modul praktikum subnet dan supernet
TRANSCRIPT
Modul Praktikum
Subnet dan Supernet
Modul Praktikum Authored by :
Laboratorium Jaringan Komputer
Program Ilmu Komputer – Universitas Pendidikan Indonesia
Modul 3 – Subnet/Supernet
Page 1
1. Subnetting
Subnetting adalah teknik atau metode yang digunakan untuk memecah network ID yang dimiliki oleh suatu IP
menjadi beberapa Subnetwork ID lain dengan jumlah anggota jaringan yang lebih kecil.
Masking adalah proses mengekstrak alamat suatu physical network dari suatu IP Address. Masking ini berupa
angka biner 32 bit yang digunakan untuk:
a. Membedakan network ID dan host ID
b. Menunjukkan letak suatu host, apakah berada di jaringan lokal atau jaringan luar.
Masking yang digunakan untuk Subnetting disebut subnet mask.
Cara membuat Subnetting:
1. Tentukan berapa subnet yang akan dibuat atau dibutuhkan
2. Cari subnet mask-nya
3. Cari range alamat dari setiap subnet
Contoh:
Misalnya kita akan membagi alokasi IP kelas B 132.92.121.1 menjadi jaringan kecil yaitu sebanyak 254.
Cara menentukan subnet mask-nya ialah:
1. Mengubah jumlah network yang dibutuhkan menjadi bilangan biner. Satu network kelas B dapat diubah
menjadi 255 network kelas C. Angka 255 jika direprensetasikan dalam biner adalah 11111111.
2. Menghitung jumlah bit yang dibutuhkan untuk merepresentasikan angka 255 dalam biner dibutuhkan 8
bit. Bit sebanyak inilah yang dibutuhkan oleh subnet ID. Jumlah bit host ID sekarang adalah jumlah bit host
ID yang lama dikurangi oleh jumlah bit yang diperlukan oleh subnet ID.
3. Sehingga kita harus meng-set host ID baru diset nol semua sedangkan network ID di-set 1 semua utk
menghasilkan subnet mask yang akan digunakan.
132.92.121.1 kemudian di AND kan dengan subnet mask tsb
132.92.121.1 = 10000100 01011100 10000111 00000001
255.255.255.0 = 11111111 11111111 11111111 00000000 AND
10000100. 01011100. 10000111. 00000000
Dengan adanya subnet mask yang baru ini maka IP address 132.92.121.1 dibaca sebagai:
Network ID: 132.92.121
Host ID: 1
Modul 3 – Subnet/Supernet
Page 2
2. Supernetting
Supernetting adalah menggabungkan beberapa network menjadi supernetwork. Hal ini biasanya dilakukan
oleh kelas C yang membutuhkan host yang lebih besar lagi. Masking untuk Supernetting dinamakan Supernet
mask. Untuk kelas C, ada beberapa aturan:
a. Jumlah blok harus merupakan perpangkatan 2, misal 16 (24).
b. Blok harus merupakan angka yang berkelanjutan atau berurut.
c. Byte ke-3 dari alamat pertama harus habis dibagi jumlah blok. Misal, jika ada 4 blok, maka byte ke-3
harus kelipatannya yakni 4, 8, 12, 16,20, dst.
Contoh:
1. Diinginkan membuat Supernetwork dari 16 blok kelas C. Berapakah Supernet Mask-nya?
Penyelesaian:
16 blok, berarti 24. Maka bit 1 sebanyak 4 buah diganti dengan 0 dari default mask-nya sebagai
berikut:
Default Mask: 255.255.255.0, biner: 11111111 11111111 11111111 00000000
Default Mask yang telah dirubah: 11111111 11111111 11110000 00000000
Maka Supernet Mask-nya adalah 255.255.240.0
2. Sebuah supernet memiliki alamat pertama 205.16.32.0 dan Supernet mask 255.255.248.0. Berapa blok
yang dalam supernet tersebut dan berapa range alamatnya?
Penyelesaian:
Supernet mask 255.255.248.0 = 11111111 11111111 11111000 00000000
Default mask 255.255.255.0 = 11111111 11111111 11111111 00000000
Maka: ada 23=8 blok dalam Supernet dan
Range-nya= 205.16.32.0 – 205.16.39.255
3. CIDR (Classless Interdomain Routing)
Teknik CIDR merupakan suatu teknik mengurangi banyaknya network address pada table routing dengan
menggunakan mask (subnet atau supernet ) dan network address yang mewakili dari tiap anggota network
address yang lainnya.
Contoh:
Berapakah alamat jaringannya jika diketahui salah satu alamatnya yaitu 167.199.170.82/27?
