overview of strategic management theory

13
TUGAS MANAJEMEN STRATEGIK Dosen : Prof. Dr. Agus Rahayu H. MSI. Kajian Teori Manajemen Strategis Management, Strategic Management Theories and the Linkage with Organizational competitive Advantage from the Resource-Based View (Raduan, C. R, Jegak, U, Haslinda, A, Alimin, I. I) Maret 13, 2014 Oleh : Arif Partono Prasetio - 1303193 Universitas Pendidikan Indonesia Program Doktor Ilmu Manajemen 2014

Upload: arif-partono

Post on 22-Apr-2015

97 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

 

TRANSCRIPT

Page 1: Overview of strategic management theory

TUGAS MANAJEMEN STRATEGIK

Dosen : Prof. Dr. Agus Rahayu H. MSI.

Kajian Teori Manajemen Strategis

Management, Strategic Management Theories and the Linkage

with Organizational competitive Advantage from the Resource-Based View

(Raduan, C. R, Jegak, U, Haslinda, A, Alimin, I. I)

Maret 13, 2014

Oleh :

Arif Partono Prasetio - 1303193

Universitas Pendidikan Indonesia

Program Doktor Ilmu Manajemen

2014

Page 2: Overview of strategic management theory

Arif Partono - 1303193

1

Management, Strategic Management Theories and the Linkage with Organizational Competitive Advantage from the Resource-Based View

Pengantar

Sasaran utama dari kegiatan suatu perusahaan adalah memperoleh keunggulan

bersaing dan meningkatkan kinerja perusahaannya. Keunggulan bersaing merupakan suatu

konsep yang sering menjadi bahan kajia di berbagai riset manajemen strategis. Agar dapat

bersaing dan bertahan, perusahaan lokal, nasional, maupun internasional tidak hanya harus

bagus dalam bidangnya saja tetapi juga harus bisa mampu berjuang untuk masa depan.

Untuk memperoleh keunggulan bersaing yang bertahan lama bukan pekerjaan mudah.

Apalagi jika tidak didukung adanya strategi yang jelas dan bisa dijalankan. Keunggulan

bersaing merupakan hasil dari banyak faktor. Beberapa di antaranya adalah efisiensi

operasional, merger, akuisisi, diversifikasi, komposisi tim manajemen puncak, struktur

organisasi, HRM, kondisi sosial politik, ketaatan akan tatanan sosial, ekspansi, dan

adapatasi serta fenomena industri yang terjadi (Ma, 1999a, 1999b; Flint and Van Fleet,

2005; King, 2007b).

Konsep keunggulan bersaing sudah ada sejak perusahaan besar seperti Sony, Intel,

dan Toyota berhasil mendapatkannya melalui praktek dan pendekatan manajemen strategis.

Masalah yang muncul dari konsep keunggulan bersaing adalah pengetahuan yang

mendasari keunggulan bersaing dalam manajemen dan bisnis. Oleh karena itu dilakukan

kajian literatur mengenai evolusi teori manajemen, teori manajemen strategis, dan

hubungannya dengan keunggulan bersaing, ditinjau dari sudut pandang resources based.

The Evolution of Management Theory

Teori manajemen memberikan kerangka konseptual sederhana untuk mengelola

pengetahuan dan sekaligus memberikan panduan bagi tindakan yang diperlukan untuk

membantu organisasi mencapai sasaran. Perkembangan industri masa lalu telah

memberikan dasar sistem organisasi dan budaya. Di samping itu, manajemen ilmiah juga

bisa menjadi titik awal untuk memulai menganalisis aspek manajerial dari suatu organisasi

dan memperbaiki penerapannya dalam kondisi nyata (Cole, 2004; DuBrin, 2006).

Sesuai dengan teori modern lainnya, teori manajemen ilmiah juga rentan terhadap

kritik dan sudah berkembang menyesuaikan diri dengan kebutuhan organisasi dan

lingkungan. Ini merupakan faktor penting, bisa menerima dan beradaptasi dengan

Page 3: Overview of strategic management theory

Arif Partono - 1303193

2

kebutuhan lingkungan, tanpa meninggalkan keyakinan dasar dari konsep atau gagasan yang

dianggap benar.

Berdasarkan konsepsi Sheldrake (2003), Cole (2004) and DuBrin (2006),

digambarkan Diagram Teori Manajemen yang mencoba menjelaskan evolusi teori

manajemen dari tahun 1900 hingga 2000.

