panduan (modul)  · web viewpengukuran cara ini dipakai untuk pengukuran titik detail/kipas yang...

40
BAB I PEMETAAN 1. PENDAHULUAN Definisi : Peta adalah sarana guna memperoleh infomasi ilmiah mengenai keadaan permukaan bumi dengan cara menggambar berbagai tanda dan keterangan sehingga mudah dibaca dan di mengerti. Dalam Ilmu Ukur Tanah, kita mengenal peta tranches yaitu peta yang dilengkapi dengan garis kontur (garis tinggi) yang menunjukkan ketinggian suatu tempat, situasi dan sebagainya. Peta tersebut biasanya digunakan untuk pembangunan. Jadi jenis peta ada bermacam-macam tergantung dari penggunaannya. 2. MAKSUD DAN TUJUAN Maksud dari pengukuran yang akan kita lakukan adalah untuk mengumpulkan data yang diberikan untuk membuat suatu gambaran secara planimetris dan topografis. Yang dimaksud planimetris adalah kedudukan bangunan- bangunan yang dibuat oleh manusia, sedangkan topografis adalah konfigurasi dari keadaan tanah. Peta yang menunjukkan gambaran planimetris dan topografis disebut topografis map. Dimana dalam peta tersebut ditunjukkan sekaligus jarak-jarak horizontal dan vertical dari suatu wilayah.

Upload: buiminh

Post on 24-Mar-2019

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PANDUAN (MODUL)  · Web viewPengukuran cara ini dipakai untuk pengukuran titik detail/kipas yang akan diuraikan kemudian. Cara lain untuk mencari vizir adalah tgv = BT + TA. Waterpass

BAB I

PEMETAAN

1. PENDAHULUAN

Definisi : Peta adalah sarana guna memperoleh infomasi ilmiah mengenai

keadaan permukaan bumi dengan cara menggambar berbagai tanda dan

keterangan sehingga mudah dibaca dan di mengerti.

Dalam Ilmu Ukur Tanah, kita mengenal peta tranches yaitu peta yang

dilengkapi dengan garis kontur (garis tinggi) yang menunjukkan ketinggian suatu

tempat, situasi dan sebagainya. Peta tersebut biasanya digunakan untuk

pembangunan. Jadi jenis peta ada bermacam-macam tergantung dari

penggunaannya.

2. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dari pengukuran yang akan kita lakukan adalah untuk

mengumpulkan data yang diberikan untuk membuat suatu gambaran secara

planimetris dan topografis.

Yang dimaksud planimetris adalah kedudukan bangunan-bangunan yang

dibuat oleh manusia, sedangkan topografis adalah konfigurasi dari keadaan tanah.

Peta yang menunjukkan gambaran planimetris dan topografis disebut

topografis map. Dimana dalam peta tersebut ditunjukkan sekaligus jarak-jarak

horizontal dan vertical dari suatu wilayah.

Dalam mempersiapkan suatu pembuatan peta topografi diperlukan

pengukuran dilapangan termasuk penentuan titik-titik tetap, pekerjaan hitungan

dan penggambaran.

3. TEORI

a. Skala

Topografi map adalah representasi dari suatu daerah atau bagian dari

bumi. Jarak dari dua titik yang diperlihatkan di peta harus diketahui

dengan suatu perbandingan tertentu dengan keadaan tertentu,

Page 2: PANDUAN (MODUL)  · Web viewPengukuran cara ini dipakai untuk pengukuran titik detail/kipas yang akan diuraikan kemudian. Cara lain untuk mencari vizir adalah tgv = BT + TA. Waterpass

perbandingan itu disebut skala. Ada beberapa macam skala dari peta

misalnya 1 : 1000 artinya 1 cm dipeta sama dengan 1000 cm dilapangan.

Pemilihan skala peta tergantung daripada maksud dan penggunaan dari

peta, hal ini karena menyangkut masalah ketelitian yang didapat dari hasil

pengukuran. Oleh karena itu skala peta harus ditentukan terlebih dahulu

sebelum penggambaran dimulai.

b. Kontur

Garis kontur adalah garis yang menunjukkan tempat-tempat yang

mempunyai ketinggian sama. Ketinggian antara dua kontur disebut

interval kontur dan jarak horizontal antara kedua kontur tersebut kita bisa

menentukan kecuraman suatu lereng. Sedangkan ketinggian (elevasi) dari

sembarang titik yang terletak antara kedua kontur bisa kita tentukan

dengan cara interpolasi. Pada peta, garis kontur merupakan garis yang

tertutup atau garis yang tidak boleh berhenti kecuali pada tepi peta.

Umumnya pada setiap lima garis kontur digambarkan dengan garis yang

lebih tebal dari yang lain (lihat contoh Gb. 2). Pada garis-garis kontur yang

teratur dan dekat jaraknya maka garis kontur diberi angka ketinggian

hanya terbatas pada kontur yang berjauhan jaraknya (lihat contoh Gb. 1).

Gb. 1. Garis kontur diberi angka ketinggian hanya terbatas pada kontur yang berjauhan araknya.