Penyelesaian:
/27 artinya ada 27 bit angka 1 dalam subnet masknya: 11111111 11111111 11111111 11100000,
sehingga bernila 255.255.255.224. Maka jumlah alamat jaringannya adalah 25=32, sedangkan yang valid
30 alamat karena alamat pertama dan terakhir tidak dipakai.
Modul 3 – Subnet/Supernet
Page 3
4. VLSM (Variable Length Subnet Mask)
VLSM digunakan untuk menghemat IP Adrress yang digunakan agar sesuai dengan kebutuhan.
Contoh:
Kita membutuhkan 5 subnet dalam kelas C. Masing-masing subnet berisi 60, 60, 60, 30, 30.
Penyelesaian:
5 subnet maka cari perpangkatan 2 yang mendekati 5, yakni 22=4. Namun tidak cukup. Maka kita butuh
yang memenuhinya, yakni 23=8. Namun dengan 8 subnet, setiap subnet hanya akan memiliki 32 host. Maka
solusinya adalah VLSM dengan menggunakan 2 subnet mask sesuai kebutuhan. Caranya sebagai berikut:
22=4, maka dari default mask kelas C
255.255.255.0 =11111111 11111111 11111111 00000000 menjadi
255.255.255.192=11111111 11111111 11111111 11000000
Dengan subnet mask 255.255.255.192 maka kita mendapat 26=64 host dengan 62 host yang valid (Alamat
pertama dan terakhir tidak dipakai) yang memenuhi 60 host. Kemudian kita butuh yang 30 host, maka:
255.255.255.192= 11111111 11111111 11111111 11000000 dipecah kembali menjadi
255.255.255.224= 11111111 11111111 11111111 11100000 sehingga kita dapatkan 25=32 untuk 30
host.
5. Simulasi dalam Paket Tracer untuk Subnetting
Misal kita mempunyai 4 subnet dalam kelas C dengan network address 192.168.70.0, yang masing-masing
berisi 60 host maka:
4 subnet, maka yang memenuhi 22=4
Subnet mask= 255.255.255.192, maka IP Address-nya:
192.168.70.0 - 192.168.70.63,
192.168.70.64 - 192.168.70.127
192.168.70.128 - 192.168.70.191
192.168.70.192 - 192.168.70.255
Namun ingat!! Alamat awal dan akhir tidak dipakai, jadi IP address yang valid untuk setiap subnet berjumlah
62.
1. Buka aplikasi Cisco Paket Tracer
2. Kemudian akan terlihat lembar kerja paket tracert
Modul 3 – Subnet/Supernet
Page 4
3. Klik End Devices,
4. Lalu untuk subnet yang pertama pilih gambar PC dan drag ke lembar kerja sebanyak dua kali, sehingga
seperti berikut:
Modul 3 – Subnet/Supernet
Page 5
5. Kemudian klik Toolbar Connection, lalu pilih kabel Cross Over untuk menghubungkan PC dengan PC
6. Pasangkan kabel Cross Over pada kedua PC tersebut dengan memilih Fastethernet
7. Lalu berikan IP Address pada setiap PC dengan ketentuan berikut:
a. Ketikkan IP untuk default gateway pada kedua komputer tersebut dengan: 192.168.70.1
b. Ketikkan IP untuk DNS Server pada kedua komputer tersebut dengan: 192.168.70.2
c. Ketikkan IP Address untuk PC0 dengan: 192.168.70.3
d. Ketikkan IP Address untuk PC1 dengan: 192.168.70.62
8. Ketika kita coba mengirim paket maka akan terlihat sukses maka akan muncul kata Successfull
Modul 3 – Subnet/Supernet
Page 6
Modul 3 – Subnet/Supernet
Page 7
9. Sekarang kita coba untuk membuat subnet yang lainnya dengan cara yang sama dan IP Address yang
telah ditentukan untuk setiap subnet. Karena ada 4 subnet, yang masing-masing terdiri dari 60 host maka
kita membutuhkan switch untuk menghubungkannya. Kita pakai 2 komputer saja untuk mewakili tiap-tiap
subnet.