Perkembangan dan kemajuan teori manajemen nampak memperlihatkan dinamika

teori manajemen itu sendiri; responsif dan adaptif dengan kebutuhan internal dan eksternal

perusahaan. Diagram di atas memperlihatkan beberapa pendekatan ilmu manajemen;

Page 4: Overview of strategic management theory

Arif Partono - 1303193

3

Pendekatan Klasik

Pendekatan klasik terdiri dari manajemen ilmiah dan administrasi manajemen.

manajemen ilmiah adalah penerapan metode ilmiah untuk meningkatkan produktivtas

karyawan, dikembangkan oleh Taylor, Gantt and Frank & Lillian Gilbreth. Administrasi

manajemen membahas penggunaan prinsip manajemen dalam mengelola organisasi,

dikembangkan oleh Fayol and Weber.

Pendekatan Sumberdaya Manusia

Pendekatan sumberdaya manusia (SDM) menekankan pada penerapan aspek

psikologis manusia dalam mengelola organisasi, misalnya mengelola karyawan dengan cara

memahami kebutuhan psikologisnya. Salah satu pendekatan model ini adalah kajian

Hawthorne studies mengenai fenomena dimana orang akan berperilaku berbeda dalam

merespon perhatian, Teori X dan Y dari McGregor (yang mengasumsikan sifat manusia

terkait pekerjaan dan tanggung jawab), dan hirarki kebutuhan dari Maslow. Teori SDM dan

perilaku organisasi banyak diprakarsai dari pendekatan ini.

Pendekatan Kuantitatif

Pendekatan ini adalah perspektif manajemen yang menekankan pada pemanfaatan

sekumpulan metode dalam pengambilan keputusan, dengan didasarkan pada metode ilmiah.

Pendekatan ini sering dikenal dengan istilah manajemen ilmiah atau riset operasi yang

mengadopsi alat kuantitatif termasuk statistik, pemrograman linier, pohon keputusan,

analisis jaringan. Beberapa penerapannya antara lain dalam pengendalian persediaan dan

kualitas.

Pendekatan Sistem

Organisasi dilihat sebagai suatu sistem atau suatu kesatuan dari berbagai bagian yang

saling terhubung. Beberapa teori yang dihasilkan dari sudut pandang ini adalah SDM dan

perilaku organisasi (termasuk teori organisasi), teori keunggulan bersaing resources-based

view (RBV), teori keunggulan bersaing dan keunggulan kolaboratif dari manajemen

strategis, (termasuk perspektif organisasi industrial), dan teori kompetensi serta inovasi.

Sudut pandang sistem ini penting karena keterkaitan dan interaksi sumberdaya internal,

kapabilitas dan sistem menjelaskan dinamika dan sifat adaptasi dari organisasi dengan

lingkungan.

Page 5: Overview of strategic management theory

Arif Partono - 1303193

4

Pendekatan Kontingensi

Pendekatan ini berpendapat bahwa tidak ada satu cara yang tepat dan terbaik untuk

mengelola karyawan atau pekerjaan dan berlaku untuk setiap situasi. Manajer harus

mempelajari situasi yang berbeda sebelum memutuskan suatu tindakan. Teori manajemen

yang dihasilkan dari pandangan ini adalah teori keunggulan bersaing dan keunggulan

kolaboratif dari manajemen strategis, (termasuk perspektif organisasi industrial), dan teori

kompetensi serta inovasi. Hal ini disebabkan karena lingkungan dan kebutuhan serta

struktur organisasi ang berbeda mempengaruhi organisasi, di samping itu juga adanya

perbedaan dalam sumberdaya serta kemampuan.

Pendekatan Teknologi Informasi

Pendekatan ini berasal dari dampak teknologi informasi dan internet terhadap

organisasi, serta karyawannya. Teori manajemen yang bersumber dari pendekatan ini

adalah teori manajemen pengetahuan (KM), supply chain management (teori logistik,

distribusi, persediaan), dan teori keunggulan bersaing dan keunggulan kolaboratif dari

manajemen strategis, (termasuk perspektif organisasi industrial).

Tinjauan Terhadap Teori Manajemen Strategis

Manajemen strategis merupakan proses dan pendekatan untuk menentukan sasaran

organisasi, mengembangkan kebijakan dan rencana untuk mencapau sasaran tersebut, dan

mengalokasikan sumberdaya serta mengimplementasikan kebijakan dan rencana tadi.

Manajemen strategis merupakan kombinasi dari perumusan strategi, penerapan dan

evaluasi (David, 2005; Haim Hilman Abdullah, 2005; Mohd Khairuddin Hashim, 2005;

Zainal Abidin Mohamed, 2005).

