penatalaksanaan fisioterapi pada kasuseprints.ums.ac.id/75345/14/naskah...

12
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS CERVICAL ROOT SYNDROME DI RUMAH SAKIT PUSAT KESEHATAN UMUM MUHAMMADIYAH SURAKARTA Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaiakan Program Studi Strata I pada Jurusan Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan Oleh: NABILA HANA FEBZA J100 160 010 PROGRAM STUDI S1 FISIOTERAPI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2019

Upload: others

Post on 21-Nov-2020

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUSeprints.ums.ac.id/75345/14/Naskah Publikasi-49_nasbial.pdfPenanganan yang diberikan apabila keluhan masih ringan hanya dilakukan non operatif

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS

CERVICAL ROOT SYNDROME DI RUMAH SAKIT PUSAT

KESEHATAN UMUM MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaiakan Program Studi Strata I pada

Jurusan Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan

Oleh:

NABILA HANA FEBZA

J100 160 010

PROGRAM STUDI S1 FISIOTERAPI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2019

Page 2: PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUSeprints.ums.ac.id/75345/14/Naskah Publikasi-49_nasbial.pdfPenanganan yang diberikan apabila keluhan masih ringan hanya dilakukan non operatif

i

Page 3: PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUSeprints.ums.ac.id/75345/14/Naskah Publikasi-49_nasbial.pdfPenanganan yang diberikan apabila keluhan masih ringan hanya dilakukan non operatif

ii

Page 4: PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUSeprints.ums.ac.id/75345/14/Naskah Publikasi-49_nasbial.pdfPenanganan yang diberikan apabila keluhan masih ringan hanya dilakukan non operatif

iii

Page 5: PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUSeprints.ums.ac.id/75345/14/Naskah Publikasi-49_nasbial.pdfPenanganan yang diberikan apabila keluhan masih ringan hanya dilakukan non operatif

1

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS CERVICAL

ROOT SYNDROME DI RUMAH SAKIT PUSAT KESEHATAN

UMUM MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Abstrak

Cervical Root Syndrome adalah suatu keadaan terjadinya penekanan akar-

akar saraf pada daerah leher yang mengakibatkan nyeri menjalar mulai

dari area leher hingga jari tangan sesuai saraf yang terkena. Untuk

mengetahui manfaat dari infrared, transcutaneus electrical nerve

stimulation, dan terapi latihan. Setelah dilakukan terapi sebanyak 3 kali,

terdapat penurunan nyeri diam T0: 2 menjadi T3: 0, penurunan nyeri tekan

T0: 4 menjadi T3: 2, penurunan nyeri gerak dari T0: 5 menjadi T3: 3.

Adanya peningkatan pada lingkup gerak sendi (LGS) cervical pada

gerakan fleksi T0: 8 cm menjadi T3: 6 cm, Ekstensi T0: 6 cm menjadi T3:

4 cm, side fleksi dextra T0: 4 cm menjadi T3: 2 cm, side fleksi sinistra T0:

5 cm menjadi T3: 3 cm, rotasi dextra T0: 10 cm menjadi T3: 8 cm, dan

rotasi sinistra T0: 10 cm menjadi T3: 8 cm. Adanya penurunan pada

pemeriksaan aktivitas fungsional menggunakan neck disability index

(NDI) T0: 18 menjadi T3: 10. Pemberian modalitas infrared,

transcutaneus electrical nerve stimulation, dan terapi latihan dapat

menurunkan nyeri, menambah lingkup gerak sendi (LGS), dan

meningkatkan aktifitas fungsional pada leher.

Kata kunci: Cervical Root Syndrome, Infrared, Transcutaneus Electrical

Nerve Stimulation, dan Terapi Latihan

Abstract

Cervical Root Syndrome is a condition that occurs. Nerve roots in the neck

area that have difficulty spreading. To know the benefits of infra red,

transcutaneous electrical nerve stimulation, and exercise therapy. After 3

treatments, a reduction in silent pain T0: 2 to T3: 0, decreased tenderness

T0: 4 to T3: 2, decreased healing motion from T0: 5 to T3: 3. There is an

increase in motion along the joint (LGS) cervix at flexion movement T0: 8

cm to T3: 6 cm, Extension T0: 6 cm to T3: 4 cm, flexion side dextra T0: 4

cm to T3: 2 cm, side flexion t0: 5 cm to T3: 3 cm, dextra rotation T0: 10

cm to T3: 8 cm, and left rotation T0: 10 cm to T3: 8 cm. There is a

decrease in the examination of functional activities using the neck

disability index (NDI) T0: 18 to T3: 10. Administration of infrared

modalities, transcutaneous electrical nerve stimulation, and exercise

therapy can reduce pain, increase joint motion allocation (LGS), and

improve functional functionality of the neck.

