pbp hasil perkebunan

30
LAPORAN PRAKTIKUM PENGETAHUAN BAHAN PANGAN HASIL PERKEBUNAN Oleh: Nama : Yuni Qurrota Ayun NRP : 123020104 Kelompok : E Asisten : Yuke Rusiani Tanggal Percobaan : 17 Oktober 2014 LABORATORIUM PENGETAHUAN BAHAN PANGAN JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG 2014

Upload: yuni-qurrota-ayun

Post on 01-Oct-2015

128 views

Category:

Documents


13 download

DESCRIPTION

Pengetahuan Bahan Pangan Hasil Perkebunan

TRANSCRIPT

  • LAPORAN PRAKTIKUM

    PENGETAHUAN BAHAN PANGAN

    HASIL PERKEBUNAN

    Oleh:

    Nama : Yuni Qurrota Ayun

    NRP : 123020104

    Kelompok : E

    Asisten : Yuke Rusiani

    Tanggal Percobaan : 17 Oktober 2014

    LABORATORIUM PENGETAHUAN BAHAN PANGAN

    JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS PASUNDAN

    BANDUNG

    2014

  • I PENDAHULUAN

    Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Percobaan, (2) Tujuan

    Percobaan, dan (3) Prinsip Percobaan.

    1.1 Latar Belakang Percobaan

    Bahan penyegar adalah semua bahan nabati yang dapat merangsang bahan

    nabati yang dapat merangsang pemakainnya, baik digunakan untuk merokok

    (furnitori), menyirih (mastikatori) ataupun dalam minuman. Yang termasuk bahan

    penyegar antara lain kopi, teh, coklat, tembakau, sirih, kola, candu dan ganja.

    Pada umumnya bahan-bahan tersebut mengandung zat perangsang yang termasuk

    golongan alkaloid. (Muchtadi, 2010).

    Kopi adalah sejenis minuman yang berasal dari proses pengolahan dan

    ekstraksi biji tanaman kopi yang dikeringkan kemudian dihaluskan menjadi

    bubuk.

    Tanaman kopi umumnya mulai berbunga setelah berumur 2 tahun,

    berbunga secara serempak dan bergerombol, daunnya berbentuk bulat telur,

    ujungnya agak meruncing, umumnya memiliki biji berkeping dua, dan berbatang

    tegak lurus Bagian-bagian buah kopi terdiri atas:

    1. Kulit luar (Exocarp) : merupakan bagian terluar dari buah kopi yang terdiri

    atas lapisan tipis, liat, dan pada buah yang masih muda akan berwarna hijau

    tua lalu berangsur - angsur berwarna hijau kuning, kuning, merah hingga

    merah kehitaman.

    2. Lapisan daging buah (Mexocarp) : merupakan daging buah yang berlendir

    dan rasanya agak manis apabila sudah masak.

  • 3. Lapisan kulit tanduk (Endocarp) : merupakan kulit bagian dalam dengan

    strukturcukup keras dan disebut kulit tanduk.

    4. Biji kopi terdiri dari 2 bagian, yaitu l m n o p m p

    l m m o .

    5. Celah merupakan rongga kosong berupa saluran memanjang sepanjang

    ukuran biji

    Camellia sinensis adalah tanaman teh, spesies tanaman yang daun dan

    pucuk daunnya digunakan untuk membuat teh. Tumbuhan ini termasuk

    genus Camellia (Hanzi tradisional: ; (Tionghoa); Pinyin: C ,

    genus tumbuhan berbunga dari famili Theaceae. Teh putih, teh

    hijau, oolong dan teh hitam semuanya didapat dari spesies ini, namun diproses

    secara berbeda untuk memperoleh tingkat oksidasi yang berbeda. Kukicha (teh

    ranting) juga dipanen dari Camellia sinensis, namun tidak memakai daun

    melainkan ranting.

    Kakao (Theobroma cacao) merupakan tumbuhan berwujud pohon yang

    berasal dari Amerika Selatan. Dari biji tumbuhan ini dihasilkan produk olahan

    yang dikenal sebagai cokelat. biji coklat diperoleh dari buah tanaman coklat.

    Berdasarkan bentuk dari buahnya dibedakan atas jenis ( criollo) yang bentuknya

    agak memanjang dan jenis forastero yang bentuknya agak bulat.

    Kakao merupakan tumbuhan tahunan (perennial) berbentuk pohon, di

    alam dapat mencapai ketinggian 10m. Meskipun demikian, dalam pembudidayaan

  • tingginya dibuat tidak lebih dari 5m tetapi dengan tajuk menyamping yang

    meluas. Hal ini dilakukan untuk memperbanyak cabang produktif.

    1.2 Tujuan Percobaan

    Tujuan dari percobaan pengamatan struktur dan sifat fisik hasil

    perkebunan adalah untuk mengetahui struktur dan sifat fisik dari hasil

    perkebunan.

    Tujuan dari percobaan analisis kafein adalah untuk mengetahui kadar

    kafein pada hasil perkebunan.