Teori manajemen strategis banyak berasal dari sudut pandang pendekatan sistem,

kontingensi, dan teknologi informasi. Dengan latar belakang tersebut, sejalan dengan David

(2005) dan Mohd Khairuddin Hashim (2005), maka teori manajemen strategis yang banyak

digunakan adalah profit-maximizing dan competition-based theory, resource-based theory,

survival-based theory, human resource-based theory, agency theory dan contingency theory.

Teori optimalisasi laba dan persaingan, yang didasarkan pada gagasan bahwa

tujuan utama organisasi bisnis adalah memaksimalkan keuntungan jangka panjang dan

mengembangkan keunggulan bersaing terhadap pesaingnya di pasar yang dimasuki.

Perspektif organisasi industrial menjadi dasar bagi teori ini karena memandang posisi

organisasi di pasar eksterna sebagai suatu faktor penting untuk mencapai dan

Page 6: Overview of strategic management theory

Arif Partono - 1303193

5

mempertahankan keunggulan bersaing. Perspektif tradisional organisasi industrial

memberikan suatu model sistematis untuk menilai persaiangan dalam suatu industri (Porter,

1981).

Resource-based theory yang bersumber dari prinsip bahwa sumberdaya utama

perusahaan untuk menciptakan keunggulan bersaing berada di dalam lingkungan internal

mereka. Keunggulan bersaing ditentukan oleh keunikan dan kemampuan sumberdaya

internal yang dimiliki (Barney, 1995). RBV memprediksikan bahwa jenis sumberdaya

tertentu yang dimiliki dan dikelola oleh perusahaan memiliki potensi untu menghasilkan

keunggulan bersaing (Ainuddin et al., 2007).

Survival-based theory memusatkan perhatian pada konsep bahwa organisasi harus

senantiasa beradaptasi denga lingkungan persaingannya agar bisa berhasil. Berbeda dengan

teori human resource-based yang menekankan pada pentingnya elemen SDM dalam

pengembangan strategi perusahaan. Lebihlanjut, teori agensi, menegaskan pentingnya

hubungan antara pemegang saham atau pemilik perusahaan dengan agen atau manajer

dalam mencapai keberhasilan perusahaan. Teori kontingensi menyajikan gagasan bahwa

tidak ada satu cara terbaik di dalam mengelola organisasi. Oleh karenanya organisasi harus

mengembangkan strategi manajerial berdasarkan situasi dan kondisi yang dihadapi.

Selama proses perumusan, penerapan, dan evaluasi teori-teori manajemen strategis

tersebut dapat diterapkan sebagai alat untuk membantu proses pengambilan keputusan.

Keterhubungan teori-teori tersebut digambarkan pada gambar berikut (Strategic

Management Theories (adapted from David, 2005; Mohd Khairuddin Hashim, 2005);

Page 7: Overview of strategic management theory

Arif Partono - 1303193

6

Kajian kali ini akan difokuskan pada atribut internal perusahaan (sumberdaya,

kemampuan, dan sistem) dalam perannya untuk membangun keunggulan bersaing.

Keunggulan Bersaing – Resources-Based View

Sekali lagi ditegaskan bahwa pencapaian keunggulan bersaing merupakan inti dari

kajian dalam manajemen strategis (Burden and Proctor, 2000; Fahy, 2000; Ma, 2000, 2004;

Barney, 2001a, 2001b, 2007; Lin, 2003; Fahy, Farrelly and Quester, 2004; Cousins, 2005;

Porter and Kramer, 2006; Liao and Hu, 2007). Pemahaman terhadap sumberdaya yang

dapat menjadi keunggulan bersaing telah menjadi kajian utama dalam studi manajemen

strategis. (Porter, 1985, 1991; Barney, 1991; Peteraf, 1993; Ma, 1999a, 1999b, 2004; Flint

and Van Fleet, 2005; King, 2007b).