Keywords: Cervical Root Syndrome, Infrared, Transcutaneous Electrical

Nerve Stimulation, and Exercise Therapy

Page 6: PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUSeprints.ums.ac.id/75345/14/Naskah Publikasi-49_nasbial.pdfPenanganan yang diberikan apabila keluhan masih ringan hanya dilakukan non operatif

2

1. PENDAHULUAN

Cervical Root Syndrome (CRS) merupakan salahnsatu keluhanuyang sering

terjadi padauleher sepertirasa kakunpadanleher serta otot-otot disekitar leher

terasantegang sehinggaumenimbulkan rasaunyeri pada daerah lehernatauntengkuk

hingga dapat menyebabkan nyeri menjalar sampai ke tangan. Penanganan yang

diberikan apabila keluhan masih ringan hanya dilakukan non operatif tetapi jika

keluhan sudah berat dilakukan pembedahan (Eubanks, 2010).

2. METODE

Penatalaksanaan fisioterapinpada pasieniatas nama Tn. SW umur 55 tahunIdengan

diagnosanCervical Root Syndrome dengan keluhan adanya nyeriudiam, nyeri

tekanudan nyeriIgerak, adanya keterbatasanxgerak untukvsemua gerakanuleher,

seperti: fleksi,xekstensi, lateral fleksi dextra, lateral fleksi sinistra, rotasi dextra,

rotasi sinistra, dan keterbatasan dalam melakukan aktivitas fungsional sehari-hari.

Penanganan fisioterapi selama 3 kali dengan modalitasXinfrared (IR),

transcutaneus electrical nerve stimulation (TENS) dan terapi latihan dengan

metode kontraksi isometrik dan stretching. Dalam terapi yang diberikan durasi

waktu 30 sampai 45 menit. Metode tersebut digunakan untuk menurunkan rasa

nyeri disekitar leher, meningkatkanXlingkup gerakXsendi yang mengalami

keterbatasan, danumeningkatkanukemampuanxfungsional sehari-hari.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasilm

3.1.1 Hasilvpemeriksaan derajat nyeri dengan VAS (Visual Analog

Scale)

0

1

2

3

4

5

6

T0 T1 T2 T3

Nyeri Diam

Nyeri Tekan

Nyeri Gerak

Page 7: PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUSeprints.ums.ac.id/75345/14/Naskah Publikasi-49_nasbial.pdfPenanganan yang diberikan apabila keluhan masih ringan hanya dilakukan non operatif

3

Gambar 1. HasilIEvaluasi PemeriksaanINyeriIdenganIVAS

Nyerivdiam dari T0 bernilai 2.5 yaitu nyeri ringan mengalami penurunan

nyeri tekan, menjadi T3 bernilai 0 yaitu tidak ada nyeri. Nyeri tekan pada

otot sternocleidomastoideus dan otot trapezius, dari T0 bernilai 4.2 yaitu

nyeri sedang mengalami penurunan nyeri tekan T3 bernilai 2.3 yaitu nyeri

ringan. Nyeri gerak dari T0 bernilai 5.5 bernilai yaitu nyeri sedang

mengalami penurunan nyeri menjadi T3 bernilai 3.5 yaitu nyeri sedang.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa padaskasussCervical Root Syndrome

apabila diberikanImodalitasIIR, TENSIdanIterapi latihan yang berupa

stretching dan kontraksi isometrik yang dilakukan sebanyak 3 kali dapat

menurunkan nyeri diam, nyeri tekan pada otot sternocleidomastoid dan

otot trapezius, serta nyeri gerak yang dialami pasien.

