pendahuluan - forda-mof.org · pohon-pohon toleranbereproduksi dan membentuk lapisan tajuk di bawah...

12
PENDAHULUAN Hutan produksi merupakan suatu kawasan hutan tetap yang ditetapkan pemerintah untuk mengemban fungsi pokok memproduksi hasil hutan. Pengelolaan hutan produksi tidak semata hanya untuk mencapai manfaat produksi, tetapi capaian fungsi dan manfaat ekologi dan sosial juga harus tercakup di dalamnya (UU No. 41/1999). Secara pola ruang wilayah terdapat 2 (dua) kawasan yaitu kawasan budidaya dan kawasan lindung. Dimana kawasan hutan produksi merupakan lingkup dari kawasan budidaya (pasal 63 PP No. 26/2008) yang ditetapkan guna memberikan manfaat perkembangan pembangunan dan ekonomi dengan memperhatikan daya dukung dan daya tampung lingkungan. Dengan demikian pengelolaan hutan produksi mewujud menjadi satu kesatuan untuk menyajikan fungsi produksi sekaligus sebagai sistem penyangga kehidupan berlandaskan kelestarian lingkungan. Untuk mendukung upaya peningkatan fungsi perlindungan lingkungan dalam hutan produksi adalah dengan menetapkan areal hutan di sempadan sungai sebagai salah satu kawasan lindung.

Upload: others

Post on 01-Feb-2020

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PENDAHULUAN

Hutan produksi merupakan suatu kawasan hutan tetap yang ditetapkan pemerintah untukmengemban fungsi pokok memproduksi hasil hutan. Pengelolaan hutan produksi tidaksemata hanya untuk mencapai manfaat produksi, tetapi capaian fungsi dan manfaat ekologidan sosial juga harus tercakup di dalamnya (UU No. 41/1999).

Secara pola ruang wilayah terdapat 2 (dua) kawasan yaitu kawasan budidaya dan kawasanlindung. Dimana kawasan hutan produksi merupakan lingkup dari kawasan budidaya (pasal63 PP No. 26/2008) yang ditetapkan guna memberikan manfaat perkembanganpembangunan dan ekonomi dengan memperhatikan daya dukung dan daya tampunglingkungan.

Dengan demikian pengelolaan hutan produksi mewujud menjadi satu kesatuan untukmenyajikan fungsi produksi sekaligus sebagai sistem penyangga kehidupan berlandaskankelestarian lingkungan.

Untuk mendukung upaya peningkatan fungsi perlindungan lingkungan dalamhutan produksi adalah dengan menetapkan areal hutan di sempadan sungaisebagai salah satu kawasan lindung.

Sempadan sungai yang ditetapkan sebagai kawasan lindung disebut dengan kawasan perlindungansetempat (KPS) Pendekatan pengelolaan KPS sempadan sungai di kawasan hutan produksi melaluiupaya konservasi dan rehabilitasi dengan metode penanaman pengkayaan vegetasi (enrichmentplanting).

Kondisi penutupan lahan di sepanjang kiri-kanan sungai cukup beragam, dari hamparan lahankosong pasca tebang, berpenutup lahan semak belukar, berpenutup tanaman KPS mudasampai berpenutup lahan jati tua. Kondisi tersebut akan menjadi kendala dalam upaya, baikitu penanaman kembali ataupun upaya pengkayaan.

Cahaya merupakan faktor penting terhadap berlangsungnya fotosintesis, sementara fotosintesismerupakan proses yang menjadi kunci dapat berlangsungnya proses metabolisme yang lain didalam tanaman (Kramer dan Kozlowski, 1979).

Setiap tanaman atau jenis pohon mempunyai toleransi yang berlainan terhadap cahayamatahari. Ada tanaman yang tumbuh baik ditempat terbuka sebaliknya ada beberapatanaman yang dapat tumbuh dengan baik pada tempat teduh/bernaungan. Ada pulatanaman yang memerlukan intensitas cahaya yang berbeda sepanjang periode hidupnya.Pada waktu masih muda memerlukan cahaya dengan intensitas rendah dan menjelangsapihan mulai memerlukan cahaya dengan intensitas tinggi (Soekotjo,1976 dalam Faridah,1996).