Page 3: PANDUAN (MODUL)  · Web viewPengukuran cara ini dipakai untuk pengukuran titik detail/kipas yang akan diuraikan kemudian. Cara lain untuk mencari vizir adalah tgv = BT + TA. Waterpass

Gb. 2. Setiap lima garis kontur digambarkan dengan garis yang lebih tebal

Gb. 3. Kontur yang teratur dan dekat jaraknya

Gb. 4. Kontur yang teratur dan jaraknya agak berjauhan

Angka pada garis kontur tersebut menunjukkan ketinggian dari kontur.

Dari kontur kita dapat mengetahui bentuk konfigurasi permukaan tanah, seperti

pada gambar 3 menunjukkan adanya suatu aliran sungai, terlihat dari gambar

kontur yang rapat.

Page 4: PANDUAN (MODUL)  · Web viewPengukuran cara ini dipakai untuk pengukuran titik detail/kipas yang akan diuraikan kemudian. Cara lain untuk mencari vizir adalah tgv = BT + TA. Waterpass

c. Poligon

Maksud dilakukan pengukuran polygon adalah untuk menentukan arah

dan kedudukan titik-titik yang diukur.

Perhitungan polygon tertutup terbagi dalam:

1. Perhitungan sudut dan jarak

2. Perhitungan azimuth

3. Perhitungan koordinat

Gb. 5 Poligon = Tali Meter

1. Perhitungan Sudut

Sudut yang diperhitungkan meliputi sebagai berikut:

a. Sudut yang diperoleh dalam pembacaan yang lebih lanjut

diterangkan dalam bab pengukuran theodolit.

b. Perhitungan sudut polygon

c. Data yang diperoleh dari lapangan pada polygon tertutup apabila

menggunakan sudut dalam harus memenuhi syarat (n-2) x 180o,

bila menggunakan sudut luar adalah (n+2) x 180o dimana

n = jumlah titik pengukuran. Dalam polygon terbuka harus

memenuhi syarat:

Y akhir – Y awal = n x 180o - ∑α. K

∑α. K = jumlah sudut dikalikan koreksi

ψ = Azimut = Sudut yang dibentuk dari utara

yang bit dari arah kanan

α1 : Sudut luar

α2 : Sudut dalam

Page 5: PANDUAN (MODUL)  · Web viewPengukuran cara ini dipakai untuk pengukuran titik detail/kipas yang akan diuraikan kemudian. Cara lain untuk mencari vizir adalah tgv = BT + TA. Waterpass

Kesalahan perhitungan sudut akan berpengaruh pada kesalahan

penutup polygon atau dengan kata lain polygon tidak akan

menutup. Kesalahan tersebut tergantung pada jarak, kedudukan

titik dan skala peta. Dalam praktikum ini kesalahan tersebut

diabaikan.

2. Perhitungan Azimuth

Perhitungan azmuth dapat dihitung bila sudut-sudut yang

diperhitungkan telah memenuhi syarat dan azmuth diketahui pada

waktu pengukuran. Pada polygon tertutup perhitungan berdasarkan

azmuth awal ( awal) sedangkan pada polygon terbuka berdasarkan

azimuth awal dan akhir. Sudut yang terpakai dalam perhitungan tiap-

tiap titik polygon pada praktikum ini seyogyanya dipakai sudut luar.

3. Perhitungan Koordinat

Syarat yang harus dipenuhi untuk menghitung koordinat adalah:

a. Sudut telah dikoreksi untuk tiap titik.

b. Jarak masing-masing titik pengukuran diketahui.

c. Koordinat titik awal A (XA, YA) atau akhir Z (XZ, YZ)

diketahui.

Selanjutnya dengan diketahui koordinat awal, maka dapat dihitung

koordinat titik yang diukur dengan menggunakan rumus.

Absis (X), Xn= Xawal + D Sin

Ordinat (Y), Yn = Yawal + D Cos

Dimana, Xn atau Yn = absis atau ordinat yang akan dicari

Xawal atau Yawal = absis atau ordinat awal yang telah

diketahui

D = jarak antar titik

Contoh perhitungan koordinat polygon tertutup adalah sebagai berikut:

Page 6: PANDUAN (MODUL)  · Web viewPengukuran cara ini dipakai untuk pengukuran titik detail/kipas yang akan diuraikan kemudian. Cara lain untuk mencari vizir adalah tgv = BT + TA. Waterpass

No.

TItik

Azimuth

()

Jarak

(D)

DSin

(DX)

DCos

(DY)

Koreksi

X (ΔX)

Koreksi

Y(ΔY)

Koordinat No.

