optimalisasi pengelolaan fungsi sistem subak di daerah ... dalam.pdf · sistem subak di daerah...

26
i DISERTASI OPTIMALISASI PENGELOLAAN FUNGSI SISTEM SUBAK DI DAERAH IRIGASI KEDEWATAN, PROVINSI BALI RATNA KOMALA DEWI NIM 1090471012 PROGRAM DOKTOR PROGRAM STUDI ILMU PERTANIAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015

Upload: doanngoc

Post on 09-Apr-2019

245 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: OPTIMALISASI PENGELOLAAN FUNGSI SISTEM SUBAK DI DAERAH ... DALAM.pdf · SISTEM SUBAK DI DAERAH IRIGASI KEDEWATAN, PROVINSI BALI RATNA KOMALA DEWI NIM 1090471012 ... yang berjudul

i

DISERTASI

OPTIMALISASI PENGELOLAAN FUNGSI

SISTEM SUBAK DI DAERAH IRIGASI KEDEWATAN,

PROVINSI BALI

RATNA KOMALA DEWI

NIM 1090471012

PROGRAM DOKTOR

PROGRAM STUDI ILMU PERTANIAN

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2015

Page 2: OPTIMALISASI PENGELOLAAN FUNGSI SISTEM SUBAK DI DAERAH ... DALAM.pdf · SISTEM SUBAK DI DAERAH IRIGASI KEDEWATAN, PROVINSI BALI RATNA KOMALA DEWI NIM 1090471012 ... yang berjudul

ii

OPTIMALISASI PENGELOLAAN FUNGSI

SISTEM SUBAK DI DAERAH IRIGASI KEDEWATAN,

PROVINSI BALI

Disertasi untuk Memperoleh Gelar Doktor

pada Program Doktor, Program Studi Ilmu Pertanian,

Program Pascasarjana Universitas Udayana

RATNA KOMALA DEWI

NIM 1090471012

PROGRAM DOKTOR

PROGRAM STUDI ILMU PERTANIAN

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2015

Page 3: OPTIMALISASI PENGELOLAAN FUNGSI SISTEM SUBAK DI DAERAH ... DALAM.pdf · SISTEM SUBAK DI DAERAH IRIGASI KEDEWATAN, PROVINSI BALI RATNA KOMALA DEWI NIM 1090471012 ... yang berjudul

iii

Page 4: OPTIMALISASI PENGELOLAAN FUNGSI SISTEM SUBAK DI DAERAH ... DALAM.pdf · SISTEM SUBAK DI DAERAH IRIGASI KEDEWATAN, PROVINSI BALI RATNA KOMALA DEWI NIM 1090471012 ... yang berjudul

iv

Disertasi ini Telah Diuji pada Ujian Tertutup

Tanggal 08 April 2015

Panitia Penguji Disertasi Berdasarkan SK Rektor

Universitas Udayana No.: 919/UN14.4/HK/2015

Tanggal 27 Maret 2015

Ketua : Prof. Dr. Ir. I Made Adnyana, MS

Anggota:

1. Prof. Dr. Ir. I Wayan Windia, SU.

2. Prof. Dr. Ir. Dwi Putra Darmawan, MP

3. Dr. I Wayan Budiasa, SP., MP

4. Prof. Dr. Ir. Made Narka Tenaya, MS

5. Dr. Ir. Ketut Suamba, MP

6. Dr. Ir. Ni Wayan Sri Astiti, MP

7. Dr. I Putu Sriartha, MS

Page 5: OPTIMALISASI PENGELOLAAN FUNGSI SISTEM SUBAK DI DAERAH ... DALAM.pdf · SISTEM SUBAK DI DAERAH IRIGASI KEDEWATAN, PROVINSI BALI RATNA KOMALA DEWI NIM 1090471012 ... yang berjudul

v

Page 6: OPTIMALISASI PENGELOLAAN FUNGSI SISTEM SUBAK DI DAERAH ... DALAM.pdf · SISTEM SUBAK DI DAERAH IRIGASI KEDEWATAN, PROVINSI BALI RATNA KOMALA DEWI NIM 1090471012 ... yang berjudul

vi

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur kehadirat Allah Subhana Wa Ta‟ala/Tuhan Yang Mahaesa

yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga disertasi

yang berjudul “Optimalisasi Pengelolaan Fungsi Sistem Subak di Daerah Irigasi

Kedewatan, Provinsi Bali, dapat diselesaikan. Disertasi ini disusun sebagai syarat

untuk memperoleh gelar doktor pada Program Pascasarjana Universitas Udayana.

Pada kesempatan yang baik ini, penulis menghaturkan terimakasih yang

tak terhingga kepada Prof. Dr. Ir. I Wayan Windia, SU selaku promotor yang

dengan penuh perhatian telah memberikan motivasi, semangat, bimbingan,

arahan, dan masukan-masukan kepada penulis selama penulis mengikuti Program

Doktor Ilmu Pertanian di Pascasarjana Universitas Udayana, khususnya dalam

penyelesaian disertasi ini. Penulis juga menghaturkan terimakasih yang tak

terhingga kepada Prof. Dr. Ir. Dwi Putra Darmawan, MP. dan Dr. I Wayan

Budiasa, SP., MP selaku kopromotor yang telah memberikan bimbingan, saran-

saran, dan semangat kepada penulis selama menyelesaikan disertasi ini.

Ucapan yang sama juga penulis haturkan kepada Rektor Universitas

Udayana Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp.PD-KEMD atas kesempatan dan fasilitas

yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan

Program Doktor di Universitas Udayana. Ucapan terima kasih juga ditujukan

kepada Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana Prof. Dr. dr. A.A.

Raka Sudewi, Sp.S.(K), Asisten Direktur I Prof. Dr. Made Budiarsa, M.A., dan

Asisten Direktur II Prof. Made Sudiana Mahendra, Ph.D. atas kesempatan dan

fasilitas yang diberikan kepada penulis untuk menjadi mahasiswa program doktor

pada Program Studi Doktor Ilmu Pertanian Pascasarjana Universitas Udayana.

Penulis juga menghaturkan terima kasih kepada Prof. Dr. Ir. Adnyana, MS selaku

Page 7: OPTIMALISASI PENGELOLAAN FUNGSI SISTEM SUBAK DI DAERAH ... DALAM.pdf · SISTEM SUBAK DI DAERAH IRIGASI KEDEWATAN, PROVINSI BALI RATNA KOMALA DEWI NIM 1090471012 ... yang berjudul

vii

Ketua Program Studi Doktor (S3) Ilmu Pertanian dan penguji disertasi atas

bimbingan dan arahannya dalam mengikuti program doktor. Ungkapan terima

kasih penulis haturkan pula kepada para penguji disertasi, yaitu Prof. Dr. Ir. I

Made Narka Tenaya, MS., Dr. Ir. I Ketut Suamba, MP., Dr. Ir. Ni Wayan Sri

Astiti, MP., dan Dr. I Putu Sriartha, MS yang telah memberikan masukan,

sanggahan, dan koreksi sehingga disertasi ini dapat terwujud seperti ini. Penulis

juga menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dekan Fakultas

Pertanian Universitas Udayana yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk

melanjutkan studi, kepada teman-teman di Program Studi Agribisnis, serta teman-

teman seangkatan studi yang telah memberikan dorongan dan motivasi untuk

menyelesaikan studi ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada

Kelian beserta Pengurus Subak Lodtunduh dan Subak Padanggalak.

Ungkapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis haturkan kepada

orang tua tercinta Hj. Baety (Ibu) dan alm. H. Rachmat Soebarna (Bapak) yang

selalu memberikan nasehat-nasehat yang berharga dan dukungan moril kepada

penulis. Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada suami tercinta Sugeng

Sugianto, SH, serta anak-anak tersayang Dessy Nur Utami, SPsi dan Rizky

Kurniawan, yang dengan penuh pengorbanan dan kesabaran memberikan

semangat kepada penulis untuk berkonsentrasi dalam menyelesaikan disertasi ini.

Ucapan yang sama disampaikan kepada kakak-kakak, adik-adik, serta ipar yang

telah memberikan dukungan moril kepada penulis.

Akhir kata, penulis juga menghaturkan terima kasih kepada semua pihak

yang tidak bisa disebutkan satu per satu atas bantuannya, baik secara material

maupun moril dalam penyelesaian pendidikan ini. Semoga Allah Subhana Wa

Ta‟ala/Tuhan Yang Mahaesa senantiasa melimpahkan rahmat-Nya kepada semua

Page 8: OPTIMALISASI PENGELOLAAN FUNGSI SISTEM SUBAK DI DAERAH ... DALAM.pdf · SISTEM SUBAK DI DAERAH IRIGASI KEDEWATAN, PROVINSI BALI RATNA KOMALA DEWI NIM 1090471012 ... yang berjudul

viii

pihak yang telah membantu pelaksanaan penelitian dan penyelesaian disertasi ini.

Amiin Yaa Rabbal „Allamiin.

Denpasar, Maret 2015

Penulis

Page 9: OPTIMALISASI PENGELOLAAN FUNGSI SISTEM SUBAK DI DAERAH ... DALAM.pdf · SISTEM SUBAK DI DAERAH IRIGASI KEDEWATAN, PROVINSI BALI RATNA KOMALA DEWI NIM 1090471012 ... yang berjudul

ix

ABSTRAK

OPTIMALISASI PENGELOLAAN FUNGSI SISTEM SUBAK

DI DAERAH IRIGASI KEDEWATAN, PROVINSI BALI

Sistem subak sangat berperan dalam pembangunan pertanian Bali,

khususnya dalam pertanian beririgasi, sehingga sistem subak perlu dilestarikan.

Sementara itu, sistem subak dengan falsafah Tri Hita Karana (THK) juga

memiliki peluang untuk ditransformasi ke wilayah lain, sejauh nilai-nilai

kesepadanan teknologi yang dimiliki dapat terpenuhi. Salah satu upaya yang dapat

dilakukan untuk melestarikan dan mentransformasi sistem subak adalah

melakukan optimalisasi pengelolaan fungsi subak. Secara umum, studi ini

bertujuan untuk merancang pola pengelolaan fungsi subak yang optimal.

Obyek penelitian ini adalah optimalisasi pengelolaan fungsi sistem subak

di Subak Lodtunduh yang terletak di daerah hulu dan Subak Padanggalak yang

terletak di daerah hilir DI Kedewatan, Provinsi Bali. Kedua subak sampel dipilih

secara purposive dengan pertimbangan fungsi subak berjalan seperti biasanya.

Parameter pola pengelolaan fungsi subak ditentukan dengan menggunakan data

primer antara lain aktivitas alokasi, distribusi, dan pinjam air irigasi; aktivitas

pemeliharaan fasilitas subak; aktivitas penyelenggaraan penyelesaian konflik;

aktivitas penyelenggaraan kegiatan ritual; jumlah produksi, harga produk, jumlah

input, harga input, luas lahan sawah, suplai dana, suplai tenaga kerja keluarga,

sedangkan data sekunder antara lain suplai air irigasi dan kondisi iklim.

Pengumpulan data dilakukan dengan metode survei. Analisis yang digunakan

adalah analisis usahatani, analisis kebutuhan air irigasi menggunakan bantuan

software Cropwat 8.0, dan analisis program linier berkendala dengan

menggunakan software POM for Windows3. Unit analisis adalah subak.

Sementara itu, beberapa variabel menggunakan nilai rata-rata parameter

pengamatan.

Hasil analisis menunjukkan bahwa pengelolaan fungsi Subak Lodtunduh

dan Subak Padanggalak telah optimal, karena telah melaksanakan lima fungsi

subak secara optimal pada setiap musim tanam, yang terdiri atas (1) melaksanakan

alokasi, distribusi, dan pinjam air, (2) memelihara fasilitas subak,

(3) menyelesaikan konflik melalui rapat di awal musim tanam, (4) melaksanakan

kegiatan ritual, dan (5) mengelola sumber daya subak. Hasil simulasi

menunjukkan bahwa sistem distribusi air irigasi secara proporsional,

menggunakan sistem terus menerus dan metode one inlet dan one outlet memiliki

peranan dalam optimalisasi pengelolaan fungsi subak dan dapat ditransformasi ke

wilayah lain sejauh nilai-nilai kesepadanan teknologi yang dimiliki dapat

terpenuhi. Penelitian ini menyarankan untuk (1) melakukan pengelolaan fungsi

sistem subak seperti keadaan saat penelitian dan (2) melakukan penelitian lanjutan

yang lebih meningkatkan analisis kualitatif agar penelitian lebih komprehensif.

Kata kunci: optimalisasi, pengelolaan optimal, fungsi subak

Page 10: OPTIMALISASI PENGELOLAAN FUNGSI SISTEM SUBAK DI DAERAH ... DALAM.pdf · SISTEM SUBAK DI DAERAH IRIGASI KEDEWATAN, PROVINSI BALI RATNA KOMALA DEWI NIM 1090471012 ... yang berjudul

x

ABSTRACT

OPTIMIZING OF SUBAK SYSTEM FUNCTION MANAGEMENT IN THE

KEDEWATAN IRRIGATION AREA, BALI PROVINCE

Subak system has a very important role in agriculture development in Bali,

especially on irrigation lands, so that the subak system should be sustainable.

Subak system with Tri Hita Karana (THK) philosophy has an opportunity to be

transformed into other areas, as long as technology equity could be fulfilled.

Optimal management of subak function is needed for such transformation and

sustainability, therefore this study aims to design optimal management of subak

function using analyses of linear program.

The object of this study was optimizing of subak system function

management in Subak Lohtunduh, located in the upstream region and Subak

Padanggalak, located in the downstream region of Kedewatan Irrigation Area,

Bali Province.Those subak were purposely chosen as its function works normally.

Parameters of subak function management were determined by collecting primary

data such as allocation, distribution, and water irrigation loan; subak facilities‟

maintenance; conflicts resolution; ritual activities; output and input of production,

cost of production, applied areas, and in house man power used; while the

secondary data collected include irrigation suplly and climate conditions. The data

collection was done by survey method. The analysis was done using the analysis

of farming, irrigation water requirement analysis supporting by software CropWat

8.0 for windows, and analysis of linear programs supporting by software

berkendala POM for Windows3. The unit of analyses of this study was subak

system, while for some variables used average of observed parameters.