Teori RBV menekankan bahwa dalam manajemen strategis sumberdaya utama dan

pendorong munculnya keunggulan bersaing serta mampu membentuk kinerja yang superior

dikaitkan dengan hal-hal yang sangat berharga dan sulit/mahal untuk diduplikasi (Barney,

1986, 1991, 2001a; Conner, 1991; Mills, Platts and Bourne, 2003; Peteraf and Bergen,

2003). Hal ini dibangun dengan asumsi bahwa sumberdaya strategis terdistribusi merata di

antara perusahaan dan bahwa perbedaan masing-masing bersifat stabil. Terdapat 4 indikator

utama yang mengindikasikan sumberdaya yang bisa menjadi keunggulan bersaing;

bernilai, jarang ada, sulit ditiru, dan tidak bisa tergantikan. Barney (1991) menyatakan

bahwa sumberdaya perusahaan mencakup semua aset, proses di dalam organisasi,

informasi, dan pengetahuan yang dimiliki dan dikendalikan oleh perusahaan untuk

Page 8: Overview of strategic management theory

Arif Partono - 1303193

7

mendukung strategi yang dijalankan.

Perusahaan dikatakan memiliki keunggulan bersaing jika mampu menerapkan strategi

yang bisa menciptakan nilai yang mudah ditiru atau dimiliki oleh pesaing. Sedangkan

keunggulan bersaing yang tahan lama adalah nilai yang sulit ditiru atau dimiliki pesaing

sehingga manfaat dari strategi tersebut tidak bisa diduplikasi (Barney, 1991).

Istilah keunggulan bersaing paling banyak digunakan dalam manajemen strategis,

akan tetapi belum ada definisi yang benar-benar tepat. Ma (2000) menyajikan tiga observasi

mengenai keunggulan bersaing;

- keunggulan bersaing tidak berarti kinerja yang baik

- keunggulan bersaing sebagai suatu istilah hubungan

- keunggulan bersaing sebagai suatu konteks

Kemudian, Ma (2000) juga menganalisis tiga pola hubungan antara keunggulan

bersaing dengan kinerja perusahaan;

- keunggulan bersaing mengarah pada kinerja yang baik

- keunggulan bersaing tanpa kinerja yang baik

- kinerja yang baik tanpa keunggulan bersaing

Beberapa contoh sumber keunggulan bersaing adalah kepemilikan aset, akses ke

pasokan dan distribusi, pengetahuan, kompetensi, dan kemampuan operasional bisnis.

Perusahaan harus secara aktif dan kreatif mengeksplorasi sumberdaya yang dimiliki dan

mencegah pesaing untuk memanfaatkan sumberdaya tersebut.

Memahami keunggulan bersaing merupakan hal penting bagi manajer yang

bertanggung jawab untuk keberlangsungan perusahaan. Ma memperkenalkan istilah

Page 9: Overview of strategic management theory

Arif Partono - 1303193

8

SELECT yang merupakan singkatan anatomi dalam keunggulan bersaing yang mudah

digunakan; substance (isi atau konten), expression, locale, effect (pengaruh), cause, dan

time span (waktu).

Teori RBV menjadi teori populer di bidang manajemen strategis. Istilah ini awalnya

dikemukakan oleh Wernerfelt pada tahun 1984 (Fahy, 2000) dan telah mendapat

penghargaan karena kontribusinya yang besar (Zajac, 1995; cited in Fahy, 2000). Fahy

(2000) mengatakan bahwa kontribusi terbesar dari RBV adalah sebagai teori keunggulan

bersaing yang sederhana dan sangat mendasar.

RBV diawali dengn asumsi bahwa hasil yang ingin dihasilkan dari upaya manajerial

dalam perusahaan adalah memiliki keunggulan bersaing (SCA – sustainable competitive

advantage). Pencapaian SCA membuat perusahaan memperoleh tingkat pengembalian di

Page 10: Overview of strategic management theory

Arif Partono - 1303193

9

atas rata-rata. RBV berpendapat bahwa kunci untuk mencapai keunggulan bersaing tersebut

adalah dengan memiliki sumberdaya utama (bernilai, sulit diduplikasi). RBV menekankan

pada pilihan strategis; mendorong perusahaan untuk mengidentifikasi, mengembangkan,

dan menggunakan sumberdaya kunci untuk memaksimalkan tingkat pengembalian (Fahy,

2000).

Porter (1991) menyatakan adanya 4 atribut yang mempengaruhi keunggulan bersaing

suatu perusahaan; kondisi faktor, kondisi permintaan, industri terkait dan pendukung, serta

strategi, struktur, dan persaingan yang dihadapi. Sedangkan O’Shaughnessy (1996) setuju

denan Porter tetapi menambahkan dua hal lain yaitu faktor budaya dan sejarah.

