osce ilmu kesehatan kulit dan kelamin
DESCRIPTION
Contoh skenario osce kulitTRANSCRIPT
OSCHE STATION ILMU KESEHATAN KULIT
Anamnesis Penyakit Kulit dan Kelamin :
- Dapat menanyakan identitas pasien (umur, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, suku, alamat
tempat tinggal tetap).
- Dapat menanyakan keluhan utama pasien :
- RPS
diobati atau belum
- RPD
Sistematika Pemeriksaan Status Dermatologikus
Status Dermatologikus :
1. Lokasi : tempat dimana ada lesi
2. Distribusi :
o Bilateral : mengenai kedua belah badan
o Unilateral : mengenai sebelah badan
o Simetrik : mengenai kedua belah badan yang sama
o Soliter : hanya satu lesi
o Herptiformis : vesikel berkelompok
o Konfluens : dua atau lebih lesi yang menjadi satu
o Diskret : terpisah satu dengan yang lain
o Regional : mengenai daerah tertentu badan
o Generalisata : tersebar pada sebagian besar tubuh
o Universal : seluruh atau hampir seluruh tubuh (90%-100%)
3. Bentuk/susunan :
o Bentuk : khas ( bentuk yang dapat dimisalkan, seperti : bulat, lonjong, seperti ginjal, dll), dan
tidak khas ( tidak dapat dimisalkan)
o Susunan :
membentuk lingkaran.
perti induk ayam yang dikelilingi anak-anaknya
4. Batas : tegas dan tidak tegas
5. Ukuran:
o Milier : sebesar kepala jarum pentul
o Lentikular : sebesar biji jagung
o Numular : sebesar uang logam dengan Ø 3 cm – 5 cm
o Plakat : lebih besar dari numular
6. Efloresensi :
o Primer :
semata, tanpa penonjolan
atau cekungan.
0,5 cm, bersisikan zat
padat.
, Ø lebih dari 1 cm
mendadak dan hilang
perlahan-lahan.
dikutan atau subkutan, dapat
menonjol
i 1 cm.
kurang dari 0,5 cm.
bawah vesikel disebut
hipopion.
ngan berdinding dan berisi cairan, sel, maupun sisa sel.
o Sekunder :
kulit.
mengering
hilangan jaringan yang tidak melampaui stratum basal,
ditandai dengan keluarnya serum.
melewati stratum basal (sampai
ke stratum papilare), ditandai dengan keluarnya darah selain serum.
: tukak, borok disebabkan hilangnya jaringan lebih dalam dari ekskoriasi, memiliki tepi,
dinding, dasar, dan isi.
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang : sesuai dengan jenis penyakit, seperti pemeriksaan KOH (Potasium
hidroksida) 10 – 20% untuk infeksi jamur, pemeriksaan sinar wood untuk pityriasis versikolor,
dan pemeriksaan BTA untuk Morbus Hansen, pewarnaan gram dan NaCl untuk pemeriksaan duh
genitalia.
KULIT
Sistematika Pemeriksaan Status Dermatologikus
1. Inspeksi Kulit
Status Dermatolgikus :
Penderita bisa dalam posisi duduk dan bisa dalam posisi tidur
1. Lokasi : tempat dimana ada lesi
2. Distribusi :
3. Bentuk / Susunan :
4. Batas :
5 Ukuran :
6. Efloresensi
Inspeksi / palpasi jaringan penunjang kulit
A. Kelainan mukosa
B. Kelainan rambut
C. Kelainan kuku
D. Pembesaran kelenjar getah bening regional (sesuai dengan status dermatologikus)
2. Palpasi Kulit
a. Penderita bisa dalam posisi duduk dan bisa posisi tidur.
b. Pemeriksa menggunakan jari telunjuk tangan kanan yang ditekankan pada permukaan lesi.
Kemudian jari tersebut diangkat, tampak permukaan lesi berwarna pucat sesaat, kemudian warna
lesi kembali ke warna semula (merah/eritem). Cara lain dapat juga dilakukan dengan tekhnik
diaskopi dengan cara menggunakan gelas objek. Gelas. Objek dipegang dengan jari-jari tangan
kanan kemudian ditekankan pada permukaan lesi, tampak permukaan lesi berwarna pucat waktu
penekanan dengan gelas objek. Pada saat gelas objek diangkat maka warna lesi kembali ke
warna semula (merah/eritem).
PEMERIKSAAN MIKROSKOPIK UNTUK JAMUR
1. Bersihkan kulit yang akan dikerok dengan alkohol 70%.
2. Kerok kulit dengan scapel, arahnya miring < 45 derajat menghadap ke atas. Kerok dari
tengah ke tepi.
3. Tampung kerokan kulit pada kaca objek.
4. Teteskan larutan KOH 20% dan tinta Parker Blue-Black pada kaca objek mengenai
kerokan kulit.
5. Tutup dengan cover glass, panaskan preparat di atas api sebentar.
6. Periksa preparat di bawah mikroskop dengan kondensor rendah, dengan perbesaran 10x
dan 40 x
Diagnosis : Tinea Kruris
Diagnosis Banding: Tinea kruris, Candidiasis, Psoriasis Inversa, Eritrasma, Dermatitis seboroik
Penatalaksanaan:
a. Farmakologi
- Pemberian topikal : antimikosis (clotrimazole selama 4 minggu atau miconazole selama 4
minggu atau ketokonazole selama 2-4 minggu) (kandidat cukup menyebutkan salah satu
diatas)
- Pemberian sistemik :a. anthistamin (chlorpheniramin maleat 3 x 1/hari atau loratadine 1
x/hari, antimikosis (ketokonazole 1x200 mg/hari selama 2-4 minggu atau itrakonazole
1x200mg/hari selama 2-4 minggu)
b. Non farmakologi
- Menjaga agar lesi tetap kering.
- Bila gatal, kelainan tidak boleh digaruk.
- Jaga kebersihan kulit dengan mandi teratur dan mengganti pakaian dalam yg lembab.
- Gunakan pakaian yang terbuat dari bahan katun agar mudah menyerap keringat dan
tidak boleh ketat.
- Untuk menghindari penularan, penderita tidak boleh menggunakan handuk atau
pakaian dalam bersama orang lain dan handuk atau pakaian dalam tersebut dicuci
teratur dengan direndam air panas terlebih dahulu
- Penggunaan obat teratur, sesuai aturan dan penderita kontrol 2 minggu kemudian.