Results showed that Subak Lohtunduh and Subak Padanggalak optimally

managed the subak function as its accomplished the five subak functions

optimally during each planting season. These include (1) conducted allocation,

distribution, and irrigation water loan; (2) maintened of subak facilities;

(3) conflict resolution by conducting meetings on the early planting season;

(4) conducting ritual activities; and (5) managed of subak resources. Simulation

results show that the system of proportional distribution of irrigation water,

continuous flow systems and methods of one inlet and one outlet has a role in

optimizing the management of water control system functions and can be

transformed into other areas as far as the values of equivalence technology can be

fulfilled. This study suggest that (1) to perform management functions subak

system existing and (2) conduct advanced research in order to further improve the

qualitative analysis of a more comprehensive study.

Keywords: optimization, optimal management, subak function

Page 11: OPTIMALISASI PENGELOLAAN FUNGSI SISTEM SUBAK DI DAERAH ... DALAM.pdf · SISTEM SUBAK DI DAERAH IRIGASI KEDEWATAN, PROVINSI BALI RATNA KOMALA DEWI NIM 1090471012 ... yang berjudul

xi

RINGKASAN

Sistem subak sangat berperanan dalam pembangunan pertanian beririgasi

Bali, sehingga sistem subak perlu dilestarikan. Sementara itu, sistem subak

dengan falsafah THK memiliki peluang untuk ditransformasi ke wilayah lain,

sejauh nilai-nilai kesepadanan teknologi yang dimiliki dapat terpenuhi. Di pihak

lain, di Bali terjadi penurunan luas lahan sawah dan peningkatan penggunaan air

untuk sektor non pertanian. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk

melestarikan dan mentransformasi sistem subak adalah melakukan optimalisasi

pengelolaan fungsi sistem subak. Permasalahannya adalah bagaimana merancang

pola pengelolaan fungsi sistem subak yang optimal di subak yang terletak di

daerah hulu dan yang terletak di daerah hilir dalam satu daerah irigasi.

Secara umum, tujuan penelitian ini adalah untuk merancang pola

pengelolaan fungsi sistem subak yang optimal. Secara spesifik, tujuan penelitian

ini adalah (1) untuk menemukan pola pengelolaan fungsi sistem subak yang

optimal di subak yang terletak di bagian hulu dan hilir dalam satu daerah irigasi;

(2) untuk mengetahui respon pola pengelolaan fungsi sistem subak yang optimal

jika terjadi penurunan suplai air irigasi; dan (3) untuk mengetahui respon pola

pengelolaan fungsi sistem subak yang optimal jika subak tidak berperan dalam

distribusi dan pinjam air irigasi pada saat defisit air irigasi.

Obyek penelitian ini adalah optimalisasi pengelolaan fungsi sistem subak

di Subak Lodtunduh yang terletak di daerah hulu dan Subak Padanggalak yang

terletak di daerah hilir dari DI Kedewatan, Provinsi Bali. Subak sampel dipilih

secara purposive dengan pertimbangan fungsi subak di kedua subak sampel

berjalan seperti biasanya. Parameter pola pengelolaan fungsi subak ditentukan

dengan menggunakan data primer antara lain aktivitas alokasi, distribusi, dan

pinjam air irigasi; aktivitas pemeliharaan fasilitas subak; aktivitas

penyelenggaraan penyelesaian konflik; aktivitas penyelenggaraan kegiatan ritual;

jumlah produksi, harga produk, jumlah input, harga input, luas lahan sawah,

suplai dana, suplai tenaga kerja keluarga, sedangkan data sekunder antara lain

suplai air irigasi dan kondisi iklim. Populasinya terdiri atas anggota Subak

Lodtunduh sebanyak 68 orang dan anggota Subak Padanggalak sebanyak

110 orang. Pengambilan responden dilakukan secara random sampling sebanyak

30 orang di masing-masing subak sampel dan ditambah dengan lima orang

informan, yaitu dua orang pengurus subak, dua orang pakar subak, dan satu orang

praktisi yang ditentukan secara purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

dengan metode survei. Analisis yang digunakan adalah analisis usahatani, analisis

kebutuhan air irigasi menggunakan software Cropwat 8.0 for Windows, dan

analisis program linier berkendala dengan menggunakan software POM for

Windows3. Unit analisis dalam penelitian ini adalah subak. Sementara itu, untuk

beberapa variabel menggunakan nilai rata-rata parameter pengamatan.

Hasil analisis menunjukkan bahwa pola pengelolaan fungsi sistem subak

di Subak Lodtunduh dan Subak Padanggalak telah optimal, karena telah

melaksanakan lima fungsi subak secara optimal pada setiap musim tanam, yang

terdiri atas (1) melaksanakan alokasi, distribusi dan pinjam air, (2) memelihara

fasilitas subak, (3) menyelesaikan konflik melalui rapat di awal musim tanam,

melaksanakan kegiatan ritual, dan (5) mengelola sumber daya subak. Namun, pola

pengelolaan fungsi sistem subak yang optimal di kedua subak tersebut memiliki

Page 12: OPTIMALISASI PENGELOLAAN FUNGSI SISTEM SUBAK DI DAERAH ... DALAM.pdf · SISTEM SUBAK DI DAERAH IRIGASI KEDEWATAN, PROVINSI BALI RATNA KOMALA DEWI NIM 1090471012 ... yang berjudul

xii

teknik pelaksanaan yang berbeda. Pola pengelolaan fungsi Subak Lodtunduh yang

optimal, yaitu dalam setiap musim tanam melakukan aktivitas subak:

(1) melaksanakan satu kali rangkaian kegiatan alokasi, distribusi, dan pinjam air

irigasi; (2) melaksanakan tiga kali rangkaian kegiatan pemeliharaan fasilitas

subak; (3) menyelenggarakan tiga kali rapat anggota subak menjelang awal

musim tanam dalam rangka penyelesaian konflik; (4) menyelenggarakan kegiatan

ritual sebanyak satu rangkaian kegiatan ritual; (5) menyelenggarakan satu

rangkaian kegiatan koperasi tani; (6) melakukan usahatani padi seluas 22,50 ha

dan usahatani bunga pacar air seluas 2,50 ha; (7) menjual padi sebanyak

117,90 ton pada MT1 dan 117,68 ton pada MT2; menjual bunga pacar air

sebanyak 14,20 ton pada MT1 maupun MT2; (8) konsumsi padi sebanyak

4,28 ton pada MT1 dan 4,05 ton pada MT2.

Pola pengelolaan fungsi Subak Padanggalak yang optimal, yaitu dalam

setiap musim tanam melakukan aktivitas: (1) melaksanakan satu kali rangkaian

kegiatan alokasi, distribusi, dan pinjam air irigasi; (2) melaksanakan dua kali

rangkaian kegiatan pemeliharaan fasilitas subak; (3) menyelenggarakan dua kali

rapat anggota subak menjelang awal musim tanam dalam rangka penyelesaian

konflik; (4) menyelenggarakan satu rangkaian kegiatan ritual;

(5) menyelenggarakan satu rangkaian kegiatan koperasi tani; (6) melakukan

usahatani padi seluas 112,00 ha; (7) menjual padi sebanyak 697,76 ton pada MT1

dan 707,84 ton pada MT2.