3.1.2 HasilxPemeriksaanxlingkupxgerakxsendi (LGS)xdenganxmeter line

Gambar 2. Hasil Evaluasi Pemeriksaan LGS dengan meter line

Setelah dilakukan terapi sebanyak 3 kali dengan menggunakan Infrared

(IR), Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation (TENS) dan terapi

latihan dengan metode kontraksi isometrik dan stretching.

PadaxlingkupIgerak sendi (LGS) cervical pada gerakan fleksi T0: 8 cm,

AdanyaIpeningkatanIpadaIlingkup gerak sendi (LGS)Icervical sehingga

selisih pengukuran berkurang menjadi T3 dengan hasil 6 cm. Gerakan

ekstensi T0: 6 cm,Iadanya peningkatanxpadaxlingkupugeraknsendi (LGS)

cervical sehingga selisih pengukuran bertambah pada T3 dengan hasil 4

0

2

4

6

8

10

12

T0 T1 T2 T3

Axi

s Ti

tle

Fleksi

Ekstensi

Side Fleksi

DextraSlide fleksi

Sinistra

Page 8: PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUSeprints.ums.ac.id/75345/14/Naskah Publikasi-49_nasbial.pdfPenanganan yang diberikan apabila keluhan masih ringan hanya dilakukan non operatif

4

cm. Gerakan side fleksi dextra T0: 4 cm,Xadanyaxpeningkatan pada

lingkup gerak sendi (LGS) cervical sehingga selisih pengukuran berkurang

berakhir pada T3 menjadi 2 cm. Gerakan side fleksi sinistra T0: 5 cm,

adanya peningkatan pada lingkup gerak sendi (LGS) cervical sehingga

selisih pengukuran berkurang, berakhir T3 menjadi 3 cm. Gerakan rotasi

dextra T0: 10 cm, kemudian adanya peningkatan pada lingkup gerak sendi

(LGS) cervical sehingga selisih pengukuran berkurang dari T3 menjadi 8

cm. Gerakan rotasi sinistra T0: 10 cm, kemudian adanya peningkatan pada

lingkup gerak sendi (LGS) cervical sehingga selisih pengukuran berkurang

menjadi T3: 8 cm.

3.1.3 Hasil pemeriksaan aktivitas fungsional sehari-hari dengan NDI

Gambar 3. Evaluasi kemampuan fungsional leher dengan NDI

Adanya penurunan nilai hasil pada T0 adalah 18 (ada keterbatasan

beraktivitas sedang) dan sampai berakhir T3 adalah 10 (tidak ada

keterbatasan atau normal).

3.2 Pembahasan

3.2.1 Penurunan Nyeri

Setelah dilakukan terapi menggunakan Infrared, Trancutaneus Electrical

Nerve Stimulation, dan terapi latihan sebanyak 3Xkali. Mekanisme

pemberian IR jarak 35 cm berpengaruh ada peningkatan nilai ambang

nyeri. Nyeri diam awal T0 bernilai 2,5 dan T1 tetap bernilai 2,5 terdapat

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

20

T0 T1 T2 T3

Total NDI

Total NDI

Page 9: PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUSeprints.ums.ac.id/75345/14/Naskah Publikasi-49_nasbial.pdfPenanganan yang diberikan apabila keluhan masih ringan hanya dilakukan non operatif

5

penurunan nyeri pada T2 bernilai 1,3 dan pada akhir terapi T3 terdapat

penurunan menjadi 0. Sedangkan pada nyeri tekan awal T0 bernilai 4,2

dan T1 tetap sama bernilai 4,2 terdapat penurunan nyeri pada T2 bernilai

3,5 dan pada akhir terapi T3 terdapat penurunan menjadi 2,3.nNyeri diam

danunyeri tekan mengalami penurunan nilai nyeri karena pada pemberian

IR memberikan perubahan suatu reaksi yang terjadi karenaXkenaikan

temperaturXakibat pemanasan sehingga menimbulkan proses metabolisme

pada lapisan superfisial kulit,xsehinggaxdapat meningkatkan pemberian

oksigen dan memperlancar nutrisiupadaxjaringan serta mengeluarkan sisa-

sisa pembakaran. Vasodilatasi pembuluh darah timbul akibat kenaikan

temperatur sehingga terjadi peningkatan suplai darah ke jaringan.

