penanaman biji

24
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kultur jaringan merupakan teknik perbanyakan tanaman dengan cara mengisolasi bagian tanaman seperti daun, mata tunas, serta menumbuhkan bagian- bagian tersebut dalam media buatan secara aseptik yang kaya nutrisi dan zat pengatur tumbuh dalam wadah tertutup yang tembus cahaya sehingga bagian tanaman dapat memperbanyak diri dan bergenerasi menjadi tanaman lengkap. Prinsip utama dari teknik kultur jaringan adalah perbayakan tanaman dengan menggunakan bagian vegetatif tanaman menggunakan media buatan yang dilakukan di tempat steril. Metode kultur jaringan dikembangkan untuk membantu memperbanyak tanaman, khususnya untuk tanaman yang sulit dikembangbiakkan secara generatif. Bibit yang dihasilkan dari kultur jaringan mempunyai

Upload: kurniawanto

Post on 02-Dec-2015

40 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

penanaman biji

TRANSCRIPT

Page 1: Penanaman Biji

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kultur jaringan merupakan teknik perbanyakan tanaman dengan cara

mengisolasi bagian tanaman seperti daun, mata tunas, serta menumbuhkan

bagian-bagian tersebut dalam media buatan secara aseptik yang kaya nutrisi dan

zat pengatur tumbuh dalam wadah tertutup yang tembus cahaya sehingga

bagian tanaman dapat memperbanyak diri dan bergenerasi menjadi tanaman

lengkap. Prinsip utama dari teknik kultur jaringan adalah perbayakan tanaman

dengan menggunakan bagian vegetatif tanaman menggunakan media buatan

yang dilakukan di tempat steril. 

Metode kultur jaringan dikembangkan untuk membantu memperbanyak

tanaman, khususnya untuk tanaman yang sulit dikembangbiakkan secara

generatif. Bibit yang dihasilkan dari kultur jaringan mempunyai beberapa

keunggulan, antara lain, mempunyai sifat yang identik dengan induknya, dapat

diperbanyak dalam jumlah yang besar sehingga  tidak terlalu membutuhkan

tempat yang luas, mampu menghasilkan bibit dengan jumlah besar dalam waktu

yang singkat, kesehatan dan mutu bibit lebih terjamin, kecepatan tumbuh bibit

lebih cepat dibandingkan dengan perbanyakan konvensional. 

Budidaya tanaman dengan menggunakan teknik kultur jaringan,

pemilihan eksplan sebagai bahan inokulum awal yang ditanam dalam media

perlu diperhatikan karena mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan

Page 2: Penanaman Biji

eksplan tersebut menjadi bibit yang baru. Pernanyakan embrio tanaman dapat

dilakukan dengan dua cara yaitu dengan organogenesis dan embriogenesis

somatik. Dibandingkan dengan organogenesis, regenerasi tanaman melalui

embriogenesis somatik mempunyai beberapa keunggulan karena mampu

menghasilkan embrio bipolar dari sel atau jaringan vegetativ. Embrio somatik

dapat diinduksi secara langsung dari jaringan eksplan atau secara tidak

langsung melalui fase kalus. Berdasarkan latar belakang diatas maka perlu

dilaksanakan praktikum Kultur Biji Kacang Panjang (Vigna sesquipedalis).

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada praktikum Kultur Biji Kacang Panjang (Vigna

sesquipedalis) yaitu mengetahui tahapan-tahapan dalam Kultur Biji Kacang

Panjang (Vigna sesquipedalis) ?

C. Tujuan Praktikum

Tujuan pada praktikum Kultur Biji Kacang Panjang (Vigna sesquipedalis)

yaitu untuk mengetahui tahapan-tahapan dalam Kultur Biji Kacang Panjang

(Vigna sesquipedalis).

D. Manfaat Praktikum

Manfaat pada praktikum Kultur Biji Kacang Panjang (Vigna

sesquipedalis) yaitu dapat mengetahui tahapan-tahapan dalam Kultur Biji

Kacang Panjang (Vigna sesquipedalis).