Pola pengelolaan fungsi Subak Lodtunduh maupun Subak Padanggalak

tetap optimal atau memberikan produktivitas maksimal dalam kondisi suplai air

irigasi menurun hingga 42,50% pada MT1 dan 47,15% pada MT2, jika subak

berperan dalam distribusi dan peminjaman air. Jika subak berperan dalam

distribusi dan peminjaman air irigasi maka dihasilkan pola pengelolaan fungsi

sistem subak optimal. Dalam pola pengelolaan fungsi subak yang optimal,

sumberdaya yang langka di kedua subak adalah lahan garapan. Sementara itu, jika

subak tidak berperan dalam distribusi dan peminjaman air irigasi pada saat defisit

air irigasi maka pola pengelolaan fungsi subak menjadi tidak optimal karena tidak

semua lahan sawah dapat diusahakan. Dalam pola pengelolaan fungsi subak yang

tidak optimal ini, sumberdaya yang langka di kedua subak adalah air irigasi, dan

lahan garapan untuk tanaman selain padi di Subak Lodtunduh. Lahan Subak

Lodtunduh yang dapat diusahakan hanya seluas 27,72 ha (55,44% dari 50,00 ha)

dan lahan Subak Padanggalak seluas 86,75 ha (38,73% dari 224,00 ha) selama dua

musim tanam tahun 2012. Akibatnya adalah produktivitas Subak Lodtunduh akan

menurun sebesar Rp 258.621,10 ribu (45,72%) dan produktivitas Subak

Padanggalak akan menurun sebesar Rp 1.808.405,00 (62,68%) dari produktivitas

subak maksimal. Hasil simulasi terhadap pola fungsi subak yang optimal

menunjukkan bahwa sistem distribusi air irigasi secara proporsional (tektek)

dengan menggunakan metode one inlet dan one outlet dapat ditransformasi ke

wilayah lain sejauh nilai-nilai kesepadanan teknologi yang dimiliki dapat

terpenuhi.

Beberapa saran dalam penelitian ini adalah (1) untuk tetap mencapai

produktivitas subak yang maksimal, subak harus tetap melakukan pengelolaan

fungsi sistem subak seperti keadaan saat penelitian; (2) dalam menganalisis

optimalisasi pengelolaan fungsi sistem subak, penelitian ini lebih menekankan

kepada analisis kuantitatif. Oleh karena itu, dalam penelitian selanjutnya agar

lebih meningkatkan analisis kualitatif, sehingga penelitian lebih komprehensif; (3)

Page 13: OPTIMALISASI PENGELOLAAN FUNGSI SISTEM SUBAK DI DAERAH ... DALAM.pdf · SISTEM SUBAK DI DAERAH IRIGASI KEDEWATAN, PROVINSI BALI RATNA KOMALA DEWI NIM 1090471012 ... yang berjudul

xiii

hasil penelitian dan pembahasan menunjukkan lahan garapan dan air irigasi dalam

beberapa waktu merupakan sumberdaya subak yang langka. Pengelolaan fungsi

sistem subak yang optimal dimungkinkan dapat melestarikan sistem subak jika

didukung oleh faktor internal dan faktor eksternal yang kondusif. Faktor internal

subak yaitu kemampuan subak dalam mengelola fungsi dan sumberdaya subak,

kemudian faktor eksternal yaitu kelestarian sumber air di hulu, kelestarian DAS,

serta faktor-faktor eksternal yang lainnya; dan (4) keterbatasan dalam penelitian

ini adalah analisis sensitivitas yang dilakukan terhadap pola pengelolaan fungsi

subak yang optimal hanya didasarkan pada kelangkaan sumberdaya air. Analisis

sensitivitas terhadap kelangkaan sumberdaya lahan garapan tidak dilakukan

karena keterbatasan waktu. Oleh karena itu, untuk dalam penelitian selanjutnya

perlu dilakukan analisis sensitivitas terhadap kelangkaan sumberdaya lahan agar

penelitian lebih konprehensif.

Page 14: OPTIMALISASI PENGELOLAAN FUNGSI SISTEM SUBAK DI DAERAH ... DALAM.pdf · SISTEM SUBAK DI DAERAH IRIGASI KEDEWATAN, PROVINSI BALI RATNA KOMALA DEWI NIM 1090471012 ... yang berjudul

xiv

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL DALAM ............................................................................ i

PRASYARAT GELAR ...................................................................... ii

LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................... iii

PENETAPAN PANITIA PENGUJI ................................................... iv

UCAPAN TERIMAKASIH ................................................................ v

ABSTRAK .......................................................................................... viii

ABSTRACT ........................................................................................ ix

RINGKASAN ..................................................................................... x

DAFTAR ISI ………………………………………………………... xiii

DAFTAR TABEL …………………………………………………... xvi

DAFTAR GAMBAR ……………………………………………….. xvii

DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN .......................................... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………... xxv

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………

1

1.1 Latar Belakang ……………………………………………. 1

1.2 Rumusan Masalah ………………………………………… 7

1.3 Tujuan Penelitian …………………………………………. 8

1.4 Manfaat Penelitian ……………………………………….. 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ……………………………………

11

2.1 Pengertian dan Karakteristik Subak ……………………….. 11

2.2 Fungsi Subak ………………………………………………. 16

2.2.1 Pencarian dan distribusi air irigasi ………………….. 16

2.2.2 Operasi dan pemeliharaan fasilitas …………………. 20

2.2.3 Mobilisasi sumberdaya dan penggalian dana ………. 21

2.2.4 Penanganan persengketaan/konflik ………………… 22

2.2.5 Penyelenggaan kegiatan ritual ……………………… 22

2.3 Optimalisasi Pengelolaan Fungsi Subak ………………….. 23

2.4 Landasan Teori ……………………………………………. 29

2.4.1 Hubungan fungsi produksi dengan pemograman

linier ………………………………………………...

29

2.4.2 Prinsip optimasi dalam pengelolaan fungsi subak ….. 30

2.4.2.1 Program linier dalam bentuk primal ………. 34

2.4.2.2 Program linier dalam bentuk dual …………. 35

2.5 Penelitian Terdahulu ………………………………………. 39

BAB III KERANGKA BERPIKIR DAN KONSEP……………... ..