Mazzarol dan Soutar (1999) membahas struktur, strategi, dan keunggulan bersaing

dengan menyajikan model yang penting untuk menetapkan dan memelihara keunggulan

bersaing bagi lembaga pendidikan di pasar internasional. Kajian lain oleh Burden dan

Proctor (2000) mengenai pelatihan dan keunggulan bersaing menemukan ahwa pemenuhan

kebutuhan pelanggan dengan tepat waktu, dan senantiasa demikian merupakan cara utama

untuk memperoleh keunggulan bersaing, dan pelatihan adalah cara yang dapat digunakan

untuk mewujudkan hal itu.

Riset yang dilakukan oleh Gupta dan McDaniel (2002) di bidang manajemen

pengetahuan dan keunggulan bersaing menunjukkan hubungan penting antara manajemen

pengetahuan dan pengembangan keunggulan bersaing. Variabel yang digunakan antara lain;

efektivitas organisasi, efisiensi, core competency, biaya, pembentukan pengetahuan,

penyebaran, dan penggunaan. Goh (2004) juga mengidentifikasi bahwa manajemen

pengetahuan telah muncul sebagai sumber keunggulan bersaing.

Lin (2003) berpendapat bahwa transfer teknologi juga menjadi sumbr keunggulan

bersaing bagi perusahaan di negara sedang berkembang yang memiliki keterbatasan

sumberdaya R & D. variabel dalam transfer teknologi adalah technological learning

performance, organizational intelligence, spesifikasi perusahaan, kompleksitas,

kematangan, kualifikasi karyawan, dan inovasi.

Fahy, Farrelly and Quester (2004) juga menemukan meningkatnya peran sponsorship

dalam bauran pemasaran yang bisa mengarah pada pertimbangan bahwa hal tersebut dapat

dianggap sebagai kegiatan yang menghasilkan keunggulan bersaing.

Ma (2004) melanjutkan kerangka integratif mengenai determinan keunggulan dalam

persaingan global di antaranya creation & innovation, persaingan, cooperation dan co-

Page 11: Overview of strategic management theory

Arif Partono - 1303193

10

option. Sedangkan De Pablos (2006) menyatakan bahwa keunggulan bersaing perusahaan

transnational berada pada kemampuannya untuk mengidentifikasi dan mentransfer

pengetahuan strategis ke wilayah lain.

Cousins (2005) melakukan studi mengenai fokus sstrategi dan keunggulan bersaing

dan menemukan bahwa perusahaan yang memiliki keunggulan di bidang biaya akan

bersifat pasif dan suportif, sedangkan perusahaan yang memiliki keunggulan bersaing

dalam hal diferensiasi akan melihatnya sebagai strategi yang membedakan. Variabel diukur

menggunakan istilah pengembangan bisnis, pangsa pasar, membangun hubungan,

diferensiasi, dan kolaborasi.

Peneliti yang mengkaji keunggulan bersaing menuurt Ma (2000), harus

memvalidasikan pertanyaan yang akan digunakan dan desain penelitiannya, kemudian

memutuskan variabel dependen dan independen yang akan digunakan. Apakah variabel

keunggulan bersaing dan kinerja keuangan sejajar? Sehingga harus ada variabel lain yang

mempengaruhi hasilnya? Atau keduanya merupakan konsep yang berbeda, yang dinyatakan

melalui pernyataan bahwa kinerja keuangan tergantung pada keunggulan bersaing. Fahy

(2000) menyatakan bahwa dinamika perkembangan sumberdaya akan menjadi hal utama

dalam perkembangan teori RBV.

Kritik Terhadap Teori RVB

Meski banyak digunakan, akan tetapi teori RBV memiliki banyak kelemahan yang

diidentifikasi oleh beberapa peneliti.

- Kontribusi sebagian besar hanya pada konseptual bukan empiris Fahy (2000),

akibatnya banyak prinsip dasarnya yang masih harus divalidasi

- Relevansinya masih diperdebatkan Barney (2001a) dan Priem serta Butler (2001a,

2001b)

- Ketersediaan sumberdaya dianggap sebagai hal yang umum, sehingga proses untuk

mendapatkan sumberdaya diabaikan. Analisis ini penting karena banyak faktor yang

terlibat dalam pembentukan sumberdaya tadi (Dierickx and Cool, 1989; cited in Fahy,

2000).

- RBV banyak mengandung paradox, hal yag bertentangan dan ambigu. Salah satu

contoh adalah ketika suatu sumberdaya bisa diukur, maka sumberdaya tersebut

kemungkinan tidak bisa digunakan dalam jangka waktu lama.