TitikX Y

BM 0 D DSin DCos ΔX ΔY Xp Yp BM

Cp1 0 D1 D1Sin D1Cos ΔX1 ΔY1 XpDX

ΔX1

YpDY

ΔY1

CP1

Cp2 0 D2 D2Sin D2Cos ΔX2 ΔY2 X1DX

ΔX2

Y1DY

ΔY2

CP2

(n-1) 0 Dn DnSin DnCos ΔXn-1 ΔYn-1 Xn-1 Yn-1 CP

(n-1)

n=BM 0 ΔXn ΔYn Xn-

1DX

ΔXn

Yn-

1DY

Xn

N=BM

Syarat yang harus dipenuhi adalah:

∑D Sin = 0 dan ∑D Cos = 0

Oleh karena itu titik awal dan titik akhirnya sama, apabila

∑1nD Sin 0 dan ∑1

nD Cos 0 kesalahan yaitu : sebesar X dan

Y sehingga mempengaruhi kedudukan titik dan mengakibatkan

polygon tidak tertutup. Kesalahan ini akibat pengaruh pengukuran

sudut, azimuth. Besarnya kesalahan tersebut adalah sebesar:

Page 7: PANDUAN (MODUL)  · Web viewPengukuran cara ini dipakai untuk pengukuran titik detail/kipas yang akan diuraikan kemudian. Cara lain untuk mencari vizir adalah tgv = BT + TA. Waterpass

Dimana, ΔX1 dan ΔY1 = Koreksi atau besarnya kesalahan absis atau

ordinat

∑1n D = Jumlah jarak polygon

∑1n D Sin = Jumlah jarak dikali Sin sudut azimuth (untuk

absis)

∑1n D Cos = Jumlah jarak dikali Cos sudut azimuth (untuk

ordinat)

Akibat kesalahan tersebut maka perhitungan koordinat juga dikoreksi,

misalnya diketahui koordinat awalnya dititik BM adalah Xp dan Yp dan

titik akhir n adalah juga titik BM perhitungan menjadi sebagai berikut:

XBM = Xp

X1 = Xp D Sin X1

X2 = X1 D Sin X2

X(n-1) = X(n-2) D(n-1) Sin X(n-1)

Xn = X(n-1) D(n) Sin X(n)

Oleh karena Xn = XBM = Xp maka harga X tersebut harus sama dengan Xp.

Demikian pula untuk perhitungan ordinat Yp identik seperti diatas, jadi

harga-harga X1, X2, X(n-1), Xn dan Y1, Y2, Y(n-1), Yn yang didapat dari

perhitungan adalah saling berkaitan, hingga akhirnya Xn = Xp dan

Yn = Yp. Toleransi atau limitasi kesalahan dalam praktikum ini (Sx atau

Sy) tidak melebihi 1m. Dalam pengukuran yang sesungguhnya toleransi

kesalahan ini berfariasi tergantung dari pengadaan peta, sebagai contoh

adalah sebagai berikut:

Panjang rata-rata Kesalahan penutup sudut imbangan kesalahan

penutup (skala peta)

700 m – 1000 m 8” x n 1 : 20000

400 m – 700 m 10” x n 1 : 10000

200 m – 400 m 15” x n 1 : 5000

100 m – 200 m 20” x n 1 : 3000

d. Waterpass (Sipat Datar)

Page 8: PANDUAN (MODUL)  · Web viewPengukuran cara ini dipakai untuk pengukuran titik detail/kipas yang akan diuraikan kemudian. Cara lain untuk mencari vizir adalah tgv = BT + TA. Waterpass

Perhitungan waterpass dimaksudkan untuk mengetahui ketinggian suatu

titik diatas permukaan tanah. Ketinggian disini adalah perbedaan vertical antara

dua titik atau jarak dari bidang referensi yang telah ditetapkan kesuatu titik

tertentu sepanjang garis vertical.

1. Metode dan jenis waterpass

a. Penentuan beda tinggi antara dua titik

Gb. 6. Waterpass dengan instrument ditengah antara 2 titik

Selisih tinggi antara titik A dan titik B adalah sebesar H. Arah bidikan ke

titik A disebut pembacaan baak belakang dan titik B disebut pembacaan

baak muka. Untuk mengurangi kesalahan diusahakan letak instrument

ditengah-tengah antara titik A dan B. Selisih tinggi besarnya adalah:

ΔH = BT Belakang – BT muka

Dimana, BT belakang = Pembacaan benang tengah pada baak belakang

BT muka = Pembacaan benang tengah pada baak muka

Jika hasil positif maka kondisi permukaan tanah dari titik A ke titik B

naik, sebaliknya bila ΔH negative maka titik A ke titik B turun.

Pembacaan dilakukan melalui rambu-rambu ukur yang dapat dilihat dari

teropong. Pembacaan terlihat dalam bidang diafragma yaitu benang atas

(BA), benang tengah (BT) dan benang bawah (BB), dimana:

Page 9: PANDUAN (MODUL)  · Web viewPengukuran cara ini dipakai untuk pengukuran titik detail/kipas yang akan diuraikan kemudian. Cara lain untuk mencari vizir adalah tgv = BT + TA. Waterpass

ΔH = BT Belakang – BT muka

Serta jarak dapat diketahui yaitu : D = (BA – BB) x 100

Angka yang tercantum menunjukkan jarak antara angka tersebut dengan

alas mistar.