Page 3: Penanaman Biji

II. TINJAUAN PUSTAKA

Kultur jaringan adalah teknik penanaman dengan menggunakan bahan tanam

yang berupa seluruh tanaman, bagian tanaman (daun, batang, tangkai daun, tunas

pucuk, tunas ketiak daun, akar, bunga, buah, dan lain-lain), dan bahkan sel tunggal

pada media yang mengandung mineral, faktor pertumbuhan, sumber karbon dan

zat pengatur tumbuh yang dilakukan secara aseptik (steril). Teknologi ini sangat

membantu dalam mempercepat proses pemuliaan konvensional dan metode

perbanyakan vegetatif. Tahapan-tahapan dalam pelaksanaan kultur jaringan secara

umum adalah pemilihan dan persiapan tanaman induk, penanaman secara aseptik,

multiplikasi (perbanyakan tunas) (Nursandi, 2003).

Media merupakan faktor penentu dalam perbanyakan dengan kultur jaringan.

Komposisi media yang digunakan tergantung dengan jenis tanaman yang akan

diperbanyak. Media yang digunakan biasanya terdiri dari garam mineral, vitamin,

dan hormon. Selain itu, diperlukan juga bahan tambahan seperti agar, gula, dan

lain-lain. Zat pengatur tumbuh (hormon) yang ditambahkan juga bervariasi, baik

jenisnya maupun jumlahnya, tergantung dengan tujuan dari kultur jaringan yang

dilakukan. Media yang sudah jadi ditempatkan pada tabung reaksi atau botol-botol

kaca. Media yang digunakan juga harus disterilkan dengan cara memanaskannya

dengan autoklaf pada suhu 121º C selama 45 menit (Widianti, 2004).

Perbanyakan tanaman melalui kultur jaringan telah banyak dilakukan secara

komersial, terutama pada tanaman hias (krisan, anggrek, dahlia, tulip dan lai-lain),

Page 4: Penanaman Biji

tanaman berkayu (kopi, kayu putih, karet, apel, pinus, pear, jati, anggur, dan

sebagainya), serta pada hortikultura (pisang, bawang merah, seledri, kacang-

kacangan, asparagus, bit, kobis, dan kentang. Di Indonesia, perbanyakan tanaman

melalui kultur jaringan telah banyak dilakukan dan dikomersilkan, terutama untuk

tanaman hias, buah-buahan, dan sayur-sayuran. Untuk tanaman industri seperti,

jahe, touki, kapolaga, Mentha sp., Pelargonium, panili, abaka, nilam, rami, lada,

melinjo, kayu manis, pulasari, pule pandak, temu putri, purwoceng, inggu, daun

dewa, telah berhasil diperbanyak melalui kultur jaringan (Mariska, 1999).

Perbanyakan tanaman melalui kultur jaringan memiliki kelebihan dan

kekurangan. Kelebihan atau keuntungan perbanyakan tanaman melalui kultur

jaringan adalah tidak membutuhkan ruangan yang luas dimana perbanyakan

dilakukan pada botol-botol kultur sehingga tidak membutuhkan ruangan yang

luas,Bebas penyakit, hama, dan virus, waktu untuk perbanyakan cepat dan tidak

terbatas, tidak tergantung musim atau iklim, menghemat tenaga, tanaman induk

dapat disimpan secara in vitro, menghemat waktu, tenaga, dan biaya dan bibit

yang dihasilkan telah berakar (planlet) (Yusnita, 2003).

Meningkatkan keberhasilan perkecambahan dan fertilitas tanaman maka

dilakukan penyelamatan embrio pada tingkat yang lebih awal. Masalah

inkopatibilitas seksual dan sterilitas pada hibrid sering dijumpai pada persilangan

antara dua yang hubungan kekerabatannya jauh. Kultur jaringan telah banyak

menyelamatkan embrio atau biji hasil persilangan seksual dengan cara

mengkulturkannya pada media tumbuh (Reghavan, 1986).

Page 5: Penanaman Biji

III. METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Praktikum Kultur Biji Kacang Panjang (Vigna sesquipedalis)

dilaksanakan pada hari Jumat, tanggal 05 Desember 2014 pada pukul 10.00 –

selesai, bertempat di Laboratorium Botani, Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam, Universitas Halu Oleo, Kendari.

B. Alat dan Bahan

1. Alat

Alat-alat yang digunakan pada praktikum Kultur Biji Kacang Panjang

(Vigna sesquipedalis) dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Alat-alat yang digunakan pada praktikum Kultur Biji Kacang Panjang (Vigna sesquipedalis)

No.