- Perlu kajian yang tidak sekedar menganalisis atribut dari sumberdaya perusahaan,

Page 12: Overview of strategic management theory

Arif Partono - 1303193

11

misalnya membahas hubungan antara sumberdaya dengan variabel lain dalam

menciptakan keunggulan bersaing (Armstrong dan Shimizu, 2007).

- Perlu dilakukan kajian mengenai hubungan antara sumberdaya organisasi, kapabilitas,

sistem, keunggulan bersaing, dan kinerja sehingga bisa memperkaya dan mendukung

teori RBV.

Kesimpulan dan pandangan penulis

Jika dilihat dari pembahasan di atas, maka dapat dikatakan bahwa teori mengenao

manajemen strategis berasal dari teori manajemen dasar. Teori manajemen telah mengalami

evolusi dan telah disesuaikan dengan tuntutan eksternal serta kebutuhan internal. Teori

mengenai manajemen strategis membahas bagaimana suatu perusahaan dapat memperoleh

keunggulan bersaing. Keunggulan bersaing merupakan konsep yang relatif, artinya

keunggulan saat ini bisa saja tergeser dan bukan menjadi keunggulan lagi. Oleh karena itu,

sasaran perusahaan adalah menciptakan keunggulan bersaing dan mempertahankan agar

keunggulan tersebut masih berlaku untuk jangka waktu yang panjang.

Beberapa kali disebutkan bahwa ada 4 hal yang dapat menjadi ukuran apakah

sumberdaya tersebut berpotensi membangun keunggulan bersaing bagi perusahaan.

Pertama adalah keunikan nilai yang ditawarkan, kedua adalah jarang atau sulit

diperoleh/dibuat, kemudian, sulit digantikan dengan sempurna oleh yang lain, dan terakhir

adalah sulit ditiru.

Keunggulan bersaing ini bisa dilihat dari perspektif organisasi industrial (di dasarkan

pada kondisi lingkungan eksternal) yang melihat posisi organisasi di dalam pasar

eksternal/industri. Cara lainnya adalah dengan menganalisis RBV, sumberdaya yang ada

dalam lingkungan internal.

Penelitian kali ini memfokuskan pada pendekatan keunggulan bersaing yang

bersumber dari kondisi internal perusahaan. Beberapa penulis mengemukakan bahwa

sumberdaya internal seperti SDM, program promosi dan pemasaran, teknologi informasi,

pengetahuan yang dimiliki, kemampuan perusahaan dalam mengelola pengetahuan

tersebut, sistem, praktek bisnis, dan aset dapat dioptimalkan untu mencapai keunggulan

bersaing. Pendekatan ini dikenal dengan teori RBV. Analisis terhadap RBV suatu

perusahaan dapat memberikan gambaran mengenai kondisi perusahaan tersebut dalam

menghadapi persaingan di industrinya.

Meski telah memberikan kontribusi dalam hal penjelasan konseptual mengenai

Page 13: Overview of strategic management theory

Arif Partono - 1303193

12

keunggulan bersaing masih terdapat kritik mengenai pendekatannya yang lebih mengarah

pada konseptual saja. Di samping itu RBV hanya membahas atribut dari sumberdaya dan

belum mengkaji hubungan antara sumberdaya tersebut dengan variabel lain. Atau

bagaimana sumberdaya tersebut diperoleh juga belum mendapat kajian yang memadai.

Meski memiliki berbagai kekurangan, RBV telah dan bisa menjadi landasan bagi

organisasi untu merencanakan dan menjalankan strateginya dengan cara menganalisis

kondisi sumberdaya internalnya dan kapabilitas dari sumberdaya tersebut untuk

menciptakan keunggulan bersaing (Kristandl dan Bontis, 2007; Sheehan dan Foss, 2007).

Berbagai ilmu yang melatar belakang terbentuknya RBV menjadikan teori ini semakin kaya

dan memudahkan kita untuk memahami sifat dan determinan dari SCA (sustanable

competitive advantage). Di samping itu RBV juga bisa membantu menjelaskan mengapa

sumberdaya tertentu lebih menghasilkan keunggulan dari yang lain serta mengapa ketidak

seimbangan sumberdaya selalu ada di dalam persaingan terbuka.

Mengakhiri pembahasan dan kesimpulan kali ini penulis menyajikan pandangan dari

Fahy (2000), bahwa elemen dasar dari RBV adalah; (i) keunggulan bersaing jangka panjang

dan kinerja superior; (ii) karakteristik dan jenis sumber keunggulan bersaing; dan (iii)

pilihan strategis oleh manajemen.