Gb. 7. Waterpass dengan istrument tidak ditengah antara 2 titik

Cara lain untuk menentukan beda tinggi seperti terlihat pada Gb. 7

instrumen ditempatkan disebelah kanan titik B atau sebelah kiri titik A

serta titik di A dan B atau sebelah kiri titik A serta tinggi titik di A dan B

diketahui, selisih tinggi (ΔH) besarnya: ΔH = HA - HB

Dimana, ΔH = Selisih tinggi antara titik A dan B

HA = Tinggi titik A (pembacaan benang tengah di titik A)

HB = Tinggi titik B (pembacaan benang tengah di titik B)

Pembacaan pada rambu di titik B bisa dianggap pembacaan muka, sedang

pada rambu di titik A adalah pembacaan belakang.

b. Pengukuran tinggi dengan garis tinggi bidik

Apabila selisih tinggi (ΔH) telah diketahui, maka tinggi suatu titik

dapat dicari bila tinggi titik lainnya diketahui.

Page 10: PANDUAN (MODUL)  · Web viewPengukuran cara ini dipakai untuk pengukuran titik detail/kipas yang akan diuraikan kemudian. Cara lain untuk mencari vizir adalah tgv = BT + TA. Waterpass

GB.8. Mendapatkan tinggi titik pengukuran untuk B bila titik A telah

diketahui tingginya Tinggi garis vizir/bidik (tgv) adalah: Tgv =TP + TA

Dimana, tgv = Tinggi garis vizie

TP = Tinggi pesawat

TA = Tinggi titik A

Tinggi titik B dapat dicari yaitu TB = tgv - BT

Pengukuran cara ini dipakai untuk pengukuran titik detail/kipas yang akan

diuraikan kemudian. Cara lain untuk mencari vizir adalah tgv = BT + TA

c. Waterpass memanjang

Waterpass memanjang/berantai dimaksud untuk memperoleh suatu

rangkaian / jaring-jaring pengukuran.

Gb. 9. Waterpass memanjang

Untuk menentukan tinggi antara titik A dan titik B dibagi dalam jarak-

jarak yang lebih kecil. Jarak-jarak tersebut disebut 1 slag, sehingga

pengukuran dapat dilakukan dengan mudah diteliti.

ΔH1 = b1 – m1

ΔH2 = b2 – m2

Page 11: PANDUAN (MODUL)  · Web viewPengukuran cara ini dipakai untuk pengukuran titik detail/kipas yang akan diuraikan kemudian. Cara lain untuk mencari vizir adalah tgv = BT + TA. Waterpass

ΔH3 = b3 – m3

H4 = b4 – m4

∑1nH = (b1+b2+b3+………+bn) – (m1+m2+m3+………+mn)

∑1nH = ∑1

nb - ∑1nm

Dimana, ∑ H = Jumlah beda tinggi

∑ b = Jumlah pembacaan benang tengah belakang

∑ m = Jumlah pembacaan benang tengah muka

Untuk memberikan hasil yang teliti maka dilakukan pengukuran pergi dan

pulang, dimana apabila hasil antara dua pengukuran mempunyai selisih

terhadap hasil rata-rata antara dua pengukuran tersebut maka harganya

harus memenuhi toleransi yang diisyaratkan. Toleransi tersebut dinyatakan

dalam rumus:

E = K x S

Dimana, E = nilai kesalahan

K = konstanta

S = Jarak

Tabel berikut adalah toleransi kesalahan pada berbagai tingkat pengukuran

Keterangan Tingkat

Pertama

Tingkat

Kedua

Tingkat

Ketiga

Catatan

Perbedaan dua

pembacaan

(Kedepan dan

kebelakang)

2,5mm x S 5 mm x S 10 mm x S S adalah jarak

satu arah

Kesalahan

penutup

2 mm x S 5 mm x S 10 mm x S S dalam Km

Dalam praktikum ini tingkat pengukuran waterpass dikategorikan pada tingkat ketiga.

d. Waterpass lapangan

Yang dimaksud dengan waterpass lapangan adalah untuk menentukan

ketinggian dari titik-titik dilapangan sehingga mendapatkan gambaran

lengkap tentang kedudukan tinggi dari wilayah dilapangan tersebut.

Page 12: PANDUAN (MODUL)  · Web viewPengukuran cara ini dipakai untuk pengukuran titik detail/kipas yang akan diuraikan kemudian. Cara lain untuk mencari vizir adalah tgv = BT + TA. Waterpass

Metode ini disebut metode koordinat kutub. Titik-titik dilapangan

diukur sudut horizontal dan vertikanlnya serta jarak optisnya dengan

menggunakan Theodolit. Dengan cara ini semua titik-titik dilapangan

dapat ditentukan letak situasi maupun tingginya. Cara ini diuraikan

lebih lanjut pada pengukuran detail.

Tabel perhitungan waterpass

No.