    Tujuan dari percobaan penentuan kadar sari adalah untuk mengetahui

    kadar sari dalam bahan pangan sehingga dapat diketahui mutu organoleptik dan

    seduhan bahan pangan tersebut.

    Tujuan dari penentuan kadar tanin untuk mengetahui kadar tanin yang

    terkandung dalam teh.

    1.3 Prinsip Percoban

    Prinsip percobaan dari pengamatan struktur dan sifat fisik dari hasil

    perkebunan adalah berdasarkan karakteristik fisik dari hasil perkebunan yang

    dilihat dari bentuk, warna, struktur, biji, dan aroma.

    Prinsip percobaan analisis kafein adalah berdasarkan kafein yang bersifat

    basa mono acidic lemah yang dapat terpisah dengan penguapan air serta

    penambahan asam dan basa sehingga membentuk garam yang stabil.

    Prinsip percobaan penentuan kadar sari adalah berdasarkan jumlah yang

    larut apabila bahan tersebut diekstrak dengan panas.

  • Prinsip percobaan penentuan kadar tanin adalah berdasarkan

    pengoksidasian tanin oleh KMnO4.

    II METODOLOGI PERCOBAAN

    Bab ini menguraikan mengenai : (1) Bahan-bahan yang digunakan, (2) Alat-

    alat yang digunakan, dan (3) Metode percobaan.

    2.1 Bahan-Bahan yang Digunakan

    Bahan yang digunakan dalam percobaan pengamatan struktur dan sifat fisik

    hasil perkebunan adalah daun teh.

    Bahan yang digunakan dalam percobaan analisis kafein adalah kopi robusta

    A, MgO, H2SO4, KOH, Aquadest dan Kloroform.

  • Bahan yang digunakan dalam percobaan penentuan kadar sari adalah

    arabika A dan aquadest.

    Bahan yang digunakan dalam percobaan penentuan kadar tanin adalah teh C

    larutan NaCl asam, gelatin, serbuk kaolin, aquadest, KMnO4 0,01N.

    2.2 Alat-Alat yang Digunakan

    Alat-alat yang digunakan dalam percobaan pengamatan struktur dan sifat

    fisik hasil perkebunan adalah pisau, talenan, dan penggaris.

    Alat-alat yang digunakan dalam percobaan penentuan analisis kafein adalah

    Erlenmeyer, labu takar, pipet, refluks, corong pemisah, gelas kimia, cawan, oven,

    kaki tiga, bunsen, dan oven.

    Alat-alat yang digunakan dalam percobaan penentuan kadar sari adalah

    Erlenmeyer, kaki tiga, bunsen, corong, timbangan, pipetkertas saring, cawan, dan

    oven.

    Alat-alat yang digunakan dalam percobaan penentuan kadar sari adalah

    gelas kimia, kaki tiga, bunsen, corong, kertas saring, labu takar, buret dan statif.

    2.3 Metode Percobaan

    1. Pengamatan Struktur dan Sifat Fisik Hasil Perkebunan

    Hasil Perkebunan

    Membujur Melintang

    Aroma Struktur Jaringan Biji Warna Bentuk Ukuran

  • Gambar 3. Pengamatan Struktur dan Sifat Fisik Hasil Perkebunan

  • 2. Analisis Kafein cara Bailey-Andrew (Jacobs, 1976)

    Gambar 4. Analisis Kafein

    2,5 ml

    KOH 1%

    2-3 g MgO +

    200 ml

    Aquadest

    Sampel 2-3% Kocok sampai

    tidak timbul

    gas dan cairan

    terpisah

    Cairan bagian bawah dikeluarkan

    dan di tamping di erlenmeyer

    t = 75 menit

    Tanda

    bataskan

    Filtrat 150 ml

    + 5 ml H2SO4

    Saring

    Ampas

    Uapkan residunya

    Timbang dan oven

    dengan t=100oC

    Timbang kafein kering Didihkan sampai

    vol 50 ml

    Kloroform 25ml,

    20ml, 15ml

    2ml

    Klororform

    Kocok dan

    biarkan

    mengendap Lakukan 2x

  • 3. Penentuan Kadar Sari

    Gambar 5. Penentuan Kadar Sari

    5 g sampel

    +100 ml

    aquadest

    timbangan

    =45

    =5

    Dinginkan + aquadest

    sampai beratnya sama

    seperti sebelum

    dipanaskan

    25ml

    Filtrat Timbang cawan

    porselen

    (Konstankan)

    Oven T= 100oC, T= 1 jam

    timbang

    Saring

    ampas

  • 4. Penentuan Kadar Tanin

    Gambar 6. Penentuan Kadar Tanin

    Sampel

    3-5 gram

    200ml

    aquadest

    Tanda bataskan

    Filtrat 10ml + 5ml

    gelatin + 10ml

    NaCl+1 g serbuk

    kaolin

    Ampas disaring

    Tanda bataskan

    Filtrat 10ml +

    50ml aquadest +

    5ml indigo

    KMnO4 0,01N

    TAT= kuning muda/ pink muda

    Lakukan duplo

    Ampas disaring

  • III HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

    Bab ini menguraikan mengenai : (1) Hasil Pengamatan, dan (2)

    Pembahasan.

