pembiayaan musyarakah murabahah

17
PEMBAHASAN MUSYARAKAH A. Definisi Musyarakah Musyarakah ( اركة ش م) merupakan istilah yang berkonotasi lebih terbatas dari pada istilah syirkah yang lebih umum yang digunakan dalam fiqh islam. 1 Dalam fiqh islam musyarakah termasuk dalam syirkah al-aqd / syirkah ‘ukud / syirkah akad yang berarti kemitraan yang terjadi karena adanya kontrak bersama / usaha komersil bersama, tepatnya merupakan jenis syirkah amwal / syirkah al-inan dari berbagai jenis syirkah akad yang ada telah disepakati oleh semua ulama, yang mempunyai arti yaitu usaha komersial bersama ketika semua mitra usaha ikut andil menyertakan modal dan kerja, yang tidak harus sama porsinya kedalam perusahaan. Adapun dalil mengenai musyarakah yang terdapat dalam al-Quran, An-Nisa’ Ayat 12: ِ ثُ لُ ّ ث ل ى اِ فُ اءَ كَ رُ شْ مُ هَ ف... “… Maka mereka bersekutu dalam yang sepertiga itu…” 2 1 Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah (Jakarta: PT Raya Grafindo Persada, 2008), 49 1

Upload: angga-saghius-force-1429

Post on 29-Jun-2015

624 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: pembiayaan Musyarakah Murabahah

PEMBAHASAN MUSYARAKAH

A. Definisi Musyarakah

Musyarakah (مشاركة) merupakan istilah yang berkonotasi lebih terbatas

dari pada istilah syirkah yang lebih umum yang digunakan dalam fiqh islam.1

Dalam fiqh islam musyarakah termasuk dalam syirkah al-aqd / syirkah ‘ukud /

syirkah akad yang berarti kemitraan yang terjadi karena adanya kontrak

bersama / usaha komersil bersama, tepatnya merupakan jenis syirkah amwal /

syirkah al-inan dari berbagai jenis syirkah akad yang ada telah disepakati oleh

semua ulama, yang mempunyai arti yaitu usaha komersial bersama ketika

semua mitra usaha ikut andil menyertakan modal dan kerja, yang tidak harus

sama porsinya kedalam perusahaan. Adapun dalil mengenai musyarakah yang

terdapat dalam al-Quran,

An-Nisa’ Ayat 12:

�ُلِث� الُّث ِف�ى �اُء ك َر� ُش ...ِف�ُهْم�

“… Maka mereka bersekutu dalam yang sepertiga itu…”2

Dengan demikian pembiayaan musyarakah adalah pembiayaan investasi

usaha baru atau yang sudah berjalan dengan akad bagi hasil dari dua atau lebih

perusahaan pemilik dara/modal sebagai mitra usaha yang berhak pula ikut

dalam manajemen perusahaan.

B. Pembagian Proposi Keuntungan dan Kerugian

Proporsi keuntungan dibagi menurut kesepakatan yang ditentukan

sebelumnya dalam akad sesuai dengan proporsi modal yang disertakan

(Pendapat Imam Malik dan Imam Syafi’i)3. Dan rasio keuntungan untuk

1 Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah (Jakarta: PT Raya Grafindo Persada, 2008), 492 Sunarto Zulkifli, Panduan Praktis Perbankan Syariah (Jakarta: Zikrul Hakim, 2003), 513 Ibid, 51

1

Page 2: pembiayaan Musyarakah Murabahah

masing-masing mitra usaha harus ditetapkan sesuai dengan keuntungan yang

nyatayang diperoleh dari usaha dan tidak ditentukan berdasarkan modal yang

disertakan. Sedangkan para ahli hukum islam sepakat bahwa setiap mitra setiap

mitra menanggung kerugian sesuai dengan porsi investasinya.

C. Sifat Modal

Sebagian ahli hukum islam berpendapat bahwamodal yang di investasikan

oleh setiap mitra harus dalam bentuk modal liquid dengan kata lain harus

berbentuk moneter(uang). Namun tidak menutup kemungkinan menggunakan

modal berbentuk natural / komoditas dengan ketentuan yang didasarkan

pendapat imam malikbahwa likuiditas modal bukan syarat sahnya musyarakah,

sehingga mitra diperbolehkan untuk berkontribusi dalam bentuk natural, tetapi

bagian modal tersebut harus dinilai dengan uang sesuai harga pasar pada saat

perjanjian. Dapat disimpulkan bahwa bagian modal dalam musyarakah dapat

berbentuk tunai maupun komoditas yang nilainya ditentukan dahulu dengan

harga pasar pada saat itu.