Titik

Panjang seksi (D)

meter

Perbedaan Tinggi Tinggi

terhadap

nol meter

Pergi (PG)

meter

Pulang (PL)

meter

Pukul rata

koreksi

A

76.28 2.036 -2.034 2.038 345.150

1 -0.002 347.186

84.90 -1.606 1.605 -1.606

2 345.500

92.8 1.900 -1.897 1.902

3 -0.002 347.480

72.66 2.039 -2.037 2.041

4 -0.002 349.519

∑ D = 326.64 ∑ PG = 4.369

∑ PL = 4.363 ∑ = 4.375

Selisih = 6 mm

Toleransi pengukuran untuk tingkat ketiga 10 mm x S = 10 x 0.326 =

5.7mm, pada perhitungan diatas selisih = 6 mm maka pengukuran harus diulangi

karena kesalahan (selisih) lebih besar dari toleransi yang diisyaratkan.

e. Pengukuran detail

Yang dimaksud dengan pengukuran detail atau pengukuran kipas

adalah pengukuran sama benda-benda atau titik-titik dilapangan yang

merupakan kelengkapan daripada sebagian permukaan bumi baik

benda buatan seperti jalan, jembatan, bangunan, dsb ataupun benda

alam seperti gunung, sungai dsb. Dari pengukuran ini kedudukan

Page 13: PANDUAN (MODUL)  · Web viewPengukuran cara ini dipakai untuk pengukuran titik detail/kipas yang akan diuraikan kemudian. Cara lain untuk mencari vizir adalah tgv = BT + TA. Waterpass

tinggi dari keadaan dilapangan dapat diketahui dapat digambarkan

kembali dan akhirnya berwujud suatu peta.

1) Metode pengukuran

Metode pengukuran ada 2 macam yaitu:

a. Metode ekstrapolasi

b. Metode interpolasi

Pada praktikum ini digunakan metode ekstrapolasi, dikenal ada 2 cara untuk

menentukan titik detail yaitu dengan system koordinat orthogonal dan system

koordnat kutub. System koordinat kutub adalah cara pengukuran yang cepat dan

dapat mencakup daerah yang luas, alat yang dipakai adalah Theodolit.

C5

D3 4

1 2 2 3 1 2

34

46 A B

5 1 5

Gb. 10. Denah Pengukuran detail/kipas

Titik-titik A, B, C, D ketinggiannya diketahui dari pengukuran waterpass

memanjang seperti yang telah dijelaskan. Pengukuran ketinggian titik-titik

1, 2, 3, 4, 5, dst dapat dijangkau dari tiap-tiap kedudukan instrument yaitu

dari titik-titik A, B, C, D, dst maka didapatkan kedudukan titik-titik

detail/kipas tersebut.

2) Pengukuran dengan jarak miring

Untuk mengetahui kedudukan titik detail tersebut maka dapat

dilakukan dengan pengukuran jarak miring dimana diukur dengan

sudut vertical, horizontal dan jarak optisnya. Selisih tinggi H

dapat dihitung dengan rumus:

ΔH = ((BA-BB) x 100xSin αV) (Tp-BT)

Page 14: PANDUAN (MODUL)  · Web viewPengukuran cara ini dipakai untuk pengukuran titik detail/kipas yang akan diuraikan kemudian. Cara lain untuk mencari vizir adalah tgv = BT + TA. Waterpass

Dimana, ΔH = selisih tinggi

BA, BT, BB = pembacaan baak

αV = sudut vertikal

Tp = tinggi pesawat

Gb. 11. Pengukuran jrak miring

Untuk mencari jarak D yaitu jarak datar antara titik tetap (A) dan titik

detail (1) adalah sebagai berikut: D = (BA-BB) x k x Cos αV

Dimana, D = Jarak datar

BA, BB = Pembacaan baak/rambu

k = Kontanta, diambil 100

αV = Sudut vertical

Sudut Horizontal (αH)

Pengukuran sudut horizontal dimaksudkan untuk mengetahui arah

dan kedudukan dari pada titik-titik detail terhadap tetap.

Gb. 12 Pengukuran sudut horizontal

Page 15: PANDUAN (MODUL)  · Web viewPengukuran cara ini dipakai untuk pengukuran titik detail/kipas yang akan diuraikan kemudian. Cara lain untuk mencari vizir adalah tgv = BT + TA. Waterpass

Pembacaan dimulai dari titik A (instrument berdiri di titik tetap) dengan

posisi pembacaan sudut horizontal 0o ke utara dan berakhir pada titik 5. Pada

setiap arah sudut horizontal dibaca secara kumulatif, artinya besarnya sudut yang

dicari adalah jumlah antara pembacaan titik yang diarah dengan titik yang diarah

sebelumnya.

Perhitungan titik kipas/detail meliputi:

a. Mencari selisih tinggi (ΔH) antara titik tetap dengan titik kipas/detail

b. Mencari jarak antara titik kipas dengan titik detail

c. Mencari tinggi titik kipas/detail

4. MACAM ALAT YANG DIGUNAKAN

A. Theodolit

Pesawat Theodolit

Digital Elektrik

Page 16: PANDUAN (MODUL)  · Web viewPengukuran cara ini dipakai untuk pengukuran titik detail/kipas yang akan diuraikan kemudian. Cara lain untuk mencari vizir adalah tgv = BT + TA. Waterpass

B. Waterpass

Pesawat Waterpass

Pesawat Waterpass Kompas

Unting-unting Meteran

Page 17: PANDUAN (MODUL)  · Web viewPengukuran cara ini dipakai untuk pengukuran titik detail/kipas yang akan diuraikan kemudian. Cara lain untuk mencari vizir adalah tgv = BT + TA. Waterpass