    3.1 Hasil Pengamatan

    Hasil pengamatan pengetahuan bahan pangan hasil perkebunan dapat dilihat

    pada tabel berikut:

    Tabel 3. Hasil Pengamatan Struktur dan Sifat Fisik

    Keterangan Hasil

    Sampel Daun Teh

    Warna Hijau

    Bentuk

    Stuktur

    Melintang

    Membujur

  • Ukuran Diameter 8,09 cm

    Panjang 15,44 cm

    Aroma Khas coklat

    Sumber: Kelompok E, Meja 3 (2014)

    Tabel 4. Hasil Pengamatan Analisis Kafein

    Pengamatan Hasil

    Sampel Robusta A

    Berat gelas kimia 42,78 gram

    Berat gelas kimia + sampel 42,84 gram

    Berat sampel 2,9 gram

    Berat Kafein 0,06 gram

    Kadar Kafein 11,94%

    Sumber: Kelompok E, Meja 3 (2014)

    Tebel 5. Hasil Pengamatan Penentuan Kadar Sari

    Pengamatan Hasil

    Sampel Arabika A

    Berat sampel+aquadest+Erlenmeyer 200,2 gram

    Berat cawan 38,7 gram

    Berat sampel 5 gram

    Berat cawan+sampel (sebelum

    dikeringkan) 62,6 gram

    Berat cawan+sampel (sesudah

    dikeringkan) 38,9 gram

    Berat Residu 0,2 gram

    % Kadar Sari 16%

    Sumber: Kelompok E, Meja 3 (2014)

  • Tabel 6. Hasil Pengamatan Penentuan Kadar Tanin

    Pengamatan Hasil

    Sampel Teh C

    Berat Sampel 2 gram

    N KMnO4 0,01 N

    V KMnO4 pertama (a) 1,7 ml

    V KMnO4 kedua (b) 1,6 ml

    % Kadar Tanin 8,58 %

    Sumber: Kelompok E, Meja 3 (2014)

    3.2 Pembahasan

    Berdasarkan percobaan fisik dan struktur terhadap daun teh didapatkan hasil

    memiliki warna hijau, bentuk lonjong, berukuran diameter 3,5 cm dan panjang 6,0

    cm, dan aroma khas teh.

    Pada pengamatan struktur dan sifat fisik terhadap umbi-umbian, daun teh

    diamati warna, bentuk, ukuran, aroma, dan struktur jaringannya secara melintang

    dan membujur. Untuk struktur jaringan, Gambar struktur jaringan yang terlihat.

    Berdasarkan percobaan analisis kadar kafein pada kopi robusta A

    didapatkan hasil bahwa kadar kafein pada kopi robusta A sebesar 43,3%.

    Pada percobaan Analisis Kafein, sampel 2-3%, 2-3 gram MgO, 200 ml

    aquadest dimasukkan ke dalam Erlenmeyer, didihkan selama 75 menit. Setelah

    dingin encerkan dengan aquadest dalam labu takar kemudian saring. Ambil

    filtratnya sebanyak 150ml dan tambahkan 5ml H2SO4 (1:9), kemudian didihkan

    sampai volume cairan sebanyak 50 ml. Masukkan cairan dalam corong pemisah.

    Bilas labu dengan sedikit H2SO4 (1:9) dan kocok berkali-kali dengan chloroform

    berturut-turut menggunakan 25 ml, 20 ml, dan 15 ml.

  • Masukkan cairan bilasan kedalam corong pemisah, tambahkan 2,5 ml KOH

    1% kemudian kocok dan biarkan beberapa lama sampai cairan terpisah jelas.

    Cairan bagian bawah merupakan larutan kafein dalam chloroform, keluarkan dan

    tampung dalam dalam Erlenmeyer, tambahkan lagi 2 ml chloroform ke dalam

    corng pemisah, kocok dan biarkan sampai cairan terpisah jelas. Keluarkan cairan

    bagian bawah dan tampung dalam Erlenmeyer yang sama. Ulangi perlakuan ini

    sekali lagi. Larutan dalam Erlenmeyer diuapkan residunya, selanjutnya keringkan

    dalam oven bersuhu 100oC sampai diperoleh berat konstan yang merupakan berat

    kafein kasar.

    Fungsi larutan yang digunakan dalam analisis kadar kafein, MgO berfungsi

    untuk mengikat kafein dan membentuk garam stabil. H2SO4 berfungsi untuk

    menghidrolisis kafein, membersihkan kafein yang ada di dalam gelas kimia, dan

    menstabilkan pH. KOH berfungsi untuk mengikat kafein.

    Dilakukan refluks berfungsi untuk mempercepat terjadinya reaksi.