D. Bentuk-bentuk Musyarakah

1. Musyarakah Tetap

Musyarakah tetap ketika jumlah dan porsi modal yang disertakan oleh

masing – masing mitra selama periode kontrak.

2. Musyarakah Menurun

Musyarakah menurun ketikan jumlah modal secara berangsur – angsur

menurun karena dibeli oleh mitra musyarakah.

3. Musyarakah Mutanaqishah

Yaitu suatu penyertaan modal secara terbatas dari mitra usaha kepada

perusahaan lain untuk jangka waktu tertentu.

E. Produk Utama Pembiayaan Musyarakah Bank Syariah

2

Page 3: pembiayaan Musyarakah Murabahah

Terdapat 3 produk pembiayaan utana yang berdominasi pembiayaan bank

syariah antara lain:

1. Pembiayaan Modal Kerja

Pembiayaan kebutuhan modal kerja seperti untuk membayar tenaga kerja,

rekening listrik dan air, bahan baku dsb. Dalam contoh, usaha rumah

makan, usaha bengkel, dsb. Dapat dipenuhi dengan pebiayaan dengan pola

bagi hasil dengan akad musyarakah. Agar bank syariah dapat berperan

aktif dalam usaha dan sekaligus mengurangi kemungkinan resiko seperti

moral hazard (perilaku kejahatan dalam perekonomian).

2. Pembiayaan Investasi

Kebutuhan investasi seperti, pembuatan pabrik baru, perluasan pabrik,

usaha baru, perluasan dsb. Dapat dipenuhi dengan pembiayaan berpola

bagi hasil dengan akad musyarakah.

3. Pembiayaan Aneka Barang, Perumahan dan Properti

Kebutuhan barang konsumsi, perumahan, atau properti dapat dipenuhi

dengan pembiayaan berpola bagi hasil dengan akad musyarakah

mutanaqisah, misalnya pembelian mobil, sepeda motor, rumah, apartemen

dsb.

Dalam cara ini bank syariah dan nasabah bermitra untuk membeli aset yang

di inginkan nasabah. Aset tersebut kemudian di sewakan kepada nasabah,

bagian sewa dari nasabah digunakan sebagai cicilan pembelian porsi aset yang

dimiliki bank syariah. Sehingga pada periode waktu tertentu (saat jatuh tempo),

aset tersebut sepenuhnya telah dimiliki oleh nasabah.

Selain produk pembiayaan diatas terdapat pembiayaan dengan prinsip

musyarakah lainnya yaitu, produk pembiayaan proyek dan pembiayaan

eksport.

F. Akad Khas Pembiayaan Bank Syariah di Indonesia

3

Page 4: pembiayaan Musyarakah Murabahah

BPRS BUS/UUS100% Syirkah

Oleh BPRS

Nasabah BPRS

30% 70%

PembayaranMurabahah

Mtra Usaha/Bank Syariah Akad Musyarakah Mtra Usaha/

Nasabah

Kegiatan Ushaha

Modal & Skill Modal & Skill

Akad khas dalam pembiayaan bank syariah yaitu pembiayaan musyarakah

wal murabahah adalah bentuk akad musyarakah dua pihak antara LKS (Bank

Syariah BUS/UUS) dengan LKS lainnya (BPRS) yang usahanya dilakukan

oleh LKS kedua (BPRS) untuk memberikan pembiayaan dengan akad

murabahah kepada nasabahnya4. Akad musyarakah wal murabahah dapat di

lihat pada skema dibawah ini:

Pada umumnya BPRS memberikan pembiayaan dalam aneka cara seperti

pembiayaan sepeda motor dan perumahan.