Baak ukur

Statif (tripod)

Page 18: PANDUAN (MODUL)  · Web viewPengukuran cara ini dipakai untuk pengukuran titik detail/kipas yang akan diuraikan kemudian. Cara lain untuk mencari vizir adalah tgv = BT + TA. Waterpass

BAB II

PETUNJUK PELAKSANAAN PRAKTIKUM

1. Pengukuran dengan menggunakan Waterpass

Tujuannya untuk mengukur selisih tinggi (ΔH) antara dua titik yang telah

ditentukan sehingga apabila ketinggian titik awal diketahui maka

ketinggian titik-titik lain dapat diketahui/dicari.

Alat yang digunakan :

1. Pesawat ukur waterpass

2. Baak ukur 2 buah

3. Statip

4. Pegas ukur dan perlengkapan lain (unting-unting, dll)

Ketentuan teknis

1. Jarak antara 2 titik mengikat asalkan tidak terpengaruh oleh

hambatan-hambatan, misalnya: undulasi udara, fatamorgana,

bangunan-banguan, dsb.

2. Pada waktu pembacaan baak ukur tidak terdiri diatas patok

melainkan berdiri diatas tanah.

3. Ketinggian titik awal diketahui/telah ditentukan

4. Harus memenuhi syarat sebagai berikut:

a. Garis vizir atau garis teropong harus // dengan garis arah nivo.

b. Garis arah nivo harus tegak lurus dengan sumbu 1

c. Benang saling horizontal harus tegak lurus sumbu 1

Langkah/tahapan praktikum

a. Menyetel alat

Stabilkan kedudukan pesawat melalui setiap agar kedudukannya

tidak bergerak.

Setimbangan nivo melalui sekrup penyetel (3 sekrup penyetel)

Putar pesawat 180o sehingga berbalik arah, chek apakah nivo masih

dalam keadaan setimbang, jika masih setimbang maka garis bidik //

garis arah nivo.

Page 19: PANDUAN (MODUL)  · Web viewPengukuran cara ini dipakai untuk pengukuran titik detail/kipas yang akan diuraikan kemudian. Cara lain untuk mencari vizir adalah tgv = BT + TA. Waterpass

Chek sumbu 1 apakah tegak lurus garis bidik yaitu dengan cara

mengatur unting-unting tepat diatas titik yang telah ditentukan

sedemikian rupa hingga tidak merubah keseimbangan nivo.

b. Pembacaan

Pengukuran Pergi

Gb.1. Pembacaan Waterpass pergi

Pesawat diusahakan berdiri ditengah-tengah antara 2 titik yang

telah ditentukan.

Lakukan pembacaan baak muka catat benang atas, benang tengah

dan benang bawah, dimana: BT = ½ (BA + BB)

Lakukan seperti diatas untuk pembacaan baak belakang. Masukkan

dalam formulir data yang ada.

Pengukuran Pulang

Gb. 2. Pembacaan Waterpass belakang

Baak tetap ditempat, geser kedudukan pesawat keatas atau

kebawah namun alat masih tetap berdiri tadi antara 2 titik

kemudian stel kembali seperti yang dijelaskan diatas.

Page 20: PANDUAN (MODUL)  · Web viewPengukuran cara ini dipakai untuk pengukuran titik detail/kipas yang akan diuraikan kemudian. Cara lain untuk mencari vizir adalah tgv = BT + TA. Waterpass

Lakukan pembacaan baak belakang dan baak muka seperti tadi,

catat dalam formulir data.

Setelah dilakukan pengukuran pasang patok pada tempat dimana

baak ukur tadi berdiri atau ditentukan terlebih dahulu patok

tersebut asalkan pada waktu pengukuran baak tidak berdiri diatas

patok.

Setelah selesai pesawat dipindahkan.

Langkah diatas adalah pengukuran arah PERGI dan PULANG, cara

pengukuran waterpass seperti ini biasanya disebut pengukuran waterpass pergi

pulang atau lazim disebut double stand. Perlu diingat bahwa pembacaan baak

muka atau belakang pada waktu pengukuran pergi pulang berlawanan tanda serta

jarak pergi muka harus mendekati jarak pulang belakang dan sebaliknya jarak

pergi belakang harus mendekati jarak pulang muka. Berikut ini adalah contoh

pengisian data pada formulir.

FAKULTAS TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Halaman 1

Diukur oleh : Budi Hendro Priyanto

Tempat : UMS

Tp No arah

Benang Tengah Benang AtasBenang bawah

Jarak Beda Tinggi Tinggi Ket

Belakang Muka Belakang Muka Blkg Muka Blkg MukaBM 0.530 0.430 0.540

0.5200.4400.420

CP1 0.674 0.510 0.7000.648

0.5200.500

CP2 0.740 0.620 0.7600.720

0.6400.600

CP3 0.7 0.520 0.7100.690

0.5300.510

2. Pengukuran Poligon

Tujuan : untuk mengetahui kedudukan suatu titik dan sudut arah

dengan melakukan pengukuran sudut dan jarak dilapangan.