Kajian intensitas cahaya ini bertujuan untuk mengetahui variasi intensitas cahaya mataharidisepanjang sempadan sungai, dengan diketahuinya variasi intensitas cahaya mataharidiharapkan pemilihan jenis dapat dilakukan secara tepat.

Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Blora, Provinsi Jawa Tengah, tepatnya di KHDTK CemoroModang yang terletak pada wilayah kerja Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Pasarsoredan BKPH Cabak, Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Cepu, Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah

Penetapan Lokasi Kajian

Lokasi kajian ditentukan dengan cara membatasi kawasan hutan dengan satuan daerahtangkapan air tingkat Sub-Sub DAS. Di dalam lokasi kajian tersebut kemudian ditentukan titik-titik sampling berupa unit lahan dengan ukuran 20 m x 20 m pada kiri-kanan sungai secarasystematic sampling dengan intensitas sampling sebesar 4 %.

Analisa DataHasil pengukuran intensitas dikelompokkan ke dalam waktu pengukuran, vegetasi penutuplahan dan ditampilkan ke dalam bentuk tabulasi berikut pengikhtisarannya.

Hasil

1.Sungai Cemoro dan Modang

Sungai Cemoro dan sungai Modang adalah dua sungai yang mengalir pada Bagian KesatuanPemangkuan Hutan (BKPH) Pasar Sore atau lebih tepatnya mengalir di Kawasan Hutan Dengan TujuanKhusus (KHDTK) Balai Penelitian Teknologi Kehutanan Pengelolaan DAS Solo. Sungai Cemoro danModang disajikan dalam Peta KHDTK Cemoro-Modang sebagaimana Gambar 2. Berikut :

Dengan panjang sungai utama S. Modang = 3 km, S. Cemoro = 6 km, dan intensitas samplingsebesar 4%, sehingga diperoleh plot pengamatan dengan ukuran 20 m x 20 m sebanyak 36 plot.Pengukuran intensitas cahaya dalam masing-masing plot dilakukan dengan cara mengelilingi plotukuran 20 m x 20 m.

2. Intensitas Cahaya Rata-rata Secara Umum

Pengamatan/pengukuran intensitas cahaya dilakukan dengan menyusuri bibir sungai,pengamatan dan pengukuran dilakukan pada titik yang yang ditentukan pada peta kerja yangdidasarkan pada intensitas sampling yang digunakan. Hasil pengamatan/pengukuran tersebut disajikanpada Gambar 3. berikut.

Dari Gambar 3. terlihat intensitas cahaya yang terjadi berfluktuatif, hal ini dikarenakan hasil intensitascahaya tersebut merupakan rata-rata dari beberapa penutupan lahan yang pengamatan/pengukuranintensitas cahayanya dilakukan pada waktu/jam yang bersamaan. Terlepas dari hal tersebut, grafik padaGambar 3. tersebut secara umum masih mengikuti tren cahaya, di mana cahaya meningkat intensitasnyadari pagi hari ke siang hari dan terjadi penurunan pada sore hari. Intensitas cahaya yang terjadi padapengukuran jam 08.30 – 16.30 adalah pada kisaran 1236 lux jam – 53450 lux jam. Tetapi secara umumrata –rata intensitas cahaya yang terjadi adalah di atas 10.000 lux jam.

3. Intensitas Cahaya Di Bawah Tegakan Jati

73 61 59 35 18 15 14 13jam 08.30 3708jam 09.30 33335jam 10.00 50275jam 10.30 58100 27900jam 11.00 15200jam 11.30jam 13.00 15040jam 13.30 55050 44300jam 14.00 8290jam 14.30 11292 7800 64600jam 15.00 5128jam 16.00 2273

Umur

Dari Gambar di 4. di atas Rata-rata intensitas cahaya di bawah tegakan jati pada beberapa umur danpada berbagai waktu pengamatan antara jam 08.30 – 16.00 berkisar antara 2273 lux jam – 64600 luxjam. Apabila dilihat secara persentase cahaya di dalam tegakan di bandingkan di luar di tempatterbuka: pada jati umur 14 tahun, dengan waktu pengamatan pada jam 10.30, rata-rata persen cahayadi bawah tegakan adalah 63%; sedang pada umur jati 35 dan 18 tahun dengan waktu pengamatan jam13.30, persen cahaya yang masuk di bawah tegakan adalah : 68% dan 51%.