42

Page 15: OPTIMALISASI PENGELOLAAN FUNGSI SISTEM SUBAK DI DAERAH ... DALAM.pdf · SISTEM SUBAK DI DAERAH IRIGASI KEDEWATAN, PROVINSI BALI RATNA KOMALA DEWI NIM 1090471012 ... yang berjudul

xv

3.1 Kerangka Berpikir …………………………………………. 42

3.2 Konsep …………………………………………………….. 44

BAB IV METODE PENELITIAN …………………………………

48

4.1 Rancangan Penelitian ……………………………………… 48

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ……………………………... 48

4.3 Populasi dan Sampel ………………………………………. 49

4.4 Jenis dan Sumber Data …………………………………….. 50

4.4.1 Jenis data ……………………………………………. 50

4.4.2 Sumber data ………………………………………… 50

4.5 Metode dan Teknik Pengumpulan Data …………………… 51

4.6 Instrumen Penelitian ………………………………………. 52

4.7 Prosedur Penelitian ………………. ………………………. 52

4.8 Analisis Data ………………………………………………. 53

4.8.1 Definisi operasional variabel ……………………….. 55

4.8.2 Spesifikasi model program linier …………………… 56

4.8.3 Validasi pola ….. …………………………………… 73

4.8.4 Analisis sensitivitas ………………………………… 74

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................

75

5.1 Hasil Penelitian ……………………………………………. 75

5.1.1 Karakteristik responden ……………………………. 75

5.1.2 Deskripsi wilayah penelitian ………………………... 78

5.1.2.1 Deskripsi DI Kedewatan ……………..…….. 78

5.1.2.2 Deskripsi Subak Lodtunduh ………………... 82

5.1.2.3 Deskripsi Subak Padanggalak ………........... 85

5.1.3 Kelayakan usahatani …….……………..…………… 90

5.1.4 Pola pengelolaan fungsi subak di wilayah penelitian . 91

5.1.4.1 Pola pengelolaan fungsi Subak Lodtunduh ... 92

5.1.4.2 Pola pengelolaan fungsi Subak Padanggalak 117

5.1.5 Pola pengelolaan optimal fungsi Subak Lodtunduh .. 136

5.1.5.1 Tingkat kendala dan nilai dual (shadow

price) Subak Lodtunduh …………………….

140

5.1.5.2 Simulasi pola pengelolaan fungsi Subak

Lodtunduh …………………………………..

143

5.1.6 Pola pengelolaan optimal fungsi Subak Padanggalak 150

5.1.6.1 Tingkat kendala dan nilai dual (shadow

price) Subak Padanggalak ………………….

154

5.1.6.2 Simulasi pola pengelolaan fungsi Subak

Padanggalak ………………………………...

156

5.2 Pembahasan ……………………………………………….. 162

5.2.1 Analisis pola optimal pengelolaan fungsi subak …… 162

5.2.2 Analisis respon pola optimal pengelolaan fungsi

subak ………………………..……………………...

168

5.2.3 Analisis keragaan sumberdaya subak ……………… 172

Page 16: OPTIMALISASI PENGELOLAAN FUNGSI SISTEM SUBAK DI DAERAH ... DALAM.pdf · SISTEM SUBAK DI DAERAH IRIGASI KEDEWATAN, PROVINSI BALI RATNA KOMALA DEWI NIM 1090471012 ... yang berjudul

xvi

5.2.4 Pengelolaan fungsi subak optimal mendukung

kelestarian subak ……………………………………

174

5.2.5 Pengelolaan fungsi subak optimal mendukung

transformasi subak ………………………………….

177

5.3 Kebaruan (Novelty) ……………………………………….. 181

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN ................................................

182

6.1 Simpulan …………………………………………………... 182

6.2 Saran ……………………………………………………….. 184

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………..

186

LAMPIRAN ………………………………………………………… 193

Page 17: OPTIMALISASI PENGELOLAAN FUNGSI SISTEM SUBAK DI DAERAH ... DALAM.pdf · SISTEM SUBAK DI DAERAH IRIGASI KEDEWATAN, PROVINSI BALI RATNA KOMALA DEWI NIM 1090471012 ... yang berjudul

xvii

DAFTAR TABEL

Halaman

1.1. Luas Lahan Sawah Provinsi Bali per Kabupaten Tahun 2004 sd

2013 (ha) …………………………………………………………

5

4.1. Variabel, Indikator, Parameter, dan Pengukuran Optimalisasi

Pengelolaan Fungsi Sistem Subak di DI Kedewatan, Provinsi

Bali .……………………………………………………………...

54

4.2. Rumusan Aktivitas di Subak Lodtunduh dan Subak Padanggalak 58

4.3. Rumusan Kendala Pola Pengelolaan Fungsi Subak di Subak

Lodtunduh dan Subak Padanggalak ……………………………...

67

5.1. Karakteristik Responden di Subak Lodtunduh dan Subak

Padanggalak Tahun 2012 ………………………………………...

75

5.2. Jumlah Subak dan Luas Potensial Subak per Kabupaten/Kota di

DI Kedewatan Tahun 2012 ……………………………………….

78

5.3. Kelayakan Usahatani di Subak Lodtunduh dan Subak

Padanggalak Tahun 2012…………………………………………

90

5.4. Sistem Pengalokasian Air Irigasi di Subak Lodtunduh …………. 92

5.5. Suplai dan Penggunaan Tenaga Kerja Keluarga (TKDK) dalam

Aktivitas Subak Lodtunduh ……………………………………

107

5.6. Suplai dan Penggunaan Tenaga Kerja Keluarga (TKDK) dalam

Aktivitas Subak Padanggalak ……………………………………

129

5.7. Pola Pengelolaan Fungsi Subak Lodtunduh Hasil Survei dan

Hasil Optimal …………………………………………………….

137

5.8. Tingkat Kendala dan Nilai Dual Sumberdaya Subak Lodtunduh 141

5.9. Pola Pengelolaan Fungsi Subak Lodtunduh Hasil Optimal dan

Hasil Simulasi 1 ..………………………………………………...

146

5.10. Pola Pengelolaan Fungsi Subak Lodtunduh Hasil Optimal dan

Hasil Simulasi 2 ………………………………………………….

148

5.11. Pola Pengelolaan Fungsi Subak Padanggalak Hasil Survei dan

Hasil Optimal ……………………………………………………

150

5.12. Tingkat Kendala dan Nilai Dual Sumberdaya Subak Padanggalak 154

5.13. Pola Pengelolaan Fungsi Subak Padanggalak Hasil Optimal dan

Hasil Simulasi 1 …………….……………………………………

159

5.14. Pola Pengelolaan Fungsi Subak Padanggalak Hasil Optimal dan

Hasil Simulasi 2 …………….…………………………………..

161

Page 18: OPTIMALISASI PENGELOLAAN FUNGSI SISTEM SUBAK DI DAERAH ... DALAM.pdf · SISTEM SUBAK DI DAERAH IRIGASI KEDEWATAN, PROVINSI BALI RATNA KOMALA DEWI NIM 1090471012 ... yang berjudul

xviii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

2.1. Bagan Susunan Organisasi Subak yang Memiliki Beberapa

Tempek Tanpa Status Semiotonom ………………..….…………

15

2.2. Jaringan Irigasi Subak .………………………………………….. 20

2.3. Hubungan antara Dua Output dari Pengalokasian Input yang

Terbatas …………………………………………………………..

26

2.4. Hubungan antara Input dengan Berbagai Output .……………….. 30

2.5. Hubungan Primal-Dual dalam Persoalan Program Linier ………. 36

3.1. Kerangka Berpikir Optimalisasi Pengelolaan Fungsi Subak di

DI Kedewatan, Provinsi Bali …………………………………….