Page 21: PANDUAN (MODUL)  · Web viewPengukuran cara ini dipakai untuk pengukuran titik detail/kipas yang akan diuraikan kemudian. Cara lain untuk mencari vizir adalah tgv = BT + TA. Waterpass

Alat yang digunakan :

1. Pesawat Theodolit

2. Pegas ukur/baak ukur

3. Statip

4. Yaloon

Ketentuan teknis

1. Jarak tiap titik tidak terbatas kecuali apabila dipengaruhi oleh

hambatan seperti : undulasi udara, fatamorgana dan bangunan-

bangunan.

2. Setiap pembacaan sudut harus selalu dikontrol, sudut yang dibaca

adalah sudut luar.

3. Setiap penyetelan alat harus memenuhi syarat garis vizir/garis bidik

sumbu.

Langkah/tahapan Poligon

1. Menyetel alat

a. Dengan 3 sekrup penyetel aturlah nivo horizontal sehingga sumbu

2 horizontal, maka garis vizir akan // sumbu 2.

b. Membuat sumbu 1 vertikal dengan meletakkan unting-unting tepat

diatas patok/paku yang telah diberi tanda atau dengan melihat

dengan teropong pembidik unting-unting.

c. Komposisi kedua hal tersebut diatas menghasilan sumbu 2 tegak

lurus dengan sumbu 1 dan ditunjukkan dengan setimbangnya nivo

horizontal pada pesawat (nivo tabung).

d. Apabila nivo horizontal tersebut belum setimbang maka kedua hal

tersebut diulangi sampai mendapatkan hasil yang sempurna.

2. Menentukan Azimuth awal dan sudut horizontal

a. Klem horizontal dan bawah dilepas

b. Buat pembacaan sudut horizontal dalam posisi 0o0’0” dengan cara

memutar piringan hitam (lingkaran graduasi).

c. Kemudian klem horizontal atas dikerasakan (dikunci)

Page 22: PANDUAN (MODUL)  · Web viewPengukuran cara ini dipakai untuk pengukuran titik detail/kipas yang akan diuraikan kemudian. Cara lain untuk mencari vizir adalah tgv = BT + TA. Waterpass

d. Dengan pertolongan sekrup penggerak halus sudut, buat posisi

pembacaan sudut tepat 359o59’60” atau 0o0’0” dan arahkan ke

utara dengan bantuan kompas.

e. Kemudian klem bawah dikeraskan (dikunci) dan klem atas dilepas.

f. Putar pesawat searah jarum mengarah ketitik CP1 secara kasar dan

letakkan yaloon (patok) di titik CP1 tersebut (lihat gambar), klem

atas dikeraskan.

g. Dengan sekrup penggerak halus horizontal teropong akan bergerak

mendekati yaloon dan akhirnya berimpit dengan benang silang.

Hal ini terlihat pada bidang diafragma.

h. Catat pembacaan sudutnya (azimuth awal)

i. Untuk pembacaan sudut horizontal pesawat dengan posisi

pembacaan 0o0’0” diarahkan putar searah jarum jam arahkan pada

titik sesudahnya (titik sesudah tempat pesawat)

j. Catat pembacaan sudut horizontal.

Gb.3. Pembacaan azimuth awal dan sudut horizontal serta penempatannya

BAB III

PENGUKURAN KIPAS

Page 23: PANDUAN (MODUL)  · Web viewPengukuran cara ini dipakai untuk pengukuran titik detail/kipas yang akan diuraikan kemudian. Cara lain untuk mencari vizir adalah tgv = BT + TA. Waterpass

Tujuan : Untuk mengukur semua titik-titik atau bangunan-bangunan di

lapangan sehingga didapatkan kedudukan tingginya, pengukuran ini

disebut juga pengukuran detail.

Alat yang digunakan:

1. Bak ukur

2. Pesawat theodolit

3. Statip

Ketentuan teknik

a. Jumlah titik kipas tidak terbatas, tergantung pada keadaan lapangan.

b. Setiap pengukuran harus disertai sketsa dimana di dalamnya ditunjukkan

mengenai kedudukan titik-titik dan bangunan yang diukur serta diberi nomor

urut sesuai dengan arah saat pengukuran.

c. Pada waktu pengukuran titik kipas dari suatu kedudukan titik harus overlap

dengan pengukuran yang sama dari titik yang lain.

d. Titik pesawat diukur dari permukaan tanah sampai garis bidik.

Langkah / tahapan Praktikum

a. Menempatkan pesawat Theodolit diatas titik tetap kemudian distel alat seperti

yang dijelaskan.

b. Setelah itu mencatat tinggi pesawat.

c. Menempatkan bak ukur pada tempat yang telah ditentukan, apabila permukaan

tanah naik turun, maka bak ukur ditempatkan pada tempat yang mempunyai

perbedaan tinggi.

d. Membaca BA, BT, BB dan sudut horizontal, sudut vertikal kemudian dicatat

pada formulir data.

e. Membuat sketsa situasi dimana pengukuran kipas ini dilakukan.

f. Khususnya bila dijumpai bangunan seperti jalan, jembatan, sungai, rumah, dan

bangunan lain.