Latar belakang munadnya akad ini, dikarenakan BUS/UUS tak memiliki

akses ke nasabah kecil dan mikro untuk menyalurkan pembiayaan tetapi

memiliki akses lebih besar dalam himpunan dana oleh sebab itu dibutuhkan

perantara untuk dapat memaksimalkan penyaluran pembiayaan yakni melalui

LKS mikro, seperti BMT dan koperasi syariah yang condong memiliki akses

yang besar ke nasabah kecil dan mikro dan kirang memiliki kemampuan dalam

menghimpun dana. Sehingga terjalin kerjasma yang saling menguntungkan

kedua belah pihak termasuk nasabah dapat memperoleh kemudahan dalam

pembiayaan yang diperlukannya.

G. Praktik Pembiayaan Musyarakah

4 Ibid, 213

4

Page 5: pembiayaan Musyarakah Murabahah

Bagan Proses Musyarakah

H. Manfaat dan Tujuan Musyarakah

1. Bagi Bank

Secara umum pembiayaan musyarakah member manfaat bagi bank dengan

kesempatan mendapatkan profit yaitu bagi hasil dari pembiayaan yang

dalam hal terjadi peningkatan pendapatan usaha, bank akan tidak terbatasi

dengan pendapatan yang meningkat seiring dengan peningkatan

pendapatan usaha yang dikelola nasabah. Disamping itu, bank akan

mendapatkan fee based income (administrasi, komisi asuransi dan komisi

notaris).

2. Bagi Nasabah

Kebutuhan nasabah untuk mendapatkan tambahan modal kerja dapat

terpenuhi setelah mendapatkan pembiayaan dari bank. Selain dipergunakan

untuk pembiayaan modal kerja, secara umum pembiayaan mudharabah

digunakan untuk pembelian barang investasi dan pembiayaan proyek.

PEMBAHASAN MURABAHAH

A. Pengertian Murabahah

5

Page 6: pembiayaan Musyarakah Murabahah

Al-Qur’an tidak pernah secara langsung membicarakan tentang

murabahah, meski disana ada sejumlah acuan tentang jual beli, laba, rugi dan

perdagangan. Demikian pula tampaknya tidak ada hadist yang memiliki

rujukan langsung kepada murabahah. Para ulama generasi awal, semisal malik

dan syafi’i yang secara khusus mengatakan bahwa jual beli murabahah adalah

halal, tidak memperkuat pendapat mereka dengan satu hadist pun. Al-Kaff (tt),

seorang kritikus murabahah kontemporer, menyimpulkan bahwa murabahah

adalah “salah satu jual beli yang tidak dikenal pada zaman nabi atau para

sahabat”. Menurutnya, para tokoh ulama mulai mengatakan pendapat mereka

tentang murabahah pada seperempat pertama abad kedua hijriyah, atau bahkan

lebih akhir lagi. Mengingat tidak ada rujukan baik di dalam al-Quran maupun

hadist shahih yang diterima umum, para fuqaha harus membenarkan

murabahah dengan dasar yang lain. Malik membenarkan ke absahannya

dengan merujuk kepada praktik penduduk madinah: ada kesepakatan pendapat

disini (Madinah) tentang keabsahan seseorang yang membelikan pakaian kota ,

dan kemudian ia membawanya ke kota lain untuk menjualnya lagi dengan

suatu keuntungan yang disepakati:

Syafi’i tanpa menyandarkan pendapat pada suatu teks syariah, berkata:

jika seseorang menunjukkan suatu barang kepada seseorang dan berkata “

belikan barang (seperti) ini untukku dan aku akan memberimu kentungan

sekian.” Lalu orang itu pun membelinya, maka jual beli ini adalah sah.

Fikih madzhab Hanafi, marghinani (w593/1197) membenarkan keabsahan

murabahah berdasarkan bahwa “syarat-syarat yang penting bagi keabsahan

suatu jual beli dalam murabahah dan juga karena orang memerlukannya.”

Fikih dari madzhab syafi’i, nawawi cukup menyatakan “ murabahah adalah

boleh tanpa ada penolakan sedikit pun.”

B. Syarat Pembiayaan Murabahah

a. Penjual memberi tahu biaya modal kepada nasabah.

6

Page 7: pembiayaan Musyarakah Murabahah

b. Kontrak pertama harus sah sesuai dengan rukun yang ditetapkan.

c. Kontrak harus bebas dari riba.

d. Penjual harus menjelaskan kepada pembeli bila terjadi cacat atas barang

sesudah pembelian.

e. Penjual harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pembelian,

misalnya jika pembelian dilakukan secara utang.

