhianie S, yang menerangkan bahwa:

1. Bahwa bayi datang di RS Thamrin pukul 06.10 dan masuk ke NICU (unit rawat intensif untuk bayi baru lahir) pukul 06.30. Keadaan bayi berat, nafas dibantu dengan ambubag dan ETT, jantung bradikardi (denyut jantung lambat, 28 kali per-menit). Setelah diresusitasi, pada pukul 07.00 denyut jantung telah lebih dari 100 kali per-menit;2. Bahwa pada pukul 08.10, pupil midriasis, sopor, denyut jantung 128-140 x/menit, saturasi oksigen 90%, nafas 28 kali per-menit dengan ventilator. Pada pukul 10.15 pH 6.6 (asidosis). Bayi meninggal pada pukul 17.25;

Menimbang bahwa MKEK IDI Wilayah DKI Jakarta telah mengundang, mendengar dan memeriksa Dr Noroyono Wibowo, SpOG dan dr Ali Sungkar, SpOG, pengurus POGI Jaya selaku wakil peer-group dari kalangan obstetri-ginekologi, yang menerangkan bahwa:1. Bahwa dokter teradu, dr Enud J Surjana SpOG, telah melaksanakan praktek profesi sesuai dengan standar kompetensi dokter spesialis kebidanan dan penyakit kandungan;

2. Bahwa pasien Ny Asdhianie S telah ditangani sesuai dengan prosedur yang berlaku di RSIA Evasari;

3. Bahwa pendeknya tali pusat (hanya 20 cm) dapat dianggap sebagai kemungkinan penyebab terjadinya deselerasi pada CTG;Menimbang bahwa MKEK IDI Wilayah DKI Jakarta telah mengundang, mendengar dan memeriksa Prof Dr Asril Aminullah SpA(K), dr Rinawati SpA dan G Dharma Mulya SpA, pengurus IDAI Jaya selaku wakil peer group kalangan dokter spesialis anak, yang menerangkan sebagai berikut:

1. Bahwa penanganan bayi pasien Ny Asdhianie S yang mengalami gawat janin dan Apgar Score 0/1-2, baik selama di RSIA Evasari maupun selama di RS Thamrin sudah sesuai dengan prosedur dan hasilnyapun cukup baik;2. Bahwa pada umumnya dokter spesialis anak telah kompeten menangani kasus kegawatan pada bayi baru lahir (neonatus) dan cukup kompeten mengelola NICU; Menimbang bahwa dengan demikian MKEK IDI Wilayah DKI Jakarta dalam sidang-sidangnya menemukan hal-hal sebagai berikut:

a. Bahwa tindakan induksi persalinan dan bedah sectio caecarea pada pasien Ny Asdhianie S telah dilakukan sesuai dengan ketentuan profesi, baik indikasi dilakukannya tindakan maupun prosedurnya;

b. Bahwa keadaan bayi yang buruk dapat berkaitan dengan pendeknya tali pusat sehingga mengakibatkan deselerasi pada saat tetani otot uterus;

c. Bahwa penanganan bayi pasien Ny Asdhianie S oleh tim dokter anak telah sesuai prosedur dan telah memperoleh hasil yang cukup baik, meskipun akhirnya bayi meninggal sebagai akibat buruknya keadaan awal saat dilahirkan;

Memutuskan

Menetapkan bahwa dr Enud J Surjana, SpOG sebagai dokter yang menangani persalinan Ny Asdhianie S dan tim dokter anak yang menangani bayi pasien Ny Asdhianie S telah melakukan praktek profesi sesuai dengan prosedur standar yang berlaku dan tidak terbukti melanggar etika kedokteran.Jakarta, 14 April 2005.Ketua MKEK IDI Wilayah DKI,

Prof dr Mardiono Marsetio, SpM (K)

Catatan:

1. Dr Bowo (POGI) dalam keterangannya menyatakan bahwa:

i. Penggunaan parameter CTG saja dalam memantau ibu dan janin tidak cukup halus untuk bisa mendeteksi kelainan/gangguan, dan seharusnya digunakan doppler ultrasound untuk menilai bloodflow janin, meskipun pada akhirnya diakui bahwa hal di atas sudah superspesialistik. Normal SpOG juga akan melakukan seperti teradu;

ii. Induksi partus dilakukan terlalu lama (dari tgl 21 pukul 22.45 hingga tgl 23 pukul 04.00. Seharusnya dilakukan pematangan cervix terlebih dahulu baru kemudian diinduksi. Demikian pula penilaian kemajuannya, yaitu bila dalam 30 menit tidak ada kontraksi atau dalam 4 jam tidak ada kemajuan sudah harus dianggap kegagalan induksi;iii. Bila tali pusat terpilin, biasanya di pangkal, dan akibatnya tidak bisa dipasang infus di umbilikus. Pada kasus ini bisa dipasang infus di pangkal umbilikus;

2. Hal-hal lain yang lemah

i. Catatan RM SpOG : air ketuban hijau bening, RM SpA putih keruh

ii. Catatan A/S = 0/0, padahal dalam diskusi ternyata 0/1-2

iii. Saat bayi berangkat dari RSIA Evasari dalam keadaan baik (nafas dan jantung), tapi saat diterima di RS Thamrin keadaan buruk. Apakah ada kesalahan pencatatan?

iv. Penolakan SC pada saat awal oleh pasien tidak tercatat.

3. Mohon konfirmasi ke dr Yunizaf, apakah kita akan membuat SK seperti di atas atau mengubahnya?

PAGE Halaman ke 4 dari 4 halaman

RAHASIA