Nama Alat Kegunaan

1. Laminar air flow Untuk tempat kerja antiseptic2. Cawan petri Untuk wadah kacang panjang (Phaseolus

squipedalis)3. Botol selai Untuk menyimpan larutan 4. Pinset Untuk mengambil biji (eksplant) 5. Kamera Untuk mengambil gambar pengamatan6. Enkas Untuk tempat pertumbuhan tanaman7. Bunsen Untuk mensterilkan alat-alat8. Alat semprot Untuk menyimpan alkohol9. Korek api Untuk meyalakan bunsen

2. Bahan

Page 6: Penanaman Biji

Bahan–bahan yang digunakan pada praktikum Kultur Biji Kacang

Panjang (Vigna sesquipedalis) dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum Kultur Biji Kacang Panjang (Vigna sesquipedalis)

No. Nama Bahan Kegunaan1. Media agar Sebagai media pertumbuhan eksplant2. Alkohol Untuk mensterilisasi3. Bayklin 20% Untuk membersihkan biji4. Sunlight Sebagi mencuci biji5. Silk makanan Untuk mengeratkan penutup botol selai6. Aluminium foil Untuk menutup botol selai7. Kertas saring Untuk menyerap air pada biji8. Karet gelang Untuk mengikat penutup botol9. Aquades Untuk menutup biji10. Air Untuk mencuci biji11. Korek gas Untuk menyalakan bunsen12. Kacang panjang (Vigna

sesquipedalis)Sebagai bahan yang akan dikulturkan

C. Prosedur Kerja

Prosedur kerja yang dilakukan dalam praktikum Kultur Biji Kacang

Panjang (Vigna sesquipedalis) yaitu sebagai berikut :

a. Sterilisasi Biji

1. Merendam biji dengan menggunakan sunlight selama 1 jam.

2. Mencucinya biji di air mengalir.

3. Merendam biji kacang panjang kedalam wadah yang berisi bayclin 20%

didalam cawan petri selama 15 menit.

4. Membilas biji yang telah direndam dengan aquades steril.

Page 7: Penanaman Biji

5. Merendam biji yang telah dibilas kedalam wadah yang berisi aquades

steril didlam laminar air flow salama 1 jam.

b. Penanaman Biji

1. Menyiapkan media yang telah disterilkan, alkohol 96%, bunsen, aquades

steril, aluminium foil, cawan petri yang berisi kertas saring dan biji

2. Mencuci tangan menggunakan sabun antiseptik lalu mengeringkannya.

3. Menyemprot tangan dengan menggunakan alkohol 70% sebelum bekerja

dilaminar.

4. Mengambil pinset didalam botol seali yang berisi alkohol 96% lalu

memanaskan diatas api bunsen dan mendinginkan kedalam aquades.

5. Mengambil biji yang direndam dalam cawan petri dam memasukkan

kedalam cawan petri yang berisi kertas saring.

6. Merendam pinset kedalam botol selai yang berisi alkohol 96% lalu

memanaskan diatas api bunsen dan mendinginkan dalam aquades.

7. Membuka tutp botol selai yang berisi media dan mengambil biji dengan

menggunakan pinset lalu meletakkan dimedia dan sedikit menekannya

sampai stenga biji temggelam. Setiap satu botol media berisi 1 biji.

8. Menutup botol media dengan menggunakan aluminium foil kemudian

menutup lagi dengan silk dan mengikat dengan karet gelang.

9. Menyimpan botol-botol media yang berisi biji ke dalam enkas atau

tempat kultur.

Page 8: Penanaman Biji

10. Mengamati perkembangan biji dan melihat persentasi kontaminan pada

media-media kultur.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Hasil pengamatan pada praktikum Kultur Biji Kacang Panjang (Vigna

sesquipedalis) yaitu sebagai berikut :

Tabel 3. Hasil Penanamaan Biji Kacang Panjang (Vigna sesquipedalis)

Media yang terkontaminasi bakteri

Media yang tidak terkontaminasi

Biji kacang panjang (Vigna sesquipedalis) yang tumbuh

pada media

Tabel 4. Presentase kontaminan media No. Jenis kontaminan Jumlah media1. Berkecambah 6 botol

a. Tidak terkontaminasi dan berkecambah 1 botolb. Terkontaminasi dan berkecambah 5 botol

2 Terkontaminasi 29 botola. Jamur dan bakteri 5 botolb. Jamur 2 botolc. Bakteri 22 botol

Jumlah botol 30 botol

Page 9: Penanaman Biji

B. Pembahasan

Kultur jaringan atau budidaya in vitro adalah suatu metode untuk

mengisolasi bagian dari tanaman seperti protoplasma, sel, jaringan atau organ

yang serba steril, yang akan ditumbuhkan pada media buatan yang steril, dalam

botol kultur yang steril dan dalam kondisi yang aseptik, sehingga bagian-bagian

tersebut dapat memperbayak diri dan beregenerasi menjadi tanaman yang

lengkap. Dasar teori yang digunakan adalah teori totipotensi. Totipotensi adalah

bagian tanaman yang hidup mempunyai totipotensi, kalau dibudidayakan di

dalam media yang sesuai, akan dapat tumbuh dan berkembang menjadi

tanaman yang sempurna, artinya dapat bereproduksi, berkembang biak secara

normal melalui biji atau spora.