C. Akad dalam Murabahah

Jual beli barang sebesar harga pokok barang ditambah dengan margin

keuntungan yang disepakati.

D. Praktik Murabahah dalam Perbankan Syariah

Murabahah, sebagaimana yang digunkan dalam perbankan syariah,

prinsipnya didasarkan pada dua elemen pokok:

1. Harga beli serta biaya yang terkait, dan

2. Kesepakatan atas laba.

Ciri dasar kontrak murabahah (sebagai jual beli dengan pembayaran tunda)

adalah sebagai berikut,

1. Si pembeli harus memiliki pengetahuan tentang biaya-biaya terkait dan

tentang harga asli barang dan laba barang harus ditetapkan dalam bentuk

presentasi dari total biaya-biayanya.

2. Apa yang dijual harus barang atau komoditas dari dibayar dengan uang.

3. Apa yang diperjual-belikan harus ada dari pemilik oleh si penjual harus

mampu menyerahkan barang itu kepada si pembeli.

4. Pembayaran ditangguhkan.

Murabahah seperti yang dipahami disini, digunakan dalam setiap

pembiayaan dimana ada barang yang bisi di indentifikasi untuk di jual.

Bank syariah pada umumnya telah menggunakan murabahah sebagai

metode pembiayaan mereka yang utama, meliputi kira-kira 75% dari total

kekayaan mereka. Angka presentasi ini kira-kira cocok dengan banyak bank-

7

Page 8: pembiayaan Musyarakah Murabahah

bank islam begitu pula dengan system perbankan baik di Pakistan maupun Iran.

Di Pakistan, pembiayaan jenis murabahahmencapai sekitar 87% dari total

pembiayaan dalam investasi deposito PLS. dalam kasus Dubai Islamic Bank,

bank islam terawal disektor swasta, pembiayaan mudharabah mencapai 82%

dari total pembiayaan selama tahun 1989. Bahkan bagi Islamic Development

Bank (IDB), selama lebih dari 10 periode pembiayaan 73% seluruh

pembiayaan adalah murabahah, yaitu dalam pembiayaan dagang luar negeri.

E. Hubungan antara Bank dengan Nasabah Murabahah

Teori perbankan islam mengatakan bahwa ciri utama dalam hubungan

antara bank dengan nasabah adalah kemitraan berdasarkan PLS. Ciri ini,

katanya menghapus sifat debitur-kreditur dalam hubungan bank dengan

nasabah dalam bank konvensional. Mengingat pentingnya murabahah dalam

operasi perbankan islam, yang jumlahnya mencapai lebih dari 75% dari operasi

investasi bank-bank islam itu pada umumnya. Dalam murabahah, kontrak jual

beli membawa suatu hubungan debitor kreditor antara nasabah dan bank. Si

pembeli setuju untuk membayar harga barang plus laba secara angsuran yang

ditentukan di dalam kontrak. Begitu bank dan nasabah memasuki kontrak jual

beli ini, harga jual menjadi tanggungan hutang nasabah kepada bank. Jadi

hubungan antara nasabah dan bank menjadi debitur dan kreditur ini juga

merupakan hubungan yang dominan meski tidak berarti satu-satunya. Antara

bank tradisional dan para konsumenya.

F. Metode-metode penentuan Harga Jual dan Profit Margin.

Ada 4 metode penentuan profit margin yang ditetapkan pada bisnis / bank

konvensional yaitu:

1. Mark-up Pricing

Penentuan tingakat harga dengan me-mark up biaya produksi komoditas

yang bersangkutan.

8

Page 9: pembiayaan Musyarakah Murabahah

2. Target Return Pricing

Penentuan harga jual produk yang bertujuan mendapat tingkat return atas

besarnya modal yang di investasikan. Dalam dalam bahasa keuangan

dikenal dengan return on investment (ROI). Dalam hal ini, perusahaan akan

menentukan berapa return yang diharapkan atas modal yang telah di

investasikan.