4. Intensitas Cahaya Di Bawah Tegakan Tanaman Johar (Cassia siamea)

Pengamatan intensitas cahaya di bawah tegakan KPS Johar umur kurang lebih empat tahun (tahuntanam 2008) terjadi pada jam 12.00, dengan intensitas cahaya rata – rata di bawah tegakan Joharadalah 10250 lux jam, sedang intensitas cahaya di luar tegakan atau di tempat terbuka adalah 47800lux jam, sehingga persen intensitas cahaya di dalam tegakan adalah ± 21%. Untuk jenis tanaman KPSlain seperti Kapuk (Ceiba petandra) pada umur yang sama dengan Johar belum memberi pengaruhyang signifikan terhadap penutupan lahan.

5. Intensitas Cahaya di Tempat Terbuka

Dari Gambar 5 di atas terlihat bahwa intensitas cahaya di areal terbuka juga menunjukkan fluktuasi,di mana waktu/jam yang diperkirakan akan memberikan intensitas cahaya besar ternyata intensitasyang terjadi lebih kecil, besar intensitas cahaya yang terjadi memang tidak dapat dipastikan, hal inidikarenakan sangat dipengaruhi keadaan angkasa, pergerakan awan yang menutupi matahari,mendung adalah factor yang mempengaruhi besaran intensitas cahaya yang dapat mencapai bumi,untuk memperoleh angkasa yang besrsih tanpa awan sangat sulit diperoleh. Kisaran besaranintensitas cahaya di areal terbuka adalah : 39500 – 87000 lux jam dengan pengukuran/ataupengamatan dari jam 09.00 sampai jam 13.30 atau rata- rata adalah ± 53000 lux jam.

Pembahasan

Kawasan Perlindungan Setempat (KPS) Sempadan Sungai dalam kawasan hutan produksi adalahareal 25 meter kiri- kanan sungai, yang setelah ditetapkan akan menjadi areal/lahan tidak untukdiolah guna tujuan produksi (Uncultivated land), aktivitas yang dapat dikerjakan adalah menanamipohon-pohonan untuk penanaman kembali (regreening) ataupun penanaman pengkayaan(enrichment planting), sehingga hasil akhirnya adalah hutan campuran dengan beberapa strata tajuk(multi layer canopy).

Dari bagian kawasan hutan produksi yang menjadi kawasan perlindungan maka areal KPS akanmemiliki beberapa tipe penutupan lahan, yaitu : areal terbuka (bekas tebangan), tanaman jatimuda (KU I, II), tanaman jati umur menengah (KU III,IV, V), tanaman jati umur tua (KU VI, VII, VIII),belukar kerinyuh (Eupathorium sp, Melastoma sp), alang-alang (Imperata cylindrica).

Pohon-pohon toleran bereproduksi dan membentuk lapisan tajuk di bawah kanopi pohon-pohon yangkurang toleran atau bahkan di bawah naungannya sendiri. Pohon-pohon intoleran Dengan kondisitersebut maka pemilihan jenis akan menjadi penting, karena adanya sifat dari pepohonan terhadappenerimaan cahaya, yaitu toleransi. Toleransi adalah istilah kehutanan untuk menyatakan kemampuanrelative pohon untuk bersaing pada persaingan cahaya rendah. bereproduksi dengan sukses hanyaditempat terbuka atau bila kanopi terbuka lebar. (Daniel, T.W, et all. 1987)

Dari hasil pengukuran/pengamatan terhadap intensitas cahaya yang telah dilakukan terlihat bahwa:rata-rata intensitas cahaya pada areal KPS dengan waktu pengukuran/pengamatan jam 08.30 –16.30 adalah 1236 lux jam – 53450 lux jam. Sedang rata-rata intensitas cahaya di bawah tegakan jatipada berbagai umur adalah: 2273 lux jam – 64600 lux jam dengan waktu pengukuran/pengamatanadalah pada jam 08.30 – 16.00. Kisaran intensitas cahaya pada areal terbuka pada pengukuran jam09.00 – 13.30 adalah 39500 – 87000 lux jam.