Akibatnya dapat memberi relaksasi pada otot sehingga nyeri yang

dirasakan dapat berkurang selain itu pasien juga mengurangi aktivitas

berat (Tsai & Hamblin, 2017).

Nyerixdiam dan nyeriutekan berkurang sehingga nyeri gerak juga

berkurang. Nyeri gerak awal T0 dan T1 bernilai 5,5 menjadi T2 bernilai

4,3 dan mengalami penurunan menjadi T3 bernilai 3,5 karena pemberian

TENS dapat menurunkan nyeri dengan modalitas segmental, terdapat hasil

adanya penurunan nyeri setelah diberikan modalitas intervensi fisioterapi

TENS. Hasil penurunan nyeri dengan TENS yaitu menstimulasi sistem

saraf dan saraf tepi melalui sensasi pada permukaan kulit yang efektif

secara langsung untuk merangsang nyeri sehingga memiliki efek terhadap

sirkulasi, penyembuhan dan sistem inflamasi secara langsung ke serabut

nonsiseptor yang diberikan dengan diameter besar untuk mengelola dan

membloking nyeri yang dirasakan secara konservatif (Figueiredo et al.,

2017).

3.2.2 Peningkatanxlingkupxgerakxsendix

Pada pasien ini didapatkan pemeriksaan lingkup gerak sendi dengan

midline selisih yaitu fleksi neck 7 cm, ekstensi neck 5 cm, lateral fleksi

neck dextra 4 cm, lateral fleksi neck sinistra 5 cm, rotasi dextra 12 cm,

rotasi sinistra 11 cm. Kemudian diberikan intervensi Isometric contraction

Page 10: PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUSeprints.ums.ac.id/75345/14/Naskah Publikasi-49_nasbial.pdfPenanganan yang diberikan apabila keluhan masih ringan hanya dilakukan non operatif

6

dan stretching sebanyak 3 kali terapi. Hasil yang di dapatkan pada T1

sampai T3 adanya peningkatan lingkup gerak sendi fleksi neck dextra,

ekstensi neck, lateral fleksi neck dextra, lateral fleksi neck sinistra, rotasi

dextra, rotasi sinistra. Menjadi fleksi neck 6 cm, ekstensi neck 4 cm,

lateral fleksi neck dextra 2 cm, lateral fleksi neck sinistra 3 cm, rotasi

dextra 8 cm, rotasi sinistra 8 cm. Peningkatan LGS disebabkan oleh

karena sebelumnya pasien belum pernah melakukan terapi latihan seperti

Isometric contraction dan stretching. Terapi latihan isometric contraction

dapatumenurunkan ketegangan otot yang mengalami pemendekan

sehingga fleksibilitasXototXmeningkat,XmengurangiXspasmeXototXdan

peningkatan kekuatanuotot sehinggaumengurangi resiko terjadinya

traumaxpadaxotot. Aliran darah ketika latihan isometrik menjadi lebih

lancar sehingga nyeri dapat berkurang (Destyana et al., 2013) dan

ditambah dengan pemberian stretching untuk otot scaleni, upper trapezius,

levator scapulae, pectoralisminor, dan pectoralis mayor dapat membantu

untuk mengurangi nyeri (Durall, 2012). Pasien melakukan latihan yang

diajarkan terapi di rumah. Dilakukan latihan secara teratur dapat

meningkatkan elastisitas otot dan secara otomatis otot tetap aktif sehingga

sewaktu-waktu otot tetap siap untuk digunakan (Muscolino, 2009).

3.2.3 Peningkatan kemampuan fungsi leher

Pada pasien ini didapatkan hasil pemeriksaan aktifitas fungsional dengan

NDI yaitu adanya penurunan nilai aktifitas fungsional.Kemudian diberikan

intervensi IR,TENS dan terapi latihan sebanyak 3 kali terapi.Hasil yang

didapatkan pada T1 yaitu 18 (ada keterbatasan beraktivitas sedang) dan

sampai berakhir T3 adalah 10 (tidak ada keterbatasan atau normal).