Tabel. Pengukuran kipas bila menjumpai bangunan

No Nama Bangunan Pengukuran kipas Sketsa

Page 24: PANDUAN (MODUL)  · Web viewPengukuran cara ini dipakai untuk pengukuran titik detail/kipas yang akan diuraikan kemudian. Cara lain untuk mencari vizir adalah tgv = BT + TA. Waterpass

Dilakukan pada

1. Jalan beraspal Kedua sisi tepi jalan

diukur dengan pegas ukur

2. Jalan tak beraspal Tepi, tengah, tepi jalan,

lebar, jalan diukur dengan

pegas ukur

3. Jembatan Setiap sudut jembatan,

tengah jembatan dan lebar

jembatan diukur dengan

pegas ukur.

4. Sungai Tebing atas kanan kiri,

tebing bawah kanan kiri,

dasar sungai

5. Rumah Setiap sudut bangunan

rumah CP apabila

terhalang minimal dua di

sudut, yang lain diukur

dengan pegas ukur

6. Bangunan

bangunan lain

Pada batas-batas bangunan

tersebut masih dapat

dijangkau atau dilihat dari

pesawat

Page 25: PANDUAN (MODUL)  · Web viewPengukuran cara ini dipakai untuk pengukuran titik detail/kipas yang akan diuraikan kemudian. Cara lain untuk mencari vizir adalah tgv = BT + TA. Waterpass

g. Pada pengukuran seperti pada f diatas, terutama pada bangunan jalan dan

sungai pengukuran dilakukan dengan kerapatan yang memadai sehingga

didapatkan arah jalan ataupun aliran sungai apabila digambar:

Gb. Pengukuran kipas pada sungai

Gb. Pengukuran kipas pada bangunan jalan

Page 26: PANDUAN (MODUL)  · Web viewPengukuran cara ini dipakai untuk pengukuran titik detail/kipas yang akan diuraikan kemudian. Cara lain untuk mencari vizir adalah tgv = BT + TA. Waterpass

BAB IV

PENUTUP

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan segala rahmat, taufik serta hidayah-Nya sehingga kami dapat

menyelesaikan tugas Praktikum Ilmu Ukur Tanah ini dengan baik. Semoga

Laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca dalam memahami mata kuliah Ilmu

Ukur Tanah.

Akhir kata, kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada

semua pihak yang tela membantu hingga tugas ini selesai.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Penyusun

Page 27: PANDUAN (MODUL)  · Web viewPengukuran cara ini dipakai untuk pengukuran titik detail/kipas yang akan diuraikan kemudian. Cara lain untuk mencari vizir adalah tgv = BT + TA. Waterpass

Perhitungan Interval BM

Tinggi Titik (TA) = -0.02 m

Skala = 1 : 250

Interval = 0.05

1. Jarak (D) = 22,5 m 0.9 cm

Tinggi Titik = -0.27 m

2. Jarak (D) = 44.5 m 17.8 cm

Tinggi Titik = -0.28 m

3. Jarak (D) = 47.5 m 19 cm

Tinggi Titik = -0.10 m

4. Jarak (D) = 57.5 m 23 cm

Tinggi Titik = 0.75 m

5. Jarak (D) = 27.5 m 11 cm

Page 28: PANDUAN (MODUL)  · Web viewPengukuran cara ini dipakai untuk pengukuran titik detail/kipas yang akan diuraikan kemudian. Cara lain untuk mencari vizir adalah tgv = BT + TA. Waterpass

Tinggi Titik = 0.10 m

6. Jarak (D) = 38 m 15.2 cm

Tinggi Titik = 0.14 m

7. Jarak (D) = 38.5 m 15.4 cm

Tinggi Titik = 0.21 m

8. Jarak (D) = 41.25 m 16.4 cm

Tinggi Titik = 0.20 m

9. Jarak (D) = 47 m 18.8 cm

Tinggi Titik = 0.20 m

10. Jarak (D) = 52.5 m 21 cm

Tinggi Titik = -0.10 m

Page 29: PANDUAN (MODUL)  · Web viewPengukuran cara ini dipakai untuk pengukuran titik detail/kipas yang akan diuraikan kemudian. Cara lain untuk mencari vizir adalah tgv = BT + TA. Waterpass

11. Jarak (D) = 45.5 m 18.2 cm

Tinggi Titik = -0.12 m

12. Jarak (D) = 41.25 m 16.5 cm

Tinggi Titik = -0.14 m

13. Jarak (D) = 29 m 11.6 cm

Tinggi Titik = 0.30 m

14. Jarak (D) = 34.25 m 13.7 cm

Tinggi Titik = 0.94 m

15. Jarak (D) = 46.75 m 18.7 cm

Tinggi Titik = 0.60 m

Page 30: PANDUAN (MODUL)  · Web viewPengukuran cara ini dipakai untuk pengukuran titik detail/kipas yang akan diuraikan kemudian. Cara lain untuk mencari vizir adalah tgv = BT + TA. Waterpass