    Pendidihan sampai volumenya 50ml berfungsi agar zat-zat dan air yang tercampur

    dengan kafein dapat menguap.

    Berdasarkan percobaan analisis kadar tanin pada teh C didapatkan hasil

    bahwa kadar tanin pada teh C sebesar 8,58 %.

    Pada percobaan penentuan kadar tanin, sampel ditimbang sebanyak 3-5

    gram kemudian tambahkan 200 ml aquadest kemudian panaskan. Setelah dingin

    pindahkan ke dalam labu takar dan encerkan sampai tanda batas dengan aquadest.

    Saring larutan tersebut dan ambil filtratnya sebanyak 10ml. Filtrat ditambahkan

    dengan 5ml gelatin, 10ml NaCl, dan1 g serbuk kaolin dalam erlenmeyer.

    Pindahkan filtrate ke dalam labu takar dan tanda bataskan dengan aquadest.

  • Saring kembali dan ambil filtrate sebnyak 10 ml dalam Erlenmeyer filtrat

    ditambah 50ml aquadest dan 5ml larutan indigo. Titrasi campuran dengan KMnO4

    standar sampai titik akhir titrasi berwarna kuning muda atau merah , muda pada

    permukaan campuran. Catat volume larutan KMnO4 yang diperlukan.

    Pada percobaan analisis kadar tanin gelatin berfungsi untuk mengikat tanin.

    NaCl asam berfungsi sebagai penstabil, untuk mencegah pelarut gelatin yang

    berlebih dalam air. Kaolin berfingsi untuk mengikat senyawa selain tanin. Indigo

    berfungsi sebagai indikator, untuk memeperjelas warna.

    TAT yang terbentuk bisa dua warna yaitu kuning muda atau merah muda.

    Jika larutan jernih, tidak ditambah larutan indigo dan TAT yang terbentuk

    berwarna merah muda. Jika larutan keruh maka ditambah larutan indigo dan TAT

    yang terbentuk berwarna kuning muda.

    Mekanisme analisis kadar tanin yaitu tanin dioksidasi oleh KMnO4 dan

    jumlah tanin dihitung berdasarkan kesetaraan 1 ml larutan asam oksalat 0,1 N

    dengan 0,00416 gram tanin (asam gallotanat).

    Pada percobaan kadar tanin dilakukan titrasi permangnometri,

    Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks. Dalam reaksi

    n , on MnO4 n k ok o . Ion MnO4 k n m nj on

    Mn2+ dalam suasana asam. Teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan

    kadar oksalat atau besi dalam suatu sample.

    Pada permanganometri, titran yang digunakan adalah kalium permanganat.

    Kalium permanganat mudah diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali

    digunakan larutan yang sangat encer serta telah digunakan secara luas sebagai

    pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih. Setetes permanganat memberikan

  • suatu warna merah muda yang jelas kepada volume larutan dalam suatu titrasi.

    Warna ini digunakan untuk menunjukkan kelebihan pereaksi.

    Berdasarkan percobaan analisis kadar sari pada arabika A didapatkan hasil

    bahwa kadar sari pada arabika A sebesar 16%.

    Pada percobaan penentuan kadar sari, timbang sampel yang akan diuji

    kadar sarinya sebanyak 5 gram, masukan ke dalam Erlenmeyer dan tambahkan

    100 ml aquadest, kemudian timbang. Didihkan selama 45 menit. Setelah itu

    didihkan lagi selama 5 menit dengan Erlenmeyer ditutupi oleh cawan. Dinginkan,

    lalu tambahkan kembali aquadest sampai beratnya sama dengan berat sebelum

    didihkan. Saring seduhan dengan kertas saring. Ambil filtratnya sebanyak 25 ml

    dan masukan kedalam cawan yang sudah dikonstankan. Filtrat dipanaskan sampai

    hampir kering. Keringkan filtrat dalam oven dengan suhu 100oC selama 1 jam.

    Setelah dingin lakukan penimbangan residu pada cawan.

    Pada pemanasan 5 menit terakhir di tutup dengan cawan bertujuan agar

    kadar sari yang telah dipanaskan tidak akan menguap.

    Setelah selesai dipanaskan sampel dalam gelas kimia di tambahakan

    aquadest sampai beratnya sama dengan berat awal bertujuan untuk membilas

    sampel, untuk mengencerkan, untuk melarutkan ekstrak atau kadar sari yang di

    dapat, dan untuk mempermudah dalam penyaringan.

    Bahan penyegar adalah semua bahan nabati yang dapat merangsang bahan

    nabati yang dapat merangsang pemakainnya, baik digunakan untuk merokok

    (furnitori), menyirih (mastikatori) ataupun dalam minuman. Yang termasuk bahan

    penyegar antara lain kopi, teh, ciklat, tembakau, sirih, kola, candu dan ganja. Pada

  • umumnya bahan-bahan tersebut mengandung zat perangsang yang termasuk

    golongan alkaloid (Muchtadi, 2010).