44

4.1. Prosedur Penelitian Optimalisasi Pengelolaan Fungsi Sistem

Subak ……………………………………………………………..

52

5.1. Skema Jaringan Irigasi DI Kedewatan …………………………... 80

5.2. Debit Air di Bendung Kedewatan Tahun 2001 sd 2012 ………… 81

5.3. Rata-rata Curah Hujan Bulanan di Wilayah Kecamatan Ubud

Tahun 2000 sd 2012 ……………………………………………...

82

5.4. Struktur Organisasi Subak Lodtunduh …………………………... 83

5.5. Rata-rata Curah Hujan Bulanan di Wilayah Desa Sumerta Tahun

2000 sd 2012 …………………………………..…………………

86

5.6. Struktur Organisasi Subak Padanggalak ……. ……..…………… 88

5.7. Metode Penutupan Saluran Air Irigasi dalam Proses

Peminjaman Air Irigasi antar Petani di Subak Lodtunduh ………

96

5.8. Skema Saluran Irigasi Subak Lodtunduh ………………………... 99

5.9. Kebutuhan dan Suplai Air Irigasi di Subak Lodtunduh .………… 104

5.10. Jadual Tanam di Subak Lodtunduh Tahun 2012 ………………… 106

5.11. Skema Saluran Irigasi Subak Padanggalak ……………………… 119

5.12. Kebutuhan dan Suplai Air Irigasi di Subak Padanggalak ……….. 126

5.13. Jadual Tanam di Subak Padanggalak ……………………………. 127

5.14. Kebutuhan Air Irigasi, Suplai Air Irigasi Aktual, dan Suplai Air

Irigasi Aktual Dikurangi Deviasi di Subak Lodtunduh ………….

144

5.15. Kebutuhan Air Irigasi, Suplai Air Irigasi Aktual, dan Suplai Air

Irigasi Aktual Dikurangi Deviasi di Subak Padanggalak ………..

157

Page 19: OPTIMALISASI PENGELOLAAN FUNGSI SISTEM SUBAK DI DAERAH ... DALAM.pdf · SISTEM SUBAK DI DAERAH IRIGASI KEDEWATAN, PROVINSI BALI RATNA KOMALA DEWI NIM 1090471012 ... yang berjudul

xix

DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN

Istilah kata-kata

Abangan : talang air (saluran air irigasi yang melintang di atas dan

menyebrang jalan).

Aci : upacara persembahan (ritual).

Adat : aturan-aturan atau kebiasaan yang dianggap telah patut

disepakati bersama sebagai aturan tata tertib kehidupan

masyarakat.

Amputan : pembayaran wajib oleh anggota subak pasif yang lahan

garapannya melebihi standar satu tektek yang telah

ditetapkan. Amputan sebagai konversi terhadap sarana

upacara dalam penyelenggaraan kegiatan ritual, yang

dibayarkan secara berkala setelah panen.

Aungan : trowongan.

Awig-awig : aturan tertulis.

Ayahan : unit tenaga kerja yang harus disumbangkan dalam

kegiatan subak sebagai bentuk kewajiban karena

mendapat hak atas air.

Bale timbang : bangunan kecil di tingkat subak sebagai tempat bertemu

dan istirahat para petani waktu bekerja di sawah.

Banten : sesajen atau sarana untuk persembahan berupa bunga,

buah-buahan dan lain-lain bahan yang umumnya dipakai

dalam ritual keagamaan oleh pemeluk Hindu di Bali.

Bedugul : pura yang pasti ada pada setiap kawasan subak untuk

memuja Dewi Sri sebagai manifestasi Tuhan selaku

Dewi Kesuburan. Bedugul ada di tingkat subak atau di

tingkat munduk/tempek.

Bindu : lubang pada terowongan sebagai tempat masuk orang

dan untuk sirkulasi udara yang diletakkan vertikal

(tempat masuk dari atas).

Biyukukung : ritual oleh petani perorangan pada saat padi bunting

(berumur sekitar 70 hari). Di beberapa subak disebut

dengan istilah miseh, ngiseh, ngeduabulanin,

melupusan.

Buka : bagian dari bangunan empelan/bendung tempat

masuknya air menuju areal subak (intake).

Calung : lubang untuk masuk ke dalam trowongan dari samping,

sama dengan bindu.

Dewasa ayu : hari yang dianggap baik untuk memulai suatu pekerjaan

tertentu.

Dewi Sri : manifestasi Tuhan sebagai Dewi Kesuburan.

Deterministic : single value expectation, artinya semua input atau

koefisien dari aktivitas harus mempunyai nilai tertentu

atau pasti.

Page 20: OPTIMALISASI PENGELOLAAN FUNGSI SISTEM SUBAK DI DAERAH ... DALAM.pdf · SISTEM SUBAK DI DAERAH IRIGASI KEDEWATAN, PROVINSI BALI RATNA KOMALA DEWI NIM 1090471012 ... yang berjudul

xx

Empelan : bendung yang tidak permanen yang dibuat oleh subak.

Huma : sawah.

Intake : bagian dari bangunan empelan/bendung tempat

masuknya air menuju areal subak (buka).

Janur : daun kelapa.

Juru arah : orang yang diberi tugas oleh pimpinan organisasi

tradisional semisal subak untuk menyampaikan

undangan atau pengumuman/informasi kepada para

anggota. Istilah lain adalah kesinoman/ saya.

Juru raksa/petengen : bendahara.

Kelian/ kelihan/

klian/ kliang

: orang yang lebih tua atau dituakan atau kepala (ketua

dari suatu organisasi tradisional) seperti kelian munduk,

kelian subak.

Kertamasa : sistem tanam padi secara serempak, atau hampir

bersamaan.

Kilan : bangunan pembagi air yang mengalirkan air masuk ke

petakan sawah.

Klasier : klasifikasi.

Krama subak : anggota subak.

Kulkul : kentongan dari batang kayu.

Langki/tanjerig : bangunan pembatas air.

Leluputan : anggota subak yang dibebaskan dari kegiatan-kegiatan

gotong royong dan bentuk kontribusi lainnya.

Lungsuran/

surudan/paridan

: bahan-bahan sesajen berupa buah-buahan, kue, telor,

daging dan sebagainya yang dapat dikonsumsi setelah

dipersembahkan kepada Yang Maha Esa dalam berbagai

manifestasi-Nya.

Mebalik sumpah : upacara korban suci dengan menggunakan hewan seperti

itik, angsa, anjing, dan hewan lainnya dalam upaya

menjaga keseimbangan ekosistem secara spiritual

(niskala).

Magpag/ mendak

toya

: ritual untuk menjemput air irigasi di bendung (empelan)

yang dilakukan oleh subak saat menjelang musim tanam

Mantenin : ritual subak yang dilakukan oleh keluarga petani

masing-masing pada saat padi sudah disimpan di

lumbung (ngodalan di lumbung atau odalan ring jineng)

Mebanten manyi : upacara yang dilaksanakan pada saat panen berlangsung.

Istilah lainnya adalah nuduk dewa.

Makar aser : pekaseh (pengurus pertanian).

Maongin : suatu kelompok anggota subak atau suatu wilayah subak

yang mendapat giliran yang kedua atau pertengahan.