Tahapan-tahapan dalam pelaksanaan kultur jaringan secara umum yaitu

pemilihan dan persiapan tanaman induk diaman tanaman induk dipilih dari

tanaman yang memiliki karakter sesuai dengan yang diinginkan, tanaman sehat,

bebas hama dan penyakit, termasuk virus. Penanaman secara aseptik

menggunakan media, alat-alat, dan ruang penanaman harus disterilisasi lebih

dulu sebelum dilakukan penanaman. Tanaman atau bagian tanaman yang akan

ditanam (biasa disebut ‘eksplan’) juga harus disterilisasi lebih dulu sebelum

Page 10: Penanaman Biji

ditanam. Pelaksanaan penanaman juga secara aseptik di laminar air flow

cabinet (LAF). Multiplikasi (perbanyakan tunas) diperlukan prosedur yang

tepat untuk menghasilkan tunas (tanaman tanpa akar) dalam jumlah banyak.

Kultur biasanya harus diulang beberapa kali hingga diperoleh tingkat

multiplikasi yang sesuai. Pembentukan ‘planlet’. Planlet adalah tanaman dalam

kultur yang telah berakar. Tunas yang telah dihasilkan ditanam pada media

yang dapat memacu pembentukan akar (media perakaran) untuk menghasilkan

planlet, selanjutnya planlet dapat diaklimatisasi. Aklimatisasi adalah cara

melatih tanaman yang berasal dari kondisi steril ke kondisi lingkungan yang

alami.

Kekurangan pada perbanyakan melalui kultur jaringan antara lain, tahap

awal diperlukan fasilitas-fasilitas yang cukup mahal misalnya, ruang kultur,

laminar air flow dan lain-lain. Dibutuhkan tenaga ahli yang terampil karena

harus bekerja pada kondisi steril dan harus mengetahui kapan kultur harus

ditransfer ke media segar (subkultur). Jika terjadi kontaminasi oleh bakteri atau

cendawan, maka akan kehilangan bahan tanaman yang potensial. Dibutuhkan

metode khusus untuk perbanyakan yang efisien, termasuk kondisi untuk

pembentukan akar dan planlet. Ukuran planlet yang dihasilkan kecil.

Dibutuhkan metode khusus untuk menjaga kestabilan genetik misalnya,

perbanyakan harus secara langsung tidak melalui kalus. Fasilitas yang

digunakan mahal dan tenaga harus ahli.

Page 11: Penanaman Biji

Sterilisasi eksplant merupakan bagian yang paling sulit dalam proses

produksi bibit melalui kultur jaringan. Sterilisasi biasanya dilakukan dalam

beberapa tahap. Pertamatama eksplan dicuci dengan deterjen atau bahan

pencuci lain, selanjutnya direndam dalam bahan-bahan sterilan baik yang

bersifat sistemik atau desinfektan. Bahan-bahan yang biasa digunakan untuk

sterilisasi antara lain clorox, kaporit atau sublimat. Sebagai contoh, sterilisasi

eksplan tanaman dapat dilakukan sebagai berikut, biji yang akan digunakan

sebagai eksplan dicuci dengan deterjen sampai betul-betul bersih. Setelah itu,

biji diambil dan direndam dengan larutan bayclin selama 15 menit, kemudian

merendam dengan aquades selama 30 menit. Apabila kontaminan tetap ada

maka konsentrasi dan lamanya perendaman sterilan dapat ditingkatkan.

Penumbuhan eksplant dalam media setelah disterilkan eksplan

ditumbuhkan dalam media kultur. Media yang digunakan adalah media yang

cocok dengan jenis tanaman yang akan di kulturkan. Untuk mengarahkan

biakan pada organogenesis yang diinginkan, ke dalam media ditambahkan zat

pengatur tumbuh.