    Kopi, teh, dan coklat digolongkan sebagai bahan penyegar karena

    mengandung alkaloid yang bersifat merangsang. Kopi dan teh mengandung kafein

    sedangkan coklat mengandung theobromin. Produk kopi dan coklat diolah dari

    biji buah sedangkan produk teh diolah dari daun (Muchtadi, 2010).

    Kakao (Theobroma cacao) merupakan tumbuhan berwujud pohon yang

    berasal dari Amerika Selatan. Dari biji tumbuhan ini dihasilkan produk olahan

    yang dikenal sebagai cokelat. biji coklat diperoleh dari buah tanaman coklat.

    Berdasarkan bentuk dari buahnya dibedakan atas jenis ( criollo) yang bentuknya

    agak memanjang dan jenis forastero yang bentuknya agak bulat.

    Theobromin merupakan alkaloid pada coklat yang mempunyai efek

    merangsang. Dengan demikian kadar theobromin pada produk coklat merupakan

    parameter yang penting sebagai bahan penyegar. Di samping itu, sebenarnya

    coklat juga mengandung kafein eperti pada kopi dan teh. (Muchtadi,2010)

    Kopi adalah spesies tanaman berbentuk pohon yang termasuk dalam famili

    Rubiaceae dan genus Coffea. Tanaman ini tumbuhnya tegak, bercabang, dan bila

    dibiarkan tumbuh dapat mencapai tinggi 12 m. (Najiyati, 1995)

  • Berikut ini adalah klasifikasi dari kopi :

    Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

    Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

    Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

    Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

    Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil

    Sub Kelas : Asteridae

    Ordo : Rubiales

    Famili : Rubiaceae (suku kopi-kopian)

    Genus : Coffea

    Spesies : Coffea arabica L.

    Dikenal 2 jenis kopi utama yaitu coffea robusta dan coffea arabica.

    Disamping itu ada jenis kopi lain yaitu coffea leberica. Jenis C.robusta tahan

    terhadap serangan jamur karat. Berikut ini adalah perbedaan kopi arabika dan kopi

    robusta :

    Tabel 11. Perbedaan kopi arabika dan kopi robusta

  • Kopi arabika berasal dari Ethiopia dan Albessinia. Golongan ini merupakan

    yang pertama kali dikenal dan dibudidayakan oelh manusia, bahkan merupakan

    kopi yang paling banyak diusahakan. Yang termasuk dalam golongan kopi

    arabika antara lin abesinia, pasumah, marago type, dan congensis (Najiyati, 1995).

    Berikut ciri-ciri kopi arabika:

    Aromanya wangi sedap mirip percampuran bunga dan buah. Hidup di

    daerah yang sejuk dan dingin.

    Memiliki rasa asam yang tidak dimiliki oleh kopi jenis robusta.

    Memiliki bodi atau rasa kental saat disesap di mulut.

    Rasa kopi arabika lebih mild atau halus.

    Kopi arabika juga terkenal pahit (Anonim, 2012)

    Kopi robusta berasal dari kongo dan masuk ke Indonesia pada tahun 1900.

    Karena mempunyai sifat lebih unggul, kopi ini sangat cepat berkembang. Bahkan

    kopi ini merupakan jenis yang mendominasi perkebunan kopi di Indonesia hingga

  • saat ini. Yang termasuk kedalam golongan kopi robusta antara lain quillou,

    uganda, dan canephora (Najiyati, 1995).

    Berikut Ciri-ciri kopi robusta:

    Memiliki rasa yang lebih seperti cokelat.

    Bau yang dihasilkan khas dan manis.

    Warnanya bervariasi sesuai dengan cara pengolahan.

    Memiliki tekstur yang lebih kasar dari arabika (Anonim, 2012).

    Senyawa yang terpenting yang terdapat di dalam kopi adalah kafein,

    walaupun kandungannya sedikit sekali yaitu hanya 1,21 %. Kafein berfungsi

    sebagai senyawa perangsang yang bersifat bukan alkohol, rasanya pahit dan dapat

    digunakan untuk obat-obatan.

    Kafein merupakan alkaloid utama yang terdapat dalam kopi dan teh.

    Adanya kafein inilah maka teh dan kopi digolongkan dalam bahan penyegar

    karena kafein memberikan efek merangsang pada jaringan tubuh manusia maupun

    hewan. Jadi kafein merupakan komponen penting pada produk kopi dan teh.

    (Muchtadi, 2010)

    Kafein dapat larut dalam air, mempunyai aroma wangi tetapi rasanya pahit.

    Kafein bersifat basa mono-acidic yang lemah dan dapat memisah dengan

    penguapan air. Dengan asam, kafein akan bereaksi membentukgaram yang tidak

    stabil. Sedangkan reaksi kafein dengan basa akan membentuk garan yang stabil.

    Kafein mudah terurai dengan alkali panas membentuk kafeidin.