3. Perceived Value Pricing

Penentuan harga dengan tidak menggunakan variabel harga sebagai harga

jual. Harga jual didasarkan pada harga produk pesaing dimana perusahaan

melakukan penambahan atau perbaikan unit untuk meningkatkan kepuasan

pembeli.

4. Value Pricing

Kebijakan harga yang kompetitif atas barang yang berkualitas tinggi.

Artinya barang yang baik pasti harganya mahal. Namun perusahaan yang

sukses adalah perusahaan yang mampu menghasilkan barang yang

berkualitas dengan leluasa menentukan tingkat harga dibawah harga

competitor.

G. Metode Penentuan Harga Jual (Profit Margin) di Bank Syariah

1. Penerapan mark-up pricing untuk pembiayaan syariah

Jika bank syariah hendak menerapkan mark-up pricing, metode ini hanya

tepat jika digunakan untuk pembiayaan yang sumber dananya dari

mudharabah muqayyadah.

2. Penerapan target return pricing untuk pembiayaan syariah

Bank syariah beroperasi dengan tidak menggunakan bunga mekanisme

operasional dalam memperoleh pendapatan dapat dihasilkan berdasarkan

klasifikasi akad yaitu akad yang menghasilkan keuntungan secara pasti,

disebut natural certainty contract, dan akad yang menghasilkan keuntungan

yang tidak pasti, disebut natural uncertainty contract.

9

Page 10: pembiayaan Musyarakah Murabahah

Jika pembiayaan dilakukan dengan akad natural certainty contract maka

metode yang digunakan adalah required profit rate (rpr).

rpr = n.v

n = tingkat keuntungan dalam transaksi tunai

v = jumlah transaksi dalam satu periode.

Jika pembiayaan dilakukan dengan akad natural uncertainty contract, maka

metode yang digunakan adalah expected profit rate (epr). Diperoleh

berdasarkan:

1. Tingkat keuntungan rata-rata pada industri sejenis

2. Pertumbuhan ekonomi

3. Dihitung dari nilai rpr yang berlaku di bank yang bersangkutan.

H. Tujuan dan Manfaat

1. Bagi Bank:

Secara prinsip merupakan saluran penyaluran dana dengan cepat dan

mudah. Bank mendapatkan profit yaitu margin dari pembiayaan serta

mendapatkan profit yaitu margin dari pembiayaan serta mendapatkan fee

based income (administrasi, komisi, asuransi, dan komisi notaris).

2. Bagi Nasabah:

Merupakan alternatif pendanaan yang memberikan keuntungan kepada

nasabah dalam bentuk membiayai kebutuhan nasabah dalam hal

pengadaan barang seperti pembelian dan renovasi bangunan, pembelian

kendaraan, pembelian barang produktif seperti mesin produksi, dan

pengadaan barang lainnya. Nasabah mendapat peluang mengangsur

pembayarannya dengan jumlah angsuran tidak akan berubah selama masa

perjanjian.

SIMPULAN

10

Page 11: pembiayaan Musyarakah Murabahah

Dalam perbankan syariah terdapat banyak produk yang sangat bermanfaat,

diantaranya pembiayaan musyarakah dan murabahah. Pembiayaan musyarakah

merupakan akad untuk menyatukan bank dan nasabah yang sama-sama memiliki

kontribusi dana dalam usaha, yang mana pengembalian hasil usaha tergantung

pada nisbah bagi hasil nasabah dan bank. Sedangkan pembiayaan murabahah

merupakan jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang

disepakati antara pihak bank dan nasabah, dimana masing-masing produk tersebut

bertujuan untuk membiayai kebutuhan masyarakat yang sesuai dengan prinsip-

prinsip dasar transaksi ekonomi islam.

DAFTAR PUSTAKA

11

Page 12: pembiayaan Musyarakah Murabahah

Ascarya. 2008. Akad & Produk Bank Syariah. Jakarta.: PT.Raja Grafindo Persada.

Muhammad. 2005. Manajemen Pembiayaan Bank Syari’ah : Yogyakarta : Akademi Manajemen Perusahaan YKPN.

Sunarto, Zulkifli. 2003. Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syariah. Jakarta: Zikrul Hakim.

Kodifikasi Produk Perbankan Syariah

Syafii, Antonio, Muhammad. 2001. Bank Syariah dari Teori ke Praktik. Jakarta:Gema Insani.

12