Dari kondisi intensitas cahaya tersebut maka pemilihan jenis mutlak diperlukan, baik itu jenistoleran maupun intoleran.

Adapun ciri-ciri masing-masing jenis tersebut adalah :1). Kerapatan tajuk, jenis intoleranmempunyai daun relatif tipis dan tajuk dengan kanopi yang terbuka (atau indeks luas daunrendah) dan jenis toleran mempunyai tajuk dan penutup kanopi yang tebal dan rapat (indeks luasdaun tinggi) 2). Pertumbuhan tinggi dalam umur muda cenderung menjadi lebih cepat padapohon-pohon intolern daripada jenis toleran yang berhubungan apabila keduanya tumbuh ditempat terbuka, 3). Pohon-pohon toleran membersihkan batangnya dari percabangan denganrelatif lambat, karena daun-daun tetap berfungsi pada cahaya rendah dan mempertahankanranting dan cabang tetap hidup. Jenis intoleran membersihkan batangnya lebih cepat, kadang-kadang bahkan ketika tumbuh pada posisi terisolasi pada cahaya penuh, oleh karena itu jenis inicenderung menghasilkan proporsi batang kayu bersih lebih tinggi bila tumbuh sampai tua dalamtegakan yang liar atau dikelola tidak baik, 4). Percabangan, jenis toleran mempunyai lebih banyakcabang daripada jenis intoleran, 5). Penjarangan alami tegakan lebih cepat untuk jenis intoleran,6). Kemampuan pembebasan, jenis toleran merespon lebih baik terhadap pembebasan dibandingjenis intoleran, 7). Kerapatan batang tegakan jenis toleran yang berkerapatan penuh cenderunglebih tinggi daripada tegakan intoleran yang berumur dan tingginya sama, 8). Pohon toleran dalamkondisi kerapatan tegakan yang sama cenderung mempunyai bentuk lebih kerucut.

Penanaman Johar untuk areal KPS yang awalnya adalah areal kosong (bekas tebangan) menunjukkanhasil yang signifikan dalam penutupan lahan, hal ini ditunjukkan pada umur ± 4 tahun telah dapatmenurunkan tingkat intensitas cahaya menjadi 10250 lux jam atau 21% dari intensitas cahaya padaareal terbuka. Johar menurut Heyne (1987) adalah tumbuhan pohon yang termasuk dalam jenis cepattumbuh (fast growing species) dapat mencapai tinggi 10 – 15 meter dengan diameter 40 – 50sentimeter.

Simpulan

1.Intensitas cahaya yang terjadi pada pengukuran jam 08.30 – 16.30 adalah pada kisaran 1236 luxjam – 53450 lux jam. Tetapi secara umum rata –rata intensitas cahaya yang terjadi adalah di atas10.000 lux per jam.

2.Rata-rata intensitas cahaya di bawah tegakan jati pada beberapa umur dan pada berbagai waktupengamatan antara jam 08.30 – 16.00 berkisar antara 2273 lux jam – 64600 lux/jam.

3.Intensitas cahaya rata – rata di bawah tegakan Johar pada pukul 12.00 adalah 10250 lux jam

4.Kisaran besaran intensitas cahaya di areal terbuka adalah : 39500 – 87000 lux jam denganpengukuran/atau pengamatan dari jam 09.00 sampai jam 13.30 atau rata- rata adalah ± 53000 luxjam.

MOHON SARANDAN

TERIMAKASIH