    Ekstraksi yang digunakan dalam percobaan analisis kafein ini yaitu

    ekstraksi padat cair yang bertujuan untuk mengekstraksi zat padat menggunakan

    zat cair. Prinsip ekstraksi yang digunakan yaitu ekstraksi kontinyu. Ekstraksi ini

  • merupakan metode pemisahan zat dari campuran nya dan menggunakan pelarut

    yang sama digunakan secara berulang-ulang (Anonim,2014)

    Kloroform yang ditambahkan dilakukan secara bertahap yang bertujuan

    untuk mendapatkan ekstrak kafein yang maksimal. Dalam proses ekstraksi

    terbentuk 2 lapisan, yaitu lapisan atas merupakan larutan air dan kefein sedangkan

    lapisan bawah yaitu kloroform. Hal ini disebabkan karena kloroform memiliki

    densitas atau massa jenis lebih besar dari air (Anonim,2014).

    Dalam proses ekstraksi terbentuk 2 fasa, fasa bagian atas merupakan kafein

    dan fasa bagian bawah merupakan kloroform.

    Tanin adalah suatu senyawa polifenol yang berasal dari tumbuhan, berasa

    pahit dan kelat, yang bereaksi dan menggumpalkan protein , atau berbagai

    senyawa organik lainnya. Termasuk asam amino dan alkaloid (Wikipedia,2013 ).

    Tanin (dari bahasa Inggris tannin; dari bahasa Jerman Hulu Kuno tanna,

    y n pohon ek po on n n p m l ny m j k p

    penggunaan bahan tanin nabati dari pohon ek untuk menyamak belulang (kulit

    mentah) hewan agar menjadi kulit masak yang awet dan lentur. Namun kini

    pengertian tanin meluas, mencakup aneka senyawa polifenol berukuran besar

    yang mengandung cukup banyak gugus hidroksil dan gugus lain yang sesuai

    (misalnya karboksil) untuk membentuk perikatan kompleks yang kuat dengan

    protein dan makromolekul yang lain (Wikipedia,2013 ).

    Senyawa-senyawa tanin ditemukan pada banyak jenis tumbuhan. Berbagai

    senyawa ini berperan penting untuk melindungi tumbuhan dari pemangsaan oleh

    herbivora dan hama, serta dalam pengaturan pertumbuhan. Tanin yang terkandung

    dalam buahmuda menimbulkan rasa kelat (sepat), perubahan-perubahan yang

  • terjadi pada senyawa tanin bersama berjalannya waktu berperan penting dalam

    proses pemasakan buah (Wikipedia,2013 ).

    Kandungan tanin dari bahan organik (serasah, ranting dan kayu) yang

    terlarut dalam air hujan (bersama aneka subtansi humus), menjadikan air yang

    tergenang di rawa-rawa dan rawa gambut berwarna coklat kehitaman seperti

    air teh, yang dikenal sebagai air hitam (black water). Kandungan tanin pula yang

    membuat air semacam ini berasa kesat dan agak pahit.

    Tanin terutama dimanfaatkan orang untuk menyamak kulit agar awet dan

    mudah digunakan. Tanin juga digunakan untuk menyamak (mengubar)jala, tali,

    dan layar agar lebih tahan terhadap air laut. Selain itu tanin dimanfaatkan sebagai

    bahan pewarna, perekat, dan mordan.

    Tanin yang terkandung dalam minuman seperti teh, kopi, anggur,

    dan bir memberikan aroma dan rasa sedap yang khas. Bahan kunyahan

    seperti gambir (salah satu campuran makan sirih) memanfaatkan tanin yang

    terkandung di dalamnya untuk memberikan rasa kelat ketika makan sirih. Sifat

    pengelat atau pengerut (astringensia) itu sendiri menjadikan banyak tumbuhan

    yang mengandung tanin dijadikan sebagai bahan obat-obatan. Tanin yang

    terkandung dalam teh memiliki korelasi yang positif antara kadar tanin pada teh

    dengan aktivitas antibakterinya terhadap penyakit diare yang disebabkan oleh

    Enteropathogenic Esclierichia culi (EPEC) pada bayi.

    Kadar sari (water extract) atau kadar seduhan adalah jumlah bahan yang

    larut apabila larutan tersebut di ekstrak dengan air panas. Kada sari ini penting

    untuk produk bahan penyegar seperti kopi, teh dan coklat yang di konsumsi dalam

  • bentuk seduhan. Kadar sari produk mementukan mutu orgaboleptik seduhan yang

    meliputi cita rasa, warna, aroma, dan kesegaran.

    Kadar sari sangat berpengaruh dengan kualitas produk dimana jika kadar

    sari tinggi dengan ampas yang tertinggal sedikit maka kualitas produk semakni

    baik dan sebaliknya jika kadar sari rendah dengan ampas yang tertinggal cukup

    banyak maka kualitas produk semakin buruk atau tidak baik.kadar sari berfungsi

    untuk menentukan kualitas dari suatu bahan penyegar.