IP Address untuk tiap subnet:
1. Subnet 1
a. Ketikkan IP untuk default gateway pada kedua computer tersebut dengan: 192.168.70.1
b. Ketikkan IP untuk DNS Server pada kedua computer tersebut dengan: 192.168.70.2
c. Ketikkan IP Address untuk PC0 dengan: 192.168.70.3
d. Ketikkan IP Address untuk PC1 dengan: 192.168.70.62
2. Subnet 2
a. Ketikkan IP untuk default gateway pada kedua computer tersebut dengan: 192.168.70.65
b. Ketikkan IP untuk DNS Server pada kedua computer tersebut dengan: 192.168.70.66
c. Ketikkan IP Address untuk PC2 dengan: 192.168.70.67
d. Ketikkan IP Address untuk PC3 dengan: 192.168.70.126
3. Subnet 3
a. Ketikkan IP untuk default gateway pada kedua computer tersebut dengan: 192.168.70.129
b. Ketikkan IP untuk DNS Server pada kedua computer tersebut dengan: 192.168.70.130
c. Ketikkan IP Address untuk PC4 dengan: 192.168.70.131
d. Ketikkan IP Address untuk PC5 dengan: 192.168.70.190
4. Subnet 4
a. Ketikkan IP untuk default gateway pada kedua computer tersebut dengan: 192.168.70.193
b. Ketikkan IP untuk DNS Server pada kedua computer tersebut dengan: 192.168.70.194
c. Ketikkan IP Address untuk PC6 dengan: 192.168.70.195
d. Ketikkan IP Address untuk PC7 dengan: 192.168.70.254
10. Untuk membuktikan beda subnet, terlihat pada hasilnya failed (gagal)
Modul 3 – Subnet/Supernet
Page 8
11. Maka dari itu kita membutuhkan router untuk menghubungkan antar subnet. Hal yang harus diperhatikan
adalah konfigurasi router. Jangan sampai salah karena akan mengakibatkan antar subnet tidak terhubung
dan tidak bisa saling mengirimkan data.
12. Setelah ditambah dengan router maka akan seperti ini:
Sub
net
1
Sub
net
2
Modul 3 – Subnet/Supernet
Page 9
Sekarang setting routernya dengan cara:
a. Pada tab Config masukkan default gateway dari subnet 1 untuk FastEthernet0/0
b. Lalu beralih pada FastEthernet0/1 dengan memasukkan default gateway dari subnet 2, dst sampai
subnet yang ke-4.
Modul 3 – Subnet/Supernet
Page 10
Gambar untuk 2 subnet setelah dilakukan konfigurasi pada router
13. Lanjutkan untuk subnet 3 dan 4 seperti langkah di atas sehingga seperti gambar di bawah ini dan ketika
kita simulasikan sukses dalam pengiriman semua data antar subnet:
Modul 3 – Subnet/Supernet
Page 11
6. Simulasi Paket Tracer untuk Supernetting
Sebuah supernet memiliki alamat pertama 205.16.32.0 dan Supernet mask 255.255.248.0. Berapa blok yang
dalam supernet tersebut dan berapa range alamatnya?
Penyelesaian:
Supernet mask 255.255.248.0 = 11111111 11111111 11111000 00000000
Default mask 255.255.255.0 = 11111111 11111111 11111111 00000000
Maka: ada 23=8 blok dalam Supernet dan
Range-nya= 211= 2048
205.16.32.0 – 205.16.39.255
Blok 1= 205.16.32.0 – 205.16.32.255
Blok 2= 205.16.33.0 – 205.16.33.255
Blok 3= 205.16.34.0 – 205.16.34.255
Blok 4= 205.16.35.0 – 205.16.35.255
Blok 5= 205.16.36.0 – 205.16.36.255
Modul 3 – Subnet/Supernet
Page 12
Blok 6= 205.16.37.0 – 205.16.37.255
Blok 7= 205.16.38.0 – 205.16.38.255
Blok 8= 205.16.39.0 – 205.16.39.255
1. Buka aplikasi Cisco Paket Tracer
2. Kemudian akan terlihat lembar kerja Cisco Paket Tracer
3. Klik End Devices,
4. Lalu untuk subnet yang pertama pilih gambar PC dan drag ke lembar kerja sebanyak dua kali, sehingga
seperti berikut:
Modul 3 – Subnet/Supernet
Page 13
5. Kemudian klik Toolbar Connection, lalu pilih kabel Cross Over untuk menghubungkan PC dengan PC
Modul 3 – Subnet/Supernet
Page 14
6. Pasangkan kabel Cross Over pada kedua PC tersebut dengan memilih FastEthernet
7. Lalu berikan IP Address pada setiap PC dengan ketentuan berikut:
a. Ketikkan IP untuk DNS Server pada kedua komputer tersebut dengan: 205.16.32.2
b. Ketikkan IP Address untuk PC0 dengan: 205.16.32.3
c. Ketikkan IP Address untuk PC1 dengan: 205.16.32.254
d. Ketikkan subnet mask-nya dengan: 255.255.248.0
Modul 3 – Subnet/Supernet
Page 15
8. Lanjutkan sampai blok-8, sehingga menjadi:
Blok
-1
Blok
-2
Blok
-6
Blok
-5
B
l
o
k
-
3
B
l
o
k
-
4
B
l
o
k
-
7
B
l
o
k
-
8