Moksa artham

jagathita

: kesejahteran lahir batin.

Mubuhin : upacara yang diselenggarakan pada saat padi berumur15

hari.

Munduk/tempek : sub-subak, yang memiliki otonomi ke dalam, tetapi tidak

memiliki otonomi ke luar.

Nangluk merana : upacara yang dilakukan oleh subak dengan tujuan untuk

Page 21: OPTIMALISASI PENGELOLAAN FUNGSI SISTEM SUBAK DI DAERAH ... DALAM.pdf · SISTEM SUBAK DI DAERAH IRIGASI KEDEWATAN, PROVINSI BALI RATNA KOMALA DEWI NIM 1090471012 ... yang berjudul

xxi

memberantas hama/penyakit tanaman.

Natak tiyis : sistem irigasi yang mengandalkan air dari tirisan sawah-

sawah di hulu.

Neduh : upacara diadakan pada saat padi berumur satu bulan

(ngebulanin).

Ngasep : sebagian dari wilayah subak yang mendapat giliran air

paling akhir.

Ngendagin/ ngandeg

makal

: upacara yang diadakan saat umur padi mencapai 35 hari

dan 70 hari.

Ngeroras : upacara yang dilaksanakan pada saat padi berumur 12

hari di Sanggah Catu.

Ngerirun : suatu sistem bangunan-bagi berbentuk box. Salah satu

ambangnya mengarah ke samping, sedangkan ambang

lainnya mengarah lurus ke hilir. Ada ambang yang

diposisikan menyiku terhadap ambang yang lainnya.

Ngulapin : upacara perorangan yang diadakan setelah selesai

menanam padi atau setelah selesai tandur.

Ngulu : sebagian dari wilayah subak yang menerima bagian air

paling dulu (giliran pertama).

Ngurit/pengwiwit : persembahan oleh petani perorangan pada saat membuat

pesemaian (pembibitan padi).

Ngusaba/ mesaba/

nyaupin/ ngusaba

nini

: upacara yang dilakukan saat menjelang panen atau ada

juga yang menyelenggarakan setelah panen sebagai

ungkapan rasa syukur di Pura Bedugul dengan membuat

simbul Dewi Sri. Lima hari sebelum ritual ngusaba nini,

diawali dengan upacara nyangket, yaitu beberapa bulir

padi di dekat ulun carik diisi tanda atau diikat dengan

kain putih kuning yang akan dibuatkan simbul Dewi Sri

pada waktu upacara ngusaba nini.

Non-negativity : setiap input, output serta penyelesaian yang dihasilkan

tidak boleh negatif.

Nuasen/ nandur/

mabulihan/ nuasen-

nandur/ bebulih/

bubuh bulih

: ritual yang dilakukan oleh petani perorangan pada saat

menjelang selesai mengolah tanah atau pada saat akan

menanam padi.

Numbak : sistem bangunan-bagi berbentuk jari, atau semua

ambangnya diletakkan dalam satu garis lurus dan

mengarah lurus ke hilir).

Nyorog/ nugel

bumbung

: sistem pendistribusian air di mana wilayah sawah dibagi

menjadi dua sampai dengan tiga kelompok: ngulu (dapat

giliran air paling dulu), menyusul kelompok yang

ditengah (maongin), dan setelah itu menyusul kelompok

hilir (ngasep). Jarak waktu pergantian giliran adalah

sekitar dua sampai dengan empat minggu.

Nyungsung : sejenis ritual subak dalam upaya memohon kepada-Nya

agar hama tidak menyerang tanaman. Ritual ini hampir

Page 22: OPTIMALISASI PENGELOLAAN FUNGSI SISTEM SUBAK DI DAERAH ... DALAM.pdf · SISTEM SUBAK DI DAERAH IRIGASI KEDEWATAN, PROVINSI BALI RATNA KOMALA DEWI NIM 1090471012 ... yang berjudul

xxii

mirip nangluk merana. Di tempat-tempat tertentu,

nyungsung dimaksudkan sebagai ritual setelah padi

berumur dua bulan atau 42 hari atau 35 hari atau

menjelang padi akan bunting (sebelum upacara

biyukukung).

Pangkung : anak sungai yang biasanya tidak berair kecuali pada

musim hujan yang biasanya dipakai untuk tempat

membuang air yang tak terpakai dan dapat dijadikan

sebagai sumber air bagi subak yang natak tiyis.

Paras paros : prinsip bahwa dalam hidup bermasyarakat wajib saling

tolong menolong, saling percaya mempercayai dan

saling menghargai. Ungkapan lengkapnya adalah “ paras

paros sarpayana, sagilik saguluk sabayantaka” paras

paros segilik seguluk selunglung sebayantaka.

Pekaseh/kelian

subak

: ketua subak.

Pekiyuh/pepiyuh : bangunan pelimpah samping di saluran irigasi yang

berfungsi sebagai penguras.

Pemangku : orang yang diberi tugas memimpin upacara di suatu pura

Pengampel/pengoot : anggota subak pasif atau tidak aktif dalam kegiatan

subak, tetapi sebagai gantinya diwajibkan membayar

sejumlah uang berdasarkan bagian air yang diperoleh.

Pengedendeng : suatu bangunan yang relatif aman untuk menguras air

yang berlebihan.

Pengoros : penguras.

Pengulun subak : pura subak.

Penyarikan : sekretaris.

Perarem : aturan yang tidak tertulis yang disepakati dalam rapat-

rapat subak.

Perlak : tegalan.

Peson-peson : kontribusi yang wajib diberikan oleh seorang anggota

kepada subak dalam bentuk bahan-bahan.

Petajuh/pangliman : wakil pekaseh.

Petaku : bangunan pelengkap untuk tempat terjunnya air

(bangunan terjun).

Petelik : seorang anggota subak yang ditugaskan untuk

mengontrol saluran irigasi atau matelik/ metelik/

magebagan.

Peturunan : uang iuran yang dipungut dari anggota subak sewaktu-

waktu sesuai kebutuhan berdasarkan luas sawah garapan

masing-masing.

Piodalan/odalan : upacara memperingati hari jadinya sebuah pura, yaitu

setiap 210 hari.

Prajuru subak : staf pengurus subak.

Pura : bangunan suci tempat melakukan pemujaan atau

persembahan kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam

berbagai manifestasi-Nya.

Pura empelan : pura yang berlokasi di sekitar kawasan bendung atau

empelan dari mana subak yang bersangkutan

Page 23: OPTIMALISASI PENGELOLAAN FUNGSI SISTEM SUBAK DI DAERAH ... DALAM.pdf · SISTEM SUBAK DI DAERAH IRIGASI KEDEWATAN, PROVINSI BALI RATNA KOMALA DEWI NIM 1090471012 ... yang berjudul

xxiii

memperoleh air irigasi.

Ririgan : sistem peminjaman air irigasi dengan Sistem Giliran

perkelompok.

Sanggah catu : bangunan suci yang terdapat pada setiap komplek

persawahan milik petani, yang umumnya diletakkan di

sekitar dekat bangunan-sadap dari komplek sawah milik

petani yang bersangkutan.