    Daun teh digunakan terutama untuk membuat teh hitam dan teh hijau. Mutu

    teh sangat ditentukan oleh macam daun yang dipetik. Kuncup atau peko dan daun

    muda akan memberikan mutu teh yang lebih baik daripada daun tua.

    Daun burung adalah daun pucuk terakhir sebelum pucuk dorman. Sistem

    pemetikan P+1 berarti pucuk yang dipetik terdiri dari pucuk peko dan sebuah

    daun sebelumnya (dibawahnya), P+2 berarti peko dan 2 daun pucuk berturut-turut

    sebelumnya(Muchtadi, 2010).

    Daun teh yang baru dipetik mengandung air sekitar 75-82% dan selebihnya

    terdiri dari bahan organik misalnya kafein, tanin, pektin, protein, pati, minyak

    atsiri dan vitamin. Zat tanin yang banyak terdapat pada pucuk teh memegang

    peranan penting dalam menentukan warna, rasa dan aroma teh. Zat kafein juga

    penting dalam menimbulkan rasa nikmat pada air seduhan teh, selain itu berbagai

    protein, pati, pektin, dan minyak atsiri walaupun dalam jumlah kecil ikut juga

    menentukan mutu teh (Muchtadi, 2010).

    Di Indonesia dikenal 2 macam pengolahan teh yaitu pengolahan teh hitam

    dan pengolahan teh hijau. Berikut ini beberapa pengolahan daun teh yang biasa

    dilakukan diantaranya adalah sebagai berikut :

  • 1. Teh Hitam

    Daun teh ini dilayukan pada suhu 35o C selama 10-20 jam atau suhu 54,4

    o C

    selama 3-4 jam. Bubuk daun teh di fermentasikan pada meja atau rak tempat

    fermentasi selama 2,5-3 jam dengan suhu ruangan fermentasi sekitar 26o C.

    Kemudian bubuk teh dikeringkan dengan sistem counter curent dengan udara

    panas bersuhu 71,1-82,2o C bola kering serta 37,8

    o bola basah. Pengeringan

    dilakukan sampai kadar air bubuk teh mencapai 3%. Penyaringan dilakukan

    terhadap bubuk teh yang sudah kering.

    2. Teh Hijau

    Proses pembuatan teh hijau hampir sama dengan proses pembuatan teh

    hitam, hanya tidak dilakukan fermentasi. Proses pembuatannya biasanya

    dilakukan dengan cara dan peralatan yang sederhana.

    3. Teh Oolong

    Pelayuan daun teh dilakukan pada suhu sekitar 30oC selama 5-6 jam.

    Pemanasan dilakukan pada suhu tinggi 10 menit dengan menggunakan panci

    pemanas. Selama pemanasan, dilakukan pengadukan agar daun teh tidak hangus.

    Selanjutnya dilakukan penggulungan selama 10 menit (Muchtadi, 2010).

    Perbedaan pokok antara teh hitam dan the hijau adalah bahwa teh hitam

    mengalami proses fermentasi (proses pemeraman) yang merupakan ciri khasnya,

    sedangkan teh hijau tidak mengenal fermentasi dalam proses pengolahannya.

    Disamping itu teh hitam tidak mengandung unsure-unsur lain di luar pucuk teh,

    sedangkan teh hijau karena bau daunnya tidak hilang (karena tidak mengalami

    proses fermentasi) harus dikompensasi dengan wangi-wangian dari bahan non teh.

    Di Indonesia biasanya bunga melati digunakan dalam proses ini. Teh Oolong,

  • khas teh Cina/Taiwan, merupakan semacam perkawinan antara teh hitam,dan teh

    j , y kn m n l m n f m n Sp ll n ,1992 .

    Jenis-jenis mutu teh hitam dapat dibagi dalam tiga golongan dengan

    perincian sortasi mutu-mutunya sebagai berikut:

    1. Teh Daun atau Leaf tea, yang terdiri dari mutu-mutu: Orange pekoe,

    Pekoe,Pekoe Souchon.

    2. Teh Remuk atau Broken Tea, yang terdiri dari mutu-mutu: Broken Orange

    Pekoe, Broken Pekoe, Broken Tea.

    3. Teh Bubuk atau Powdered Tea, yang terdiri dari mutu-mutu: Fanning, Dust

    (Spillane, 1992).

    Teh daun mempunyai karakteristik mutu-mutunya sebagai berikut :

    a) Orange Pekoe (Singkatan dalam perdagangan (OP), terdiri untuk sebagian

    besarnya dari kuncup-kuncup yang halus dan masih berbulu yang belum

    mekar/terbuka. Bentuk teh ini panjang dan halus. Warna teh ini hitam

    mengkilap dan pada ujung kuncup daun itu terdapat titik kuning emas (tips).

    b) Pekoe (P), terdiri dari daun-daun kuncup. Warnanya hitam mengkilap

    bercampur warna kecoklat-coklatan. Bentuknya lebih pendek dan lebih

    lebar dibanding OP.

    c) Pekoe Souchon (PS), terdiri dari daun pucuk. Warnanya hitam mengkilap.