Kemampuan fungsional dan aktivitas fisik dapat meningkat apabila

terdapat penurunan nyeri, peningkatan lingkup gerak sendi. Dapat

disimpulkan bahwa semakin rendah jumlah nilai indeks fungsional

tersebut maka disability pasien juga semakin rendah (Howell, 2011).

Page 11: PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUSeprints.ums.ac.id/75345/14/Naskah Publikasi-49_nasbial.pdfPenanganan yang diberikan apabila keluhan masih ringan hanya dilakukan non operatif

7

4. PENUTUP

4.1 Simpulan

Pasien atas nama Tn. SW dengan diagnosa Cervical Root Syndrome dengan

keluhan utama nyeri pada cervical yang menjalar, menurunnya ROM yang

mengakibatkan terganggunya aktifitas fungsional pasien. Setelah dilakukan

terapi sebanyak tiga kali tindakan terapi diperoleh hasil: Adanya manfaat

pada pemberian intervensi Infrared, Transcutaneus Electrical Nerve

Stimulation, dan terapi latihan dapat menurunkan nyeri pada kondisi Cervical

Root Syndrome.

Adanya manfaat pada pemberian intervensi Infrared, Trancutaneus

Electrical Nerve Stimulation, dan terapi latihan dapat meningkatkan lingkup

gerak sendi (LGS) leher pada kondisi Cervical Root Syndrome.

Meningkatkan kemampuan fungsional pada kondisi Cervical Root

Syndrome. Keberhasilan yang dicapai dalam memberikan tindakan terapi

tidak hanya dengan pemberian modalitas fisioterapi yang diberikan kepada

pasien akan tetapi juga membutuhkan kerjasama dengan pasien.

4.2 Saran

Untuk menyelesaikan permasalahan pada kasus CRS, maka penulis dapat

menyarankan untuk mrnggunakan intervensi IR, TENS dalam mengurangi

nyeri, terapi latihan berupa stretching dan kontraksi isometrik Agar

memperoleh hasil pengobatan yang maksimal, maka saran untuk kepada

pasien agar selalu memperhatikan anjuran atau larangan dari tim medis yang

kiranya mengganggu kesembuhan pasien seperti home programe kepada

pasien.

DAFTAR PUSTAKA

Destyana, F., Indrayani, A. W., & Sutjana, I. D. (2013). Perbandingan Antara

Intervensi Hold Relax Stretching Dengan Intervensi Transverse Friction

Massage Pada Terapi Modalitas Ultra Sound Terhadap Penurunan Nyeri

Pada Kasus Piriformis Syndrome Di Klinik Fisioterapi Merdeka Medical

Comparison Center Bali. Program Studi Fisioterapi Fakultas Kedokteran

Universitas Udayana.

Page 12: PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUSeprints.ums.ac.id/75345/14/Naskah Publikasi-49_nasbial.pdfPenanganan yang diberikan apabila keluhan masih ringan hanya dilakukan non operatif

8

Durall, C. J. (2012). Therapeutic Exercise for Athletes With Nonspecific Neck

Pain. Sports Health: A Multidisciplinary Approach, 4(4), 293–301.

https://doi.org/10.1177/1941738112446138

Eubanks, J. (2010). Cervical Radiculopathy. American Family Physician, 81(1),

33–40. https://doi.org/10.1227/01.NEU.0000249223.51871.C2

Figueiredo, F. W. dos S., Almeida, T. C. do C., Fonseca, F. L. A., Adami, F.,

Barbosa Filho, V. C., & de Abreu, L. C. (2017).Effects Of Transcutaneous

Electrical Nerve Stimulation (TENS) On Proinflammatory Cytokines:

Protocol For Systematic Review.Mediators of Inflammatio, 6(1), 1–13.

https://doi.org/10.1186/s13643-017-0532-5

Howell, E. R. (2011). The Association Between Neck Pain, The Neck Disability

Index And Cervical Ranges Of Motion: A Narrative Review.The Journal of

the Canadian Chiropractic Association, 55(3), 211–221. Retrieved from

Muscolino, J. (2009). The Muscle and Bone Palpation Manual with Trigger

Points, Referral Patterns and Stretching.

Tsai, S. R., & Hamblin, M. R. (2017). Biological effects and medical applications

of infrared radiation. Journal of Photochemistry and Photobiology B:

Biology, 170, 197–207.