Hasil pengamatan menunjukan tingkat presentase kontaminan yang

sangat tinggi, dimana sebagian besar media kultur terkontaminasi, sehingga

dilakukan penanamna untuk yang kedua kalinya. Pada penanaman yang kedua

hanya 6 botol yang mampu betahan dari kontamianasi, tidak terkontaminasi dan

berkecambah 4 botol, terkontaminasi dan berkecambah 2 botol, dan tidak

berkecambah dan tidak terkontaminasi 2 botol. Media yang terkontaminasi ada

Page 12: Penanaman Biji

24 botol, media yang terkontaminasi jamur dan bakteri ada 5 botol, yang

terkontaminasi jamur ada 2 botol, dan bakteri 17 botol. Jadi jumlah keseluruhan

ada 30 botol.

Kontaminasi pada media dapat disebabkan oleh banyak faktor diantanya

yaitu dari biji kacang panjang (Vigna sesquipedalis) yang kurang steril saat

pencucian sehingga menyebabkan kontaminasi, kebersihan dari praktikan yang

kurang saat melakukan penanaman sehingga menyebabkan kontaminasi, dan

juga media yang digunakan karena proses sterilisasi yang kurang maksiamal

sehingga menyebabkan kontaminasi, serta alat-alat pendukung lainnya yang

kuarang baik seperti AC. Faktor lain yang turut mempengaruhi kegagalan

dalam praktikum kultur jaringan yaitu tempat penyimpanan media yang kurang

steril sehingga memungkinkan adanya bakrteri kontaminan dan juga kondisi

dari enkas yagng digunakan sebagai tempat penyimpanan media pecahnya

semakin lebar sehingga media mudah terkontaminasi.

Page 13: Penanaman Biji

V. PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan pada praktikum praktikum Kultur Biji Kacang panjang (Vigna

sesquipedalis) bahwa tahapan penanaman kultur jaringan meliputi persiapan

media, isolasi bahan tanaman, sterilisasi eksplan, inokulasi eksplan, aklimatisasi

dan usaha pemindahan tanaman hasil kultur jaringan ke lapangan.pada proses

penanaman terdapat 30 botol media, dimana 6 botol yang mampu betahan dari

kontamianasi, tidak terkontaminasi dan berkecambah 4 botol, terkontaminasi dan

berkecambah 2 botol, dan tidak berkecambah dan tidak terkontaminasi 2 botol.

Media yang terkontaminasi ada 24 botol, media yang terkontaminasi jamur dan

bakteri ada 5 botol, yang terkontaminasi jamur ada 2 botol, dan bakteri 17 botol.

Namun ada 1 botol yang mampu bertahan sampai saat ini.

B. Saran

Saran yang dapat saya ajukan pada praktikum Kultur Biji adalah diharapkan

kepada para praktikan agar lebih aktif dan lebih tertib lagi pada saat praktikum

sedang berlangsung, serta lebih berhati-hati lagi pada saat memulai praktikum.

Page 14: Penanaman Biji

DAFTAR PUSTAKA

Mariska, I., Hobir, dan Sukmadjaja, 1997, Penelitian Kultur Jaringan Tanaman Industri, Jurnal Litbang Pertanian XV (2), hal: 37-43.

Nursandi, 2003, Kultur jaringan, Cara memperbanyak tanaman secara efisien, Agro Media, Jakarta.Hal: 105.

Reghavan, V., 1986, Variability Trough Wide Crosses and Embrio Rescue, pp. 631-633, in. I.K. Visil (Ed.), Cell Culture and Somatic Cell Genetic of Plant, Vol. 3, Academic Press Inc, New York.

Widianti, 2004,1987, Teknik Kultur Jaringan, Laboratorium Kultur Jaringan Tanaman, Pusat Antar Universitas (PAU) Bioteknologi IPB, Bogor.

Yusnita, 2003, Kultur jaringan, Cara memperbanyak tanaman secara efisien, Agro Media, Jakarta. Hal: 105.

Page 15: Penanaman Biji

LAPORAN PRAKTIKUM KULTUR IN VITRO

PRAKTIKUM II

PENANAMAN KULTUR BIJI KACANG PANJANG (Vigna sesquipedalis)

OLEH:

NAMA : SITTI NURMILA

STAMBUK : F1D1 11 055

KELOMPOK : II (DUA)

ASISTEN PEMBIMBING : LD. ABDUL FAJAR HASIDU

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HALU OLEO

Page 16: Penanaman Biji

KENDARI

2014