    Rasanya lebih pahit dan dan kurang harum dibanding OP dan P

    (Spillane,1992)

    Teh remuk mempunyai karakteristik mutu-mutunya sebagai berikut:

  • a) Broken Orange Pekoe (BOP), bentuknya keriting, ukuran kecil daun teh

    remuk yang tak utuh. Teh ini mengandung tips (kuncup yang belum

    mekar). Warnanya hitam mengkilap tanpa warna coklat.

    b) Broken Pekoe (BP), rupanya hamper sama seperti BOP, tetapi tidak

    mengandung tips.

    c) Broken Tea (BT), terdiri dari daun-daun yang tidak tergulung sewaktu

    masuk mesin penggulung (roller) dan mempunyai bentuk kecil-kecil serta

    tipis (Spillane,1992).

    Unsur-unsur pokok teh adalah kafein, tannin, dan minyak essensial

    (essential oils). Unsur Kafein pada teh memberikan rasa segar dan mendorong

    kerja jantung manusia. Tidak berbahaya karena kemurniannya. Unsur kedua

    adalah sumber energy dari sarinya. Unsur ketiga memberikan rasa dan bau harum

    yang merupakan faktor-faktor pokok dalam menentukan nilai tiap cangkir teh

    untuk dijual dan diperdagangkan (Spillane, 1992).

  • IV KESIMPULAN DAN SARAN

    Bab ini menguraikan mengenai : (1) Kesimpulan , dan (2) Saran.

    4.1 Kesimpulan

    Berdasarkan percobaan fisik dan struktur terhadap daun teh didapatkan hasil

    memiliki warna hijau, bentuk lonjong, berukuran diameter 3,5 cm dan panjang 6,0

    cm, dan aroma khas teh.

    Berdasarkan percobaan analisis kadar kafein pada kopi robusta A

    didapatkan hasil bahwa kadar kafein pada kopi robusta A sebesar 43,3%.

    Berdasarkan percobaan analisis kadar tanin pada teh C didapatkan hasil

    bahwa kadar tanin pada teh C sebesar 8,58 %.

    Berdasarkan percobaan analisis kadar sari pada arabika A didapatkan hasil

    bahwa kadar sari pada arabika A sebesar 16%.

    4.2 Saran

    Kepada setiap praktikan disarankan agar berhati-hati dalam melakukan

    percobaan, teliti dalam melihat prosedur, serta mengikuti semua prosedur yang

    telah ditentukan agar tidak terjadi kesalahan dalam melakukan percobaaan.

  • DAFTAR PUSTAKA

    Anonim, 2014. Camellia Sinensis. id.wikipedia.org. Diakses 18 Oktober 2014

    Anonim. 2012. Perbedaan Arabika dan Robusta.

    kopimataangin.blogspot.com. Diakses : 19 Oktober 2014

    Anonim. 2014. Klasifikasi Teh. www.biologionline.info. Diakses : 19 Oktober

    2014

    Anonim. 2010. Pengertian Coklar Bubuk. 4rmita.wordpress.com. Diakses: 19

    Oktober 2014

    Erin. 2010. Pengolahan Biji Kakao. erien-witwicky.blogspot.com.Diakses: 17

    Oktober 2014

    Muchtadi, Tien, R. 2010. Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan. Penerbit Alfabeta:

    Bandung

    Najiyati, Sri. 1995. Kopi Budidaya dan Penanganan Lepas Panen. Penebar

    Swadaya:Jakarta

    Spillane, James.1992. Komoditi Teh. Penerbit Kanisius:Yogyakarta

  • LAMPIRAN PERHITUNGAN

    1. Analisis Kafein

    Sampel : Robusta A

    Berat gelas kimia : 42,78 gram

    Berat gelas kimia+sampel : 42,84 gram

    Berat sampel : 2,9 gram

    Berat kafein : 0,06 gram

    Kadar Kafein =

    x100%

    =

    x 100%

    = 11,94 %

    2. Penentuan Kadar Sari

    Sampel : Arabika A

    Berat sampel+aquadest+erlenmeyer : 200,2 gram

    Berat cawan : 38,7 gram

    Berat sampel : 5 gram

    Berat cawan+sampel (sebelum dikeringkan) : 62,6 gram

    Berat cawan+sampel (setelah dikeringkan) : 38,9 gram

    Berat residu : 0,2 gram

    Kadar Sari =

    x

    x 100%

    =

    x

    x100%

    = 16 %

  • 3. Penentuan Kadar Tanin

    Sampel : Teh C

    Berat sampel : 2 gram

    N KMnO4 : 0,01 N

    Volume KMnO4 pertama (V1) : 1,7 ml

    Volume KMnO4 kedua (V2) : 1,6 ml

    Kadar Tanin =

    ( )

    X 100%

    =

    ( )

    X 100%

    = 8,58 %