Sangkepan/paruman : rapat anggota.

Sarin tahun/

suwinih/sawinih

: salah satu kewajiban yang harus dipenuhi oleh anggota

untuk memberikan kontribusi berupa sejumlah hasil

panen kepada subak yang akan dipakai dalam

pelaksanaan ritual di pura-pura subak.

Sawen : tanda larangan, misalnya berupa ranting kayu yang

ditancapkan di tempat yang akan dihindarkan dari

gangguan orang-orang yang tidak bertanggung jawab.

Sedahan : seorang petugas yang merupakan aparat pemerintah

(pegawai negeri) daerah kabupaten/kota yang bertugas

untuk mengkoordinasikan pimpinan subak di wilayah

tertentu (membantu tugas sedahan-agung dalam

lingkungan suatu pasedahan), umumnya di tingkat

kecamatan. Sebelumnya disebut asidahan.

Sekehe manyi : kumpulan pemanen padi. Sekehe adalah suatu organisasi

profesi.

Sekehe yeh : anggota subak yang berstatus aktif, istilah lainnya adalah

krama ngayah.

Sikut/tuluk : kumpulan petak sawah milik anggota subak perorangan

dan luasnya bervariasi antar anggota.

Sistem terus

menerus

: Sistem pengaliran air irigasi terus menerus secara

serentak

Subak gede : wadah atau organisasi yang anggotanya terdiri atas

beberapa ekosistem subak yang didasari oleh

kepentingan yang sama dan telah memiliki struktur

organisasi.

Subak agung : wadah atau organisasi yang bertanggung jawab semua

ekosistem subak yang berada di sepanjang DAS.

Sungsung : sebagai contoh pura disungsung oleh subak tertentu,

maksudnya subak tersebut bertanggungjawab terhadap

pendirian, pemeliharaan, dan melakukan semua aktivitas

yang ada di pura tersebut

Talikunda : saluran cacing atau saluran air yang khusus diperuntukan

bagi petani individual atau samakunda.

Tebasan : sistem penjualan hasil padi sistem kontrak ketika

tanaman padi masih di sawah tetapi sudah siap panen.

Tebih : sepetak sawah dalam satu sikut.

Telabah : saluran irigasi. Telabah aya adalah saluran primer;

telabah pemaron adalah saluran sekunder; telabah cenik

Page 24: OPTIMALISASI PENGELOLAAN FUNGSI SISTEM SUBAK DI DAERAH ... DALAM.pdf · SISTEM SUBAK DI DAERAH IRIGASI KEDEWATAN, PROVINSI BALI RATNA KOMALA DEWI NIM 1090471012 ... yang berjudul

xxiv

adalah saluran tersier; telabah penasan adalah saluran

untuk kelompok petani dalam komplek persawahan yang

terdiri atas sekitar 10 orang; telabah kanca untuk

sekelompok petani yang terdiri atas sekitar lima orang

(telabah panca). Saluran air khusus bagi petani

perorangan disebut telabah penyahcah atau telabah

pengalapan. Telabah pengutangan adalah saluran

pembuangan air irigasi.

Tektek/kecoran : ukuran pembagian air yang dialokasikan kepada setiap

anggota subak berdasarkan faktor-faktor tertentu seperti

luas sawah garapan, jauh dekatnya sawah dari sumber

air, sifat tanah, faktor historis, dan kedudukan dalam

subak.

Tembuku : bangunan-bagi yang biasa dibuat dari batang kayu atau

beton. Tembuku aya/gede adalah bangunan bagi pada

saluran primer atau bangunan bagi untuk beberapa

subak; tembuku pemaron adalah bangunan bagi di

saluran sekunder atau bangunan bagi untuk beberapa

tempek; tembuku cenik adalah bangunan bagi di saluran

tersier; tembuku penasan adalah bangunan bagi di

saluran kuarter; dan tembuku pengalapan adalah

bangunan bagi yang langsung membawa air untuk sawah

milik petani perorangan. Tembuku daanan adalah

bangunan sadap.

Tigasana : pajak pertanian.

Tri Hita Karana : suatu konsep yang menyatakan bahwa setiap manusia

yang ingin mencapai kesejahteraan/kebahagiaan dalam

hidupnya harus menjaga keserasian dengan Tuhan YME

(gatra parhyangan), menjaga keserasian dengan

lingkungannya (gatra palemahan), dan menjaga

keserasian dengan sesamanya (gatra pawongan).

Tirtha : air suci yang biasanya disiapkan oleh rohaniawan atau

pemuka agama yang bertugas memimpin upacara

persembahyangan.

Ulun carik : Suatu “altar” yang diletakkan dekat sawah pengalapan

yakni yang paling di hulu milik petani individual untuk

persembahan-persembahan setiap ada upacara yang

terkait dengan umur tanaman padi, yang disebut

Sanggah Catu.

Singkatan

BB : Bangunan bagi

Page 25: OPTIMALISASI PENGELOLAAN FUNGSI SISTEM SUBAK DI DAERAH ... DALAM.pdf · SISTEM SUBAK DI DAERAH IRIGASI KEDEWATAN, PROVINSI BALI RATNA KOMALA DEWI NIM 1090471012 ... yang berjudul

xxv

BBMKG : Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika

DAS : Daerah aliran sungai

DI : Daerah irigasi

Dinas PU : Dinas Pekerjaan Umum

FAO : Food and Agriculture Organization

HOK : Hari orang kerja

MT : Musim tanam

MVP : Marginal value product

KK : Kepala keluarga

OP : Operasi dan pemeliharaan

PBB : Perserikatan Bangsa-Bangsa

PPC : Production possibilities curve

PP : Peraturan Pemerintah

RDKK : Rencana definitif kebutuhan kelompok

THK : Tri Hita Karana

TKDK : Tenaga kerja dalam keluarga

UNESCO : United Nation Education Scientific and Cultural

Organization

UU : Undang-Undang

Page 26: OPTIMALISASI PENGELOLAAN FUNGSI SISTEM SUBAK DI DAERAH ... DALAM.pdf · SISTEM SUBAK DI DAERAH IRIGASI KEDEWATAN, PROVINSI BALI RATNA KOMALA DEWI NIM 1090471012 ... yang berjudul

xxvi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1 Letak Subak Lodtunduh dan Subak Padanggalak di Pulau Bali .... 194

2 Sistem Distribusi Air Irigasi Metode One Inlet dan One Outlet

dalam Sistem Subak …… ………………………………………...

195

3 Matriks Koefisien Pola Pengelolaan Fungsi Subak Lodtunduh …. 196

4 Matriks Koefisien Pola Pengelolaan Fungsi Subak Padanggalak .. 200

5 Kebutuhan Air Irigasi, Suplai Air Irigasi Aktual, dan Suplai Air

Irigasi Aktual Dikurangi Deviasi Air Irigasi di Subak Lodtunduh

Tahun 2012 ………………………………………………………..

202

6 Kebutuhan Air Irigasi, Suplai Air Irigasi Aktual, dan Suplai Air

Irigasi Aktual Dikurangi Deviasi Air Irigasi di Subak Lodtunduh

Tahun 2012 ………………………………………………………..

203